sidang kedua belas majlis bahasa indonesia...
TRANSCRIPT
-
1
SIDANG KEDUA BELAS
MAJLIS BAHASA INDONESIA-MALAYSIA
(MBIM)
(Indonesia: Jakarta, 14-20 November 1978)
-
2
KANDUNGAN
Pernyataan Bersama
Keputusan UMUM.
Keputusan tentang EJAAN
Keputusan tentang PERISTILAHAN
-
3
Pernyataan Bersama
Sebagai kelanjutan Sidang Kesebelas antara Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia dan
Jawatankuasa Tetap Bahasa Malaysia yang diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia, dari tanggal
13 sampai 18 Maret 1978, Majelis Bahasa Indonesia-Malaysia dalam sidang-sidangnya yang
diadakan di Hotel Indonesia Sheraton, Jakarta, Indonesia dari tanggal 14 sampai 20
November 1978, setelah meneliti dan mengesahkan Keputusan Sidang Majelis Bahasa
Indonesia-Malaysia serta perubahan-perubahannya dan membahas kertas-kertas kerja dari
kedua belah pihak, mengambil keputusan mengenai tata kerja dan peristilahan bidang-bidang:
(1) Anatomi, (2) Psikologi, (3) Farmasi-Farmakologi, (4) Konunikasi/ Massa/ Psikologi, (3)
Farmasi-Farmakologi, (4) Komunikasi Massa/Komunikasi Am, dan (5) Manajemen-
Administrasi/Pengurusan-Pentadbiran, serta hal-hal lain yang perinciannya seperti terlampir.
Panitia Pengembangan Jawatankuasa Tetap
Bahasa Indonesia Bahasa Malaysia
t.t. t.t.
Prof. Dr. Amran Halim Datuk Haji Hassan bin Ahmad
Ketua Pengerusi
Jakarta, 20 November 1978
-
4
I. KEPUTUSAN UMUM
Majelis Bahasa Indonesia-Malaysia dalam sidangnya yang ke-12 pada tanggal 1420
November 1978 bersepakat dalam hal-hal berikut:
1. Pengesahan Hasil Sidang XI MBIM
Mengesahkan hasil Sidang XI MBIM yang diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada
tanggal 13 hingga 18 Maret dengan semua lampiran, catatan dan perubahannya.
2. Penyukuan Kata
Dalam hal penyukuan kata Majelis setuju untuk tetap berpegang pada Pedoman Umum
Ejaan, Bab I pasal E dengan penjelasan sebagai berikut.
(1) Kaidah penyukuan dalam tulisan atau cetakan berdasarkan ortografi dan bentuk
kata; bila perlu, dengan memperhatikan fonologi dan etimologi.
(2) Kata turunan yang bentuk alasnya kata ulang atau gabungan kata di- sukuan dengan
memperhatikan batas komponen bentuk alasnya itu.
Misalnya,
meng-ulang-u-lang-i
meng-a-nak-e-mas-kan
peng-am-bil-alih-an
(3) Kata serapan yang dipungut sebagai satuan kata yang utuh disukukan sebagai kata dasar. Misalnya,
stand-dar-di-sa-si
im-ple-men-ta-si
a-ka-un-tan (Malaysia)
al-ham-du-lil-lah
bis-mil-lah
(4) Gabungan kata yang ditulis serangkai disukukan dengan memperhati kan batas unsur-unsurnya. Misalnya,
an-tar-u-ni-ver-si-tas (Indonesia)
sap-ta-kari-da (Indonesia)
susun-tur (Malaysia)
(5) Kata serapan asing menurut bentuknya terdiri dari dua komponen atau lebih dan yang sekurang-kurangnyasatu di antaranya di-serpa juga ke dalam kosa kata bahasa
Indonesia-Malaysia sebagai kata utuh disukukan dengan memisahkan komponen
-
5
yang utuh dari yang lan kemudain tiap unsurnya itu disukukan menurut kaidah kata
dasar. Misalnya.
infrastruktur kilogram
infras-struktur kilo-gram
in-fra-struk-tur ki-lo-gram
(6) Bila harus memilih satu dari beberapa kaidah, hendaknya dipilih kaidah yang
mempunyai daya terap yang lebih luas.
3. Klasifikasi Ilmiah dan Kategori Istilah
(1) Kedua belah pihak setuju untuk menata peristilahan berdasarkan klasifikasi ilmu.
(2) Kedua belah pihak setuju untuk menugaskan pelaksanaan klasifikasi kepada
kelompok-kelompok yang berkepentingan dengan memperhatikan saran-saran dari
organisasi-organisasi yang mempunyai kelasifikasi, dengan tujuan untuk
mempermudah cara kerja Majelis Bahasa Indoensia-Malaysia.
(3) Penyusunan istilah dilakukan dengan mengutamakn isitlah-istilah pokok/asas. (Lihat keputusan Majelis Bahasa Indonesia-Malaysia KE-11.)
(4) Perumusan definisi istilah sedapat-dapatnya berpegang pada satu rujukan.
(5) Daftar isitlah yang akan disusun dalam tiap bidang disarankan supaya mengikut rekomendasi dari ISO no. 919
4. Penulisan Gabungan Kata
(1) Majelis sepakat untuk tetap berpegang pada Pedoman Umum Ejaan Bab III pasal D.
(2) Majelis menugaskan kepada masing-masing pihak untuk menyediakan daftar lengkap yang memuat gabungan kata yang sudah lazim dituliskan serangkai; dan
daftar itu perlu diperhatikan.
5. Penyempurnaan Pedoman Umum Ejaan dan Pedoman Pembentukan Istilah
Majelis sepakat bahwa bila Pedoman Umum Ejaan dan Pedoman Pembentukan Istilah
akan direvisi hendaknya semua tambahan atau perbaikan yang telah disepakati oleh
Majelis Bahasa Indonesia-Malaysia dimasukkan; dan hasil revisi itu harus disahkan oleh
Pemerintah masing-masing.
6. Pelaksanaan Keputusan-keputusan Majelis Bahasa Indonesia-Malaysia
Majelis setuju untuk terus-menerus mengawasi perkembangan dan pelaksanaan
keputusan Majelis Bahasa Indonesia-Malaysia dalam pelbagai bidang dengan:
-
6
(1) Memberi tugas kepada Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia dan dan Jawatankuasa Tetap Bahasa Melayu untuk mengadakan kontak dengan para ahli
yang bersangkutan.
(2) Menyemak dan menyelaraskan istilah-istilah yang konsepnya sama tetapi didapati
berbeda dalam pelbagai bidang yang disepakati oleh Majlis Bahasa Indonesia-
Malaysia.
(3) Memeriksa kembali istilah-istilah yang berstatus disetujui untuk tetap berbeda
dengan mencari kemungkinan untuk mengubah statusnya menjadi disetujui untuk
sama, dengan perbedaan antara bahasa Indonesia dan bahasa Melayu akan semakin
berkurangan.
(4) Untuk keperluan (2) dan (3) tersebut perlu diadakan penukaran dan penyelarasan
hasil yang telah dilakukan di negara masing-masing untuk disahkan dalam Sidang
Majelis berikutnya. Untuk keperluan itu pihak Indonesia akan meneliti daftar B
tujuh JKTBM untuk dibicarakan dalam Sidang XIII.
(5) Menggalakkan prosedur surat-menyurat antara para ahli yang bersangkutan melalui
Sekretariat Panitia masing-masing negara.
(6) Kalau perlu, diadakan sidang khusus Majlis Bahasa Indonesia-Malaysia untuk
membahas pelaksanaan keputusan-keputusan Majlis Bahasa Indonesia-Malaysia
yang sudah disepakati pada waktu lampau.
7. Pedoman Kerja Majelis Bahasa Indonesia-Malaysia
Majlis bersetuju untuk menyusun buku pedoman kerja Majlis Bahasa Indonesia-
Malaysia untuk memudahkan pekerjaan yang akan datang.
8. Sidang Kelompok sebelum Majelis Bahasa Indonesia-Malaysia
Kalau perlu, kelompok-kelompok bidang ilmu dapat bersidang beberapa hari sebelum
sidang Majlis Bahasa Indonesia-Malaysia di tempat Majlis bersidang.
9. Pedoman Tambahan
Majlis sepakat untuk menjalankan keputusan-keputusan yang bersangkutan dengan
penulisan dan pengejaan kata dalam tataistilah Indonesia-Malaysia sebagai berikut:
(1) Bentuk yang dijabarkan daripada nama orang dikekalkan. Misalnya,
Boyles law - hukum Boyle
Ebbinghaus law - hukum Ebbinghaus
-
7
(2) Bentuk adjektival asing yang dijabarkan dari nama diri atau nama geografi tidak dipakai dalam bahasa Indonesia/bahasa Malaysia; yang dipakai ialah nama diri
atau nama geografi dalam bentuk nominal bahasa asalnya. Misalnya,
Archimedian principle - prinsip Archimedes
Aristoteles logic - logik Aristoteles/
logika Aristoteles
Bloomfieldian school - aliran Bloomfield
(3) Nama mineral yang berasal daripada nama penemunya hendaklah ditulis menurut ejaan Latin bahasa nama penemunya. Misalnya,
akermannit richardit
hausmannit ullmanit
(4) Dalam menyerap istilah daripada bahasa asing yang mengandungi jamak haru s
itu ditiadakan apabila s merupakan bahagian daripada kata huruf itu
dipertahankan. Misalnya, prinseps.
(5) Bentuk ent yang bervariasi dengan ens (yang sama maknanya) dijadikan en.
Misalnya,
afferent dan afferens menjadi aferen
(6) Ahli atau pakar dalam pelbagai bidang ilmu disebut ahli; penggunaan bentuk-bentuk asing ditiadakan. Misalnya,
psikologis seharusnya ahli psikologi
psikiater seharusnya ahli psikiatri
linguis seharusnya ahli linguistik
10. Tata Nama Geografi
Majelis merasa perlu untuk mempertimbangkan kembali pemantapan tata nama
geografi. Untuk keperluan itu kedua pihak akan mempelajari hasil penelitian bahan-
bahan antarabangsa dan nasional yang berwenang.
11. Tata Nama Kimia
Majelis berpendapat perlunya penyempurnaan tata nama kimia yang diperlukan oleh
ilmu-ilmu lain mahupun oleh ilmu kimia sendiri.
-
8
12. Tempat dan Waktu Sidang XIII
(1) Sidang XIII akan diselenggarakan di Malaysia pada minggu pertama bulan
September tahun 1979.
(2) Tempat dan watku yang pasti akan ditetapkan kemudian.
13. Tempat dan Waktu Sidang XIV dan XV
Sidang XIV direncanakan akan diselenggarakan di Indonesia pada bulan Februari tahun
1980, dan Sidang XV direncanakan akan diselenggarakan di Malaysia pada bulan
Agustus tahun 1980.
14. Sidang XIII dan Sidang XV
(1) Dalam Sidang XIII akan dibahasa bidang-bidang:
a. psikologi; b. fasmasi-farmakologi; c. anatomi d. ilmu kemineralan/teknologi dan sains mineral; e. teknik mesin/kejuruteraan mekanik.
(2) Dalam Sidang XIV akan dibahasa bidang-bidang:
a. ilmu kemineralan/teknologi dan sains mineral; b. teknik mesin/kejuruteraan mekanik; c. antropologi; d. jurnalistik/kewartawanan; e. statistika/statistik.
(3) Paling lambat tiga bulan sebelum Sidang XIII pihak Indonesia akan mengirimkan
isitlah-istilah teknik mesin/kejuruteraan mekanik, Malaysia akan mengirimkan
daftar isitlah-istilah ilmu kemineralan/ teknilogi dan sains mineral.
15. Format Penyajian Daftar Istilah
(1) Majelis bersetuju untuk mempergunakan format berikut dalam penyajian istilah.
a. Kategori A: Istilah yang disetujui sama.
Inggeris Indonesia Malaysia MBIM
1. life span jangka hayat jangka hayat jangka hayat
2. sedative sedatif ubat penenang; sedatif sedatif
3. saliva liur; saliva liur; saliva; sialon liur; saliva
4. aftertaste rasa kemudian kesan rasa rasa kesan
5. appetite nafsu makan selera nafsu makan/ selera
-
9
b. kategori B: Istilah disetujui sama, tetapi berbeza ejaan atau bentuknya.
Inggeris
Indonesia
Malaysia
MBIM
1. assignment editor
(tv/film)
penyunting
tugas
penyunting
tugasan
I: penyunting
tugas
M: penyunting
Tugasan
2. chalk it tandai tandakan I: tandai
M: tandakan
3. objective camera
(photo-
graphy)
kamera obyektif kamera objektif I: kamera obyektif
M: kamera objektif
4. rural
communication
(m-com)
komunikasi
pedesaan
komunikasi
kedesaan
I: komunikasi
pedesaan
M: komunikasi
Kedesaan
c. Kategori C: Istilah yang disetujui berbeda:
Inggeris
Indonesia
Malaysia
MBIM
1. asset kekayaan; aktivat aset I: kekayaan; aktivat
M: aset
2. coin recehan syiling I: recehan
M: syiling
3. real wage biaya nyata upah benar I: biaya nyata
M: upah benar
d. kategori D: Istilah yang ditangguhkan
Inggeris Indonesia Malaysia MBIM
1.intermediate goods barang-barang setengah jadi barang pertengahan
2. internal economies ekonomi dalaman
3. job-order shop pabrik produksi pesanan
4. basement
-
10
(2) Majelis mempergunakan tanda baca berikut dalam penyajian istilah:
a. Tanda titik koma (;) memisahkan sinonim istilah, misalnya,
liur; saliva
b. Tanda garis miring (/) dalam teks memisahkan sinonim bahasa Indonesia
dengan bahasa Malaysia, misalnya,
teknik sipil/ kejuruteraan awam
arsitektur/seni bina
Catatan:
i. Kata yang di depan tanda garis miring (/) adalah kata dalam bahasa tuan rumah MBIM; yang di belakang garis miring (/) adalah kata dalam
bahasa tamu.
ii. Tanda garis miring (/) tidak diapit spasi bila memisahkan istilah kata
tunggal; tetapi perlu diapit spasi bila memisahkan istilah frasa/rangkai
kata.
c. Angka Arab dipergunakan untuk menandai homonim, misalnya,
1. wajah; 2. permukaan
d. Angka Arab juga dipergunakan untuk memori isitlah masukan.
2. LAPORAN SIDANG KELOMPOK ANATOMI
I. Anggota Sidang Kelompok
1. dr. Hondra T. Laksman (Indonesia, Pj. Ketua) 2. Dr. Anuar bin Haji Masduki (Malaysia, Anggota) 3. Dr. Mohd. Sham bin Kassim (Malaysia, Anggota) 4. Manshoor bin Haji Ahmad (Malaysia, Anggota) 5. A. Laief, M.A. (Indonesia, Pendamping) 6. Hermanoe Maulana (Indoneisa, Sekretaris/Pelapor)
II. Bahan Pembahasan
1. Daftar Isitlah Anatomi PPBI XII/1 ANT. 2. Daftar Istilah Anatomi Kertas E Satu JKTBM. 3. Daftar Istilah Anatomi Kertas E Dua JKTBM.
-
11
III. Bahan Rujukan
1. Tibor Donath, M.D. Anatomical Dictionary with Nomenclatures and Exlanatory Notes.
2. Grants Textbook of Anatomy. 3. Grays Textbook of Anatomy. 4. Gunninghams Textbook of Anatomy. 5. Spaltehok. Atlas of Anatomy. 6. W.J. S. Purwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia. 7. Dr. T. Iskandar. Kamus Dewan
IV. Prosedur Kerja
Kelompok menyetujui sistematik yang ada. Berdasarkan sistematik tersebut,
Kelompok membahas daftar isitlah yang disediakn oleh pihak Indonesia.
Mengingat singkatnya waktu sidang, maka Kelompok menyetujui untuk
membahas isitlah-istilah dalam Daftar Istilah Anatomi JKTBM pada Sidang
Pendahuluan MBIM XIII..
V. Masalah
1. Gugus akhir nx dalam istilah Latin tidak menjadi nks, melainkan menjadi na.
Misalnya: larynx - laring
pharynax - faring
2. Gugus konsonan akhir-ns yang bervariasi dengan nt dalam istilah asing menjadi n
Misalnya:
Asing Indonesia/Malaysia
aberrans; aneran
afferens; afferent aferen
VI. Hasil Sidang Kelompok
Kelompok telah selesai membahas 857 istilah, dengan perincian sebagai berikut:
a. Istilah Anatomi Umum : 739
b. Istilah Letak Topografis : 40
c. Isitlah Bagian/Komponen Tubuh : 78
Dari jumlah ini yang masuk:
-
12
Kategori A: Istilah yang disetujui sama : 578 isitlah
Kategori B: Isitlah yang disetujui berbeda
ejaannya : 23 istilah
Kategori C: Istilah yang disetujui berbeda : 252 isitlah
Kategori B: Isitlah yang disetujui ditangguhkan : 3 istilah
________
Jumlah 857 istilah
VII. Rencana Kerja Kelompok
1. Untuk keperluan Sidang MBIM XIII, Kelompok sepakat untuk membahas
istilah Anatomi mengenai:
a. Sistem Kardio Vaskular/Angiologi; b. Sistem Respirasi (Sistem Napas); c. Sistem Cerna; d. Sistem Endokrin; e. Sistem Kemih Kelamin; f. Sistem Saraf/Indria.
2. Bahan untuk a, b, dan c akan dipersiapkan oleh pihak Malaysia, sedangkan
untuk d, e, dan f akan dipersiapkan oleh pihak Indonesia. Di samping itu,
kedua pihak juga mempelajari bahan Daftar Istilah MBIM XII; dan
menetapkan isitlah-istilah yang akan dibahas dalam sidang pendahuluan
Sidang MBIM XIII (Desember 1978Maret 1979).
3. Selambat-lambatnya pada akhir Maret 1979 bahan-bahan tersebut pada
nomor 2 sudah dipertukarkan.
4. Masing-masing pihak akan memperlajari dan membahas bahan ang diperoleh, dalam bulan April dan Mei 1979.
5. Komunikasi tertulis akan lebih diintensifkan lagi mulai April 1979.
6. Kedua pihak akan membuat klasifikasi pendahuluan untuk isitlah-istilah yang dipelajari itu menjadi 4 kateogri:
Kategori A: istilah yang disetujui sama;
Kategori B: istilah yang disetujui berbeda ejaan atau bentuknya;
Kateogri C: istilah yang disetujui berbeda;
Kategori D: istilah yang disetujui ditangguhkan.
(AprilJuli 1979)
7. Membahas daftar kategori D (istilah yang disetujui ditangguhkan) dan
istilah dari Daftar Istilah Anatomi Kertas E satu dan Dua JKTBM pada
pertemuan pendahuluan sebelum Sidang MBIM XIII (lihat Saran).
-
13
VIII. Saran-saran
1. Agar keputusan Sidang MBIM X dan XI sifatnya tidak mengikat kegiatan
Kelompok Anatomi.
2. Agar sebelum Sidang MBIM XIII diadakan, Kelompok Anatomi dapat
mengadakan pertemuan/pembahasan selama 2 atau 3 hari untuk membahas:
a. istilah-istilah dari senarai Istilah Anatomi JKTBM untuk Sidang MBIM XII, dan
b. daftar D yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
3. LAPORAN SIDANG KELOMPOK FARMASI-FARMAKOLOGI
I. Anggota Sidang Kelompok
1. Drs. Tjiptasoerasa (Indonesia-Ketua) 2. Dr. Syed Mohsin bin Syed Sahil (Malaysia-Anggota) 3. Dr. Sham bin Kassim (Malaysia-Anggota) 4. Drs. Bambang Lesmono (Indonesia-Anggota) 5. Drs. S. Effendi (Indonesia-Anggota Panitia Pengarah) 6. Dra. Sri Timur Suratman (Indonesia-Pendamping) 7. Dra. Hartini Supadi (Indonesia-Sekretaris/Pelapor)
Peninjau
Datuk Profesor Dr. Mohamad Ghozali (Malaysia)
II. Bahan Sidang
1. Istilah Farmasi-Farmakologi No. PPBI XII/2 Far 2. Kertas F Satu JKTBM Farmasi-Farmakologi 3. Hasil Rapat Kerja PPBI X
III. Bahan Rujukan
1. Pedoman Umum Ejaan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah
(Indonesia/Malaysia)
2. Remingtons Pharmaceutical Sciences, RPS XV 3. British Pharmaceutical Codex 4. British Pharmacopeia 5. United States Pharmacopoeia 6. National Formulary 7. Farmakope Indonesia I, II, III 8. Ekstra Farmakope Indonesia 1974
-
14
9. Marok Index 10. Anfress Goth, Textbook of Medical Pharmacology. 11. Goodman and Gilman, Pharmacological Basis of Therapeutics 12. D.R. Laurenoe, Clinical Pharmacology 13. W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. 14. T. Iskandar, Kamus Dewan. 15. Kamus-kamus Isitlah Kimia 16. Websters New Collogiate Dictionary
IV. Bahan Rujukan
1. Kelompok bersepakat menerima Pedoman Khusus Pembentukan Istilah Kimia dalam Kertas F Satu JKTBM Sidang XII dengan sedikit tambahan.
2. Kelompok bersepakat membahas bahan sidang menurut uruta sebagai berikut:
a. Istilah Farmasi-Farmakologi No. PPBI XII/2 Far; b. Kertas F Satu JKTBM Farmasi-Farmakologi; c. Hasil Rapat Kerja PPBI X
3. Kelompok bersepakat untuk menambahkan satu kategori dalam penyajian istilah sehingga berbentuk sebagai berikut.
Kategori A : Istilah yang disetujui sama.
Kategori B : Istilah yang disetujui sama, tetapi berbeda ejaan atau
bentuknya.
Kategori C : Istilah yang disetujui berbeda.
Kategori D : Istilah yang disetujui untuk ditangguhkan.
Kategori E : Istilah yang disetujui untuk digugurkan atau yang dirujuk ke
bidang ilmu lain.
V. Masalah
Istilah-istilah serapan dari ilmu-ilmu dasar yang belum mantap pedoman dan
penataanya, misalnya nama-nama kimia.
VI. Hasil Sidang Kelompok
1. Jumlah isitlah yang dibahas: 795 isitlah (huruf A, B, dan C, dari bahan II.
1)
Perincian:
Daftar A: 414 istilah
Daftar B: 4 istilah
Daftar C: 85 istilah
Daftar D: 37 istilah
-
15
Daftar E: 255 istilah
2. Untuk istilah-istilah rujukan, sesuai dengan usul dalam Kertas A JKTBM PENGENALAN Pasal 13, kelompok memandang perlu untuk meninjau
kembali beberapa pedoman pembentukan isitlah ilmu-ilmu dasar dan
penyusunan tata nama sesuai dengan kimia lengkap. Misalnya.
Bahasa Sumber Bahasa Indonesia/Malaysia
-ine -ina
untuk nama-nama resmi senyawa-senyawa/sebatian-sebatian organik yang
mengandung nitrogen bervalensi tiga.
VI. Rencana Kerja Kelompok
1. Bahan-bahan sidang yang belum dapat diselesaikan dalam Sidang MBIM XII (huruf DZ dari istilah Farmasi-Farma-kologi No. PPBI XII/2 Far,
Kertas F Satu JKTBM Farmasi-Farmakologi dan hasil Rapat Kerja PPBI X
Farmasi-Farma-kologi) akan digarap dengan surat-menyurat dengan
pembidangan tugas seperti dalam lampiran I. Sidang MBIM XIII hanya
membahas hal-hal yang belum dapat diselesaikan dengan komunikasi ini.
2. Menyusun istilah-isitlah ilmu dalam bagan klasifikasi Ilmu Farmasi hasil
Rapat Kerja PPBI XII (lihat lampiran)
V. Saran-saran
Kelompok memandang perlu agar dalam setiap sidang dapat diikutsertakan pakar
istilah ilmu-ilmu dasar yang dapat mengawal dan memberikan
panduan/penjelasan dalam penataan istilah ambilan dan turunnya.
-
16
LAMPIRAN KLASIFIKASI ILMU FARMASI
CABANG ILMU KELOMPOK BIDANG ILMU BIDANG ILMU DISILIN ILMU KODE PENYUSUN FARMASI SAINS FARMASI FARMASEUTIKA
FARMASI BIOLOGI
KIMIA FARMASI
FARMAKOLOGI
PERHITUNGAN FARMASI
FARMASI KUANTUM
TERMODINAMIKA FARMASI
LARUTAN dan KELARUTAN
KINETIKA FARMASI
SISTEM DISPRESI
REOLOGI
BIOFARMASI
FITOKIMIA
SEKOLOGI dan IMUNOLOGI
ALERGOLOGI
TATA NAMA BAHAN OBAT
KIMIA FARMASI ANORGANIK
KIMIA FARMASI ORGANIK
KIMIA BAHAN ALAM
DISAIN BAHAN OBAT
LINTAS-TUBUH OBAT
FARMAKODINAMIKA
FARMAKOKINETIKA
POSOLOGI
T
T
T
T
T
M
M
M
T
M
M
T
T
T
T
M
M
M
M
M
-
17
2
CABANG ILMU KELOMPOK BIDANG ILMU BIDANG ILMU DISILIN ILMU KODE PENYUSUN
TEKNOLOGI FARMASI
FARMASI PENYEDIAAN
dan
PEMBARIKAN
FARMASI BIOLOGI
ANALISIS FARMASI
FARMASI KLINIK
FORMULASI
PENYARIAN dan PEMISAHAN
BAHAN FARMASI
ILMU dan TEKNIK MERACIK
SEDIAAN PAAT dan
SENIPADAT
SEDIAAN CAIR
SEDIAAN MATA dan
PARENTERAL
EROSOL
PENGETAHUAN WADAH dan
BAHAN KEMAS
RADIO FARMASI
PERSYARATAN dan PENGUJIAN
ANALISA OBAT, MAKANAN dan
KOSMETIKA
PENGUJIAN HAYATI
KRONATOGRAFI
ANALISIS INSTRUMEN
TOKSIKOLOGI/FARMASI
KEHAKIMAN
ANALISIS KLINIK
ANTARAKSI OBAT
ALAT KESEHATAN
T
M
T
T
M
M
M
M
M
M
M
M
M
-
18
3
CABANG ILMU KELOMPOK BIDANG ILMU BIDANG ILMU DISILIN ILMU KODE PENYUSUN
ADMINISTRASI FARMASI
UNDANG-UNDANG
FARMASI
MANAJEMEN FARMASI
FARMASI MASYARAKAT
FARMASI PEMERINTAHAN
FARMASI RUMAH SAKIT
FARMASI INDUSTRI
TM
M
M
TM
M
Keterangan:
T = Drs. Tjiptasurasa
M = Dr. Syed Mohsin bin Syed Sahil
-
19
4. LAPORAN SIDANG KELOMPOK KOMUNIKASI MASSA
I. Anggota Sidang
1. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A. (Ketua, Indonesia) 2. Encik Hashim Amir Hamzah (Anggota, Malaysia) 3. Drs. Suwardi Idris (Anggota, Indonesia) 4. Dra. Sri Sukesi Adiwimarta (Pendamping, Indonesia) 5. Drs. Gustaf Sitindaon (Sekretaris dan Pelapor, Indonesia)
II. Bahan Pembahasaan
1. Senarai Istilah Malaysia Komunikasi Am dengan kode Kertas C Satu
JKTBM.
2. Senarai Istilah Malaysia Komunikasi Am (Istilah Tambahan) dengan kode Kertas C Dua JKTBM.
3. Daftar Istilah Indonesia Istilah Komunikasi Massa dengan kode No. PPBI
XII/4 KM.
III. Bahan-bahan Rujukan
1. Harry Wayne Mc Mahon. Television Production, the Creative Techniques, and Languages of TV to day. New York : Hastings House
Publisher.
2. Glossery of Technical Towns, BBC London. 3. Kamus Istilah Publisitik/Komunikasi Unpad Bandung Fakultas Publisistik
4. W.J.S. Purwadarminta, 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia, cetakan
Jakarta: Pusat Bahasa.
5. Websters Now Collegiate Dictionary. Massachusetts, USA: G Merriam
Company, Springfield
.
IV. Prosedur Kerja
1. Mula-mula dirundingkan bersama cara kerja kelompok yang akan
dilaksanakan, bahan mana yang akan dibahas lebih dahulu.
2. Sesudah tercapai kesepakatan cara kerja, maka yang pertama-tama dibahas
adalah senarai istilah Malaysia dengan kode Kertas C Satu JKTBM.
Senarai ini memuat sejumlah 398 istilah yang merupakan sisa istilah yang
belum dibicarakan dalam Sidang XI MBIM di Kuala Lumpur bulan Maret
1978.
-
20
3. Setelah ini selesai, kemudian mulai dibahas senarai isitlah Malaysia dengan
kode Kertas C Dua JKTBM yang merupakan tambahan/susunan istilah
Komunikasi Am, Massa yang baru. Ini dibahas sekaligus bersama-sama
dengan istilah baru yang disusun oleh pihak Indonesia dalam daftar Isitlah
Komunikasi Massa dengan kode No. PPBI XII/4 KM.
4. Di samping itu disepakati untuk mengadakan kerja sama lanjutan dalam
bentuk komunikasi tertulis di antara anggota kelompok sekarang.
5. Mengusahakan agar istilah-istilah tersebut diterbitkan secara bersama
dalam bentuk daftar, sehingga segera dapat dimanfaatkan oleh mereka yang
memerlukannya.
VIII. Saran-saran
1. Agar Kelompok Komunikasi Massa masih diperkenankan mengikuti sekali
lagi Sidang MBIM berikutnya untuk menyempurnakan dan memantapkan
istilah-istilah yang belum tergarap dan memperluas cakupannya.
2. Agar hasilnya selekas mungkin dapat diterbitkan, paling sedikit dalam
bentuk daftar/senarai sehingga segera dapat disebarluaskan dan
dimanfaatkan oleh mereka yang memerlukannya.
3. Di samping istilah radio dan televisi agar menggarap juga istilah aspek lain
antara lain jurnalistik dan pers.
4. Di samping sidang-sidang resmi MBIM, dapat diusahakan kerja sama
dengan Malaysia dengan kelompok yang sama biayanya disediakan oleh
pihak resmi.
5. LAPORAN KELOMPOK PERISTILAHAN BIDANG MANAJEMEN/
ADMINISTRASI/PENGURUSAN/PENTADBIRAN
I. Anggota Sidang Kelompok
1. B.N. Marbun, S.H. (Indonesia-Ketua) 2. Cik Asiah bt. Abu Samah (Malaysia-Anggota) 3. Prof. Madya Nik Abdul Rashid (Malaysia-Anggota) 4. Drs. Pariata Westra, S.H. (Indonesia-Anggota) 5. Drs. Djanjanto Supraba (Indonesia-Pengarah) 6. Sdr. Nama Sumantri (Indonesia-Pendamping) 7. Drs. Adi Sunaryo (Indonesia-Sekretaris/Pelapor)
-
21
II. Bahan Pembahasan
1. Pengurusan (Yang Ditangguhkan), Sidang Ke-12 MBIM Kertas D Satu
JKTBM
2. Pengurusan (Baki Sidang Ke-11), Sidang Ke-12 MBIM Kertas D Dua
JKTBM
3. Istilah Manajamen/Administrasi, Sidang XII MBIM Bahasa Indonesia-
Malaysia, Jakarta, 1420 November 1978, Pusat Pembinan dan
Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kertas
PPBI XII/3 MAN
III. Bahan Rujukan
1. W.J.S. Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia 2. T. Iskandar, Kamus Dewan 3. B.N. Marbun, S.H., dkk., Kamus Istilah Manajemen.Jakarta: PPM 4. Pariata Westra, Drs., S.H. dkk., Ensiklopedi Administrasi. Yogyakarta:
BPA UGM.
5. Hano Johannsen, Terry Page, International Dictionary of Management.
6. Derek Prench, Heather Saward, Dictionary of Management.
IV. Prosedur Kerja
1. Menetapkan istilah yang tergolong ke dalam:
kategori A: istilah yang disetujui sama;
kategori B: istilah yang disetujui sama, tetapi berbeda
ejaan atau bentuknya.
kategori C: istilah yang disetujui berbeda,
kategori D: istilah yang ditangguhkan.
2. Mendahulukan istilah yang disetujui sama
3. Menunda istilah yang belum mendapat kesepakatan bersama.
4. Menetapkan bahan rujukan (lihat III).
V. Masalah
Perbedaan kecil yang tidak substansial pada istilah manajemen/ Pengurusan
seperti:
Inggeris Malaysia Indonesia
Market pasaran pasar
activity aktiviti aktivitas
analysis analisa analisis
-
22
tidak dianggap berbeda, tetapi sama, dan hal tersebut dianggap sebagai variasi
yang sehat dalam pemakaian sehari-hari.
VI. Hasil Sidang Kelompok
1. Istilah yang disetujui sama (Kategori A) : 472
2. Istilah yang disetujui sama, tetapi berbeda : 58
ejaan atau bentuknya (Kategori B)
3. Istilah yang disetujui berbeda (Kategori C) : 473
4. Istilah yang ditangguhkan (Kategori D) : 32
______________
1035 istilah
VII. Rencana Kerja
1. Masing-masing pihak akan meneruskan penyiapan istilah asing yang belum
dicarikan terjemahan atau padananya dalam bahasa Indonesia-Malaysia
lebih kurang 300 istilah, dalam bidang Manajemen/ Administrasi
(Indonesia). Pembahasaan/Pentadbiran (Malaysia). (Desember 1978
Februari 1979)
2. Naskah ini akan dipertukarkan dan disiapkan masing-masing Negara.
(Maret 1979April 1979)
3. Sementara itu akan diusahakan melengkapi perincian dari masing-masing
Bagian Klasifikasi Ilmu Manajemen/Administrasiyang telah diusulkan
rencananya oleh pihak Indonesiayang akan dibahas di masing-masing
negara. (April 1979Mei 1979)
4. Kemudian akan dipilih bagian-bagian tertentu untuk segera istilah-istilah dimantapkan. Untuk pertama kali akan dipilih bidang Administrasi (Public
Administration) dan Manajemen (Business Management) dari klasifikasi
usulan rancangan pihak Indonesia (a. Umum, b. Public Administration, c.
Business Management, dan d. Social Institution) sambil memilah-milah
istilah yang tergolong Umum. (Mei 1979Juli 1979)
5. Setelah bagian 4 dipersetujukan, kemudian diterbitkan oleh Majelis Bahasa/PPBI/JKTBM masing-masing negara (Agustus 1979)
6. Bagian-bagian lain dari sistematika itu (a. Umum, dan d. Social
Institution) akan ditentukan untuk dipilih setelah MBIM XIII, dan istilah-
istilah yang akan dibentuk dimantapkan.
(Agustus 1979Oktober 1979)
-
23
7. Istilah-istilah dari bagian-bagian (berikut) itu akan dibahas bersama dan
setelah mantap kemudian akan diterbitkan (November 1979).
8. Langkah 6 diulang sampai dengan langkah 7; dalam tiga tahap diharapkan
keseluruhan istilah-istilah bidang Manajemen/ Administrasi -
Pengurusan/Pentadbiran selesai/ habis.
(November 1979Februari 1980)
9. Langkah berikut, barulah menyusun definisi nominalnya.
VIII. Saran-saran
1. Daftar istilah bentukan atau padanannya telah disiapkan sebelumnya
memudahkan dan mempercepat pembahasan. Oleh karena itu sebelum
maju ke rapat-rapat Majelis, sesogyanya telah dipertukarkan dan dibaas di
masing-masing negara rancanran daftar istilah yang akan dimajukan ke
Sidang Majelis yang berikutnya.
2. Masing-masing kelompok/bidang dalam kesempatan mengajukan
persoalannya ke Sidang Lengkap hendaknya mengajukan persoalannya atas
dua bagian:
a. persoalan-persolan umum (menyangkut semua bidang);
b. persoalan-persoalan peristilahan per bidang yang diminta kepada sidang
pleno bantuannya untuk memecahkan/meneyelesaikannya.
3. Sayogianya ada kesempatan untuk membincarakan bersama maupun antara bidang/kelompok istilah-isitlah yang ditemukan yang terasa sebagai
istilah luasan, baik istilah umum maupun istilah pinjam.
4. Dalam menelaah istilah-istilah asing yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia-Malaysia maupun padanan yang dicari, hendaknya kelompok
yang bersangkutan serentak menandai dengan tanda: A (pokok); B
(pinjaman); C (luasan/umum).
5. Dalam mengajukan sistematik perincian dari masing-masing
disiplin/ilmuuntuk kepentingan peristilahansayogianya sistematik itu
memuat suatu bagian yang bersifat/bercorak Umum, dan bagian-bagian
lain yang bersifa/bercorak substantif. Bagian lain yang bersifat Umum
itulah yang lazimnya bertindan (overlapped) dengan bidang/ilmu/disiplin
lain.
6. Sebaiknya kelompok tidak perlu mengikuti Sidang Lengkap yang khusus
membahas soal-soal khusus. Kelompok hanya menerima saja hasil
perumusan para pakar bahasa.
-
24
7. Mengingat pentingnya bidang Administrasi/Manajemen dalam
pengembangan pemerintah dan ekonomi Indonesia-Malaysia dalam rangka
menuju harmonisasi dan kerja sama kedua negara adalah beralasan agar
istilah di bidang Administrasi/Manajemen terus dilanjutkan dan
dikembangkan pada sidang MBIM yang akan datang.
8. Sehubungan dengan no. III 2, 3, 4, 7, mohon MBIM dapat mengatur
pertukaran bahan dan informasi antara kelompok/bidang ini antara pihak
Indonesia dan pihak Malaysia.
9. Diusulkan agar semua anggota kelompok dapat memiliki :
(1) W.J.S. Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. (2) T. Iskandar, Kamus Dewan (3) Marbun, dkk., Kamus Istilah Manajemen (4) Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia, Kamus Penyusunan/
Pentadbiran.
6. LAPORAN SIDANG KELOMPOK PSIKOLOGI
I. Anggota Sidang Kelompok
1. Drs. Enoch Markum (Indonesia-Ketua) 2. Dra. Ediasri Totoatmodiwirjo (Indonesia-Anggota) 3. Encik Muhamad Awang (Malaysia-Anggota) 4. Encik Mat Saat bin Baki (Malaysia-Anggota) 5. Drs. Saodah N. Elgersma (Indonesia-Pendamping) 6. A. Patoni (Indonesia-Sekretaris)
II. Bahan Pembahasan
1. Peristilahan Bidang Psikologi, Kertas Satu JKTBM.
2. Istilah Psikologi No, PPBI/XII/5 PSK.
III. Bahan Rujukan
1. Pedoman Umum Ejaan (Indonesia/Malaysia)
2. Pedoman Umum Pembentukan Istilah (Indonesia/Malaysia)
3. T. Iskandar, Kamus Dewan
4. W.J. S. Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia.
5. Kamus-kamus Istilah Psikologi
6. Websters New Collegiate Dictionary 7. Echolacs. Kamus Inggris-Indonesia. 8. Poerw darminta. Kamus Indonesia-Inggris. 9. Kamus-kamus Psikologi Inggris.
-
25
IV. Prosedur Kerja
Oleh karena Malaysia belum mengklasifikasikan istilahnya, disepakati untuk
membahas istilah Psikologi No. PPBI/XII/5 PSK dari Indonesia, dan sesudah
selesai baru dibahas perisitlahan bidang Psikologi Kertas G Satu JKTBM dari
Malaysia.
V. Masalah
1. Belum adanya klsifikasi ilmu sedikit banyak mengakibatkan istilah yang
disusun tidak sama dan mengakibatkan terlalu luas cakupannya.
2. Kurang adanya komunikasi antarbidang/disiplin dalam penyesuaian istilah,
sebelum datang ke sidang misalnya,
Bahasa sumber Istilah Indonesia Istilah Malaysia
Resistance tahanan rintangan
Meskipun kedua belah pihak sependapat untuk membuat istilah yang sama,
namun bidang lain (listrik) di masing-masing negara mempergunakan istilah
yang berbeda.
3. Masalah yang berkaitan dengan kaidah bahasa kebiasaan yang berlaku di
masing-masing negara, misalnya.
a. Perbedaan imbuhan:
Indonesia Malaysia
saran saranan
tingkat tingkatan
pemelajaran pembelajaran
Karena kelaziman yang berbeda disepakati pemakaian yang berbeda.
b. Kebutuhan (Indonesia), keperluan (Malaysia), dengan alasan bahwa kata butuh adalah kata tabu di Malaysia, disepakati untuk berbeda.
c. Kelaziman pengambilan kata asing seperti:
Indonesia Malaysia
tipe taip
-itas -iti (aktivitias aktiviti)
-
26
Disepakati berbeda
d. Inggris Indonesia Malaysia
Ambivalence ambivalesnsi ambivalens
Disetujui berbeda karena untuk Indonesia berlatar belakang bahasa
Belanda.
e. Inggris Indonesia Malaysia
Test tes ujian
Disetujui berbeda karena makna tes dan ujian dalam bahasa Indonesia
berbeda.
VI. Hasil Sidang Kelompok
1. Bahan dari kertas kerja Indonesia, yang termasuk ke dalam:
Kategori A: Istilah yang disetujui sama 469 istilah
Kategori B: Istilah yang disetujui sama, tetapi berbeda ejaan atau
bentuknya 34 istilah
Kategori C: Istilah yang disetujui berbeda 91 istilah
Kategori D: Istilah yang ditangguhkan1 istilah
2. Bahan dari kertas kerja Malaysia, yang termasuk ke dalam:
Kategori A: Istilah yang disetujui sama 53 istilah
Kategori B: Istilah yang disetujui sama, tetapi berbeda ejaan atau
bentuknya 4 istilah
VII. Rencana Kerja Kelompok
1. Membuat klasifikasi ilmu. Dalam hubungan ini pihak Indonesia
menawarkan suatu klasifikasi psikologi yang dimintakan kepada pihak
Malaysia untuk tanggapi secepat-cepatnya (e minggu setelah sidang MBIM
XII).
2. Berdasarkan klasifikasi ilmu yang disepakati, maka untuk sidang yang akan
datang direncanakan:
a. Menyelesaikan istilah yang menyangkut bidang Psikologi sebagai ilmu dan Psikologi Umum.
b. Menyusun istilah Psikologi Kepribadian dan bila waktu cukup juga
menyusun istilah Psikologi Perkembangan.
-
27
3. Menyebarluaskan hasil kerja sidang XII kelompok Psikologi kepada
pemakai/pengguna untuk memperoleh umpan balik (feed-back).
4. Mengadakan komunikasi antarkelompok penyusun istilah psikologi
Malaysia dan Indonesia, untuk menentukan bahan istilah dan buku rujukan
sidang MBIM yang akan datang.
Disepakati komunikasi dilakukan melalui lembaga bahasa masing-masing
negara (Pusat Bahasa dan Dewan Bahasa). Disepakati pula pertukaran bahan
istilah dan bahan rujukan selambat-lambatnya 3 bulan sebelum sidang MBIM
XIII.