senin, 17 april 2017 utama apresiasi jokowi untuk …gelora45.com/news/sp_20170417_03.pdfpenuh...

1
3 Suara Pembaruan Senin, 17 April 2017 Utama Terkait halaman >25 [JAKARTA] Pembangunan Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari tidak bisa dilepaskan dari sosok Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mengapresiasi kerja keras Basuki, yang telah menyele- saikan pembangunan masjid milik Pemprov DKI di Jakarta Barat ini. Presiden mengatakan, dirinya pada 2013 lalu mela- kukan peletakan batu perta- ma pembangunan Masjid Raya tersebut saat menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Saat itu, Ahok menjabat sebagai wakil gubernur. “Sewaktu menjabat gubernur DKI Jakarta, saya yang meletakkan batu perta- ma pembangunan masjid ini pada 2013, karena Jakarta belum mempunyai masjid raya. Setelah peletakan batu pertama, pembangunan mas- jid diselesaikan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dan alhamdulillah masjid ini telah selesai 100%,” kata Presiden Jokowi pada peresmian Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari di Jakarta, Sabtu (15/4). Presiden mengaku senang masjid yang dibangun meng- gunakan dana APBD DKI Jakarta sebesar Rp 165 miliar itu sarat ornamen khas Betawi. Apalagi mengguna- kan nama ulama terkemuka KH Hasyim Asy’ari, yang sekaligus pendiri organisasi kemasyarakatan (ormas) terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU). “Saya senang, masjid ini penuh dengan ornamen-or- namen khas Betawi. Dan, memang saat itu kita minta ada ornamen gigi belalang di setiap tiangnya, ada pagar langkang. Ini juga khas Betawi, dan bangunannya berasal dari ide rumah papan, yang juga khas Betawi. Ini hampir seluruhnya kekhasan karakter Betawi itu dimun- culkan di Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari di Jakarta,” jelas dia. Dia juga berterima kasih kepada jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atas rampungnya pembangunan masjid raya pertama di Jakarta. Sebab Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari menjadi bukti komitmen pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menghar- gai hak beribadah umat Islam sebagai pilar utama bangsa ini. “Saya sebagai presiden mengucapkan terima kasih dan selamat atas tuntasnya pembangunan masjid raya ini. Ini adalah hasil kerja sama antara Pemprov DKI yang didukung DPRD. Semuanya telah memberikan support luar biasa sehingga dalam waktu tiga tahun, masjid ini boleh selesai,” kata Presiden Jokowi. Tak Terkait Politik Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono mem- bantah peresmian Masjid KH Hasyim Asy’ari di Pesakih, Daan Mogot, Jakarta Barat, akhir pekan lalu berkaitan dengan politik ataupun Pilgub DKI Jakarta putaran kedua. Semula peresmian masjid tersebut akan dilaksanakan pada Minggu (16/4). Namun, karena ada kesibukan lain yang harus dilaksanakan Presiden Jokowi, peresmian masjid tersebut dilakukan pada Sabtu. “Biar cepat, daripada mundur repot. Karena beliau (Presiden) ada kesibukan lain, semalam baru dapat info jadi maju saja,” ujar Sumarsono sebelum peresmian Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari. Masjid KH Hasyim Asy’ari sendiri selesai pem- bangunannya pada tahun 2017 ini dan dibangun oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta. Masjid ini menjadi salah satu masjid raya yang ada di DKI Jakarta setelah Jakarta Islamic Center (JIC) di Koja, Jakarta Utara, dan Masjid Istiqlal di Jakarta Pusat. [B-1/D-14] Apresiasi Jokowi untuk Ahok SP/JOANITO DE SAOJOAO Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat peresmian Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari di Jakarta Barat, Sabtu (15/4). Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari dibangun di atas lahan seluas 2,4 hektare dengan luas bangunan 1,7 hektare berkapasitas sekitar 16.000 orang jamaah. [JAKARTA] Menjelang pemungutan suara Pilgub DKI Jakarta 20176 putaran kedua pada Rabu (19/4) mendatang, tren elektabilitas pasangan Basuki T Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) menun- jukkan peningkatan. Dua survei terakhir menunjukkan pasangan petahana tersebut mengungguli lawannya, pasangan Anies Baswedan- Sandiaga Uno (Anies-Sandi). Lembaga survei politik Intrans merilis hasil risetnya di media sosial. Hasilnya, elektabilitas Ahok-Djarot mengungguli Anies-Sandi. Direktur Intrans, Andi Saiful Haq, Senin (17/4) mengung- kapkan, pihaknya melacak sejauh mana rekaman data respons terhadap konten kam- panye di media sosial oleh dua paslon, bisa menunjukkan elektabilitas dan kecenderung- an pemilih. Intrans membuat katego- risasi dan klasterisasi, serta melakukan analisis di masing -masing 50 konten terbaik dari pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandi. Hasilnya cukup meyakinkan dan konsisten dengan melalui beberapa kali uji coba, termasuk komparasi dengan riset kuantitatif. “Meskipun dalam margin selisih yang sangat tipis, hasil studi Intrans ini menunjukkan bahwa pasangan nomor 2 (Ahok-Djarot) akan memenangi Pilgub DKI Jakarta 2017 dengan angka 52,01%, meng- ungguli paslon 3 (Anies-Sandi) yang meraih suara sebesar 47,99%,” ungkap Andi Saiful Haq dalam keterangannya. “Melalui simulasi dengan memasukkan berbagai faktor yang terbaca dari konten dan kejadian terbaru, dalam kon- disi minimal, pasangan nomor urut 2 masih unggul sebesar 50,1%, dibandingkan paslon nomor urut 3 yang bisa men- capai angka tertinggi 49,9%,” sambungnya. Namun, Intrans mengga- risbawahi bahwa kubu Ahok- Djarot masih memiliki tugas berat untuk menghilangkan tekanan psikologis. Menjelang hari pencoblosan, terlihat tekanan itu tidak dilonggarkan sama sekali, bahkan semakin meningkat. “Dan berujung pada insiden yang menimpa Djarot di salah satu masjid di Tebet,” imbuhnya. Menurutnya, di putaran pertama, Anies-Sandi terlalu sibuk menikmati momentum Ahok-Djarot yang terdesak dengan isu agama dan etnis. Belakangan, publik Jakarta mulai jenuh dengan politisasi agama. Survei Charta Politika Sebelumnya, survei Charta Politika juga menunjukkan tingkat elektabilitas Ahok- Djarot di atas Anies-Sandi. Pasangan petahana tersebut diprediksi unggul di empat wilayah. Sedangkan, Anies Baswedan-Sandiaga Uno hanya unggul pada satu wilayah. Direktur Eksekutif Yunarto Wijaya, akhir pekan lalu, mengatakan, pasangan Basuki-Djarot unggul di wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur. Sementara, pasangan Anies-Sandi unggul di Jakarta Selatan. Di Jakarta Pusat, merujuk survei Charta Politika, Ahok- Djarot unggul 54,5% diban- dingkan 40,3% dukungan bagi lawannya, dan responden tidak tahu 5,2%. Kemudian, Jakarta Utara, Ahok-Djarot didukung 57,3%, Anies-Sandi 32,5%, serta 10,3% respon- den tidak tahu. Di Jakarta Barat Ahok- Djarot mendapat elektabilitas 49,5%, sementara Anies-Sandi 39,2%, dan 11,3% tidak tahu. Selanjutnya, Jakarta Timur Basuki-Djarot 46,7%, Anies- Sandi 45,3%, serta responden yang tidak tahu 8%. “Sedangkan, di Jakarta Selatan, pasangan Anies-Sandi unggul 59,9%, Ahok-Djarot 35,2%, dan tidak tahu 4%,” ujar Yunarto. Ia menyampaikan, Charta Politika menggelar survei preferensi politik masyarakat DKI Jakarta jelang Pilgub putaran kedua, dengan jumlah sampel 782 responden dari 1.000 responden, mulai 7 sampai 12 April 2017. Survei menggunakan metode acak bertingkat dengan margin of error sebesar 3,5%. [MJS/BAM/A-17] Tren Elektabilitas Ahok Meningkat

Upload: nguyencong

Post on 14-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Senin, 17 April 2017 Utama Apresiasi Jokowi untuk …gelora45.com/news/SP_20170417_03.pdfpenuh dengan ornamen-or-namen khas Betawi. Dan, memang saat itu kita minta ada ornamen gigi

3Sua ra Pem ba ru an Senin, 17 April 2017 Utama

Terkait halaman >25

[JAKARTA] Pembangunan Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari tidak bisa dilepaskan dari sosok Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mengapresiasi kerja keras Basuki, yang telah menyele-saikan pembangunan masjid milik Pemprov DKI di Jakarta Barat ini.

Presiden mengatakan, dirinya pada 2013 lalu mela-kukan peletakan batu perta-ma pembangunan Masjid Raya tersebut saat menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Saat itu, Ahok menjabat sebagai wakil gubernur.

“Sewaktu menjabat gubernur DKI Jakarta, saya yang meletakkan batu perta-ma pembangunan masjid ini pada 2013, karena Jakarta belum mempunyai masjid raya. Setelah peletakan batu pertama, pembangunan mas-jid diselesaikan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dan alhamdulillah masjid ini telah selesai 100%,” kata Presiden Jokowi pada peresmian Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari di Jakarta, Sabtu (15/4).

Presiden mengaku senang

masjid yang dibangun meng-gunakan dana APBD DKI Jakarta sebesar Rp 165 miliar itu sarat ornamen khas Betawi. Apalagi mengguna-kan nama ulama terkemuka

KH Hasyim Asy’ari, yang sekaligus pendiri organisasi kemasyarakatan (ormas) terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU).

“Saya senang, masjid ini

penuh dengan ornamen-or-namen khas Betawi. Dan, memang saat itu kita minta ada ornamen gigi belalang di setiap tiangnya, ada pagar langkang. Ini juga khas

Betawi, dan bangunannya berasal dari ide rumah papan, yang juga khas Betawi. Ini hampir seluruhnya kekhasan karakter Betawi itu dimun-culkan di Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari di Jakarta,” jelas dia.

Dia juga berterima kasih kepada jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atas rampungnya pembangunan masjid raya pertama di Jakarta. Sebab Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari menjadi bukti komitmen pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menghar-gai hak beribadah umat Islam sebagai pilar utama bangsa ini.

“Saya sebagai presiden mengucapkan terima kasih dan selamat atas tuntasnya pembangunan masjid raya ini. Ini adalah hasil kerja sama antara Pemprov DKI yang didukung DPRD. Semuanya telah memberikan support luar biasa sehingga dalam waktu tiga tahun, masjid ini boleh selesai,” kata Presiden Jokowi.

Tak Terkait PolitikSementara itu, Pelaksana

Tugas (Plt) Gubernur DKI

Jakarta, Sumarsono mem-bantah peresmian Masjid KH Hasyim Asy’ari di Pesakih, Daan Mogot, Jakarta Barat, akhir pekan lalu berkaitan dengan politik ataupun Pilgub DKI Jakarta putaran kedua.

Semula peresmian masjid tersebut akan dilaksanakan pada Minggu (16/4). Namun, karena ada kesibukan lain yang harus dilaksanakan Presiden Jokowi, peresmian masjid tersebut dilakukan pada Sabtu.

“Biar cepat, daripada mundur repot. Karena beliau (Presiden) ada kesibukan lain, semalam baru dapat info jadi maju saja,” ujar Sumarsono sebelum peresmian Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari.

Masjid KH Hasyim Asy’ari sendiri selesai pem-bangunannya pada tahun 2017 ini dan dibangun oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta. Masjid ini menjadi salah satu masjid raya yang ada di DKI Jakarta setelah Jakarta Islamic Center (JIC) di Koja, Jakarta Utara, dan Masjid Istiqlal di Jakarta Pusat. [B-1/D-14]

Apresiasi Jokowi untuk Ahok

SP/Joanito De SaoJoao

Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat peresmian Masjid Raya KH Hasyim asy'ari di Jakarta Barat, Sabtu (15/4). Masjid Raya KH Hasyim asy'ari dibangun di atas lahan seluas 2,4 hektare dengan luas bangunan 1,7 hektare berkapasitas sekitar 16.000 orang jamaah.

[JAKARTA] Menjelang pemungutan suara Pilgub DKI Jakarta 20176 putaran kedua pada Rabu (19/4) mendatang, tren elektabilitas pasangan Basuki T Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) menun-jukkan peningkatan. Dua survei terakhir menunjukkan pasangan petahana tersebut mengungguli lawannya, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno (Anies-Sandi).

Lembaga survei politik Intrans merilis hasil risetnya di media sosial. Hasilnya, elektabilitas Ahok-Djarot mengungguli Anies-Sandi. Direktur Intrans, Andi Saiful Haq, Senin (17/4) mengung-kapkan, pihaknya melacak sejauh mana rekaman data respons terhadap konten kam-panye di media sosial oleh dua paslon, bisa menunjukkan elektabilitas dan kecenderung-an pemilih.

Intrans membuat katego-risasi dan klasterisasi, serta melakukan analisis di masing-masing 50 konten terbaik dari pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandi. Hasilnya cukup meyakinkan dan konsisten dengan melalui beberapa kali uji coba, termasuk komparasi dengan riset kuantitatif.

“Meskipun dalam margin selisih yang sangat tipis, hasil studi Intrans ini menunjukkan bahwa pasangan nomor 2 (Ahok-Djarot) akan memenangi Pilgub DKI Jakarta 2017 dengan angka 52,01%, meng-

ungguli paslon 3 (Anies-Sandi) yang meraih suara sebesar 47,99%,” ungkap Andi Saiful Haq dalam keterangannya.

“Melalui simulasi dengan memasukkan berbagai faktor yang terbaca dari konten dan kejadian terbaru, dalam kon-disi minimal, pasangan nomor urut 2 masih unggul sebesar 50,1%, dibandingkan paslon nomor urut 3 yang bisa men-capai angka tertinggi 49,9%,” sambungnya.

Namun, Intrans mengga-risbawahi bahwa kubu Ahok-Djarot masih memiliki tugas berat untuk menghilangkan tekanan psikologis. Menjelang hari pencoblosan, terlihat tekanan itu tidak dilonggarkan sama sekali, bahkan semakin meningkat. “Dan berujung pada insiden yang menimpa Djarot di salah satu masjid di Tebet,” imbuhnya.

Menurutnya, di putaran pertama, Anies-Sandi terlalu sibuk menikmati momentum Ahok-Djarot yang terdesak dengan isu agama dan etnis. Belakangan, publik Jakarta mulai jenuh dengan politisasi agama.

Survei Charta PolitikaSebelumnya, survei Charta

Politika juga menunjukkan tingkat elektabilitas Ahok-Djarot di atas Anies-Sandi. Pasangan petahana tersebut diprediksi unggul di empat wilayah. Sedangkan, Anies Baswedan-Sandiaga Uno hanya unggul pada satu wilayah.

Direktur Eksekut i f Yunarto Wijaya, akhir pekan lalu, mengatakan, pasangan Basuki-Djarot unggul di wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur. Sementara, pasangan Anies-Sandi unggul di Jakarta Selatan.

Di Jakarta Pusat, merujuk survei Charta Politika, Ahok-Djarot unggul 54,5% diban-dingkan 40,3% dukungan bagi lawannya, dan responden tidak tahu 5,2%. Kemudian, Jakarta Utara, Ahok-Djarot didukung 57,3%, Anies-Sandi 32,5%, serta 10,3% respon-den tidak tahu.

Di Jakarta Barat Ahok-Djarot mendapat elektabilitas 49,5%, sementara Anies-Sandi 39,2%, dan 11,3% tidak tahu. Selanjutnya, Jakarta Timur Basuki-Djarot 46,7%, Anies-Sandi 45,3%, serta responden yang tidak tahu 8%.

“Sedangkan, di Jakarta Selatan, pasangan Anies-Sandi unggul 59,9%, Ahok-Djarot 35,2%, dan tidak tahu 4%,” ujar Yunarto.

Ia menyampaikan, Charta Politika menggelar survei preferensi politik masyarakat DKI Jakarta jelang Pilgub putaran kedua, dengan jumlah sampel 782 responden dari 1.000 responden, mulai 7 sampai 12 April 2017. Survei menggunakan metode acak bertingkat dengan margin of error sebesar 3,5%. [MJS/BAM/A-17]

Tren Elektabilitas Ahok Meningkat