biaya produksi survei kel7 fix.docx

Upload: hilda-nuruzzaman

Post on 02-Jun-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    1/38

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    2.1

    Latar Belakang

    Saat ini arus barang impor semakin tidak tertahankan lagi sehingga menyebabkan

    pasar lokal mengalami kebanjiran produk impor yang memiliki kualitas serupa dengan

    produk lokat tetapi dengan harga yang lebih kompetitif. Bahkan Himpunan Pengusaha

    Muda Indonesia (Hipmi) menilai jika kondisi industri manufaktur Indonesia saat ini

    semakin terpuruk. Persaingan yang semakin ketat semakin mengharuskan perusahaan untuk

    mengambil tindakan yang tepat agar dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan sesuai

    dengan konsep going concern. Oleh karena itu, untuk menjamin kelangsungan hidupnya,perusahaan melaksanakan berbagai kebijaksanaan untuk mencapai tujuan umum yaitu

    untuk memaksimalkan laba yang dicapai melalui peningkatan penjualan produk perusahaan

    dan efesiensi biaya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka seorang manajer perusahaan

    harus mampu membuat perencanaan dan pengendalian biaya terutama biaya produksi

    karena biaya produksi merupakan faktor utama dalam pelaksanaan produksi perusahaan.

    Hansen dan Mowen (2009) dalam Kwary menyatakan bahwa dalam pengendalian biaya,

    manajemen perlu menetapkan biaya standar. Pengendalian biaya produksi memerlukan

    patokan atau standar sebagai dasar yang dipakai sebagai tolok ukur terhadap pengendalian

    biaya produksi. Bila pengendalian biaya produksi telah efektif, hal ini akan mempengaruhi

    harga pokok produksi, sehingga produk yang dihasilkan akan mampu bersaing dengan

    produk lain sejenis dengan harga yang kompetitif.

    Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan faktor-faktor produksi bahan baku,

    tenaga kerja, modal dan keahlian pengusaha. Semua faktor produksi yang dipakai adalah

    merupakan pengorbanan dari proses produksi dan berfungsi sebagai ukuran untuk

    menentukan harga pokok barang. Menurut Sherman Rosyidi, biaya produksi adalah biaya

    yang harus dikeluarkan oleh pengusaha untuk dapat diambil kesimpulan bahwa biaya apa

    saja yang diperlukan untuk membuat produk, baik barang maupun jasa. Biaya produk

    dibagi menjadi dua, yaitu: biaya eksplisit, adalah pengeluaran-pengeluaran nyata dari kas

    perusahaan untuk membeli atau menyewa jasa-jasa faktor produksi yang dibutuhkan dalam

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    2/38

    2

    berproduksi. Contohnya adalah biaya tenaga kerja, sewa gedung, dll. Yang kedua adalah

    biaya implicit yaitu biaya yang tidak terlihat. Biaya implisit ini tidak dikeluarkan langsung

    dari kas perusahaan. Biaya implisit diperhitungkan dari faktor-faktor produksi yang

    dimiliki sendiri oleh perusahaan. Contohnya adalah penggunaan gedung milik perusahaan

    sendiri.

    Biaya produksi juga merupakan dasar yang memberikan perlindungan bagi

    perusahaan dari kemungkinan kerugian. Kerugian akan mengakibatkan suatu usaha tidak

    dapat tumbuh dan bahkan akan mengakibatkan perusahaan harus menghentikan kegiatan

    bisnisnya. Untuk menghindari kerugian, salah satu cara adalah dengan berusaha

    memperoleh pendapatan yang memungkinkan untuk menutupi biaya produksi. Dengan

    demikian, sangat penting memperhitungkan biaya produksi dan menetapkan harga jual

    produks dengan tepat untuk memberikan perlindungan bagi perusahaan dari kemungkinan

    kerugian.

    2.2 Rumusan Masalah

    1) Apa saja klasifikasi biaya?

    2) Bagaimana strategi penetuan harga?

    3) Bagaimana konsep biaya produksi?

    4)

    Bagaimana perhitungan biaya produksi?

    5) Bagaimana perhitungan biaya satuan rata-rata?

    2.3 Tujuan Penulisan

    1) Mengetahui klasifikasi biaya

    2) Mengetahui strategi penentuan harga

    3) Memahami konsep biaya produksi

    4)

    Mengetahui cara perhitungan biaya produksi

    5) Mengetahui perhitungan biaya satuan rata-rata

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    3/38

    3

    2.4 Manfaat

    Mengetahui konsep dari biaya produksi serta mengetahui cara perhitungan, baik

    perhitungan biaya produksi maupun perhitungan biaya satuan rata-rata serta dapat

    menganalisis kejadian biaya produksi.

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    4/38

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1

    Konsep Biaya Produksi

    Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan faktor-faktor produksi seperti

    bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keahlian pengusaha. Semua faktor-faktor

    produksi yang dipakai adalah merupakan pengorbanan dari proses produksi dan juga

    berfungsi sebagai ukuran untuk menentukan harga pokok barang.

    Menurut Sherman Rosyidi, biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan

    oleh pengusaha untuk dapat diambil kesimpulan bahwa biaya apa saja yang

    diperlukan untuk membuat produk, baik barang maupun jasa.

    Biaya Produksi dapat dibagi menjadi dua, biaya eksplisit dan biaya implisit.

    Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang secara eksplisit terlihat, terutama melihat

    laporan keuangan, pengeluaran-pengeluaran nyata dari kas perusahaan untuk

    membeli atau menyewa jasa-jasa faktor produksi yang dibutuhkan dalam

    berproduksi. Contoh: biaya tenaga kerja, sewa gedung, dll. Biaya implisit adalah

    biaya yang tidak terlihat. Biaya implisit ini tidak dikeluarkan langsung dari kas

    perusahaan. Biaya implisit diperhitungkan dari faktor-faktor produksi yang dimiliki

    sendiri oleh perusahaa, bisa disebut juga dengan biaya kesempatan (oportunity cost);

    contoh: penggunaan gedung milik perusahaan sendiri.

    Menurut Sadono Sukirno (2005, 208), biaya produksi adalah semua

    pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor

    produksi dan bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang

    yang diproduksi perusahaan tersebut. Dalam menganalisis biaya produksi perlu

    dibedakan dua jangka waktu adalah sebagai berikut:

    1)

    Biaya jangka pendek, yaitu jangka waktu di mana sebagai faktor produksi tidak

    dapat ditambah jumlahnya. Dalam biaya jangka pendek biaya produksi

    dibedakan:

    a. Biaya total

    Biaya total dibedakan menjadi tiga jenis biaya:

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    5/38

    5

    1. Biaya tetap total (TFC)

    Biaya yang meliputi perbelanjaan untuk memperoleh faktor-faktor

    produksi yang tetap jumlahnya.

    2. Biaya berubah total (TVC)

    Biaya yang meliputi semua perbelanjaan yang digunakan untuk

    memperoleh faktor-faktor produksi yang dapat berubah jumlahnya.

    3. Biaya total (TC)

    Biaya meliputi semua perbelenjaaan ke atas faktor-faktor produksi yang

    digunakan.

    b. Biaya rata-rata

    Biaya rata-rata dibedakan menjadi tiga jenis:

    1. Biaya tetap rata-rata (AFC)

    Biaya ini merupakan biaya tetap yang dibelanjakan untuk menghasilkan

    setiap unit produksi.

    2. Biaya berubah rata-rata (AVC)

    Biaya ini merupakan biaya variabel yang dibelanjakan untuk

    menghasilkan setiap unit produksi.

    3.

    Biaya total rata-rata (AC)

    Biaya ini meliputi keseluruhan yang digunakan untuk menghasilkan setiap

    unit produksi.

    TC = TFC + TVC

    =

    =

    =

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    6/38

    6

    2) Biaya jangka panjang, yaitu jangka waktu dimana semua faktor produksi dapat

    mengalami perubahan.oleh karna itu tidak dibedakan antara biaya tetap dan biaya

    berubah dan semua jenis biaya dikeluarkan merupakan biaya berubah (Sadono

    Sukirno, 2005:209-217).

    Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok dari kegiatan perusahaan dapat

    dikelompokkan menjadi:

    1)Biaya Produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau

    kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai.

    2)Biaya Pemasaran, yaitu biaya dalam rangka penjualan produk selesai sampai

    dengan pengumpulan piutang menjadi kas.

    3)Biaya Administrasi dan Umum yaitu semua biaya yang berhubungan dengan

    fungsi administrasi dan umum. Biaya ini terjadi dalam rangka penentuan

    kebijaksanaan, pengarahan,dan pengawasan kegiatan perusahaan secara

    keseluruhan.

    4)Biaya Keuangan yaitu semua biaya yang terjadi dalam melaksanakan fungsi

    keuangan (Supriyono, 1953 : 19).

    2.2

    Klasifikasi Biaya

    Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara.

    Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai

    dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal

    konsep: different cost for different purpose.

    Dalam buku Akuntansi Biaya, biaya dapat digolongkan menurut:

    1)Objek pengeluaran.

    2)

    Fungsi pokok dalam perusahaan.

    3)Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.

    4)

    Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.

    5)Jangka waktu manfaatnya.

    6)Hubungannya dengan Perencanaan, Pengendalian, dan Pembuatan Keputusan.

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    7/38

    7

    Uraian dari masing-masing penggolongan biaya di atas adalah sebagai berikut:

    1)Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran

    Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar

    penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka

    semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan

    bakar.

    Contoh: penggolongan biaya atas dasar obyek pengeluaran dalam Perusahaan

    Kertas adalah sebagai berikut: biaya merang, biaya jerami, biaya gaji dan upah,

    biaya soda, biaya depresiasi mesin, biaya asuransi, biaya bunga dan biaya zat

    warna.

    2)Penggolongan biaya menurut fungsi pokok perusahaan

    Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi,

    fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam

    perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok:

    a. Biaya produksi

    Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi

    produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut objek pengeluarannya, secara

    garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya

    tenaga kerja langsung dan biaya overheadpabrik (factory overhead cost).

    Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut pula dengan

    istilah biaya utama (prime cost), sedangkan biaya tenaga kerja langsung

    dan biaya overhead pabrik sering pula disebut dengan istilah biaya

    konversi (convertion cost), yang merupakan biaya untuk mengkonversi

    (mengubah) bahan baku menjadi produk jadi.

    b. Biaya pemasaran

    Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan pemasaran

    produk. Contohnya adalah biaya iklan; biaya promosi, biaya angkutan dari

    gudang perusahaan ke gudang pembeli; gaji karyawan bagian-bagian yang

    melaksanakan kegiatan pemasaran; biaya contoh (sample).

    c. Biaya administrasi dan umum

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    8/38

    8

    Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan

    produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji

    karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan

    masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan, biaya fotokopi.

    3)Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai

    Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam

    hubungannya dengan suatu yang dibiayai, biaya dikelompokkan menjadi dua

    golongan:

    a. Biaya langsung

    Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya

    adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai

    tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan

    demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu

    yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan

    biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung departemen (direct

    departmental cost) adalah semua yang terjadi di dalam departemen

    tertentu.

    b. Biaya tidak langsung

    Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan

    oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungnnya

    dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau

    biaya overhead pabrik (factory overhead cost). Biaya ini tidak mudah

    diidentifikasikan dengan produk tertentu. Dalam hubungannya dengan

    departemen, biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi di suatu

    departemen.

    Biaya Produksi Tidak Langsung atau Biaya Overhead Pabrik (BOP)

    adalah biaya-biaya yang diperlukan dalam pembuatan produk selain biaya

    bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Yang termasuk BOP

    antara lain:

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    9/38

    9

    1. Bahan penolong, yaitu bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan

    produk yang penggunaannya relatif kecil atau terlalu sulit untuk

    diperlakukan sebagai bahan langsung. Contoh: perekat dan tinta

    koreksi pada perusahaan percetakan.

    2. Tenaga kerja tidak langsung, yaitu gaji dan upah tenaga kerja yang

    secara fisik tidak langsung berhubungan dengan pembuatan produk.

    Misalnya gaji pengawas bagian produksi, gaji manajer produksi, gaji

    panjaga pabrik, dll.

    3. Biaya produksi tidak langsung lainnya misalnya biaya perlengkapan

    pabrik, biaya penerangan pabrik, biaya penyusutan mesin dan gedung

    pabrik, dll.

    4)Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan

    volume kegiatan

    Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat

    digolongkan menjadi:

    a. Biaya variabel

    Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding

    dengan perubahan volume kegiatan.

    Contoh: biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

    langsung.

    b. Biaya semi-variabel

    Biaya semi-variabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan

    perubahan volume kegiatan. Biaya semi-variabel mengandung unsur biaya

    tetap dan biaya variabel.

    Contoh: biaya pengawasan, biaya pemeriksaan, jasa bagian kalkulasi, biaya

    pemeliharaan dan perbaikan mesin

    c. Biaya semi-fixed

    Biaya semi-fixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan

    tertentu dan berubah dengan jumlah konstan pada volume produksi

    tertentu.

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    10/38

    10

    d. Biaya tetap

    Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume

    kegiatan tertentu.

    Contoh: dari biaya tetap adalah biaya gaji, biaya penyusutan aktiva tetap,

    pajak bumi dan bangunan, biaya sewa dan asuransi.

    5)Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya

    Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

    a. Pengeluaran modal (capital expenditures)

    Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu

    periode akuntansi. Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan

    sebagai harga pokok aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang

    menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi atau deplesi.

    Contoh: pembelian gedung, tanah, peralatan, dll.

    b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures)

    Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat

    dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat

    terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan

    dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya

    tersebut.

    Contoh: pembayaran gaji administrasi kantor, gaji akuntan, rekening listrik

    dan telepon, komisi penjualan.

    6)Hubungan dengan perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan

    a. Biaya standar dan biaya dianggarkan

    1. Biaya standar, merupakan biaya yang ditentukan di muka (predetermine

    cost) yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk

    menghasilkan satu unit produk.

    2. Biaya yang dianggarkan, merupakan perkiraan total pada tingkat

    produksi yang direncanakan.

    b. Biaya terkendali dan biaya tidak terkendali

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    11/38

    11

    1. Biaya terkendali (controllable cost), merupakan biaya yang dapat

    dipengaruhi secara signifikan oleh manajer tertentu.

    2. Biaya tidak terkendali (uncontrollable cost), merupakan biaya yang

    tidak secara langsung dikelola oleh otoritas manajer tertentu.

    c. Biaya tetap committeddan discretionary

    1. Biaya tetap committed, merupakan biaya tetap yang timbul dan jumlah

    maupun pengeluarannya dipengaruhi oleh pihak ketiga dan tidak bisa

    dikendalikan oleh manajemen.

    2. Biaya tetap discretionary, merupakan biaya tetap yang jumlahnya

    dipengaruhi oleh keputusan manajemen.

    d. Biaya variabel teknis dan biaya kebijakan

    1. Biaya variabel teknis (engineered variabel cost) adalah biaya variabel

    yang sudah diprogramkan atau distandarkan seperti biaya bahan baku

    dan biaya tenaga kerja langsung.

    2.

    Biaya variabel kebijakan (discretionary variabel cost) adalah biaya

    variabel yang tingkat variabilitasnya dipengaruhi kebijakan manajemen.

    e. Biaya relevan dan biaya tidak relevan

    1. Biaya relevan (relevan cost), dalam pembuatan keputusan merupakan

    biaya yang secara langsung dipengaruhi oleh pemilihan alternatif

    tindakan oleh manajemen.

    2. Biaya tidak relevan (irrelevant cost), merupakan biaya yang tidak

    dipengaruhi oleh keputusan manajemen.

    f. Biaya terhindarkan dan biaya tidak terhindarkan

    1. Biaya terhindarkan (avoidable costs) adalah biaya yang dapat dihindari

    dengan diambilnya suatu alternatif keputusan.

    2.

    Biaya tidak terhindarkan (unavoidable costs) adalah biaya yang tidak

    dapat dihindari pengeluarannya.

    g. Biaya diferensial dan biaya marjinal

    2.5.1 Biaya diferensial (differential cost) adalah tambahan total

    biaya akibat adanya tambahan penjualan sejumlah unit tertentu.

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    12/38

    12

    2.5.2 Biaya marjinal (marginal cost) adalah biaya di mana produksi

    harus sama dengan penghasilan marjinal jika ingin memaksimalkan

    laba.

    h. Biaya kesempatan (opportunity cost)

    merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai

    akibat dipilihnya alternatif tertentu.

    Penggolongan biaya diperlukan untuk mengembangkan data biaya yang dapat

    membantu manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. Penggolongan biaya ini

    didasarkan pada hubungan biaya dengan: objek pengeluaran; fungsi pokok

    perusahaan yaitu biaya produksi, biaya pemasaran, dan biaya administrasi dan umum:

    sesuatu yang dibiayai yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung; volume

    kegiatan yaitu biaya variabel, biaya semi-variabel, biaya semi-fixed, dan biaya tetap;

    dan jangka watu manfaatnya yaitu pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan.

    Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya

    penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan

    penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal konsep: different cost

    for different purpose.

    2.3

    Perhitungan Biaya Produksi (Total Cost)

    Sebagai produsen, perusahaan harus mengetahui cara menghitung biaya

    produksi untuk mengetahui laba atau rugi suatu perusahaan (usaha yang dilakukan),

    roda produksi perusahaan setiap harinya memproduksi barang dan jasa yang

    dinikmati konsumen. Semua perusahaan mulai dari perusahaan raksasa multinasional

    hingga pedagang kaki lima mengeluarkan biaya agar bisa menyediakan barang dan

    jasa yang dapat dimanfaatkan konsumen. Biaya peluang (opportunity cost) adalah

    pengorbanan yang dilakukan seseorang karena mengambil sebuah pilihan.

    Cara penentuan biaya pembuatan produk:

    1)

    Biaya historis adalah penentuan biaya produk dengan mengumpulkan semua

    biaya yang telah terjadi dan diperhitungkan setelah operasi pembuatan produk

    selesai.

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    13/38

    13

    2)Biaya sebelum pembuatan adalah suatu cara penentuan biaya pembuatan produk

    sebelum produk tersebut dibuat.

    Biaya ini terbagi menjadi dua:

    a.

    Biaya anggaran yaitu suatu biaya yang berdasarkan kegiatan masa lalu dan

    perkiraan kegiatan pada masa yang direncanakan.

    b. Biaya standar yaitu suatu biaya yang berdasarkan standar-standar pelaksanaan

    yang telah ditetapkan sebelumnya.

    2.3.1Contoh Perhitungan Biaya Produksi

    Harga jual hasil produksi PT. X sebesar 20.425. dengan data-data biaya yang

    dikeluarkan adalah sebagai berikut:

    Tabel. 2.3.1.1 Bahan Produksi PT X"

    Bahan Baku yang Digunakan Awal Tahun Akhir Tahun

    Departemen A 2400 3400

    Tarif upah langsung Dept. A 4,10/jam 4,10/jam

    Jam kerja yang terjadi pada Dept. A 600 400

    Tarif upah langsung pada Dept. B 4,00/jam 4,00/jam

    Jam kerja yang terjadi pada Dept. B 300 140

    Jam mesin pada Dept. B 200 120

    Overhead pabrik Dept. A (per jam

    buruh langsung)

    2,00 2,00

    Overhead pabrik pada Dept. B (per

    jam mesin)

    1,80 1,80

    Biaya pemasaran dan administrasi yang dibebankan oleh perusahaan sebesar

    25% dari harga pokok produksi. Tentukan biaya total produksi serta persentasi

    margin.

    Tabel 2.3.1.2 Bahan Langsung Produksi PT. X

    Tanggal Departemen Biaya Biaya Total1 Januari A 2.400

    31 Desember A 1.300

    3.700

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    14/38

    14

    Tabel. 2.3.1.3 Buruh Langsung

    Tanggal Departemen Jam Upah/jam Biaya Biaya Total

    1 Januari A 600 4,10 2.460

    1 Januari B 300 4,00 1.200

    31 Desember A 400 4,10 1.64031 Desember B 140 4,00 560

    5.860

    Tabel. 2.3.1.4 Overhead Pabrik

    Tanggal Departemen Dasar

    Pengenaan

    (DP)

    Jam Biaya/

    DP

    Biaya Biaya Total

    1 Januari A /jam buruh 600 2,00 1.200

    1 Januari B /jam mesin 200 2,00 360

    31 Desember A /jam buruh 400 1,80 800

    31 Desember B /jam mesin 120 1,80 216

    2.576

    Buruh langsung :

    Departemen A 4.100

    Departemen B 1.760 +

    5.860

    Bahan Langsung : 3.700 +

    9.560

    Overhead Pabrik :

    Departemen A 2.000

    Departemen B 576 +

    2.576

    Biaya Total Produksi : 9.560 + 2.576 = 12.136

    Biaya pemasaran dan administrasi : 25% x 12.136 = 3.034

    Maka biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan :

    12.136 + 3.034 = 15.170

    Harga jual produksi oleh perusahaan = 20.425

    Laba yang diperoleh perusahaan :

    20.42515.170 = 5.255

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    15/38

    15

    Presentasi margin yang diperoleh perusahaan sebesar :

    (5.255/20.425) x 100% = 25,73%

    2.4

    Perhitungan Biaya Satuan Rata-rata

    Sebelum melakukan perhitungan terhadap biaya rata-rata produksi maka perlu

    diketahui mengenai:

    1. Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost/AFC)

    Biaya atau Ongkos tetap yang dibebankan kepada setiap unit output. Apabila

    biaya tetap (FC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan

    jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya tetap rata-rata.

    Dengan demikian rumus untuk menghitung biaya tetap rata-rata atau AFC

    adalah:

    Gambar 1.Average Fixed Cost

    2. Biaya variabel rata-rata (Average Variable Cost/AVC)

    Ongkos atau Biaya varibel yang dibeban kan untuk setiap unit output. Apabila

    biaya variabel (VC) untuk memproduksi sejumlah barang (Q) dibagi dengan

    jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya variabel rata-rata.

    Biaya variable rata-rata dihitung dengan rumus:

    =

    =

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    16/38

    16

    3. Biaya total rata-rata (Average Cost/AC)

    Ongkos produksi yang dibebankan untuk setiap unit outputApabila biaya total

    (TC) untuk memproduksi barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi

    tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya total rata-rata. Rumus perhitungan

    biaya total rata-rata adalah sebagai berikut:

    atau

    4. Biaya marjinal (Marginal Cost/MC)

    Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak

    satu unit. Tambahan biaya yang dikeluarkan karena adanya pertambahan satu

    unit produksi.

    2.4.1Hubungan The Law of Diminishing Returns dengan Biaya Variabel

    Gambar 2. Kurva AVC dan AC

    Kurva-kurva AVC dan AC berbentuk huruf U..Bentuk Kurva yang semacam itu

    mencerminkan bahwa kegiatan produksi dipengaruhi oleh hukum Hasil Lebih yang

    Semakin Berkurang (The Law of Diminishing Returns).

    =

    AC = FC + TC

    =

    Q

    P

    AC

    AVC

    MC

    AFC

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    17/38

    17

    2.5 Break Event Point (BEP)

    2.5.1Pengertian Break Event Point

    Break Event Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan

    dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak

    menderita kerugian.Break Event Point (BEP) menurut para ahli :

    a. Definisi analisa break even menurut Schmidgall, Hayes, dan Ninemeier

    (2002) adalah Break even analysis is a management tool that can help

    restaurant managers examine the relationship between various costs,

    revenues and sales volume. It allows to determine revenue required at any

    desired profit level that called Cost-Volume-Profit (CVP) analysis (p.

    169). Dengan kata lain memiliki arti : analisa titik impas adalah suatu alat

    manajemen yang dapat membantu manajer restoran untuk melihat

    hubungan antara bermacam-macam biaya, pendapatan dan volume

    penjualan. Melalui analisa titik impas, manajer juga dapat menentukan

    jumlah pendapatan yang diperlukan pada suatu tingkat pencapaian laba

    yang diinginkan yang juga biasa disebut Analisis Biaya-Volume-Laba

    b. Menurut Syahrul dan Muhammad Afdi Nizar (2000; 114) disebutkan

    bahwa: Break Event Point (titik impas) adala titik yang menunjukkan

    tingkat dimana penjualan sama dengan biaya, sehingga pendapatan

    sebelum bunga dan pajak sama dengan nol.

    c. Menurut Dwi Prastowo Darminto dan Rifka Juliaty (2002; 140) disebutkan

    bahwa: Titik impas (Break Event Point) adalah titik dmn total biaya sama

    dengan total penghasilan.

    Dari berbagai pengertian Break Event Point diatas, maka dapat disimpulkan

    bahwaBreak Event Point atau titik impas adalah suatu titik yang menunjukkan total

    penghasilan sama dengan total biaya, sehingga pendapatan sebelum bunga dan pajak

    dalam satu periode adalah nol.

    2.5.2Analisis Break Event Point (BEP

    a. Menurut Mulyadi (1993, 230) Analisa break even adalah suatu cara untuk

    mengetahui volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    18/38

    18

    rugi, tetapi juga belum memperoleh laba yang dengan kata lain labanya

    sama dengan nol.

    b. Menurut Matz, Usry, dan Hammer (1991, p. 202), Analisa break even

    merupakan suatu analisa yang digunakan untuk menentukan tingkat

    penjualan dan bauran produk yang diperlukan agar semua biaya yang

    terjadi dalam periode tersebut dapat tertutupi, yang mana analisa tersebut

    dapat menunjukkan suatu titik dimana perusahaan tidak memperoleh laba

    ataupun menderita rugi.

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa AnalisisBreak Event Point (BEP) Analisis

    yang dilakukan ialah analisis break even point, yaitu suatu analisis atau cara atau

    teknik yang digunakan oleh perusahaan untuk mengetahui pada tingkat atau jumlah

    produksi dan penjualan berapakah perusahaan tidak akan mengalami kerugian

    ataupun memperoleh keuntungan.

    2.5.3Asumsi dan Keterbatasan dalam Break Event Point

    Menurut Mulyadi (2002; 260-261) asumsi yang mendasari analisis impas

    adalah:

    a. Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang diramalkan.

    Biaya tetap akan selalu konstan dalam kisar volume yang dipakai dalam

    perhitungan impas, sedangkan biuaya variable berubah sebanding dengan

    perubahan volume penjualan.

    b. Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada berbagai tingkat

    kegiatan. Jika dalam usaha menaikkan volume penjualan dilakukan

    penurunan harga jual atau memberikan potongan harga, maka hal ini akan

    mempengaruhi hubungan biaya, volume, dan laba.

    c. Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relative konstan. Penambahan

    fasilitas produksi akan berakibat pada penambahan biaya tetap dan akan

    mempengaruhi hubungan biaya, volume, dan laba.

    d.

    Harga factor-faktor produksi dianggap tidak berubah. Jika harga bahan

    baku dan tariff upah menyimpang terlalu jauh disbanding dengan data yang

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    19/38

    19

    dipakai sebagai dasar perhitungan impas, maka hal ini akan mempengaruhi

    biaya, volume, dan laba.

    e. Efisiensi produksi dianggap tidk berubah. Apabila terjadi penghematan

    biaya karena adanya penggunaan bahan pengganti yang harganya lebih

    rendah atau perubahan metode produksi, maka hal ini akan mempengaruhi

    biaya, volume, dan laba.

    f. Perubahan jumlah persediaan awal dan akhir dianggap tidak signifikan.

    g. Komposisi produk yang akan dijual dianggap tidak berubah.

    Sedangkan menurut Dwi Prastowo Darminto dan Rifka Juliaty (2002; 141)

    asumsi-asumsi yang mendasari dan keterbatasa yang dimiliki analisis break even

    pointadalah:

    a. Biaya-biaya yang berkaitan dengan tingkat penjualan saat ini, cukup akurat

    dapat dipisahkan dalam elemen biaya variable dan biaya tetap.

    b.

    Analisis ini berasumsi bahwa biaya tetap akan senatiasa tetap selama

    periode yang dipengaruhi oleh keputusan yang telah diambil.

    c. Biaya variable berubah secara langsung (proporsional) dengan penjualan

    selama periode yang dipengaruhi oleh keputusan yang telah diambil.

    d.

    Analisis tersebut dibatasi pada situasi dimana kondisi ekonomi dan kondisi

    lainnya diasumsikan relative stabil.

    e. Merupakan pedoman pengambilan keputusan.

    2.5.4Perhitungan BEP (Break Event Point)

    Perhitungan BEP dapat dilakuan dengan rumus :

    QBEP(u) = TFC / (P-AVC)

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    20/38

    20

    Keterangan :

    QBEP(u) : Tingkat output dimana keadaan titik impas terjadi

    TFC : Biaya tetap total

    P : Tarif per unit

    AVC : Biaya variabel per unit

    Keterangan :

    QBEP(sales) : Tingkat penjualan dimana keadaan titik impas terjadi

    TFC : Biaya tetap total

    P : Tarif per unit

    AVC : Biaya variabel per unit

    2.5.5Jenis Break Even Point(BEP)

    a)

    Break Even Chart

    Suatu peta yang menggambarkan grafik yang terdiri atas kurva jumlah

    seluruh biaya (tetap dan variabel) dan kurva pendapatan pada tiap tingkatan

    produksi, perpotongan kedua kurva adalah titik kembali pokok (titik

    yang berpotongan dari 2 garis lurus yang sama besar wilayahnya).

    b) Break Even Equation

    Suatu persamaan yang dinyatakan dengan rumus :

    Penjualan pada titik kembali pokok = FC

    1- Pct VC

    Keterangan :

    FC = biaya tetap

    Pct VC = Persentase biaya variabel terhadap penjualan

    QBEP(sales) = TFC / [1-(AVC/P)]

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    21/38

    21

    c) Break Even Function

    Fungsi kembali pokok yang dirumuskan sebagai berikut :

    FC . S = ( 1VC )

    Keterangan :

    S = Jumlah penjualan

    FC = Biaya tetap

    VC = Rasio biaya variabel terhadap jumlah penjualan yang diharapkan.

    2.6 Cost Recovery Rate

    Cost Recovery Rate adalah nilai dalam persen yang menunjukkan besarnya

    kemampuan pelayanan kesehatan menutup biayanya (cost) dibandingkan dengan

    penghasilan yang didapatkan (revenue). Proses ini menghasilkan seberapa besar

    subsidi yang dikeluarkan kepada pasien. Berikut ini cara perhitungan untuk

    mengetahui CRR:

    Cost Recovery Rate =

    CRR per unit =

    CRR per pasien =

    Tujuan dari perhitungan CRR dapat digunakan sebagai indikator kinerja

    keuangan sebuah perlayanan kesehatan dalam mengidentifikasi keadaan untung atau

    ruginya pelayanan kesehatan. Dalam pelaksanaannya, CRR berfokus pada

    kemampuan pelayanan kesehatan menutup biaya operasionalnya, jika dalam

    perhitungan CRR didapat hasil melebihi seratus persen, maka hasil tersebut memiliki

    arti bahwa pelayanan kesehatan tersebut telah mampu menutup biaya operasionalnya

    dengan penghasilan yang didapat dari pasien atau konsumen, selain itu nilai surplus

    tersebut menyatakan keuntungan yang didapat oleh pelayanan kesehatan tersebut, jika

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    22/38

    22

    terjadi defisit atau tidak sampai seratus persen, maka dapat diambil kesimpulan

    bahwa pelayanan kesehatan tersebut merugi.

    2.7

    Perhitungan biaya penyusutan (Depreciation)

    Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya mengenai biaya investasi dan biaya

    penyusutan, dimana biaya penyusutan (depreciation cost), adalah biaya yang timbul

    akibat terjadinya pengurangan nilai barang investasi (asset) sebagai akibat

    penggunaannya dalam proses produksi. Setiap barang investasi yang dipakai dalam

    proses produksi akan mengalami penyusutan nilai, baik karena makin usang atau

    karena mengalami kerusakan fisik. Untuk menghitung biaya tersebut di atas harus

    diketahui terlebih dahulu umur ekonomis dari peralatan tersebut.

    Turunnya nilai modal dilakukan dengan pengurangan nilai penyusutan yang

    sama besar sepanjang umur ekonomis dari peralatan. Contohnya adalah sebagai

    berikut:

    Sebuah alat radiologi dengan harga pokok Rp. 70.000.000,00 menyusut

    (depresiasi), umur ekonomis dari peralatan 5 tahun. Hitunglah biaya

    penyusutan

    Perhitungan :

    Biaya penyusutan = Harga barang / umur ekonomis barang

    = Rp. 70.000.000,00 / 5 tahun

    = Rp. 14.000.000,00

    Jadi, biaya penyusutan untuk sebuah alat radiologi setiap tahunnya adalah

    14.000.000,00

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    23/38

    23

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1

    Jenis Penelitian

    Data pada penelitian ini didapatkan melalui metode observasi langsung dan

    indepth interview dengan pemilik Klinik Ortodonti Kartini 22 Sidoarjo untuk

    mengetahui biaya produksi pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh pemilik klinik

    untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi yang meliputi pengobatan dan

    perawatan gigi. Biaya jasa dokter untuk satu kali pemeriksaan tanpa tindakan adalah

    Rp 130.000,00. Harga pemeriksaan tanpa tindakan merupakan biaya jasa dokter

    spesialis ortodonti diluar biaya produk pengobatan dan perawatan, hanya biaya

    pemeriksaan tanpa tindakan atau biasa disebut dengan jasa medis.

    3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

    3.2.1 Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian ini adalah di Klinik Ortodonti Kartini 22 yang berlokasi di

    Jalan Kartini Nomor 22 Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo.

    3.2.2 Waktu Penelitian

    Survei biaya produksi dilakukan pada hari Sabtu, 29 November 2014 pada

    pukul 16.3018.00 WIB.

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    24/38

    24

    BAB IV

    HASIL SURVEI

    Nama Klinik : Klinik Ortodonti Kartini 22

    Alamat : Jalan Kartini Nomor 22 Sidoarjo

    Nama Pemilik : Agus El Arief.,drg.,Sp.Ort

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    25/38

    25

    4.1 Klasifikasi Biaya

    Tabel 4.1.1 Daftar Unsur Biaya Klinik Ortodonti Kartini 22

    No. Unsur Biaya Harga Satuan Qty Life Time Jumlah Biaya Produksi

    1 tahun

    1. Gedung Rp 625.000.000,00 1 buah 10 tahun Rp 625.000.000,00 Rp 62.500.0000,00

    2. Fasilitasa. Televisib.

    AC

    c. Komputer

    d. Meja dan KursiAdministrasi

    e. Meja dan SofaRuang Tunggu

    f. Meja, Kursi,

    dan LemariRuang Dokter

    Rp 3.000.000,00Rp 2.500.000,00

    Rp 5.300.000,00

    Rp 2.800.000,00

    Rp 4.500.000,00

    Rp 3.200.000,00

    1 buah2 buah

    1 buah

    1 buah

    1 set

    1 set

    5 tahun

    Rp 3.000.000,00Rp 5.000.000,00

    Rp 5.300.000,00

    Rp 2.800.000,00

    Rp 4.500.000,00

    Rp 3.200.000,00

    Rp 600.000,00Rp 1.000.000,00

    Rp 1.060.000,00

    Rp 560.000,00

    Rp 900.000,00

    Rp 640.000,00

    3. Dental Chair

    Unit Gnatus Type

    Lazio Pad Opti

    Rp 63.700.000,00 1 buah 5 tahun Rp 63.700.000,00 Rp 12.740.000,00

    4 Peralatan Medis Rp 368.000.000,00 1 set 5 tahun Rp 368.000.000,00 Rp 73.600.000,005. Bahan Habis Pakai

    Medis

    Rp 4.700.000,00 1 pack 1 bulan Rp 4.700.000,00 Rp 56.400.000,00

    6. Bahan Habis Pakai

    Non Medis

    Rp 600.000,00 1 1 bulan Rp 600.000,00 Rp 7.200.000,00

    7. Bahan Umum

    a. Listrikb.

    Air

    c. Telepon

    Rp 275.000,00Rp 48.000,00

    Rp 130.000,00

    1 bulan1 bulan

    1 bulan

    Rp 275.000,00Rp 48.000,00

    Rp 130.000,00

    Rp 3.300.000,00Rp 576.000,00

    Rp 1.560.000,00

    8. Gaji Tenaga Medis Rp 2.300.000,00 2 orang 1 bulan Rp 4.600.000,00 Rp 55.200.000,00

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    26/38

    26

    No. Unsur Biaya Harga Satuan Qty Life Time Jumlah Biaya Produksi

    1 tahun

    9. Gaji PegawaiAdministrasi

    Rp 1.800.000,00 1 orang 1 bulan Rp 1.800.000,00 Rp 21.600.000,00

    10. Biaya MakanPegawai Medis dan

    Administrasi

    Rp 400.000,00 3 orang 1 bulan Rp 1.200.000,00 Rp 14.400.000,00

    11. Insentif Pegawai

    medis dan non medis

    Rp 800.000,00 3 orang 3 bulan Rp 2.400.000,00 Rp 9.600.000,00

    12. Alat Tulis Kantor

    (ATK)

    Rp 1.400.000,00 1 tahun Rp 1.400.000,00 Rp 1.400.000,00

    13. PemeliharaanGedung

    Rp 1.200.000,00 1 tahun Rp 600.000,00 Rp 600.000,00

    14. PemeliharaanPeralatan Medis

    Rp 3.400.000,00 1 tahun Rp 575.000,00 Rp 575.000,00

    15 Pemeliharaan AlatNon-medis

    Rp 800.000,00 1 tahun Rp 250.000,00 Rp 250.000,00

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    27/38

    27

    Tabel 4.1.2 Klasifikasi Biaya

    No

    .

    Nama Barang Biaya Produksi

    1 tahun

    Klasifikasi Biaya

    Skala Produksi Fungsi dan Aktivitas Lama Penggunaan

    Fixed Cost

    (Rp)

    Variable

    Cost

    (Rp)

    Direct Cost

    (Rp)

    Indirect

    Cost

    (Rp)

    Investment

    Cost

    (Rp)

    Operat

    l Co

    (Rp

    1. Gedung Rp 62.500.000,00 62.500.000 62.500.000 62.500.000

    2. Fasilitasa. Televisi

    b. ACc.

    Komputer

    d. Meja dan Kursi

    Administrasie. Meja dan Sofa Ruang

    Tungguf. Meja, Kursi, dan Lemari

    Ruang Dokter

    Rp 600.000,00

    Rp 1.000.000,00Rp 1.060.000,00

    Rp 560.000,00

    Rp 900.000,00

    Rp 640.000,00

    600.000

    1.000.0001.060.000

    560.000

    900.000

    640.000

    600.000

    1.000.0001.060.000

    560.000

    900.000

    640.000

    600.000

    1.000.0001.060.000

    560.000

    900.000

    640.000

    3. Dental Chair

    Unit Gnatus Type Lazio Pad

    Opti

    Rp 12.740.000,00 12.740.000 12.740.000 12.740.000

    4. Peralatan Medis Rp 73.600.000,00 73.600.000 73.600.000 73.600.000

    5. Bahan Habis Pakai Medis Rp 56.400.000,00 56.400.000 56.400.000 56.4006. Bahan Habis Pakai Non Medis Rp 7.200.000,00 7.200.000 7.200.000 7.200

    7. Bahan Umum

    a. Listrik

    b. Airc.

    Telepon

    Rp 3.300.000,00

    Rp 576.000,00Rp 1.560.000,00

    3.300.000

    576.0001.560.000

    3.300.000

    576.0001.560.000

    3.300

    5761.560

    8. Gaji Tenaga Medis Rp 55.200.000,00 55.200.000 55.200.000 55.200

    9. Gaji Pegawai Administrasi Rp 21.600.000,00 21.600.000 21.600.000 21.600

    10. Biaya Makan Pegawai Medis

    dan Administrasi

    Rp 14.400.000,00 14.400.000 14.400.000 14.400

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    28/38

    28

    No

    .

    Nama Barang Biaya Produksi

    1 tahun

    Klasifikasi Biaya

    Skala Produksi Fungsi dan Aktivitas Lama Penggunaan

    Fixed Cost

    (Rp)

    Variable

    Cost

    (Rp)

    Direct Cost

    (Rp)

    Indirect

    Cost

    (Rp)

    Investment

    Cost

    (Rp)

    Operati

    Cos

    (Rp

    11. Insentif Pegawai medis dan

    non medis

    Rp 9.600.000,00 9.600.000 9.600.000 9.600.

    12. Alat Tulis Kantor (ATK) Rp 1.400.000,00 1.400.000 1.400.000 1.400.13. Pemeliharaan Gedung Rp 600.000,00 600.000 600.000 600.

    14. Pemeliharaan Peralatan Medis Rp 575.000,00 575.000 575.000 575.

    15. Pemeliharaan Alat Non-medis Rp 250.000,00 250.000 250.000 250

    TOTAL Rp 326.261.000,00 230.400.000 95.861.000 280.236.000 46.025.000 153.600.000 172.661

    TOTAL COST Rp 326.261.000,00 Rp 326.261.000,00 Rp 326.261.000,00

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    29/38

    29

    4.2 Perhitungan Biaya Penyusutan

    a. Perhitungan Biaya Penyusutan Gedung

    Biaya penyusutan tahunan gedung yang dikeluarkan oleh Klinik Ortodonti

    Kartini 22 ini dihitung dengan menggunakan metode garis lurus yaitu (cost

    nilai residu) dibagi dengan umur. Masa pakai gedung yaitu selama 10 tahun.

    Nilai residu untuk gedung Klinik Ortodonti Kartini 22 dianggap 0 maka, biaya

    penyusutan tahunan gedung yaitu (Rp 625.000.000,00 0) : 10 tahun =

    Rp62.500.000,00

    b. Perhitungan Biaya Penyusutan Peralatan Medis

    Biaya penyusutan tahunan peralatan medis yang dikeluarkan oleh Klinik

    Ortodonti Kartini 22 untuk pelayanan gigi ortodonti dapat menggunakan

    metode garis lurus yaitu (cost nilai residu) dibagi dengan umur. Masa pakai

    peralatan medis yaitu selama 5 tahun. Nilai residu untuk peralatan medis Klinik

    Ortodonti Kartini 22 dianggap 0 . Peralatan medis di Klinik Ortodonti Kartini

    22 yang utama adalahDental Chairdengan spesifikasi Unit Gnatus Type Lazio

    Pad Opti dengan harga Rp 63.700.000,00. Maka, biaya penyusutan tahunan

    untuk Dental Chairadalah (Rp 63.700.000,00 0) : 5 tahun = 12.740.000,00.

    Sedangkan untuk peralatan medis penunjang lainnya juga memiliki masa pakai

    5 tahun dengan harga 368.000.000,00. Biaya peralatan medis Klinik Ortodonti

    Kartini 22 yaitu ( Rp 368.000.000,000) : 5 tahun = Rp 73.600.000,00.

    c. Perhitungan Biaya Penyusutan Fasilitas Non Medis

    Biaya penyusutan tahunan fasilitas non medis yang dikeluarkan oleh Klinik

    Ortodonti Kartini 22 untuk pelayanan gigi ortodonti dapat menggunakan

    metode garis lurus yaitu (cost nilai residu)/umur. Masa pakai fasilitas non

    medis yaitu selama 5 tahun dengan total biaya fasilitas non medis adalah

    sebesar Rp Nilai residu untuk peralatan medis Klinik Ortodonti Kartini 22

    dianggap 0 maka, biaya penyusutan tahunan peralatan medis Klinik Ortodonti

    Kartini 22 yaitu (Rp 23.800.000,000) : 5 tahun = Rp 4.760.000,00

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    30/38

    30

    4.3 Perhitungan Biaya Satuan Rata-Rata (Average Cost)

    Berikut ini contoh perhitungan biaya satuan di Klinik Ortodonti Kartini 22. Sebelum

    melakukan perhitungan pada masing-masing kegiatan diperlukan data hasil aktivitas

    di Klinik Ortodonti Kartini 22 dan pelayanan rawat inap dengan hasil identifikasi

    sebagai berikut:

    Tabel 4.3.1 Aktivitas Pelayanan Klinik Ortodonti Karrtini 22 Tahun 2014

    No. Jenis Aktivitas Jumlah

    1. Jumlah Pasien 5760

    2. Jumlah Pelayanan Pemeriksaan 5760

    3. Hari Pelayanan SeninSabtu 288

    Perhitungan Average Cost terdiri dari perhitungan Average Fixed Costdan Average

    Variabel Cost.

    a. Average Fixed Cost

    AFC = TFC / Jumlah Pelayanan Pemeriksaan

    = Rp 230.400.000,00 / 5.760

    = Rp 40.000,00

    b. Average Variabel Cost

    AVC = TVC / Jumlah Pelayanan Pemeriksaan

    = Rp 95.861.000,00 / 5.760

    = Rp 16.624,53

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    31/38

    31

    4.4 Perhitungan Biaya Satuan (Unit Cost)

    Unit Costadalah harga yang harus dibayarkan per pasien per pelayanan pemeriksaan

    gigi tanpa tindakan di Klinik Ortodonti Kartini 22. Pada bagian ini akan dihitung Unit

    Cost Actual.

    Uni t Cost Actual :

    UC = TC / Q

    = Rp 326.261.000,00 / 5.760

    = Rp 56.642,53

    Keterangan:

    UC = Unit Cost

    TC = Total Cost aktual

    Q = Quantitiy (jumlah pelayanan)

    Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa biaya satuan aktual yang

    harus dikeluarkan oleh Klinik Ortodonti Kartini 22 per pelayanan pemeriksaan

    tanpa tindakan adalah sebesar Rp 56.642,53 dengan harga satu kali pelayanan

    pemeriksaan tanpa tindakan per asien adalah Rp 130.000,00

    4.5 Perhitungan BEP dan CRR

    a. Perhitungan BEP

    Titik impas (break even point) adalah sebuah titik dimana biaya atau

    pengeluaran dan pendapatan adalah seimbang sehingga tidak terdapat kerugian

    atau keuntungan. BEP yang dapat dihitung dari ketersediaan data yang ada dalam

    penelitian yaitu jumlah pasien yang dapat dilayani agar biaya pengeluaran dan

    pendapatan adalah seimbang.

    Pada Klinik Ortodonti Kartini 22, harga tiap satu kali pelayanan pemeriksaan

    tanpa tindakan adalah Rp. 130.000,00, maka nilai BEP dalam unit:

    QBEP(u) = TFC / (P-AVC)

    = Rp. 230.400.000,00/ (Rp.130.000 Rp 16.624,53)

    = Rp. 230.400.000,00/ Rp 113.375,50

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    32/38

    32

    = 2.032,18 pelayanan

    Jadi, Klinik Ortodonti Kartini 22 akan mencapai BEP ketika pelayanan

    pemeriksaan tanpa tindakan mencapai 2.032,18 pelayanan.

    Selain menghitung BEP dalam unit, dapat pula dihitung BEP Klinik

    Ortodonti Kartini 22 dalam penjualan (sales). Berikut perhitungan BEP atas dasar

    penjualan (sales).

    BEP(sales) = TFC / (1AVC/P)

    = Rp. 230.400.000,00 / (1Rp 16.624,53 / Rp 130.000,00)

    = Rp 230.400,000,00 / (10,13)

    = Rp 230.400,000,00 / 0,87

    = Rp 264.827.586,21

    Keterangan:

    AVC =Average Variabel Cost

    QBEP = BEP unit, dalam hal ini jumlah pelayanan

    BEP(sales)=BEP penjualan, dalam hal ini penjualan pelayanan permeriksan

    tanpa tindakan

    TFC = Total Fixed Cost

    P =Price actual

    Jadi, dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa Klinik Ortodonti

    Kartini 22 mencapai titik impas jika jumlah pelayanan telah digunakan sebanyak

    2.032,18 pelayanan atau tingkat penjualan jasanya telah menerima uang

    sebanyak Rp 264.827.586,21.

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    33/38

    33

    Kurva BEP

    Berdasarkan hasil perhitungan BEP atas dasar unit adalah 2.032,18

    pelayanan dan atas dasar penjualan (sales) adaah Rp 264.827.586,21. Maka

    kurvanya adalah sebagai berikut :

    Gambar 3. Kurva BEP Klinik Ortodonti Kartini 22

    b. Perhitungan CRR

    Total Revenue (TR) = P x Q

    = Rp 130.000,00 x 5.760

    = Rp 748.800.000,00

    Cost Recovery Rate =(TR / TC) x 100 %

    = (Rp 748.800.000,00 / Rp 326.261.000,00) x 100%

    = 229,51%

    = 230%

    264.827.586,21

    230.400.000,00

    BEP

    Pendapatan

    Biaya

    2.032,18

    Jumlah

    Pelayanan

    Rp

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    34/38

    34

    Dari perhitungan tersebut diatas dapat diketahuai bahwa pelayanan

    pemeriksaan tanpa tindakan di Klinik Ortodonti Kartini 22 memiliki kemampuan

    keuangan yang baik karena CRR yang diterima jauh melebihi 100%.

    4.6 Analisis Perhitungan

    Setelah melakukan klasifikasi biaya produksi yang ada di Klinik Ortodonti Kartini

    22, didapat hasil total cost berdasarkan skala produksi, lama penggunaan, dan aktifitas

    produksi adalah sama sehingga dapat dihitung unit cost actual. Unit cost actualmerupakan

    hasil pembagian Total cost dengan jumlah pelayanan per tahun (2014), dari perhitungan

    tersebut didapat unit cost di Klinik Ortodonti Kartini 22 sebesar Rp 56.642,53. Jadi harga

    aktual yang harus dibayarkan per pasien gigi per pelayanan pemeriksaan tanpa tindakan di

    Klinik Ortodonti Kartini 22 adalah Rp 56.642,53 dan tarif yang ditetapkan oleh Klinik

    Ortodonti Kartini 22 untuk satu kali pelayanan pemeriksaan tanpa tindakan adalah

    Rp130.000,00 per pasien.

    Dengan diketahui tarif pemeriksaan tanpa tindakan per pelayanan telah ditentukan

    oleh Klinik Ortodonti Kartini 22, dapat dihitung BEP unit, dari perhitungan Total Fix Cost

    dibagi denganPricedikurangi AVC, didapat hasil bahwa Klinik Ortodonti Kartini 22 harus

    melayani 2.032,18 pelayanan pemeriksaan tanpa tindakan agar modalnya kembali

    (mencapai titik impas). CRR adalah nilai dalam persen yang menunjukkan besarnya

    kemampuan Klinik Ortodonti Kartini 22 untuk menutupi biayanya dengan penerimaan

    dari pembayaran pelayanan yang dihitung dari pembagian antara TR unit bersangkutan

    dengan TC unit bersangkutan dikali 100%.

    Hasil perhitungan didapat CRR sebesar 230% yang berarti mengalami surplus. Hasil

    CRR dapat memberi informasi bahwa Klinik Ortodonti Kartini 22 mampu menutupi biaya

    yang dikeluarkan 100% dan laba yang didapat rumah sakit sebesar 230% - 100% yaitu

    130% per pelayanan pemeriksaan tanpa tindakan

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    35/38

    35

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Biaya produksi adalah beban yang harus ditanggung oleh produsen dalam bentuk

    uang untuk menghasilkan suatu barang. Beberapa kriteria untuk keperluan analisis

    klasifikasi konsep biaya, yaitu pembagian biaya berdasarkan pengaruhnya pada skala

    produksi, pembagian biaya berdasarkan lama penggunaannya, dan pembagian biaya

    berdasarkan fungsi atau aktifitas sumber biaya.

    Pembagian Biaya Berdasarkan Pengaruhnya pada Skala Produksi dibagi menjadi

    biaya tetap (Fixed cost = FC), biaya variabel (Variabel cost = VC), dan total cost.

    Pembagian biaya berdasarkan lama penggunaannya dibagi menjadi biaya invetasi, biaya

    opersional dan total biaya.

    Pembagian Biaya berdasarkan Fungsi atau Aktifitas Sumber Biaya, dibagi menjadi

    biaya langsung (direct cost), biaya tidak langsung (indirect cost) dan total biaya.

    Perhitungan biaya produksi bertujuan untuk mengetahui laba atau rugi suatu pelayanan

    kesehatan atas segala usaha yang dilakukan.

    Dalam menghitung biaya rata-rata produksi maka sebelumnya perlu mengetahui

    terlebih dahulu mengenai, biaya tetap rerata (Average Fixed Cost/AFC), biaya variabel

    rerata (Average Variable Cost/AVC),dan biaya total rerata (Average Cost/AC).

    Cost Recovery Rate merupakan nilai dalam persen yang menunjukkan besarnya

    kemampuan pelayanan kesehatan menutup biayanya dengan penghasilan yang didapatkan

    (revenue). Suatu pelayanan kesehatan perlu dilakukan kegiatan analisis biaya untuk

    mendapatkan informasi real kondisi dan posisi pelayanan kesehatan tersebut sehingga

    didapatkan gambaran realistis biaya yang diperlukan untuk dijadikan bahan informasi

    dalam menetapkan besar tarif satuan unit pelayanan kesehatan.

    Hasil survey biaya produksi di Klinik Ortodonti Kartini 22 yang ditangani oleh

    Dokter Gigi Spesialis Ortodonti Agus El Arief.,drg.,Sp.Ort yang berlokasi di Jalan Kartini

    Nomor 22 Sidoarjo memiliki Total Cost sebesar Rp 326.261.000,00 dengan Total Fixed

    Cost(TFC) sebesar Rp 230.400.000,00 dan Total Variabel Costsebesar Rp 95.861.000,00.

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    36/38

    36

    Biaya jasa pelayanan untuk satu kali pemeriksaan tanpa tindakan adalah

    Rp130.000,00. Dengan hari buka pelayanan pada hari Senin Sabtu dengan jumlah

    pelayanan pemeriksaan tanpa tindakan sebanyak 5760 pelayanan dalam satu tahun

    (November 2014)

    Dengan biaya gedung sebesar Rp 625.000.000,00 yang memiliki life time selama 10

    tahun. Biaya penyusutan tahunan yang dikeluarkan oleh Klinik Ortodonti Kartini 22 ini

    dihitung dengan menggunakan metode garis lurus yaitu (cost nilai residu) dibagi dengan

    umur. Sehingga biaya penyusutan atau depresiasi gedung adalah sebesar Rp 62.500.000,00.

    Dalam menghitung biaya rata-rata produksi Klinik Ortodonti Kartini 22, maka

    diketahu bahwa biaya tetap rerata (Average Fixed Cost/AFC)adalah sebesar Rp 40.000,00

    danbiaya variabel rerata (Average Variable Cost/AVC)sebesar Rp 16.624,53.

    Unit Cost atau biaya satuan aktual yang harus dikeluarkan oleh Klinik Ortodonti

    Kartini 22 per pelayanan pemeriksaan tanpa tindakan adalah sebesar Rp 56.642,53.

    Perhitungan BEP didapatkan hasil bahwa BEP Klinik Ortodonti Kartini 22 atas dasar unit

    adalah 2.032,18 pelayanan dan atas dasar penjualan (sales)adaah Rp 264.827.586,21. Jadi,

    Klinik Ortodonti Kartini 22 akan mencapai titik impas atau break Event pont pada saat

    telah melakukan pelayanan sebanyak 2.032,18 pelayanan atau telah menjual jasa pelayanan

    sebesar Rp264.827.586,21.

    Hasil perhitungan CRR didapatkan presentase sebesar 230% yang artinya bahwa

    pelayanan pemeriksaan tanpa tindakan di Klinik Ortodonti Kartini 22 memiliki kemampuan

    keuangan yang baik karena CRR yang diterima jauh melebihi 100%.

  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    37/38

    37

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2010.Pengertian, Definisi dan Rumus BEP Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan.

    http://organisasi.org/.(diakses pada 23 Maret 2014)

    Anonim. 2012.Ilmu Ekonomi Mikro Struktur Biaya. fuiguide.file.wordprees.com. (diakses

    pada 24 Maret 2014)

    Apriyono, Andri. 2009.Break Even Point (BEP).http://ilmumanajemen.wordpress.com.

    (diakses pada 22 Maret 2014)

    Irnawati. 2011.Pengertian, Definisi dan Rumus BEP.http://irnawt.wordpress.com.(diakses

    pada 23 Maret 2014)

    Iskandar, Riswan.2009. Klasifikasi Biayahttp://ridwaniskandar.files.wordpress.com/2009/05/33-klasifikasi-

    biaya.pdf.(diakses 23 Maret 2014)

    Nifitri, Rida. 2012.Klasifikasi Biaya.

    http://ridanifitri20.wordpress.com/2012/10/01/klasifikasi-biaya/.(diakses

    24 Maret 2014)

    Putri, Ayudya. 2012.Pengertian Ongkos Produksi.

    http://ituuttie.blogspot.com/2011/02/pengertian-ongkos.html.(diakses pada 24

    maret 2014)

    Sadono Sukirno. 2000.Pengantar Mikroekonomi. Raja Grafindo Persada, Jakarta

    http://organisasi.org/pengertian_definisi_dan_rumus_bep_break_even_point_ilmu_ekonomi_studi_pembangunanhttp://organisasi.org/pengertian_definisi_dan_rumus_bep_break_even_point_ilmu_ekonomi_studi_pembangunanhttp://ilmumanajemen.wordpress.com/2009/02/20/break-event-point-bep/http://ilmumanajemen.wordpress.com/2009/02/20/break-event-point-bep/http://ilmumanajemen.wordpress.com/2009/02/20/break-event-point-bep/http://irnawt.wordpress.com/2011/04/28/pengertian-definisi-dan-rumus-bep-break-even-point-4/http://irnawt.wordpress.com/2011/04/28/pengertian-definisi-dan-rumus-bep-break-even-point-4/http://irnawt.wordpress.com/2011/04/28/pengertian-definisi-dan-rumus-bep-break-even-point-4/http://ridwaniskandar.files.wordpress.com/2009/05/33-klasifikasi-http://ridanifitri20.wordpress.com/2012/10/01/klasifikasi-biaya/http://ridanifitri20.wordpress.com/2012/10/01/klasifikasi-biaya/http://ituuttie.blogspot.com/2011/02/pengertian-ongkos.htmlhttp://ituuttie.blogspot.com/2011/02/pengertian-ongkos.htmlhttp://ituuttie.blogspot.com/2011/02/pengertian-ongkos.htmlhttp://ridanifitri20.wordpress.com/2012/10/01/klasifikasi-biaya/http://ridwaniskandar.files.wordpress.com/2009/05/33-klasifikasi-http://irnawt.wordpress.com/2011/04/28/pengertian-definisi-dan-rumus-bep-break-even-point-4/http://ilmumanajemen.wordpress.com/2009/02/20/break-event-point-bep/http://organisasi.org/pengertian_definisi_dan_rumus_bep_break_even_point_ilmu_ekonomi_studi_pembangunan
  • 8/10/2019 biaya produksi survei KEL7 FIX.docx

    38/38