case sgb yis
TRANSCRIPT
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 1/56
DisusunDisusun ooleh :leh : Duma Lamriris PanjaitanDuma Lamriris Panjaitan (09-0(09-00202))
Pembimbing :Pembimbing : Dr. Agus Yudawijaya, Sp.S
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Saraf
Periode 25 Mei 2013 – 22 Juni 2013
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
Jakarta
1
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 2/56
SINDROM GUILLAIN BARRE
I. Pendahuluan
Sindrom Guillain-Barre adalah penyakit autoimun yang menimbulkan peradangandan kerusakan mielin (material lemak, terdiri dari lemak dan protein yang membentuk
selubung pelindung di sekitar beberapa jenis serat saraf perifer). Gejala dari penyakit inimula-mula adalah kelemahan dan mati rasa di kaki yang dengan cepat menyebar menimbulkan kelumpuhan. Penyakit ini perlu penanganan segera dengan tepat, karena
dengan penanganan cepat dan tepat, sebagian besar sembuh sempurna. Sindroma Guillain-
Barre (SGB) merupakan penyebab kelumpuhan yang cukup sering dijumpai pada usia dewasa
muda. SGB ini seringkali mencemaskan penderita dan keluarganya karena terjadi pada usia
produktif, apalagi pada beberapa keadaan dapat menimbulkan kematian, meskipun pada
umumnya mempunyai prognosa yang baik. Beberapa nama disebut oleh beberapa ahli untuk
penyakit ini, yaitu Idiopathic polyneuritis, Acute Febrile Polyneuritis, Infective Polyneuritis, Post
Infectious Polyneuritis, Acute Inflammatory Demyelinating Polyradiculoneuropathy, Guillain
Barre Strohl Syndrome, Landry Ascending paralysis, dan Landry Guillain Barre Syndrome.
Pada tahun 1859, seorang neurolog Perancis, Jean-Baptiste Landry pertama kali menulistentang penyakit ini, sedangkan istilah landry ascending paralysis diperkenalkan oleh Westphal.
Osler menyatakan terdapatnya hubungan SGB dengan kejadian infeksi akut. Pada tahun 1916,
Guillain, Barre dan Strohl menjelaskan tentang adanya perubahan khas berupa peninggian protein
cairan serebrospinal (CSS) tanpa disertai peninggian jumlah sel. Keadaan ini disebut sebagai
disosiasi sitoalbuminik. Nama SGB dipopulerkan oleh Draganescu dan Claudian. Menurut
Lambert dan Murder mengatakan bahwa untuk menegakkan diagnosa SGB selain berdasarkan
gejala klinis,pemeriksaan CSS, juga adanya kelainan pada pemeriksaan EMG dapat membantu
menegakkan diagnosa. Terdapat perlambatan kecepatan hantar saraf pada EMG.
II. Defenisi
Sindrom Guillain Barre merupakan suatu kelompok heterogen dari proses yang
diperantarai oleh imunitas, suatu kelainan yang jarang terjadi, dimana sistem imunitas tubuh
menyerang sarafnya sendiri. Kelainan ini ditandai oleh adanya disfungsi motorik, sensorik, dan
otonom. Dari bentuk klasiknya, SGB merupakan suatu polineuropati demielinasi dengan
karakteristik kelemahan otot ascendens yang simetris dan progresif, paralisis, dan hiporefleksi
dengan atau tanpa gejala sensorik ataupun otonom. Namun, terapat jenis SGB yang melibatkan
saraf kranial ataupun murni motorik hanya saraf motorik. Pada kasus berat, kelemahan otot dapat
menyebabkan kegagalan nafas sehingga mengancam jiwa.
III. Epidemiologi
Penyakit ini terjadi di seluruh dunia, kejadiannya pada semua musim. Dowling dkk
mendapatkan frekwensi tersering pada akhir musism panas dan musim gugur dimana terjadi
peningkatan kasus influenza. Pada penelitian Zhao Baoxun didapatkan bahwa penyakit ini hampir
terjadi pada setiap saat dari setiap bulan dalam setahun, sekalipun demikian tampak bahwa 60%
kasus terjadi antara bulan Juli s/d Oktober yaitu pada akhir musim panas dan musim gugur.
2
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 3/56
Insidensi sindroma Guillain-Barre bervariasi antara 0.6 sampai 1.9 kasus per 100.000 orang
pertahun. Selama periode 42 tahun Central Medical Mayo Clinic melakukan penelitian
mendapatkan insidensi rate 1.7 per 100.000 orang. Terjadi puncak insidensi antara usia 15-35
tahun dan antara 50-74 tahun. Jarang mengenai usia dibawah 2 tahun. Usia termuda yang pernah
dilaporkan adalah 3 bulan dan paling tua usia 95 tahun. Laki-laki dan wanita sama jumlahnya.
Dari pengelompokan ras didapatkan bahwa 83% penderita adalah kulit putih, 7% kulit hitam, 5%
Hispanic, 1% Asia dan 4% pada kelompok ras yang tidak spesifik.Data di Indonesia mengenai gambaran epidemiologi belum banyak. Penelitian Chandra
menyebutkan bahwa insidensi terbanyak di Indonesia adalah dekade I, II, III (dibawah usia 35
tahun) dengan jumlah penderita laki-laki dan wanita hampir sama. Sedangkan penelitian di
Bandung menyebutkan bahwa perbandingan laki-laki dan wanita 3 : 1 dengan usia rata-rata 23,5
tahun. Insiden tertinggi pada bulan April s/d Mei dimana terjadi pergantian musim hujan dan
kemarau.
IV. Klasifikasi
Beberapa varian dari sindroma Guillan-Barre dapat diklasifikasikan, yaitu:
1. Acute inflammatory demyelinating polyradiculoneuropathy
2. Subacute inflammatory demyelinating polyradiculoneuropathy
3. Acute motor axonal neuropathy
4. Acute motor sensory axonal neuropathy
5. Fisher’s syndrome
6. Acute pandysautonomia
V. Patofisiologi
Mekanisme bagaimana infeksi, vaksinasi, trauma, atau faktor lain yang mempresipitasi
terjadinya demielinisasi akut pada SGB masih belum diketahui dengan pasti. Banyak ahlimembuat kesimpulan bahwa kerusakan saraf yang terjadi pada sindroma ini adalah melalui
mekanisme imunlogi. Bukti-bukti bahwa imunopatogenesa merupakan mekanisme yang
menimbulkan jejas saraf tepi pada sindroma ini adalah:
1. didapatkannya antibodi atau adanya respon kekebalan seluler (celi mediated immunity)
terhadap agen infeksious pada saraf tepi.
2. adanya auto antibodi terhadap sistem saraf tepi
3. didapatkannya penimbunan kompleks antigen antibodi dari peredaran pada pembuluh
darah saraf tepi yang menimbulkan proses demyelinisasi saraf tepi.
Proses demyelinisasi saraf tepi pada SGB dipengaruhi oleh respon imunitas seluler dan
imunitas humoral yang dipicu oleh berbagai peristiwa sebelumnya, yang paling sering adalah
infeksi virus.
Peran imunitas seluler
Dalam sistem kekebalan seluler, sel limposit T memegang peranan penting disamping
peran makrofag. Prekursor sel limposit berasal dari sumsum tulang (bone marrow) steam cell
yang mengalami pendewasaan sebelum dilepaskan kedalam jaringan limfoid danperedaran.
Sebelum respon imunitas seluler ini terjadi pada saraf tepi antigen harus dikenalkan pada limposit
3
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 4/56
T (CD4) melalui makrofag. Makrofag yang telah menelan (fagositosis) antigen/terangsang oleh
virus, allergen atau bahan imunogen lain akan memproses antigen tersebut oleh penyaji antigen
(antigen presenting cell = APC). Kemudian antigen tersebut akan dikenalkan pada limposit T
(CD4). Setelah itu limposit T tersebut menjadi aktif karena aktivasi marker dan pelepasan
substansi interlekuin (IL2), gamma interferon serta alfa TNF. Kelarutan E selectin dan adesi
molekul (ICAM) yang dihasilkan oleh aktifasi sel endothelial akan berperan dalam membuka
sawar darah saraf, untuk mengaktifkan sel limfosit T dan pengambilan makrofag . Makrofag akanmensekresikan protease yang dapat merusak protein myelin disamping menghasilkan TNF dan
komplemen.
Patologi
Pada pemeriksaan makroskopis tidak tampak jelas gambaran pembengkakan saraf tepi.
Dengan mikroskop sinar tampak perubahan pada saraf tepi. Perubahan pertama berupa edema
yang terjadi pada hari ke tiga atau ke empat, kemudian timbul pembengkakan dan iregularitas
selubung myelin pada hari ke lima, terlihat beberapa limfosit pada hari ke sembilan dan makrofag
pada hari ke sebelas, poliferasi sel schwan pada hari ke tigabelas. Perubahan pada myelin, akson,
dan selubung schwan berjalan secara progresif, sehingga pada hari ke enampuluh enam, sebagian
radiks dan saraf tepi telah hancur. Asbury dkk mengemukakan bahwa perubahan pertama yang
terjadi adalah infiltrasi sel limfosit yang ekstravasasi dari pembuluh darah kecil pada endo dan
epineural. Keadaan ini segera diikuti demyelinisasi segmental. Bila peradangannya berat akan
berkembang menjadi degenerasi Wallerian. Kerusakan myelin disebabkan makrofag yang
menembus membran basalis dan melepaskan selubung myelin dari sel schwan dan akson.
VI. Etiologi
Etiologi SGB sampai saat ini masih belum dapat diketahui dengan pasti penyebabnya dan
masih menjadi bahan perdebatan. Beberapa keadaan/penyakit yang mendahului dan mungkin adahubungannya dengan terjadinya SGB, antara lain:
a. Infeksi (paling sering dengan campylobacter, jenis bakteri yang sering ditemukan dalam
makanan matang, khususnya unggas)
b. Vaksinasi
c. Pembedahan
d. Penyakit sistematik:
– keganasan
– systemic lupus erythematosus – tiroiditis
– penyakit Addison
e. Kehamilan atau dalam masa nifas
SGB sering sekali berhubungan dengan infeksi akut non spesifik. Insidensi kasus SGB
yang berkaitan dengan infeksi ini sekitar antara 56% - 80%, yaitu 1 sampai 4 minggu sebelum
gejala neurologi timbul seperti infeksi saluran pernafasan atas atau infeksi gastrointestinal.
4
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 5/56
Infeksi akut yang berhubungan dengan SGB
INFEKSI DEFINITE PROBABLE POSSIBLE
Virus CMVEBV
HIV
Varicella zoster
Vaccinia/smallpox
Influenza
Measles
Mumps
Rubella
Hepatitis
Coxsackie
Echo
BakteriCampilobacter jejeni
Mycoplasma pneumoniaThypoid
Borrela B
Parathypoid
Brucellosis
Chlamydia
Legionella
Listeria
VII. Gejala klinis
Diagnosa SGB terutama ditegakkan secara klinis. SBG ditandai dengan timbulnya suatu
kelumpuhan akut yang disertai hilangnya refleks-refleks tendon dan didahului parestesi dua atau tiga
minggu setelah mengalami demam disertai disosiasi sitoalbumin pada likuor dan gangguan sensorik
dan motorik perifer. Kriteria diagnosa yang umum dipakai adalah criteria dari National Institute of
Neurological and Communicative Disorder and Stroke (NINCDS), yaitu:
I. Ciri-ciri yang perlu untuk diagnosis:
• Terjadinya kelemahan yang progresif
• Hiporefleksi
II. Ciri-ciri yang secara kuat menyokong diagnosis SGB:
a. Ciri-ciri klinis:
• Progresifitas: gejala kelemahan motorik berlangsung cepat, maksimal dalam 4 minggu,
50% mencapai puncak dalam 2 minggu, 80% dalam 3 minggu, dan 90% dalam 4
minggu.
• Relatif simetris
• Gejala gangguan sensibilitas ringan
• Gejala saraf kranial ± 50% terjadi parese N VII dan sering bilateral. Saraf otak lain
dapat terkena khususnya yang mempersarafi lidah dan otot-otot menelan, kadang < 5%
kasus
5
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 6/56
neuropati dimulai dari otot ekstraokuler atau saraf otak lain
• Pemulihan: dimulai 2-4 minggu setelah progresifitas berhenti, dapat memanjang
sampai beberapa bulan.
• Disfungsi otonom. Takikardi dan aritmia, hipotensi postural, hipertensi dangejala
vasomotor.
• Tidak ada demam saat onset gejala neurologis
b. Ciri-ciri kelainan cairan serebrospinal yang kuat menyokong diagnosa:
• Protein CSS. Meningkat setekah gejala 1 minggu atau terjadi peningkatan pada LP
serial
• Jumlah sel CSS < 10 MN/mm3
• Varian:
Tidak ada peningkatan protein CSS setelah 1 minggu gejala
Jumlah sel CSS: 11-50 MN/mm3
c. Gambaran elektrodiagnostik yang mendukung diagnosa:
• Perlambatan konduksi saraf bahkan blok pada 80% kasus. Biasanya kecepatan hantar
kurang 60% dari normal
VIII. Diagnosa Sindrom Guillain Barre
6
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 7/56
SGB bisa sulit untuk mendiagnosis dalam tahap awal. Tanda-tanda dan gejala
yang mirip dengan gangguan neurologis lainnya dan mungkin berbeda dari orang ke
orang.
Kedua tanda yang harus hadir untuk mendiagnosa SGB adalah:
1. Progresif kelemahan di kedua lengan dan kedua kaki.
2. Kehilangan refleks .
Bila kedua tanda hadir, diagnosis SGB mungkin lebih sering jika:
1. Gejala berkembang selama hari sampai beberapa minggu.2. Gejala-gejala mempengaruhi kedua sisi tubuh secara merata.
3. Mati rasa dan kesemutan.
4. Otot-otot pada setiap sisi wajah dipengaruhi.5. Mulai pulih 2 sampai 4 minggu setelah gejala telah stabil.
6. Tidak ada demam saat gejala pertama dimulai.
Langkah pertama dalam mendiagnosis sindrom Guillain-Barre dengan mengambil riwayatmedis untuk memahami kumpulan tanda dan gejala yang dialami.
Lumbal Puncture (tusuk lumbal) dan tes fungsi saraf umumnya digunakan untuk mengkonfirmasikan diagnosis sindrom Guillain-Barre :
1. Spinal tap (tusuk lumbalis) =(lumbar puncture)
Prosedur ini melibatkan menarik sejumlah kecil cairan dari kanal tulang belakang didaerah (lumbar. Cairan cerebrospinal kemudian diuji untuk jenis tertentu perubahan yang
biasanya terjadi pada orang yang memiliki sindrom Guillain-Barre. Jika seseorang
memiliki SGB, tes ini dapat menunjukkan peningkatan jumlah protein dalam cairan
tulang belakang tanpa tanda infeksi lain.
2. Tes fungsi saraf
Dua jenis tes fungsi saraf - elektromiografi dan kecepatan konduksi saraf: – Elektromiografi membaca aktivitas listrik dalam otot untuk menentukan apakah
kelemahan disebabkan oleh kerusakan otot atau kerusakan saraf.
– Studi konduksi saraf menilai bagaimana saraf dan otot menanggapi rangsangan
listrik kecil. Jika seseorang memiliki SGB, hasilnya mungkin menunjukkan
melambatnya fungsi saraf, yang biasanya menunjukkan bahwa kerusakan pada(meliputi selubung mielin dari saraf perifer telah terjadi.
IX. Komplikasi
Komplikasi dari sindrom Guillan-Barre dapat termasuk:• Kesulitan bernapas. Sebuah komplikasi berpotensi mematikan sindrom Guillain-Barre
adalah kelemahan atau kelumpuhan bisa menyebar ke otot yang mengontrol
pernapasan sehingga membutuhkan bantuan sementara dari mesin untuk bernapasketika sedang dirawat di rumah sakit untuk perawatan.
• Sisa mati rasa atau sensasi lainnya. Kebanyakan penderita sindrom Guillain-Barre
sembuh sepenuhnya atau hanya kecil, kelemahan residu atau sensasi abnormal, seperti
7
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 8/56
mati rasa atau kesemutan. Namun, pemulihan sepenuhnya mungkin lambat, sering
tahunan atau lebih.
Kurang dari 1 dalam 10 orang dengan pengalaman sindrom Guillain-Barre komplikasi jangka panjang, seperti:
• Komplikasi serius, masalah permanen dengan sensasi dan koordinasi, termasuk
beberapa kasus kecacatan parah• Sebuah kambuhnya sindrom Guillain- Barre
• Jarang, kematian, dari komplikasi seperti sindrom gangguan pernapasan dan serangan
jantung
Tingkat keparahan, gejala awal sindrom Guillain-Barre secara signifikan meningkatkan risiko
komplikasi jangka panjang yang serius.
X. Penatalaksanaan Sindrom Guillain Barre
Pada sebagian besar penderita dapat sembuh sendir. Pengobatan secara umum bersifat simtomik.
Meskipun dikatakan bahwa penyakit ini dapat sembuh sendiri, perlu dipikirkan waktu perawatan yang
cukup lama dan angka kecacatan (gejala sisa) cukup tinggi sehingga pengobatan tetap harus diberikan.
Tujuan terapi khusus adalah mengurangi beratnya penyakit dan mempercepat penyembuhan melalui
sistem imunitas (imunoterapi).
Kortikosteroid
Kebanyakan penelitian mengatakan bahwa penggunaan preparat steroid tidak mempunyai
nilai/tidak bermanfaat untuk terapi SGB.
Plasmaparesis
Plasmaparesis atau plasma exchange bertujuan untuk mengeluarkan faktor autoantibodi yang
beredar. Pemakain plasmaparesis pada SGB memperlihatkan hasil yang baik, berupa perbaikan klinis
yang lebih cepat, penggunaan alat bantu nafas yang lebih sedikit, dan lama perawatan yang lebih pendek.
Pengobatan dilakukan dengan mengganti 200-250 ml plasma/kg BB dalam 7-14 hari. Plasmaparesis lebih
bermanfaat bila diberikan saat awal onset gejala (minggu pertama).
Pengobatan imunosupresan:
1. Imunoglobulin IV
Pengobatan dengan gamma globulin intervena lebih menguntungkan dibandingkan plasmaparesis karena
efek samping/komplikasi lebih ringan. Dosis maintenance 0.4 gr/kg BB/hari selama 3 hari dilanjutkan
dengan dosis maintenance 0.4 gr/kg BB/hari tiap 15 hari sampai sembuh.
2. Obat sitotoksik (imunosupresan)
Pemberian obat sitoksik yang dianjurkan adalah:
• 6 merkaptopurin (6-MP)
• azathioprine
8
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 9/56
• cyclophosphamid
Efek samping dari obat-obat ini adalah: alopecia, muntah, mual dan sakit kepala.
XI. Prognosis
Pada umumnya penderita mempunyai prognosa yang baik tetapi pada sebagian kecil penderita
dapat meninggal atau mempunyai gejala sisa. 95% terjadi penyembuhan tanpa gejala sisa dalam waktu 3
bulan bila dengankeadaan antara lain:
• pada pemeriksaan NCV-EMG relatif normal
• mendapat terapi plasmaparesis dalam 4 minggu mulai saat onset
• progresifitas penyakit lambat dan pendek
• pada penderita berusia 30-60 tahun
STATUS NEUROLOGI
Nama (inisial) : Tn. I Masuk tgl : 26/05/2013
Jenis kelamin : Laki-laki Keluar tgl : 5 / 6 / 2013
Umur : 26 tahun Meninggal tgl : -
Pekerjaan : Supir Dokter : dr. Agus Yudawijaya, SpS
Pendidikan : SD Ko-assisten : Duma Lamriris Panjaitan
• Anamnesi s
Auto / allo : autoanamnesis dengan pasien dan alloanamnesis dengan istri pasien
Keluhan utama :
Kesemutan dan baal di seluruh tubuh
Keluhan tambahan :
Pusing, lemas, mual, tidak bisa jongkok dan mengedan, lidah kaku, berjalan kaku
Riwayat perjalanan penyakit :
Pasien datang dengan kesemutan di seluruh badan sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit.
Awalnya pasien merasakan keluhan tersebut pada ujung jari kaki dan tangan. Kemudian keluhan
menjalar ke atas 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien sudah minum obat dari puskesmas,
tetapi tidak ada perubahan. Keluhan ini membuat pasien tidak bisa tidur. Riwayat tekanan darah
tinggi dan gula darah disangkal.
Terapi yang telah didapat : -
Penyakit dahulu:
Riwayat tekanan darah tinggi dan gula darah disangkal
Makan, minum, kebiasaan :
9
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 10/56
Obat-obatan yang pernah diminum :
Kedudukan dalam keluarga : kepala rumah tangga
Pemeriksaan umum
Kesadaran : CM GCS : E4 V5 M6
Nadi : 70 x/menit Suhu : 35,50c
Tekanan darah :120/80 mmhg RR : 20 x/menit, teratur Umur klinis : 20an
Bentuk badan : astenikus
Gizi : cukup
Stigmata : tidak ada Trofik : baik
Kulit : sawo matang Turgor : baik
Kuku : sianosis - Lain-lain: baik
Kel. Getah bening : tidak teraba membesar
Pembuluh darah:
A. Carotis comunis : Palpasi kanan dan kiri : sama
Auskultasi : tidak ada bising
Pemeriksaan regional
Kepala : t.a.k
Kalvarium : t.a.k
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung : bentuk biasa, lapang, sekret (-)
Mulut : t.a.k
Telinga : cavum timpani: lapang/lapang, sekret -/-, serumen -/-
Oksiput : t.a.k
Leher : kelenjar getah bening tidak teraba membesar Toraks : pergerakan simetris, kanan = kiri
Jantung : BJ I-II normal, gallop (-), murmur (-)
Paru-paru : bnd vesikuler
Abdomen : datar, lemas, nyeri tekan (-)
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Vesika urinaria : tidak dilakukan
Genitalia eksterna : tidak dilakukan
Ekstremitas : akral hangat, Capillary Refill <2"
Sendi-sendi : t.a.k
Otot-otot : t.a.k
Gerakan leher : baik
Gerakan tubuh : baik
Nyeri ketok : -
Nyeri sumbu : -
Pemeriksaan neurologis
I. Tanda-tanda perangsangan meningen
10
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 11/56
Kaku kuduk : - Brudzinski I : -/-
Kernig : -/- Brudzinski II : -/-
Laseque : >700 />700
II. Gangguan saraf otak
• N. I (Olfaktorius)
Cavum nasi : lapang / lapang
Test penghidu : normosomia / normosomia
• N. II (Optikus)
Visus (kasar) : baik / baik
Lihat warna : baik / baik
Lapang pandang : baik / baik
Funduskopi : tidak dilakukan
• N. III, IV, VI (Okulomotorius, Trokhlearis, Abdusen)
- Sikap bola mata : simetris
-
Gerak bola mata : ke segala arah- Ptosis : -
- Strabismus : -
- Nistagmus : -
- Eksoftalmus : -
- Enoftalmus : -
- Diplopia : -
- Deviasi konjuge : -
Pergerakan bola m ata
- Lateral kanan : baik
- Lateral kiri : baik
- Atas : baik
- Bawah : baik
- Berputar : baik
Pupil
- Bentuk : bulat, 3mm / 3mm
- Isokor : isokor
- Refleks cahaya
- Langsung : + / +
- Tidak langsung : + / +
• N. V (trigeminus)
M otorik
Membuka mulut : baik / baik
Gerakan rahang : baik / baik
Menggigit (palpasi) : baik / baik
Maseter : - / -
11
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 12/56
Temporalis : - / -
Sensorik
Rasa raba :
Rasa suhu :
Rasa nyeri :
Refleks
- Refleks kornea : + / +
- Refleks maseter : +
• N. VII (Fasialis)
Sikap wajah (dalam istirahat) : simetris
Mimik : biasa
Angkat alis : baik, simetris kanan dan kiri
Kerut dahi : baik, simetris kanan dan kiri
Kembung pipi : baik, simetris kanan dan kiri
Menyeringai : baik, simetris kanan dan kiri
F. Chvostek : - / -
• N. VIII (Vestibulokokhlearis)
V estibularis
- Nistagmus : (-)
- Vertigo : (-)
Kokhlearis
- Suara bisik : baik / baik - Gesekan jari : baik / baik
- Tes rinne : + / +
- Tes weber : tidak ada lateralisasi
- Tes swabach : sama dengan pemeriksa
• N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus)
Arkus faring : simetris
Palatum mole : ditengah
Disfoni : -
Disartria : -Disfagi : -
Batuk : -
Menelan : baik
Mengejan : -
Refleks faring : baik
Refleks okulokardiak : +
Refleks sinus karotikus : +
12
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 13/56
• N. XI (Asesorius)
Menoleh (kanan, kiri, bawah) : + / ++
Angkat bahu : + / +
M.sternokleidomastoideus : baik / baik
M. Trapezius : baik / baik
• N. XII (Hipoglosus)Sikap lidah dalam mulut : simetri
Julur lidah : baik, simetri
Gerakan lidah : baik
Tremor : -
Fasikulasi : -
Tenaga otot lidah : kanan = kiri
III. Motorik
• Derajat kekuatan otot (0-5)
Kanan KiriLengan - Atas 4 4
- Bawah 4 4
- Lengan 4 4
- Jari 4 4
Tungkai - Atas 4 4
- Bawah 4 4
- Kaki 4 4
- Jari 4 4
• Tonus otot (hiper, noro, hipo, atoni)
Kanan kiri
Lengan - Fleksor Normotoni Hipotoni
- Ekstensor Normotoni Hipotoni
Tungkai - Fleksor Normotoni Hipotoni
- Ekstensor Normotoni Hipotoni
• Trofi otot
Kanan Kiri
Lengan normotrofi normotrofi
Tungkai normotrofi normotrofi
• Gerakan spontan abnormal
Kejang : (-)
Tetani : (-)
Tremor : (-)
Khorea : (-)
13
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 14/56
Atetosis : (-)
Balismus : (-)
Diskinesia : (-)
Mioklonik : (-)
IV. Koordinasi• Statis
- Duduk : tidak dilakukan
- Berdiri : tidak dilakukan
- Test romberg : tidak dilakukan
• Dinamis
- Telunjuk-hidung : baik
- Jari-jari : baik
- Diadokokinesis : tidak dilakukan
V. Refleks
• Refleks fisiologis
Kanan Kiri
- Biseps + +
- Triseps + +
- Knee pes reflex - -
- Achilles pes reflex - -
• Refleks abnormal
- Babinski - -
- Chaddock - -
- Oppenheim - -
- Gordon - -
- Schaeffer - -
- Rossolimo - -
- Mendel behterew - -
- Hoffman tromner - -- Klonus lutut - -
- Klonus kaki - -
VI. Sensibilitas
• Eksteroseptif
14
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 15/56
- Rasa raba (pakai kapas) : kanan < kiri
- Rasa nyeri (pakai jarum) : kanan < kiri
- Rasa suhu (pakai tabung air panas / air dingin) : kanan < kiri
• Propioseptif
Kanan kiri
- Gerak baik baik - Sikap baik baik
- Getar baik baik
-
VII. Vegetatif
• Miksi : Baik
• Defekasi : Belum BAB
VIII. Fungsi luhur
• Memori : baik • Bahasa : baik
• Afek dan emosi : serasi
• Kognitif : baik
IX. Resume
Pasien datang dengan kesemutan di seluruh badan sejak 5 hari sebelum masuk rumah
sakit. Awalnya pasien merasakan keluhan tersebut pada ujung jari kaki dan tangan. Kemudian
keluhan menjalar ke atas 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien sudah minum obat dari
puskesmas, tetapi tidak ada perubahan. Keluhan ini membuat pasien tidak bisa tidur. Riwayat
tekanan darah tinggi dan gula darah disangkal.Status generalis :
Kesadaran : E4V5 M6
Status neurologis:
Rangsang meningeal : -
Saraf otak : n.xi menoleh : + / ++
Motorik : 4444 4444
4444 4444
Eksteroseptif : Rasa raba : + / ++
Rasa nyeri : + / ++
Rasa suhu : + / ++
Refleks fisiologis : +/+
Refleks patologis : -/-
Diagnosis
• Klinis : tetraparese + tetraparestesia
15
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 16/56
• Topis : korteks serebri
• Etiologis : cerebral infark
Terapi
Diet : Biasa
Ivfd : I RL + Citicolin 1 gr / 24jam
Mm : Ascardin 1 x 80jVanitadin 2x1 tab
Meconeuro 2x 1 amp
Pemeriksaan anjuran
H2TL, elektrolit, EMG, CT brain non kontras, LP
Kimia klinik
Gula Darah Sewaktu : 114 mg/dl
Prognosis
o Ad vitam : dubia ad bonam
o Ad sanasionum : dubia ad bonam
o Ad fungsionum : dubia ad bonam
16
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 17/56
FOLLOW UP, 27 MEI 2013, PH= 2
S) KU : kesemutan seluruh badan
KT : pusing, sakit di leher, sulit tidur
O): St atus Generalis
KU : TSS Kes : composmentis GCS : E4V5M6
TD : 130/80 mmHg Nadi : 76x/menitSuhu: 36,3°c RR: 18x/menit
Status Neurologis
Rangsang meningeal
Kaku kuduk : -
Brudzinki I : -
Brudzinki II : - / -
Kernig : + / +
Laseque : >70° / >70°
Saraf Cranial :
• N. I (Olfaktorius)
Cavum nasi : lapang / lapang
Tes penghidu : baik / baik
• N. II (Optikus)
Visus kasar : baik
Tes warna : baik
Lapangan pandang : luas
Funduskopi : tidak dilakukan
• N. III, IV, VI (Okulomotorius, Trochlearis, Abdusen)
Sikap bola mata : simetris
Gerak bola mata : ke segala arah
Strabismus : - / -
Ptosis : - / -
Diplopia : - / -
Deviasi konjuge : - / -
Eksoftalmus : - / -
Enoftalmus : - / -
Pupil : bulat, isokor, 3mm / 3mmRCL : + / +
RCTL : + / +
• N. V (Trigeminus)
Gerakan rahang : baik
Buka tutup mulut : baik
Rasa raba : - / +
17
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 18/56
Rasa nyeri : - / +
Rasa suhu : - / +
Refleks kornea : + / +
Refleks maseter : -
• N. VII (Facialis)
Angkat alis : baik / baik Kerut dahi : - / -
Lagoftalmus : - / -
Kembung pipi : - / -
Menyeringai : + / +
Rasa kecap (2/3 depan) : tidak dilakukan
Fenomena ”chovstek” : - / -
• N. VIII (Vestibulocochlearis)
Nistagmus : -
Vertigo : -
Tes berbisik : + / +
Tes gesek jari : + / +
Tes Rinne : + / +
Tes Weber : tidak ada lateralisasi
Tes Swabach : sama dengan pemeriksa
• N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus)
Arkus faring : simetris
Uvula : di tengah
Palatum molle : intak
Disfasia : -
Disartria : -
Disfoni : -
Refleks faring : +
Refleks okulokardiak : +
Refleks sinus karotikus : +
• N. XI (Asesorius)
Menoleh: + / ++
Angkat bahu : baik, simetris
• N. XII (Hipoglosus)
Sikap lidah dalam mulut : simetris
Julur lidah : baik
Gerakan lidah : baik
Tremor : -
Fasikulasi : -
Tenaga otot lidah : kanan = kiri
18
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 19/56
Sensibilitas
• Eksteroseptif
- Rasa raba (pakai kapas) : kanan < kiri
- Rasa nyeri (pakai jarum) : kanan < kiri
- Rasa suhu (pakai tabung air panas / air dingin) : kanan < kiri
• Propioseptif
Kanan kiri
- Gerak baik baik
- Sikap baik baik
- Getar baik baik
Motorik
Gerakan spontan abnormal : -
Tonus : hipotonus
Trofi : eutrofi
Derajat kekuatan otot : 4444 4444
44444444
Koordinasi
Duduk : baik
Berdiri : baik
Berjalan : baik
Telunjuk – hidung : baik
Jari – jari : baik
Tumit – lutut : baik
Tes Romberg : baik
Diadokokinesis : baik
Refleks fisiologis
Biceps : + / +
Triceps : + / +
KPR : + / +
APR : + / +
Refleks patologis
Babinski : -/-
Chaddock : -/-
Oppenheim : -/-
Gordon : -/-
Schaeffer : -/-
Mendel Bechterew : -/-
Rossolimo : -/-
Klonus lutus : -/-
Klonus kaki : -/-
Hoffman Trommer : -/-
19
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 20/56
Vegetatif
Miksi : baik, lancar
Defekasi : baik, lancar
Fungsi Luhur Afek dan emosi : serasi
Bahasa : baik
Memori : baik
Kognitif : baik
A):
Diagnosis
• Klinis : tetraparese + hemihipestesia dext
• Topis : mielin Medula Spinalis
• Etiologis : Sindrom Guillain Barre
P):
Diet: Biasa
Ivfd: I RL + Citicolin 1 gr / 24jam
Mm/ Ascardia 1 x 80 mg
Ranitidin 2 x 1 tab
Meconeuro 2 x 1 amp
Visit dr.Yuda, Sp.S:
• Susp. Sindrom Guillain Barre
• Bila sulit makan NGT
• Px H2TL & elektrolit
• Ascardia stop
• Metil prednison 3 x 125 amp
• Prx EMG & Pro LP
• Infus IRL + Citicolin stop, ganti IRL + Neurobion / 24 jam
• Observasi TTV, RR
Hasil lab 27 mei 2013 :
AGD dan elektrolit : Kimia klinik :
Na : 142 mmol/L Ureum : 35 mg/dlK : 4,1 mmol/L Kreatinin : 0,81 mg/dl
Cl : 102 mmol/L
Hematologi :
Hb : 15,7 g/dl Ht : 47,4 %
Leu : 10,0 ribu/µl Trombosit : 378 ribu/µ
20
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 21/56
FOLLOW UP, 28 MEI 2013, PH= 3
S) KU : - kesemutan lengan bawah kanan dan kiri
- kesemutan kaki kanan dan kiri
KT : pusing
O): St atus Generalis
KU : TSS Kes : Composmentis E4 V5M6
TD : 120/80 mmHg Nadi : 67 x/menit
Suhu: 37°c RR: 20x/menit
St atus N eurologis
Rangsang meningeal
Kaku kuduk : +
Brudzinki ii : + / +
Kernig : + / +
Laseque : + / +
Saraf Cranial :
• N. I (Olfaktorius)
Cavum nasi : lapang / lapang
Tes penghidu : baik / baik
• N. II (Optikus)
Visus kasar : baik
Tes warna : baik
Lapangan pandang : luas
Funduskopi : tidak dilakukan
• N. III, IV, VI (Okulomotorius, Trochlearis, Abdusen)
Sikap bola mata : simetris
Gerak bola mata : ke segala arah
Strabismus : - / -
Ptosis : - / -
Diplopia : - / -
Deviasi konjuge : - / -
Eksoftalmus : - / -
Enoftalmus : - / -
Pupil : bulat, isokor, 3mm / 3mmRCL : + / +
RCTL : + / +
• N. V (Trigeminus)
Gerakan rahang : baik
Buka tutup mulut : baik
Rasa raba : + / +
21
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 22/56
Rasa nyeri : + / +
Rasa suhu : + / +
Refleks kornea : + / +
Refleks maseter : -
• N. VII (Fasialis)
Sikap wajah (dalam istirahat) : simetrisMimik : biasa
Angkat alis: baik / baik
Kerut dahi : baik / baik
Kembung pipi : - / -
Menyeringai: + / -
• N.VIII (Vestibulokoklearis)
Vertigo : +
Nistagmus : -
Tes berbisik : + / +
Tes gesek jari : + / +
Tes Rinne : + / +
Tes Weber : tidak ada lateralisasi
Tes Swabach : sama dengan pemeriksa
• N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus)
Arkus faring : simetris
Uvula : di tengah
Palatum molle : intak
Disfasia : -
Disartria : -
Disfoni : -
Refleks faring : +
Refleks okulokardiak : +
Refleks sinus karotikus : +
• N. XI (Asesorius)
Menoleh: baik, simetris
Angkat bahu : baik, simetris
• N. XII (Hipoglosus)Sikap lidah dalam mulut : simetris
Julur lidah : baik
Gerakan lidah : baik
Tremor : (-)
Fasikulasi : (-)
Tenaga otot lidah : kanan = kiri
22
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 23/56
Sensibilitas
• Eksteroseptif
- Rasa raba (pakai kapas) : kanan = kiri
- Rasa nyeri (pakai jarum) : kanan = kiri
- Rasa suhu (pakai tabung air panas / air dingin) : kanan = kiri
• Propioseptif
- Gerak : baik / baik
- Sikap : baik / baik
- Getar : baik / baik
Motorik
Gerakan spontan abnormal : -
Tonus : hipotonus
Trofi : eutrofi
Derajat kekuatan otot : 4444 4444
44444444
Koordinasi
Duduk : baik
Berdiri : baik
Berjalan : baik
Telunjuk – hidung : baik
Jari – jari : baik
Tumit – lutut : baik
Tes Romberg : baik Diadokokinesis : baik
Refleks fisiologis
Biceps : + / +
Triceps : + / +
KPR : - / -
APR : - / -
Refleks patologis
Babinski : -/-
Chaddock : -/-
Oppenheim : -/-
Gordon : -/-
Schaeffer : -/-
Mendel Bechterew : -/-
Rossolimo : -/-
Klonus lutus : -/-
Klonus kaki : -/-
23
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 24/56
Hoffman Trommer : -/-
Vegetatif
Miksi : baik, lancar
Defekasi : Belum BAB
Fungsi Luhur Afek dan emosi : serasi
Bahasa : baik
Memori : baik
Kognitif : baik
A):
Diagnosis
• Klinis : tetraparestesia
• Topis : mielin Medula Spinalis
• Etiologis : Sindrom Guillain Barre
P): Diet : Biasa
IVFD: I RL + Citicolin 1 gr /24jam
MM/ : Methyl prednisolon
Ranitidin 1 x 80 gr
Meconeuro 2 x 1 amp
Visit dr. Ayub, Sp.S:
• Pro LP
24
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 25/56
FOLLOW UP, 29 MEI 2013, PH= 4
S) KU : kesemutan lengan bawah kanan dan kiri
KT : mual, muntah, pusing
O): St atus GeneralisKU : TSS Kes : Composmentis E4V5M6 (GCS=15)
TD : 120/80 mmHg Nadi : 78 x/menit
Suhu: 35,4°C RR: 18x/menit
St atus Neurologis
Rangsang meningeal
Kaku kuduk : +
Brudzinki I : +
Brudzinki II : -
Kernig : + / +
Laseque : > 70° / > 70°
Saraf cranial :
• N. I (Olfaktorius)
Cavum nasi : lapang / lapang
Tes penghidu : baik / baik
• N. II (Optikus)
Visus kasar : baik
Tes warna : baik
Lapangan pandang : luasFunduskopi : tidak dilakukan
• N. III, IV, VI (Okulomotorius, Trochlearis, Abdusen)
Sikap bola mata : simetris
Gerak bola mata : ke segala arah
Strabismus : - / -
Ptosis : - / -
Diplopia : - / -
Deviasi konjuge : - / -
Eksoftalmus : - / -Enoftalmus : - / -
Pupil : bulat, isokor, 3mm / 3mm
RCL : + / +
RCTL : + / +
• N. V (Trigeminus)
Gerakan rahang : terbatas
25
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 26/56
Buka tutup mulut : terbatas
Rasa raba : + / +
Rasa nyeri : + / +
Rasa suhu : + / +
Refleks kornea : + / +
Refleks maseter : -
• N. VII (Facialis)
Sikap wajah (dalam istirahat) : simetris
Mimik : biasa
Angkat alis : - / -
Kerut dahi : - / -
Kembung pipi : - / -
Menyeringai : - / -
• N. VIII (Vestibulokoklearis)
Nistagmus : -
Vertigo : +
Tes berbisik : + / +
Tes gesek jari : + / +
Tes Rinne : + / +
Tes Weber : tidak ada lateralisasi
Tes Swabach : sama dengan pemeriksa
• N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus)
Arkus faring : simetris
Uvula : di tengah
Palatum molle : intak
Disfasia : -
Disartria : -
Disfoni : -
Refleks faring : +
Refleks okulokardiak : +
Refleks sinus karotikus : +
• N. XI (Asesorius)
Menoleh: + / +
Angkat bahu : baik, simetris
• N. XII (Hipoglosus)
Sikap lidah dalam mulut : simetris
Julur lida : baik
Gerakan lidah : baik
Tremor : -
Fasikulasi : -
26
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 27/56
Tenaga otot lidah : kanan = kiri
Sensibilitas
• Eksteroseptif - Rasa raba (pakai kapas) : kanan = kiri
- Rasa nyeri (pakai jarum) : kanan = kiri
- Rasa suhu (pakai tabung air panas / air dingin) : kanan = kiri
• Propioseptif
Kanan kiri
- Gerak baik baik
- Sikap baik baik
- Getar baik baik
Motorik
Gerakan spontan abnormal : -
Tonus : hipotonus
Trofi : eutrofi
Derajat kekuatan otot : 4444 4444
44444444
Koordinasi
Duduk : baik
Berdiri : baik
Berjalan : baik
Telunjuk – hidung : baik Jari – jari : baik
Tumit – lutut : baik
Tes Romberg : baik
Diadokokinesis : baik
Refleks fisiologis :
Biceps : + / +
Triceps : + / +
KPR : - / -
APR : - / -
Refleks patologis
Babinski : -/-
Chaddock : -/-
Oppenheim : -/-
Gordon : -/-
Schaeffer : -/-
Mendel Bechterew : -/-
27
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 28/56
Rossolimo : -/-
Klonus lutus : -/-
Klonus kaki : -/-
Hoffman Trommer : -/-
Vegetatif
Miksi : baik, lancar Defekasi : Belum BAB
Fungsi Luhur
Afek dan emosi : serasi
Bahasa : baik
Memori : baik
Kognitif : baik
A):
Diagnosis
• Klinis : tetraparestesia
• Topis : mielin Medula Spinalis
• Etiologis : Sindrom Guillain Barre
P): Diet: Biasa
IVFD: I RL + Citicolin 1 gr /24jam
MM/ Meconeuro 2 x 1 amp
Methylprednisolon 3 x 125 mg
Ranitidin 2 x 1 tab
Visit dr. Erwan (09.00 WIB) :
• Pro : EMG + LP
• Metil prednisolon ↑ 4 x 125 mg
• Fisioterapi
• OS mual ondasatra k/p mual inj 8 mg
Visit dr. Erwan (19.00 WIB)
• Menjelaskan kepada keluarga mengenai rencana LP (prosedur, tujuan , dan efek samping yang
mungkin terjadi) , keluarga pasien masih berunding
Koordinasi
Duduk : baik
Berdiri : baik
Berjalan : baik
Telunjuk – hidung : baik
Jari – jari : baik
Tumit – lutut : baik
Tes Romberg : baik
28
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 29/56
Diadokokinesis : baik
FOLLOW UP, 30 MEI 2013, PH= 5
S) KU : kesemutan lengan bawah kanan dan kiri + tungkai bawah kanan dan kiri
KT : mual jika mencium bau-bauan kaldu
O): St atus Generalis
KU : TSS Kes : composmentis E4V5M6 (GCS=15)TD : 120/80 mmHg Nadi : 76 x/menit
Suhu: 35,6°C RR: 17 x/menit
St atus neurologis
Rangsang meningeal :
Kaku kuduk : -
Brudzinki I : -
Brudzinki II : - / -
Kernig : + / +
Laseque : < 70° / < 70°
Saraf Cranial :
• N. I (Olfaktorius)
Cavum nasi : lapang / lapang
Tes penghidu : baik / baik
• N. II (Optikus)
Visus kasar : baik
Tes warna : baik
Lapangan pandang : luas
Funduskopi : tidak dilakukan
• N. III, IV, VI (Okulomotorius, Trochlearis, Abdusen)
Sikap bola mata : simetris
Gerak bola mata : ke segala arah
Strabismus : - / -
Ptosis : - / -
Diplopia : - / -
Deviasi konjuge : - / -
Eksoftalmus : - / -
Enoftalmus : - / -Pupil : bulat, isokor, 3mm / 3mm
RCL : + / +
RCTL : + / +
• N. V (Trigeminus)
Gerakan rahang : terbatas
Buka tutup mulut : terbatas
29
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 30/56
Rasa raba : + / +
Rasa nyeri : + / +
Rasa suhu : + / +
Refleks kornea : + / +
Refleks maseter : -
• N. VII (Fasialis)Sikap wajah (dalam istirahat) : simetris
Mimik : biasa
Angkat alis : +/ +
Kerut dahi : - / -
Kembung pipi : - / -
Menyeringai : - / -
• N. VIII (Vestibulokoklearis)
Nistagmus : -
Vertigo : -
Tes berbisik : + / +
Tes gesek jari : + / +
Tes Rinne : + / +
Tes Weber : tidak ada lateralisasi
Tes Swabach : sama dengan pemeriksa
• N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus)
Arkus faring : simetris
Uvula : di tengah
Palatum molle : intak
Disfasia : -
Disartria : -
Disfoni : -
Refleks faring : +
Refleks okulokardiak : +
Refleks sinus karotikus : +
• N. XI (Asesorius)
Menoleh: + / +
Angkat bahu : baik, simetris
• N. XII (Hipoglosus)
Sikap lidah dalam mulut : simetris
Julur lidah : baik
Gerakan lidah : baik
Tremor : -
Fasikulasi : -
Tenaga otot lidah : kanan = kiri
30
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 31/56
Sensibilitas
• Eksteroseptif
Rasa raba (pakai kapas) : kanan = kiri
Rasa nyeri (pakai jarum) : kanan = kiri
Rasa suhu (pakai tabung air panas / air dingin) : kanan = kiri
• Propioseptif Gerak : baik / baik
Sikap : baik / baik
Getar : baik / baik
Motorik
Gerakan spontan abnormal : -
Tonus : hipotonus
Trofi : eutrofi
Derajat kekuatan otot : 4444 4444
44444444
Koordinasi
Duduk : baik
Berdiri : baik
Berjalan : baik
Telunjuk – hidung : baik
Jari – jari : baik
Tumit – lutut : baik
Tes Romberg : baik
Diadokokinesis : baik
Refleks fisiologis :Biceps : + / +
Triceps : + / +
KPR : - / -
APR : - / -
Refleks patologis
Babinski : -/-
Chaddock : -/-
Oppenheim : -/-
Gordon : -/-
Schaeffer : -/-
Mendel Bechterew : -/-
Rossolimo : -/-
Klonus lutus : -/-
Klonus kaki : -/-
Hoffman Trommer : -/-
Vegetatif
31
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 32/56
Miksi : baik, lancar
Defekasi : Belum BAB
Fungsi Luhur
Afek dan emosi : serasi
Bahasa : baik
Memori : baik Kognitif : baik
A):
Diagnosis
• Klinis : tetraparestesia
• Topis : mielin Medula Spinalis
• Etiologis : Sindrom Guillain Barre
P): Diet: Biasa
IVFD: I RL + Citicolin 1 gr /24jam
MM/ Meconeuro 2 x 1 amp
Methylprednisolon 4 x 125 mg
Ranitidin 2 x 1 tab
Visit dr. Erwan :
S) masih kesemutan, mulut terasa kaku, mual (+)
O) Kes : E4 V5 M6
TD : 120/80 mmhg
N : 30 x/m
RR: 16 x/m
P) Andasatra 2 x 1 amp
FOLLOW UP, 31 MEI 2011, PH= 6
S) KU : kesemutan pada tangan kanan dan kiri serta jari – jarinya
KT : mual jika mencium bau kaldu
O): St atus Generalis
KU : TSR Kes : composmentis E4V5M6 (GCS=15)
TD : 120/80 mmHg Nadi : 76 x/menitSuhu: 36,5°C RR: 17 x/menit
St atus N eurologis
Rangsang meningeal
Kaku kuduk : -
Brudzinki I : -
Brudzinki II : - / -
Kernig : + / +
32
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 33/56
Laseque : < 70° / < 70°
Saraf cranial :
• N. I (Olfaktorius)
Cavum nasi : lapang / lapang
Tes penghidu : baik / baik
• N. II (Optikus)Visus kasar : baik
Tes warna : baik
Lapangan pandang : luas
Funduskopi : tidak dilakukan
• N. III, IV, VI (Okulomotorius, Trochlearis, Abdusen)
Sikap bola mata : simetris
Gerak bola mata : ke segala arah
Strabismus : - / -
Ptosis : - / -Diplopia : - / -
Deviasi konjuge : - / -
Eksoftalmus : - / -
Enoftalmus : - / -
Pupil : bulat, isokor, 3mm / 3mm
RCL : + / +
RCTL : + / +
• N. V (Trigeminus)
Gerakan rahang : baik
Buka tutup mulut : baik
Rasa raba : + / +
Rasa nyeri : + / +
Rasa suhu : + / +
Refleks kornea : + / +
Refleks maseter : -
• N. VII (Fasialis)
Sikap wajah (dalam istirahat) : simetris
Mimik : biasa
Angkat alis : +/ +Kerut dahi : - / -
Kembung pipi : - / -
Menyeringai : - / -
F. Chvostek : - / -
• N. VIII (Vestibulokoklearis)
Nistagmus : -
33
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 34/56
Vertigo : -
Tes berbisik : + / +
Tes gesek jari : + / +
Tes Rinne : + / +
Tes Weber : tidak ada lateralisasi
Tes Swabach : sama dengan pemeriksa
• N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus)
Arkus faring : simetris
Uvula : di tengah
Palatum molle : intak
Disfasia : -
Disartria : -
Disfoni : -
Refleks faring : +
Refleks okulokardiak : +
Refleks sinus karotikus : +
• N. XI (Asesorius)
Menoleh: + / ++
Angkat bahu : baik, simetris
• N. XII (Hipoglosus)
Sikap lidah dalam mulut : simetris
Julur lidah : baik
Gerakan lidah : baik
Tremor : (-)
Fasikulasi : (-)
Tenaga otot lidah : kanan = kiri
Sensibilitas
• Eksteroseptif
- Rasa raba (pakai kapas) : kanan = kiri
- Rasa nyeri (pakai jarum) : kanan = kiri
- Rasa suhu (pakai tabung air panas / air dingin) : kanan = kiri
• Propioseptif
Gerak : baik / baik Sikap : baik / baik
Getar : baik / baik
Motorik
Gerakan spontan abnormal : -
Tonus : hipotonus
Trofi : eutrofi
34
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 35/56
Derajat kekuatan otot : 4444 4444
44444444
Koordinasi
Duduk : baik
Berdiri : baik
Berjalan : baik
Telunjuk – hidung : baik Jari – jari : baik
Tumit – lutut : baik
Tes Romberg : baik
Diadokokinesis : baik
Refleks fisiologis :
Biceps : + / +
Triceps : + / +
KPR : - / -
APR : - / -
Refleks patologis
Babinski : -/-
Chaddock : -/-
Oppenheim : -/-
Gordon : -/-
Schaeffer : -/-
Mendel Bechterew : -/-
Rossolimo : -/-
Klonus lutus : -/-
Klonus kaki : -/-Hoffman Trommer : -/-
Vegetatif
Miksi : baik, lancar
Defekasi : Belum BAB
Fungsi Luhur
Afek dan emosi : serasi
Bahasa : baik
Memori : baik
Kognitif : baik
A):
Diagnosis
• Klinis : tetraparese
• Topis : mielin Medula Spinalis
• Etiologis : Sindrom Guillain Barre
35
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 36/56
P): Diet: Biasa
IVFD: I RL + 1 amp Neurobion /24jam
Mm/ Methylprednisolon 4 x 125 mg
Meconeuro 2 x 1 gr
Ranitidin 2 x 1 tab
Visit dr. Yuda, Sp.S• Meconeuro tab 2 x 500 mg
36
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 37/56
FOLLOW UP, 1 JUNI 201 3 , PH= 7
S) KU : kesemutan telapak tangan dan kaki
KT : dagu, kaki, betis kaku
O): St atus Generalis
KU : TSR Kes : composmentis E4V5M6 (GCS=15)
TD : 130/80 mmhg Nadi : 85 x/menitSuhu: 36,5°c RR: 18 x/menit
Status neurologis
Rangsang meningeal
Kaku kuduk : +
Brudzinki I : -
Brdzinki II : - / -
Kernig : - / -
Laseque : >70° / >70°
Saraf cranial :
• N. I (Olfaktorius)
Cavum nasi : lapang / lapang
Tes penghidu : baik / baik
• N. II (Optikus)
Visus kasar : baik
Tes warna : baik
Lapangan pandang : luas
Funduskopi : tidak dilakukan
• N. III, IV, VI (Okulomotorius, Trochlearis, Abdusen)
Sikap bola mata : simetris
Gerak bola mata : ke segala arah
Strabismus : - / -
Ptosis : - / -
Diplopia : - / -
Deviasi konjuge : - / -
Eksoftalmus : - / -
Enoftalmus : - / -
Pupil : bulat, isokor, 3mm / 3mmRCL : + / +
RCTL : + / +
• N. V (Trigeminus)
Gerakan rahang : baik
Buka tutup mulut : baik
Rasa raba : + / +
37
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 38/56
Rasa nyeri : + / +
Rasa suhu : + / +
Refleks kornea : + / +
Refleks maseter : -
• N. VII (Fasialis)
Sikap wajah (dalam istirahat) : simetrisMimik : biasa
Angkat alis : +/ +
Kerut dahi : + / +
Kembung pipi : - / -
Menyeringai : - / -
F. Chvostek : + / +
• N. VIII (Vestibulokoklearis)
Nistagmus : -
Vertigo : -
Tes berbisik : + / +
Tes gesek jari : + / +
Tes Rinne : + / +
Tes Weber : tidak ada lateralisasi
Tes Swabach : sama dengan pemeriksa
• N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus)
Arkus faring : simetris
Uvula : di tengah
Palatum molle : intak
Disfasia : -
Disartria : -
Disfoni : -
Refleks faring : +
Refleks okulokardiak : +
Refleks sinus karotikus : +
• N. XII (Hipoglosus)
Sikap lidah dalam mulut : simetris
Julur lidah : baik
Gerakan lidah : baik Tremor : -
Fasikulasi : -
Tenaga otot lidah : kanan = kiri
Sensibilitas
• Eksteroseptif
- Rasa raba (pakai kapas) : kanan = kiri
38
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 39/56
- Rasa nyeri (pakai jarum) : kanan = kiri
- Rasa suhu (pakai tabung air panas / air dingin) : kanan = kiri
• Propioseptif
Gerak : baik / baik
Sikap : baik / baik
Getar : baik / baik
Motorik
Gerakan spontan abnormal : -
Tonus : hipotonus
Trofi : eutrofi
Derajat kekuatan otot : 4444 4444
44444444
Koordinasi
Duduk : baik
Berdiri : baik
Berjalan : baik
Telunjuk – hidung : baik
Jari – jari : baik
Tumit – lutut : baik
Tes Romberg : baik
Diadokokinesis : baik
Refleks fisiologis :
Biceps : ++ / ++
Triceps : ++ / ++
KPR : ++ / ++
APR : ++ / ++
Refleks patologis
Babinski : -/-
Chaddock : -/-
Oppenheim : -/-
Gordon : -/-
Schaeffer : -/-
Mendel Bechterew : -/-
Rossolimo : -/-
Klonus lutus : -/-
Klonus kaki : -/-
Hoffman Trommer : -/-
Vegetatif
Miksi : baik, lancar
Defekasi : Belum BAB
Fungsi Luhur
39
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 40/56
Afek dan emosi : serasi
Bahasa : baik
Memori : baik
Kognitif : baik
A):
Diagnosis• Klinis : tetraparese + tetraparestesia
• Topis : mielin Medula Spinalis
• Etiologis : Sindrom Guillain Barre
P): Diet: biasa
IVFD: I RL + 1 amp Neurobion /24jam
MM/ Methylprednisolon 4 x 125 mg
Meconeuro 2 x 1 gr
Ranitidin 2 x 1 tab
Visit dr. Yuda, Sp.S
• LP +
Warna : jernih kemerahan
Aliran : lambat
• Px : LCS rutin + pewarnaan
• Px : GDS
Hasil lab 1 juni 2013 :
GDS : 125 mg/dl
FOLLOW UP, 2 JUNI 201 3 , PH= 8
S) KU : kesemutan di dagu dan lidah
KT : pegal di punggung dan kedua kaki
O): St atus Generalis
KU : TSR Kes : Composmentis E4V5M6 (GCS=15)
TD : 120/70 mmHg Nadi : 72 x/menit
Suhu: 36,5°c RR: 23 x/menit
Status Neurologis
Rangsang meningeal
Kaku kuduk : -
Brudzinki I : -
Brudzinki II : - / -
Kernig : - / -
40
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 41/56
Laseque : >70° / >70°
Saraf Cranial :
• N. I (Olfaktorius)
Cavum nasi : lapang / lapang
Tes penghidu : baik / baik
• N. II (Optikus)
Visus kasar : baik
Tes warna : baik
Lapangan pandang : luas
• N. III, IV, VI (Okulomotorius, Trochlearis, Abdusen)
Sikap bola mata : simetris
Gerak bola mata : ke segala arah
Strabismus : - / -
Ptosis : - / -Diplopia : - / -
Deviasi konjuge : - / -
Eksoftalmus : - / -
Enoftalmus : - / -
Pupil : bulat, isokor, 3mm / 3mm
RCL : + / +
RCTL : + / +
• N. V (Trigeminus)
Gerakan rahang : baik
Buka tutup mulut : baik
Rasa raba : baik, simetris kanan dan kiri
Rasa nyeri : baik, simetris kanan dan kiri
Rasa suhu : baik, simetris kanan dan kiri
Refleks kornea : + / +
Refleks maseter : -
• N. VII (Fasialis)
Sikap wajah (dalam istirahat) : simetris
Mimik : biasa
Angkat alis : baik, simetris kanan dan kiriKerut dahi : baik, simetris kanan dan kiri
Kembung pipi : baik, simetris kanan dan kiri
Menyeringai : baik, simetris kanan dan kiri
F. Chvostek : - / -
• N. VIII (Vestibulokoklearis)
Nistagmus : -
41
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 42/56
Vertigo : -
Tes berbisik : + / +
Tes gesek jari : + / +
Tes Rinne : + / +
Tes Weber : tidak ada lateralisasi
Tes Swabach : sama dengan pemeriksa
• N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus)
Arkus faring : simetris
Uvula : di tengah
Palatum molle : intak
Disfasia : -
Disartria : -
Disfoni : -
Refleks faring : +
Refleks okulokardiak : +
Refleks sinus karotikus : +
• N.XI (Asesorius)
Menoleh : -
Angkat bahu : -
• N. XII (Hipoglosus)
Sikap lidah dalam mulut : simetris
Julur lidah : baik
Gerakan lidah : baik
Tremor : -
Fasikulasi : -
Tenaga otot lidah : kanan = kiri
Sensibilitas
• Eksteroseptif
Rasa raba : baik, simetris
Rasa nyeri : baik, simetris
Rasa suhu : baik, simetris
• Propioseptif
Rasa sikap : baik Rasa gerak : baik
Rasa getar : baik
Motorik
Gerakan spontan abnormal : -
Tonus : hipotonus
Trofi : eutrofi
42
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 43/56
Derajat kekuatan otot : 44444444
4444 4444
Koordinasi
Duduk : baik
Berdiri : baik
Berjalan : baik
Telunjuk – hidung : baik Jari – jari : baik
Tumit – lutut : baik
Tes Romberg : baik
Diadokokinesis : baik
Refleks fisiologis
Biceps : + / +
Triceps : + / +
KPR : + / +
APR : + / +
Refleks patologis
Babinski : -/-
Chaddock : -/-
Oppenheim : -/-
Gordon : -/-
Schaeffer : -/-
Mendel Bechterew : -/-
Rossolimo : -/-
Klonus lutus : -/-
Klonus kaki : -/-Hoffman Trommer : -/-
Vegetatif
Miksi : baik, lancar
Defekasi : belum BAB
Fungsi Luhur
Afek dan emosi : serasi
Bahasa : baik
Memori : baik
Kognitif : baik
A):
Diagnosis
• Klinis : tetraparese
• Topis : mielin Medula Spinalis
• Etiologis : Sindrom Guillain Barre
43
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 44/56
P): Diet: Biasa
IVFD: I RL + 1 amp Neurobion /24jam
MM/ Methylprednisolon 4 x 125 mg
Meconeuro 2 x 1 gr
Ranitidin 2 x 1 tab
44
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 45/56
FOLLOW UP, 3 JUNI 201 3 , PH= 9
S) KU : kesemutan di dagu dan lidah
KT : pegal di punggung dan kedua kaki
O): St atus Generalis
KU : TSR Kes : Composmentis E4V5M6 (GCS=15)
TD : 130/70 mmhg Nadi : 75 x/menitSuhu: 36,5°c RR: 25 x/menit
Status Neurologis
Rangsang meningeal
Kaku kuduk : -
Brudzinki I : -
Brudzinki II : - / -
Kernig : - / -
Laseque : >70° / >70°
Saraf Cranial :
• N. I (Olfaktorius)
Cavum nasi : lapang / lapang
Tes penghidu : baik / baik
• N. II (Optikus)
Visus kasar : baik
Tes warna : baik
Lapangan pandang : luas
• N. III, IV, VI (Okulomotorius, Trochlearis, Abdusen)
Sikap bola mata : simetris
Gerak bola mata : ke segala arah
Strabismus : - / -
Ptosis : - / -
Diplopia : - / -
Deviasi konjuge : - / -
Eksoftalmus : - / -
Enoftalmus : - / -
Pupil : bulat, isokor, 3mm / 3mm
RCL : + / +RCTL : + / +
• N. V (Trigeminus)
Gerakan rahang : baik
Buka tutup mulut : baik
Rasa raba : baik, simetris kanan dan kiri
Rasa nyeri : baik, simetris kanan dan kiri
45
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 46/56
Rasa suhu : baik, simetris kanan dan kiri
Refleks kornea : + / +
Refleks maseter : -
• N. VII (Fasialis)
Sikap wajah (dalam istirahat) : simetris
Mimik : biasaAngkat alis : baik, simetris kanan dan kiri
Kerut dahi : baik, simetris kanan dan kiri
Kembung pipi : baik, simetris kanan dan kiri
Menyeringai : baik, simetris kanan dan kiri
F. Chvostek : - / -
• N. VIII (Vestibulokoklearis)
Nistagmus : -
Vertigo : -
Tes berbisik : + / +
Tes gesek jari : + / +
Tes Rinne : + / +
Tes Weber : tidak ada lateralisasi
Tes Swabach : sama dengan pemeriksa
• N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus)
Arkus faring : simetris
Uvula : di tengah
Palatum molle : intak
Disfasia : -
Disartria : -
Disfoni : -
Refleks faring : +
Refleks okulokardiak : +
Refleks sinus karotikus : +
• N.XI (Asesorius)
Menoleh : -
Angkat bahu : -
• N. XII (Hipoglosus)Sikap lidah dalam mulut : simetris
Julur lidah : baik
Gerakan lidah : baik
Tremor : -
Fasikulasi : -
Tenaga otot lidah : kanan = kiri
46
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 47/56
Sensibilitas
• Eksteroseptif
Rasa raba : baik, simetris
Rasa nyeri : baik, simetris
Rasa suhu : baik, simetris
• Propioseptif
Rasa sikap : baik
Rasa gerak : baik
Rasa getar : baik
Motorik
Gerakan spontan abnormal : -
Tonus : hipotonus
Trofi : eutrofi
Derajat kekuatan otot : 44444444
44444444
Koordinasi
Duduk : baik
Berdiri : baik
Berjalan : baik
Telunjuk – hidung : baik
Jari – jari : baik
Tumit – lutut : baik
Tes Romberg : baik
Diadokokinesis : baik
Refleks fisiologis
Biceps : + / +
Triceps : + / +
KPR : + / +
APR : + / +
Refleks patologis
Babinski : -/-
Chaddock : -/-
Oppenheim : -/-
Gordon : -/-
Schaeffer : -/-
Mendel Bechterew : -/-
Rossolimo : -/-
Klonus lutus : -/-
Klonus kaki : -/-
Hoffman Trommer : -/-
47
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 48/56
Vegetatif
Miksi : baik, lancar
Defekasi : belum BAB
Fungsi Luhur Afek dan emosi : serasi
Bahasa : baik
Memori : baik
Kognitif : baik
A):
Diagnosis
• Klinis : tetraparese
• Topis : mielin Medula Spinalis
• Etiologis : Sindrom Guillain Barre
P): Diet: Biasa
IVFD: I RL + 1 amp Neurobion /24jam
MM/ Methylprednisolon 4 x 125 mg
Meconeuro 2 x 1 gr
Ranitidin 2 x 1 tab
Dulcolax supp extra
Visit dr. Yuda, Sp.S
• Metil tapp off / 2 hari
• Boleh rawat jalan, apabila metil selesai tapp off
48
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 49/56
FOLLOW UP, 4 JUNI 201 3 , PH= 10
S) KU : kesemutan di dagu dan lidah
O): St atus Generalis
KU : TSR Kes : Composmentis E4V5M6 (GCS=15)
TD : 120/80 mmhg Nadi : 76 x/menit
Suhu: 36,2°c RR: 20 x/menit
Status Neurologis
Rangsang meningeal :
Kaku kuduk : -
Brudzinki : -
Brudzinki : - / -Weber : - / -
Swabach : >70° / > 70°
Saraf Cranial :
• N. I (Olfaktorius)
Cavum nasi : lapang / lapang
Tes penghidu : baik / baik
• N. II (Optikus)
Visus kasar : baik
Tes warna : baik Lapangan pandang : luas
• N. III, IV, VI (Okulomotorius, Trochlearis, Abdusen)
Sikap bola mata : simetris
Gerak bola mata : ke segala arah
Strabismus : - / -
Ptosis : - / -
Diplopia : - / -
Deviasi konjuge : - / -
Eksoftalmus : - / -
Enoftalmus : - / -
Pupil : bulat, isokor, 3mm / 3mm
RCL : + / +
RCTL : + / +
• N. V (Trigeminus)
Gerakan rahang : baik
Buka tutup mulut : baik
49
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 50/56
Rasa raba : baik, simetris kanan dan kiri
Rasa nyeri : baik, simetris kanan dan kiri
Rasa suhu : baik, simetris kanan dan kiri
Refleks kornea : + / +
Refleks maseter : -
• N. VII (Fasialis)
Sikap wajah (dalam istirahat) : simetrisMimik : Biasa
Angkat alis : baik, simetris kanan dan kiri
Kerut dahi : baik, simetris kanan dan kiri
Kembung pipi : baik, simetris kanan dan kiri
Menyeringai : baik, simetris kanan dan kiri
F. Chvostek : - / -
Lagoftalmus : - / -
• N. VIII (Vestibulocochlearis)
Nistagmus : -
Vertigo : -
Tes berbisik : + / +
Tes gesek jari : + / +
Tes Rinne : + / +
Tes Weber : tidak ada lateralisasi
Tes Swabach : sama dengan pemeriksa
• N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus)
Arkus faring : simetris
Uvula : di tengah
Palatum molle : intak
Disfasia : -
Disartria : -
Disfoni : -
Refleks faring : +
Refleks okulokardiak : +
Refleks sinus karotikus : +
• N.XI (Asesorius) :
Menoleh : baik
Angkat bahu : baik
• N. XII (Hipoglosus)
Sikap lidah dalam mulut : simetris
Julur lidah : baik
Gerakan lidah : baik
Tremor : -
Fasikulasi : -
50
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 51/56
Tenaga otot lidah : baik
Sensibilitas
• Eksteroseptif
Rasa raba : baik, simetris
Rasa nyeri : baik, simetrisRasa suhu : baik, simetris
• Proprioseptif
Rasa sikap : baik
Rasa gerak : baik
Rasa getar : baik
Motorik
Gerakan spontan abnormal : -
Tonus : hipotonus
Trofi : eutrofi
Derajat kekuatan otot : 44444444
44444444
Koordinasi
Duduk : baik
Berdiri : baik
Berjalan : baik
Telunjuk – hidung : baik
Jari – jari : baik
Tumit – lutut : baik
Tes Romberg : baik Diadokokinesis : baik
Refleks fisiologis
Biceps : + / +
Triceps : + / +
KPR : + / +
APR : + / +
Refleks patologis
Babinski : -/-
Chaddock : -/-
Oppenheim : -/-
Gordon : -/-
Schaeffer : -/-
Mendel Bechterew : -/-
Rossolimo : -/-
Klonus lutus : -/-
Klonus kaki : -/-
51
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 52/56
Hoffman Trommer : -/-
Vegetatif
Miksi : baik, lancar
Defekasi : baik, lancar
Fungsi Luhur
Afek dan emosi : serasi
Bahasa : baik
Memori : baik
Kognitif : baik
A):
Diagnosis
• Klinis : tetraparese + tetraparestesi
• Topis : mielin Medula Spinalis
• Etiologis : Sindrom Guillain Barre
P): Diet: Biasa
MM/ Methylprednisolon 4 x 125 mg
Meconeuro 2 x 1 gr
Ranitidin 2 x 1 tab
Dulcolax supp extra
Visit dr. Yuda, Sp.S
• Dulcolax supp extra
• Inj plug
• Neurobion drip supp
52
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 53/56
FOLLOW UP, 5 JUNI 201 3 , PH= 11
S) KU : kesemutan di dagu dan lidah
KT : pegal di punggung dan kedua kaki
O): St atus Generalis
KU : TSR Kes : Composmentis E4V5M6 (GCS=15)
TD : 120/70 mmhg Nadi :70 x/menit
Suhu: 36,5°c RR: 24 x/menit
Status Neurologis
Rangsang meningeal :
Kaku kuduk : -
Brudzinki : -
Brudzinki : - / -
Weber : - / -
Swabach : >70° / > 70°
Saraf Cranial :
• N. I (Olfaktorius)
Cavum nasi : lapang / lapang
Tes penghidu : baik / baik
• N. II (Optikus)Visus kasar : baik
Tes warna : baik
Lapangan pandang : luas
• N. III, IV, VI (Okulomotorius, Trochlearis, Abdusen)
Sikap bola mata : simetris
Gerak bola mata : ke segala arah
Strabismus : - / -
Ptosis : - / -
Diplopia : - / -Deviasi konjuge : - / -
Eksoftalmus : - / -
Enoftalmus : - / -
Pupil : bulat, isokor, 3mm / 3mm
RCL : + / +
RCTL : + / +
53
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 54/56
• N. V (Trigeminus)
Gerakan rahang : baik
Buka tutup mulut : baik
Rasa raba : baik, simetris kanan dan kiri
Rasa nyeri : baik, simetris kanan dan kiri
Rasa suhu : baik, simetris kanan dan kiri
Refleks kornea : + / +Refleks maseter : -
• N. VII (Fasialis)
Sikap wajah (dalam istirahat) : simetris
Mimik : Biasa
Angkat alis : baik, simetris kanan dan kiri
Kerut dahi : baik, simetris kanan dan kiri
Kembung pipi : baik, simetris kanan dan kiri
Menyeringai : baik, simetris kanan dan kiri
F. Chvostek : - / -
Lagoftalmus : - / -
• N. VIII (Vestibulocochlearis)
Nistagmus : -
Vertigo : -
Tes berbisik : + / +
Tes gesek jari : + / +
Tes Rinne : + / +
Tes Weber : tidak ada lateralisasi
Tes Swabach : sama dengan pemeriksa
• N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus)
Arkus faring : simetris
Uvula : di tengah
Palatum molle : intak
Disfasia : -
Disartria : -
Disfoni : -
Refleks faring : +
Refleks okulokardiak : +
Refleks sinus karotikus : +
• N.XI (Asesorius) :
Menoleh : baik
Angkat bahu : baik
• N. XII (Hipoglosus)
Sikap lidah dalam mulut : simetris
54
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 55/56
Julur lidah : baik
Gerakan lidah : baik
Tremor : -
Fasikulasi : -
Tenaga otot lidah : baik
Sensibilitas• Eksteroseptif
Rasa raba : baik, simetris
Rasa nyeri : baik, simetris
Rasa suhu : baik, simetris
• Proprioseptif
Rasa sikap : baik
Rasa gerak : baik
Rasa getar : baik
Motorik
Gerakan spontan abnormal : -
Tonus : hipotonus
Trofi : eutrofi
Derajat kekuatan otot : 44444444
44444444
Koordinasi
Duduk : baik
Berdiri : baik
Berjalan : baik
Telunjuk – hidung : baik Jari – jari : baik
Tumit – lutut : baik
Tes Romberg : baik
Diadokokinesis : baik
Refleks fisiologis
Biceps : + / +
Triceps : + / +
KPR : + / +
APR : + / +
Refleks patologis
Babinski : -/-
Chaddock : -/-
Oppenheim : -/-
Gordon : -/-
Schaeffer : -/-
Mendel Bechterew : -/-
55
7/21/2019 Case SGB Yis
http://slidepdf.com/reader/full/case-sgb-yis 56/56
Rossolimo : -/-
Klonus lutus : -/-
Klonus kaki : -/-
Hoffman Trommer : -/-
Vegetatif
Miksi : baik, lancar Defekasi : baik, lancar
Fungsi Luhur
Afek dan emosi : serasi
Bahasa : baik
Memori : baik
Kognitif : baik
A):
Diagnosis
• Klinis : tetraparese + tetraparestesi
• Topis : mielin Medula Spinalis
• Etiologis : Sindrom Guillain Barre
P): Diet: Biasa
IVFD: -
MM/ Methylprednisolon 4 x 125 mg
Meconeuro 2 x 1 gr
Ranitidin 2 x 1 tab
Visit dr. Yuda, Sp.S
• Metilprednisolon 3 x 16 mg
• Ranitidin 2 x 1
• Meco
• OBH Syn 3 x 1
• Pengantar EMG sambil rawat jalan
6 JUNI 201 3
Pasien pulang ke rumah
Nama Obat WaktuPulang Dosis dan Jumlah
Mecobalamin 2 x 1 tab (15)
Ranitidin 2 x 1 tab (15)