trauma kimia pd mata 2
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Mata merupakan salah satu indra dari pancaindra yang sangat penting untuk
kehidupan manusia. Terlebih-lebih dengan majunya teknologi, indra penglihatan
yang baik merupakan kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Mata merupakan bagian
yang sangat peka. Walaupun mata mempunyai sistem pelindung yang cukup baik
seperti rongga orbita, kelopak, dan jaringan lemak retro bulbar selain terdapatnya
refleks memejam atau mengedip, mata masih sering mendapat trauma dari dunia luar.
Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata dan kelopak, saraf mata dan
rongga orbita. Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan atau memberikan penyulit
sehingga mengganggu fungsi penglihatan. Trauma pada mata memerlukan perawatan
yang tepat untuk mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat yang akan
mengakibatkan kebutaan.1
Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak disengaja yang
menimbulkan perlukaan mata. Trauma mata merupakan kasus gawat darurat mata.
Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan
bahkan kehilangan mata.2
Trauma okuli adalah penyebab kebutaan yang cukup signifikan, terutama
pada golongan sosioekonomi rendah dan di negara-negara berkembang. Kejadian
trauma okular dialami oleh pria 3 sampai 5 kali lebih banyak daripada wanita.
Trauma pada mata dapat mengenai jaringan di bawah ini secara terpisah atau menjadi
gabungan trauma jaringan mata. Trauma dapat mengenai jaringan mata: palpebrae,
konjungtiva, cornea, uvea, lensa, retina, papil saraf optik, dan orbita. Trauma mata
merupakan keadaan gawat darurat pada mata.2
Walaupun mata mempunyai sistem pelindung yang cukup baik seperti rongga
orbita, kelopak, dan jaringan lemak retrobulbar selain terdapatnya reflek memejam 1
atau mengedip, mata masih sering mendapat trauma dari dunia luar. Trauma dapat
mengakibatkan keruh akan pada bola mata dan kelopak, saraf mata dan rongga orbita.
Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan atau memberikan penyulit sehingga
mengganggu fungsi penglihatan. Trauma pada mata memerlukan perawatan yang
tepat untuk mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat yang akan mengakibatkan
kebutaan.4
Pada mata dapat terjadi trauma dalam bentuk-bentuk berikut :4
Trauma tumpul
Trauma tembus bola mata
Trauma kimia
Trauma radiasi
Trauma kimia pada mata dapat dibedakan dalam trauma asam dan trauma
basa atau alkali.4 Pada tinjauan kepustakaan ini hanya dibahas trauma kimia okuli
yang meliputi truma asam dan trauma basa atau alkali.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.1 Definisi
Trauma kimia pada mata merupakan trauma yang mengenai bola mata
akibat terpaparnya bahan kimia baik yang bersifat asam atau basa yang dapat
merusak struktur bola mata tersebut.4 Trauma kimia pada mata merupakan
kedaruratan oftalmologi, karena dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.4
Trauma kimia pada mata adalah trauma yang mengenai bola mata baik
diakibatkan oleh zat asam (zat dengan pH < 7) ataupun basa (zat dengan pH > 7)
yang dapat menyebabkan kerusakan struktur bola mata tersebut. Tingkat
keparahan trauma dikaitkan dengan jenis, volume, konsentrasi, durasi pajanan,
dan derajat penetrasi dari zat kimia. Mekanisme cedera antara asam dan basa
sedikit berbeda.3
Trauma bahan kimia dapat terjadi pada kecelakaan yang terjadi dalam
laboratorium, industry, pekerjaan yang memakai bahan kimia, pekerjaan
pertanian, dan peperangan memakai bahan kimia di abad modern. Setiap trauma
kimia pada mata memerlukan tindakan segera.Irigasi daerah yang terkena trauma
kimia merupakan tindakan yang segera harus dilakukan.3
2.2 Epidemiologi
Trauma okuli, terutama yang berat dan mengakibatkan penurunan
penglihatan bahkan kehilangan penglihatan. Trauma okuli adalah penyebab
kebutaan yang cukup signifikan, terutama pada golongan sosio ekonomi rendah
dan di negara-negara berkembang. Kejadian trauma okular dialami oleh pria 3
sampai 5 kali lebih banyak daripada wanita. Dari data WHO tahun 1998 trauma
okular berakibat kebutaan unilateral sebanyak 19 juta orang, 2,3 juta mengalami
penurunan visus bilateral, dan 1,6 juta mengalami kebutaan bilateral akibat cedera
mata. Sebagian besar (84%) merupakan trauma kimia.Rasio frekuensi bervariasi
trauma asam:basa antara 1:1 sampai 1:4. Secara international, 80% dari trauma
3
kimiawi dikarenakan oleh pajanan karena pekerjaan.Menurut United States Eye
Injury Registry (USEIR), frekuensi di Amerika Serikat mencapai 16 % dan
meningkat di lokasi kerja dibandingkan dengan di rumah. Lebih banyak pada
laki-laki (93 %) dengan umur rata-rata 31 tahun.2
2.3 Etiologi
Trauma kimiawi biasanya disebabkan akibat bahan-bahan yang tersemprot
atau terpercik pada wajah. Trauma pada mata yang disebabkan oleh bahan kimia
disebabkan oleh 2 macam bahan yaitu bahan kimia yang bersifat asam dan bahan
kimia yang bersifat basa.Bahan kimia dikatakan cersifat asam bila mempunyai pH
< 7 dan dikatakan bersifat basa bila mempunyai pH > 7.4,5
Contoh bahan kimia bersifat asam : asam sulfat, air accu, asam sulfit,
asam klorida, zat pemutih, asam asetat, asam nitrat, asam kromat, asam
hidroflorida, dan lain sebagainya.2
Contoh bahan kimia bersifat basa : amoniak, Freon/bahan pendingin
lemari es, sabun, shampo, kapur gamping, semen, tiner, lem, kaustik soda, cairan
pembersih dalam rumah tangga.2
Tabel 1 Penyebab Paling Sering pada Trauma Kimia Mata6
Chemical Example
Acids Sulfuric acid Battery acid
4
Industrial cleaner
Acetic acid VinegarGlacial acetic acid
Hydrochloric acid Chemistry laboratoriesMuriatic acid (cleaner)
Sulfurous acid BleachRefrigerantFruit and vegetable preservative
Hydrofluoric acid Glass polishing and etchingGasoline alkylationSilicone production
Alkalis Ammonia FertilizerRefrigerantCleaning agent
Lye Drain cleaner
Lime PlasterMortarCementWhitewash
Potassium hydroxide Caustic potash
Magnesium hydroxide
SparklersIncendiary devices
2.4 Klasifikasi
2.4.1 Trauma Asam
5
Bahan kimia asam yang sering menyebabkan trauma kimia asam pada
mata antara lain : asam sulfat, sulfurous acid, asam hidroklorida, asam
nitrat, asam asetat, asam kromat,dan asam hidroflorida. Akibat ledakan
baterai mobil, yang menyebabkan luka bakar asam sulfat, mungkin
merupakan penyebab tersering dari luka bakar kimiawi pada mata. Asam
Hidroflorida dapat ditemukan dirumah pada cairan penghilang karat,
pengkilap aluminum, dan cairan pembersih yang kuat.
Asam dipisahkan dalam dua mekanisme, yaitu ion hidrogen dan anion
dalam kornea. Molekul hidrogen merusak permukaan okular dengan
mengubah pH, sementara anion merusak dengan cara denaturasi protein,
presipitasi dan koagulasi. Koagulasi protein umumnya mencegah penetrasi
yang lebih lanjut dari zat asam, dan menyebabkan tampilan ground glass
dari stroma korneal yang mengikuti trauma akibat asam. Sehingga trauma
pada mata yang disebabkan oleh zat kimia asam cenderung lebih ringan
daripada trauma yang diakibatkan oleh zat kimia basa.7
Asam hidrofluorik adalah satu pengecualian. Asam lemah ini secara
cepat melewati membran sel, seperti alkali. Ion fluoride dilepaskan ke dalam
sel, dan memungkinkan menghambat enzim glikolitik dan bergabung
dengan kalsium dan magnesium membentuk insoluble complexes. Nyeri
local yang ekstrim bisa terjadi sebagai hasil dari immobilisasi ion kalsium,
yang berujung pada stimulasi saraf dengan pemindahan ion potassium.
Fluorinosis akut bisa terjadi ketika ion fluoride memasuki sistem sirkulasi,
dan memberikan gambaran gejala pada jantung, pernafasan, gastrointestinal,
dan neurologik.3
Bahan kimia asam yang mengenai jaringan akan mengadakan
denaturasi dan presipitasi dengan jaringan protein disekitarnya, karena
adanya daya buffer dari jaringan terhadap bahan asam serta adanya
presipitasi protein maka kerusakannya cenderung terlokalisir. Bahan asam
6
yang mengenai kornea juga mengadakan presipitasi sehingga terjadi
koagulasi, kadang – kadang seluruh epitel kornea terlepas. Bahan asam tidak
menyebabkan hilangnya bahan proteoglikan di kornea. Bila trauma
diakibatkan asam keras maka reaksinya mirip dengan trauma basa.4
Bila bahan asam mengenai mata maka akan segera terjadi koagulasi
protein epitel kornea yang mengakibatkan kekeruhan pada kornea, sehingga
bila konsentrasi tidak tinggi maka tidak akan bersifat destruktif seperti
trauma alkali biasanya kerusakan hanya pada bagian superfisial saja.
Koagulasi protein ini terbatas pada daerah kontak bahan asam dengan
jaringan. Koagulasi protein ini dapat mengenai jaringan yang lebih dalam. 8
Gambar 1 Trauma pada Mata Akibat Bahan Kimia Asam
2.4.2 Trauma Basa
Trauma basa biasanya lebih berat daripada trauma asam, karena
bahan-bahan basa memiliki dua sifat yaitu hidrofilik dan lipolifik dimana
dapat secara cepat untuk penetrasi sel membran dan masuk ke bilik mata
depan, bahkan sampai retina.4,5
Zat-zat basa atau alkali yang dapat menyebabkan trauma pada mata
antara lain : semen, soda kuat, ammonia, NaOH, CaOH, cairan pembersih
dalam rumah tangga.8,9
Trauma akibat bahan kimia basa akan memberikan iritasi ringan pada
mata apabila dilihat dari luar. Namun, apabila dilihat pada bagian dalam
7
mata, trauma basa ini mengakibatkan suatu kegawatdaruratan. Basa akan
menembus kornea, kamera okuli anterior, dan sampai retina dengan cepat,
sehingga berakhir dengan kebutaan. Pada trauma basa akan terjadi
penghancuran jaringan kolagen kornea. Bahan kimia basa bersifat koagulasi
sel dan terjadi proses safonifikasi, disertai dengan dehidrasi.8,9
Bahan alkali atau basa akan mengakibatkan pecah atau rusaknya sel
jaringan. Pada pH yang tinggi alkali akan mengakibatkan safonifikasi
disertai dengan disosiasi asam lemak membrane sel. Akibat safonifikasi
membran sel akan mempermudah penetrasi lebih lanjut dari pada alkali.
Mukopolisakarida jaringan oleh basa akan menghilang dan terjadi
penggumpalan sel kornea atau keratosis. Serat kolagen kornea akan bengkak
dan stroma kornea akan mati. Akibat edema kornea akan terdapat serbukan
sel polimorfonuklear ke dalam stroma kornea. Serbukan sel ini cenderung
disertai dengan pembentukan pembuluh darah baru atau neovaskularisasi.
Akibat membran sel basal epitel kornea rusak akan memudahkan sel epitel
diatasnya lepas. Sel epitel yang baru terbentuk akan berhubungan langsung
dengan stroma dibawahnya melalui plasminogen aktivator. Bersamaan
dengan dilepaskan plasminogen aktivator dilepas juga kolagenase yang akan
merusak kolagen kornea. Akibatnya akan terjadi gangguan penyembuhan
epitel yang berkelanjutan dengan ulkus kornea dan dapat terjadi perforasi
kornea. Kolagenase ini mulai dibentuk 9 jam sesudah trauma dan puncaknya
terdapat pada hari ke 12-21. Biasanya ulkus pada kornea mulai terbentuk 2
minggu setelah trauma kimia. Pembentukan ulkus berhenti hanya bila terjadi
epitelisasi lengkap atau vaskularisasi telah menutup dataran depan kornea.
Bila alkali sudah masuk ke dalam bilik mata depan maka akan terjadi
gangguan fungsi badan siliar. Cairan mata susunannya akan berubah, yaitu
terdapat kadar glukosa dan askorbat yang berkurang. Kedua unsur ini
memegang peranan penting dalam pembentukan jaringan kornea.8,10
8
Gambar 2 Kekeruhan Kornea Akibat Trauma Basa.11
Gambar 3 Gambaran “Cooked fish eye” Akibat Trauma Alkali. 12
Gambar 4 Kornea Menjadi Keruh Akibat Trauma Alkali. 13
Terbentuknya kolagenase :8,9,10
9
Pada defek epitel kornea plasminogen activator yang terbentuk merubah
plasminogen menjadi plasmin.
Plasmin melaui C3a mengeluarkan faktor hemotaktik untuk leukosit
polimorfonuklear (PMN)
Kolagenase laten berubah menjadi kolagenase aktif akibat terdapatnya
tripsin, plasmin ketepepsin.
Kolagenase aktif dapat juga berasal dari tukak kornea.
Keratosit juga membentuk kolagenase akif melalui kolagenase laten.
Perjalanan penyakit trauma alkali :8,9,10
Keadaan akut yang terjadi pada minggu pertama :
Sel membran rusak.
Bergantung pada kuatnya alkali akan mengakibatkan hilangnya epitel,
keratosit, saraf kornea dan pembuluh darah.
Terjadi kerusakan komponen vascular iris, badan siliar dan epitel lensa,
trauma berat akan merusak sel goblet konjungtiva bulbi.
Tekanan intra ocular akan meninggi.
Hipotoni akan terjadi bila terjadi kerusakan pada badan siliar
Kornea keruh dalam beberapa menit.
Terjadi infiltrasi segera sel polimorfonuklear, monosit dan fibroblast
Keadaan minggu kedua dan ketiga :
Mulai terjadi regenerasi sel epitel konjugtiva dan kornea.
10
Masuknya neovaskularisasi ke dalam kornea diserta dengan sel radang.
Kekeruhan pada kornea akan mulai menjernih kembali,
Sel penyembuhan berbentuk invasi fibroblast memasuki kornea.
Terbentuknya kolagen.
Trauma alkali berat akan membentuk jaringan granulasi pada iris dan
badan siliar sehingga terjadi fibrosis.
Keadaan pada minggu ketiga dan selanjutnya :
Terjadi vaskularisasi aktif sehingga seluruh kornea tertutup oleh
pembuluh darah.
Jaringan pembuluh darah akan membawa bahan nutrisi dan bahan
penyembuhan jaringan seperti protein dan fibroblast.
Akibat terdapatnya jaringan dengan vaskularisasi ini, tidak akan terjadi
perforasi kornea.
Mulai terjadi pembetukan pannus pada kornea.
Endotel yang tetap sakit akan mengakibatkan edema kornea.
Terdapat membaran retrokornea, iritis, dan membrane siklitik.
Dapat terjadi kerusakan permanen saraf kornea dengan gejala-gejala
seperti tekanan bola mata mata dapat rendah atau tinggi.
Kelainan pada jaringan lain akibat trauma alkali :8,9,10
Kelopak Mata :
Trauma alkali akan membentuk jaringan parut pada kelopak.
11
Margo palpebra rusak sehingga mengakibatkan gangguan ada break up
time air mata.
Lapisan air pada depan kornea atau tear film menjadi tidak normal.
Terjadinya pembentukan jaringan parut pada kelenjar asesoris air mata
yang mengakibatkan mata menjadi kering.
Konjungtiva :
Terjadi kerusakan pada sel goblet.
Sekresi musin konjungtiva bulbi berkurang daya basahnya pada setiap
kedipan kelopak. Dapat terjadi simblefaron pada konjungtiva bulbi yang
akan menarik bola mata sehingga pergerakan mata menjadi terbatas.
Akibat terjadinya simblefaron penyebaran air mata menjadi tidak
merata.
Terjadi pelepasan kronik daripada epitel kornea.
Terjadi keratinisasi (pertandukan) epitel kornea akibat berkurangnya
mucin.
Lensa :
Lensa keruh diakibatkan kerusakan kapsul lensa.
2.5 Diagnosa
Pemeriksaan awal pada trauma mata antara lain meliputi anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
2.5.1 Anamnesa
12
Trauma kimia biasanya disebabkan akibat bahan-bahan yang
tersemprot atau terpercik pada wajah. Sering sekali pasien menceritakan
telah tersiram cairan atau tersemprot gas pada mata atau pastikel-partikelnya
masuk ke dalam mata. Tanyakan kepada pasien apa persisnya zat kimia dan
bagaimana terjadinya trauma tersebut (misalnya tersiram sekali atau akibat
ledakan dengan kecepatan tinggi) serta kapan terjadinya trauma tersebut.2
Secara umum, pada anamnesis dari kasus trauma mata perlu diketahui
apakah terjadi penurunan visus setelah cedera atau saat cedera terjadi. Onset
dari penurunan visus apakah terjadi secara progresif atau terjadi secara tiba
tiba. Nyeri, lakrimasi, dan pandangan kabur merupakan gambaran umum
trauma. Dan harus dicurigai adanya benda asing intraokular apabila terdapat
riwayat salah satunya apabila trauma terjadi akibat ledakan.2,8,10
Trauma kimia mata yang disebabkan karena asam biasanya di
dapatkan dari hasil anamnesis mengenai bahan apa yang mengenai mata
penderita. Etiologi tersering dari trauma kimia asam pada mata adalah:
cairan penghilang karat, cairan pengkilap aluminium, cairan pembersih yang
keras (biasanya digunakan untuk membersihkan noda yang menempel pada
lantai keramik), bahan pembersih dinding, glass etching, electropolishing,
penyamakan kulit, fermentasi pada pengolahan bir.7
Sedangkan trauma kimia mata yang disebabkan basa biasanya
disebabkan oleh: Semen, soda kuat, ammonia, NaOH, CaOH, cairan
pembersih dalam rumah tangga.7
2.5.2 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan yang seksama sebaiknya ditunda sampai mata yang
terkena zat sudah terigasi dengan air dan pH permukaan bola mata sudah
netral. Obat anestesi topical boleh digunakan untuk membantu pasien lebih
nyaman dan kooperatif. Setelah dilakukan irigasi, pemeriksaan mata yang
13
seksama dilakukan dengan perhatian khusus untuk memeriksa kejernihan
dan keutuhan kornea, derajat iskemik limbus dan tekanan intra okuli.2
Pada kasus trauma basa dapat dijumpai kerusakan kornea yaitu terjadi
kekeruhan kornea, konjungtivalisasi pada kornea, neovaskularisasi,
peradangan kronik dan defek epitel yang menetap dan berulang serta
perforasi kornea. Apabila trauma basa tersebut mengakibatkan penetrasi
kedalam intraokuler dapat kita jumpai adanya komplikasi katarak, glaukoma
sekunder dan kasus berat ptisis bulbi. Kelainan lain yang dapat dijumpai
yaitu pada palpebra berupa jaringan parut pada palpebra dan sindroma mata
kering. Pada konjungtiva dapat dijumpai adanya simbleparon.2
Anastesi lokal akan sangat membantu agar pasien tenang sebelum
dilakukan pemeriksaan mata yang seksama. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan sebagai tanda umum dan tanda komplikasi dari trauma kimia
pada mata adalah; kejernihan dan keutuhan kornea, konjungtivalisasi
kornea, neovaskularisasi, defek epitel kornea, derajat iskemik limbus dan
tekanan intra okuli, simblefaron, dan edema.2
2.5.3 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan dalam kasus trauma basa
mata adalah pemeriksaan pH bola mata secara berkala. Irigasi pada mata
harus dilakukan sampai tercapai pH netral. Pemeriksaan bagian anterior
mata dengan lup atau slit lamp yang bertujuan untuk mengetahui lokasi
luka. Pemeriksaan oftalmoskopi direk dan indirek juga dapat dilakukan.
Selain itu dapat pula dilakukan pemeriksaan tonometri untuk mengetahui
tekanan intraocular.3
2.6 Diagnosa Banding
Beberapa penyakit yang menjadi diagnosis banding trauma kimia pada
mata, terutama yang disebabkan oleh basa atau alkali antara lain konjugtivitis,
14
konjugtivitis hemoragik akut, keratokunjugtivitis sicca, ulkus kornea, dan lain-
lain.8
2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada trauma mata bergantung pada berat ringannya
trauma ataupun jenis trauma itu sendiri. Namun demikian ada empat tujuan utama
dalam mengatasi kasus trauma okular adalah memperbaiki penglihatan, mencegah
terjadinya infeksi, mempertahankan struktur dan anatomi mata, mencegah sekuele
jangka panjang.2,9
Pada trauma akibat asam dilakukan irigasi jaringan yang terkena-kena
secepat mungkin setelah terpajan cairan kimia, dilakukan selama mungkin untuk
meyakinkan cairan yang mengakibatkan trauma benar-benar bersih dari mata.
Irigasi dapat dilakukan dengan menggunakan garam fisiologis atau air selama 15-
30 menit. Trauma asam pada dasarnya akan kembali normal, namun jika perlu
dapat diberikan anastesi topikal, larutan natrium bikarbonat 3%, dan antibiotik.4
Penatalaksanaan yang dilakukan untuk menangani trauma basa pada mata
adalah secepatnya melakukan irigasi dengan garam fisiologik selama mungkin.
Irigasi dilakukan sampai pH menjadi normal, paling sedikit 2000 ml selama 30
menit. Bila dilakukan irigasi lebih lama akan lebih baik. Untuk mengetahui telah
terjadi netralisasi basa dapat dilakukan pemeriksaan dengan kertas lakmus. pH
normal air mata 7,3. Bila penyebabnya adalah CaOH, dapat diberi EDTA karena
EDTA 0,05 dapat bereaksi dengan CaOH yang melekat pada jaringan. Pemberian
antibiotika dan debridement untuk mencegah infeksi oleh kuman oportunis.
Pemberian sikloplegik untuk mengistirahatkan iris, mencegah iritis dan sinekia
posterior. Pemberian Anti glaukoma (beta blocker dan diamox) untuk mencegah
terjadinya glaucoma sekunder. Pemberian Steroid secara berhati-hati karena
steroid menghambat penyembuhan. Steroid diberikan untuk menekan proses
peradangan akibat denaturasi kimia dan kerusakan jaringan kornea dan
konjungtiva. Steroid topical ataupun sistemik dapat diberikan pada 7 hari pertama
15
pasca trauma. Diberikan Dexametason 0,1% setiap 2 jam. Steroid walaupun
diberikan dalam dosis tinggi tidak mencegah terbentuknya fibrin dan membrane
siklitik. Kolagenase inhibitor seperti sistein diberikan untuk menghalangi efek
kolagenase. Diberikan satu minggu sesudah trauma karena pada saat ini
kolagenase mulai terbentuk. Pemberian Vitamin C untuk pembentukan jaringan
kolagen. Selanjutnya diberikan bebat (verban) pada mata, lensa kontak lembek
dan artificial tear (air mata buatan). Operasi Keratoplasti dilakukan bila
kekeruhan kornea sangat mengganggu penglihatan.5,8,14,15
2.8 Komplikasi
Komplikasi dari trauma mata juga bergantung pada berat ringannya
trauma, dan jenis trauma yang terjadi. Komplikasi yang dapat terjadi pada kasus
trauma basa pada mata antara lain :5,8,10,16
1. Simblefaron, adalah perlengketan antara konjungtiva palpebra, konjungtiva
bulbi, dan konjungtiva forniks. Dapat disebabkan akibat trauma kecelakaan,
operasi, luka bakar oleh zat kimia, dan peradangan. Dengan gejala gerak mata
terganggu, diplopia, lagoftalmus, sehingga kornea dan penglihatan terganggu.
2. Kornea keruh, edema, neovaskuler
3. Sindroma mata kering
4. Katarak traumatik, merupakan katarak yang muncul sebagai akibat cedera
pada mata yang dapat merupakan trauma perforasi ataupun tumpul yang
terlihat sesudah beberapa hari ataupun beberapa tahun. Katarak traumatik ini
dapat muncul akut, subakut, atau pun gejala sisa dari trauma mata. Trauma
basa pada permukaan mata sering menyebabkan katarak, selain menyebabkan
kerusakan kornea, konjungtiva, dan iris. Komponen basa yang masuk
mengenai mata menyebabkan peningkatan PH cairan akuos dan menurunkan
kadar glukosa dan askorbat. Hal ini dapat terjadi secara akut ataupun
16
perlahan-lahan. Trauma kimia dapat juga disebabkan oleh zat asam, namun
karena trauma asam sukar masuk ke bagian dalam mata dibandingkan basa
maka jarang terjadi katarak traumataik akibat trauma asam.
5. Glaukoma sudut tertutup
6. Entropion
7. Phtisis bulbi
2.9 Prognosis
Trauma kimia pada mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan berat
jangka panjang dan rasa tidak enak pada mata. Prognosisnya ditentukan oleh
bahan alkali penyebab trauma tersebut. Terdapat 2 klasifikasi trauma basa pada
mata untuk menganalisis kerusakan dan beratnya kerusakan.2
Klasifikasi Huges5
Ringan :
Prognosis baik
Terdapat erosi epitel kornea
Pada kornea terdapat kekeruhan yang ringan
Tidak terdapat iskemia dan nekrosis kornea ataupun konjungtiva
Sedang :
Prognosis baik
Terdapat kekeruhan kornea sehingga sulit melihat iris dan pupil secara
terperinci
Terdapat iskemia dan nekrosis enteng pada kornea dan konjungtiva
17
Sangat berat :
Prognosis buruk
Akibat kekeruhan kornea upil tidak dapat dilihat
Konjungtiva dan sklera pucat
Klasifikasi Thoft 4
Menurut klasifikasi Thoft, trauma basa dapat dibedakan menjadi:
Derajat 1 : terjadi hiperemi konjungtiva disertai dengan keratitis pungtata
Derajat 2 : terjadi hiperemi konjungtiva disertai hilangnya epitel kornea
Derajat 3 : terjadi hiperemi disertai dengan nekrosis konjungtiva dan lepasnya
epitel kornea
Derajat 4 : konjungtiva perilimal nekrosis sebanyak 50%
Luka bakar alkali derajat 1 dan 2 akan sembuh dengan jaringan arut tanpa
terdapatnya neovaskularisasi kedalam kornea. Luka bakar alkali derajat 3 dan 4
membutuhkan waktu sembuh berbulan bulan bahkan bertahun-tahun.4
18
BAB III
KESIMPULAN
Trauma basa biasanya lebih berat daripada trauma asam, karena bahan-bahan
basa memiliki dua sifat yaitu hidrofilik dan lipolifik dimana dapat mengijinkan
mereka secara cepat untuk penetrasi sel membran dan masuk ke bilik mata depan,
bahkan sampai retina. Sementara trauma asam akan menimbulkan koagulasi protein
permukaan, dimana merupakan suatu sawar perlindungan agar asam tidak penetrasi
lebih dalam. Bahan ammonium hidroksida dan akustik soda dapat menyebabkan
kerusakan yang berat karena mereka dapat penetrasi secara cepat, dan dilaporkan
bahwa bahan akustik soda dapat menembus ke dalam bilik mata depan dalam waktu
7 detik
Penatalaksanaan yang terpenting pada trauma kimia basa adalah irigasi mata
dengan segera dan diikuti dengan pemberian obat terutama antibiotik, mutivitamin
terutama vitamin A dan C. selain itu dilakukan juga upaya promotif dan preventif
kepada pasien.
19