tradisional mining gold bussines plan
TRANSCRIPT
DAFTAR ISI
Bab. 1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Visi
1.3 Misi
Bab. 2. Penjelasan Produk
2.1 Produk
2.2 Bahan Baku
2.3 Cara Memperoleh Bahan Baku
2.4 Spesifikasi Bahan Baku
2.5 Jumlah Cadangan Bahan Baku
Bab. 3. Proses Pembuatan
3.1 Persiapan Pegolahan Produk
3.2 Penataan Ruang Produksi
3.3 Flow Proses Produksi
3.4 Peralatan
Bab. 4. Analisa Perencanaan Keuangan
4.1 Perencanaan Keuangan
4.2 Biaya Produksi
4.3 Total Biaya Produksi
4.4 Perencanaan Harga Jual
4.5
Bab 5 Pemasaran
5.1 Kondisi Pasar
5.2 Peluang dan Kesempatan
5.3 Persaingan
5.4 Strategi Pemasaran
Bab 6 Management Perusahaan
6.1 Struktur Organisasi Perusahaan
6.2 Job Deskription
1
6.3 Kualifikasi Tenaga Kerja
6.4 Sistem Pengembangan dan Tenaga Kerja
Bab 7 Aspek Hukum dan Legalitas
7.1 Aspek legalitas Perusahaan
7.2 Legalitas Perizinan
7.3 Aspek hukum lainnya
Bab 8 Analisa Usaha
8.1 Modal
8.2 Biaya Investasi
8.3 Harga Pokok Produksi
8.4 Prediksi Rugi Laba
8.5 Proyeksi Keuntungan
Bab 9 Kesimpulan
9.1 Penawaran Kerja Sama
9.2 Penutup
2
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Ditemukannya sebuah ladang tambang emas disebuah daerah yang sangat dekat
dengan kota Medan dan belum dilakukan penambangan secara modern tetapi
telah dimulai pengolahan secara sederhana oleh beberapa orang yang sangat
minim keahlian tentang pengolahan juga minim permodalan.
1.2 Visi
Meningkatkan hasil penambangan dan membentuk usaha tambang yang dikelola
oleh pengusaha lokal.
1.3 Misi
Menciptakan lapangan pekerjaan baru
Meningkatkan hasil produksi pengolahan
Membentuk perusahaan tambang yang kuat dengan SDM lokal.
3
Bab 2
Penjelasan Produk
2.1 Produk
Produk yang akan dihasilkan adalah emas dengan kadar murni harga sama dengan
pasar emas yang berlaku. Berdasarkan hasil uji coba beberapa sample dari empat titik
penyebaran dengan luasan sampling 3 ha diperoleh rata-rata dari 15 kg batu terkandung
0,5 gram emas.
2.2 Bahan Baku
Adapun bahan baku yang dibutuhkan dalam pengolahan emas tersebut adalah:
a. Batuan yang mengandung emas.
b. Air raksa
2.3 Cara memperoleh Bahan Baku
Dalam memperolah bahan baku saat ini produsen harus melakukan kerjasama
dengan salah satu penduduk sekitar lokasi yang mengetahui keberadaan batuan yang
mengandung emas tsb, sebelum dilakukan pembelian lahan sehingga produksi dapat
berkesinambungan .
2.4 Spesifikasi Bahan baku
Penyedian bahan baku harus sesuai dengan kapasitas produksi yang terpasang dan
sesuai sample yang diambil dari lokasi penambangan dengan cara menempatkan seorang
pekerja sortase.
2.5 Jumlah cadangan Bahan baku pada lokasi tambang.
Berdasarkan survey awal maka diketahui bahwa cadangan hanya dapat dikelola
secara sederhana dengan kapasitas pengolahan 1,5 ton batuan perhari dan dapat dilakukan
penambangan selama 2 tahun. Tetapi berdasarkan penyebaran dan jika dilakukan
perhitungan cadangan lanjutan kemungkinan luasan cadangan akan semakin besar atau
setara dengan 10 tahun produksi.
4
Bab 3
Proses Pembuatan
3.1 Persiapan pengolahan Produk
Dengan melihat kemampuan permodalan yang kecil dan panjangnya pengurusan
ijin tambang maka dilakukan strategi dengan mengeluarkan batuan secara sembunyi-
sembunyi dengan menggaji pekerja 1kg Rp 1000,- dan secara bertahap akan dilakukan
pembebasan lahan, pengurusan izin explorasi dan exploitasi. Dalam hal pengolahan
perusahaan telah memiliki mesin ball mill dengan kapasitas 60 kg/hari. Berdasarkan
perhitungan bahwa kapasitas mesin yang harus terpasang sehingga dapat menguntungkan
adalah 1,5 ton perhari maka perlu dilakukan strategi persiapan yang matang seperti
dibawah ini:
1.Menyediakan stok bahan baku awal sebesar 30 ton sebelum mesin baru masuk.
2.Melakukan pengumpulan batu secara diam-diam bekerja sama dengan petugas
lapangan yang merupakan penduduk setempat.
3.Melakukan persiapan lahan produksi dengan matang sehingga dapat beroperasi secara
aman dan nyaman.
3.Melakukan persiapan pembebasan lahan penduduk.
4.Melakukan pengurusan izin explorasi ke dinas terkait. Hal ini dilakukan setelah
permodalan dianggap mampu.
5.Mengurus perizinan exploitasi setelah dua tahun dimana izin explorasi telah habis masa
berlakunya.
5
3.2 Penataan Ruang Produksi
Penataan ruang produksi yang matang akan memudahkan proses kerja dan dapat
menghindari kejenuhan kerja, ruang kerja akan terbagi menjadi ruang bahan baku dan
ruang penimbangan bahan baku menjadi satu, ruang mc stone crusher dgn mesin ball mill
menjadi satu line dan selanjutnya ruang extraksi ( pembakaran) tersendiri, dengan
perkiraan ruangan berukuran 50 m2 sudah cukup.
Gbr 1. Tata ruang produksi
6
3.2 Flow Proses Produksi
Gbr 2. Flow proses produksi
3.3 Kapasitas produksi
Dengan menggunakan system konvensional dimana alat penghancur saat ini tidak
ada sehingga dilakukan pemecahan secara manual maka yang diperoleh hanya 30 kg
kerikil perhari dan dengan mesin ball mill yang tersedia dengan kapasitas terpasang 60 kg
batuan maka produksi rata-rata perhari 2,5 gram dengan harga dipasar saat ini Rp
250.000,-/gram atau Rp 625.000,-/hari dengan jumlah pekerja 7 orang. Oleh karena itu
dibutuhkan mesin dengan kapasitas 1,5 ton perhari berupa stone crusher dan Ball mill
yang diperkirakan seharga Rp 95.000.000,-
3.4 Peralatan
Untuk meningkatkan jumlah produksi maka dibutuhkan Peralatan yang lebih baik
adalah :
a. Stone crusher dengan kapasitas 1,5 ton / hari
b. Mesin penepung (ball mill) dengan kapasitas 1,5 ton/hari
c. Bak penampung, goni
d. Timbangan, kompor extraksi.
e. Cangkul, sekop dan martil 5 kg
7
Bab 4
Analisa Perencanaan Keuangan
4.1 Perencanaan Keuangan
Adapun rencana keuangan sebagai modal adalah sebagai berikut:
A. Pinjaman Overdraft dari bank.
Dalam hal ini dibutuhkan agunan tertentu untuk memenuhi modal kerja
selama beberapa bulan.
B. Pinjaman dari sahabat atau kerabat
Bentuk pinjaman ini diharapkan tanpa jaminan tetapi dilakukan
pembagian hasil hingga terjadi Break Even Point atau dilakukan kontrak
kerja sama dengan jangka waktu .
4.2 Biaya Produksi
4.2.1 Biaya Produksi Tetap
a. Biaya Tenaga Kerja
Dengan system produksi konvensional menggunakan ball mill, penghancuran
secara manual maka dibutuhkan 6 orang pekerja harian dan 2 orang staff dengan
perincian sebagai berikut:
Kepala ops. 1 org Rp 3.500.000,- / bln
Ahli tambang 1 org Rp 3.000.000,- / bln.
Bag. Extraksi 2 org @ Rp 2.500.000,-/bln Rp 5.000.000,-/ bln
Bag. Crusher 2 org @ Rp 1.500.000,-/bln Rp 3.000.000,-/ bln
Bag. Galian 2 org @ Rp 1.500.000,- / bln Rp 3.000.000,- / bln
_______________________________________________________________
Total Rp 17.500.000,- / bln
Dengan mengasumsikan hasil produksi 30 ton / bln dimana out put produksi 1154 kg /
hari, dengan biaya tenaga kerja Rp 673.100,-/ hari sehingga upah perkilogramnya adalah
Rp 584,- / kg.
8
b. Biaya utility
Akibat penggunaan peralatan berupa stone crusher, mesin ball mill, computer,
penerangan, pompa air dsbmaka hal ini dapat dirncikan sbb:
Listrik, minyak / bln Rp 1.300.000,-
Sewa Gedung / Rumah / bln Rp 3.000.000,-
ATK Rp 150.000,-
PAM Rp 300.000,-
________________________________________________________________________
Total Rp 4.750.000,-
Dengan mengambil 26 hari kerja dalam 1 bulan maka biaya utility per hari adalah Rp
182,700,- sehingga biaya utility per kilogram Rp 158,- / kg.
c. Biaya Penyusutan Peralatan
Mengingat adanya life time dari peralatan maka perlu dilakukan perhitungan
biaya penyusutan sbb:
Timbangan 150 kg 1 bh Harga beli Rp 3.500.000,-
Masa pakai 5 thn (1800 hari)
Biaya depresiasi / hari Rp 1945,-
Mesin crusher Q=700kg/jam Harga beli Rp 75.000.000,-
Masa pakai 5 thn ( 1800 hari)
Biaya depresiasi / hari Rp 42.000,-
Ball mill Harga beli Rp 20.000.000,-
Masa pakai 5 thn (1800 hari)
Biaya Depresiasi / hari Rp 11.200,-
Lain – Lain(cangkul, sekop dst) Rp 2.299,-
Total biaya depresiasi per hari Rp 57.500,-
Maka biaya depresiasi per gram jika 1 hari 38,5 gram produk adalah Rp1.500,-/gr
d. Biaya Perizinan
Dengan adanya biaya perizinan yang harus dilakukan perpanjangan setiap 2 tahun
maka hal ini harus dilakukan perhitungan depresiasinya terhadap produk Yaitu :
a.Biaya perizinan usaha Rp 4.250.000,- maka biaya depresiasinya Rp3.882,-/ hari atau Rp
9
1,56,- / kg maka total biaya depresiasi adalah Rp 5,-/ kg
4.3.2 Biaya Produksi Tidak Tetap
a. Biaya bahan baku
Berdasarkan plan kemampuan mesin 1154 kg / hari maka bahan baku harus tersedia
adalah 1,5 ton/ hari dengan upah penambangan Rp 1000,-/kg maka Rp 1.500.000,-/hari
dan untuk mengangkut batuan ke lokasi produksi diperlukan biaya Rp 500.000,-/ hari
maka total biaya material adalah Rp 2.000.000,-/hari
b. Biaya material extraksi
Untuk menghasilkan emas murni dibutuhkan bahan extraksi yaitu air raksa yang
dapat dipakai berulang kali maka diasumsikan untuk kebutuhan 1 bulan adalah 3 kg @
Rp 900.000,- atau Rp 2.700.000,- / bulan atau Rp 103.850,-/hari
4.3 Total Biaya Produksi
Dari perincian diatas maka total biaya produksi untuk membuat 38,5 gram emas
adalah :
a. Biaya bahan baku Rp 2.000.000,- / kg
b. Biaya extraksi Rp 103.850,- / kg
c. Biaya Utility Rp 182,700,- / kg
d. Biaya Tenaga Kerja Rp 673.100,- / kg
e. Depresiasi Alat Rp 57.500,- / kg
f. Biaya izin Rp 1,56,- /kg
Total Rp3.017.306 ,- / kg
Maka biaya produksi per gram dengan total produksi 1 hari 38,5 gram (Rp 9.625.000,-)
adalah : Rp 78.400,-/gr
4.4 Perencanaan Harga jual
Jika dipasar saat ini harga rata-rata Rp 250.000,-/gr dan mengingat harus adanya
profit shearing antara perusahaan produsen dengan penanam modal maka harus dicari
strategi waktu penjualan.
10
Bab 5
Pemasaran
5.1 Kondisi Pasar
Saat ini harga emas terus melambung sesuai dengan kondisi moneter sehingga
perlu dilakukan pengawasan terhadap kondisi moneter dan hari hari besar. Dalam hal ini
tidak perlu ada kecemasan yang besar.
5.2 Peluang dan Kesempatan
A. Kendala
Mengingat besarnya modal yang dibutuhkan dan adanya minimum produksi agar
diperoleh provit yang bagus maka perlu dilakukan penarikan investor dengan perhitungan
pembagian provit yang jelas. Selain itu tidak mungkin secara terus menerus dilakukan
penambangan tersembunyi maka perlu dilakukan pengurusan ijin setelah total cadangan
dapat dihitung, maka hal ini jelas akan menambah cost produksi yang berakibat terhadap
penurunan provit tetapi hal ini tidak menjadi masalah besar.
B.Peluang
Dengan kondisi saat ini, dimana tidak adanya persaingan dalam hal penguasaan lahan
tambang dan minimnya pengetahuan masyarakat sekitarnya serta adanya lahan dengan
luas 1,5 ha yang akan dilepas oleh masyarakat diareal tersebut maka dapat memuluskan
perusahaan untuk melakukan penambangan secara continue.
5.3 Persaingan
Setelah melakukan peninjauan lokasi dan pemetaan lokasi didapat data sementara
bahwa telah pernah ada survey yang dilakukan oleh perusahaan jepang dibuktikan dengan
adanya titik triangulasi dilokasi tersebut.
5.4 Strategi Bisnis
A. Tujuan
Merupakan hasil jangka panjang yang akan dicapai dalam usaha produksi
emas
B. Sasaran
Bisnis tambang emas ini diharapkan dapat memberikan keuntungan yang lebih baik
kepada produsen dan pihak pihak yang terlibat baik secara financial maupun social
kemasyarakatan.
11
C. Target
Dalam hal ini yang menjadi target utama produksi adalah meningkatkan jumlah
produksi, memiliki lahan konsesi tambang yang syah.sehingga dapat dilanjutkan dengan
penambangan galian c yang ada di lokasi tersebut.
D. Penggalangan relasi
Untuk mensukseskan bisnis ini dilakukan penggalangan kepada :
Pemilik lahan sebagai penyedia bahan baku: Hal ini harus dilakukan sehingga
ketersedian bahan baku terjamin, sebelum lahan tersebut menjadi hak milik.
Pemilik modal atau investor.
Pemerintah daerah setempat
12
Bab 6
Management Perusahaan
6.1 Struktur Perusahaan
Dalam hal ini perusahaan yang sudah ada dalam bentu perusahaan komanditer
dengan nama perusahaan “ CV.BONK ADHA” dengan struktur organisasi sebagai
berikut:
Direktur Utama/Ka. Ops : Khairul Fadli
Staf Ahli Tambang : Ir. M. Syamsir Pane
Bagian Extraksi/Pengolahan : Indra Saputra
: Edi Syahputra Wibowo
Bag. Mc. Crusher : Riyanto Rahmad
: Heru Irawadi
Bag. Galian Tambang : Bp. Ali Sitepu
: Malik Ibrahim
6.2 Job Deskription
Adalah pembagian tugas dan wewenang setiap jabatan sehingga tidak terjadi
duialisme atau lebih perintah dilapangan.
6.3 Kualifikasi Tenaga Kerja
Dalam perekrutan tenaga kerja perlu diperhatikan prilaku dan keahlian calon
tenaga kerja .
6.4 Sistem Pengembangan dan Kompensasi
Saat perusahaan semakin berkembang dan jumlah item produk meningkat maka
sudah selayaknya dilakukan perhitungan terhadap kompensasi yang diterima oleh
karyawan sehingga loyalitas juga meningkat. Begitu juga dengan pembagian keuntungan
untuk para investor. Dalam hal ini perusahaan menawarkan system bagi hasil dengan cara
sbb:
a. Pembagian dengan 70 % perusahaan dan 30 % penanam modal.
b. Modal tidak dapat ditarik sebelum 1 tahun.
c. Perusahaan akan memberikan laporan keuangan setiap bulannya.
13
Bab 7
Aspek Hukum dan Legalitas
A. Aspek legalitas.
Mengingat mahalnya biaya pengurusan ijin yang akan dikeluarkan dan rumitnya
pengurusan maka dalam hal ini perusahaan memanfaatkan izin pengolahan / perdagangan
pupuk dengan nama “CV. BONK ADHA” tetapi jika dalam satu tahun pertama dapat
dilalui dengan jumlah produksi yang tetap sesuai perencanaan maka perusahaan akan
mengurus ijin explorasi hingga exploitasi.
B. Legalitas
Secara legalitas formal CV.BONK ADHA” merupakan perusahaan komanditer
yang telah memiliki Akte Pendirian ( dikeluarkan oleh kantor notaries ERNAWATY
LUBIS Jl. Sungai Deli, Medan),dan SIUP, TDP, dan HO.(dikeluarkan oleh Dinas
Perdagangan dan Industri Medan) (terlampir). Karena wilayah kerja nantinya di Deli
Serdang maka perusahaan akan mendaftarkan perusahaan ke Kantor Dinas Perindustrian
dan perdagangan, Deli Serdang.
C. Aspek Hukum Lainnya
Sesuai paparan diatas dimana perusahaan belum memiliki izin dari Dinas
pertambangan dan Energi serta dari Departemen Pertambangan Kanwil Sumatera Utara
karena mahal dan lamanya pengurusan maka perlu kiranya dilakukan strategi izin
sehingga produksi dapat berjalan dengan cara mengurus izin pertambangan galian C
sehingga biaya akan lebih murah.
14
Bab 8
Analisa Usaha
8.1 Modal
Berlandaskan perencanan kemampuan produksi 1,5 ton / hari maka dapat
dilakukan perincian modal usaha sebagai berikut.
1. Modal Tetap (Pokok)
a. Mc stone crusher Rp 75.000.000,-
b. Mesin Ball mill Rp 20.000.000,-
c. Timbangan 150 kg 2 bh Rp 3.500.000,-
d. Martil, cangkul, bak tampung, goni Rp 1.100.000,-
Rp 99.600.000,-
2. Modal Berkala
a. Sewa gedung, Rp 3.000.000,-
b. Biaya listrik, minyak, air Rp 1.600.000,-
c. Biaya ATK Rp 150.000,-
d. Transport Rp 13.000.000,-
e. Bahan Baku untuk 39 ton/bln Rp 39.000.000,-
f. Kimia extraksi Rp 2.700.000,-
g. Upah Kerja Rp 17.500.000,-
Rp 76.950.000,-
Total modal investasi pada bulan pertama adalah Rp 176.550.000,- / bln.
8.2 Harga Pokok Produksi
berdasarkan perhitungan sebelumnya bahwa harga pokok produksi adalah Rp
78.400,-/gr. Sedangkan harga per gram saat ini adalah Rp 250.000,-
8.3 Prediksi Rugi Laba
Dengan assumsi hasil produksi bulan pertama dengan jumlah bahan baku 25 ton
adalah 833 gr maka secara rincian rugi-laba nya adalah sebagai berikut :
a. Biaya produksi per gr Rp 78.400 ,-
b. Harga jual per gr Rp 250.000,-
maka keuntungan per gr Rp 171.600,-
Sehingga keuntungan pada bulan pertama adalah Rp 142.942.800,-
15
Dengan melihat kemampuan produksi diatas 39 ton / bln atau dengan biaya tenaga kerja,
utility, dan depresiasi alat tetap maka keuntungan maksimum dalam 1 bulan akan lebih
dari Rp 223.470.000,-
8.4 Proyeksi Keuntungan
Dengan memasukkan hasil produksi dan nilai keuntungan per bulan maka dapat
dilakukan pentabelan dimana modal tetap Rp 12.550.000,- dan proyeksi hasil sbb:
Bln
ke.
Modal(Rp) Jlh produksi Provit
Tetap Berkala Baku modal Ton gr Biaya prod.
Rp78.400/gr
Hasil jual
Rp250.000/gr
Provit
1 0 0 0 0 0
2 25 833 65.307.200,- 208.250.000,- 142.942.800,-
3 25 833 65.307.200,- 208.250.000,- 142.942.800,-
4 25 833 65.307.200,- 208.250.000,- 142.942.800,-
5 30 1000 78.400.000,- 250.000.000,- 171.600.000,-
6 30 1000 78.400.000,- 250.000.000,- 171.600.000,-
7 30 1000 78.400.000,- 250.000.000,- 171.600.000,-
8 35 1167 91.492.800,- 291.750.000,- 200.257.200,-
9 35 1167 91.492.800,- 291.750.000,- 200.257.200,-
10 35 1167 91.492.800,- 291.750.000,- 200.257.200,-
11 40 1333 104.507.200,- 333.250.000,- 228.742.800,-
12 40 1333 104.507.200,- 333.250.000,- 228.742.800,-
13 40 1333 104.507.200,- 333.250.000,- 228.742.800,-
Dengan melihat table diatas maka pada bulan pertama dianggap belum produksi,
selanjutnya pada bulan ke dua telah berproduksi normal sehingga keuntungan bersih
pertahun jika dibarengi dengan peningkatan jumlah produksi dengan biaya tetap dan
biaya lainnya (biaya sewa gedung, biaya listrik, biaya ATK, transport, upah kerja,) juga
tetap adalah :
Rp 2.230.628.400,- . Dengan system bagi hasil untuk investor sebesar 30% atau setara
dengan : Rp 669.188.520,-/ tahun atau Rp 55.765.710,-/bulan. Dimana modal tambahan
sementara yang dibutuhkan sebesar Rp 300.000.000,- maka investor akan memperoleh
keuntungan maksimum sebesar 18,58 % perbulan (Rp 55.765.710,-) dan dalam tempo 6
bulan investor telah pulang modal dan dalam satu tahun telah menerima keuntungan
100%.
16
Bab 9
Kesimpulan
9.1 Penawaran Kerja sama Investasi
Berdasarkan perhitungan diatas maka usaha ini pada dasarnya sangat
menguntungkan dan kecil resiko rugi, tetapi karena kecilnya modal yang dimiliki
sehingga banyak sekali kekurangan yang dimiliki oleh perusahaan antara lain belum
diurusnya izin pertambangan sehingga pekerjaan penambangan dilakukan secara
sembunyi maka resiko biaya produksi meningkat dan penghentian penambangan sangat
lah besar , hal ini dapat menyebabkan mengecilnya keuntungan karena adanya biaya tak
terduga. Oleh karena tersebut diatas maka perusahaan menawarkan kerja sama investasi
kepada para investor dengan system bagi hasil dimana permodalan yang dibutuhkan Rp
300.000.000,- dimana persentasi penawaran bagi hasilnya adalah sebagai berikut:
A. Jika Seorang investor menginvestasikan dananya sebesar Rp 300.000.000,- maka:
1. Pembagian hasil adalah 30% dari keuntungan bersih
2. Modal setor tidak dapat ditarik sebelum 1 tahun.
3. Berdasarkan perhitungan Break Event Point diatas dimana setelah 6 bulan
investor BEP dan dalam tempo 1 tahun telah menarik keuntungan bersih
selama 6 bulan maka pada tahun berikutnya pembagian % keuntungan akan
diperbaharui kembali menjadi 20% dari keuntungan. Pada point ini akan
berlaku selam perusahaan berjalan.
4. Apabila pada tahun berjalan investor menarik seluruh modal investasinya maka
perjanjian bagi hasil batal sehingga investor tidak lagi menerima %
keuntungan.
B. Jika Seorang investor menginvestasikan dananya sebesar Rp150.000.000,- maka:
1. Pembagian hasil adalah 15% dari keuntungan bersih
2. Modal setor tidak dapat ditarik sebelum 1 tahun.
3. Berdasarkan perhitungan Break Event Point diatas dimana setelah 6 bulan
investor BEP dan dalam tempo 1 tahun pertama telah menarik keuntungan
bersih selama 6 bulan maka pada tahun berikutnya pembagian % keuntungan
akan diperbaharui kembali menjadi 10% dari keuntungan.
4. Apabila pada tahun berjalan investor menarik seluruh modal investasinya maka
17
perjanjian bagi hasil batal sehingga investor tidak lagi menerima %
keuntungan.
C. Jika dalam proses usaha tutup maka segala inventaris perusahaan akan dilelang dan
hasilnya akan dibagikan kepada seluruh investor secara proporsional.
D. Segala perjanjian investasi akan dilakukan didepan notaris yang ditunjuk oleh
perusahaan.
9.2 Penutup
Demikianlah proposal bussines plan di buat semoga pihak yang terpilih sebagai
patner kerja sama dapat mempelajarinya dengan seksama , cermat, cepat dan akurat.
Tidak lupa memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT sehingga proposal ini
dapat disusun dengan baik.
Atas perhatian, kesempatan dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Medan, 6 Agustus 2009
( K h a i r u l F a d l i )
18
19