trauma kimia pd mata

Upload: asti-meidianti

Post on 03-Jun-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 Trauma Kimia pd mata

    1/21

    1

    REFERAT

    TRAUMA KIMIA PADA MATA

    Asti Meidianti

    030.08.045

    Pembimbing : dr. Supiyanti, Sp.M

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA

    PERIODE 4 NOVEMBER7 DESEMBER 2013

    RUMAH SAKIT UMUM KOTA BEKASI

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

    http://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&docid=B97--yHCSqmTTM&tbnid=JuE9rp3FNh6xlM:&ved=0CAgQjRwwAA&url=http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Trisakti_Logo.svg&ei=49uIUuu8Ls2mrQfA7oGwDw&psig=AFQjCNGO4yiLgWq3Z2NwCrMyvKAQQuG0pw&ust=1384787299920315
  • 8/12/2019 Trauma Kimia pd mata

    2/21

    2

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan perlukaan mata. Trauma

    mata merupakan kasus gawat darurat mata, dan dapat juga sebagai kasus polisi. Perlukaan yang

    ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata. Alat rumah

    tangga sering menimbulkan perlukaan atau trauma mata. Di sini, kita akan membahas tentang trauma

    kimia pada mata yang melibatkan trauma akibat basa dan asam pada mata.

    Trauma kimia pada mata merupakan salah satu keadaan kedaruratan oftalmologi karena dapat

    menyebabkan cedera pada mata, baik ringan, berat bahkan sampai kehilangan penglihatan. Trauma kimia

    pada mata merupakan trauma yang mengenai bola mata akibat terpaparnya bahan kimia baik yang bersifat

    asam atau basa yang dapat merusak struktur bola mata tersebut.Trauma kimia diakibatkan oleh zat asam

    dengan pH < 7 ataupun zat basa pH > 7 yang dapat menyebabkan kerusakan struktur bola mata. Tingkat

    keparahan trauma dikaitkan dengan jenis, volume, konsentrasi, durasi pajanan, dan derajat penetrasi dari

    zat kimia tersebut. Mekanisme cedera antara asam dan basa sedikit berbeda. Trauma bahan kimia dapat

    terjadi pada kecelakaan yang terjadi dalam laboratorium, industri, pekerjaan yang memakai bahan kimia,

    pekerjaan pertanian, dan peperangan memakai bahan kimia serta paparan bahan kimia dari alat-alat rumah

    tangga. Setiap trauma kimia pada mata memerlukan tindakan segera. Irigasi daerah yang terkena trauma

    kimia merupakan tindakan yang harus segera dilakukan.

    Berdasarkan data CDC tahun 2000 sekitar 1 juta orang di Amerika Serikat mengalami gangguan

    penglihatan akibat trauma. 75% dari kelompok tersebut buta pada satu mata, dan sekitar 50.000 menderita

    cedera serius yang mengancam penglihatan setiap tahunnya. Setiap hari lebih dari 2000 pekerja di

    amerika Serikat menerima pengobatan medis karena trauma mata pada saat bekerja. Lebih dari 800.000

    kasus trauma mata yang berhubungan dengan pekerjaan terjadi setiap tahunnya. Dibandingkan dengan

    wanita, laki-laki memiliki rasio terkena trauma mata 4 kali lebih besar. Dari data WHO tahun 1998

    trauma okular berakibat kebutaan unilateral sebanyak 19 juta orang, 2,3 juta mengalami penurunan visus

    bilateral, dan 1,6 juta mengalami kebutaan bilateral akibat cedera mata. Sebagian besar (84%) merupakan

    trauma kimia. Rasio frekuensi bervariasi trauma asam:basa antara 1:1 sampai 1:4. Secara international,

    80% dari trauma kimiawi dikarenakan oleh pajanan karena pekerjaan. Menurut United States Eye Injury

    Registry (USEIR), frekuensi di Amerika Serikat mencapai 16 % dan meningkat di lokasi kerja

    dibandingkan dengan di rumah. Lebih banyak pada laki-laki (93 %) dengan umur rata-rata 31 tahun.

  • 8/12/2019 Trauma Kimia pd mata

    3/21

    3

    Pada referat ini juga, kita akan membahas tentang anatomi mata yang penting kaitannya dengan trauma

    kimia pada mata ini.

  • 8/12/2019 Trauma Kimia pd mata

    4/21

    4

    BAB 2

    ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA

    Mata merupakan alat indra yang terdapat pada manusia. Secara konstan mata menyesuaikan

    jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan

    gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak. Di sini akan di bahas struktur dan fungsi

    mata. Mata kita terdiri dari bermacam-macam struktur sekaligus dengan fungsinya. Struktur dari mata itu

    sendiri atau bisa di sebut dengan anatomi mata meliputi sklera, konjungtiva, kornea, pupil, iris, lensa,

    retina, saraf optikus, humor aqueus, serta humor vitreus yang masing-masingnya memiliki fungsi atau

    kerjanya sendiri.

    Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan relatif kuat. Konjungtiva: selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar sklera. Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris, pupil dan

    bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya.

  • 8/12/2019 Trauma Kimia pd mata

    5/21

    5

    Pupil: daerah hitam di tengah-tengah iris. Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan di depan

    lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran pupil.

    Lensa: struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan vitreus; berfungsimembantu memfokuskan cahaya ke retina.

    Retina: lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata; berfungsimengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak.

    Saraf optikus: kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari retina ke otak. Humor aqueus: cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea (mengisi

    segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea; dihasilkan oleh

    prosesus siliaris.

    Humor vitreus: gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisisegmen posterior mata).

    Bola mata terbagi menjadi 2 bagian, masing-masing terisi oleh cairan:

    1. Segmen anterior: mulai dari kornea sampai lensa, berisi humor aqueus yang merupakan sumberenergi bagi struktur mata di dalamnya. Segmen anterior sendiri terbagi menjadi 2 bagian (bilik

    anterior : mulai dari kornea sampai iris, dan bilik posterior : mulai dari iris sampai lensa). Dalam

    keadaan normal, humor aqueus dihasilkan di bilik posterior, lalu melewati pupil masuk ke bilik

    anterior kemudian keluar dari bola mata melalui saluran yang terletak ujung iris.

    2. Segmen posterior : mulai dari tepi lensa bagian belakang sampai ke retina, berisi humor vitreusyang membantu menjaga bentuk bola mata.

  • 8/12/2019 Trauma Kimia pd mata

    6/21

    6

    Otot Mata, Saraf Mata, dan Pembuluh Darah

    Mata mempunyai otot, saraf serta pembuluh darah. Beberapa otot bekerja sama menggerakkan

    mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga

    mengandung berbagai saraf lainnya, yaitu :

    Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot pada tulang

    orbita.

    Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan, sedangkan darah dari

    mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis. Pembuluh darah ini masuk dan keluar melalui mata

    bagian belakang.

    Fotoreseptor Mata.

    Sel-sel fotoreseptor di dalam mata terdiri atas dua jenis, yaitu sel-sel batang dan sel-sel kerucut.

    Pada manusia, terdapat sekitar 7 juta sel kerucut dan kurang lebih 125 juta sel batang untuk setiap mata.

    Sel-sel batang merupakan sel-sel yang sangat peka terhadap cahaya dengan intensitas rendah. Sel-sel

    batang berperan dalam proses penglihatan di malam hari atau tempat-tempat gelap untuk menghasilkan

    ketajaman pengelihatan yang rendah. Sayangnya, sel-sel batang tidak mampu mendeteksi warna. Sel-selini tersebar di seluruh retina, kecuali di fovea. Di dalam sel-sel batang terdapat pigmen fotosensitif

    rodopsin (warna merah muda atau ungu). Rodopsin hanya 1 jenis, sehingga hanya ada 1 jenis sel batang.

    Jika rodopsin terpapar atau menyerap cahaya, rodopsin akan terurai menjadi opsin dan retinal.

    Sebaliknya, jika tidak ada cahaya atau gelap, rodopsin akan terbentuk kembali.

  • 8/12/2019 Trauma Kimia pd mata

    7/21

    7

    Perlu diketahui bahwa penguraian rodopsin menjadi opsin dan retinal jauh lebih cepat ketimbang

    pembentukannya kembali. Pada saat rodopsin menghilang, sel-sel kerucutlah yang digunakan untuk

    proses melihat. Dalam keadaan gelap total, butuh sekitar 30 menit untuk membentuk kembali rodopsin

    sehingga kita dapat melihat. Itulah sebabnya kita tidak dapat langsung melihat dengan jelas ketika beralih

    dari tempat terang ke tempat yang sangat gelap. Berbeda dengan sel-sel batang, sel-sel kerucut peka

    terhadap intensitas cahaya yang tinggi dan perbedaan panjang gelombang sehingga berperan dalam proses

    penglihatan di siang hari atau di tempat-tempat terang.

    Sel-sel kerucut menghasilka penglihatan dengan ketajaman yang tinggi. Sel kerucut hanya

    terdapat di fovea. Di dalam sel-sel kerucut terdapat pigmen fotosensitif iodopsin. Berdasarkan bentuknya,

    iodopsin dibagi 3. Masing-masing peka terhadap panjang gelombang cahaya yang berbeda. Ketiga jenis

    iodopsin tersebut peka terhadap warna merah, miru dan hijau. Karena itu maka sel-sel kerucut mampu

    mendeteksi warna. Berdasarkan iodopsin yang dikandungnya, sel-sel kerucut terbagi atas tiga jenis, yaitu

    sel kerucut biru, sel kerucut hijau, dan sel kerucut merah. Nama-nama tersebut berdasarkan warna cahaya

    yang diserap oleh sel-sel kerucut. Jika ketiga sel kerucut tersebut mendapatkan stimulasi yang sama, maka

    kita akan melihat warna putih.

  • 8/12/2019 Trauma Kimia pd mata

    8/21

    8

    BAB 3

    TRAUMA KIMIA PADA MATA

    Trauma Asam Pada Mata.

    Asam dipisahkan dalam dua mekanisme, yaitu ion hidrogen dan anion dalam kornea. Molekul

    hidrogen merusak permukaan okular dengan mengubah pH, sementara anion merusak dengan cara

    denaturasi protein, presipitasi dan koagulasi. Koagulasi protein umumnya mencegah penetrasi yang lebih

    lanjut dari zat asam, dan menyebabkan tampilanground glass dari stroma korneal yang mengikuti trauma

    akibat asam. Sehingga trauma pada mata yang disebabkan oleh zat kimia asam cenderung lebih ringan

    daripada trauma yang diakibatkan oleh zat kimia basa.

    Bahan kimia asam yang mengenai jaringan akan mengadakan denaturasi dan presipitasi dengan

    jaringan protein disekitarnya, karena adanya daya buffer dari jaringan terhadap bahan asam serta adanya

    presipitasi protein maka kerusakannya cenderung terlokalisir. Bahan asam yang mengenai kornea juga

    mengadakan presipitasi sehingga terjadi koagulasi, kadang-kadang seluruh epitel kornea terlepas. Bahan

    asam tidak menyebabkan hilangnya bahan proteoglikan di kornea. Bila trauma diakibatkan asam keras

    maka reaksinya mirip dengan trauma basa.

    Bila bahan asam mengenai mata maka akan segera terjadi koagulasi protein epitel kornea yang

    mengakibatkan kekeruhan pada kornea, sehingga bila konsentrasi tidak tinggi maka tidak akan bersifat

    destruktif seperti trauma alkali. Biasanya kerusakan hanya pada bagian superfisial saja. Koagulasi protein

    ini terbatas pada daerah kontak bahan asam dengan jaringan. Koagulasi protein ini dapat mengenai

    jaringan yang lebih dalam..

    Bahan kimia bersifat asam contohnya asam sulfat, air accu, asam sulfit, asam hidrklorida, zat

    pemutih, asam asetat, asam nitrat, asam kromat, asam hidroflorida. Akibat ledakan baterai mobil, yang

    menyebabkan luka bakar asam sulfat, mungkin merupakan penyebab tersering dari luka bakar kimia pada

    mata. Asam Hidroflorida dapat ditemukan dirumah pada cairan penghilang karat, pengkilap aluminum,

    dan cairan pembersih yang kuat. Asam hidroflorida adalah satu pengecualian. Asam lemah ini secara

    cepat melewati membran sel, seperti alkali. Ion fluoride dilepaskan ke dalam sel, dan memungkinkan

    menghambat enzim glikolitik dan bergabung dengan kalsium dan magnesium membentuk insoluble

    complexes. Nyeri local yang ekstrim bisa terjadi sebagai hasil dari immobilisasi ion kalsium, yang

    berujung pada stimulasi saraf dengan pemindahan ion potassium. Fluorinosis akut bisa terjadi ketika ion

  • 8/12/2019 Trauma Kimia pd mata

    9/21

    9

    fluoride memasuki sistem sirkulasi, dan memberikan gambaran gejala pada jantung, pernafasan,

    gastrointestinal, dan neurologik.

    Patofisiologi dan Gejala Trauma Asam Pada Mata.

    Bahan kimia asam

    Asam cenderung berikatan dengan protein

    Menyebabkan koagulasi protein plasma

    Koagulasi protein ini, sebagai barrier yang membatasi penetrasi dan kerusakan lebih lanjut

    Luka hanya terbatas pada permukaan luar saja.

    Asam masuk ke bilik mata depan menimbulkan iritis dan katarak.

    Gangguan persepsi penglihatan

  • 8/12/2019 Trauma Kimia pd mata

    10/21

    10

    Gambar menunjukkan koagulasi protein yang berlaku pada mata akibat trauma asam, dan menimbulkan

    kekeruhan pada kornea, dimana yang nantinya akan cenderung untuk masuk ke bilik depan mata dan bisa

    menimbulkan katarak.

    Gambar menunjukkan mata yang pada bagian konjungtiva bulbi yang hiperemis dan pupil yang melebar

    karena peningkatan tekanan intraokular.

    Penangganan Trauma Asam.

    Pada saat mata terkena asam di tempat kejadian, tindakan pertama yang harus diambil adalah

    dengan irigasi bagian mata yang terkena dengan menggunakan air keran yang mengalir atau

    menggunakan garam fisiologis jika ada selama 15-30 menit.

  • 8/12/2019 Trauma Kimia pd mata

    11/21

    11

    Pada saat di rumah sakit, dapat diberikan anestesi topikal, larutan natrium bikarbonat 3% dan

    kemudian bisa diberi antibiotic. Pada trauma asam, karena terbentuknya barrier proteksi, mata yang

    terkena pada dasarnya akan kembali normal.

    Trauma Basa Pada Mata.

    Trauma basa biasanya lebih berat daripada trauma asam, karena bahan-bahan basa memiliki dua

    sifat yaitu hidrofilik dan lipolifik dimana dapat secara cepat untuk penetrasi sel membran dan masuk ke

    bilik mata depan, bahkan sampai retina.Trauma basa akan memberikan iritasi ringan pada mata apabila

    dilihat dari luar. Namun, apabila dilihat pada bagian dalam mata, trauma basa ini mengakibatkan suatu

    kegawatdaruratan. Basa akan menembus kornea, kamera okuli anterior sampai retina dengan cepat,

    sehingga berakhir dengan kebutaan. Pada trauma basa akan terjadi penghancuran jaringan kolagen

    kornea. Bahan kimia basa bersifat koagulasi sel dan terjadi proses safonifikasi, disertai dengan dehidrasi.

    Bahan alkali atau basa akan mengakibatkan pecah atau rusaknya sel jaringan. Pada pH yang

    tinggi alkali akan mengakibatkan safonifikasi disertai dengan disosiasi asam lemak membrane sel. Akibat

    safonifikasi membran sel akan mempermudah penetrasi lebih lanjut zat alkali. Mukopolisakarida jaringan

    oleh basa akan menghilang dan terjadi penggumpalan sel kornea atau keratosis. Serat kolagen kornea

    akan bengkak dan stroma kornea akan mati. Akibat edema kornea akan terdapat serbukan sel

    polimorfonuklear ke dalam stroma kornea. Serbukan sel ini cenderung disertai dengan pembentukan

    pembuluh darah baru atau neovaskularisasi. Akibat membran sel basal epitel kornea rusak akan

    memudahkan sel epitel diatasnya lepas. Sel epitel yang baru terbentuk akan berhubungan langsung

    dengan stroma dibawahnya melalui plasminogen aktivator. Bersamaan dengan dilepaskan plasminogen

    aktivator dilepas juga kolagenase yang akan merusak kolagen kornea.

    Selain itu gangguan penyembuhan epitel yang berkelanjutan dengan ulkus kornea dan dapat

    terjadi perforasi kornea. Kolagenase ini mulai dibentuk 9 jam sesudah trauma dan puncaknya terdapat

    pada hari ke 12-21. Biasanya ulkus pada kornea mulai terbentuk 2 minggu setelah trauma kimia.

    Pembentukan ulkus berhenti hanya bila terjadi epitelisasi lengkap atau vaskularisasi telah menutup

    dataran depan kornea. Bila alkali sudah masuk ke dalam bilik mata depan maka akan terjadi gangguan

    fungsi badan siliar. Cairan mata susunannya akan berubah, yaitu terdapat kadar glukosa dan askorbat

    yang berkurang. Kedua unsur ini memegang peranan penting dalam pembentukan jaringan kornea.

    Bahan kimia bersifat basa contohnya NaOH, CaOH, amoniak, Freon/bahan pendingin lemari es,

    sabun, shampo, kapur gamping, semen, tiner, lem, cairan pembersih dalam rumah tangga, soda kuat.

    Patofisiologi Trauma Basa Pada Mata.

  • 8/12/2019 Trauma Kimia pd mata

    12/21

    12

    Proses perjalanan penyakit pada trauma kimia ditandai oleh 2 fase, yaitu fase kerusakan yang timbul

    setelah terpapar bahan kimia serta fase penyembuhan:

    Kerusakan yang terjadi pada trauma kimia yang berat dapat diikuti oleh hal-hal sebagai berikut:

    Terjadi nekrosis pada epitel kornea dan konjungtiva disertai gangguan dan oklusipembuluh darah pada limbus.

    Hilangnya stem cell limbus dapat berdampak pada vaskularisasi dan konjungtivalisasipermukaan kornea atau menyebabkan kerusakan persisten pada epitel kornea dengan

    perforasi dan ulkus kornea bersih.

    Penetrasi yang dalam dari suatu zat kimia dapat menyebabkan kerusakan dan presipitasiglikosaminoglikan dan opasifikasi kornea.

    Penetrasi zat kimia sampai ke kamera okuli anterior dapat menyebabkan kerusakan irisdan lensa.

    Kerusakan epitel siliar dapat mengganggu sekresi askorbat yang dibutuhkan untukmemproduksi kolagen dan memperbaiki kornea.

    Hipotoni dan phthisis bulbi sangat mungkin terjadi.

    Penyembuhan epitel kornea dan stroma diikuti oleh proses-proses berikut:

    Terjadi penyembuhan jaringan epitelium berupa migrasi atau pergeseran dari sel-selepitelial yang berasal dari stem cell limbus

    Kerusakan kolagen stroma akan difagositosis oleh keratosit terjadi sintesis kolagen yangbaru.

    Patofisiologi trauma basa yang merusak mata :

    Bahan kimia alkali

    Pecah atau rusaknya sel jaringan dan Persabunan disertai disosiasi asam lemak membran sel penetrasi

    lebih lanjut

  • 8/12/2019 Trauma Kimia pd mata

    13/21

  • 8/12/2019 Trauma Kimia pd mata

    14/21

    14

    Gambar Klasifikasi Trauma Kimia, (a) derajat 1, (b) derajat 2, (c) derajat 3, (d) derajat 4

    Klasifikasi ini juga bertujuan untuk penatalaksaan yang sesuai dengan kerusakan yang muncul

    serta indikasi penentuan prognosis. Klasifikasi ditetapkan berdasarkan tingkat kejernihan kornea dan

    keparahan iskemik limbus.

    Menurut klasifikasi Hughes :

    Ringan

    Prognosis baik Terdapat erosi epitel kornea Kekeruhan yang ringan pada kornea Tidak terdapat iskemia dan nekrosis kornea ataupun konjungtiva

    Sedang

    Prognosis baik Kornea keruh, sehingga sukar melihat iris dan pupil secara terperinci Terdapat nekrosis dan iskemi ringan pada konjungtiva dan kornea

    Berat

    Prognosis buruk Akibat kekeruhan kornea, pupil tidak dapat dilihat Konjungtiva dan sklera pucat

  • 8/12/2019 Trauma Kimia pd mata

    15/21

    15

    Diagnosis dan Penangganan Trauma Kimia Pada Mata.

    Diagnosis pada trauma mata dapat ditegakkan melalui gejala klinis, anamnesis dan pemeriksaan

    fisik dan penunjang. Namun hal ini tidaklah mutlak dilakukan dikarenakan trauma kimia pada mata

    merupakan kasus gawat darurat sehingga hanya diperlukan anamnesa singkat.

    Gejala Klinis.

    Terdapat gejala klinis utama yang muncul pada trauma kimia yaitu, epifora, blefarospasme, dan

    nyeri berat. Trauma akibat bahan yang bersifat asam biasanya dapat segera terjadi penurunan penglihatan

    akibat nekrosis superfisial kornea. Sedangkan pada trauma basa, kehilangan penglihatan sering

    bermanifestasi beberapa hari sesudah kejadian. Namun sebenarnya kerusakan yang terjadi pada trauma

    basa lebih berat dibanding trauma asam.

    Anamnesis.

    Pada anamnesis sering sekali pasien menceritakan telah tersiram cairan atau tersemprot gas pada

    mata atau partikel-partikelnya masuk ke dalam mata. Perlu diketahui apa persisnya zat kimia dan

    bagaimana terjadinya trauma tersebut (misalnya tersiram sekali atau akibat ledakan dengan kecepatan

    tinggi) serta kapan terjadinya trauma tersebut.

    Perlu diketahui apakah terjadi penurunan visus setelah cedera atau saat cedera terjadi. Onset dari

    penurunan visus apakah terjadi secara progresif atau terjadi secara tiba tiba. Nyeri, lakrimasi, dan

    pandangan kabur merupakan gambaran umum trauma. Dan harus dicurigai adanya benda asing

    intraokular apabila terdapat riwayat salah satunya apabila trauma terjadi akibat ledakan.

    Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan yang seksama sebaiknya ditunda sampai mata yang terkena zat kimia sudah terigasi

    dengan air dan pH permukaan bola mata sudah netral. Obat anestesi topikal atau lokal sangat membantu

    agar pasien tenang, lebih nyaman dan kooperatif sebelum dilakukan pemeriksaan. Setelah dilakukan

    irigasi, pemeriksaan dilakukan dengan perhatian khusus untuk memeriksa kejernihan dan keutuhan

    kornea, derajat iskemik limbus, tekanan intra okular, konjungtivalisasi pada kornea, neovaskularisasi,

    peradangan kronik dan defek epitel yang menetap dan berulang.

    Pemeriksaan Penunjang.

  • 8/12/2019 Trauma Kimia pd mata

    16/21

    16

    Pemeriksaan penunjang dalam kasus trauma kimia mata adalah pemeriksaan pH bola mata secara

    berkala dengan kertas lakmus. Irigasi pada mata harus dilakukan sampai tercapai pH normal. Pemeriksaan

    bagian anterior mata dengan lup atau slit lamp bertujuan untuk mengetahui lokasi luka. Pemeriksaan

    oftalmoskopi direk dan indirek juga dapat dilakukan. Selain itu dapat pula dilakukan pemeriksaan

    tonometri untuk mengetahui tekanan intraokular.

    Penatalaksanaan.

    Tatalaksana Emergensi.

    1.Irigasi

    Merupakan hal yang krusial untuk meminimalkan durasi kontak mata dengan bahan kimia dan

    untuk menormalisasi pH pada saccus konjungtiva yang harus dilakukan sesegera mungkin. Larutan

    normal saline (atau yang setara) harus digunakan untuk mengirigasi mata selama 15-30 menit samapi pH

    mata menjadi normal (7,3). Pada trauma basa hendaknya dilakukan irigasi lebih lama, paling sedikit 2000

    ml dalam 30 menit. Makin lama makin baik.Jika perlu dapat diberikan anastesi topikal, larutan natrium

    bikarbonat 3%, dan antibiotik. Irigasi dalam waktu yang lama lebih baik menggunakan irigasi dengan

    kontak lensa (lensa yang terhubung dengan sebuah kanul untuk mengirigasi mata dengan aliran yang

    konstan.

    2.Double eversi pada kelopak mata

    Dilakukan untuk memindahkan material yang terdapat pada bola mata. Selain itu tindakan ini

    dapat menghindarkan terjadinya perlengketan antara konjungtiva palpebra, konjungtiva bulbi, dan

    konjungtiva forniks.

    3.Debridemen

    Pada daerah epitel kornea yang mengalami nekrotik sehingga dapat terjadi re-epitelisasi pada

    kornea.Trauma kimia ringan (derajat 1 dan 2) dapat diterapi dengan pemberian obat-obatan seperti steroid

    topikal, sikloplegik, dan antibiotik profilaksis selama 7 hari. Sedangkan pada trauma kimia berat,

    pemberian obat-obatan bertujuan untuk mengurangi inflamasi, membantu regenerasi epitel dan mencegah

    terjadinya ulkus kornea.

    Medikamentosa.

  • 8/12/2019 Trauma Kimia pd mata

    17/21

    17

    Steroid bertujuan untuk mengurangi inflamasi dan infiltrasi neutofil. Namun pemberian steroid dapat

    menghambat penyembuhan stroma dengan menurunkan sintesis kolagen dan menghambat migrasi

    fibroblas. Untuk itu steroid hanya diberikan secara inisial dan di tappering off setelah 7-10 hari.

    Dexametason 0,1% ED dan Prednisolon 0,1% ED diberikan setiap 2 jam. Bila diperlukan dapat diberikan

    Prednisolon IV 50-200 mg

    Sikloplegik untuk mengistirahatkan iris, mencegah iritis dan sinekia posterior. Atropin 1% ED atau

    Scopolamin 0,25% diberikan 2 kali sehari.

    Asam askorbat mengembalikan keadaan jaringan scorbutik dan meningkatkan penyembuhan luka

    dengan membantu pembentukan kolagen matur oleh fibroblas kornea. Natrium askorbat 10% topikal

    diberikan setiap 2 jam. Untuk dosis sitemik dapat diberikan sampai dosis 2 gr.

    Beta bloker/karbonik anhidrase inhibitor untuk menurunkan tekanan intra okular dan mengurangi

    resiko terjadinya glaukoma sekunder. Diberikan secara oral asetazolamid (diamox) 500 mg.

    Antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi oleh kuman oportunis. Tetrasiklin efektif untuk

    menghambat kolagenase, menghambat aktifitas netrofil dan mengurangi pembentukan ulkus. Dapat

    diberikan bersamaan antara topikal dan sistemik (doksisiklin 100 mg).

    Pembedahan.

    Pembedahan Segera: sifatnya segera dibutuhkan untuk revaskularisasi limbus, mengembalikan

    populasi sel limbus dan mengembalikan kedudukan forniks. Prosedur berikut dapat digunakan untuk

    pembedahan:

    Pengembangan kapsul Tenon dan penjahitan limbus bertujuan untuk mengembalikanvaskularisasi limbus juga mencegah perkembangan ulkus kornea.

    Transplantasi stem sel limbus dari mata pasien yang lain (autograft) atau dar donor (allograft)bertujuan untuk mengembalikan epitel kornea menjadi normal.

    Graft membran amnion untuk membantu epitelisasi dan menekan fibrosisPembedahan Lanjut: pada tahap lanjut dapat menggunakan metode berikut:

    Pemisahan bagian-bagian yang menyatu pada kasus conjungtival bandsdan simblefaron. Pemasangan graft membran mukosa atau konjungtiva.

  • 8/12/2019 Trauma Kimia pd mata

    18/21

    18

    Koreksi apabila terdapat deformitas pada kelopak mata. Keratoplasti dapat ditunda sampai 6 bulan. Makin lama makin baik, hal ini untuk memaksimalkan

    resolusi dari proses inflamasi.

    Keratoprosthesis bisa dilakukan pada kerusakan mata yang sangat berat dikarenakan hasil darigraft konvensional sangat buruk.

    Komplikasi.

    Komplikasi dari trauma mata juga bergantung pada berat ringannya trauma, dan jenis trauma

    yang terjadi. Komplikasi yang dapat terjadi pada kasus trauma basa pada mata antara lain:

    1. Simblefaron, adalah gejala gerak mata terganggu, diplopia, lagoftalmus, sehingga kornea danpenglihatan terganggu.

    2. Kornea keruh, edema, neovaskuler3. Sindroma mata kering4. Katarak traumatik, trauma basa pada permukaan mata sering menyebabkan katarak. Komponen

    basa yang mengenai mata menyebabkan peningkatan pH cairan akuos dan menurunkan kadar

    glukosa dan askorbat. Hal ini dapat terjadi akut ataupun perlahan-lahan. Trauma kimia asam

    sukar masuk ke bagian dalam mata maka jarang terjadi katarak traumatik.

    5. Glaukoma sudut tertutup6. Entropion dan phthisis bulbi

    Simblefaron.

  • 8/12/2019 Trauma Kimia pd mata

    19/21

    19

    Ptisis Bulbi.

    Prognosis.

    Prognosis trauma kimia pada mata sangat ditentukan oleh bahan penyebab trauma tersebut.

    Derajat iskemik pada pembuluh darah limbus dan konjungtiva merupakan salah satu indikator keparahan

    trauma dan prognosis penyembuhan. Iskemik yang paling luas pada pembuluh darah limbus dan

    konjungtiva memberikan prognosa yang buruk. Bentuk paling berat pada trauma kimia ditunjukkan

    dengan gambaran cooked fish eye dimana prognosisnya adalah yang paling buruk, dapat terjadi

    kebutaan.

    Trauma kimia sedang sampai berat pada konjungtiva bulbi dan palpebra dapat menyebabkan simblefaron

    (adhesi anatara palpebra dan konjungtiva bulbi). Reaksi inflamasi pada kamera okuli anterior dapat

    menyebabkan terjadinya glaukoma sekunder.

  • 8/12/2019 Trauma Kimia pd mata

    20/21

    20

    BAB 4

    KESIMPULAN

    Trauma kimia pada mata dapat berasal dari bahan yang bersifat asam dengan pH < 7 dan bahan

    yang bersifat basa dengan pH > 7. Trauma basa biasanya memberikan dampak yang lebih berat daripada

    trauma asam, karena bahan-bahan basa memiliki dua sifat yaitu hidrofilik dan lipolifik dimana dapat

    masuk secara cepat untuk penetrasi sel membran dan masuk ke sudut mata depan, bahkan sampai retina.

    Sementara trauma asam akan menimbulkan koagulasi protein permukaan, dimana merupakan suatu barier

    pelindung sehingga zat asam tidak penetrasi lebih dalam lagi. Gejala utama yang muncul pada trauma

    mata adalah epifora, blefarospasme dan nyaei yang hebat. Trauma kimia merupakan satu-satunya jenis

    trauma yang tidak memerlukan anamnesa dan pemeriksaan yang lengkap.

    Penatalaksanaan yang terpenting pada trauma kimia adalah irigasi mata dengan segera samapai

    pH mata kembali normal dan diikuti dengan pemberian obat terutama antibiotik, multivitamin,

    antiglaukoma, Selain itu dilakukan juga upaya promotif dan preventif kepada pasien. Menurut data

    statistik 90% kasus trauma dapat dicegah apabila dalam menjalankan suatu pekerjaan menggunakan

    pelindung yang tepat.

  • 8/12/2019 Trauma Kimia pd mata

    21/21

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Ilyas, Sidarta. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia. Jakarta. 2008.

    2. Randleman, J.B. Bansal, A. S. Burns Chemical. eMedicine Journal. 2009.3. Vaughan DG, Taylor A, and Paul RE. Oftalmologi Umum.Widya medika. Jakarta. 2000.4. Arthur Lim Siew Ming and Ian J. Constable. Color Atlat of Ophthalmology Third Edition.

    Washington. 2005.

    5. American College of Emergency Phycisians. Management of Ocular Complaints. Diakses 14November 2013 darihttp://www.acep.org/content.aspx?id=26712

    6. Dua, H. S., King, A.J., Joseph, A. 2001 New classification for ocular surface burns, 85: 1379-1383, British Journal of Ophthalmology. Diakses 14 November 2013, dari

    http://bjo.bmj.com/content/85/11/1379.full.pdf new classification.

    http://www.acep.org/content.aspx?id=26712http://www.acep.org/content.aspx?id=26712http://www.acep.org/content.aspx?id=26712http://www.acep.org/content.aspx?id=26712