bab ii tinjauan pustaka 2.1 manajemen proyekrepository.ump.ac.id/247/3/fika rohmatulloh_bab...
TRANSCRIPT
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Proyek
Suatu proyek melibatkan sumber daya material, sumber dana, sumber daya
manusia, peralataan, rekayasa, sistem dan metode pengelolaan yang rumit, juga
diberlakukan berbagai peraturan yang diciptakan untuk memberikan batasan
keamanan dan kriteria-kriteria persyaratan serta hubungan antar institusi baik
pemerintah maupun non pemerintah. Oleh karena itu dalam suatu proyek perlu
dilakukan pengelolaan dan menejemen yang baik untuk mencapai hasil yang
optimal.
Menejemen merupakan proses terpadu dimana individu-individu sebagai bagian
dari organisasi dilibatkan untuk memelihara, mengembangkan, mengendalikan,
dan menjalankan program yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah
ditetapkan dan berlangsung menerus seiring dengan berjalanya waktu.
Manejemen dibanding sebagai suatu rangkain beberapa tanggung jawab
fungsional yang terhubung erat satu sama lain dan secara keseluruhan membentuk
jaringan kerja yang teratur serta sistematis.
Menurut Soehendradjati (1987), menejemen adalah suatu proses kegiatan
penggunaan sumber daya manusia, sumber daya material, sumber daya
modal/uang dan peralatan/mesin yang dituangkan kedalam suatu wadahtertentu/
organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam batas ruang dan waktu
tertentu, dengan menggunakan metodik dan sistematik tertentu agar tercapai daya
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
7
guna dan tepat guna sebesar-besarnya. sebagaimana layaknya suatu proses,
apabila ke dalamnya diberikan masukan-masukan (input) secukupnya diharapkan
manejemen dapat menghasilkan keluaran-keluaran (output), yaitu tercapainya
tujuan ataupun sasaran sebagaimana yang ditetapkan.
Fungsi pokok manejemen adalah merencanakan, memberi contoh,
mengorganisasikan, dan mengendalikan. Sedangakan fungsi manajerial yaitu
memimpin, mengerahkan, mengarahkan, mengaktifkan, memberi contoh,
membangunmotivasi, mengkoordinasikan, mengkomunikasikan, serta
pengambilan keputusan. Proses menejemen tidak dapat di pisahkan dalam
pelaksanaan proyek, karena dengan adanya manejemen dapat dicapai tujuan akhir
proyek yang direncanakan dengan tepat tanpa mengurangi kualitas sesuai dengan
tujuan awalnya. Proyek sendiri adalah suatu kegiatan sementara yang bersifat unik
yang berlangsung dalam jangka waktu, dengan alokasi sumber daya tertentu dan
dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasaranya telah digariskan dengan
jelas.
Menurut Dipohusodo (1996), sistem manejemen adalah sebagai set yang terdiri
atas susunan terpadu dari konsep-konsep, dasar-dasar sebagai pengertian atau
teknik-teknik penanganan yang berkaitan dengan manejemen. Dengan demikian
untuk dapat menangani pelaksanaan proyek yang baik dan untuk memperkecil
kesulitan diperlukan pendekatan dengan menyusunsuatu konsep sistem manejemn
proyek yang lengkap, mendasar, kokoh, dan terpadu. Pelaksanaan proyek pada
hakekatnya adalah proses merubah sumber daya dan dana tertentu secara
terorganisasi menjadi hasil pembangunan yang mantap sesuai dengan tujuan dan
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
8
harapan-harapan awal, dan kesemua itu harus dilaksanakan dalam jangka waktu
yang terbatas. Pelaksanaan proyek pada umumnya merupakan suatu rangkaian
mekanisme tugas atau kegiatan yang rumit, yang mengandung berbagai masalah
serta kesulitan tersendiri. Berdasarkan atas kondisi yang kompleks tersebut, maka
diperlukan cara agar suatu proyek dapat diselesaikan tepat waktu, tepat mutu,
sesuai dengan peraturan, perundangan serta ketentuan-ketentuan lain yang
berlaku, dan tetap dalam batas-batas anggaran yang telah direncanakan. Oleh
karena itu, agar pelaksanaan proyek dapat berhasil perlu diperhatikan faktor-
faktor spesifik penting yang disebut sebagai ciri-ciri umummanejemen proyek.
Dipohusodo (1996), menyatakan bahwa manejemen proyek mempunyai ciri-ciri
umum sebagai berikut:
1. Tujuan, sasaran, harapan-harapan dan strategi proyek hendaknya
dinyatakan secara jelas dan rinci sehingga dapat digunakan untuk
mewujudkan dasar kesepakatan segenap individu dan satuan
organisasiyang terlibat.
2. Diperlukan rencana kerja, jadwal, dan anggaran belanja yang realitis.
3. Diperlukan kejelasan dan kesepakatan tentang peran dan tanggung jawab
diantara semua satuan organisasi dan individu yang terlibat dalam proyek
untuk sebagai strata jabatan.
4. Diperlukan mekanisme untuk memonitor, mengkoordinasikan,
mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
pada berbagai strata organisasi.
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
9
5. Diperlukan mekanisme sistem evaluasi yang diharapkan dapat
memberikan umpan baik untuk manejemen yang dapat dimanfaatkan
sebagai pelajaran yang dipakai sebagai pedoman dalam upaya peningkatan
produktivitas proyek.
6. Sesuai sifat dinamis suatu proyek, apabila diperlukan Tim proyek atau
satuan organisasi proyek dapat dimungkinkan untuk melakukan kegiatan-
kegiatan yang mungkin harus bergerak diluar kerangka organisasi
tradisional atau rutin, akan tetapi dengan tetap berorientasi pada
tercapainya produktivitas.
7. Diperlukan pengertian dan pemahaman mengenai tata cara dan dasar-dasar
peraturan birokrasi, dan pengetahuan tentang cara-cara mengatasi kendala
birokrasi.
2.1.1 Sumber Daya
Kebutuhan untuk menunjang pelaksanaan suatu proyek kontruksi dapat diberikan
suatu istilah yaitu sumber daya. Sumber daya atau unsur proyek dapat
dikelompokan menjadi enam macam, yaitu :Material/bahan, tenaga kerja,
mesin/peralatan, biaya/uang, waktu, metode.
Biaya diperlukan untuk melaksanakan kegiatan proyek dan ditaksir bila logika
rencana telah dibuat. Material, tenaga dan peralatan diperlukan setelah
terbentuknya rencana kegiatan atau saat realitas kegiatan.
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
10
2.1.2 Rencana Anggaran Proyek
Dalam pengerjaan suatu proyek diperlukan berbagai jenis sumber daya seperti
bahan, tenaga kerja, peralatan dan sebagainya. Hal tersebut akhirnya akan
menyangkut masalah keungan proyek. Untuk lebih menjamin adanya
profitabilitas dan likuiditas proyek maka perlu membuat anggaran proyek.
Definisi anggaran biaya menurut National Estimating Society (Soeharto, 1990)
adalah seni memperkirakan ( The art of approximating ) kemungkin jumlah biaya
yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas informasi yang
tersedia pada waktu itu. Beberapa hal yang harus ditelusuri dalam penyusunan
anggaran biaya proyek, yaitu :
1. Gambar rencana beserta detail gambar
2. Informasi harga bahan dan upah pekerjaan dilapangan untuk mencegah
kekeliruan dalam perhitungan.
3. Akumulasi perhitungan volume pekerjaan
4. Harga satuan
5. Safety factor
6. biaya operasional dan perawatan
7. peraturan pemerintahan
8. biaya tidak terduga
9. letak bangunan
Menurut Dipohosodo (1996), urutan langkah-langkah penyusunan anggaran
keuangan proyek adalah sebagai berikut :
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
11
1. Menentukan keluaran-keluaran yang akan dicapai.
2. Menentukan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk dapat menghasilkan
keluaran-keluaran yang telah ditetapkan.
3. Menentukan sumber daya yang telah diperlukan untuk setiap kegiatan
dalam rangka upaya mencapai keluaran-keluaran tersebut.
4. Menyusun jadwal waktu kegiatan-kegiatan berupa bagan balok.
5. Menentukan biaya yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan dengan
mengkaitkan kebutuhan sumber daya yang diperlukan dengan menghitung
volume dari masing-masing pekerjaan.
6. Menentukan arus pembayaran (cash flow) setiap periode waktu tertentu
berdasarkan jadwal waktu kegiatan yang telah tersusun.
7. Manuangkan hasil penyusunan anggaran keuangan kedalam daftar usulan
proyek dengan mengelompokan pembiayaan dalam beberapa jenis
pengeluaran.
Dalam proses suatuproyek diperlukan berbagai jenis sumber daya seperti bahan,
tenaga kerja, peralatan dan sebagainya yang menantinya menyangkut masalah
keuangan yaitu masalah biaya dan pendapatan proyek serta masalah penerimaan
dan pengeluaran kas. Menurut Soehendradjati (1987), jenis-jenis biaya proyek
adalah sebagai berikut :
1. Biaya langsung (Direct Field Cost)
Himpunan pengeluaran-pengeluaran untuk tenaga kerja, bahan, alat-alat, dan
sub kontraktor. Jika durasi proyek dipercepat maka biaya langsung akan
makin tinggi, yang termasuk dalam biaya langsung yaitu :
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
12
a) Biaya Tenaga Kerja Langsung
Memperhitungkan kebutuhan akan tenaga kerja meliputi kuantitas dan kualitas
dari tenaga kerja kemudian menghubungkan dengan tingkat upah dan
biaya lain dari masing-masing jenis pekerjaan kemudian dilakukan
penaksiran biaya, misal upah pekerja atau tukang.
b) Biaya Bahan Langsung
Penaksiran biaya bahan yang meliputi spesifikasi dan kuantitas material yang
dibutuhkan, misal : harga pasir beton, pasir dan sebagainya.
c) Biaya Sub Kontraktor
Pada pekerjaan proyek terdapat bagian-bagian tertentu yang diborongkan
kapada pihak lain disebut sub kontrak, miasal : instalasi listrik, elevator
dan sebagainya.
d) Biaya Peralatan
Dalam proyek umumnya biaya peralatan digolongkan sebagai jenis biaya
tersendiri, merupakan rental sewa dan biaya penyusutan alat-alat yang
dimiliki, misal : biaya penggunaan bulldozer, crane, excavator, dan
sebagainya.
2. Biaya Tak Langsung ( Indirect Field Cost )
Himpunan pengeluaran-pengeluaran untuk overhead, pengawasan resiko-
resiko dan lain-lain. Jika pekerjaan diperlambat maka biaya akan semakin
tinggi, yang termasuk dalam biaya tak langsung yaitu :
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
13
a) Biaya Pengawas Lapangan ( Field Supervision Cost )
Yang termasuk dalam golongan biaya ini adalah gaji supervision proyek,
biaya cabang kantor, biaya pemeliharaan dan sebagainya.
b) Biaya Fasilitas Sementara
Yang termasuk dalam golongan biaya ini adalah perumahan darurat tenaga
kerja, penyedian air, listrik, fasilitas komunikasi sementara untuk
kontruksi dan sebagainya.
c) Biaya Keperluan Sementara
Yang termasuk dalam golongan biaya ini misalnya warung makan untuk
tenaga kerja, keamanan lokasi, dan sebagainya.
d) Biaya Penjagaan
Yang termasuk dalam golongan ini misalnya adanya penjagaan dari saptam
untuk keamanan di lingkungan proyek.
e) Biaya Tenaga Air
Yang termasuk dalam golongan ini misalnya tenaga ahli untuk peralatan-
peralatan proyek.
f) Beban Tenaga Kerja dan Pajak ( Labor Burdens and Texes )
Yang termasuk dalam golongan ini misalnya pajak, pungutan atau sumbangan,
biaya izin dan asuransi.
g) Obligasi dan Asuransi ( Bond and Insurance )
Yang termasuk dalam golongan ini misalnya pengadaan material dengan tidak
mengeluarkan biaya dimuka ( Bond ), memberikan jaminan pada suplayer
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
14
atau penanggung pembayaran.Hubungan antara biaya langsung, biaya
tidak langsung dan biaya total digambarkan dalam gambar yaitu :
Biaya Total
Biaya tak Langsung
Biaya Langsung
Gambar 2.1 Hubungan antara Biaya langsung, biaya tak langsung dan biaya total
Dari gambar dapat dilihat bahwa biaya total untuk pelaksanaan suatu pekerjaan
(aktifitas) mempunyai bentuk lengkung yang berarti apabila waktu dipercepat,
maka biaya akan naik,tetapi apabila waktu diperlambat, sewaktu waktu biaya akan
naik juga sehingga dapat dikatakan bahwa untuk kegiataan pelaksanaan sesuatu
pekerjaan terdapat suatu jumlah pengeluaran yang optimum atau yangpaling kecil,
yaitu pada durasi yang dianggap normal (normal time). Pengeluaran itu disebut
biaya normal. Soehendradjati (1987).
Menurut Ervianto (2007) tahapan dalam penyusunan anggaran biaya adalah
sebagai berikut :
1. Melakukan pengumpulan data tentang jenis, harga serta kemampuan pasar
untuk menyediakan bahan / material kontruksi secara kontinu.
2. Melakukan pengumpulan data tentang upah pekerja yangberlaku di daerah
lokasi proyek atau upah pada umumnya jika pekerja didatangkan dari luar
daerah lokasi proyek.
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
15
3. Melakukan perhitungan analisis bahan dan upah dengan menggunakan
analisis harga satuan.
4. Melakukan perhitungan harga satuan pekerja dengan memanfaatkan hasil
analisis satuan pekerjaan dan daftar kuantitas pekerjaan.
5. Membuat rekapitulasi anggaran biaya
Gambar 2.2 Tahap penyusunan RAB
2.1.3 Perencanaan Proyek
Keberhasilan proyek kontruksi diawali dan sangat ditentukan dengan berhasil dan
tidaknya menyusun landasanya, yaitu berupa perencanaan yang lengkap dan
matang. Sehingga dengan sendirinya perencanaan harus dapat mengakomodasikan
Daftar harga
Satuan bahan
Daftar harga
Satuan upah
Daftar harga satuan
Bahan dan upah
Daftar volume dan
Harga satuan pekerjaan
Rekapitulasi
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
16
seluruh kebutuhan dan kepentingan pelaksanaan kontruksi. Proses pelaksanaan
keseluruhan secara umum di bagi empat tahap pelaksanaan, yaitu :
1. Tahap pengajuan proposal
2. Tahap survey dan investigasi
3. Tahap penyusunan pra-rencana dan sketsa rencana
4. Tahap pecencanaan ditail
Pelaksanaan keempat tahap kegiatan perencanaan tersebut berurutan dengan
urutan tetap, tidak bisa diubah dan kelngkapan serta hasil masing-masing tahap
sangat ditentukan oleh hasil tahap selanjutnya. Sering dikatakan proses
perencanaan lebih penting dari pelaksanaan itu sendiri, menyusun suatu
perencanaan yang lengkap meliputi :
1. Menentukan Tujuan
Tujuan (goal)organisasi atau perusahaan dapat diartikan sebagai pedoman
yang memberikan arah gerak segala kegiatan yang hendak dilakukan.
2. Menentukan Sasaran
Sasaran adalah titik tertentu yang perlu dicapai bila organisasi tersebut ingin
tercapai tujuanya. Kegiatan proyek dapat digolongkan sebagai kegiatan
dengan sasaran yang telah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan. Agar
perusahaan dapat mencapai tujuanya, maka terlebih dahulu dicapai sasaran
proyek yang terdiri dari biaya, jadwal dan mutu.
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
17
3. Mengkaji posisi awal terhadap tujuan
Dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi organisasi
pada saat awal terhadap sasaran, maka dapat diidentifikasi hambatan dan
kemudahan.
4. Memilih alternatif
Dalam meraih tujuan dan sasaran tersedia berbagai pilihan tindakan atau cara
mencapainya. Umumnya ditempuh pilihan yang paling menjanjikan, yang
paling efisien dan ekonomis dari segi biaya.
5. Menyusun rangkain langkah mencapai tujuan
Proses ini penetapan langkah terbaik yang mungkin dapat dilaksanakan
dengan berbagai batasan. Kemudian penyusunan menjadi urutan dan
rangkain menuju sasaran dan tujuan.
Menurut Soeharto (1990), perencanaan operasional proyek meliputi beberapa
unsur, yaitu :
1. Perencanaan lingkup proyek dan penyusunan SRK/WBS (Struktur rincian
lingkup kerja/work breakdown structure)
Setelah menyesun lingkup proyek selanjutnya memecah menjadi komponen-
komponenya dan menyusun kembali untuk tujuan pengelolaan berikutnya.
Memecah lingkup proyek dan meyusun kembali dengan mengikuti
struktur hirarki dikenal dengan membentuk SRK ( Struktur rincian lingkup
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
18
kerja). Disamping sebagai kerangka pembagian kerja untuk pelaksanaan
proyek, SRK juga merupakan saran untuk perencanaan, pemantaun dan
pengendalian.
2. Rancangan organisasi yang menangani proyek
Organisasi proyek diperlukan untuk mengatur unsur-unsur sumber daya
perusahaan yang terdiri dari tenaga kerja, tenaga ahli, material, dan lain-
lain. Dalam suatu gerak yang singkron untuk mencapai tujuan organisasi
dengan efektif dan efisien. Dalam organisasi disusun dan diletakan dasar-
dasar pedoman dan petunjuk kegiatan jalur pelaporan, pemberian tugas
dan tanggung jawab masing-masing kelompok dan pimpinan.
3. Rencana jadwal kegiatan
Jadwal adalah penjabaran perencanaan proyek menjadi urutan langkah-
langkah pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai sasaran. Metode
penyusunan jadwal yang terkenal adalah analisis jaringan kerja,yang
menggambarkan dalam suatu grafik hubungan urutan pekerjaan proyek.
Pekerjaan yang mendahului dan didahului oleh pekerjaan lain di
identifikasikan dalam kaitanya dengan waktu, jaringan ini berguna untuk :
a. Menyusun urutan kegiatan proyek yang memiliki sejumlah besar
komponen dengan hubungan ketergantungan kompleks.
b. Membuat perkiraan jadwal proyek yang paling ekonomis.
c. Mengusahakan fluktuasi minimal penggunaan sumber daya.
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
19
d. Mengetahui kegiatan-kegiatan yang bersifat kritis dalam penyelesain
proyek.
e. Mengetahui beberapa lama perkiraan kurun waktu penyelesaian proyek.
f. Mengetahui bila terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu
dan bagaimana pengaruhnya terhadap sasaran jadwal penyelesaian proyek
secara keseluruhan.
4. Perkiraan biaya dan anggaran
Anggaran adalah suatu bentuk perencanaan yang tidak dapat dipisahkan dalam
kegiataan proyek. Anggaran dalam menunjukan perencanaan pengguna
dana untuk melaksanakan pekerjaan dalam kurun waktu tertentu, dibuat
dalam bentuk uang, jam per tenaga kerja atau satuan lain. Suatu anggaran
disusun menjadi time phased budget, yaitu perkiraan biaya yang dikaitkan
dengan rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan, merupakan patokan dasar
atau tolak ukur kegiatan pengendalian. Seperti halnya dengan
perencanaan, anggaran dapat menjadi tidak sesuai dengan kenyataan.
5. Proyeksi keperluan tenaga kerja, material dan peralatan
Keperluan akan tenaga kerja merupakan sumber daya yang sering kali tidak
mudah didapat, mahal dan menimbulkan banyak permasalahan. Untuk itu
diperlukan perencanaan yang matang mulai dari memperkirakan jumlah
total tenaga kerja, jenis dan jumlah masing-masing tahap kemajuan proyek
dan lain sebagainya. Perencanaan material dan peralataan meliputi aspek-
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
20
aspek yang erat kaitanya dengan ketepatan jadwal peyerahan dilokasi
proyek dan diusahakan jangan terlalu awal atau terlalu lambat.
2.1.4 Tenaga Kerja
Menurut Ibrahim (1996), yang dimaksud tenaga kerja adanya besarnya jumlah
tenaga yang diperlukan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu satuan
pekerjaan.
Menurut Martio (1997), pada proyek kontruksi terdapat tiga jenis kegiatan kerja,
yaitu:
1. Angkatan kerja variabel
Terdiri atas tenaga kerja yang tidak memiliki ketrampilan. Mereka dapat
diberhentikan dan dipekerjakan tanpa suatu usaha menjaga kontinuitasnya.
Jika permintaan tidak dikendalikan akan berfluktuasi, jadi penting untuk
meratakan angkatan kerja ini. Caranya dengan mengatur agar permintaan
ditingkatkan secara berangsur angsur sehingga dicapai suatu puncak
menjelang akhir proyek dan diikuti dengan penurunan. Setelah itu seluruh
angkatan kerja ini dapat dipindahkan secara serentak pada proyek-proyek
berikunya.
2. Angkatan kerja tetap
Terdiri atas petugas pokok yang mempunyai keterampilan dan pengetahuan
khusus. Mereka harus digaji meskipun tenaganya tidak digunakan. Jika
kebutuhan tenaga ini tidak dikendalikan dengan baik, akan berfluktuasi
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
21
dan tibul kecenderungan untuk mempertahankan sejumlah besar tenaga
yang tersedia sepanjang waktu untuk dapat memenuhi permintaan yang
memuncak. Oleh karena itu, akan banyak periode dimana mereka
menganggur tapi gaji berjalan terus. Untuk itu diperluka suatu metode
untuk meratakan penggunaan angkatan kerja ini, agar dapat dicapai
suatujumlah optimum dengan waktu menganggur yang minimum.
3. Angkatan kerja kombinasi
Biasanya keseluruhan angkatan kerja yang dibutuhkan merupakan kombinasi
antara angkatan kerja tetap dan angkatan kerja variabel. Persoalan utama
dalam masalah tenaga kerja bagi kontraktor dan perusahaan-perusahaan
yang sejenis, yang volume usahanya naik turun secara tajam adalah bagai
mana membuat seimbang antara jumlah tenaga kerja dengan jumlah
pekerjaan yang tersedia dari waktu ke waktu. Adalah tidak ekonomis
untuk memakai jumlah besar tenaga kerja pada saat volume pekerjaan
sedang dalam tingkat yang rendah,dalam waktu yang panjang. Demikian
juga yang tersedia banyak pekerjaan tapi sulit mencari tenaga kerja proyek
yang mengerjakan kontruksi. Tenaga kerja proyek khususnya tenaga kerja
kontruksi dibedakan menjadi :
a. Tenaga kerja langsung
Tenaga kerja langsung (Direct labour) adalah tenaga kerja yang direkrut dan
menandatangani ikatan kerja perorangan dengan perusahaan kontraktor.
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
22
Umumnya diikuti dengan latihan, sampai dianggap cukup memiliki
pengetahuan dan kecakapan dasar, misalnya tukang las dan tukang pipa.
b. Tenaga kerja borongan
Tenaga kerja borongan adalah tenaga kerja yang bekerja berdasarkan ikatan
kerja antara perusahaan penyedia tenaga kerja dengan kontraktor dalam
waktu tertentu. Untuk memenuhi tenaga kerja, dilakukan dengan
menyeimbangkan antara jumlah tenaga kerja dan pekerjaan yang tersedia,
umumnya kontraktor memilih kombinasi dari kedua cara tersebut.
2.2 Beton Site Mix
Pengecoran dengan sistem site mix adalah pelaksanaan pengecoran dimana proses
pencampuran dan pengadukan beton dilakukan di lapangan / di lokasi kerja.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk beton yang menggunakan site mix
adalah saat pencampuran dan pengadukan sering tidak merata baik dari volume
campuran maupun proses pengadukan yang tidak bagus, apalagi dilakukan secara
manual. Jika menggunakan mesin molen beton, mungkin pencampuran akan
didapatkan adukan yang lebih baik, tapi kadang kesalahan penuangan material
kedalam molen baik air ataupun material lainnya bisa menjadikan campuran tidak
bagus.
Untuk mendapatkan hasil maksimal di lapangan , pemilik bangunan, pelaksana
dan pengawas (bila pemilik kurang mengerti teknis bisa menunjuk pengawas)
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
23
perlu memperhatikan standar pelaksanaan pengecoran beton mulai pemilihan
material, pencampuran, pengadukan dan penuangan berjalan dengan baik.
2.3 Beton Ready Mix
Dalam kontruksi, beton adalah campuran antara semen portland atau semen
hidrolik lain, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan
tambahan lain dengan perbandingan tertentu yang kemudian membentuk masa
yang padat. Semen merupakan bahan yang memiliki sifat adhesif dan kohesif
yang kemungkinan melekatnya fregmen-fregmen muneral menjadi suatu massa
yang padat ( Wang, 1986 ).
Teknologi beton ready mix adalah teknologi kontruksi struktur beton dengan
komponen-komponen penyusunan yang dicetak terlebih dahulu pada suatu tempat
khusus (off-site fabrication), dimana proses pengecoranya dapat dilakukan dengan
baik dan mudah atau bahkan komponen-komponen tersebut disusun dan disatukan
terlebih dahulu (pre-assembly) dan selanjutnya dipasang di lokasi (installation).
Jadi komponen beton ready mix dipasang sebagai komponen jadi, kemudian
disambung dengan struktur lainnya sehingga menjadi struktur utuh yang
terintregasi. Kerena proses pengecoranya di tempat khusus, maka mutunya dapat
terjaga dengan baik, tetapi agar dapat menghasilkan keuntungan jika beton ready
mix diproduksi dengan skala besar. Sistem ready mix ini berbeda dengan
kontruksi beton monolit atau metode site mix pada aspek perencanaan dan
produksi yang ditentukan oleh metode pelaksanaan dari fabrikasi, penyatuan dan
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
24
pemasanganya, serta ditentukan pula oelh teknis prilaku sistem percetakan dalam
hal cara penyambungan antara komponen (joint).
Sistem beton cor di tempat atau metode site mix proses produksi beton
berlangsung di tempat elemen tersebut akan ditempatkan. Beberapa prinsip beton
ready mix dipercaya dapat memberikan manfaat lebih dibandingkan beton site
mix antara lain pengurangan waktu dan biaya, serta peningkatan jaminan kualitas,
keandalan, produktivitas, kesehatan, keselamatan, lingkungan, koordinasi, dan
inovasi. (Gibb, 1999)
1. Keunggulan Beton Ready mix
a. Kecepatan waktu dalam pengerjaan kontruksi
b. Pengawasan mutu fabrikasi, ketahanan terhadap api, variasi bentuk dan
permukaan (beton Ready mix arsitektural)
c. Dicapainya tingkat fleksibilitas dalam proses perancanganya.
d. Pekerjaan dilokasi proyek menjadi lebih sederhana.
e. Pihak yang bertanggung jawab lebih sedikit sehingga mempunyai aspek
positif terhadap penjadwalan, terutama kemudahan dalam melakukan
pengawasan dan pengendalian biaya serta jadwal pekerjaan.
f. Jumlah pekerja kantor proyek dan pekerja lapangan menjadi lebih sedikit
karena pekerjaan dilakukan secara seri.
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
25
g. Aspek kualitas dimana beton Ready mix dapat lebih mudah dihasilkan serta
biaya lebih kecil dibandingkan metode Site mix karena durasi proyek yang
lebih singkat.
2. Kelemahan Beton Ready mix
a. Kerusakan yang mungkin timbul selama proses trasportasi.
b. Dibutuhkan peralatan lapangan dengan kapasitas angkat yang cukup untuk
mengakat kompoen kontruksi dan menempatkanya pada posisi tertentu
yang juga membutuhkan tambahan biaya untuk proses transportasi
tersebut.
c. Adanya permasalahan teknis dan biaya yang dibutuhkan untuk menyatukan
komponen beton Ready mix.
d. Diperlukan perencanaan yang detail pada bagian sambungan.
e. Diperlukan lapangan yang luas untuk produksi dalam jumlah besar dan
gudang yang luas.
Beberapa kelemahan beton ready mix yang membedakan antara struktur ready
mix dan struktur site mix antara lain :
1. Transportasi
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
26
Setelah proses produksi dilaksanakan maka dilanjutkan dengan proses
pemindahan hasil produksi. Proses pemindahan elemen beton ready mix
membutuhkan biaya tambahan untuk pengadaan alat bantu yang
digunakan untuk mengangkut elemen ready mix. Faktor penting yang
dipertimbangkan adalah dimensi dan berat setiap komponen yang harus
sesuai dengan ketersediaan alat angkat dan alat angkut. Data mengenai
ketersediaan alat akan sangat membantu perencanaan komponen untuk
menghasilkan desain yang layak angkat dan angkut. Dimensi dan berat
dari elemen beton ready mix sangat dipengaruhi oleh kemampuan alat
angkut serta kemudahan transportasinya.
2. Erection
Penggunaan teknologi beton ready mix selalu melewati proses yang disebut
erection, yaitu tahap penyatuan elemen beton ready mix menjadi satu
kesatuan yang utuh sehingga membentuk suatu bangunan. Pada proses ini
dibutuhkan alat bantu crane yang mampu mengangkat dan memindahkan
elemen beton ready mix sehingga terpasang pada posisi yang seharusnya.
Penyediaan alat bantu membutuhkan biaya yang relatif besar sehingga jika
teknologi ini akan diterapkan pada sebuah bangunan maka harus dikaji
efisien biayanya, antara penyedian alat bantu dengan nilai proyek itu.
Kajian tentang volume pekerjaan beton ready mix dengan biaya
pengadaan alat bantu instalasi dapat digunakan sebagai bahan untuk
memutuskan metode yang akan digunakan. Apabila volume pekejaan
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
27
kurang memadai maka akan mengakibatkan biaya kontruksi menjadi
mahal.
Pengalokasian dana dalam suatu proyek, distribusi biaya proyek sipil dan
gedung dapat diperkirakan sebagai berikut : 6% - 8% untuk biaya kantor
pusat : 65% - 70% untuk biaya kontruksi : 10% - 15% untuk biaya
mekanikal : 10% - 15% untuk biaya listrik dan 10% - 15% untuk biaya
kontigensi, dari alokasi biaya tersebut dapat dilihat alokasi biaya tersebar
adalah anggaran untuk kontruksi bangunan, oleh sebab itu perlu dilakukan
evaluasi pada bagian kontruksi salah satunya dengan penggunaan
teknologi beton ready mix.
Penghematan biaya dari penggunaan teknologi beton ready mix diperoleh dari
hal-hal sebagai berikut : ( Ervianto, 2006 )
a) Upah tenaga kerja yang relatif lebih sedkit.
b) Pemakaian bekisting yang lebih hemat dan lebih sedikit karena dapat
dipakai berkali-kali.
c) Waktu penyelesain proyek yang relatif singkat karena produktifitas besar
karena setiap item pekerjaan dapat dilakukan bersama-sama dalam satu
waktu serta tidak terpengaruh cuaca.
3. Connection
Dalam usaha menyatukan material beton dan baja beton ready mix dibutuhkan
suatu kontruksi tambahan yang mampu meneruskan semua gaya-gaya
yang bekerja dalam setiap elemen. Kendala yang timbul adalah
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
28
menentukan jenis sambungan yang mampu mengantisipasi semua gaya
yang terjadi sehingga semua perilaku struktur dapat menyerupai struktur
beton bertulang dengan proses kontruksi tradisional. Untuk mengaplikasi
alat sambung yang betul-betul sempurna dibutuhkan biaya yang realitif
mahal. Ervianto, 2006
Pembangunan kontruksi struktur beton dengan metode ready mix memang
dianggap lebih unggul dibandingkan dengan metode site mix. Berdasarkan hal-hal
tersebut diatas ,aka tidak mudah menentukan manakah yang lebih ekonomis
antara pembangunan struktur Ready mix dengan struktur Site mix.
2.4 Perbedaan Metode PelaksanaanReady Mix dan Site Mix
Perbedaan nyata antara kontruksi struktur ready mix dan kontruksi struktur site
mix adalah pada metode pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Persyaratan beton
yang harus dipenuhi untuk sebagai material kontruksi adalah mampu
menghasilkan kekuatan yang tinggi, tidak memerlukan perawatan yang berlebih,
tahan api, tidak mudah mengalami perubahan volume (stabil), tahan terhadap
panas dan dapat diproduksi secara mekanis.
1. Durasi proyek menjadi lebih singkat
Pada beton site mix pekerjaan struktur yang masih harus dilaksanakan
dilapangan dapat bersamaan dengan kegiatan produksi beton ready mix,
pengaturan jadwal produksi elemen beton ready mix dapat diatur
sedemikian rupa sehingga elemen-elemen yang akan dipasang lebih awal
dapat diproduksi lebih dulu dan pada saatnya nanti elemen-elemen
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
29
tersebut telah cukup umur. Pada saat pekerjaanstruktur bawah selasai
maka elemen-elemen beton ready mix yang telah cukup umur tersebut
dapat langsung dipasang dalam waktu yang relatif lebih singkat dibanding
dengan proses kontruksi struktur site mix, dimana pada metode site mix
setiap pekerjaan struktur dilakukan secara berurutan.
2. Mereduksi biaya kontruksi
Adanya durasi yang lebih singkat dengan sendirinya biaya yang dikeluarkan
untuk kegiatan proyek menjadi lebih kecil. Selain dari durasi proyek,
pengurangan biaya juga dari penggunaan tenaga kerja yang lebih sedikit
yang akan menurunkan biaya upah, serta berkuranya kebutuhan material
pendukung seperti scaffolding, penghamatan material bekisting, serta
penghematan material pembentukan beton bertulang.
3. Kontinuitas proses produksi dapat terjaga
Kegiatan pelaksanaan pekerjaan tidak terhenti karena sesuatu pengaruh alam
(cuaca) misalnya pekerjaan pemasangan tulangan, pemasangan bekisting
dapat dilakukan di dalam ruangan. Waktu yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan di luar ruangan relatif lebih singkat sehingga
kekontinuitas pekerjaan dapat lebih terjaga.
4. Produksi massal
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
30
Salah satu pertimbangan jika hendak menggunakan teknologi ready mix
adalah bahwa jenis elemen struktur hendaknya tidak perlu bervariasi
sehingga setiap jenis elemen yang dibutuhkan dalam jumlah yang relatif
besar. Hal ini dilakukan agar tingkat efisien dan pembuatan secara massal
dan prabikasi dapat dicapai. Efek lain dari proses pabrikasi adalah
kebutuhan tenaga kerja yang relatif lebih sedikit karena sebagian besar
proses produksinya didukung oleh mesin. Disamping itu produk yang
dihasilkan mempunyai ketepatan dimensi yang lebih akurat apabila
dibandingkan dengan penggunaan proses site mix.
5. Mengurangi biaya pengawasan
Biaya yang harus dikeluarkan dalam sebuah proyek kontruksi terdiri dari
biaya langsung dan biaya tak langsung. Biaya langsung tidak dipengaruhi
oleh durasi proyek, sedangkan biaya tak langsung yang terdiri dari biaya
overheadsangat tergantung dari durasi proyek. Proses kontruksi yang lebih
singkat akan banyak mereduksi biaya yang harus dikeluarkan.
6. Mengurangi kebisingan
Pada metode beton site mix pelaksanaan semua kegiatan dilakukan di lokasi
proyek sehingga peralatan yang dibutuhkan harus didatangkan ke lokasi
pekerjaan. Hal itu menimbulkan aneka suara yang berasal dari sejumlah
alat yang digunakan yang akan mempengaruhi tingkat kebisingan dilokasi
proyek. Dengan menggunakan beton ready mix, proses produksi
dilaksanakan di luar lokasi proyek, yang apabila telah selesai proses
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
31
produksi maka akan dipindahkan ke lokasi proyek dan di instalasi pada
tempat yang seharusnya. Proses semacam ini secara langsung dapat
mengurangi tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh peralatan kontruksi
karena jumlah alat yang harus didatangkan ke lokasi proyek relatif lebih
sedikit jumlahnya.
7. Kualitas beton yang lebih baik
Bila dibandingkan dengan metode Site mix, beton Ready mix mempunyai
kualitas yang lebih baik. Hal ini karena hal-hal sebagai berikut:
1. Proses produksi dilaksanakan dengan menggunakan mesin
2. Kondisi pabrikasi yang relatif konstan.
3. Pengawas yang lebih termat.
4. Kondisi dari lingkungan kerja yang lebih baik.
8. Pelaksanaan kontruksi tidak terpengaruh cuaca
Elemen beton Ready mix diproduksi dalam lingkungan pabrik yang terlindung
dari pengaruh cuaca sehingga dalam cuaca apapun proses produksi dapat
dilaksanakan. Waktu yang dibutuhkan untuk proses erection relatif lebih singkat
bila dibandingkan dengan proses produksi beton ready mix. Dengan demikian
penggunaan elemen ready mix akan dapat mereduksi durasi proyek secara
keseluruhan dan memperkecil kemungkinan terjadinya keterlambatan yang
diakibatkan oleh cuaca. (Ervianto, 2006).
2.5 Proses Penerapan Teknologi Site Mix dan Ready Mix
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
32
Pelaksanaan pembangunan proyek kontruksi dengan menerapkan teknologi ready
mix memiliki urutan sebagai berikut :
1. Planing
2. Design and Engineering
3. Procurement
4. Fabrication, Handling and Erection
Dibandingkan dengan metode site mix, penerapan teknologi ready mix
membutuhkan interaksi positif antar kegiatan. Teknologi ready mix akan
mengubah hubungan antara kegiatan yang semula tidak saling bergantungan. Pada
pelaksaan elemen struktual bangunan gedung yang biasanya dilaksanakan secara
berurutan yaitu site mix, bangunan gedung yang biasanya dilaksanakan secara
pararel yaitu ready mix.
2.6 Metode Pelaksanaan Site Mix
Metode akan disesuaikan dengan jadwal yang telah direncanakan. Hal
inimerupakan tahap-tahap penyelesaian suatu item pekerjaan yang akan
mewujudkan prestasi pekerjaan secara berkala mulai dari kegiatan-kegiatan
awal/persiapan dan lain-lain. Pengadaan alat, pengadaan bahan-bahan, dan tenaga
kerja secara efisien akan dapat menghasilkan volume kerja yang sesuai disamping
memudahkan dalam pengaturan kerja dilapangan dan akan menciptakan kualitas
kerja yang baik dan waktu penyelesaian ideal sesuai rencana sketsa diagaram :
1. Sosialisasi, Survey Lapangan & Direksi Keet
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
33
Mengadakan survey lapangan dan sosialisasi / kesepakatan publik kepada
masyarakat dan aparat setempat sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan
dengan hasil akhir dituangkan dalam Berita Acara. Kemudian mendirikan
direksi keet, Pemasangan Papan Nama Proyek dan Rambu-Rambu dengan
sebelumnya diadakan langkah seperti di atas.
2. Pekerjaan Pengukuran
Mengadakan pengukuran di lapangan dengan pemasangan patok dan
bouwplank, pengecekan lapangan disesuaikan dengan gambar yang ada
kemudian mengukur, mencatat data dan menghitung elevasi dengan
pedoman elevasi dari Bina Marga yang ditentukan oleh pengawas dan
hasil pengukuran disesuaikan dengan gambar pelaksanaan serta dilakukan
perhitungan dan Berita Acara MC 0. Dilakukan foto 0% pekerjaan.
3. Mobilisasi / Demobilisasi
Mendatangkan peralatan berat, bahan, dan tenaga kerja yang dibutuhkan
dalam pekerjaan, serta pengembalian item – item tersebut setelah selesai
pekerjaan.
2.7Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
Waktu pelaksanaan pekerjaan ialah jangka waktu pelaksanaan dari seluruh
pekerjaan yang dihitung dari permulaan pekerjaan sampai dengan seluruh
pekerjaan selesai. Pelaksanaan pekerjaan diperoleh dari waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan bagian-bagian pekerjaan yang didapat dari penjumlahan dari
waktu untuk menyelesaikan jenis-jenis pekerjaan dari bagian pekerjaan yang
bersangkutan. Untuk menghitung waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
34
suatu pekerjaan perlu diketahui volume/jumlah dan satuan dari jenis pekerjaan
tersebut, baik yang dlaksanakan dengan tenaga kerja biasa maupun yang
dikerjakan dengan menggunakan peralatan pembangunan.
Jadwal waktu proyek merupakan alat yang dapat menunjukan kapan
berlangsungnya setiap kegiatan, sehingga dapat digunakan pada waktu
merencanakan kegiatan maupun untuk pengendalian pelaksanaan proyek secara
keseluruhan. Sistem manajemen proyek harus dapat memberikan cara yang logis
untuk dapat menyusun anggaran keuangan proyek yang realistis dan bertahap
waktu atau biasa disebut anggaran yang berorientasi pada keluaran.
Waktu yang direncanakan atau dihitung untuk menyelesaikan suatu jenis
pekerjaan atau bagian pekerjaan harus didasarkan pada kemampuan sistem kerja
yang wajar. Apabila waktu pelaksanaan telah dihitung dan bagian pekerjaan telah
disusun menurut urutan sesuai dengan rencana dalam pelaksanaan pekerjaan,
maka akan diperoleh rencana kerja yang menyeluruh dari pekerjaan bangunan
yang akan dilaksanakan.
Jangka waktu pelaksanaan pekarjaan ditentukan oleh dasar kecilnya pekerjaan
juga dari sulit/berat ringanya sifat dari pekerjaan. Makin panjang atau lama jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan, makin banyak masalah yang perlu diperhitungkan
dengan teliti dalam penyusunan rencana kerja.( Soehendradjati, 1987)
Durasi kegiatan adalah durasi (waktu) yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan proyek dari awal sampai akhir. Durasi kegiatan umumnya dinyatakan
dalam jam, hari atau minggu. Durasi pekerjaan dapat dihitung berdasarkan
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
35
volume kegiatan dibandingkan dengan produktifitas alat dan tenaga kerja, yang
dirumuskan sebagai berikut :
Durasi = 𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉 𝑃𝑃𝑉𝑉𝑃𝑃𝑉𝑉𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑉𝑉𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑃𝑃𝑉𝑉𝑃𝑃𝑉𝑉𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃
Dalam memperkirakan durasi kegiatan proyek, perlu diperhitungkan faktor-faktor
seperti :
a. Angka perkiraan hendaknya bebas dari pertimbangan pengaruh durasi
kegiatan yang mendahului atau yang terjadi sesudahnya.
b. Angka perkiraan durasi kegiatan dihasilkan dari asumsi bahwa sumber
daya bersedia dalam jumlah normal.
c. Pada tahap awal analisis, angka perkiraan ini dianggap tidak ada
keterbatasan jumlah sumber daya, sehingga memungkinkan kegiatan
dilaksanakan dalam waktu bersamaan atau paralel, sehingga penyelesaian
proyek lebih cepat dibandingkan bila dilaksanakan secara berurutan.
d. Menggunakan hari kerja normal tanpa adanya asumsi hari kerja lembur.
e. Tidak memasukan angka kontigensi (biaya tak terduga) untuk hal-hal
seperti adanya bencana alam, pemogokan dan kebakaran.
2.7.1 Kurva Presentasi Penyelesaian Proyek (Kurva S)
Kurva S bertujuan untuk memberikan gambaran kemajuan pekerjaan dengan
waktu yang dipresentasikan terhadap bobot penyeran biaya. Pada kurva S
diasumsikan bahwa biaya setiap item kegiatan terdistribusi secara merata selama
durasinya. Berdasrkan asumsi tersebut maka panjang batang menggambarkan
durasi kegiatan dapat dikonversikan terhadap biaya (dalam bentuk % bobot biaya)
yang dibutuhkan untuk melaksanakanya. Kemudian setiap waktu (hari, minggu
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015
36
atau bulan) dapat dijumlahkan vertikal kebawah berarti biaya yang harus
dikerluarkan pada waktu yang bersangkutan. Selanjutnya biaya-biaya ini
dijumlahkan secara kmulatif untuk satuan waktunya sehingga total jumlah
keseluruhan pada akhir proyek mencapai 100%. Akhirnya titik-titik tersebut
dihubungkan satu sama lain sehingga membentuk kurva S. Pada perhitungkan
waktu dalam tugas akhir ini perhitungan kurva S dengan menggunakan bantuan
program primavera.
2.7.2 Perbedaan Waktu Pelaksanaan Site mix dan Ready mix
Pada penerapan teknologi beton ready mix durasi proyek menjadi lebih singkat,
pekerjaan struktur yang masih harus dilaksanakan dilapangan seperti pekerjaan
struktur bawah(pondasi), dimana proses pelaksanaanya dapat bersamaan dengan
kegiatan produksi beton ready mix. Pengaturan jadwal produksi elemen beton
ready mix dapat diatur sedemikian rupa sehingga elemen-elemen yang akan
dipasang lebih awal dapat diproduksi lebih dahulu dan pada saatnya nanti elemen
tersebut telah cukup umur, dengan pekerjaan yang overlapping maka proyek akan
selesai dalam waktu yang lebih singkat.
Analisis Perbandingan Biaya..., Fika Romatulloh, Fakultas Teknik UMP, 2015