isi dermatitis seboroik nh
TRANSCRIPT
-
5/21/2018 Isi Dermatitis Seboroik Nh
1/17
1
DERMATITIS SEBOROIK
I. PENDAHULUAN
Dermatitis seboroik merupakan dermatosis kronik yang sering ditandai
dengan kemerahan dan skuama pada daerah yang kelenjar sebaseanya lebih aktif
atau biasanya disebut area seboroik. Lesi umumnya simetris, dimulai di daerah
yang berambut dan meluas meliputi kulit kepala, alis, lipat nasolabial, belakang
telinga, dada, aksila dan daerah lipatan kulit.1,2
Ketombe (pitiriasis sika) merupakan bentuk ringan dari dermatitis
seboroik. Pada jenis yang berminyak, pitiriasis steatoides, disertai oleh eritema
dan akumulasi krusta yang tebal. Dalam kasus yang ekstrim seluruh kulit kepala
ditutupi oleh krusta berminyak, kotor dengan bau yang tidak enak. Pada bayi, lesi
coklat atau kuning pada kulit kepala dengan akumulasi debris epitelial disebut
cradle cap.1,3
II. EPIDEMIOLOGI
Dermatitis seboroik dianggap salah satu gangguan kulit yang paling
sering, meskipun perkiraan prevalensi terbatas karena kurangnya kriteria baku
untuk diagnosis atau menentukan tingkat keparahan. 4Dermatitis seboroik dapat
terjadi pada infantil yang biasanya terjadi pada daerah kulit kepala (cradle cap),
wajah, dan daerah popok. 1,5 Dermatitis seboroik berhubungan erat dengan
keaktifan glandula sebasea. 5,6 Glandula tersebut aktif pada bayi baru lahir,
kemudian menjadi tidak aktif pada usia 9-12 tahun akibat stimulasi hormon
androgen dari ibu berhenti.5
Pada usia pubertas, paling sering antara 20 sampai 50
-
5/21/2018 Isi Dermatitis Seboroik Nh
2/17
2
tahun ataupun yang lebih tua, walaupun hanya bentuk ringan (ketombe) yang
paling sering terjadi. 6,7 Dermatitis seboroik lebih sering pada laki-laki dan
insidennya 2 sampai 5% dari populasi. 1Tidak ditemukan faktor genetik dalam
predisposisi dermatitis seboroik.7
III. ETIOLOGI
Penyebabnya belum diketahui pasti. Diduga spesies dari genus Malassezia
furfur yaitu Pityrosporum ovale yang berperan dalam patogenesis dermatitis
seborik. 2Hal ini disebabkan adanya respon terhadap ketokonazol dan selenium
sulfida mengindikasikan adanya jamur yang patogen.1
Stres, kelelahan, cuaca ekstrim, kulit berminyak dan keramas atau
pembersihan kulit yang jarang membuatnya lebih buruk. Dermatitis seboroik
adalah salah satu manifestasi kulit paling umum pada penderita AIDS. Onset
biasanya terjadi sebelum perkembangan gejala AIDS. 9 Penyakit medis yang
berat, termasuk penyakit parkinson, cedera kepala, dan stroke juga berhubungan
dengan dermatitis seboroik.6,9,10
IV. PATOGENESIS
Mekanisme dermatitis seboroik sampai saat ini belum diketahui secara
pasti, namun dermatitis seboroik erat dengan keaktifan glandula sebasea.5
Banyak
penelitian telah dilakukan untuk menghubungkan penyakit ini dengan infeksi
bakteri atau Pitysporum ovale yang merupakan flora normal manusia. 5,11
Pertumbuhan Pityrosporum ovale yang berlebihan dapat mengakibatkan reaksi
inflamasi, baik akibat produk metabolitnya yang masuk ke dalam epidermis,
-
5/21/2018 Isi Dermatitis Seboroik Nh
3/17
3
maupun karena sel jamur itu sendiri, melalui aktifasi sel limfosit T dan sel
langerhans.5
Peningkatan proliferasi epidermal pada dermatitis seboroik, menjelaskan
mengapa penyakit ini cukup responsif pada terapi dengan sitostatik. Selain itu,
dermatitis seboroik sering berkaitan dengan kelainan-kelainan neurologik seperti
penyakit parkinson pasca ensefalitis, epilepsi, trauma supraorbital, paralisis
nervus fasialis, polimielits, siringomielia, dan kuadriplegia. Kelainan pada sistem
neurologik menyebabkan abnormalitas pada neurotransmitter dan bermanifestasi
sebagai gangguan fungsi kelenjar sebum. Hal ini berdasarkan fakta, bahwa
beberapa obat yang dapat menginduksi parkinson ternyata juga dapat menginduksi
dermatitis seboroik, sementara pemberian L-dopa selain memperbaiki kondisi
parkinson, juga lesi kulit dengan dermatitis seboroik.12
Pasien dengan dermatitis seboroik memperlihatkan peningkatan regulasi
interferon (IFN) , interleukin (IL)-6, IL1, dan IL-4. Peningkatan aktivasi
sitotoksik dan kumpulan sel natural killerjuga ditemukan.3
V. GAMBARAN KLINIS
Lesi kulit ditandai dengan perubahan warna menjadi agak kekuningan,
kemerahan, inflamasi infilrat, berminyak, skuama tipis, krusta dan batasnya agak
kurang jelas. Pasien dengan keluhan gatal biasanya terjadi pada daerah kulit
kepala dan liang telinga. 5, 12Dermatitis seboroik yang ringan hanya mengenai
kulit kepala berupa skuama-skuama yang halus, mulai dari bercak kecil yang
kemudian mengenai seluruh kulit kepala dengan skuama-skuama yang halus dan
kasar. Kelainan tersebut disebut pitiriasis sika (ketombe, dandruff).5
-
5/21/2018 Isi Dermatitis Seboroik Nh
4/17
4
Ketombe biasanya merupakan manifestasi awal dari dermatitis seboroik.
Pada tahap selanjutnya,eritema perifolikular dan skuama secara bertahap meluas
membentuk bercak yang berbatas tegas, atau menyatu untuk melibatkan bagian
terbesar dari kulit kepala dan melampaui batas rambut depan sebagai corona
seborrhoeica. 2,6 Bentuk dermatitis seboroik biasanya dimulai sekitar 1 minggu
setelah lahir dan dapat bertahan selama beberapa bulan. Awalnya, skuama
terlihat sedikit berminyak di daerah depan kepala dan vertex, yang dapat meluas
selama peradangan ke seluruh kulit kepala, dan akhirnya bisa menjadi skuama-
skuama dan krusta meliputi sebagian besar kulit kepala (cradle cap). 2,5Lesi yang
meluas, biasanya intensitas lebih rendah, mungkin timbul pada wajah, lipatan
retroaurikuler, leher, badan dan ekstremitas proksimal. 2Dermatitis seboroik dapat
bersama-sama dengan akne yang berat. Jika meluas terjadi eritroderma, pada bayi
disebut penyakit Leiner.5
Gambar 1a G ambar 1b Gambar 1c
Gambar 1a, 1b & 1c. Dermatitis seboroik pada bayi.10,12
Belakang telinga dapat timbul kemerahan dan skuama berminyak, dan
krusta sering berkembang di daerah lipatan. Adanya krusta dan skuama dapat
meluas ke dalam kulit kepala yang berdekatan. Kedua sisi pinna, wilayah
periaurikuler dan sisi leher juga terlibat. Otitis eksterna yang mudah iritasi dapat
-
5/21/2018 Isi Dermatitis Seboroik Nh
5/17
5
menyertai dermatitis seboroik di bagian lain, atau dapat terjadi sendirian. Terdapat
skuama di kanal telinga dan lubang telinga, biasanya ditandai dengan rasa
gatal. 3,6
Gambar 2a Gambar 2b Gambar 2c
Gambar 2a. Dermatitis seboroik pada belakang telinga.
2b & 2c. Dermatitis seboroik pada wajah.6
Pada wajah khas seboroik, melibatkan bagian medial alis, glabela dan
lipatan nasolabial. Daerah yang mengalami eritem dan skuama, biasanya
berhubungan dengan keterlibatan kulit kepala. Blefaritis juga sering terjadi. Batas
dari kelopak memerah ditutupi oleh skuama putih yang kecil. Krusta kuning juga
bisa terbentuk, dan menyebabkan bisul kecil, penyembuhan akan membentuk
bekas luka yang menimbulkan kerusakan folikel bulu mata.6
Pada daerah tubuh, yang paling sering pada daerah petaloid (disebut
karena lesi berbentuk kelopak). Hal ini sering terlihat di laki-laki di dada bagian
depan dan interskapuler. Lesi awal kecil merah-coklat papula folikular, ditutupi
oleh skuama berminyak.6
-
5/21/2018 Isi Dermatitis Seboroik Nh
6/17
6
Gambar 3a Gambar 3b
Gambar 3a & 3b. Dermatitis seboroik pada daerah petaloid & lipatan aksila.6
Pada daerah lipatan terutama di aksila, lipatan paha, daerah anogenital dan
umbilikus, dermatitis seboroik muncul sebagai intertrigo yang difus, eritema tidak
berbatas tegas dan skuama berminyak. Alat kelamin bisa terlibat, dan lesi
menunjukkan eritema minimal dan skuama untuk dermatitis yang lebih parah.6
VI. DIAGNOSIS
Diagnosis dermatitis seboroik sebagian besar dapat ditentukan dari
anamnesis dan pemeriksaan klinis. 4 Pada anamnesis penyakit ini lebih sering
terkena di daerah kulit kepala, alis, kelopak mata, lipatan nasolabial, bibir, telinga,
daerah sternum, aksila, lipatan di bawah payudara, umbilikus, lipatan paha, dan
sekitar bokong. 3Kekambuhan seringkali terjadi dan dipicu oleh kelelahan atau
stres.4
-
5/21/2018 Isi Dermatitis Seboroik Nh
7/17
7
Gambar 4. Tempat predileksi Dermatitis Seboroik.9
Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan agak
kekuningan, batasnya kurang tegas. 5Lesi pada kulit kepala bervariasi dari ringan,
skuama yang luas, tebal atau krusta. Plak jarang terjadi. Dari kulit kepala,
dermatitis seboroik dapat menyebar ke dahi, bagian belakang leher, dan kulit
belakang telinga, seperti pada psoriasis.13
Lesi kulit dermatitis seboroik dapat bermanifestasi sangat eritem dan
berminyak serta kulit meradang. Hipopigmentasi dapat terlihat pada orang kulit
hitam. Dermatitis eczematoid terjadi dengan keluarnya cairan dan pengerasan
kulit, menunjukkan adanya infeksi sekunder. Blefaritis seboroik juga dapat terjadi
secara tersendiri.13
Distribusi mengikuti daerah berminyak pada kepala dan leher, seperti kulit
kepala, dahi, alis, garis bulu mata, lipatan nasolabial, janggut, dan kulit
postaurikuler. Perpanjangan pada kulit submental dapat terjadi. 13 Keterlibatan
presternal atau interskapuler lebih umum dari pada nonscaling intertrigo pada
-
5/21/2018 Isi Dermatitis Seboroik Nh
8/17
8
umbilikus, aksila, lipatan di bawah payudara dan inguinal, perineum, atau lipatan
anogenital, yang juga mungkin ada. Pada bayi, bagian depan dari kulit kepala
ditutupi dengan skuama-skuama kekuningan dan kumpulan debris-debris epitel
disebut cradle cap.5,12,13
Gambar 5. Cradle Cap14
Dua pola berbeda dermatitis seboroik pada tubuh yang dapat terjadi.
Sebuah skuama petaloid anular adalah yang paling sering (Gambar. 3a). Berbagai
pitiriasiformis jarang dapat dilihat pada tubuh dan leher, dengan skuama perifer
di sekitar bercak, menyerupai pitiriasis rosea. Orang dari ras berkulit gelap rentan
terhadap dermatitis seboroik anular, juga disebut petaloid dermatitis seboroik atau
petaloides seborrhea.13
Biopsi kulit mungkin diperlukan pada pasien dengan eritroderma
eksfoliatif, dan kultur jamur dapat digunakan untuk menyingkirkan tinea kapitis.
Temuan histologis berupa temuan dermatopatologik dermatitis seboroik tidak
spesifik. Hiperkeratosis, akantosis, penekanan rete ridges, spongiosis fokal, dan
parakeratosis merupakan karakteristik. Psoriasis dapat dibedakan oleh akantosis
biasa, rete ridgesmenipis, eksositosis, parakeratosis, dan tidak adanya spongiosis.
Neutrofil dapat dilihat pada kedua penyakit.13
Jika tidak yakin dapat pula dilakukan pemeriksaan lainnya8,9:
-
5/21/2018 Isi Dermatitis Seboroik Nh
9/17
9
Pemeriksaan lampu wood : negatif pada dermatitis seboroik.
Pemeriksaan KOH : negatif pada dermatitis seboroik.
VII.
DIAGNOSIS BANDING
Dermatitis atopi
Inflamasi difus wajah pada dermatitis seboroik sulit dibedakan
dengan dermatitis atopik. Keduanya mempengaruhi kulit kepala dan wajah
dengan eritema tidak berbatas tegas. Dermatitis seboroik cenderung pada
skuama yang lebih luas, gatal yang kurang dibanding dermatitis atopi.
Dermatitis atopi sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering
berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat
atopi pada keluarga atau penderita (dermatitis atopik, rinitis alergi, dan
atau asma bronkial).11,15
Gambar 6a Gambar 6b
Gambar 6a & 6b. Dermatitis Atopi3
Psoriasis
Psoriasis merupakan penyakit autoimun, bersifat kronis dan residif.
Ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan
skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan; disertai fenomena
tetesan lilin, Auspitz dan Kobner.5
-
5/21/2018 Isi Dermatitis Seboroik Nh
10/17
10
Gambar 7: Psoriasis vulgaris2
Tinea kapitis
Tinea kapitis adalah kelainan pada kulit dan rambut kepala yang
disebabkan oleh spesies dermatofita. Kelainan ini dapat ditandai dengan
lesi bersisik, kemerah-merahan, alopesia, dan kadang-kadang terjadi
gambaran klinis yang lebih berat, yang disebut kerion.5,16
Gambar 8. Tinea Kapitis2
Kandidosis
Kandidosis adalah penyakit jamur, yang bersifat akut atau subakut
disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh spesies Candida albicans
dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru, kadang
kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis.5,17
-
5/21/2018 Isi Dermatitis Seboroik Nh
11/17
11
Gambar 9. Kandidiasis Intertriginosa.1
Skabies
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitasi terhadap Sarcoptes scabei var, hominisdan produknya. Sarcoptes
scabiei secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval,
punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Ada empat tanda
kardinal pada skabies, yaitu: pruritus nokturnal, menyerang manusia
secara berkelompok, adanya terowongan (kunikula) pada tempat-tempat
predileksi, dan ditemukan tungau.5,18
Gambar 10. Skabies.1
VIII.
PENATALAKSANAAN
a.
Non Medikamentosa
Edukasi kebersihan
Pembersihan yang tepat dan keramas cukup untuk mengontrol dermatitis
seboroik ringan. Langkah-langkah sederhana ini yang paling sering
diabaikan. Hal ini terutama untuk pasien wanita lebih tua yang jarang
keramas. Pasien perlu diberitahu tentang pola pembersihan dan perawatan
-
5/21/2018 Isi Dermatitis Seboroik Nh
12/17
12
kulit agar mereka mengubah kebiasaannya. Setelah diberitahu, beberapa
pasien suka mengubah perilaku, sementara yang lain ada pula lebih
memilih untuk mempertahankan kebiasaan mereka dan bergantung
sepenuhnya pada obat untuk kontrol.9
b. Medikamentosa
- Pengobatan sistemik
Pengobatan sistemik diindikasikan hanya pada penyakit yang luas atau
pada kasus yang refrakter. Dapat digunakan antijamur sistemik seperti,
itrakonazol, ketokonazol, dan terbinafin dengan mempertimbangkan efek
samping dan biayanya. Agen anti jamur dari golongan azol dapat
digunakan sebagai terapi denyut dengan flukonazol dosis 200 mg per hari
sekali seminggu atau itrakonazol 100 mg dua kali sehari selama satu
minggu dalam 1 bulan hingga terjadi perbaikan. Ketokonazol sistemik juga
efektif tetapi memiliki risiko yang lebih besar dari efek samping yang
serius.9,12
Kortikosteroid sistemik dapat diberikan pada kasus yang berat dengan
dosis prednison 20-30 mg sehari yang diturunkan perlahan setelah ada
perbaikan. Selain itu dapat pula diberikan isotretinoin sistemik pada kasus
yang rekalsitran dengan dosis 0,1-0,3 mg/kgBB/hari yang memiliki efek
untuk mengurangi aktivitas sebasea.5,12
-
5/21/2018 Isi Dermatitis Seboroik Nh
13/17
13
-
Pengobatan Topikal
1.
Steroid topikal
Steroid secara dramatis dapat meningkatkan pengobatan dermatitis
seboroik. Karena steroid aman, efektif, dan terapi murah bila diresepkan
dengan tepat. Produk yang mengandung hidrokortison, desonid, dan
aklometason sangat efektif. Ini tersedia dalam krim vanishing dan lotion
ringan. Komposisi dasar seringkali sama pentingnya dengan bahan aktif.
Pada kulit wajah dan badan diterapi dengan steroid potensi rendah seperti,
hidrokortison, desonid, dan aklometason. Pemberian kortikosteroid jangka
panjang yang tidak terkontrol dapat memicu timbulnya efek samping
seperti fenomena rebound, steroid rosasea, dan dermatitis perioral.9,12
2. Antijamur topikal
Dilaporkan pemberian antijamur topikal khususnya golongan
imidazol memberikan hasil yang baik berkisar antara 63-90% setelah
pemberian selama 4 minggu. Golongan imidazol yang dapat digunakan
antara lain itrakonazol, mikonazol, flukonazol, ekonazol, bifonazol,
klimbazol, siklopiroks, dan siklopiroksolamin. Yang paling sering
digunakan adalah ketokonazol krim 2% telah dibuktikan efektif dan telah
disetujui untuk pengobatan dermatitis seboroik.5,12
Pengobatan blefaritis seboroik memiliki pengobatan khusus dan
unik, bahkan dermatitis seboroik yang sering diabaikan. Kelopak mata
merah dan bersisik dan sering ada konjungtivitis terkait, yang sangat
simtomatik. Blefaritis ini biasanya merespon dengan cepat untuk
-
5/21/2018 Isi Dermatitis Seboroik Nh
14/17
14
pengobatan singkat sodium sulamid solution 10%. Chlortetracycline dan
tetracyclinemata juga efektif.8
- Shampo
Ada beberapa jenis shampo yang tersedia dan efektif terhadap
dermatitis seboroik. Kebanyakan produk-produk mengandung zinc
pyrithione, selenium sulfida, belerang, parachlorometaxylenol, atau
derivat tar. Shampo ini tersedia tanpa resep dengan berbagai bahan-bahan
umum yang menghambat pertumbuhan Pityrosporum ovale yang
menghasilkan ragi kulit yang terlibat dalam penyebab dermatitis
seboroik.5,9
Beberapa contoh shampo pengobatan, yaitu11:
o Shampo keratolitik tar - sulfur atau asam salisil,
o
Zinc pyrithione,
o Shampo selenium sulfida 2,5%,
o Shampo ketokonazol 2%.
- Fototerapi
Pasien sering mengalami perbaikan selama musim panas. Efek
inhibisi langsung dari UVA dan UVB pada ragi Malassezia dikultur dari
kulit telah secara eksperimen dikonfirmasi. Dalam sebuah studi prospektif
terbuka, 18 pasien dengan dermatitis seboroik berat diobati dengan
Narrow-band UVB 3 kali per minggu sampai sembuh setelah
menyelesaikan 2 bulan terapi.15
-
5/21/2018 Isi Dermatitis Seboroik Nh
15/17
15
Kasus - kasus yang telah mempunyai faktor konstitusi agak sukar
disembuhkan, meskipun penyakitnya dapat terkontrol. Faktor predisposisi
hendaknya diperhatikan, misalnya stres dan kurang tidur.5
IX. KOMPLIKASI
Pada beberapa kasus yang ekstrim dapat terjadi eritroderma eksfoliatif
(eritroderma seboroik). Ada beberapa keadaan yang terdapat pada pasien ini,
yaitu: ketidakseimbangan elektrolit dan suhu. Eritroderma seboroik disertai diare
dan gagal tumbuh (penyakit Leiner) pada bayi dikaitkan dengan berbagai
gangguan immunodefisiensi.11,12
X.
PROGNOSIS
Dermatitis seboroik sangat sering terjadi, mayoritas telah terkena pada
seseorang sepanjang hidup. Keadaan meningkat pada saat musim panas dan
menurun pada saat musim gugur. Kekambuhan dapat terjadi apabila terjadi
alopesia yang cukup parah. Pada Infantil prognosisnya baik karena kondisinya
jinak dan sembuh sendiri. Dermatitis seboroik pada remaja akan menghilang
sejalan dengan usia. Dan biasanya sembuh dengan penggunaan kortikosteroid
topikal.1,11,12
-
5/21/2018 Isi Dermatitis Seboroik Nh
16/17
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Wolff K, Johnson RA. Seborrheic dermatitis. Fitzpatricks color atlas &
synopsis of clinical dermatology 6th ed. Massachuets: The McGraw-Hill
Companies. 2009. p. 48-51.
2. Fritsch PO, Reider N. Seborrheic dermatitis. In: Bolognia JM, Jorizzo JL,
Rapini RP, editors. Dermatology2nded.USA: Mosby Elsevier. 2008.
3. James WD. Seborrheic dermatitis. Andrews disease of the skin: clinical
dermatology 10thed. Pennsylvania: Saunders Elsevier. 2006. p. 191-2.
4.
Naldi L, Rebora A. Seborrheic dermatitis. 2009 January 22. [online]. [cited
2012 February 14]: [4 screens]. Available from URL: http://www
.nejm.org/doi/full/10.1056 /NEJMcp0806464
5.
Djuanda A. Dermatosis eritroskuamosa. Dalam: Djuanda A, Hamzah M,
Aisah S, editor. Ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi 5. Jakarta: FKUI. 2007.
hal. 189-95, 200-2.
6.
Holden CA, Berth-Jones J. Eczema, lichenification, prurigo and erythroderma.
In: Burns, Tony, Stephen B, et al Editors. Rooks textbook of dermatology 7th
ed. Massachusetts: Blakwell Publishing Inc. 2004. p. 17.10-4.
7.
Berk T, Scheinfeld N. Dermatitis seborrheic. June 2010. [online]. [cited 2012
February17]:[5screens]. Available from URL: http://www.ncbi.nlm.nih
.gov/pmc/articles
8.
Barankin B, Freiman A. Seborrheic dermatitis. Derm notes dermatology
clinical pocket guide. Davis Company: Philadelphia. 2006. p. 147-8.
9.
Trozak DJ, Tennenhouse DJ, Russel JJ. Seborrheic dermatitis. Dermatology
skills for primary care.New Jersey: Humana Press. 2006. p. 67-75.
10.Habif TF. Seborrheic dermatitis. Clinical dermatology a color guide to
diagnosis and therapy 4thed. USA: Mosby Elsevier. 2004. p. 242-5.
11.Mallory SB, Bree A, Chern P. Seborrheic dermatitis. Ilustrated manual of
pediatric dermatology diagnosis and management. United Kingdom: Taylor
and Francis. 2005. p. 64-6.
http://www.ncbi.nlm.nih/http://www.ncbi.nlm.nih/http://www.ncbi.nlm.nih/ -
5/21/2018 Isi Dermatitis Seboroik Nh
17/17
17
12.
Plewig G, Jansen T. Seborrheic dermatitis. In: Wolff K, Katz LAGS, et all
editors.Fitzpatricks dermatology in general medicine 7thed. USA: McGraw-
Hill. 2008. p. 219-25.
13.
Selden ST. Seborrheic dermatitis. 2010 July 13. [online]. [cited 2012 February
13]: [6 screens]. Available from URL: http://emedicine.medscape.com
/article/1108312-overview#showall
14.Boddy I. Cradle cap. 2009 September 15. [online]. [cited 2012 February 20]:
[1 screen]. Available from URL: http://www.webmd.com/skin-problems-and-
treatments/picture-of-cradle-cap
15.
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S,
editor. Ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi 5. Jakarta: FKUI. 2007. hal. 138-
47.
16.
Budimulja U. Mikosis. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editor. Ilmu
penyakit kulit dan kelamin edisi 5. Jakarta: FKUI. 2007. hal. 95-6.
17.Kuswadji. Kandidosis. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editor. Ilmu
penyakit kulit dan kelamin edisi 5. Jakarta: FKUI. 2007. hal. 106-9.
18.
Handoko RP. Skabies. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editor. Ilmu
penyakit kulit dan kelamin edisi 5. Jakarta: FKUI. 2007. hal. 122-5.
http://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/picture-of-cradle-caphttp://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/picture-of-cradle-caphttp://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/picture-of-cradle-caphttp://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/picture-of-cradle-caphttp://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/picture-of-cradle-cap