neraca pembayaran luar negeri

20
MODUL 13 PENGANTAR EKONOMI MAKRO POKOK BAHASAN : NERACA PEMBAYARAN LUAR NEGERI DOSEN PENGAMPU : Matsani A Rahman Rasib, SE.,MM. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCUBUANA

Upload: adeiraputra

Post on 24-Jul-2015

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Neraca Pembayaran Luar Negeri

MODUL 13

PENGANTAR EKONOMI MAKRO

POKOK BAHASAN :

NERACA PEMBAYARAN LUAR NEGERI

DOSEN PENGAMPU :

Matsani A Rahman Rasib, SE.,MM.

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS MERCUBUANA

JAKARTA

Page 2: Neraca Pembayaran Luar Negeri

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS MERCU BUANAJAKARTA

POKOK BAHASANNERACA PEMBAYARAN LUAR NEGERI

Matsani A Rahman Rasib, SE, MM.

A. PENDAHULUAN

Neraca pembayaran suatu negara adalah catatan yang sistematis tentang

transaksi ekonomi internasional antara penduduk negara itu dengan

penduduk negara lain dalam jangka waktu tertentu atau suatu neraca

pembukuan yang menunjukan nilai berbagai transaksi (mutasi) keuangan

yang dilakukan antara satu negara dengan negara-negara lain dalam satu

tahun tertentu.

Catatan semacam ini sangat berguna untuk berbagai macam tujuan. Tapi

tujuan utamanya adalah untuk memberikan informasi kepada pemerintah tentang

posisi keuangan dalam hubungan ekonomi dengan negara lain serta membantu di

dalam pengambilan kebijakan moneter, fiskal, perdagangan dan pembayaran

internasional.

B. BENTUK DASAR NERACA PEMBAYARAN LUAR NEGERI

Pengertian penduduk di dalam suatu neraca pembayaran internasional

meliputi orang perorangan/individu, .badan hukum dan pemerintah. Orang

perorangan yang tidak mewakili pemerintah suatu negara (misalnya para touris)

dianggap sebagai penduduk di mana mereka mempunyai tempat tinggal tetap atau

tempat di mana mereka memperoleh “center of interest’. Dalam menentukan center

13

MODULPengantar Ekonomi Makro (3 SKS)

Page 3: Neraca Pembayaran Luar Negeri

of interest sebagai ukurannya dapat dipakai di mana mereka memperoleh

penghasilan tetap atau di mana mereka bekerja. Suatu Badan Hukum dianggap

sebagai penduduk dari negara di mana Badan Hukum tersebut memperoleh status

sebagai Badan Hukum. Cabang-cabang yang ada di luar negeri dianggap penduduk

luar negeri. Badan-badan pemerintah adalah jelas penduduk dari negara yang

diwakilinya. Misalnya para diplomat kedutaan besar, dianggap sebagai penduduk

dari negara yang mereka wakili. Transaksi yang mereka adakan di negara lain

merupakan transaksi ekonomi internasional.

Yang termasuk dalam neraca pembayaran internasional hanyalah transaksi

ekonomi internasional saja. Transaksi bantuan militer, misalnya, tidak termasuk di

dalamnya. Dalam transaksi ekonomi ini perlu dibedakan antara transaksi debit dan

kredit. Transaksi debit adalah transaksi yang menimbulkan kewajiban untuk

melakukan pembayaran kepada penduduk negara lain. Sedangkan Transaksi kredit

adalah transaksi yang menimbulkan hak menerima pembayaran dan penduduk

negara lain.

Sebagai suatu neraca pembukuan, neraca pembayaran dapat dibedakan

kepada dua bagian, yaitu passiva dan aktiva. Dalam bagian passiva dicatat

transaksi-transaksi yang menyebabkan suatu negara melakukan pembayaran

kepada negara-negara lain. Dan dalam bagian aktiva dicatat transaksi-transaksi

yang menyebabkan negara tersebut menerima pembayardari negara lain.

Selanjutnya suatu neraca pembayaran juga dapat dibedakan kedalam dua

jenis pembukuan, yaitu transaksi berjalan (current account) dan lalu lintas

modal (capital account).

1. Transaksi berjalan (currrent account) :

Dalam transaksi berjalan, transaksi-transaksi yang dibukukan terdiri dari :

a. Ekspor dan impor barang-barang. Ini dinamakan juga dengan istilah

perdagangan nyata

b. Ekspor dan impor jasa-jasa. Transaksi ini dikenal dengan perdagangan

tidak nyata. Yang termasuk dalam golongan ini adalah transaksi-transaksi

dalam kegiatan pengangkutan, perjalanan luar negeri, pendapatan dan

investasi modal, dan berbagai kegiatan jasa lainnya.

Page 4: Neraca Pembayaran Luar Negeri

Perbedaan antara nilai ekspor dan nilai impor barang-barang dinamakan

neraca perdagangan. Apabila di suatu negara mengalami nilai ekspor melebihi

nilai impor, maka negara itu disebut mengalami surplus dalam neraca

perdagangan. Sebaliknya jika nilai ekspor lebih sedikit dari nilai impor, maka

negara tersebut mengalami defisit dalam perdagangan.

Perhatikan tabel berikut :

Tabel diatas menunjukkan bahwa neraca perdagangan mempunyai surplus

sebesar Rp. 50 triliun yaitu ekspor adalah Rp. 320 triliun sedangkan impor

bernilai Rp. 270 triliun. Perimbangan di antara seluruh transaksi yang tergolong

dalam transaksi berjalan dinamakan neraca transaksi berjalan. Seperti terlihat

pada neraca di atas, menunjukkan penerimaan dalam current account adalah

Rp. 350 triliun sedangkan pembayaran adalah Rp. 310 triliun. Ini berarti neraca

transaksi berjalan memperoleh surplus sebanyak Rp. 400 triliun.

2. Lalu-lintas Modal (capital account) :

Didalam neraca lalu-lintas modal juga ada dua jenis transaksi yang dibukukan,

yaitu terdiri dari aliran modal pemerintah dan aliran modal swasta.

Page 5: Neraca Pembayaran Luar Negeri

a. Aliran modal pemerintah biasanya berupa pinjaman dan bantuan dari

negara-negara asing yang diberikan kepada pemerintah atau badan-badan

pemerintah. Misalnya pinjaman untuk membangun irigasi.

b. Aliran modal swasta dapat dibedakan menjadi jenis, yaitu investasi

langsung, investasi portofolio dan amortisasi. Investasi langsung adalah

investasi untuk mengembangkan perusahaan perusahaan. Investasi

portofolio adalah investasi dalam bentuk pembelian saham-saham di

negara lain. Sedangkan Amortisasi adalah pembelian kembali saham-

saham atau kekayaan lain yang pada masa lalu telah dijual kepada

penduduk negara-negara lain.

Pada bagian neraca lalu lintas modal dalam tabel diatas menunjukkan jumlah

pengaliran modal keluar berjumlah Rp. 40 triliun, sedangkan aliran masuk

modal berjumlah Rp. 90 triliun. Dengan demikian neraca lalu lintas modal

mengalami surplus sebanyak Rp 50 triliun. Item C menerangkan gabungan

neraca transaksi bulanan dan neraca lalu lintas modal dan jumlahnya adalah

Rp. 40 triliun + Rp. 50 triliun = Rp. 90 triliun. Dalam setiap neraca pembayaran

akan selalu rerjadi perbedaan di antara penerimaan/pembayaran bersih yang

sebenarnya diterima (dan dinamakan neraca keseluruhan) dengan catatan

yang sebenarnya dalam pembukuan neraca pembayaran. Untuk

menyeimbangkan (membuat supaya nilainya sama) dalam setiap neraca

pembayaran akan terdapat item Selisih perhitungan. Dala contoh nilainya

adalah Rp. 2 triliun. Dengan demikian contoh neraca pembayaran yang

ditunjukkan dalam tabel diatas menunjukkan bahwa negara tersebut mengalami

surplus dalam neraca pembayaran dan nilainya adalah Rp. 92 triliun. Dalam

neraca pembayaran surplus dinyatakan dalam tanda negatif (-) dan defisit diberi

tanda positif (+).

C. NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Perhatikan tabel berikut, ini merupakan ringkasan neraca pembayaran

Indonesia antara tahun 1969-1993. Kecuali untuk ekspor dan impor, semua nilai

Page 6: Neraca Pembayaran Luar Negeri

yang dinyatakan dalam neraca pembayaran itu merupakan nilai neto, yaitu nilai

yang diterima dari luar negeri dikurangi dengan yang dibayar ke luar negeri. Data-

data yang dimuat pada neraca tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Ekspor dan impor mengalami perkembangan yang pesat. Dalam tahun 1969

nilai ekspor maupun impor baru mencapai 995 juta dolar. Dalam tahun 1985

ekspor sudah hampir rnencapai 20 milyar dolar dan menjadi hampir dua kali

lipat dalam tahun 1993 (37,2 milyar dolar). Impor juga naik dengan pesat, tetapi

masih lebih lambat dari perkembangan ekspor. NiIai impor mencapai 29.2

milyar dolar pada tahun 1993. Maka dalam tahun 1993 neraca perdagangan

engalami surplus sebanyak (37,186 - 29,198) milyar dolar = 7,988 milyar dolar.

2. Neraca jasa-jasa mengalami perkembangan yang pesat. Akan tetapi berbeda

dengan neraca impor barang, impor-ekspor jasa kurang menguntungkan

Indonesia. Nilainya tetap defisit dan makin lama makin besar, jumlah defisitnya

mencapai 10,9 milyar dolar. Ini mengakibatkan defisit dalam transaksi berjalan

(karena kelebihan ekspor dan impor hanya berjumlah 7,99 milyar dolar).

3. Lalu lintas modal menunjukkan gambaran yang menggalakkan, terutama aliran

modal swasta. Aliran bersih modal pemerintah meningkat hingga tahun 1985,

Page 7: Neraca Pembayaran Luar Negeri

tetapi sesudah itu merosot. Ini disebabkan oleh aliran keluar untuk membayar

hutang pada masa lalu. Aliran modal swasta neto berjumlah hampir 3,45 milyar

dolar pada tahun 1993, sedangkan dalam tahun 1969 hanya berjumlah 71 juta

dolar.

4. Sebagai akibat dari kedudukan neraca perdagangan dan aliran masuk modal

yang relatif baik, neraca pembayaran Indonesia pada umumnya mengalami

surplus.

D. BERBAGAI TRANSAKSI DALAM NERACA PEMBAYARAN LUAR NEGERI

1. Transaksi Barang dan Jasa

Transasaksi ini meliputi ekspor maupun impor barang dan jasa, disebut juga

transaksi yang sedang berjalan. Ekspor barang meliputi barang-barang yang

bisa dilihat secara fisik, seperti minyak, kayu, tembakau, timah dan sebagainya.

Ekspor jasa seperti penjualan jasa angkutan, tourisme dan asuransi. Dalam

transaksi jasa ini termasuk juga pendapatan dari investasi kapital di luar negeri.

Ekspor barang-barang dan jasa merupakan transaksi kredit, sebab transaksi ini

menimbulkan hak untuk menerima pembayaran (menyebabkan terjadinya aliran

dana masuk).

Impor barang-barang meliputi barang-barang konsumsi bahan mentah untuk

industri dan kapital. Sedangkan impor jasa meliputi pembelian jasa-jasa dari

penduduk negara lain. Yang termasuk dalam impor jasa adalah pembayaran

pendapatan (bunga, dividen atau keuntungan) untuk modal yang ditanam di

dalam negeri oleh penduduk negara lain. Impor barang-barang dan jasa

merupakan transaksi debit, sebab transaksi ini menimbulkan kewajiban untuk

melakukan pembayaran kepada penduduk negara lain (menyebabkan aliran

dana ke luar negeri).

Transaksi yang sedang berjalan mempunyai arti khusus. Surplus transaksi yang

sedang berjalan menunjukkan bahwa ekspor lebib besar dari impor. Ini berarti

Page 8: Neraca Pembayaran Luar Negeri

bahwa suatu negara mengalami akumulasi kekayaan valuta asing, sehingga

mempunyai saldo positif dalam investasi luar negeri. Sebaliknya defisit dalam

transaksi yang sedang berjalan berarti impor lebih besar dari ekspor, sehingga

tenjadi pengurangan investasi di luar negeri. Dengan demikian transaksi yang

sedang berjalan sangat erat hubungannya dengan penghasilan nasional, sebab

ekspor dan impor merupakan komponen penghasilan nasional. Hal ini dapat

dilihat dari persamaan pendapatan nasional di bawah ini :

Y adalah pendapatan nasional, C pengeluaran konsumsi, I adalah pengeluaran

investasi (swasta), G adalah pengeluaran pemerintah, dan (X-M) adalah neraca

perdagangan (neto). Apabila (X-M) positif berarti (C+I+G) < Y, implikasinya

bahwa suatu negara menghasilkan lebih banyak dari yang digunakan sehingga

kelebihannya dijual ke luar negeri. Sebaliknya, jika (X-M) negatif berarti negara

itu pengeluarannya Iebih besar daripada yang dihasilkan. Dengan demikian

jelas bahwa suatu negara akan bisa memperbaiki neraca perdagangannya bila

dapat meningkatkan hasil nasional lebih besar daripada penggunaannya.

2. Transaksi Modal

Yang termasuk transaksi modal adalah :

a. Transaksi modal jangka pendek, meliputi :

- Kredit untuk perdagangan dari negara lain (transaksi kredit) atau kredit

perdagangan yang diberikan kepada penduduk negara lain (fransak

debit).

- Deposito bank di luar negeri (transaksi debit) atau deposito bank di

dalam negeri milik penduduk negara lain (transaksi kredit)

- Pembelian surat berharga luar negeri jangka pendek (transaksi debit)

atau penjualan surat berharga dalam negeri jangka pendek kepada

penduduk negara lain (transaksi kredit)

Page 9: Neraca Pembayaran Luar Negeri

b. Transaksi modal jangka panjang, meliputi :

- Investasi langsung di luar negeri (transaksi debit) atau investasi asing di

dalam negeri (transaksi kredit).

- Pembelian surat-surat berharga jangka panjang milik penduduk negara

lain (transaksi debit), atau pembelian surat-surat berharga jangka

panjang dalam negeri oleh penduduk asing (transaksi kredit).

- Pinjaman jangka panjang yang diberikan kepada penduduk negara lain

(transaksi debit) atau pinjaman jangka panjang yang diterima dari

penduduk negara lain (transalcsi kredit).

Jadi, setiap transaksi modal yang menyebabkan kenaikan/penurunan

kekayaan suatu negara di luar negeri merupakan aliran modal keluar/masuk

atau merupakan transaksi debit/kredit. Demikian juga setiap transaksi modal

yang menyebabkan kenaikan/penurunan kekayaan asing di dalam negeri

merupakan aliran modal masuk/keluar atau merupakan transaksi

debit/kredit.

c. Transaksi Satu Arah (Unilateral Transfer)

Yaitu transaksi yang tidak menimbulkan kewajiban untuk melakukan

pembayaran, misalnya hadiah (gifts) dan bantuan (aid). Apabila suatu

negara memberi hadiah atau bantuan kepada negara lain, maka ini

merupakan transaksi debit. Sebaliknya, apabila suatu negara menerima

bantuan atau hadiah dari negara lain merupakan transaksi kredit.

d. Selisih Perhitungan (Errors and Omissions)

Rekening ini merupakan rekening penyeimbang apabila nilai transaksi-

transaksi kredit tidak persis sama dengan nilai transaksi-transaksi debit.

Dengan adanya rekening selisih perhitungan ini maka jumlah total nilai

sebelah kredit dan debit dari suatu neraca pembayaran intemasional akan

selalu sama (balance).

Page 10: Neraca Pembayaran Luar Negeri

e. Lalu Lintas Moneter

Transaksi ini sering disebut “accomodating” sebab merupakan transaksi

yang timbul sebagai akibat dari adanya transaksi lain. Transaksi lain ini

sering disebut dengan “autonomous” sebab transaksi ini timbul dengan

sendirinya, tanpa dipengaruhi transaksi lain. Termasuk dalam transaksi

autonomous adalah transaksi-transaksi yang sedang berjalan, transaksi

kapital serta transaksi satu arah. Perbedaan antara transaksi autonomous

debit dengan kredit diseimbangkan dengan transaksi lalu lintas moneter.

Transaksi ini timbul diakibatkan oleh ketidakseimbangan antara transaksi

autonomous debit dan kredit. Yang termasuk ke dalam transaksi lalu lintas

moneter adalah mutasi dalam hubungan dengan IMF, pasiva luar negeni

serta aktiva luar negeri. Defisit atau surplus neraca pembayaran dapat

diketahui dari transaksi autonomous tersebut. Defisit apabila transaksi

autonomous debit lebih besar daripada transaksi autonomous kredit.

Sebaliknya, surplus apabila transaksi autonomous kredit lebih besar dari

transaksi autonomous debit.

f. Beberapa Pengertian “Balance” dalam Suatu Neraca Pembayaran

Pada dasarnya ada empat pengertian balance dalam neraca pembayaran :

(1) Basic balance

Basic balance terdiri dari balance dalam transaksi yang sedang berjalan

(current account balance) ditambah transaksi modal jangka panjang.

Basic balance akan berubah-ubah apabila terjadi perubahan yang

prinsipil dalam perekonomian, seperti perubahan harga, kurs valuta

asing dan pertumbuhan ekonomi. Perubahan dalam basic balance akan

tercermin dalam perubahan aliran modal jangka pendek dan selisih

yang diperhitungkan (Errors and Omissions). Dengan demikian, basic

balance memberikan informasi tentang akibat perubahan perekonomian

terhadap neraca pembayaran, yakni akibatnya terhadap aliran modal

jangka pendek. Misalnya pemerintah menghendaki suatu target tertentu

untuk aliran modal jangka pendek, maka perhatian khusus harus

Page 11: Neraca Pembayaran Luar Negeri

diarahkan kepada akibat kebijaksanaan ekonomi pemerintah terhadap

transaksi yang sedang berjalan dan aliran modal jangka panjang.

Menurut pandangan ini dalam jangka panjang basic balance akan

menjadi nol. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa aliran modal

jangka pendek (oleh pemerintah dan/atau swasta) akan sama dengan

nol, artinya aliran modal masuk akan sama dengan aliran modal keluar.

(2) Balance transaksi “autonomous”

Balance ini terdiri dari basic balance ditambah dengan aliran modal

jangka pendek. Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan balance

transaksi autonomous daripada basic balance, sebab kenyataannya

aliran modal jangka pendek itu jarang sekali sama dengan nol. Seperti

telah diuraikan di atas, defisit atau surplus suatu neraca pembayaran

dilihat dari balance transaksi autonomous yang kemudian tercermin

dalam transaksi accomodating (yakni aliran modal pemerintah jangka

pendek).

(3) Liquidity balance

Konsep liquidity balance ini dikembangkan di Amerika Serikat untuk

mengukur posisi neraca pembayaran. Perbedaannya dengan balance

transaksi aoutonomous adalah di dalam perlakuan terhadap pemilikan

kekayaan (assets) jangka pendek. Kekayaan asing (misalnya surat-

surat berharga jangka pendek atau deposito bank) yang dimiliki oleh

penduduk Amerika diperhitungkan sebagai faktor yang mempengaruhi

ketidakseimbangan neraca pembayaran. Balance ini bersama basic

balance dan selisih yang diperhitungkan merupakan faktor yang

menyebabkan ketidakseimbangan neraca pembayaran. Sebaliknya,

kekayaan jangka pendek Amerika yang dimiliki oleh penduduk lain

dianggap sebagai sumber pembiayaan ketidakseimbangan yang timbul

dalam neraca pembayaran.

Page 12: Neraca Pembayaran Luar Negeri

(4) Balance transaksi pemerintah jangka pendek

Konsep balance inipun dikembangkan di Amerika Serikat. Menurut

konsep ini, neraca pembayaran terdiri dari penjumlahan basic balance,

selisih yang diperhitungkan dan rekening modal jangka pendek

(sesudah dikurangi dengan modal Arnerika jangka pendek yang dimiliki

oleh lembaga-lembaga moneter negara lain). Ketidakseimbangan yang

timbul dalam neraca pembayaran, diseimbangkan dengan cadangan

modal pemerintah serta modal pemerintah jangka pendek yang dimiliki

oleh lembaga-lembaga moneter asing.

E. MASALAH DALAM ANALISA NERACA PEMBAYARAN

Keempat konsep balance tersebut di atas sangat membantu di dalam analisa

suatu neraca pembayaran. Namun, sangat sukar untuk menentukan konsep

balance yang paling relevan, misalnya untuk pengambilan keputusan bagi

pemerintah, analisa trend suatu perekonomian atau membuat suatu perkiraan

tentang arah perkernbangan ekonomi. Setiap konsep balance menunjukkan aspek

yang berbeda.

Tujuan analisa neraca pembayaran sangat berbeda-beda dan perbedaan ini

menentukan pola analisanya. Kesukaran timbul dalam penentuan secara umum

pola analisa tersebut. Beberapa masalah atau kekeliruan yang sering timbul dalam

analisa neraca pembayaran antara lain :

1. Seringkali mengabaikan hubungan antara transaksi internasional yang satu

dengan yang lain, sehingga ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran

diasosiasikan dengan satu transaksi saja tanpa melihat hubungannya dengan

yang lain.

2. Surplus dalam transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik, sebaliknya

defisit dianggap jelek. Auggapan semacam ini tidak selalu benar. Sebagai

contoh Amenika Serikat, penerimaan keuntungan dari investasi luar negerinya

Page 13: Neraca Pembayaran Luar Negeri

lebib besar daripada investasinya. Untuk mengimbangi aliran keuntungan yang

masuk ini, transaksi yang sedang berjalan harus defisit. Dalam hal ini jelas

bahwa defisit tidak selalu jelek. Dengan demikian, defisit atau surplus di dalam

transaksi yang sedang berjalan tidak perlu dikhawatirkan selama defisit atau

surplus tersebut diimbangi dengan aliran modal masuk atau keluar dalam

jumlah yang sama.

3. Keputusan untuk memberi bantuan (Aid) seharusnya lebih didasarkan pada

kekuatan ekonomi negara secara keseluruhan, bukan atas dasar pertimbangan

neraca pembayaran. Misalnya, Indonesia memiliki surplus neraca pembayaran

sedangkan Inggris defisit, bukan berarti Indonesia mulai memberi bantuan

kepada lnggris.

F. SUATU NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL SECARA PEMBUKUAN

SELALU SEIMBANG

Selalu dalam keseimbangan ini disebabkan karena setiap transaksi yang

terjadi dicatat baik dalam rekening debit maupun kredit dan akhirnya apabila

terdapat sedikit perbedaan dalam jumlah total debit dengan kredit, perbedaan

tersebut dicatat dalam rekening selisih perhitungan. Sebagai contoh ekspor kayu

seharga US$X dan hasilnya semua digunakan untuk mengimpor mesin. Kalau hasil

ekspor kayu tersebut disimpan di bank luar negeri, maka akan nampak dalam

neraca pembayaran sebagai penerimaan bantuan dari negara lain sebesar US$Y.

Dari contoh tersebut jelas bahwa setiap transaksi internasional selalu

dibukukan pada sisi debit dan kredit, sehingga jumlah total debit akan selalu sama

dengan jumlah total kredit.

G. NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL, NERACA PERDAGANGAN

INTERNASIONAL DAN NERACA HARTA KEKAYAAN DAN UTANG

PIUTANG

Page 14: Neraca Pembayaran Luar Negeri

Berbeda dengan neraca pembayaran internasional, neraca perdagangan

internasional hanyalah mencatat transaksi ekspor dan impor barang dan jasa saja.

Sedangkan Neraca harta kekayaan dan utang piutang (Balance of Indebtedness)

adalah suatu ikhtisar tentang seluruh harta kekayaan dan utang piutang dari

penduduk suatu negara di negara lain serta harta kekayaan dan utang piutang milik

penduduk negara lain di negara tersebut. Karena yang dicatat adalah keadaan harta

kekayaan dan utang piutang, bukan suatu transaksi, maka sebagai dasar

pencatatannya adalah waktu (moment) tertentu. Kesulitan yang dihadapi di dalam

penyusunannya antara lain :

1. Pengumpulan data. Hal ini disebabkan karena :

a. Pemerintah sendiri tidak mempunyai administrasi yang baik dalam

pencatatan kekayaan penduduknya yang ada di luar negeri.

b. Mungkin penduduknya sendiri, secara diam-diam tidak melaporkan

kekayaannya yang ada di luar negeri.

2. Dalam penentuan nilai kekayaan. Misalnya, perusahaan-perusahaan asing yang

ada di Indonesia, bagaimanakah nilai bersihnya, sangat sukar ditentukan.

Page 15: Neraca Pembayaran Luar Negeri

DAFTAR PUSTAKA

1. Sadono Sukirno, Bab. 12

2. Nopirin, Bab. 10