laporan kasus dermatitis seboroik radysuryawan 1

Upload: randy-suryawan

Post on 09-Jan-2016

749 views

Category:

Documents


95 download

DESCRIPTION

12

TRANSCRIPT

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMINLAPORAN KASUSFAKULTAS KEDOKTERAN MEI 2014UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

DERMATITIS SEBOROIK

OLEH:Randy Suryawan10542 0128 09

PEMBIMBING: Dr.dr.H.Sitti Musafirah, M.Kes.Sp.KK

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITRAAN KLINIKBAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT & KELAMINFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2014 LAPORAN KASUSA. Identitas PasienNama: IjalUsia : 9 tahunAlamat : jln. Cendrawasih no 22Status perkawinan : Belum menikahPekerjaan : Sekolah Tanggal Pemeriksaan : 28 april 2014

B. AnamnesisAutoanamnesis dan alloanamnesisC. Keluhan UtamaGatal pada seluruh badanD. Riwayat Penyakit SekarangPasien laki-laki 9 tahun datang ke poliklinik BP kulit dengan keluhan gatal seluruh tubuh awalnya pasien merasakan gatal pada daerah leher dan perut dan belakangan ini rasa gatal yang dirasakan pasien dirasakan pada seluruh tubuh, keluhan dirasakan sama pada siang hari dan malam hari. Keluhan yang sama pernah dirasakan pasien saat masih kelas 2 SD dan pasien pernah berobat sebelumnya.

E. Riwayat TerapiPasien pernah datang ke dokter sebelumnya dengan keluhan yang samaF. Riwayat Penyakit DahuluTidak ada

G. Pemeriksaan Fisik1. Status DermatologisLokasi : kepala, tangan, leher, perut dan kaki.Distribusi : Eflorsensi : Tampak papul eritem dan skuama halus diatasnya

Gambar 1. Gambar kepala. Tampak skuama pada perbatasan kepala dan wajah Gambar 2. Gambar perut.tampak papul eritem, dan skuama Gambar 3. Gambar lengan. Tampak papul eritem dan skuama

2. Status GeneralisataKeadaan Umum : BaikKesadaran : GCS 15, Compos MentisTanda Vital : tidak diperiksaKepala/Leher : Normocephal mesocephal, anemia -/-, ikterus -/-Thorax : cor/pulmo dalam batas normalAbdomen : dalam batas normal, hepar dan lien tidak teraba Ekstremitas : dalam batas normalH. Diagnosis Banding Psoriasis Tinea corporisI. Pemeriksaan PenunjangKOH : hifa dan spora (+)J. DiagnosisDiagnosis ditegakkan dengan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Diagosis kerja pada pasien ini adalah Dermatitis SeboroikK. Penatalaksanaan1. Terapi Medikamentosa- interhistin tab 2x1- erytromisin 250 mg 3x12. Terapi non Medika mentosa :Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit ini belum diketahui pasti namun ada beberapa faktor predisposisi yang harus dihindari pasien, yaitu faktor kelelahan, stres emosional, infeksi, atau defesiensi imun. Pasien juga disuruh untuk menjaga hygine dan tidak menggaruk dengan kasar untuk mencegah terjadinya infeksi.L. Prognosis- Dubia ad bonam- prognosis dari penyakit ini agak sukar disembuhkan, meskipun terkontrol.

DISKUSIPENDAHULUANLATAR BELAKANGDermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selelu muncul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa. Dermatitis cendrung residitif dan menjadi kronis. Ada banyak bentuk dermatitis yang tersebar, salah satunya adalah Dermatitis seboroik. Dermatitis Seboroik (Seborrhoeic Dermatitis, Seborrheic Dermatitis) merupakan peradangan permukaan kulit berbentuk lesi squamosa (bercak disertai semacam sisik), bersifat kronis, yang sering terjadi di area kulit berambut dan area kulit yang banyak mengandung kelenjar sebasea ( kelenjar minyak, lemak), seperti kulit kepala, wajah, tubuh bagian atas dan area pelipatan tubuh (ketiak, selangkangan, pantat).1,2,3Prevalensi Dermatitis Seboroik diperkirakan sekitar 3-5 %. Jika ketombe yang merupakan Dermatitis Seboroik ringan ditambahkan, angka kejadian mencapai 15-20 %. Dermatitis Seboroik dapat dialami oleh semua ras. Berdasarkan usia, Dermatitis Seboroik dapat terjadi pada semua umur, terutama usia pubertas hingga usia 40 tahun. Pada bayi, Dermatitis Seboroik kerap dijumpai di area kepala dan pelipatan tubuh. Berdasarkan jenis kelamin, Dermatitis Seboroik sedikit lebih banyak dialami pria ketimbang wanita.1,3DEFINISIDermatitis seboroik, juga dikenal sebagai eksim seboroik. Umumnya, terjadi pada 2% sampai 5% dari populasi. Merupakan penyakit kronis superfisial, penyakit inflamasi dengan kecenderungan untuk kulit kepala, alis, kelopak mata, lipatan nasolabial, bibir, telinga, daerah sternum, ketiak, lipatan di bawah payudara, umbilikus, selangkangan, dan lipatan gluteus Penyakit ini ditandai dengan skala pada basis eritematosa.3,4,5

PENYEBABPenyebab Dermatitis Seboroik hingga kini belum diketahui secara pasti. Faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab Dermatitis Seboroik, antara lain: infeksi jamur Malassezia ovale, faktor imunologi, iklim, genetik, lingkungan, hormonal, dan aktifitas kelenjar sebasea yang berlebihan. Selain itu, beberapa obat-obat tertentu diduga memicu terjadinya Dermatitis Seboroik, seperti: auranofin, aurothioglucose, buspirone, chlorpromazine, cimetidine, ethionamide, griseofulvin, haloperidol, interferon alfa, lithium, methoxsalen, methyldopa, phenothiazines, psoralens, stanozolol, thiothixene, dan trioxsalen.1,4,5ETIOPATOGENESISPenyebabnya belum pasti. Faktor predisposisinya ialah kelainan konstitusi berupa status seboroik (seborrhoeic state) yang rupanya diturunkan, bagaimana caranya belum dipastikan. Banyak percobaan telah dilakukan untuk menghubungkan penyakit ini dengan infeksi oleh bakteri atau pityrosporum ovale yang merupakan flora normal kulit manusia. Pertumbuhan P. ovale yang berlebihan dapat mengakibatkan reaksi inflamasi, baik akibat produk metabolitnya yang masuk ke dalam epidermis, maupun karena sel jamur itu sendiri, melalui aktivasi sel limfosit T dan sel langerhans. Status seboroik yang sering berasosiasi dengan meningginya suseptiblitas terhadap infeksi piogenik, tetapi tidak terbukti bahwa mikroorganisme inilah yang menyebabkan dermatitis seboroik.1,4,5

GEJALA KLINIS Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan, batasnya agak kurang tegas. Dermatitis seboroik yang ringan hanya mengenai kulit kepala berupa skuama-skuama yang halus, mulai sebagai bercak kecil yang kemudian mengenai seluruh kulit kepala dengan skuama-skuama yang halus dan kasar. Kelainan kulit tersebut pitiriasis sika (ketombe, dandruf). Bentuk yang berminya disebut pitiriasis steatoides yang dapat disertai eritema dan krusta-krusta yang tebal. Rambut pada tempat tersebut mempunyai kecendrungan rontok, mulai dibagian vertex dan frontal.1Bentuk yang berat ditandai dengan adanya bercsk-bercak berskuama dan berminyak disertai eksudasi dan dan krusta tebal. Sering meluas ke dahi, glabela, telinga, posaurikular dan leher. Pada daerah dahi tersebut, batasnya sering cembung.1Pada daerah supraorbital, skuama-skuama halus dapat terlihat di alis mata, kulit dibawahnya eritematosa dan gatal, disertai bercak-bercak skuama kekunuingan, dapat terjadi pula blefaritis, yakni kelopak mata merah disertai skuama-skuama halus.1Selain tempat-tempat tersebut D.S. juga dapat mengenai liang telinga luar, lipatan nasolabial daerah sterna, aoreola mame, lipatan di bawah mammae pada wanita, interskapular, umbilikus, lipat paha, dan daerah anogenital. Pada daerah pipi, hidup, dan dahi kelainan dapat berupa papul-papul.1D.S. dapat bersama-sama dengan akne yang berat. Jika meluas dapat menjadi eritroderma, pada bayi disebut penyakit leiner. 1GAMBARAN HISTOPATOLOGISPada epidermis dapat ditemukan parakeratosis fokal dengan abses Munro. Pada dermis terdapat pelebaran ujung pembuluh darah di puncak stratum papilaris disertai sebukan sel-sel neutrofil dan monosit. 1,5PEMERIKSAAN PEMBANTU/LABORATORIUM1. Pemeriksaan mikroflora dari kulit kepala untuk melihat pytirosporum ovale.2. Menentukan indeks mitosis pada kulit kepala yang berketombe.3DIAGNOASIS BANDINGGambaran klinis yang khas pada D.S.ialah skuama yang berminyak dan kekuningan dan berlokasi di tempat-tempat seboroik.1

1. Psoriasis berbeda dengan D.S. karena terdapat skuama-skuama yang berlapis-lapis,disertai tanda tetesan lilin dan Auspitz. Dan juga tempat predileksinya.2. KandidiosisPada lipatan paha dan periananal dapat menyerupai kandidiosis. Pada kandidiosis terdapat eritema berwarna merah cerah berbatas tegas dengan satelit-satelit disekitarnya.3. OtomikosisD.S. yang menyerang saluran telinga luar mirip otomikosis dan otitis eksterna. Pada otomikosis akan terlihat elemen jamur pada sediaan langsung. Otitis eksterna menyebabkan tanda-tanda radang, jika akut terdapat pus.1,4,5PENGOBATANKasus-kasus yang telah mempuyai konstitusi agak sukar disembuhkan, meskipun penyakitnya dapat terkontrol. Faktor predisposisi hendaknya diperhatikan, misalnya stress emosional dan kurang tidur. Mengenai diet, dianjurkan miskin lemak.1,2PENGOBATAN SISTEMIK1. Kortikosteroid digunakan pada bentuk yang berat, dosis prednison 20-30 mg sehari. Jika telah ada perbaikan, dosis diturunkan secara perlahan-lahan. Kalau disertai infeksi sekunder diberi antibiotic.1,2,4,52. Isotretinoin dapat digunakan pada kasus yang rekalsitran. Efeknya mengurangi aktivitas kelenjar sebasea. Ukuran kelenjar tersebut dapat dikurangi sampai 90% akibatnya terjadi pengurangan produksi sebum.1,23. Antihistamin H1 sebagai penenang dan anti gatal.1,24. Antibiotik seperti penisilin, eritromisin pada infeksi sekunder (dermatitis seboroik).1,25. Preparat azol akhir-akhir ini sangat berpengaruh terhadap P. Ovale, juga dapat memengaruhi berat ringannya dermatitis seboroik. Misalnya Ketokonazol 200 mg per hari.1,26. Narrow band UVB (TL-01) yang cukup aman dan efektif. Setelah pemberian terapi 3 x seminggu selama 8 minggu, sebagian besar penderita mengalami perbaikan1,2,4,5

PENGOBATAN TOPIKAL1. Cuci rambut dengan Selenium sulfida (selsun) seminggu 2-3 kali scalp dikeramasi selama 5-15 menit atau dengan larutan Salisil 1% atau larutan belerang 2-4% atau dalam bentuk krim.2. Kortikosteroid topikal atau krim dapat memberi kesembuhan sementara1,2

PENCEGAHANSedapat mungkin penderita Dermatitis Seboroik mengamati pemicu timbulnya kekambuhan. Jika sudah mengenali pemicunya, diupayakan untuk mencegah paparan faktor pemicu. 1,2Pada umumnya penderita Dermatitis Seboroik mengalami kesulitan mengenali pemicu timbulnya kekambuhan. Hal ini wajar mengingat beragamnya faktor-faktor pemicu. Kalaupun faktor pemicunya dapat dikenali, tak jarang penderita sulit menghindarinya, terutama jika faktor-faktor pemicu tersebut merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, misalnya stress, iklim dan sejenisnya.2PROGNOSISprognosis dari penyakit ini agak sukar disembuhkan, meskipun terkontrol.1,2

Daftar Pustaka

1. Djuanda A, Hamzah M. Dermatitis Seboroik. In: Djuanda A, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5 ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta; 2007.2. Siregar, R. S.: Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta (1996).3. Dermatitis Seboroik. Contributor Ida mediabangsa.com diakses tgl 9 mey 2014http://mediabangsa.com/kesehatan/macam-macam-penyakit/2499-dermatitis-seboroik.pdf4. Wolff K, Lowel AG, Stephen IK, Barbara AG, Amy SP, David JL, editors. Fitzpatricks Dermatology in general medicine. 7th ed. New York: McGraw Hill; 2008.p.219-2205. James W, Berger TG, Elston DM, editors. Andrews Diseses of The Skin: Clinical Dermatology. 10th ed. San Fransico: Saunders Elsevier; 2006.p.191-193