henoch schonlein purpura doc
DESCRIPTION
pTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit Henoch schonlein purpura pertama kali di kemukakan oleh seorang
dokter dari Inggris bernama dr.William Heberden, yang mendeskripsikan suatu
penyakit pada 1801 pada seorang anak berusia 5 tahun, dengan gejala nyeri perut,
hematuri, hematochezia, dan purpura pada kaki. Pada tahun 1837, seorang dokter
anak dari Jerman, dr.Johan Schonlein, mendeskripsikan syndrome dari purpura ini
berhubungan pula dengan nyeri sendi, dan presipitasi urinaria pada
anak.Penelitiannya dilanjutkan oleh murid nya, dr.Eduard Henoch, yang
menambahkan nyeri perut, dan gangguan ginjal, pada syndrome ini.Pada tahun 1915,
dr.Frank, dan dr. William Osler, mengungkap istilah “Anaphylactoid purpura” untuk
penyakit ini. Ini berdasarkan hasil pengamatan bahwa patogenesis dari penyakit ini,
berhubungan erat dengan reaksi hipersensitivitas pada agen tertentu atau berhubungan
dengan sistim imun.
Henoch-Schönlein purpura (HSP) adalah vaskulitis pembuluh darah kecil
yang dimediasi oleh immunoglobulin (Ig) A yang secara predominan mempengaruhi
anak-anak tetapi juga terlihat pada orang dewasa. HSP merupakan sub keadaan dari
vaskulitis nektrotisasi yang dikarakteristikan dengan kerusakan fibrinoid pembuluh
darah dan leukocytoclasis. Manifestasi klinis primer termasuk purpura yang dapat
dipalpasi, arthralgia atau arthritis, nyeri abdomen, perdarahan gastrointestinal, dan
nephritis. Komplikasi serius jangka panjang dari HSP adalah gagal ginjal progressive,
dimana timbul pada 1-2% pasien.
Kami memilih HSP sebagai referat kami, karena penyakit ini adalah penyakit
yang jarang ditemui, sementara saat itu kami berkesempatan mendapat pasien ini
dalam masa kepaniteraan, selain itu juga karena, HSP adalah salah satu penyakit
sistemik yang penting. Pada referat ini, kami akan membahas mengenai definisi,
etiologi, epidemiologi, patogenesis, manifestasi klinis, cara penegakan diagnosis dan
terapi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Henoch-Schönlein purpura atau dikenal juga dengan anaphylactoid purpura
atau allergic purpura, atau vascular purpura,adalah suatu penyakit peradangan
pembuluh darah yang berhubungan dengan reaksi imunolgis khususnya
immunoglobulin A.Pada HSP, terjadi proses nekrosis dari vascular, yang ditandai
dengan terjadinya destruksi fibrin dinding pembuluh darah dan leukocytoclasis. (1)
Definisi lain menyebutkan HSP adalah suatu penyakit vasculitis dengan
komninasi gejala; rash pada kulit, atrhalgia, periarticular udema, nyeri abdomen, dan
glomerulonephritis. Dapat disertai infeksi saluran pernafasan atas, dan berhubungan
dengan Imunoglobin A, dan sintesis imunoglobin G.Ig A dan Ig G berinteraksi untuk
menghasilkan kompleks imun, yang mengaktifkan complement, yang di depositkan
pada organ,menimbulkan respon inflamasi berupa vaskulitis. (2)
Henoch–Schönlein purpura, disebut juga sebagai Allergic purpura, atau
anaphylactoid purpura atau vascular purpura , adalah penyakit sistemik berupa
vaskulitis, dimana terjadi peradangan pada pembuluh darah, yang dikarakteristikkan
oleh deposit kompleks imun, antibody Ig A, pada terutama kulit dan ginjal.(3)
Sementara pada Nelson Text book of Pediatrics disebutkan bahwa HSP adalah
vaskulitis pembuluh darah kecil yang memiliki kekhasan, adanya purpura, arthritis,
nyeri abdomen, dan glomerulonefritis, sehingga dapat berupa manifestasi nya HSP
nefritis dan Ig A nefropati.(2)
Dua sistem klasifikasi utama digunakan untuk menegakkan diagnosa HSP.
Pertama, dari American College of Rheumatology, membutuhkan 2 atau lebih
keadaan berikut:
Pasien berumur lebih muda dari 20 tahun
Purpura yang dapat dipalpasi
Nyeri abdomen atau perdarahan saluran cerna
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD DR.RM Djoelham Binjai 2013 2
Granulosit perivaskular atau ekstravaskular pada biopsi.
Sistem klasifikasi kedua dari Chapel Hill Consensus Group, secara primer
digunakan kriteria nonklinis, dan membutuhkan hanya kehadiran dari vaskulitis
pembuluh darah kecil dengan deposisi IgA.
2 tambahan keadaan kriteria telah disarankan untuk diagnosis HSP. Helander
et al mengajukan bahwa tiga atau lebih dari keadaan berikut ini:
Direct immunofluorescence (DIF) menghasilkan konsistensi dengan
deposisi vaskular IgA
Pasien berumur lebih muda dari 20 tahun
Keterlibatan gastro intestinal
Prodrome Upper respiratory tract infection tract (URI)
Mesangioproliferative glomerulonephritis dengan atau tanpa deposisi IgA
Michel mengajukan kriteria untuk membedakan HSP dari vaskulitis
hipersensitivitas, membutuhkan tiga atau lebih dari keadaan berikut untuk
menegakkan diagnosa :
Purpura yang dapat dipalpasi
Angina Bowel
Perdarahan Gastrointestinal
Hematuria
Pasien berumur lebih dari 20 tahun
Tidak ada medikasi sebagai agen presipitasi
B. EPIDEMIOLOGI
Di US, 75% of HSP timbul pada anak-anak usia 2-14 tahun. Insiden kelompok
umur adalah 14 kasus per 100,000 populasi.(10)
Meskipun tidak ada laporan berbeda dalam insidensi HSP diberbagai negara,
satu sumber menyatakan bahwa timbulnya glumerulonephritis yang dihasilkan dari
HSP bervariasi antar negara. HSP menimbulkan 18-40% dari penyakit glumerular di
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD DR.RM Djoelham Binjai 2013 3
Jepang, Perancis, italia, dan Australia sementara lesi glumerular bertanggung jawab
untuk hanya 2-10% di US, canada, dan United Kingdom. Tidak ada penjelasan untuk
perbedaan yang ditawarkan, tetapi mereka bisa menjadi sekunder terhadap perbedaan
dalam kaitan provokasi atau faktor yang mempengaruhi antar lokasi. (10)
Ras
HSP tidak biasa pada orang dengan kulit hitam, baik di Africa maupun Amerika.
Sex
Laki –laki ; Wanita = 1.5-2:1.
Usia
Kebanyakan pasien (75%) adalah anak-anak usia 2-14 tahun. Usia median onset
adalah 4-5 tahun. Meskipun satu dari kriteria untuk diagnosis HSP dipublikasikan
oleh American College of Rheumatology adalah “umur kurang dari 20 tahun”
penyakit ini dapat timbul dari bayi hingga dekade kesembilan.
Studi oleh Allen menunjukkan manifestasi klinis HSP yang bervariasi dengan
umur. Anak-anak yang usianya lebih muda dari 2 tahun mempunyai sedikit
keterlibatan ginjal, gastrointestinal, dan sambungan tulang tetapi lebih kepada
edema subkutan.
Mortalitas dan Morbiditas
Kebanyakan morbiditas dan mortalitas pada penyakit ini dihasilkan dari
glomerulonephritis dan hal ini berkaitan dengan manifestasi ginjal akut dan kronis.
Pada yang minimum, hematuria transient timbul pada 90% pasien. Insufisiensi renal
timbul kurang dari 2% pasien, dan end-stage renal failure timbul kurang dari 1%.
HSP berkisar antara 3-15% pada anak yang memasuki program dialisis. Meskipun
jarang, perdarahan pulmonar seringkali merupakan komplikasi yang fatal dari HSP.
C. ETIOLOGI
Etiologi dari HSP tidak diketahui, tetapi HSP yang umum diikuti dengan
infeksi traktus respiratorius saluran nafas atas. Insiden dan prevalensi HSP
kemungkinan jarang terdeteksi, karena kasus tidak dilaporkan ke agensi kesehatan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD DR.RM Djoelham Binjai 2013 4
masyarakt. Bagaimanapun, dari 31,333 pasien baru yang terlihat di 54 pusat
reumatologi di United States, 1,120 mempunyai beberapa bentuk vaskulitis dan 558
diklasifikasikan sebagai HSP. Meskipun HSP berkisar 1% dari rawatan rumah sakit
dimasa lalu, perubahan dalam praktik medis telah menurunkan fruekuensi rawatan;
0,06% dari rawatan (62/9,083 pada tahun 1997) untuk HSP pada satu pusat besar
Midwestern pediatric. Kesakitan ini lebih sering pada anak-anak dibandingkan pada
orang dewasa, dengan kebanyakan kasus timbul antara 2-8 tahun dari usia, lebih
sering pada bulan-bulan yang dingin. Laki-laki dipengaruhi 2 kali fruekuensinya
sama dengan wanita. Semua insiden dijumlahkan dan berkisar antara 9/100,000
populasi.
Tetapi dapat pula dikemukakan beberapa sebab yang diperkirakan memiliki
kaitan sebagai faktor penyebab :
Pengetahuan yang meliputi mekanisme pasti dimana compleks immune
berimplikasi pada patogenesis faktor yang merupakan predisposisi beberapa pasien
untuk menimbulkan penyakit ini masih jauh kurang dimengerti.Yang lainnya
melaporkan faktor lain sebagai berikut:
Infeksi : Bakteri (Group A beta hemolytic streptococci, Campylobacter jejuni,
Yersinia species, Mycoplasma pneumoniae, dan Helicobacter pylori
(dilaporkan pada satu pasien) Virus (Varicella, hepatitis B, Epstein-Barr
virus, dan parvovirus B19 0
Obat (Ampicillin penicillin, erythromycin, quinines, dan chlorpromazine)
Neoplasma (Leukemia dan Limfoma)
Solid tumor (Ductal carcinoma of the breast, bronchogenic carcinoma,
adenocarcinoma of the prostate, adenocarcinoma of the colon, renal cell
carcinoma, cervical carcinoma, melanoma)
Makanan : Sensitifitas terhadap makanan yang mengandung salisilat
Lainnya : kehamilan, demam mediterania familial, dan cryoglobulinemia
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD DR.RM Djoelham Binjai 2013 5
D. PATOGENESIS
Henoch-Schonlein Purpura adalah kelainan sistemik yang penyebabnya tidak
diketahui dengan karakteristik terjadinya vaskulitis, inflamasi pada dinding pembuluh
darah kecil dengan infiltrasi leukositik pada jaringan yang menyebabkan perdarahan
dan iskemia. Adanya keterlibatan kompleks imun IgA memungkinkan proses ini
berkaitan dengan proses alergi. Namun mekanisme kausal tentang ini belum dapat
dibuktikan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa HSP berhubungan dengan infeksi
kuman streptokokus grup A. Namun, mekanisme inipun belum dapat dibuktikan.
Inflamasi dinding pembuluh darah kecil merupakan manifestasi utama
penyakit ini. Bila pembuluh darah yang terkena adalah kulit, maka terjadi
ekstravasasi darah ke jaringan sekitar, yang terlihat sebagai purpura. Namun purpura
pada HSP adalah khas, karena batas purpura dapat teraba pada palpasi. Bila yang
terkena adalah pembuluh darah traktus gastrointestinal, maka dapat terjadi iskemia
yang menyebabkan nyeri atau kram perut. Kadang, dapat menyebabkan distensi
abdomen, buang air besar berdarah, intususepsi, maupun perforasi yang
membutuhkan penanganan segera. Gejala gastrointestinal umumnya banyak ditemui
pada fase akut dan kemungkinan mendahului gejala lainnya seperti bercak kemerahan
pada kulit.
Etiologi dari HSP tidak diketahui tetapi melibatkan deposisi vaskular dari
kompleks immune IgA. Lebih spesifik lagi, kompleks imun terdiri dari IgA1 dan
IgA2 dan diproduksi lagi oleh limfosit peripheral B. Kompleks ini seringkali
terbentuk sebagai respon terhadap faktor penimbul. Kompleks sirkulasi menjadi tidak
terlarut, disimpan didalam dinding pembuluh darah kecil (arteri, kapiler, venula) dan
komplement aktivasi, lebih banyak sebagai jalur alternative (didasara akan kehadiran
dari C3 dan properdin serta ketiadaan komponen awal pada kebanyakan biopsi).
Terjadi deposisi kompleks imun IgA pada dinding pembuluh darah kecil.
Lebih spesifik, yaitu kompleks IgA-1 kompleks imun (IgA1-C). Pada keadaan
normal, IgA1-C dibersihkan oleh hepatosit melalui reseptor asialoglikoprotein yang
akan berikatan dengan rantai oligosakarida dari fragmen IgA1-C. Pada pemeriksaan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD DR.RM Djoelham Binjai 2013 6
serum, kadar IgA1-C lebih tinggi pada pasien HSP dengan gejala klinis keterlibatan
ginjal daripada mereka yang tanpa keterlibatan ginjal.
Aktivasi jalur komplemen menimbulkan infiltrasi faktor kemotaktik dan sel
polimorfonuklear. Pada 10% pasien, antibody anti-neutrofilik sitoplasmik
ditemukan.Molekul adhesi yang diinduksi oleh sitokin proinflamasi, termasuk
TNFalfa dan IL-1 yang akan merekrut netrofil dan sel-sel inflamasi lainnya. Pada
pemeriksaan kulit, ditemukan adanya TNF pada lapisan intradermal dengan IL-1 dan
IL-6. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan adanya infiltrasi leukosit dan limfosit
perivaskular dengan deposit kompleks imun IgA pada dinding pembuluh darah kecil
dan jaringan mesangial ginjal.
Leukosit Polymorphonuclear diambil dari faktor kemotaktik dan menyebabkan
inflamasi serta nekrosis dinding pembuluh darah dengan trombosis yang menetap.
Hal ini akan mengakibatkan ekstravasasi dari eritrosit akan perdarahan dari organ
yang dipengaruhi dan bermanifestasi secara histologis sevagai vaskulitis
leukocytoclastic.
Histologi melibatkan kulit memperlihatkan sel polimorfonuklear atau fragmen
sel disekitar pembuluh darah kecil kulit. Kompleks imun yang mengandung IgA dan
C3 telah diketemukan di kulit, ginjal, intestinal mukosa, dan pergelangan, dimana
tempat organ utama terlibat didalam HSP.
Manifestasi klinis dari HSP merefleksikan kerusakan pembuluh darah kecil.
Nyeri abdominal, hadir pada 65% pasien, sekunder terhadap vaskulitis submukosa
dan perdarahan subserosa serta edema dengan trombosis dari mikrovaskular usus.
Hematuria dan proteinuria timbul pada nefritis terkait dengan HSP. Manifestasi renal
berkisar dari perubahan minimal hingga ke glumerulonefritis crescentic berat.
Etiologi sekunder terhadap deposisi mesangial IgA lebih predominan, tetapi
IgG, IgM, C3 dan deposisi properdin dapat juga timbul. Deposit ini juga dapat timbul
dalam ruang glumerular subepithelial. Banyak yang percaya bahwa kedua nephritis
HSP dan nefropati IgA (Berger disease), dimana merupakan penyebab tersering dari
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD DR.RM Djoelham Binjai 2013 7
glumerulonephritis di dunia, mempunyai penampilan klinis yang berbeda dari proses
penyakit yang sama. Manifestasi dermatologis timbul sekunder terhadap deposisi
kompleks imun (IgA, C3) didalam pembuluh kulit papiler, menghasilkan kerusakan
pembuluh darah, ekstravasasi sel darah merah, dan secara klinis dapat diobservasi
dengan palpasi purpura. Hal ini dapat timbul tergantung di wilayah tubuh, seperti
kaki bawah, punggung dan abdomen.
Sama banyaknya dengan 50% kejadian yang timbul pada pasien pediatrik
menampakkan URI, dan studi terbaru pada dewasa mendemonstrasikan bahwa 40%
pasien mempunyai URI terdahulu. Beberapa agen berimplikasi, termasuk group A
streptococci, varicella, hepatitis B, Epstein-Barr virus, parvovirus B19, Mycoplasma,
Campylobacter, dan Yersinia. Lebih jarang, faktor lain telah dikaitkan dengan dengan
agen penimbul dalam perkembangan HSP. Hal tersebut meliputi obat, makanan,
kehamilan, demam mediterania familial, dan paparan di udara yang dingin. HSP juga
telah dilaporkan pada kelanjutan vaksinasi untuk typhoid, campak, demam kuning
dan kolera.(2)
Patogenesis spesifik HSP tidaK diketahui, pasien dengan HSP mempunyai
fruekuensi signifikan yang lebih tinggi akan HLA-DRB1*07 daripada kontrol
geografis. Peningkatan konsentrasi serum dari sitokin tumor necrosis factor-α (TNFα)
dan interleukin (IL)-6 telah diidentifikasi dalam penyakit yang aktif.Teknik
Immunofluorescence menunjukkan deposisi dari IgA dan C3 dalam pembuluh darah
kecil dikulit dan glomeruli renal, tetapi peranan aktivasi komplemen tetap
kontroversial.
E. GEJALA KLINIS
Onset penyakit dapat akut, dengan kehadiran dari penampakkan beberapa
manifestasi klinis yang simultan, atau insidious, dengan timbul sebagian pada lebih
dari setengah anak-anak yang terkena. Ruam yang umum dan gejala klinis dari HSP
merupakan konsekuensi yang biasa dari lokasi kerusakan pembuluh darah primer di
kulit, traktus gastrointestinal dan ginjal.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD DR.RM Djoelham Binjai 2013 8
Tanda dari penyakit ini adalah ruam, dimulai dengan makulopapule merah
muda yang awalnya melebar pada penekanan dan berkembang menjadi ptechie atau
purpura, dimana karakteristik klinisnya adalah purpura yang dapat dipalpasi dan
berkembang dari merah ke ungu hingga kecoklat sebelum akhirnya memudar. Lesi
cenderung untuk timbul di crop, akhir dari 3-10 hari, dan dapat timbul pada interval
yang bervariasi dari beberapa hari hingga 3-4 bulan. Kurang daripada 10% anak-
anak, rekurensi dari ruam dapat tidak selesai hingga akhir tahun, dan secara jarang
beberapa tahun, setelah episode awal. Kerusakan pembuluh darah kulit juga terlihat di
area yang tergantung-sebagai contoh dibawah lengan, pada bagian pungging atau di
area besar jaringan distensinya, seperti kelopak mata, bibir, skrotum, atau dorsum dari
tangan dan kaki.
Arthritis, tampak pada lebih dari dua pertiga anak dengan HSP, biasanya
terlokalisasi di lutut serta ankle serta terlihat dengan edema. Efusinya adalah serous,
bukan perdarahan, alaminya dan perbaikan setelah beberapa hari tanpa deformitas
residual atau kerusakan articular. Mereka mungkin dapat timbul kembali selanjutnya
selama fase reaktif dari penyakit ini.
Edema dan kerusakan vaskular gastrointestinal dapat menimbulkan nyeri
abdominal intermittent yang seringkali colik alaminya. Lebih dari setengah pasien
mempunyai occult heme-positive stools, diarrhea (dengan atau tanpa darah yang
terlihat), atau hematemesis. Pengenalan dari eksudat peritoneal, pembesaran nodus
limfe mesenterik, edema segmental, dan perdarahan kedalam usus dapat mencegah
laparotomi yang tidak diperlukan untuk nyeri abdominal akut. Intususepsi dapat
timbul, dimana memberikan asumsi dengan kekosongan kuadran abdominal bawah
kanan pada pemeriksaan fisik atau dengan feses jally currant, dimana diikuti dengan
obstruksi atau infark dengan perforasi usus.
Beberapa sistem organ dapat terlibat selama fase akut penyakit ini.
Keterlibatan ginjal sekitar 25–50% pada anak-anak, dan hepatosplenomegaly serta
lymphadenopathy dapat timbul selama penyakitnya aktif. Jarang namun potensial
akan hasil yang srius keterlibatan sistem saraf pusat adalah perkembangan kejang,
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD DR.RM Djoelham Binjai 2013 9
paresis atau koma. Komplikasi lain yang jarang termasuk nodul seperti rheumatoid,
keterlibatan jantung dan mata, dan perdarahan intramuskular atau pulmonary.
Gambaran klinis :
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD DR.RM Djoelham Binjai 2013 10
F. DIAGNOSIS
Secara sistematis, dapat dijabarkan, cara mendiagnosis penderita HSP, yaitu :
Anamnesa
Riwayat
Adanya riwayat yang bervariasi dengan setiap pasien, Tanda dari penyakit ini
adalah purpura palpasi, dimana dapat terlihat pada hampir 100% pasien. HSP
cenderung untuk timbul pada lemak dan lengan atas pada anak usia lebih muda dan
pada kaki, ankle, dan kaki bawah untuk anak yang lebih tua dan dewasa. Pasien
seringkali tampak dengan demam ringan dan malaise secagai tambahan gejala yang
spesifik. Purpura dapat menjadi tanda yang tampak. Sama banyaknya dengan 50%
anak yang tampak dengan gejala lainh dari purpura. Erupsi seringkali berbarengan
dengan arthralgia atau arthritis, nyeri abdomen, atau pembengkakan testis. Meskipun
dapat tampak lebih awal, penyakit renal seringkali timbul lebih dari 3 bulan setelah
penampakkan awal.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD DR.RM Djoelham Binjai 2013 11
Keterlibatan ginjal
Insiden dari keterlibatan ginjal 10-60% telah dilaporkan, dan perluasan dari
kerusakan glomerular paling banyak dibedakan dari morbidotas dan mortalitas jangka
panjang dari HSP. Kehadiran dari sabit glomerular dalam biopsi ginjal berkorelasi
dengan prognosis yang buruk. Satu studi dari 57 pasien dewasa dengan HSP
menunjukkan bahwa adanya URI, purpura dibagian atas betis, demam, dan adanya
serum marker inflamasi (erythrocyte sedimentation rate [ESR], C-reactive protein
[CRP]; memprediksi keterlibatan ginjal.
Nefritis HSP biasanya tampak sebagai hematuria makroskopis dan proteinuria
yang berakhir berhari-hari atau berminggu-minggi. Hal ini mungkin dapat ditemani
dengan peningkatan kreatinin plasma dan atau hipertensi, diikuti dengan hematuria
mikroskopik, dimana dapat berakhir berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Gross
hematuria dapat timbul bertahun-tahun setelah penyakit yang awal dari relaps
purpura, seringkali diiikuti dengan URI. Dari pasien dengan keterlibatan ginjal, sama
banyaknya dengan 10% dapat timbul gagal ginjal kronis dan end-stage renal disease.
Bagaimanapun, kurang dari 1% pasien dengan HSP mempunyai prognosis yang
buruk.
Rekurensi penyakit
Timbul berminggu hingga berbulan-bulan pada orang dewasa dan anak-anak.
Dalam studi pediatrik yang lebih besar oleh Allen et al, anak-anak usia lebih dari 2
tahun mempunyai angka rekurensi lebih dari 50%, sementara yang lebih muda dari 2
tahun mempunyai 25% kesempatan rekurensi. Perbedaan primer antara anak-anak
dan dewasa, menurut satu studi dari 57 pasien dengan HSP, adalah kronisitas dan
keparahan erupsi pada populasi berikutnya. Bullae dan ulkus menjadi lebih sering
pada dewasa dan eksaserbasi kutan dapat terlihat selama 6 bulan atau lebih.
Tanda dan gejala yang lain
Nyeri testis dan bengkak, hepatosplenomegali, keterlibatan sistem saraf pusat
atau perifer (kejang atau mononeuropati, secara respektif), nyeri kepala, dan jarang,
infark miokard atau perdarahan pulmonar.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD DR.RM Djoelham Binjai 2013 12
P emeriksaan fisik
Kulit
Lesi kulit primer erupsi dapat dimulai dengan makular eritematosus atau lesi
urticarial, berkembang menjadi papul, dan kemudian, menjadi purpura yang bisa
dipalpasi, biasanya berdiameter 2-100 mm. Bullae, vesicles, petechiae, dan
ecchymotic, necrotic, ulcerative, atau lesi lain dapat timbul. Edema subkutan sering
pada anak-anak usia kurang dari 3 tahun.
Lesi biasanya simetris dan cenderung terdistribusi di area tubuh tergantung,
seperti ankle dan kaki bawah pada anak yang lebih tua dan dewasa, dipunggung,
lipatan lemak, ekstremitas atas, sejak regio ini cenderung untuk menjadi tergantung
dalam beberapa kelompok. Wajah, tangan, dan membran mukus biasanya terpisah,
kecuali pada bayi, dimana keterlibatan wajah menjadi tidak biasa. Edema
subcutaneus prominent pada anak yang lebih muda melibatkan scalp, regio
periorbital, tangan, kaki dan area skrotum. Lesi biasanya timbul dan memudar lewat
beberapa hari. Rekurensi cenderung untuk timbul pada sisi yang sama pada lesi
sebelumnya.
Jantung
Tamponade cardial dan infark miokard jarang telah dilaporkan dengan HSP.
Paru
Meskipun jarang manifestasi dari HSP, perdarahan pulmonal telah dilaporkan.
Ketika timbul, merupakan tanda prognostik yang buruk dengan 50% angka kematian.
Satu studi pediatric menunjukkan bahwa 95% pasien dengan penyakit aktif
mempunyai terganggunya kapasitas difusi dari karbonmonoksida, dimana biasanya
reversibel ketika sindrom teratasi.
Abdomen
Nyeri sekunder terhadap keterlibatan vaskulitis dari mesenterikum kecil atau
pembuluh mukosa usus lebih sering. Pemeriksaan abdomen untuk massa yang dapat
diraba, dimana dapat mengindikasikan intususepsi. Pancreatitis, gallbladder hydrops,
appendicitis, dan perdarahan gaster massive juga telah dilaporkan.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD DR.RM Djoelham Binjai 2013 13
Skrotum/Testis
Keterlibatan testis bervariasi dalam laporan 4-38%. Nyeri testis dapat menjadi
begitu intense yang terlihat torsi.
Ekstremitas
Arthralgia dan arthritis sering, secara primer mengenai ankle dan lutut,
meskipun sambungan tulang lain dapat terlibat. Inflamasi periarticular juga sering.
Neurologis
Nyeri kepala, kejang dan mononeuropati jarangkali dilaporkan dengan HSP.
Penemuan Laboratorium
Darah
Dapat ditemukan peningkatan leukosit walaupun tidak terlalu tinggi, pada
hitung jenis dapat normal atau adanya eosinofilia, level serum komplemen dapat
normal, dapat ditemukan peningkatan IgA sebanyak 50%. Serta ditemukan
peningkatan LED. Uji laboratorium rutin tidaklah spesifik ataupun diagnostik. Anak-
anak yang terkena seringkali mempunyai trombositosis sedang dan leukositosis.
erythrocyte sedimentation rate (ESR) dapat meningkat. Anemia dapat dihasilkan dari
kehilangan darah gastrointestinal akut maupun kronik. Kompleks imun seringkali
tampak, dan 50% pasien mempunyai peningkatan konsentrasi IgA sama halnya
dengan IgM tetapi biasanya negatif untuk antinuclear antibodies (ANAs), antibodies
to nuclear cytoplasmic antigens (ANCAs), dan faktor rheumatoid (meskipun dalam
kehadiran nodul rheumatoid). Anticardiolipin atau antiphospholipid antibodies capat
hadir dan berkontribusi terhadap coagulopati intravaskular. Melakukan hitung CBC
untuk membedakan etiologi ketika asumsi dari infeksi yang mendasari timbul
(bandemia dengan infeksi bakterial) dan untuk mengeluarkan thrombocytopenia
sebagai penyebab dari purpura. Melakukan prothrombin time (PT) dan partial
thromboplastin time (aPTT) untuk mengelaurkan perdarahan diathesis
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD DR.RM Djoelham Binjai 2013 14
Urin Rutin
Pemeriksaan ini untuk melihat adanya kelainan ginjal, karena pada HSP
ditenggarai adanya keterlibatan ginjal dalam proses perjalanannya. Pemeriksaan ini
dilakukan tiap 3 hari. Bermanifestasi oleh sel darah merah, sel darah putih, kristal
atau albumin dalam urine. Semenjak gagal ginjal dan end-stage renal disease
merupakan sequele jangka panjang uang paling serius dari penyakit ini, awal dan
ulangan urinalisis sangat penting untuk monitoring yang diperlukan untuk
memonitoring perkembangan penyakit dan resolusinya. Proteinuria dan hematuria
mikroskopik merupakan abnormalitas paling sering dalam urinalisa ulangan. Sejak
keterlibatan ginjal dapat diikuti dengan penampakkan purpura lebih dari 3 bulan,
melakukan urinalisa ulangan setiap bulan untuk beberapa bulan setelah
penampakkan.
Feses Rutin
Dilakukan untuk melihat perdarahan saluran cerna ( tes Guaiac / Banzidin )
Foto Radiologi
USG diindikasikan jika nyeri abdominal timbul untuk mengeluarkan
intususepsi, edema dinding usus, penipisan atau perforasi. Modalitas ini juga berguna
untuk evaluasi nyeri testicular akut ntuk mengeluarkan torsi. Foto thorax
mengeluarkan nodul pulmonar atau adenopathy hilus dengan asumsi malignancy
(primer atau metastatic) atau lymphoma, dimana dikaitkan dengan HSP. Foto
roentgen diindikasikan bila nada gejala akut vabdomen atau artritis. Intususepsi
biasanya ileoileal; barium enema dapat digunakan untuk identifikasi dan reduksi non
bedah.
Biopsi Kulit
Sangan membantu dan berguna untuk mengkonfirmasikan kadar IgA dan C3
serta leukositoclastik vaskulitis. Diagnosis definitif vaskulitis, dikonfirmasikan
dengan biopsi pada kutaneus yang terlibat, menunjukkan leukocytoclastic angiitis.
Biopsi kulit menunjukkan nekrosis fibrinoid dinding arteriolar dan venular pada kulit
superficial, dengan infiltrasi dinding neutrofilik dan wilayah perivaskular. Fragmen
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD DR.RM Djoelham Binjai 2013 15
terkait dengan sel inflamasi dengan debris nuklear terlihat. Hasil dari digesti enzim
lisosom, sama halnya dengan eritrosit dari perdarahan, ekstravasasi.
Biospi Ginjal
Menunjukkan adanya mesangial deposit C3 dan glomerunepritis segmental.
Biopsi ginjal dapat menunjukkan deposisi IgA mesangial dan seringnya IgM, C3,
serta fibrin. Pasien dengan nefropati IgA dapat mempunyai titer antibodi plasma yang
meningkat melawan H. parainfluenzae Pemeriksaan ini tidak dianjurkan untuk
dilakukan, karena bersifat traumatik.
Serum Elektrolit
Creatinine dan pengukuran nitrogen urea darah mengindikasikan HSP-dikaitkan
dengan gagal ginjal akut atau gagal ginjal kronis. Ketidakseimbangan elektrolit dapat
timbul jika diare yang signifikan, perdarahan gastrointestinal, atau hematemesis
terlihat.
ASTO
URIs dengan spesies streptococcal telah berimplikasi sebagai faktor predisposisi
sama halnya dengan 50% pasien.
Kadar Serum IgA
Kadar seringkali meningkat pada HSP, meskipun hal ini bukan merupakan uji
yang spesifik untuk penyakit ini.
Direct immunofluorescence (DIF)
Melakukan DIF untuk IgA pada seksi biopsi untuk mendemonstrasikan
predominansi deposit IgA di dinding pembuluh darah dari jaringan yang terkena.
Kulit perilesional hingga lesi kulit juga dapat menunjukkan deposit IgA. Spesimen
biopsi ginjal mendemonstrasikan deposisi IgA mesangial dalam pola granular,
seringkali dengan C3, IgG, or IgM. Uji ini sensitif dan spesifik untuk HSP.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD DR.RM Djoelham Binjai 2013 16
G. TERAPI DAN TATALAKSANA
Pengobatan simptomatik, termasuk diet dan kontrol nyeri dengan
asetaminofen, disediakan untuk masalah sendiri yang terbatas dari arthritis, edema,
demam dan malaise. Menjauhi aktivitas kompetitif dan menjaga ekstremitas bawah
pada ketergantungan persistent dapat menurunkan edema lokal. Jika edema
melibatkan skrotum, peningkatan skrotum dan pendinginan lokal, sebagaimana
toleransi, dapat menurunkan ketidaknyamanan. Penggunaan untuk terapi lebih dini
yang memungkinkan dari nyeri abdominal dan perdarahan Gastrointestinal terkait
dengan HSP. Juga digunakan untuk pencegahan dari nefritis HSP onset lambat atau
pada pasien yang terkena nefritis dengan bukti nefrotik proteinuria yang bervariasi
atau biopsi ginjal menunjukkan sabit glomerular
Kategori Obat : Kortikosteroid.
Nama Obat Methylprednisolone (Solu-Medrol, Depo-
Medrol)
Deskripsi Menurunkan inflamasi dengan menekan
migrasi leukosit polimorfonuklear dan
mengubah peningkatan permiabilitas kapiler.
Steroids menghambat efek dari reaksi
anafilaktoid dan dapat membatasi anafilaksis
bifasik.
Dosis
Dewasa
40 mg IV qd
Dosis Anak 1-2 mg/kg IV qd
Kontraindikas
i
Hipersensitifitas terdokumentasi; virus, jamur,
atau infeksi kulit tuberkular; bayi premature
Interakasi Pemberian dengan cyclosporine dapat
mengeksaserbasi efek samping yang terkait
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD DR.RM Djoelham Binjai 2013 17
dengan obat lain tunggal; phenobarbital,
phenytoin, dan rifampin dapat meningkatkan
clearance; ketoconazole dan estrogens dapat
menurunkan clearance; methylprednisolone
dapat meningkatkan clearance aspirin; steroid-
yang menginduksi hypokalemia dapat
meningkatkan toksisitas digitalis
Kehamilan B – Biasanya aman tetapi keuntungan melebihi
resiko
Peringatan hyperglycemia, edema, osteonecrosis, peptic
ulcer disease, hypokalemia, osteoporosis,
euphoria, psychosis, growth suppression,
myopathy, dan infeksi merupakan komplikasi
yang mungkin
·
Nama Obat Prednisone (Deltasone)
Deskripsi Dapat menurunkan inflamasi dnegan
mengubah permiabilitas kapiler dan menekan
aktivitas PMN
Dosis
Dewasa
40 mg PO qd
Dosis Anak 1-2 mg/kg PO qd
Kontraindika
si
Hipersensitivitas terdokumentasi; infeksi
viral,penyakit ulkus peptikum, disfungsi
hepatic, infeksi jaringan ikat, infeksi kulit
tubercular, penyakit gastrointestinal.
Interaksi Pemberian dengan estrogen dapat
menurunkan clearance prednisone; ketika
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD DR.RM Djoelham Binjai 2013 18
digunakan dengan digoxin,toksisitas digitalis
sekunder hipokalemia dapat meningkat;
phenobarbital, phenytoin, dan rifampin dapat
meningkatkan metabolisme glucocorticoids
(pertimbangkan peningkatan dosis
maintenance); monitor untuk hipokalemia
dengan pemberian tambahan diuretik.
Kehamilan B – biasanya aman tetapi keuntungan harus
melebihi resikonya
Peringatan Pemberhentian dapat menyebabkan krisis
adrenal ; hyperglycemia, edema,
osteonecrosis, myopathy, penyakit ulkus
peptikum, hypokalemia, osteoporosis,
euphoria, psychosis, myasthenia gravis,
supressi pertumbuhan, dan infeksi dapat
timbul
Kategori Obat: Nonsteroidal anti-inflammatory drugs
Nama Obat Ibuprofen (Ibuprin, Advil, Motrin)
Deskripsi DOCuntuk nyeri ringan hingga berat.
Menghambat reaksi inflamasi dan nyeri
dengan menurunkan sintesis prostaglandin
Dosis
Dewasa
400-600 mg PO q6h
Dosis Anak 30-70 mg/kg/d PO divided tid/qid
Kontraindika
si
Hipersensitivitas terdokumentasi;
hipersensitivitas terhadap NSAID lain, atau
iodida; pasien dengan asthma, urticaria, atau
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD DR.RM Djoelham Binjai 2013 19
angioedema; ulserasi active atau inflamasi dari
tractus gastrointestinal bagian bawah; penyakit
ulkus peptikum; perforasi atau perdarahan
gastrointestinal ; insufisiensi ginjal; resiko
tinggi untuk perdarahan
Interaksi Dapat meningkatkan kadar antikoagulan, ,
cyclosporine, dipyridamole, hydantoins,
lithium, methotrexate, penicillamine, dan
simpatomimetik; dapat menurunkan kadar
ACE inhibitors, beta blockers, loop diuretics,
dan thiazide diuretics; salicylates dapat
menurunkan kadar NSAID; probenecid dapat
meningkatkan kadar NSAID
Kehamilan B – Biasanya aman
Peringatan Kategori D pada trimester ketiga dari
kehamilan (penggunaan dalam trimester ketiga
kehamilan dapat meningkatkan resiko dari
patent ductus arteriosus dan abnormalitas
jantung lain
H. KOMPLIKASI
Komplikasi utama dari HSP adalah keterlibatan ginjal, termasuk sindrom
nefrotik, dan perforasi usus. Komplikasi tidak sering dari edema scrotal adalah torsi
testicular, dimana sanagt nyeri dan harus ditangani dengan baik.
I. PROGNOSIS
HSP adalah penyakit vaskulitis yang sembuh sendiri dengan prognosis
semuanya yang sempurna. Penyakit ginjal kronis dapat menghasilkan morbiditas :
studi dasar populasi mengindikasikan bahwa kebih sedikit dari 1% pasien dengan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD DR.RM Djoelham Binjai 2013 20
HSP menjadi penyakit ginjal persisten dan kurang dari 0.1% menimbulkan penyakit
ginjal yang serius. Jarangnya, kematian dapat timbul selama fase akut penyakit
sebagai hasil dari infark usus, keterlibatan CNS, atau penyakit ginjal. Sesuai keadaan,
anak yang menampakkan sindrom seperti HSP membawa karakteristik dari penyakit
jaringan ikat lain.
BAB III
KESIMPULAN
Henoch-Schonlein Purpura adalah kelainan sistemik yang penyebabnya tidak
diketahui dengan karakteristik terjadinya vaskulitis, inflamasi pada dinding pembuluh
darah kecil dengan infiltrasi leukositik pada jaringan yang menyebabkan perdarahan
dan iskemia. Adanya keterlibatan kompleks imun Imunoglobulin A memungkinkan
proses ini berkaitan dengan proses alergi. Namun mekanisme kausal tentang ini
belum dapat dibuktikan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa HSP berhubungan
dengan infeksi kuman streptokokus grup A.
Terapi yang diberikan adalah Metylprednisolone, Prednisone, dan golongan
Non steroid anti inflammatory drugs. Pengobatan simptomatik, termasuk diet dan
kontrol nyeri dengan asetaminofen, disediakan untuk masalah sendiri yang terbatas
dari arthritis, edema, demam dan malaise. Menjauhi aktivitas kompetitif dan menjaga
ekstremitas bawah pada ketergantungan persistent dapat menurunkan edema lokal.
Prognosis penyakit ini baik, karena dapat sembuh sempurna, kecuali yang
menimbulkan komplikasi, misal pada ginjal, prognosis tergantung komplikasi yang
terjadi.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD DR.RM Djoelham Binjai 2013 21
DAFTAR PUSTAKA
1. Lissaeur Tom,Clayden Graham.Ilustrated Textbook of pediatrics, third edition,
British Library Cataloguing Publication, 2008
2. Kliegman Robert, Behrman, Arvin, Nelson Textbook of Pediatrics, 17th edition,
Pennyslvania, WB Saunders Company, 2009.
3. Kleinman Ronald E, Oliver, Giorgina, Ian and Sanderson, MD Phillip
MS.Walker’s Pediatrics Gastrointestinal Disease, USA, PMPH, 2010
4. Allen R Nissenson.Current Diagnosis and Treatment:Nephrology and
Hypertension, USA, McGraw and Hill Profesional, 2010
5. Lovell Wood, Winter Robert.Lovel and winter’s Pediatrics orthopaedics, USA,
Wolters Kluwer, 2009
6. Richard E, Winkelstein Jerry.Immunologig disorder in infants and Children Usa,
Gulf Profesional Publication, 2011.
7. Bossart P. Henoch-Schönlein Purpura. eMedicine, 2009. Diakses dari
www.emdecine.com/emerg/topic845.htm Diakses tanggal 14 Nov 2013.
8. Scheinfeld NS. Henoch-Schönlein Purpura. eMedicine, 2008. Diakses dari
www.emedicine.medscape.com/article/984105-overview Diakses tanggal 14 Nov
2013.
9. D’Alessandro DM. Is It Really Henoch-Schönlein Purpura. Pediatric Education,
2009. Diakses dari http://www.pediatriceducation.org/2009/02/ Diakses tanggal
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD DR.RM Djoelham Binjai 2013 22
14 Nov 2013
10. Kraft DM, McKee D, Scott C. Henoch-Schönlein Purpura: A Review. American
Family Physician, 2007. Diakses dari
http://www.aafp.org/afp/980800ap/kraft.html Diakses tanggal 14 Nov 2013
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD DR.RM Djoelham Binjai 2013 23