2552-5537-1-sm

10
130 Hubungan Persepsi Ibu Tentang Sarana Pelayanan KIA Dengan Kun- jungan Pemeriksaan Kehamilan (K4) (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Barat II Kota Tegal Tahun 2006) Cahya Tri Purnami *) , Rizki Anna L **) *) Bagian Biostatistik dan Kependudukan FKM UNDIP **) Alumni FKM UNDIP ABSTRACT Background: Maternal and Child Care is one of factors to reduce Maternal Mortality Rate. This service needs sufficient supports, i.e. antenatal care guideline, health personnel, and its facilities. A pregnant mother is required to have a minimum of 4 times of Antenatal Care within her pregnancy, i.e. 3 rd month, 6 th month, 7 th and 9 th month. Compared to other health centers, Tegal Barat II Health Center recorded lower rate on Antenatal Visitors Rate or about 60%. Meanwhile, the national standard requires 90% of Antenatal Visitors Rate. This research aimed to explain the association between maternal perception on maternal and child care facilities and antenatal care (K4). Method: This research was an explanatory research, utilizing cross sectional approach. Forty five respondents were taken from mothers who have babies less than 3 months old and visited the health centers. Questionnaires were utilized to gather the data, and the analysis was conducted based on descriptive as well as analytic. Result: Result showed that out of 45 respondents: 53.3% had perception that antenatal guideline book was not interesting, 17.8% said that health personnel had to examine fundus height metrically, and 93.3% said that all pregnant women had to obtain Fe tablets from health center. Variables that significantly associated with antenatal care (K4) were maternal perception on antenatal care guideline (at p-value: 0.012) and maternal perception on antenatal care facilities (at p-value: 0.0001). Meanwhile, maternal perception on health personnel (at p-value: 0.161) was not associated with antenatal care. It was concluded and recommended that the performance of Antenatal Care Guideline and Antenatal Care Facilities must be improved. Keywords: Antenatal care, service quality. Hubungan Persepsi Ibu Tentang Sarana Pelayanan KIA ... (Cahya Tri P, Rizki Anna L)

Upload: slamet-riadi

Post on 21-Oct-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2552-5537-1-SM

130

Hubungan Persepsi Ibu Tentang Sarana Pelayanan KIA Dengan Kun-jungan Pemeriksaan Kehamilan (K4) (Studi di Wilayah Kerja PuskesmasTegal Barat II Kota Tegal Tahun 2006)

Cahya Tri Purnami*), Rizki Anna L**)

*) Bagian Biostatistik dan Kependudukan FKM UNDIP**) Alumni FKM UNDIP

ABSTRACT

Background: Maternal and Child Care is one of factors to reduce Maternal Mortality Rate.This service needs sufficient supports, i.e. antenatal care guideline, health personnel, and itsfacilities. A pregnant mother is required to have a minimum of 4 times of Antenatal Carewithin her pregnancy, i.e. 3rd month, 6th month, 7th and 9th month. Compared to other healthcenters, Tegal Barat II Health Center recorded lower rate on Antenatal Visitors Rate or about60%. Meanwhile, the national standard requires 90% of Antenatal Visitors Rate. This researchaimed to explain the association between maternal perception on maternal and child carefacilities and antenatal care (K4).Method: This research was an explanatory research, utilizing cross sectional approach. Fortyfive respondents were taken from mothers who have babies less than 3 months old and visitedthe health centers. Questionnaires were utilized to gather the data, and the analysis wasconducted based on descriptive as well as analytic.Result: Result showed that out of 45 respondents: 53.3% had perception that antenatalguideline book was not interesting, 17.8% said that health personnel had to examine fundusheight metrically, and 93.3% said that all pregnant women had to obtain Fe tablets fromhealth center. Variables that significantly associated with antenatal care (K4) were maternalperception on antenatal care guideline (at p-value: 0.012) and maternal perception on antenatalcare facilities (at p-value: 0.0001). Meanwhile, maternal perception on health personnel (atp-value: 0.161) was not associated with antenatal care. It was concluded and recommendedthat the performance of Antenatal Care Guideline and Antenatal Care Facilities must beimproved.

Keywords: Antenatal care, service quality.

Hubungan Persepsi Ibu Tentang Sarana Pelayanan KIA ... (Cahya Tri P, Rizki Anna L)

Page 2: 2552-5537-1-SM

131

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 2 / No. 2 / Agustus 2007

PENDAHULUANSalah satu indikator derajat kesehatan

masyarakat adalah angka kematian ibu.Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan In-donesia (SDKI) tahun 2002-2003 angkakematian ibu di Indonesia sebesar 307 per100.000 kelahiran hidup dan telah turun menjadi290,8 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun2005 (Anonim,2006). Upaya pemerintah dalammenurunkan angka kematian ibu adalah denganmelaksanakan safe motherhood. Salah satu pi-lar dari empat pilar safe motherhood adalahpelayanan antenatal. Pelayanan antenatal adalahpemeriksaan kehamilan yang dilakukan untukmemeriksa keadaan ibu dan janin secara berkalayang diikuti dengan upaya koreksi terhadappenyimpangan yang telah ditemukan. (PrabowoR A H. 2006)

Pelayanan antenatal meliputi kegiatanpenimbangan berat badan, pengukuran tekanandarah, pengukuran tinggi kandungan rahim,pemberian imunisasi TT lengkap, pemberian tab-let besi 90 tablet selama hamil, tes terhadappenyakit menular seksual, temu wicara / konselingsesuai kebutuhan ( Dinkes Propinsi JawaTengah, 2003 ; BKKBN. 2006)

Salah satu indikator keberhasilan programpelayanan antenatal adalah cakupan K4.Cakupan K4 digunakan sebagai indikator untukmengetahui jangkauan pelayanan antenatal secaralengkap dan menilai tingkat perlindunganterhadap ibu hamil serta mengetahui kemampuanmanajemen atau kelangsungan program KIA.Sarana pelayanan KIA yang mendukungkunjungan ibu untuk memeriksakan kehamilannyaantara lain buku KIA, peran petugas kesehatan,fasilitas pelayanan antenatal yang meliputi 7 T(Dinkes Propinsi Jawa Tengah, 2003 )

Di Kota Tegal buku KIA tersebar hampir diseluruh fasilitas kesehatan yang mempunyaipelayanan kesehatan bagi ibu dan anak sepertidi posyandu, puskesmas, puskesmas pembantu,puskesmas keliling, bidan / dokter. Petugas KIAyang tersedia diharapkan memberikan anjuran

pentingnya pelayanan antenatal kepada ibu hamil,sehingga ibu hamil mempunyai pengetahuan dansikap yang positif terhadap pelayanan antenatal.Petugas KIA yang dimaksud adalah bidan,dokter atau perawat. Petugas kesehatanmemberikan pelayanan antenatal yang meliputi7 T kepada ibu hamil dan melakukan pencatatanke dalam buku KIA mengenai hasil pemeriksaanyang telah dilakukan. Di wilayah Kota Tegal,rasio tenaga kesehatan sebesar 0,01 per100.000 penduduk. Fasilitas pelayanan antena-tal sangat diperlukan untuk mendukung upayakesehatan ibu dan anak. Fasilitas pelayanan an-tenatal berupa alat yang digunakan untuk kegiatan7 T seperti timbangan berat badan, tensimeter,tablet Fe, alat suntik dan vaksin TT, dan meteranpengukur tinggi kandungan rahim (fundus).

Puskesmas Tegal Barat II merupakan salahsatu puskesmas dengan angka kunjungan K4 ibuhamil rendah, yaitu sebesar 59,81 %dibandingkan cakupan kunjungan K4 untukwilayah Kota Tegal yaitu sebesar 77,40 %.(Dinkes Kota Tegal, 2005)

Berdasarkan uraian di atas ingin diketahuibagaimanakah gambaran persepsi ibu terhadapsarana pelayanan KIA (buku KIA, peran petugasKIA, fasilitas pelayanan pemeriksaan kehamilan),gambaran kunjungan pemeriksaan kehamilan (K4)oleh ibu dan apakah ada hubungan antara persepsiibu terhadap sarana pelayanan KIA dengankunjungan pemeriksaan kehamilan (K4) ?

METODE PENELITIANPenelitian ini merupakan penelitian explana-

tory dengan metode survei dan pendekatancross sectional, dimana pengumpulan data danpengukuran variabel penelitian ( persepsi ibu dankunjungan pemeriksaan kehamilan ) dilakukanpada saat sama. Sebagai populasi penelitian iniadalah ibu yang mempunyai bayi berusia kurangdari 3 bulan dan pernah melakukan pemeriksaankehamilan di Puskesmas Tegal Barat II sebanyak83 orang. Penentuan besar sampelmenggunakan rumus 1 :

Page 3: 2552-5537-1-SM

132

( )( ) ( )ppZNG

ppNZn

−+−−

=11

122

2

Keterangan :N = besarnya populasiZ = tingkat kepercayaan 95 % sehingga nilai

Z = 1,96G = galat penduga 10 %p = proporsi pemeriksaan kehamilan sebesar

50 %n = besar sampel

Berdasarkan rumus 1 dihitung besar sampelpenelitian sebagai berikut :

( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )5,015,096,11831.0

5,015,096,18322

2

−+−

−=n

77,44=n

Berdasarkan hasil penghitungan jumlahsampel tersebut, ditentukan jumlah sampelsebanyak 45 ibu.

Data dikumpulkan melalui wawancaradengan responden menggunakan kuesionerterstruktur untuk mengetahui persepsi ibuterhadap sarana KIA yang berhubungan dengankunjungan pemeriksaan kehamilan (K4) diwilayah kerja Puskesmas Tegal Barat II KotaTegal. Pengolahan data dilakukan denganmenggunakan bantuan komputer. Analisis dataunivariat dilakukan untuk menggambarkan semuavariabel yang diteliti dengan cara menyusun tabeldistribusi frekuensi dilanjutkan analisis bivariatsecara deskriptif dengan tabulasi silang maupunanalisis statistik inferensial (uji chi square) untukmengetahui hubungan antar variabel.

HASIL PENELITIAN1. Gambaran Karakteristik Responden

Sebagian besar responden merupakankelompok umur reproduksi tidak sehat ( 55,6%) namun dilihat dari paritas termasuk paritassehat ( 75,6 %) dengan pendidikan dasar(57,7%). Rerata pendapatan sebesar Rp

662.220,- Gambaran karakteristik demografiresponden ditunjukkan pada tabel 1.2. Gambaran Riwayat Resiko Kehamilan

dan Persalinan RespondenSebagian besar responden (62,20%)

mempunyai riwayat resiko kehamilan danpersalinan Resiko kehamilan yang dimaksudadalah tergolong umur reproduksi tidak sehat,jarak kehamilan < 3 tahun, paritas > 3, dankelainan letak janin. Sedangkan resiko persalinanyang dimaksud adalah abortus, bayi lahir mati,operasi, persalinan macet, preeklampsi/ eklampsi.

Resiko kehamilan ibu paling banyak adalahusia reproduksi tidak sehat (53,3%) dan resikopersalinan paling banyak adalah abortus danoperasi (8,9%).

Bersadarkan informasi yang diperolehmelalui wawancara mendalam dengan petugasKIA di puskesmas, diketahui bahwa respondenyang mempunyai riwayat resiko kehamilan usia> 30 tahun dan paritas > 3 enggan melakukankunjungan pemeriksaan kehamilan karenamereka takut/ malu tidak mengikuti anjuranpetugas KIA untuk membatasi jumlah anakmelalui penggunaan alat kontrasepsi.3. Gambaran Pengetahuan Responden

Tentang Pemeriksaan KehamilanDistribusi frekuensi jawaban tiap item

pertanyaan yang menjawab “Ya” ditunjukkanpada tabel 2.

Dari pertanyaan mengenai pengetahuandiketahui bahwa pengetahuan respondenmengenai manfaat periksa hamil memilikipersentase paling kecil (40%) dibandingkandengan item pertanyaan pengetahuan yang lain.Semua ibu mengetahui pada kehamilan trimesterIII ( 7- 9 bulan) perlu memeriksakan kehamilan.4. Gambaran Kunjungan Pemeriksaan

Kehamilan (K4)Dari tabel 3 diketahui bahwa lebih dari

separuh responden (55,6%) melakukankunjungan pemeriksaan kehamilan (K4) sesuaistandar. Responden termasuk dalam kriteriamelakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan

Hubungan Persepsi Ibu Tentang Sarana Pelayanan KIA ... (Cahya Tri P, Rizki Anna L)

Page 4: 2552-5537-1-SM

133

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 2 / No. 2 / Agustus 2007

(K4) sesuai standar apabila telah melakukankunjungan minimal sebanyak 4 kali dengandistribusi minimal 1 kali pada trimester pertama,1 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada tri-mester ketiga.

Kunjungan pemeriksaan kehamilan (K4)igunakan sebagai indikator untuk mengetahuikeberhasilan program pelayanan antenatal.(Dinkes Propinsi Jawa Tengah,2006) Cakupankunjungan ibu hamil keempat (K4) bermanfaatuntuk mengetahui jangkauan pelayanan antena-tal secara lengkap, serta untuk mengetahuikemampuan manajemen atau kelangsungan pro-gram kesehatan ibu dan anak.( Pusat Data DanKesehatan Depkes RI,1999)

5. Hubungan Persepsi dengan KunjunganPemeriksaan Kehamilan (K4)Responden

a). Hubungan antara Persepsi Ibu terhadap BukuKIA dengan Kunjungan PemeriksaanKehamilan (K4)Distribusi jawaban responden yang setuju

mengenai persepsi terhadap buku KIA dapatdilihat pada tabel 3.

Dari pertanyaan mengenai persepsi ibuterhadap buku KIA diketahui bahwa jawabanresponden yang setuju tentang isi buku KIAmenarik untuk dibaca memiliki persentase pal-ing kecil (46,7%) dibandingkan dengan itempertanyaan yang lain. Ibu setuju membawa Buku

Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik demografi responden

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pertanyaan Pengetahuan tentang PemeriksaanKehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Barat Kota Tegal Tahun 2006 berdasarkanJawaban Responden yang Menjawab “Ya”

Page 5: 2552-5537-1-SM

134

KIA saat memeriksakan kehamilan kePuskesmas merupakan persentase terbesar(97,8%)

Dari tabel 5 diketahui bahwa persentaseresponden yang mempunyai persepsi yang rendahterhadap buku KIA dan melakukan kunjunganpemeriksaan kehamilan (K4) tidak sesuai standarlebih tinggi ( 66,7%) dibandingkan respondenyang mempunyai persepsi tinggi terhadap bukuKIA. Hasil analisis statistik disimpulkan adanyahubungan bermakna antara persepsi ibu terhadapbuku KIA dengan kunjungan pemeriksaankehamilan ( p value < á )b). Hubungan antara Persepsi Ibu terhadap

Petugas KIA dengan KunjunganPemeriksaan Kehamilan (K4)Distribusi jawaban responden yang setuju

mengenai persepsi terhadap petugas KIA dapatdilihat pada tabel 6.

Pertanyaan mengenai petugas KIAkomunikatif dalam memberi informasi respondenyang menjawab setuju persentasenya paling kecil(86,7%). Semua ibu mempunyai persepsipetugas dalam memberikan pelayanan KIAsangat ramah. Namun demikian, responden yangmempunyai persepsi rendah terhadap peranpetugas KIA dan melakukan kunjunganpemeriksaan kehamilan (K4) tidak sesuai standarprosentasenya lebih besar (100%) dibandingkanresponden yang mempunyai persepsi tinggiterhadap petugas KIA (40%). ( lihat tabel 7)

Responden yang mempunyai persepsirendah terhadap petugas KIA dan melakukankunjungan pemeriksaan kehamilan (K4) tidak

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (K4)Di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Barat Kota Tegal Tahun 2006

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Persepsi Ibu terhadap Buku KIA Di Wilayah Kerja PuskesmasTegal Barat Kota Tegal Tahun 2006

Tabel 5. Tabulasi Silang antara Persepsi Ibu terhadap Buku KIA dengan Kunjungan PemeriksaanKehamilan (K4) Di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Barat Kota Tegal Tahun 2006

Hubungan Persepsi Ibu Tentang Sarana Pelayanan KIA ... (Cahya Tri P, Rizki Anna L)

Page 6: 2552-5537-1-SM

135

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 2 / No. 2 / Agustus 2007

sesuai standar prosentasenya lebih besar (100%)dibandingkan responden yang mempunyaipersepsi tinggi terhadap petugas KIA (40%). (lihat tabel 8). Hasil analisis statistik dengan ujiChi Square disimpulkan tidak ada hubunganyang bermakna antara persepsi ibu terhadappetugas KIA dengan kunjungan pemeriksaankehamilan (p value > á).

Berdasarkan hasil analisis univariat diketahuibahwa hampir semua responden (93,3%)mempunyai persepsi yang tinggi terhadap petugasKIA. Semua responden menilai petugas KIAyang ada di puskesmas ramah dalam memberikanpelayanan. Responden nyaman apabilaberkonsultasi mengenai kehamilannya (95,6%)dan merasa puas dengan pelayanan yangdiberikan oleh petugas KIA (97,8%).c). Hubungan antara Persepsi Ibu terhadap

fasilitas pemeriksaan kehamilan denganKunjungan Pemeriksaan Kehamilan (K4)Distribusi frekuensi persepsi terhadap

fasilitas pemeriksaan kehamilan dapat dilihatpada tabel 8.

Persepsi responden terhadap fasilitaspemeriksaan kehamilan diketahui bahwaresponden yang memiliki persepsi bahwa meteranuntuk mengukur tinggi fundus harus ada dipuskesmas mempunyai persentase paling kecil(17,8%).

Dari tabel 9 diketahui bahwa responden yangmelakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan

(K4) tidak sesuai standar semuanya (100%)mempunyai persepsi yang rendah terhadapfasilitas pemeriksaan kehamilan. Sedangkanpada kunjungan pemeriksaan kehamilan (K4)yang sesuai standar semuanya (100%)mempunyai mempunyai persepsi tinggi terhadapfasilitas pemeriksaan kehamilan.

Disimpulkan ada hubungan yang bermaknaantara persepsi ibu terhadap fasilitas pemeriksaankehamilan dengan kunjungan pemeriksaankehamilan (p value < á).

PEMBAHASAN1. Gambaran Karakteristik Responden

Responden yang termasuk dalam kelompokumur reproduksi tidak sehat sebesar 55,6 %.Pada kelompok umur reproduksi tidak sehatmasih ditemui ibu yang berumur 44 tahun. Ibuyang hamil pada usia reproduksi tidak sehat,dikategorikan sebagai kehamilan resiko tinggi. Halini berkaitan dengan proses pemetangan organ-organ reproduksi. Dengan kata lain umurreproduksi tidak sehat menjadi salah satu resikokehamilan.( Sumekar, 1999). Ibu yang pernahmelahirkan antara 1-3 kali lebih kecilkemungkinannya untuk mengalami resiko akibatpersalinan karena kondisi organ reproduksimasih baik, sedangkan ibu yang melahirkan 4 kaliatau lebih akan memiliki resiko untuk mengalamikomplikasi pada kehamilan dan persalinankarena kelelahan dari alat kandungan yang telah

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Persepsi Ibu terhadap Peran Petugas KIA Di Wilayah KerjaPuskesmas Tegal Barat Kota Tegal Tahun 2006 Berdasarkan Jawaban Responden yangSetuju

Page 7: 2552-5537-1-SM

136

sering mengalami kontraksi dan persalinansebelumnya. ( Wibowo, 1994)

Ibu yang sebelumnya pernah mempunyairiwayat resiko kehamilan akan lebihmemperhatikan kehamilannya, salah satunyaadalah dengan melakukan pemeriksaankehamilan karena dengan pemeriksaan kehamilanakan dipantau kemajuan kehamilannya dan akansegera ditangani secara dini apabila terjadikelainan yang dapat membahayakan bagi ibu danjanin. (Prabowo RAH,2006)

Status ekonomi suatu keluarga berperandalam pengambilan keputusan bertindakterutama tindakan yang berkaitan dengankeuangan keluarga. Salah satunya adalahtindakan perencanaan dalam pemanfaatanpelayanan kesehatan. (Supiyati, 2001)

Dari hasil penelitian diketahui sebanyak57,7% responden mempunyai pendidikan dasar(paling tinggi adalah tamat SLTP). Pendidikansangat berhubungan dengan pengetahuan.Banyaknya responden yang memiliki pendidikanrendah mengakibatkan rendahnya kesadaran ibudalam memanfatkan sarana pelayanan kesehatan,karena tingkat pendidikan merupakan faktoryang mendukung kebutuhan ibu dalammemanfaatkan pelayanan kesehatan.2. Gambaran Riwayat Resiko Kehamilan

dan Persalinan RespondenSebagian besar responden (62,20%)

mempunyai riwayat resiko kehamilan. Resikokehamilan ibu paling banyak adalah usiareproduksi tidak sehat (53,3%) dan resikopersalinan paling banyak adalah abortus danoperasi (8,9%).

Ibu yang sebelumnya pernah mempunyairiwayat resiko kehamilan akan lebihmemperhatikan kehamilannya, salah satunyaadalah dengan melakukan pemeriksaankehamilan karena dengan pemeriksaan kehamilanakan dipantau kemajuan kehamilannya dan akansegera ditangani secara dini apabila terjadikelainan yang dapat membahayakan bagi ibu danjanin.(Sumekar,1999)

Bersadarkan informasi yang diperolehmelalui wawancara mendalam dengan petugasKIA di puskesmas, diketahui bahwa respondenyang mempunyai riwayat resiko kehamilan usia> 30 tahun dan paritas > 3 enggan melakukankunjungan pemeriksaan kehamilan karenamereka takut/ malu tidak mengikuti anjuranpetugas KIA untuk membatasi jumlah anakmelalui penggunaan alat kontrasepsi.3. Gambaran Pengetahuan Responden

Tentang Pemeriksaan KehamilanPengetahuan ibu mengenai pemeriksaan

kehamilan didasarkan pada pengertian dankemampuan ibu untuk menjawab pertanyaantentang pemeriksaan kehamilan. Semakin tinggipengetahuan ibu tentang kesehatan akanberpengaruh baik terhadap perilakunya. Seorangibu yang banyak mengetahui manfaatpemeriksaan kehamilan akan mendorong dirinyauntuk memeriksakan kehamilannya secara teratur(Binarso, 1990)4. Gambaran Kunjungan Pemeriksaan

Kehamilan (K4)Dari tabel 3 diketahui bahwa lebih dari

separuh responden (55,6%) melakukankunjungan pemeriksaan kehamilan (K4) sesuaistandar. Kunjungan pemeriksaan kehamilan (K4)digunakan sebagai indikator untuk mengetahuikeberhasilan program pelayanan antenatal.(Dinkes Propinsi Jawa Tengah,2006). Cakupankunjungan ibu hamil keempat (K4) bermanfaatuntuk mengetahui jangkauan pelayanan antena-tal secara lengkap, serta untuk mengetahuikemampuan manajemen atau kelangsungan pro-gram kesehatan ibu dan anak.( Pusat Data DanKesehatan Depkes RI,1999)5. Hubungan Persepsi Responden dengan

Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan(K4)

a). Hubungan antara Persepsi Ibu terhadap BukuKIA dengan Kunjungan PemeriksaanKehamilan (K4)Persepsi ibu terhadap buku KIA diketahui

bahwa jawaban responden yang setuju tentang

Hubungan Persepsi Ibu Tentang Sarana Pelayanan KIA ... (Cahya Tri P, Rizki Anna L)

Page 8: 2552-5537-1-SM

137

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 2 / No. 2 / Agustus 2007

isi buku KIA menarik untuk dibaca memilikipersentase paling kecil (46,7%). (lihat tabel 3)

Persentase responden yang mempunyaipersepsi yang rendah terhadap buku KIA danmelakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan(K4) tidak sesuai standar lebih tinggi ( 66,7%),disimpulkan adanya hubungan bermakna antarapersepsi ibu terhadap buku KIA dengankunjungan pemeriksaan kehamilan (K4).

Persepsi pada hakikatnya adalah proseskognitif yang dialami oleh setiap orang dalammemahami informasi mengenai lingkungan baiklewat penglihatan, pendengaran, penghayatan,perasaan dan penciuman.( Wiratno, 1998)

Kegunaan dari buku KIA adalahmemberikan informasi kesehatan dan petunjukbagi ibu dan keluarga. Sekaligus sebagai bukucatatan permasalahan kesehatan untuk ibu dananak sejak ibu hamil, sampai masa nifas dan bayibaru lahir sampai umur 5 tahun. ( Anonim, 2006)Buku KIA dapat diperoleh di pelayanankesehatan yang menyediakan layananpemeriksaan kehamilan. Buku ini terbukti dapatmeningkatkan pemahaman dan pengetahuankaum ibu khususnya mengenai kesehatan ibu dananak. ( Depkes RI, 2006)b). Hubungan antara Persepsi Ibu terhadap

Petugas KIA dengan KunjunganPemeriksaan Kehamilan (K4)Persepsi ibu bahwa petugas KIA

komunikatif dalam memberi informasipersentasenya paling kecil (86,7%).Berdasarkan teori perilaku dari Green, petugaskesehatan merupakan salah satu faktor reinforc-ing (penguat) terjadinya perilaku kesehatan.(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,2001).Petugas KIA yang tersedia mampunyaikemampuan yang baik dalam memberikanpelayanan antenatal, seperti dokter, dokter ahli,dan bidan.

Responden yang mempunyai persepsirendah terhadap petugas KIA dan melakukankunjungan pemeriksaan kehamilan (K4) tidaksesuai standar persentasenya lebih besar (100%)

dibandingkan responden yang mempunyaipersepsi tinggi terhadap petugas KIA (40%). (lihat tabel 8), disimpulkan tidak ada hubunganyang bermakna antara persepsi ibu terhadappetugas KIA dengan kunjungan pemeriksaankehamilan (K4).

Petugas KIA diharapkan memberikananjuran akan perlunya pelayanan antenatalkepada ibu hamil, sehingga ibu hamil memilikipengetahuan dan sikap yang positif terhadappelayanan antenatal.( Prabowo RAH, 2006)

Berdasarkan hasil analisis univariatdiketahui bahwa hampir semua responden(93,3%) mempunyai persepsi yang tinggiterhadap peran petugas KIA. Semua respondenmenilai petugas KIA yang ada di puskesmasramah dalam memberikan pelayanan. Hal inimenunjukkan bahwa pelayanan pemeriksaankehamilan yang diberikan oleh petugas sudahbaik. Kunjungan pemeriksaan kehamilan (K4)tidak sesuai standar yang masih dilakukan olehbeberapa responden kemungkinan besardipengaruhi oleh faktor lain yaitu karakteristikibu dan fasilitas pemeriksaan kehamilan yangtersedia di puskesmas.c). Hubungan antara Persepsi Ibu terhadap

fasilitas pemeriksaan kehamilan denganKunjungan Pemeriksaan Kehamilan (K4) Responden yang melakukan kunjungan

pemeriksaan kehamilan (K4) tidak sesuai standarsemuanya (100%) mempunyai persepsi yangrendah terhadap fasilitas pemeriksaan kehamilan.Disimpulkan ada hubungan yang bermaknaantara persepsi ibu terhadap fasilitas pemeriksaankehamilan dengan kunjungan pemeriksaankehamilan (K4). Persepsi masyarakat yang kelirumengenai pelayanan kesehatan tidak jarangmenyebabkan kurang dimanfaatkanya fasilitaskesehatan yang telah ada. Misalnya padapelayanan pemeriksaan kehamilan di puskesmas,orang yang mempunyai persepsi kurang baikterhadap fasilitas yang disediakan oleh puskesmascenderung untuk tidak menggunakan pelayanantersebut. ( Trihartini.2006 )

Page 9: 2552-5537-1-SM

138

Mengacu pada teori perilaku dari Green,fasilitas pemeriksaan kehamilan merupakanfaktor enabling (pemungkin) bagi ibu hamil untukmelakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan(K4). Fasilitas pemeriksaan kehamilan yanglengkap berupa ketersediaan alat yangdigunakan untuk kegiatan 7T seperti timbanganBB, tensimeter, tablet Fe, alat suntik dan vaksinTT, serta alat pengukur tinggi fundus.

SIMPULANDari hasil penelitian yang telah dilakukan,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :1. Gambaran karakteristik responden yaitu

umur responden paling banyak padakelompok umur reproduksi tidak sehat (<20 tahun atau > 30 tahun) yaitu 55,6%.Responden paling banyak mempunyai paritasd” 3 (paritas sehat) yaitu 78,6%. Pendapatanresponden lebih dari separuh (62,2%)tergolong pendapatan rendah. Tingkatpendidikan responden 57,7% termasukpendidikan dasar. Sebanyak 64,4%responden mempunyai riwayat resikokehamilan dan persalinan sebelumnya.Pengetahuan responden yang tidak baiktentang pemeriksaan kehamilan 57,8% danyang melakukan kunjungan pemeriksaankehamilan (K4) sesuai standar sebesar55,6%

2. Responden sebagian besar mempunyaipersepsi baik terhadap buku KIA (53,3%),terhadap peran pertugas KIA (93,3%) danterhadap fasilitas pemeriksaan kehamilan(55,6%).

3. Ada hubungan antara persepsi ibu terhadapbuku KIA dengan kunjungan pemeriksaankehamilan ( x2 = 6,278 dan p value =0,012.)

4. Ada hubungan antara persepsi ibu terhadapfasilitas pemeriksaan kehamilan dengankunjungan pemeriksaan kehamilan (x2 =41,041, p value = 0,0001 )

5. Tidak ada hubungan antara persepsi ibuterhadap petugas KIA dengan kunjunganpemeriksaan kehamilan ( x2 = 1,969 dan pvalue = 0,161.)

KEPUSTAKAANAnonim. 2006. Angka Kematian Ibu Indone-

sia 50 Per Hari (online). (http://w w w. g a t r a . c o m / 2 0 0 6 - 0 1 - 2 3 /artikel.php?id=91706 diakses 16 Novem-ber 2006)

Prabowo R A H.2006. Rendahnya Persalinanoleh Tenaga Kesehatan, (online), (http://www.tempo.co.id/medika/arsip/022003/lap-1.htm diakses 3 Oktober 2006)

Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2003Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun2003. Semarang : Dinkes Propinsi Jateng.

BKKBN.2006. Kelangsungan Hidup Ibu, Bayidan Anak Balita, (online), (http://w w w . b k k b n . g o . i d / d i t f o r /download.php?type=p&prgid=9. diakses16 November 2006)

Dinas Kesehatan Kota Tegal. 2005. ProfilKesehatan Kota Tegal Tahun 2005. Tegal: Dinkes Kota Tegal.

Sumekar WD. 1999. Faktor-Faktor Penentudalam Upaya Pencarian PelayananPerawatan Antenatal di Daerah PesisirPantai Utara Jawa. Semarang : LembagaPengabdian Masyarakat UniversitasDiponegoro.

Binarso A. 1990. Kehamilan Resiko Tinggi.Simposium kesejahteraan perinatalmenuju kesejahteraan bayi dankesehatan bayi baru lahir. PerkumpulanPerinalogi Indonesia (Perinasia) CabangJawa Tengah, Semarang.

Dinkes Propinsi Jawa Tengah. 2006. StandarPelayanan Minimal Bidang KesehatanKabupaten / Kota di Propinsi JawaTengah. Semarang : Dinkes PropinsiJateng.

Hubungan Persepsi Ibu Tentang Sarana Pelayanan KIA ... (Cahya Tri P, Rizki Anna L)

Page 10: 2552-5537-1-SM

139

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 2 / No. 2 / Agustus 2007

Pusat Data Dan Kesehatan Depkes RI.1999.Kumpulan Indikator Kesehatan Arti danManfaatnya. Jakarta : Depkes RI.

Wiratno. 1998. Pengukuran tingkat kepuasankonsumen dengan sequal instrument.Jakarta : Wahana.

Anonim.2006. Buku KIA sebagai PedomanKesehatan Ibu dan Anak. Artikelkeseha tan , (on l ine ) ,2003(h t tp : / /www.sinarharapan.ci.id/iptek/kesehatan/2003/0808/kes2.html diakses 10 Oktober2006)

Depkes RI. Pemahaman Kaum Ibu MengenaiKesehatan Ibu dan Anak MakinMeningkat, Melalui Pemahaman BukuKIA, (online), (www.depkes.go.id diakses10 Oktober 2006)

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.2001.Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Semarang: Dinkes Propinsi Jateng.

Trihartini. 2006. Beberapa Faktor yangBerhubungan dengan PemanfaatanPelayanan Kesehatan oleh MasyarakatMiskin Peserta Program JaminanPemeliharaan Kesehatan bagiMasyarakat Miskin di KelurahanJomblang Kecamatan Candisari KotaSemarang 2006. Skripsi TidakDipublikasikan. Semarang : FKM UNDIP.