mps modul 1 fix.docx
TRANSCRIPT
Tugas Kegiatan Belajar 1
1.1. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan metode ilmiah!
Metode ilmiah merupakan suatu prosedur (urutan langkah) yang harus
dilakukan untuk melakukan suatu proyek ilmiah (science project).
Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-
prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran
terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.”
Metode Ilmiah (ilmu pengetahuan), yaitu cara memperoleh pengetahuan
(proses) akan menentukan apa yang akan diketahui (isi), melalui penalaran
yang sahih (sistematis, teratur, keketatan proses penalaran). Metode ilmiah
terjadi karena:
- Pengetahuan diperoleh dengan cara membentuk prosedur sistematis
- Adanya kombinasi prinsip deduksi (peneliti berupaya secara logis dan
sistematis menganalisis fenomena sosial yang menjadi kajiannya) dan
induksi (peneliti melakukan seleksi terhadap variasi fenomena sosial
yang ingin dikaji)
1.2. Deskripsikan apa yang dimaksud dengan metode penelitian sosial!
Metode Penelitian Sosial adalah kegiatan spionase untuk mencari, memata-
matai, dan menemukan pengetahuan di bidang sosial dari “lapangan” yang
dapat dipertanggung jawabkan menurut kaidah-kaidah ilmiah tertentu, bukan
mencari kebenaran-kebenaran normatif yang semata-mata hanya dituntun
oleh cara berpikir deduktif.
1.3. Jelaskan tujuan dan manfaat ilmu!
Manfaat ilmu antara lain :
Mencari tahu dan menelaah bagaiman cara hidup yang lebih baik dari
sebelumnya
Menemukan sesuatu untuk menjawab ssetiap keingintahuannya,
Menggunakan penemuan-penemuan untuk membantu dalam menjalani
aktivitas ssehari-hari.
Manusia pun menjadi lebih aktif mengfungsikan akal untuk senantiasa
mengembangkan ilmu yang diperoleh dan yang dipelajarinya.
Menjadi tahu sesuatu dari yang sebelumnya tidak tahu,
Dapat malakukan banyak hal di berbagai aspek kehidupan.
Tujuan ilmu antara lain :
untuk mencari/mendapatkan :
Kebenaran (Truth)
Pengetahuan (Knowledge)
Pemahaman (Understanding)
Penjelasan (Explanation)
Klasifikasi (Classification)
Peramalan (Prediction)
Pengendalian (Control)
Penerapan (Application)
Penemuan (Indention)
Produksi (Production)
1.4. Jelaskan logika induktif maupun deduktif!
Logika induktif adalah ‘sistem penalaran yang menelaah prinsip-prinsip
penyimpulan yang sah dari sejumlah hal khusus sampai pada suatu
kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi.
Logika deduktif adalah ‘sistem penalaran yang menelaah prinsip-prinsip
penyimpulan yang sah berdasarkan bentuknya (form) serta kesimpulan yang
dihasilkan sebagai kemestian yang diturunkan dari pangkal pikiran yang
jernih atau sehat’. Atau logika deduktif adalah ‘suatu ilmu yang mempelajari
asas-asas atau hokum-hukum dalam berfikirm hokum-hukum tersebut harus
ditaati supaya pola berfikirnya benar dan mencapai kebenaran’ (Sudiarja,
dkk., 2006; Copi, I.M. 1978).
Jadi, Logika induktif merupakan cara berfikir dimana ditarik suatu
kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual.
Logika deduktif merupakan cara berfikir dimana pernyataan yang bersifat
umum ditarik suatu kesimpulan yang bersifat khusus.
1.5. Jelaskan peran dan kedudukan metode penelitian dalam metode ilmiah!
Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu.Ilmiah berarti didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Data yang diperoleh melalui
penelitian adalah data empiris (teramati) dengan kriteria valid,realibel dan
objektif.
1.6. Identifikasi kriteria metode ilmiah!
Metode ilmiah dalam meneliti mempunyai criteria, seperti di bawah ini.
Kriteria
1. Berdasarkan fakta
2. Bebas dari prasangka
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisis
4. Menggunakan hipolesa
5. Menggunakan ukuran objektif
6. Menggunakan teknik kuantifikasi
1. Berdasarkan Fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang
akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang
nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal,
kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.
2. Bebas dari Prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh
dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan
dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.
3. Menggunakan Prinsip Analisa
Dalam memahami serta member! arti terhadap fenomena yang kompleks,
harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab
serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang
mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat
deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan
menggunakan analisa yang tajam.
4. Menggunakan Hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir
dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan
persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai
sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat.
Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran
peneliti.
5. Menggunakan Ukuran Obyektif
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang
objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani.
Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan
menggunakan pikiran yang waras.
6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus
digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan
Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya
harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang,
sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang
termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating.
Tugas Kegiatan Belajar 2
2.1 Definisikan masing-masing metode penelitian yang terdapat pada Tabel 1
di atas!
Tabel 1. Kategori Penelitian menurut pendekatan, purpose dan observasi
Pendekatan
(Approach)
Kebutuhan/Tujuan
(Purpose)
Metode Pengamatan
(Observation)
Qualitative (Kualitatif) Explaration (Eksplorasi) Experiment
Quantitative
(Kuantitatif)
Description (Deskripsi) Survey
Explanatory Field Research
(Eksplanatori)
Unobtrusive Research
Evaluation Research
a. Kategori Penelitian menurut pendekatan
1. Qualitative (Kualitatif)
Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian dan
pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki
suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini,
peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata,
laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada
situasi yang alami (Creswell, 1998:15).
2. Quantitative (Kuantitatif)
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja dengan
angka, yang datanya berujud bilangan (skor atau nilai, peringkat atau
frekuensi), yang dianalisis dengan menggunakan statistik untuk
menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik,
dan untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel tertentu
mempengaruhi variabel yang lain (Creswell, 2002)
b. Kategori penelitian menurut kebutuhan/tujuan (purpose)
1. Explaration (Eksplorasi)
Yaitu penelitian yang dilaksanakan untuk menggali data dan
informasi tentang topik atau isu-isu baru yang ditujukan untuk
kepentingan pendalaman atau penelitian lanjutan. Tujuan penelitian
adalah untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang lebih akurat
yang akan dijawab dalam penelitian lanjutan atau penelitian
kemudian. Peneliti biasanya menggunakan penelitian eksp7lorasi ini
untuk mendapatkan pengetahuan yang cukup dalam penyusunan
desain dan pelaksanaan kajian lanjutan yang lebih sistematis.
Penelitian eksploratory pada umumnya dilaksanakan untuk
menjawab pertanyaan ”Apa (what)” (Apa sesungguhnya fenomena
sosial tersebut?). Pada penelitian ini seringkali menggunakan data-
data kualitatif.
2. Description (Deskripsi)
Penelitian deskriptif menghadirkan gambaran tentang situasi
atau fenomena sosial secara detil. Dalam penelitian ini, peneliti
memulai penelitian dengan desain penelitian yang terumuskan secara
baik yang ditujukan untuk mendeskripsikan sesuatu secara jelas.
Penelitian deskriptif biasanya berfokus pada pertanyaan
”bagaimana (how)” dan ”siapa (who)” (Bagaimana fenomena tersebut
terjadi? Siapa yang terlibat didalamnya?)
3. Explanatory (Eksplanatori)
adalah penelitian yang berusaha untuk mengklarifikasikan
mengapa dan bagaimana adanya hubungan diantara dua aspek dan
dua fenomena. Tipe penelitian ini berusaha menjelaskan, misalnya,
mengapa pekerjaan yang penuh tekanan akan mengakibatkan
serangan jantung; mengapa penurunan tingkat mortalitas penduduk
juga diikuti oleh penurunan tingkat kelahiran; atau mengapa
lingkungan rumah tempat anak akan berpengaruh kepada tingkat
pencapaian akademisnya.
Penelitian Eksploratori. Jenis penelitian ini biasa juga
disebut “feasibility study” atau “pilot study”, penelitian jenis ini biasa
dilakukan dengan menggunakan atau memanfaatkan skala yang kecil
tetapi dengan kajian yang mendalam, sehingga kajian yang sempit
dan mendalam tersebut bisa menjadi model atau percontohan yang
lebih luas.
c. Kategori penelitian menurut metode pengamatan (observation)
1. Experiment
Penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu
penelitian yang berusaha mencari pengaruh variable tertentu terhadap
variable yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat.
Terdapat empat bentuk metode eksperimen yaitu experimental, true
eksperimental factorial, dan quasi experimental. (Tuckman 1982:128-
156). Penelitian eksperimen ini pada umumnya dilakukan pada
laboratorium.
Contoh misalnya:
Pengaruh unsur kimia tertentu terhadap kelezatan makanan
Pengaruh jenis bahan tertentu terhadap keawetan warna kain, dsb.
2. Survey
Kerlinger (1973) mengemukakan bahwa penelitian survey
adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,
tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari
populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relative,
distribusi dan hubungan-hubungan antar variable sosiologis maupun
psikologis.
Penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil
suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Walaupun
metode survey ini tidak memerlukan kelompok control seperti halnya
pada metode eksperimen, namun generalisasi yang dialkukan bisa
lebih akurat bila digunakan sampel yang representative (David Kline :
1980).
Contoh misalnya:
Penelitian untuk mengungkapkan kecendrungan masyarakat
dalam mengkonsumsi jenis minuman.
3. Field Research
Adalah metode penelitian yang digunakan penulis dengan
melakukan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian.
Pengamatan langsung disini dimaksudkan sebagai pengamatan
terhadap data, dokumen primer, serta barang milik negara yang
menjadi obyek penelitian ini. Metode penelitian lapangan ini
digunakan untuk mendukung pemahaman terhadap obyek yang
sedang diteliti.
4. Unobtrusive Research
Metode Unobtrusive/tidak Reaktif Bila diartikan secara
harfiah, istilah unobtrusive dapat diartikan sebagai ”tidak
menonjolkan diri”, rendah hati”. Arti sebenarnya adalah bahwa
metode ini bersifat non-reaktif, dalam arti, tidak mengundang reaksi
khusus dari pihak yang diteliti.
Penelitian Unobtrusive, yang dimaksudkan adalah peneliti
tidak bertanya, atau melakukan sesuatu untuk mendapatkan respon
dari individu atau kelompok yang ditelitinya. Penelitian dilakukan
dengan menyandarkan diri pada data unobtrusive, yakni:
a. Jejak-jejak fisik
Jejak-jejak fisik dapat dibedakan dari: Erosi, ada suatu
tanda penghilangan yang menunjukkan gambaran perilaku tertentu.
Akresi, adanya akumulasi bukti-bukti fisik mengindikasikan
perilaku tertentu.
b. Arsip/Dokumen
Arsip dibedakan menjadi 2:
Arsip resmi, atau arsip yang disusun oleh lembaga public
Arsip-arsip pribadi
5. Evaluation Research
adalah penelitian yang diharapkan dapat memberikan masukan
atau mendukung pengambilan keputusan tentang nilai relatif dari dua
atau lebih alternatif tindakan. Dalam hal yang khusus, penelitian
evaluasi dapat dinyatakan sebagai evaluasi, tetapi dalam hal lain juga
dapat dinyatakan sebagai penelitian. Sebagai evaluasi berarti hal ini
merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk
membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan standard
dan program yang telah ditetapkan. Evaluasi sebagai penelitian berarti
akan berfungsi untuk menjelaskan fenomena.
Terdapat dua jenis dalam penelitian evaluasi yaitu: penelitian
evaluasi formatif yang menekankan pada proses dan evaluasi sumatif
yang menekankan pada produk (Kidder 1981 : 84).
Evaluasi formatif ingin mendapatkan feedback dari suatu
aktivitas dalam proses, sehingga dapat digunakan untuk
meningkatkan program atau produk. Evaluasi sumatif menekankan
pada efektifitas pencapaian program yang berupa produk tertentu.
Contoh:
Penelitian untuk mengevaluasi apakah suatu produk yang
direncanakan terjual 95% tercapai atau tidak
2.2 Identifikasi karakteristik dari setiap metode penelitian tersebut!
Kategori
Penelitian
Metode
Penelitian
Karakteristik
Pendekatan
(Approach)
Qualitative
(Kualitatif)
Penelitian yang tidak
menggunakan model-model
matematik, statistik atau
komputer.
Proses penelitian dimulai
dengan menyusun asumsi
dasar dan aturan berpikir
yang akan digunakan dalam
penelitian.
Informasi yang dikumpulkan
dan diolah harus tetap
obyektif dan tidak
dipengaruhi oleh pendapat
peneliti sendiri.
Quantitative
(Kuantitatif)
Penelitian kuantitatif adalah
mengembangkan dan
menggunakan model-model
matematis, teori-teori dan
hipotesis yang dikaitkan
dengan fenomena alam.
Untuk menyajikan suatu
fakta atau mendeskripsikan
statistik, untuk menunjukkan
hubungan antarvariabel, dan
ada pula yang bersifat
mengembangkan konsep,
mengembangkan
pemahaman atau
mendeskripsikan banyak hal,
baik itu dalam ilmu-ilmu
alam maupun ilmu-ilmu
sosial.
Kebutuhan/Tujuan
(Purpose)
Explaration
(Eksplorasi)
Jenis penelitian sosial yang
tujuannya untuk memberikan
sedikit definisi atau
penjelasan mengenai konsep
atau pola yang digunakan
dalam penelitian.
Peneliti belum memiliki
gambaran akan definisi atau
konsep penelitian.
Description
(Deskripsi)
Jenis penelitian yang
tujuannya untuk menyajikan
gambaran lengkap mengenai
aturan sosial atau hubungan
antara fenomena yang diuji.
Peneliti telah memiliki
definisi jelas tentang subjek
penelitian.
Explanatory
(Eksplanatori)
Penelitian bertujuan untuk
menguji suatu teori atau
hipotesis guna memperkuat
atau bahkan menolak teori
atau hipotesis hasil penelitian
yang sudah ada.
Metode
Pengamatan
Experiment Penelitian ini bertujuan
untuk menemukan hubungan
(Observation) sebab-akibat dan pengaruh
faktor-faktor pada kondisi
tertentu.
Survey Merupakan suatu teknik
pengumpulan informasi yang
dilakukan dengan cara
menyusun daftar pertanyaan
yang diajukan pada
responden.
Field Research Metode pengumpulan data
dalam penelitian kualitatif
yang tidak memerlukan
pengetahuan mendalam akan
literatur yang digunakan dan
kemampuan tertentu dari
pihak peneliti.
Unobtrusive
Research
Penelitian yang mempelajari
perilaku sosial tanpa
mempengaruhi subjek
penelitian.
Evaluation
Research
Penelitian yang bertujuan
untuk mengevaluasi dampak
pelaksanaan program
(intervensi sosial).
Berdasarkan pembagian tugas yang membahas tentang kategori penelitian :
Kategori Penelitian (Tull, 1993)
Tiga kategori umum penelitian berdasarkan jenis informasi yang dibutuhkan
menurut beberapa peneliti antara lain: eksplorasi, deskriptif, dan kausal.
Penelitian eksploratif (exploratory research) berkaitan dengan menemukan
sifat umum dari masalah dan variabel yang berhubungan dengan hal tersebut.
Eksplorasi penelitian dicirikan oleh tingkat fleksibilitas yang tinggi, dan
cenderung mengandalkan data sekunder, kenyamanan atau penilaian sampel,
survei skala kecil atau percobaan sederhana, analisis kasus, dan evaluasi
subjektif hasilnya.
Penelitian deskriptif (descriptive research) difokuskan pada deskripsi akurat
dari variabel-variabel dalam model masalah. Studi profil konsumen, studi
pasar potensial, studi manfaat produk, survei sikap, analisis ales, penelitian
media, dan survei harga adalah contoh penelitian deskriptif. Setiap sumber
informasi dapat digunakan dalam penelitian deskriptif, meskipun kebanyakan
studi alam ini sangat bergantung pada sumber data sekunder dan penelitian
survei.
Penelitian kausal (causal research) mencoba untuk menentukan sifat
hubungan fungsional antara dua atau lebih variabel dalam masalah model.
Sebagai contoh, studi tentang efektivitas iklan umumnya mencoba untuk
menemukan sejauh mana iklan menyebabkan penjualan atau perubahan sikap.
Kita dapat menggunakan tiga jenis bukti untuk membuat kesimpulan tentang
hubungan sebab akibat, diantaranya: (1) Variasi yang bersamaan
(concomitant variation), (2) Urutan kejadian (sequence of occurrence), dan
(3) Tidak adanya faktor penyebab potensial lainnya (absence of other
potential causal factors).
1) Variasi yang bersamaan (concomitant variation), merupakan dasar
umum untuk menganggap penyebabnya. Misalkan kita perhatikan bahwa
pengeluaran iklan bervariasi di sejumlah daerah dan mengukur penjualan
di daerah masing-masing. Sejauh penjualan yang tinggi terjadi di daerah
dengan belanja iklan yang besar dan penjualan yang rendah terjadi di
daerah dengan pengeluaran iklan yang terbatas, kita dapat menyimpulkan
bahwa iklan yang merupakan penyebab dari penjualan. Harus ditekankan
bahwa kita hanya memiliki kesimpulan, kita belum membuktikan bahwa
kenaikan iklan menyebabkan penjualan yang meningkat.
2) Urutan kejadian (sequence of occurrence) dapat juga memberikan bukti
sebab-akibat. Satu kejadian menyebabkan yang lain, selalu harus
mendahuluinya. Suatu kejadian yang terjadi setelah peristiwa lain tidak
dapat dikatakan menyebabkan peristiwa yang pertama. Pentingnya
rangkaian dapat ditampilkan dalam contoh terakhir kita dari iklan yang
menyebabkan penjualan. Misalkan penyelidikan selajutnya menunjukkan
bahwa alokasi iklan ke beberapa daerah telah berdasarkan penjualan
periode lalu sehingga tingkat iklan langsung terkait dengan penjualan
masa lalu. Tiba-tiba, sifat hubungan kausal kita adalah tingkat penjualan
menyebabkan perubahan pada tingkat iklan.
3) Tidak adanya faktor penyebab potensial lainnya (absence of other
potential causal factors). Artinya, jika kita bisa secara logis atau melalui
desain penelitian menghilangkan semua faktor penyebab yang
memungkinkan selain satu yang kita minati, kita akan menetapkan
variabel kita perhatikan dengan faktor penyebab. Sayangnya, tidak
pernah mungkin untuk mengontrol sepenuhnya atau untuk
menghilangkan semua penyebab yang memungkinkan untuk setiap
kejadian tertentu. Selalu kita memiliki kemungkinan bahwa beberapa
faktor yang kita tidak sadari telah mempengaruhi hasil. Namun, jika
semua alternatif yang masuk akal dihapuskan kecuali satu, kita dapat
memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dalam sisa variabel.
2.3.3 Jelaskan keterkaitan diantara metode penelitian tersebut!
Jawab:
Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan. Oleh karena tujuan umum penelitian adalah untuk memecahkan
masalah, maka langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan
masalah yang telah dirumuskan. Metode penelitian menggambarkan
rancangan penelitian yang meliputi prosedur atau langkah-langkah yang
harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, serta dengan cara apa data
tersebut diperoleh dan diolah/dianalisis. Untuk itu dalam prakteknya
terdapat sejumlah metode yang digunakan untuk kepentingan penelitian.
Masing-masing metode penelitian saling terkait satu sama lain, dimana
dalam suatu penelitian usaha menemukan, mengembangkan dan menguji
kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan
menghubungkan metode-metode ilmiah untuk digunakan dalam penelitian
tersebut.
2.3.4 Carilah metode penelitian selain yang ada pada Tabel 1 di atas!
Jawab:
Mc. Milan membagi macam-macam metode penelitian berdasarkan
pendekatan yang digunakan, antara lain:
1. Pendekatan Kualitatif
a. Metode Etnografis
Metode etnografis ialah metode yang digunakan untuk menginterpretasi
budaya, kelompok sosial dan suatu sistem masyarakat. Penelitian etnografi
bertujuan untuk mendeskripsikan cara berpikir, adat, bahasa, kepercayaan
dan prilaku hidup suatu masyarakat. Proses penelitian ini biasanya
dilaksanakan di lapangan dalam waktu yang cukup lama, dengan bentuk
observasi dan wawancara alamiah dengan partisipan serta mengumpulkan
dokumen atau benda-benda (artifak). Hasil akhir penelitian ini biasanya
sangat komprehensif dan menggambarkan kompleksitas suatu kehidupan.
Contoh penelitian dalam pendidikan : “Pelaksanaan kurikulum Berbasis
Kompetensi”.
b. Metode Historis
Historis / sejarah ialah studi tentang masa lalu dengan menggunakan
paparan dan penjelasan. Metode historis ialah metode yang bertujuan untuk
merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan obyektif dengan
mengumpulkan, menilai, memverifikasi, dan mensintesis bukti untuk
menetapkan fakta dan mencapai konklusi yang dapat dipertahankan dan
dalam hubungan hipotesis tertentu.
Ciri khas penelitian historis ialah periode waktu : kegiatan, peristiwa,
karakteristik, dan nilai-nilai dikaji dalam konteks waktu. Contoh penelitian
ini misalnya : “Manajemen Pembuatan Kurikulum Berbasis Kompetensi”.
c. Metode Fenomenologis
Metode fenomenologis ialah metode yang digunakan dalam penelitian yang
mencari arti dari pengalaman kehidupan. Peneliti menghimpun data
berkenaan dengan konsep, pendapat, pendirian, sikap, penilaian, dan
pemberian makna terhadap situasi atau pengalaman dalam kehidupan.
Tujuan penelitian ini ialah menemukan makna dari hal-hal yang esensi atau
mendasar dari suatu pengalaman. Penelitian ini dilakukan melalui
wawancara mendalam dari partisipan. Hasil studi ini diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman pembaca tentang penghayatan kehidupan orang
lain.
d. Metode Studi Kasus
Metode studi kasus ialah metode yang digunakan dalam penelitian yang
dilakukan terhadap suatu “kesatuan sistem”, baik itu berupa program,
kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat
ataupun waktu. Penelitian ini diarahkan untuk menghimpun data,
mengambil makna,dan memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. Suatu
kasus tidak dapat mewakili populasi dan tidak dimaksudkan untuk
memperoleh kesimpulan dari populasi. Keismpulan sudi kasus hanya
berlaku bagi kasus yang diteliti. Karena tiap kasus bersifat unik dan
memiliki karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang lain.
Studi kasus memiliki beberapa kelemahan,antara lain:
1. Sulit dibuat inferensi kepada populasi
2. Mudah dipengaruhi pandangan subjektif
Adapun keunggulan studi kasus ini ialah:
1. Dapat memberi hipotesis untuk penelitian lanjutan
2. Mendukung studi-studi besar dikemudian hari
3. Dapat digunakan sebagai contoh ilustrasi
e. Metode Teori Dasar
Metode Teori Dasar ialah metode yang digunakan dalam penelitian dasar
yang diarahkan pada penemuan atau penguatan suatu teori. Penelitian teori
dasar harus melalui beberapa langkah penelitian, antaralain:
1. Peneliti memiliki gambaran sifat-sifat realitas empiris
2. Permulaan penelitian dimulai dengan pernyataan dasar mengenai dunia
empiris yang dimasuki lapangan
3. Peneliti harus menetapkan data apa yang akan diambil
4. Peneliti harus melakukan ekplorasi
5. Peneliti harus mampu melakukan inspeksi
6. Peneliti harus mampu menganalisa dan melakukan rekonstrsuksi
penemuan untuk bangunan hipotesis barunya.
f. Metode Studi Kritis
Metode Studi kritis ialah metode yang digunakan dalam penelitian yang
berkembang dari teori kritis, feminis, ras dan pascamodern yang bertolak
dari asumsi bahwa pengetahuan bebrsifat subjective. Peneliti kritis
memandang bahwa masyarakat terbentuk oleh orientasi kelas, status,
ras ,suku bangsa,jenis kelamin, dll. Peneliti feminis memusatkan
perhatiannya pada masalah jender, ras, sedangkan peneliti pascamodern
memusatkan pada institusi social dan kemasyarakatan. Dalam penelitian
kritis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Peneltian kritis tidak bersifat deskrit
2. Penelitian kritis menggunakan pendekatan studi kasus
2. Pendekatan Kuantitatif
a. Metode Deskriptif
Metode deskriptif ialah suatu metode penelitian yang digunakan dalam
Penelitian deskriptif untuk menggambarkan fenomena yanga ada. Penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang memberi uraian mengenai gejala
sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan tentang nilai variable
bedasarkan indikator yang diteliti tanpa membuat hubungan dan
perbandingan dengan sejumlah variable yang lain. Tujuan metode deskriptif
ini ialah:
1. Mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala
2. Mengidentifikasi masalah dan memeriksa praktik yang berlaku
3. Menetapkan keputusan apabila oranglain menghadapi situasi yang sama
Syarat penelitian deskriptif:
1.Peneliti harus memiliki sifat represif. Ia harus mencari,bukan menguji
2.Peneliti harus memiliki kekuatan integrative
3.Peneliti tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan variable
Contoh penelitian : “Kecerdasan Emosi Siswa SMA 1 Kab.Pelalawan
Riau”.
b. Metode Komparatif
Metode komparatif ialah metode yang digunakan dalam penelitian yang
diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua variable ada perbedaan
dalam suatu aspek yang diteliti. Dalam penelitian ini tidak ada manipulasi
dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alami, dengan mengumpulkan data
dengan suatu instrument. Hasilnya dianalisis secara statistic untuk mencari
perbedaan variable yang diteliti.
c. Metode Korelasional
Metode korelasional ialah metode yang mencari hubungan atau korelasi
diantara variable-variabel yang dicari. Korelasi antara dua variable atau
lebih dapat berupa, sebagai berikut:
1. Korelasi positif, yaitu korelasi dimana jika salah satu variable
meningkat, maka variable lain cenderung meningkat pula, atau
sebaliknya bila salah satu variable turun, maka variable yang lain
cenderung turun.
2. Korelasi negatif, yaitu korelasi dimana jika salah satu variable
meningkat, maka variable yang lain akan cenderung menurun, begitu
pula sebaliknya.
3. Tidak ada korelasi, yaitu kedua variable tidak menunjukkan adanya
hubungn antara keduanya.
4. Korelasi sempurna, yaitu korelasi dimana kenaikan dan penurunan
variable yang satu berbanding seimbang dengan yang lain.
Tujuan metode korelasional ini ialah untuk meneliti sejauh mana variable
pada satu factor berkaitan dengan factor lainnya. Metode ini digunakan
untuk:
1. Mengukur hubungan antar variable
2. Meramalkan variable tak bebas dari pengetahuan kita tentang variable
bebas
3. Meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental
d. Metode Ekpos Fakto
Metode ekpos fakto ialah metode yang digunakan dalama penelitian yang
meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi oleh peneliti.
Adanya hubungan sebab akibat didasarkan atas kajian teoritis, bahwa suatu
variable tertentu mengakibatkan variable tertentu. Umpamanya :
peningkatan pengetahuan tentang gizi pada ibu hamil menyebabkan
kesehatan bayi meningkat. Penelitian ekpos fakto ini dapat dilakukan
dengan baik bila dengan menggunakan kelompok pembanding.
e. Metode Tindakan
Metode tindakan ialah metode yang digunakan dalam penelitian yang
diarahkan pada pemecahan masalah atau perbaikan. Penelitian ini
difokuskan kepada perbaikan proses maupun peningkatan hasil kegiatan.
Contohnya guru mengadakan pemecahan masalah terhadap masalah-
masalah yang ada dalam kelas.
Tugas Kegiatan Belajar 3
3.1. Meliputi kegiatan apasajakah dalam setiap tahapan tersebut? Sebutkan
rincian kegiatan pada setiap tahapan dan carilah pembanding rincian
kegiatan pada setiap kegiatan pada setiap kegiatan dari referensi lain
Jawab:
Terdapat 4 tahapan dalam kegiatan penelitian :
1. Topik Penelitian
Menentukan Topik penelitian adalah tahapan awal, gerbang awal yang
sangat penting sebelum melakukan penelitian. Topik penelitian dapat
dicari dengan memperhatikan keadaan sekitar, kantor sendiri, perusahaan
tempat bekerja, keadaan keluarga, kantor teman, masyarakat sekitar, lewat
hobi, lewat surat kabar, majalah, internet dan lain-lain. Misalnya seorang
yang bekerja sebagai kasir bank syariah, saat bekerja sering
memperhatikan antrian panjang. Ia berfikir bagaimana agar antrian dapat
diatur lebih tertib, efisien dan tidak membebankan perusahaan. Akhirnya
ia tertarik untuk menelitian dengan topik antrian, yang teorinya dapat ia
ambil dari buku manajemen produksi. Demikian topik dapat dicari dari
sesuatu yang kita perhatikan sehari-hari. Topik penelitian dapat dianalisis
dengan kajian kualitatif dan kuantitatif.
2. Rancangan penelitian
Perancangan penelitian didasarkan dari hasil penjagaan tentang situasi.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan nantinya akan dapat diidentifikasi
sejumlah permasalahan. Permasalahan yang dujumpai, dijabarkan serinci
mungkin yang selanjutnya dituangkan dalam suatu rencana. Secara rinci
perancangan tersebut berisi tentang apa yang dilakukan beserta
rasionalnya, siapa yang akan melakukan, dimana, kapan, dan bagaimana
kegiatan penelitian dilakukan. Kegiatan tahap perancangan ini akan
melahirkan gambaran umum tentang rencana penelitian tindakan, yaitu :
a. Gambaran tema penelitian berdasarkan alasan pemilihannya
b. Gambaran tentang subyek penelitian beserta alasana pemilihannya
c. Rasional singkat tentang rencana perubahan yang akan dilakukan
d. Rincian kegiatan yang mencakup apa yang dilakukan, siapa yang
melakukan, kapan dan bagaimana melakukannya.
e. Gambaran tentang cara melakukan perubahan terhadapa sesuatu yang
sedang berjalan.
f. Gambaran tentang rencana tindakan dan efek yang akan menyertainya
g. Gambaran tentang cara memonitor efek dari rencana tindakan yang akan
dilakukan
h. Gambaran tentang proses pengumpulan data, analisis data dan
refleksinya.
Secara teknis, rancangan penelitian memuat penetapan bukti atau
indicator yang menunjukan seberapa jauh masalah yang dipilih dapat
dipecahkan melalui tindakan yang dilakukan. Selain itu, memuat juga
perumusan rancangan tindakan sebagai acuan dalam melakukan tindakan
beserta rancangan evaluasinya , perancangan alat dan metode dalam
pendokumentasian data atau informasi yang relevan dan perencanaan
metode pengolahan data. Perencanaan bersipat lentur, artinya dapat
berubah sesuai dengan kondisi nyata yang ada dilapangan. Oleh karena itu
peneliti dituntut untuk selalu siap menghadapi perubahan-perubahan yang
mungkin terjadi.
3. Pelaksanaan Penelitian
Tahap ini merupakan penjabaran rencana ke dalam tindakan dan
mengamati jalannya tindakan. Umpan balik perlu segera dilakukan sebagai
bahan untuk segera memodifikasi rencananya. Pada saat tindakan
dilaksanakan, kegiatan pengamatan yang cermat dan produktif perlu
dilakukan, sehingga diperoleh data. Untuk refleksi. Kegiatan pengamatan
dimaksudkan untuk mengenali, merekam, mendokumentasikan semua
indicator (baik proses maupun hasil) perubahan-perubahan yang terjadi
sebagai akibat dari tindakan terencana atau sebagai efek sampingnya. Pada
tahap ini, peneliti melakukan konsep-konsep dalam proses tranformasi
informasi yang digunakan dalam pembuatan paket informasi terseleksi.
Sekaligus dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan berkaitan
dengan produk yang akan dihasilkan.
4. Gambaran Hasil Penelitian
Tahap ini melibatkan kegiatan menganalisis, mensintesis, memaknai,
menjelaskan dan menyimpulkan. Kegiatan gambaran hasil penelitian ini
dipandang sebagi upaya untuk memahami dan memaknai proses dan hasil
yang dicapai sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Hasil dari
kegiatan adalah informasi tentang apa yang terjadi dan apa yang perlu
dilakukan.
Menurut Tull (1993), langkah-langkah dalam proses desain penelitian yaitu:
Menentukan permasalahan penelitian
Memperkirakan informasi yang akan diberikan oleh penelitian
Deskripsi dari bagan tersebut adalah:
1. Menetapkan informasi yang diperlukan untuk membantu reaksi terhadap
manajemen masalah
2. Baik menggunakan penilaian atau pendekatan nilai yang diharapkan,
memperkirakan nilai informasi dengan berbagai tingkat akurasi
3. Tentukan apakah data sekunder, survei, atau eksperimen yang akan
menghasilkan data yang dibutuhkan dan sesuai dengan metode yang
dipilih
4. Menentukan apakah dan bagaimana menggunakan kuisioner, skala sikap,
observasi, dan / atau teknik proyektif
5. Tentukan siapa dan berapa banyak responden atau benda untuk mengukur
6. Tentukan cara menganalisa data yang tepat untuk menyediakan informasi
yang diperlukan
Pilih metode pengumpulan data
Pilih sampel
Pilih pendekatan analitis
Mengevaluasi etika penelitian
Tentukan waktu dan keuangan
Siapkan proposal penelitian
7. Meninjau semua aspek penelitian ini untuk memastikan bahwa dapat
dikatakan etis
8. Untuk setiap pendekatan penelitian, kembangkan estimasi waktu dan
keuangan serta bandingkan dengan nilai taksiran kendala informasi dan
waktu yang diberikan oleh masalah
9. Merangkum hasil dari tujuh langkah sebelumnya dalam bentuk proposal
penelitian
Menurut Kasiram (2008), tahapan penelitian kualitatif dan kuantitatif
meliputi:
1) PENELITIAN KUALITATIF
Proses penelitian disajikan menurut tahap-tahapnya, yaitu:
1. Tahap Pra-lapangan
Beberapa kegiatan dilakukan sebelum peneliti memasuki lapangan.
Masing-masing adalah: (1) Penyusunan rancangan awal penelitian, (2)
Pengurusan ijin penelitian, (3) Penjajakan lapangan dan penyempurnaan
rancangan penelitian,(4) Pemilihan dan interaksi dengan subjek dan
informan, dan (5) Penyiapan piranti pembantu untuk kegiatan lapangan.
Perlu dikemukakan, peneliti menaruh minat dan kepedulian terhadap
gejala menglaju dan akibat-akibat sosialnya. Pengamatan sepintas sudah
dilakukan jauh sebelum rancangan penelitian disusun dan diajukan sebagai
topik penelitian.
Berbekal pengamatan awal dan telaah pustaka, peneliti mengajukan usulan
penelitian tentang mobilitas penduduk dan perubahan di pedesaan. Usulan
yang diajukan dan diseminarkan dengan mengundang teman sejawat dan
pakar.
Karena berpendekatan kualitatif, usulan penelitian itu dipandang bersifat
sementara (tentative). Karena itu peluang seminar digunakan untuk
menangkap kritik dan masukan, baik terhadap topik maupun metode
penelitian. Berdasarkan kritik dan masukan tersebut, peneliti membenahi
rancangan penelitiannya dan melakukan penjajakan lapangan.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
Konsep sampel dalam penelitian ini berkaitan dengan bagaimana memilih
informan atau situasi sosial tertentu yang dapat memberikan informasi
mantap dan terpercaya mengenai unsur-unsur pusat perhatian penelitian.
Pemilihan informan mengikuti pola bola salju (snow ball sampling). Bila
pengenalan dan interaksi sosial dengan responden berhasil maka
ditanyakan kepada orang tersebut siapa-siapa lagi yang dikenal atau
disebut secara tidak langsung olehnya.
Dengan wawancara, peneliti berupaya mendapatkan informasi dengan
bertatap muka secara fisik danbertanya-jawab dengan informan. Dengan
teknik ini, peneliti berperan sekaligus sebagai piranti pengumpul data.
Selama wawancara, peneliti juga mencermati perilaku gestural informan
dalam menjawab pertanyaan. Untuk menghindari kekakuan suasana
wawancara, tidak digunakan teknik wawancara terstruktur. Bahkan
wawancara dalam penelitian ini seringkali dilakukan secara spontan, yakni
tidak melalui suatu perjanjian waktu dan tempat terlebih dahulu dengan
informan. Dengan ini peneliti selalu berupaya memanfaatkan kesempatan
dan tempat-tempat yang paling tepat untuk melakukan wawancara.
Selama kegiatan lapangan peneliti merasakan bahwa pengalaman
sosialisasi, usia dan atribut- atribut pribadi peneliti bisa mempengaruhi
interaksi peneliti dengan informan. Semakin mirip latar belakang informan
dengan peneliti, semakin lancar proses pengamatan dan wawancara.
4. Tahap Pasca Lapangan
Model analisis interaktif yang digambarkannya sangat membantu untuk
memahami proses penelitian ini. Model analisis interaktif mengandung
empat komponen yang saling berkaitan, yaitu (1) pengumpulan data, (2)
penyederhanaan data, (3) pemaparan data, dan (4) penarikan dan pengujian
simpulan.
Analisis selama pengumpulan data (analysis during data collection)
dimaksudkan untuk menentukan pusat perhatian (focusing),
mengembangkan pertanyaan-pertanyaan analitik dan hipotesis awal, serta
memberikan dasar bagi analisis pasca pengumpulan data (analysis after
data collection). Dengan demikian analisis data dilakukan secara berulang-
ulang (cyclical).
2) PENELITIAN KUANTITATIF
a. Pemilihan topic
Topic yaitu pokok persoalan yang akan dibahas. Topic yang luas dapat
dibagi-bagi menjadi sub-sub topic. Judul penelitian dapat diangkat dari
topic atau dari salah satu sub topic. Menurut Arikunto Suharsini, topic
harus: significance of topic (penting), interesting topic (menarik),
obtainable data (tersedianya data), dan managible topic (dapat
dilaksanakan). Apabila topic atau subtopic telah dipilih, langkah
selanjutnya adalah merumuskannya menjadi judul penelitian.
b. Perumusan masalah
Pada dasarnya, suatu penelitian harus memiliki masalah yang diteliti.
Masalah tersebut ada dalam topic atau judul penelitian. Agar dapat
dipecahkan, maka masalah dalam topic atau judul tersebut harus
dirumuskan secara operasional. Sebelum dirumuskan, semua masalah
harus diidentifikasi terlebih dahulu.
c. Perumusan tujuan dan kegunaan hasil penelitian
Tujuan pokok tiap penelitian adalah mencari jawaban atas permasalahan
yang diajukan. Tujuan harus dirumuskan dalam bentuk kalimat
pernyataan, yang arahnya disesuaikan dengan model masalah yang
dirumuskan. Sedangkan kegunaan hasil penemuan selalu dikaitkan dengan
pengembangan ilmu terkait dan aplikasi penemuan tersebut dalam praktek.
d. Kajian literature
Pembahasan literature yang relevan penting untuk member kerangka teori
dari topic atau judul yang diajukan. Dengan mengetahui teori-teori tentang
masalah-masalah yang akan dibahas, peneliti akan dapat mengetahui
secara pasti seluk beluk topic atau judul yang bersangkutan.
e. Perumusan hipotesis
Dari hasil bacaan literature dan kerangka teoritik yang digunakan, peneliti
dapat menentukan arah pemecahan masalah dengan menggunakan
hipotesis. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan yang
menghubungkan dua atau lebih konsep atau variable yang dapat diuji
dengan data empiris.
f. Penjabaran variable penelitian
Tiap masalah yang telah dirumuskan, perlu diidentifikasi variable apa saja
yang dikandung. Sebenarnya, variable merupakan operasionalisasi dari
konsep. Dalam pengukuran variable, dilakukan prosedur penetapan angka
(skala pengukuran) yang mewakili atribut yang dimiliki oleh variable.
Dalam skala pengukuran, terdapat skala nominal, ordinal, interval, dan
rasio.
g. Penentuan populasi dan sampel
Populasi dan sampel dalam penelitian kuantitatif merupakan istilah yang
sangat lazim dipakai. Pepulasi merupakan jumlah kumpulan unit yang
akan diteliti karakteristiknya. Jika populasinya terlalu luas, maka peneliti
harus menhambil sampel dari populasi yang telah didefinisikan. Adapun
sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti secara mendalam.
Sampel diambil bila kita merasa tidak mampu meneliti seluruh populasi.
Syarat utama sampel adalah harus mewakili populasi. Untuk memperoleh
sampel yang bisa memenuhi persyaratan, diperlukan metode yang cocok.
h. Penentuan metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang dapat disesuaikan dengan sumber dan
jenis data yang akan diambil.
i. Penyusunan Instrumen Pengumpul Data (IPD)
IPD adalah alat yang digunakan untuk mengambil, merekam, atau
menggali data. IPD harus operasional, dapat diukur, diamati, dan dicek
kebenarannya. IPD dapat berupa pedoman wawancara, pedoman
observasi, daftar angket, dan lain-lain.
j. Strategi pelaksanaan pengumpulan data
Ada dua prosedur yang harus ditempuh, yaitu prosedur administrasi dan
prosedur metodologis.
k. Strategi pengelolaan data
Tahap ini dilakukan jika seluruh data telah terkumpul dan sebelum
meninggalkan lapangan.
l. Pemilihan teknik analisis data
Metode analisis data yang akan digunakan, sudah harus dipikirkan sejak
merumuskan judul atau masalah, yang kemudian dijabarkan dalam
variable dan indicator
m. Penyajian hasil penelitian
Data yang telah diolah dan dianalisis, dilaporkan dalam bab tersendiri.
Hasil pengolahan data dan hasil analisis data, harus disajikan lengkap dan
mudah dipahami. Data harus disajikan dalam bentuk tabel-tabel yang
dianalisis.
n. Diskusi hasil temuan
Peneliti harus dapat secara rasional mengaitkan hasil temuannya dengan
kerangka teoritisnya. Jika penelitian tersebut dapat memperkuat teori,
dapat dimungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut.
o. Penyusunan kesimpulan dan saran
Bab ini penting karena dalam bab ini penemuan dan hasil kegunaan hasil
penelitian disajikan.
p. Penyusunan laporan penelitian
Setelah langkah-langkah di atas selesai dilakukan, disusunlah laporan dan
hasil temuan dalam format tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Bagong Suyanto. 1995. Metode Penelitian Sosial, Airlangga University Press.
Brannen, Julia, Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, 1997.
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Habib. 2011. Logika Deduktif dan Induktif.
http://habib00ugm.wordpress.com/2011/01/22/logika-deduktif-dan-induktif/
(Online). Diakses 19 Februari 2013.
Kasiram, Moh. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif. Malang: UIN
Malang Press.
Moleong, L.J. 1989. Metode Penelitian Kualitatif. Ramaja Karya, Bandung.
Semy, Ana. 2011. Macam-macam Metode Penelitian.
http://wacanakeilmuan.blogspot.com/ 2011/01/macam-macam-metode-
penelitian.html (Online). Diakses 19 Februari 2013.
Tim Fisika SMA. Pendekatan Eksperimen.
http://fisikasmaonline.blogspot.com/2011/03/pendekatan-starter-
eksperimen-pse.html (Online). Diakses 19 Februari 2013.
Wanda.2008. Metode Ilmiah.
http://dossuwanda.wordpress.com/2008/03/29/apakah-yang-dimaksud-
dengan-metode-ilmiah/ (Online). Diakses 19 Februari 2013.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2023657-pengertian-penelitian-
kuantitatif/ (Online). Diakses 19 Februari 2013.
METODE PENELITIAN SOSIAL
MODUL 1
Oleh :
Risna Aulia F. 105040101111071
Reisha Alfianti 105040101111108
Reisha Alfianti 105040101111114
Siti Mamluatul H 105040101111124
Sri Wulandari S 105040101111139
KELOMPOK
KELAS G
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013