laporan pbl 1 neuropsikiatri cemput

Upload: balqis-basbeth

Post on 19-Oct-2015

107 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

NEUROANATOMI

SSP (Sistem Saraf Pusat)(1)OtakOtak dilapisi oleh selaput otak yang disebut selaput meninges. Selaput meninges terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan durameter, lapusan araknoid, dan lapisan piameter.(a) Lapisan durameter yaitu lapisan yang terdapat di paling luar dari otak dan bersifat tidak kenyal. Lapisan ini melekat langsung dengan tulang tengkorak. Berfungsi untuk melindungi jaringan-jaringan yang halus dari otak dan medula spinalis.(b) Lapisan araknoid yaitu lapisan yang berada dibagian tengah dan terdiri dari lapisan yang berbentuk jaring laba-laba. Ruangan dalam lapisan ini disebut dengan ruang subaraknoid dan memiliki cairan yang disebut cairan serebrospinal. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi otak dan medulla spinalis dari guncangan.(c) Lapisan piameter yaitu lapisan yang terdapat paling dalam dari otak dan melekat langsung pada otak. Lapisan ini banyak memiliki pembuluh darah. Berfungsi untuk melindungi otak secara langsung.

Otakmerupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak. Otak dibagi menjadi beberapa bagian, di antaranya adalah cerebrum, mesenchepalon, dienchephalaon, dan cerebellum. Adapun penjelasan dari masing-masing bagian yaitu:(a)CerebrumCerebrum merupakan bagian otak yang memenuhi sebagian besar dari otak kita yaitu 7/8 dari otak. Cerebrum mempunyai 2 bagian belahan otak yaitu otak besar belahan kiri yang berfungsi mengatur kegiatan organ tubuh bagian kanan. Kemudian otak besar belahan kanan yang berfungsi mengatur kegiatan organ tubuh bagian kiri. Bagian kortex cerebrum berwarna kelabu yang banyak mengandung badan sel saraf. Sedangkan bagian medulla berwarna putih yang bayak mengandung dendrit dan neurit. Bagian kortex dibagi menjadi 3 area yaitu area sensorik yang menerjemahkan impuls menjadi sensasi. Kedua adalah area motorik yang berfungsi mengendalikan koordinasi kegiatan otot rangka. Ketiga adalah area asosiasi yang berkaitasn dengan ingatan, memori, kecedasan, nalar/logika, kemauan.Cerebrum mempunyai 4 macam lobus yaitu :(a) Lobus frontal berfungsi sebagai pusat penciuman, indera peraba.(b) Lobus temporal berungsi sebagai pusat pendengaran(c) Lobus oxsipetal berfungsi sebagai pusat pengliihatan.(d) Lobus parietal berfungsi sebagai pusat ingatan, kecerdasan, memori, kemauan, nalar, sikap.(2)MesencephalonMesencephalon merupakan bagian otak yang terletak di depan cerebellum dan jembatan varol. Mesencephalon berfungsi sebagai pusat pengaturanan refleks mata, refleks penyempitan pupil mata dan pendengaran.(3)DiencephalaonDiencephalaonmerupakan bagian otak yang terletak di bagian atas dari batang otak dan di depan mesencephalon. Diencephalaon terdiri dari talamus yang berfungsi untuk stasiun pemancar bagi impuls yang sampai di otak dan medulla spinalis. Bagian yang kedua adalah hipotalamus yang berfungsi sebagai pusat pengaturan suhu tubuh, selera makan dan keseimbangan cairan tubuh, rasa lapar, sexualitas, watak, dan emosi.(4)CerebellumCerebellum merupakan bagian otak yang terletak di bagian belakang otak besar, berfungsi sebagai pusat pengaturan koordinasi gerakan yang disadari dan keseimbangan tubuh serta posisi tubuh. Cerebellum memiliki 2 bagian belahan yaitu belahan cerebellum bagian kiri dan belahan cerebellum bagian kanan yang dihubungkan dengan jembatan varoli yang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari otot-otot belahan kiri dan kanan.(5)Medulla oblongataMedulla oblongata disebut juga dengan sumsum lanjutan atau penghubung atau batang otak. Terletak langsung setelah otak dan menghubungkana dengan medulla spinalis, di depan cerebellum. Susunan kortexmya terdiri dari neeurit dan dendrite dengan warna putih dan bagian medulla terdiri dari bdan sel saraf dengan warna kelabu. Medulla oblongata berfungsi sebagai pusat pengaturan ritme respirasi, denyut jantung, penyempitan dan pelebaran pembuluh darah, tekanan darah, gerak alat pencernaan, menelan, batuk, bersin, sendawa.(6)Medulla spinalisMedulla spinalis disebut dengan sumsum tulang belakang dan terletak di dalam ruas-ruas tulang belakang yaitu ruas tulang leher sampaia dengan tulang pinggang yang kedua. Medulla spinalis berfungsi sebagai pusat gerak refleks dan menghantarkan impuls dari organ ke otak dan dari otak ke organ tubuhTRAKTUS SPINOTALAMIKUSPENDAHULUANDalam kehidupan sehari-hari, berbagai macam perasaan dapat dirasakan. Rasa panas bila menyentuh api, rasa nyeri jika kulit ditusuk dan berbagai jenis perasaan lainnya dapat dibedakan dan disadari karena telah mengalami berbagai macam perangsangan dalam masa perkembangan..Berbagai istilah telah diperkenalkan untuk membeda-bedakan jenis perasaan. Salah satu diantaranya yaitu somestesia, yakni perasaan yang dirasakan pada bagian tubuh yang berasal dari somatopleura, yaitu kulit, tulang dan jaringan pengikat. Disamping itu dikenal juga viserostesia, yaitu perasaan yang dirasakan pada bagian tubuh dalam viseropleura, seperti usus, paru, limpa, dan sebagainya. Dalam klinik somestesialah yang diperiksa.Somestesia adalah kesadaran akan rasa (sensasi) raba, nyeri, temperatur, tekanan, dan vibrasi atau getaran. Penghantaran sensasi dari medulla spinalis ke korteks serebri melalui traktus asenden sedangkan yang menyampaikan pesan-pesan dari korteks serebri ke neuron eferen adalah traktus desendens.Informasi dimulai dari reseptor sensoris dan mencapai korteks serebri setelah melalui beberapa stasiun relay. Salah satu stasiun relay yang penting adalah talamus.Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai traktus spinotalamikus yaitu salah satu jalur asenden yang membawa rangsang nyeri, temperatur serta sentuhan (perasaan eksteroseptif) dari medulla spinalis menuju ke salah satu stasiun relay di talamus.(1DEFINISITraktus spinotalamikus adalah suatu jalur asenden yang berasal dari medulla spinalis dan berjalan disepanjang medulla spinalis sampai bersinaps di talamus. Terdapat dua jalur yang tergabung dalam sistem ini, yakni traktus spinotalamikus lateral dan traktus spinotalamikus anterior.(2)ANATOMI DAN FISIOLOGIA.Medulla SpinalisDari batang otak berjalan suatu silinder jaringan saraf panjang dan ramping, yaitu medulla spinalis, dengan ukuran panjang 45 cm (18 inci) dan garis tengah 2 cm (seukuran kelingking). Medulla spinalis, yang keluar dari sebuah lubang besar di dasar tengkorak, dilindungi oleh kolumna vertebralis sewaktu turun melalui kanalis vertebralis. Dari medulla spinalis spinalis keluar saraf-saraf spinalis berpasangan melalui ruang-ruang yang dibentuk oleh lengkung-lengkung tulang mirip sayap vertebra yang berdekatan.(2)Saraf spinal berjumlah 31 pasang dapat diperinci sebagai berikut : 8 pasang saraf servikal (C), 12 pasang saraf thorakal (T), 5 pasang saraf lumbal (L), 5 pasang saraf sakral (S), dan 1 pasang saraf koksigeal (Co).(3)Selama perkembangan, kolumna vertebra tumbuh sekitar 25 cm lebih panjang daripada medulla spinalis. Karena perbedaan pertumbuhan tersebut, segmen-segmen medulla spinalis yang merupakan pangkal dari saraf-saraf spinal tidak bersatu dengan ruang-ruang antar vertebra yang sesuai. Sebagian besar akar saraf spinalis harus turun bersama medulla spinalis sebelum keluar dari kolumna vertebralis di lubang yang sesuai. Medulla spinalis itu sendiri hanya berjalan sampai setinggi vertebra lumbal pertama atau kedua (setinggi sekitar pinggang), sehingga akar-akar saraf sisanya sangat memanjang untuk dapat keluar dari kolumna vertebralis di lubang yang sesuai. Berkas tebal akar-akar sarafyang memanjang di dalam kanalis vertebralis yang lebih bawah itu dikenal sebagai kauda ekuina (ekor kuda) karena penampakannya.(2)Walaupun terdapat variasi regional ringan, anatomi potongan melintang dari medulla spinalis umumnya sama di seluruh panjangnya. Substansia grisea di medulla spinalis membentuk daerah seperti kupu-kupu di bagian dalam dan dikelilingi oleh substansia alba di sebelah luar. Seperti di otak, substansia grisea medulla spinalis terutama terdiri dari badan-badan sel saraf serta dendritnya antarneuron pendek, dan sel-sel glia. Substansia alba tersusun menjadi traktus (jaras), yaitu berkas serat-serat saraf (akson-akson dari antarneuron yang panjang) dengan fungsi serupa. Berkas-berkas itu dikelompokkan menjadi kolumna yang berjalan di sepanjang medulla spinalis. Setiap traktus ini berawal atau berakhir di dalam daerah tertentu di otak, dan masing-masing memiliki kekhususan dalam mengenai informasi yang disampaikannya.(2)Perlu diketahui bahwa di dalam medulla spinalis berbagai jenis sinyal dipisahkan, dengan demikian kerusakan daerah tertentu di medulla spinalis dapat mengganggu sebagian fungsi tetapi fungsi lain tetap utuh.Substansia grisea yang terletak di bagian tengah secara fungsional juga mengalami organisasi. Kanalis sentralis, yang terisi oleh cairan serebrospinal, terletak di tengah substansia grisea. Tiap-tiap belahan substansia grisea dibagi menjadi kornu dorsalis (posterior), kornu ventralis (anterior), dan kornu lateralis. Kornu dorsalis mengandung badan-badan sel antarneuron tempat berakhirnya neuron aferen. Kornu ventralis mengandung badan sel neuron motorik eferen yang mempersarafi otot rangka. Serat-serat otonom yang mempersarafi otot jantung dan otot polos serta kelenjar eksokrin berasal dari badan-badan sel yang terletak di tanduk lateralis.(2)Saraf-saraf spinalis berkaitan dengan tiap-tiap sisi medulla spinalis melalui akar spinalis dan akar ventral. Serat-serat aferen membawa sinyal datang masuk ke medulla spinalis melalui akar dorsal; serat-serat eferen membawa sinyal keluar meninggalkan medulla melalui akar ventral. Badan-badan sel untuk neuron-neuronaferen pada setiap tingkat berkelompok bersama di dalam ganglion akar dorsal. Badan-badan sel untuk neuron-neuron eferen berpangkal di substansia grisea dan mengirim akson ke luar melalui akar ventral.(2)Akar ventral dan dorsal di setiap tingkat menyatu membentuk sebuah saraf spinalis yang keluar dari kolumna vertebralis. Sebuah saraf spinalis mengandung serat-serat aferen dan eferen yang berjalan diantara bagian tubuh tertentu dan medulla spinalis spinalis. Sebuah saraf adalah berkas akson neuron perifer, sebagian aferen dan sebagian eferen, yang dibungkus oleh suatu selaput jaringan ikat dan mengikuti jalur yang sama. Sebagaian saraf tidak mengandung sel saraf secara utuh, hanya bagian-bagian akson dari banyak neuron. Tiap-tiap serat di dalam sebuah saraf umumnya tidak memiliki pengaruh satu sama lain. Mereka berjalan bersama untuk kemudahan, seperti banyak sambungan telepon yang berjalan dalam satu kabel, nemun tiap-tiap sambungan telepon dapat bersifat pribadi dan tidak mengganggu atau mempengaruhi sambungan yang lain dalam kabel yang sama.(2)Dalam medulla spinalis lewat dua traktus dengan fungsi tertentu, yaitu traktus desenden dan asenden. Traktus desenden berfungsi membawa sensasi yang bersifat perintah yang akan berlanjut ke perifer. Sedangkan traktus asenden secara umum berfungsi untuk mengantarkan informasi aferen yang dapat atau tidak dapat mencapai kesadaran. Informasi ini dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu (1) informasi eksteroseptif, yang berasal dari luar tubuh, seperti rasanyeri, suhu, dan raba, dan (2) informasi proprioseptif, yang berasal dari dalam tubuh, misalnya otot dan sendiTraktus desenden yang melewati medulla spinalis terdiri dari:(3)1.Traktus kortikospinalis, merupakan lintasan yang berkaitan dengan gerakan-gerakan terlatih, berbatas jelas, volunter, terutama pada bagian distal anggota gerak.2.Traktus retikulospinalis, dapat mempermudah atau menghambat aktivitas neuron motorik alpha dan gamma pada columna grisea anterior dan karena itu, kemungkinan mempermudah atau menghambat gerakan volunter atau aktivitas refleks.3.Traktus spinotektalis, berkaitan dengan gerakan-gerakan refleks postural sebagai respon terhadap stimulus verbal.4.Traktus rubrospinalis bertidak baik pada neuron-neuron motorik alpha dan gamma pada columna grisea anterior dan mempermudah aktivitas otot-otot ekstensor atau otot-otot antigravitasi.5.Traktus vestibulospinalis, akan mempermudah otot-otot ekstensor, menghambat aktivitas otot-otot fleksor, dan berkaitan dengan aktivitas postural yang berhubungan dengan keseimbangan.6.Traktus olivospinalis, berperan dalam aktivitas muskuler.Traktus asenden yang melewati medulla spinalis terdiri dari:(4)1.Kolumna dorsalis, berfungsi dalam membawa sensasi raba, proprioseptif, dan berperan dalam diskriminasi lokasi.2.Traktus spinotalamikus anterior berfungsi membawa sensasi raba dan tekanan ringan.3.Traktus spinotalamikus lateral berfungsi membawa sensasi nyeri dan suhu.4.Traktus spinoserebellaris ventralis berperan dalam menentukan posisi dan perpindahan, traktus spinoserebellaris dorsalis berperan dalam menentukan posisi dan perpindahan.5.Traktus spinoretikularis berfungsi membawa sensasi nyeri yang dalam dan lama.Khususnya sistem traktus spinotalamikus akan dijelaskan pada bagian berikutnya.B.TalamusJauh di dalam otak dekat dengan nukleus basal terdapat diensefalon, suatu struktur garis-tengah (midline) yang membentuk dinding-dinding rongga ventrikel ketiga, salah satu ruang tempat lewatnya cairan serebrospinalis. Diensefalon terdiri dari dua bagian utama, talamus dan hipotalamus.(2)Talamus berfungsi sebagai stasiun penyambung dan pusat integrasi sinaps untuk pengolahan pendahuluan semua masukan sensorik dalam perjalanannya ke korteks. Bagian ini menyaring sinyal-sinyal yangtidak bermakna dan mengarahkan impuls-impuls sensorik penting ke daerah somatosensorik yang sesuai, serta ke daerah-daerah lain. Talamus, bersama dengan batang otak dan daerah asosiasi korteks, penting untuk kemampuan kita mengarahkan perhatian ke rangsangan yang menarik. Sebagai contoh, orang tua dapat tidur nyenyak walaupun diluar rumah bising karena lalu lintas ramai, tetapi cepat terbangun mendengar rengekan kecil bayi mereka. Talamus juga mampu menentukan kesadaran kasar berbagai jenis sensasi tetapi tidak dapatmembedakan lokasi atau intensitasnya. Kesadaran dengan derajat tertentu juga terdapat di sini. Selain itu, talamus juga berfungsi penting dalam kontrol motorik dengan secara positif memperkuat perilaku motorik volunter yang dimulai oleh korteks.(5)Seperti telah disebutkan diatas, bahwa terdapat dua jalur yang tergabung pada traktus spinotalamikus dimana pada tiap jalurnya rangsang impuls yang dibawa juga berbeda. Kedua jalur tersebut adalah sebagai berikut :1.Traktus Spinotalamikus AnteriorJalur ini merupakan serabut saraf yang fungsinya membawa stimulus sentuhan (raba). Neuron pertama adalah sel saraf pseudounipolar ganglion spinalis. Biasanya cukup tebal, serat perifer bermielin yang mengirim sensasi taktil dan sensasi tekanan yang tidak begitu berbeda dari reseptor kulit, seperti keranjang rambut dan korpuskel taktil. Cabang sentral dari akson ini berjalan melalui radiks posterior ke dalam funikuli posterior medulla spinalis. Di sini semua mungkin berjalan naik untuk 2 sampai 15 segmen dan dapat memberikan kolateral ke bawah untuk 1 sampai 2 segmen. Pada sejumlah tingkat, semua bersinaps dengan neuron kornu posterior. Sel-sel saraf ini menggantikan neuron kedua yang membentuk traktus spinotalamikus anterior. Traktus ini menyilang komissura anterior di depan kanalis sentralis ke sisi yang berlawanan dan berlanjut ke daerah perifer anterior dari funikulus anterolateral. Dari sini traktus ini berjalan naik ke nukleus ventralis talamus posterolateral, bersama dengan traktus spinitalamikus lateral dan lemniskus medialis.Sel-sel saraf talamus adalah neuron ketiga , memproyeksikan impuls ke dalam girus postsentralis melalui traktus talamokortikalis.(6)Dari beberapa penemuan tentang traktus ini didapatkan sebagai berikut :(7)1.Traktus ini membawa impuls nyeri yang ditambahkan pada sentuhan.2.Sebagian serat ini turun secara ipsilateral terhadap semua jalan menuju otak tengah, dimana mereka bersilangan di daerah kommisura posterior dan selanjutnya diproyeksikan dalam neuron intraluminer di talamus, dengan beberapa serat yang menjangkau substansia abu-abu di otak tengah.3.Traktus ini juga membawa motivasi terhadap sensasi nyeri, yang membedakan dengan traktus spinotalamikus lateral adalah traktus ini hanya membawa sensasi tersebut pada daerah-daerah tertentu. Eksistensi dari traktus ini sebagai traktus tersendiri masih dipertanyakan. Sebagian peneliti memasukkan traktus ini dalam sistem serabut yang sama dengan traktus spinotalamikus. Secara fisiologi masuk ke dalam dua traktus yakni sistem anterolateral.

Gambar 1.Lintasan-lintasan Raba dan Tekanan Ringan (Traktus Spinotalamikus Anterior).Dikutip dari kepustakaanDiagnosis Topik Neurologi, Anatomi, Fisiologi, Tanda, dan Gejala. Peter Duss.2.Traktus Spinotalamikus LateralJalur ini merupakan serabut saraf ascending yang terletak pada daerah medial sampai dorsal dan bagian ventral traktus spinoserebral.Jalur ini berfokus pada transmisi sensasi nyeri dan temperatur (suhu). Serabut-serabut saraf yang mengantarkan impuls pada jalur ini adalah serabut penghantar cepat tipe A delta dan serabut penghantar lambat tipe C yang badan selnya terdapat pada bagian dorsal ganglia saraf. Kedua jenis serabut saraf tersebut merupakan serabut yang tidak bermielin. Serabut tipe A-delta memiliki kemampuan konduksi sekitar 5 30 m/s. Serabut saraf tipe C memiliki kemampuan konduksi sekitar 0,5 2 m/s. Serabut penghantar cepat menimbulkan kewaspadaan pada individu terhadap permulaan nyeri tajam dan serabut penghantar lambat bertanggung jawab untuk timbulnya nyeri seperti rasa terbakar yang berlarut-larut. Cabang sentral memasuki medula spinalis melalui bagian lateral radiks posterior. Di dalam medula spinalis, cabang sentral ini terbagi menjadi kolateral pendek, longitudinal, dimana di atas 1 atau 2 segmen berhubungan sinaps dengan sel-sel saraf substansia gelatinosa (Rolandi). Cabang ini adalah neuron kedua yang membentuk traktus spinotalamikus lateral. Serat-serat dari traktus ini juga menyilang komisura anterior dan berlanjut ke bagian lateral funikulus lateral dan ke atas ke talamus. Seperti serat funikuli posterior, kedua traktus spinotalamikus juga tersusun dalam urutan somatotopik yang berasal dari tungkai, terletak paling perifer dan yang berasal dari leher, terletak paling sentral (medial).(5,6)Traktus spinotalamikus lateral menyertai lemnikus medialis pada waktu lemnikus spinalis melewati pusat otak. Traktus tersebut berakhir pada nukleus ventralis posterolateral dari talamus. Dari sini, neuron ketiga membentuk traktus talamokortikalis.(6)

Gambar 2. Lintasan-Lintasan Nyeri dan Suhu (Traktus Spinotalamikus Lateral). Dikutip dari kepustakaanDiagnosis Topik Neurologi, Anatomi, Fisiologi, Tanda, dan Gejala, Peter Duss.Terminasi-Terminasi Lain Traktus Spinotalamikus LateralisSaat ini umumnya disetujui bahwa impuls nyeri naik melalui traktus spinotalamikus lateralis yang berjalan melalui dua lintasan.Nyeri tusuk dan tajam mulanya berakhir pada nukleus posterolateral ventral talamus dan kemudian direlay ke kortex cerebri. Rangsangan nyeri terbakar berakhir dalam formation retikularis yang kemudian mengaktivasi seluruh susunan saraf. Impuls inilah yang menimbulkan kewaspadaan seseorang terhadap cedera, meskipun tempat cedera terlokalisir kurang baik. Walaupun demikian mereka dapat membangkitkan susunan saraf dan menciptakan suatu rasa yang mendesak.(7)GANGGUAN PADA TRAKTUS SPINOTALAMIKUSA.Spinotalamikus AnteriorKenyataan bahwa cabang sentral dari neuron pertama berjalan ke atas dan ke bawah di dalam funikulus, dan berhubungan melalui banyak kolateral dengan neuron kedua, merupakan alasan mengapa cedera bagian lumbal dan toraks dari traktus spinotalamikus biasanya tidak menyebabkan hilangnya sensasi taktil yang penting. Impuls dapat dengan mudah melintas daerah cedera. Jika kerusakan mencakup bagian servikal traktus spinotalamikus anterior, dapat menyebabkan hipestesia ringan pada tungkai kontralateral.(6)Kerusakan traktus ini menimbulkan kehilangan sensibilitas raba dan tekanan ringan dibawah tingkat kontralateral terhadap lesi.Ingatlah bahwa rasa raba diskriminatif akan selalu terdapat, karena informasi ini dihantarkan melalui fasikulus grasilis dan fasikulus kuneatus. Pasien tidak akan merasakan raba ringan dari sepotong kapas yang disentuhkan pada kulit atau tidak merasakan tekanan benda pada tumpul yang menyentuh.(4)B.Spinotalamikus LateralisJika traktus spinotalamikus lateral cedera, sensasi nyeri dan sensasi suhu akan rusak, meskipun tidak selalu dalam derajat yang sama. Jika traktus tersebut di potong (kordotomi), yaitu suatu operasi yang biasanya dilakukan bilatral untuk terapi nyeri yang hebat, nyeri tidak dapat dihilangkan secara total. Hasil ini menyatakan bahwa rangsangan nyeri juga dapat dikirim melalui neuron internunsial sepanjang jaras intrinsik fasikuli propii dari medula spinalis.Pemotongan traktus spinotalamikus lateral pada ventral substansia alba medula spinalis menghilangkan sensasi nyeri dan suhu kontralateral sekitar 1 sampai 2 segmen di bawah tingkat operasi.(6)Kerusakan pada traktus ini menimbulkan kehilangan sensibilitas nyeri dan suhu di bawah tingkat lesi. Karena itu, pasien itu tidak akan memberikan respon terhadap tusukan jarum atau mengenali benda dingin dan panas yang mengenali kulit.(4)KESIMPULANTraktus spinotalamikus adalah salah satu bagian dari traktus asenden medulla spinalis yang berfungsi sebagai jaras sensorik. Traktus spinotalamikus terdiri atas spinotalamikus anterior dan spinotalamikus lateral. Traktus spinotalamikus anterior membawa sensasi raba dan tekanan ringan, sedangkan traktus spinotalamikus lateral membawa sensasi nyeri dan suhu. Secara anatomi traktus spinotalamikus anterior berawal dari kornu posterior medulla spinalis kemudian naik 1 atau 2 segmen sebelum menyilang dikomissura anterior di depan kanalis sentralis ke sisi yang berlawanan dan berlanjut ke daerah perifer anterior dari funikulus anterolateral. Dari sini traktus ini berjalan naik ke nukleus ventralis talamus posterolateral, bersama dengan traktus spinotalamikus lateral ke talamus. Traktus spinotalamikus lateral berawal dari kornu posterior medulla spinalis kemudian menyilang di komissura anterior berlanjut ke funikulus lateralis dan berjalan ke atas ke talamus.Kerusakan traktus spinotalamikus anterior menimbulkan kehilangan sensibilitas raba dan tekanan ringan dibawah tingkat kontralateral terhadap lesi.Kerusakan pada traktus spinotalamikus lateral menimbulkan kehilangan sensibilitas nyeri dan suhu di bawah tingkat lesi. Karena itu, pasien itu tidak akan memberikan respon terhadap tusukan jarum atau mengenali benda dingin dan panas yang mengenali kulit.b)SST (Sistem Saraf Tepi/Perifer)Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang menghubungkan semua bagian tubuh dengan sistem saraf pusat.(1)Sistem saraf sadar/somatikSistem saraf sadar/somatik merupakan sistem saraf yang kerjanya berlangsung secara sadar/diperintah oleh otak. Bedakan menjadi dua yaitu :(a)Sistem saraf pada otakSistem saraf pada otak merupakan sistem saraf yang berpusat pada otak dan dibedakan menjadi 12 pasang saraf, seperti tercantum pada tabel berikut:Tabel no. 1. Tabel Sistem Saraf pada Otak

(a)Sistem saraf sumsum spinalisSistem saraf sumsum spinalas merupakan sistem saraf yang berpusat pada medula spinali (sumsum tulang belakang) yang berjumlah 31 pasang saraf yang terbagi sepanjang medula spinalis. 31 pasang saraf medula spinalis, seperti tercantum pada tabel berikut:

Tabel no. 2. Tabel Sistem saraf medulla spinalisJumlahMedula spinalis daerahMenuju

7 pasangServixKulit kepala, leher dan otot tangan

12 pasangPunggungOrgan-organ dalam

5 pasangLumbal/pinggangPaha

5 pasangSakral/kelangkangOtot betis, kaki dan jari kaki

1 pasangKoksigealSekitar tulang ekor

(Sumber: Sistem Saraf I Andienchandras Blog.htm)a)Sistem Saraf Tak SadarSistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.

Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang. Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah untuk mempercepat denyut jantung, memperlebar pembuluh darah, memperlebar bronkus, mempertinggi tekanan darah, memperlambat gerak peristaltis, memperlebar pupil, menghambat sekresi empedu, menurunkan sekresi ludah, dan meningkatkan sekresi adrenalin.Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa jarring-jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik. Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung(Suyitno, 2007: 34-40).

FISIOLOGI SISTEM SARAF

Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Sistem persarafan merupakan salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerjasama rapi dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh.Fungsi sistem saraf, yaitu: 1. Mendeteksi perubahan dan merasakan sensasi2. Menghantarkan informasi dari satu tempat ke tempat yang lain3. Mengolah informasi sehingga dapat digunakan segera dan menyimpannya untuk masa mendatang sehingga menjadi jelas artinya pada pikiranSistem saraf dibedakan menjadi 2, yaitu:1. Sistem saraf pusata. Otakb. Medula spinalis2. Sistem saraf tepia. Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor sensorik ke SSP.b. Saraf eferen (motoric) mentransmisi informasi dari SSP ke otot dan kelenjar.i. Somatik (volunter) berkaitan dengan perubahan lingkungan eksternal dan pembentukan respons motoric volunteer pada otot rangka.ii. Autonom (involunter) mengendalikan seluruh respon involunter pada otot polos, otot jantung dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls saraf melalui dua jalur. Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla spinalis Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada medulla spinalis(Sebagian besar organ internal di bawah kendali autonomy memiliki inervasi simpatis dan parasimpatis)

SEL-SEL PADA SISTEM SARAFa. Pengertian NeuronNeuron adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan sitoplasma. a) Badan sel atau perikarion, suatu neuron mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron. Bagian ini tersusun dari komponen berikut : Satu nucleus tunggal, nucleolus yang menanjol dan organel lain seperti konpleks golgi dan mitochondria, tetapi nucleus ini tidak memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi. Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom bebas serta berperan dalam sintesis protein. Neurofibril yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak. b) Dendrit adalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek serta berfungsi untuk menghantar impuls ke sel tubuh. c) Akson adalah suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrite. Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain (sel otot atau kelenjar) atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson. b. Klasifikasi Neuron a) Fungsi. Neuron diklasifikasi secara fungsional berdasarkan arah transmisi impulsnya. Neuron sensorik (aferen) menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada kulit, organ indera atau suatu organ internal ke SSP. Neuron motorik menyampaikan impuls dari SSP ke efektor. Interneuron (neuron yang berhubungan) ditemukan seluruhnya dalam SSP. Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan informasi ke interneuron lain. b) Struktur. Neuron diklasifikasi secara structural berdasarkan jumlah prosesusnya. Neuron unipolar memiliki satu akson dan dua denderit atau lebih. Sebagian besar neuron motorik, yang ditemukan dalam otak dan medulla spinalis, masuk dalam golongan ini. Neuron bipolar memiliki satu akson dan satu dendrite. Neuron ini ditemukan pada organ indera, seperti amta, telinga dan hidung. Neuron unipolar kelihatannya memiliki sebuah prosesus tunggal, tetapi neuron ini sebenarnya bipolar. c. Sel Neuroglial. Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang tambahan pada SSP yang berfungsi sebagai jaringan ikat. a) Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang, sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah melalui pedikel atau kaki vascular. b) Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek. c) Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya memiliki peran fagositik. d) Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga serebral dan rongga medulla spinalis. d. Kelompok Neuron a) Nukleus adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di dalam SSP. b) Ganglion adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di bagian luar SSP dalam saraf perifer. c) Saraf adalah kumpulan prosesus sel saraf (serabut) yang terletak di luar SSP. d) Saraf gabungan. Sebagian besar saraf perifer adalah saraf gabungan ; saraf ini mengandung serabut arefen dan eferen yang termielinisasi dan yang tidak termielinisasi. e) Traktus adalah kumpulan serabut saraf dalam otak atau medulla spinalis yang memiliki origo dan tujuan yang sama. f) Komisura adalah pita serabut saraf yang menghubungkan sisi-sisi yang berlawanan pada otak atau medulla spinalis.

SISTEM SARAF PUSAT DAN SISTEM SARAF PERIFER A. Otak a. Perkembangan Otak Otak manusia mencapai 2% dari keseluruhan berat tubuh, mengkonsumsi 25% oksigen dan menerima 1,5% curah jantung. Bagian cranial pada tabung saraf membentuk tiga pembesaran (vesikel) yang berdiferensiasi untuk membentuk otak : otak depan, otak tengah dan otak belakang. Otak depan (proensefalon) terbagi menjadi dua subdivisi : telensefalon dan diensefalon. Telensefalon merupakan awal hemisfer serebral atau serebrum dan basal ganglia serta korpus striatum (substansi abu-abu) pada serebrum. Diensefalon menjadi thalamus, hipotalamus dan epitalamus. Otak tengah (mesensefalon) terus tumbuh dan pada orang dewasa disebut otak tengah. Otak belakang (rombensefalon) terbagi menjadi dua subdivisi : metensefalon dan mielensefalon. Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons) dan serebelum. Mielensefalon menjadi medulla oblongata. Rongga pada tabung saraf tidak berubah dan berkembang menjadi ventrikel otak dan kanal sentral medulla spinalis. b. Lapisan Pelindung Otak terdiri dari rangka tulang bagian luar dan tiga lapisan jaringan ikat yang disebut meninges. Lapisan meningeal terdiri dari pia meter, lapisan araknoid dan durameter. a) Pia meter adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis, serta melekat erat pada otak. b) Lapisan araknoid terletak di bagian eksternal pia meter dan mengandung sedikit pembuluh darah. Runga araknoid memisahkan lapisan araknoid dari piameter dan mengandung cairan cerebrospinalis, pembuluh darah serta jaringan penghubung serta selaput yang mempertahankan posisi araknoid terhadap piameter di bawahnya. c) Durameter, lapisan terluar adalah lapisan yang tebal dan terdiri dari dua lapisan. Lapisan ini biasanya terus bersambungan tetapi terputus pada beberapa sisi spesifik. Lapisan periosteal luar pada durameter melekat di permukaan dalam kranium dan berperan sebagai periosteum dalam pada tulang tengkorak. Lapisan meningeal dalam pada durameter tertanam sampai ke dalam fisura otak dan terlipat kembali diarahnya untuk membentuk falks serebrum, falks serebelum, tentorium serebelum dan sela diafragma. Ruang subdural memisahkan durameter dari araknoid pada regia cranial dan medulla spinalis. Ruang epidural adalah ruang potensial antara perioteal luar dan lapisan meningeal dalam pada durameter di regia medulla spinalis. c. Cairan Cerebrospinalis Cairan serebrospinalis mengelilingi ruang sub araknoid di sekitar otak dan medulla spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel dalam otak. Cairan cerebrospinalis menyerupai plasma darah dan cairan interstisial, tetapi tidak mengandung protein. Cairan serebrospinalis dihasilkan oleh plesus koroid dan sekresi oleh sel-sel ependimal yang mengitari pembuluh darah serebral dan melapisi kanal sentral medulla spinalis. Fungsi cairan cerebrospinalis adalah sebagai bantalan untuk pemeriksaan lunak otak dan medulla spinalis, juga berperan sebagai media pertukaran nutrient dan zat buangan antara darah dan otak serta medulla spinalis. d. Serebrum Serebrum tersusun dari dua hemisfer serebral, yang membentuk bagian terbesar otak. Koterks serebral terdiri dari 6 lapisan sel dan serabut saraf. Ventrikel I dan II (ventrikel lateral) terletak dalam hemisfer serebral. Korpus kolosum yang terdiri dari serabut termielinisasi menyatukan kedua hemisfer. Fisura dan sulkus. Setiap hemisfer dibagi oleh fisura dan sulkus menjadi 4 lobus (frontal, paritetal, oksipital dan temporal) yang dinamakan sesuai tempat tulangnya berada. Fisura longitudinal membagi serebrum menjadi hemisfer kiri dan kanan Fisura transversal memisahkan hemisfer serebral dari serebelum Sulkus pusat / fisura Rolando memisahkan lobus frontal dari lobus parietal. Sulkus lateral / fisura Sylvius memisahkan lobus frontal dan temporal. Sulkus parieto-oksipital memisahkan lobus parietal dan oksipital. Girus. Permukaan hemisfer serebral memiliki semacam konvolusi yang disebut girus. e. Area Fungsional Korteks Serebri a) Area motorik primer pada korteks Area primer terdapat dalam girus presentral. Disini neuron mengendalikan kontraksi volunteer otot rangka. Area pramotorik korteks terletak tepat di sisi anterior girus presentral. Neuron mengendalikan aktivitas motorik yang terlatih dan berulang seperti mengetik. Area broca terletak di sisi anterior area premotorik pada tepi bawahnya. b) Area sensorik korteks Terdiri dari area sensorik primer, area visual primer, area auditori primer. Area olfaktori primer dan area pengecap primer (gustatory).c) Area asosiasitraktus serebral Terdiri area asosiasi frontal, area asosiasi somatic, area asosiasi visual, area wicara Wernicke. d) Ganglia basal Adalah kepulauan substansi abu-abu yang terletak jauh di dalam substansi putih serebrum. f. Diensefalon Terletak di antara serebrum dan otak tengah serta tersembunyi di balik hemisfer serebral, kecuali pada sisi basal. TALAMUS Terdiri dari dua massa oval (lebar 1 cm dan panjang 3 cm) substansi abu-abu yang sebagian tertutup substansi putih. Masing-masing massa menonjol ke luar untuk membentuk sisi dinding ventrikel ketiga. HIPOTALAMUS Terletak di didi inferior thalamus dan membentuk dasar serta bagian bawah sisi dinding ventrikel ketiga. Hipotalamus berperan penting dalam pengendalian aktivitas SSO yang melakukan fungsi vegetatif penting untuk kehidupan, seperti pengaturan frekwensi jantung, tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan air, selera makan, saluran pencernaan dan aktivitas seksual. Hipotalamus juga berperan sebagai pusat otak untuk emosi seperti kesenangan, nyeri, kegembiraan dan kemarahan. Hipotalamus memproduksi hormon yang mengatur pelepasan atau inhibisi hormon kelenjar hipofise sehingga mempengaruhi keseluruhan sistem endokrin. EPITALAMUS Membentuk langit-langit tipis ventrikel ketiga. Suatu massa berukuran kecil, badan pineal yang mungkin memiliki fungsi endokrin, menjulur dari ujung posterior epitalamus. g. Sistim Limbik Terdiri dari sekelompok struktur dalam serebrum dan diensefalon yang terlibat dalam aktivitas emosional dan terutama aktivitas perilaku tak sadar. Girus singulum, girus hipokampus dan lobus pitiformis merupakan bagian sistem limbic dalam korteks serebral. h. Otak Tengah Merupakan bagian otak pendek dan terkontriksi yang menghubungkan pons dan serebelum dengan serebrum dan berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat refleks. Otak tengah, pons dan medulla oblongata disebut sebagai batang otak.i. PonsHampir semuanya terdiri dari substansi putih. Pons menghubungkan medulla yang panjang dengan berbagai bagian otak melalui pedunkulus serebral. Pusat respirasi terletak dalam pons dan mengatur frekwensi dan kedalaman pernapasan. Nuclei saraf cranial V, VI dan VII terletak dalam pons, yang juga menerima informasi dari saraf cranial VIII j. Serebelum Terletak di sisi inferior pons dan merupakan bagian terbesar kedua otak. Terdiri dari bagian sentral terkontriksi, vermis dan dua massa lateral, hemisfer serebelar. Serebelum bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengendalikan ketepatan gerakan otot dengan baik. Bagian ini memastikan bahwa gerakan yang dicetuskan di suatu tempat di SSP berlangsung dengan halus bukannya mendadak dan tidak terkordinasi. Serebelum juga berfungsi untuk mempertahankan postur. k. Medulla Oblongata Panjangnya sekitar 2,5 cm dan menjulur dari pons sampai medulla spinalis dan terus memanjang. Bagian ini berakhir pada area foramen magnum tengkoral. Pusat medulla adalah nuclei yang berperan dalam pengendalian fungsi seperti frekwensi jantung, tekanan darah, pernapasan, batuk, menelan dan muntah. Nuclei yang merupakan asal saraf cranial IX, X, XI dan XII terletak di dalam medulla. l. Formasi Retikular Formasi retukular atau sistem aktivasi reticular adalah jarring-jaring serabut saraf dan badan sel yang tersebar di keseluruhan bagian medulla oblongata,pons dan otak tengah. Sistem ini penting untuk memicu dan mempertahankan kewaspadaan serta kesadaran.

B. Medulla Spinalis a. Fungsi Medulla Spinalis Medulla spinalis mengendalikan berbagai aktivitas refleks dalam tubuh. Bagian ini mentransmisi impuls ke dan dari otak melalui traktus asenden dan desenden. b. Struktur Umum Medulla spinalis berbentuk silinder berongga dan agak pipih. Walaupun diameter medulla spinalis bervariasi, diameter struktur ini biasanya sekitar ukuran jari kelingking. Panjang rata-rata 42 cm. Dua pembesaran, pembesaran lumbal dan serviks menandai sisi keluar saraf spinal besar yang mensuplai lengan dan tungkai. Tiga puluh satu pasang (31) saraf spinal keluar dari area urutan korda melalui foramina intervertebral. c. Struktur Internal Terdiri dari sebuah inti substansi abu-abu yang diselubungi substansi putih. Kanal sentral berukuran kecil dikelilingi oleh substansi abu-abu bentuknya seperti huruf H. Batang atas dan bawah huruf H disebut tanduk atau kolumna dan mengandung badan sel, dendrite asosiasi dan neuron eferen serta akson tidak termielinisasi. Tanduk dorsaladalah batang vertical atas substansi abu-abu. Tanduk ventral adalah batang vertical bawah. Tanduk lateral adalah protrusi di antara tanduk posterior dan anterior pada area toraks dan lumbal sistem saraf perifer. Komisura abu-abu menghubungkan substansi abu-abu di sisi kiri dan kanan medulla spinalis. Setiap saraf spinal memiliki satu radiks dorsal dan satu radiks ventral. d. Traktus Spinal Substansi putih korda yang terdiri dari akson termielinisasi, dibagi menjadi funikulusanterior,posterior dan lateral. Dalam funikulus terdapat fasiukulu atau traktus. Traktus diberi nama sesuai dengan lokasi, asal dan tujuannya.

C. Sistem Saraf Perifer Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada di bagian luar otak dan medulla spinalis. Sistem ini juga mencakup saraf cranial yang berasal dari otak ; saraf spinal, yang berasal dari medulla spinalis dan ganglia serta reseptor sensorik yang berhubungan. a. Saraf Kranial Duabelas pasang saraf cranial muncul dari berbagai bagian batang otak. Beberapa saraf cranial hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagaian besar tersusun dari serabut sensorik dan serabut motorik. 1. SARAF OLFAKTORIUS ( CN I ) Merupakan saraf sensorik. Saraf ini berasal dari epithelium olfaktori mukosa nasal. Berkas serabut sensorik mengarah ke bulbus olfaktori dan menjalar melalui traktus olfaktori sampai ke ujung lobus temporal (girus olfaktori), tempat persepsi indera penciuman berada. 2. SARAF OPTIK ( CN II )Merupakan saraf sensorik. Impuls dari batang dan kerucut retina di bawa ke badan sel akson yang membentuk saraf optic. Setiap saraf optic keluar dari bola mata pada bintik buta dan masuk ke rongga cranial melaui foramen optic. Seluruh serabut memanjang saat traktus optic, bersinapsis pada sisi lateral nuclei genikulasi thalamus dan menonjol ke atas sampai ke area visual lobus oksipital untuk persepsi indera penglihatan. 3. SARAF OKULOMOTORIUS ( CN III ) Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik. Neuron motorik berasal dari otak tengah dan membawa impuls ke seluruh otot bola mata (kecuali otot oblik superior dan rektus lateral), ke otot yang membuka kelopak mata dan ke otot polos tertentu pada mata. Serabut sensorik membawa informasi indera otot (kesadaran perioperatif) dari otot mata yang terinervasi ke otak. 4. SARAF TRAKLEAR ( CN IV ) Adalah saraf gabungan , tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik dan merupakan saraf terkecil dalam saraf cranial. Neuron motorik berasal dari langit-langit otak tengah dan membawa impuls ke otot oblik superior bola mata. Serabut sensorik dari spindle otot menyampaikan informasi indera otot dari otot oblik superior ke otak.

5. SARAF TRIGEMINAL ( CN V ) Saraf cranial terbesar, merupakan saraf gabungan tetapi sebagian besar terdiri dari saraf sensorik. Bagian ini membentuk saraf sensorik utama pada wajah dan rongga nasal serta rongga oral. Neuron motorik berasal dari pons dan menginervasi otot mastikasi kecuali otot buksinator. Badan sel neuron sensorik terletak dalam ganglia trigeminal. Serabut ini bercabang kearah distal menjadi 3 divisi : Cabang optalmik membawa informasi dari kelopak mata, bola mata, kelenjar air mata, sisi hidung, rongga nasal dan kulit dahi serta kepala. Cabang maksilar membawa informasi dari kulit wajah, rongga oral (gigi atas, gusi dan bibir) dan palatum. Cabang mandibular membawa informasi dari gigi bawah, gusi, bibir, kulit rahang dan area temporal kulit kepala. 6. SARAF ABDUSEN ( CN VI ) Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik. Neuron motorik berasal dari sebuah nucleus pada pons yang menginervasi otot rektus lateral mata. Serabut sensorik membawa pesan proprioseptif dari otot rektus lateral ke pons. 7. SARAF FASIAL ( CN VII ) Merupakan saraf gabungan. Meuron motorik terletak dalam nuclei pons. Neuron ini menginervasi otot ekspresi wajah, termasuk kelenjar air mata dan kelenjar saliva. Neuron sensorik membawa informasi dari reseptor pengecap pada dua pertiga bagian anterior lidah. 8. SARAF VESTIBULOKOKLEARIS ( CN VIII ) Hanya terdiri dari saraf sensorik dan memiliki dua divisi. Cabang koklear atau auditori menyampaikan informasi dari reseptor untuk indera pendengaran dalam organ korti telinga dalam ke nuclei koklear pada medulla, ke kolikuli inferior, ke bagian medial nuclei genikulasi pada thalamus dan kemudian ke area auditori pada lobus temporal. Cabang vestibular membawa informasi yang berkaitan dengan ekuilibrium dan orientasi kepala terhadap ruang yang diterima dari reseptor sensorik pada telinga dalam.9. SARAF GLOSOFARINGEAL ( CN IX ) Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berawal dari medulla dan menginervasi otot untuk wicara dan menelan serta kelenjar saliva parotid. Neuron sensorik membawa informasi yang berkaitan dengan rasa dari sepertiga bagian posterior lidah dan sensasi umum dari faring dan laring ; neuron ini juga membawa informasi mengenai tekanan darah dari reseptor sensorik dalam pembuluh darah tertentu. 10. SARAF VAGUS ( CN X ) Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berasal dari dalam medulla dan menginervasi hampir semua organ toraks dan abdomen. Neuron sensorik membawa informasi dari faring, laring, trakea, esophagus, jantung dan visera abdomen ke medulla dan pons. 11. SARAF AKSESORI SPINAL ( CN XI )Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari serabut motorik. Neuron motorik berasal dari dua area : bagian cranial berawal dari medulla dan menginervasi otot volunteer faring dan laring, bagian spinal muncul dari medulla spinalis serviks dan menginervasi otot trapezius dan sternokleidomastoideus. Neuron sensorik membawa informasi dari otot yang sama yang terinervasi oleh saraf motorik ; misalnya otot laring, faring, trapezius dan otot sternokleidomastoid. 12. SARAF HIPOGLOSAL ( CN XII ) Termasuk saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik. Neuron motorik berawal dari medulla dan mensuplai otot lidah. Neuron sensorik membawa informasi dari spindel otot di lidah. b. Saraf Spinal Tiga puluh satu pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal (posterior) dan ventral (anterior). Pada bagian distal radiks dorsal ganglion, dua radiks bergabung membentuk satu saraf spinal. Semua saraf tersebut adalah saraf gabungan (motorik dan sensorik), membawa informasi ke korda melalui neuron aferen dan meninggalkan korda melalui neuron eferen. Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna bertebra tempat munculnya saraf tersebut. Saraf serviks ; 8 pasang, C1 C8. Saraf toraks ; 12 pasang, T1 T12. Saraf lumbal ; 5 pasang, L1 L5. Saraf sacral ; 5 pasang, S1 S5. Saraf koksigis, 1 pasang. 11Setelah saraf spinal meninggalkan korda melalui foramen intervertebral, saraf kemudian bercabang menjadi empat divisi yaitu : cabang meningeal, ramus dorsal, cabang ventral dan cabang viseral. Pleksus adalah jarring-jaring serabut saraf yang terbentuk dari ramus ventral seluruh saraf spinal, kecuali TI dan TII yang merupakan awal saraf interkostal. c. Sistem Saraf OtonomSSO merupakan sistem motorik eferen visceral. Sistem ini menginervasi jantung; seluruh otot polos, seperti pada pembuluh darah dan visera serta kelenjar-kelenjar. SSO tidak memiliki input volunteer ; walaupun demikian, sistem ini dikendalikan oleh pusat dalam hipotalamus, medulla dan korteks serebral serta pusat tambahan pada formasi reticular batang otak. Serabut aferen sensorik (visera) menyampaikan sensasi nyeri atau rasa kenyang dan pesan-pesan yang berkaitan dengan frekwensi jantung, tekanan darah dan pernapasan, yang di bawa ke SSP di sepanjang jalur yang sama dengan jalur serabut saraf motorik viseral pada SSO. Divisi SSO memiliki 2 divisi yaitu divisi simpatis dan divisi parasimpatis. Sebagian besar organ yang diinervasi oleh SSO menerima inervasi ganda dari saraf yang berasal dari kedua divisi. Divisi simpatis dan parasimpatis pada SSO secara anatomis berbeda dan perannya antagonis. DIVISI SIMPATIS / TORAKOLUMBAL Memiliki satu neuron preganglionik pendek dan stu neuron postganglionic panjang. Badan sel neuron preganglionik terletak pada tanduk lateral substansi abu-abu dalam segemen toraks dan lumbal bagian atas medulla spinalis. DIVISI PARA SIMPATIS / KRANIOSAKRAL Memiliki neuron preganglionik panjang yang menjulur mendekati organ yang terinervasi dan memiliki serabut postganglionic pendek. Badan sel neuron terletak dalam nuclei batang otak dan keluar melalui CN III, VII, IX, X, dan saraf XI, juga dalam substansi abu-abu lateral pada segmen sacral kedua, ketiga dan keempat medulla spinalis dan keluar melalui radiks ventral. NEUROTRANSMITER SSO Asetilkolin dilepas oleh serabut preganglionik simpatis dan serabut preganglionik parasimpatis yang disebut serabut kolinergik. Norepinefrin dilepas oleh serabut post ganglionik simpatis, yang disebut serabut adrenergic. Norepinefrin dan substansi yang berkaitan, epinefrin juga dilepas oleh medulla adrenal.

HISTOLOGISISTEM SARAF PUSATSistem saraf pusat, selanjutnya disebut SSP, terdiri atas otak dan medula spinalis. Keduanya tersusun atas substansi putih (substansia alba) dan substansi abu-abu (substansia grisea). Perbedaan ini terjadi akibat komposisi penyusun substansia alba yakni akson bermielin; dan substansia grisea yakni perikarion (soma, badan) sel saraf, dendrit, serta akson tak bermielin.OtakSecara keseluruhan otak terbagi atas:1. Otak besar, atau cerebrum;2. Otak kecil, atau cerebellum;3. dan Batang otak, yang tersusun atas otak tengah (midbrain, mesencephalon), pons, dan medula oblongata. Struktur di atas akan dibahas secara lebih rinci.Otak besar tersusun atas dua belahan (cerebral hemisphere) kiri dan kanan. Di bagian tepi luar (korteks) terdapat substansia grisea, lalu semakin ke dalam dibatasi dengan substansia alba, dan di bagian paling dalam terdapat nukelus yang merupakan substansia grisea. Lapisan yang menyusun otak besar berlekuk-lekuk, membentuk struktur sulkus dan girus. Lapisan ini jika ditinjau secara mikroskopik akan terlihat bahwa tersusun atas enam lapisan, yakni:1. Lapisan molekular, merupakan lapisan terluar dan terletak tepat di bawah lapisan pia. Terdapat sel horizontal (cajal) yang pipih dengan denrit dan akson yang berkontak dengan sel-sel di lapisan bawahnya (sel piramid, sel stelatte).2. Lapisan granular luar, sebagian besar terdiri atas sel saraf kecil segitiga(piramid) yang dendritnya mengarah ke lapisan molekular dan aksonnya ke lapisan di bawahnya; sel granula (stelatte) dan sel-sel neuroglia.3. Lapisan piramid luar, terdapat sel piramid yang berukuran besar (semakin besar dari luar ke dalam). Dendrit mengarah ke lapisan molekular; akson mengarah ke substansia alba.4. Lapisan granular dalam, merupakan lapisan tipis yang banyak mengandung sel-sel granul (stellate), piramidal, dan neuroglia. Lapisan ini merupakan lapisan yang paling padat.5. Lapisan piramidal dalam, suatu lapisan yang paling jarang, banyak mengandung sel-sel piramid besar dan sedang, selain sel stelatte dan Martinotti. Sel Martinotti adalah sel saraf multipolar yang kecil, dendritnya mengarah ke lapisan atas dan aksonnya ke lateral.6. Lapisan sel multiform, adalah lapis terdalam dan berbatasan dengan substansia alba, dengan varian sel yang banyak (termasuk terdapat sel Martinotti) dan sel fusiform.Otak besar merupakan pusat belajar, ingatan, analissi informasi, inisiasi gerakan motorik, dan merupakan pusat integrasi informasi yang diterima.

Gambar 1 - Lapis-lapis korteks serebrumNukelus (nucleus; nuclei: jamak) merupakan kumpulan dari perikarion neuron yang terdapat di dalam SSP (bdk: ganglion di SST). Misal: basal nuclei.Di substansia alba cerebrum terdapat banyak serat-serat yang menghubungkan berbagai daerah korteks dalam hemisfer yang sama (asosiasi); menghubungkan antarhemisfer (komisura); dan menghubungkan ke nukleus di bawahnya (proyeksi).Serebelum juga tersusun atas substansia grisea yang terletak di tepi (dinamakan korteks serebeli). Korteks serebeli tersusun atas tiga lapisan:1. Lapisan molekular, lapisan terluar dan langsung terletak di bawah lapisan pia dan sedikit mengandung sel saraf kecil, serat saraf tak bermielin, sel stelata, dan dendrit sel Purkinje dari lapisan di bawahnya.2. Lapisan Purkinje, disebut lapisan ganglioner, banyak sel-sel Purkinje yang besar dan berbentuk seperti botol dan khas untuk serebelum. Dendritnya bercabang dan memasuki lapisan molekular, sementara akson termielinasi menembus substansia alba.3. Lapisan granular, lapisan terdalam dan tersusun atas sel-sel kecil dengan 3-6 dendrit naik ke lapisan molekular dan terbagi atas 2 cabang lateral.Gambar 2 - Lapis-lapis korteks serebelum

Medula SpinalisBagian luar medula spinalis merupakan substansia alba, sementara bagian dalamnya merupakan substansia grisea, dengan bentuk menyerupai huruf H atau kupu-kupu. Di bagian tengah substansia grisea terdapat kanal yang dinamakan kanalis sentralis.Substansia alba berisi akson-akson yang merupakan jaras-jaras baik sensorik maupun motorik yang meneruskan impuls saraf dari/atau otak dan organ-organ perifer. Fasikulus-fasikulus jaras sensorik dan motorik terkelompokkan menjadi funikulus. Di medula spinalis dapat ditemukan funikulus dorsal, ventral, dan lateral. Substansia grisea mengandung perikarion dan banyak ditemukan sinaps neuron. Wilayah ini dapat dikelompokkan menjadi tiga. Kornu anterior (ventral) adalah bagian sayap yang gemuk dan banyak mengandung sel-sel motorik multipolar yang berbentuk poligonal. Kornu posterior (dorsal) adalah bagian sayap yang lebih kecil dan banyak ditemui sinaps dari saraf aferen, serta interneuron. Kanalis sentralis merupakan saluran yang berhubungan dengan ventrikel keempat otak, yang dilapisi oleh sel-sel ependimal.

MeningesOtak dilindungi oleh kulit dan tengkorak, serta dengan meninges, yakni selaput pelindung otak dan terdiri atas tiga lapisan. Sementara itu, medula spinalis juga dilindungi oleh meninges.Duramater, lapisan terluar meninges, merupakan lapisan yang tebal dengan kolagen yang tinggi. Tersusun lagi atas dua lapis, yakni periosteal duramater, lapisan lebih luar, terususun atas sel-sel progenitor, fibroblas. Lapisan ini menempel dengan permukaan dalam tengkorak. Pembuluh darah ditemui dengan mudah di lapisan ini. Meningeal duramater, sedikit mengandung pembuluh darah kecil dan dilapisi epitel selapis gepeng yang berasal dari mesoderm pada permukaan dalamnya. Kedua lapis duramater otak menyatu, namun memisah pada bagian-bagian tertentu, membentuk sinus venosus. Arachnoid adalah suatu lapisan tanpa pembuluh darah, tipis, serta halus. Lapis ini mengandung fibroblas, kolagen, dan serat elastis.

Gambar 3 Meninges

Sawar Darah Otak (Blood Brain Barrier)Struktur yang membentuk lapisan penyeleksi zat-zat yang dapat berada di dalam jaringan parenkim otak. Mekanisme ini sangat penting untuk menjaga kinerja otak dengan optimal, mengingat perubahan sedikit saja pada lingkungan sekitar otak dapat mengakibatkan gangguan, semisal konduksi saraf yang tidak berjalan dengan baik.Sawar darah otak tersusun atas tiga komponen, yakni dinding sel endotel, di mana terdapat tight junction (taut sekap) antarsel sehingga menghalangi lewatnya zat melalui celah ini. Basal lamina sel endotel dan Kaki-kaki perivaskular astrosit juga mencegah masuknya zat-zat tak diinginkan. Astrosit dapat membuang kelebihan ion K+ dan neurotransmiter dari lingkungan sekitar neuron. Fungsi ini dapat mempertahankan keseimbangan komposisi zat dan ion di ruang interselular SSP.

SISTEM SARAF TEPISistem saraf tepi, selanjutnya disebut SST, tersusun atas akson-akson yang keluar menuju organ efektor dan diorganisasikan menjadi saraf. Akson SST pada ummnya termielinasi, sehingga terlihat berwarna putih.Organisasi akson-akson saraf tepi menjadi berkas saraf melalui jaringan pengikatSaraf-saraf tepi terdiri atas serabut-serabut saraf (akson) yang saling berkumpul bersama, dan disatukan melalui jaringan penyambung, sehingga menghasilkan kumpulan serabut saraf, disebut dengan fasikulus. Dalam satu fasikel pada umumnya mengandung persarafan baik sensorik maupun motorik. Beberapa fasikulus membentuk bundel berkas serat saraf. Bundel berkas serat saraf ini diikat oleh Epineurium, yakni suatu jaringan ikat yang padat, tidak beraturan, tersusun mayoritas oleh kolagen dan sel-sel fibroblas. Epineurium menyelimuti beberapa fasikulus yang bersatu membentuk saraf. Di epineurium pula bisa ditemukan pembuluh darah. Ketebalan epineurium bervariasi, paling tebal di daerah dura yang dekat dengan SSP, makin tipis hingga percabangan saraf-saraf ke arah distal.Perineurium adalah selaput pembungkus satu fasikulus yang tersusun atas jaringan ikat padat kolagen yang tersusun secara kosentris, serta sel-sel fibroblas. Di bagian dalam perineurium terdapat pula lapisan sel-sel epiteloid yang direkatkan melalui zonula okludens; serta dikelilingi oleh lamina basal yang menjadikan suatu barrier (sawar) materi bagi fasikulus. Endoneurium adalah lapisan terdalam yang mengelilingi satu akson. Lapisan ini tersusun ats jaringan ikat longgar (berupa serat retikuler yang dihasilkan oleh sel Schwann yang bertanggung jawab untuk akson tersebut), sedikit fibroblas, dan serat kolagen. Di daerah distal akson, endoneurium hampir tidak ada lagi, hanya menyisakan sedikit serat retikuler yang menyertai basal lamina sel Schwann.

Gambar 4 Organisasi dari akson hingga terbentuknya saraf

Gambar 5 - SC menggambarkan Sel Schwann dan RF menggambarkan serat retikuler GangliaGanglion merupakan kumpulan soma neuron (badan sel saraf) yang terletak di luar SSP. (Disebut nukelus/nuklei jika terletak di SSP), Dikarenakan soma neuron motorik berada di dalam SSP, hanya dikenal 2 macam ganglion, yakni ganglion otonom (kumpulan soma neuron eferen viseral), dan ganglion sensorik (kumpulan soma neuron aferen). Ganglion otonom merupakan penghubung antara saraf eferen praganglion yang berasal dari SSP (dapat berasal dari kranial; ataupun spinal) dengan saraf eferen pascaganglion yang akan menginervasi organ efektor viseral. Perlu diingat bahwa saraf praganglion umumnya termielinasi, dan tidak untuk saraf pascaganglion (namun tetap terlingkupi oleh envelope sel Schwann). Dalam persarafan simpatis, saraf preganglion bersinaps dengan saraf postganglion di: (1) ganglia yang berada di dekat medula spinalis, membentuk seperti suatu ranting pohon, yang disebut dengan sympathetyic chain ganglia; atau (2) ganglia kolateral, yang terletak di sepanjang aorta abdominal.Persarafan parasimpatis memiliki ganglia yang terletak di dekat dengan efektor, dikenal dengan sebutan ganglia terminal.Ganglia (ganglion, tunggal) sensorik adalah kumpulan soma neuron aferen. Neuron aferen ini terdiri atas saraf kranial V, VII, IX, X; serta setiap saraf spinal yang berasal dari medula spinalis. Ganglia sensorik saraf spinal diberi nama dorsal root ganglia; sementara ganglia sensorik kranial diberi nama sesuai dengan lokasi dan efektor. Ganglia sensorik mengandung sel saraf unipolar (atau sering disebut pseudounipolar). Sel saraf demikian mengandung cabang sentral yang masuk menuju SSP; dan cabang perifer yang pergi menuju organ yang diinervasi. Sel kapsul berbentuk kubus melingkupi soma, dan sel-sel kapsul ini dikelilingi jaringan penghubung yang tersusun atas sel-sel satelit dan serat kolagen.

Penyakit-Penyakit yang Menyebabkan Gejala Lumpuh Anggota Gerak pada Anak1. Meningitis PurulentaDefinisiMeningitis purulenta adalah radang selaput otak (araknoidea dan piamater) yang menimbulkan eksudasi berupa pus, disebabkan oleh kuman nonspesifik dan nonvirus.EtiologiSebagai kuman penyebab ialah jenis Pneumococcus, hemophilus influenza, Staphylococcus, Streptococcus, E.coli, Meningococcus dan Salmonella. Di Jakarta penyebab terbanyak ialah Pneumococcus dan Hemophilus influenza. Di negeri Barat penyebab terbanyak Meningococcus, sedangkan di Jakarta jarang ditemukan.EpidemiologiMeningitis purulenta pada bayi dan anak di Indonesia, khususnya di Jakarta, masih merupakan penyakit yang belum mengurang. Angka kejadian tertinggi pada umur antara 2 bulan 2 tahun. Umumnya terdapat pada anak yang distrofik, yang daya tahan tubuhnya rendah. Di negeri yang sudah maju, angka kejadian sudah sangat kurang.Gejala Klinis1. Gejala infeksi akutAnak menjadi lesu, mudah terangsang, panas, muntah, anoreksia dan pada anak yang besar mungkin didapatkan keluhan sakit kepala. Pada infeksi yang disebabkan oleh Meningococcus terdapat petekia dan herpes labialis.2. Gejala tekanan intracranial yang meninggiAnak sering muntah, nyeri kepala (pada anak besar), moaning cry (pada neonatus) yaitu tangis yang merintih. Kesadaran bayi/anak menurun dari apatis sampai koma. Kejang yang terjadi dapat bersifat umum, fokal atau twitching. Ubun-ubun besar menonjol dan tegang, terdapat gejala kelainan serebral lainnya seperti paresis atau paralisis, strabismus. crack pot sign dan pernafasan Cheyne Stokes. Kadang-kadang pada anak besar terdapat hipertensi dan Chocked disc dari papilla nervus optikus.3. Gejala rangsangan meningealTerdapat kaku kuduk, malahan dapat terjadi rigiditas umum. Tanda-tanda spesifik seperti Kernig, Brudzinsky I dan II positif. Pada anak besar sebelum gejala di atas terjadi, sering terdapat keluhan sakit di daerah leher dan punggung.

2. EnsefalitisDefinisiEnsefalitis adalah infeksi jaringan otak oleh berbagai macam mikro-organisme. Terminology ensefalopati yang dulu dipakai untuk gejala yang sama, tanpa tanda-tanda infeksi sekarang tidak dipakai lagi.EtiologiBerbagai macam mikroorganisme dapat menimbulkan ensefalitis, misalnya bakteria, protozoa, cacing, jamur, spirokaeta dan virus. Penyebab yang terpenting dan tersering ialah virus. Infeksi dapat terjadi karena virus langsung menyerang otak atau reaksi radang akut karena infeksi sistemik atau vaksinasi terdahulu.Berbagai jenis virus dapat menimbulkan ensefalitis, meskipun gejala klinisnya sama. Sesuai dengan jenis virus serta epidemiologinya, diketahui berbagai macam ensefalitis virus.Klasifikasi yang diajukan oleh Robin ialah:1. Infeksi viruss yang bersifat epidemica. Golongan enterovirus: Poliomyelitis, virus Coxsackie, virus ECHOb. Golongan virus ARBO : Western equine encephalitis, St. Louis encephalitis, eastern equine encephalitis, Japanese B encephalitis, Russian spring summer encephalitis, Murray valley encephalitis.2. Infeksi virus yang bersifat sporadic: Rabies, Herpes Simpleks, Herpes zoster, Limfogranuloma, Mumps, Lymphocytis choriomeningitis dan jenis lain yang dianggap disebabkan oleh virus tetapi belum jelas.3. Ensefalitis pasca-infeksi: pasca-morbili, pasca-varisela, pascarubela, pascavaksinia, pasca-mononukleosis infeksious dan jenis-jenis yang mengikuti infeksi traktus respiratorius yang tidak spesifik.Gejala KlinisMeskipun penyebabnya berbeda-beda, gejala klinis ensefalitis lebih kurang sama dank has sehingga dapat digunakan sebagai kriteria diagnosis. Umumnya didapatkan suhu yang mendadak naik, seringkali ditemukan hiperpireksia. Kesadaran dengan cepat menurun. Anak besar, sebelum kesadaran menurun; sering mengeluh nyeri kepala. Muntah sering ditemukan. Kejang-kejang dapat bersifat umum atau fokal atau hanya twitching saja. Kejang dapat berlangsung berjam-jam. Gejala serebrum yang beraneka ragam dapat timbul sendiri-sendiri atau bersama-sama, misalnya paresis atau paralisis, afasia dan sebagainya.Likuor serebrospinalis sering dalam batas normal, kadang-kadang ditemukan sedikit peninggian jumlah sel, kadar protein atau glukosa.Pada kelompok ensefalitis pasca-infeksi, gejala penyakit primer sendiri dapat membantu diagnosis.

3. PoliomielitisDefinisiPoliomyelitis ialah penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus dengan predileksi pada sel anterior masa kelabu sumsum tulang belakang dan inti motoric batang otak dan akibat kerusakan bagian susunan saraf pusat tersebut akan terjadi kelumpuhan dan atrofi otot.EpidemiologiDi bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM Jakarta antara tahun 1953-1957, di antara 21 penderita dirawat 2/3 di antaranya berumur 1-5 tahun. Penyakit poliomyelitis jarang terdapat di bawah 6 bulan, mungkin karena imunitas pasif yang didapat dari ibunya, tetapi poliomyelitis yang terjadi pada bayi baru lahir pernah dilaporkan dalam kepustakaan.

EtiologiVirus poliomyelitis tergolong dalam enterovirus yang filtrabel. Dapat diisolasi 3 strain virus tersebut yaitu tipe 1 (Brunhilde), tipe 2 (Lansing), tipe 3 (Leon). Infeksi dapat terjadi oleh satu atau lebih tipe tersebut, yang dapat dibuktikan dengan ditemukannya 3 macam zat anti dalam serum seorang penderita. Epidemi yang luas dan ganas biasanya disebabkan oleh virus tipe 1, epidemi yang ringan oleh tipe 3 sedangkan tipe 2 kadang-kadang menyebabkan kasus yang sporadic.Masa inkubasinya antara 7-10 hari, tetapi kadang-kadang terdapat kasus dengan inkubasi antara 3-35 hari.Gejala Klinis1. AsimtomatisStelah masa inkubasi 7-10 hari, karena daya tahan tubuh maka tidak terdapat gejala klinis sama sekali. Pada suatu epidemic diperkirakan terdapat pada 90-95% penduduk dan menyebabkan imunitas terhadap virus tersebut.2. Poliomielitis abortifDiduga secara klinis hanya pada daerah yang terserang epidemic, terutama yang diketahui kontak dengan penderita poliomyelitis yang jelas. Timbul mendadak, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari. Gejala berupa infeksi virus, seperti malaise, anoreksia, nausea, muntah, nyeri kepala, nyeri tenggorok, konstipasi dan nyeri abdomen. Diagnosis pasti dapat dibuat dengan menemukan virus di biakan jaringan.3. Poliomyelitis non-paralitikGejala klinik sama dengan poliomyelitis abortif, hanya nyeri kepala, nausea, dan muntah lebih berat. Gejala-gejala ini timbul 1-2 hari, kadang-kadang diikuti penyembuhan sementara untuk kemudian remisi demam atau masuk dalam fase kedua dengan nyeri otot. Khas untuk penyakit ini ialah adanya nyeri dan kaku otot belakang leher, tubuh dan tungkai dengan hypertonia, mungkin disebabkan oleh lesi pada batang otak, ganglion spinal dan kolumna posterior. Bila anak berusaha duduk dari sikap tidur, maka ia akan menekuk kedua lutut ke atas sedangkan kedua lengan menunjang ke belakang tempat tidur (tanda Tripod) dan terlihat kekakuan otot spinal oleh spasme. Kuduk kaku terlihat secara pasif dengan Kernig dan Brudzinsky yang posotif. Head drop yaitu bila tubuh penderita ditegakkan dengan menarik pada kedua ketiak akan menyebabkan kepala terjatuh ke belakang. Reflex tendon biasanya tidak berubah dan bila terdapat perubahan maka kemungkinan akan terdapat poliomyelitis paralitik.4. Poliomyelitis paralitikGejala yang terdapat pada poliomyelitis non-paralitik disertai kelemahan satu atau lebih kumpulan otot skelet atau kranial. Timbul paresis akut. Pada bayi ditemukan paralisis vesika urinaria dan atonia usus. Secara klinis dibedakan beberapa bentuk sesuai dengan tingginya lesi pada susunan saraf:a. Bentuk spinal Dengan gejala kelemahan/paralisis/paresis otot leher, abdomen, tubuh, pada tungkai bawah otot kuadriseps femoris, pada lengan otot deltoideus. Sifat paralisis asimetris. Reflex tendon mengurang/menghilang. Tidak terdapat gangguan sensibilitas.b. Bentuk bulberGangguan motoric satu atau lebihsaraf otak dengan atau tanpa gangguan pusat vital yakni pernafasan dan sirkulasic. Bentuk bulbospinalDidapatkan gejala campuran antara bentuk spinal dan bentuk bulbard. Bentuk ensefalitikDapat disertai kejang delirium, kesadaran yang menurn, tremor dan kadang-kadang kejang.

4. Hemiplegia Infantil AkutDefinisi Hemiplegia infantile akut ialah kelumpuhan setengah badan pada bayi atau anak sehat, akibat bermacam sebab. EpidemiologiDi RSCM Jakarta, rata-rata terdapat 8 kasus dalam sebulan. Hampir sepertiga penderita cerebral palsy ialah hemiplegia dan 25% dari golongan ini merupakan hemiplegia infantile akut. Tidak terdapat perbedaan dalam jenis kelamin. Biasanya terdapat pada anak berumur antara 2 dan 6 tahun.EtiologiSebenarnya HIA bukanlah suatu penyakit, tetapi terjadi akibat bermacdam sebab pada jaringan otak. Bergantung kepada fasilitas suatu klinik untuk dapat mengetahui etiologi yang sebenarnya. Pentingnya mengetahui etiologi ialah untuk pengobatan yang tepat.Trauma, infeksi virus dan bakteri, kelainan arteriovenosus, penyakit jantung, penyakit sistemik, status epileptikus merupakan etiologi yang sering dijumpai.Gejala KlinisDapat dibagi dua, yaitu:a. Disertai kejang1. Suhu yang mendadak tinggi2. Kejang umum atau fokal yang berlangsung agak lama3. Kesadaran yang sangat menurun4. Setelah kesadaran agak membaik, kelumpuhan setengah badan terjadi. Mula-mula kelumpuhan bersifat flasid tetapi setelah 2 minggu timbul spastisitas. Hemiplegia lebih nyata pada anggota gerak atas dan muka dibandingkan dengan anggota gerak bawah. Makin lama makin hebat kejangnya, makin berat kelumpuhan yang terjadi.5. Kadang-kadang terjadi hemianopsia dan afasia6. Gangguan perasaan terjadi bila kerusakan terdapat pada lobus parietalis

b. Tanpa kejang1. Hemiplegia terjadi mendadak tanpa didahului oleh kejang2. Kesadaran tetap baik atau menurun sebentar saja3. Seifat kelumpuhan sama dengan yang disertai kejang

5. Sindrom Guillain-BarreDefinisi SIndrom Guillain-Barre ialah polineuropati yang menyeluruh, dapat berlangsung akut atau subakut, mungkin terjadi spontan atau sesudah suatu infeksi. Mikroorganisme penyebab belum pernah ditemukan pada penderita penyakit ini dan pada pemeriksaan patologis tidak ditemukan tanda radang.Periode laten antara infeksi dan gejala polyneuritis memberi dugaan bahwa kemungkinan kelainan yang terdapat disebabkan oleh suatu response terhadap reaksi alergi saraf perifer.Gejala KlinisTerbanyak ditemukan antara umur 4-10 tahun. Biasanya didahului oleh demam atau penyakit traktus respiratorius bagian atas, kemudian terdapat periode laten selama 1-3 minggu. Berlangsung akut atau subakut.Pada penyakit ini otot proksimal penderita sama beratnya dengan otot distal. Kadang-kadang kelumpuhan seolah-olah menjalar ke atas dari otot kaki, tungkai, abdomen, toraks, lengan dan muka. Keadaan ini disebut paralisis asending Landry, otot-otot yang terkena bersifat simetris. Gangguan sensibilitas dapat berat, ringan atau tidak terdapat sama sekali. Kelumpuhan dapat didahului oleh hipestesia, anesthesia dengan rasa nyeri atau parestesia. 6. Cerebral PalsyDefinisi Cerebral palsy ialah suatu keadaan kerusakan jaringan otak yang kekal dan tidak progresif, terjadi pada waktu masih muda (sejak dilahirkan) dan merintangi perkembangan otak normal dengan gambaran klinis dapat berubah selama hidup menunjukkan kelainan dalam sikap dan pergerakan, disertai kelainan neurologis berupa kelumpuhan spastis, gangguan ganglia basal dan serebelum dan kelainan mental.Etiologi1. PranatalInfeksi terjadi dalam masa kandungan, menyebabkan kelainan pada janin, misalnya oleh lues, toksoplasmosis, rubella dan penyakit inklusi sitomegalik2. Perinatala. Anoksia/hipoksiab. Perdarahan otakc. Prematuritasd. Icteruse. Meningitis purulenta3. PascanatalSetiap kerusakan pada jaringan otak yang mengganggu perkembangan dapat menyebabkan cerebral palsy. Misalnya pada trauma kapitis, meningitis, ensefalitis dan luka parut pada otak pasca operasi

Gejala KlinisGangguan motoric berupa kelainan fungsi dan lokalisasi serta kelainan bukan motoric yang menyulitkan gambaran klinis cerebral palsy.Kelainan fungsi motoric terdiri dari:1. Spastisitas2. Tonus otot yang berubah3. Koreo-atetosis4. Ataksia5. Gangguan pendengaran6. Gangguan bicara

7. TIA (transient ischemic attack)

Akibat terganggunya suplai darah menuju otak sehingga otak tidak berfungsi secara normal. >> 55 tahun. Etiologi: aterosklerosis, TD , pembentukan trombus karena fibrilasi atrium. GK: gangguan gerakan pada tangan dan kaki, baal pada satu sisi tubuh, gangguan keseimbangan dan koordinasi. Penatalaksanaan: diet rendah garam dan rendah kolesterol.

8. Stroke Iskemika. Cedera pada jaringan otak karena terhambatnya suplai darah dan nutrisi O2 ke otak.b. Etiologi: aterosklerosis.c. GK: kehilangan kesadaran, baal di wajah, lengan dan kaki pada satu sisi tubuh, kesulitan berjalan, diplopia, sakit kepala hebat.d. Penatalaksanaan: secara umum Breathing, Blood, Brain, Bladder & Bowel.Pertimbangan rt-PA IV 0,9 mg/kgBB (dosis maksimum 90 mg). 10% diberikan bolus IV dan sisanya diberikan per drips dalam waktu 1 jam jika onset gejala stroke dapat dipastikan kurang dari 3 jam dan hasil CT scan normal. Bila ada fibrilasi atrium dapat diberikan digoksin 0,125-0,5 mg IV atau verapamil 5-10 mg IV atau amiodaron 200 mg drips dalam 12 jam. Kebutuhan protein lebih tinggi dari orang normal (1,2-1,5 g/kgBB).

9. Stroke Hemoragika. Akibat perdarahan suatu arteri serebralis .b. Etiologi: aneurisma, kelainan arteriovenosa.c. GK: gangguan keseimbangan dan koordinasi, sulit menggerakan bagian tubuh, mual, muntah, sakit kepala hebat, kesadaran menurun sementara, kejang, hemiparase.d. Penatalaksanaan: bila hipertensi diberikan labetalol scr berkala dgn bolus IV 5-100 mg/jam 10-40 mg atau 2-8 mg/menit. Peningkatan tekanan intrakranial sebagai akibat adanya volume perdarahan dan terjadinya edema serebri diatasi dengan osmoterapi yang menggunakan manitol (0,25-0,5 g/kg tiap 4 jam) dan furosemid (10 mg tiap 2-8jam).

LANGKAH DIAGNOSTIK PENYAKIT KELUMPUHAN

DiagnosisGejala dan tanda-tanda TIA mungkin menghilang pada saat individu yang terkena tiba di rumah sakit. Oleh karena itu, riwayat kesehatan orang yang terkena mungkin menjadi dasar konfirmasi diagnosis TIA. Setelah tiba di rumah sakit, pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan neurologis dan pemeriksaan tekanan darah harus dilakukan. Pada TIA diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan belum terjadi kerusakan otak, maka diagnosis tidak dapat ditegakkan dengan CT scan maupun MRI. Kalaupun dilakukan CT scan atau MRI hanya untuk mengetahui apakah terjadi perdarahan atau tidak. Ada beberapa teknik untuk menilai adanya penyumbatan pada salah satu atau kedua arteri karotis. Aliran darah pada pembuluh darah yang menyempit dapat menyebabkan suara (bruit) yang terdengar melalui stetoskop. Skening ultrasonik dan teknik Doppler secara bersamaan menghasilkan continuous wave untuk mendeteksi derajat stenosis, ukuran sumbatan, jumlah darah mengalir di sekitarnya dan untuk melihat sejauh mana anastomosis membantu daerah yang tersumbat. Angiografi serebral untuk menentukan ukuran dan loksasi sumbatan. Pemeriksaan neurologis penuh untuk mencari defisit neurologis. Untuk menilai arteri karotis lakukan pemeriksaan MRI atau Angiografi,sedangkan untuk menilai arteri vertebralis lakukan pemeriksaan ultrasonickarotis dan teknik dopler. Sumbatan di dalam arteri vertebral tidak dapatdiangkat karena pembedahannya lebih sulit dibandingkan pembedahan padaarteri karotis. CBC (complete blood count) untuk mencari anemia atau masalah dengan trombosit (untuk mencegah pembekuan darah dari fibrilasi atrium) untuk memastikan dosis obat yang tepat.REHABILITASI PASIEN DENGAN KELUMPUHAN ANGGOTA GERAK

Terapi fisikterapi fisik difokuskan pada pergerakan. Terapi fisik membantu mengembangkan cara untuk mengimbangi paralisis melalui penggunaan otot yang masih mempunyai fungsi normal, membantu mempertahankan dan membentuk adanya kekuatan dan mengontrol bekas yang dipengaruhinya pada otot dan membantu mempertahankan ROM dalam mempengaruhi anggota badan untuk mencegah otot dari pemendekan ( kontraktur ) dan terjadinya kecacatan. Jika pertumbuhan kembali saraf yang diharapkan, terapi fisik menggunakan retrain yang mempengaruhi anggota badan selama pemulihan. Terapi fisik juga menggunakan peralatan yang sesuai seperti penyangga badan dan kursi roda. Terapi kerja ( occupational therapy )Fokus terapi kerja adalah pada aktivitas sehari-hari seperti makan dan mandi. Terapi kerja mengembangkan alat dan tehnik khusus yang mengijinkan perawatan sendiri dan jalan memberi kesan untuk memodifikasi rumah dan tempat kerja bahwa pasien dengan kelemahannya bisa hidup normal. Terapi khusus lainnya pasien membutuhkan pelayanan terapi pernafasan, konselor bagian rahabilitasi, pekerja sosial, nutrisi, berbicara, guru pengajar khusus, terapi rekreasi atau klinik.

PENCEGAHAN PENYAKIT KELUMPUHAN ANGGOTA GERAK (TIA) Pengendalian faktor resiko, meliputi: Berhenti merokok dan minum alkohol, kurangi stress, hindari kegemukan, kurangi konsumsi garam berlebihan, mengkonsumsi obat antihipertensi pada penderita hipertensi, mengkonsumsi obat hipoglikemik pada penderitadiabetes, diet rendah lemak dan mengkonsumsi obat antidislipidemia pada penderita dislipidemia, dan mengendalikan penyakit jantung (misalnya fibrilasi atrium, infark miokard akut, penyakit jantung reumatik), dan penyakit vascular aterosklerotik lainnya. Modifikasi gaya hidup dengan berolah raga secara teratur, konsumsi gizi yang seimbang seperti, sayuran, buah-buahan, serealia dan susu rendah lemak serta minimalkan junk food

MEKANISME BAALBaal adalah rasa kebal sehingga tidak lagi merasakan dingin, sakit, dan sabagainya; mati rasa., atau dalam istilah medis disebut hipestesia yang merupakan gangguan sensorik negatif. Gangguan sensorik superficial atau gangguan ekteroseptif yang negatif merupakan salah satu manifestasi sindrom neurologic. Secara singkat gangguan sensorik negatif itu disebut defisit sensorik. Hal tersebut tergantung pada kedudukan lesi apakah di saraf perifer, di radiks posterior, atau dilintasan sentralnya. Untuk mempermudah pembahasan deficit sensorik, maka istilah anesthesia dan hipestesia digunakan sebagai sinonim dari deficit sensori.Hipestesia yang dirasakan sesisi tubuh saja adalah hemihipestesia. Ditinjau dari sudut patofisiologik, maka keadaan itu terjadi karena korteks sensori primer tidak menerima impuls sensorik dari belahan tubuh kontralateral. Di dalam klinik, hemihipestesia merupakan gejala utama atau gejala pengiring Cerebrovascular Disease. Infark menduduki seluruh krus posterior kapsula interna sesisi. Biasanya sumbatan terjadi pada arteri lentikulostriata. Bila cabang kecil dari kelompok arteria lentikolostriata saja yang tersumbat, mungkin bagian diujung belakang krus posterior kapsula interna saja yang terkena infark. Hal itu dapat dimengerti karena kawasan itu hanya dilintasi serabut-serabut aferen yang berproyeksi pada korteks sensori primer. Infark disebabkan oleh adanya interupsi local aliran darah. Kelainan ini merupakan bentuk tersering penyakit serebrovaskular (70-80%) dari semua cerebrovascular accident atau stroke. Aterosklerosis otak merupakan penyebab tersering infark otak, dan factor yang mempermudah seseorang mengalami aterosklerosis adalah hipertensi, diabetes mellitus, dan merokok.

Hal tersebut dapat diperkuat oleh pasien pada skenario yang merokok. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama). Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung serta hipertensi.Pada keadaan merokok, pembuluh darah dibeberapa bagian tubuh akan mengalami penyempitan, dalam keadaan ini dibutuhkan tekanan yang lebih tinggi supaya darah dapat mengalir ke alat-alat tubuh dengan jumlah yang tetap. Untuk itu jantung harus memompa darah lebih kuat, sehingga tekanan pada pembuluh darah meningkat. Rokok yang dihisap dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Rokok juga akan mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan pembuluh di ginjal sehingga terjadi peningkatan tekanan darah (Wardoyo, 1996). DrPipe, seorang ilmuwan, menuturkan bahwa rokok menyebabkan penumpukan kotoran pada bagian dalam pembuluh darah (aterosklerosis), kondisi ini memberikan kemungkinan yang lebih besar terhadap pembentukan bekuan atau gumpalan.

MEKANISME BAAL HANYA DI SALAH SATU SISI TUBUH

Infark paling sering terjadi di daerah yang diperdarahi oleh cabang-cabang arteri serebri media. Infarks di region ini bermanifestasi sebagai hemiparesis dan spastisitas kontralateral; berkurangnya sensasi di sisi tubuh yang berlawanan dengan infark dan kelainan lapangan pandang. Arteri karotis interna mempercabangkan arteri serebri media, arteri serebri media mempercabangkan arteri lentikulostriata, arteri ini mensuplai daerah nukleus kaudatus, putamen, globus pallidus dan kapsula interna. Daerah-daerah tersebut di atas merupakan lokasi tersering terjadinya perdarahan intraserebral, area-area tersebut merupakan area motorik kontralateral pada otak.

Pada skenario terjadi baal pada sebeblah kiri, kemungkinan kelainan berupa penyempitan pembuluh darah terdapat pada arteri di otak sebelah kanan, sehingga kosteks sensori primer sebelah kanan tidak menerima impuls dari belahan tubuh kontralateral.

MEKANISME BAAL BERSIFAT HILANG TIMBULSecara umum diketahui bahwa tekanan darah akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur dan semakin meningkat lagi dengan berat badan lebih (overweight) dan obes. Peningkatan tekanan darah akan menjadi lebih besar lagi bila ada riwayat keluarga yang hipertensi dan mempunyai stress emosional yang tinggi. Pada orang yang obes, jumlah darah yang beredar akan meningkat, cardiac out put akan naik dan ini akan meningkatkan tekanan darah. Tekanan darah tinggi atau hipertensi meningkatkan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskuler, stroke dan ginjal.Tekanan darah dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketikaberistirahat. Saat melakukan aktivitas seperti bekerja seharian dibutuhkan energy yang banyak sehingga jantung bekerja lebih untuk mengalirkan darah yang mengandung oksigen ke seluruh tubuh untuk menghasilkan ATP. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktupagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari. Pada saat tidur seseorang dalam keadaan berbaring, tubuh berada pada posisi horizontal. Hal tersebut mengakibatkan peredaran darah dalam tubuh seseorang tidak dipengaruhi oleh gaya gravitasi karena dalam keadaan sejajar sehingga denyut nadi dan tekanan darah menurun. Maka dari itu ketika bangun pada pagi hari tubuh mulai menyesuaikan diri untuk meningkatkan tekanan darahnya.

HUBUNGAN BAAL 4 BULAN LALU DENGAN ANGGOTA GERAK SULIT DIGERAKKAN 2 JAM YANG LALU

Ada, kemungkinana pasien 4 bulan yang lalu terkena (TIA), TIA adalah serangan-serangan defisit neurologik yang mendadak dan singkat akibat iskemia fokal yang cenderung membaik dengan kecepatan dan tingkat penyembuhan bervariasi tetapi biasanya dalam 24 jam yang biasanya bisa diakibatkan oleh arteroskerosis. TIA ini tidak menyebabkan kerusakan permanen pada otak, tetapi merupakan resiko terjadinya stroke di kemudian hari atau kematian (karena penyumbatan pada arteri koroner atau karena faktor resiko lainnya dan kemungkinan menjadi stroke bisa 90 hari setelah terkena TIA

FAKTOR RESIKO TIA & STROKE

a. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi :1. UsiaUsia rata-rata adalah 59,25 tahun, pada umur 30-54 tahun : rata-rata 25,25% ; pada umur 55-64 tahun : rata-rata 42,25%; pada umur lebih dari 64 tahun : rata-rata 32,25% (lihat tabel I).Menurut DYKEN. M.L. Usia rata-rata dari TIA adalah 63 tahun, usia rata-rata timbulnya pada wanita lebih tinggi, ialah 80 tahun.

Risiko terkena stroke meningkat sejak usia 45 tahun. Setiap penambahan usia tiga tahun akan meningkatkan risiko stroke sebesar 11-20%. Dari semua stroke, orang yang berusia lebih dari 65 tahun memiliki risiko paling tinggi yaitu 71%, sedangkan 25% terjadi pada orang yang berusia 65-45 tahun, dan 4% terjadi pada orang berusia 200 mg/dl meningkatkan risiko stroke 1,31-2,9 kali.

7. MerokokBerdasarkan penelitian Siregar F (2002) di RSUP Haji Adam Malik Medan dengan desain case control, kebiasaan merokok meningkatkan risiko terkena stroke sebesar 4 kali. Merokok menyebabkan penyempitan dan pengerasan arteri di seluruh tubuh (termasuk yang ada di otak dan jantung), sehingga merokok mendorong terjadinya aterosklerosis, mengurangi aliran darah, dan menyebabkan darah mudah menggumpal.

8. AlkoholKonsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu metabolisme tubuh, sehingga terjadi dislipidemia, diabetes melitus, mempengaruhi berat badan dan tekanan darah, dapat merusak sel-sel saraf tepi, saraf otak dan lainlain. Semua ini mempermudah terjadinya stroke. Konsumsi alcohol berlebihan meningkatkan risiko terkena stroke 2-3 kali.

9. StresHampir setiap orang pernah mengalami stres. Stres psiokososial dapat menyebabkan depresi. Jika depresi berkombinasi dengan faktor risiko lain (misalnya, aterosklerosis berat, penyakit jantung atau hipertensi) dapat memicu terjadinya stroke. Depresi meningkatkan risiko terkena stroke sebesar 2 kali.

10. Penyalahgunaan ObatPada orang-orang yang menggunakan narkoba terutama jenis suntikan akan mempermudah terjadinya stroke, akibat dari infeksi dan kerusakan dinding pembuluh darah otak. Di samping itu, zat narkoba itu sendiri akan mempengaruhi metabolisme tubuh, sehingga mudah terserang stroke. Hasil pengumpulan data dari rumah sakit Jakarta tahun 2001 yang menangani narkoba, didapatkan bahwa lebih dari 50% pengguna narkoba dengan suntikan berisiko terkena stroke.

MEKANISME KELUHAN TAMBAHAN PADA SKENARIO1. PalpitasiPalpitasi atau merasakan denyut jantung sendiri adalah peningkatan denyut jantung atau kehilangan iramanya atau juga iramanya bertambah cepat karena adanya perubahan kecepatan, keteraturan, atau kekuatan kontraksi jantung.2. PusingPusing dalam kasus ini bisa diakibatkan akibat hipertensi yang menyebabkan peningkatan tekanan intracranial.3. Nyeri Ulu HatiNyeri ulu hati bisa disebabkan karena : Gastritis Merupakan angina sebagai penyakit jantung Psikis Dll.4. Merasa akan pingsan jika berada di tempat ramaiKemungkinan pasien menderita salah satu anxietas yaitu agorafobia. Agorafobia merupakan rasa takut muncul pada situasiyang banyak orang, tempat umum, berpergian keluar rumah, berpergian sendiri dan berusaha menghindari situasi tersebut. Rasa panik/cemas/takut tersebut digambarkan sebagai rasa ingin pingsan.

DIFFERENTIAL DIAGNOSIS1. Transient Ishcemic Attack (TIA)DEFINISITIA terjadi karena terganggunya suplai darah menuju otak. Sehingga otak tidak berfungsi secara normal. TIA dapat sembuh dalam 24 jam tetapi biasanya gejalanya akan mereda dalam beberapa menit.Etiologi1. Pembentukan thrombus karena fibrilasi atrium 2. Aterosklerosis3. High blood pressure4. Massa lesi seperti tumor (jarang menimbulkan gejala sementara, lebih sering dengan gejala yang progresif dan persisten)EPIDEMIOLOGIInsiden TIA pada pria lebih banyak dibandingkan wanita (2:3), dan lebih banyak pada orang tua (>55 tahun) .PATOFISIOLOGIBekuan pada bagian tubuh (hati) mengalir menuju otak membentuk trombus , Penurunan kecepatan aliran darah ke otak (Arteri carotis) , Arteriosklerosis pada otak ketiga hal tadi menyebabkan pembuluh darah tersumbat, sehingga aliran darah terhambat atau berhenti sehingga dapat terjad iskemia SYMPTOMP/GEJALA Gangguan gerakan melangkah, mati rasa pda satu sisi tubuh Kesulitan berbicara dan penglihatan menurun Bingung mendadak, sulit memahami pembicaraan orang lain kehilangan keseimbangan atau kordinasi mendadak lemah, mati rasa(baal) atau lumpuh pada wajah, tangan dan kaki. Biasanya pada salah satu sisi tubuh. Bingung mendadak, kesulitan berbicara atau sulit memahami orang lain bicara Hilangnya penglihatan mendadak pada salah satu atau kedua mata, diplopia. Sulit berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan atau kordinasi ALUR DIAGNOSIS Anamnesis1. Mempunyai faktor risiko heart diseasedan stroke:2. high blood pressure, 3. high cholesterol, 4. diabetes, 5. smoking and 6. family history Pemeriksaan Fisik 1. Pada pemeriksaan terdengar bruit, terdapat gejala baal.2. EKG : untuk melihat irreguler heart rhythme seperti atrial fibrillation.3. Carotid ultrasound untuk melihat penyempitan di pembuluh darah paa bagian depan leher terutam untuk melihatsuplai darah menuju otak. Pemeriksaan Penunjang Hitung darah lengkap (HDL), panel metabolik dasar, faktor pembekuan, pemeriksaan doppler karotis Angiografi : membantu menentukan penyebab TIA secara spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri EKG, echocardiogramPENGOBATANTujuan pengobatan TIA adalah untuk mencegah terjadiny stroke. Meminimalisir faktor risiko blood presure, kolesterol dan peningkatan lipid serta kontrol diabetes. Obat anti-platelet seperti aspirin. Atau pilihan obat anti-platelet lainnya seperti aggrenox, plavix. Obat anti-koagulasi seperti haparin atau coumadin. Jika ditemukan Steosis dilakukan endarterektomi karotis PENCEGAHAN Mengurangi merokok Mengontrol gula darah Mengontrol tekanan darah Mengontrol kolesterol Olahraga teratur Pola makan yang seimbangPROGNOSISSemakin cepat didiagnosis dan ditangani maka semakin kecil resiko menjadi stroke.

2. Stroke Non HemoragikDEFINISIStroke adalah sindroma klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara fokal maupun global yang dapat menimbulkan kematian atau kecacatan yang menetap lebih dari 24 jam, tanpa penyebab lain kecuali gangguan vaskular (WHO 1983). Stroke pada prinsipnya terjadi secara tiba-tiba karena gangguan pembuluh darah otak (perdarahan atau iskemik), bila karena trauma maka tak dimasukkan dalam kategori stroke, tapi bila gangguan pembuluh darah otak disebabkan karena hipertensi, maka dapat disebut stroke. Merupakan jenis stroke yang paling sering terjadi 85%.

EPIDEMIOLOGIStroke adalah penyebabkematianyang ketiga setelah penyakit jantung dan keganasan.Stroke diderita oleh 200 orang per 100.000penduduk per tahunnya. Stroke merupakan penyebab utama cacat menahun. Pengklasifikasiannya adalah 65-85% merupakan stroke non hemoragik ( 53% adalah stroke trombotik, dan 31% adalah stroke embolik) dengan angka kematian stroke trombotik 37%, dan stroke embolik 60%. Presentase stroke non hemoragik hanya sebanyk15-35%. 10-20% disebabkan oleh perdarahan atau hematom intraserebral, dan 5-15% perdarahan subarachnoid.Angka kematian stroke hemoragik pada jaman sebelum ditemukannya CT scan mencapai 70-95%, setelah ditemukannya CT scan mencapai 20-30%.

ETIOLOGI Penyebab stroke antara lain adalah aterosklerosis (trombosis), embolisme, hipertensi yang menimbulkan perdarahan intraserebral dan ruptur aneurisme sakular. Stroke biasanya disertai satu atau beberapa penyakit lain seperti hipertensi, penyakit jantung, peningkatan lemak dalam darah, diabetes mellitus atau penyakit vascular perifer.

ANATOMI VASKULARISASI OTAKOtak memperoleh darah melalui dua sistem, yakni sistem karotis dan sistem vertebral. 1. Sistem karotisArteri karotis interna merupakan hasil percabangan dari a. Karotis komunis dextra dan A. Karotis komunis sinistra. A. Karotis komunis dextra berasal dari percabangan A. Subklavia dextra, sedangkan A. Karotis komunis sinistra berasal dari arkus aorta.Arteri komunis interna setelah memisahkan diri dari a.carotis komunis, naik dan masuk ke rongga tengkorak melalui kanalis karotikus, berjalan dalam sinus kavernosus, mempercabangkan A. opthalmika untuk nervus opticus dan retina, akhirnya ber