penerapan ornamen tradisional bali pada produk …
TRANSCRIPT
1
PENERAPAN ORNAMEN TRADISIONAL BALI PADA PRODUK GITAR
SEBAGAI PENUNJANG NILAI ESTETIK
OLEH:
N Suradman Nim : 200807002
Program Studi Kriya Seni
Minat Utama Kriya Kayu
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT SENI INDONESIA
DENPASAR
2013
E-mail Pencipta : [email protected]
ABSTRAK
PENERAPAN ORNAMEN TRADISIONAL BALI PADA PRODUK GITAR SEBAGAI PENUNJANG NILAI
ESTETIK
Musik selalu mejadi bagian dalam kehidupan manusia. Curahan hati para musisi digambarkan melalui seni
musik dengan berbagai alat musik. Begitu banyak jenis-jenis alat musik namun kebanyakan musisi tidak dapat lepas dari
alat musik gitar, dan gitar merupakan instrumen musik yang paling banyak digemari serta dimainkan oleh sebagian besar
masyarakat pencinta musik. Hampir semua usia mengenal gitar, namun di bali masih sangat jarang ditemui kriyawan
yang membuat alat musik gitar. Oleh karena itu, mengembangkan produk gitar sangatlah memiliki prospek yang baik
untuk kedepannya khusunya di bali. Dengan menerapkan ornamen tradisional bali untuk mendapatkan kesan keunikan
pada penampilan karya gitar, dimana hiasan yang dipadukan dengan bunyi yang dihasilkan oleh gitar menjadi hal yang
menarik. Dalam pembuatan produk gitar tentunya harus mengunakan bahan dari kayu-kayu yang memiliki serat padat
dan tidak mudah berubah bentuk. Adapun bahan-bahan yang dapat dipakai dan mudah ditemukan khususnya di bali
adalah kayu mahoni, sonokeling, waru, nangka dan jati. Untuk pembuatan hiasan ornamen mengunakan bahan dari
tulang, tanduk, kayu areng, dan logam karena pemanfaatan bahan tersebut masih sangat jarang di gunakan untuk
menghias gitar. Proses pengerjan gitar tentunya mengunakan teknik kekriyaan yang tinggi untuk mendapatkan nada/nilai
pakai yang baik. Dalam tugas akhir ini pencipta mewujudkan sepuluh gitar yang berisi hiasan ornamen bali dengan
berbagai pertimbangan agar hiasan tidak menggangu pengguna gitar dan mendapatkan niali estitik yang tinggi.
Kata Kunci: Ornamen Tradisional Bali Pada Produk Gitar.
ABSTRACT
APPLICATION OF BALI TRADITIONAL ORNAMENTS ON GUITAR PRODUCTS FOR SUPPORTING
AESTHETIC VALUE
Music has been a part of human life. Every feelings of musician would be drawn through music in different
kinds of music instruments. There are a lot of them yet not little of them are using guitar, and guitar has been most
favorite one music instrument to most music lovers. Almost all ages know guitars, yet in bali only a few crafters would
make it. For that developing a guitar product has a good prospect for the future especially in Bali. By applying Balinese
traditional ornaments to get its unique sense where its decorations combined with the sound produced by the guitar
becomes one interesting craftwork. In this production for sure uses wood as it has a good fiber and won’t shift its own
shape. There are also other kinds of materials that can be used and found easily in Bali such as mahogany, sonokeling,
2
waru, jackfruit tree and jati wood. For its ornament creation there will be bones, tanduk, areng wood and metals to be
used as it is very rare applied for it. The process of the production will use a high craft technique so it has a good note
produced in a good product. In this thesis, the creator produces ten guitars with Balinese ornaments with care so the
ornaments decorations won’t disturb the guitar user and will have a high aesthetic value.
Key words: Traditional Balinese Ornaments On Guitar Products.
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kumpulan lantunan nada yang menyatu menjadi suatu komposisi yang harmonis dihasilkan oleh alat-alat musik
tentunya selalu menjadi bentuk ekspresi dari perasaan terdalam para musisi. Dari jaman dulu sampai sekarang musik
sangat digemari oleh masyarakat maupun oleh para bangsawan termasuk para raja (http://w0ngt3g4l.wordpress.com).
Aliran musikpun beraneka ragam mulai dari gamelan, keroncong, Pop, Dangdut, Hip Pop apapun alirannya ternyata
musik sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Musik pada dasarnya untuk menghibur serta mengekspresikan diri dari
rasa sedih ataupun saat bahagia.
Begitu banyak orang yang bergelut ke dalam dunia musik, namun mayoritas masyarakat yang suka bermain
instrumen biasanya berakhir dengan gitar. Gitar merupakan instrumen musik yang paling banyak digemari dan dimainkan
oleh sebagian besar masyarakat dunia, hampir semua usia mengenal gitar. Dengan keharmonisan oleh sebuah alat musik
gitar mampu mengiringi ketika bernyanyi tanpa takut kehilangan irama dari lagu tersebut. Maka dari itu gitar selalu ada
dalam berbagai genre musik, dan merupakan unsur terpenting dalam sebuah band.
Gitar adalah sebuah alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik, umumnya menggunakan jari
maupun plektrum. Gitar secara tradisional dibentuk dari berbagai jenis kayu dengan senar yang terbuat dari nilon maupun
baja. Seiring perkembangan jaman, gitar juga dibuat dari material polikarbonat. Secara umum gitar terbagi atas dua jenis
yaitu akustik dan elektrik. Gitar akustik dengan bagian badannya yang berlubang (hollow body), telah digunakan selama
ribuan tahun. Ada tiga jenis material utama gitar akustik modern yaitu gitar akustik senar-nilon, gitar akustik senar-baja,
dan gitar archtop. Gitar klasik umumnya dimainkan sebagai instrumen solo menggunakan teknik fingerpicking
komprehensif. Sementara itu gitar elektrik, diperkenalkan pada tahun 1930an, bergantung pada penguat yang secara
elektronik mampu memanipulasi bunyi gitar. Pada permulaan penggunaannya, gitar elektrik menggunakan badan
berlubang (hollow body), namun kemudian penggunaan badan padat (solid body) dirasa lebih sesuai
(http://id.wikipedia.org/wiki/Gitar).
Bentuk dari alat musik petik ini telah berkembang seiring perkembangan jaman dan perkembangan genre musik
yang semakin berkembang pesat sehinga berbagai bentuk yang lembut hinga menakutkan pun tercipta. Kecintaan gitaris
kepada gitarnya karena bentuk yang sesuai dengan jenis musik yang disukainya sehinga menambah motivasi untuk
memainkannya, lebih jauh lagi membawa daya tarik para penonton. Tentunya para gitaris yang mengusung genre musik
cadas seperti metal, rock, dan berbagai genre musik keras lainya akan memilih gitar yang bentuk runcing atau memiliki
karakter yang menakutkan, dan sebaliknya para gitaris atau pencinta genre musik blues, country, jazz, clasik rock dan
sejenisnya akan tidak menyukai bentuk gitar yang menakutkan, namun menyukai bentuk-bentuk gitar yang masih
menyerupai gitar klasik.
Pengaruh suatu genre musik maupun bentuk gitar yang dipakai para gitaris idola dan budaya yang dekat pada
setiap pencinta gitar menimbulkan rasa panatik terhadap suatu bentuk gitar itu sendiri, maka munculah ide untuk
pengembangan bentuk dan variasi pada gitar dengan menambahkan motif /ornamen tradisional Bali, serta
memperkenalkan kembali motif /ornamen Bali terhadap dunia luas khususnya dunia musik. Adapun motif yang dipakai
dalam menghias produk gitar kali ini memilih motif /ornamen patra pungel, karena patra pungel sangat memungkinkan
untuk di kembangkan dalam penerapanya. Patra pungel mengambil bentuk dasar liking paku (sejenis flora,
lengkung-lengkung daun muda pohon paku). Bagian-bagiannya ada yang disebut batun poh, kuping guling, util, ampas
nangka, janggar siap sebagai identitas patra pungel itu sendiri. Pola patra pungel merupakan pengulangan lengkung
timbal balik atau searah yang sering dipakai pada hiasan di sudut-sudut bangunan rumah tradisional Bali (gegodeg) dan
juga melengkapi segala bentuk patra-patra dari jenis fauna (kekarangan).
Dalam hal ini pencipta ingin mewujudkan gitar atau pun penerapan hiasannya tentu menggunakan teknik
kekriyaan yaitu keterampilan tangan untuk mengolah bahan baku seperti: kayu, logam, kain, batu, kulit, tulang, tanah dan
lain-lain sehinga menwujudkan suatu benda yang bernilai pakai dan juga memiliki nilai estetis di lihat dari penerapan
ornamen / hiasan yang bisa membedakan dari gitar-gitar yang sudah ada sebelumnya.
B. Rumusan Masalah a. Bagaimana cara menerapkan ornamen tradisional Bali pada produk gitar?
b. Bahan apa saja yang dapat digunakan dalam pembuatan gitar dengan hiasan ornamen Bali, sehingga mampu
menampilkan bentuk yang kreatif dan inovatif?
3
C. Tujuan dan Manfaat Penciptaan
a. Tujuan
- Untuk mengetahui Bagaimana cara menerapkan ornamen tradisional Bali pada produk gitar
- Untuk mengetahui bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan gitar dengan hiasan ornamen Bali, sehingga
mampu menampilkan bentuk yang kreatif dan inovatif .
b. Manfaat
- Manfaat Akademis
Secara akademis penciptaan ini diharapkan bisa dijadikan sebagai acuan bagi para mahasiswa dalam menggali
dan mengembangakan ide-ide penciptaan sehingga mampu menghasilkan karya-karya yang semakin kreatif dan inovatif.
Selain itu penciptaan gitar ini juga diharapkan mampu memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada masyarakat
tentang keberadaan ornamen Bali, baik dari segi makna, motif, maupun perkembangannya.
- Manfaat Praktis
Penciptaan ini merupakan peluang bagi pencipta untuk mengaplikasikan ilmu dan sekaligus sebagai tolak ukur
keilmuan yang pencipta peroleh selama mengikuti perkuliahan. Selain itu karya-karya yang pencipta hasilkan mampu
memberikan nuansa baru dalam perkembangan pralatan musik kususnya gitar.
D. Ide Penciptaan Karya kriya fungsional, yang akan dibuat memiliki nilai pakai dan sifat praktis, ekonomis, efisien, ergonomis
dengan orientasi produksi. Yang menjadi inspirasi dalam pencipta karya ini berasal dari pengamatan secara langsung
pada para gitaris dan media elektronik maupun media cetak, dapat dikatakan gitar telah menjadi alat untuk menuangkan
perasaan dan menjadi suatu jembatan dalam pergaulan. Maka dari itu terlihat sebuah jalan untuk membuat gitar serta
memberi sentuhan ornamen tardisional Bali, dengan mengambil bentuk gitar yang diminati para gitaris, sehinga memiliki
prospek pasar yang sangat baik saat ini. Motif yang dimiliki ornamen Bali telah memberikan sumber gagasan dalam
perwujudan karya kriya seni. Bentuk gitar yang dihasilkan cenderung bersifat dinamis, ergonomis, ekonomis, estetis
sejalan dengan kebutuhan para gitaris.
E. Ruang Lingkup
Mengingat luasnya permasalahan yang dihadapi dan agar tidak terjadi salah penafsiran tentang tema, sangat
penting untuk melakukan penegasan sekaligus untuk membatasi permasalahan. Dalam mewujudkan karya kriya yang
berupa gitar dapat dibatasi dengan mengambilan objek dari bentuk-bentuk gitar akustik maupun elektrik, dengan
pemberian sentuhan ornamen tradisional Bali yaitu patra punggel dengan berbagi bentuk yang sesuai untuk setiap genre
musik yang ada saat ini.
2. METODOLOGI
A. Eksplorasi
Penjajagan merupakan aktivitas pengamatan dan perenungan secara langsung maupun tidak langsung terhadap
hal-hal yang berkaitan dengan apa yang ingin diciptakan. Adapun pengamatan secara langsung dimaksud adalah dengan
memperhatikan hobi dan kebutuhan dari beberpa orang pada masa sekarang ini baik dari segi gaya atau fashion.
Sedangkan pengamatan secara tidak langsung adalah proses pengamatan ini melalui media massa seperti televisi, internet,
radio, koran dan media-media lain yang ada kaitan dengan proses penciptaan.
Pada proses ini juga dilakukan pengamatan pada karya-karya yang pernah menerapkan hal yang sama. Dalam
gambar diatas dapat diketahui bahwa ada aturan khusus pada pembuatan gitar akustik untuk mendapatkan suara yang
maksimal. Pengamatan ini dilakukan agar pada proses penciptaan ada bahan pembanding yang digunakan ketika
melakukan penciptaan karya produk gitar, sehingga karya dihasilkan oleh pencipta kaya dalam rasa ketika dihadirkan
pada penikmat karya khususnya karya gitar.
B. Percobaan (Eksperimen) Pada tahap ini semua gagasan yang didapatkan melalui pengamatan dan perenungan pada tahapan penjajagan
diseleksi secara cermat. Gagasan-gagasan yang benar-benar relevan dengan judul yang dipilih sebagai ide awal untuk
sebuah produk gitar yang hendak dikerjakan. Ide awal itu dibuatkan sketsa-sketsa awal bentuk global pada kertas dengan
media pensil untuk menghadirkan bentuk-bentuk yang imajinatif serta pencarian komposisi, proporsi serta lainnya
dengan baik.
C. Alat dan Bahan
Dalam pembuatan karya ini pencipta menggunakan beberapa bahan dan alat yaitu :
4
Persiapan Alaat
Gergaji Tangan
Gergaji tangan adalah prabotan berupa besi tipis bergigi tajam yang digunakan
untuk memotong atau pembelah kayu atau benda lainnya.
Gergaji Mesin Duduk
Mesin jenis ini fungsi utamanya adalah membelah kayu, terdiri dari satu bilah
gergaji lingkaran pada satu poros mesi penggerak. Prinsip kerja mesin ini adalah untuk
membelah kayu hingga pada ukuran yang diinginkan.
Gergaji Jigsaw
Gergaji Jigsaw dapat digunakan untuk memotong atau menggergaji kayu dengan
bentuk apa saja mulai dari bentuk melengkung hingga yang lurus. Prinsip kerjanya
gergaji jigsaw bergerak naik turun saat memotong.
Serut Tangan Manual
Serut manual atau pasah kayu menggunakan tangan untuk menghaluskan
permukaan kayu dengan ukuran kecil yang disebut kodokan.
Mesin Serut Tangan
Berfungsi untuk menghaluskan sisi kayu setelah proses penggergajian. Mesin
serut standar bekerja dengan menghaluskan permukaan satu demi satu sisi kayu.
Mesin Bor
Terdiri dari satu poros motor pada prinsipnya untuk membuat lubang pen, lubang
untuk sekrup dan alat tambahan lain yang berbentuk bulat. Pengeboran dilakukan setelah
seluruh permukaan kayu diserut dan dipotong pada ukuran jadi yang diinginkan.
Mesin Profile
Poros pisau terpasang vertikal berfungsi untuk membuat bentuk profile pada sisi
samping kayu. Jenis pisau bisa diganti sesuai dengan desain yang diinginkan. Proses bisa
dilakukan setelah proses penggergajian karena hasil kerja mesin ini hampir sama dengan
mesin serut menghasilkan permukaan halus.
5
Gerinda
Gerinda adalah alat yang berfungsi untuk menghaluskan kayu atau benda lain.
Untuk batu gerinda dengan permukaan kasar digunakan pada waktu awal, dan untuk batu
gerinda dengan permukaan halus digunakan untuk menghaluskan.
Pahat
Pahat adalah alat berupa bilah besi yang tajam pada ujungnya, untuk melubangi atau
mengukir kayu. Dalam penggunaannya, pahat ditekan pada bahan dengan dorongan, dapat
dilakukan sendiri atau dengan bantuan pukul dari palu.
Palu
Palu adalah alat untuk memberikan tumbukan kepada benda.
Alat penjapit
Alat penjepit kayu berfungsi untuk mencegah objek yang di gunakan untuk berpindah
tempat, sehinga memudahkan pada saat pengeleman.
Dalam persiapan alat disini ada dua jenis yaitu penjapit tradisional mempunya sistem
kayu diikat karet sehinga dapat berfungsi untuk menjapit, dan penjapit pres besi atau sering
disebut catokan yaitu alat penjapit dengan sistem kerja baut untuk pengunaannya.
Penggaris
Penggaris adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar untuk menggambar
garis lurus atau lengkung. Terdapat berbagai macam penggaris, mulai yang lurus sampai
yang berbentuk segitiga dan lingkaran maupun setengah lingkaran.
Amplas
Amplas adalah sejenis kertas yang digunakan untuk membuat permukaan benda-
benda menjadi lebih halus dengan cara menggosokkan salah satu permukaan amplas yang
telah ditambahkan bahan yang kasar pada permukaan benda tersebut.
6
Persiapan Bahan:
Kayu mahoni
Sifatnya yang tidak mudah berubah tentunya sangat baik untuk bahan baku gitar.
Kayu mahoni ini berserat halus, Selain itu, kayu mahoni juga mudah diproses seperti
dipotong, diserut,dibentuk dan diamplas. soal tingkat kekuatan dan keawetan, secara
umum, kualitas kayu mahoni ini tergolong sedang atau berada hamper mendekati kualitas
kayu jati. Dalam pembuatan gitar kayu mahoni sangat baik untuk bahan neck dan body.
Kayu Waru
Kayu waru tergolong agak ringan, cukup padat, berstruktur cukup halus, dan tak
begitu keras, warna kelabu kebiruan, semu ungu atau coklat keunguan, atau kehijau-
hijauan. Kayu waru tetap awet bertahan dalam tanah, kayu ini biasanya digunakan
sebagai bahan bangunan atau perahu, roda pedati, gagang perkakas, ukiran, serta kayu
bakar. Dalam pembuatan gitar kayu waru akan digunakan untuk bahan neck.
Kayu Sonokeling
Ciri kayu sonokeling yaitu dengan warna merah tua / ungu dengan garis-garis
hitam gelap. jenis kayu ini sangat keras dan jika di gosok bisa sangat halus. Dapat
digunakan sebagai Frettboard gitar dan sudah hampir semua industri gitar
memakainnya, karena mirip sekali dengan Ebony hanya ebony lebih hitam.
Kayu Nangka
Kayunya berwarna kuning, berkualitas baik dan mudah dikerjakan. Kayu ini
cukup kuat, awet dan tahan terhadap serangan rayap atau jamur, serta memiliki pola
yang menarik, gampang mengkilap apabila diserut halus dan digosok dengan minyak.
Karena itu kayu nangka kerap dijadikan perkakas rumah tangga, mebel, konstruksi
bangunan, konstruksi kapal. Dalam pembuatan gitar kayu nangka dipakai untuk bagian
bodi depan gitar akustik.
Kayu Jati
Kayu jati berwarna coklat muda, coklat kelabu hingga coklat merah tua.
Meskipun keras dan kuat, kayu jati mudah dipotong dan dikerjakan, sehingga disukai
untuk membuat furniture dan ukir-ukiran. Dengan kehalusan tekstur dan keindahan
warna kayunya, jati digolongkan sebagai kayu mewah. Oleh karena itu, jati banyak
diolah menjadi mebel taman, mebel interior, kerajinan, panel, dan anak tangga yang
berkelas. Kayu jati terkenal sangat kuat dan awet, serta tidak mudah berubah bentuk,
atas alasan itulah kayu jati digunakan sebagai bahan bodi gitar akustik.
7
Kayu Kopi
Kayu kopi berwarna coklat muda, putih / krem. Tergolong kayu keras dan kuat
tetapi mudah dipotong dan diolah, Dengan kehalusan tekstur Kayu kopi sangat awet, serta
tidak mudah berubah bentuk, apat digunakan sebagai Frettboard gitar.
Lem
Lem kayu pres yaitu bahan lengket yang dapat merekatkan kayu dengan kualitas
daya lekat yang baik. Sehinga sangat baik digunakan dalam pembuatan/pengeleman pada
kayu gitar.
3. PROSES PERWUJUDAN
Pembentukan (Forming)
Pembentukan (Forming), tahap ini adalah suatu proses perwujudan (eksekusi) dari berbagai
percobaan yang telah dilakukan. Kebutuhan membuat komposisi dari hasrat manusia untuk memberi bentuk
terhadap sesuatu yang telah ditemukan. Tahap ini juga merupakan proses penyusunan dengan menggabungkan
hasil dari berbagai percobaan yang berdasar pada pertimbangan garis, bidang, bentuk, ruang, tekstur, harmoni,
kerumitan, dan lain sebagainya.
Proses perwujudan karya gitar melalui beberapa tahapan, pertama pembuatan sket dua dimensi karya
yang akan diwujudkan, kemudian dipindahkan ke dalam gambar kerja/ desain. Selanjutnya dimulai dengan
pembuatan bentuk global sesuai dengan desain. Dilanjutkan membuat detail, kemudian proses penghalusan
hingga mencapai bentuk sesuai dengan desain. Tahapan terakhir adalah finishing untuk memaksimalkan hasil
karya yang telah di buat.
Contoh sketsa:
Gambar :
Sket gitar
Desain : Suradman
8
Gambar :
Desain Gitar Akustik Droughnut
Desain : Suradman
Contoh Desain Jadi:
Gambar :
Sket ornamen
Desain : Suradman
9
Adapun tahapan-tahapan dalam pembuatan gitar adalah sebagai berikut.
1. Tahap pertaman diawali dengan pemotongan kayu sedemikian rupa sesuai desain.
2. Tahap penyerutan untuk medapatkan hasil yang halus agar mendapatkan ketebalan yang sesuai dengan desain.
3. Tahap pengeleman / perakitan kayu sedemikian rupa sedemikian rupa sehinga terbentuknya gitar.
4. Persiapan aksesoris, dan penerapan ornamen tradisional bali.
5. Proses finising mengunakan klir gloss.
6. Tahap pemasangan aksesoris / komponen dari gitar tersebut.
4.WUJUD KARYA
Karya 1
Gitar ukulele adalah alat musik gitar berukuran kecil, dan merupakan alat
musik asli Hawai. Gitar ukulele merupakan salah satu alat musik yang digunakan
dalam memainkan music keroncong, dengan suara khas crong, crong, crong, sehingga
musik asli Indonesia tersebut disebut keroncong. Kelebihan dari produk gitar yang
penulis ciptakan ini dilihat dari segi menambahkan nilai seni lokal bali seperti
ornamen bali sebagai penghiasnya, begitu juga kayu yang digunakan adalah kayu
lokal. Pengambilan bentuk gitar yang menyerupai biola dengan penempatan dan
bentuk lobang gitar, begitu juga hiasannya, menjadi satu kesatuan untuk
memperindah bentuk gitar yang ukurannya kurang lebih 20 inci ini. Finishing
pencipta mempelihatkan keaslian textur kayu agar memiliki keserasian dengan bentuk
gitar yang lembut. Keinginan pencipta adalah untuk memperlihatkan bentuk yang
menarik, bukan hanya mendengarkan keindahan suaranya saja, namun indanya suara
yang diamainkan dengan bentuk yang estetik merupakan menjadi satu kesatuan.
Kalkulasi Produk :
No Biaya Pengerjaan Jumlah
1 Biaya pengerjaan Rp 300.000,00
2 Ongkos Finishing Rp. 200.000,00
3 Bahan baku Rp. 100.000,00
Total Rp. 600.000,00
Keuntungan : 20% x Rp. 600.000,00 = Rp. 120.000,00
Harga jual : Rp. 600.000,00 + RP. 120.000,00 = RP. 720.000,00
Judul : Gitar Akustik Ukulele
Ukuran : 60x30x8cm
Bahan
Bodi :Kayu Jati
Leher:Sonokling
Hiasan:Kayu Areng
10
Karya 2
Pengambilan bentuk karya ini menyerupai mandolin, Mandolin dikenal
dengan sebuah alat musik petik tradisional dimainkan seperti biola. Sering dipakai
untuk mengiringi tarian dan lagu-lagu tradisional. Disini pencipta menemukan
gagasan untuk membuat gitar yang berbentuk mandolin sehingga menimbulkan
karakter suara yang berbeda dari gitar pada umumnya, namun teknik memainkan
gitar ini sama seperti gitar pada umumnya karena memiliki enam dawai, hanya saja
berukuran dan berbentuk mandolin. Penerapan ornamen tentu saja memperhatikan
bentuk mandolin yang sudah di sederhanakan sehinga adanya pengembangan pada
bentuk gitar ini. Penambahan ornament tradisi Bali membuat bentuk gitar ini
menjadi suatu kebaruan pada bentuk dasarnya. Mengetahui bahan tulang sapi
sangat mudah didapatkan maka tulang dipakai dalam pembuatan hiasan ornament
Bali untuk memperlihatkan bentuk yang menarik.
Kalkulasi Produk :
No Biaya Pengerjaan Jumlah
1 Biaya pengerjaan Rp 300.000,00
2 Ongkos Finishing Rp. 100.000,00
3 Bahan baku Rp. 300.000,00
Total Rp. 700.000,00
Keuntungan : 20% x Rp. 700.000,00 = Rp. 140.000,00
Harga jual : Rp. 700.000,00 + RP. 140.000,00 = RP. 840.000,00
Judul : Gitar Akustik Nyomandolin
Ukuran : 80x35x8cm
Bahan
Bodi : Sonokling, Mahoni
Leher : Mahoni
Hiasan: Tulang Sapi
11
Karya 3
Mengaggumi karya tradisi gitar akustik sambil menambahkan
interpretasi ornamen Bali pada produk gitar ini. Dengan memakai bahan
bodi depan menggunakan kayu lokal yaitu sono keling dan penamabahan
ornamen pada bagian ini membuat ketebalan kayu yang bertambah, sehinga
suara yang dihasilkanpun memiliki karakter berbeda dari gitar akustik pada
umumnya. Mengambil bentuk dari gitar grand concert, gitar grand concert
adalah keturunan dari gitar akustik orkestra tua. Adapun perubahan yang
dilakukan adalah bagian dari tubuh dibuat lebih luas, leher 44.5mm dan
scale linght memakai skala 25,5’’, ukuran ini membuat ideal untuk memetik
memakai jari. Disamping mendapatkan nada hangat yang dihasilkan dari
kayu sono keeling atas terdapat hiasan kecil (ornamen tradisi Bali) yang
mempercantik tampilan dari gitar ini.
Kalkulasi Produk :
No Biaya Pengerjaan Jumlah
1 Biaya pengerjaan Rp 400.000,00
2 Ongkos Finishing Rp. 300.000,00
3 Bahan baku Rp. 300.000,00
Total Rp. 1.000.000,00
Keuntungan : 20% x Rp. 1.000.000,00 = Rp. 200.000,00
Harga jual : Rp. 1.000.000,00 + RP. 200.000,00 = RP. 1.200.000,00
Judul: Gitar Akustik Grand Concert
Ukuran : 90x45x11cm
Bahan
Bodi : Sonokeling, Mahoni
Leher : Mahoni,
Hiasan: Kayu Areng
12
Karya 4
Dalam karya yang ke 4 ini merupakan karya gitar akustik yang umum
dipergunakan oleh kalangan pemusik. Gitar akustik ini memakai bahan kayu
jati, dengan metode rangkaian dalam (kontruksi bagian dalam) yg disebut x
brecing yang mampu menghasilkan suara yang harmonis. Besar gitar ini
menyerupai gitar akustik pada umumnya namun untuk menampilkan hal yang
berbeda, gitar ini mengalami perubahan di bagian tertentu seperti lubang
resonansinya yang biasanya berbentuk lingkaran,pada karya ini lubangnya
dibentuk menyerupai lingkaran yang menjurus ke segitiga. Pada bagian depan
dan kepala diberi hiasan ornamen Bali (patra punggel) sebagai aksen dan ciri
khas yang ingin ditampilkan. Hiasan ornamen Bali tersebut berbahan kayu
areng yang berwarna hitam pekat. Dalam proses finishing, secara keseluruhan
pencipta masih memanfaatkan serat asli dari kayu sebagai tahap akhir agar
terkesan lebih klasik dan elegan.
Kalkulasi Produk :
No Biaya Pengerjaan Jumlah
1 Biaya pengerjaan Rp 400.000,00
2 Ongkos Finishing Rp. 300.000,00
3 Bahan baku Rp. 300.000,00
Total Rp. 1.000.000,00
Keuntungan : 20% x Rp. 1.000.000,00 = Rp. 200.000,00
Harga jual : Rp. 1.000.000,00 + RP. 200.000,00 = RP. 1.200.000,00
Judul : Gitar Akustik Droughnut
Ukuran : 90x45x11cm
Bahan
Bodi : Kayu jati, Mahoni
Leher : Mahoni,
Hiasan: Kayu Areng
13
Karya 5
Karya ke 5 merupakan gitar yang bentuknya di ambil dari gitar
tanbur atau sering disebut gitar leher panjang. Nama dari gitar ini bermacam-
macam menurut daerah masing-masing, ada yang menyebut tanbura, tanbur,
tambur, tambura dan banyak lagi. Pencipta mengambil bentuk gitar tanbur ini
karena bentuknya yang unik dan khas. Pada karya ini pencipta tidak banyak
melakukan perubahan dari segi bentuk, hanya saja dalam penampilan lubang
resonansinya dibentuk tidak berupa lingkaran, namun disesuaikan agar lebih
terlihat indah. Pada bagian tertentu diberikan ukiran ornament Bali yang
terbuat dari tanduk sapi. Ukirannya merupakan ukiran khas Bali yaitu ukiran
patra punggel. Bahan yang digunakandalam karya ini yaitu kayu nangka
pada bagian badan depan, kayu mahoni pada bagian belakang dan kayu sono
kling pada bagian leher. Finishingnya tetap memanfaatkan serat asli dari
kayu yang digunakan.
Kalkulasi Produk :
No Biaya Pengerjaan Jumlah
1 Biaya pengerjaan Rp 400.000,00
2 Ongkos Finishing Rp. 300.000,00
3 Bahan baku Rp. 300.000,00
Total Rp. 1.000.000,00
Keuntungan : 20% x Rp. 1.000.000,00 = Rp. 200.000,00
Harga jual : Rp. 1.000.000,00 + RP. 200.000,00 = RP. 1.200.000,00
Judul : Gitar Akustik Tanbur
Ukuran : 90x40x11cm
Bahan
Bodi : Depan Nangka, Blakang
Mahoni
Leher : Sonokeling,
Hiasan : Tanduk Sapi
14
Karya 6
Karya ke 6 mengambil bentuk gitar warrior yang pada
umumnya memiliki ciri khas bodi menyerupai bintang atau huruf X.
Bahan yang digunakan dalam karya ini yaitu kayu mahoni dengan
hiasan yang berbahan tembaga berbentuk ornament Bali (patra
punggel). Gitar Warrior merupakan gitar elektrik untuk para gitaris
metal, rock, dan beberapa aliran musik keras lainnya maka, pada gitar
ini memakai alat- alat elektronik yang mampu memanipulasi suara yang
dihasilkan oleh karakter kayu mahoni yang berbentuk X ini. Teknik
yang enak digunakan pada gitar ini adalah sweep picking, legato
phrasing, alternate picking, string skipping, dan two-hand tapping, tidak
lupa pula ciri khas gitar metal palm muting yaitu pada ujung senar di
bagian bridge nyaman untuk power chord di lagu-lagu rock/metal dan
akan menghasilkan suara "mute". Hasil akhir sama seperti karya-karya
lain yang mengedepankan serat dari kayu yang digunakan. Disamping
mendapatkan nada hangat dan cadas dari bentuk gitar ini, terdapat
hiasan yang mempercantik tampilan dari gitar ini.
Kalkulasi Produk :
No Biaya Pengerjaan Jumlah
1 Biaya pengerjaan Rp 400.000,00
2 Ongkos Finishing Rp. 300.000,00
3 Bahan baku Rp. 1.300.000,00
Total Rp. 2.000.000,00
Keuntungan : 20% x Rp. 2.000.000,00 = Rp. 400.000,00
Harga jual : Rp. 2..000.000,00 + RP. 400.000,00 = RP. 2.400.000,00
Judul : Gitar elektrik Warrior
Ukuran : 100x45x5cm
Bahan :
Bodi : mahoni.
Leher : mahoni.
Hiasan: tembaga pletid perak.
15
Karya 7
Gitar flying V merupakan gitar elektrik yang memiliki ciri khas yaitu
bodi berbentuk huruf V, teknik yang nyaman untuk gitar ini hamper sama
dengan karya 6, namun bentuk gitar ini sangt dikagumi dikalangan musik
metal karena pada saat teknik memainkan gitar dengan bentuk seperti ini
posisi kaki harus dibuka dan banyaknya para gitaris metal terkenal sudah
memakai gitar seperti ini, membuat pencinta gitar V lebih banyak dikalangan
musik metal. Pencipta mengambil bentuk gitar ini karena bentuknya yang
unik dan simpel sehingga terkesan elegan. Bahan yang digunakan dalam
karya ini yaitu kayu tegilkiuh pada bodynya dan kayu mahoni pada leher
gitar. Pada karya ke 7 ini pencipta menghias bagian body dengan memberi
ornamen patra punggel di sudut-sudut body gitar yang terbuat dari tanduk
sapi. Umumnya gitar seperti ini memiliki warna yang identik dengan hal yang
sangar misalnya warna hitam atau merah. Namun pada karya ini pencipta
menampilkan karya gitar Flying V dengan corak yang unik, memanfaatkan
serat kayu sebagai warna alami sehingga terkesan klasik.
Kalkulasi Produk :
No Biaya Pengerjaan Jumlah
1 Biaya pengerjaan Rp 400.000,00
2 Ongkos Finishing Rp. 300.000,00
3 Bahan baku Rp. 1.000.000,00
Total Rp. 1.700.000,00
Keuntungan : 20% x Rp. 1.700.000,00 = Rp. 340.000,00
Harga jual : Rp. 1.700.000,00 + RP. 340.000,00 = RP. 2.040.000,00
Judul : Gitar Elektrik Fliying V
Ukuran : 100x45x5cm
Bahan :
Bodi: Tegilkiuh.
Leher : Mahoni.
Hiasan: Tanduk Sapi.
16
Karya 8
Gitar Telecaster merupakan gitar elekrik yang paling umum digunakan
oleh musisi bluse karena bentuknya yang sederhana dan klasik.
Kesederhanaannya itulah yang membuat pencipta tertarik untuk menjadikan
bentuk gitar ini sebagai salah satu refrensi dalam berkarya. Dalam karya ini
pencipta tidak meningalkan bentuk asli dari gitar telecaster dari fender dan
masih mengunakan keunikan pic up telecaster yang memnghasilkan suara garing
(ngeblues), tidak heran kaalu para gitaris blues masih memakai telecaster untuk
senjata mereka diataspanggung. Disini pencipta menambahkan hiasan-hiasan
pada bagian tertentu yang di buat dari tembaga dilapisi emas. Bahan yang
digunakan pada bodi gitar yaitu kayu tegilkiuh yaitu kayu lokal bali (sejenis
cempaka) sehingga memiliki karakter local pada telecaster ini. Warna gitar
Telecaster umumnya bervariasi seperti merah, putih, hitam dan sebagainya,
namun disini pencipta tetap mengedepankan corak asli dari serat kayu yang
digunakan.
Kalkulasi Produk :
No Biaya Pengerjaan Jumlah
1 Biaya pengerjaan Rp 400.000,00
2 Ongkos Finishing Rp. 300.000,00
3 Bahan baku Rp. 1.500.000,00
Total Rp. 2.200.000,00
Keuntungan : 20% x Rp. 2.200.000,00 = Rp. 440.000,00
Harga jual : Rp. 2.200.000,00 + RP. 440.000,00 = RP. 2.640.000,00
Judul : Gitar Elektrik Telecaster
Ukuran : 100x45x5cm
Bahan :
Bodi: Tegilkiuh.
Leher : Kayu Merah Papua.
Hiasan: Tambaga Pletid Emas.
17
Karya 9
Karya ke 9 yaitu mengambil bentuk dari gitar Stratocaster. Bentuk gitar
Stratocaster hampir sama dengan gitar Telecaster namun alat elektronik dari
Stratocaster jauh berbeda sehinga menimbulkan karakter suara yang berbeda dari
telecaster. Umumnya musisi rock grung memakai gitar seperti ini, karena bentuk
seperti ini sangat enak dimainkan sambil jingkrak-jingkrak. Mengagumi bentuk gitat
Stratocas yang menciptakan suatu komunitas khusus di seluruh dunia di mana
anggota-anggotanya berkomunikasi melalui berbagai festival dan kompetisi karena
bentuk gitar seperti ini memiliki sejaarah yang paanjang dikalangan perkembangan
gitar elektrik. Hal ini membuat pencipta untuk mengambil bentuk gitar Stratocaster
untuk dihias dengan ornamen tradisional Bali. Bahan yang digunakan yaitu memakai
kayu mahoni pada body dan kayu waru pada leher gitar. Hiasan yang diberikan pada
body gitar terbuat dari kayu areng yang diolah penjadi ukiran ornament bali (patra
punggel). Komponen elektriknya memakai komponen standar yang dipakai
kebanyakan gitar Stratocaster tanpa penambahan atau pengurangan. Serat kayu yang
unik sengaja di biarkan sebagai hasil akhir agar terkesan lebih estetik.
Kalkulasi Produk :
No Biaya Pengerjaan Jumlah
1 Biaya pengerjaan Rp 400.000,00
2 Ongkos Finishing Rp. 300.000,00
3 Bahan baku Rp. 1.000.000,00
Total Rp. 1.700.000,00
Keuntungan : 20% x Rp. 1.700.000,00 = Rp. 340.000,00
Harga jual : Rp. 1.700.000,00 + RP. 340.000,00 = RP. 2.040.000,00
Judul : Gitar Elektrik Stratocaster
Ukuran : 100x45x5cm
Bahan
Bodi: Mahoni.
Leher : Mahoni.
Hiasan: Kayu Areng.
18
Karya10
Karya ke 10 mengambil bentuk gitar Les Paul dengan bodi yang ramping
dan elegan, slash gitaris guns’n rose adalah icon dari gitar ini oleh sebab itu
banyak musisi rock yang ikut mengunakan gitar seperti ini, karena tanpa pernah
memakai les paul maka tidak merasa sebagai rocker sejati, walaupun Memiliki
gitar memang bukan merupakan hal yang wajib, namun sangat berpengaruh
terhadap akselerasi musisi. Pengembangan pada gitar ini dilakukan dengan
menambahkan sejumlah karakteristik yang membedakan dari Les Paul yang
aslinya, corak warna yang dihasilkan serat kayu sonokeling menimbulkan kesan
yang unik, membuat gitar ini sangat dekoratif dengan dilengkapi hiasan ornament
tradisional Bali dari bahan tulang sapi yang mempercantik penampilannya, dan
perubbahan pada jumlah fret dari 22 fret dibuat 24 fret sehinga memudahkan untuk
bermain nada yang tingi untuk para gitaris melodi.
Kalkulasi Produk :
No Biaya Pengerjaan Jumlah
1 Biaya pengerjaan Rp 400.000,00
2 Ongkos Finishing Rp. 300.000,00
3 Bahan baku Rp. 1.000.000,00
Total Rp. 1.700.000,00
Keuntungan : 20% x Rp. 1.700.000,00 = Rp. 340.000,00
Harga jual : Rp. 1.700.000,00 + RP. 340.000,00 = RP. 2.040.000,00
Judul : Gitar Elektrik Les Paul
Ukuran : 100x45x5cm
Bahan :
Bodi : Mahoni. Sonokeling
Leher : Mahoni.
Hiasan: Tulang Sapi.
19
5. SIMPULAN
Gitar akustik adalah jenis gitar dimana suara yang dihasilkan berasal dari getaran senar gitar yang dialirkan
melalui senar ke dalam ruang suara. Suara di dalam ruang suara ini kan beresonansi terhadap kayu badan gitar. Jenis kayu
dan penerapan ornamen ttradisional Bali akan mempengaruhi suara yang dihasilkan oleh gitar akustik. Namun gitar listrik
(elektrik) adalah gabungan komponen gitar itu sendiri dan bantuan berupa mic buat gitar /atau sering disebut pick up,yang
di hubungkan dengan peralatan listrik lainnya seperti efek gitar untuk merubah jeni-jenis suara gitar itu sendiri dan
biasanya menggunakan speker besar atau amplifier untuk menaikan volume dari suara gitar itu sendiri, dalam penerapan
ornamen tidak mempengaruhi suara gitar elektrik.
Membuat gitar yang berkulitas baik bukanlah hal mudah. Diperlukan ketelitian dalam pengukuran serta
pengetahuan yang cukup, seperti pemilihan jenis kayu yang digunakan dan proses pengelolahan yang rumit tidaklah
diingkari dapat menghasilkan bunyi gitar berbeda. Karakter bunyi yang dihasil oleh kayu yang berbeda akan terdengar
sangat jelas berbeda oleh kuping terlatih pecinta gitar. Maka penempatan hiasan ornament tradisional Bali harus dengan
pertimbangan yang relevan sehinga memperlihatkan nilai esrtetik dan tidak mengganggu pada saat dimainkan. Adapun
pemilihan bahan dalam pembuatan hiasan seperti tulang, tanduk, kayu areng, logam karena mudah diolah menjadi bentuk
yang menarik selain pemanfaatan tulang masih jarang digunakan sebagai media penghias gitar.
6. PERSANTUNAN
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat nyalah dapat
menyelesaikan karya tugas akhir ini tepat pada waktunya, dengan judul, “Penerapan Ornamen Tradisional Bali Pada
Produk Gitar Sebagai Penunjang Nilai Estetik”, sebagai persyaratan untuk menempuh ujian tugas akhir Program Studi
Kriya Seni Institut Seni Indonesia Denpasar.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini sangatlah jauh dari sempurna baik dalam isinya maupun penyajiannya.
Untuk intu penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dari pada karya tulis ini.
Tersusunnya karya tulis ini tidak lepas atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini
pencipta ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar. M.Hum. Selaku Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar.
2. Ibu Dra. Ni Made Rinu, M. Si. Selaku Dekan Fakultas Seni Rupa Dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar.
3. Bapak Drs. I Ketut Muka P, M. Si. Selaku Ketua Jurusan Kriya Seni.
4. Bapak Drs I Nyoman Dana, M.Erg. Sebagai Pembimbing I.
5. Bapak Drs. I Nyoman Ngidep Wiyasa, M.Si. Sebagai Pembimbing II.
6. Seluruh Dosen Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang turut memberikan bimbingan dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.
7. Keluarga tercinta yang telah banyak memberi bantuan moral maupun material selama penulis menjalani kuliah
dan menyelesaikan Tugas Akhir ini.
8. ADS Studio Musik dan semua teman-teman sejiwa baik dari Komunitas Djamur, Komunitas Pojok, dan para
gitaris-gitaris yang tidak dapat sebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan dan masukan dalam tugas
akhir ini.
7. DAFTAR RUJUKAN
Sumber Dari Buku
Bram Palgunadi. 2007. Disain Produk 1. Bandung: ITB.
Badudu J.S dan Zain, Sutan Mohammad. (1996). Kamus Umum Bahasa Indonesia Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Bellow, Allexander. 1970. The Illustrated History of the Guitar. New York: Colombo Publication.
20
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, 1995, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Balai Pustaka, Jakarta.
Djelantik, A.A.M. 2004, Estetika Sebuah Pengantar, Masyarakat seni Pertunjukan Indonesia bekerjasama dengan Arti,
Bandung
Jana I Made.2005”Alam Sebagai Objek Keindahan Dalam Penciptaan Seni Ornament Bali”. Dalampelatihan Praktek Dan
Teori Kekriyaan Untuk Guru-Guru Kesenian SMU/SMK. ISI, Denpasar.
Koch Martin . 2001. Building Electric Gutars. Gleisdorf, Austria.
Lukman, Sampara. (1999).Manajemen Kualitas Pelayanan.Jakarta: STIALAN Press.
Papanek, Victor. 1973. Design for the Real World, Bantam Books, Toronto, New York, London.
Prasetya Danu, Abdillad Pius. 2008. Kamus lengkap bahasa indonesi. Arkola, Surabaya.
Sloane, Irving. 1984. Classical Guitar Construction. New York: Sterling Publishing Co.
Susanto Mike. 2011. “Diksi Rupa”. Kumpulan istilah dan gerakan senirupa. Dicti Art Lab, Yogyakarta & Art Space,
Bali.
Summerfield, Maurice J. 1982. The Classical Guitar: Its Evolution and its Players since 1800. Gateshead, Tyne and
Wear: Ashley Mark Pub. Co.
Suparta I Made. 2010. “jenis hiasan tatahan bade”. Dalam imaji seni dan pendidikan vol. 8 no: 1februari 2010.
Turnbull, Harvey. 1974. The Guitar from the Renasissance to the Present Day. New York: C. Scribner’s Son
Zam, Riswel. 2008. Gema Seni. Jurnal Komunikasi, Informasi Dan Dokumentasi: UPT Kominduk STSI Padang Panjang.
Sumber Dari Internet
Arief , Gugun. 2009. http://learnthemusic.wordpress.com/
Anomkojar.deviantart.com/art/butterfly-ornament-86088735
Blog at WordPress.com. http://w0ngt3g4l.wordpress.com/2013/03/26/peranan-musik-dalam-kehidupan-manusia/
http://zimnickiguitars.wordpress.com/2010/06/12/soundboard-part-two/
http://blackwaterriverguitars.com/Guitar%20004-005%20-%2001.html
http://ultimate-guitar-online.ultimate-onlin services.com/zencart/index.php?main_page=index&cPath=1_2
radiawan.blogspot.com 2012/12/ornamen-tradisional-bali.html
Whttp://id.wikipedia.org/wiki/Musikikipedia, Project.2013.
Lampiran
21
Gambar : desain gitar akustik grand concert
Gambar : desain gitar akustik druognut
22
Gambar : desain gitar les paul
Gambar : desain gitar flying V
23
Gambar : desain gitar stratocaster
Gambar : desain gitar telecaster
24
Gambar : Cetakan bodi gitar akustik