optimization of investment portfolio using …mmt.its.ac.id/download/semnas/semnas vi/mi/45....

21
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007 OPTIMIZATION OF INVESTMENT PORTFOLIO USING COMPARARISON OF DISCOUNTED CASH FLOW (DCF) AND DECISION TREE OF TIMING OPTION ANALYSES: The Case of Exploration Well Projects at PERTAMINA Sudarso Kaderi Wiryono Dedi Yusmen School of Business and Management-ITB PT Pertamina-DOH JBB Email: [email protected] ABSTRACT The mechanism of selecting and evaluating exploration prospect on oil and gas exploration drilling project, is usually done individually with considering technical and economical aspect. Technical aspect of the prospect is focused onto how far a chance of oil and gas exist, this aspect also called as risk aspect of the prospect. In the other side, economic evaluation is done based on predicted resources which would recovery from the prospect, or that is an evaluating of the level of prospect from general investment indicators. Technical aspects used to be assessed as a standard procedure in the exploration projects, but economic aspect still need to be intensively explored. In the condition where the availability of drilling site is getting more restricted and the budget is very limited, this research propose the tools of analyses For optimizing the selection and planning exploration project, the Discounted Cash Flow and Decision Tree of Timing Option analysis has been conducted in this research, by inputting a three-year REPA Index (Region Risk Factors). The result from those analyses is an index of investment that called RI3 index. Comparing with application of Zero-One Programming method in portfolio analysis was showed that rank of investment from both analyses is different. Key words: investment portfolio, risk factors, risk assessment, discounted cash flow, decision tree of timing option PENDAHULUAN PT. Pertamina DOH JBB ( Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Barat) adalah salah satu pelaku Industri dalam bisnis hulu Industri Migas di Indonesia mempunyai tugas pokok mencari dan memproduksi minyak mentah (crude oil) dan gas bumi yang berada di wilayah kerjanya, meliputi propinsi Banten, DKI, Jawa barat Utara hingga sebagian Jawa Tengah. Dalam tugas itu maka diperlukan kajian dan keahlian khusus yang berkaitan dengan teknis dan keekonomian. Secara Umum terdapat empat tahapan utama pada industri hulu migas yaitu tahapan eksplorasi (exploration stage), tahapan pengembangan (development stage), tahapan produksi (production stage) dan tahapan peninggalan lapangan (abandontment stage). Tahapan eksplorasi dengan tujuan mencari dan mendapatkan akumulasi crude oil dan gas alam merupakan suatu tahap fundamental dalam aktifitas perusahaan migas sektor hulu, yang secara terus-menerus meningkatkan nilai perusahaannya melalui penambahan cadangan hidrokarbon yang komersial (Chimblo dan Chimblo, 2004).

Upload: lamduong

Post on 02-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: OPTIMIZATION OF INVESTMENT PORTFOLIO USING …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VI/MI/45. Prosiding Sudarso... · Proyek-proyek pemboran eksplorasi dipilih dan direncanakan dari

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007

OPTIMIZATION OF INVESTMENT PORTFOLIO USINGCOMPARARISON OF DISCOUNTED CASH FLOW (DCF) AND

DECISION TREE OF TIMING OPTION ANALYSES:The Case of Exploration Well Projects at PERTAMINA

Sudarso Kaderi WiryonoDedi Yusmen

School of Business and Management-ITBPT Pertamina-DOH JBB

Email: [email protected]

ABSTRACT

The mechanism of selecting and evaluating exploration prospect on oil and gasexploration drilling project, is usually done individually with considering technical andeconomical aspect. Technical aspect of the prospect is focused onto how far a chance ofoil and gas exist, this aspect also called as risk aspect of the prospect. In the other side,economic evaluation is done based on predicted resources which would recovery fromthe prospect, or that is an evaluating of the level of prospect from general investmentindicators.Technical aspects used to be assessed as a standard procedure in the explorationprojects, but economic aspect still need to be intensively explored.

In the condition where the availability of drilling site is getting more restrictedand the budget is very limited, this research propose the tools of analyses Foroptimizing the selection and planning exploration project, the Discounted Cash Flowand Decision Tree of Timing Option analysis has been conducted in this research, byinputting a three-year REPA Index (Region Risk Factors).

The result from those analyses is an index of investment that called RI3 index.Comparing with application of Zero-One Programming method in portfolio analysiswas showed that rank of investment from both analyses is different.

Key words: investment portfolio, risk factors, risk assessment, discounted cash flow,decision tree of timing option

PENDAHULUAN

PT. Pertamina DOH JBB ( Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Barat) adalahsalah satu pelaku Industri dalam bisnis hulu Industri Migas di Indonesia mempunyaitugas pokok mencari dan memproduksi minyak mentah (crude oil) dan gas bumi yangberada di wilayah kerjanya, meliputi propinsi Banten, DKI, Jawa barat Utara hinggasebagian Jawa Tengah. Dalam tugas itu maka diperlukan kajian dan keahlian khususyang berkaitan dengan teknis dan keekonomian.

Secara Umum terdapat empat tahapan utama pada industri hulu migas yaitutahapan eksplorasi (exploration stage), tahapan pengembangan (development stage),tahapan produksi (production stage) dan tahapan peninggalan lapangan (abandontmentstage). Tahapan eksplorasi dengan tujuan mencari dan mendapatkan akumulasi crudeoil dan gas alam merupakan suatu tahap fundamental dalam aktifitas perusahaan migassektor hulu, yang secara terus-menerus meningkatkan nilai perusahaannya melaluipenambahan cadangan hidrokarbon yang komersial (Chimblo dan Chimblo, 2004).

Page 2: OPTIMIZATION OF INVESTMENT PORTFOLIO USING …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VI/MI/45. Prosiding Sudarso... · Proyek-proyek pemboran eksplorasi dipilih dan direncanakan dari

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007

ISBN : 978-979-99735-3-5A-45-2

Cadangan tersebut selanjutnya dievaluasi secara lebih jauh pada tahapanpengembangan, guna melihat prospektifitas dan tingkat komersialitasnya apabilacadangan baru pada lapangan baru tersebut akan diproduksikan. Pada tahap produksi,dengan suatu skenario pengembangan lapangan dan sekenario produksi, yang dimuatdalam POD (Plan of Development) merupakan hasil evaluasi pada tahapan sebelumnya,cadangan baru tersebut selanjutnya diproduksikan. Secara alamiah, produksi migas akanmengalami penurunan hingga suatu tahap lapangan tersebut di tinggalkan(abandontment). Keempat tahapan tersebut satu sama lain saling terkait danmembentuk suatu siklus hidup migas seperti terlihat pada Gambar 1 (Ong, 2005).

EXPLORATIONObjective :- Replacing

Reserve thatproduced

- Adding NewReserve

DEVELOPMENTObjective :- Analysis of

Commerciality ofNew FieldDiscovery

PRODUCTIONObjective :

- Optimizing HCProduction.- IncreaseRecovery

Factor

Gambar 1. Empat tahapan utamapengusahaan migas sektor Hulu.

GEOLOGYGEOPHYSICS

WILDCATAPPRAISAL--------------SURFACE

FACILITIES

OFFSHOREPLATFORMSJAVA ANDNATUNA

BECOME ALIABILITY

FOR GAS THEPLATEU ISLONGER

BECAUSE OFTHE LONG

TERMSUPPLY

ABANDONMENT1 Year

DECLININGProduction Decline

5-30 Years

PLATEAUFacility Capacity

2-8 Years

DEVELOPMENTBuild-Up1-5 Years

PRE-PRODUCTION

1-8 Years

PRODUCTION

PLATEAU CAPACITYPotensial

STRIPPERWELLS

MOST OF THE FARM-IN& FARM-OUT AND

RESERVES ADDITION

FIRSTOIL

Gambar 2. Siklus hidup suatu lapanganmigas (Ong, 2005)

PROSES EVALUASI DAN OPERASI PROYEK PEMBORAN EKSPLORASI

Terdapat beberapa hal penting yang menjadi perhatian, terkait dengan proyek-proyek pemboran eksplorasi:

1. Proyek-proyek pemboran eksplorasi sebagai salah satu komponen utama dalamproses bisnis migas seperti pada Gambar 3, memiliki peranan dalammempertahankan keberlanjutan bisnis migas.

2. Proyek-proyek pemboran eksplorasi merupakan salah satu proyek investasidalam bisnis migas sektor hulu.

3. Sebagaimana proyek investasi pada umumnya, faktor resiko tidak dapat terlepasdari proyek-proyek pemboran eksplorasi.

4. Proyek-proyek pemboran eksplorasi dipilih dan direncanakan dari prospek-prospek siap bor (drilling prospect) hasil evaluasi.Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut (khususnya point 4), maka kajian

dan evaluasi prospek, sangat menentukan gagal atau berhasilnya dalam pemilihan danperencanaan proyek-proyek pemboran eksplorasi.

Proses Evaluasi Prospek Eksplorasi

Pekerjaan evaluasi prospek diawali dengan mengevaluasi data-data geologi dangeofisika yang tersedia baik secara manual maupun dengan teknologi yang ada. Aluruntuk proses evaluasi prospek eksplorasi secara umum digambarkan Otis danSchneidermann (1997), seperti pada Gambar 4. Proses evaluasi prospek tersebutdidahului dengan membangun suatu play concept, terdiri dari penilaian terhadap empatunsur utama, batuan sumber, reservoir, bentuk perangkap, serta proses dinamispergerakan hidrokarbon (timing dan migration).

Dari deskripsi mengenai play concept tersebut selanjutnya diperkirakan tingkatresiko (geologi) atau probabilitas ditemukannya suatu hidrokarbon yang dapat

Page 3: OPTIMIZATION OF INVESTMENT PORTFOLIO USING …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VI/MI/45. Prosiding Sudarso... · Proyek-proyek pemboran eksplorasi dipilih dan direncanakan dari

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007

ISBN : 978-979-99735-3-5A-45-3

diproduksikan. Di sisi lain, pada saat yang bersamaan diperkirakan pula besaran volumehidrokarbon yang mungkin akan ditemukan. Besaran perkiraan volume hidrokarbon ini,akan menjadi dasar untuk estimasi perencanaan engineering, mengenai rencana suatuprofil produksi, fasilitas produksi dan juga rencana transportasi.

Berdasarkan pada analisa resiko, estimasi volume hidrokabon, dan jugaperhitungan rencana engineering, selanjutnya akan diteruskan dengan analisakeekonomian. Tahapan-tahapan analisa tersebut akan menjadi suatu acuan untukmenilai kelayakan sebuah prospek yang diusulkan untuk dibor (drilling prospect)

Resiko Eksplorasi.

Bailey, et.al.(2000) menyebutkan bahwa industri migas hulu dipenuhi olehresiko dan ketidakpastian. Resiko bisnis migas hulu menurut De’Ath (1997) dapatdibagi menjadi tiga aspek utama (Gambar 5), yaitu:

UnexploredZone/Area

(Lead &Prospect)

UndevelopedStructures(New ReserveDiscovery)

G&G(Geology &

Geophysics)Evaluation

ExplorationDrilling Program

New Structures /Reserve D iscovery

Re-evaluationGGR-Eng.(Acq., Proc.Int. GGREData)

POD

POD & Oil & GasStructures that

ready to develop &Production.

ExistingOil & Gas

Field

Re-evaluationGGREng.(Acq., Proc.Int. GGREData)

CrudeOil

GAS

ProductionProcess

Econom icAnalysis

Econom icAnalysis

Econom icAnalysis

AvailableReserve

That ready toproduction

CUSTOMER

INPUT TRANSFORMASI PROSES BISNIS UTAMA OUTPUTWilayah

KerjaPT PERTAM

INA DOH JBB

EXTERNAL FACTORS

KEBIJAKAN DIREKSIMANAJEMENINFORMASI

MEMBANGUN &MEMELIHARA FASILITAS

SUPPORT

MANAJEMEN K3LL

MANAJEMENPENGADAAN

MANAJEMENPERBAIKAN &PERUBAHAN

MANAJEMENLEGAL &

KEHUMASAN

MANAJEMENKEUANGAN &AKUNTANSI

MANAJEMENSDM

Proses prioritasMENDISAIN

PROSES

Proses Penunjang

SUPPORT

Infill D rilling

W ell Reparation

W ell Stimulation LPGCO2

Gambar 3. Proses bisnis pengusahaan migas di sektor hulu

P L A YC O N C E P T

S o u r c e R o c k ( P s )R e s e r v o ir ( P r )

T r a p ( P t )T im in g &

M ig r a t io n ( P d )

P L A YC O N C E P T

S o u r c e R o c k ( P s )R e s e r v o ir ( P r )

T r a p ( P t )T im in g &

M ig r a t io n ( P d )

V O L U M E T R I C SV o lu m e t r ic D is t r ib u t io n

O f H y d ro c a r b o n s( I n -P la c e a n d E s t im a te d

R e c o v e r a b le )

V O L U M E T R I C SV o lu m e t r ic D is t r ib u t io n

O f H y d ro c a r b o n s( I n -P la c e a n d E s t im a te d

R e c o v e r a b le )

E N G I N E E R I N GC o n c e p tu a l

D e v e lo p m e n t P la n tF a c i l i t ie s C o s t s

P r o d u c t io n P r o f i leR e c o v e r y F a c to r

E N G I N E E R I N GC o n c e p tu a l

D e v e lo p m e n t P la n tF a c i l i t ie s C o s t s

P r o d u c t io n P r o f i leR e c o v e r y F a c to r

R I S KT e s t in g a S ta b il iz e d

F lo w o fH y d ro c a r b o n s

R I S KT e s t in g a S ta b il iz e d

F lo w o fH y d ro c a r b o n s

E C O N O M I CA N A L Y S I S

C a s h F lo wM o d e l

a n d V a lu eM e a s u re s

E C O N O M I CA N A L Y S I S

C a s h F lo wM o d e l

a n d V a lu eM e a s u re s

P O S T D R I L LR E V I E WI f S u c c e s s ,

C o m p a re A c tu a lP a r a m e te r s to

P r e d ic te d ;I f F a i lu r e ,

R e a s o n W h y

P O S T D R I L LR E V I E WI f S u c c e s s ,

C o m p a re A c tu a lP a r a m e te r s to

P r e d ic te d ;I f F a i lu r e ,

R e a s o n W h y

Gambar 4. Proses evaluasi prospek eksplorasi (Otis dan Schneidermann ,1997).

a. Aspek Resiko Lingkungan Industri dan Kenegaraan (Country and IndustryEnvironment Risk). Aspek resiko ini berhubungan dengan kondisi usaha di suatunegara tertentu, lingkungan sekitar, serta kaitannya dengan karakteristik jenisbisnis yang bersangkutan. Termasuk dalam aspek resiko ini adalah : country risk,country economics, environtment, general issue, petroleum legislation, energybalance, competition, dan activity. Aspek resiko ini diperlukan dalam evaluasi

Page 4: OPTIMIZATION OF INVESTMENT PORTFOLIO USING …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VI/MI/45. Prosiding Sudarso... · Proyek-proyek pemboran eksplorasi dipilih dan direncanakan dari

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007

ISBN : 978-979-99735-3-5A-45-4

yang berhubungan dengan strategi bisnis, seperti pada bisnis migas hulu yang barumemulai usahanya di suatu negara (business entry).

b. Aspek Resiko Geoteknik (Geotechnical Risk)Aspek resiko geoteknik merupakan aspek resiko bisnis hulu yang berhubungandengan aspek geologi dan teknis operasional. Aspek resiko ini, berkaitan eratdengan kondisi bumi sebagai objek utama industri hulu migas.

c. Aspek Resiko Ekonomi (Economic Risk). Aspek resiko ini berhubungan denganaspek keekonomian, khususnya peluang untuk menghasilkan tingkat keuntungantertentu sebagai tujuan akhir dari proses bisnis hulu. Aspek resiko ekonomi secaraumum meliputi: indikator ekonomi, commercial types, pajak dan productionoption. Aspek resiko ini diperlukan untuk evaluasi yang berhubungan langsungdengan perhitungan keuntungan finansial sebagai akhir proses bisnis.

Dalam mengevaluasi keseluruhan proses mencari keuntungan di bisnis hulu,maka ketiga aspek resiko tersebut memiliki bobot yang berbeda, seperti pada Gambar 5Aspek resiko geologi/geotechnical memiliki bobot 50% sedangkan dua aspek resikolainnya memiliki bobot 25%. Aspek resiko geotechnical , pada umumnya menjadi fokusutama dalam kajian investasi bisnis hulu, namun demikian dua resiko lainnya tidakkalah pentingnya, mengingat bobot keduanya merupakan 50 % dari total bobotkeseluruhan resiko.

Apabila dipetakan terhadap drilling prospect, maka ketiga resiko tersebutsebenarnya terdapat dibagian sebelum dan sesudah drilling prospect evaluation, lihatGambar 6. Pada tahap awal setelah dilakukan evaluasi dan kajian prospek, makadihasilkan Drilling Prospect I yang telah memasukkan geotechnical risk dalamperhitungan untuk menentukan Prospek. Banyak perusahaan minyak melakukanpemboran berdasarkan hasil prospek pemboran pada tahap ini, terutama perusahaanminyak negara yang beroperasi dinegara asal perusahaan.

Namun demikian, dua resiko yang lain seperti Country Risk dan Economic Riskmaupun gabungan keduanya pada dasarnya bisa dimasukkan dalam perhitungan untukmengoptimalkan portofolio investasi yang menghasilkan Drilling Prospect II. Duaresiko ini bagi Perusahaan Minyak Multinasional telah dijadikan standar dalamperhitungan investasi, hal ini disebabkan Perusahaan Minyak Multinasional biasanyaberoperasi di banyak negara, dengan demikian perencanaan portofolio investasi harusmemperhatikan ketiga faktor diatas sehingga investasi yang dikeluarkan bisamenghasilkan nilai optimal.

Gambar 5. Tiga aspek resiko dalambisnis hulu (De Ath, 1997).

Gambar 6. Posisi tiga aspek resiko terhadapDrilling Prospect

(25%)

COUNTRY& INDUSTRY

ENVIRONMENT

(25%)

PROJECTECONOMICS

GEOTECHNICAL(50%)

COUNTRY & INDUSTRY ENV.•Country Risk•Economy•Environtment•General Issue•Petroleum Legislation•Energy Balance•Competitors•Activity

PROJECT ECONOMICS•Economic Indicators

•Commercial Types•Taxes

•Fiscal Terms

GEOTECHNICAL•Data•Basin•Reserves•Play Type•Petroleum Systems•Technical Feasibility

(25%)

COUNTRY& INDUSTRY

ENVIRONMENT

(25%)

PROJECTECONOMICS

GEOTECHNICAL(50%)

COUNTRY & INDUSTRY ENV.•Country Risk•Economy•Environtment•General Issue•Petroleum Legislation•Energy Balance•Competitors•Activity

PROJECT ECONOMICS•Economic Indicators

•Commercial Types•Taxes

•Fiscal Terms

GEOTECHNICAL•Data•Basin•Reserves•Play Type•Petroleum Systems•Technical Feasibility

DRILLINGPROSPECT I

COUNTRY & INDUSTRY

ENVIRONTMENT RISK ECONOMIC RISK

GEOTECHNICAL(SUB SURFACE) RISK DRILLINGPROSPECT II.A

DRILLINGPROSPECT II.B

DRILLINGPROSPECT II

EVALUATION

EVALUATION

EVALUATION

EVALUATION

25% 25%

50%

DRILLINGPROSPECT I

COUNTRY & INDUSTRY

ENVIRONTMENT RISK ECONOMIC RISK

GEOTECHNICAL(SUB SURFACE) RISK DRILLINGPROSPECT II.A

DRILLINGPROSPECT II.B

DRILLINGPROSPECT II

EVALUATION

EVALUATION

EVALUATION

EVALUATION

DRILLINGPROSPECT I

COUNTRY & INDUSTRY

ENVIRONTMENT RISK ECONOMIC RISK

GEOTECHNICAL(SUB SURFACE) RISK DRILLINGPROSPECT II.A

DRILLINGPROSPECT II.B

DRILLINGPROSPECT II

DRILLINGPROSPECT I

COUNTRY & INDUSTRY

ENVIRONTMENT RISK ECONOMIC RISK

GEOTECHNICAL(SUB SURFACE) RISK DRILLINGPROSPECT II.A

DRILLINGPROSPECT II.B

DRILLINGPROSPECT II

EVALUATION

EVALUATION

EVALUATION

EVALUATION

25% 25%

50%

Page 5: OPTIMIZATION OF INVESTMENT PORTFOLIO USING …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VI/MI/45. Prosiding Sudarso... · Proyek-proyek pemboran eksplorasi dipilih dan direncanakan dari

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007

ISBN : 978-979-99735-3-5A-45-5

Pada Proyek Akhir ini perhitungan Resiko Lingkungan Industri-Negara danResiko Ekonomi yang merupakan 50% dari total resiko menjadi faktor utama dalampembahasan selanjutnya. Penentuan untuk dua resiko tersebut dibahas pada sub babberikut

Mengukur Resiko Lingkungan Industri-Negara dan Resiko Ekonomi

Selain Resiko Geoteknik seperti dijelaskan pada sub bab diatas, maka resikolingkungan-negara (Country -Environment Risk) dan resiko ekonomi (Economic Risk)yang menyangkut 50% faktor resiko lainnya sangat penting diperhatikan. Harvey, C.R(1996) menjelaskan ada beberapa metodologi yang biasa digunakan dalam mengukurcountry risk diantaranya: Institusional Investor dan International Country Risk Guide(ICRG).

Institusional Investor biasanya mengukur resiko berdasarkan resiko kredit, yangdi survey dari bankers (pelaku perbankkan) internasional yang beroperasi di suatunegara, skala resiko dibuat dari 0 sampai 100, dimana angka 100 menunjukkan resikokredit yang paling minimum. Survey dilakukan pada setiap negara, kemudian diolaholeh International Investor untuk menentukan rating. Penentuan rating ini sangattergantung dari pengalaman objek survey disuatu negara tersebut, tiap orangberpengalaman sekalipun yang disurvey tentu akan berbeda penilaiannya terhadap riskrating disuatu negara. Metodologi yang lain, International Country Risk Guide (ICRG),melakukan pengukuran dengan mengumpulkan data tiap bulan. ICRG mengukurresiko ini dengan menggunakan empat ukuran yaitu : Political Risk, Economic Risk danFinancial Risk, kemudian Composite Risk Indeks yang dihitung berdasarkan tiga faktorresiko diatas. Masing-masing faktor resiko seperti Political Risk, terdiri dari 13 faktorresiko, Economic Risk: 6 faktor resiko dan Financial Risk: 5 Faktor Resiko, lihatGambar 7. Setiap faktor mempunyai rating sendiri. Makin tinggi score menunjukkanmakin rendah resikonya.Penilaian Political Risk (scoring) merupakan data yang bersifatsubjektif dari analis, score untuk Economic Risk bersumber dari data objektif darianalisa kuantitatif dan penilaian (score) untuk Financial Risk berdasarkan gabungan darianalisa data kuantitatif dan kualitatif. Menurut ICRG, country risk dikategorikanberdasarkan 2 komponen utama yaitu kemampuan untuk membayar (ability to pay) dankeinginan untuk membayar (willingness to pay). Political Risk berasosiasi denganwillingnes to pay, financial dan economic risk berasosiasi dengan ability to pay. Pointuntuk Political Risk (100 point) ditetapkan lebih besar dari Financial dan EconomicRisk (50 point).

Formula perhitungan Country Risk, menurut ICRG sebagai berikut

P R = Sumi PRi (1)E R = Sumi ERi (2)F R = Sumi FRi (3)CRR = 0.5 x (PR+ER+FR) (4)

dimana :

PR = Political RiskER = Economic RiskFR = Financial RiskCRR = Composite Risk Rating

Ketiga Faktor Resiko tersebut, mempunyai kriteria seperti yang telah dijelaskandiatas yaitu Political Risk, terdiri dari 13 kriteria faktor resiko, Economic Risk: 6 kriteria

Page 6: OPTIMIZATION OF INVESTMENT PORTFOLIO USING …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VI/MI/45. Prosiding Sudarso... · Proyek-proyek pemboran eksplorasi dipilih dan direncanakan dari

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007

ISBN : 978-979-99735-3-5A-45-6

faktor resiko dan Financial Risk: 5 kriteria faktor resiko seperti pada Gambar 7. RiskCountry ini berlaku apabila perusahaan akan melakukan investasi di suatu negara,bagaimana kalau Perusahaan Nasional seperti Pertamina yang akan melakukan investasi diwilayah kerja yang berbeda karakter lingkungan industrinya, hal ini akan dijelaskanselanjutnya

Proses Operasi Pemboran Sumur Eksplorasi

Setelah sebuah usulan pemboran eksplorasi dinyatakan layak untuk dibor, makatahap berikutnya adalah pelaksanaan operasi pemboran. Pelaksanaan Operasi ini mencakupdari pembuatan program pemboran sebagai tindak lanjut dari Evaluasi, Prakonstruksi,Konstruksi, Operasi Bor sampai Pasca Operasi, seperti terlihat pada Gambar 8. Masing-masing tahap pekerjaan melibatkan bidang keahlian tersendiri, pada pekerjaan Evaluasi,ahli bawah permukaan (geoscientis) mengusulan prospek siap bor, kemudian AhliPemboran (drilling enginer) membuat program pemboran, perencanaan material olehLogistik. Selanjutnya pada tahap prakonstruksi melibatkan ahli topografi, ahli hukumpertanahan dan humas.

Tahap konstruksi ahli sipil dan mekanik. Pada tahap operasi bor melibatkan semuakeahlian hingga tahap pasca operasi dan tentu semua itu juga didukung oleh ahli penunjangseperti Keuangan maupun SDM. Ahli K3LL (Kesehatan, Keselamatan Kerja danLindungan Lingkungan) akan memantau seluruh kegiatan tersebut yang terkait denganaspek K3LL. Dengan demikian kegiatan operasi pemboran sumur migas merupakankegiatan terintegrasi dari berbagai disiplin ilmu, maka pendekatan antar disiplin sangatdiperlukan oleh Kepala Proyek Pemboran. Biaya Operasi (Operation Cost) dari pemboraneksplorasi mencakup semua kegiatan operasi diatas, seperti biaya survey, perijinan,pembebasan lahan, pekerjaan konstruksi. Biaya Pemboran, mencakup pula biaya materialmaupun jasa dan selanjutnya biaya pasca operasi.

Faktor-faktor resiko lingkungan industri (risk country) akan mempengaruhi padatahapan pekerjaan operasi pemboran. Suatu kegiatan operasi pemboran akan dapat tertundaapabila resiko lingkungan di wilayah tersebut tidak diperhitungkan sebelumnya. Penjelasanmengenai hubungan ini akan dibahas berikutnyaICRG RATING SYSTEM

Political, Economic and Financial Risk of Country % ofComposite

Political

Economic expectations versus reality 6%Economic planning failures 6%

Political leadership 6%External conflict 5%

Corruption in government 3%Military in politics 3%

Organized religion in politics 3%Law and order tradition 3%

Racial and nationality tensions 3%Political terrorism 3%

Civil war 3%Political party development 3%

Quality of bureaucracy 3%Total Political Points 50%

FinancialLoan default or unfavorable loan restructuring 5%

Delayed payment of suppliers' credits 5%Repudiation of contracts by government 5%

Losses from exchange controls 5%Expropriation of private investments 5%

Total Financial Points 25%Economic

Inflation 5%Debt service as a % of exports of goods and services 5%

International liquidity ratios 3%Foreign trade collection experience 3%

Current account balance as % of goods and services 8%Parallel foreign exchange rate market indicators 3%

Total Economic Points 25%Overall Points 100%

Gambar 7. Faktor ”Country Risk” menurut ”ICRG Rating Sistem” (Harvey, C.R, 1996)

Page 7: OPTIMIZATION OF INVESTMENT PORTFOLIO USING …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VI/MI/45. Prosiding Sudarso... · Proyek-proyek pemboran eksplorasi dipilih dan direncanakan dari

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007

ISBN : 978-979-99735-3-5A-45-7

Gambar 8. Alur Kegiatan Operasi Pemboran Eksplorasi

PERMASALAHAN INVESTASI PROYEK PEMBORAN EKSPLORASI DOHJBB

Dengan diberlakukannya UU Migas N0.22 Tahun 2001 lingkungan industriminyak dan gas bumi khususnya di Indonesia, secara kontinu mengalami suatuperubahan. Adanya UU Otonomi Daerah menyebabkan daerah lebih leluasa dalammembuat peraturan-peraturan yang berkaitan dengan peningkatan pendapatan daerah.Dampak lain adalah daerah berkembang pesat demikian juga kepekaan masyarakat jugameningkat terutama terhadap industri berdampak lingkungan seperti industri migas, halini menjadi resiko tersendiri dalam investasi. Dampak tersebut tidak terkecualiberpengaruh pada PT. PERTAMINA DOH JBB, yang beroperasi di wilayah terpadat diIndonesia Dengan keadaan ini, maka kegiatan investasi akan lebih selektif dan berhati-hati. Permasalahan tersebut bila disederhanakan dapat dilihat pada Gambar 9 berikut:

Gambar 9. Skema Permasalahan

Kegiatan eksplorasi di DOH JBB yang kini ditangani oleh Fungsi Eksplorasiterbentang di seluruh Kabupaten dan Kota Jawa Barat Utara sampai Jawa Tengah Utara.Dari Bekasi hingga Kabupaten Batang Jawa Tengah sesuai WK Pertamina DOH JBB,dihadapkan pada daerah-daerah atau zone objektif yang belum dieksplorasi (unxploredarea/zone) dengan tingkat resiko yang beragam tergantung karakter pemerintah,

P E R M A S A L A H A NU M U M

P E R M A S A L A H A NK H U S U S

P E M E C A H A NM A S A L A H

U U M ig as N o .22T ah u n 2001

D am p akP ertam ina m en jad i P T(P erse ro )

K eterb atasan D an aIn v estas i

P T . P ertam ina m e lapork e B P M igas

F lu k tu as i H arg aM in yak D u n ia

K ajian K eeko n o m ianyan g b e lu m m en d alam

d i E K S D O H JB B

An alisa P o rto fo lioin v estas i

te rm asu k R es ikoE ko n o m i

D am p akP encarian dan P roduk s isegera sum ber m inyakB aru

U U O to n o m iD aerah

D am p akP em erin tah D aerah leb ihle luasa m enga tu rdaerahnyaM asyarak a t sem ak ink ritis

An alisa R es ikoW ilayah

Ad an ya R es ikoW ilayah /D aerah d a lam

in v estas i

H A SILO p tim as iP o rto fo lioIn v estas id en g an

m em asu kkanres iko w iayah

EVALUASI(GEOLOGI,

GEOFISIKA,RESERVOIR,DRILLING DAN EKON)

PRAKONSTRUKSI KONSTRUKSI

1. Survey Topografi• Pengukuran

koordinat titiklokasi(definitive)

• Pemetaan lokasi• Pemetaan jalan

masuk

2. Rancang Bangun

3. Perijinan

4. Pembebasan Lahan

5. Sosialisasi

1. Clearing2. Pemadatan tanah3. Membangun Sarana

:• Jalan masuk• Cellar• Pondasi• Balong (Pit)• Water Disposal• Koagulasi• Bak Penyaring• Log Yard• Camp Site• Gudang Handak• Flare Pit• Muster point• Sanitasi• Portal & Gardu

Jaga• Pemagaran lokasi• Pemasangan

rambu/tanda

1.Mobilisasi(Peralatan,Material, Personil)

2.Drilling3.Logging4.Casing5.Cementing6.Testing

OPERASIBOR

PASCAOPERASI

1.Perataanpermukaan tanah(penutupanbalong-balong)

2.Penanaman pohon3.Pemasangan

rambu/tanda

Aspek K3LL(Kesehatan, Keselamatan

Kerja dan LindunganLingkungan)

1. Konsep Geologi• Petroleum System• Objektif &

Kedalaman• Sumberdaya• Keekonomian

2. Program Pemboran• Bit• Bottom Hole Assy• Casing design• Mud Properties• Mud Chemical• Cementing• Testing• Bottom Hole

Survey• Logging

3. Rig (Type &Kapasitas)

4. Material5. Organisasi Bor

EVALUASI(GEOLOGI,

GEOFISIKA,RESERVOIR,DRILLING DAN EKON)

PRAKONSTRUKSI KONSTRUKSI

1. Survey Topografi• Pengukuran

koordinat titiklokasi(definitive)

• Pemetaan lokasi• Pemetaan jalan

masuk

2. Rancang Bangun

3. Perijinan

4. Pembebasan Lahan

5. Sosialisasi

1. Clearing2. Pemadatan tanah3. Membangun Sarana

:• Jalan masuk• Cellar• Pondasi• Balong (Pit)• Water Disposal• Koagulasi• Bak Penyaring• Log Yard• Camp Site• Gudang Handak• Flare Pit• Muster point• Sanitasi• Portal & Gardu

Jaga• Pemagaran lokasi• Pemasangan

rambu/tanda

1.Mobilisasi(Peralatan,Material, Personil)

2.Drilling3.Logging4.Casing5.Cementing6.Testing

OPERASIBOR

PASCAOPERASI

1.Perataanpermukaan tanah(penutupanbalong-balong)

2.Penanaman pohon3.Pemasangan

rambu/tanda

Aspek K3LL(Kesehatan, Keselamatan

Kerja dan LindunganLingkungan)

1. Konsep Geologi• Petroleum System• Objektif &

Kedalaman• Sumberdaya• Keekonomian

2. Program Pemboran• Bit• Bottom Hole Assy• Casing design• Mud Properties• Mud Chemical• Cementing• Testing• Bottom Hole

Survey• Logging

3. Rig (Type &Kapasitas)

4. Material5. Organisasi Bor

Page 8: OPTIMIZATION OF INVESTMENT PORTFOLIO USING …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VI/MI/45. Prosiding Sudarso... · Proyek-proyek pemboran eksplorasi dipilih dan direncanakan dari

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007

ISBN : 978-979-99735-3-5A-45-8

lingkungan maupun masyarakat setempat. Sementara itu tuntutan perusahaan adalahdiperolehnya suatu tingkat return yang maksimum, dan terjaganya kelangsungan bisnismigas di DOH JBB, dengan diperolehnya cadangan migas baru yang komersial sebagaiganti dari cadangan migas yang sudah diproduksi. Permasalahan tersebut antara lain :

a. Adanya Faktor Resiko yang disebabkan oleh Kondisi Permukaan/DaerahAkibat diberlakukannya UU Otonomi Daerah, maka Daerah mempunyai keleluasaandalam mengatur keberadaan suatu investasi didaerahnya. Saat ini wilayah manapemboran eksplorasi akan dilakukan sangat dipengaruhi oleh perkembangan daerah,keadaan masyarakat maupun pemerintah daerah setempat. Pemboran yang dilakukandi wilayah Bekasi tahun ini akan berbeda tingkat resikonya bila dilakukan beberapatahun mendatang.

b. Kajian Keekonomian yang belum mendalamSelama ini dirasakan Fungsi Eksplorasi DOH JBB khususnya belum melakukanevaluasi keekonomian yang mendalam terhadap suatu proyek terkait, misalkanberkaitan dengan faktor resiko selain bawah permukaan, seperti: resiko lingkunganindustri dan ekonomi. Proses Evaluasi Usulan Bor di Eksplorasi DOH JBB secarasederhana terlihat pada Gambar 10.

c. Ketersedian Dana InvestasiPerubahan Status Pertamina menjadi Persero, menyebabkan setiap anggaran investasiyang dikeluarkan harus mengikuti kaidah bisnis standar, sehingga setiap pemboraninvestasi dibuat berdasarkan tidak saja hanya karena alasan teknis tetapi juga karenaketersediaan pembiayaan/dana investasi, sehingga kemungkinan akan diterapkannyapemboran invetasi berdasarkan ’limited budget region’ dimana setiap fungsimendapatkan dana investasi dengan pagu terbatas. Fungsi Eksplorasi DOH JBB harusdapat membuat rangking aktivitas investasi pemboran berdasarkan anggaran terbatastersebut.

Seperti dijelaskan diatas, dampak permasalahan umum diatas ( UU Migas No 22tahun 2001, fluktuasi harga minyak dunia, UU Otonomi Daerah) juga berdampaksekaligus merupakan masalah pada Fungsi Eksplorasi PERTAMINA DOH JBBkhususnya. Permasalahan itu terutama menyangkut tiga hal, keterbatasan danainvestasi, kajian keekonomian yang belum mendalam dan adanya resiko wilayahinvestasi. Permasalahan pertama dan kedua akan didekati dengan Analisa Portofoliodan masalah ketiga dengan pendekatan Analisa Resiko Wilayah (risk region). Hasilyang diharapkan dari analisa itu adalah Optimasi Portofolio Investasi denganmemasukkan resiko wilayah.

EVALUASI TEKNIS(Evaluasi detail mengenai

Probability Of Success /ResikoPenemuan, kriteria sangat jelas)

EVALUASI TEKNIS(Evaluasi detail mengenai

Probability Of Success /ResikoPenemuan, kriteria sangat jelas)

EVALUASI KEEKONOMIAN( Tidak terlalu detail,

hanya melihat besar perkiraan cadangan,kriteria CUT OFF yang tidak dijelaskan).

EVALUASI KEEKONOMIAN( Tidak terlalu detail,

hanya melihat besar perkiraan cadangan,kriteria CUT OFF yang tidak dijelaskan).

PROSPEK-PROSPEKUSULAN

PROSPEK-PROSPEKUSULAN

PROSPEK –PROSPEKSIAP BOR

&DIRANGKING

PROSPEK –PROSPEKSIAP BOR

&DIRANGKING

Gambar 10. Proses Evaluasi Usulan Bor diEksplorasi DOH JB

Tabel 1 . Tujuh Proyek PemboranEksplorasi yang akan dianalisa

Minyak(MMBO)

Gas(BCFG)

1 SGN Cikarang 0 302 RKM Karawang Tengah 18 03 BRK Indramayu Timur 35 94 PGT Bekasi Utara Timur 75 845 PCC Indramayu Selatan 0 1406 LNG Karawang Barat 22 07 TDC Karawang Utara 31 0

Sumur LokasiCadangan

NO

Page 9: OPTIMIZATION OF INVESTMENT PORTFOLIO USING …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VI/MI/45. Prosiding Sudarso... · Proyek-proyek pemboran eksplorasi dipilih dan direncanakan dari

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007

ISBN : 978-979-99735-3-5A-45-9

Sebagai suatu Studi Kasus masalah ini dipecahkan dengan mengambil 7 UsulanSumur Eksplorasi yang terletak pada wilayah berbeda dengan jumlah cadangan yangberbeda dan lokasi rencana sumur berbeda, seperti terlihat pada Tabel 1.

PEMECAHAN MASALAH

Metodologi Pemecahan MasalahAnalisa Portofolio didekati dengan menggunakan dua metode: yaitu DCF Analisys

dan Decision Tree Timing Option (setelah memasukkan Economic Risk dan Region RiskFactor). Sedangkan Analisa Risk Region/Wilayah didekati dengan gabungan modifikasimetoda Institusional Investor dan ICRG yang disederhanakan. Hasil akhir dariMetodologi Pemecahan masalah ini yaitu membuat rangking prospek dengan menggunakanDCF Analysis dan Timing Option Analysis serta membandingkan hasil keduanya. DiagramAlir pemecahan masalah dapat dilihat pada Gambar 11.Langkah-langkah pemecahan masalah sesuai flow chart diatas adalah sebagai berikut1. Pemilihan kandidat proyek-proyek eksplorasi yang akan diinvestasikan pada tahun

pertama (dalam kasus ini diambil 7 Proyek Prospek Pemboran sebagai studi kasusseperti yang telah dikemukan pada Tabel 1)

2. Perhitungan perkiraan besarnya sumberdaya (resources) minyak dan gas dari masing-masing prospek yang telah dipilih (dalam hal ini hitungan sumberdaya telah diketahuiyang dihitung oleh Fungsi Eksplorasi DOH JBB)

3. Penentuan tingkat keekonomian keseluruhan proyek tersebut secara umum, denganotuput utama berupa parameter keekonomian standar seperti NPV, IRR, PI,dll.Perhitungan menggunakan metoda perhitungan sesuai dengan format standar yangsudah ada pada Fungsi Eksplorasi DOH JBB

4. Menghitung Expected NPVdr yang merupakan output dari Option 1 denganmenggunakan Decision Tree Analysis. Input data adalah Discount Rate (dr) 12%, 16%dan 18% dengan probability masing-masing 0.25, 0.5 dan 0.25. Pengambilanprobability ini adalah berdasarkan asumsi. Untuk PI (Profitability Indeks) < 1.5 makadiasumsikan Ekplorasi tidak akan melakukan investasi. lihat flowchart Gambar 12.

5. Menghitung Expected NPVri3 yang merupakan output dari Option 2 denganmenggunakan Decision Tree Analyis. Input data adalah RI3 Indeks yang merupakanperkalian Region and Enviroment Probability Average (REPA) Indeks dan InvestasiIndeks selama 3 tahun di daerah proyek

Gambar 11. Diagram Alir Pemecahan Masalah6. Menghitung masing-masing rangking investasi dengan dana investasi dibatasi

400 juta USD dengan metoda DCF standar dalam hal ini menggunakan PI,

R E S O U R C E SC A L C U L A T IO N( 7 P ro sp e ct )

R E S O U R C E SC A L C U L A T IO N( 7 P ro sp e ct )

E C O N O M ICA N A L Y S IS

E C O N O M ICA N A L Y S IS

S tand a rd In ve s tm e n t A na lys isD C F (N P V , IR R , P I, e tc )

O p tion 1E cono m ic A n a lys is D ec . T ree(U s in g D isc R a te P robab litliy )

N e w In ve s tm en tP a ram e te r(E N P V d r)

O p tion 2R E P A T im in g O p tionA na lys is D e c . T re e(U s in g R I3 Ind e x)

R E P A an d R I3(I2 x R E P A ) R a n k in g

fo r 3 ye a rs

D iscoun t R a te P ro bab ility

R e g io n & E n v iro nm en tP ro bab ility

A ve ra ge (R E P A )

N e w In ve s tm en tP a ram e te r(E N P V ri3 )

A n a lyz in g(w ith

Z e ro -O n eP ro g ram m in g )

M a x im u m In v e sta tio n4 0 0 M U S D

P ro sp e ctR a n g k in g

W ithR e liab le

Im vestm en tParam ete r

D CF &T im ing O p tion

P I= > 1 .5 N O

P E R E N C A N A A N &R E K O M E N D A S I

In ve s tm en t Inde x(I 2 )

R E S O U R C E SC A L C U L A T IO N( 7 P ro sp e ct )

R E S O U R C E SC A L C U L A T IO N( 7 P ro sp e ct )

E C O N O M ICA N A L Y S IS

E C O N O M ICA N A L Y S IS

S tand a rd In ve s tm e n t A na lys isD C F (N P V , IR R , P I, e tc )

O p tion 1E cono m ic A n a lys is D ec . T ree(U s in g D isc R a te P robab litliy )

N e w In ve s tm en tP a ram e te r(E N P V d r)

O p tion 2R E P A T im in g O p tionA na lys is D e c . T re e(U s in g R I3 Ind e x)

R E P A an d R I3(I2 x R E P A ) R a n k in g

fo r 3 ye a rs

D iscoun t R a te P ro bab ility

R e g io n & E n v iro nm en tP ro bab ility

A ve ra ge (R E P A )

N e w In ve s tm en tP a ram e te r(E N P V ri3 )

A n a lyz in g(w ith

Z e ro -O n eP ro g ram m in g )

M a x im u m In v e sta tio n4 0 0 M U S D

P ro sp e ctR a n g k in g

W ithR e liab le

Im vestm en tParam ete r

D CF &T im ing O p tion

P I= > 1 .5 N O

P E R E N C A N A A N &R E K O M E N D A S I

In ve s tm en t Inde x(I 2 )

Page 10: OPTIMIZATION OF INVESTMENT PORTFOLIO USING …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VI/MI/45. Prosiding Sudarso... · Proyek-proyek pemboran eksplorasi dipilih dan direncanakan dari

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007

ISBN : 978-979-99735-3-5A-45-10

sedangkan output Option 1 dan Option 2 decision tree analysis menggunakan Zero-One Programming

7. Analisa Portofolio setelah menggunakan kedua metoda tersebut8. Rekomendasi Perencanaan.

Evaluasi Keekonomian Proyek

Pada tulisan ini, keekonomian ketujuh proyek yang dipilih (seperti pada Tabel 1),yaitu penentuan faktor-faktor dasar investasi, seperti NPV, IRR, POT dan PI dihitung dandievaluasi dengan menggunakan spreadsheet yang biasa digunakan di Fungsi EksplorasiJawa Bagian Barat. Hasil Perhitungan Keekonomian dari cadangan tujuh Sumur dapatdilihat pada Tabel 2.

Tabel. 2. Data dan hasil Perhitungan Cadangan-keekonomian tujuh Sumur Eksplorasi

Gambar 12. Flow Chart Decision Tree of Timing Option Analysis

D a ta d a n H a s i l P e r h i tu n g a n C a d a n g a n 7 S u m u r E k s p lo r a s i D O H J B B

C a d a n g a n S G N R K M B R K P G T P C C L N G T D C

O il R e s e r v e s (M M B O ) 0 1 8 3 4 .8 7 5 0 2 2 .1 3 0 .9G a s R e s e r v e s ( B C F G ) 3 0 0 0 8 4 1 4 0 0 0O p e ra t io n a l L ife 1 2 1 4 1 9 1 4 1 5 3 7 1 3A v e . P ro d u c t io n O il ( B O P D ) 0 7 0 0 2 3 0 0 1 5 0 0 0 1 2 0 0 2 5 0 0A v e . P ro d u c t io n G a s (M C F D ) 7 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 6 0 0 0 0 0

D a ta d a n H a s i l P e r h i tu n g a n K e e k o n o m ia n 7 S u m u r E k s p lo r a s i D O H J B B

K e e k o n o m ia n S G N R K M B R K P G T P C C L N G T D C

O il P r ic e (U S $ / b b l) 3 5 3 5 3 5 3 5 3 5 3 5 3 5G a s P r ic e P e rb a re l ( U S /M C F ) 2 2 2 2 2 2 2A v g . O il C o s t (U S $ / b b l) 4 .5 4 .5 4 .5 4 .5 4 .5 4 .5 4 .5A v g .G a s C o s t (U S $ /M C F ) 0 .2 0 .2 0 .2 0 .2 0 .2 0 .2 0 .2

In v e s tm e n t (M M U S $ ) 9 ,2 5 0 .0 6 1 ,6 5 0 .0 8 3 ,6 0 0 .0 2 2 7 ,6 2 5 .0 4 4 ,9 0 0 .0 3 0 ,9 0 0 .0 4 5 ,9 0 0 .0N P V (U S $ ) @ 1 6 % 3 ,3 7 3 .7 2 1 ,3 6 0 .8 5 1 ,4 2 6 .7 1 5 1 ,6 7 2 .6 1 2 ,8 2 9 .4 3 5 ,9 3 8 .6 7 7 ,8 8 4 .3IR R (% ) 3 3 .9 8 3 1 .9 7 4 0 .7 7 7 1 .3 6 3 4 .3 5 6 0 .3 8 9 1 .2N P V / I 0 .3 6 0 .3 5 0 .6 2 0 .6 7 0 .2 9 1 .1 6 1 .7 0P I 1 .5 5 1 .6 1 2 .0 6 2 .5 1 .5 4 2 .9 3 3 .8 2P O T 5 .2 7 6 .3 4 6 .1 2 5 .2 5 6 .4 9 4 .9 3 4 .2 4

S e n s it iv it a s N P V th d D is c . R a te1 2 % 5 ,0 5 3 .4 3 4 ,0 1 4 .1 7 7 ,0 0 0 .9 2 1 0 ,8 3 7 .9 1 9 ,9 2 8 .1 5 1 ,4 2 0 .3 1 0 2 ,8 7 8 .4

P I p d 1 2 % 1 .8 1 .9 7 2 .5 8 3 .0 9 1 .8 3 3 .7 7 4 .7 31 6 % 3 ,3 7 3 .7 2 1 ,3 6 0 .8 5 1 ,4 2 6 .7 1 5 1 ,6 7 2 .6 1 2 ,8 2 9 .4 3 5 ,9 3 8 .6 7 7 ,8 8 4 .3

P I p d 1 6 % 1 .5 5 1 .6 1 2 .0 6 2 .5 0 1 .5 4 2 .9 3 3 .8 21 8 % 2 ,7 2 0 .8 1 6 ,6 5 4 .6 4 1 ,9 0 4 .8 1 2 9 ,1 2 1 .2 1 0 ,1 8 0 .0 3 0 ,2 3 8 .8 6 8 ,0 2 4 .1

P I p d 1 8 % 1 .4 4 1 .4 7 1 .8 6 2 .2 8 1 .4 3 2 .6 3 3 .4 6

Page 11: OPTIMIZATION OF INVESTMENT PORTFOLIO USING …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VI/MI/45. Prosiding Sudarso... · Proyek-proyek pemboran eksplorasi dipilih dan direncanakan dari

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007

ISBN : 978-979-99735-3-5A-45-11

Evaluasi Portofolio Investasi

Dalam melakukan Evaluasi terhadap Portofolio tujuh Sumur Eksplorasi terkaitdengan permasalahan diatas maka digunakan dua pendekatan yaitu dengan DCFAnalysis dan Decision Tree Timing Option Analyisis

DCF Analysis

Perubahan-perubahan yang terjadi secara dinamis ini, mempengaruhi seluruhkeputusan, pemilihan, dan metodologi atau prosedur kegiatan bisnis pada perusahan-perusahan migas seperti halnya pada PT PERTAMINA (PERSERO) DOH JBB.Perubahan-perubahan dinamis tersebut, mendorong para pengambil keputusan atau paramanajer untuk bersikap lebih fleksibel dalam melihat dan memperhitungkan secara luaspeluang-peluang atau opsi-opsi yang ada. Salah satu penyesuaian metodologi tersebutadalah perhitungan dan analisa projek serta pembuatan portofolio. Saat ini metodologiyang sering digunakan adalah metoda discount cash flow (DCF).

Metoda ini terlihat tidak cukup fleksibel dan dirasakan kurang dinamis untukmenyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang semakin dinamis. Diantarapenelitian tersebut, seperti yang dikemukaan oleh Bailey,W. et.al. (2004), menyatakanbeberapa keterbatasan metoda DCF:1. Metoda DCF merupakan suatu metoda yang statis, karena metoda DCF

mengasumsikan bahwa suatu project yang direncanakan adalah “kaku” dan tidakdapat dirubah sehingga pihak manajemen menjadi pasif dan mengikuti rencanaawal tanpa mengiraukan perubahan keadaan.

2. Metoda DCF mengasumsikan diprediksikan dan deterministik. Dalam prakteknya,seringkali sukar untuk mengestimasi arus kas, dan DCF seringkali memberikanvaluasi yang tinggi atau rendah terhadap suatu project.

3. Hampir sebagian besar analisa DCF menggunakan sebuah faktor discount WACC(Weight Average Cost of Capital). Disamping WACC, beberapa perusahaanmempergunakan “hurdle rate” yang boleh jadi tidak merepresentasikan resiko-resiko aktual yang secara inherent berada dalam suatu project.

Dalam Analisa DCF (John Bridge,1994) menyebutkan biasanya parameterkeekonomian yang digunakan adalah NPV, IRR dan PI. Perangkingan dapat dilakukandengan mengurutkan nilai tertinggi masing-masing parameter tersebut. Investasi dipilihberdasarkan urutan tertinggi, tapi ini dapat berlaku bila parameter yang diamati tunggal,bila lebih dari satu parameter maka perangkingan dapat dilakukan dengan menggunakanpendekatan Incremental Analysis (Arsegianto, 2005). Pada kasus ini DCF Analysisdilakukan dengan pendekatan tunggal menggunakan PI.

Real Option -Decision Tree of Timing Option

Hampir setiap proyek dijalankan dalam suatu rentang waktu tertentu.Perubahan keadaan yang boleh jadi memberikan sejumlah kesempatan/pilihan dapatterjadi dalam rentang waktu proyek tersebut dijalankan.

Real options, disebut juga sebagai managerial options ataupun strategic options(Brigham & Enhardt, 2002) dapat diartikan sebagai kesempatan-kesempatan untukmenanggapi adanya perubahan keaadaan, sehingga para manajer memiliki pilihan/opsi(sebagai suatu hak, bukan kewajiban) untuk mempengaruhi jalannya suatu projeksehingga diperoleh suatu hasil yang lebih baik. Dalam mengevaluasi suatu proyekataupun asset real (asset fisik) dengan metoda real options, sesuai dengan namanya,menggunakan aturan-aturan teori opsi (options theory) yang telah terbentuk dengan baik(Chimblo and Chimblo, 2004).

Page 12: OPTIMIZATION OF INVESTMENT PORTFOLIO USING …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VI/MI/45. Prosiding Sudarso... · Proyek-proyek pemboran eksplorasi dipilih dan direncanakan dari

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007

ISBN : 978-979-99735-3-5A-45-12

Secara umum penilaian suatu proyek ataupun kesempatan bisnis, baik denganmenggunakan DCF maupun Real Option, didasarkan pada analisa cost-benefit, dimanaperbedaannya hanya terletak pada penanganan resiko (Lima & Suslick, 2002). Salahsatu komponen utama dalam penilaian proyek tersbut (dengan metoda DCF) adalah NetPresent Value (NPV). Gitman, L.J. (2003:446) membedakan nilai NPV dari perhitunganDCF dengan NPV dengan penambahan real option, seperti pada persamaan berikut:

NPVstrategic = NPV traditional + Value of real options (1)

Terdapat empat jenis utama real options yaitu investment timing option, growthoption, abandonment option dan flexibility option (Gitman, L.J., 2003:445 ; Brigham &Ehrhardt, 2002:596-597). Investment Timing Option dapat diselesaikan dengan 5 jenispendekatan, yaitu : DCF Analysis Ignoring the Timing Option, DCF with a QualitativeConsideration of The Timing Option, Decision Tree Analysis of The Timing Option,Valuing the Timing Option with the Black-Scholes Model dan Financial Engineering

Dalam Tulisan ini sesuai dengan kasus yang menjadi permasalahan adalahkemungkinan adanya perubahan discount rate dan perubahan kebijakan Pemerintahanmaupun Kepekaan masyarakat sekitar Lokasi Pemboran tiap daerah yangdipresentasikan oleh REPA ( Region Environment Probability Avarage) Index, padakasus ini REPA Indeks dibuat selama tiga tahun, maka tipe option yang akandigunakan adalah Decision Tree Analysis of The Timing Option dengan menggunakanpendekatan seperti flowchart (gambar 4.2). Hal yang sama dilakukan pada tahun ke 2dan ke 3 dan dipilih yang terbaik antara ketiga tahun tersebut.

Opsi Waktu Investasi ( Investment Timing Options) adalah Analisa NPVkonvensional secara implisit mengasumsikan bahwa proyek-proyek yang akan diterimaatau ditolak, yang mengimpilikasikan bahwa proyek-proyek tersebut diambil sekarangatau tidak. Pada prakteknya, sebagaimana diketahui, perusahaan-perusahaan terkadangmemiliki pilihan ketiga, yaitu menunda proyek tersebut hingga beberapa saat kemudian,ketika lebih banyak informasi ada. Dengan opsi ini beberapa proyek dapat secaradramatis mempengaruhi estimasi propitabilitas dan resiko.

Region and Enviroment Probability Average Index (REPA Index)

Seperti dijelaskan De Ath (1997), Country and Environment Risk mempunyaipengaruh 25% dari ketiga faktor resiko (Geoteknik: 50%, Economic: 25%). Oleh ICRGcountry Risk diterjemahkan menjadi tiga macam resiko (PR, ER, FR). Hal ini tentuberlaku bagi perusahaan yang akan berinvestasi pada suatu negara, yang nilainya samauntuk semua wilayah/daerah di Negara tersebut.

Bagaimana dengan Indonesia, terutama di daerah Jawa sebagai daerah operasiPertamina DOH JBB dengan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya ternyata“Resiko Daerah/Wilayah” yang dalam hal ini dinamakan Region juga menjadi issueutama terkait dengan perkembangan dinamis daerah, masyarakat dan lingkungandaerah tersebut. Resiko ini terutama akibat mulai diberlakukannya UU Otonomi Daerah,sehingga Pemerintah dan Masyarakat Daerah mempunyai keterlibatan yang lebih aktifpada perkembangan ekonomi didaerahnya. Karena belum ada penelitian khususmengenai ini terutama didaerah Eksplorasi DOH JBB, maka untuk mendapatkan indeksresiko ini maka dilakukan diskusi tidak tertulis dengan pelaku operasi yang terlibat diDOH JBB khususnya di Eksplorasi.

Hasil diskusi tersebut didapat lima deskripsi kualitiatif resiko daerah sebagaiberikut: Pemerintah Daerah, Populasi, Isu Lingkungan, Kepekaan Masyarakat,

Page 13: OPTIMIZATION OF INVESTMENT PORTFOLIO USING …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VI/MI/45. Prosiding Sudarso... · Proyek-proyek pemboran eksplorasi dipilih dan direncanakan dari

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007

ISBN : 978-979-99735-3-5A-45-13

Perkembangan Daerah (lihat Gambar 13). Makin tinggi score (tertinggi 1) kelima jenisresiko tersebut maka semakin rendah Tingkat Resiko Investasi pada daerah tersebut.Angka untuk masing-masing sumur didapat berdasarkan pengalaman Penulis dan TimEksplorasi selama bekerja di Eksplorasi DOH JBB. Pendekatan ini sangat subjektifseperti metode Institutional Investor dalam penentuan Country Risk namun denganmemberi bobot untuk masing-masing faktor kriteria maka pendekatan ini pada dasarnyamerupakan modifikasi dari metode ICRG dan Institusional Investor yang telahdikemukakan sebelumnya.

Masing-masing sumur dilakukan penilaian resiko untuk 5 kategori resikotersebut selama tiga tahun, hasilnya dibuat rata-rata tertimbang (weighted average).Hasil rata-rata tertimbang ini disebut dengan Region and Environment ProbabilityAverage Indeks (REPA Indeks). (lihat tabel 3).

Gambar 13. Lima Issue “Region Risk” di Ekplorasi DOH JBB

Hasil dari REPA menunjukkan Resiko investasi di suatu daerah berbeda antaradaerah satu dengan yang lainnya selama 3 tahun berturut-turut, yang ditunjukkan spiderdiagram pada gambar 4.4. Dari diagram tersebut, Sumur PCC dan BRK, Nilai REPAIndeks rata-rata diatas 0.75 selama 3 tahun , yang menunjukkan bahwa wilayah inimasih aman untuk investasi pada tahun 1 hingga tahun ke 3. Untuk Sumur PGT, RKMdan SGN, REPA Indeks turun pada tahun ke 2 dan ke 3. Bahkan Sumur SGN dan RKMdan PGT menunjukkan REPA Indeks sampai 0.5 setelah tahun ke 3, hal ini berartisemakin lama daerah itu mempunyai resiko yang besar untuk berivestasi. SementaraSumur LNG pada tahun kedua menunjukkan REPA meningkat dibanding tahunpertama. Analisanya adalah pada tahun awal masyarakatnya diperkirakan akan adasedikit penolakan, tapi bila investasi ditunda pada tahun kedua dimungkinkanmasyarakatnya malah minta disegerakan sehingga REPA indeksnya meningkat.

Tabel 3. REPA dan RI3 Indeks pada tujuh Sumur Eksplorasi

HASIL REPA d a n RI-3 IND EKS (REPA IND EKS X INVESTASI IND EKS) 3 TAHUN PAD A TUJUH SUM UR EKSPLO RASI

S u m u r W ila ya h R E P AIn d e k (R I)

In v .In d e k (II)

R I 3 In d e k s(R I x II)

R E P AIn d e k (R I)

In v .In d e k (II)

R I 3 In d e k s(R I x II)

R E P AIn d e k (R I)

In v .In d e k (II)

R I 3 In d e k s(R I x II)

S G N C ik a ra n g 0 .7 6 1 0 .7 6 0 .5 0 0 0 .0 0 0 .4 6 0 0 .0 0R K M K a ra w a n g T e n g a h 0 .7 7 1 0 .7 7 0 .5 0 0 0 .0 0 0 .4 8 0 0 .0 0B R K In d ra m a yu T im u r 0 .8 4 1 0 .8 4 0 .8 2 1 0 .8 2 0 .7 7 1 0 .7 7P G T B e k a s i U ta ra T im u r 0 .7 8 1 0 .7 8 0 .6 9 0 .5 0 .3 5 0 .5 0 0 0 .0 0P C C In d ra m a yu S e la ta n 0 .8 6 1 0 .8 6 0 .8 3 1 0 .8 3 0 .7 3 0 .5 0 .3 6L N G K a ra w a n g B a ra t 0 .7 9 1 0 .7 9 0 .8 3 1 0 .8 3 0 .7 4 0 .5 0 .3 7T D C K a ra w a n g U ta ra 0 .8 3 1 0 .8 3 0 .7 9 1 0 .7 9 0 .7 3 0 .5 0 .3 7

C a ta ta n :B ila R E P A > 0 .7 5 , m a k a In d e k s In v e s ta s i = 1 (P e lu a n g b e rin v e s ta s i b e s a r)B ila R E P A 0 .5 0 - 0 .7 5 , m a k a In d e k s In v e s ta s i = 0 .5 (P e lu a n g b e rin v e s ta s i 5 0 % )B ila R E P A < 0 .5 0 , m a k a In d e k s In v e s ta s i = 0 (T id a k B is a b e rin v e s ta s i)

T a h u n 2 T a h u n 3T a h u n 1

Page 14: OPTIMIZATION OF INVESTMENT PORTFOLIO USING …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VI/MI/45. Prosiding Sudarso... · Proyek-proyek pemboran eksplorasi dipilih dan direncanakan dari

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007

ISBN : 978-979-99735-3-5A-45-14

Nilai REPA Indeks itu secara langsung menujukkan probability yang menjadiinputan dalam menghitung Expected NPVrepa, namun demikian secara manajerial,manajemen tentu akan memutuskan tidak akan melakukan investasi apabila resikoberinvestasi didaerah tersebut tinggi, maka untuk memudahkan perhitungan ExpectedNPVnya maka dibuat suatu Indeks Investasi dengan syarat batas tertentu sepertidijelaskan pada subbab berikut

Gambar 14. Spider Diagram REPA Indeks7 Sumur Eksplorsi DOH JBB

Gambar 15. Spider Diagram RI3 Indeks 7Sumur Eksplorsi DOH JBB

Indeks Investasi dan RI3 Indeks

Setelah didapatkan REPA Indeks, maka didefinisikan untuk Nilai REPA kecildari 0.5, maka tidak akan dilakukan Investasi, REPA 0.51 s.d 0.75 maka kemungkinaninvestasi adalah separuhnya, untuk yang lebih dari 0.75 maka Investasi akan dilakukan.Pendekatan kuantitatif dari definisi kualitatif investasi diatas yaitu dengan membuatIndeks Investasi (I2) dimana

REPA <= 0.5, maka I2 = 0REPA 0.5-0.75, maka I2 = 0.5REPA => 0.75, maka I2 = 1

Perkalian antara REPA Indek (RI) dengan I2 akan menghasilkan probabiliti Investasiberdasarkan Region Risk, yang disingkat RI3, dimana

RI3 = RI x I2 (2)

Indeks ini sangat efektif untuk menunjukkan kemungkinan investasi disuatu wilayahpada tahun tertentu, dalam kasus ini ditunjukkan oleh Gambar 15. Setelah dimasukkanIndeks Investasi (I2) maka akan didapat RI3, pada tujuh Sumur diatas menunjukkanuntuk Sumur SGN dan RKM pada tahun ke 2 dan ke 3 RI3 Indeks adalah Nol (0),dengan demikian untuk Sumur SGN dan RKM harus dilakukan investasi pada tahunpertama, apabila kesempatan investasi didaerah tersebut berharap untuk tidak hilang.Untuk PGT Tahun ke 3 nilai RI3 nya nol, maka pilihan investasi di tahun pertama atauke-2. Nilai RI3 Indeks menjadi inputan untuk menghitung Expected NPVri3. Hasillengkap RI3 Indeks pada Tabel 3.

RI3 INDEX FOR 3 YEARS IN EXPLORATION WELLSOF PERTAMINA-JBB

-

0.25

0.50

0.75

1.00SGN

RKM

BRK

PGTPCC

LNG

TDC

Tahun 1Tahun 2Tahun 3

REPA INDEX FOR 3 YEARS IN EXPLORATION WELLSON PERTAMINA-JBB

0.00

0.25

0.50

0.75

1.00SGN

RKM

BRK

PGTPCC

LNG

TDC

Tahun 1

Tahun 2

Tahun 3

Page 15: OPTIMIZATION OF INVESTMENT PORTFOLIO USING …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VI/MI/45. Prosiding Sudarso... · Proyek-proyek pemboran eksplorasi dipilih dan direncanakan dari

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007

ISBN : 978-979-99735-3-5A-45-15

Perhitungan Ecpected NPV dari Sensitivitas Discount Rate, REPA Indeks dan RI3Indeks (ENPVdr, ENPVrepa, ENPVri3)

Perhitungan Expected NPVdr (ENPVdr) yaitu dengan mengalikan NPVdiscount rate (12%, 16%, 18%) dengan probablity resikonya. Expected NPVrepa(ENPVrepa) didapat dengan decision tree untuk 3 tahun dengan menghitungprobability REPA tiap tahun dikalikan dengan ENPVdr.

Dengan cara yang sama Expected NPVri3 (ENPVri3) didapat dengan decisontree untuk 3 tahun dengan menghitung probability RI3 tiap tahun dikalikan denganENPVdr. Hasil Pengolahan Datanya dapat dilihat pada Tabel 4

Tabel 4. Hasil Perhitungan ENPVrepa dan ENPVri3 selama 3 tahun

Penggunaan Zero One Programming untuk Indeks Rangking Portofolio Investasi

Setelah dilakukan perhitungan Expected NPV untuk masing-masing Indeks,maka dilakukan rangkingisasi untuk setiap metoda. Hasil lengkap pengolahan datadapat dilihat pada Tabel 4. Dengan memasukkan indeks investasi yang menghasilkanENPVri3, menjadi mudah karena ENPVnya menjadi nol pada tahun pertama dan kedua.Dengan demikian jelas maka manajemen harus memutuskan untuk investasi sumurSGN pada tahun pertama. Begitu juga untuk sumur RKM, yang harus di investasi padatahun pertama.

Sesuai penjelasan pada metodologi, investasi untuk total sumur dibatasi hanya400 MUSD. Untuk Rangkingisasi Indeks dalam seleksi Portofolio, Gabriel.A.C, 2002memperkenalkan beberapa metoda. Metoda standar yaitu dengan menggunakanRangking Indeks dari DCF, namun kelemahannya rangking seperti ini bersifat tunggal.Dalam kasus ini Indeks Rangking yang digunakan adalah Profitability Indeks (PI).

Pengolahan Data dengan Zero One Programming

Cara lain dalam seleksi Portofolio lebih lanjut Gabriel.A.C menjelaskan adalahdengan menggunakan Zero-One Programming. Secara sederhana zero-oneprogramming yaitu menghitung return maksimum dari suatu portofolio investasi dengandana investasi (anggaran) terbatas (limited budget). Maximum Portofolio Investasidinyatakan dengan

NPV maks = Σ NPVi Xi (3)

Investasi, yang menjadi kendala dinyatakan dalam

Σ Ii Xi <=I (4)

Nilai Xi merupakan bilangan biner (0 dan 1) dimana apabila Xi = 1 makalakukan investasi dan sebaliknya untuk nilai Xi = 0. I adalah Investasi. Metoda inidigunakan untuk mendapatkan rangking sumur yang akan diinvestasi untuk Metoda

SUMMARYExpected NPV from repa indeks (ENPVrepa) and Expected NPV from ri3 indeks (ENPVri3)(Calculated for Three Years)

Sumur Wilayah ENPVrepa ENPVri3 ENPVrepa ENPVri3 ENPVrepa ENPVri3

SGN Cikarang 2,249.52 2,249.52 1,467.72 0.00 1,357.09 0.00

RKM Karawang Tengah 14675.68 14,675.68 9,591.95 0.00 9,208.27 0.00

BRK Indramayu Timur 46,292.20 46,292.20 45,460.60 45,460.60 42,411.42 42,411.42

PGT Bekasi UtaraTimur 124,640.21 124,640.21 111,372.06 55,686.03 79,608.91 0.00

PCC Indramayu Selatan 11,989.88 11,989.88 11,501.92 11,501.92 10,107.75 5,053.87

LNG Karawang Barat 30,227.46 30,227.46 31,666.86 31,666.86 28,404.22 14,202.11

TDC Karawang Utara 67,375.91 67,375.91 64,721.71 64,721.71 59,821.64 29,910.82

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3

Page 16: OPTIMIZATION OF INVESTMENT PORTFOLIO USING …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VI/MI/45. Prosiding Sudarso... · Proyek-proyek pemboran eksplorasi dipilih dan direncanakan dari

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007

ISBN : 978-979-99735-3-5A-45-16

DCF dan Decision Tree Timing Option setelah memasukkan faktor Discount RateProbability (ENPVdr) dan dan ri3 index (ENPVri3). Summary hasil pengolahan datadengan menggunakan Zero-One Programming dapat dilihat pada Tabel 5.

Analisa Hasil Pengolahan Data dengan Zero-One Programming

Hasil Zero-One Programming pada DCF Analysis menunjukkan sumur yangdiinvestasi adalah SGN, BRK, PGT, LNG, TDC dengan maksimum NPV $ 320 Milliondan Investasi $ 397 Million yang berarti dibawah Maksimum Investasi sebesar $ 400Million.

Sedangkan hasil pada Decison Tree Timing Option menggunakan ENPdr, jugamenghasilkan sumur yang sama dengan hasil Zero-One pada DCF Analysis denganENPVdr 339 MUSD lebih besar dari DCF. Untuk Zero One Decison Tree TimingOption menggunakan ENPVri3, maka sumur yang diinvestasi adalah SGN, RKM, PGTdan TDC dengan ENPVri3 maksimum 209 MUSD dan investasi sebesar 344 MUSD

Tabel 5. Hasil Pengolahan data dengan zero-one programming

Analisa Portofolio dengan DCF Analysis dan Decison Tree of Timing OptionAnalysis

Dengan melihat Summary Pengolahan Data Analisa Portofolio pada Tabel 6dengan DCF Analysis dapat dijelaskan, dengan analisa keputusan menggunakan PIIndeks, maka yang dihitung berdasarkan urutan PI terbesar akan didapat empat sumurkandidat investasi yaitu TDC, LNG, PGT dan BRK dengan nilai investasi $ 388Million dengan NPV $ 317 Million, dengan menggunakan Zero-One Programmingseperti pada Tabel 5 maka kandidat sumur menjadi 5 yaitu SGN, BRK, PGT LNG danTDC dengan total investasi S 397 Million (dibawah maksimum investasi $ 400 Million)dengan NPV S 320 Million.

Tabel 6. Urutan Investasi dengan DCF Analysis dan DT of Timing OptionSUMMARYDCF ANALYSIS AND DECISION TREE ANALYSIS OF TIMING OPTIONFOR 7 EXPLORATION WELL (WITH MAX. INVESTING 400 MUSD)

Sumur/Prospek PI

KeputusanInvestasi

dg PIRanking

SUMUR YGDIINVESTASI

TAHUN 1

KeputusanInvestasi dg

Zero-OneProgramming

SUMUR YGDIINVESTASI

TAHUN 1

KeputusanInvestasi dg

Zero-OneProgramming

SUMUR YGDIINVESTASI

TAHUN 1

SGN 1.55 NO OK SGN (5) OK SGN (1)RKM 1.61 NO NO OK RKM (2)BRK 2.06 OK BRK (4) OK BRK (4) NOPGT 2.5 OK PGT (3) OK PGT (3) OK PGT (4)PCC 1.54 NO NO NOLNG 2.93 OK LNG (2) OK LNG (2) NOTDC 3.82 OK TDC (1) OK TDC (1) OK TDC (3)

DCF ANALYSISDEC. TREE TIMINGOPTION ANALYSIS

SUMMARY OF ZERO-ONE PROGRAMMINGDCF ANALYSIS AND DECISION TREE ANALYSIS OF TIMING OPTIONFOR 7 EXPLORATION WELL (WITH MAX. INVESTING 400 MUSD)

Sumur Investasi(000)

NPV(000)

Zero-One

KeputusanInvestasi dg

Zero-OneProgramming

ENPVdr(000)

Zero-One

KeputusanInvestasi dg

Zero-OneProgrammin

ENPVri3(000)

Zero-One

KeputusanInvestasi dg

Zero-OneProgramming

SGN 9,250.00 3,373.69 1 OK 2,950.19 1 OK 2,249.52 Ambil OKRKM 61,650.00 21,360.75 0 NO 19,183.90 0 NO 14,675.68 Ambil OKBRK 83,600.00 51,426.67 1 OK 55,439.76 1 OK 46,292.20 0 NOPGT 227,625.00 151,672.60 1 OK 160,826.08 1 OK 124,640.21 1 OKPCC 44,900.00 12,829.40 0 NO 13,941.72 0 NO 11,989.88 0 NOLNG 30,900.00 35,938.60 1 OK 38,384.08 1 OK 30,227.46 Tunda NOTDC 45,900.00 77,884.31 1 OK 81,667.77 1 OK 67,375.91 1 OK

I = 397,275.00 I = 397,275.00 I = 344,425.00NPV = 320,295.87 ENPVdr 339,267.88 ENPVri3 208,941.33

Total Dana Investasi USD 400.000.000

DCF ANALISYS DECISION TREE ANALYSIS TIMING OPTION

Page 17: OPTIMIZATION OF INVESTMENT PORTFOLIO USING …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VI/MI/45. Prosiding Sudarso... · Proyek-proyek pemboran eksplorasi dipilih dan direncanakan dari

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007

ISBN : 978-979-99735-3-5A-45-17

Setelah memasukan Economic Risk (ENPVdr) dan Region Risk (ENPVri3),maka urutan pilihan investasi pun berubah. Dengan menggunakan Decison Tree ofTiming Option Analysis, maka untuk keputusan investasi setelah dimasukkan regionrisk seperti yang sudah dijelaskan diatas adalah SGN, RKM, PGT dan TDC denganENPVri3 maksimum $ 209 Million dan investasi sebesar $ 344 Million.

Hasil analisa dapat disimpulkan sebagai berikut, apabila investasi ingindilakukan menggunakan pertimbangan resiko wilayah dengan syarat yang telahditerangkan sebelumnya maka investasi dilakukan sesuai urutan berturut-turut yaitusumur SGN, RKM, TDC, PGT seperti terlihat pada Tabel 6

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KESIMPULAN

1. Pendekatan analisa Portofolio Investasi dengan menggunakan Metoda DecisionTree of Timing Option ternyata dapat memperlihatkan hasil yang berbeda apabilahanya didekati dengan Analisa DCF saja.

2. Inti dari salah satu metoda Timing Option ini adalah memasukkan faktor resikoyang selalu berubah setiap waktu.

3. Perhitungan Resiko Wilayah (Region Risk) sebagai input untuk menghitung nilaiTiming Option pada kasus ini, belum pernah dilakukan oleh Fungsi EksplorasiDOH JBB secara kualitatif maupun kuantitatif dalam perhitungan keekonomian.

REKOMENDASI

1. Pendekatan metodologi dalam Perhitungan Resiko Wilayah pada tulisan ini, masihperlu disempurnakan lebih lanjut melalui sebuat riset khusus yang dapat dilakukanoleh sebuah Tim yang mempunyai kompetensi dalam analisa resiko.

2. Dampak lain dari penilaian resiko permukaan ini selain untuk optimasi investasi,juga dapat dijadikan masukan awal dalam penentuan biaya, dengan asumsi resikobisa diperkecil dengan menambahkan komponen biaya.

3. Untuk dapat melihat kajian keekonomian lanjut ini maka tentu diperlukan TimPortofolio Investasi di Eksplorasi DOH JBB. Untuk mewujudkan hal tersebut kamimengajukan langkah penerapan sekaligus sebagai saran untuk Fungsi Eksplorasiseperti terlihat pada Tabel 7

Tabel 7. Rencana Tindak Lanjut

T1 T2 T3 T4 PIC

Buat Tim Analisa Resiko WilayahEksplorasi TIM AHLI - Buat Metodelogi dan Kriteria Resiko Wilayah

- Evaluasi Kriteria Resiko Wilayah yang telah dibuat secara berkala - Lakukan studi banding

Buat Tim Portofolio InvestasiEksplorasi EKS + PMU + KEU - Membuat Evaluasi Investasi - Membuat Kajian "additional cost" untuk mengurangi resiko

USULAN TINDAK LANJUT WAKTU

Anggota : EKS +HUKUM + PMU +

EXPERT

EKS = Eksplorasi, PMU = Perencanaan Manajemen Usaha, KEU = Keuangan

Hasil ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Pengambil Keputusan sebagaianalisa awal untuk melakukan investasi terkait dengan permasalahan yang telahdijelaskan sebelumnya.

Page 18: OPTIMIZATION OF INVESTMENT PORTFOLIO USING …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VI/MI/45. Prosiding Sudarso... · Proyek-proyek pemboran eksplorasi dipilih dan direncanakan dari

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007

ISBN : 978-979-99735-3-5A-45-18

DAFTAR PUSTAKA

Arsegianto, 2005, Course material: Project Risk Management & Risk Analysis in Oil &Gas (unpublished), BTCO.

Bailey, W., et. al., 2004, Unlocking the Value of Real Options, Oilfield Review : 4-11.

Bailey, W., et. al., 2000, Taking a Calculated Risk, Oilfield Review, 12(3) : 20-35.

Brigham & Ehrhardt, 2002, Financial Management, 10/e, Shouth-Western.

Bridge, J, 1994. Pengambilan Keputusan Manajerial dengan Komputer (Terjemahan),Hadi Sutrisno, Bandung: Rosdakarya, 1994.

Chimblo, C.K., dan Chimblo, R., 2004, Real Options in oil and gas exploration: Thebasics, The Leading Edge: 444-447.

De’Ath, N.G.,1997, Risk analysis in international exploration: A qualitative approach,World Oil.

Gitman, L.J., 2003, Principles of Managerial Finance 10th ed., Boston, USA : AddisonWesley.

Harvey R,. Campbell, Erb, B Calude, et all, 1996. Political Risk, Economic Risk andFinancial Risk. Dikutip dari : http://www.duke.edu/~charvey/Country_risk

Lima, G.A.C., and Suslick, S.B., 2002, A real options model for portfolio selection ofoil and gas assets, SPE 77737, SPE ATCE.

Magoon, L.N. and Dow, W.G.,1994, The Petroleum System, in Maggon, L.B., andDow, W.G., The Petroleum System-form Source to Trap : AAPG Memoir 60,AAPG.

Ong, H.L., 2005, Course material: Practical Investment Appraisal and BusinessDecision Analysis in Petroleum Exploration & Production with special referenceto the Indonesian PSC system (unpublished), IPA.

Otis, R. M., & Schneidermann, N., 1997, A Process for Evaluating ExplorationProspects, AAPG Bulletin 81 (6): 1087-1109.

Rose, P.R., 2004, Integration of vision, petroleum resource analysis, staged exploration,risk analysis, operation expertise, and economics, with reference to articapplications.

Page 19: OPTIMIZATION OF INVESTMENT PORTFOLIO USING …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VI/MI/45. Prosiding Sudarso... · Proyek-proyek pemboran eksplorasi dipilih dan direncanakan dari

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007

ISBN : 978-979-99735-3-5A-45-19

Page 20: OPTIMIZATION OF INVESTMENT PORTFOLIO USING …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VI/MI/45. Prosiding Sudarso... · Proyek-proyek pemboran eksplorasi dipilih dan direncanakan dari

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007

ISBN : 978-979-99735-3-5A-45-20

Page 21: OPTIMIZATION OF INVESTMENT PORTFOLIO USING …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VI/MI/45. Prosiding Sudarso... · Proyek-proyek pemboran eksplorasi dipilih dan direncanakan dari

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007

ISBN : 978-979-99735-3-5A-45-21