laporan akhir kelompok 1 (fotokatalis)

Upload: anonymous-o1xkzin

Post on 26-Feb-2018

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    1/32

    UNIVERSITAS INDONESIA

    Final Report-Tas Swa Bersih dan Anti Polutan

    Kelompok 1

    Kharis Mukhifullah (1006679705)

    Mohammad Sofa Khodi (1106068453)

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS INDONESIA

    DEPOK 2014

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    2/32

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Tingginya kebutuhan akan tas pada zaman sekarang sudah tidak bisa

    dipungkiri lagi. Hampir untuk semua kegiatan outdoor, orang akan menggunakan

    tas sebagai salah satu sarana meletakkan barang-barangnya. Bahkan tidak jarang,

    tas merupakan mode untuk menunjukkan keanggunan pemakainya.

    Terlepas dari semua fungsi tas, ada beberapa keluahan yang biasa dialami

    oleh pemilik tas yang ada. Keluhan tersebut adalah kotor dan bau. Adapun

    penyebab dua hal ini adalah kegiatan outdoor yang memungkinkan kontak dengan

    polusi dan zat pengotor lainnya, seperti debu ataupun pewarna. Hal inilah yang

    membuat para pemakai tas akan segera mencucinya atau dalam kasus terburuk

    membeli tas yang baru.

    Selain itu, di zaman yang serba modern ini, kita tidak akan pernah terlepas

    dari polusi yang ada di sekitar, terutama polusi udara. Setiap ada kendaraan

    bermotor lewat, pasti terdapat polusi yang bisa terhirup oleh hidung. Selain itu,

    banyaknya perokok yang ada disekitar turut menyumbang dalam masalah polusiudara. Polusi udara ini dapat menimbulkan banyak gangguan kesehatan.

    Sebagian besar produk tas yang beredar di pasaran, tidak dapat mengatasi

    permasalahan di atas. Ternyata, ada satu tas yang telah dikembangkan di Jepang

    yang memiliki kemampuan untuk menghilangkan bau dan anti-bakteri dengan

    harga 350rb. Namun, hal tersebut belum mempunyai fitur self-cleaning dan juga

    mendegradasi polutan sekitar.

    Dari permasalahan-permasalah di atas, maka timbul lah suatu gagasan

    mengenai modifikasi kain tas sehingga memiliki fungsi swa bersih (self-

    cleaning), anti-bau dan anti polutan.

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    3/32

    1.2Rumusan Masalah

    Masalah yang akan diteliti adalah apakah kain yang telah dilapisis dengan TiO 2

    yang diakan memiliki kemampuan untuk miliki sifat swa bersih dan juga

    mendegradasi senyawa organic dari asap rokok.1.3Tujuan Penelitian

    1. Melakukan pelapisan kain kanvas dengan TiO2

    2. Menguji Aktivitas kain kanvas berlapis katalis TiO2 untuk uji decolorization

    methyl orange, degradasi asap rokok dibawah sinar matahari.

    1.4Batasan Masalah

    1.4.1 Kain yang digunakan adalah kain kanvas

    1.4.2 Katalis menggunakan TiO2murni tanpa dopant

    1.4.3 Asap yang digunakan adalah asap rokok

    1.4.4 Pewarna yang digunakan adalah Metyl Orange

    1.4.5 Uji dilakukan di bawah sinar matahari pada pukul 11.00-14.00

    1.5Sistematika PenulisanSistematika penulisan laporan kali ini adalah sebagai berikut:

    BAB 1 PENDAHULUANBerisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

    Berisi tinjauan pustakan yang membahas, teori serta penelitian yangtelah dilakukan mengenai penelitian yang terkait, seperti, fenomenafotokatalis, swa-bersih, oksidasi NOx, penggunaan TEOS, dan lain-lain.

    BAB 3 METODE PENELITIAN

    Berisi tentang diagram alir penelitian, variable penelitin, alat dan

    bahan, serta prosedur pernelitian, pengol ahan dan analisis data, dancara penyimpulan serta penafsiran hasil penelitian.

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    4/32

    BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

    Berisi tentang hasil penelitian yang bersifat kualitatif serta analisismengenai hasil yang didapat. Di bagian ini juga terdapat analisis

    ekonomi berdasarkan hasil survey.

    BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

    Berisi kesimpulan yang didapat dari penelitian dan juga saran yangpatut diperhatikan jika penelititan ini dilanjutkan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Berisi semua referensi yang telah diapakai dalam menyusun laporanini.

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    5/32

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1Prinsip Dasar Fotokatalis

    Fenomena fotokotalisis pertama kali dilakukan oleh Renz pada tahun 1921.

    Dalam penelitiannya dia melaporkan fenomena fotokatalisis pada permukaan

    semikonduktor metal-oksida. Akan tetapi, penelitian tersebut bersifat stagnan karena

    pada saat itu masih kurang diminati. Kemudian pada tahu 1972, dengan adanya isu

    krisis energi maka fotokatalis ini pun semakin popular karena dapat menghasilkan

    hidrogen yang lebih ramah lingkungan. Fujishima dan Honda mempublikasikan

    fenomena fotokatalisis dimana terjadi pemecahan H2O menjadi hidrogen dan oksigen

    dengan input sinar UV yang memiliki energi yang rendah. Aplikasi teknologi untuk

    fenomena ini menjadi lahan penelitian yang terus berkembang. Salah satu aplikasi

    yang banyak berkembang dari teknologi material fotokatalis TiO 2 adalah upaya untuk

    untuk meminimalkan zat organic berbahaya yang disebabkan oleh pencemaran

    limbah industri maupun limbah rumah tangga.

    Fotokatalis dapat difenisikan sebagai suatu proses reaksi kimia yang

    melibatkan cahaya dan katalis padat seperti semikonduktor. Proses reaksi kimia

    tersebut dapat digunakan sebagai media untuk mengubah zat-zat berbahaya

    menjadi zat-zat yang lebih ramah lingkungan. Fotokatalisis menghasilkan

    permukaan yang bersifat sebagai pengoksidasi yang kuat sehingga dapat

    digunakan untuk mengurangi zat-zat yang berbahaya seperti senyawa organik atau

    bakteri ketika dikenakan cahaya matahari atau lampu yang berpijar. Fotokatalis dapat

    terjadi pada material semikonduktor antara lain zink oksida (ZnO), Titanium

    Oksida (TiO2), Zink Sulfida (ZnS), Tungsten Oksida (WO3), Stronsium Titanat

    (SrTiO3), dan hematite (-Fe2O3). Fotokatalis semikonduktor sudah banyak

    menarik perhatian pada pengolahan air limah dalam beberapa dekade ini, karena

    semikonduktor dapat menghasilkan radikal hidroksil bebas (OH) yang dapat

    memineralisasi zat-zat yang berbahaya. Radikal hidroksil (OH) merupakan

    sumber oksidator kuat sekaligus akselator proses penyisihan kontaminan

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    6/32

    dalam limbah. Pemilihan Radikal hidroksil (OH) sebagai oksidator kuat adalah

    karena memiliki potensial oksidasi relatif paling tinggi, yaitu 2.8 V. Tabel 2.1

    menunjukkan bahwa potensial radikal OH ini merupakan oksidator yang paling

    kuat. Potensial oksidasi yang tinggi tersebut membuat radikal OH mampu

    mengoksidasi senyawa-senyawa reduktor lain yang ada disekitarnya.

    Tabel 2.1. Potensial Oksidasi dari beberapa Senyawa

    Senyawa Potensial Oksidasi (V)Radikal OH 2.8

    Radikal Sulfat 2.6Ozon 2.1H2O2 1.77

    Ion Permanganat 1.67Chlorin 1.36Hyposclorous Acid 1.5

    O2 1.23

    Mekanisme Fotokatalis

    Proses reaksi pada fotokatalisis melibatkan kehadiran pasangan elektron dan

    hole (e- dan h+) dan pasangan tersebut akan tercipta akibat penyinaran pada material

    semikonduktor. Jika semikonduktor TiO2 dikenai cahaya yang sama atau lebih besar

    dari energi celah pita, maka elektron pada TiO2 akan tereksitasi dari pita

    valensi menuju pita konduksi, pasangan elektron (e-) dan lubang (h+) akan

    terbentuk pada permukaan fotokatalis. Elektron akan berkombinasi dengan

    oksigen membentuk O2- dan lubang (h+) akan berkombinasi dengan air membentuk

    radikal hidroksil. Sebagian dari pasangan elektron-hole ini akan berkombinasi

    kembali dan sebagian lagi akan bertahan pada permukaan semikonduktor. Pasangan

    elektron-hole yang bertahan pada permukaan dapat mereduksi dan mengoksidasi zat

    kimia yang berbahaya yang berada disekitarnya.

    Pada prinsipnya, reaksi oksidasi pada permukaan semikonduktor dapat

    berlangsung melalui donor elektron dari subsrat ke h+. Apabila potensial oksidasi

    yang dimiliki oleh h+ pada pita valensi ini cukup besar untuk mengoksidasi air pada

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    7/32

    permukaan partikel, maka akan dihasilkan gugus hidroksil. Berikut adalah reaksi

    kimia yang terjadi pada fotokatalis TiO::

    TiO2+ hv eCB-+ hVB+ (1)

    hVB+ + H2O(ads) OH(ads) + H+ (2)

    hVB+ + OH(ads) OH(ads) (3)

    dimana:

    hv : sinar ultra violet dengan panjang gelombang < 400 nm

    hVB+ : lubang positif pada pita valensi

    eCB- : elektron pada pita konduksi

    Di antara berbagai macam semikonduktor oksida logam, Titanium

    dioksida atau titania atau TiO2 merupakan salah satu semikonduktor oksida yang

    telah dipelajari secara ekstensif sebagai fotokatalis sejak ditemukan efek

    sensitisasi cahaya oleh Honda dan Fujishima pada tahun 1971 karena memiliki sifat

    kimia fisik yang menguntungkan, biaya rendah, mudah untuk didapatkan, kestabilan

    dan ketahanan terhadap korosi pada media air. Akan tetapi, semikonduktor

    ini memiliki kelemahan yakni membutuhkan energi UV yang tinggi untuk

    mengeksitasi elektron dan laju transfer elektron yang rendah untuk oksigen dan laju

    rekombinasi yang tinggi antara pasangan elektron-hole, dan laju oksidasi nanopartikel

    TiO2 yang terbatas. Pada beberapa tahun belakangan ini, nanopartikel ZnO

    merupakan alternatif yang dapat menggantikan semikonduktor TiO2. Subtitusi TiO2

    dengan ZnO sebagai fotokatalis memiliki mekanisme degradasi foton yang sama

    dengan TiO2. K. Gouvea et al. Melaporkan bahwa ZnO memberikan efisiensi yang

    lebih baik dibandingkan dengann TiO2sebagai fotokatalisis dalam larutan air.

    Aplikasi Fotokatalis

    Fotokatalis yang dikenai cahaya UV dapat digunakan untuk mengoksidasi

    polutan organik menjadi material yang tidak berbahahaya dan dapat membasmi

    bakteri. Fotokatalis TiO2 mempunyai sifat self-cleaning yaitu daya membersihkan

    sendiri seperti debu pada kaca yang dapat dibersihkan dengan air hujan dan

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    8/32

    membuat eksterior bangunan tetap bersih. Selain itu, fotokatalis dapat juga

    digunakan untuk mereduksi atau mengeleminasi senyawa-senyawa polutan pada

    udara seperti NOxdan asap rokok.

    2.2 TiO2

    Titanium dioksida, dikenal juga sebagai titanium (IV) oksida atau titania,

    adalah oksida dari titanium dengan rumus molekul TiO 2. TiO2 memiliki indeks bias

    2,49 dan kerapatan 3,83 gr/cm3 dengan berat molekulnya 79,89 gr/mol dan struktur

    kristal tetragonal. TiO2 merupakan bubuk berwarna putih yang digunakan secara luas

    sebagai pewarna putih pada makanan dan kosmetik. Berdasarkan struktur kristalnya,

    TiO2dibagi menjadi tiga jenis (Fujishima, et al., 1999) yaitu:

    1. Rutile : stabil pada suhu tinggi, bentuk kristalnya tetragonal, dan

    terdapat pada batuan beku.

    2. Anatase : stabil pada suhu rendah, bentuk kristalnya tetragonal.

    3. Brookite : biasanya hanya terdapat pada mineral, dengan struktur

    kristalnya orthorombik.

    a. Rutile b. Anatase c. BrookiteGambar 2.1. Struktur Kristal TiO2

    (Sumber: http://ruby.colorado.edu/~smyth/min/tio2.html)

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    9/32

    Dari ketiga jenis kristal TiO2 di atas, hanya rutile dan anatase yang

    keberadaannya cukup stabil dan banyak dipakai untuk reaksi fotokatalisis. TiO 2 jenis

    rutile lebih stabil secara termodinamika daripada jenis anatase tetapi TiO 2 jenis

    anatase menunjukkan fotoaktivitas yang lebih tinggi daripada jenis rutile. Struktur

    anatase dan rutile digambarkan dalam bentuk rantai oktahedral TiO 6. Struktur kedua

    kristal dibedakan oleh distorsi oktahedron dan pola susunan rantai oktahedronnya.

    Setiap ion Ti4+ dikelilingi oleh enam atom O2-. Oktahedron pada rutile

    memperlihatkan sedikit distorsi ortorhombik, sedangkan oktahedron pada anatase

    memperlihatkan distorsi yang cukup besar sehingga relatif tidak simetri. Jarak Ti-Ti

    pada anatase lebih besar yaitu 3.79 dan 3.04 serta 3.57 dan 2.96 untuk

    rutile,sedangkan jarak ion Ti-O lebih pendek dibandingkan rutil yaitu 1,937 dan

    1,966 pada anatase dan 1,946 dan 1,983 untuk rutile. (Linsebigier, et al., 1995)

    TiO2 jenis anatase umumnya menunjukkan fotoaktivitas yang lebih tinggi

    daripada jenis rutile karena luas permukaan anatase lebih besar daripada rutile,

    sehingga sisi aktif per unit anatase lebih besar dibandingkan rutile. Pada rutile setiap

    oktahedronnya mengalami kontak dengan 10 oktahedron tetangganya, sedangkan

    pada anatase setiap oktahedron mengalami kontak dengan 8 oktahedron tetangganya.

    Perbedaan dalam struktur kisi ini menyebabkan perbedaan massa jenis dan strukturpita elektronik antara dua bentuk TiO2 yaitu anatase memiliki daerah aktivasi yang

    lebih luas dibandingkan rutile sehingga kristal tersebut menjadi lebih reaktif terhadap

    cahaya dibandingkan rutile. Selain itu karena perbedaan dalam struktur pita energi.

    (Linsebigier, et al., 1995)

    Kristal rutile memiliki struktur yang lebih padat dibandingkan anatase,

    karenanya memiliki densitas dan indeks refraktif yang lebih tinggi dimana massa

    jenis anatase: 3,894 gr/cm3; rutil: 4,250 gr/cm3; indeks bias anatase dan rutileberturut-turut adalah 2,5688 dan 2,9467. (Gunlazuardi, 2001)

    TiO2 jenis anatase mempunyai energi celah 3,2 elektron Volt (eV) yang

    sebanding dengan cahaya UV ( = 388 nm). Sedangkan, energi celah pita untukTiO2

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    10/32

    jenis rutile adalah 3,0 elektron Volt (eV) yang sebanding dengan cahaya UV ( = 413

    nm) (Fujishima, et al., 1999).

    Dalam terminologi yang lebih teknis, energi celah pita untuk semikonduktor

    menunjukkan energi cahaya minimum yang diperlukan untuk menghasilkan elektron

    pada pita konduksi, sehingga menghasilkan konduktivitas listrik dan hole pada pita

    valensi yang mengalami kekosongan elektron. Hole ini dapat bereaksi dengan air atau

    gugus hidroksil untuk menghasilkan radikal hidroksil (OH). Radikal hidroksil

    merupakan zat pengoksidasi yang sangat kuat, sehingga dapat digunakan untuk

    mengoksidasi sebagian besar material organik (Fujishima, et al., 1999).

    TiO2banyak diaplikasikan pada pengolahan air limbah dikarenakan:

    Proses fotokatalisis dapat berlangsung pada kondisi normal, yaitu pada

    temperatur kamar dan tekanan atmosfer.

    Pembentukan produk intermediet hasil fotokatalisis, tidak seperti pada teknik

    fotolisis langsung dapat dapat dihindari.

    Oksidasi substrat menjadi CO berlangsung sempurna.

    Harga TiO2 tidak mahal dan dapat diregenerasi.

    TiO2dapat diimmobilisasikan pada substrat reaktor yang sesuai

    2.2Tetraethyl orthosislicate (TEOS)

    TEOS digunakan sebagai prekursor atau sumber silika dalam pembuatan material

    mesopori. TEOS termasuk jenis senyawa silikon alkoksi yang terdiri dari atom Si

    yang berikatan dengan gugus organik (OR) dengan rumus kimia Si(OC2H5)4.

    Sifat fisik TEOS dapat dilihat pada Tabel 2.2.

    Tabel 2.2. Sifat fisik TEOSBerat Molekul 208,33Berat Jenis 0.94 gr/ccTitik Didih 189 oCTitik Lebur -88 oC

    Senyawa yang banyak digunakan dalam sintesis material mesopori adalahtetramethylorthosilicate (TMOS, Si(OCH3)4) dan tetraethylorthosilicate (TEOS,

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    11/32

    Si(OCH2CH3)4). Pada penelitian ini, prekursor yang digunakan adalah TEOS.

    Gambar 2.2 menunjukkan struktur TEOS.

    Gambar 2.2. Struktur kimia TEOS

    Alasan pemilihan TEOS dikarenakan TEOS dapatmenjadi binder padasubstrat yangakan dilapisi oleh TiO2 seperti pada gambar 2.3.

    Gambar 2.3. Binding Reaction TEOS pada substrat dan TiO2

    Selain itu, dengan adanya binder ini, TiO2 akan tersebar lebih merata dankemungkinan akan terbentuknya aggregate pada substratae akan menjadi kecil.

    2.3 Kain Kanvas

    Kain kanvas adalah sejenis kain buatan pabrik yang berserat tebal dan sangat

    kuat. Bahan ini awalnya digunakan untuk membuat lukisan. Pada perkembangannya

    kain kanvas mulai digunakan untuk membuat tas, sepatu, jaket, tenda, terpal, penutup

    truk, payung taman, dan berbagai macam aksesoris. (Fiinline.com, 2013).

    Bahan kanvas yang pada jaman dahulu terbuat dari jerami memang terkenal

    sebagai kain yang sangat kuat dan kokoh. Walaupun saat ini kanvas banyak terbuat

    dari kapas atau linen, namun tidak mengurangi kekuatan dari kain kanvas itu sendiri.

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    12/32

    Terdapat juga kain kanvas yang terbuat dari bahan sintetis misalnya dari polyester,

    namun biasanya bahan polyester tersebut dicampur dengan katun.

    Gambar 2.4. Kain Kanvas

    Kanvas terbuat serat kapas yang diolah sedemikian rupa sehingga memiliki tebal

    yang lebih dibandingkan kain pada umumnya, misal katun. Karena terbuat dari serat

    kapas, maka sifat-sifat fisika dan kimia pada kain kanvas akan hampir sama dengan

    kain pada umumnya, meskipun dalam segi ketahana terhadap ragangan akan berbeda

    karena tenunan untukjenis-jenis kain berbeda.

    Bahan kanvas stabil terhadap regangan dan kekuatannyaakan meningkat seiring

    dengan ditambahkannya pewarna (swewe.net, 2012). Namun, performa kain kanvas

    akan sedikit menurun dengan ditambahnya suatu asam, terutama asam kuat.

    2.4 Mekanisme Swa Bersih

    Mekanisme swa bersih dari suatu substrate yang telah dilapisis oleh fotokatalissangat berkaitan erat dengan sifat superhidrofilik dari suatu substrate tersebut setelah

    tersinari oleh cahaya.

    Mekanismenya adalah sebagai berikut :

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    13/32

    Oksigen vacen inilah kemudian yang diisi oleh atom Oksigen (O) pada air, sedangkan

    atom H air yang tersisa akan mempunyai ikatan hydrogen dengan molekul air diatasnya. Seperti terlihat pada gambar dibawah ini :

    2.5 Mekanisme degradasi polutan (asap putih)

    Mekanisme degradasi polutan merupakan terdegradasi senyawa-senyawa polutan

    seperti NOx,VOC dll. Dikatakan bahwa asap putih dari rokok adalah senyawa air

    yang berfasa uap akibat dari pambakaran ditambah dengan senyawa NOx dan juga

    VOC. Oleh karena itu, penting untuk mengetahuibagaimana mekanisme yang terjadi

    untuk menghilangkan asap putih tersebut mengingat percobaan yang dilakukan

    adalah secara visual.

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    14/32

    Mekanismenya adalah:

    Oksidasi menggunakan radikal OH

    Oksidasi menggunakan radikal O2-

    Sedangkan untuk degradasi VOC, mekanismenya adalah :

    TiO2+ h (UV) TiO2(eCB-+ hVB+) .(1)

    TiO2(hVB+) + H2O TiO2+ H

    ++ OH- (2)

    TiO2(hVB+) + OH- TiO2 + OH

    . (3)

    TiO2(eCB-) + O2 TiO2 + O2

    .- ..(4)

    Dye or VOC + O2.- Degradation of Product (CO2 +H2O).(5)

    Dye or VOC + OH. Degradation products (CO2 +H2O) .(6)

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    15/32

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1Diagram Alir Proses

    Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

    Gambar 3.1 menjelaskan gambaran besar penelitian yang dilakukan.

    3.2Alat dan Bahan Penelitian

    3.2.1. Bahan

    1. TiO2P2 Degussa 2g2. TEOS 1.2 ml

    3. HNO3

    4. Tanah

    5. Asap Rokok

    6. Kain Kanvas

    7. Air

    8. Methyl Orange

    3.2.2. Peralatan

    1. Beaker Glass 500ml dan 100ml

    2. Pipet

    3. Kaca Arloji

    Preparasi kain berlapis TiO2

    Uji Kinerja Kain

    Uji Swa Bersih Uji Degradasi Asap

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    16/32

    4. Sonicator Probe

    5. Timbangan Analitik

    6. pH indikator

    7.

    Magnetic stirrer

    8. Labu Ukur

    9. Hair Drier

    3.3Prosedur Preparasi

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    17/32

    Setelah melakukan pelapisan, barulah kita melakukan pengujian.

    3.4

    UJi Kinerja Kain terlapisis Katalis

    a. Degradasi Pewarna

    b.

    Swa Bersih

    Pencelupan Kain berlapis TiO2 dan tidak

    pada larutan MeO 5 dan 20 ppm

    Penjemuran kain dibawah sinar matahari

    selama 4 jam

    Menganalisa Hasil

    Menjemur kain di bawah sinar matahari

    selama 2 jam

    Memasukkan kain dalam tanah yang

    tersuspensi dalam air

    Mengangakat kain dan menganalisa hasil

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    18/32

    c. Degradasi Polutan

    Menjemur kain di bawah sinar matahari

    selama 2 jam

    Memasukkan kain dalam dalam syringe

    Mengisi syringe dengan udara bebas

    Mengisi dengan Asap rokok

    Menunggu selama 20 menit dan

    menganalisis hasil

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    19/32

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Departemen Teknik KimiaFakultas Teknik

    Univerisitas Indonesia dan juga outdoor disamping gedung Departemen TeknikKimia.

    4.1. Hasil Preparasi Kain berlapis TiO2

    Pada penelitian ini, seperti yang telah dipaparkan pada prosedur, katalisdipreparasi dengan membuat sol TiO2 kemudian di sonikasi. Setelah disonikasibarulah diberi TEOS dan kemudian dilapiskan pada kain dengan hasil sebagai

    berikut:

    Gambar 4.1. kain tidak berlapis TiO2 (kiri) dan Kain berlapis TiO2(kanan)

    Terlihat pada gambar di atas bahwa kain yang terlapisis dengan fotokatalis akan

    terlihat lebih putih dibandingkan dengan kain yang tidak terlapisi. Hal ini karenasudah terdapat TiO2 yang berwarna putin yang menempel. Hal in imenunjukkan

    bahwa pelapisan katalis yang digunakan cukup berhasil. Kain yang telah terlapisioleh TiO2 akan diuji cobakan sebanyak 3 kali percobaan.

    4.2. Penngujian Swa Bersih dengan 2 pengotor

    Pada percobaan kali ini, kain akan diuji dengan menggunakan dua pengotor yaituzat warna dan juga tanah/debu pengotor yang tersuspensi dalam air.

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    20/32

    4.2.1 Zat Warna Methyl Orange (MeO)

    Kain yang terlapisi dengan TiO2 dan juga kain pembanding yang tidak dilapisi

    oleh TiO2 akan dicelupkan pada dua buah larutan MeO berbeda konsentrasi yaitu

    20 ppm dan 5 ppm. Hasil pencelupannya adalah sebagai berikut.

    Gambar 4.2. kain tidak berlapis TiO2(kiri) dan Kain berlapis TiO2(kanan) padaMeO 5 ppm

    Gambar 4.3. Kain tidak berlapis TiO2(kiri) dan Kain berlapis TiO2(kanan) padaMeO 20 ppm

    Setelah itu, dilakukan penjemuran di bawah sinar matahari selama 4 jam dari jam11.00 sampai jam 14.00. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    21/32

    Gambar 4.4. kain tidak berlapis TiO2(kiri) dan Kain berlapis TiO2(kanan) pada

    MeO 5 ppm setelah penjemuran

    Gambar 4.5. Kain tidak berlapis TiO2(kiri) dan Kain berlapis TiO2(kanan) pada

    MeO 20 ppm setelah penjemuran

    Dari gambar 4.4 dan 4.5, terlihat bahwa, kain yang terlapisi dengan TiO 2 akan

    terlihat lebih bersih.Hal ini karena pewarna (MeO) akan terdegradasi sehinggawarna yang ada pada kain akan kembali seperti semula. Dari eksperimen ini pulabahwa untuk konsentrasi yang cukup tinggi, TiO2 tidak mendegradasi secara

    sempurna terlihat dari kain yang masih terdapat sedikit pewarnayang tersisa

    padagambar 4.5.

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    22/32

    4.2.2 Tanah tersuspensi dalam air

    Kain yang terlapisi dengan TiO2 dan juga kain pembanding yang tidak dilapisi

    oleh TiO2akan dicelupkan pada tanah yang tersuspensi dalam air.

    Gambar 4.6. Kain tidak berlapis TiO2(kiri) dan Kain berlapis TiO2(kanan) pada

    sebelum dicelupkan pada suspensi tanah

    Gambar 4.7. Tanah tersuspensi dalam air

    Gambar 4.6. Kain tidak berlapis TiO2(kiri) dan Kain berlapis TiO2(kanan) pada

    setelah dicelupkan pada suspensi tanah

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    23/32

    Terlihat dari gambar di atas bahwa kain yang terlapisi oleh TiO2 akan terlihat

    lebih bersih dari partikulat. Hal ini karena sifat superhidrofilik yang dimiliki oleh

    kain berapis TiO2 menyebabkan kain tersebut memiliki sifat superhidrofilik

    sehingga akan menghalangi partikulat-partikulat untuk langsung menyentuh kain

    sehingga kain tidak mudah kotor.

    4.3. Degradasi Polutan (Asap)

    Pada percobaan kali ini, kain akan diujicobakan untuk mendegrdasi asap rokok

    yang berwarna putih. Penyebab rokok berwarna putih dikarenakan air dalam

    vasa uap akibat terbakarnya senyawa organic. Hal ini juga ditambah dengan

    adanya NOx dan juga VOC yang menambah pekat asap yang ada. Oleh karena

    itu, parameter percobaan ini berhasil adalah menghilangnya asap yang ada pada

    ruang yang telah diberi kain berlapis TiO 2. Percobaan ini dilakukan pada syringe

    50 ml. Sebelum kain dimasukkan pada syringe, kain terlebih dahulu disinari

    dibawah sinar matahasi selama 3 jam.

    Gambar 4.7. Syringe berisi kain berlapis TiO2 (kiri), tidak berlapis (tengah), dantanpa kain (kanan) sebelum diisi asap

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    24/32

    Gambar 4.8. Syringe berisi kain berlapis TiO2 (kiri), tidak berlapis (tengah), dan

    tanpa kain (kanan) setelah diisi asap.

    Langkah selanjutnya adalah menunggu sampai 20 menit kemudian melihat hasil

    yang terjadi.

    Gambar 4.9. Syringe berisi kain berlapis TiO2 (kiri), tidak berlapis (tengah), dan

    tanpa kain (kanan) setelah ditunggu selama 20 menit.

    Dari gambar di atas,terlihat bahwa syringe yang telah diberi kain yang

    berlapi katalis TiO2 akan lebih cepat jernih dibandingkan dengan yang tidak

    dilapisi serta yang tidak diberi kain. Hal ini menunjukkan bahwa TiO2 yang

    berada pada katalis yang ada permukaan kain akan mengoksidasi air menjadi

    radikal OH, radikal OH ini akan mndegradasi NOx dan VOC yang ada dalam

    asap rokok tersebut. Terdegradasinya NOx dan VOC dan terpakainya H2O yang

    ada asap akan menghilangkan warna asap rokok lebih cepat dibandingkan

    dengan yang tanpa katalis TiO2.

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    25/32

    4.2 Analisis Survey

    Dari penyebaran survei, kami mendapatkan 76 orang responden dimana 43orang responden laki-laki dan 33 orang sisanya responden wanita. Dari responden

    tersebut, kami olah dalam bentuk grafik-grafik seperti dibawah ini:

    Grafik 1. Tingkat Kepentingan Kemampuan SWA Bersih Pada Tas

    Dari grafik ini, dapat dilihat bahwa kemampuan SWA Bersih pada tas itucukup penting jika dibandingkan dengan responden yang memilih tidak penting dikalangan mahasiswa dan pria dewasa. Berbeda dengan kalangan mahasiswi yang

    Penting

    59%

    Tidak

    Penting

    33%

    Tidak

    Tahu

    8%

    Pria Dewasa

    Penting63%

    Tidak

    Penting

    33%

    Tidak

    Tahu

    4%

    Mahasiswa

    Penting37%

    Tidak

    Penting

    38%

    Tidak

    Tahu

    25%

    Wanita Dewasa

    Penting

    44%

    Tidak

    Penting

    52%

    Tidak

    Tahu

    4%

    Mahasiswi

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    26/32

    menganggap kebanyakan tidak penting dan wanita dewasa yang hampir sama

    persentasenya antara penting dan tidak penting.

    Grafik 2. Ketertarikan pada Tas SWA Bersih

    Sedangkan untuk ketertarikan pada Tas SWA Bersih atau self cleaning, rata-rata tertarik di kalangan mahasiswa maupun mahasiswi yang hampir seratus persen

    dan wanita dewasa yang diatas lima puluh persen baik tertarik karena ingin mencobakeampuhan teknologi ini(warna abu-abu) maupun tertarik karena nantinya tidak repotuntuk memikirkan kebersihan tas(warna kuning). Untuk pria dewasa, hanya lima

    puluh persen yang tertarik dan sisanya masih ragu-ragu sehingga dipikirkan terlebihdahulu.

    Tidak

    Tertarik

    6%

    Dipikirka

    n

    Dahulu

    10%

    Tertarik

    Ingin

    Mencob

    a

    42%

    Tertarik

    Agar

    Tidak

    Mencuci

    42%

    Mahasiswa

    Tidak

    Tertarik4%

    Dipikirka

    n

    Dahulu

    12%

    Tertarik

    Ingin

    Mencob

    a

    56%

    TertarikAgar

    Tidak

    Mencuci

    28%

    Mahasiswi

    Tidak

    Tertarik

    0%

    Dipikirk

    an

    Dahulu

    50%Tertarik

    Ingin

    Menco

    ba

    33%

    Tertarik

    Agar

    Tidak

    Mencuc

    i

    17%

    Pria DewasaTidak

    Tertarik

    25%

    Dipikirka

    n Da hulu

    12%

    Tertarik

    Ingin

    Mencob

    a

    50%

    Tertarik

    Agar

    Tidak

    Mencuci

    13%

    Wanita Dewasa

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    27/32

    Grafik 3. Harga Tas yang dipakai Responden

    Harga tas yang dipakai responden mahasiswa maupun wanita dewasa rata-rataberkisar antara seratus ribu rupiah sampai tiga ratus ribu rupiah. Sedangkanmahasiswi dan pria dewasa, harga tas yang berkisar antara seratus ribu rupiah sampai

    tiga ratus ribu rupiah hanya dipakai oleh kurang dari sebagian responden. Untuk priadewasa sendiri, sebagian dari responden memakai tas yang harganya berkisar antara

    tiga ratus ribu rupiah sampai lima ratus ribu rupiah.

    50-100

    3%

    100-

    300

    71%

    300-

    500

    19%

    500-1jt

    7%

    Mahasiswa

    50-100

    16%

    100-300

    48%

    300-500

    16%

    500-1jt

    20%

    Mahasiswi

    50-100

    8%

    100-300

    42%

    300-500

    50%

    500-1jt

    0%

    Pria Dewasa 50-10012%

    100-300

    75%

    300-500

    0%

    500-1jt

    13%

    Wanita Dewasa

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    28/32

    Grafik 4. Harga Tas SWA Bersih yang Kami Ajukan

    Dari harga tas SWA Bersih yang kami ajukan, hasilnya sangat beragam. Adayang menyanggupi dengan harga dua ratus lima puluh ribu rupiah, tiga ratus riburupiah, bahkan empat ratus ribu rupiah. Tapi, rata-rata dari responden banyak yang

    memilih dua ratus lima puluh ribu rupiah dan tiga ratu ribu rupiah.

    SPESIFIKASI PRODUK

    Spesifikasi dari produk kami adalah:

    Berbahan Kanvas Memiliki kemampuan SWA Bersih dan Anti Polutan

    Ukuran 17-19 liter

    Dikhususkan untuk Kalangan Mahasiswa, Mahasiswi, dan Pria Dewasa.

    250

    35%

    300

    55%

    400

    10%

    400+

    0%

    Mahasiswa

    250

    48%

    300

    35%

    400

    13%

    400+

    4%

    Mahasiswi

    250

    27%

    300

    37%

    400

    36%

    400+

    0%

    Pria Dewasa

    250

    86%

    300

    14%

    400

    0%

    400+

    0%

    Wanita Dewasa

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    29/32

    Modal yang kami dibutuhkan per tasnya berdasarkan asumsi kami yaitu:

    Bahan Kanvas Rp. 8.000,-

    Biaya Modifikasi Kanvas Rp. 7.000,-

    Biaya Pernak-Pernik Rp. 5.000,-

    Ongkos Jahit Rp. 5.000,-

    Biaya Pemasaran Rp. 5.000,-

    Total Rp. 30.000,-

    Sedangkan Tas dapat dijual seharga Rp. 250.000,- sampai Rp. 300.000,-. Tentu ini

    adalah bisnis yang sangat menguntungkan.

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    30/32

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 KESIMPULAN

    1. Kain berlapis TiO2 terbukti dapat mendegradasi senyawa organik MeO di bawahsinar matahari.

    2. Kain berlapis TiO2 mempunyai sifat sangat hidrofilik sehingga tidak mudahkotor.

    3. Kain berlapis TiO2 terbukti dapat mendegradasi senyawa organik dari asap rokok.

    4. Lebih dari 50% masyarakat antusias terhadap produk tas Swa bersih dan AntiPolutan.

    5. Dari hasil survey yang ada, harga yang ditawarkan untuk produk tas berteknologifotokatalis adalah Rp. 250.000,- sampai Rp. 300.000 per 19 Liter.

    5.2SARANDari hasil yang dihasilkan terlihat bahwa pelapisan pada kain kanvas dapatmemberikan efek swa bersih serta mendegradasi senyawa organic polutan. Darihasil ini terlihat potensi pengembangan kain jenis lain sebagai substrat kain yang

    bersifat swa bersih,misal untuk aplikasi pakaian, jaket, karpet ataupun barang-barang lainnya yang membutuhkan sifat swa bersih dan juga anti polutan. Oleh

    karena itu, perlu adanya pengkajian dan penelitian lebih lanjut mengenai kain-kain jenis lain sehingga aplikasi dari fotokatalisis lebih meluas

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    31/32

    DAFTAR PUSTAKA

    Fujishima, A, and Honda, K. (1972). Electrochemical photolysis of water at asemiconductor electrode. Nature 238, 37.

    Subramani, A.K., Byrappa, K., Ananda, S., Ray, K.M.L., Ranganathaniah, C., andYoshimura, M. (2007). Photocatalytic Degradation of Indigo Carmine DyeUsing TiO2 Impregnated Activated Carbon. Bull.Mater. Sci, vol 31, Indian

    Academy of Sciences, p 37-41.

    Xiao Qi, Yao Chi. (2010). Preparation and visible light photocatalytic activity

    of Zn1-xFexO nanocrystalline. School of Resourcess Processing and

    Bioengineering, Central South University, Changsa 410083, China.

    Andreozzi, R., Caprio, V., Insola, A., Marotta, R. and Sanchirici,. (200). Advanced

    Oxidation Processes for the Treatment of Mineral Oil-ContaminatedWastewater. Water Res. 34, 620-628.

    Bauer, M., Herrmann, R., Martin, A. and Zellmann, H. (1998).Chemodynamics, Transport Behaviour and Treatment of Phthalic AcidEsters in Municipal Landfill Leachates. Wat. Sci. Tech. 38, 185-192.

    Parekh Bipin, et. al. (2007). Advance Photocatallytic Oxidation Techjiques forPurification of Immersion Lithography Water. The Materials integritymanagement company.

    Bismo Setijo. 2006. Teknologi Radiasi Sinar Ulta-Ungu (UV) dalam RancangBangun Proses Oksidasi Lanjut untuk Pencegahan Pencemaran Air dan FasaGas: Departemen Teknik Kimia FTUI.

    C. Chen, J. Liu, P. Liu, B. Yu. Investigation of Photocatalytic Degradation of MethylOrange by Using Nano-Sized ZnO Catalyst. Advance in ChemicalEngineering and Sceince, 2011, 1, 9-14.

    K. Gouvea, F. Wypych, S. G. Moraes, N. Duran, N. Nagata and P. Peralta-Zamora,

    Semiconductor-Assisted Photocatalytic Degradation of Reactive Dyes in

    Aqueous Solution, Chemosphere, Vol. 40, 2000, pp. 433-440. doi:10.1016/S0045-6535(99)00313-6.

    Brinker C.J., Scherer G.W., Sol-Gel Science-The Physics and Chemistry of Sol-GelProcessing ; Academic Press; San Diego; 1990.

  • 7/25/2019 Laporan Akhir Kelompok 1 (Fotokatalis)

    32/32

    Gunlazuardi, J. 2001. Fotokatalisis pada Permukaan TiO2 : Aspek Fundmental dan

    Aplikasinya. Seminar Nasional Kimia Fisika II. Jurusan kimia, FMIPA,Universitas Indonesia

    Fujishima, A., K. Hashimoto, T. Watanabe. 1999. TiO2 Photocatalysis Fundamentalsand Applications. B.K.C, Inc. Japan.

    Hutabarat, Romaida. 2012. Sintesis dan Karakteristik Fotokatalis Fe2+-ZnO Berbasis

    Zeolit Alam. Depok.

    Setiawan, Budi. 2012. Ekstraksi TiO2 Anatase Dari Ilmenite Bangka Melalui

    Senyawa Antara Ammonium Perokso Titanat Dan Uji Awal

    Fotoreaktivitasnya. Depok

    Alfaruqi, M. Hilmy. 2008.Pengaruh Konsentrasi Hidrogen Klorida(HCl) dan

    Temperatur Perlakuan Hidrotermal Terhadap Kristalinitas MaterialMesopori Silika. SBA-15. Depok