65429764 pengertian motor bakar

30
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Tentang Motor Bakar Motor bakar adalah salah satu jenis dari mesin kalor, yaitu mesin yang mengubah energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah tenaga kimia bahan bakar menjadi tenaga mekanis. Energi diperoleh dari proses pembakaran, proses pembakaran juga pengubahan enegi tersebut dilaksanakan di dalam mesin dan ada yang dilakukan di luar mesin kalor (Kiyaku dan Murdhana, 1998). Ada dua jenis mesin kalor dilihat dari cara kerjanya yaitu : 1. Mesin pembakaran dalam atau sering disebut juga sebagai internal combustion engine (ICE), yaitu dimana proses pembakarannya berlangsung di dalam motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Hal-hal yang dimiliki pada mesin pembakaran dalam yaitu : a. pemakaian bahan bakar irit . b. berat tiap satuan tenaga mekanis lebih kecil. c. konstruksi lebih sederhana, karena tidak memerlukan ketel uap, condenser dan sebagainya. 2. Mesin pembakaran luar atau sering disebut juga sebagai eksternal combustion engine (ECE), yaitu dimana proses pembakarannya terjadi di luar mesin.

Upload: puteri-bungsu

Post on 25-Sep-2015

62 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • BAB II

    DASAR TEORI

    2.1 Pengertian Tentang Motor Bakar

    Motor bakar adalah salah satu jenis dari mesin kalor, yaitu mesin yang

    mengubah energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah

    tenaga kimia bahan bakar menjadi tenaga mekanis. Energi diperoleh dari

    proses pembakaran, proses pembakaran juga pengubahan enegi tersebut

    dilaksanakan di dalam mesin dan ada yang dilakukan di luar mesin kalor

    (Kiyaku dan Murdhana, 1998).

    Ada dua jenis mesin kalor dilihat dari cara kerjanya yaitu :

    1. Mesin pembakaran dalam atau sering disebut juga sebagai internal

    combustion engine (ICE), yaitu dimana proses pembakarannya

    berlangsung di dalam motor bakar itu sendiri sehingga gas

    pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja.

    Hal-hal yang dimiliki pada mesin pembakaran dalam yaitu :

    a. pemakaian bahan bakar irit .

    b. berat tiap satuan tenaga mekanis lebih kecil.

    c. konstruksi lebih sederhana, karena tidak memerlukan ketel uap,

    condenser dan sebagainya.

    2. Mesin pembakaran luar atau sering disebut juga sebagai eksternal

    combustion engine (ECE), yaitu dimana proses pembakarannya

    terjadi di luar mesin.

  • Hal-hal yang dimiliki pada mesin pembakaran luar yaitu :

    a. dapat memakai semua bentuk bahan bakar.

    b. dapat memakai bahan bakar yang bermutu rendah.

    c. cocok untuk melayani beban-beban besar dalam satu poros.

    d. lebih cocok dipakai untuk daya tinggi

    Pada motor bakar torak tidak terdapat proses pemindahan kalor gas

    pembakaran ke fluida kerja, karena itu jumlah komponen motor bakar

    sedikit, cukup sederhana, lebih kompak, dan lebih ringan dibandingkan

    dengan mesin pembakaran luar (mesin uap). Karena itu pula penggunaan

    motor bakar sangat banyak dan menguntungkan. Penggunaan motor bakar

    dalam masyrakat antara lain adalah dalam bidang transportasi, penerangan,

    dan sebagainya.

    2.2 Prestasi Motor Bakar

    Pada motor bakar torak, daya yang berguna adalah daya poros, karena

    daya poros itulah yang menggerakkan beban. Daya poros dibangkitkan

    oleh daya indikator yang merupakan daya gas pembakaran yang

    menggerakkan torak.. Unjuk kerja motor bakar tergantung dari daya poros

    yang dapat ditimbulkan.

    Unjuk kerja ini biasanya dinyatakan dalam daya kuda (PS) atau KW

    persatuan isi langkah.

    Isi langkah Vi = penampang silinder x langkah (m3)

  • Efisiensi volumetric v =jumlah udara yang dihisap dalam satu

    siklus : jumlah udara yang diisikan dalam silinder Vi pada kondisi

    atmosfer.

    Jumlah udara = )()(273

    273293,1 kgVmaltekanannor

    tekananCt io

    +

    Dari formula diatas dapat dilihat kalau suhunya lebih rendah, maka

    tekanan udara yang masuk lebih besar dan jumlah udara yang akan dihisap

    lebih besar pula. Sebagai hasil akan diperoleh daya yang lebih besar pula

    karena sejumlah bahan bakar dapat terbakar dengan baik. Karena itu dalam

    merancang motor bakar torak, terutama motor diesel, hendaklah

    diusahakan agar tekanan maksimum dapat dibatasi apabila perbandingan

    kompresinya hendak dipertinggi. (Soenarto & Furuhama 1995).

    a. Volume Silinder

    Volume silinder antara TMA dan TMB disebut volume langkah

    torak (V1). Sedangkan volume antara TMA dan kepala silinder (tutup

    silinder) disebut volume sisa (Vs). Volume total (Vt) ialah isi ruang

    antara torak ketika ia berada di TMB sampai tutup silinder.

    Vt =V1+Vs ..(1)

    Volume langkah mempunyai satuan yang tergantung pada satuan

    diameter silinder (D) dan panjang langlah torak (L) biasanya

    mempunyai satuan centimetercubic (cc) atau cubic inch (cu.in).

    V1 = luas lingkaran x panjang langkah

    V1 = r2 x L

  • V1 = LD

    221

    Dengan demikian besaran dan ukuran motor bakar menurut volume

    silinder tergantung dari banyaknya silinder yang digunakan dan

    besarnya volume silinder (Kiyuku & Murdhana 1998).

    b. Perbandingan Kompresi

    Hasil bagi volume total dengan volume sisa disebut sebagai

    perbandingan kompresi

    ss

    s

    VV

    VVV

    C 11 1+=+= .(2)

    Dimana :

    V1 = volume langkah torak

    Vs = volume sisa

    Jadi, bila suatu motor mempunyai volume total 56 cu.in dan

    volume sisa 7 cu.in, maka perbandingan kompresinya adalah :

    8756 ==C

    Hal diatas menunjukkan bahwa selama langkah kompresi, muatan

    yang ada diatas torak dimampatkan 8 kali lipat dari volume

    terakhirnya. Makin tinggi perbandingan kompresi, maka makin tinggi

    tekanannya dan temperatur akhir kompresi. (Kiyuku & Murdhana,

    1998).

    Perbandingan kompresi tidak dapat naik tanpa batas, karena motor

    pembakaran yang menggunakan busi akan menimbulkan suara

  • menggelitik kalau perbandingan kompresinya terlalu tinggi (Soenarta

    & Furuhama, 1995).

    c. Daya Mesin

    Pada motor bakar daya yang berguna adalah daya poros seperti

    telah dijelaskan diatas. Daya poros ditimbulkan oleh bahan bakar yang

    dibakar dalam silinder dan selanjutnya menggerakkan semua

    mekanisme.

    Unjuk kerja motor bakar pertama-tama tergantung dari daya yang

    ditimbulkan (Soenarta & Furuhama, 1995)

    Gambar 2.1 Alat tes Prestasi Motor Bakar (Sumber : Soenarta & Furuhama,1995)

    Gambar (2.1) diatas menunjukkan peralatan yang dipergunakan

    untuk mengukur nilai yang berhubungan dengan keluaran motor

    pembakaran yang seimbang dengan hambatan atau beban pada

    kecepatan putaran konstan (n). Kalau n berubah, maka motor

  • pembakaran menghasilkan daya untuk mempercepat atau

    memperlambat bagian yang berputar. Motor pembakaran ini

    dihubungkan dengan dynamometer dengan maksud mendapatkan

    keluaran dari motor pembakaran dengan cara menghubungkan poros

    motor dengan poros dynamometer. Rotornya diikatkan pada poros

    yang akan mengaduk air yang ada didalamnya. Hambatan ini akan

    menimbulkan torsi (T), sehingga nilai daya (P) dapat ditentukan

    sebagai berikut :

    )(60000

    ..2 kWTnP = ..(3)

    Dimana :

    n = putaran mesin (rpm)

    T = torsi (Nm)

    Torak yang didorong oleh gas membuat usaha. Baik tekanan

    maupun suhunya akan turun waktu gas berekspansi. Energi panas

    diubah menjadi usaha mekanis. Konsumsi energi panas ditunjukkan

    langsung oleh turunnya suhu. Kalau toraknya tidak mendapatkan

    hambatan dan tidak menghasilkan usaha gas tidak akan berubah

    meskipun tekanannya turun.

    d. Tekanan Efektif Rata-rata

    Besar nilai P1 merupakan tekanan efektif rata-rata indikator

    (indicator mean effective pressure : IMEP). Nilai P1, dapat ditentukan

    dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

  • si

    VW

    P =1 (4)

    Penggunaan nilai Pi dapat memudahkan perhitungan besar usaha

    indikator Wi pada tekanan konstan selam torak pada langkah ekspansi.

    Pada mesin 4 langkah besar nilai Pi terjadi setiap 2 putaran, sehingga

    besar nilai Ni indikator dapat ditentukan dengan menggunakan

    persamaan sebagai berikut :

    Dengan satuan Si ( m3, kPa dan rps)

    Ni =V1.P1.n/2 (kW)....(5)

    Dimana :

    V1= volume langkah (m3)

    Pi = tekanan efektif rata-rata indicator (kPa)

    n = putaran mesin (rpm)

    Pada mesin 2 langkah besar nilai Pi dihasilkan pada tiap putaran,

    maka secara teoritis nilai Ni akan menjadi dua kali lebih besar jika

    dibandingkan pada persamaan 4, tetapi pada umumnya besar nilai Pi

    pada mesin 2 langkah lebih kecil dibandingkan dengan 4 langkah.

    Nilai Ni disebut sebagai keluaran indikator yang menyatakan keluaran,

    disebabkan oleh adanya tekanan pada torak.

    Daya yang dapat dimanfaatkan untuk memutar mesin disebut

    sebagai keluaran efektif (brake mean out put) nilai Ne dapat

    dirumuskan sebagai berikut :

    Ne = V1. N. BMEP. 2 (kW)(6)

  • Besar keluaran efektif dapat diukur dengan menggunakan sebuah

    dynamometer. Nilai BMEP adalah merupakan tekanan efektif rata-rata

    (brake mean effective pressure). Besar nilai Ne yang ditentukan oleh

    produk dari volume langkah V1, kecepatan putaran n dan BMEP yang

    berhubungan dengan tekanan gas rata-rata merupakan keluaran suatu

    pembakaran yang bermanfaat. BMEP adalah besar nilai yang

    menunjukkan daya mesin tiap satuan volume silinder pada putaran

    tertentu dan tidak tergantung dari ukuran motor bakar (Soenarta

    &Furuhama, 1995).

    Besar nilai BMEP dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai

    berikut :

    nVZPBMEP

    d ...60= (7)

    Dimana :

    P = daya (kW)

    N = putaran mesin (rpm)

    Vd= volume langkah total silinder (m3)

    Z = sistem siklus (4 langkah =2, 2 langkah =1)

    e. Menentukan Efisiensi Energi

    1. Efisiensi Thermis

    Perbandingan antara energi yang dihasilkan dan energi yang

    dimasukkan pada proses pembakaran bahan bakar disebut efisiensi

    thermis rem (brake thermal efficiency) dan ditentukan sebagai berikut :

  • (%)100.

    860 =hSFCbt

    (8)

    Dimana :

    H = nilai kalor untuk bahan bakar premium = 10500 kcal/kg.

    nilai kalor untuk minyak gas = 10400 kcal/kg.

    SFC = konsumsi bahan bakar spesifik

    Nilai kalor mempunyai hubungan dengan berat jenis. Pada

    umumnya semakin tinggi berat jenis maka semakin rendah nilai kalornya

    (Kiyaku & Murdhana, 1998).

    Besar efisiensi thermis (bt) bervariasi tergantung dari tipe motor

    dan cara pengoperasiannya. Angka ini akan naik sampai 48% untuk

    motor disel dengan putaran rendah, sedang pada motor diesel biasanya

    30-50%, motor otto 25-28%, pada motor dua langkah akan turun lagi

    (Soenarta & Furuhama, 1995).

    2. Besar Penggunaan Bahan Bakar

    Besar pemakaian bahan bakar spesifik (SFC) ditentukan dalam

    g/PSh atau g/kWh dan lebih umum digunakan dari pada bt. Besar nilai

    SFC adalah kebalikan dari pada bt. Penggunaan bahan bakar dalam gram

    per jam Ne dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :

    [ kWhkgP

    mSFC f /= ].(9) Dimana :

    SFC = konsunsi bahan bakar spesifik (kg/kWh)

    P = daya mesin (kW)

  • Nilai mf didapat dari persamaan sebagai berikut :

    bbf tbm =

    10003600 ..(10)

    Dimana :

    b = volume 3 buret (cc)

    t = waktu (detik)

    bb = berat jenis bahan bakar (kg/l)

    mf = adalah penggunaan bahan bakar per jam pada kondisi tertentu

    (Sumber : Soenarta & Furuhama,1995).

    3. Siklus Udara Volume Konstan

    Siklus udara volume konstan (siklus Otto), dapat digambarkan

    dengan grafik Pdan V seperti terlihat pada (Gb2.2) dibawah ini:

    Gambar 2.2 Diagram P vs V dari siklus volume konstan (Sumber : Soenarta & Furuhama,1995)

  • fluida kerja dianggap sebagai gas ideal dengan kalor spesifik yang

    konstan. Langkah isap (0-1) merupakan proses tekanan konstan. Langkah

    kompresi (1-2) ialah proses isentropic. Proses pembakaran volume

    konstan (2-3) dianggap sebagai proses pemasukan kalor pada volume

    konstan. Langkah kerja (3-4) ialah proses isentropic. Proses pembuangan

    (4-1) dianggap sebagai proses pengeluaran kalor pada volume konstan.

    Langkah buang (1-0) ialah proses tekanan konstan. Siklus dianggap

    tertutup, artinya siklus ini berlangsung dengan fluida kerja yang sama;

    atau gas yang berada didalam silinder pada titik 1 dapat dikeluarkan dari

    dalam silinder pada waktu langkah buang, tetapi pada langkah isap

    berikutnya akan msuk sejumlah fluida yang sama.

    2.3 Sistem Kerja Motor Bakar

    2.3.1 Motor Bensin 4 Langkah

    Motor 4 langkah adalah motor yang setiap satu kali pembakaran

    bahan bakar memerlukan empat langkah dan dua kali putaran poros

    engkol.

  • Gambar 2.3 skema gerakan torak 4 langkah (Sumber : Arends BPM;H Berenschot, 1980)

    Gambar 2.3 menunjukan skema langkah kerja pada motor 4 langkah.

    Prinsip kerja motor 4 langkah dapat dijelaskan sebagai berikut :

    Langkah Isap :

    1. Torak bergerak dari TMA ke TMB.

    2. Katup masuk terbuka, katup buang terbuka.

    3. Campuran bahan bakar dengan udara yang telah tercampur di dalam

    karburator masuk ke dalam silinder melalui katup masuk.

    4. Saat torak berada di TMB katup masuk akan tertutup.

    Langkah Kompresi :

    1. Torak bergerak dari TMB ke TMA.

    2. Katup masuk dan katup buang kedua-duanya tertutup sehingga gas

    yang telah dihisap tidak keluar pada waktu ditekan oleh torakyang

    mengakibatkan tekanan gas akan naik.

  • 3. Beberapa saat sebelum torak mencapai TMA busi mengeluarkan bunga

    api listrik.

    4. Gas bahan bakar yang telah mencapai tekanan tinggi terbakar.

    5. Akibat pembakaran bahan bakar, tekanan akan naik menjadi kira-kira

    tiga kali lipat.

    Langkah Kerja/ ekspansi :

    1. Saat ini kedua katup masih dalam keadaan tertutup.

    2. Gas terbakar dengan tekanan yang tinggi akan mengembang kemudian

    menekan torak turun ke bawah dari TMA ke TMB.

    3. Tenaga ini disalurkan melalui batang penggerak, selanjutnya oleh

    poros engkol diubah menjadi gerak berputar.

    Langkah Pembuangan :

    1. Katup buang terbuka, katup masuk tertutup.

    2. Torak bergerak dari TMB ke TMA.

    3. Gas sisa pembakaran terdorong oleh torak keluar melalui katup buang.

    2.3.2. Motor bensin 2 langkah

    Motor bensin 2 langkah adalah mesin yang proses pembakarannya

    lebih sederhana dari motor 4 langkah yaitu dilakukan pada satu kali

    putaran poros engkol yang berakibat dua kali langkah piston.

  • Gambar 2.4. Skema gerakan torak 2 langkah (Sumber : Arends BPM; H Berenschot)

    Gambar 2.4 menunjukkan skema langkah kerja pada motor 2

    langkah, jika piston bergerak naik dari TMB ke TMB maka saluran bilas

    dan saluran buang akan tertutup. Dalam hal ini gas dalam ruang bakar

    dikompresikan. Sementara itu gas baru masuk ke ruang engkol, beberapa

    derajat sebelum piston mencapai TMA, busi akan meloncatkan api

    sehingga terjadi pembakaran bahan bakar.

    Prinsip kerja dari motor 2 langkah adalah sebagai berikut :

    Langkah Pengisapan :

    1. Torak bergerak dari TMA keTMB.

  • 2. Pada saat saluran bilas masih tertutup oleh torak, di dalam bak mesin

    terjadi kompresi terhadap campuran bensin dengan udara.

    3. Di atas torak, gas sisa pembakaran dari hasil pembakaran sebelumnya

    sudah mulai terbuang keluar saluran buang.

    4. Saat saluran bilas sudah terbuka, campuran bensin dengan udara

    mengalir melalui saluran bilas terus masuk ke dalam ruang bakar.

    Langkah Kompresi :

    1. Torak bergerak dari TMA ke TMB.

    2. Rongga bilas dan rongga buang tertutup, terjadi langkah kompresi dan

    setelah mencapai tekanan tinggi busi memercikkan bunga api listrik

    untuk membakar campuran bensin dengan udara tadi.

    3. Pada saat yang bersamaan, di bawah (di dalam bak mesin) bahan bakar

    yang baru masuk kedalam bak mesin melalui saluran masuk.

    Langkah Kerja/ekspansi :

    1. Torak kembali dari TMA ke TMB akibat tekanan besar yang terjadi

    pada waktu pembakaran bahan bakar.

    2. Saat itu torak turun sambil mengkompresi bahan bakar baru didalam

    bak mesin.

    Langkah Buang :

    1. Menjelang torak mencapai TMB, saluran buang terbuka dan gas sisa

    pembakaran mengalir terbuang keluar.

    2. Pada saat yang sama bahan bakar baru masuk ke dalam ruang bahan

    bakar melalui rongga bilas.

  • 3. Setelah mencapai TMB kembali, torak mencapai TMB untuk

    mengadakan langkah sebagai pengulangan dari yang dijelaskan diatas.

    2.4 Sistem Pada Motor Bakar

    2.4.1 Sistem Bahan Bakar

    Motor bensin merupakan jenis dari motor bakar. Motor bensin

    kebanyakkan dipakai sebagai kendaraan bermotor yang berdaya kecil

    seperti mobil, sepeda motor, dan juga untuk motor pesawat terbang.

    Bensin premium mempunyai sifat anti ketukan yang baik dan dapat

    dipakai pada mesin kompresi tinggi pada semua kondisi. Sifat-sifat

    penting yang diperhatikan pada bahan bakar bensin adalah :

    a. Kecepatan menguap (volatility).

    b. Kualitas pengetukan (kecenderungan berdenotasi).

    c. Kadar belerang.

    d. Titik beku.

    e. Titik nyala.

    f. Berat jenis.

    Denotasi (knocking)

    Terbakarnya bagian-bagian yang belum terbakar (dikenai oleh api),

    yang berlangsung sangat cepat dan menyebabkan kenaikan tekanan yang

    sangat tinggi, sehingga menimbulkan suara ketukan (nglitik). Peristiwa

    pembakaran yang demikian disebut denotasi.

  • Angka oktan

    Angka oktan pada bensin adalah suatu bilangan yang menunjukkan

    sifat anti ketukan/berdenotasi. Dengan kata lain, makin tinggi angka oktan

    semakin berkurang kemungkinan untuk terjadi denotasi (knocking).

    Dengan berkurangnya intensitas untuk berdenotasi, maka campuran bahan

    bakar dan udara yang dikompresikan oleh torak menjadi lebih baik

    sehingga tenaga motor akan lebih besar dan pemakaian bahan bakar

    menjadi lebih hemat.

    Karburator memiliki beberapa bagian komponen yang masing-

    masing mempunyai tugas tertentu untuk memenuhi fungsi yang

    dibebankan pada karburator. Bagian-bagian dari karburator adalah sebagai

    berikut :

    1. Mangkok karburator (float chamber)

    Mangkok karburator (float chamber) berfungsi untuk menyimpan

    bahan bakar pada waktu belum digunakan.

    2. Klep/jarum pelampung (floater valve)

    Klep/jarum pelampung (floater valve) berfungsi untuk memasukkan

    bahan bakar ke dalam mangkok karburator.

    3. Pelampung (floater)

    Pelampung (floater) berfungsi untuk mengatur agar posisi bahan bakar

    tetap berada di dalam mangkok karburator.

  • 4. Skep/katup gas (throttle valve)

    Skep/katup gas (throttle valve) berfungsi mengatur banyaknya

    campuran bahan bakar yang masuk ke dalam silinder

    5. Pemancar jarum (main nozzle/needle jet)

    Pemancar jarum (main nozzle/needle jet) berfungsi memancarkan

    bahan bakar waktu digas, besarnya diatur oleh terangkatnya jarun skep.

    6. Jarum skep/jarum gas (needle jet)

    Jarum skep/jarum gas (needle jet) berfungsi mengatur besarnya

    semprotan bahan bakar dari pemancar jarum (main nozzle) pada waktu

    digas.

    7. Pemancar besar (main jet)

    Pemancar besar (main jet) berfungsi memancarkan bahan bakar waktu

    throtle ditarik penuh (tinggi).

    8. Pemancar kecil/stationer (slow jet)

    Pemancar kecil/stationer (slow jet) berfungsi memancarkan bahan

    bakar waktu stasioner.

    9. Sekrup gas/baut gas (throttle screw)

    Sekrup gas/baut gas (throttle screw) berfungsi menyetel posisi skep

    sebelum digas.

    10. Sekrup udara/baut udara (air screw)

    Sekrup udara/baut udara (air screw) berfungsi mengatur banyaknya

    udara yang akan dicampur dengan bahan bakar.

  • 11. Katup cuk (choke valve)

    Katup cuk (choke valve) berfungsi menutup udara luar yang masuk ke

    dalam karburator sehingga gas menjadi kaya, digunakan pada waktu

    start.

    2.4.2. Sistem Pengapian

    Fungsi pengapian adalah memulai pembakaran atau menyalakan

    campuran bahan bakar dan udara pada saat dibutuhkan, sesuai dengan

    beban dan putaran motor.

    Sumber api diambil dari tenaga listrik tegangan tinggi yang

    dialirkan ke kabel busi dan diteruskan ke busi sehingga busi akan

    menghasilkan percikan bunga api diantara elektroda busi tersebut.

    Sedangkan listrik tegangan tinggi tersebut diperoleh dengan

    memanfaatkan magnet atau kumparan induksi dalam koil.

    Sistem penyalaan terdiri dari :

    1. Baterai.

    2. Kumparan penyala (ignition coil).

    3. Distributor

    4. Kondensator

    5. Kontak pemutus

    6. Busi

    Penyalaan api pada motor bakar, umumnya dibagi atas 2 macam sistem

    pengapian.yaitu; sistem pengapian dengan magnet dan sistem pengapian

    dengan baterai.

  • 2.5. Bagian-bagian Motor

    2.5.1. Silinder

    Silinder merupakan tempat pembakaran campuran bahan bakar

    dengan udara untuk mendapatkan tekanan dan temperature yang tinggi.

    Akibat dari adanya tekanan tinggi dan gesekan-gesekan dinding torak

    dengan dinding silindernya, maka pembuatan silinder harus dikerjakan

    dengan halus, teliti dan baik. Bahan logam yang digunakan adalah bahan

    logam yang berkualitas baik sehingga tahan lama, tahan gesekan, serta

    tahan terhadap temperatur tinggi. Pada umumnya silinder dibuat dari baja

    tuang untuk mesin besar dan untuk mesin kecil terbuat dari bahan logam

    aluminium.

    2.5.2. Kepala Silinder

    Pada umunya kepala silinder dibuat dari bahan aluminium paduan.

    Untuk menghindarkan kebocoran gas terutama pada langkah kompresi

    maka pemasangan paking dan pemasangan sekrup untuk merapatkan

    kepala silinder terhadap silindernya harus seteliti mungkin.

    2.5.3.Bak Mesin

    Bak mesin merupakan tempat penempatan poros engkol dan gigi

    transmisi. Bak mesin umumnya dibuat dari bahan logam aluminium

    paduan. Pada jenis motor 2 langkah pada bagian bak mesinnya terdapat

    saluran yang dihubungkan dengan karburator sebagai pemasukan bahan

    bakar. Pada motor 4 langkah bak mesin merupakan tempat minyak

  • pelumas sekaligus juga sebagai pendingin minyak pelumas di dalam

    sirkulasinya.

    2.5.4. Torak

    Gambar 2.5. Torak dan Pena Torak (Sumber : Crouse; Angling 1994)

    Gambar (2.5) menunjukkan bagian-bagian dari torak. Torak atau

    piston terbuat dari bahan aluminium paduan yang mempunyai sifat :

    a. Ringan

    b. Penghantar panas yang baik

    c. Pemuaian kecil

    d. Tahan terhadap keausan akibat gesekan

    e. Kekuatan yang tinggi terutama pada temperature tinggi.

    2.5.5. Cincin Torak

    Cincin torak adalah cincin yang memisahkan dua bagian, yaitu

    torak dan silinder. Fungsi cincin torak adalah untuk mempertahankan

    kerapatan antara torak dan dinding silinder agar tidak ada kebocoran gas

    dari ruang bakar ke dalam bak mesin. Cincin torak juga berfungsi

    membantu pengontrolan lapisan minyak pelumas di dinding silinder.

  • Cincin torak dibuat dari besi tuang atau baja campuran dan digunakan

    sebagai penekan arah radial ke dinding silinder untuk membentuk suatu sil

    antara silinder dan torak.

    Cincin torak terbagi dua jenis dasar :

    a. Rincin kompresi

    Cincin kompresi yang secara normal dipasang pada bagian atas terdiri

    dari dua cincin. Pada dasarnya cincin kompresi berfungsi untuk

    memisahkan (sil/perapat) agar mencegah gas dalam ruang pembakaran

    melewati bak mesin.

    b. Ring pengontrol oli

    Ring ini dipasang pada bagian bawah dan merupakan ring tunggal yang

    berfungsi untuk meratakan minyak pada dinding silinder dan

    mengalirkan kembali ke panci oli. Ring oli pada dasarnya terdiri dari tiga

    jenis, yaitu :

    1. Ring oli besi tuang (Slotted cast iron oil ring) yang dibuat satu

    buah

    2. Ring oli bentuk segmen terdiri dari dua atau empat buah

    3. Satu ekspander atau pengembang yang dipasang di belakang

    segmen berfungsi sebagai pendorong keluar pada dinding

    silinder.

    2.5.6. Pena Torak

    Pena torak berfungsi sebagai pengikat torak terhadap batang

    penggerak. Selain itu, pena torak juga berfungsi sebagai pemindah tenaga

  • torak ke batang penggerak agar gerak bolak-balik dari torak dapat diubah

    menjadi gerak berputar pada poros engkol. Pena torak terbuat dari bahan

    baja paduan yang bermutu tiggi dan tahan terhadap beban yang sangat

    besar.

    2.5.7. Batang Penggerak

    Batang penggerak menghubungkan torak atau piston ke poros

    engkol. Batang penggerak memindahkan gaya torak dan memutar poros

    engkol. Ketika berhubungan dengan poros engkol, batang penggerak

    mengubah gerakan bolak-balik torak dengan gerakan putaran dari poros

    engkol dan roda gigi. Batang penggerak pada umumnya terbuat dari

    campuran baja.

    2.5.8. Poros Engkol

    Gambar 2.6. Poros engkol dan bagian-bagiannya (Sumber : Crouse; Anglin, 1994)

    Gambar (2.6) menunjukkan bagian-bagian dari poros engkol. Pada

    umumnya poros engkol dibuat dari bahan baja. Poros engkol berfungsi

    mengubah gerakan bolak-balik yang diterima dari torak menjadi gerakan

  • berputar. Pada poros engkol biasanya terdapat counter weight yang

    berfungsi untuk mengubah gaya-gaya yang tidak setimbang dari

    komponen poros engkol atau dari komponen mesin yang berputar pada

    poros engkol menjadi balance. Bagian poros engkol yang berfungsi

    sebagai poros disebut journal yang ditumpu oleh dua buah lempengan

    bantalan yang disebut bantalan utama (main bearing). Bantalan utama juga

    berfungsi sebagai penumpu dari poros engkol agar tidak mudah terpuntir

    dan berubah bentuk.

    2.5.9. Roda Gaya atau Roda Penerus

    Gambar 2.7. Roda gaya (Sumber : Daryanto, 2003)

    Gambar (2.7) merupakan gambar roda gaya. Berputarnya poros

    engkol secara terus menerus adalah akibat adanya tenaga gerak (energi

    kinetik) yang disimpan pada roda penerus sebagai kelebihan pada saat

    langkah kerja. Roda penerus atau disebut juga roda gila dalam

    pembuatannya harus dibuat seimbang agar putaran mesin rata tanpa

    getaran-getaran.

  • 2.5.10. Roda Gigi Timing dan Penggerak Poros Kam

    Gambar 2.8. Roda gigi timing dan penggeraknya (Sumber : Crouse; Anglin, 1994)

    Gambar (2.8) merupakan gambar roda gigi taiming dan

    penggeraknya. Roda gigi timing mereduksi roda gigi yang memindahkan

    gerakan dari poros engkol ke poros kam sehimgga membuka dan menutup

    katup menurut kecepatan waktu, seirama dengan posisi langkah toraknya.

    Cara yang digunakan untuk mengerakkan poros kam cukup bervariasi.

    Tiga dasar yang digunakan untuk menggerakkan roda gigi timing, yaitu :

    a. Dengan hubungan roda gigi

    b. Dengan hubungan rantai

    c. Dengan hubungan sabuk puli bergigi

  • 2.5.11. Poros Kam

    Gambar 2.9. Poros kam (Sumber : Crouse; Anglin, 1994)

    Gambar (2.9) merupakan gambar bagian-bagian poros kam. Poros

    kam adalah sebuah poros yang terdapat kam dengan bentuk bulat telur dan

    berputar eksentrik. Poros kam berfungsi untuk mengoperasikan katup pada

    masing-masing silinder mesin. Poros kam umumnya terbuat dari baja

    tuang atau baja tempa.

  • 2.5.12. Katup

    Gambar 2.10. Mekanisme katup (Sumber : Aris munandar, 2002)

    Gambar (2.10) merupakan gambar katup dan bagian-bagiannya.

    Katup mesin berfungsi untuk mengontrol aliran gas yang masuk dan

    keluar dari ruang pembakaran. Katup harus mampu menahan tekanan

    tinggi akibat terbakarnya campuran bahan bakar dan udara. Katup terdiri

    dari batang dan kepala katup yang dibuka oleh gaya dorong dari kam dan

    ditutup oleh gaya pegas.

  • 2.6. Medan magnet dan electric preheater dari produk FEMAX dan exciter

    dari produk MEGATOP.

    Gambar 2.11. FEMAX combo

    Gambar (2.11) menunjukkan gambar FEMAX combo. Alat ini

    merupakan kombinasi antara medan induksi magnet permanent dan

    preheater elektrik dari 12 volt accu. Alat ini berupaya untuk memanaskan

    bahan bakar minyak sebelum masuk kedalam ruang bakar agar cairan

    bahan bakar menjadi uap. Dengan menguapkan bahan bakar minyak

    berarti memperhalus butiran bahan bakar minyak dan memudahkan proses

    pembakaran, dengan demikian uap bahan bakar minyak akan terbakar

    seluruhnya. Alat tersebut dipasang pada saluran pasokan bahan bakar

    minyak menuju karburator atau pompa injeksi. Dengan alat tambahan

    tersebut, maka pembakaran bahan bakar minyak dalam ruang bakar

    berlangsung lebih efisien.

    Adapun prinsip kerja femax combo adalah sebagai berikut :

  • 1. Merekayasa reaksi fisika terhadap perlakuan kimia bahan bakar

    minyak. Dengan mengubah struktur molekul berbagai jenis bahan

    bakar, baik bensin ataupun solar menjadi lebih reaktif.

    2. Reaktifitas bahan bakar minyak dilakukan dengan cara menambah

    kecepatan putaran elektron kimia baham bakar dengan pemanasan dan

    ionisasi,pada akhirnya kinerja mesin meningkat.

    3. Pada Electric Gas Booster (EGB), memproses bahan bakar menjadi

    kualitas tinggi, sehingga proses pembakaran pada mesin akan menjadi

    lebih baik atau sempurna. Pemanasan dimaksudkan meregangkan

    ikatan molekul bahan bakar minyak, lalu diikuti injeksi electron

    menggunakan fluksi magnet. Penambahan elektron pada molekul

    bahan bakar menyebabkan ketidakseimbangan electron bahan bakar

    dan mencoba mencari keseimbangan kembali. Dalam kondisi semacam

    itu, uap bahan bakar mudah digetarkan (vibrasi) dengan perlakuan

    induksi magnet. Pada saat bahan bakar akan menuju karburator, maka

    bahan bakar itu dalam kondisi siap bakar.

  • Gambar 2.12. Exciter

    Gambar (2.12) menunjukkan gambar Exciter. Exiter adalah alat uji yang

    digunakan untuk menyempurnakan arus listrik kabel busi, kabel tersebut

    menghantarkan arus listrik dari koil menuju busi. Arus listrik tersebut

    membangkitkan busi sehingga memercikan bunga api dan akan membakar

    campuran bahan bakar dan udara yang ada dalam ruang bakar.

    Bahan dari alat ini adalah campuran fero exide dengan ceramic yang

    disenyawakan pada temperatur tinggi. Alat ini dipasang pada kabel busi

    seperti terlihat pada gambar 2.12 diatas.