dermatitis seboroik

18
DERMATITIS SEBOROIK I. PENDAHULUAN Dermatitis seboroik adalah papuloskuama dermatosis kronik yang biasanya dapat dengan mudah dikenali. Itu mempengaruhi bayi dan orang dewasa dan selalu berhubungan dengan penurunan produksi sebum (seborea) dari kulit kepala dan area yang kaya akan folikel sebasea dari wajah dan tubuh. Membuat kulit merah muda, edematous, yang mencakup kulit yang sisik kuning-cokelat dan krusta. Penyakit berubah dari ringan, sedang termasuk pola psoriasiform atau ptyriasiform dan eritroderma. Dermatitis Seboroik adalah satu dari sebagian besar manifestasi kulit pada pasien infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Aquired Immunideficiency Syndrome (AIDS). Akibatnya, ini termasuk dalam lesi spectrum peringatan dan harus berhati-hati dievalusasi pada pasien yang beresiko tinggi. (1) Dermatitis Seboroik bisa saja berhubungan dengan atau ditekankan oleh beberapa penyakit dalam. Penyakit Parkinson biasanya bersamaan oleh Dermatitis Seboroik. Diabetes mellitus, terutama pada orang obesitas; sariawan; gangguan malabsorpsi, epilepsy, 1

Upload: rini

Post on 15-Sep-2015

129 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

dermatitis seboroik

TRANSCRIPT

DERMATITIS SEBOROIKI. PENDAHULUAN

Dermatitis seboroik adalah papuloskuama dermatosis kronik yang biasanya dapat dengan mudah dikenali. Itu mempengaruhi bayi dan orang dewasa dan selalu berhubungan dengan penurunan produksi sebum (seborea) dari kulit kepala dan area yang kaya akan folikel sebasea dari wajah dan tubuh. Membuat kulit merah muda, edematous, yang mencakup kulit yang sisik kuning-cokelat dan krusta. Penyakit berubah dari ringan, sedang termasuk pola psoriasiform atau ptyriasiform dan eritroderma. Dermatitis Seboroik adalah satu dari sebagian besar manifestasi kulit pada pasien infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Aquired Immunideficiency Syndrome (AIDS). Akibatnya, ini termasuk dalam lesi spectrum peringatan dan harus berhati-hati dievalusasi pada pasien yang beresiko tinggi.(1)

Dermatitis Seboroik bisa saja berhubungan dengan atau ditekankan oleh beberapa penyakit dalam. Penyakit Parkinson biasanya bersamaan oleh Dermatitis Seboroik. Diabetes mellitus, terutama pada orang obesitas; sariawan; gangguan malabsorpsi, epilepsy, obat-obatan neuroleptik, seperti haloperidol, memproduksi dermatitis seboroik seperti erupsi.(2) II. DEFINISIDermatitis seboroik adalah segolongan kelainan kulit yang didasari oleh faktor konstitusi dengan predileksi pada area seboroik.(3) Merupakan bentuk dermatitis kronik yang sulit untuk dijabarkan dengan tepat, tetapi mempunyai morfologi yang khas (merah, berbatas tegas, lesi ditutupi dengan sisik yang kelihatan berminyak) dan tersebar di tempat-tempat yang khas seperti area yang banyak terdapat kelenjar sebasea, seperti kulit kepala dan wajah. Dibeberapa kasus area lipatan juga terserang. Penyakit ini beragam dari ringan sampai berat, termasuk bentuk yang mirip psoriasis atau pola pityriasis dan eritroderma.(1,4)(1) (3) (4)Gb.1. Dermatitis seboroik pada wajah yang lebih tersebar di daerah nasolabial.

Gb.2. Dermatitis seboroik pada ketiak, daerah lipatan adalah tempat yang biasa terinfeksi.

Gb.3. Dermatitis seboroik pada bayi. Terdapat lesi bentuk psoriasis pada badan dan daerah inguinal.

III. ETIOLOGI

Walaupun ada banyak sekali teori yang ada, penyebabnya belum diketahui pasti. Faktor predisposisinya ialah kelainan konstitusi berupa status seboroik (seborrhoeic state) yang rupanya diturunkan, bagaimana caranya belum bisa dipastikan. Banyak percobaan telah dilakukan untuk menghubungkan penyakit ini dengan infeksi oleh bakteri atau pityrosporum ovale yang merupakan flora normal kulit manusia. Hal ini sesuai dengan fakta yang menyebutkan bahwa dermatitis seboroik adalah tanda awal dari AIDS, dan juga memberikan respon pada anti jamur seperti sampo ketokonazol topikal atau krim (1,3,5)Dermatitis seboroik berhubungan erat dengan keaktifan glandula sebasea. Glandula tersebut aktif pada bayi yang baru lahir, kemudian menjadi tidak aktif selama 9-12 tahun akibat stimulasi hormon androgen dari ibu berhenti. (1)IV. EPIDEMIOLOGI

Dermatitis memiliki dua puncak, pertama dalam masa pertumbuhan dalam 3 bulan pertama dari kehidupan dan yang kedua sekitar dekade keempat hingga dekade delapan dari kehidupan. Tidak ada data insiden yang pasti dermatitis seboroik pada bayi, tapi penyakit ini sering ditemukan. Pada orang dewasa, dermatitis seboroik lebih banyak ditemukan daripada psoriasis. Pada semua kelompok umur, penderita dermatitis seboroik lebih banyak pada laki-laki laki-laki dibandingkan perempuan. Tidak tampak pengaruh ras untuk penyakit ini. Dermatitis seboroik ditemukan hingga 85% pada pasien dengan infeksi HIV dan AIDS.(1)

V. FAKTOR RISIKO

1. Lemak dan hormon

2. Kondisi penyakit, seperti penyakit Parkinson, cranial nerve palsy, truncal paralyses, mood disorders, HIV/AIDS, kanker, alcoholic pancreatitis, sindrom Down

3. Faktor imun, seperti jumlah T helper yang kurang, titer antibody yang rendah

4. Nutrisi dan hygiene yang kurang(6)VI. GEJALA KLINIS

Kelainan kulit yang terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan, batasnya agak kurang tegas. Dermatitis seboroik yang ringan hanya mengenai kulit kepala berupa skuama-skuama yang halus, mulai sebagai bercak kecil yang kemudian mengenai seluruh kulit kepala dengan skuama-skuama yang halus dan kasar. Kelainan ini disebut sebagai pitiriasis sika (ketombe, dandruff). Bentuk yang berminya disebut pitiriasis steatoides yang dapat disertai eritema dan krusta-krusta yang tebal. Rambut pada tempat tersebut memiliki kecenderungan rontok, mulai di bagian vertex dan frontal.

Bentuk yang berat ditandai dengan adanya bercak-bercak yang berskuama dan berminyak disertai eksudasi dan krusta tebal. Sering meluas ke dahi, glabela, telinga posaurikular dan leher. Pada daerah dahi tersebut biasanya batas cembung.Pada bentuk yang lebih berat lagi, seluruh kepala tertutup oleh krusta-krusta yang kotor dan berbau tidak sedap. Pada bayi, skuama-skuama yang kekuningan dan kumpulan debris-debris epitel yang lekat pada kulit kepala disebut cradle cap.(3,7)Pada daerah supraorbital, skuama-skuama halus dapat terlihat di alis mata, kulit di bawahnya eritematosa dan gatal, disertai bercak-bercak skuama kekuningan, dapat pula terjadi blefaritis, yakni pinggir kelopak mata merah disertai skuama-skuama halus.

Selain tempat-tempat tersebut, dermatitis seboroik juga dapat mengenai liang telinga luar, lipatan nasolabial, daerah sternal, aerola mammae, lipatan di bawah mammae pada wanita, interskapular, umbilikus, lipat paha, dan daerah anogenital. Pada daerah pipi, hidung dan dahi, kelainan dapat berupa papul-papul.Dermatitis seboroik dapat bersama akne yang berat. Jika meluas dapat menjadi eritroderma, pada bayi disebut penyakit Leiner.(3)VII. DIAGNOSISDermatitis seboroik biasa didiagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis.(8) Biopsi mungkin dibutuhkan pada pasien dengan eritroderma eksfoliatif, dan kultur jamur mungkin dibutuhkan untuk menyingkirkan diagnosis tinea kapitis. Walaupun, hasil dari kultur jamur tidak selalu berguna dalam diagnosis dermatitis seboroik karena penyebabnya adalah flora normal kulit.(7)

VIII. DIAGNOSIS BANDINGA. Dermatitis Seboroik Infantil

Dermatitis seboroik pada bayi didiagnosis banding dengan dermatitis atopi. Dermatitis atopi merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal, yang umumnya sering terjadi pada masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita (rhinitis alergik, dan atau asma bronkial). Kelainan kulit berupa papul gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya di lipatan (fleksural).(3) B. Dermatitis Seboroik pada Orang Dewasa

Diagnosis banding dermatitis seboroik dibedakan berdasarkan lokasi kelainan kulit yang terlihat, yaitu pada kepala, wajah, telinga, dada dan punggung, dan area intertriginosa.(1)Kulit kepala dan wajah

Ketombe

Hubungan antara ketombe dan dermatitis seboroik telah lama menjadi kontroversi. Ada beberapa peneliti menganggap dermatitis seboroik lebih parah dibandingkan ketombe di kulit kepala, namun yang lain menganggap bahwa ketombe harus digunakan untuk menggambarkan setiap pengelupasan kulit kepala. Kulit kepala yang normal memiliki sedikit pengelupasan saja dan terlihat sehat dengan kulit yang halus.1()

Gambar 1. Perbedaan kulit kepala normal, kulit kepala yang berketombe, dan kulit kepala penderita dermatitis seboroik.1()

Psoriasis

Kulit kepala merupakan salah satu bagian tubuh yang paling sering terkena psoriasis. Plak yang terbentuk biasanya tipis hampir sama dengan yang terbentuk di kulit, kecuali sifat plak yang tidak mudah terlepas karena tertahan oleh rambut. Plak biasanya terbentuk hingga ke daerah dahi. Walaupun biasanya seluruh kulit kepala dapat ditutupi oleh plak yang tebal, namun kerontokan rambut jarang terjadi kecuali terjadi pityriasis amaintacea.

Gambar 2. Perbedaan psoriasis dan dermatitis seboroik. A. Pada psoriasis jarang terlihat sisik, sedangkan pada B. Dermatitis seboroik terlihat sisik tebal yang terbentuk di kulit kepala. ADDIN EN.CITE

(2, 3)

Gambar 3. A.Psoriasis kulit kepala. Plak biasanya terbentuk di kulit kepala dan sepanjang margin rambut. Kadang plak terjadi pada wajah.B. Penampakan dermatitis seboroik pada orang dewasa yang menyerang hampir seluruh permukaan kulit kepala hingga wajah. ADDIN EN.CITE

(2, 3)

Dermatitis kontak alergi

Gambar 4. Dermatitis kontak alergi terhadap fosfor sesquisulphide yang terlihat seperti dermatitis seboroik. 4()

IX. PENATALAKSANAAN

Pada umumnya prinsip penanganan dermatitis seboroik adalah dengan menghilangkan sisik dan krusta di kulit, menghambat pertumbuhan jamur, mencegah infeksi sekunder, serta mengurangi eritema dan rasa gatal. Pada pasien dewasa harus diberikan pemahaman tentang sifat alami penyakit ini yang bisa rekuren sehingga terapi terhadap penyakit ini lebih ditekankan pada pencegahan daripada pengobatan. Pada pasien bayi dan anak- anak, pasien dapat sembuh dengan sempurna dengan pengobatan karena masih bersifat ringan dan dapat sembuh sendiri (self limited diseases). 1()

Pengobatan topikal paling sering digunakan pada dermatitis seboroik, meliputi kortikosteroid topikal dan obat topikal anti jamur. Penatalaksanaan dermatitis seboroik pada bayi dan dewasa cukup berbeda. 1() Penatalaksanaan pada bayi

Kulit kepala

Penatalaksanaan meliputi : menghilangkan krusta dengan asam salisilat 3 % yang terkandung dalam minyak zaitun atau kompres minyak zaitun hangat yang diaplikasikan dengan glukokortikosteroid krim atau lotion potensi rendah (misalnya: hidrokortison 1 %) untuk beberpa hari. Diberikan topikal anti jamur dalam bentuk imidazole (sampo), sampo bayi yang lembut, serta perawatan bayi yang tepat dengan emolien, krim, atau pasta lembut.

Daerah lipatan

Penanganan menggunakan lotion pengering, seperti 0,2- 0,5 % clioquinol didalam lotion atau minyak zinc. Jika terdapat kandidiasis. Nistatin atau amphoterisin B lotion/ krim.Penatalaksanaan pada orang dewasa

Kulit kepala

Pasien menggunakan samp1-2,5 % selenium sulfat, imidazol (2% ketokonazol), zinc pyrithione, benzoil peroksida, dan asam salisilat. Krusta dan sisik dapat dihilangkan dengan mengaplikasikan glukokortikosteroid atau asam salisilat pada malam hari.

Wajah dan badan

Glukokortikosteroid potensi rendah ( hidrokortison 1 %) cukup membantu dalam penganan awal penyakit ini, namun tidak boleh digunakan dalam waktu lama karena memiliki banyak efek samping. Topikal anti jamur yang member hasil yang memuaskan adalah imidazol. Obat anti jamur oral seperti ketokonazol, itrakonazol, dan terbinafin juga efektif namun dibatasi penggunaannya karena efek samping yang dapat ditimbulkan. Obat- obat topikal lain yang juga dapat digunakan seperti metrodinazol, litium glukonat, dan litium sukinat. Topikal tacrolimus dan pimecrolimus dapat menjadi alternative pengganti kortikosteroid sebagai anti inflamasi. Fototerapi berupa penyinaran sinar UVB juga dapat diterapkan terhadap pasien1()

I. EDUKASI

Pasien dermatitis seboroik harus diedukasi tentang sifat penyakit yang kronik dan kemungkinan terjadinya relaps. Pasien juga harus diberikan pengertian bahwa pangobatan yang diberikan mungkin tidak akan memberikan hasil yang sempurna pada kulit pasien. Untuk mencegah penyakit kambuh kembali pasien dapt disarankan untuk menggunakan sampo yang mengandung ketokonazol 2 % atau selenium sulfat 2,5 % sekali seminggu. Selain itu pasien juga harus tetap menjaga kebersihan tubuhnya, serta mencegah mengkonsumsi makanan- makanan yang dapat memacu produksi kelenjar keringat misalnya makanan yang berlemak.(8)DAFTAR PUSTAKA1.James R. Schwartz YMD, Thomas L. Dawson Jr. TRI Book. Dandruff and Seborrheic Dermatitis: A Head Scratcher2011.

2.Psoriasis. In: Tony Burns SB, Neil Cox, Christopher Griffiths editor. Rook's Textbook of Dermatology. Australia: Wiley-Blackwell; 2012. p. 870-85.

3.A.Schwart CJSaR. Seborrheic Dermatitis. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 7 ed. New York: Mc Graw-Hill; 2008. p. 257-63```.

4.Contact Dermatitis: Allergic. In: Tony Burns SB, Neil Cox, Christopher Griffiths editor. Rook's Textbook of Dermatology. Australia: Wiley-Blackwell; 2012. p. 1111.

1.A.Schwart CJSaR. Seborrheic Dermatitis. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 7 ed. New York: Mc Graw-Hill; 2008. p. 257-63```.

2.Luigi Naldi AR. Seborrheic Dermatitis. NEJM. 2009;4(med 360;4):1-10.

1. Plewrg G, Jansen T. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine 7th ed Vol 1 & 2. USA; 2008. P.257-63. 2. ( Andrews derma page 192-193 Seborrheic dermatitis, psoriasis, recalcitrant palmoplantar eruptions) 3. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2010. hal 200-3

4. Tony B, Stephen B, Neil C, Christopher G. Rooks Textbook of Dermatology 7th ed. USA; 2004. P.23.29-33.

5. John H, John S, Mark D. Clinical dermatology, 3th ed. USA; 2003. P.876. 083060333.pdf7. Bolognia 8. NEJMcp08064649. James R. Schwartz YMD, Thomas L. Dawson Jr. TRI Book. Dandruff and Seborrheic Dermatitis: A Head Scratcher2011.B

A

A

1