membuat plot contoh pengukuran - aktifitas | student...
TRANSCRIPT
MODUL PRAKTIKUM MODUL PRAKTIKUM
EKOLOGI PERTANIANEKOLOGI PERTANIAN
Prof.Dr.Ir. Kurniatun HairiahProf.Dr.Ir. Kurniatun HairiahDr.Ir.Nurul Aini,MSDr.Ir.Nurul Aini,MS
Dr.Ir. Toto Himawan, MSDr.Ir. Toto Himawan, MSWiwin Sumiya Dwi Y, SP.MPWiwin Sumiya Dwi Y, SP.MP
UNIVERSITAS BRAWIJAYAUNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
MALANG MALANG20120122
JADUAL KEGIATAN PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIANSEMESTER GANJIL 2012 - 2013
No KegiatanSEPT OKTOBER NOP DES
Sasaran KeteranganII III
IV I II III IV I
II III IV I II III IV
1 Rekruitmen asisten Praktikan2 Briefing Asisten Asisten
3
Faktor Abiotik (Suhu udara, Radiasi Matahari) dan Analisis Vegetasi
Praktikan
4 Faktor Abiotik (Tanah) dan Biomassa Pohon Praktikan
5Faktor Biotik (Keragaman Antropoda pada Agroekosistem)
Praktikan
6Pengamatan Lapang (Cangar, Karangploso dan Jatikerto)
Praktikan Gel 1 (22 okt), Gel 2 (23 okt), Gel 3 (30 okt)
7 Identifikasi Antropoda di Laboratorium Praktikan Gel 1 & 2 (24-28 okt), Gel 3 (14-19 nop)
8 UTS Praktikan
9 Identifikasi vegetasi di Laboratorium Praktikan Gel 1 & 2 (14-19 nop), Gel 3 (21-26 nop)
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 2
10 Presentasi Hasil Praktikum Praktikan
11 Asistensi Praktikan
12 Ujian Akhir Praktikum (UAP) Praktikan
13 Rekapitulasi nilai akhir praktikum Asisten
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 3
PERATURAN PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN
1. Praktikum Ekologi Pertanian me miliki bobot 1 sks2. Praktikum Ekologi Pertanian merupakan kegiatan praktikum integrasi dari
jurusan BP, Tanah, dan HPT3. Nilai praktikum Ekologi Pertanian memberikan kontribusi 25% untuk nilai akhir
MK Ekologi Pertanian4. Praktikum dimulai tepat waktu yang telah ditentukan. Keterlambatan 15 menit
nilai kehadiran dikurangi 50%5. Presensi kehadiran peserta praktikum minimal 80% (dilampirkan surat dokter
jika ijin/sakit)6. Absensi dilakukan 1 kali untuk praktikum kelas, sedangkan pada saat praktikum
lapang absensi dilakukan 2 kali, yaitu: sebelum dan sesudah praktikum7. Pada waktu pelaksanaan praktikum assisten menilai kemampuan mahasiswa
secara kelompok dan individu8. Penilaian selama praktikum ada 2 macam, yaitu kelompok dan individu. Unsur-
unsur penilaian meliputi: kognitif, psikomotorik, dan afektif dengan rincian sbb:- kehadiran 10%- penguasaan materi praktikum (pre/post test) 10%- kerjasama kelompok/individu 10%- presentasi hasil praktikum 15%- assistensi 10 %- tugas 5 %- laporan 20%- ujian akhir 20%
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 4
1. Mengapa anda belajar ekologi pertanian?
Tumbuhan memerlukan sinar matahari, gas asam arang (CO2) yang
diserap dari udara serta air dan hara yang diserap dari dalam tanah untuk
kelangsungan hidupnya. Melalui proses fotosintesis, CO2 di udara diserap oleh
tanaman dan diubah menjadi karbohidrat, kemudian disebarkan keseluruh tubuh
tanaman dan akhirnya ditimbun dalam tubuh tanaman berupa daun, batang,
ranting, bunga dan buah. Bagian-bagian tanaman tersebut akan gugur, masuk ke
dalam tanah, dilapuk dan akan menjadi bagian dari tanah. Tanah akan
menyediakan energi bagi organisma baik yang hidup di atas tanah dan di dalam
tanah. Interaksi antar komponen penyusun kehidupan dengan lingkungannya
dipelajari banyak dalam ekologi. Pengetahuan dasar dalam ekologi tersebut
sangat bermanfaat untuk pemahaman lebih lanjut dalam ekologi pertanian. Apa
yang dimaksud dengan ekologi pertanian?
Ekologi pertanian atau ’Agroekologi’ merupakan bidang ilmu yang
mengaplikasikan prinsip-prinsip ekologi untuk merancang, mengelola, dan
mengevaluasi sistem pertanian yang produktif dan lestari. Anda diwajibkan
mengikuti praktikum ekologi pertanian untuk mempelajari interaksi antara
komponen biofisik, teknik dan sosioekonomik dalam satu sistem pertanian.
Hal tersebut terutama berhubungan dengan siklus hara, transformasi
energi, proses-proses biologi dan kondisi sosial ekonomi. Jadi ekologi
pertanian lebih menekankan pada hubungan timbal balik antar komponen
agro-ekosistem dan dinamika proses-proses ekologi.
---- Apa yang dinamakan Agroekosistem?
Agroekosistem adalah komunitas tanaman dan hewan yang berhubungan
dengan lingkungannya (baik fisik maupun kimia) yang telah diubah oleh
manusia untuk menghasilkan pangan, pakan, serat, kayu bakar dan
produk-produk lainnya yang dibutuhkan oleh manusia. Jadi fokus utama
dari ekologi pertanian adalah mempertahankan produksi pertanian yang
berkelanjutan dengan jalan mengoptimallkan penggunaan sumber daya
lokal untuk meminimalkan dampak yang merugikan dari sistem pertanian
modern.
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 5
Sebelum anda mengikuti praktikum cobalah jawab beberapa pertanyaan berikut
ini. Coba cari jawabannya dari pustaka yang tersedia atau dari internet (tulis pula
sumber pustakanya). Apa yang dimaksud dengan: (1) Sistem pertanian yang
berkelanjutan (sustainable agriculture), (2) Sistem pertanian modern, (3) Sistem
pertanian tradisional, (4) Sistem pertanian sehat.
Penggunaan lahan pertanian yang beragam berpengaruh terhadap kondisi
lingkungan, karena jenis tanaman yang ditanam berbeda dan jumlah serta
pengaturan tanamnyapun berbeda. Kondisi tersebut akan mengubah kondisi iklim
mikro, kandungan bahan organik tanah, dan kehidupan organisma tanah maupun
di atas tanah. Organisma mempunyai fungsi penting di dalam ekosistem dan
kehidupan. Diagram alur hubungan manusia dalam menggunakan lahan dengan
tanaman dan tanah ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Diagram alur hubungan manusia dalam menggunakan lahan dengan tanaman dan tanah
2. Tempat dan waktu praktikum
Lokasi praktikum yand dipilih ada pewakil dari zona ekologi dataran tinggi,
dataran medium dan dataran rendah, yaitu Kebun Percobaan UB di Cangar
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 6
(dataran tinggi), Karangploso (dataran medium) dan kebun Jatikerto (dataran
rendah). Praktikum dimulai pada awal Bulan September 2012. Guna
mengefisiensikan waktu dan biaya pelaksanaan setiap praktikum lapangan
dilakukan DUA KALI PENGAMATAN LAPANG.
Ada dua macam sistem pertanian yang akan dipelajari :
Berbasis Pepohonan
a. Monokultur
b. Agroforestri
Berbasis Non – Pohon (Tanaman Semusim)
a. Monokultur
b. Tumpangsari
3. Macam Kegiatan Praktikum
Guna meningkatkan pemahaman mahasiswa akan hubungan antara
organisme dengan lingkungan dalam sistem pertanian, maka ada 2 topik kegiatan
yang dipilih:
Topik Praktikum 1. Studi kondisi lingkungan mikro pada sistem pertanian
Topik Praktikum 2. Studi asosiasi serangga, makro arthropoda dan tumbuhan liar
Topik praktikum 1: Studi kondisi Lingkungan Mikro pada sistem pertanian
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menjawab pertanyaan yang berhubungan
dengan kondisi di 3 jenis lahan yang diuji, yaitu:
1. Ada berapa jenis tanaman yang ditanam pada masing-masing lahan yang
diuji? Berapa luas lahan yang akan anda amati?
2. Berapa jumlah masing-masing jenis tanaman per lahan? Dan apa
manfaatnya bagi petani?
3. Berapa luasan lahan yang tertutup oleh tanaman?
4. Berapa biomasa pohon yang tumbuh pada lahan agroforestri dan
perkebunan?
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 7
5. Seberapa tebal lapisan seresah yang terdapat di permukaan tanah? Coba
perhatikan keragaman jenis dan ukuran seresah. Bagaimana warna,
kegemburan dan kelembaban tanahnya? Mengapa kondisi tanah tersebut
berbeda pada antar lahan?
6. Berapa suhu udara dan suhu tanah dari masing-masing lahan dan berapa
suhu pada lahan terbuka? Pada lokasi yang manakah yang lebih panas?
Jelaskan mengapa?
Box 1. Alat-alat yang dibutuhkan untuk praktikum
a. Pita ukur (meteran) berukuran panjang 50 m
b. Tali rafia berukuran panjang 100 m dan 20 m atau 20 m dan 5 m
tergantung ukuran plot yang akan dibuat
c. Tongkat kayu/bambu sepanjang 2.5 m untuk mengukur lebar SUB
PLOT ke sebelah kiri dan kanan dari garis tengah, atau 10 m untuk
PLOT BESAR
d. Tongkat kayu/bambu sepanjang 1.3 m untuk memberi tanda pada
pohon yang akan diukur diameternya
e. Tongkat kayu sepanjang 1 m untuk tanda apabila plot tersebut akan
dijadikan plot permanen.
f. Pita ukur (meteran) berukuran minimal 5 m untuk mengukur lilit
batang atau atau jangka sorong untuk mengukur diameter pohon
ukuran kecil.
g. Parang atau gunting tanaman
h. Spidol warna biru atau hitam
i. Blangko pengamatan
j. Termometer
Pelaksanaan Praktikum
1. Bagilah peserta praktikan ke dalam kelompok-kelompok kecil
2. Kunjungilah masing-masing lahan yang akan diuji
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 8
3. Siapkanlah blangko pengamatan yang tersedia dan mulailah dengan
pengukuran yang relevan dengan pertanyaan yang dibuat
Langkah 1
Ada berapa jenis tanaman yang ditanam pada masing-masing lahan yang diuji? Berapa jumlah masing-masing jenis tanaman per lahan?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut anda harus membuat plot contoh
pengukuran dengan luasan tertentu, plot tersebut akan digunakan untuk semua
pengukuran.
Membuat plot contoh pengukuranBuatlah plot contoh pengukuran pada setiap hektar sistem penggunaan lahan
yang dipilih, dengan langkah sebagai berikut:
a. Untuk lahan hutan, buatlah plot berukuran 5 m x 40 m = 200 m2 (disebut
SUB PLOT). Untuk sistem agroforestri atau perkebunan yang memiliki
jarak tanam antar pohon cukup lebar, buatlah SUB PLOT BESAR ukuran
20 m x 100 m = 2000 m2 (lihat Gambar 1).
b. Perbesar ukuran SUB PLOT bila dalam lahan yang diamati terdapat
pohon besar (diameter batang > 30 cm) menjadi 20 m x 100 m = 2000 m2
(disebut PLOT BESAR).
c. Pilihlah SUB PLOT pada lokasi yang kondisi vegetasinya seragam.
Hindari tempat-tempat yang terlalu rapat atau terlalu jarang vegetasinya.
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 9
Gambar 1. SUB-PLOT contoh untuk pengukuran biomasa dan nekromasa
d. Buatlah SUB PLOT lebih dari satu bila kondisi lahan tidak seragam
(misalnya kondisi vegetasi dan tanahnya beragam), satu SUB PLOT
mewakili satu kondisi.
Buatlah SUB PLOT lebih dari satu bila kondisi tanahnya berlereng,
buatlah satu SUB PLOT di setiap bagian lereng (atas, tengah dan
lereng bawah).
Beri tanda dengan tali dan ikatkan pada patok pada keempat sudut
SUB PLOT
e. Amatilah ada berapa jenis pohon yang tumbuh dalam satu satu plot, dan
berapa jumlahnya. Catat dalam lembar yang disediakan.
Langkah 3
Seberapa tebal lapisan seresah yang terdapat di permukaan tanah?
Coba perhatikan keragaman jenis dan ukuran seresah.
Bagaimana warna, kegemburan dan kelembaban tanahnya?
Mengapa kondisi tanah tersebut berbeda pada tutupan lahan yang
berbeda?
Mengukur ketebalan seresah Tentukan 10 titik contoh pada SUB-PLOT (Gambar 1)
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 10
Pohon berdiameter > 30 cm Pohon berdiameter antara 5-30 cm Tumbuhan bawah (‘understorey’) dan serasah
20 m x 100 m PLOT BESAR
5 m x 40 m (SUB PLOT)
0.5 m x 0.5 m (TITIK CONTOH)
Tekan seresah yang ada, tancapkan ujung penggaris hingga menyentuh
permukaan tanah. Catatlah ketebalan seresah, dan karakteristik
seresahnya
Mengamati jenis dan jumlah makrofauna yang ada
Tulis setiap jenis makrofauna pada setiap petak sample
Hitung jumlah setiap jenis makrofauna yang ada pada setiap petak sample
Langkah 4
Berapa suhu udara dan suhu tanah dari masing-masing lahan dan berapa suhu
pada lahan terbuka? Pada lokasi yang manakah yang lebih panas? Jelaskan
mengapa?
Mengukur suhu udara dan suhu tanah
a. Ukurlah suhu udara di bawah tanaman sekitar pukul 11.00-12.00. Ukur pula
di tempat terbuka
b. Ukurlah suhu tanah di setiap lahan pada kedalaman tanah 0-5 cm.
Singkirkan seresah dari permukaan tanah, tancapkan ujung termometer
perlahan-lahan ke dalam tanah. Lakukan pengukuran sekitar pukul 11.00-
12.00. Ukur pula di tempat terbuka. Catat dan bandingkan hasilnya dengan
hasil pengukuran di bawah tegakan tanaman.
Pembahasan
a. Mengapa kondisi tanah berbeda antar lahan?
b. Mengapa suhu dan kelembaban tanah berbeda antar lahan?
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 11
c. Bagaimana keragaman dan populasi makrofauna dengan kondisi seresah
setiap agrosekosistem?
d. Lahan yang mana yang berpotensi besar terjadi erosi, mengatasinya?
e. Manakah agroekosistem yang kokoh/kuat? Jelaskan alasannya
Pengamatan
Faktor abiotik :
a. Ketinggian tempat (menggunakan GPS atau altimeter)
b. Suhu udara (thermometer udara) dan suhu serta kelembaban tanah
c. Intensitas radiasi matahari (tanpa naungan dan di bawah tajuk tanaman)
d. Kelembaban udara (tanpa naungan dan di bawah tajuk tanaman)
Faktor biotik :
a. Jenis tumbuhan yang ada pada setiap agroekosistem
b. Strata kanopi pada setiap agroekosistem
c. Berat masa dan komposisi seresah di permukaan tanah
d. Jenis binatang di atas tanah yang ada pada setiap agroekosistem
e. Jenis binatang di dalam tanah yang ada pada setiap agroekosistem
Pembahasan
1. Bandingkan faktor lingkungan pada masing – masing sistem? Apakah
sama? Jika tidak sama apa penyebabnya?
2. Tuliskan dan gambarkan jejaring makanan yang ada pada setiap
agroekosistem!
3. Adakah perbedaan jejaring makanan yang ada pada setiap agroekosistem?
Jika ada mengapa hal itu terjadi!
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 12
Animalia
Invertebrata
Nematoda
Mollusca
Antrhopoda
Chilopoda
Diplopoda
Arachnida
Crustacea
4. Adakah keterkaitan faktor abiotik dengan jejaring makanan yang ada pada
agroekosistem?
4. Keanekaragaman Arthropoda
PENDAHULUAN
Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
orgnisme dengan lingkungannya, baik lingkungan organik maupun lingkungan
anorganiknya. Ekologi tumbuh secara bertahap dan sebetulnya manusia sudah
sejak dahulu telah mengetahui adanya hubunan antara organism dengan
lingkungannya. Oleh sebab itu, dalam praktikum ekologi pertanian juga akan
dibahas mengenai hubungan serangga dan peranan serangga tersebut dalam
bidang pertanian.
Di permukaan bumi sekian banyak spesies hewan yang ada, ternyata
sekitar ¾ bagian adalah serangga. Dari jumlah tersebut, lebih dari 750.000
spesies telah diketahui dan diberi nama. Jumlah tersebut merupakan kurang lebih
80% dari anggota filum arthropoda. Dalam pengamatan kita , mungkin penampilan
umum serangga yang satu mempunyai kesamaan dengan serangga lainnya, akan
tetapi mereka menunjukkan keragaman yang sangat besar dalam bentuknya.
Dari kerajaan animalia dibagi menjadi dua subkingdom yaitu invertebrata
dan vertebrata. Serangga merupakan kelas dari subkingdom invertebrata dan
masuk filum arthropoda dengan struktur klasifikasi sebagai berikut:
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 13
Karena dari kelas insekta ini memiliki jenis yang paling banyak maka akan
dipelajari lebih dalam lagi dalam pengelompokannya. Dalam kelas insekta terdiri
dari beberapa suku yang sangat penting dan terdapat paling banyak di alam,
diantaranya yaitu:
1. Coleoptera, bersayap keras (perisai)
2. Dipteral, sayap belakang dimodifikasi menjadi halter
3. Homoptera, sayap depan dan belakang tersusun sama
4. Hemptera, sayap depan sebagian membraneus
5. Hymenoptera, sayap mirip seperti selaput
6. Lepidoptera, sayap dilapisi bulu atau sisik
7. Tysanoptera, sayap berumbai
8. Othoptera, bersayap lurus
9. Isopteran, bentuk dan ukuran sayap depan dan belakang sama
10.Odonata, sayap membraneus
Peranan arthropoda dalam mempengaruhi ekosistem di alam ada 3
macam, antara lain :
1. Hama
Hama adalah binatang atau sekelompok binatang yang pada
tingkat populasi tertentu menyerang tanaman budidaya sehingga dapat
menurunkan produksi baik secara kualitas maupun kuantitas dan
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 14
secara ekonomis merugikan. Contoh: serangga tikus pada tanaman
padi yang menyebabkan gagalnya panen, serangan Crocidomolia
binotalis yang menyerang pucuk tanaman kubis-kubisan.
2. Predator
Predator merupakan organism yang hidup bebas dengan
memakan atau memangsa binatang lainnya. Contohnya: Menochilus
sexmaculatus yang memangsa Aphid sp.
3. Parasitoid
Parasitoid adalah serangga yang memarasit serangga atau
binatang arthropoda yang lain. Parasitoid bersifat parasitik pada fase
pradewasa dan pada fase dewasa mereka hidup bebas tidak terikat
pada inangnya. Contoh: Diadegma insulare yang merupakan parasitoid
telur dari Plutella xylostela. Apabila telur yang terparasit sudah menetas
maka D. insulare akan muncul dan hidup bebas dengan memakan
nektar.
Tujuan dari praktikum Mengetahui keragaman arthropoda pada suatu areal
a. Mengetahui peranan serangga di alam
b. Mengetahui beberapa pengelompokan serangga
Alat dan Bahan Praktikum Alat : swept net, fial film warna putih, gelas air mineral, cawan petri, obyek
glass, kuas, mikroskop, kaca pembesar (lup), pinset.
Bahan: detergen, alkohol 70% atau klorofom, tisue, plastik ukuran 1 kg.
Cara kerja di lapang 1. Pemasangan pitfall traps satu hari sebelum pelaksanaan praktikum lapang
pada masing-masing lahan yang akan diamati. Pemasangan dilakukan
dengan metode pengambilan contoh secara sistematis pada garis diagonal.
2. Hunting serangga dengan swept net dengan ayunan ganda.
3. Serangga yang terperangkap pada pitfall diambil dan dimasukkan pada fial
film kemudian diberi alkohol 70% atau klorofom. Sedangkan serangga yang
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 15
terperangkap pada swept net dimasukkan pada plastik dan diberi alkohol
70% atau klorofom.
4. Menyimpan serangga pada lemari pendingin hingga waktu identifikasi
laboratorium.
Cara kerja di laboratorium 1. Serangga yang telah diperoleh saat praktikum di lapang dibawa ke
laboratorium untuk diidentifikasi.
2. Serangga diambil dan fial film dan dari plastik kemudian diletakkan pada
cawan petri ataupun pada obyek glass.
3. Pengamatan serangga dilakukan dibawah mikroskop cahaya atau dengan
menggunakan kaca pembesar.
4. Serangga yang diamati kemudian digambar.
5. Dari hasil pengamatan serangga kemudian dilakukan pengelompokan
berdasarkan ordo dengan menggunakan buku identifikasi serangga dan
mengelompokkan serangga- serangga tersebut sesuai dengan peranannya
di lapangan.
Hasil Praktikum Nama Lokasi : Cangar / Jatikerto
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 16
Jenis Penggunaan Lahan/ Pola Tanam :Semusim (monokultur,
tumpangsari)/Tahunan/Agroforestri
Tanggal/Bulan/Tahun :
Ukuran Plot :
NO.SPESIES SERANGGA
JUMLAH ORDOPERANAN DALAM EKOSISTEM
Pembahasan :a. Bagaimana keragaman spesies serangga di lokasi yang anda amati?
b. Jelaskan pengaruh keragaman spesies serangga dalam ekosistem !
c. Bandingkan hasil praktikum anda dengan kelompok lain (pilih yang pola
tanamnya berbeda). Jelaskan !
KesimpulanApa kesimpulan anda berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan ?
Daftar Pustaka
Gambar Hasil Pengamatan Serangga
N0. Gambar (manual) Struktur Klasifikasi
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 17
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 18
Profile berbagai agroekosistem
PendahuluanAgroekosistem disusun dari komponen-komponen baik biotik maupun abiotik. Ketinggian tempat (altitude) berpengaruh pada komponen abiotik dan berimbas pula pada komponen biotiknya, karena setiap makhluk hidup mempunyai habitat yang sesuai dengan kebutuhannya. Semakin kompleks penyusun suatu agroekosistem semakin kuat (stabil) keberadaan agroekosistem tersebut. Timbulnya ledakan hama wereng baru-baru ini di berbagai daerah di Jawa Timur merupakan salah satu contoh kerentanan agroekosistem padi sawah.
Tujuan dari praktikum MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 19
1) Mempelajari faktor penyusun beragam agroekosistem dataran tinggi, medium
dan dataran rendah
2) Mahasiswa mampu menjelaskan masing-masing faktor penyusun beragam
agroekosistem di bawah tanah dan di atas tanah
3) Mahasiswa mampu menjelaskan peran masing-masing faktor penyusun
beragam agroekosistem
Out put :1) Mahasiswa dapat mendeskripsikan komponen abiotik dan biotik pada tiga
agroekosistem berbeda berdasar ketinggian tempat.
2) Mahasiswa mampu membuat rantai makanan atau jejaring makanan pada
setiap agroekosistem
3) Mahasiswa memahami peran masing-masing komponen dalam
agroekosistem
Alat dan Bahan Praktikum Alat : lahan pertanian intensif (HEIA), lahan pertanian non intensif (LEIA), lahan
kering, rol meter, tali rafia, patok kayu/bambu, cangkul, cethok, kanthong plastik,
karet gelang, hand counter, spidol permanen kaca pembesar (lup), pinset, swep
net.
Bahan: detergen, alkohol 70% atau klorofom.
Cara kerja di lapang 1. Dibuat petak pengamatan dengan ukuran 5 x 40 m untuk hutan, 20 x 20 m
untuk agroforestri, 5 x 5 m untuk pertanian.Masing-masing agroekosistem diamati oleh tiga kelompok berbeda.
2. Mahasiswa dalam satu kelompok dibagi menjadi tiga kelompok kecil, kelompok satu bertugas menulis jenis tanaman yang ada, fase tumbuh tanaman, jumlah tanaman per petak, jarak tanam, jenis gulma yang tumbuh, populasinya.
3. Kelompok kedua bertugas menjaring pakai swep net hewan yang berterbangan sekitar pertanaman, mengidektifikasi nama dan menghitung jumlahnya. Mengamati binatang yang ada di atas tanah atau yang berada pada tanaman, mengidentifikasi nama dan menghitung jumlahnya.
4. Kelompok ke tiga mengamati binatang yang ada di permukaan tanah dan di dlm tanah (kedalaman 0-20 cm) dengan cara mengumpulkan binatang yang ada di permukaan dan di dalam tanah.
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 20
5. Kelompok ke empat mengamati suhu dan kelembaban dalam tanah, dan suhu di atas tanaman. Mengamati cahaya di luar kanopi dan di bawah kanopi pohon yang ada dalam petak yang dilakukan pada pukul 11.00 sd 12.00 dengan menggunakan dua light meter.
6. Agroekosistem dataran tinggi ditulis jenis pola tanam (monokulture, tumpangsari)
Lokasi Dataran tinggi/medium/rendah*)Nama lokasiPola tanam Monokultur/tumpangsari*)
1 2 3 4 5Jenis tanamanFase tumbuh tan**)Jumlah tanJarak tanamNama hewan di atas tanahJumlah hewan di permukaan atas tanahNama hewan di tanamanJumlah hewan di tanamanNama hewan di udara /terbang***)Jumlah hewan di udara/ terbangSuhu dalam tanahKelembaban dalam tanahSuhu di atas tanahKelembaban di atas tanahIntensitas cahaya di luar kanopiIntensitas cahaya di bawah kanopiIntensitas cahaya di bawah
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 21
tanaman
Keterangan : *) pilih salah satu**) = pilih vegetatif atau generatif***) = menggunakan swep net
Identifikasi hewan baik di dalam tanah maupun yang di atas tanah dilakukan di laboratorium.
a. Tabel Pengamatan suhu udara, kelembaban, dan radiasi matahari
No
Lokasi Suhu udr
Suhu tnh
RH udr RH tnh RM luar
RM bwh phn
RM bwh tan
smsn12345
Kalibrasi alat pengukur suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya matahari, dll.1. Setiap alat yang ada dilakukan pengecekan sebelum dipakai, yaitu
dengan cara dilakukan pengukuran pada obyek yang sama dalam waktu yang hampir bersamaan. Jika peralatan yang sama menunjukkan angka yang sama maka alat tersebut siap dipakai. Sebaliknya jika alat tersebut menunjukkan perbedaan angka perlu dibuat faktor koreksi alat satu terhadap alat yang lain supaya data yang diperoleh standart (sama).
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 22