t0 laporan neraca pembayaran indonesia - bi.go.id · 5 ringkasan perkembangan neraca pembayaran...

44
1 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan I 2016 Mei 2016

Upload: doannguyet

Post on 04-Mar-2019

244 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

1

T0

LAPORAN

NERACA PEMBAYARAN

INDONESIA

Realisasi Triwulan I 2016

Agustus 2013 Mei 2016

Page 2: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

2

Alamat Redaksi:

Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik

Departemen Statistik

Bank Indonesia

Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15

Jl. M.H. Thamrin No. 2

Jakarta 10350

Telepon : (021) 29816688

Faksimili : (021) 3501935

E-mail : [email protected]

Website : www.bi.go.id

Page 3: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

3

LAPORAN

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Realisasi Triwulan I 2016

Mei 2016

Page 4: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

4

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 5: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

5

RINGKASAN

PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN

INDONESIA TRIWULAN I 2016

1

3

TRANSAKSI BERJALAN 4

Neraca Perdagangan Barang 4

Neraca Perdagangan Nonmigas 4

Neraca Perdagangan Migas 11

Neraca Perdagangan Jasa 13

Neraca Pendapatan Primer 14

Neraca Pendapatan Sekunder 14

TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL 15

Investasi Langsung 15

Investasi Portofolio 17

Investasi Lainnya 19

INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL 23

PROSPEK NERACA PEMBAYARAN INDONESIA 25

Boks 1: Perubahan Angka Statistik NPI

Dibandingkan Publikasi Triwulan IV 2015 27

LAMPIRAN 29

DAFTAR ISI

Transaksi Berjalan

Page 6: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

6

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 7: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

7

DAFTAR TABEL

Hal

Hal

Tabel 1 Ekspor Nonmigas menurut Kelompok Barang

(Berdasarkan SITC)

6

Tabel 6 Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Negara Asal Utama 11

Tabel 2 Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama 6

Tabel 7 Perkembangan Ekspor Minyak 12

Tabel 3 Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama

(Berdasarkan HS)

9

Tabel 8 Perkembangan Impor Minyak (f.o.b) 12

Tabel 4 Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Kelompok Barang 10

Tabel 9 Perkembangan Ekspor Gas 13

Tabel 5 Impor (c.i.f) Komoditas Nonmigas Utama 11

Tabel 10 Indikator Sustainabilitas Eksternal 23

DAFTAR GRAFIK

Hal

Hal

Grafik 1 Neraca Pembayaran Indonesia 3

Grafik 14 Perkembangan Investasi Langsung 16

Grafik 2 Transaksi Berjalan 4

Grafik 15 Perkembangan PMA menurut Sektor Ekonomi 16

Grafik 3 Neraca Perdagangan Nonmigas 4

Grafik 16 Perkembangan PMA menurut Negara Asal 17

Grafik 4 Pertumbuhan Ekspor Nonmigas 4

Grafik 17 Perkembangan Investasi Portofolio 18

Grafik 5 Neraca Perdagangan Migas 12

Grafik 18 Perkembangan Posisi Kepemilikan SBI & SUN

oleh Asing

18

Grafik 6 Perkembangan Harga Minyak Dunia 12

Grafik 19 Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG 19

Grafik 7 Perkembangan Neraca Perdagangan Jasa 13

Grafik 20 Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara

ASEAN

19

Grafik 8 Pembayaran Jasa Freight 13 Grafik 21 Investasi Portofolio menurut Sektor Institusi 19

Grafik 9 Neraca Jasa Travel 13 Grafik 22 Perkembangan Investasi Lainnya 20

Grafik 10 Perkembangan Neraca Pendapatan 14 Grafik 23 Transaksi Aset Investasi Lainnya Sektor Swasta 20

Grafik 11 Perkembangan Transfer Personal 14 Grafik 24 Transaksi Kewajiban Investasi Lainnya Sektor Swasta 20

Grafik 12 Posisi Tenaga Kerja Indonesia Tw. I-2016 15 Grafik 25 Perkembangan Pinjaman LN Sektor Publik 21

Grafik 13 Transaksi Modal dan Finansial 15

Page 8: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

8

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 9: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

1

Defisit transaksi berjalan triwulan I 2016 menurun, terutama didorong oleh meningkatnya surplus

neraca perdagangan. Defisit transaksi berjalan turun dari USD5,1 miliar (2,4% PDB) pada triwulan IV 2015

menjadi USD4,7 miliar (2,1% PDB) pada triwulan I 2016. Penurunan defisit transaksi berjalan terutama ditopang

oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat sebagai dampak dari penurunan impor nonmigas

(-5,2% qtq) yang lebih besar dari penurunan ekspor nonmigas (-2,6% qtq). Meskipun secara keseluruhan

menurun, kinerja ekspor beberapa komoditas nonmigas mulai menunjukkan perbaikan. Di sisi migas, neraca

perdagangan migas membaik seiring dengan menyusutnya impor minyak karena harga minyak dunia yang lebih

rendah. Perbaikan kinerja transaksi berjalan juga disumbang oleh berkurangnya defisit neraca jasa mengikuti

turunnya impor barang dan turunnnya pengeluaran wisatawan nasional selama berkunjung ke luar negeri.

Sementara itu, defisit neraca pendapatan primer mengalami peningkatan terkait pola pembayaran bunga surat

utang pemerintah.

Transaksi modal dan finansial triwulan I 2016 mencatat surplus seiring dengan membaiknya

prospek ekonomi domestik dan berlanjutnya pelonggaran kebijakan moneter di negara-negara maju.

Surplus transaksi modal dan finansial pada triwulan I 2016 mencapai USD4,2 miliar, terutama ditopang oleh

aliran masuk modal investasi portofolio dan investasi langsung. Aliran masuk modal investasi portofolio neto

terus meningkat dan mencapai USD4,4 miliar untuk keseluruhan triwulan I 2016. Aliran masuk modal investasi

portofolio tersebut bersumber dari penerbitan sukuk global pemerintah, surat berharga negara berdenominasi

rupiah, dan saham. Investasi langsung juga tercatat surplus sebesar USD2,2 miliar, meski lebih kecil

dibandingkan dengan surplus pada triwulan IV 2015 sebesar USD2,8 miliar. Secara total, surplus transaksi modal

dan finansial triwulan I 2016 lebih rendah dibandingkan dengan surplus triwulan sebelumnya. Hal itu terutama

karena investasi lainnya yang mengalami defisit sebagai dampak dari masih rendahnya penarikan pinjaman luar

negeri swasta.

Secara keseluruhan, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I 2016 mengalami defisit

seiring dengan surplus transaksi modal dan finansial yang lebih rendah. Defisit NPI tercatat sebesar USD0,3

miliar. Adapun posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2016 tercatat sebesar USD107,5 miliar. Jumlah

cadangan devisa ini cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah

selama 7,7 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional.

RINGKASAN

T

r

an

sa

ksi

Be

rj

ala

n

Page 10: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

2

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 11: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

3

Di tengah berlangsungnya proses pemulihan

perekonomian domestik, keseimbangan eksternal

Indonesia menunjukkan perbaikan. Defisit transaksi

berjalan pada triwulan I 2016 mencatat penurunan

menjadi USD4,7 miliar (2,1% PDB) dari USD5,1 miliar

(2,4% PDB) pada triwulan IV 2015. Namun demikian,

defisit tersebut masih lebih tinggi dibandingkan

dengan defisit pada triwulan I 2015 sebesar USD4,1

miliar (1,9% PDB). Penurunan defisit tersebut

terutama didukung oleh perbaikan neraca

perdagangan barang, baik migas maupun nonmigas.

Defisit neraca perdagangan migas menyusut sebagai

dampak menurunnya impor minyak seiring dengan

harga minyak dunia yang lebih rendah. Di sisi

nonmigas, surplus neraca perdagangan nonmigas

mencatat peningkatan akibat penurunan ekspor

nonmigas (-2,6% qtq) yang lebih rendah dari

penurunan impor nonmigas (-5,2% qtq). Penurunan

defisit transaksi berjalan tersebut juga didukung

antara lain oleh turunnya defisit neraca jasa mengikuti

turunnya impor barang dan berkurangnya

pengeluaran wisatawan nasional selama melakukan

perjalanan ke luar negeri. Sementara itu, penurunan

defisit transaksi berjalan sedikit tertahan terutama

akibat defisit neraca pendapatan primer yang

mengalami peningkatan terkait dengan pembayaran

bunga surat utang pemerintah yang cukup tinggi

sesuai dengan polanya.

Persepsi investor yang positif terhadap prospek

perekonomian Indonesia masih menjadi faktor

pendorong aliran masuk modal asing ke Indonesia

pada triwulan I 2016. Sebagian besar dana asing

tersebut masuk dalam bentuk investasi portofolio dan

investasi langsung. Di sisi lain, kinerja investasi lainnya

mengalami defisit, terutama akibat penempatan

simpanan swasta domestik di luar negeri dan neto

pembayaran pinjaman luar negeri sektor swasta.

Secara keseluruhan, surplus transaksi modal dan

finansial triwulan I 2016 tercatat sebesar USD4,2

miliar, menurun dibandingkan dengan surplus pada

triwulan sebelumnya (USD9,8 miliar) maupun triwulan

yang sama tahun sebelumnya (USD5,0 miliar).

Grafik 1

Neraca Pembayaran Indonesia

Surplus transaksi modal dan finansial yang lebih

kecil dibandingkan dengan defisit transaksi berjalan

menyebabkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)

pada triwulan I 2016 mengalami defisit sebesar

USD0,3 miliar, setelah pada triwulan sebelumnya

mencatat surplus USD5,1 miliar. Adapun posisi

cadangan devisa pada akhir Maret 2016 tercatat

sebesar USD107,5 miliar, lebih tinggi dibandingkan

dengan posisi akhir Desember 2015 sebesar

USD105,9 miliar (Grafik 1). Jumlah cadangan devisa

per akhir Maret 2016 tersebut cukup untuk

membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang

luar negeri pemerintah selama 7,7 bulan dan berada

di atas standar kecukupan internasional sekitar 3

bulan impor, sehingga dipandang relatif kuat dalam

mendukung ketahanan sektor eksternal dan

0

30

60

90

120

150

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

*

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016

Trans. Modal & Finansial Trans. Berjalan

Neraca Keseluruhan Cadev (RHS)

miliar USD miliar USD

* angka sementara** angka sangat sementara

PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRIWULAN I 2016

Page 12: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

4

kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke

depan.

TRANSAKSI BERJALAN

Di tengah berlangsungnya proses pemulihan

ekonomi domestik, kinerja transaksi berjalan pada

triwulan I 2016 membaik. Defisit transaksi berjalan

pada triwulan I 2016 tercatat sebesar USD4,7 miliar

(2,1% dari PDB), lebih rendah dibandingkan dengan

defisit triwulan IV 2015 sebesar USD5,1 miliar (2,4%

dari PDB) namun lebih tinggi dibandingkan dengan

defisit triwulan I 2015 sebesar USD4,1 miliar (1,9%

PDB). Perkembangan transaksi berjalan tersebut

didukung oleh meningkatnya surplus neraca

perdagangan nonmigas, serta menurunnya defisit

neraca perdagangan migas dan neraca jasa (Grafik 2).

Grafik 2

Transaksi Berjalan

Pada triwulan I 2016, kinerja neraca

perdagangan meningkat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya ditopang peningkatan surplus

neraca perdagangan nonmigas dan penurunan defisit

neraca perdagangan migas. Meningkatnya surplus

neraca perdagangan nonmigas dipengaruhi oleh

penurunan ekspor nonmigas yang lebih kecil

dibandingkan dengan penurunan impor nonmigas.

Menurunnya ekspor nonmigas akibat penurunan

harga komoditas global dan masih lemahnya

permintaan dunia, sementara penurunan impor

nonmigas akibat masih relatif lemahnya permintaan

domestik. Di sisi migas, defisit neraca perdagangan

migas menyusut terutama sebagai dampak dari

menurunnya impor minyak seiring dengan pelemahan

harga minyak dunia.

Penurunan impor, baik migas maupun

nonmigas, pada triwulan I 2016 berdampak positif

pada kinerja neraca jasa melalui penurunan

pengeluaran jasa transportasi barang (freight).

Perbaikan neraca jasa juga dipengaruhi oleh kenaikan

surplus jasa travel sebagai dampak dari lebih

rendahnya pengeluaran wisatawan nasional selama

kunjungan ke luar negeri. Sementara itu, penurunan

defisit transaksi berjalan sedikit tertahan oleh

peningkatan defisit neraca pendapatan primer dan

menurunnya surplus neraca pendapatan sekunder.

Defisit neraca pendapatan primer mengalami

peningkatan terkait dengan pembayaran bunga surat

utang pemerintah yang cukup tinggi sesuai dengan

polanya, sedangkan menurunnya surplus neraca

pendapatan sekunder akibat lebih rendahnya

penerimaan hibah pemerintah dan neto penerimaan

remitansi tenaga kerja.

Neraca Perdagangan Barang

Neraca perdagangan barang triwulan I 2016

mencatat surplus sebesar USD2,8 miliar, naik 41,7%

dibandingkan dengan surplus triwulan IV 2015

sebesar USD2,0 miliar. Perbaikan kinerja neraca

perdagangan barang tersebut dipengaruhi oleh

peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas

dan penurunan defisit neraca perdagangan migas.

Namun demikian, surplus neraca perdagangan barang

pada triwulan laporan lebih rendah 9,3%

dibandingkan dengan surplus pada periode yang

sama tahun sebelumnya sebesar USD3,1 miliar.

Neraca Perdagangan Nonmigas

Surplus neraca perdagangan nonmigas

pada triwulan I 2016 tercatat sebesar USD3,6 miliar,

lebih tinggi dibandingkan dengan surplus triwulan

sebelumnya sebesar USD2,9 miliar. Meningkatnya

surplus neraca perdagangan nonmigas tersebut

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

*

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016

Pend. Sekunder Pend. Primer

Jasa Neraca Perd. Migas

Neraca. Perd. Nonmigas Trans. Berjalan

miliar USD

* angka sementara** angka sangat sementara

Page 13: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

5

disebabkan oleh impor nonmigas yang terkontraksi

5,2% (qtq), lebih dalam jika dibandingkan dengan

kontraksi ekspor nonmigas sebesar 2,6% (qtq).

Namun demikian, surplus neraca perdagangan

nonmigas triwulan laporan tersebut lebih rendah

dibandingkan dengan surplus triwulan I 2015 sebesar

USD4,3 miliar. Penurunan kinerja tersebut disebabkan

oleh ekspor nonmigas yang turun lebih dalam (-9,6%

yoy) dibandingkan dengan penurunan impor

nonmigas (-8,5% yoy) (Grafik 3).

Grafik 3

Neraca Perdagangan Nonmigas

Ekspor Nonmigas

Ekspor nonmigas pada triwulan I 2016 sebesar

USD30,2 miliar. Kinerja ekspor nonmigas terindikasi

membaik dengan mencatat penurunan pertumbuhan

yang lebih terbatas. Secara triwulanan, pertumbuhan

ekspor nonmigas turun 2,6% (qtq), membaik

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

turun 4,1% (qtq). Demikian pula bila dilihat dari

pertumbuhan tahunannya, ekspor nonmigas pada

triwulan I 2016 hanya menurun 9,6% (yoy), membaik

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

menurun lebih tajam sebesar 16,5% (yoy).

Grafik 4

Pertumbuhan Ekspor Nonmigas

Penurunan ekspor nonmigas secara tahunan

yang lebih terbatas didukung oleh perbaikan volume

ekspor maupun harga barang ekspor. Di sisi volume,

perbaikan terutama terlihat pada ekspor produk

manufaktur, sementara ekspor produk primer

melambat dipengaruhi perlambatan ekspor produk

pertanian serta ekspor produk bahan bakar dan

pertambangan yang masih melanjutkan tren

penurunan. Penurunan volume ekspor produk

manufaktur serta bahan bakar dan pertambangan

disebabkan oleh turunnya permintaan dari Tiongkok

sejalan dengan melambatnya perekonomian Tiongkok

dan lambatnya pemulihan ekonomi Amerika Serikat

dan Eropa.

Di sisi harga, penurunan harga ekspor yang lebih

terbatas terutama didukung oleh harga ekspor

produk manufaktur yang kembali tumbuh positif.

Selain itu, koreksi ke bawah pada harga produk

primer juga lebih terbatas. Harga ekspor produk

primer yang masih menurun sejalan dengan turunnya

harga komoditas dunia (Tabel 1).

0

2

4

6

8

10

12

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

*

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016

Th

ou

san

ds

Impor Ekspor Neraca Perdag. Nonmigas (RHS)

miliar USD

* angka sementara ** angka sangat sementara

miliar USD

-20.0

-15.0

-10.0

-5.0

0.0

5.0

10.0

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I**

2015* 2016

y.o.y q.t.q

(%)

Page 14: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

6

Tabel 1

Ekspor Nonmigas menurut Kelompok Barang

(Berdasarkan SITC)

Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama

Ekspor nonmigas ke sepuluh negara tujuan

utama pada triwulan I 2016 turun 9,1% (yoy),

membaik dibandingkan dengan pertumbuhan di

triwulan IV 2015 yang tercatat sebesar -13,5% (yoy).

Perbaikan kinerja ekspor tersebut ditopang oleh

pertumbuhan ekspor ke Amerika Serikat, Jepang,

Tiongkok, Singapura, Korea Selatan, Filipina, serta

Australia dan Oceania yang membaik dari triwulan

sebelumnya meskipun umumnya masih tumbuh

negatif, kecuali Filipina dan Australia & Oceania yang

sudah tumbuh positif. Di sisi lain, ekspor ke India,

Malaysia, dan Thailand menunjukkan penurunan yang

lebih dalam (Tabel 2).

Tabel 2

Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama

Perbaikan ekspor ke Amerika Serikat terutama

karena naiknya ekspor minyak nabati dan tekstil,

dengan total pangsa 31,4% dari keseluruhan ekspor

A. Produk Primer

Nominal 48.7 44.5 -9.0 -9.4 0.8 -13.4 -8.0 -10.2 -5.7 -16.2 -18.4 -12.7 -17.3

Riil 51.4 48.7 -3.4 -10.6 -0.4 0.4 -3.9 14.3 25.7 18.7 12.5 17.5 0.0

Indeks Harga - - -5.8 1.4 1.2 -13.8 -4.4 -21.4 -25.0 -29.5 -27.4 -25.7 -17.3

Produk Pertanian

Nominal 30.2 28.5 5.0 2.2 11.1 -3.0 3.5 -12.0 -1.7 -12.0 -13.1 -9.8 -11.4 Riil 31.3 30.6 4.6 1.9 12.6 10.0 6.9 8.8 26.5 21.9 20.3 18.8 9.2

Indeks Harga - - 0.3 0.2 -1.3 -11.8 -3.1 -19.2 -22.3 -27.8 -27.8 -24.1 -18.9

Makanan

Nominal 23.7 22.4 10.9 9.1 21.1 3.9 10.8 -9.0 0.6 -13.4 -13.4 -9.0 -11.1

Riil 22.7 21.9 6.5 4.0 18.4 14.6 10.3 11.2 29.3 19.1 16.5 18.5 6.8

Indeks Harga - - 4.1 4.9 2.3 -9.4 0.5 -18.2 -22.2 -27.3 -25.7 -23.2 -16.8

Bahan Baku

Nominal 6.5 6.1 -10.0 -15.8 -14.5 -23.4 -15.9 -21.5 -9.2 -6.9 -12.0 -12.6 -12.4 Riil 5.8 6.3 -2.1 -5.2 -4.8 -7.0 -4.8 -1.9 12.0 24.8 25.8 14.0 18.5

Indeks Harga - - -8.1 -11.2 -10.2 -17.6 -11.7 -20.0 -18.9 -25.4 -30.0 -23.3 -26.1

Produk Bahan Bakar & Pertambangan

Nominal 18.5 16.0 -24.3 -22.4 -11.2 -25.9 -21.3 -7.4 -11.6 -22.4 -26.5 -17.0 -25.9 Riil 8.7 7.8 -16.3 -22.1 -11.5 -16.2 -16.7 9.6 7.0 -4.9 -14.4 -0.7 -17.5

Indeks Harga - - -9.6 -0.4 0.3 -11.6 -5.4 -15.6 -17.4 -18.4 -14.1 -16.4 -10.1

B. Produk Manufaktur

Nominal 49.9 54.0 9.2 8.6 6.8 3.4 6.9 -4.9 -4.5 -4.9 -13.3 -6.9 -1.9 Riil 47.9 50.5 10.3 8.2 3.2 -1.3 5.0 -8.0 -7.4 -4.2 -10.3 -7.4 -2.2

Indeks Harga - - -1.0 0.4 3.5 4.7 1.9 3.3 3.2 -0.7 -3.4 0.5 0.2

C. Lainnya

Nominal 1.5 1.6 41.3 20.8 -24.3 -32.2 -4.9 -26.1 -17.8 -14.0 -6.8 -17.0 -21.3 Riil 0.7 0.8 60.6 26.9 -23.4 -28.9 1.1 -22.2 -11.6 -2.1 1.7 -9.7 -11.2

Indeks Harga - - -12.0 -4.9 -1.2 -4.7 -5.9 -4.9 -6.9 -12.2 -8.4 -8.1 -11.4

Total

Nominal 100.0 100.0 -0.3 -0.9 3.0 -6.5 -1.3 -8.0 -5.3 -10.9 -15.8 -10.0 -9.6 Riil 100.0 100.0 2.8 -2.6 -0.2 -2.2 -0.7 2.3 7.8 4.7 -3.4 2.8 -1.6

Indeks Harga - - -3.0 1.8 3.2 -4.4 -0.7 -10.0 -12.1 -14.9 -12.8 -12.4 -8.2*) angka sementara

**) angka sangat sementara

Tw. I**

2016

Pertumbuhan Tahunan (% yoy)

Tw. III*Tw. IIITw. II

2014

Tw. IV TOTAL

Rincian

Pangsa (%)

2015* 2016**Tw. IV* TOTAL

2015

Tw. II*Tw. I Tw. I*

1 Amerika Serikat 11.6 12.2 5.6 -1.1 -0.4 -4.8 -7.6 -3.5 -4.0

2 Jepang 9.9 10.2 -8.7 -5.4 -8.4 -12.9 -17.1 -11.1 -5.8

3 Tiongkok 10.0 9.5 -22.2 -36.5 -13.1 -9.6 -13.8 -19.5 -9.4

4 Singapura 6.5 7.3 11.6 1.7 -19.4 -9.2 -16.8 -11.4 -3.3

5 India 8.8 7.2 -5.6 7.3 18.1 -27.0 -14.2 -5.1 -27.9

6 Malaysia 4.7 4.5 -10.6 3.5 0.2 -7.3 -9.8 -3.4 -12.7

7 Korea Selatan 4.1 4.0 -4.6 0.1 0.4 -6.3 -16.8 -5.7 -11.6

8 Thailand 3.5 3.6 -4.2 -6.4 -4.0 -11.6 -10.2 -8.0 -12.3

9 Filipina 3.0 3.3 3.4 -2.0 4.2 7.2 -7.2 0.8 7.7

10 Australia dan Oceania 2.8 2.5 15.2 -36.4 -17.0 7.4 -21.6 -17.5 5.5

Total 10 Negara 64.9 64.4 -5.5 -9.6 -4.4 -10.0 -13.5 -9.4 -9.1

*) angka sementara

**) angka sangat sementara

Tw. IV TOTAL

2015* 2016

Tw. I**

Pertumbuhan Tahunan (%, yoy)

2016**

Pangsa (%)

TOTAL

Rincian 2015*

Tw. III

2014*

Tw. IITw. I

Page 15: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

7

ke negara tersebut. Ekspor tekstil, utamanya berupa

pakaian jadi (pangsa 26,9%), yang merupakan ekspor

terbesar ke Amerika Serikat menunjukkan kenaikan

0,3% (yoy).

Peningkatan ekspor bijih tembaga yang

merupakan salah satu komoditas utama (pangsa

9,7%) menjadi penyebab utama perbaikan ekspor ke

Jepang. Selain bijih tembaga, ekspor ke Jepang juga

didorong oleh naiknya ekspor tekstil (pangsa 9,5%

dari keseluruhan ekspor ke Jepang).

Peningkatan kinerja ekspor ke Tiongkok

disebabkan oleh naiknya ekspor barang dari logam

tidak mulia, asam berlemak, makanan olahan, kayu

olahan, dan minyak nabati dengan total pangsa

37,2%. Sementara itu, ekspor batubara yang

merupakan komoditas dengan pangsa terbesar

(19,3%) masih menunjukkan penurunan.

Ekspor ke Singapura mencatat perbaikan

terutama disebabkan oleh meningkatnya ekspor

bahan kimia, minyak atsiri, produk farmasi, dan batu

bara. Sementara itu, perbaikan ekspor ke Korea

Selatan utamanya disebabkan oleh meningkatnya

ekspor bijih tembaga, bahan kimia, dan kayu olahan

dengan total pangsa sebesar 17,8% terhadap

keseluruhan ekspor ke Korea Selatan.

Peningkatan ekspor ke Filipina disebabkan oleh

naiknya ekspor minyak nabati, kertas dan barang dari

kertas, makanan olahan, tekstil, serta bijih tembaga

dengan total pangsa 32,8% dari keseluruhan ekspor

ke negara tersebut.

Naiknya ekspor barang dari logam tidak mulia,

kertas dan barang dari kertas, tekstil, dan makanan

olahan menjadi penyebab meningkatnya ekspor ke

Australia dan Oceania. Total pangsa keempat

komoditas tersebut sebesar 47,9% terhadap

keseluruhan ekspor ke Australia dan Oceania.

Sementara itu, penurunan ekspor ke India

disebabkan oleh turunnya ekspor batu bara dan

minyak nabati sebagai komoditas dengan pangsa

terbesar dari keseluruhan ekspor ke negara tersebut,

yaitu sebesar 71,4%. Selain itu, turunnya ekspor bijih

tembaga, bahan kimia, dan tekstil juga menjadi

penyebab turunnya ekspor ke India, dengan pangsa

4,1% dari keseluruhan ekspor ke negara tersebut.

Turunnya ekspor ke Malaysia disebabkan oleh

penurunan ekspor minyak nabati, barang dari logam

tidak mulia, batu bara, dan tekstil dengan total

pangsa 39,8% dari keseluruhan ekspor ke Malaysia.

Laju penurunan ekspor ke Malaysia tertahan oleh

kenaikan ekspor asam berlemak, makanan olahan,

dan karet alam olahan dengan total pangsa 21,2%

dari total ekspor ke Malaysia.

Adapun ekspor ke Thailand turun akibat

turunnya ekspor minyak nabati, barang dari logam

tidak mulia, batu bara, bahan kimia, alat listrik dan

tekstil dengan total pangsa 43,5% dari keseluruhan

ekspor ke Thailand. Laju penurunan ekspor dapat

tertahan oleh naiknya ekspor makanan olahan dan

buah-buahan dengan total pangsa 7,4% dari total

ekspor ke Thailand.

Ekspor Nonmigas menurut Komoditas Utama

Perbaikan kinerja ekspor nonmigas (fob) triwulan

I 2016 juga tercermin dari penurunan pertumbuhan

ekspor komoditas utama yang lebih terbatas. Nilai

ekspor sepuluh komoditas utama pada triwulan

laporan tumbuh negatif 14,4% (yoy), lebih baik

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (-16,3%

yoy) ditopang oleh faktor perbaikan harga.

Perlambatan penurunan harga terjadi pada hampir

seluruh komoditas utama ekspor, sementara ekspor

kendaraan dan bagiannya masih melanjutkan tren

kenaikan harga.

Di sisi lain, secara riil (volume) ekspor nonmigas

masih menunjukkan penurunan, terutama pada

ekspor minyak nabati, batubara, tekstil dan produk

tekstil, alat listrik, barang dari logam tidak mulia,

kendaraan dan bagiannya, dan mesin & mekanik.

Sementara itu, permintaan makanan olahan, karet

olahan, dan kayu olahan mencatat peningkatan

(Tabel 3).

Ekspor minyak nabati, sebagian besar (84,3%)

berupa minyak kelapa sawit, turun 16,3% (yoy) di

Page 16: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

8

triwulan I 2016. Penurunan tersebut lebih terbatas

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya karena

penurunan harga yang lebih lambat, sementara

volume ekspor turun lebih dalam. Harga ekspor

minyak nabati turun 4,4% (yoy) di triwulan I 2016,

lebih kecil jika dibandingkan dengan penurunan pada

triwulan sebelumnya yang mencapai 17,2% (yoy).

Adapun turunnya volume ekspor kelapa sawit pada

triwulan I 2016 dipengaruhi oleh fenomena trekking

yang terjadi pada musim kemarau. Curah hujan yang

rendah menyebabkan produktivitas kelapa sawit

menurun drastis.

Penurunan ekspor minyak nabati di triwulan I

2016 terutama terjadi untuk ekspor tujuan India

(-12,7% yoy), Afrika (-38,0% yoy), dan Belanda

(-43,5% yoy). Di sisi lain, ekspor ke Tiongkok dan

Pakistan meningkat, masing-masing sebesar 4,4%

(yoy) dan 43,5% (yoy).

Berdasarkan informasi GAPKI (Gabungan

Pengusaha Kepala Sawit Indonesia), Pakistan

merupakan pasar baru dan diharapkan dapat menjadi

salah satu tujuan utama bagi ekspor minyak kelapa

sawit Indonesia ke depan. Pasar Pakistan yang semula

100 persen dikuasai Malaysia sebagian besar beralih

ke Indonesia. Data GAPKI menunjukkan pada 2015

Pakistan mengimpor 2,19 juta ton dari Indonesia,

sedangkan impor dari Malaysia sebesar 500 ribu ton.

Pangsa ekspor ke negara tersebut pada triwulan I

2016 sebesar 9,5% dari total ekspor minyak kelapa

sawit Indonesia.

Ekspor batubara pada triwulan I 2016 tercatat

turun 27,4% (yoy). Penurunan tersebut disebabkan

oleh turunnya permintaan dari negara tujuan utama

ekspor batubara, yaitu India (37,9% yoy), Jepang

(4,8% yoy), dan Tiongkok (37,1% yoy). Pangsa

ekspor batubara ke negara-negara tersebut mencapai

58,8% dari total ekspor batubara.

Penurunan ekspor batubara ke India dipicu oleh

program Pemerintah India yang menghentikan impor

batubara termal untuk digunakan di pembangkit

tenaga listrik pada tahun 2017. Sementara itu,

penurunan ekspor batubara ke Tiongkok dipicu oleh

melambatnya aktivitas industri Tiongkok,

berkembangnya penggunaan sumber energi selain

batubara untuk pembangkit tenaga listrik, dan

kebijakan Pemerintah Tiongkok untuk mengurangi

penggunaan batubara.

Di sisi harga, harga ekspor batubara triwulan

laporan terkontraksi 5,5% (yoy) sejalan dengan

penurunan harga batubara dunia yang terus

menunjukkan penurunan sejak awal tahun 2011.

Turunnya konsumsi batubara dari Tiongkok sebagai

konsumen terbesar batubara dunia menjadi penyebab

utama turunnya harga batubara dunia. Selain itu,

berlebihnya persediaan dan produksi batubara dunia

juga memberi tekanan pada harga batubara dunia.

Ekspor tekstil pada triwulan I 2016 turun 4,7%

(yoy) disebabkan oleh turunnya ekspor tujuan Korea

Selatan, Jerman, Tiongkok, dan Malaysia. Ekspor

keempat negara tersebut turun masing-masing

sebesar 1,7% (yoy), 1,4% (yoy), 17,3% (yoy), dan

14,6% (yoy). Penurunan ekspor tekstil pada triwulan

laporan dipengaruhi volume ekspor yang terkontraksi

0,1% (yoy) dan harga ekspor yang masih mengalami

koreksi sebesar 4,6% (yoy).

Ekspor alat listrik turun sebesar 8,6% (yoy) di

triwulan I 2016, membaik dibandingkan triwulan

sebelumnya yang turun 14,7% (yoy). Menurunnya

ekspor terutama terjadi pada ekspor ke Singapura

(5,6% yoy), Jepang (13,3% yoy), Amerika Serikat

(7,6% yoy), dan Tiongkok (1,8% yoy) dengan total

pangsa 52,4% dari total ekspor alat listrik. Selain

karena penurunan volume ekspor sebesar 7,8% (yoy),

penurunan harga ekspor alat listrik sebesar 0,6%

(yoy) juga mempengaruhi penurunan ekspor alat

listrik pada triwulan I 2016.

Ekspor barang dari logam tidak mulia tercatat

turun 24,4% (yoy) pada triwulan I 2016 dipengaruhi

oleh turunnya volume maupun harga ekspor,

walaupun koreksi harga lebih terbatas. Penurunan

ekspor terjadi pada negara tujuan Jepang, Malaysia,

Singapura, dan Thailand. Dengan total pangsa 37%

Page 17: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

9

dari keseluruhan total ekspor barang dari logam tidak

mulia, ekspor ke negara-negara tersebut turun

masing-masing 43,4% (yoy), 18,4% (yoy), 63,3%

(yoy), dan 20% (yoy).

Ekspor makanan olahan meningkat sebesar

1,7% (yoy) di triwulan I 2016 dipengaruhi oleh

kenaikan volume ekspor dan penurunan harga yang

lebih kecil. Penurunan ekspor terutama terjadi pada

ekspor tujuan Malaysia (2,6% yoy), Filipina (17,1%

yoy), Kamboja (17%, yoy), dan Australia (8,9% yoy)

dengan total pangsa 31,7% dari total ekspor

makanan olahan.

Ekspor kendaraan dan bagiannya pada triwulan I

2016 turun 14,1% (yoy), lebih baik dari penurunan

ekspor sebesar 16,4% (yoy) pada triwulan

sebelumnya. Perbaikan tersebut didukung oleh

penurunan volume ekspor yang lebih terbatas dan

harga ekspor yang masih tumbuh positif. Penurunan

ekspor kendaraan terutama terjadi pada negara

tujuan utama, yaitu Thailand (1,5% yoy), Arab Saudi

(52,6% yoy), Malaysia (16,2% yoy), dan Singapura

(39,1% yoy). Pangsa ekspor ke negara-negara

tersebut mencapai 34,8% dari total ekspor

kendaraan.

Selanjutnya, ekspor karet olahan triwulan I 2016

juga tercatat turun 13,0% (yoy) yang didorong

penurunan harga ekspor sebesar 23,9% (yoy)

meskipun ekspor secara riil masih meningkat sebesar

14,4% (yoy). Penurunan ekspor terjadi pada negara

tujuan Amerika Serikat (3,4% yoy), Jepang (22% yoy),

dan Tiongkok (28,8% yoy) dengan total pangsa

50,6% dari keseluruhan ekspor karet olahan.

Penurunan harga ekspor karet olahan sejalan

dengan penurunan harga karet dunia. Harga karet

dunia tertekan oleh turunnya penjualan industri ban,

terutama di Tiongkok yang menyerap dua per tiga

dari suplai karet alam dunia untuk industri ban. Selain

itu dari sisi suplai, pasokan karet masih tinggi

terutama dari negara-negara penghasil karet seperti

Thailand dan Indonesia.

Meskipun volume ekspor kayu olahan

mengalami peningkatan sebesar 31,6% (yoy) di

triwulan I 2016, namun harga ekspor yang turun

26,1% (yoy) menyebabkan ekspor kayu olahan masih

mengalami penurunan sebesar 2,7% (yoy) pada

triwulan laporan. Namun demikian, laju penurunan

ekspor tersebut lebih lambat dibandingkan dengan

penurunan ekspor sebesar 3,5% (yoy) pada triwulan

sebelumnya. Kinerja ekspor kayu olahan yang relatif

lebih baik tersebut antara lain ditopang oleh

peningkatan ekspor ke Tiongkok yang merupakan

pangsa terbesar (22,2%).

Tabel 3

Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama (Berdasarkan HS)

Impor Nonmigas

2016 2016 2016

1. Minyak Nabati 13.6 12.3 -12.6 6.0 -16.9 -17.9 -10.7 -16.3 11.1 36.2 9.0 -1.0 14.6 -11.9 -21.2 -22.4 -23.7 -17.2 -22.1 -4.4

2. Batubara 12.1 10.6 -17.7 -24.9 -24.9 -26.5 -23.4 -27.4 -7.0 -12.6 -13.2 -19.9 -12.3 -23.1 -11.6 -14.1 -13.6 -8.3 -12.6 -5.5

3. Tekstil dan Produk Tekstil 9.4 9.7 -2.6 -2.7 -5.8 -4.8 -4.0 -4.7 2.0 2.9 -0.4 0.7 1.5 -0.1 -4.5 -5.5 -5.4 -5.5 -5.4 -4.6

4. Alat Listrik, Ukur, Fotografi, dll 6.7 6.6 -12.1 -11.8 -14.0 -14.7 -13.2 -8.6 -5.9 -4.6 -7.8 -12.8 -7.5 -10.9 -6.5 -7.5 -6.9 -2.1 -6.1 -0.6

5. Barang dari Logam tdk Mulia 5.8 5.1 -3.7 -16.1 -18.7 -24.9 -16.2 -24.4 1.9 -8.5 -0.3 -5.8 -3.3 -12.5 -5.4 -8.2 -18.4 -20.5 -13.4 -13.8

6. Makanan Olahan 4.8 4.9 3.5 -0.4 -6.9 1.4 -0.6 1.7 3.4 -0.4 4.2 13.4 5.1 13.0 0.1 -0.1 -10.5 -10.6 -5.4 -9.9

7. Kendaraan & Bagiannya 4.1 4.2 9.4 20.5 3.8 -16.4 3.3 -14.1 3.0 14.1 1.1 -19.5 -1.4 -16.8 6.2 5.5 2.7 3.9 4.8 3.1

8. Karet Olahan 4.4 4.1 -31.7 -13.2 -6.6 -12.1 -16.8 -13.0 -23.8 -4.0 17.2 19.3 -0.2 14.4 -10.4 -9.5 -19.8 -26.3 -16.6 -23.9

9. Mesin & Mekanik 3.9 4.0 -15.8 -13.4 -9.1 -23.1 -15.5 -9.3 -14.8 -12.4 -8.5 -21.3 -14.3 -7.4 -1.3 -1.1 -0.6 -2.4 -1.4 -1.9

10. Kayu Olahan 2.9 3.0 -2.2 0.4 -4.2 -3.5 -2.3 -2.7 12.8 31.9 34.8 40.6 29.6 31.6 -13.3 -23.9 -28.9 -31.4 -24.6 -26.1

Total 10 Komoditas 67.6 64.7 -11.0 -8.1 -13.6 -16.3 -12.2 -14.4 -2.6 2.9 1.4 -2.9 0.0 -8.3 -8.6 -10.6 -14.7 -13.8 -12.3 -9.5

*) angka sementara **) angka sangat sementara

2015*

Tw. IV TOTAL Tw. I**

Indeks Harga

Pertumbuhan (%, yoy)Share (%)

2016**

Nominal

Tw. I** Tw. IV TOTAL Tw. I**

2015**

Riil

Tw. III Tw. III Tw. III

Uraian

Tw. II TOTAL Tw. II2015*

Tw. I Tw. I Tw. ITw. IV

2015*

Tw. II

Page 18: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

10

Impor nonmigas (cif) triwulan I 2016 masih

mengalami penurunan sebesar 8,5% (yoy). Namun

demikian, penurunan tersebut lebih lambat

dibandingkan dengan penurunan pertumbuhan

triwulan sebelumnya sebesar 11,4% (yoy) karena

penurunan volume permintaan (riil) impor yang lebih

kecil. Masih menurunnya impor nonmigas pada

triwulan laporan tersebut terutama disebabkan oleh

masih lemahnya permintaan domestik sebagai

dampak dari melambatnya pertumbuhan ekonomi

domestik dan harga impor.

Berdasarkan kelompok barang, penurunan impor

nonmigas terjadi pada kelompok bahan baku dan

barang modal, sedangkan impor barang konsumsi

menunjukkan peningkatan. Meningkatnya impor

barang konsumsi dipengaruhi oleh kenaikan

permintaan dan harga. Di sisi lain, impor bahan baku

menurun akibat penurunan permintaan dan harga.

Sementara itu, impor barang modal turun karena

kenaikan harga tidak mampu mengimbangi

penurunan volume permintaan impornya (Tabel 4).

Tabel 4

Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Kelompok Barang

Impor barang konsumsi pada triwulan I 2016

naik 27,5% (yoy) dipengaruhi oleh naiknya

permintaan maupun harga. Peningkatan impor

barang konsumsi utamanya disebabkan oleh naiknya

impor beras, buah-buahan (baik segar maupun yang

dikeringkan), sayur-sayuran (baik segar maupun

beku), senjata dan amunisi, serta obat-obatan

(termasuk obat hewan).

Impor bahan baku turun 9,5% (yoy) di triwulan I

2016, namun lebih kecil dibandingkan dengan

penurunan impor triwulan sebelumnya sebesar

13,8% (yoy). Lebih terbatasnya penurunan impor

bahan baku pada triwulan laporan dipengaruhi oleh

melambatnya laju penurunan volume impor.

Penurunan impor bahan baku terjadi pada impor

bagian dan perlengkapan kendaraan bermotor (-

9,1% yoy), alat penyambung/pemutus arus listrik (-

1,7% yoy), serta bahan plastik lainnya (-13,1% yoy).

Penurunan impor lebih lanjut tertahan oleh impor biji

gandum serta impor pesawat telekomunikasi dan

bagian-bagiannya yang mencatat pertumbuhan

masing-masing sebesar 31,3% (yoy) dan 71,8% (yoy)

(Tabel 5).

Sementara itu, impor barang modal turun 18,9%

(yoy), lebih dalam dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya, terutama karena turunnya permintaan di

saat harga masih tumbuh positif. Penurunan impor

mesin otomatis pengolah data dan satuannya (-

20,5% yoy), mesin lainnya untuk industri tertentu (-

7,7% yoy), pesawat telekomunikasi dan bagiannya

(52,9% yoy), serta pemanas dan pendingin & alat-

alatnya (20,1% yoy) menjadi penyebab turunnya

impor barang modal. Laju penurunan impor barang

modal lebih lanjut tertahan oleh naiknya impor

pompa untuk lainnya dan kompresor (14,6% yoy)

(Tabel 5).

2016

Barang Konsumsi

Nominal 8.7 10.3 -6.1 -8.8 -9.3 -14.9 -6.3 -9.9 27.5

Riil 7.4 8.6 -13.1 -7.7 -7.1 -13.0 -6.1 -8.1 25.6

Indeks Harga - - 8.1 -1.2 -2.4 -2.2 -0.3 -1.9 1.5

Bahan Baku

Nominal 69.5 70.6 -3.4 -1.7 -15.2 -17.7 -13.8 -12.3 -9.5

Riil 81.2 82.0 -0.8 5.2 -8.0 -10.3 -6.4 -4.4 -0.8

Indeks Harga - - -2.7 -6.6 -7.9 -8.3 -8.0 -8.3 -8.8

Barang Modal

Nominal 21.0 18.7 -4.7 -8.7 -21.7 -20.6 -10.9 -15.6 -18.9

Riil 11.5 9.4 -15.5 -21.5 -32.8 -29.2 -15.7 -26.3 -23.1

Indeks Harga - - 12.8 16.3 16.5 12.2 5.7 14.5 5.5

Total

Nominal 100.0 100.0 -3.9 -3.9 -16.3 -17.4 -11.4 -12.4 -8.5

Riil 100.0 100.0 -6.6 -4.7 -16.4 -16.4 -9.1 -11.9 -6.1

Indeks Harga - - 2.8 0.8 0.2 -1.1 -2.5 -0.5 -2.5

*) angka sementara

**) angka sangat sementara

Tw. IV* Total

2015

Tw. I**

Pertumbuhan Tahunan (% yoy)

Tw. III*Total

2014Rincian

2015*

Pangsa (%)

2016**Tw. II*Tw. I*

Page 19: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

11

Tabel 5

Impor (c.i.f) Komoditas Nonmigas Utama

Impor Nonmigas menurut Negara Asal

Berdasarkan negara asal, perlambatan

penurunan impor nonmigas pada triwulan I 2016

terjadi pada impor dari Jepang, Korea Selatan,

Australia dan Oseania, dan Malaysia. Impor dari

Thailand bahkan telah tumbuh positif, didorong oleh

kenaikan impor makanan olahan dan buah-buahan

dengan total pangsa 24,6% terhadap total impor

dari Thailand. Di sisi lain, impor dari Tiongkok,

Singapura, Vietnam, dan Jerman menunjukkan

penurunan yang lebih dalam. Selain itu, impor dari

Amerika Serikat kembali mengalami penurunan

setelah pada triwulan sebelumnya mencatat

pertumbuhan positif, terutama disebabkan oleh

turunnya impor alat listrik, makanan ternak, dan biji-

bijian dengan total pangsa 25,8% terhadap total

impor dari Amerika Serikat (Tabel 6)

Tabel 6

Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Negara Asal Utama

Neraca Perdagangan Migas

Neraca perdagangan migas triwulan I 2016

mencatat perbaikan, baik secara triwulanan dan

tahunan. Defisit neraca migas triwulan I 2016 tercatat

sebesar USD0,8 miliar, lebih rendah dibandingkan

dengan defisit triwulan IV 2015 sebesar USD1,0 miliar

dan defisit triwulan I 2015 sebesar USD1,3 miliar.

TOTAL IMPOR 100.0 100.0 -3.9 -16.3 -17.4 -11.4 -12.4 -8.5 -4.7 -16.4 -16.4 -9.1 -11.8 -6.1 0.8 0.2 -1.1 -2.5 -0.7 -2.5

I. Barang Konsumsi, a.l: 8.7 10.3 -8.8 -9.3 -14.9 -6.3 -9.9 27.5 -7.7 -7.0 -13.0 -6.1 -8.4 25.6 -1.2 -2.4 -2.2 -0.3 -1.5 1.5

Beras 0.3 1.1 7.8 15.6 -80.1 4.8 -9.4 1,279.1 1.8 13.0 -79.2 -1.5 -11.6 1,262.5 6.0 2.4 -4.4 -1.5 2.4 1.2

Senjata dan Amunisi 0.4 0.7 -63.1 114.2 -12.9 273.8 9.7 574.3 -62.5 118.5 -9.3 284.8 12.7 580.9 -1.6 -2.0 -4.0 284.8 -2.6 -1.0

Buah-buahan, Segar, atau Dikeringkan 0.6 0.6 -31.6 -15.0 -11.8 -3.9 -15.7 39.3 -49.0 -24.4 -16.0 -1.8 -24.1 65.2 34.0 12.5 5.0 -1.8 11.2 -15.7

Obat-obatan (Termasuk Obat Hewan) 0.5 0.5 23.3 28.1 -1.8 -16.4 5.8 12.1 30.5 32.3 -4.1 -13.0 8.6 16.9 -5.5 -3.2 2.5 -13.0 -2.6 -4.1

Hasil Olahan yang Dapat Dimakan 0.5 0.5 8.3 -13.7 2.0 -4.8 -3.0 2.3 8.9 -16.2 -0.9 -12.1 -6.2 -3.9 -0.6 3.0 2.9 -12.1 3.4 6.5

II. Bahan Baku / Penolong, a.l: 69.5 70.6 -1.7 -15.2 -17.7 -13.8 -12.3 -9.5 5.2 -8.0 -10.2 -6.4 -5.0 -0.8 -6.6 -7.9 -8.3 -8.0 -7.7 -8.8

Biji Gandum dan Meslin 1.8 2.3 -0.3 -19.4 -17.1 -11.4 -12.8 31.3 -1.6 -18.3 -17.3 -3.0 -10.9 44.4 1.3 -1.4 0.3 -3.0 -2.1 -9.1

Pesawat Telekomunikasi dan Bagian-bagiannya 1.6 2.3 -31.1 29.2 60.6 84.2 25.3 71.8 -27.3 34.7 66.3 88.6 30.2 80.9 -5.2 -4.1 -3.4 88.6 -3.8 -5.0

Bagian Dan Perlengkapan Kendaraan Bermotor 2.1 2.2 -8.1 -16.8 -12.5 -26.4 -15.9 -9.1 -9.3 -18.2 -14.6 -29.0 -17.8 -12.7 1.3 1.7 2.4 -29.0 2.3 4.1

Alat Penyambung atau Pemutus Arus Listrik 2.2 2.1 -1.8 2.5 4.9 14.2 4.9 -1.7 4.1 9.2 12.2 22.5 12.0 6.1 -5.7 -6.1 -6.5 22.5 -6.3 -7.3

Bahan Plastik Lainnya, Dalam Bentuk Awal 1.9 1.8 -5.0 -17.2 -20.3 -26.0 -17.5 -13.1 -12.4 -22.3 -24.2 -29.7 -22.4 -17.2 8.5 6.6 5.2 -29.7 6.3 5.0

III. Barang Modal, a.l: 21.0 18.7 -8.7 -21.7 -20.6 -10.9 -15.6 -18.9 -21.5 -32.8 -29.2 -15.8 -25.0 -23.1 16.3 16.5 12.2 5.7 12.5 5.5

Mesin Otomatis Pengolah Data dan Satuannya 2.0 1.9 9.5 -27.2 -15.6 7.4 -6.2 -20.5 12.1 -26.2 -14.0 10.4 -4.3 -18.7 -2.3 -1.3 -1.9 10.4 -2.1 -2.2

Mesin Lainnya Untuk Industri Tertentu 1.7 1.5 -6.9 -5.2 -9.6 -15.8 -9.2 -7.7 -4.7 -3.0 -7.8 -13.8 -7.2 -6.4 -2.3 -2.3 -1.9 -13.8 -2.2 -1.4

Pesawat Telekomunikasi dan Bagian-bagiannya 2.6 1.5 -20.5 -37.4 -35.0 -22.9 -29.2 -52.9 -16.2 -34.8 -32.7 -21.0 -26.4 -50.4 -5.2 -4.1 -3.4 -21.0 -3.8 -5.0

Pompa untuk Lainnya dan Kompresor 1.1 1.1 -2.1 -13.2 -7.2 26.6 0.0 14.6 -4.6 -15.4 -9.7 23.0 -2.7 10.5 2.6 2.6 2.8 23.0 2.7 3.7

Pemanas dan Pendingin & Alat-alatnya 1.1 0.9 20.6 -42.9 18.4 27.1 7.3 -20.1 18.5 -43.9 16.4 24.2 5.3 -21.7 1.8 1.7 1.7 24.2 1.9 2.1

*angka sementara ** angka sangat sementara

2016 20162016

TW.I **Tw. I*

2015

TOTAL*Tw. IIITW.I ** TW.I **Tw. III2016**

Tw. II Tw. IITw. I* Tw. IV*Tw. IITw. I*

Rincian

(by BEC & SITC 3 DG)2015*

Pertumbuhan (y.o.y, %)

Harga

Tw. IV*

Pangsa (%)Nominal Riil

2015

TOTAL*

2015

TOTAL*Tw. III Tw. IV*

1 Tiongkok 24.7 26.0 3.3 4.3 -9.6 -7.0 -4.1 -4.2 -4.2

2 Jepang 11.2 10.9 -11.2 -11.5 -20.9 -30.0 -22.7 -21.3 -19.1

3 Thailand 6.8 8.1 -8.8 -9.5 -21.9 -20.9 -16.3 -17.3 11.8

4 Singapura 7.6 6.4 4.8 -13.0 -11.8 -7.9 -4.3 -9.2 -6.4

5 Amerika Serikat 6.4 5.7 -7.9 -6.8 -7.5 -14.0 3.3 -6.3 -10.9

6 Korea Selatan 5.3 5.1 -8.8 -5.6 -30.5 -21.8 -26.3 -21.6 -18.8

7 Australia dan Oseania 4.5 4.4 10.5 -7.7 -6.8 -27.3 -22.6 -16.2 -11.2

8 Malaysia 4.2 4.1 -2.7 -12.0 -12.8 -15.6 -12.8 -13.2 -12.1

9 Vietnam 2.7 2.9 19.6 25.2 -15.4 -12.0 -2.6 -1.9 -6.5

10 Jerman 2.9 2.6 -6.5 -0.5 -24.2 -21.9 -15.7 -16.0 -26.0

Total 10 Negara 76.3 76.3 -2.3 -4.2 -15.1 -16.6 -11.3 -12.4 -8.8

*) angka sementara

2016

Tw.I**

Pangsa (%)

2016**TOTAL

Pertumbuhan Tahunan (%, yoy)

2015

Tw.IV*Tw. III*Tw. II*

2014

TOTAL

Rincian 2015*

Tw. I*

Page 20: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

12

Perbaikan neraca migas didorong oleh penyusutan

impor minyak seiring dengan penurunan harga

minyak dunia (Grafik5).

Grafik 5

Neraca Perdagangan Migas

Ekspor Minyak

Pada triwulan I 2016, ekspor minyak turun

15,8% (qtq) menjadi sebesar USD1,3 miliar dari

USD1,5 miliar di triwulan sebelumnya (Tabel 7).

Penurunan ekspor minyak dipengaruhi oleh turunnya

ekspor minyak mentah sebesar 11,9% (qtq) dan

produk kilang sebesar 26,6% (qtq). Turunnya ekspor

minyak ini terutama disebabkan oleh turunnya harga

minyak, baik minyak mentah maupun produk kilang.

Sementara itu, volume ekspor minyak mentah pada

triwulan I 2016 mengalami peningkatan sebesar

14,5% (qtq).

Peningkatan volume ekspor minyak mentah

triwulan I 2016 terjadi pada saat lifting minyak pada

triwulan yang sama turun 5,0% (qtq) menjadi 0,802

juta barel/hari dari 0,844 juta barel/hari pada triwulan

sebelumnya. Hal ini mengindikasikan adanya

peningkatan porsi penggunaan lifting minyak mentah

untuk memenuhi kebutuhan ekspor.

Tabel 7

Perkembangan Ekspor Minyak

Pada sisi harga, penurunan harga ekspor minyak

Indonesia tersebut tidak lepas dari penurunan harga

minyak dunia. Harga minyak dunia pada triwulan I

2016 bergerak turun. Rata-rata harga minyak jenis

SLC, WTI, Brent, dan OPEC turun masing-masing dari

USD33,8/barel, USD37,1/barel, USD37,6/barel, dan

USD33,5/barel pada triwulan IV 2015 menjadi

USD29,7/barel, USD33,2/barel, USD34,3/barel, dan

USD30,0/barel pada triwulan I 2016 (Grafik 6).

Penurunan harga minyak pada periode laporan

dipengaruhi oleh berlebihnya suplai minyak mentah

dunia dan pelemahan perekonomian Tiongkok.

Grafik 6

Perkembangan Harga Minyak Dunia

Impor Minyak

Impor minyak triwulan I 2016 turun 23,6% (qtq)

menjadi USD3,2 miliar dari triwulan sebelumnya

sebesar USD4,3 miliar. Penurunan impor minyak

didorong oleh faktor turunnya harga di tengah

meningkatnya volume impor minyak. Kenaikan

volume impor minyak terjadi baik pada impor minyak

mentah maupun produk kilang (Tabel 8).

Tabel 8

Perkembangan Impor Minyak (f.o.b)

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

-15

-10

-5

0

5

10

15

Tw.I

Tw.I

I

Tw

.III

Tw.I

V

Tw.I

Tw.I

I

Tw

.III

Tw.I

V

Tw.I

Tw.I

I

Tw

.III

Tw.I

V

Tw.I

Tw.I

I

Tw

.III

Tw.I

V

Tw.I

Tw.I

I

Tw

.III

Tw.I

V

Tw.I

Tw.I

I

Tw

.III

Tw.I

V

Tw.I

**

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016

Th

ou

san

ds

Impor Gas Ekspor Gas

Impor Minyak Ekspor Minyak

Neraca Perdag. Migas (RHS)

miliar USD

* angka sementara** angka sangat sementara

miliar USD

Ekspor 1,510 36.6 1,272 40.3

Minyak Mentah 1,111 28.1 39.5 979 32.2 30.4

Produk Kilang 399 8.5 47.0 293 8.1 36.0

¹⁾ nilai ekspor dibagi dengan volume ekspor

Sumber: SKK Migas dan Pertamina (diolah)

* angka sementara ** angka sangat sementara

2016

Tw. I**

Nilai

(juta USD)

Volume

(mbbl)

Harga¹

(USD/barel)

Tw. IV*

Nilai

(juta USD)

Volume

(mbbl)

Harga¹

(USD/barel)

Rincian

2015

20

30

40

50

60

70

80

90

100

110

120

130

140

JFMAMJ JASONDJFMAMJ JASONDJFMAMJ JASONDJFMAMJJASONDJFMAMJ JASONDJFMAMJ JASONDJFM

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

USD/barel

SLC

Unit Price

WTI

OPEC

Sumber: Ditjen Migas, NPI, Bloomberg

Impor 4,253 83.1 3,250 83.5

Minyak Mentah 1,577 36.4 43.3 1,295 36.6 35.3

Produk Kilang 2,675 46.7 57.3 1,956 46.8 41.8

¹⁾ nilai impor dibagi dengan volume impor

Sumber: SKK Migas dan Pertamina (diolah)

* angka sementara ** angka sangat sementara

2016

Tw. I**

Nilai

(juta USD)

Volume

(mbbl)

Harga¹

(USD/barel)

Tw. IV*

Nilai

(juta USD)

Volume

(mbbl)

Harga¹

(USD/barel)

2015

Rincian

Page 21: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

13

Ekspor Gas

Ekspor gas pada triwulan I 2016 turun 23,7%

(qtq) menjadi USD1,7 miliar, terutama disebabkan

oleh turunnya ekspor LNG (22,4% qtq) dan ekspor

gas alam (28,7%, qtq). Penurunan ekspor gas

tersebut disebabkan baik oleh penurunan volume

ekspor maupun faktor harga (Tabel 9).

Tabel 9

Perkembangan Ekspor Gas

Neraca Perdagangan Jasa

Kinerja neraca perdagangan jasa pada triwulan I

2016 membaik dan menopang perbaikan transaksi

berjalan. Defisit neraca perdagangan jasa tercatat

sebesar USD1,1 miliar, lebih rendah dibandingkan

defisit triwulan sebelumnya sebesar USD1,7 miliar.

Penurunan defisit neraca jasa tersebut terutama

karena turunnya pembayaran jasa freight seiring

penurunan impor dan meningkatnya surplus jasa

travel seiring pengeluaran wisatawan nasional

(wisnas) yang lebih rendah pada triwulan laporan

(Grafik 7).

Grafik 7

Perkembangan Neraca Perdagangan Jasa

Pembayaran jasa freight pada triwulan I 2016

tercatat sebesar USD1,5 miliar, sedikit lebih rendah

dibandingkan dengan USD1,6 miliar pada triwulan

sebelumnya mengikuti penurunan impor (Grafik 8).

Grafik 8

Pembayaran Jasa Freight

Sementara itu, surplus neraca jasa perjalanan

triwulan I 2016 mencapai USD1,2 miliar, meningkat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar

USD1,0 miliar. Kinerja neraca jasa perjalanan tersebut

dipengaruhi oleh turunnya pembayaran jasa

perjalanan (-11,3% qtq) yang lebih tinggi

dibandingkan dengan penurunan penerimaan jasa

perjalanan (0,8% qtq) (Grafik 9). Pembayaran jasa

perjalanan turun menjadi USD1,7 miliar pada triwulan

laporan dari USD1,9 miliar pada triwulan sebelumnya.

Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh lebih

rendahnya pengeluaran wisnas selama kunjungan ke

luar negeri,meskipun jumlah wisnas tercatat sedikit

meningkat (2,1 juta orang) dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya (2,0 juta orang).

Grafik 9

Neraca Jasa Travel

Ekspor 2,204 - 1,680 -

LNG 1,707 260.1 6.6 1,325 213.5 6.2

Gas Alam 489 80.3 6.1 349 73.9 4.7

LPG 2 3.2 0.7 0 0.1 0.2

Gas Lainnya 6 0.3 19.2 6 0.3 19.2

¹⁾ vol LNG, gas alam, dan gas lainnya dlm juta mmbtu, vol LPG dalam ribu m/t , total volume dlm juta mmbtu

²⁾ harga LNG, gas alam, dan gas lainnya dalam USD/juta mmbtu, harga LPG dalam USD/ribu metric ton

Sumber: SKK Migas

* angka sementara ** angka sangat sementara

2016

Tw. I**

Nilai

(juta USD)Volume¹ Harga²

Tw. IV*

Nilai

(juta USD)Volume¹ Harga²

2015

Rincian

-4

-3

-2

-1

0

1

2

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

*

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016

Jasa Lainnya Perjalanan Transportasi Jasa (net)

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

-3.0

-2.5

-2.0

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

-50

-45

-40

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

*

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016

Th

ou

san

ds

Impor Freight Import (RHS)

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

miliar USD

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

*

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016

Impor Ekspor Perjalanan (net)

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

Page 22: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

14

Di sisi lain, jumlah wisatawan mancanegara

(wisman) yang berkunjung ke Indonesia selama

triwulan I 2016 juga tercatat lebih rendah (2,4 juta

orang) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

(2,5 juta orang). Namun demikian, pengeluaran

wisman tercatat sedikit meningkat dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya dan mampu

mengimbangi penurunan jumlah wisman sehingga

menyebabkan penerimaan jasa perjalanan dari

wisman menjadi USD2,9 miliar, relatif sama dengan

triwulan sebelumnya.

Wisatawan asal Tiongkok, Singapura, dan

Malaysia merupakan kelompok wisman terbesar yang

berkunjung ke Indonesia selama triwulan I 2016.

Adapun tujuan favorit wisman ke Indonesia masih

terkonsentrasi pada tiga daerah, yaitu Bali, Jakarta,

dan Batam.

Neraca Pendapatan Primer

Kinerja neraca pendapatan primer pada triwulan

I 2016 memburuk. Defisit neraca pendapatan primer

meningkat menjadi USD7,5 miliar dari triwulan

sebelumnya sebesar USD6,7 miliar (Grafik 10).

Kenaikan defisit neraca pendapatan primer tersebut

dipengaruhi oleh naiknya pembayaran investasi

portofolio, terutama pembayaran bunga surat utang

pemerintah yang melebihi penurunan defisit

pendapatan investasi langsung dan pendapatan

investasi lainnya.

Grafik 10

Perkembangan Neraca Pendapatan Primer

Neraca Pendapatan Sekunder

Kinerja neraca pendapatan sekunder juga relatif

memburuk. Neraca pendapatan sekunder pada

triwulan I 2016 mencatat surplus sebesar USD1,2

miliar, lebih rendah dibandingkan dengan capaian

pada triwulan sebelumnya sebesar USD1,4 miliar.

Kondisi tersebut disebabkan oleh penerimaan hibah

oleh Pemerintah dan neto penerimaan transfer

personal dalam bentuk remitansi tenaga kerja yang

lebih rendah dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Pada triwulan laporan, penerimaan

remitansi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebesar USD2,3

miliar, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang mencapai USD2,4 miliar. Di sisi lain,

jumlah pembayaran remitansi Tenaga Kerja Asing

(TKA) di Indonesia relatif stabil yaitu sebesar USD0,8

miliar (Grafik 11).

Grafik 11

Perkembangan Transfer Personal

Ditinjau dari negara asal remitansi, TKI yang

bekerja di kawasan Asia Pasifik menjadi penyumbang

remitansi terbesar, yaitu mencapai USD1,2 miliar,

diikuti kawasan Timur Tengah dan Afrika yang

mencapai USD0,9 juta.

Pada akhir triwulan I 2016 tercatat 3,6 juta

penduduk Indonesia bekerja menjadi TKI di luar

negeri. Data BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan

dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia)

mengindikasikan bahwa 66,8% dari jumlah TKI

tersebut bekerja di wilayah Asia Pasifik dengan porsi

terbesar Malaysia, Taiwan, Hongkong, dan Singapura.

-9

-8

-7

-6

-5

-4

-3

-2

-1

0

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

*

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016

Pend. Inv. Langsung Pend.Inv. Lainnya

Pend. Inv. Portofolio Pendapatan Primer (net)

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

*

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016

Pembayaran Penerimaan Transfer Personal (net)

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

Page 23: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

15

Sementara itu, 32,1% dari total TKI bekerja di

wilayah Timur Tengah dan Afrika, terbesar berada di

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yordania, dan Oman

(Grafik 12).

Grafik 12

Posisi Tenaga Kerja Indonesia Tw. I-2016

TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL

Membaiknya prospek ekonomi domestik dan

berlanjutnya pelonggaran kebijakan moneter di

negara-negara maju telah mendorong berlanjutnya

arus masuk dana asing pada triwulan I 2016. Aliran

masuk dana tersebut terutama pada komponen

investasi portofolio dan investasi langsung. Pada

investasi portofolio, aliran masuk modal portofolio

neto terus meningkat dan mencapai USD4,4 miliar

untuk keseluruhan triwulan I 2016. Aliran masuk

modal tersebut selain bersumber dari penerbitan

sukuk global pemerintah, juga berasal dari net beli

asing pada instrumen portofolio berdenominasi

rupiah, baik SUN maupun saham. Selain itu, investasi

langsung juga masih mencatat surplus USD2,2 miliar,

meskipun lebih rendah dibandingkan dengan surplus

USD2,8 miliar pada triwulan sebelumnya. Di sisi lain,

transaksi investasi lainnya mengalami defisit USD2,4

miliar, terutama dipengaruhi oleh masih minimnya

penarikan pinjaman luar negeri swasta seiring

melemahnya kegiatan ekonomi domestik.

Dengan perkembangan tersebut, transaksi modal

dan finansial pada triwulan laporan mencatat surplus

sebesar USD4,2 miliar, lebih rendah dibandingkan

dengan surplus pada triwulan IV 2015 sebesar

USD9,8 miliar. Surplus tersebut juga lebih rendah

dibandingkan dengan surplus pada triwulan yang

sama tahun sebelumnya sebesar USD5,0 miliar

(Grafik 13).

Grafik 13

Transaksi Modal dan Finansial

Investasi Langsung

Prospek perekonomian Indonesia masih menarik

minat investor asing untuk berinvestasi jangka

panjang di Indonesia. Hal ini tercermin dari investasi

langsung yang pada triwulan I 2016 mencatat neto

arus masuk (surplus) modal sebesar USD2,2 miliar.

Namun demikian, surplus investasi langsung tersebut

masih lebih rendah dibandingkan dengan surplus

pada periode sebelumnya sebesar USD2,8 miliar,

terutama karena menurunnya arus masuk modal

investasi langsung sisi kewajiban seiring masih

lemahnya kegiatan ekonomi domestik. Meski

menurun secara triwulanan, surplus investasi

langsung triwulan I 2016 tersebut lebih tinggi

dibandingkan dengan surplus pada periode yang

sama tahun sebelumnya sebesar USD1,7 miliar

dipengaruhi oleh penurunan arus keluar investasi

langsung sisi aset yang lebih besar dibandingkan

dengan penurunan aliran masuk investasi langsung

sisi kewajiban.

Pada sisi kewajiban, investasi langsung mencatat

neto arus masuk modal asing (surplus) sebesar

USD3,2 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan

surplus pada triwulan IV 2015 sebesar USD3,9 miliar

maupun triwulan I 2015 sebesar USD5,1 miliar.

Penurunan neto arus masuk dana asing berjangka

panjang dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

Timteng & Afrika, 32.1%

Amerika, 0.7%

Eropa0.3%

Malaysia, 51.5%

Singapura, 3.2%

Brunei,1.0%Hongkong,

4.1%

Taiwan,4.9%

Korsel,0.8%

Lainnya, 1.3%

Asia Pasifik, 66.8%

Sumber: BNP2TKI

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

*

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016

Investasi Lainnya Investasi Portofolio

Investasi Langsung Trans. Modal & Finansial

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

Page 24: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

16

terutama didorong oleh penurunan arus masuk dana

asing dalam bentuk ekuitas, sementara pada saat

yang sama neto pembayaran utang kepada afiliasi

menurun.

Pada sisi aset, arus keluar invetasi langsung

tercatat sedikit menurun dari USD1,1 miliar pada

triwulan sebelumnya menjadi USD1,0 miliar.

Penurunan arus keluar investasi terjadi pada modal

ekuitas, sementara tagihan kepada afiliasi di luar

negeri dalam bentuk utang berkurang sebagaimana

tercermin dari neto arus masuk instrumen utang

meskipun menurun dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Arus keluar aset investasi langsung

tersebut juga lebih rendah dibandingkan dengan arus

keluar pada triwulan yang sama tahun sebelumnya

sebesar USD3,5 miliar (Grafik 14).

Grafik 14

Perkembangan Investasi Langsung

Berdasarkan arah investasi, investasi langsung

asing di Indonesia mencatat neto arus masuk modal

sebesar USD2,3 miliar terjaga sejalan dengan prospek

perekonomian Indonesia yang terus membaik. Namun

demikian, neto arus masuk penanaman modal asing

(PMA) tersebut lebih rendah dibandingkan dengan

arus masuk PMA pada triwulan sebelumnya yang

tercatat sebesar USD3,2 miliar maupun dengan

triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat

sebesar USD3,8 miliar.

Secara sektoral, sektor manufaktur, sektor

keuangan (termasuk asuransi), dan sektor lain-lain

(termasuk jasa dan properti) merupakan sektor-

sektor utama yang menarik aliran masuk modal

PMA selama triwulan I 2016 (Grafik 15). Ketiga

sektor tersebut memiliki pangsa sebesar 73,8% dari

total PMA atau senilai USD1,7 miliar, relatif sama

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Namun

jika dibandingkan dengan triwulan yang sama

tahun sebelumnya yang tercatat senilai USD0,9

miliar, PMA pada ketiga sektor tersebut mengalami

peningkatan.

Grafik 15

Perkembangan PMA menurut Sektor Ekonomi

Berdasarkan negara asal investasi, arus masuk

investasi langsung asing didominasi oleh negara di

kawasan ASEAN, kemudian disusul oleh Jepang dan

negara emerging market di Asia (termasuk Tiongkok)

(Grafik 16). Ketiga kawasan tersebut melakukan

investasi langsung sepanjang triwulan I 2016 dengan

total investasi senilai 2,0 miliar atau 89,0% dari total

nilai investasi langsung asing. Investasi langsung yang

bersumber dari negara di kawasan ASEAN sendiri

mencapai USD0,9 miliar atau 37,8% dari total

investasi asing langsung. Di sisi lain, investor langsung

dari Amerika Serikat justru mencatat net outflow atau

defisit sebesar USD0,1 miliar.

Page 25: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

17

Grafik 16

Perkembangan PMA menurut Negara Asal

Perkembangan PMA pada triwulan I 2016 yang

masih positif tersebut sejalan dengan realisasi PMA

yang dipublikasikan oleh Badan Koordinasi

Penanaman Modal (BKPM)1

. BKPM melaporkan

bahwa selama triwulan I 2016 realisasi PMA tercatat

sebesar Rp96,1 triliun (ekuivalen dengan USD6,9

miliar). Realisasi tersebut meningkat sekitar 17,1%

dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun

sebelumnya yang tercatat sebesar Rp82,1 triliun

(ekuivalen dengan USD6,6 miliar). Namun demikian,

jika dibandingkan dengan triwulan IV 2015, realisasi

tersebut berkurang sebesar 3,1%.

Secara sektoral, BKPM mencatat bahwa realisasi

PMA terkonsentrasi pada sektor industri kertas,

barang dari kertas, dan percetakan senilai USD1,9

miliar (pangsa 27,5% dari total PMA); industri kimia

dasar, barang kimia, dan farmasi senilai USD0,9 miliar

(pangsa 13,8%); industri alat angkutan dan

transportasi lainnya senilai USD0,8 miliar (pangsa

12,0%); dan industri logam dasar, barang logam,

mesin dan elektronik senilai USD0,7 miliar (pangsa

10,1%). Sementara itu, jika ditinjau dari negara asal

investasi, Singapura, Jepang, Hongkong, Tiongkok,

1Data realisasi PMA BKPM mencatat keseluruhan nilai proyek yang

direalisasikan pada suatu periode dan tidak mencakup investasi di

sektor migas, perbankan dan lembaga keuangan lainnya, serta

industri rumah tangga. Sementara, data PMA yang tercatat di NPI

mencakup hanya data aliran modal yang diterima perusahaan PMA

dari investor langsungnya dan perusahaan dalam satu grup di luar

negeri selama suatu periode dan meliputi investasi langsung di

seluruh sektor ekonomi.

dan Belanda merupakan negara asal investasi dengan

nilai realisasi terbesar, masing-masing senilai USD2,9

miliar, USD1,6 miliar, USD0,5 miliar, USD0,5 miliar,

dan USD0,3 miliar dengan pangsa mencapai 82,3%

dari total PMA.

Investasi Portofolio

Di tengah berlanjutnya pelonggaran kebijakan

moneter di negara-negara maju dan pelemahan

ekonomi Tiongkok, neto aliran masuk modal asing

dalam bentuk investasi portofolio (sisi kewajiban

investasi portofolio) dari Januari sampai Maret 2016

terus mengalami peningkatan dan mencapai US$4,6

miliar untuk keseluruhan triwulan I 2016. Aliran

masuk modal asing tersebut meningkat dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya sebesar USD4,4 miliar.

Perkembangan tersebut terutama didorong oleh aksi

investor asing yang menambah kepemilikannya baik

atas surat berharga swasta domestik berupa saham

maupun surat utang pemerintah jangka panjang

berdenominasi rupiah. Selain itu, pada Maret 2016

tercatat adanya penerbitan global sukuk pemerintah

dalam jumlah yang cukup besar.

Sementara itu, di sisi aset, penduduk Indonesia

masih melakukan neto penempatan di luar negeri

(defisit) sebesar USD0,2 miliar, berbalik arah

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

secara neto penduduk Indonesia melepas

kepemilikannya atas surat berharga asing (surplus)

sebesar USD0,4 miliar. Dengan perkembangan

tersebut, neto investasi portofolio pada triwulan I

2016 mencatat surplus sebesar USD4,4 miliar, sedikit

lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada

triwulan sebelumnya sebesar USD4,9 miliar (Grafik

17).

-1,500

-1,000

-500

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

Jepang AS Eropa Emerging Market Asia(termasuk China)

ASEAN Lain-lain

Juta USD

Tw.IV-14* Tw.I-15* Tw.II-15* Tw.III-15* Tw.IV-15* Tw.I-16**

* angka sementara

** angka sangat sementara

Page 26: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

18

Grafik 17

Perkembangan Investasi Portofolio

Jika dilihat lebih jauh selama triwulan I 2016,

aliran masuk dana asing pada instrumen Surat

Utang Negara (SUN) berdenominasi rupiah

mencapai USD3,5 miliar, meningkat dari triwulan

sebelumnya yang mencatat neto aliran masuk dana

asing sebesar USD2,6 miliar. Sejalan dengan itu,

posisi kepemilikan asing pada SUN berdenominasi

rupiah juga meningkat menjadi sekitar USD44,3

miliar (44,0% dari total posisi SUN rupiah) di akhir

triwulan laporan dari posisi akhir triwulan

sebelumnya sebesar USD39,2 miliar (42,9% dari

total posisi SUN rupiah). Sementara itu, investor

asing pada triwulan I 2016 tercatat melakukan

net beli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebesar

USD0,1 miliar, meningkat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang hanya mencatat net

beli sebesar USD2 juta. Kondisi ini menyebabkan

posisi SBI oleh asing meningkat menjadi USD0,1

miliar (1,3% dari total posisi SBI) dibandingkan

dengan posisi nihil pada triwulan sebelumnya karena

neto transaksi asing yang sangat terbatas pada SBI

(Grafik 18).

Grafik 18

Perkembangan Posisi Kepemilikan SBI & SUN

oleh Asing

Selain itu, tercatat aliran masuk dana asing dari

penerbitan global sukuk pemerintah sekitar USD2,3

miliar dari total penerbitan sebesar USD2,5 miliar

pada triwulan laporan. Secara keseluruhan, neto

aliran masuk modal asing pada instrumen surat utang

sektor publik sepanjang triwulan I 2016 tercatat

sebesar USD4,9 miliar, lebih rendah dibandingkan

dengan aliran masuk pada triwulan sebelumnya

sebesar USD5,7 miliar, antara lain dipengaruhi

penerbitan global bonds (GMTN) untuk pre-funding

fiskal 2016 yang telah dilakukan di triwulan IV 2015

dan adanya global bonds pemerintah yang jatuh

tempo pada Januari 2016.

Di pasar saham, meskipun masih terdapat

ketidakpastian di pasar keuangan global pasca-

pernyataan tentang kenaikan the Fed Fund Rate

(FFR) yang akan dilakukan bertahap selama 2016,

namun perkembangan bursa sepanjang triwulan I

2016 menunjukkan kinerja positif. Investor

nonresiden membukukan neto beli sebesar USD0,3

miliar, berbalik dibandingkan dengan triwulan

Page 27: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

19

sebelumnya yang mencatatkan neto jual sebesar

USD0,7 miliar.

Kinerja positif di pasar saham pada triwulan I

2016 juga ditunjukkan oleh Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) yang secara point-to-point

mengalami peningkatan dan ditutup pada level

4.845,4 dari posisi akhir triwulan IV 2015 sebesar

4.593,0.

Grafik 19

Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG

Pada triwulan I 2016, IHSG bergerak searah

dengan pergerakan indeks harga saham di bursa

regional Asia Tenggara yang berada dalam tren

peningkatan. Harga saham di bursa regional ditutup

menguat dibandingkan dengan harga penutupan

akhir triwulan IV 2015 (Grafik 20).

Grafik 20

Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara ASEAN

Aktivitas pasar saham di Bursa Efek Indonesia

(BEI) pada triwulan I 2016 ditopang oleh tambahan

tiga emiten baru yang melakukan penawaran saham

perdana (IPO) yaitu Bank Artos Indonesia Tbk. (ARTO),

Mitra Pemuda Tbk (MTRA), dan Mahaka Radio Integra

Tbk (MARI) dengan total emisi senilai Rp0,2 triliun

atau setara dengan USD12,9 juta. Namun demikian,

nilai emisi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan

total nilai emisi yang tercatat pada triwulan

sebelumnya sebesar Rp2,2 triliun atau setara dengan

USD163,0 juta dari lima emiten baru.

Dengan perkembangan tersebut, surplus

investasi portofolio neto pada triwulan I 2016

terutama disumbang oleh sektor publik yang

mencatat neto arus masuk investasi portofolio sebesar

USD4,9 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan

arus masuk (surplus) pada triwulan sebelumnya

sebesar USD5,7 miliar. Sementara itu, investasi

portofolio sektor swasta secara neto mencatat arus

keluar (defisit) sebesar USD0,6 miliar, lebih rendah

dari arus keluar (defisit) USD1,3 miliar pada triwulan

sebelumnya (Grafik 21).

Grafik 21

Investasi Portofolio menurut Sektor Institusi

Investasi Lainnya

Transaksi investasi lainnya pada triwulan I 2016

mengalami defisit US2,4 miliar, berkebalikan dengan

periode sebelumnya yang mencatat surplus sebesar

USD2,5 miliar, namun masih lebih kecil dibandingkan

dengan defisit di triwulan I 2015 sebesar USD5,3

miliar. Defisit pada triwulan laporan tersebut terutama

dipengaruhi oleh pinjaman luar negeri swasta yang

mencatat neto pembayaran (Grafik 22) karena

Page 28: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

20

penarikan pinjaman yang lebih rendah dibandingkan

dengan periode sebelumnya seiring dengan masih

relatif lemahnya kegiatan ekonomi domestik.

Grafik 22

Perkembangan Investasi Lainnya

Pada sisi aset, transaksi investasi lainnya sektor

swasta pada triwulan laporan mengalami surplus (arus

masuk bersih) USD0,1 miliar, lebih rendah

dibandingkan dengan surplus USD1,0 miliar pada

triwulan sebelumnya. Penurunan surplus tersebut

terutama dipengaruhi sektor swasta yang berbalik

melakukan penempatan simpanan di luar negeri

setelah pada triwulan sebelumnya menarik simpanan

tersebut (Grafik 23).

Grafik 23

Transaksi Aset Investasi Lainnya Sektor Swasta

Pada sisi kewajiban, transaksi investasi lainnya di

sektor swasta pada triwulan laporan mencatat defisit

sebesar USD2,3 miliar, berbalik dari surplus triwulan

sebelumnya sebesar USD1,1 miliar. Defisit tersebut

dipengaruhi oleh sektor bank yang tercatat

melakukan neto pembayaran pinjaman luar negeri

setelah pada triwulan sebelumnya menarik pinjaman

luar negeri dalam jumlah cukup besar terutama dari

Tiongkok. Selain itu, kewajiban dalam bentuk

simpanan nonresiden di perbankan domestik juga

tercatat outflow (Grafik 24).

Grafik 24

Transaksi Kewajiban Investasi Lainnya Sektor Swasta

Sementara itu, transaksi investasi lainnya di sisi

kewajiban untuk sektor publik pada triwulan I 2016

mencatat defisit sebesar USD0,1 miliar, berbalik

arah dari surplus USD0,4 miliar pada periode

sebelumnya (Grafik 25). Defisit tersebut disebabkan

oleh lebih rendahnya neto penarikan pinjaman

luar negeri pemerintah sebagaimana pola yang

terjadi pada triwulan I dibandingkan dengan

triwulan IV pada tahun-tahun sebelumnya. Meskipun

lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV 2015,

penarikan pinjaman luar negeri pemerintah

pada triwulan I 2016 lebih besar dibandingkan

-12

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

*

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016

Inv. Lainnya - Kewajiban Inv. Lainnya - Aset Investasi Lainnya (net)

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

-12

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

*

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016

Aset lainnya Uang & Simpanan Pinjaman Investasi Lainnya - Aset

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

*

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016

Utang Dagang Kewajiban lainnya

Uang & Simpanan Pinjaman

Investasi Lainnya - Kewajiban

miliar USD

* angka sementara;** angka sangat sementara

Page 29: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

21

dengan periode yang sama pada 2015, terutama

karena adanya penarikan pinjaman program dari

IBRD.

Pada triwulan I 2016, penarikan pinjaman luar

negeri Pemerintah tercatat sebesar USD0,8 miliar,

USD0,5 miliar di antaranya merupakan penarikan

dalam bentuk pinjaman program dan sisanya dalam

bentuk penarikan pinjaman proyek. Penarikan

pinjaman pemerintah tersebut berasal dari

pemerintah Jepang, Perancis dan Korea Selatan serta

dari lembaga internasional, yaitu IBRD dan ADB. Grafik 25

Perkembangan Pinjaman Luar Negeri Sektor Publik

-3

-2

-1

0

1

2

3

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

*

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016

Pembayaran Penarikan Pinjaman (net)

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

Page 30: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

22

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 31: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

23

Membaiknya keseimbangan eksternal Indonesia

pada triwulan I 2016 tercermin pada perkembangan

beberapa indikator sustainabilitas eksternal. Rasio

defisit transaksi berjalan terhadap PDB mengecil

menjadi 2,1% dari 2,4% pada triwulan I 2016 sejalan

dengan defisit transaksi berjalan yang menyempit.

Rasio tersebut juga lebih baik dibandingkan dengan

rasio pada triwulan yang sama pada tahun 2015

sejalan dengan langkah kebijakan untuk menjaga

stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan yang

ditempuh oleh Bank Indonesia dan Pemerintah,

terutama untuk mengendalikan defisit transaksi

berjalan.

Penurunan impor barang dan jasa yang

lebih besar daripada penurunan ekspor barang dan

jasa menyebabkan kontribusi sektor eksternal

terhadap perekonomian domestik (rasio net ekspor

barang dan jasa terhadap PDB) bergerak membaik,

meskipun derajat keterbukaan ekonomi Indonesia

(rasio akumulasi ekspor dan impor barang serta jasa

terhadap PDB) menjadi lebih rendah dibandingkan

dengan kondisi pada triwulan sebelumnya.

Sementara itu, meskipun posisi cadangan

devisa pada triwulan I 2016 lebih tinggi dibandingkan

dengan posisi akhir triwulan sebelumnya, namun

kemampuannya untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek menurun seiring meningkatnya posisi utang

luar negeri (ULN) berjangka pendek, sebagaimana

ditunjukkan oleh rasio posisi utang luar negeri (ULN)

berjangka pendek yang lebih besar dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya.

Tabel 10

Indikator Sustainabilitas Eksternal

2016

Total Tw. I Tw. I I Tw.I I I Tw.IV Total Tw. I Tw. I I Tw.I I I Tw.IV Total Tw. I**

T ransaksi Berjalan/PDB (%) 1) -3.19 -2.24 -4.16 -2.93 -2.62 -3.00 -1.94 -1.96 -1.92 -2.37 -2.05 -2.14

Ekspor - Impor Barang dan Jasa / PDB (%) 1) -0.7 0.7 -1.3 -0.3 0.0 -0.3 0.6 0.7 0.9 0.1 0.6 0.8

Ekspor + Impor Barang dan Jasa / PDB (%)1) 45.5 46.6 46.1 42.7 45.1 45.1 40.1 40.3 37.5 38.1 39.0 35.0

Posisi ULN Total/PDB2) (%) 29.1 30.8 32.4 33.3 32.9 32.9 33.5 34.4 34.8 36.0 36.0 36.5

Posisi ULN Jangka Pendek3)/PDB2) (%) 6.1 6.2 6.6 6.5 6.7 6.7 6.4 6.4 6.5 6.4 6.4 6.6

Posisi ULN Total/Cadangan Devisa (%) 267.8 268.9 265.7 264.4 262.2 262.2 268.1 281.6 296.7 292.6 292.6 293.8

Posisi ULN Jangka Pendek3)/Cadangan Devisa (%) 56.6 54.2 54.3 52.0 53.0 53.0 51.4 52.6 55.3 52.4 52.4 53.4

Keterangan:

1) Menggunakan PDB harga berlaku kuartalan

2) Menggunakan PDB harga berlaku annualized (penjumlahan PDB empat triw ulan ke belakang)

3) menurut jangka w aktu sisa

4) meliputi pembay aran pokok dan bunga atas utang jangka panjang dan pembay aran bunga atas utang jangka pendek

* Angka sementara ** Angka sangat sementara

2013 2014 2015*

INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL

Page 32: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

24

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 33: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

25

Prospek Neraca Pembayaran Indonesia tahun

2016 diprakirakan akan membaik. Permintaan

domestik diprakirakan meningkat seiring dengan

membaiknya pertumbuhan perekonomian Indonesia

dan adanya percepatan pembangunan infrastruktur

yang dilakukan Pemerintah. Kondisi tersebut

diperkirakan akan mendorong peningkatan impor

nonmigas. Selain itu, ekspor nonmigas juga

diprakirakan membaik seiring dengan perbaikan

ekonomi negara mitra dagang. Secara keseluruhan,

defisit transaksi berjalan tahun 2016 diprakirakan

sedikit meningkat, namun masih di bawah batas aman

3% dari PDB.

Pada transaksi modal dan finansial, aliran masuk

modal asing diprakirakan meningkat didukung oleh

membaiknya fundamental ekonomi Indonesia sejalan

dengan reformasi struktural yang terus berlangsung,

meskipun masih dibayangi berbagai sentimen di pasar

keuangan dunia. Perbaikan pada neraca transaksi

modal dan finansial tersebut diprakirakan mampu

melebihi defisit neraca transaksi berjalan sehingga

overall balance NPI membaik.

Ke depan, Bank Indonesia akan terus mewaspadai

risiko eksternal dan domestik yang dapat

memengaruhi kinerja neraca pembayaran secara

keseluruhan. Bank Indonesia meyakini kinerja NPI ke

depan akan semakin baik, didukung oleh bauran

kebijakan moneter dan makroprudensial, serta

penguatan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah

dalam mendorong percepatan reformasi struktural,

termasuk implementasi berbagai paket-paket

kebijakan pemerintah guna meningkatkan iklim

investasi dan daya saing ekonomi.

PROSPEK NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Page 34: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

26

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 35: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

27

Boks 1:

Perubahan Angka Statistik NPI Dibandingkan Publikasi Triwulan IV 2015

Dalam publikasi triwulan I 2016 ini terdapat beberapa perubahan terhadap data yang telah dirilis

sebelumnya pada publikasi triwulan IV 2015. Perubahan tersebut disebabkan adanya pengkinian data dari

beberapa sumber data dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1

Perbandingan Publikasi NPI

Transaksi Barang perubahan data transaksi barang Tw IV 2015 disebabkan adanya revisi data ekspor

migas.

Transaksi Jasa perubahan data transaksi jasa tahun 2015 karena adanya penambahan jumlah wisatawan

mancanegara karena penambahan pintu masuk khususnya pada Tw IV 2015.

Transaksi Pendapatan Primer perubahan data transaksi pendapatan primerkarena pengkinian data

utang luar negeri (ULN).

Transaksi Investasi Langsung - perubahan data investasi langsung karena pengkinian data utang luar

negeri (ULN) serta realisasi data investasi langsung sektor migas, khususnya pada Tw. IV 2015.

Transaksi Investasi Portofolio perubahan data investasi portofolio karena pengkinian data ULN.

Transaksi Investasi Lainnya perubahan data investasi lainnya karena pengkinian data ULN.

Juta USD

Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru

Transaksi Berjalan -27,499 -27,510 -4,159 -4,136 -4,296 -4,286 -4,190 -4,156 -5,115 -5,075 -17,761 -17,654

Barang 6,983 6,983 3,063 3,063 4,125 4,125 4,141 4,141 1,953 1,961 13,281 13,289

Jasa -10,010 -10,010 -1,845 -1,816 -2,651 -2,634 -2,151 -2,111 -1,846 -1,740 -8,493 -8,301

Pendapatan Primer -29,692 -29,703 -6,805 -6,811 -7,195 -7,202 -7,452 -7,459 -6,576 -6,678 -28,028 -28,151

Pendapatan Sekunder 5,220 5,220 1,428 1,428 1,426 1,426 1,272 1,273 1,354 1,382 5,479 5,508

Transaksi Modal dan Finansial 44,989 44,943 5,087 5,004 2,241 1,846 279 223 9,529 9,838 17,136 16,911

Investasi Langsung 14,788 14,733 1,695 1,659 3,467 3,677 1,782 1,834 2,315 2,773 9,259 9,943

Investasi Portofolio 26,067 26,067 8,509 8,509 5,592 5,592 -2,218 -2,218 4,825 4,868 16,707 16,750

Derivatif Finansial -156 -156 93 93 -3 -3 231 231 -301 -301 20 20

Investasi Lainnya 4,262 4,272 -5,210 -5,258 -6,815 -7,420 483 375 2,677 2,485 -8,866 -9,819

* angka sementara

Tw. IVTw. IIITw. IITw. I

2015*

TOTAL

2014

TOTALKomponen

Page 36: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

28

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 37: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

29

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Tabel 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: RINGKASAN ...................... 30

Tabel 2 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, BARANG ...................... 31

Tabel 3 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, JASA-JASA ...................... 32

Tabel 4 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, PENDAPATAN PRIMER ...................... 33

Tabel 5 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, PENDAPATAN SEKUNDER ...................... 34

Tabel 6 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI LANGSUNG ...................... 34

Tabel 7 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI PORTOFOLIO ...................... 35

Tabel 8 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI LAINNYA ...................... 36

LAMPIRAN

T

ra

n

sa

ksi

Be

rjal

a

n

Page 38: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

30

TABEL 1

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

RINGKASAN

(Juta USD)

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I**

I. Transaksi Berjalan -4,927 -9,585 -7,037 -5,961 -27,510 -4,136 -4,286 -4,156 -5,075 -17,654 -4,668

A. Barang 3,350 -375 1,560 2,448 6,983 3,063 4,125 4,141 1,961 13,289 2,779

- Ekspor 43,937 44,505 43,606 43,245 175,293 37,827 39,685 36,086 34,767 148,365 33,189

- Impor -40,588 -44,880 -42,046 -40,797 -168,310 -34,764 -35,561 -31,945 -32,806 -135,076 -30,410

1. Barang Dagangan Umum 2,832 -703 1,192 2,153 5,474 2,690 3,810 4,047 2,012 12,560 2,471

- Ekspor, fob. 43,414 44,171 43,232 42,944 173,760 37,450 39,366 35,728 34,421 146,965 32,837

- Impor, fob. -40,581 -44,874 -42,039 -40,791 -168,286 -34,760 -35,557 -31,680 -32,409 -134,406 -30,366

a. Nonmigas 5,581 2,475 4,326 4,922 17,304 3,947 5,932 6,158 2,986 19,023 3,278

- Ekspor, fob 35,822 36,657 35,970 36,560 145,008 33,068 34,722 32,038 30,713 130,541 29,888

- Impor, fob -30,241 -34,182 -31,644 -31,638 -127,704 -29,122 -28,790 -25,880 -27,727 -111,518 -26,611

b. Migas -2,749 -3,178 -3,134 -2,769 -11,830 -1,256 -2,122 -2,111 -973 -6,463 -807

- Ekspor, fob 7,592 7,514 7,262 6,384 28,752 4,382 4,644 3,690 3,708 16,424 2,948

- Impor, fob -10,341 -10,693 -10,395 -9,153 -40,582 -5,638 -6,767 -5,801 -4,681 -22,887 -3,755

2. Barang Lainnya 518 328 368 295 1,509 372 315 94 -51 730 308

- Ekspor, fob. 524 333 374 302 1,533 376 319 358 346 1,400 352

- Impor, fob. -6 -5 -6 -7 -24 -4 -4 -264 -398 -670 -44

B. Jasa - jasa -2,131 -2,831 -2,486 -2,561 -10,010 -1,816 -2,634 -2,111 -1,740 -8,301 -1,133

- Ekspor 5,887 5,721 5,698 6,226 23,531 5,555 5,101 5,486 6,087 22,228 5,743

- Impor -8,018 -8,552 -8,183 -8,787 -33,541 -7,371 -7,736 -7,597 -7,826 -30,529 -6,877

C. Pendapatan Primer -7,230 -7,913 -7,316 -7,244 -29,703 -6,811 -7,202 -7,459 -6,678 -28,151 -7,547

- Penerimaan 391 681 634 424 2,130 468 722 705 933 2,828 521

- Pembayaran -7,621 -8,594 -7,950 -7,668 -31,832 -7,279 -7,925 -8,165 -7,611 -30,979 -8,068

D. Pendapatan Sekunder 1,085 1,534 1,204 1,397 5,220 1,428 1,426 1,273 1,382 5,508 1,234

- Penerimaan 2,084 2,505 2,306 2,479 9,374 2,521 2,645 2,540 2,655 10,362 2,478

- Pembayaran -999 -970 -1,102 -1,082 -4,154 -1,094 -1,220 -1,267 -1,273 -4,853 -1,245

1 7 3 15 27 1 0 2 14 17 1

- Penerimaan 1 7 3 15 27 1 0 2 14 17 1

- Pembayaran 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6,463 14,345 14,569 9,539 44,916 5,003 1,846 221 9,825 16,894 4,173

- Aset -5,393 -2,960 -3,786 1,353 -10,786 -8,302 -9,073 -3,787 379 -20,783 -612

- Kewajiban 11,855 17,306 18,355 8,186 55,702 13,304 10,919 4,008 9,446 37,678 4,785

1. Investasi Langsung 2,012 4,245 5,796 2,681 14,733 1,659 3,677 1,834 2,773 9,943 2,208

a. Aset -2,883 -2,407 -2,226 -2,871 -10,388 -3,450 -3,394 -1,345 -1,080 -9,269 -1,005

b. Kewajiban 4,895 6,652 8,022 5,552 25,121 5,110 7,071 3,179 3,853 19,213 3,213

2. Investasi Portofolio 8,730 8,046 7,409 1,882 26,067 8,509 5,592 -2,218 4,868 16,750 4,410

a. Aset 465 -991 1,299 1,814 2,587 24 -737 -683 427 -968 -167

b. Kewajiban 8,265 9,038 6,110 68 23,480 8,484 6,329 -1,535 4,440 17,718 4,577

- Sektor publik2)

5,917 2,891 5,298 1,274 15,380 6,942 3,808 891 5,728 17,369 4,919

- Sektor swasta3)

2,347 6,147 811 -1,206 8,100 1,542 2,521 -2,426 -1,287 349 -342

3. Derivatif Finansial -140 45 -20 -40 -156 93 -3 231 -301 20 -94

4. Investasi Lainnya -4,139 2,009 1,385 5,017 4,272 -5,258 -7,420 375 2,485 -9,819 -2,350

a. Aset -3,214 374 -2,871 2,283 -3,427 -5,081 -5,171 -1,955 995 -11,212 77

b. Kewajiban -925 1,635 4,255 2,734 7,699 -178 -2,249 2,330 1,490 1,393 -2,427

- Sektor publik2)

-1,534 -295 -613 -1,766 -4,209 -1,144 -1,366 1,665 377 -469 -119

- Sektor swasta3)

609 1,930 4,868 4,500 11,907 966 -882 665 1,113 1,862 -2,308

1,537 4,768 7,535 3,593 17,433 867 -2,440 -3,933 4,763 -743 -493

529 -471 -1,059 -1,183 -2,184 436 -485 -632 326 -355 207

2,066 4,297 6,475 2,410 15,249 1,303 -2,925 -4,565 5,089 -1,098 -287

-2,066 -4,297 -6,475 -2,410 -15,249 -1,303 2,925 4,565 -5,089 1,098 287

A. Transaksi Cadangan Devisa -2,066 -4,297 -6,475 -2,410 -15,249 -1,303 2,925 4,565 -5,089 1,098 287

B. Kredit dan Pinjaman IMF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

C. Exceptional Financing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Memorandum:

- Posisi Cadangan Devisa 102,592 107,678 111,164 111,862 111,862 111,554 108,030 101,720 105,931 105,931 107,543

5.7 6.1 6.3 6.4 6.4 6.6 6.8 6.8 7.4 7.4 7.7

- Transaksi Berjalan (% PDB) -2.33 -4.26 -3.01 -2.71 -3.09 -1.94 -1.96 -1.92 -2.37 -2.05 -2.14

Catatan

1) Berdasarkan BPM6, namun penggunaan tanda "+" and "-" mengikuti BPM5

2) Terdiri dari Pemerintah dan Bank Sentral

3) Terdiri dari Bank and Non Bank

4) Negatif berarti surplus dan positif berarti defisit

*angka sementara ** angka sangat sementara

Dalam Bulan Impor dan Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah

2015*

III. Transaksi Finansial

IV. Total (I + II + III)

V. Selisih Perhitungan Bersih

VI. Neraca Keseluruhan (IV + V)

2014

II. Transaksi Modal

Mei 2016

2016

VII. Cadangan Devisa dan yang terkait 4)

ITEMS

Page 39: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

31

TABEL 2

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI BERJALAN

BARANG

(Juta USD)

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I**

Barang 1)

3,350 -375 1,560 2,448 6,983 3,063 4,125 4,141 1,961 13,289 2,779

- Ekspor 43,937 44,505 43,606 43,245 175,293 37,827 39,685 36,086 34,767 148,365 33,189

- Impor -40,588 -44,880 -42,046 -40,797 -168,310 -34,764 -35,561 -31,945 -32,806 -135,076 -30,410

A. Barang dagangan umum 2,832 -703 1,192 2,153 5,474 2,690 3,810 4,047 2,012 12,560 2,471

1. Nonmigas 5,581 2,475 4,326 4,922 17,304 3,947 5,932 6,158 2,986 19,023 3,278

a. Ekspor 35,822 36,657 35,970 36,560 145,008 33,068 34,722 32,038 30,713 130,541 29,888

b. Impor -30,241 -34,182 -31,644 -31,638 -127,704 -29,122 -28,790 -25,880 -27,727 -111,518 -26,611

2. Minyak -6,056 -6,137 -6,037 -5,672 -23,903 -3,184 -3,658 -3,521 -2,743 -13,106 -1,978

a. Ekspor 3,500 3,885 3,590 2,831 13,806 1,927 2,611 1,786 1,510 7,833 1,272

b. Impor -9,556 -10,022 -9,627 -8,503 -37,709 -5,111 -6,268 -5,307 -4,253 -20,938 -3,250

3. Gas 3,308 2,959 2,904 2,903 12,074 1,927 1,535 1,410 1,770 6,643 1,172

a. Ekspor 4,092 3,629 3,672 3,553 14,946 2,455 2,034 1,904 2,198 8,592 1,676

b. Impor -785 -670 -768 -649 -2,873 -528 -498 -494 -429 -1,949 -505

B. Barang lainnya 518 328 368 295 1,509 372 315 94 -51 730 308

a.l. Emas nonmoneter 518 328 368 295 1,509 372 315 94 -51 730 308

a. Ekspor 524 333 374 302 1,533 376 319 358 346 1,400 352

b. Impor -6 -5 -6 -7 -24 -4 -4 -264 -398 -670 -44

Memorandum:

1. Nominal

a. Total Ekspor (fob) 43,937 44,505 43,606 43,245 175,293 37,827 39,685 36,086 34,767 148,365 33,189

- Nonmigas 36,345 36,990 36,344 36,861 146,541 33,445 35,041 32,395 31,059 131,941 30,240

- Migas 7,592 7,514 7,262 6,384 28,752 4,382 4,644 3,690 3,708 16,424 2,948

b. Total Impor (fob) -40,588 -44,880 -42,046 -40,797 -168,310 -34,764 -35,561 -31,945 -32,806 -135,076 -30,410

- Nonmigas -30,247 -34,187 -31,650 -31,644 -127,729 -29,126 -28,794 -26,144 -28,125 -112,189 -26,655

- Migas -10,341 -10,693 -10,395 -9,153 -40,582 -5,638 -6,767 -5,801 -4,681 -22,887 -3,755

2. Pertumbuhan (%, yoy)

a. Total Ekspor (fob) -2.2 -1.6 -0.5 -10.0 -3.7 -13.9 -10.8 -17.2 -19.6 -15.4 -12.3

- Nonmigas -0.3 -0.9 3.0 -6.5 -1.3 -8.0 -5.3 -10.9 -15.7 -10.0 -9.6

- Migas -10.4 -5.0 -14.9 -26.3 -14.4 -42.3 -38.2 -49.2 -41.9 -42.9 -32.7

b. Total Impor (fob) -6.4 -2.0 -3.9 -5.9 -4.5 -14.3 -20.8 -24.0 -19.6 -19.7 -12.5

- Nonmigas -5.5 -4.5 -2.8 -2.9 -3.9 -3.7 -15.8 -17.4 -11.1 -12.2 -8.5

- Migas -8.7 6.7 -6.9 -15.2 -6.3 -45.5 -36.7 -44.2 -48.9 -43.6 -33.4

3. Harga rata-rata ekspor minyak mentah (USD/barel) 105.9 106.1 98.9 72.3 95.8 50.7 59.1 45.8 39.6 48.8 29.6

4. Produksi minyak mentah (juta barel per hari) 0.795 0.797 0.782 0.778 0.788 0.766 0.793 0.794 0.794 0.787 0.836

Catatan:1)

Dalam free on board (fob).

ITEMS2014 2015* 2016

Mei 2016

Page 40: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

32

TABEL 3

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI BERJALAN

JASA-JASA

(Juta USD)

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I**

Jasa-jasa -2,131 -2,831 -2,486 -2,561 -10,010 -1,816 -2,634 -2,111 -1,740 -8,301 -1,133

- Ekspor 5,887 5,721 5,698 6,226 23,531 5,555 5,101 5,486 6,087 22,228 5,743

- Impor -8,018 -8,552 -8,183 -8,787 -33,541 -7,371 -7,736 -7,597 -7,826 -30,529 -6,877

A. Jasa manufaktur 111 113 98 103 425 80 95 101 79 356 86

- Ekspor 111 113 98 103 425 80 95 101 79 356 86

- Impor 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

B. Jasa pemeliharaan dan perbaikan -75 -95 -119 -87 -376 -78 -41 -61 -61 -241 -84

- Ekspor 23 23 30 25 100 26 38 27 28 118 41

- Impor -98 -118 -149 -112 -476 -105 -79 -87 -89 -359 -126

C. Transportasi -2,033 -2,149 -2,047 -1,955 -8,184 -1,520 -1,639 -1,584 -1,378 -6,122 -1,227

- Ekspor 862 944 917 1,067 3,791 814 837 812 1,016 3,479 871

- Impor -2,895 -3,093 -2,964 -3,022 -11,975 -2,335 -2,476 -2,396 -2,395 -9,602 -2,098

a. Penumpang -251 -269 -331 -425 -1,275 -141 -294 -373 -406 -1,215 -141

- Ekspor 310 328 329 339 1,306 334 323 325 311 1,293 333

- Impor -561 -596 -660 -764 -2,581 -476 -618 -698 -717 -2,508 -474

b. Barang -1,650 -1,763 -1,658 -1,636 -6,707 -1,367 -1,372 -1,271 -1,171 -5,181 -1,092

- Ekspor 430 471 424 426 1,751 354 362 317 396 1,429 408

- Impor -2,081 -2,234 -2,081 -2,062 -8,458 -1,721 -1,734 -1,588 -1,566 -6,610 -1,500

c. Lainnya -132 -117 -58 106 -201 -12 27 60 198 273 6

- Ekspor 122 146 165 302 735 126 151 171 310 758 130

- Impor -253 -263 -223 -196 -936 -138 -124 -111 -112 -484 -124

D. Perjalanan 876 403 701 599 2,579 1,059 609 827 974 3,469 1,172

- Ekspor 2,583 2,235 2,607 2,837 10,261 2,756 2,292 2,796 2,916 10,761 2,894

- Impor -1,707 -1,832 -1,906 -2,237 -7,682 -1,698 -1,683 -1,969 -1,942 -7,292 -1,722

E. Jasa konstruksi -19 11 15 45 52 -5 -31 -77 38 -74 38

- Ekspor 198 223 149 141 712 117 82 102 77 378 70

- Impor -217 -212 -134 -96 -660 -122 -113 -178 -39 -453 -31

F. Jasa asuransi dan dana pensiun -226 -223 -247 -242 -938 -215 -316 -206 -179 -916 -143

- Ekspor 2 4 5 14 26 2 4 6 14 26 2

- Impor -228 -227 -253 -256 -964 -218 -321 -212 -193 -943 -145

G. Jasa keuangan -64 -115 -110 -108 -398 -121 -156 -72 -132 -481 -199

- Ekspor 60 54 44 65 223 45 54 98 67 264 73

- Impor -125 -169 -154 -173 -621 -166 -210 -170 -199 -744 -272

H. Biaya penggunaan kekayaan intelektual -429 -589 -359 -425 -1,802 -328 -463 -290 -518 -1,598 -362

- Ekspor 12 10 13 25 60 13 17 10 15 54 13

- Impor -441 -599 -372 -450 -1,862 -340 -479 -299 -534 -1,653 -375

I. Jasa telekomunikasi, komputer, dan informasi -70 -156 -84 -171 -481 -193 -233 -137 -183 -746 -190

- Ekspor 265 265 333 277 1,140 281 204 255 306 1,046 194

- Impor -335 -421 -417 -448 -1,621 -474 -437 -392 -488 -1,791 -384

J. Jasa bisnis lainnya -241 -52 -359 -287 -940 -617 -563 -741 -543 -2,464 -383

- Ekspor 1,576 1,639 1,321 1,496 6,032 1,230 1,271 1,108 1,390 4,999 1,314

- Impor -1,817 -1,691 -1,681 -1,783 -6,972 -1,847 -1,834 -1,849 -1,933 -7,463 -1,697

K. Jasa personal, kultural, dan rekreasi -9 -26 -27 -33 -94 -12 22 18 20 48 1

- Ekspor 37 40 38 35 150 26 32 25 31 115 17

- Impor -45 -66 -65 -67 -244 -38 -11 -7 -11 -67 -16

L. Jasa pemerintah 47 46 53 1 147 135 83 109 142 469 158

- Ekspor 158 170 141 143 611 163 176 146 147 632 169

- Impor -111 -124 -88 -142 -464 -28 -93 -37 -5 -163 -10

Memorandum:

Jumlah pelawat (ribuan orang)

- Ke dalam negeri 2,237 2,340 2,403 2,508 9,488 2,328 2,377 2,555 2,535 9,794 2,427

- Ke luar negeri 1,982 2,017 2,128 2,116 8,242 2,040 2,051 2,228 2,026 8,345 2,070

2015*2014ITEMS

2016

Mei 2016

Page 41: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

33

TABEL 4

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI BERJALAN

PENDAPATAN PRIMER

(Juta USD)

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I**

Pendapatan Primer -7,230 -7,913 -7,316 -7,244 -29,703 -6,811 -7,202 -7,459 -6,678 -28,151 -7,547

- Penerimaan 391 681 634 424 2,130 468 722 705 933 2,828 521

- Pembayaran -7,621 -8,594 -7,950 -7,668 -31,832 -7,279 -7,925 -8,165 -7,611 -30,979 -8,068

A. Kompensansi tenaga kerja -280 -285 -313 -322 -1,200 -316 -322 -356 -367 -1,361 -360

- Penerimaan 52 59 47 48 206 53 61 49 50 213 55

- Pembayaran -332 -344 -360 -370 -1,406 -370 -383 -405 -416 -1,574 -415

B. Pendapatan investasi -6,950 -7,628 -7,002 -6,922 -28,503 -6,495 -6,880 -7,103 -6,311 -26,790 -7,187

- Penerimaan 339 622 587 375 1,924 414 661 657 883 2,616 466

- Pembayaran -7,289 -8,250 -7,589 -7,298 -30,426 -6,909 -7,542 -7,760 -7,194 -29,405 -7,653

a. Pendapatan investasi langsung -5,029 -5,030 -4,601 -4,611 -19,271 -4,108 -4,395 -4,858 -4,677 -18,038 -4,524

1) Pendapatan modal ekuitas -4,673 -4,770 -4,181 -4,265 -17,888 -3,809 -4,134 -4,406 -4,277 -16,625 -4,218

- Penerimaan 32 62 33 13 140 23 23 9 17 72 2

- Pembayaran -4,705 -4,832 -4,213 -4,277 -18,028 -3,832 -4,158 -4,414 -4,293 -16,697 -4,220

2) Pendapatan utang (bunga) -356 -261 -420 -346 -1,383 -299 -261 -452 -400 -1,413 -305

- Penerimaan 4 3 20 22 50 8 2 4 7 21 2

- Pembayaran -360 -264 -441 -368 -1,432 -307 -264 -456 -407 -1,433 -307

b. Pendapatan investasi portofolio -1,464 -2,046 -2,052 -1,543 -7,106 -1,917 -1,752 -1,864 -939 -6,471 -2,236

1) Pendapatan modal ekuitas -171 -1,004 -567 -479 -2,221 -217 -977 -367 -375 -1,936 -221

- Penerimaan 56 137 114 91 399 58 88 38 98 283 59

- Pembayaran -228 -1,141 -681 -571 -2,620 -275 -1,065 -405 -474 -2,219 -280

2) Pendapatan utang (bunga) -1,293 -1,043 -1,485 -1,064 -4,885 -1,700 -774 -1,498 -564 -4,536 -2,015

- Penerimaan 124 157 241 86 608 212 432 517 653 1,814 246

- Pembayaran -1,416 -1,200 -1,726 -1,150 -5,492 -1,912 -1,206 -2,014 -1,217 -6,350 -2,261

c. Pendapatan investasi lainnya -457 -551 -349 -768 -2,126 -470 -733 -381 -695 -2,280 -428

- Penerimaan 123 262 179 164 728 113 115 89 108 426 157

- Pembayaran -580 -813 -528 -932 -2,853 -583 -849 -470 -804 -2,706 -584

Mei 2016

2015*ITEMS

2014 2016

Page 42: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

34

TABEL 5

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI BERJALAN

PENDAPATAN SEKUNDER

(Juta USD)

TABEL 6

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI FINANSIAL

INVESTASI LANGSUNG

(Juta USD)

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I**

Pendapatan Sekunder 1,085 1,534 1,204 1,397 5,220 1,428 1,426 1,273 1,382 5,508 1,234

- Penerimaan 2,084 2,505 2,306 2,479 9,374 2,521 2,645 2,540 2,655 10,362 2,478

- Pembayaran -999 -970 -1,102 -1,082 -4,154 -1,094 -1,220 -1,267 -1,273 -4,853 -1,245

A. Pemerintah 11 59 28 134 232 8 2 15 124 149 0

- Penerimaan 11 65 29 134 239 8 3 15 124 150 5

- Pembayaran 0 -6 -1 0 -7 0 -1 0 0 -1 -5

B. Sektor lainnya 1,074 1,475 1,176 1,263 4,988 1,419 1,424 1,258 1,258 5,360 1,234

1. Transfer personal 1,255 1,524 1,410 1,443 5,632 1,614 1,642 1,605 1,553 6,415 1,526

- Penerimaan 1,902 2,195 2,113 2,135 8,345 2,336 2,390 2,356 2,366 9,447 2,301

- Pembayaran -647 -671 -703 -692 -2,713 -721 -747 -750 -812 -3,031 -775

2.Transfer lainnya -180 -49 -234 -181 -644 -195 -218 -347 -295 -1,056 -292

- Penerimaan 172 245 164 209 789 177 253 169 166 765 172

- Pembayaran -352 -294 -398 -390 -1,434 -372 -471 -516 -461 -1,821 -464

Memorandum:

- Jumlah Tenaga Kerja Indonesia/TKI (ribuan orang) 3,987 3,971 3,968 3,944 3,944 3,893 3,837 3,755 3,686 3,686 3,639

- Jumlah Tenaga Kerja Asing/TKA (ribuan orang) 69 71 74 77 77 77 79 83 86 86 83

2014 2015*ITEMS

Mei 2016

2016

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I**

Investasi Langsung 2,012 4,245 5,796 2,681 14,733 1,659 3,677 1,834 2,772 9,943 2,208

A. Aset -2,883 -2,407 -2,226 -2,871 -10,388 -3,450 -3,394 -1,345 -1,080 -9,269 -1,005

1. Modal ekuitas -2,431 -2,242 -2,047 -2,845 -9,566 -2,706 -2,486 -1,605 -1,546 -8,343 -1,300

2. Instrumen utang -452 -165 -179 -26 -822 -744 -908 260 466 -926 295

B. Kewajiban 4,895 6,652 8,022 5,552 25,121 5,110 7,071 3,179 3,853 19,212 3,213

1. Modal ekuitas 3,897 5,434 6,558 6,007 21,895 4,333 5,141 4,536 5,027 19,037 3,630

2. Instrumen utang 998 1,218 1,464 -455 3,225 776 1,930 -1,357 -1,174 175 -417

a. Penerimaan 19,003 20,381 19,869 20,798 80,051 21,148 21,975 18,251 13,786 75,160 12,292

b. Pembayaran -18,005 -19,163 -18,405 -21,252 -76,826 -20,372 -20,046 -19,608 -14,960 -74,985 -12,709

Memorandum:

Investasi langsung berdasarkan arah investasi 2,012 4,245 5,796 2,681 14,733 1,659 3,677 1,834 2,772 9,943 2,208

A. Ke luar negeri -1,805 -1,475 -1,648 -2,149 -7,077 -2,155 -1,240 -2,257 -477 -6,129 -90

1. Modal ekuitas -1,360 -1,259 -1,071 -1,718 -5,408 -1,592 -1,549 -846 -595 -4,581 -347

2. Instrumen utang -444 -216 -578 -432 -1,670 -563 309 -1,412 118 -1,548 257

B. Di Indonesia (PMA) 3,817 5,720 7,444 4,830 21,811 3,814 4,917 4,091 3,250 16,072 2,298

1. Modal ekuitas 2,826 4,451 5,581 4,879 17,737 3,220 4,204 3,777 4,076 15,276 2,677

2. Instrumen utang 990 1,269 1,863 -49 4,073 594 713 314 -826 796 -379

ITEMS2014 2015*

Mei 2016

2016

Page 43: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

35

TABEL 7

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI FINANSIAL

INVESTASI PORTOFOLIO

(Juta USD)

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I**

Investasi Portofolio 8,730 8,046 7,409 1,882 26,067 8,509 5,592 -2,218 4,868 16,750 4,410

A. Aset 465 -991 1,299 1,814 2,587 24 -737 -683 427 -968 -167

1. Sektor publik 1,398 -730 713 1,584 2,965 713 -13 -180 -128 392 174

a. Modal ekuitas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

b. Surat utang 1,398 -730 713 1,584 2,965 713 -13 -180 -128 392 174

2. Sektor swasta -932 -261 586 229 -379 -689 -724 -503 555 -1,360 -341

a. Modal ekuitas -161 -276 -190 -126 -753 -258 -317 -180 148 -608 -146

b. Surat utang -771 15 775 355 374 -431 -406 -323 407 -753 -195

B. Kewajiban 8,265 9,038 6,110 68 23,480 8,484 6,329 -1,535 4,440 17,718 4,577

1. Sektor publik 5,917 2,891 5,298 1,274 15,380 6,942 3,808 891 5,728 17,369 4,919

a. Modal ekuitas N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A

b. Surat utang 5,917 2,891 5,298 1,274 15,380 6,942 3,808 891 5,728 17,369 4,919

1) Bank sentral 229 716 -1,128 66 -117 -125 182 -194 2 -135 68

2) Pemerintah 5,688 2,174 6,427 1,208 15,497 7,067 3,627 1,084 5,725 17,503 4,851

a) Jangka pendek 351 76 -522 214 118 296 51 -417 32 -38 -172

b) Jangka panjang 5,337 2,099 6,949 994 15,378 6,771 3,576 1,501 5,694 17,542 5,022

2. Sektor swasta 2,347 6,147 811 -1,206 8,100 1,542 2,521 -2,426 -1,287 349 -342

a. Modal ekuitas 1,623 1,704 395 -463 3,259 437 -88 -1,200 -696 -1,547 314

b. Surat utang 725 4,443 416 -743 4,841 1,105 2,609 -1,226 -592 1,896 -656

1) Jangka pendek 864 1,093 80 -720 1,317 -217 291 -1,151 -1,230 -2,307 -523

2) Jangka panjang -139 3,350 336 -23 3,524 1,322 2,318 -75 638 4,203 -133

Memorandum:

Surat Utang Pemerintah, Kewajiban 5,688 2,174 6,427 1,208 15,497 7,067 3,627 1,084 5,725 17,503 4,851

1. Dalam Rupiah 3,170 3,712 3,749 1,208 11,838 3,407 2,527 -992 2,575 7,518 3,501

2. Dalam Valuta Asing 2,519 -1,538 2,678 0 3,658 3,660 1,100 2,076 3,150 9,986 1,350

Catatan:

N/A : Tidak dapat diterapkan

2014ITEMS

Mei 2016

20162015*

Page 44: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · 5 RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I 2016 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 4 Neraca Perdagangan Barang 4 Neraca

36

TABEL 8

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI FINANSIAL

INVESTASI LAINNYA

(Juta USD)

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I**

Investasi Lainnya -4,139 2,009 1,385 5,017 4,272 -5,258 -7,420 375 2,485 -9,819 -2,350

A. Aset -3,214 374 -2,871 2,283 -3,427 -5,081 -5,171 -1,955 995 -11,212 77

1. Sektor publik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2. Sektor swasta -3,214 374 -2,871 2,283 -3,427 -5,081 -5,171 -1,955 995 -11,212 77

a. Uang dan simpanan -1,616 491 -2,876 1,723 -2,279 -4,237 -3,073 -646 544 -7,411 -766

b. Pinjaman -131 189 494 64 616 -168 -443 -325 101 -834 374

c. Piutang datang dan uang muka -1,046 43 -467 555 -915 -523 -1,233 -436 360 -1,832 114

d. Aset lainnya -420 -348 -22 -58 -849 -153 -422 -549 -10 -1,134 355

B. Kewajiban -925 1,635 4,255 2,734 7,699 -178 -2,249 2,330 1,490 1,393 -2,427

1. Sektor publik -1,534 -295 -613 -1,766 -4,209 -1,144 -1,366 1,665 377 -469 -119

a. Uang dan simpanan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

b. Pinjaman -137 -1,025 101 -182 -1,243 -431 -1,380 1,485 249 -77 54

1) Bank sentral 1)

0 -6 0 -9 -15 0 -9 0 -24 -33 0

a) Penarikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

b) Pembayaran 0 -6 0 -9 -15 0 -9 0 -24 -33 0

2) Pemerintah -137 -1,019 101 -173 -1,228 -431 -1,371 1,485 273 -44 54

a) Penarikan 695 831 919 1,590 4,035 237 382 2,134 2,077 4,829 778

(1) Program 135 231 47 1,127 1,540 0 74 2,000 1,815 3,889 529

(2) Proyek 560 600 872 463 2,494 237 308 134 262 940 249

(3) Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

b) Pembayaran -832 -1,850 -818 -1,763 -5,263 -668 -1,753 -649 -1,804 -4,874 -724

c. Kewajiban lainnya -1,398 730 -713 -1,584 -2,965 -713 13 180 128 -392 -174

2. Sektor swasta 609 1,930 4,868 4,500 11,907 966 -882 665 1,113 1,862 -2,308

a. Uang dan simpanan 639 528 1,725 -511 2,381 -70 120 531 187 768 -820

b. Pinjaman 92 1,033 2,554 5,106 8,785 959 -937 -633 1,083 472 -1,840

1) Penarikan 7,480 8,301 9,705 12,008 37,494 7,970 7,268 5,568 9,156 29,962 3,455

2) Pembayaran -7,388 -7,268 -7,151 -6,902 -28,709 -7,010 -8,205 -6,201 -8,073 -29,489 -5,295

c. Utang dagang dan uang muka 82 -69 371 -176 209 -37 7 658 86 713 348

d. Kewajiban lainnya -203 437 217 81 532 113 -72 110 -242 -91 4

Catatan:1)

Tidak termasuk kredit dan pinjaman dengan IMF.

ITEMS2014 2015*

Mei 2016

2016