isi skripsi nani

78
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak merupakan ajaran islam yang terkait dengan keyakinan atau keimanan. Pemberian pendidikan akhlak kepada anak atau peserta didik bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai keimanan kepada diri mereka sehingga mereka memiliki komitmen diri yang kokoh untuk mendengarkan dan taat kepada aturan. Sifat hakiki manusia adalah homo religious, makhluk beragama yang mempunyai fitrah untuk memahami dan menerima nilai-nilai kebenaran yang bersumber dari agama serta sekaligus menjadikan kebenaran agama itu sebagai rujukan sikap dan perilakunya. Periode usia remaja merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan periode sebelumnya. Kualitas keagamaan anak akan sangat dipengaruhi oleh proses pembentukan atau pendidikan

Upload: nurasyiah-nura

Post on 31-Oct-2015

267 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISI SKRIPSI NANI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akhlak merupakan ajaran islam yang terkait dengan keyakinan atau

keimanan. Pemberian pendidikan akhlak kepada anak atau peserta didik bertujuan

untuk menanamkan nilai-nilai keimanan kepada diri mereka sehingga mereka

memiliki komitmen diri yang kokoh untuk mendengarkan dan taat kepada aturan.

Sifat hakiki manusia adalah homo religious, makhluk beragama yang

mempunyai fitrah untuk memahami dan menerima nilai-nilai kebenaran yang

bersumber dari agama serta sekaligus menjadikan kebenaran agama itu sebagai

rujukan sikap dan perilakunya.

Periode usia remaja merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama

sebagai kelanjutan periode sebelumnya. Kualitas keagamaan anak akan sangat

dipengaruhi oleh proses pembentukan atau pendidikan yang diterimanya.

Berkaitan dengan hal tersebut, pendidikan agama di SMA mempunyai peranan

yang sangat penting. Oleh karena itu Pendidikan Agama Islam di SMA harus

menjadi perhatian semua pihak yang terkait. Apabila bersikap masa bodoh, acuh

tak acuh atau bahkan melecehkan ajaran agama, maka dapat dipastikan anak akan

mengalami kehidupan yang tuna agama, sehingga sikap dan perilakunya akan

bersifat implusif, instrinktif, atau hanya mengikuti hawa nafsu yang mengarah

pada hal yang negatif.

Page 2: ISI SKRIPSI NANI

2

Senada dengan paparan tersebut, Zakiah darajat 1mengemukakan bahwa

pendidikan agama di SMA merupakan dasar bagi pembinanaan sikap positif

terhadap agama dan pembentukan kepribadian dan akhlak anak. Apabila

pembelajaran ini berhasil maka pengembangan sikap keagamanan pada diri anak

tersebut akan mempunyai pegangan yang kokoh atau bekal dalam menghadapi

berbagai goncangan yang bisa terjadi pada masa remaja. Karena pada masa

remajalah terjadi banyak perubahan baik perilaku maupun perkembangan fisik

sehingga timbul berbagai masalah. Sehubungan dengan hal tersebut, Zakiah

darajat 2(1979:11) mengatakan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan

kemerosotan moral anak pada waktu menjelang dewasa sehingga menyebabkan

timbulnya kenakalan adalah :

1. Kurangnya didikan atau tertanamnya jiwa agama

2. Kurangnya pengertian orang tua tentang pendidikan

3. Pendidikan moral yang tidak terlaksana sebagaimana mestinya baik

dirumah tangga, sekolah maupun masyarakat

4. Kurangnya teratur pengisian waktu

5. Tidak stabilnya keadaan politik, social dan ekonomi

6. Kemerosotan moral dan mental orang dewasa

7. Banyaknya gambar film, gambar-gambar, siaran-siaran, buku-buku

bacaan dan kesenian yang tidak mengindahkan dasar-dasar dan tuntutan

moral

8. Kurangnya perhatian masyarakat terhadap pendidikan anak

Dari kedelapan point diatas, ada empat point yang berkaitan erat dengan

pembelajaran PAI yaitu kurangnya didikan atau tertanamnya jiwa agama,

pendidikan moral yang tidak terlaksana sebagimana mestinya, kemerosotan moral

1 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, 1986:58,PT. Bulan Bintang, Jakarta 2 Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, 1979:11, PT. Gunung Agung, Jakarta

Page 3: ISI SKRIPSI NANI

3

dan mental anak remaja, banyaknya film, gambar, siaran, buku dan kesenian yang

tidak mengindahkan dasar dan tuntutan moral.

Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu bidang studi di SMA

sebagai kurikulum nasional yang telah di tentukan SK KD nya oleh pemerintah

dan setiap siswa harus mencapai atau melampaui KKM sebagai tolak ukur

pencapaian prestasi.

Adapun prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan dari hasil

pekerjaan yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan bekerja.

Di dalam dunia pendidikan, prestasi merupakan hasil kerja yang dicapai siswa

setelah sekian lama menempuh dan menerima pelajaran dengan demikian menurut

Muhibbin Syah prestasi sebagai kinerja akademik. Adapun yang dimaksud disini

adalah prestasi kognitif.3

Istilah kognitif berasal dari cognition, yaitu perolehan, penatan dan

penggunaan pengamatan4. Dalam perkembangan selanjutnya menjadi popular

sebagai salah satu domain binaan dalam pendidikan. Yang merupakan wilayah

psikologis manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan

dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah,

kesenjangan dan keyakinan. Sehingga prestasi yang baik asumsinya akan

menghasilkan atau berbanding lurus dengan akhlak perilaku yang baik sesuai apa

yang diharapkan.

Berdasarkan studi pendahuluan di SMA negeri 26 Bandung di peroleh

informasi bahwa disatu pihak siswa melakukan kegiatan keagaman di lingkungan

3 Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan; suatu pendekatan baru, (Bandung:Rosda Karya:2006), hal. 141.4 Ibid, hal 60

Page 4: ISI SKRIPSI NANI

4

keluarganya namun pihak lain masih ada siswa yang melakukan beberapa

tindakan yang menyimpang yang tidak mencerminkan seorang pelajar seperti

sering bolos kesekolah, berkata kurang baik, kurang hormat dan tidak patuh

terhadap guru serta sering adanya perselisihan dengan teman.

Dari fenomena diatas penulis tertarik untuk meneliti lebih komprehensif

tentang masalah diatas yang dituangksn dalam judul skripsi “Pengaruh Prestasi

Pendidikan Agama Islam Terhadap Akhlak siswa di SMAN 26 Bandung”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskan

permasalan sebagai berikut:

1. Bagaimana prestasi siswa mengenai pembelajaran Pendidikan Agama Islam

di SMAN 26 Bandung?

2. Bagaimana akhlak siswa di SMAN 26 Bandung?

3. Bagaimana pengaruh prestasi Pendidikan Agama Islam terhadap akhlak siswa

SMAN 26 Bandung?

C. Tujuan penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Ingin mengetahui prestasi siswa mengenai pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMAN 26 Bandung

2. Ingin mengetahui akhlak siswa di SMA 26 Bandung

Page 5: ISI SKRIPSI NANI

5

3. Ingin mengetahui pengaruh prestasi Pendidikan Agama Islam terhadap akhlak

siswa SMAN 26 Bandung

D. Kerangka Pemikiran

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar atau prestasi khususnya

dalam dunia pendidikan selalu menitik beratkan pada tiga ranah kejiwaan yaitu

psikomotor, kognitif dan afektif. Untuk psikomotor dan afektif, secara teori akan

dapat berjalan setelah fungsi ranah kognitif tercapai. Dengan demikian fungsi

ranah kognitif pada akhirnya adalah untuk mengisi pada ranah yang lain yaitu

psikomotor dan afektif.

Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan, karena

mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain : a. Prestasi belajar sebagai

indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. b.

Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan

atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi

keingintahuan (Couriosity) dan merupakan kebutuhan umum pada manusia,

termasuk kegiatan anak didik dalam suatu program pendidikan. c. Prestasi belajar

sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa

prestasi belajar dapat dijadikan pendorog bagi anak didik dalam meningkatkan

ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feed back)

dalam meningkatkan mutu pendidikan. d. Prestasi belajar Sebagai Indikator Intern

dan Ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa

prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktifitas suatu institusi

pendidikan. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan

Page 6: ISI SKRIPSI NANI

6

kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi

rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kecerdasan anak didik

di masyarakat. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan pula

dengan kebutuhan pembangunan masyarakat. e. Prestasi belajar dapat dijadikan

indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar

mengajar anak didik merupakan masalah yang utama dan pertama, karena anak

didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah

diprogramkan dalam kurikulum.

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama

islam dari sumber utamanya kitab suci al-quran dan hadits, melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, pelatihan, serta penggunaan pengalaman.

Menurut Drs. Ahmad D. Marimba (Ramayulis, 1994 : 4) : Pendidikan

Agama Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum

agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-

ukuran Islam. Dengan pengertian yang lain sering kali beliau mengatakan

kepribadian yang memiliki nalai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan

serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan

nilai-nilai Islam.

Kerangka pemikiran yang dijelaskan tersebut, secara sistematis dapat

digambarkan sebagai berikut:

Bagan I

Hubungan Korelasional

Page 7: ISI SKRIPSI NANI

7

E. Langkah-langkah Penelitian

Dalam maka penulis menentukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan Jenis Data

Jenis data yang akan di kumpulkan untuk memecahkan permasalahan

diatas adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data Kuantitatif bersumber dari

sejumlah responden yang telah ditetapkan sebagai sampel penelitian. Sedangkan

kualitatif bersumber dari hasil observasi dan wawancara dan study dokumentasi

dan hasil menelaah literatur.

2. Menentukan Sumber Data

RESPONDEN

Akhlak siswa sehari- hari

Cara bergaul

Cara bertatakrama

Cara berkomunikasi

Cara memecahkan masalah

PemeliharaanLingkungan

sekolah

Pemeliharaan fasilitas sekolah

Prestasi

Pengamatan

Ingatan

Pemahaman

Aplikasi

Analisis

Page 8: ISI SKRIPSI NANI

8

a. Lokasi Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dipusatkan di SMAN 26 Bandung. Lokasi

penelitian ini sengaja dipilih sebagai tempat penelitian dikarenakan disinilah

secara kebetulan permasalahan ditemukan dan tersedianya sumber data yang

diperlukan. Disamping itu juga, sekolah tersebut tidak jauh dengan tempat tinggal

penulis serta penulis merupakan alumni dari sekolah SMAN 26 Bandung.

b. Populasi dan Sampel

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau

pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik dari semua

anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatnya.

Sedangkan sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi yang dianggap

dapat mewakili penelitian dari seluruh populasi melalui tekhnik-tekhnik tertentu.

Menurut Suharsimi arikunto5 populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah

penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau

penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adlah seluruh siswa kelas X,

sebanyak 246 orang. Adapun sampelnya adalah bagian dari popilasi yang diambil

sebagi sumber data yang dianggap resfentitatif atau mewakili populasi lebih

lamjut,Suharsimi Arikunto mengemukakan cara untuk mengambil sampel dari

populasi sebagai berikut “ Untuk sekedar ancar-ancar, maka apabila subjeknya

kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitianmya merupakan

5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), 1993: 107, PT Rineka Cipta, Jakarta

Page 9: ISI SKRIPSI NANI

9

penelitian sampel. Selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih besar dari 100 dapat

diambil 10%-15% atau 20%- 25% atau lebih.”.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dalam hal ini penulis mengambil

sampelnya 15% dari populasi 246 yaitu 37 orang dan diambil dengan cara

sampling random atau acak. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 1.1

Jumlah Populasi dan Sampel

NO Kelas

Jumlah Populasi

JumlahSampel

15% Jumlah

L P L P

1 X.1 18 22 3 3 6

2 X.2 19 23 3 3 6

3 X.3 18 21 3 3 6

4 X.4 18 23 3 3 6

5 X.5 20 22 3 3 6

6 X.6 1725 3 4 7

JUMLAH 37

3. Metode Teknik Pengumpulan Data

a. Metode

Untuk mengamati masalah yang diteliti, maka penulis menggunakan

metode deskriptif, yaitu suatu metode yang diarahkan untuk memecahkan masalah

dengan cara memaparkan atau menggambarkan apa adanya hasil penelitian

ketepatan metode penelitian ini didasarkan pendapat Nasional yang mengatakan

Page 10: ISI SKRIPSI NANI

10

bahwa mengadakan deskripsi untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang

situasi-situasi yang terjadi pada masa sekarang.

b. Tekhnik Pengmpulan Data

1) Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan atau pencatatan, mengadakan

pertimbangan dan penelitian secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada

objek penelitian. Tekhnik ini penulis gunakan untuk menggali data tentang

kenyataan-kenyataan yang berlangsung di lapangan atau lokasi penelitian seperti

melihat gambar umum SMAN 26 Bandung.

2) Wawancara

Suharsimi arikunto mengemukakan bahwa wawancara adalah sebuah

dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari

terwawancara. Tekhnik ini digunakan oleh penulis untuk melengkapi data-data

yang diperoleh dari angket dan observasi. Adapun yang menjadi objeknya adalah

kepala sekolah, guru dan staf.

3) Angket

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia Angket adalah daftar pertanyan

tertulis mengenai masalah tertentu dengan ruang untuk setiap jawaban bagi setiap

pertanyan. Nasution mengemukakan bahwa angket adalah alat untuk

mengumpulkan data yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang diteliti,

Angket ini dimaksudkan untuk mengetahui data tentang akhlak siswa terhadap

guru.

4) Studi Kepustakan

Page 11: ISI SKRIPSI NANI

11

Tidak kalah penting dari metode-metode lain, adalah metode

dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa

catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,, notulen rapat, legegr,

agenda dan sebagainya. Demikian juga penulis, dalam pemelitian ini

mengumpulkan data-datanya lewat buku-buku, dan dokumen-dokumen lainnya

yang erat kaitanya dengan judul pada penelitian ini.

5) Studi Dokmentasi

Studi dokumentasi merupakan study tentang dokumen-dokumen atau

arsip-arsip dari sekolah.

a. Pengolahan data dan Analisis Data

Setelah data penelitian terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah

data-data tersebut untuk membuktikan hipotesa yang diambil, diterima atau

tidakny, data yang bersifat kualitatif akan dianalisis menggunakan logika.

Sementara data yang bersifat kuantitatif akan dianalaisis melalui pendekatan

statistik, selanjutnya langkah- langkah dan rumus yang digunakan adalah :

P = F x 100% N

P = Bilangan prosentase yang dicari

F= Frekuensi responden yang memilih alternative jawaban

N= Jumlah Responden

Dan untuk mengukur ada atau tidaknya pengaruh berdasarkan rumus

tersebut, maka digunakan penafsiran data sebagai berikut :

Tabel 2:

Skala Prosentase

Page 12: ISI SKRIPSI NANI

12

Nomor Prosentase Penafsiran

1

2

3

4

5

6

7

8

9

100%

90% sd 99%

70 % sd 89 %

51 % sd 69 %

50 %

40 % sd 49 %

10 % sd 39 %

01 % sd 09 %

0 %

Seluruhnya

Hampir seluruhnya

Sebagaian besar

Lebih dari setengahnya

Setengahnya

Hampir setengahnya

Sebagian kecil

Sedikit sekali

Tidak ada sama sekali

Penafisran atau penganalisaan untuk kadar keberhasilan, penelitian

menentukan diatas 50% artinya apabila responden memeberikanjawaban atau nilai

59 ke atas, maka peneeliti mefsirkan atau menganalisisi hal tersebut berhasil.

BAB II

PEMBAHASAN

Page 13: ISI SKRIPSI NANI

13

PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN AKHLAK

A. Konsep Dasar Prestasi

1. Pengertian, tujuan dan fungsi Prestasi

a. Pengertian Prestasi

Prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan dari hasil pekerjaan yang

menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan bekerja. Di dalam dunia

pendidikan, prestasi merupakan hasil kerja yang dicapai siswa setelah lama

menempuh dan menerima pelajaran dengan demikian menurut Muhibbin Syah

menyebut prestasi sebagai kinerja akademik.6

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar atau prestasi khususnya

dalam dunia pendidikan selalu menitik beratkan pada tiga ranah kejiwaan yaitu

psikomotor, kognitif dan afektif. Untuk psikomotor dan afektif, secara teori akan

dapat berjalan setelah fungsi ranah kognitif tercapai. Dengan demikian fungsi

ranah kognitif pada akhirnya adalah untuk mengisi pada ranah yang lain yaitu

psikomotor dan afektif.7

Istilah kognitif berasal dari cognition, yaitu persoalan, penataan dan

penggunaan pengamatan.8 Dalam perkembangan selanjutnya menjadi popular

sebagai salah satu domain binaan dalam pendidikan. Merupakan wilayah

psikologis manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan

dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah,

6 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan baru, (Bandung: Rosdakarya, 1995), h.1417 Ibid, Op.cit., h. 1358 Ibid., h. 60

Page 14: ISI SKRIPSI NANI

14

kesenjangan dan keyakinan. Ranah jiwa ini berdomisili di otak dan juga

berhubungan dengan konasi dan afeksi.9

b. Tujuan dan Fungsi Prestasi

Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan, karena

mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain : a. Prestasi belajar sebagai

indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. b.

Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan

atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi

keingintahuan (Couriosity) dan merupakan kebutuhan umum pada manusia,

termasuk kegiatan anak didik dalam suatu program pendidikan. c. Prestasi belajar

sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa

prestasi belajar dapat dijadikan pendorog bagi anak didik dalam meningkatkan

ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feed back)

dalam meningkatkan mutu pendidikan. d. Prestasi belajar Sebagai Indikator Intern

dan Ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa

prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktifitas suatu institusi

pendidikan. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan

kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi

rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kecerdasan anak didik

di masyarakat. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan pula

dengan kebutuhan pembangunan masyarakat. e. Prestasi belajar dapat dijadikan

indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar

mengajar anak didik merupakan masalah yang utama dan pertama, karena anak

9 Muhibbin Syah, Op.Cit., h. 65

Page 15: ISI SKRIPSI NANI

15

didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah

diprogramkan dalam kurikulum.

Jika di lihat dari beberapa fungsi prestasi belajar di atas, maka betapa

pentingnya kita mengetahui prestasi belajar anak didik, baik secara perseorangan

maupun secara kelompok. Sebab fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai

indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator

kualitas Institusi pendidikan. Di samping itu, prestasi belajar juga berguna sebagai

umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar sehingga

dapat menentukan apakah perlu mengadakan diagnosis, bimbingan atau

penempatan anak didik. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Cronbach,

kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, bergantung kepada ahli dan versinya

masing-masing. Namun diantaranya adalah sebagai umpan balik bagi pendidik

dalam mengajar, untuk keperluan diagnostik, untuk keperluan bimbingan dan

penyuluhan, untuk keperluan seleksi, untuk keperluan penempatan atau

penjurusan, untuk menentukan isi kurikulum, dan untuk menentukan

kebijaksanaan sekolah.

2. Indikator Prestasi

Menurut Bloom sebagaimana dikutip oleh Uzer Usman prestasi belajar

ranah kognitif mempunyai enam tingkatan atau indikator yaitu10 :

a. Pengetahuan

Pengetahuan didefinisikan sebagai ingatan terhadap materi-materi yang

telah dipelajari sebelumnya, mencakup mengingat semua hal, dari fakta-fakta

10 Uzer Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung: Rosdakarya, 1993), h. 111

Page 16: ISI SKRIPSI NANI

16

yang sangat khusus sampai pada teori yang sangat kompleks.11 Kata-kata

operasional yang biasa dipergunakan dalam aspek pengetahuan adalah : (1)

Membandingkan; (2) Menunjukkan; (3) Menghubungkan.12

b. Pemahaman

Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar,

sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami  (Em Zul,

Fajri & Ratu Aprilia Senja, 2008 : 607-608).

Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya (1) pengertian;

pengetahuan yang banyak, (2) pendapat, pikiran, (3) aliran; pandangan, (4)

mengerti benar (akan); tahu benar (akan); (5) pandai dan mengerti benar. Apabila

mendapat imbuhan me- i menjadi memahami, berarti : (1) mengerti benar (akan);

mengetahui benar, (2) memaklumi. Dan jika mendapat imbuhan pe- an menjadi

pemahaman, artinya (1) proses, (2) perbuatan, (3) cara memahami atau

memahamkan (mempelajari baik-baik supaya paham) (Depdikbud, 1994: 74).

Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami

cara mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahuan banyak.

Menurut Poesprodjo (1987: 52-53) bahwa pemahaman bukan kegiatan

berpikir semata, melainkan pemindahan letak dari dalam berdiri disituasi atau

dunia orang lain. Mengalami kembali situasi yang dijumpai pribadi lain didalam

erlebnis (sumber pengetahuan tentang hidup, kegiatan melakukan pengalaman

pikiran), pengalaman yang terhayati. Pemahaman merupakan suatu kegiatan

berpikir secara diam-diam, menemukan dirinya dalam orang lain.

11 Muhammad Ali, Op.Cit., h. 4212 Ibid., h. 15

Page 17: ISI SKRIPSI NANI

17

Pemahaman (comprehension), kemampuan ini umumnya mendapat

penekanan dalam proses belajar mengajar. Menurut Bloom “Here we are using

the tern “comprehension“ to include those objectives, behaviors, or responses

which represent an understanding of the literal message contained in a

communication.“ Artinya : Disini menggunakan pengertian pemahaman

mencakup tujuan, tingkah laku, atau tanggapan mencerminkan sesuatu

pemahaman pesan tertulis yang termuat dalam satu komunikasi. Oleh sebab itu

siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang

sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan

menghubungkan dengan hal-hal yang lain. (Bloom Benyamin, 1975: 89).

Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari

bahan yang dipelajari (W.S. Winkel, 1996: 245). W.S Winkel mengambil dari

taksonmi Bloom, yaitu suatu taksonomi yang dikembangkan untuk

mengklasifikasikan tujuan instruksional. Bloom membagi kedalam 3 kategori,

yaitu termasuk salah satu bagian dari aspek kognitif karena dalam ranah kognitif

tersebut terdapat aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis,

dan evaluasi. Keenam aspek di bidang kognitif ini merupakan hirarki kesukaran

tingkat berpikir dari yang rendah sampai yang tertinggi.

Memiliki pemahaman tingkat ekstrapolasi berarti seseorang mampu

melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat estimasi, prediksi berdasarkan pada

pengertian dan kondisi yang diterangkan dalam ide-ide atau simbol, serta

kemampuan membuat kesimpulan yang dihubungkan dengan implikasi dan

konsekuensinya.

Page 18: ISI SKRIPSI NANI

18

Sejalan dengan pendapat di atas, (Suke Silversius, 1991: 43-44)

menyatakan bahwa pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu : (1)

menerjemahkan (translation), pengertian menerjemahkan disini bukan saja

pengalihan (translation), arti dari bahasa yang satu  kedalam bahasa yang lain,

dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk

mempermudah orang mempelajarinya. Pengalihan konsep yang dirumuskan

dengan kata–kata kedalam gambar grafik dapat dimasukkan dalam kategori

menerjemahkan, (2) menginterprestasi (interpretation), kemampuan ini lebih luas

daripada menerjemahkan yaitu kemampuan untuk mengenal dan memahami ide

utama suatu komunikasi, (3) mengekstrapolasi (Exstrapolation), agak lain dari

menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya. Ia menuntut

kemampuan intelektual yang lebih tinggi.

Menurut Suharsimi Arikunto (1995: 115) pemahaman (comprehension)

siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana

di antara fakta-fakta atau konsep. Menurut Nana Sudjana (1992: 24) pemahaman

dapat dibedakan dalam tiga kategori antara lain : (1) tingkat terendah adalah

pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya,

mengartikan prinsip-prinsip, (2) tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran,

yaitu menghubungkan bagian-bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya,

atau menghubungkan dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang

bukan pokok, dan (3) tingkat ketiga merupakan tingkat tertinggi yaitu pemahaman

ekstrapolasi artinya kemampuan menjelaskan atau mendefinisikan dengan kata-

kata sendiri.

Page 19: ISI SKRIPSI NANI

19

c. Aplikasi

Aplikasi adalah sebagai kemampuan siswa dalam menggunakan konsep-

konsep abstrak pada objek-objek khusus dan konkrit. Kata-kata yang dapat

dipergunakan dalam aspek aplikasi adalah : (1) Menghitung; (2)

Mendemonstrasikan; (3) Memecahkan Masalah; (4) Menggunakan.13

d. Analisis

Dimaksudkan sebagai kemampuan untuk menguraikan suatu materi atau

bahan kedalam bagian-bagiannya, sehingga struktur organisasinya dapat

dipahami. Kata-kata yang dipergunakan dalam aspek ini adalah : (1)

Menguraikan; (2) Mengklasifikasikan; (3) Memilih.14

e. Sintesis

Sintesis adalah kemampuan belajar merakit bagian-bagian menjadi satu

kesatuan.15 Kata-kata operasional yang dapat digunakan dalam aspek ini adalah :

(1) Menyusun kembali; (2) Menghubungkan; (3) Menceritakan dan lain-lain.16

f. Evaluasi

Dimaksudkan sebagai kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu

materi (pernyataan, novel, laporan dan penelitian) untuk tujuan-tujuan yang telah

ditentukan. Adapun kata kerja yang dapat dipergunakan pada aspek ini adalah :

(1) Membandingkan; (2) Menafsirkan; (3) Menghubungkan; (4) Meringkaskan.

Hasil belajar yang berbentuk evaluasi ditujukan dengan kemampuan

memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judgement yang

13 Uzer Usman, Op.Cit., h. 11214 Ahmad Tafsir, Op.Cit., h.. 5015 Ibid., h. 3816 Ibid., h. 151

Page 20: ISI SKRIPSI NANI

20

dimilikinya. Evaluasi dikategorikan sebagai hasil belajar yang paling tinggi yang

terkandung dari aspek kognitif, karena dari hasil belajar yang berbentuk evaluasi

ini tekanannya pada pertimbangan suatu nilai, mengenai baik buruk, tepat

tidaknya dan benar salahnya suatu persoalan berdasarkan pada kriteria tertentu.

3. Alat Ukur Prestasi

Proses belajar mengajar merupakan suatu system yang terdiri dari

beberapa komponen yang saling berkaitan (interpendensi) dalam pencapaian

pendidikan. Tolak ukur keberhasilan tujuan pendidikan karena adanya evaluasi,

yaitu dijadikan sebagai umpan balik dari proses yang telah dilakukan. Pengukuran

prestasi juga merupakan rangkaian dari evaluasi pembelajaran yaitu untuk

meninjau sejauh mana kemajuan siswa telah diraih pada ranah kognitif.

Dalam ranah kognitif alat ukur yang sering digunakan adalah berupa tes

prestasi atau tes hasil belajar, tes intelegensi, dan tes potensi intelektual.17

Evaluasi yang dilakukan oleh guru adalah evaluasi hasil belajar yang

berfungsi sebagai feedback dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar,

tahapan-tahapan yang dapat dilakukan oleh guru adalah :

1. Analisis kurikulum

Sebagai acuan untuk membuat rancangan evaluasi, karena darisanalah

guru memberikan pengajaran dan dari itu pulalah guru mengevalusinya. Yang

mesti diperhatikan dalam analisis kurikulum adalah:

17 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 1993), h. 48

Page 21: ISI SKRIPSI NANI

21

a. Analisis tujuan yang meliputi tujuan intruksional, kurikuler dan

pembelajaran (TPU).

b. Meneliti pokok bahasan yang disajikan dalam test. Hal ini akan

mempengaruhi bentuk tingkat kesukaran dll.

2. Analisis buku pelajaran

Tujuannya adalah untuk :

a. Menetapkan materi yang akan diujikan sebagai sumber pembuatan soal.

b. Menentukan kedalaman isi materi yang akan diujikan.

c. Supaya pembuatan soal tidak menyimpang dari materi yang telah

diajarkan.

3. Merumuskan tujuan test

Tujuannya adanya evaluasi adalah sebagai umpan balik, megukur

kemampuan, penempatan dan untuk siswa yang memerlukan bantuan khusus.

Tujuan-tujuan tersebut akan dapat mempengaruhi ada test yang akan dilakukan.

4. Menentukan atau menyusun kisi-kisi

Tujuan dari dilakukannya kisi-kisi adalah supaya materi tes betul-betul

sesuai dengan materi pelajaran atau satuan bahasan, aspek intelektual, bentuk soal

serta jumalah proporsi soal. Semua itu ditetapkan dahulu dalam kisi-kisi.

5. Penulisan soal

Setelah kisi-kisi tersebut, selanjutnya adalah penulisan soal sesuai dengan

kisi-kisi yang telah dibuat :

a. Buatlah soal sesuai dengan kisi-kisi

Page 22: ISI SKRIPSI NANI

22

b. Buatlah petunjuk cara pengerjaannya agar dapat dipahami siswa

c. Siapkan kunci jawabannya

d. Susunlah standar norma penilaian yang akan dipakai

6. Reproduksi soal

Setelah soal tertulis selanjutnya adalah memperbanyak soal sesuai dengan

jumlah peserta yang mengikuti tes tersebut, dalam penggandaan ini harus dijaga

kehati-hatiannya, jangan sampai terjadi kebocoran soal.

7. Uji Coba tes

Sebagai langkah terakhir adalah mengadakan uji coba soal tujuannya

adalah untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dari konsruksi soal yang telah

dibuat, namun harus diingat dalam uji coba soal harus dilakukan di luar siswa

yang akan dites unutk menjaga kebocoran soal. Dalam tes prestasi, ada beberapa

bentuk yaitu terdiri dari tes lisan dan tes tulisan yang yang terdiri dari pilihan

ganda, bentuk uraian.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi

Prestasi kognitif siswa, secara umum dapat dipengaruhi oleh tiga faktor :

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi dua

aspek :

1. Aspek Fisiologis

Aspek fisiologis adalah kondisi jasmani dan tonus (tegangan otot) yang

menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya. Hal ini akan

mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.18

18 Muhibbin Syah, Op.cit., h. 145

Page 23: ISI SKRIPSI NANI

23

Kondisi organ tubuh yang lemah apalagi jika disertai dengan pusing kepala, dapat

menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif), sehingga materi yang dipelajari

kurang maksimal diterima oleh siswa.

Diantara faktor fisiologis adalah sebagai berikut :

a) Susunan saraf yang tidak berkembang secara sempurna, disebabkan luka

atau sakit sehingga membawa gangguan emosional.

b) Pancaindra yang kurang berfungsi dengan baik, sehingga menyulitkan

interaksi dengan lingkungan sekitar.

c) Ketidakseimbangan perkembangan dan reproduksi serta berfungsinya

kelenjar-kelenjar tubuh sering membawa kelainan perilaku.19

2. Aspek Psikologis

Aspek psikologis, dapat pula mempengaruhi prestasi kognitif siswa,

Muhibbin Syah memberikan penjelasan ada lima faktor dalam aspek psikologis

yang dapat mempengaruhi prestasi, yaitu 20:

a) Tingkat kecerdasan atau intelegensia

Tingkat kecerdasan atau intelegensia (IQ) siswa sangat menentukan

tingkat keberhasilan belajar khususnya pada ranah kognitif. Hal ini bermakna

semakin tinggi kemampuan intelegen seseorang, maka semakin banyak pula

peluang untuk mendapatkan prestasi belajar dengan cepat, begitu pula sebaliknya

semakin minim kemampuan siswa dalam intelegensi maka semakin kecil pula

tingkat keberhasilan siswa dalam belajar.

b) Sikap Hidup

19 Abin Syamsudin, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2002), h. 32520 Muhibbin Syah, Op.Cit., h. 146

Page 24: ISI SKRIPSI NANI

24

Sikap hidup adalah gejala internal yang berdimensi aktif, berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relative tetap

terhadap objek orang, barang dan sebagainya. Baik secara positif maupun

negatif.21

Sikap siswa yang aktif terhadap guru, dan terhadap mata pelajaran, akan

menimbulkan semangat dan mitifasi tinggi untuk mengikuti pelajaran tersebut.

Namun sebaliknya jika sikap siswa negative terhadap guru dan mata pelajaran,

akan timbul kurang semangat bahkan membenci dan tidak mau untuk mengikuti

pelajaran. Berhubungan dengan itu, maka tanggapan merupakan bagian dari sikap

kejiwaan, maka seharusnya guru dapat mengontrol tanggapn siswa dalam setiap

pelajaran.

c) Bakat

Bakat secara umum diartikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Ngalim

Purwanto mendefinisikan bakat sebagai “kecakapan pembawaan” yaitu yang

mengenai kesanggupan tertentu yang dapat dilakukan seseorang tanpa harus

belajar dalam waktu yang lama.

Bakat sering disebut sevagai kemampuan seseorang dalam melakukan

tugas tertentu tanpa bnyak bergantung pada banyak latihan dan latar belakang

pendidikan yang lama, seseorang yang mempunyai bakat tentang mesin tentu ia

akan cepat dalam mempelajari mobil atau motor, tetapi sebaliknya jika tidak

mempunyai bakat makaia akan bingung dan akan lama dalam mempelajarinya.

21 Muhibbin Syah, Op.Cit., h. 149

Page 25: ISI SKRIPSI NANI

25

Sehubung dengan hal ini, bakat sangat mempengaruhi tinggi rendahnya

prestasi belajar dalam bidang PAI misalnya jika seorang siswa terbiasa dengan

lingkungan yang terdidik agama secara tidak langsung mempunyai anggapan

bahwa agama itu penting, maka ketika belajarnyapun akan cepat dengan baik.

d) Minat Siswa

Secara sederhana Minat (inters) berarti kecenderungan dan kegairahan

yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.22 Menurut Sardiman yang

dimaksud dengan inters adalah usaha guru untuk menarik atau membawa

perhatian siswa pada materi pelajaran yang baru. Seseorang yang memasuki

situasi baru, secara mendadak sering timbul kejutan atau tekanan psikologis

karena peristiwa karena peristiwa lama masih membayanginya.

Oleh sebab itu pada waktu guru hendak menyampaikan pelajaran baru,

hendaknya untuk menyatukan pikiran siswa dengan jalan menghilangkan

kenangan lama dengan memasukan kenangan baru sebelum pelajaran dimulai.

Dalam melakukan ini guru mengadakan apersepsi yaitu menghubungkan materi

yang lama dengan materi yang akan dipelajari. Enterning Behavior merupakan

salah satu cara untuk menarik minat siswa dalam belajar. Hal ini bisa bisa

dilakukan dengan pre test atau tes awal.23

Dengan demikian selain guru menyampaikan materi, sebaiknya guru

memperhatikan dulu siswa untuk belajar. Dalam hal ini setiap intruksional harus

dibangun atas prinsip, “bawalah dunia mereka kepada dunia kita, dan antarkan

dunia kita kepada dunia mereka.”

22 Sardiman AM, Op.cit., h. 19323 Ahmad Tafsir, Op.cit., h. 56

Page 26: ISI SKRIPSI NANI

26

Minat juga dapat timbul jika siswa mengetahui manfaat dari bahan yang

akan dipelajari. Sebab orang akan termotivasi atau mempunyai minat yang positif

jika mengetahui manfaat dari pekerjaan itu. AMBAK singkatan dari Apa

Manfaatnya Bagiku. Yaitu motivasi yang didapat dari pemilihan mental antara

manfaat dari sebuah keputusan.

e) Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk

bertindak melakukan sesuatu.24 Menurut Mc. Donald sebagaimana dikutif

Sardiman AM motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang

ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan adanya

tujuan.25

Dengan demikian dari pengertian motivasi tersebut diatas, mengandung

tiga elemen penting yaitu :

1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap

individu.

2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa afeksi seseorang misalnya

tanggapan terhadap sesuatu tujuan.

3) Motivasi akan terangsang dengan adanya tujuan, manfaat dari sesuatu

perbuatan.

Betapa pentingnya peranan motivasi, maka seriap guru harus dapat

membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. Sebab dengan motivasi tinggi,

maka akan didapatkan hasil yang baik.

24 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2003), h. 6425 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 1987), h. 64

Page 27: ISI SKRIPSI NANI

27

b. Faktor Eksternal Siswa

Yaitu faktor yang berasal dari luar siswa. Dalam hal ini lingkungan sekitar

akan mempengaruhi prestasi kognitif siswa.26 Membagi lingkunagan ini menjadi

dua bagian yaitu :

a) Lingkungan sosial, seperti guru, staf administrasi, dan teman sekelas,

ini semua dapat mempengaruhi semangat belajar. Yang akhirnya

mempengaruhi prestasi belajar.

b) Lingkungan non sosial seperti gedung sekolah yang sudah rusak,

peralatan belajar yang kurang, rumah yang jauh, sulit kendaraan ini

akan mempengaruhi prestasi dan semangat belajar, yang akhirnya

menentukan rendahnya prestasi siswa, hal ini sangat perlu diperhatikan

dalam membuat rumus dan rencana pengajaran.

c. Faktor Pendekatan Belajar

Kebiasaan belajar siswa yang salah, ini juga akan mempengaruhi prestasi

belajar. Siswa yang terbiasa menggunakan cara sistem kebut semalam tentu akan

beda hasilnya dengan siswa yang menghafal dengan sedikit demi sedikit.

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

26 Muhibbin Syah, Op.cit., h. 153

Page 28: ISI SKRIPSI NANI

28

mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama

islam dari sumber utamanya kitab suci al-quran dan hadits, melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, pelatihan, serta penggunaan pengalaman.

Menurut Drs. Ahmad D. Marimba (Ramayulis, 1994 : 4) : Pendidikan

Agama Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum

agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-

ukuran Islam. Dengan pengertian yang lain sering kali beliau mengatakan

kepribadian yang memiliki nalai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan

serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan

nilai-nilai Islam.

Menurut Zakiah Darajat (1996 : 87) : Pendidikan Agama Islam adalah

Pendidikan melalui ajaran-ajaran agama islam, yaitu berupa bimbingan dan

asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan itu ia

dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama islam yang

telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama islam

sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di

dunia maupun di akhirat kelak.

2. Karakteristik Bidang PAI

Sebagai mata pelajaran yang wajib dipelajari di sekolah baik yang umum

maupun yang khusus, Pendidikan Agama Islam mempunyai karakteristik yang

khas diantaranya adalah :

1) Pendidikan Agama Islam merujuk pada aturan-aturan yang sudah pasti.

Page 29: ISI SKRIPSI NANI

29

Pendidikan Agama Islam mengikuti aturan atau garis-garis yang sudah

jelas dan pasti serta tidak dapat ditolak dan di tawar. Aturan itu adalah Wahyu

Tuhan yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, semua yang terlibat dalam

Pendidikan Agama Islam itu harus senantiasa berpegang teguh pada aturan ini.

Pendidikan pada umumnya bersifat netral, artinya pengetahuan itu

diajarkan sebagai mana adanya dan terserah kepada manusia yang hendak

mengarahkan pengetahuan itu. Ia hanya mengajarkan, tetapi tidak memberikan

petunjuk kearah mana dan bagaimana memberlakukan pendidikan itu.

Pengajaran umum mengajarkan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan

sikap yang bersifat relatif, sehingga tidak bisa diramalkan ke arah mana

pengetahuan keterampilan dan nilai itu digunakan, disertai dengan sikap yang

tidak konsisten karena terperangkap oleh. Perhitungan untung rugi, sedangkan

Pendidikan Agama Islam memiliki arah dan tujuan yang jelas, tidak seperti

pendidikan umum.

2) Pendidikan Agama Islam selalu mempertimbangkan dua sisi kehidupan

duniawi dan ukhrawi dalam setiap langkah dan geraknya.

Pendidikan Agama Islam seperti diibaratkan mata uang yang mempunyai

dua sisi, pertama; sisi keagamaan yang menjadi pokok dalam substansi ajaran

yang akan dipelajari, kedua; sisi pengetahuan berisikan hal-hal yang mungkin

umum dapat di indera dan diakali, berbentuk pengalaman factual maupun

pengalaman pikir.

Sisi pertama lebih menekankan pada kehidupan dunia sedangkan sisi

kedua lebih cenderung menekankan pada kehidupan akhirat, namun kedua sisi ini

Page 30: ISI SKRIPSI NANI

30

tidak dapat dipisahkan karena terdapat hubungan sebab akibat, oleh karena itu,

kedua sisi ini selalu diperhatikan dalam setiap gerak dan usahanya, karena

memang Pendidikan Agama Islam mengacu kepada kehidupan dunia dan akhirat.

3) Pendidikan Agama Islam bermisikan pembentukan akhlakul karimah

Pendidikan Agama Islam selalu menekankan pada pembentukan akhlakul

karimah, hati nurani untuk selalu berbuat baik dan bersikap dalam kehidupan

sesuai dengan norma-norma yang berlaku, tidak menyalahi aturan dan berpegang

teguh pada dasar Agama Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits.

4) Pendidikan Agama Islam diyakini sebagai tugas suci

Pada umumnya manusia, khususnya kaum muslimin berkeyakinan bahwa

penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam merupakan bagian dari risalah, karena

itu mereka mengangapnya sebagai misi suci.

Karena itu dengan menyelenggarakan Pendidikan Agama Islam berarti

pula menegakkan agama, yang tentunya bernilai suatu kebaikan di sisi Allah.

5) Pendidikan Agama Islam bermotifkan ibadah

Sejalan dengan hal yang dijelaskan pada sebelumnya maka kiprah

Pendidikan Agama Islam merupakan ibadah yang akan mendapatkan pahala dari

Allah, dari segi mengajar, pekerjaan itu terpuji karena merupakan tugas yang

mulia, disamping tugas itu sebagai amal jariah, yaitu amal yang terus berlangsung

hingga yang bersangkutan meninggal dunia, dengan ketentuan ilmu yang

Page 31: ISI SKRIPSI NANI

31

diajarkan itu diamalkan oleh peserta didik ataupun ilmu itu diajarkan secara

berantai kepada orang lain.

3. Ruang Lingkup PAI

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan,

dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan

manusia dengan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri,

serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya. Ruang lingkup

Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-aspek Pengajaran Agama

Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang

saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Apabila dilihat dari segi

pembahasannya maka ruang lingkup Pendidikan Agama Islam yang umum

dilaksanakan di sekolah adalah :

1) Pengajaran Keimanan

Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek

kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari

pengajaran ini adalah tentang rukun Islam.

2) Pengajaran Akhlak

Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada

pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini

berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan

berakhlak baik.

3) Pengajaran Ibadah

Page 32: ISI SKRIPSI NANI

32

Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah dan tata

cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu melaksanakan

ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk ibadah dan memahami arti

dan tujuan pelaksanaan ibadah.

4) Pengajaran Fiqih

Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi

tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada Al-Quran,

sunnah, dan dalil-dalil syar’i yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa

mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya

dalam kehidupan sehari-hari.

5) Pengajaran Al-Quran

Pengajaran Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat

membaca Al-Quran dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat

Al-Quran. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang di

masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan

tingkat pendidikannya.

6) Pengajaran Sejarah Islam

Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat

mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awalnya

sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai agama

Islam.

Page 33: ISI SKRIPSI NANI

33

Adapun ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Menengah Pertama terfokus pada aspek :

- Keimanan

- Al-Quran/Al-Hadits

- Akhlak

- Fiqh/Ibadah

- Syariah

- Muamalah

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan diberikannya

pelajaran bidang studi pendidikan Agama Islam pada siswa diharapkan mereka

memperoleh bekal ilmu utama sebagai sarana dalam menjalankan kewajiban

agama, bangsa dan Negara.

C. Akhlak

1. Pengertian Akhlak

Perkataan “akhlak” berasal dari bahasa Arab, bentuk jamak dari kata

“khuluqun” yang menurut lughat diartikan : budi pekerti, perangai, tingkah laku

atau tabiat.27 Dari pengertian tersebut, menunjukan bahwa perbedaan antara kata

akhlak dengan kata khuluq menurut bahasa Arab, yaitu kata akhlak merupakan

kata jamak, sedangkan kata khuluq adalah bentuk mufrad.

Kata tersebut menurut Hamzah Ya’qub28 mengandung segi-segi

persesuaian dengan perkataan “khalqun”yang berarti pencipta, dan makhluk yang

berarti yang diciptakan. Lebih lanjut lagi Hamzah Ya’qub menegaskan bahwa

27 Hamzah Ya’qub, Etika Islam, 1996 : 11, Rineka Cipta, Bandung28 Ibid., h 11

Page 34: ISI SKRIPSI NANI

34

dalam perumusan pengertian akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan

adanya hubungan baik antara khaliq dengan makhluk dan makhluk dengan

makhluk.

Dasar yang digunakan Hamzah Ya’qub, sehubungan dengan pengertian di

atas adalah al-Qur’an surat al-Qalam ayat 4, yaitu :

Artinya :”Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”29

Adapun pengertian akhlak secara terminologi menurut Ahmad Amin yang

dikutip oleh Hamzah Ya’qub 30 adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan

buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada yang

lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan

mereka dan menunjukan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.

Sedangkan akhlak menurut Al-ghazali yang dikutip oleh Rachmat

Djatnika31 adalah : “Khuluk”, perangai ialah suatu sifat yang tetap pada jiwa yang

daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak

membutuhkan kepada fikiran.

Dari beberapa uraian tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa akhlak ialah

sifat yang telah meresap dalam jiwa yang menimbulkan bermacam-macam

perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa perlu

pertimbangan fikiran terlebih dahulu. Apabila dalam kondisi tersebut timbul

perilaku baik dan terpuji menurut pandangan syariat dan akal fikiran, maka ia

29 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 1992 : 960, CV. Toha Putra, Semarang30 Hamzah Ya’qub, Etika Islam, 1996 : 12, Rineka Cipta, Bandung31 Rachmat Djatnika, Sistem Etika Islam, 1992 : 26-27, Pustaka Bani Quraisyi, Bandung

Page 35: ISI SKRIPSI NANI

35

dinamakan akhlak mulia dan sebaliknya apabila ia lahir dari perilaku buruk maka

disebut akhlak tercela.

2. Fungsi Akhlak

Menurut Hamzah Ya’qub32 fungsi akhlak adalah untuk menolong manusia

dari kehilafan yang membahayakan dirinya. Dengan kata lain akhlak berfungsi

untuk memperingatkan bahaya perbuatan buruk dan berusaha mencegahnya.

Sementara menurut Hasan Langgulung33 mengungkapkan bahwa manusia

pada dasarnya adalah baik, karena berawal dari Adam. Karena itu pada perbuatan

manusia selalu berusaha untuk melakukan perbuatan yang baik guna mencapai

fundamental atau dasar yang lebih tinggi dari manusia itu sendiri. Dari pernyataan

tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa akhlak berfungsi untuk meninggikan

derajat manusia, sebagaimana firman Allah dalam Qs. Al-An’am ayat 156 :

Artinya : “ (Kami turunkan Al-Quran itu) agar kamu (tidak) mengatakan: "Bahwa

kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan saja34 sebelum Kami, dan

Sesungguhnya Kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca.”35

Dari ayat di atas sangat logis apabila dikatakan jika manusia mempunyai

akhlak yang baik maka akan ditinggikan derajatnya oleh Allah Swt, sedangkan

jika manusia yang akhlaknya jelek maka akan mendapat balasan yang jelek pula

dari Allah Swt.

32 Hamzah Ya’qub, Etika Islam, 1996 : 78, Rineka Cipta, Bandung33 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, 1994 : 237, PT. Al-Husna Dzikro, Jakarta34 Yakni orang-orang Yahudi dan Nasrani35 Diturunkan Al-Qur’an dalam Bahasa Arab agar orang musyrikin Mekkah tidak dapat mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai kitab karena kitab yang diturunkan kepada golongan Yahudi dan Nasrani diturunkan dalam bahasa yang tidak diketahui mereka.

Page 36: ISI SKRIPSI NANI

36

3. Indikator Akhlak

Untuk mengetahui indikator akhlak siswa sehari-hari, penulis mengacu

kepada pendapat Zuhairini36 yang menyatakan :

Akhlak atau etika menurut islam meliputi hubungan dengan Allah Swt

(Khaliq) dan hubungan dengan sesama makhluk (baik manusia maupun non

manusia) yaitu kehidupan individu, kehidupan rumah tangga, masyarakat, bangsa,

dengan makhluk lainnya seperti hewan, tumbuhan, dan alam sekitar.

Berdasarkan pendapat di atas, maka indikator untuk akhlak siswa sehari-

hari dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Akhlak terhadap Allah Swt

Alam ini mempunyai pencipta dan pemilihara yang diyakini ada-Nya,

yakni Allah Swt. Dia telah menganugrahkan nikmat kepada manusia yang tak

terhitung jumlahnya. Maka wajiblah manusia mencintainya dan mematuhinya

serta berterima kasih atas pemberiannya itu, sebagai kewajiban dan akhlak

manusia kepada Allah Swt, diantaranya :

a) Taat : yaitu melaksanakan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-

larangannya, sebagaimana firman Allah Swt dalam Qs. Ali-Imran ayat 132

:

Artinya : “Dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat”

36 Zuhairini, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, 1995 : 50-51, Usaha Nasional, Surabaya

Page 37: ISI SKRIPSI NANI

37

b) Tawakal : yaitu mempercayakan diri kepada-Nya dalam melaksanakan

pekerjaan yang telah direncanakan dengan mantap, firman Allah dalam

Qs. Ali-Imran ayat 159 :

Artinya : “Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka

bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang

yang bertawakkal kepada-Nya.”

c) Taubat : yaitu suatu sikap menyesali perbuatan buruk yang pernah

dilakukannya dan berusaha menjauhinya, serta melakukan perbuatan baik,

firman Allah Swt Qs. At-Tahrim ayat 8 :

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah

dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-

mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan

memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-

sungai..”

d) Tasyakur : yakni berterimakasih atas pemberian Allah Swt dan merasa

kecukupan atas pemberiannya itu, firman Allah Swt dalam Qs. Al-Baqarah

ayat 172 :

Page 38: ISI SKRIPSI NANI

38

Artinya “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang

baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah,

jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah”

b. Akhlak terhadap sesama manusia

Akhlak terhadap sesama manusia terbagi kepada 3 bagian yaitu :

a) Akhlak terhadap Orang Tua

Tiada orang yang lebih berjasa kepada kita, melainkan orang tua kita.

Keduanya telah menaggung kesulitan dalam memelihara dan membesarkan kita.

Sebagai timbal baliknya maka islam mengajarkan prinsip-prinsip akhlak yang

perlu ditunaikan oleh anak kepada orang tuanya, antara lain :

1. Patuh ; mematuhi perintahorang tua, kecuali dalam hal maksiat.

2. Perkataan lemah lembut, Allah memperingatkan dalam firmannya Surat

Al-Isra ayat 23 :

Artinya :”Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya

Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan

ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia.

3. Memohon rahmat dan maghfiroh sebagaimana firman Allah surat Al-Isra

ayat 24 :

Artinya :”dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,

sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”

Page 39: ISI SKRIPSI NANI

39

b) Akhlak terhadap Guru

Dalam menghadapi seorang guru, maka murid pun harus melaksanakan

prinsip-prinsip adab yang baik sesuai dengan kedudukannya selaku orang yang

membutuhkan hikamah pengetahuan, diantara akhlak murid kepada guru adalah

patuh dan hormat kepadanya. Sabda rasul SAW yang artinya “Muliakanlah orang

yang kamu belajar dari padanya.37

c) Akhlak terhadap Orang lain

Akhlak atau sikap seseorang terhadap orang lain sesama manusia harus

diperhatikan, diantaranya sebagai berikut :

1. Memberi dan menjawab salam; merupakan kewajiban setiap muslim

karena salam adalah ucapan keselamatan.

2. Tidak boleh mengejek atau merendahkan orang lain dengan membicarakan

kekurangannya atau membuka aib atau cacatnya, atau menjulukinya

sampai menyakitinya adalah suatu sikap yang tercela.

3. Memenuhi janji; janji adalah amanah yang wajib dipenuhi, janji dalam

agama Islam adalah hutang dan hutang harus dibayar atau ditepati. Firman

Allah Swt dalam Qs. An-Nahl ayat 91 :

Artinya :”Dan tepatilah Perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji..”

d) Akhlak terhadap makhluk lain

Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia. Allah telah

memberikan sifat kasih sayang kepada manusia dan lebih dari itu manusia telah

diberi akal. Dengan sifat kasih sayang dan akal yang dimilikinya, maka sifat

37 Hamzah Ya’qub, Etika Islam, 1996 : 161, Rineka Cipta, Bandung

Page 40: ISI SKRIPSI NANI

40

itumenjadi dasar Allah memberikan tugas agar manusia menjadi khalifah di bumi

ini. Oleh karena itu, manusia harus berbuat kebaikan untuk kemaslahatan di dunia

ini, termasuk akhlak terhadap makhluk lain, yakni tumbuh-tumbuhan dan

binatang.

4. Macam-macam Akhlak

a. Akhlak Mahmudah

Akhlak mahmudah adalah akhlak terpuji (baik), sebagaimana yang dikutip

Abudin Nata (2003 : 104)38 bahwa yang disebut baik adalah sesuatu yang

mendatangkan rahmat, memberikan rasa senang bahagia. Adapun contoh akhlak

mahmudah menurut diantaranya: ridha kepada Allah, cinta dan beriman kepada-

Nya, beriman kepada malaikat, kitab, rasul, hari kiamat, takdir, taat beribadah,

selalu menepati janji, melaksanakan amanah, berlaku sopan dalam ucapan dan

perbuatan, qanaah (rela terhadap pemberian Allah Swt), tawakal (berserah diri),

sabar, syukur, tawadhu, dan segala perbuatan yang baik menurut ukurandan

pandangan Islam.

b. Akhlak Madzmumah

Akhlak Madzmumah adalah akhlak tercela (buruk). Sebagaimana yang

dikutip Abudin Nata bahwa yang disebut akhlak buruk adalah sesuatu yang dinilai

sebaliknya dari yang baik dan tidak disukai kehadirannya oleh manusia. Adapun

contoh akhlak madzmumah diantaranya : kufur,syirik, murtad, fasik, riya’,

takabur, mengadu domba, dengki, hasud, kikir, dendam, khianat memutus

silaturahmi, putus asa dan segala perbuatan tercela yang menurut pandangan

Islam.

38 Abudin Nata, Kualitas Pendidikan Sumber Daya Manusia, 2003 : 104, PT Logos Wacana Ilmu, Jakarta

Page 41: ISI SKRIPSI NANI

41

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Akhlak

Para ahli etika yang dikutif oleh Rahmat Djatnika39 berpendapat bahwa

sumber-sumber akhlak yang merupakan pembentukan mental itu ada beberapa

faktor, yaitu :

a. Faktor dari luar dirinyayang mencakup keturunan, lingkunagn, rumah

tangga, sekolah, pergaulan kawan.

b. Faktor dari dalam dirinya yang mencakup instink dan akalnya, adat,

kepercayaan, hawa nafsu, hati nurani.

Hamzah Ya’qub40 mengemukakan bahwa perbuatan dan kelakuan yang

berbeda-beda itu pada prinsipnya ditentukan dan dipengaruhi oleh dua faktor

utama, yaitu :

a. Faktor dari dalm yaitu naluri (instink) atau fitrah yang dibawa sejak lahir.

b. Faktor dari luar, misalnya : pengaruh lingkungan, pendidikan dan latihan.

Adapun secara rincinya Hamzah Ya’qub, mengemukakan bahwa faktor

yang mencetak dan ang mempengaruhi akhlak seseorang dalam pergaulannya

meliputi masalah manusia sebagai pelaku akhlak, instink, keturunan, azam,

lingkunagn, suara hati (dhamir) dan pendidikan.

a. Manusia

Manusia selaku makhluk yang istimewa dengan kelebihannya karena

dibekali akal disbanding dengan makhluk-makhluk lainnya. Perbedaan itu bukan

hanya dengan makhluk lain, tetapi juga antara manusia itu sendiri mempunyai

39 Rachmat Djatnika, Sistem Etika Islam, 1992 : 73, Pustaka Bani Quraisyi, Bandung40 Hamzah Ya’qub, Etika Islam, 1996 : 57, Rineka Cipta, Bandung

Page 42: ISI SKRIPSI NANI

42

perbedaan, baik fisik maupun mentalnya, pernedaan bakat, rizki, ilmu

pengetahuan, kedudukan.

Posisi manusia menurut Allah dalam kaitannya dengan akhlak aadalah

bahwa manusia merupakan subyek atau yang melakukan perbuatan atau akhlak.

Karena manusia diberikan akal, keinginan, hawa nafsu, dan sebagainya oleh

Allah. Itu semua Allah berikan untuk menguji, apakah orang tersebut dapat

memanfaatkannya sesuai dengan ridho Allah atau tidak, maka setiap orang

berbeda antar satu dengan lainnya. Begitu juga dengan akhlaknya, apabila orang

tersebut mempunyai akhlak mulia, maka akan ditinggikan derajatnya oleh Allah,

sedangka orang yang akhlaknya jelek, maka akan mendapatkan balasan yang jelek

pula dari Allah.

Instink dalam bahasa Arab disebut garizah atau fitrah, merupakan tabi’at

yang dibawa oleh manusia sejak lahir. Jadi, ia merupakan pemabawaan asli.

Namun demikian ia akan berkembang sesuai dengan apayang mempengaruhinya

yakni instink dapat tetap hidup dan tumbuhan karena pendidikan.

Di antara sarjana ada yang memberikan ta’rif naluri seperti yang dikutif

Hamzah Ya’kub sebagai berikut : Naluri ialah sifat yang dapat menimbulkan

perbuatan yang menyampaikan pada tujuan dengan berpikir lebih dahulu kea rah

tujuan itu tanpa didahului latihan perbuatan itu.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa naluri atau instink itu

telah ada sejak manusia lahir, ia juga merupakan suatu sifat yang menimbulkan

perbuatan. Akan tetapi naluri ini diikuti oleh suatu pemikiran dalam perbuatannya

Page 43: ISI SKRIPSI NANI

43

walaupun naluri itu sendiri (dapat menimbulkan perbuatan) tidak didahului oleh

latihan-latihan dalammencapai tujuannya.

Karena naluri ini bekaitan erat dengan apa yang ada dalam jiwa manusia,

maka ia termasuk pula pada bahasan psikologi. Dalam ilmu akhlak hal ini sangat

penting, karena perbuatan tidak hanya dapat di lihat lahirnya saja, tetapi dilihat

dari apa yang menjadi pendorongan dan yang melatarbelakangi suatu perbuatan.

Sebab setiap manusia mempunyai naluri, dan nika naluri itu disalurkan pada jalan

yang salah, maka ia pun akan salah.

Dalam hubungan ini para ahli psikologi menerangkan bebagai naluri yang

ada pada manusia yang menjadi pendorong tingkah lakunya, yang menrut Hamzah

Ya’qub terbagi kepada lima, yaitu :

1) Naluri makan (nutrive Instinct), bahwa begitu manusia lahir telah

membawa suatu hasrat makan tanpa didorong oleh orang lain. Buktinya

begitu lahir, ia mencari tetek ibunya dan pada waktu itu dapat mengisap air

susu tanpa diajari terlebih dahulu.

2) Naluri berjodoh (seksual Instinct). Laki-laki menginginkan perempuan dan

perempuan menginginkan laki-laki (ingin berjodoh). Dalam al-Qur’an

surat zali Imran ayat 14 diterangkan :

Artinya : “ dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa

yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak”

3) Naluri Keibu-Bapakan (paternal Instinct). Tabi’at kecintaan orang tua

kepada anaknya dan sebaliknya kecintaan anak kepada orang tuanya. Jika

Page 44: ISI SKRIPSI NANI

44

seorang ibu tahan menderita dalam mengasuh bayinya, kelakuannya

didorong oleh naluri tersebut.

4) Naluri bejuang (Combative Instinct). Tabi’at manusia yang cenderung

mempertahankan diri dari gangguan dan tantangan. Jika seseorang

diserang musuhnya, maka ia akan membela diri.

5) Naluri bertuhan. Tabi’at manusia mencari dan merindukan Penciptanya

yang mengatur dan memberikan rahmat kepadanya. Naluri ini disalurkan

dalam hidup beragama.

Selain dari instink di atas masih banyak lagi instink yang lainnya, yang

dikemukakan oleh para ahlimpsikologi, instink memiliki, instink ingin tahu dan

member tahu, instink takut, instink suka bergaul dan instink meniru.

c. Keturunan

Masalah keturunan sebetulnya tidak dijadikan dominan bahwa seluruh dari

kelakuan orang tuanya akan menempel pada anaknya. Karena itu kadang kala sifat

kelakuan anaknya jauh berbeda dari kelakuan orang tuanya. Namun hal ini bukan

berarti turunan memberikan suatu pengaruh.

Dalam dunia manusia dapat dilihat anak-anak yang menyerupai orang

tuanya bahkan nenek moyangnya yang sekalipun sudah jauh, sejumlah warisan

fisik dan mental masih terus diturunkan kepada cucunya.

Hamzah Ya’kub mengemukakan sifat-sifat yang bisa diturunkan itu pada

garis besarnya ada dua macam:

1) Sifat-sifat jasmaniah. Yakni kekuatan dan kelemahan otot dan urat saraf

orang tua dapat diwariskan kepada anak-anaknya. Misalnya orang-orang

Page 45: ISI SKRIPSI NANI

45

negro yang kuat fisiknya akan mewariskan kekuatannya itu kepada anak

cucunya.

2) Sifat-sifat rohaniah. Yakni lemah atau kuatnya suatu naluri dapat

diturunkan pula oleh orang tua yang kelak mempengaruhi tingkah laku

anak cucunya. Misalnya seorang pemberani kemungkinan akan dapat

melahirkan keturunan pemberani.

Di dalam al-Qur’an pun terdapat ayat yang menguatkan pendapat tentang

faktor keturunan, yaitu adanya pengaruh keturunan pada akhlak seseorang, seperti

tersirat dalam firman Allah tentang kisah Siti Maryam, firman Allah surat

Maryam ayat 27-28 yang artinya :”Maka Maryam datang kepada kaumnya

membawa anak itu (dengan menggendongnya). Kaumnya berkata:”Wahai saudara

perempuan Harun, ayahmu bukanlah sekali-kali seorang yang jahat dan ibumu

bukanlah seorang pezina”.

d. Azam

Kehendak atau kemauan keras (‘Azam) adalah salah satu kekuatan yang

berlindung dibalik tingkah lakumanusia. Itulah yang menggerakan manusia

berbuat dengan sungguh-sungguh. Kehendak itu juga merupakan rahasia hidup

dan tanda bukti orang-orang besar, sebagai bukti mereka tahan menderita dan

tidak luntur semangatnya dalam melaksanakan suatu urusan.

Karena kehendan itu menentukan perbuatan baik dan buruk manusia,

maka kehendak mendapat perhatian khusus dari ilmu akhlak. Akan tetapi

kehendak ini pun akan terkena penyakit, seperti halnya tubuh kita, antara lain:

Page 46: ISI SKRIPSI NANI

46

1) Kehendak yang lemah, misalnya seseorang mudah menyerah kepada hawa

nafsu. Kelemahan ini akan melahirkan kemalasan.

2) Kehendak yang kuat tetapi salah arah, misalnya yakin diarahkan kepada

jalan yang salah, merusak dan menimbulkan kedurhakaan.

Untuk mengobati penyakit kehendak ini, dilakukan dengan berbagai cara

diantaranya:

1) Untuk kehendak yang lemah, dapat diperkuat dengan latihan sperti halnya

tubuh yang diperkuat dengan gerak jalan.

2) Jangan membiarkan kehendak lolos, artinya jika sudah berkehendak, maka

hendaklah segera dilaksanakan dengan penuh kesetiaan dan tawakal

kepada Allah. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran

ayat 159 yang berbunyi :

Artinya :”apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada

Allah”.

Yang terpenting dalam hal ini adalah sikap mawas diri, pertimbangan

pikiran dan teguran pada diri sendiri serta meyakinkan diri akan perbuatan jelek.

Jadi, jika kehendak kuat dan diarahkan pada hal-hal yang positif, maka ia akan

melahirkan perbuatan-perbuatan yang baik dan positif pula. Sebaliknya, jika

kehendak dibiarkan lemah dan diarahkan kepada hal-hal yang salah, maka ia akan

menghasilkan perbuatan yang lemah dan salah pula.

e. Lingkungan

Page 47: ISI SKRIPSI NANI

47

Lingkungan (mileu) adalah suatu yang melingkupi tubuh yang hidup.

Hamzah Ya’kub membagi lingkungan kepada dua bagian, yang pada garis

besarnya dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Lingkungan Alam (kebebasan)

Tingkah laku manusia dipengaruhi oleh alam yang selalu melingkupinya.

Ia akan hidup dan tumbuh sesuai dengan lingkungan yang ada. Jika lingkungan

tersebut tidak sesuai dengan tubuhnya, maka tubuhnya akan lemah, demikian pula

sebaliknya.

2) Lingkungan Pergaulan

Manusia adalah makhluk sosial, oleh karena itu manusia tidak akan hidup

tanpa bantuan orang lain. Dengan hidup bersama orang lain akan terjadi suatu

kehidupan saling tolong menolong dan dalam pergaulannya akan terjadi saling

mempengaruhi dalam, sifat, dan tingkah laku. Hidup bersama orang lain

dipandang sebagai faktor yang cukup menentukan watak seseorang.

f. Suara hati (dhamir)

Dalam jiwa manusia terdapat suatu kekuatan yang memperingatkan

manusia akan perbuatan yang tidak baik. Kekuatan tersebut dinamai suara batin

atau suara hati yang dalam bahasa Arab disebut”dhamir”.

Fungsi dari suara hati itu ialah memperingatkan bahayanya perbuatan

buruk dan berusaha mencegahnya. Jika seseorang terjerumus melakukan

keburukan, maka batin merasa tidak senang (menyesal). Selain memberikan syarat

untuk mencegah dari keburukan dan sebaliknya, juga merupakan kekuatan yang

mendorong manusia melakukan perbuatan yang baik (kewajiban).

Page 48: ISI SKRIPSI NANI

48

g. Pendidikan

Yang dimaksud dalam pendidikan di sini adalah segala tuntutan dan

pengajaran yang diterima seseorang dalam membina kepribadian. Oleh karena

itulah pendidikan ini paling besar pangaruhnya dalam akhlak.

Pendidikan turut mematangkan kepribadian manusia, sehingga tingkah

lakunya sesuai dengan didikan yang telah diterimanya. Pendidikan yang lazim

diterima yaitu pendidikan formal di sekolah, pendidikan non formal di luar

sekolah dan pendidikan informal di rumah dilakukan oleh orang tua. Sementara

itu bergaul dengan orang-orang baik dapat dikategorikan sebagai pendidikan tidak

langsung, karena berpengaruh pula pada kepribadian.

D. Pengaruh Lingkungan Keagamaan dalam Keluarga terhadap Akhlak

Siswa

Lingkungan keagamaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik

maupun lingkungan sosio-pssikologis, termasuk di dalamnya adalah belajar.

Terhadap faktor lingkungan ini ada pula yang menyebutnya sebagai empiric yang

berarti pengalaman, karena dengan lingkungan itu individu mulai mengalami dan

mengecap alam sekitarnya. Manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak dari

pengaruh lingkungan itu senantiasa tersedia di sekitarnya.

Sejauh mana pengaruh lingkungan itu bagi diri individu, dapat kita ikuti

pada uraian berikut :

1. Lingkungan membuat individu sebagi makhluk sosial

Page 49: ISI SKRIPSI NANI

49

Yang dimaksud dengan lingkungan pada uraian ini hanya meliputi orang-

orang atau manusia-manusia lain yang dapat memberikan pengaruh dan dapat

dipengaruhi, sehingga kenyataannya akan menuntut suatu keharusan sebagai

makhluk sosial yang dalam keadaan bergaul satu dengan yang lainnya.

Terputusnya hubungan manusia dengan masyarakat manusia pada tahun-

tahun permulaan perkembangannya, akan mengakibatkan berubahnya tabiat

manusia sebagai manusia. Berubahnya tabiat manusia sebagai manusia dalam arti

bahwa ia tidak mampu bergaul dan bertingkah laku dengan sesamanya.

Dapat kita bayangkan andaikata seorang anak manusia sejak lahirnya

dipisahkan dari pergaulan manusia sampai kira-kira berusia 10 tahun saja, walau

diberinya cukup makanan dan minuman, akan tetapi serentak dia dihadapkan

kepada pergaulan manusia, maka sudah dapat dipastikan bahwa dia tidak akan

mampu berbicara dengan bahasa yang bisa, canggung, pemalu dan lain-lain.

Sehingga kalaupun dia kemudian dididik, maka penyesuaian dirinya itu akan

berlangsung sangat lambat sekali.

2. Lingkungan membuat wajah budaya bagi individu

Lingkungan dengan aneka ragam kekayaannya merupakan sumber

inspirasi dan daya cipta untuk diolah untuk menjadi kekayaan budaya bagi

dirinya. Lingkungan dapat membentuk pribadi seseorang, karena manusia hidup

adalah manusia yang berfikir dan serba ingin tahu serta mencoba-coba terhadap

segala apa yang tersedia dialam sekitarnya.

Lingkungan memiliki peranan bagi individu, sebagai :

Page 50: ISI SKRIPSI NANI

50

a. Alat untuk kepentingan dan kelangsungan hidup dan menjadi alat

pergaulan sosial individu. Contoh : air dapat dipergunakan untuk minum

ataumenjamu teman ketika berkunjung kerumah.

b. Tantangan bagi individu dan individu berusaha untuk dapat

menundukannya. Contoh : air banjir pada musim hujan mendorong

manusia untuk mencari cara-cara untuk mengatasinya.

c. Sesuatu yang diikuti individu. Lingkungan yang beraneka ragam

senantiasa memberikan rangsangan kepada individu untuk berpartisipasi

dan mengikutinya serta berupaya untuk meniru dan mengidentifikasinya,

apabila dianggap sesuai dengan dirinya. Contoh : seorang anak yang

senantiasa bergaul dengan temannya yang rajin belajar, sedikit banyaknya

sifat rajin dari temannya akan diikutinya sehingga lama kelamaan dia pun

berubah menjadi anak yang rajin.

d. Obyek penyesuaian diri bagi individu, baik secara alloplastis maupun

autoplastis. Penyesuaian diri alloplastis artinya individu itu berusaha

untuk merubah lingkungannya. Contoh: dalam keadaan cuaca panas

individu memasang kipas angin sehingga dikamarnya menjadi sejuk.

Dalam hal ini, individu melakukan manipulasi yaitu mengadakan usaha

untuk memalsukan lingkungan panas menjadi sejuk sehingga sesuai

dengan dirinya. Sedangkan penyesuaian diri autoplastis, penyesuaian diri

yang dilakukan individu agar dirinya sesuai dengan lingkungannya.

Contoh : seorang juru rawat di rumah sakit, pada awalnya dia merasa mual

karena bau obat-obatan, namun lama-kelamaan dia menjadi terbiasa dan

Page 51: ISI SKRIPSI NANI

51

tidak menjadi gangguan lagi, karena dirinya telah sesuai dengan

lingkungannya.