analisis neraca pembayaran indonesia (full)

61
Analisis Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2005 – 2012 Pengertian Neraca Pembayaran Neraca pembayaran (Balance of Payment) adalah ringkasan pernyataan atau laporan yang pada intinya menyebutkan semua transaksi yang dilakukan oleh penduduk dari suatu negara dengan penduduk negara lain dan kesemuanya dicatat dalam periode tertentu, biasanya satu tahun kalender.(Salvatore, 1997:67) Neraca pembayaran (balance of payment) merupakan dokumen sistematis dari semua transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.(Apridar, 2009:135) Sukirno (2004:390), mendefinisikan neraca pembayaran sebagai suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai transaksi perdagangan dan aliran yang dilakukan di antara suatu negara dengan negara lain dalam suatu tahun tertentu. Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa neraca pembayaran adalah catatan sistematis yang memuat transaksi internasional penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain dalam periode tertentu biasanya dalam satu tahun. Tujuan Neraca Pembayaran Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 1

Upload: arief-anzarullah

Post on 22-Apr-2015

11.817 views

Category:

Education


3 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

Analisis Neraca Pembayaran Indonesia

Tahun 2005 – 2012

Pengertian Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran (Balance of Payment) adalah ringkasan pernyataan atau laporan

yang pada intinya menyebutkan semua transaksi yang dilakukan oleh penduduk dari suatu

negara dengan penduduk negara lain dan kesemuanya dicatat dalam periode tertentu,

biasanya satu tahun kalender.(Salvatore, 1997:67)

Neraca pembayaran (balance of payment) merupakan dokumen sistematis dari semua

transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain dalam

jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.(Apridar, 2009:135)

Sukirno (2004:390), mendefinisikan neraca pembayaran sebagai suatu catatan aliran

keuangan yang menunjukkan nilai transaksi perdagangan dan aliran yang dilakukan di

antara suatu negara dengan negara lain dalam suatu tahun tertentu.

Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa neraca pembayaran adalah

catatan sistematis yang memuat transaksi internasional penduduk suatu negara dengan

penduduk negara lain dalam periode tertentu biasanya dalam satu tahun.

Tujuan Neraca Pembayaran

Tujuan utama neraca pembayaran yaitu untuk memberikan informasi kepada

pemerintah tentang posisi keuangannya, khususnya yang terkait dengan hasil praktek

hubungan ekonomi dengan negara lain. Neraca pembayaran juga dapat membantu dalam

pengambilan keputusan bidang moneter, fiskal, perdagangan dan pembayaran

internasional.

Penyusunan neraca pembayaran mempunyai beberapa tujuan, diantaranya sebagai

berikut:

a. Sebagai bahan keterangan kepada pemerintah mengenai posisi internasional

negara yang bersangkutan.

b. Sebagai bahan bagi pemerintah dalam mengambil keputusan dibidang pilitik

perdagangan dari urusan pembayarannya.

c. Sebagai bahan untuk membantu pemerintah dalam mengambil keputusan di

bidang politik moneter dan fiskal.

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 1

Page 2: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

Sementara fungsi neraca pembayaran adalah sebagai berikut:

a. Sebagai suatu alat pembukuan dan alat pembayaran luar negeri agar pemerintah dapat

mengambil keputusan, apakah negara dapat melanjutkan masuknya barang-barang luar

negeri dan dapat menyelesaikan pembayaran tepat pada waktunya.

b. Sebagai suatu alat untuk menjelaskan pengaruh dan trnsaksi luar negeri terhadap

pendapatan nasional.

c. Sebagai suatu alat untuk mengukur keadaan perekonomian dalam hubungan

internasional dari suatu negara.

d. Sebagai suatu alat kebijakan moneter yang akan dilaksanakan oleh suatu negara.

Transakasi Ekonomi Internasional

Transaksi ekonomi internasional menurut Reksoprayitno (1995:56), merupakan

transaksi ekonomi yang diadakan oleh penduduk suatu negara yang mempunyai neraca

pembayaran internasional. Sama seperti neraca-neraca lainnya dan sesuai dengan prinsip

akuntansi pada umumnya, neraca pembayaran mencatat transaksi plus dan minus.

Transaksi plus disebut transaksi kredit (credit), sedangkan transaksi minus disebut

transaksi debet (debit).

Dari segi akuntansi neraca pembayaran harus senantiasa seimbang, dalam arti

bahwa jumlah transaksi debit nilainya sama dengan jumlah seluruh nilai transaksi

kreditnya. Transaksi debet terjadi apabila sebuah transaksi menciptakan atau

mengakibatkan bertambahnya kewajiban bagi penduduk negara neraca pembayaran untuk

berkurangnya hak penduduk negara neraca pembayaran untuk menerima pembayaran dari

penduduk negara lain.

Dalam neraca pembayaran, pos-pos yang berisikan transaksi debet biasanya

ditandai dengan tanda (-). Sedangkan transaksi kredit terjadi apabila sebuah transaksi

menciptakan atau mengakibatkan bertambahnya hak bagi penduduk negara lain atau

mengakibatkan berkurangnya kewajiban bagi penduduk negara neraca pembayaran untuk

mengadakan pembayaran kepada penduduk negara lain, biasanya transaksi ini di tandai

dengan tanda plus (+).

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 2

Page 3: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

Komponen Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran dapat dipecah ke dalam beberapa kategori yaitu; transaksi

berjalan (current account), neraca modal (capital account), dan cadangan devisa negara

(official reserves account)

I. Neraca transaksi berjalan (current account)

Rekening transaksi berjalan di bagi menjadi empat kategori:

a) Perdagangan barang yg meliputi ekspor dan impor barang-barang dan jasa ekspor

barang-barang dan jasa yang diperlakukan sebagai kredit impor barang-barang dan

jasa diperlakukan kembali sebagai debit

b) Jasa yang meliputi pembayaran dan penerimaan untuk jasa – jasa hukum,

konsultasi, dan rekayasa; royelti untuk paten dan kekayaan intelektual, premi

asuransi, fee pengapalan, dan pengeluaran turis.

c) Net investment income berisi sebagian besar pembayaran dan penerimaan atas

bunga, dividen, dan pendapatan lain dari investasi luar negeri yang dibuat

sebelumnya.

d) Net transfer (transfer unilateral) meliputi pembayaran “tak berbalas”, seperti

bantuan luar negeri, reparasi, hibah resmi dan swasta, dan hadiah

Transaksi berjalan meliputi bantuan luar negeri, pemberian-pemberian dan

pembayaran lain antar pemerintah dan antar pihak swasta. Net transfer bukan

merupakan perdagangan barang dan jasa. Atau dengan kata lain transaknsi berjalan

merangkum aliran dana antara satu Negara tertentu dengan seluruh negara lain sebagai

akibat dari pembelian barang-barang atau jasa, provisi income atas aset finansial, atau

transfer unilateral (misalnya bantuan bantuan antar pemerintah dan antar pihak

swasta). Transaksi berjalan merupakan ukuran posisi perdagangan intenasional yang

luas. Defisit transaksi berjalan menjelaskan arus dana yang keluar suatu negara lebih

besar dari dana-dana yang diterimanya.

Komponen transaksi berjalan meliputi neraca perdagangan dan neraca barang dan

jasa.Transaksi berjalan umumnya digunakan untuk menilai neraca perdagangan.

Neraca Perdagangan secara sederhana merupakan selisih/perbedaan antara ekspor dan

impor. Jika impor lebih tinggi dari ekspor, maka yang terjadi adalah defisit neraca

perdagangan.

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 3

Page 4: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

Sebaliknya, jika ekspor lebih tinggi dari impor, yang terjadi adalah surplus.

Sedangkan Neraca Jasa adalah neraca perdagangan ditambah jumlah pembayaran

bunga kepada para investor luar negeri dan penerimaan dividen dari investasi di luar

negeri, serta penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan pariwisata dan

transaksitransaksi ekonomi lainnya.

II. Neraca modal (capital account)

Neraca modal digunakan untuk mengukur perbedaan antara penjualan asset-aset

suatu negara kepada luar negeri gengan pembeliannya terhadap asset-aset luar negeri.

Penjualan (pembelian) atas asset-aset dicatat sebagai kredit (debit) dan menghasilkan

arus masuk modal (arus keluar modal).

Neraca modal dibagi menjadi 3 kategori yaitu:

1. Investasi Langsung yang terjadi ketika investor memperoleh suatu kontrol atas

bisnis luar neegri.

2. Investasi portofolio menunjukkan penjualan dan pembelian atas aset keuangan

luar negeri seperti saham, obligasi, yang tidak melibatkan transfer control.

Investasi portofolio internasional dilakukan pada sekuritas ekuitas dan sekuritas

utang.

3. Investasi lain yang meliputi transaksi dalam mata uang, deposito bank, kredit

perdagangan,dsb.investasi ini sangat sensitif dengan perubahan tngkat suku bunga

relatif antar negara dan perubahan yang di antisipasi dalam kurs tukar,sehingga

perubahan yang yerjadi di luar akan mempengaruhi transaksi yang terjadi.

III. Cadangan Resmi Negara (official reserves account)

Aset – aset cadangan resmi meliputi emas, valas dan SDRs atau pinjaman baru

dari bank sentral luar negeri. Aset – aset cadangan resmi digunakan untuk pembayaran

bersih kepada luar negeri karena BOP defisit. Jika BOP surplus bank sentral dapat

membayar utang luar negerinya atau memperoleh aset cadanagn tambahan dari luar

negeri. Rekening cadangan resmi melibatkan transaksi yang diambil oleh otoritas

untuk membelanjai semua neraca & mengintervensi di pasar valas.

Neraca pembayaran dapat di pecah ke dalam beberapa kategori atau pos-pos neraca

pembayaran yaitu :

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 4

Page 5: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

1. Transaksi berjalan (current account ) meliputi :

Ekspor dan impor barang-barang dan jasa

Net investment income\

Net transfer (transfer unilateral)

2. Neraca Modal (capital account) meliputi :

Arus modal masuk yang tercatat sebagai kredit

Arus modal keluar tercatat sebagai debit

Investasi portofolio langsung atau jangka pendek

3. Cadangan devisa negara (official reserves account) meliputi :

Cadangan internasional yang terdiri dari emas dan aset luar negeri yang dapat

di perdagangkan.

Peningkatan dalam tiap aset tercatat sebagai debit

Penurunan cadangan aset tercatat sebagai kredit.

Keseimbangan Neraca Pembayaran

Dalam menganalisa keseimbangan neraca pembayaran, Anda dapat melakukannya

dengan menganalisis setiap komponen neraca pembayaran yang meliputi:

1. Keseimbangan Transaksi Berjalan

Keseimbangan transaksi berjalan merupakan keseimbangan yang dihitung dari

transaksi barang, jasa, hasil modal dan transaksi unilateral. Transaksi dinyatakan

seimbang apabila arus uang yang masuk sama besarnya dengan arus barang yang

keluar dari hasil transaksi barang, jasa, hasil modal dan transaksi unilateral yang

terjadi antarnegara.

2. Keseimbangan Transaksi Modal

Keseimbangan transaksi modal merupakan keseimbangan yang dihitung dari transaksi

investasi jangka panjang, investasi jangka pendek, pemindahan emas, dan transaksi

pengangkatan mata uang. Neraca transaksi modal dinyatakan seimbang bila arus uang

dan tabungan yang keluar sama besarnya dengan arus uang yang masuk dari transaksi-

transaksi tersebut yang terjadi antarnegara.

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 5

Page 6: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

3. Keseimbangan Neraca Pembayaran

Keseimbangan Neraca Pembayaran merupakan keseimbangan yang terjadi akibat

transaksi berjalan dan transaksi modal. Keseimbangan neraca pembayaran akan terajdi

bilamana arus uang masuk yang terjadi akibat transaksi berjalan dan transaksi modal

sama besar dengan arus uang keluar dari transaksi tersebut di atas yang terjadi

antarnegara.

Transakasi Neraca Pembayaran

1. Transaksi Barang

2. Transaksi Jasa

3. Transaksi Modal

4. Transaksi Unilateral/Hadiah (Grant)

5. Investasi Jangka Panjang (Long Term Investment)

6. Investasi Jangka Pendek (Short Term Investment)

7. Transaksi Pemindahan Emas (Gold Movement)

8. Transaksi Pengangkutan Mata Uang (Currency Shipment)

Sistem Pencatatan Neraca Pembayaran

Sistem pencatatan dilakukan dengan menggunakan variabel debet dan kredit.

Transaksi yang dicatat di sebelah kredit disebut transaksi kredit dan transaksi yang dicatat

di sebelah debet disebut transaksi debet.

1. Transaksi Debet

Adalah transaksi yang menyebakan terjadinya pembayaran kepada penduduk

negara lain atau transaksi yang menyebabkan arus uang keluar yang terjadi antar

negara. Transaksi debet meliputi:

Impor barang dari negara lain, pembayaran jasa transfortasi, jasa asuransi, dan

ongkos makelar kepada penduduk negara lain.

Pembayaran bunga dan deviden kepada penduduk negara lain.

Pemberian hadiah dan pengiriman uang kepada penduduk negara lain

Investasi jangka panjang yang ditanamkan oleh penduduk negara lain

Investasi jangka pendek yang ditanamkan oleh penduduk negara lain

Penduduk yang melakukan pembelian emas dari negara lain

Penduduk yang menabungkan uangnya di bank luar negeri

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 6

Page 7: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

2. Transaksi Kredit

Adalah transaksi yang menyebabkan terjadinya penerimaan dari penduduk negara lain

atau transaksi yang menyebabkan arus uang masuk yang terjadi antarnegara.

Transaski kredit meliputi:

Ekspor barang ke negara lain

Penerimaan jasa transfortasi, asurasni, ongkos makelar dari negara lain.

Penerimaan bunga dan deviden dari penduduk negara lain.

Penerimaan hadiah dan kririman uang dari penduduk negara lain.

Investasi jangka panjang yang ditanamkan oleh penduduk negara lain di

dalam negeri.

Investasi jangka pendek yang ditanamkan oleh penduduk negara lain di

dalam negeri.

Penjualan emas kepada penduduk dari negara lain.

Penduduk negara lain yang menabungkan uangnya di bank dalam negeri.

Adapun struktur Neraca Perdagangan Indonesia sebagai berikut :

I. Transaksi Berjalan

a) Barang, bersih (Neraca Perdagangan)

Ekspor, fob

Impor, fob

b) Jasa-jasa, bersih

c) Pendapatan, bersih

d) Transfer Berjalan, bersih

II. Transaksi Modal dan Finansial

a) Transaksi Modal

b) Transaksi Finansial

1. Investasi Langsung

Ke Luar Negeri, bersih

Di Indonesia (FDI), bersih

2. Investasi Portofolio

Aset, bersih

Kewajiban, bersih

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 7

Page 8: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

3. Investasi Lainnya

Aset, bersih

Kewajiban, bersih

III. Jumlah (I + II)

IV. Selisih Perhitungan Bersih

V. Neraca Keseluruhan (III + IV)

VI. Cadangan Devisa dan yang Terkait

Analisis Posisi Neraca Pembayara Indonesia Tahun 2005-2012

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 8

Page 9: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 9

Page 10: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

1. Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2012

a) Triwulan IV-2012

Kondisi keseimbangan eksternal Indonesia pada triwulan IV-2012 mengalami

perbaikan. Hal ini tercermin pada Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang

pada triwulan tersebut mampu membukukan surplus sebesar US$3,2 miliar,

lebih tinggi dibandingkan surplus US$0,8 miliar pada triwulan

sebelumnya. Perbaikan kinerja NPI terjadi karena surplus transaksi modal

dan finansial meningkat dalam jumlah yang lebih besar daripada kenaikan

defisit transaksi berjalan. Sejalan dengan itu, jumlah cadangan devisa pada akhir

Desember 2012 bertambah menjadi US$112,8 miliar atau setara dengan

6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Transaksi Berjalan

Proses pemulihan ekonomi global yang berjalan lambat, di tengah

permintaan domestik yang masih kuat, telah memperlebar defisit transaksi

berjalan triwulan IV-2012. Dalam triwulan tersebut, defisit transaksi

berjalan mencapai US$7,8 miliar (-3,6% dari PDB), lebih besar

daripada defisit US$5,3 miliar (-2,4% dari PDB) pada triwulan

sebelumnya, terutama akibat menurunnya surplus neraca perdagangan

nonmigas dan meningkatnya defisit neraca perdagangan migas.

Di sektor nonmigas, meskipun pertumbuhan permintaan global sedikit

membaik dan pertumbuhan permintaan domestik melambat, kesenjangan di

antara keduanya masih cukup lebar sehingga kenaikan ekspor relatif tidak

signifikan dibandingkan dengan kenaikan impor. Di sektor migas, kenaikan

ekspor juga tidak dapat mengimbangi kenaikan impor karena konsumsi BBM

untuk keperluan transportasi terus meningkat. Untuk keseluruhan 2012, NPI

mencatat surplus sebesar US$0,2 miliar. Pertumbuhan permintaan dunia

yang melambat dan harga komoditas ekspor yang menurun tajam, di tengah

permintaan domestik yang masih kuat dan konsumsi BBM yang meningkat,

menyebabkan surplus neraca perdagangan nonmigas menyusut dan defisit

neraca perdagangan migas melebar. Akibatnya, pada tahun 2012

transaksi berjalan mengalami defisit sekitar 2,7% dari PDB.

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 10

Page 11: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

Namun, defisit transaksi berjalan ini dapat diimbangi oleh surplus transaksi

modal dan finansial yang meningkat pesat dibandingkan tahun

sebelumnya sehingga NPI masih mengalami surplus sebesar US$0,2

miliar dan cadangan devisa dapat dipertahankan pada tingkat relatif aman.

Kenaikan surplus transaksi modal dan finansial tersebut bukan hanya berasal

dari investasi portofolio, tetapi juga berupa investasi PMA, dan didukung

pula oleh semakin besarnya porsi devisa hasil ekspor yang diterima

melalui perbankan domestik. Keberhasilan dalam meningkatkan arus

masuk investasi asing dan mengendalikan defisit transaksi berjalan

sehingga tidak melebihi 3,0% dari PDB tersebut tidak terlepas dari serangkaian

kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan Pemerintah, baik

dari sisi moneter, makroprudensial, dan pengelolaan nilai tukar, maupun dari

sisi pengelolaan fiskal dan perbaikan iklim investasi.

Pada 2013, Bank Indonesia, berkoordinasi dengan Pemerintah,

akan melanjutkan upaya -upaya untuk mempercepat penyesuaian

keseimbangan eksternal melalui kebijakan nilai tukar, penguatan operasi

moneter, kebijakan makroprudensial untuk mengelola permintaan domestik,

dan kebijakan untuk mendorong arus masuk modal. Berbagai kebijakan

tersebut diperkirakan akan dapat memperkecil rasio defisit transaksi berjalan

terhadap PDB dan mempertahankan minat investor asing untuk berinvestasi di

dalam negeri. Selain itu, dukungan terhadap perbaikan kinerja neraca

perdagangan nonmigas diperkirakan juga akan berasal dari prospek ekonomi

dunia dan harga komoditas ekspor yang lebih baik. Dalam periode yang sama,

transaksi modal dan finansial diperkirakan masih akan membukukan surplus

dalam jumlah cukup besar, terutama dalam bentuk PMA, seiring iklim

investasi domestik yang diperkirakan masih kondusif.

Transaksi modal dan finansial

Kepercayaan investor yang tetap terjaga dengan baik, didukung oleh

tambahan likuiditas di pasar keuangan global yang bersumber dari ekspansi

moneter di negara -negara maju, menyebabkan transaksi modal dan finansial

pada triwulan IV-2012 kembali mengalami surplus. Surplus tersebut mencapai

US$11,4 miliar, hampir dua kali lipat dari surplus USD6,0 miliar pada triwulan

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 11

Page 12: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

sebelumnya. Kenaikan surplus ini antara lain bersumber dari meningkatnya

arus masuk investasi portofolio asing dalam bentuk pembelian surat berharga

negara, baik berdenominasi rupiah maupun valuta asing. Arus masuk juga

terjadi dalam bentuk penarikan dana milik perbankan domestik yang

disimpan di luar negeri sebagai respon terhadap meningkatnya

kebutuhan valuta asing di dalam negeri. Selain itu, investasi langsung

asing (PMA) masih mengalir masuk dalam jumlah yang hampir sama

dengan triwulan sebelumnya.

b) Triwulan III-2012

Kondisi sisi eksternal ekonomi Indonesia pada triwulan III-2012

membaik sesuai dengan prakiraan. Hal ini tercermin pada defisit transaksi

berjalan yang berkurang dan surplus transaksi modal dan finansial yang

kembali meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Surplus transaksi

modal dan finansial tersebut jumlahnya melampaui defisit transaksi

berjalan sehingga secara keseluruhan Neraca Pembayaran Indonesia

(NPI) berbalik dari defisit USD2,8 miliar pada triwulan II-2012

menjadi surplus USD0,8 miliar pada triwulan III-2012. Sejalan dengan itu,

jumlah cadangan devisa pada akhir September 2012 meningkat menjadi USD110,2

miliar atau setara dengan 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri

pemerintah.

Transaksi Berjalan

Défisit transaksi berjalan berkurang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi

domestik yang melambat. Penurunan defisit transaksi berjalan, yaitu dari

USD7,7 miliar (-3,5% dari PDB) pada triwulan II-2012 menjadi USD5,3

miliar (-2,4% dari PDB) pada triwulan III-2012, sebagian besar

ditopang oleh membaiknya kinerja neraca perdagangan. Meskipun

ekspor masih menurun akibat kondisi permintaan global yang belum

pulih dari krisis, neraca perdagangan mampu mencatat kenaikan

surplus yang signifikan karena impor turun lebih tajam daripada

ekspor. Seiring dengan penurunan impor, pengeluaran jasa

transportasi juga ikut berkurang sehingga memperkecil defisit neraca jasa.

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 12

Page 13: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

Transaksi modal dan finansial

Kestabilan ekonomi domestik yang terjaga dan iklim investasi yang

kondusif mendorong kenaikan arus masuk modal asing. Pada triwulan III-

2012, surplus transaksi modal dan finansial meningkat menjadi USD6,0 miliar

dibandingkan USD5,1 miliar pada triwulan II-2012. Kenaikan surplus tersebut

terutama disumbangkan oleh kenaikan arus masuk PMA dan

berkurangnya penempatan simpanan penduduk di luar negeri. Selain itu,

investasi portofolio juga berkontribusi positif, khususnya dalam bentuk

pembelian saham dan surat berharga negara berdenominasi rupiah oleh

investor asing.

c) Triwulan II-2012

d) Triwulan I-2012

Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan III-2012

Pada triwulan IV-2012, kecenderungan penurunan defisit transaksi berjalan

diprakirakan akan berlanjut dan surplus transaksi modal dan finansial akan

kembali meningkat sehingga NPI secara keseluruhan akan tetap surplus.

Prakiraan transaksi berjalan tersebut didasarkan pada ekspektasi bahwa kondisi

perekonomian global dan harga komoditas di pasar internasional akan membaik

sehingga dapat mendorong kenaikan ekspor. Di sisi transaksi modal dan finansial, sejalan

dengan prospek ekonomi domestik yang tetap solid, kenaikan surplus diprakirakan akan

bersumber terutama dari kenaikan investasi langsung dan penarikan utang luar negeri.

Investasi portofolio diprakirakan juga masih akan masuk, di antaranya berasal dari penerbitan

obligasi pemerintah dan swasta dalam valuta asing, didukung oleh sentimen positif dari

berlanjutnya kebijakan ekspansi moneter di negara-negara maju. Prospek NPI yang lebih baik

ini juga didukung oleh Bank Indonesia yang akan mengarahkan kebijakannya untuk

mengelola keseimbangan eksternal ke tingkat yang berkesinambungan dengan tetap

memberikan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi domestik.Bank Indonesia juga

akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dalam upaya menjaga kestabilan

ekonomi makro dan kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional.

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 13

Page 14: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan II-2012

Kuatnya permintaan domestik di tengah menurunnya perekonomian global

telah berdampak pada kinerja sisi eksternal perekonomian Indonesia. Transaksi

berjalan triwulan II-2012 mengalami defisit sebesar USD6,9 miliar (3,1% dari PDB), naik

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat defisit USD3,2 miliar (1,5% dari PDB).

Penyebab utamanya adalah surplus neraca perdagangan yang menyusut sehingga tidak dapat

mengimbangi defisit neraca jasa dan neraca pendapatan yang melebar. Di sisi

neraca perdagangan nonmigas, lebih rendahnya surplus dikarenakan oleh penurunan

ekspor akibat pelemahan permintaan dan penurunan harga komoditas global yang

berlangsung di saat impor, khususnya bahan baku dan barang modal, tumbuh tinggi sejalan

dengan permintaan domestik yang tetap kuat. Sektor migas juga memberikan kontribusi

negatif karena defisit neraca perdagangan minyak masih lebih besar daripada surplus neraca

perdagangan gas. Di sisi neraca jasa, kenaikan defisit disebabkan oleh meningkatnya

pembayaran jasa transportasi barang impor dan jumlah warganegara Indonesia yang

bepergian ke luar negeri. Sementara itu, kenaikan defisit neraca pendapatan terjadi

karena laba dan bunga yang diperoleh investor asing atas investasi mereka di dalam negeri

meningkat seiring dengan nilai investasi mereka yang terus bertambah.

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 14

Page 15: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

Tingginya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomia Indonesia

mendorong transaksi modal dan finansial mengalami kenaikan surplus yang signifikan.

Pada triwulan II-2012 surplus neraca modal dan finansial naik menjadi USD5,5 miliar

dari USD2,5 pada triwulan I-2012. Kenaikan tersebut terjadi baik dalam bentuk

investasi langsung (PMA), investasi portofolio, maupun penarikan utang luar negeri swasta.

Perkembangan ini menunjukkan bahwa, di tengah kondisi perekonomian global yang masih

diliputi oleh ketidakpastian, keyakinan investor asing terhadap ketahanan dan prospek

perekonomian Indonesia tetap tinggi. Secara keseluruhan, surplus transaksi modal dan

finansial tersebut belum cukup untuk menutupi defisit transaksi berjalan sehingga pada

triwulan II-2012 Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mengalami defisit sebesar USD2,8

miliar. Sementara itu, jumlah cadangan devisa pada akhir triwulan II-2012 tercatat sebesar

USD106,5 miliar, atau setara dengan 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri

Pemerintah. Jumlah cadangan devisa pada akhir Juli 2012 sedikit meningkat dibandingkan

posisi akhir triwulan II-2012, yaitu mencapai USD106,6 miliar.

Pada paruh kedua 2012, defisit transaksi berjalan diprakirakan akan menurun ke

sekitar 2% dari PDB dan NPI secara keseluruhan akan kembali mencatat

surplus. Penurunan ekspor diprakirakan akan lebih kecil pada triwulan III sebelum

kembali tumbuh positif pada triwulan IV-2012, sementara pertumbuhan impor

diprakirakan akan lebih rendah pada keseluruhan paruh kedua 2012. Di sisi lain, surplus

transaksi modal dan finansial juga akan lebih besar, baik dari PMA, investasi

portfolio, maupun penarikan utang luar negeri, sehingga secara keseluruhan NPI akan

kembali surplus. Prakiraan ini didasarkan pada ekspektasi bahwa kondisi perekonomian

global dan harga komoditas ekspor akan membaik pada paruh kedua tahun 2012.

Selain itu, kegiatan investasi dan impor barang modal yang dalam beberapa waktu terakhir

tumbuh pesat diharapkan akan meningkatkan kapasitas perekonomian domestik dan

mengurangi ketergantungan terhadap impor di masa mendatang.

Membaiknya kinerja NPI tersebut juga didukung oleh respon kebijakan yang

ditempuh oleh Bank Indonesia dan Pemerintah. Bank Indonesia dan Pemerintah pada hari

ini mengadakan Rapat Koordinasi untuk merumuskan langkah-langkah kebijakan dalam

rangka mengatasi meningkatnya defisit transaksi berjalan. Bank Indonesia akan

mengambil sejumlah langkah untuk mempercepat penyesuaian keseimbangan

eksternal melalui kebijakan nilai tukar, penguatan operasi moneter, kebijakan

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 15

Page 16: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

makroprudensial untuk mengelola permintaan domestik, dan kebijakan yang mendorong arus

modal.Di sisi Pemerintah, berbagai kebijakan baik dari sisi fiskal, perdagangan, industri,

maupun energi akan ditempuh agar kegiatan ekspor dapat terus ditingkatkan dan impor

dikelola untuk mendukung kesehatan Neraca Pembayaran.

Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan I-2012

Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan I 2012 menunjukkan

perbaikan dengan mencatat defisit yang lebih kecil (defisit USD1,0 miliar)

daripada triwulan IV 2011 (defisit USD3,7 miliar). Perbaikan tersebut ditopang oleh

transaksi modal dan keuangan yang kembali mengalami surplus sehingga mampu

menutupi sebagian dari defisit transaksi berjalan yang membesar. Dengan

perkembangan tersebut, jumlah cadangan devisa pada akhir Maret 2012 menjadi

USD110,5 miliar atau setara dengan 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar

negeri pemerintah.

Transaksi modal dan finansial pada triwulan I 2012 mencatat surplus sebesar USD2,2

miliar setelah pada triwulan IV 2011 mengalami defisit USD1,0 miliar. Investasi

portofolio asing kembali mengalir, sebagian besar dalam bentuk pembelian surat berharga

negara berdenominasi valuta asing, diikuti oleh pembelian saham dan surat berharga swasta,

seiring persepsi pasar yang positif terhadap perekonomian domestik. Selain itu,

investasi langsung asing (PMA) dan penarikan utang luar negeri swasta meningkat dengan

didukung oleh iklim investasi yang kondusif dan stabilitas makroekonomi yang terjaga.

Di sisi lain, defisit transaksi berjalan pada triwulan I 2012 meningkat

menjadi USD2,9 miliar (-1,3% terhadap PDB) dibandingkan defisit USD1,6 miliar

(-0,7% terhadap PDB) pada triwulan IV 2011. Pelebaran defisit tersebut dipicu

oleh meningkatnya permintaan domestik, terutama untuk kebutuhan investasi, yang

menyebabkan impor masih tumbuh relatif tinggi di kala permintaan global terhadap

komoditas ekspor Indonesia melemah dan harga komoditas nonmigas menurun lebih dalam.

Di samping itu, produksi minyak mentah yang terus berkurang, di tengah masih

tingginya konsumsi BBM dan meningkatnya harga minyak di pasar

internasional, mengakibatkan nilai impor minyak semakin membesar.

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 16

Page 17: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan IV-2011

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) untuk keseluruhan tahun 2011 mengalami

surplus sebesar $11,9 miliar. Transaksi berjalan dan transaksi modal dan keuangan masing-

masing memberikan kontribusi surplus sebesar $2,1 miliar dan $14,0 miliar. Surplus

transaksi berjalan ditopang oleh kinerja ekspor yang masih mampu tumbuh cukup tinggi

kendati dihadapkan pada permintaan dunia yang melemah. Sementara itu,

surplus transaksi modal dan keuangan didukung oleh arus masuk investasi langsung asing

(PMA) dan penarikan utang luar negeri sektor swasta yang meningkat seiring iklim

investasi yang kondusif dan kestabilan makroekonomi yang terjaga. Dengan

perkembangan tersebut, jumlah cadangan devisa bertambah dari $96,2 miliar pada

akhir 2010 menjadi $110,1 miliar pada akhir 2011 atau setara dengan 6,4 bulan impor dan

pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Secara kuartalan, NPI menunjukkan kinerja positif pada triwulan I dan II, antara lain

karena harga komoditas ekspor yang dalam periode tersebut masih tumbuh tinggi

dan arus masuk investasi portofolio asing yang masih cukup deras. Memasuki

triwulan III, NPI berubah menjadi defisit, terutama akibat imbas negatif dari krisis keuangan

di Eropa yang memicu terjadinya arus keluar investasi portofolio asing. Tekanan

negatif terhadap NPI kemudian berkurang pada triwulan IV setelah investasi

portofolio asing masuk kembali dan investasi langsung asing serta penarikan utang

luar negeri swasta meningkat secara signifikan. Meskipun secara keseluruhan membaik,

kinerja NPI pada triwulan IV ditandai oleh terjadinya defisit pada transaksi berjalan.Defisit

yang relatif kecil tersebut (sekitar 0,4% dari PDB) terjadi karena impor terus meningkat

sejalan dengan kuatnya permintaan domestik sedangkan ekspor menurun akibat

permintaan dunia dan harga komoditas yang melemah.

Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan III-2011

Pada triwulan III 2011 transaksi berjalan masih menunjukkan kinerja yang

positif dengan mencatat surplus USD0,2 miliar. Namun, surplus pada transaksi

berjalan tersebut tidak dapat menutupi defisit US D3,4 miliar yang terjadi pada

transaksi modal dan finansial. Sejalan dengan itu, secara keseluruhan Neraca

Pembayaran Indonesia (NPI) mengalami defisit USD4,0 miliar dan jumlah

cadangan devisa turun menjadi USD114,5 miliar pada akhir September 2011.

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 17

Page 18: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

Jumlah cadangan devisa ini diperkirakan cukup untuk membiayai kebutuhan impor dan

pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 6,6 bulan.

Kinerja transaksi berjalan masih positif karena surplus pada neraca barang

dan neraca transfer berjalan melampaui defisit pada neraca jasa dan neraca

pendapatan. Surplus neraca barang tetap tinggi berkat kinerja neraca perdagangan

migas yang membaik. Setelah sempat mengalami defisit pada triwulan

sebelumnya, neraca perdagangan migas kembali mengalami surplus, ditopang oleh

produksi minyak dan volume ekspor gas yang meningkat serta volume impor

minyak yang menurun. Kontribusi positif juga berasal dari berkurangnya defisit

neraca jasa seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke

Indonesia.

Transaksi modal dan finansial mengalami defisit akibat keluarnya sebagian

investor asing dari pasar surat utang negara dan pasar saham domestik serta

besarnya jumlah SBI milik investor asing yang jatuh tempo. Arus keluar

investasi portofolio tersebut dipicu oleh terjadinya gejolak di pasar finansial

global menyusul proses penyelesaian krisis utang di Eropa yang berlarut-larut. Di sisi

lain, minat investor asing untuk menanamkan modalnya dalam bentuk investasi langsung dan

pemberian kredit kepada sektor swasta masih tetap tinggi, didukung oleh iklim investasi yang

kondusif dan terjaganya stabilitas perekonomian di dalam negeri.

Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan II-2011

Surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II-2011 mencapai

USD11,9 miliar, meningkat cukup tajam dibandingkan USD7,7 miliar pada triwulan

sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh lonjakan surplus transaksi modal dan finansial

yang melampaui penurunan surplus transaksi berjalan. Sejalan dengan itu, jumlah

cadangan devisa pada akhir Juni 2011 meningkat menjadi USD119,7 miliar atau

setara dengan 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Transaksi berjalan mencatat surplus sebesar USD0,2 miliar, ditopang oleh

kenaikan ekspor nonmigas dan ekspor gas. Namun, surplus tersebut menyusut

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai USD2,1 miliar akibat

meningkatnya defisit pada neraca perdagangan minyak, neraca jasa, dan neraca

pendapatan. Kenaikan defisit pada ketiga neraca ini terutama disebabkan oleh meningkatnya

konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang memicu kenaikan impor minyak, bertambah

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 18

Page 19: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

banyaknya penduduk Indonesia yang bepergian ke luar negeri, dan besarnya

pembayaran imbal hasil kepada investor asing sejalan dengan kenaikan arus masuk investasi

asing.

Penurunan kinerja transaksi berjalan tersebut dapat diimbangi oleh surplus transaksi

modal dan finansial yang meningkat signifikan menjadi sebesar USD12,5 miliar dari

USD6,4 miliar pada triwulan sebelumnya. Arus masuk investasi langsung ke Indonesia

(PMA) terus meningkat sejalan dengan iklim investasi yang semakin kondusif.

Arus masuk investasi portofolio juga meningkat didorong oleh masih tingginya ekses

likuiditas di pasar keuangan global dan tetap menariknya imbal hasil investasi di dalam

negeri. Selain itu, peningkatan kebutuhan pembiayaan di dalam negeri mendorong sektor

swasta untuk menarik utang maupun simpanan dari luar negeri sehingga investasi lainnya

mencatat surplus.

Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan I-2011

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan I 2011 mencatat surplus USD7,7 miliar.

Baik transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial memberikan kontribusi positif

terhadap surplus tersebut. Sejalan dengan itu, jumlah cadangan devisa pada akhir triwulan I

2011 bertambah menjadi USD105,7 miliar atau setara dengan 6,2 bulan impor dan

pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Tren penyusutan surplus transaksi berjalan yang terjadi sejak triwulan IV

2009 tertahan di triwulan I 2011 dengan membukukan surplus sebesar USD1,9 miliar,

lebih tinggi dibandingkan surplus USD1,1 miliar pada triwulan IV 2010. Perbaikan

kinerja transaksi berjalan tersebut lebih disebabkan oleh turunnya pembayaran

pendapatan, khususnya bunga utang, dan pembayaran jasa travel terkait berlalunya musim

haji yang keduanya bersifat musiman. Penguatan transaksi berjalan lebih lanjut

terhambat oleh penurunan kinerja neraca perdagangan barang karena tingginya impor

minyak akibat penurunan produksi nasional dan peningkatan konsumsi BBM di tengah

kenaikan harga minyak di pasar internasional.

Transaksi modal dan finansial pada triwulan I 2011 mencatat surplus USD6,2

miliar, ditopang oleh kinerja investasi langsung dan investasi portofolio. Investasi

langsung di Indonesia masih terus meningkat sejalan dengan iklim investasi yang semakin

kondusif dan stabilitas makroekonomi yang terjaga. Sementara itu, derasnya arus

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 19

Page 20: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

masuk investasi portofolio didorong oleh masih tingginya ekses likuiditas di pasar

keuangan global dan relatif menariknya imbal hasil investasi di dalam negeri.

Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan IV-2010

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) Tw. IV 2010 mencatat surplus USD11,3 miliar,

meningkat dibandingkan surplus pada Tw. III-2010 sebesar USD7,0 miliar. Kontribusi positif

diberikan baik oleh transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial. Dengan

perkembangan tersebut, jumlah cadangan devisa pada akhir Tw. IV-2010 menjadi

USD96,2 miliar atau setara dengan 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri

pemerintah.

Transaksi berjalan Tw. IV-2010 mencatat surplus USD1,2 miliar (0,7%

PDB), didukung oleh kinerja positif pada neraca perdagangan nonmigas, neraca

perdagangan gas, dan neraca transfer berjalan. Neraca perdagangan mengalami kenaikan

surplus berkat tingginya pertumbuhan ekspor komoditas nonmigas, khususnya yang berbasis

sumber daya alam, seiring kuatnya permintaan dunia dan tingginya harga komoditas di pasar

internasional. Namun, surplus transaksi berjalan tersebut sedikit lebih rendah

daripada triwulan sebelumnya karena pembayaran jasa transportasi dan imbal hasil

kepada investor asing yang meningkat mengikuti kenaikan impor dan arus masuk modal

asing.

Dalam periode yang sama, transaksi modal dan finansial mengalami

kenaikan surplus hingga mencapai USD9,9 miliar. Arus masuk investasi langsung

meningkat signifikan sejalan dengan iklim investasi yang terus membaik dan kondisi

makroekonomi yang stabil. Arus masuk investasi lainnya juga meningkat yang bersumber

dari penarikan utang luar negeri pemerintah dan penarikan simpanan milik perbankan

domestik di luar negeri. Penarikan simpanan perbankan tersebut, selain akibat

meningkatnya kebutuhan pembayaran luar negeri, juga disebabkan oleh berkurangnya

pasokan valas dari investasi portofolio asing sehubungan dengan krisis yang terjadi di Eropa.

Untuk keseluruhan 2010, NPI mencatat surplus USD30,3 miliar, jauh lebih

besar dari surplus NPI tahun sebelumnya (USD12,5 miliar). Penyumbang surplus

terbesar berasal dari surplus transaksi modal dan keuangan yang tinggi mencapai USD26,2

miliar, terutama dalam bentuk arus modal masuk investasi langsung (PMA) dan investasi

portfolio. Meskipun secara tahunan meningkat cukup pesat, investasi portofolio sempat

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 20

Page 21: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

mengalami arus keluar pada bulan Mei, November, dan Desember akibat imbas dari krisis

yang terjadi di Eropa. Sementara itu, transaksi berjalan mengalami surplus USD6,3 miliar,

menurun dari surplus tahun sebelumnya (USD10,2 miliar).

Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Tripulan II-2010

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan II 2010 mencatat surplus yang cukup

signifikan, yaitu sebesar USD5,4 miliar. Baik transaksi berjalan maupun transaksi modal dan

finansial memberikan kontribusi positif terhadap surplus tersebut. Sejalan dengan itu,

jumlah cadangan devisa pada akhir triwulan II 2010 bertambah menjadi USD76,3

miliar atau setara dengan 5,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Transaksi berjalan triwulan II 2010 mengalami surplus sekitar USD1,8

miliar. Surplus ini ditopang oleh kinerja positif pada neraca perdagangan nonmigas,

neraca perdagangan gas, dan neraca transfer berjalan. Kinerja ekspor nonmigas mampu

melampaui kenaikan impor nonmigas karena didukung oleh berlanjutnya

proses pemulihan ekonomi dunia. Surplus transaksi berjalan tersebut lebih rendah daripada

triwulan sebelumnya (surplus USD2,1 miliar) karena meningkatnya defisit pada

neraca perdagangan minyak dan neraca pendapatan. Impor minyak mengalami

kenaikan signifikan akibat konsumsi BBM yang meningkat mengikuti akselerasi

pertumbuhan ekonomi domestik. Sementara itu, kenaikan defisit neraca pendapatan lebih

banyak bersifat musiman sesuai dengan jadual pembayaran dividen dan bunga utang luar

negeri.

Transaksi modal dan finansial selama triwulan II 2010 mencatat surplus

sebesar USD3,3 miliar. Surplus terjadi pada seluruh komponen utama transaksi modal dan

finansial, baik investasi langsung, investasi portofolio, maupun investasi lainnya. Arus

masuk investasi langsung di Indonesia (PMA) meningkat sejalan dengan iklim

investasi yang semakin kondusif dan prospek perekonomian yang membaik.

Penarikan utang luar negeri oleh korporasi dan penarikan simpanan penduduk

di luar negeri juga mengalami kenaikan sebagai respon terhadap meningkatnya

kebutuhan valuta asing dan kegiatan investasi di dalam negeri. Namun, secara keseluruhan

surplus transaksi modal dan finansial tersebut lebih rendah daripada triwulan sebelumnya

(surplus USD4,3 miliar), terutama akibat imbas negatif dari krisis utang di Eropa terhadap

penurunan arus masuk investasi portofolio.

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 21

Page 22: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Tripulan I-2010

Surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) Tw.I-2010 meningkat signifikan

yaitu sebesar US$6,6 miliar, lebih tinggi dibanding surplus triwulan sebelumnya

sebesar US$4,0 miliar. Peningkatan tersebut ditopang oleh surplus pada transaksi

berjalan maupun transaksi modal dan finansial. Sejalan dengan itu, jumlah cadangan devisa

pada akhir Tw.I-2010 meningkat menjadi US$71,8 miliar atau setara dengan 5,7

bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Transaksi berjalan pada Tw.I-2010 mencatat surplus sebesar US$1,6 miliar,

menurun dibandingkan surplus US$3,6 miliar pada Tw.IV-2009. Penurunan surplus tersebut

terutama disebabkan oleh menurunnya kinerja neraca perdagangan yang diakibatkan adanya

peningkatan impor migas dan nonmigas. Kenaikan impor nonmigas tidak hanya terjadi pada

barang konsumsi namun juga pada kelompok bahan baku dan barang modal, seiring dengan

meningkatnya kegiatan produksi dan investasi di dalam negeri. Sementara itu, impor minyak

juga meningkat sejalan dengan akselerasi kegiatan ekonomi domestik. Di sisi lain,

ekspor nonmigas tumbuh lebih tinggi dari ekspektasi semula yang ditopang oleh

pemulihan ekonomi dunia yang lebih baik, terutama di kawasan regional. Namun

pertumbuhan ekspor nonmigas tersebut (35,5%, y.o.y) masih lebih rendah daripada

pertumbuhan impor nonmigas (44,5%, y.o.y). Sekalipun demikian, kinerja transaksi berjalan

masih mencatat surplus yang cukup tinggi, diantaranya karena menurunnya defisit neraca

jasa, terkait berkurangnya jumlah kunjungan orang Indonesia ke luar negeri.

Transaksi modal dan finansial selama Tw.I-2010 mencatat surplus

sebesar US$4,3 miliar, meningkat signifikan dibandingkan surplus US$1,3 miliar pada

Tw.IV-2009. Kenaikan surplus tersebut terutama bersumber dari perbaikan kinerja

investasi langsung dan investasi portofolio. Peningkatan investasi langsung

terutama didorong oleh iklim investasi yang semakin kondusif, kondisi

makroekonomi yang lebih baik, serta semakin mudahnya prosedur yang diberikan

pemerintah kepada investor asing dalam menanamkan investasinya di Indonesia. Kondisi

likuiditas global yang lebih baik dan tingkat imbal hasil yang relatif menarik,

mendorong arus masuk investasi portofolio oleh investor asing dan penerbitan obligasi

valas oleh pemerintah. Di samping itu, surplus transaksi modal dan finansial juga ditopang

oleh penarikan utang luar negeri swasta yang relatif tinggi karena membaiknya akses

perusahaan Indonesia dalam mencari pembiayaan di pasar keuangan internasional.

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 22

Page 23: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan IV-2009

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) Tw.IV 2009 secara keseluruhan

mencatat surplus US$4,0 miliar, meningkat dibandingkan surplus US$3,5 miliar pada

Tw.III 2009. Surplus tersebut disumbangkan baik oleh transaksi berjalan maupun transaksi

modal dan finansial. Dengan perkembangan tersebut, jumlah cadangan devisa pada akhir

Tw.IV 2009 meningkat menjadi US$66,1 miliar atau setara dengan 6,5 bulan

impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Transaksi berjalan pada Tw.IV 2009 mencatat surplus US$3,4 miliar,

meningkat dibandingkan surplus US$2,2 miliar pada Tw.III 2009. Peningkatan tersebut

terutama ditopang oleh membaiknya kinerja ekspor sebagai dampak dari terus

berlangsungnya pemulihan ekonomi global dan membaiknya harga sejumlah komoditas

ekspor unggulan. Perbaikan kinerja ekspor tersebut masih didominasi oleh produk berbasis

sumber daya alam yang tidak banyak membutuhkan bahan baku impor. Membaiknya kinerja

ekspor juga didukung oleh kenaikan harga minyak dan bertambahnya volume ekspor LNG

sejalan dengan beroperasinya Train 1 dan 2 di lapangan Tangguh. Kondisi ini mengakibatkan

kenaikan ekspor lebih kuat daripada kenaikan impor.

Dalam periode yang sama, transaksi modal dan finansial mengalami

surplus US$1,4 miliar yang disumbangkan oleh surplus pada kelompok investasi langsung

dan investasi portofolio. Meskipun tekanan di pasar keuangan internasional sempat

menurunkan risk appetite investor asing sehingga mendorong terjadinya arus keluar modal

dalam bentuk penjualan SBI milik investor asing pada Desember 2009. Namun, tekanan jual

tersebut hanya berlangsung singkat dan dalam jumlah terbatas sehingga surplus

investasi portofolio pada Tw.IV 2009 secara keseluruhan masih meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya. Perkembangan positif pada transaksi modal dan finansial

ini tidak terlepas dari kondisi makroekonomi di dalam negeri yang relatif stabil dan

membaiknya likuiditas global.

Untuk keseluruhan 2009, transaksi berjalan mengalami surplus US$10,6 miliar,

jauh lebih besar daripada surplus US$0,1 miliar pada 2008. Demikian pula, transaksi modal

dan finansial mencatat surplus US$3,7 miliar, lebih baik daripada defisit US$1,88 miliar pada

2008. Dengan demikian, keseluruhan NPI 2009 mencatat surplus US$12,5 miliar

dibandingkan defisit US$1,95 miliar pada 2008.

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 23

Page 24: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan III-2009

Neraca Pembayaran Indonesia pada triwulan III 2009 secara keseluruhan mencatat

surplus US$3,5 miliar, meningkat dibandingkan surplus US$1,1 miliar pada triwulan

II 2009. Baik transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial memberikan

kontribusi positif terhadap surplus neraca pembayaran tersebut. Sejalan dengan itu, jumlah

cadangan devisa pada akhir triwulan III 2009 meningkat menjadi US$62,3 miliar atau setara

dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Transaksi berjalan pada triwulan III 2009 mencatat surplus US$1,7 miliar,

menurun dibandingkan surplus US$2,9 miliar pada triwulan II 2009. Penurunan surplus ini

terutama disebabkan oleh menurunnya kinerja neraca perdagangan nonmigas dan neraca

perdagangan minyak. Ekspor nonmigas melanjutkan tren kenaikan yang terjadi sejak

triwulan sebelumnya, ditopang oleh masih kuatnya permintaan di beberapa

negara kawasan Asia dan berlanjutnya kenaikan harga beberapa produk ekspor utama di

pasar internasional, khususnya komoditas primer. Namun, akselerasi kegiatan ekonomi

domestik mendorong impor nonmigas tumbuh lebih cepat (16,3%, q.t.q) daripada

ekspor nonmigas (9,5%, q.t.q) sehingga surplus neraca perdagangan nonmigas berkurang

dibandingkan triwulan sebelumnya. Akselerasi kegiatan ekonomi domestik, disertai faktor

musiman Lebaran, juga menyebabkan kenaikan konsumsi BBM dan impor minyak

sehingga menimbulkan defisit pada neraca perdagangan minyak. Sekalipun demikian,

kinerja transaksi berjalan terbantu oleh kenaikan surplus neraca perdagangan gas seiring telah

berproduksinya lapangan gas Tangguh dan meningkatnya harga minyak dunia.

Penurunan surplus transaksi berjalan tersebut dapat diimbangi oleh perbaikan

kinerja transaksi modal dan finansial. Pada triwulan III 2009 transaksi modal dan finansial

mencatat surplus $3,0 miliar, setelah pada periode sebelumnya mengalami defisit US$2,2

miliar. Surplus ini bersumber dari perbaikan kinerja investasi portofolio dan investasi

lainnya. Kondisi makroekonomi di dalam negeri yang semakin membaik,

didukung oleh suku bunga instrumen rupiah yang relatif menarik, memicu kenaikan arus

masuk investasi portofolio. Pada kelompok investasi lainnya, prospek ekonomi yang

membaik, kondisi likuiditas global yang melonggar, serta suku bunga luar negeri yang relatif

rendah, mendorong kenaikan penarikan utang luar negeri swasta. Kinerja investasi lainnya

juga terbantu oleh adanya tambahan alokasi Special Drawing Rights (SDR).

Tambahan alokasi SDR tersebut ditujukan untuk memperkuat cadangan devisa

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 24

Page 25: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

negara-negara anggota International Monetary Fund (IMF), termasuk Indonesia,

sebagai bagian dari upaya penanganan krisis ekonomi global.

Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan II-2009

Transaksi berjalan pada triwulan II 2009 mencatat surplus USD3,1 miliar, meningkat

dibandingkan surplus USD2,9 miliar pada triwulan I 2009 . Surplus pada transaksi berjalan

tersebut melampaui defisit yang terjadi pada transaksi modal dan finansial sehingga secara

keseluruhan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mencatat surplus USD1,1 miliar.

Sejalan dengan perkembangan tersebut, jumlah cadangan devisa pada akhir triwulan II 2009

meningkat menjadi USD57,6 miliar atau setara dengan 5,5 bulan impor dan pembayaran

utang luar negeri pemerintah.

Perbaikan kinerja transaksi berjalan ditopang oleh meningkatnya

surplus pada neraca perdagangan nonmigas, neraca perdagangan migas, dan

neraca transfer berjalan. Kenaikan surplus pada ketiga neraca tersebut

melampaui kenaikan defisit pada neraca jasa dan neraca pendapatan. Dibandingkan triwulan

sebelumnya, perbaikan terbesar terjadi pada neraca perdagangan nonmigas

mengikuti perkembangan nilai ekspor nonmigas yang meningkat lebih tinggi

daripada kenaikan nilai impor nonmigas. Perbaikan kinerja ekspor nonmigas juga terlihat dari

sisi pertumbuhan tahunan (y.o.y) di mana pada triwulan II 2009 ekspor nonmigas tumbuh

negatif 17,3%, lebih baik daripada triwulan I 2009 yang tumbuh negatif 22,2%. Sebaliknya,

pada triwulan II 2009 impor nonmigas mencatat pertumbuhan negatif 30,6%, lebih tajam

daripada pertumbuhan negatif 28,8% pada triwulan I 2009. Kinerja ekspor nonmigas

mengalami perbaikan yang sangat signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya

terutama akibat masih kuatnya permintaan di beberapa negara kawasan Asia dan

berlanjutnya kenaikan harga beberapa produk ekspor utama di pasar

internasional, khususnya komoditas primer, seperti batubara, tembaga, dan CPO.

Sementara itu, kenaikan impor nonmigas tertahan oleh melambatnya laju

pertumbuhan permintaan domestik.

Transaksi modal dan finansial pada triwulan II 2009 mengalami defisit

USD2,4 miliar, setelah pada triwulan sebelumnya mencatat surplus USD1,8 miliar.

Defisit tersebut terutama disebabkan oleh menurunnya arus masuk investasi langsung,

meningkatnya simpanan milik bank dan perusahaan nonbank domestik pada

perbankan di luar negeri, dan meningkatnya pembayaran utang luar negeri

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 25

Page 26: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

pemerintah. Penurunan arus masuk investasi langsung tersebut sejalan dengan

melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik sedangkan kenaikan pembayaran ULN

pemerintah memang lazim terjadi setiap triwulan II. Kenaikan simpanan bank dan perusahaan

nonbank di perbankan luar negeri tidak perlu diartikan negatif karena itu terjadi di saat

transaksi berjalan mengalami surplus, arus masuk modal portofolio meningkat, dan

kebutuhan valas masih terbatas. Kenaikan simpanan tersebut diperkirakan adalah cerminan

dari meningkatnya likuiditas valas dan antisipasi terhadap meningkatnya kebutuhan

valas pada semester II 2009 seiring ekspektasi membaiknya permintaan domestik.

Kinerja transaksi modal dan finansial pada triwulan II 2009 terbantu oleh investasi portofolio

yang masih mencatat kenaikan surplus dibandingkan triwulan sebelumnya. Kembalinya

kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi Indonesia dan pelaksanaan pemilihan

umum yang berjalan lancar adalah beberapa faktor yang mendukung perbaikan

kinerja investasi portofolio tersebut.

Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan I-2009

Setelah mengalami tekanan defisit cukup besar pada triwulan IV 2008, kinerja Neraca

Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I 2009 mengalami perbaikan signifikan dengan

mencatat surplus sekitar USD4,0 miliar. Perbaikan ini terjadi baik pada transaksi berjalan

maupun transaksi modal dan finansial. Sejalan dengan itu, jumlah cadangan devisa pada akhir

Maret 2009 meningkat menjadi USD54,8 miliar atau setara dengan kebutuhan pembiayaan

impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 6,1 bulan.

Transaksi berjalan pada triwulan I 2009 mencatat surplus sekitar USD1,8 miliar

(triwulan IV 2008: defisit USD0,7 miliar). Perbaikan kinerja transaksi berjalan tersebut

ditopang oleh meningkatnya surplus pada neraca perdagangan nonmigas dan

menyusutnya defisit pada neraca perdagangan minyak dan neraca jasa.

Kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas terjadi karena impor nonmigas

menurun lebih tajam daripada ekspor nonmigas. Patut dicatat bahwa, meskipun

ekspor nonmigas pada triwulan I 2009 menurun, laju penurunannya dari bulan

ke bulan cenderung melambat, didukung oleh harga beberapa komoditas ekspor yang mulai

meningkat dan masih cukup kuatnya permintaan tembaga dan batubara di beberapa

negara Asia. Penurunan impor, dalam hal ini impor minyak, juga berada di

balik menyusutnya defisit neraca perdagangan minyak. Impor minyak turun mengikuti

perkembangan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang berkurang cukup tajam

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 26

Page 27: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

akibat melambatnya laju pertumbuhan ekonomi dan berlanjutnya implementasi

program konversi BBM ke gas dan batubara. Seiring dengan tajamnya penurunan impor,

pengeluaran jasa transportasi juga berkurang sehingga berdampak pada menyusutnya defisit

neraca jasa.

Transaksi modal dan finansial pada triwulan I 2009 mencatat surplus

sekitar USD2,4 miliar (triwulan IV 2008: defisit USD4,1 miliar). Perbaikan kinerja

transaksi modal dan finansial ini bersumber dari surplus pada transaksi investasi langsung dan

transaksi investasi portofolio. Transaksi investasi langsung mencatat kenaikan surplus

dibandingkan triwulan sebelumnya dengan sumbangan terbesar berasal dari kenaikan

investasi di sektor migas dan transaksi akuisisi di sektor telekomunikasi. Sementara itu,

surplus transaksi investasi portofolio sebagian besar berasal dari hasil penerbitan obligasi

pemerintah berdenominasi valas. Transaksi investasi portofolio di luar penerbitan

obligasi valas pemerintah masih mencatat net outflows namun lebih kecil daripada yang

terjadi pada triwulan sebelumnya. Perkembangan ini didukung oleh mulai pulihnya minat

investor asing untuk membeli sekuritas berdenominasi rupiah, khususnya SBI, SUN, dan

saham, sejak Maret 2009.

Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan III-2008

Kinerja transaksi berjalan pada triwulan III 2008 mengalami perbaikan

dibandingkan triwulan sebelumnya. Perbaikan ini tercermin pada mengecilnya defisit

transaksi berjalan, yaitu dari sekitar USD1,2 miliar pada triwulan II 2008 menjadi sekitar

USD0,6 miliar pada triwulan III 2008. Defisit pada transaksi berjalan tersebut dapat

diimbangi oleh surplus pada transaksi modal dan keuangan yang mencapai USD0,5 miliar

sehingga secara keseluruhan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) hanya mengalami defisit

kurang dari USD0,1 miliar atau tepatnya USD89 juta. Sejalan dengan defisit NPI, jumlah

cadangan devisa pada akhir triwulan III 2008 turun menjadi USD57,1 miliar. Meskipun

demikian, jumlah cadangan devisa tersebut masih berada pada posisi yang relatif

aman, yaitu setara dengan kebutuhan pembiayaan impor dan pembayaran utang luar

negeri pemerintah selama 4,4 bulan.

Di antara komponen-komponen utama transaksi berjalan, perbaikan yang

paling signifikan terjadi pada neraca perdagangan minyak dan gas serta neraca

pendapatan. Neraca perdagangan gas mencatat kenaikan surplus, karena didukung oleh

kenaikan volume ekspor gas yang signifikan.

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 27

Page 28: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

Sementara itu, defisit neraca perdagangan minyak mengecil karena, sesuai

dengan status Indonesia sebagai net oil importer, dampak penurunan harga minyak terhadap

penurunan nilai ekspor minyak lebih kecil daripada dampaknya terhadap penurunan nilai

impor minyak. Selain itu, penurunan harga minyak juga menjadi salah satu faktor

yang memperkecil defisit neraca pendapatan melalui dampaknya terhadap penurunan

keuntungan yang dibayarkan kepada kontraktor migas asing.

Di tengah krisis keuangan global, transaksi modal dan keuangan pada

triwulan III 2008 masih mampu mencatat surplus sekitar USD0,5 miliar, meskipun tidak

sebesar surplus pada triwulan sebelumnya. Memburuknya kondisi pasar keuangan global telah

mendorong arus keluar modal portofolio dalam bentuk pelepasan SBI, SUN, dan saham

oleh investor asing. Namun, perkembangan tersebut tidak sampai membuat

transaksi modal dan keuangan menjadi defisit karena dalam periode yang sama terjadi

kenaikan penarikan utang luar negeri swasta dan penurunan pembayaran pokok utang

luar negeri pemerintah dalam jumlah yang signifikan. Kenaikan penarikan utang

luar negeri swasta itu diperkirakan tidak terlepas dari masih kuatnya kinerja perekonomian

domestik pada triwulan III 2008.

Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan II-2008

Pada triwulan II 2008 Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mencatat surplus sekitar

USD1,3 miliar. Señalan engan itu, jumlah cadangan devisa pada akhir periode

tersebut meningkat menjadi USD59,5 miliar atau setara kebutuhan pembiayaan

impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 4,5 bulan. Surplus

NPI bersumber dari surplus transaksi modal dan keuangan yang mencapai sekitar USD3,7

miliar, lebih besar dari defisit pada transaksi berjalan yang mencapai sekitar USD1,5 miliar.

Di antara komponen-komponen utama transaksi berjalan, neraca perdagangan dan

neraca transfer berjalan tetap mengalami surplus. Namun, surplus pada kedua neraca

tersebut lebih rendah daripada defisit yang terjadi pada neraca jasa dan neraca

pendapatan sehingga secara keseluruhan transaksi berjalan mengalami defisit.

Neraca perdagangan mencatat surplus, meski jumlahnya menurun

dibandingkan dengan surplus pada triwulan yang sama tahun sebelumnya. Hal ini

disebabkan oleh pertumbuhan ekspor total yang tidak setinggi pertumbuhan impor

total. Pertumbuhan nilai ekspor total meningkat menjadi 27,6% (y.o.y) dibandingkan 14,6%

pada tahun sebelumnya, didukung oleh nilai ekspor migas yang tumbuh tinggi mengikuti

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 28

Page 29: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

pergerakan harga minyak di pasar internasional. Sementara itu, pertumbuhan ekspor

nonmigas melambat akibat mulai melemahnya permintaan dunia. Pertumbuhan

nilai impor total meningkat menjadi 51,2% (y.o.y) dibandingkan 14,0% pada tahun

sebelumnya. Tingginya pertumbuhan impor tersebut didorong oleh kenaikan harga

produk impor, baik nonmigas maupun migas, dan kenaikan permintaan domestik

(termasuk kenaikan volume konsumsi BBM), serta kenaikan permintaan bahan baku

untuk kegiatan produksi dalam negeri yang berbasis ekspor.

Dalam periode yang sama, transaksi modal dan keuangan mengalami peningkatan

surplus. Kenaikan arus masuk modal asing terutama terjadi dalam bentuk modal portofolio,

diikuti oleh penarikan utang luar negeri swasta dan penanaman modal langsung (PMA).

Hal ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya kegiatan ekonomi domestik, membaiknya

iklim investasi, selisih suku bunga yang menarik, kestabilan makroekonomi

yang terjaga, dan membaiknya persepsi investor mengenai daya tahan keuangan negara

(APBN) pasca kenaikan harga BBM. Selain itu, kenaikan surplus tersebut juga disebabkan

oleh berkurangnya penempatan aset milik penduduk, baik berupa giro di bank luar negeri

maupun surat berharga asing, seiring dengan meningkatnya kebutuhan

pembiayaan untuk investasi dan impor.

Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan I-2008

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I 2008 mencatat surplus sekitar

USD1,0 miliar. Sejalan dengan itu, jumlah cadangan devisa pada akhir periode

tersebut meningkat menjadi US$59,0 miliar, kurang lebih setara dengan lima bulan

impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah (posisi cadangan devisa per 30

Mei 2008 sebesar USD 57,5 miliar). Surplus NPI bersumber dari surplus

transaksi berjalan yang mencapai sekitar USD2,8 miliar. Penopang utama surplus

transaksi berjalan adalah penerimaan ekspor yang melampaui pengeluaran impor

serta penerimaan devisa dari transfer tenaga kerja Indonesia di luar negeri.

Perkembangan transaksi berjalan tersebut mengindikasikan bahwa sektor eksternal masih

memberikan kontribusi positif terhadap kinerja perekonomian domestik.

Nilai ekspor selama triwulan I 2008 mencapai USD34,4 miliar (f.o.b) atau

meningkat 29,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2007. Nilai ekspor migas mencatat

pertumbuhan tertinggi, yaitu 61,7%, diikuti oleh nilai ekspor nonmigas yang tumbuh

21,8%. Lonjakan harga minyak dan harga beberapa komoditas ekspor nonmigas

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 29

Page 30: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

unggulan, seperti minyak sawit, karet, dan timah, serta kenaikan permintaan dunia menjadi

pendorong kenaikan nilai ekspor tersebut. Dalam periode yang sama nilai impor

mencapai USD26,8 miliar (f.o.b) atau meningkat 41,9%. Perkembangan tersebut

menunjukan masih kuatnya kegiatan ekonomi di dalam negeri.

Surplus transaksi berjalan tersebut mampu menutupi defisit yang terjadi pada

transaksi modal dan keuangan. Defisit yang mencapai sekitar USD1,4 miliar itu sebagian

disebabkan oleh menurunnya arus masuk modal portofolio asing. Hal ini dilatarbelakangi oleh

kondisi pasar keuangan internasional yang masih belum pulih dari dampak krisis sub-

prime mortgage di Amerika Serikat, ditambah dengan munculnya persepsi negatif

di kalangan investor mengenai daya tahan keuangan negara (APBN) terhadap

tekanan kenaikan harga minyak. Sebagian lagi dari defisit tersebut disebabkan oleh

meningkatnya penempatan aset valas bank dan nonbank di luar negeri.

Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan IV-2007

Pada 2007 NPI mengalami surplus yang cukup besar (USD12,5 miliar),

namun lebih rendah dari 2006 (USD14,5 miliar). Penurunan surplus NPI tersebut

terkait dengan surplus transaksi modal dan keuangan yang sedikit lebih rendah (USD2,8

miliar) dari 2006 (USD2,9 miliar). Dari sisi liabilities, kinerja transaksi modal dan

keuangan sebenarnya lebih baik dari tahun sebelumnya seperti tercermin pada kenaikan arus

masuk modal asing dalam jumlah yang signifikan, baik berupa PMA, modal portofolio,

maupun penarikan ULN swasta. Peningkatan arus masuk modal asing tersebut sejalan dengan

meningkatnya kegiatan ekonomi domestik, membaiknya iklim investasi, yield yang menarik,

dan kestabilan makroekonomi yang terjaga. Namun, dari sisi lain terjadi kenaikan

penempatan aset di luar negeri oleh swasta domestik dalam jumlah yang juga signifikan, baik

berupa investasi langsung maupun pembelian surat berharga Hal ini adalah implikasi dari

meningkatnya minat investor domestik untuk melakukan ekspansi usaha di luar negeri dan

meningkatnya surplus transaksi berjalan, yaitu dari USD10,8 miliar pada 2006 menjadi

USD11,0 miliar pada 2007. Kenaikan surplus transaksi berjalan didukung oleh kenaikan

ekspor nonmigas yang--kendati tumbuh melambat seiring menurunnya

pertumbuhan ekonomi dunia--masih dapat mengimbangi kenaikan impor

nonmigas yang mengalami akselerasi seiring meningkatnya pertumbuhan ekonomi di

dalam negeri. Sementara itu, kenaikan harga minyak belum mampu meningkatkan

sumbangan sektor migas terhadap surplus transaksi berjalan karena selama 2007 terjadi

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 30

Page 31: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

penurunan produksi minyak dan gas disertai kenaikan volume impor minyak untuk

konsumsi BBM domestik.

Pada 2008 NPI diperkirakan mampu mencapai surplus yang cukup

tinggi (USD11,3 miliar), meski menurun dibandingkan 2007 (USD12,5 miliar) dan

lebih rendah dari proyeksi sebelumnya (USD15,6 miliar). Transaksi berjalan

diperkirakan surplus sekitar USD10, 1 miliar, sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya

akibat pertumbuhan ekspor nonmigas yang kembali menurun mengikuti prospek ekonomi

global yang melambat.

Penurunan surplus yang lebih tajam diperkirakan dapat dihindari karena ditopang

oleh kenaikan harga minyak dan penurunan laju pertumbuhan impor nonmigas.

Akselerasi pertumbuhan impor nonmigas diproyeksikan agak tertahan pada 2008

seiring tertahannya akselerasi pertumbuhan ekonomi domestik. Transaksi modal

dan keuangan diperkirakan surplus sekitar USD1,2 miliar, juga lebih rendah dari

tahun sebelumnya. Penurunan surplus tersebut disebabkan oleh menurunnya

arus masuk modal portofolio serta meningkatnya minat dan kemampuan

investor domestik untuk menempatkan asetnya di luar negeri, khususnya dalam

bentuk surat berharga dan simpanan bank, seiring surplus transaksi berjalan yang masih

tinggi. Modal portofolio diperkirakan mulai masuk kembali setelah sempat keluar pada

triwulan IV 2007 tetapi jumlahnya tidak sebesar 2007 karena kondisi pasar keuangan global

yang belum sepenuhnya pulih dari dampak krisis subprime mortgage .

Sementara itu, iklim investasi diharapkan terus membaik sehingga dapat memperbaiki

komposisi arus masuk modal ke arah yang lebih berjangka panjang sebagaimana

tercermin pada perkiraan meningkatnya PMA dan penarikan ULN swasta. Sebagai

cerminan dari surplus NPI, cadangan devisa dapat meningkat menjadi sekitar

USD68,2 miliar pada akhir 2008 (setara 6,2 bulan impor dan pembayaran ULN

pemerintah). Realisasi 2007 dan Proyeksi 2008

Ulasan Posisi Neraca pembayaran Indonesia 2005 – 2012

a. Neraca Transaksi Berjalan (Current Account)

Neraca perdagangan pada bulan Juni 2012 mencetak rekor tertinggi sepanjang

sejarah bagi perdagangan Indonesia sebagai dampak melemahnya permintaan China dan

Eropa. Nilai defisit neraca perdagangan Indonesia mencapai USD 1,32 milyar yang

diperoleh dari kinerja impor sebesar USD 16,69 milyar dan ekspor sebesar USD 15,36

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 31

Page 32: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

milyar pada periode tersebut . Kinerja ekspor pada bulan Juni 2012 menurun sebesar

16,44% dibandingkan bulan yang sama di tahun 2011, sedangkan impor meningkat

sebesar 10,71% dibandingkan tahun sebelumnya namun turun 2,05% dibandingkan bulan

sebelumnya. Pada semester I 2012, Indonesia mencatat defisit perdagangan dengan China,

salah satu mitra dagang utama Indonesia, sebesar USD 4,045 milyar lalu diikuti oleh

defisit perdagangan dengan Thailand dan Jepang masing-masing sebesar USD 3,070

milyar dan USD 3,057 milyar.

Lebih lanjut, akibat defisit perdagangan, defisit neraca transaksi berjalan juga

melebar akibat pelemahan ekonomi global. Defisit transaksi berjalan pada kuartal II 2012

mencapai USD 6,9 milyar (sebesar 3,1% PDB) dibandingkan dengan USD 3,2 milyar

(sebesar 1,5% PDB) pada kuartal I 2012. Namun, di tengah memburuknya neraca

transaksi berjalan

Kombinasi defisit perdagangan dan defisit transaksi berjalan menyebabkan

depresiasi nilai tukar IDR terhadap USD yang mencapai 4,6% sejak awal tahun 2012 ini.

Sejauh ini, IDR menunjukkan kinerja paling buruk jika dibandingkan dengan mata uang

pada kawasan Asia Tenggara.

Transaksi berjalan pada Tw.IV-2009 mencatat surplus USD3,4 miliar, lebih tinggi

dari surplus USD2,2 miliar pada triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut bersumber

dari bertambahnya suplus neraca perdagangan nonmigas, neraca migas dan neraca transfer

berjalan. Peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas didorong oleh kenaikan

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 32

Page 33: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

ekspor nonmigas terkait dengan terus berlangsungnya proses pemulihan ekonomi dunia

serta membaiknya harga beberapa komoditas ekspor. Sementara itu, kenaikan produksi

minyak berdampak pada berkurangnya defisit neraca minyak. Sedangkan penambahan

volume ekspor gas. Peningkatan defisit neraca jasa terutama bersumber dari naiknya

pengeluaran jasa transportasi barang impor. Defisit neraca pendapatan turut pula

meningkat disebabkan bertambahnya pembayaran dividen/hasil keuntungan perusahaan

PMA serta pembayaran bunga utang luar negeri, terutama sektor pemerintah.

Kinerja transaksi berjalan pada triwulan IV 2008 mengalami perbaikan dengan

mencatat defisit yang lebih kecil (defisit USD0,2 miliar) daripada yang terjadi pada

triwulan III 2008 (defisit USD0,9 miliar). Kontributor utama dari perbaikan transaksi

berjalan adalah penurunan pada defisit neraca pendapatan akibat berkurangnya

pembayaran bagi hasil kepada kontraktor migas asing. Beberapa kontributor lain adalah

impor minyak yang mengecil serta masih stabilnya penerimaan devisa dari turis asing dan

tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Dalam periode yang sama, sejalan dengan

melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik, nilai impor nonmigas turun 12,4%

dibandingkan triwulan III 2008 tetapi masih naik 27,9% dibandingkan triwulan IV 2007.

     Pada 2006 mencatat surplus sebesar USD9,6 miliar, melonjak tinggi dibanding 2005

yang hanya mencapai USD278 juta. Angka surplus transaksi berjalan ini sedikit lebih

kecil dibanding prakiraan semula (NPI publikasi November 2006) sebesar USD9,7 miliar.

Hal ini terkait dengan pertumbuhan impor nonmigas yang mencapai 7%, lebih tinggi dari

proyeksi sebelumnya 4%. Tingginya surplus transaksi berjalan didukung oleh surplus

neraca perdagangan, baik migas maupun nonmigas, yang secara keseluruhan meningkat

dari USD17,5 miliar pada kurun waktu 2004- 2005 menjadi USD29,7 miliar pada 2006.

Kenaikan surplus juga terjadi pada neraca current transfer. Sementara itu, neraca jasa dan

neraca pendapatan (income) mengalami kenaikan defisit.

    

b. Neraca Modal (Capital Account)

Transaksi modal pada Tw.IV-2009 mencatat surplus USD14 juta. Surplus tersebut

berasal dari adanya bantuan hibah untuk investasi, seperti pembangunan sekolah,

pembangunan perumahan, dan persenjataan. Pemberian hibah oleh donator asing tersebut

sebagian terkait dengan upaya pemulihan kondisi pasca bencana alam di Sumatera. Dari

total hibah investasi tersebut, sebagian besar disalurkan melalui sektor swasta (LSM)

sekitar USD12 juta, sementara sektor pemerintah memperoleh USD2 juta.

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 33

Page 34: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

Transaksi modal pada triwulan IV 2008 mencatat surplus sebesar USD29 juta,

menurun dibanding triwulan sebelumnya (USD200 juta). Surplus tersebut terutama

berasal dari bantuan hibah untuk investasi, seperti pembangunan rumah tinggal, jembatan,

jalan, sekolah, dan lain-lain. Keseluruhan hibah tersebut diberikan masih dalam rangka

bantuan korban bencana alam di beberapa tempat di tanah air. Dari total hibah tersebut,

sebagian besar (90%) merupakan hibah investasi melalui sektor swasta (NGO) yakni

sekitar USD26 juta dan sisanya USD3 juta melalui sektor public (pemerintah).

Selama 2006 mengalami surplus USD2.451 juta, meningkat sangat tajam dari

surplus yang terjadi di 2005 sebesar USD345 juta. Angka tersebut juga jauh lebih tinggi

dari prakiraan semula, yaitu defisit USD 855 juta (NPI exe. Nov 2006). Tingginya surplus

tersebut akibat meningkatnya aliran masuk investasi portofolio, terutama dalam bentuk

pembelian saham, serta realisasi penarikan program loan yang lebih besar daripada

perkiraan semula. Surplus tersebut juga bersumber dari berkurangnya aset penduduk di

luar negeri berupa rekening giro dan deposito yang cukup signifikan.

c. Perubahan Cadangan Devisa

Sejalan dengan surplus neraca pembayaran Indonesia selama Tw.IV-2009,

cadangan devisa pada akhir triwulan tersebut meningkat menjadi USD66,1 miliar, dari

posisi pada akhir triwulan sebelumnya sebesar USD62,3 miliar. Adapun komponen

cadangan devisa terdiri dari securities (surat-surat berharga) sebesar USD57,1 miliar

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 34

Page 35: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

(86,4% dari total cadangan devisa), currency & deposits sebesar USD3,3 miliar (4.9%),

special drawing rights sebesar USD2,8 miliar (4,2%) dan monetary gold sebesar USD2,6

miliar (3,9%).

Sejalan dengan perkembangan neraca pembayaran Indonesia yang secara

keseluruhan mencatat deficit cadangan devisa pada akhir Tw. IV-2008 menurun sekitar

USD5,5 miliar (10%) menjadi USD51,6 miliar, dari posisi pada akhir triwulan

sebelumnya sebesar USD57,1 miliar. Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk

membiayai impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 4,0 bulan.

Komposisi cadangan devisa terdiri dari securities (surat-surat berharga ) sebesar USD45,5

miliar (88% dari total cadangan devisa), currency & deposits sebesar USD3,7 miliar (7%)

dan monetary gold sebesar USD2,0 miliar (4%). Posisi surat-surat berharga meningkat

dari akhir triwulan III tahun 2008 sebesar USD41,0 miliar. Sementara itu, posisi currency

& deposits dan monetary gold mengalami penurunan, yaitu masing-masing dari USD13,5

miliar dan USD2,1 miliar pada akhir triwulan sebelumnya.

Tahun 2006 cadangan devisa mencapai USD42,6 miliar, lebih tinggi dibandingkan

posisi akhir tahun 2005 yang mencapai USD34,7 miliar, dan dari prakiraan semula

sebesar USD40,4 miliar (NPI exe. Nov 2006). Jumlah cadangan devisa tersebut cukup

untuk membiayai impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 4,5 bulan.

Peningkatan tersebut berasal dari kenaikan penerimaan devisa hasil ekspor migas akibat

kenaikan harga minyak. Kenaikan cadangan devisa sebagian juga terkait dengan langkah

Bank Indonesia dalam menstabilkan nilai tukar yang cenderung menguat, terutama pada

triwulan pertama, sebagai akibat terus meningkatnya arus masuk dana jangka pendek.

Perkembangan Devisa Indonesia

Dalam kurun waktu tahun 2005-2009, cadangan devisa Indonesia mengalami

fluktuluasi, yakni pada tahun 2005 menjadi sebesar 34,7 dan pada tahun 2006 mengalami

kenaikan menjadi 42,6 miliar dollar. Kenaikan ini berasal dari kenaikan penerimaan devisa

hasil ekspor migas akibat kenaikan harga minyak yang rata-rata mencapai USD62,7/bl, lebih

tinggi dari rata-rata tahun sebelumnya sebesar USD52/bl. Kenaikan cadangan devisa sebagian

juga terkait dengan langkah Bank Indonesia dalam menstabilkan nilai tukar yang cenderung

menguat yang di sebabkan oleh masuknya dana jangka pendek dari luar. Tahun 2007

cadangan devisa kembali naik ke posisi 56,9 milliar Dollar dan pada tahun 2008 sebesar 69,1

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 35

Page 36: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

Miliar Dollar serta pada tahun 2009 posisi cadangan devisa Indonesia sebesar 66,91 milyar

dollar.

Kenaikan cadangan devisa kita berdampak kepada menguatnya nilai tukar rupiah

terhadap mata uang dollar. Dari sini dapat kita simpulkan terjadinya perubahan cadangan

devisa akan mempunyai dampak terhadap berubahnya nilai tukar rupiah. Dalam kurun waktu

tahun 2004-2009, penguatan nilai tukar rupiah di sebabkan oleh derasnya arus kas atau modal

dari luar. Sebagai gambaran pada akhir tahun 2004, nilai tukar rupiah terhadap dollar sebesar

Rp. 9.244/Dollar, tahun 2005 sebesar Rp. 9.781/dollar, tahun 2006 Rp. 8.975/dollar, tahun

2007 sebesar Rp. 9.372/dollar, tahun 2008 Rp. 10.895/dollar dan pada tahun 2009 sebesar Rp.

9.353/dollar.

Krisis Ekonomi Dunia tahun 2008 dan Dampaknya terhadap Indonesia

Dunia finansial global kembali mendapatkan guncangan saat Lehman Brothers, bank

investasi keempat terbesar di AS, menyatakan bangkrut pada pertengahan Oktober 2008.

Rambatan krisis keuangan AS pada dasarnya adalah dampak dari gelembung pasar

keuangan yang pecah Implikasi yang paling menonjol adalah keketatan likuiditas (liquidity

squeeze) yang disebabkan oleh kepercayaan yang anjlok dan sistem kredit yang macet. Dana

di tarik dari emerging markets ke pusat-pusat keuangan di AS dan negara-negara industri lain

(flight to quality). Keketatan likuiditas ini merembet dari episentrum-nya, Amerika Serikat, ke

Eropa dan Asia. Contagion effects ini sedang berjalan dan pada akhirnya dapat membawa

pada resesi dunia, dengan implikasi terhadap pertumbuhan dan ekspor Negara negara

berkembang termasuk Indonesia.

Untuk mengantisipasi dampak krisis tersebut, BI terus berkoordinasi dengan

Pemerintah dalam memilih kebijakan moneter dan akan menempuh beberapa langkah, yaitu:

1) Memperkuat likuiditas sektor perbankan. Bisnis yang memanfaatkan dana dari

pembiayaan asing harus menyesuaikan tingkat ekspansi usahanya.

2) Menjaga pertumbuhan kredit pada tingkat yang sesuai untuk mendukung target

pertumbuhan ekonomi.

3) Terkait neraca pembayaran, cadangan devisa yang dimiliki Indonesia saat ini aman.

Namun demikian, BI akan terus menjaga volatilitas Rupiah agar gejolaknya tidak

tajam serta akan tetap berada di pasar dengan tujuan menjaga stabilitas nilai tukar.

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 36

Page 37: Analisis neraca pembayaran indonesia (full)

Krisis ekonomi yang terjadi di USA akan berdampak pada dua hal, yakni pengeringan

likuiditas dan pelambatan ekonomi global. Seretnya likuiditas global dan relatif lamanya

pemulihan ekonomi global akan berpengaruh pada kinerja Neraca Pembayaran Indonesia

(NPI). Sesuai dengan perkembangan, IMF/WEO telah merevisi pertumbuhan ekonomi dunia

pada 2009 menjadi hanya 0,5%. Perubahan tersebut berdampak pada menurunnya asumsi

pertumbuhan ekonomi domestik menjadi 4-5%.

Hal ini akan memberi dampak pada perkiraan NPI 2009 sebagai berikut:

1) Ekspor non migas akan memburuk hingga tumbuh negatif akibat permintaan eksternal

terhadap produk ekspor Indonesia menurun tajam.

2) Impor non migas akan tumbuh menjadi negatif akibat perlambatan ekonomi domestik.

3) Transaksi berjalan akan mencatat defisit karena permintaan eksternal turun lebih tajam

daripada permintaan domestik.

4) Transaksi modal dan finansial juga akan mengalami defisit, akibat berkurangnya arus

masuk modal asing. Namun adanya rencana emisi global bond dan sukuk valas serta

penarikan contigency loan (standby loan) akan menopang transaksi modal dan finansial

sehingga hanya mengalami defisit yang kecil dan cadangan devisa tetap berada pada

level aman.

Arief Anzarullah – Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 37