neraca pembayaran (kebanksentralan bab 3)

30
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: Perkembangan, Arah Kebijakan, dan Prospek DR. Endy Dwi Tjahjono Kepala Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik - Departemen Statistik DISAJIKAN PADA ACARA EVALUASI KURIKULUM DAN TRAINING FOR TRAINERS PENGAYAAN KEBANKSENTRALAN YOGYAKARTA, 20 MARET 2014

Upload: bagus-cahyo-jaya-pratama

Post on 24-Jun-2015

857 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA:Perkembangan, Arah Kebijakan, dan Prospek

DR. Endy Dwi TjahjonoKepala Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan

Statistik - Departemen Statistik

DISAJIKAN PADA ACARAEVALUASI KURIKULUM DAN TRAINING FOR TRAINERS PENGAYAAN KEBANKSENTRALAN

YOGYAKARTA, 20 MARET 2014

Page 2: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

2 AGENDA

I. Teori Keseimbangan Eksternal

II. Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia

III. Faktor Determinan Defisit Transaksi Berjalan di Indonesia

IV. Kebijakan untuk Menurunkan Defisit Transaksi Berjalan

V. Prospek dan Arah Kebijakan

Page 3: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

3I. Teori Keseimbangan Eksternal

+

Transaksi berjalan ditentukan oleh level disposable income dan besarnya konsumsi.

Di sisi lain, kondisi transaksi berjalan merupakan hasil dari saving-investment gap yang terjadi pada sektor swasta dan pemerintah.

Transaksi berjalan akan defisit bila konsumsi lebih tinggi dari disposable income atau level investasi melebihi tabungan.

Page 4: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

4II. Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia

020406080100120

-15-10

-505

1015

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

*

Q2

*

Q3

*

Q4

**

2010 2011 2012* 2013

Indonesia's Balance of Payments

Curr. Account Cap & Fin. AccountOverall Balance Reserve Assets (RHS)

billion USD billion USD

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pd Tw. IV’13 kembali mencatat surplus $4,4 miliar setelah selama tiga triwulan sebelumnya mengalami defisit.

Perbaikan ini disumbang oleh penurunan tajam pada defisit transaksi berjalan menjadi $4,0 miliar (1,98% PDB) dari sebelumnya $8,5 miliar (3,85% PDB) dan surplus transaksi modal & finansial yg meningkat menjadi sebesar $9,2 miliar.

Dengan perkembangan tsb, cadangan devisa meningkat dari $95,7 miliar pd akhir Sept’13 menjadi $99,4 miliar pd akhir Des’13, setara dgn 5,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah.

Page 5: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

5II. Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia

Penurunan defisit transaksi berjalan pd Tw. IV’13 terutama didukung oleh naiknya surplus neraca perdagangan barang.

Surplus neraca perdagangan nonmigas meningkat krn ekspor nonmigas mulai tumbuh positif (3,8% yoy) seiring pemulihan ekonomi global dan koreksi harga komoditas yg semakin terbatas. Sementara itu, impor nonmigas terkontraksi (6,6% yoy) sejalan dg moderasi perekonomian domestik dan depresiasi rupiah.

Defisit neraca perdagangan migas menyempit akibat turunnya impor migas di saat ekspor migas masih tumbuh positif.

-15

-10

-5

0

5

10

15

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1*

Q2*

Q3*

Q4*

*

2010 2011 2012* 2013

Current Account

Goods Services Income Curr. Transfers Curr. Account

billion USD

Transaksi Berjalan & Komponennya

Transaksi Berjalan & Neraca Perdagangan Nonmigas Neraca Perdagangan Migas

-4-3-2-101234

-15

-10

-5

0

5

10

15

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1*

Q2*

Q3*

Q4*

*

2010 2011 2012* 2013

Oil & Gas Trade Balance

Imports Exports OG Trade Balance (RHS)

billion USD billion USD

-50-40-30-20-1001020304050

-3-113579

111315

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1*

Q2*

Q3*

Q4*

*

2010 2011 2012* 2013

Non-Oil & Gas Trade Balance

NOG Trade Balance NOG exports (RHS) NOG imports (RHS)

billion USD %, y.o.y

Page 6: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

6II. Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia

Setelah sejak Tw. II’12 terus terkontraksi, ekspor nonmigas Tw. IV’13 tumbuh 3,8% (yoy), didorong oleh peningkatan permintaan ekspor.

Di sisi lain, harga komoditas relatif lebih baik dibanding triwulan sebelumnya, meski masih mengalami penurunan.

-20.0

-10.0

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2011 2012 2013

Ekspor Total

Nominal

Riil

%, y.o.y

-20.0

-10.0

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2011 2012 2013

Produk Primer

Nominal

Riil

%, y.o.y

-15.0-10.0

-5.00.05.0

10.015.020.025.030.0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2011 2012 2013

Produk Manufaktur

Nominal

Riil

%, y.o.y

Page 7: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

7II. Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia

Perkembangan Ekspor 10 Komoditas Utama Nonmigas

Volume ekspor 10 komoditas utama pd Tw. IV’13 tumbuh positif terutama dipengaruhi oleh naiknya permintaan ekspor minyak nabati, alat listrik, karet dan kayu olahan, serta TPT.

Turunnya permintaan batubara dan harga komoditas yg masih tumbuh negatif menahan perbaikan kinerja ekspor komoditas utama nonmigas lebih lanjut.

2012 2012 2012

1. Batubara 16.2 -2.5 -7.3 -8.7 -2.5 -9.6 -7.2 7.9 12.4 14.8 20.9 -0.2 11.6 -9.6 -17.5 -20.4 -19.3 -9.4 -16.9

2. Minyak Nabati 12.3 -2.2 -14.2 8.3 -29.0 6.5 -8.5 8.4 -1.2 27.1 -13.4 3.0 3.1 -9.8 -13.1 -14.8 -18.0 3.4 -11.2

3. Tekstil dan Produk Tekstil 8.5 -6.3 -0.3 2.8 3.5 2.4 2.1 -3.4 2.1 4.7 4.5 4.2 3.9 -3.0 -2.3 -1.8 -1.0 -1.8 -1.7

4. Alat Listrik, Ukur, Fotografi, dll 7.1 -3.4 -3.8 -3.9 -5.8 -2.4 -4.0 -0.2 6.1 13.0 11.6 20.7 12.5 -3.2 -9.4 -15.0 -15.6 -19.2 -14.7

5. Karet Olahan 6.2 -26.6 -6.1 -22.0 -8.7 -0.3 -10.2 -18.7 0.9 -15.0 -0.5 7.8 -2.7 -9.7 -7.0 -8.2 -8.2 -7.5 -7.7

6. Barang dari Logam Tdk Mulia 5.8 -21.5 -9.5 2.6 -13.6 -8.1 -7.2 -12.0 -4.9 7.4 -13.1 -10.0 -5.3 -10.8 -4.7 -4.5 -0.5 2.1 -2.0

7. Makanan Olahan 3.6 7.2 -4.2 9.3 9.6 7.6 5.5 9.8 -1.8 7.7 4.1 -1.0 2.3 -2.3 -2.5 1.5 5.2 8.6 3.2

8. Kertas dan Barang dari Kertas 2.5 -5.2 -8.0 -6.4 -7.0 0.7 -5.3 -9.5 -9.3 -9.0 -10.1 -4.3 -8.2 4.8 1.5 2.9 3.4 5.2 3.2

9. Kayu Olahan 2.3 2.8 -6.1 8.1 7.1 11.0 5.0 8.3 0.8 18.0 14.7 18.2 12.9 -5.1 -6.8 -8.4 -6.7 -6.1 -7.0

10. Produk Kimia 2.3 -21.9 -1.6 -7.5 -10.2 4.7 -3.7 -18.3 -0.5 -6.3 -11.8 1.4 -4.3 -4.4 -1.2 -1.3 1.8 3.3 0.6

Total 10 Komoditas 66.9 -8.2 -7.2 -3.2 -9.0 -1.1 -5.1 -2.6 -0.3 5.0 -2.2 0.9 0.9 -5.8 -7.0 -7.8 -7.0 -2.0 -6.0

*) data sementara **) data sangat sementara

Riil

2013**

Indeks Harga

Tw. IV**

2013**

Tw. III*Tw. I

Rincian

TOTAL

Pangsa (%)

2013**

Nominal

2013**

TOTALTw. II Tw. II Tw. III*Tw. I Tw. IV** TOTAL

Pertumbuhan Tahunan (%, yoy)

Tw. II Tw. III*TOTALTw. IV** TOTAL Tw. ITOTAL

Page 8: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

8II. Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia

Perkembangan Ekspor Nonmigas ke 10 Negara Tujuan Utama

Perbaikan kinerja ekspor nonmigas Tw. IV’13 didukung oleh akselerasi ekspor ke China (karet mentah, bauksit, dan kertas; total pangsa 17,3%), AS (alat listrik, alas kaki, makanan olahan, udang segar; total pangsa 25,3%), India (minyak kelapa sawit, bijih tembaga, karet; pangsa 43,5%).

1 China 14.1 33.3 1.4 -24.5 -10.4 -3.9 3.0 -9.8 6.0 9.2 2.0

2 Jepang 10.7 3.3 -10.6 -11.0 -7.2 -6.5 -8.1 -3.9 -9.3 -4.7 -6.5

3 Amerika Serikat 10.0 -6.1 -5.4 -8.2 -9.2 -7.2 1.8 1.3 3.3 8.3 3.6

4 India 8.7 16.8 -26.9 -10.9 2.5 -7.2 4.4 18.9 -13.7 10.3 4.7

5 Singapura 6.5 -10.5 -13.0 -19.6 0.9 -11.0 -3.0 -5.4 -3.5 -5.8 -4.5

6 Malaysia 4.8 -3.6 -13.7 -2.9 -8.3 -7.2 -21.5 -10.9 -15.4 -11.7 -15.2

7 Korea Selatan 4.0 -4.3 -3.8 -19.3 -9.0 -9.2 -12.5 -12.5 -6.7 -7.1 -9.9

8 Thailand 3.5 -21.7 11.9 11.4 42.0 5.9 -1.7 7.2 -9.0 -14.6 -4.8

9 Belanda 2.7 5.5 -26.1 -18.5 4.3 -9.8 -10.2 -9.5 1.8 -20.6 -10.4

10 Filipina 2.5 -7.7 5.5 -10.2 13.4 -0.6 8.8 0.8 3.0 -0.6 2.9

Total 10 Negara 67.4 2.8 -9.4 -13.6 -3.7 -6.3 -3.4 -2.6 -4.1 -0.1 -2.5*) data sementara **) data sangat sementara

2013**

Tw. IV TOTAL Tw. I Tw. IV**Tw. II Tw. IIITw. I TOTALTw. II Tw. III*

Rincian

Pangsa (%)

Pertumbuhan Tahunan (%, yoy)

2013**

2012*

Page 9: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

9II. Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia

Impor nonmigas Tw. IV’13 terkontraksi lebih dalam dibanding triwulan sebelumnya terutama krn turunnya volume impor barang modal. Penurunan impor nonmigas terjadi pd kelompok bahan baku dan barang modal, sementara impor brg konsumsi masih terakselerasi.

-10.0

-5.0

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

35.0

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw. I Tw. II Tw.III

Tw.IV

Tw. I Tw. II Tw.III*

Tw.IV**

2011

Impor Nonmigas Total

Nominal

Riil

%, y.oy.

-20.0

-10.0

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw. I Tw. II Tw.III

Tw.IV

Tw. I Tw. II Tw.III*

Tw.IV**

2011

Impor Barang Konsumsi

Nominal

Riil

%, y.oy.

-10.0

-5.0

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

35.0

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw. I Tw. II Tw.III

Tw.IV

Tw. I Tw. II Tw.III*

Tw.IV**

2011

Impor Bahan Baku

Nominal

Riil

%, y.oy.

-30.0

-20.0

-10.0

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw. I Tw. II Tw.III

Tw.IV

Tw. I Tw. II Tw.III*

Tw.IV**

2011

Impor Barang Modal

Nominal

Riil

%, y.oy.

Page 10: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

10II. Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia

-10

-5

0

5

10

15

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1*

Q2*

Q3*

Q4*

*

2010 2011 2012* 2013

Capital and Financial Account

Net Direct Inv. Net Portfolio Inv.Net Other Inv. Cap & Fin. Account

billion USD

-8,000-6,000-4,000-2,000

02,0004,0006,0008,000

10,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1* Q2* Q3* Q4**

2012* 2013

OI (liab) OI (assets)juta USD

-4,000

-3,000

-2,000

-1,000

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1* Q2* Q3* Q4**

2012* 2013

FDI DI abroadjuta USD

-6,000

-4,000

-2,000

0

2,000

4,000

6,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1* Q2* Q3* Q4**

2012* 2013

PI (liab) PI (assets)juta USD

Transaksi modal & finansial Tw. IV’13 mencatat surplus $9,2 miliar, meningkat dibandingkan surplus $5,6 miliar pd triwulan sebelumnya.

...terutama akibat penarikan pinjaman LN swasta & penarikan simpanan perbankan domestik di LN, yg sebagian ditempatkan pd beberapa instrumen yg disediakan Bank Indonesia.

Aliran modal FDI juga tetap kuat dan secara struktur semakin kuat dlm membiayai defisit transaksi berjalan sehingga kondisi eksternal Indonesia semakin sustainable.

Arus modal investasi portofolio mengalami penyusutan akibat ketidakpastian global pasca rencana pengurangan stimulus ekonomi di Amerika Serikat.

Page 11: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

11III. Faktor Determinan Defisit Transaksi Berjalan di Indonesia

-15

-10

-5

0

5

10

15

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

*

Q2

*

Q3

*

Q4

**

2010 2011 2012* 2013

Current Account

Goods Services Income Curr. Transfers Curr. Account

billion USD

Defisit Transaksi Berjalan terjadi sejak Tw. IV’11 akibat menyusutnya surplus neraca perdagangan barang di tengah defisit neraca jasa dan pendapatan yg persisten.

Pada Tw. IV’13, defisit Transaksi Berjalan mengecil seiring meningkatnya surplus neraca perdagangan barang.

Page 12: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

12III. Faktor Determinan Defisit Transaksi Berjalan di Indonesia Berkurangnya surplus neraca perdagangan nonmigas di satu sisi dipengaruhi oleh ekspor

yg terus menurun akibat melambatnya permintaan eksternal dan menurunnya harga komoditas.

Di sisi lain, impor pd akhirnya menurun seiring permintaan domestik yang termoderasi.

Ekspor Nonmigas dan Permintaan Dunia Impor Nonmigas dan Perkembangan Harga

4.85.05.25.45.65.86.06.26.46.66.8-38,000

-36,000-34,000-32,000-30,000-28,000-26,000-24,000-22,000-20,000-18,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1* Q2* Q3* Q4**

2011 2012* 2013

Non-Oil & Gas Imports Indonesia's GDP (RHS)

juta USD %, y.o.y

-20.0

-10.0

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

25,00027,00029,00031,00033,00035,00037,00039,00041,00043,00045,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1* Q2* Q3* Q4**

2011 2012* 2013

Non-Oil & Gas Exports

World Trade Volume (RHS)

Price Index (RHS)

juta USD %, y.o.y

Page 13: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

13III. Faktor Determinan Defisit Transaksi Berjalan di Indonesia Produksi minyak yg terus menurun di tengah tren peningkatan konsumsi BBM

mendorong tingginya impor minyak shg defisit neraca migas melebar.

Komposisi penggunaan BBM terbesar dari sektor transportasi (72%), diikuti oleh sektor layanan umum (12%), dan sektor kelistrikan (11%).

Komposisi Konsumsi BBMLifting Minyak dan Konsumsi BBM

50

60

70

80

90

100

110

120

130

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1*

Q2*

Q3*

Q4*

*

Q1

Q2

Q3

Q4

2011 2012* 2013 2014***

Produksi Minyak Konsumsi BBMLinear (Produksi Minyak) Linear (Konsumsi BBM)

juta barelABRI0.7%

Industri2.3%

Layanan Umum12.4%

PLN10.5%

Rumah Tangga

1.9%

Transportasi72.1%

Usaha Perikanan

0.1%

Others0.0%

Page 14: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

14III. Faktor Determinan Defisit Transaksi Berjalan di Indonesia Tingginya ketergantungan thdp penyedia jasa asing (nonresiden), terutama jasa angkutan

barang (freight) impor, menyebabkan neraca jasa persisten mengalami defisit.

Jasa travel merupakan satu-satunya komponen jasa penyumbang surplus. Namun demikian, meningkatnya jumlah penduduk Indonesia yg bepergian ke LN seiring bertambahnya midle income class dan low cost carrier di tengah lambatnya pertumbuhan infrastuktur pariwisata Indonesia mengakibatkan surplus jasa travel relatif stabil.

Derasnya aliran masuk modal asing ke Indonesia selain mencerminkan persepsi positif investor asing thdp fundamental ekonomi Indonesia, yg disertai dgn tingkat profitabilitas perusahaan yg masih tinggi, juga berimplikasi pada besarnya imbal hasil yg diterima investor asing shg defisit neraca pendapatan tetap tinggi.

Defisit Neraca PendapatanDefisit Neraca Jasa

-4

-3

-2

-1

0

1

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1* Q2* Q3* Q4**

2010 2011 2012* 2013

Other Services Travel Transportation Services (net)

billion USD

* provisional figures; ** very provisional figures

-8-7-6-5-4-3-2-10

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1* Q2* Q3* Q4**

2010 2011 2012* 2013

Other Inv. Income Portfolio Inv. Income Direct Inv. Income Income (net)

billion USD

* provisional figures; ** very provisional figures

Page 15: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

15IV. Kebijakan untuk Menurunkan Defisit Transaksi BerjalanPemerintah dan Bank Indonesia melakukan beberapa kebijakan untuk menurunkan defisit Transaksi Berjalan ke level yang sustainable.

Kebijakan Terkait Nonmigas:

Demand Restraining

Peningkatan rasio GWM – LDR

Kenaikan BI Rate

Penurunan pertumbuhan kredit perbankan

Penerapan LTV sektor properti dan otomotif

Penyesuaian nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya

Shifting to domestic goods consumption / imports restaining

Penerapan pajak impor barang mewah

Penyesuaian nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya

Page 16: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

16IV. Kebijakan untuk Menurunkan Defisit Transaksi BerjalanPemerintah dan Bank Indonesia melakukan beberapa kebijakan untuk menurunkan defisit Transaksi Berjalan ke level yang sustainable.

Kebijakan Terkait Migas:

Penyesuaian harga BBM subsidi (memperbaiki struktur APBN)

Kebijakan bauran energi dan penggunaan biofuel

Kebijakan Terkait Transaksi Finansial:

Capital Flows Management

Pelonggaran Month Holding Period

TD Valas

Currency Swap

Financial Deepening

Mini MRA

TD Valas

Page 17: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

17V. Prospek dan Arah Kebijakan

Pemulihan ekonomi dunia masih berlanjut, terutama ditopang oleh perbaikan ekonomi negara maju.

Perbaikan ekonomi negara maju akan mendorong perbaikan permintaan produk ekspor Indonesia terutama produk manufaktur. Peningkatan permintaan dunia juga akan memperbaiki harga ekspor Indonesia. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi China yg termoderasi oleh kebijakan rebalancing negara tsb akan mempengaruhi perkembangan ekspor komoditas primer pd level yg lebih terbatas.

Moderasi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan berlanjut dengan komposisi yang lebih seimbang.

Penyesuaian konsumsi domestik, baik dari rumah tangga maupun industri, diperkirakan masih akan berlanjut pada tahun 2014 sbg dampak kebijakan stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah selama 2013.

Ke depan, BI tetap fokus pada pengendalian inflasi sesuai target 4,5 ± 1% dan defisit transaksi berjalan pada kisaran -0,25 – 2,5% PDB.

Dengan kombinasi perkembangan global dan domestik serta beberapa risiko ke depan yg masih mewarnai perkembangan perekonomian, a.l. pergantian pemerintahan, kebijakan tappering Amerika Serikat, Bank Indonesia akan konsisten melanjutkan kebijakan ekonomi ketat untuk menjaga tercapainya inflasi dan keseimbangan eksternal yg sustainable melalui bauran kebijakan moneter dan makroprudential.

Page 18: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

18

TERIMA KASIHwww.bi.go.id

Page 19: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

19I. Teori Keseimbangan Eksternal

𝐺𝐷𝑃=𝐶+G+ I+X−M𝐶𝐴=X −M+NY+NCT𝐺𝑁𝐷𝑌=C+G+ I+CA

𝐺𝑁𝐷𝑌 −𝐶−𝐺=S h𝑤 𝑒𝑟𝑒 S=I+CA

𝐶𝐴=GNDY −C−G−I𝐶𝐴=Y − A h𝑤 𝑒𝑟𝑒 A=C+G+ I

Keterangan:- GDP : gross domestic products- C : private consumption- G : gov’t expenditure- I : gross domestic

investment- X : exports- M : imports- CA : current account- NY : net income from abroad

- NCT : net current transfers- GNDY : gross national disposable income- Y : GNDY- A : absorption- S : gross saving

Page 20: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

20II. Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia

Perkembangan Ekspor Nonmigas

A. Produk Primer Nominal 54.3 53.4 6.8 -13.8 -14.2 -6.3 -7.4 -5.5 -2.8 -7.8 1.9 -3.5 Riil 49.0 50.3 15.7 -3.9 -3.7 4.3 2.5 4.1 11.4 7.8 8.0 7.9 Indeks Harga - - -7.7 -10.3 -10.9 -10.1 -9.7 -9.3 -12.7 -14.5 -5.7 -10.6 Produk Pertanian Nominal 29.3 28.5 11.2 -18.6 0.5 -6.8 -4.4 -7.2 -0.7 -15.1 5.3 -4.6 Riil 27.6 27.2 17.2 -13.6 6.5 1.7 1.9 0.6 9.5 -3.8 8.1 3.7 Indeks Harga - - -5.1 -5.7 -5.6 -8.4 -6.2 -7.8 -9.3 -11.8 -2.6 -8.0

Makanan Nominal 21.3 20.7 34.4 -18.3 17.4 -1.1 5.5 -8.3 5.9 -19.5 4.8 -4.8 Riil 19.7 19.2 40.1 -14.4 24.4 6.4 11.4 -1.6 15.4 -9.7 5.8 2.3 Indeks Harga - - -4.1 -4.6 -5.6 -7.1 -5.3 -6.9 -8.3 -10.8 -0.9 -7.0

Bahan Baku Nominal 7.9 7.8 -23.5 -19.2 -30.8 -20.6 -23.6 -4.2 -14.5 -1.5 6.7 -4.0 Riil 6.0 5.9 -12.7 -11.7 -27.3 -16.3 -17.1 0.6 -7.0 10.6 13.8 3.6 Indeks Harga - - -12.4 -8.5 -4.7 -5.2 -7.8 -4.8 -8.0 -11.0 -6.2 -7.4

Produk Bahan Bakar & Pertambangan Nominal 25.0 25.0 2.1 -7.9 -28.8 -5.7 -10.8 -3.7 -5.0 2.4 -1.8 -2.2 Riil 11.1 11.7 14.4 4.6 -17.8 5.2 1.0 7.5 9.5 18.8 7.1 10.4 Indeks Harga - - -10.7 -11.9 -13.4 -10.4 -11.6 -10.4 -13.3 -13.8 -8.3 -11.4

B. Produk Manufaktur Nominal 43.8 44.7 -0.9 -3.1 -9.6 -5.4 -4.8 -2.9 -0.3 -1.0 5.0 0.2 Riil 56.4 55.2 -2.5 -1.7 -4.1 0.3 -2.0 0.3 5.1 0.6 4.9 2.8 Indeks Harga - - 1.7 -1.4 -5.8 -5.7 -2.9 -3.1 -5.1 -1.6 0.1 -2.5

C. Lainnya Nominal 1.9 1.2 61.3 -5.9 52.5 -32.0 9.9 -41.0 -57.6 -35.1 -7.5 -36.2 Riil 1.0 0.7 43.1 -2.2 58.4 -31.1 8.9 -37.2 -57.5 -29.0 10.2 -30.8 Indeks Harga - - 12.7 -3.7 -3.7 -1.3 0.8 -6.0 -0.3 -8.6 -16.1 -7.8

Nominal 100.0 100.0 4.0 -9.2 -11.3 -6.4 -6.0 -4.7 -2.1 -4.8 3.8 -1.9 Riil 100.0 100.0 9.0 -1.2 -1.9 1.2 1.5 1.8 5.8 3.5 8.2 5.0 Indeks Harga - - -4.6 -8.0 -9.6 -7.5 -7.4 -6.4 -7.5 -8.1 -4.1 -6.6

*) data sementara **) data sangat sementara

Tw. IV** TOTAL

Pertumbuhan Tahunan (% yoy)

Tw. IV TOTAL

2013**

Tw. I Tw. II Tw. III*

2012

Tw. II Tw. IIITw. I

Rincian2012*

Pangsa (%)

Total

2013**

Page 21: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

21II. Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia

Perkembangan Impor Nonmigas

Barang KonsumsiNominal 8.6 39.7 21.6 41.4 19.0 2.1 10.9 -8.9 -1.6 -15.5 11.4 7.7 9.3Riil 8.5 19.0 -0.1 21.5 14.6 12.4 23.0 3.2 7.2 -15.3 13.2 6.2 5.1Indeks Harga - 17.3 21.8 16.4 3.8 -9.2 -9.8 -11.7 -8.2 -0.3 -1.6 1.4 3.9

Bahan BakuNominal 69.0 27.7 32.6 23.8 18.2 15.4 8.9 2.8 5.5 0.8 2.6 -1.2 -4.7Riil 79.4 8.1 13.2 12.7 19.4 22.8 21.7 13.4 9.2 5.4 7.1 3.9 1.1Indeks Harga - 18.2 17.1 9.8 -1.0 -6.0 -10.6 -9.3 -3.4 -4.4 -4.2 -4.9 -5.8

Barang ModalNominal 21.9 14.3 29.3 29.9 32.3 40.6 34.2 0.7 -7.5 -14.9 -16.6 -8.4 -16.8Riil 16.9 9.5 15.1 20.8 28.3 43.4 35.6 4.0 -8.5 -20.2 -23.0 -17.6 -24.9Indeks Harga - 4.4 12.3 7.5 3.1 -2.0 -1.1 -3.2 1.1 6.7 8.3 11.2 10.9

TotalNominal 100.0 25.2 30.6 26.5 21.5 20.3 14.6 1.3 1.5 -5.0 -1.5 -2.2 -6.6Riil 100.0 8.6 9.8 16.5 22.5 27.7 25.4 9.3 2.8 -4.5 0.0 -1.7 -5.4Indeks Harga - 15.3 18.9 8.6 -0.8 -5.8 -8.6 -7.4 -1.2 -0.6 -1.6 -0.5 -1.2

*) data sementara **) data sangat sementara

Tw. IV**

Rincian

Pangsa (%)

2013**Tw. III

Pertumbuhan Tahunan (% yoy)

Tw. IV

2012

Tw. I Tw. II

2013**

Tw. I Tw. II Tw. III*

2011

Tw I Tw II Tw III Tw IV

Page 22: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

22

Nilai tukar memiliki pengaruh yang lebih sensitif terhadap impor dibandingkan terhadap ekspor, sebagaimana ditunjukkan oleh elastisitas NT terhadap ekspor nonmigas dan impor nonmigas masing-masing sebesar +0,11% dan -0,29%.

Setiap depresiasi sebesar Rp1,000/USD dalam satu tahun akan meningkatkan ekspor nonmigas sebesar USD1,4 miliar dan menurunkan impor nonmigas sebesar USD2,8 miliar, sehingga neraca perdagangan nonmigas membaik sebesar USD4,2 miliar , dan scr total transaksi berjalan membaik USD5,4 miliar.

Sensitivitas NPI (dalam juta USD) (dalam %)Depresiasi Depresiasi 1%

Rp1,000/USD Elastisitas model NPII. CURRENT ACCOUNT 5,448 A. Goods, net 4,600 - Exports, fob. 1,664 0.11 - Imports, fob. -2,936 -0.23 1. Non Oil & Gas, net 4,212 1.1. Exports, fob. 1,428 0.11 1.2. Imports, fob. -2,784 -0.29 B. Services, net 260 C. Income, net 592 D. Current transfers, net 0

Rincian

Note: - Simulasi depresiasi Rp1,000/USD dan 1% dalam satu tahun berdasarkan model NPI - Berdasarkan model SOFIE, elastisitas nilai tukar terhadap ekspor barang dan jasa adalah 0,14 dan terhadap impor barang dan jasa adalah -0,02

III. Faktor Determinan Defisit Transaksi Berjalan di Indonesia

Page 23: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

23

Ekspor nonmigas lebih dipengaruhi oleh faktor permintaan luar negeri (WTV) dan faktor harga komoditi dibanding faktor nilai tukar.

Impor nonmigas dipengaruhi oleh faktor nilai tukar, permintaan dalam negeri (domestic demand) dan faktor ekspor nonmigas.

Faktor Determinan Ekspor NonmigasFaktor Determinan Dampak thdp Ekspor Nonmigas1% depresiasi Rp 0.111% peningkatan WTV 0.391% peningkatan harga komoditi 0.46

Faktor Determinan Impor NonmigasFaktor Determinan Dampak thdp Impor Nonmigas*1% depresiasi Rp -0.291% penurunan domestic demand -0.211% penurunan harga komoditi 0.151% penurunan ekspor nonmigas -0.56* Tanda negatif berarti penurunanNote: Simulasi shock dalam satu tahun berdasarkan model NPI

III. Faktor Determinan Defisit Transaksi Berjalan di Indonesia

Page 24: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

24III. Faktor Determinan Defisit Transaksi Berjalan di IndonesiaFaktor Determinan Konsumsi BBM Konsumsi BBM dipengaruhi oleh faktor permintaan dalam negeri (PDB domestik) dan

harga BBM dengan elastisitas masing-masing 0,87 dan -0,17. Dari hasil simulasi, kenaikan harga BBM sebesar Rp1000/liter akan berdampak pada

penurunan konsumsi BBM sebesar 9,21 juta barel dalam satu tahun, sehingga mendorong perbaikan neraca perdagangan minyak sebesar USD1,0 miliar.

Elastisitas Konsumsi MinyakVariabel Elastisitas*

PDB Domestik 0.87Harga BBM -0.17* Berdasarkan model NPISimulasi Kenaikan Harga BBM

P ↑ Konsumsi BBM Nasional ↓ Neraca Perdagangan ↑(Rp/Liter) Dalam Satu Tahun (Juta barrel) Minyak (Juta USD)

1,000 9.21 1,0222,000 17.13 1,8993,000 24.04 2,6664,000 30.18 3,3475,000 35.68 3,957

Note: Simulasi kenaikan harga BBM dalam satu tahun menggunakan model NPI

Page 25: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

25III. Faktor Determinan Defisit Transaksi Berjalan di IndonesiaTransmisi Skenario Fixed Subsidy Terhadap NPI Fixed Subsidy/kenaikan harga BBM berdampak pada penurunan konsumsi BBM. Trade Balance Migas

membaik sehingga mendorong penurunan defisit Transaksi Berjalan. Peningkatan harga (inflasi) juga mendorong turunnya konsumsi dan investasi yang menyebabkan FDI dan

investasi lainnya turun. Namun defisit fiskal yg membaik akibat penurunan subsidi dan BI rate yg meningkat mampu menarik aliran masuk investasi portofolio yg lebih besar sehingga TMF membaik.

Secara keseluruhan, penerapan fixed subsidy/kenaikan BBM akan memperbaiki overall balance NPI sehingga mendorong peningkatan cadangan devisa dan menurunkan beban intervensi.

Fixed Subsidy Rp1500

Harga BBM

Defisit Fiskal

Investasi (I)

Inflasi

Impor Migas

Transaksi Berjalan

Financial Account

Direct Investment

Portfolio Investment

Other Investment

Overall Balance

Cadangan Devisa

Intervensi

Konsumsi BBM

Subsidi APBN

TB Migas

Konsumsi RT (C)

BI Rate

Resiko Fiskal

Nominal Depresiasi

Real Apresiasi

TB Nonmigas

↓Rp2024

Fixed Subsidy Rp2000

Fixed Subsidy Rp2000

BBM Naik Rp2000

Rp2599

Rp2000

2,78%

3,41%

2,53%

8 jt. barel

11jt. barel

8 jt. barel

USD0,94 miliar

USD1,2 miliar

USD0,87 miliar

USD0,94 miliar

USD1,2 miliar

USD0,87 miliar

USD0,7 miliar

USD0,9 miliar

USD0,7 miliar

0,44%

0,56%

0,31%

0,4%

0,5%

0,4%

0,12%

0,15%

0,09%

0,16%

0,19%

0,15%

USD0,18 miliar

USD0,24 miliar

USD0,16 miliar

USD0,16 miliar

USD0,28 miliar

USD0,11 miliar

USD0,25 miliar

USD0,33 miliar

USD0,14 miliar

USD1,54 miliar

USD2,25 miliar

USD1,10 miliar

USD1,13 miliar

USD1,64 miliar

USD0,85 miliar

USD1,84 miliar

USD2,54 miliar

USD1,56 miliar

USD1,84 miliar

USD2,54 miliar

USD1,56 miliar

USD1,85 miliar

USD2,54 miliar

USD1,56 miliar

Rp/USD 63

Rp/USD 73

Rp/USD 68

Elastisitas Konsumsi MinyakVariabel Elastisitas*

PDB Domestik 0.87Harga BBM -0.17* Berdasarkan model NPI

Page 26: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

26IV. Kebijakan untuk Menurunkan Defisit Transaksi BerjalanBank Indonesia Sempurnakan Ketentuan Transaksi Swap Lindung Nilai (30 Desember 2013)

Bank Indonesia (BI) melakukan penyempurnaan ketentuan terkait Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia dengan menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.15/17/PBI/2013 yang akan berlaku tanggal 3 Februari 2014. Transaksi Swap Lindung Nilai kepada BI adalah transaksi swap beli bank dalam valuta asing terhadap Rupiah, dalam rangka lindung nilai yang dilakukan antara bank dengan BI. Penyediaan instrumen swap lindung nilai bagi pelaku pasar domestik tersebut merupakan upaya BI dalam memperdalam pasar valas domestik dimana instrumen swap jangka menengah-panjang masih terbatas. Hal ini ditujukan untuk meminimalkan risiko nilai tukar dan meningkatkan kegiatan investasi di Indonesia.

Beberapa penyempurnaan yang diatur dalam PBI tersebut antara lain mengenai perluasan cakupan underlying transaksi, perpanjangan tenor transaksi dan setelmen secara netting, pricing, mekanisme transaksi dan dokumentasi transaksi. Dengan penyempurnaan ini, kontrak lindung nilai dapat dilakukan dengan jangka waktu hingga 3 (tiga) tahun yang dilaksanakan melalui Transaksi Swap Lindung Nilai kepada BI dengan tenor 3 (tiga), 6 (enam), atau 12 (dua belas) bulan. Transaksi tersebut dapat diperpanjang dengan penyelesaian secara netting. Melalui transaksi tersebut, bank dapat melakukan aktivitas lindung nilai atas kegiatan ekonomi baik atas nama nasabah maupun atas nama Bank. PBI ini mencabut PBI No.7/36/PBI/2005 dan akan direview dari waktu ke waktu menyesuaikan perkembangan pasar valas domestik.

Page 27: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

27IV. Kebijakan untuk Menurunkan Defisit Transaksi BerjalanPenyempurnakan Aturan Rasio LTV/FTV Untuk Stabilitas Sistem Keuangan dan Ketahanan Perbankan (25 September 2013)

Page 28: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

28IV. Kebijakan untuk Menurunkan Defisit Transaksi BerjalanLangkah-Langkah Lanjutan Penguatan Bauran Kebijakan Bank Indonesia untuk Pengendalian Inflasi, Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah, dan Penurunan Defisit Transaksi Berjalan (29 Agustus 2013)

1. Untuk menambah keragaman tenor dan memenuhi kebutuhan pengelolaan liquiditas valas, lelang Term Deposit (TD) valas dengan tenor overnight (o/n) sudah dimulai sejak hari ini, di samping tenor 7, 14, dan 30 hari yang selama ini telah ada.

2. Bank Indonesia melakukan lelang Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) dengan tenor 1 dan 3 bulan. Seperti diumumkan sebelumnya, SDBI adalah instrumen moneter Bank Indonesia dapat diperdagangkan antar-bank di dalam negeri. Selain itu, Bank Indonesia juga mempunyai instrumen term-repo dengan underlying SBI dan SBN yang sewaktu-waktu dapat dilakukan untuk mengantisipasi risiko kemungkinan terjadinya tekanan dan keketatan likuiditas di pasar uang secara industri perbankan.

3. Memperkuat kebijakan makroprudensial untuk pengelolaan kredit dan manajemen risiko perbankan. Sebagai tindak lanjut keputusan RDG sebelumnya, penguatan ketentuan Loan-to-Value (LTV) terhadap tipe-tipe tertentu kredit kepemilikan rumah dan apartemen akan diberlakukan dalam waktu dekat. Langkah-langkah pengawasan (supervisory action) terhadap bank-bank yang penyaluran kreditnya masih tinggi juga dilakukan. Untuk memperkuat manajemen risiko likuiditas perbankan, dilakukan penguatan ketentuan GWM-LDR dan GWM Sekunder. Bank Indonesia juga akan memperhitungkan Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) sebagai komponen Giro Wajib Minimum (GWM) Sekunder.

Page 29: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

29IV. Kebijakan untuk Menurunkan Defisit Transaksi BerjalanKebijakan Untuk Meningkatkan Pasokan Valas Secara Lebih Efektif dan Dalam Rangka Pendalaman Pasar Keuangan (23 Agustus 2013).

1. Memperluas jangka waktu Term Deposit Valas yang saat ini 7, 14, dan 30 hari menjadi 1 hari s.d. 12 bulan. Kebijakan ini bertujuan meningkatkan keragaman tenor penempatan devisa oleh bank umum di Bank Indonesia.

2. Merelaksasi ketentuan pembelian valas bagi eksportir yang telah melakukan penjualan Devisa Hasil Ekspor (DHE). Kebijakan ini bertujuan memberikan kemudahan bagi eksportir melakukan pembelian valas dengan menggunakan underlying dokumen penjualan valas.

3. Menyesuaikan ketentuan transaksi forex Swap bank dengan Bank Indonesia yang diperlakukan sebagai pass-on transaksi bank dengan pihak terkait. Kebijakan ini bertujuan meningkatkan kedalaman transaksi derivatif.

4. Merelaksasi ketentuan utang luar negeri (ULN), dengan menambah jenis pengecualian ULN jangka pendek bank, berupa giro rupiah (VOSTRO) milik bukan penduduk yang menampung dana hasil divestasi yang berasal dari hasil penyertaan langsung, pembelian saham dan/atau obligasi korporasi Indonesia serta Surat Berharga Negara (SBN). Kebijakan ini bertujuan mengelola permintaan valas oleh nonresiden tanpa mengurangi aspek kehati-hatian bank dalam melakukan pinjaman luar negeri.

5. Menerbitkan Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI). Kebijakan ini bertujuan memberikan ruang yang lebih luas bagi perbankan untuk mengelola likuiditas rupiah melalui instrumen yang dapat diperdagangkan, yang pada gilirannya dapat mendorong pendalaman pasar uang.

Page 30: Neraca Pembayaran (Kebanksentralan BAB 3)

30IV. Kebijakan untuk Menurunkan Defisit Transaksi BerjalanFX Swap

Surat Edaran No. 15/24/DPM tanggal 5 Juli 2013 Perihal Perubahan Kelima Atas Surat Edaran Bank Indonesia No.12/18/DPM Perihal Operasi Pasar Terbuka

Tujuan :

1. FX swap merupakan bagian penguatan operasi moneter Bank Indonesia untuk pengelolaan likuiditas valas dan rupiah di pasar.

2. Dimaksudkan sebagai instrumen lindung nilai (hedging) bagi investor maupun pengusaha terhadap risiko pergerakan nilai tukar Rupiah atas kebutuhan likuiditas valas dan rupiahnya.

3. Merupakan salah satu upaya Bank Indonesia dalam mendorong pendalaman pasar melalui pembentukan harga yang lebih efisien dan transparan, serta pengayaan instrumen, sehingga pelaku pasar tidak hanya bergantung pada instrumen cash market dalam pengelolaan likuiditasnya.”

Lelang Perdana pada tanggal 18 Juli 2013