pengembangan modul pembelajaran ...dasar tema 2 subtema 4 erika damayanti universitas sanata dharma...
TRANSCRIPT
-
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN
PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK KELAS I SEKOLAH
DASAR TEMA 2 SUBTEMA 4
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Erika Damayanti
NIM: 151134157
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
i
HALUDUL
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN
PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK KELAS I SEKOLAH
DASAR TEMA 2 SUBTEMA 4
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Erika Damayanti
NIM: 151134157
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIM HALAMAN PENGESAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat serta Karunia-Nya.
2. Orang tua penulis, Bapak Pratikno (Alm) dan Ibu Rubinah yang selalu
mendoakan, mendukung, membimbing, dan memberi semangat saya sehingga
peneliti selalu termotivasi untuk segera menyelesaikan skripsi.
3. Kakak penulis, Galih Suryo Pangestu.
4. Ibu Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. dan Bapak Andreas Erwin
Prasetya., M.Pd. yang selalu sabar membimbing dan mendampingi peneliti
dalam menyelesaikan penulisan skripsi.
5. Almamater Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan seluruh pendidik
dalam Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
MOTTO
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu namun ia amat baik bagimu dan boleh jadi
engkau mencintai sesuatu namun ia amat buruk bagimu, Allah Maha Mengetahui
sedangkan kamu tidak mengetahui”
(Al Baqarah: 216)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakata, 28 Mei 2019
Peneliti
Erika Damayanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Erika Damayanti
Nomor Mahasiswa : 151134157
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universtas Sanata Dharma, karya ilmiah sayayang berjudul:
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN
PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK KELAS I SEKOLAH
DASAR TEMA 2 SUBTEMA 4
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya diinternet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 28 Mei 2019
Yang menyatakan
Erika Damayanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN
PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK KELAS I SEKOLAH
DASAR TEMA 2 SUBTEMA 4
Erika Damayanti
Universitas Sanata Dharma
2019
Latar belakang penelitian adalah kebutuhan modul pembelajaran
menggunakan permainan tradisional anak bagi guru kelas I SD untuk
mengajarkan materi pembelajaran kepada siswa. Penelitian ini bertujuan untuk (1)
mengetahui prosedur pengembangan modul pembelajaran menggunakan
permainan tradisional anak, (2) mengetahui kualitas penggunaan modul
pembelajaran menggunakan permainan tradisional anak dalam pembelajaran
tematik di kelas.
Subjek penelitian ini adalah guru kelas I SD Negeri Karangmloko I. Objek
penelitian ini adalah modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional
anak. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi, pedoman
wawancara, dan kuesioner. Teknis analisis data yang digunakan adalah analisis
data kuantitatif dan kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
dan pengembangan (R&D).
Hasil penelitian menujukkan bahwa prosedur pengembangan modul
pembelajaran menggunakan permainan tardisional anak untuk kelas I sekolah
dasar tema 2 subtema 4 menggunakan tujuh langkah milik Sugiyono yaitu (1)
potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain,
(5) perbaikan desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk. Hasil validasi produk
dari dua ahli pakar dan seorang guru kelas I SD mendapat skor rata-rata 4,55
dengan kategori sangat baik dan layak diuji cobakan setelah dilakukan perbaikan.
Hasil uji coba produk dari guru kelas I mendapat skor rata-rata 4,36 dengan
kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa modul
pembelajaran permainan tradisional memiliki kualitas yang sangat baik dan dapat
membantu guru dalam pembelajaran tematik.
Kata kunci: penelitian dan pengembangan, modul pembelajaran, permainan
tardisional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF LEARNING MODULE
USING CHILDREN TRADITIONAL GAME
FOR THE FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL
THEME 2 SUBTHEME 4
Erika Damayanti
Sanata Dharma University
2019
The background of the study is the need of learning module using children
traditional game for the first grade teacher in the Eelementary School to teach the
materials to the students. The aim of the study are (1) to know the procedure to
develop the learning module using children traditional game, and (2) to know the
using quality of learning module using children traditional game in the thematic
learning in class.
The subject of the study is the first grade teacher of Elementary School
Karangmloko I and the object is the learning module using children traditional
game. The instruments used in the study are observation guidelines, interview
guidelines, and questionnaire. The technique used in analysing the data is
quantitative and qualitative data analysis. Whereas the type of the research is
Research and Development (R&D).
The results of the study shows that the procedure of learning module
development using children traditional game for the first grade of Elementary
School in Theme 2 Subtheme 4 uses seven steps research by Sugiyono, which are:
(1) finding potential and problems, (2) collecting information, (3) designing
product, (4) validating design, (5) improving design, (6) testing product, and (7)
revising product. The result of the validation from the two experts and a first
grade teacher shows that the average score is 4,55 with the category of very good
and it is worth to be tested after being revised. The average score resulted from
the product testing from the first grade teacher is 4,36 with the category of very
good. It can be concluded that the learning module using children traditional
game has a very good quality and can help teacher in teaching thematic
materials.
Keywords: research and development, learning module, traditional games.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan cinta-
Nya yang telah dilimpahkan kepada peneliti melalui perhatian dan kasih sayang
dari keluarga, para dosen dan teman-teman, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi yang berjudul
“PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN
PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK KELAS I SEKOLAH
DASAR TEMA 2 SUBTEMA 4” disusun sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan berkat
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
4. Ibu Elisabeth Desiana Mayasari,S.Psi.,M.A. selaku Dosen Pembimbing I
dan Bapak Andeas Erwin Prasetya., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II
yang telah sabar mendampingi, membimbing, dan mengarahkan peneliti
selama menyelesaikan penulisan skripsi.
5. Kedua orang tua, Bapak Pratikno (Alm) dan Ibu Rubinah yang selalu
mendoakan, memberi motivasi, membiayai, mengarahkan, dan
membimbing peneliti selama menyelesaikan penulisan skripsi.
6. Kakak peneliti, Galih Suryo Pangestu yang selalu membantu dan
memberikan dorongan kepada penulis dalam setiap masalah.
7. Keluarga besar yang telah memberikan dukungan moral.
8. Ibu Resimyati, S.Pd,SD yang telah berkenan menjadi validator modul
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
9. Bapak Apri Damai Sagita Krissandi S.S., M.Pd. yang telah berkenan
menjadi validator.
10. Bapak Sumarno, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Karangmloko I
yang telah memberi izin penelitian.
11. Seluruh PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah mendidik dan
memberikan ilmunya kepada penulis selama kuliah.
12. Cornelius Ardi Putranto yang telah memberikan arahan, semangat,
motivasi, dan menemani pada saat menyelesaikan penulisan skripsi.
13. Ulfi, Sasa, Andre, Eni, Adnin, Ayuditya, Uni, Lia, Laras selaku sahabat
yang telah memberikan arahan, semangat, motivasi dan menemani saat
menyelesaikan penulisan skripsi.
14. Teman-teman satu penelitian kolaboratif, yaitu Laras, Irene, Ayuni,
Bagas, Johan, Dian, Ridho, Apri dan Akta yang telah memberi semangat
dan motivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Peneliti
berharap, semoga skripsi ini dapat bemanfaat bagi dunia pendidikan dan para
pembaca.
Yogyakarta, 28 Mei 2019
Peneliti
Erika Damayanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iii
HALAMANMOTTO .............................................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................. vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................6
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................6
D. Manfaat Penelitian........................................................................................7
E. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan .............................................................8
F. Definisi Operasional .....................................................................................9
BAB II ...................................................................................................................10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
LANDASAN TEORI............................................................................................10
A. Kajian Pustaka ............................................................................................10
1. Teori Belajar Pendukung Pembelajaran Kontesktual .....................................10
2. Teori Perkembangan Anak Menurut Piaget ....................................................13
3. Karakteristik Anak Sekolah Dasar Kelas Bawah ............................................13
B. Kurikulum ..................................................................................................13
1. Pengertian Kurikulum 2013 .......................................................................15
2. Tujuan dan Fungsi Kurikulum 2013 ..........................................................17
3. Karakteristik Kurikulum 2013 ...................................................................17
C. Bahan Ajar..................................................................................................19
1. Kegunaan Bahan Ajar ................................................................................20
D. Pengertian Modul Pembelajaran ................................................................20
1. Karakteristik Modul ...................................................................................21
2. Jenis Modul Pembelajaran .........................................................................22
3. Langkah – langkah Penyusunan Modul .....................................................23
4. Fungsi dan Manfaat Modul ........................................................................24
5. Kelebihan dan Kekurangan Modul .............................................................26
E. Pengertian Bermain ....................................................................................28
F. Definisi Permainan Tradisional ..................................................................29
1. Permainan Tradisional Engklek (Sunda Manda) .......................................31
2. Sobyung ......................................................................................................31
3. Ular Naga (Sepdur) ....................................................................................39
4. Petak Umpet ( Ucing Sumput) ...................................................................42
5. Bakiak Batok (Kelom Batok) .....................................................................45
6. Ma’raga ......................................................................................................47
G. Penelitian yang Relevan .............................................................................48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
H. Kerangka Berpikir ......................................................................................54
I. Pertanyaan Penelitian .................................................................................56
BAB III ..................................................................................................................57
METODE PENELITIAN ....................................................................................57
A. Jenis Penelitian ...........................................................................................57
B. Prosedur Pengembangan ............................................................................59
1. Potensi Masalah..........................................................................................59
2. Pengumpulan Data .....................................................................................60
3. Desain Produk ............................................................................................60
5. Perbaikan Desain ........................................................................................61
6. Uji Coba Produk .........................................................................................61
7. Revisi Desain..............................................................................................61
8. Uji Coba Pemakaian ...................................................................................61
9. Revisi Produk .............................................................................................62
10. Pembuatan Produk Masal ........................................................................62
C. Setting Penelitian ........................................................................................66
1. Lokasi Penelitian ........................................................................................66
2. Subjek Penelitian ........................................................................................66
3. Objek Penelitian .........................................................................................66
4. Waktu Penelitinan ......................................................................................67
D. Uji Validasi Produk ....................................................................................67
E. Teknik Pengumpulan Data .........................................................................67
F. Instrumen Penelitian ...................................................................................71
G. Teknik Analisis Data ..................................................................................75
BAB IV ..................................................................................................................79
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................................79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
A. Hasil Penelitian ..........................................................................................79
1. Prosedur Pengembangan ............................................................................79
a. Potensi dan Masalah ...................................................................................79
b. Pengumpulan Data .....................................................................................83
c. Desain Produk ............................................................................................89
d. Data Hasil Validasi Modul .........................................................................98
e. Perbaikan Desain ........................................................................................99
f. Uji Coba Produk .......................................................................................109
g. Revisi Produk ...........................................................................................114
2.Kualitas Modul Pembelajaran Menggunakan Permainan Tradisional Anak
Untuk Kelas I Sekolah Dasar Tema 2 Subtema 4 .........................................117
3. Kajian Produk Akhir ................................................................................118
B. Pembahasan ..............................................................................................121
C. Kelebihan dan Kekurangan Modul Pembelajaran ....................................126
1. Kelebihan Modul Pembelajaran ...............................................................127
2. Kekurangan Modul Pembelajaran ............................................................127
BAB V..................................................................................................................128
PENUTUP ...........................................................................................................128
A. Kesimpulan...............................................................................................128
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................129
C. Saran .........................................................................................................130
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................131
LAMPIRAN ........................................................................................................135
Curriculum Vitae ...............................................................................................135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Potensi dan Masalah .................................................. 71
Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi Siswa Uji Coba Lapangan ......................................... 72
Tabel 3.3 Kisi-kisi wawancara potensi dan masalah ................................................ 72
Tabel 3.4 Kisi-kisi wawancara kepada guru kelas I ................................................... 73
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Uji Validasi untuk Pakar dan Guru ............................ 73
Tabel 3.6 Kisi-kisi uji coba modul pembelajaran ...................................................... 74
Tabel 3.7 Kriteria kelayakan instrumen ..................................................................... 75
Tabel 3.8 Konversi Data Kuantitatif Ke Data Kualitatif Skala Lima ........................ 77
Tabel 4.1 Rangkuman hasil wawanacara guru kelas I SD ......................................... 83
Tabel 4.2 Skor Penilaian Instrumen Modul Pembelajaran oleh para ahli .................. 98
Tabel 4.3 Komentar dan Saran Ahli I dan Revisi ...................................................... 100
Tabel 4.4 Komentar dan Saran Ahli II dan Revisi ..................................................... 106
Tabel 4.5 Komentar dan Saran dari Guru Kelas I SD dan Revisi .............................. 108
Tabel 4.6 Hasil Observasi Uji Coba Terbatas ............................................................ 110
Tabel 4.7 Hasil Uji Coba Subjek Penelitian .............................................................. 113
Tabel 4.8 Komentar dan Saran Subjek Penelitian dan Revisi .................................... 113
Tabel 4.9 Rekapitulasi Skor Hasil Validasi dan Uji Coba Lapangan ........................ 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Literature Map ....................................................................................... 53
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Menurut Sugiyono.... 59
Gambar 3.2 Langkah-langkah penelitian yang digunakan oleh peneliti .................... 63
Gambar 4.1 Sampul Modul ........................................................................................ 91
Gambar 4.2 Kata pengantar modul ............................................................................ 92
Gambar 4.3 Daftar isi modul ...................................................................................... 92
Gambar 4.4 Kompetensi inti modul ........................................................................... 93
Gambar 4.5 Ilustrasi Permainan ................................................................................. 94
Gambar 4.6 Deskripsi dan Isi Setiap Permainan ........................................................ 94
Gambar 4.7 Daftar pustaka modul ............................................................................. 97
Gambar 4.8 Biografi penulis modul ........................................................................... 97
Gambar 4.9 Revisi sampul modul .............................................................................. 100
Gambar 4.10 Revisi kata pengantar ........................................................................... 102
Gambar 4.11 Revisi Isi modul ................................................................................... 103
Gambar 4.12 Revisi isi modul penambahan soal evaluasi ......................................... 104
Gambar 4.13 Revisi daftar isi..................................................................................... 106
Gambar 4.14 Revisi tahap pembelajaran ................................................................... 108
Gambar 4.15 Perbaikan langkah permainan engklek ................................................. 115
Gambar 4.16 Refleksi Pembelajaran Pada Kegiatan Akhir Permainan ..................... 115
Gambar 4.17 Hasil Akhir Sampul Modul Setelah Direvisi ....................................... 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan .................................................. 136
Lampiran 2 Hasil Wawancara Pengumpulan Data .................................................... 138
Lampiran 3 Hasil Observasi Potensi dan Masalah ..................................................... 141
Lampiran 4 Data Hasil Validasi Guru Kelas I ........................................................... 143
Lampiran 5 Data Hasil Validasi Ahli I ...................................................................... 146
Lampiran 6 Data Hasil Validasi Ahli II ..................................................................... 149
Lampiran 7 Data Hasil Uji Coba Guru Kelas I .......................................................... 152
Lampiran 8 Hasil Observasi Uji Coba Lapangan Terbatas ........................................ 155
Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Kelas I SD ......................................... 157
Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli I ........................................................ 158
Lampiran 11 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli II ....................................................... 159
Lampiran 12 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Terbatas .................................................. 160
Lampiran 13 Lembar Observasi Potensi Dan Masalah .............................................. 161
Lampiran 14 Pedoman Wawancara Potensi Dan Masalah ........................................ 162
Lampiran 15 Pedoman Wawanacara Pengumpualan Data ........................................ 163
Lampiran 16 Instrumen Validasi Modul Pembelajaran ............................................. 164
Lampiran 17 Instrumen Uji Coba Modul Pembelajaran ............................................ 167
Lampiran 18 Surat Katerangan Melakukan Penelitian .............................................. 170
Lampiran 19 Surat Ketrangan Sudah Melakukan Penelitian ..................................... 171
Lampiran 20 Modul Pembelajaran ............................................................................. 172
Lampiran 21 Foto – foto Dokumentasi Kegiatan Uji Coba Lapangan ...................... 194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I ini berisi tentang (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3)
tujuan penelitian, (4) spesifikasi produk, dan (5) definisi operasional.
A. Latar Belakang
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk terus meningkatkan mutu
dan kualitas pendidikan di Indonesia, salah satu upaya tersebut yaitu melalui
pergantian kurikulum. Perubahan tersebut dilakukan demi tercapainya kualitas
pendidikan yang lebih baik dari sebelumnya. Menurut Majid (2014: 1) kurikulum
merupakan program pendidikan yang disediakan oleh sekolah untuk siswa.
Berdasarkan program tersebut, siswa melakukan kegiatan belajar sehingga
mendorong perkembangan dan pertumbuhan siswa agar sesuai dengan tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Kurikulum terbaru yang saat ini diterapkan di
sekolah-sekolah yang ada di Indonesia, mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA),
menggunakan kurikulum 2013.
Kemendikbud (2014) menyatakan bahwa pengembangan kurikulum 2013
merupakan langkah lanjutan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang
telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan secara terpadu. Menurut Majid (2014: 37)
penerapan kurikulum 2013 didasari dari permasalahan yang dihadapi dalam
kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2006 atau kurikulum KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan). Pergantian kurikulum itu sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
bertujuan untuk menyeimbangkan kemampuan sikap, ketrampilan, dan
pengetahuan (Fadilah, 2004: 12), sehingga siswa tidak hanya dituntut dalam
kognitifnya atau pengetahauan yang dimilikinya.
Ada dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pendidikan, yaitu
faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar dan faktor yang
berasal dari luar diri individu (Triwiyanto, 2014: 23). Salah satu faktor yang
berasal dari luar adalah peranan guru. Guru memiliki peranan dalam menyediakan
suasana belajar yang menyenangkan. Guru juga harus mencari cara untuk dapat
membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. Salah satu cara untuk membuat
pemnelajaran menjadi menyenangkan adalah dengan menggunakan bahan ajar
yang menyenangkan pula, yaitu bahan ajar yang dapat membuat siswa merasa
tertarik dan senang untuk mempelajari bahan ajar tersebut. Berbagai bentuk bahan
ajar dapat diberikan kepada siswa guna mempermudah proses pembelajaran di
kelas.
Guru harus mampu memandu dan menciptakan proses pembelajaran agar
dapat mencapai tujuan kompetensi yang hendak dicapai (Shoimin, 2014: 5).
Dalam mengajarkan materi pembelajaran kepada siswa, banyak cara yang dapat
dilakukan untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap materi. Salah satu
caranya adalah dengan menggunakan modul pembelajaran. Belajar dengan
menggunakan modul pembelajaran merupakan salah satu strategi dalam
menyelenggarakan pembelajaran secara mandiri dan menyenangkan. Menurut
Anwar (2010: 24) modul pembelajaran merupakan bahan ajar yang disusun secara
sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode dan evaluasi yang dapat
digunakan secara mandiri untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
yang baik harus disusun secara sistematis, menarik, dan jelas. Modul juga dapat
digunakan kapan dan dimanapun sesuai dengan kebutuhan siswa.
Mengingat betapa krusialnya pendidikan bagi anak serta bertapa penting dan
fundamentalnya rangsangan-rangsangan yang dibutuhkan anak untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki, maka bermain menjadi kegiatan yang
sangat penting dan merupakan sentral dari segala kegiatan karena aktivitas
bermain merupakan kebutuhan bagi anak dan appropriate dengan perkembangan
yang dimiliki oleh anak. Menurut Hurlock (dalam jurnal Ekawati, Khusnia (2000 :
320), mengungkapkan bahwa sebenarnya bermain bukanlah kegiatan pemborosan
waktu justru terdapat pengalaman belajar yang berharga terdapat di dalamnya.
Bermain merupakan cara bagi anak untuk memperoleh pengetahuan tentang
segala sesuatu. Bermain akan menumbuhkan anak untuk melakukan eksplorasi,
melatih pertumbuhan fisik serta imajinasi, serta memberikan peluang yang luas
untuk berinteraksi dengan orang dewasa dan teman lainnya, mengembangkan
kemapuan berbahasa dan menambah kata-kata, serta membuat belajar yang
dilakukan sebagai belajar yang sangat menyenangkan.
Dengan demikian, akan membuktikan bahwa permainan tradisional di
Indonesia memiliki manfaat yang lebih untuk perkembangan anak dibandingkan
dengan permainan dengan gadget atau game online meskipun melalui gadget kita
juga bisa mendownload permainan tardisional, namun hal ini akan terasa berbeda
jika dilakukan secara langsung dengan teman-teman di tanah yang lapang. Selain
itu penggunaan gadget yang berlebihan juga akan menimbulkan banyak sekali
efek samping yang sangat merugikan bagi anak-anak. Di era globalisasi ini
permainan tradisional hampir sulit untuk ditemui dan hampir tidak dikenal lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
oleh anak-anak era saat ini hal ini terjadi karena mulai tergeser oleh adanya
permainan modern yang lebih canggih dan menarik bagi anak melalui gadgetnya.
Pemilihan permainan elektronikpun menjadi pilihan yang dipandang tepat untuk
memenuhi porsi bermain anak. Di samping itu, banyak orang dewasa memandang
bahwa permainan tradisional tidak memberikan peran yang berarti untuk
meningkatkan prestasi siswa khususnya dalam bidang akademik anak.
Pemahaman materi yang baik menggunakan permainan tradisional diharapkan
mampu membantu guru untuk menerapkan materi memalui permainan tradisional
di setiap pembelajarannya. Permainan yang sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kebutuhan, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menerima materi pembelajaran. Karena manfaat aktivitas bermain anak yang
dimaksud sebenarnya untuk memenuhi perkembangan anak bukan hanya sekedar
untuk memperoleh kesenangan dalam diri anak itu sendiri. Tetapi juga terdapat
manfaat lain yang bisa diambil dalam aktivitas bermain, seperti kebutuhan sosial
atau ketangkasan fisik yang tidak sepenuhnya mampu diberikan oleh permainan
elektronik. Selain itu manfaat lain dari bermain juga dapat membantu guru untuk
mengimplementasikan materi pelajaran ke dalam setiap permainan misalnya
dengan menerapkan permainan tradisional yang di dalam langkah-langkahnya
akan ada pokok materi yang akan diajarkan kepada siswa.
SD N Karangmloko I merupakan salah satu sekolah yang telah menerapkan
Kurikulum 2013. Sesuai hasil wawancara dengan guru wali kelas I SD N
Karangmloko I diketahui dalam proses kegiatan pembelajaran kendala yang
dihadapi oleh guru yaitu ada beberapa siswa kelas I yang masih sering kesulitan
dengan pemahaman materi yang dipelajari bahkan ada beberapa siswa yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
mau memperhatikan pembelajaran di kelas dan memilih untuk bermain di depan
kelas ataupun di tempat duduknya bersama teman sebangku. Walaupun hanya
beberapa siswa saja yang bermain-main, namun akan menggangu konsentrasi
siswa yang lainnya sehingga kelas menjadi tidak kondusif. Hal ini dikatakan
sebagai kendala karena guru tentu tidak mungkin akan membiarkan semua hal itu
secara terus menerus karena akan menggangu proses kelancaran siswa yang
lainnya. Kesenjangan yang muncul di dalam kelas ini membuat guru berharap
akan adanya solusi terutama dalam hal bermain agar siswa sekaligus akan bermain
sambil belajar. Mengingat bahwa memang karakter siswa kelas I tidak jauh-jauh
dari unsur bermain.
Melalui wawancara yang telah dipaparkan pada paragraf sebelumnya, peneliti
mengembangkan permainan tradisional tersebut karena adanya kebutuhan guru
terhadap permainan tradisional di dalam pembelajaran seperti penelitian yang
dilakukan oleh Mohammad Toha yang berjudul “Pengembangan Model
Permainan Tradisional Geprek Kempung dan Gobag Sodor Untuk Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan produk model pembelajaran IPS SD yang efektif dan inovatif
dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar berbasis
permainan tradisional. Produk berupa model permainan tradisional geprek
kampung dan gobag sodor dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat
memudahkan siswa dalam belajar IPS.
Berdasarkan penelitian di atas, dikembangkan bahan ajar berupa modul
pembelajaran menggunakan permainan tradisional anak Indonesia untuk kelas I
sekolah dasar. Modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
dijadikan sebagai referensi tambahan selain buku paket dan LKS yang telah
disediakan oleh sekolah. Maka dari itu, peneliti mengambil judul “Pengembangan
Modul Pembelajaran Menggunakan Permainan Tradisional Anak Untuk Siswa
Kelas I Sekolah Dasar Tema 2 Subtema 4”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur pengembangan modul pembelajaran menggunakan
permainan tradisional anak untuk kelas I Sekolah Dasar Tema 2 Subtema 4?
2. Bagaimana kualitas modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional
anak untuk kelas I Sekolah Dasar tema 2 subtema 4?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan modul pembelajaran
menggunakan permainan tardisional anak untuk kelas I Sekolah Dasar tema 2
subtema 4.
2. Untuk mengetahui kualitas modul pembelajaran menggunakan permainan
tradisional anak untuk kelas I Sekolah Dasar tema 2 subtema 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Guru memperoleh refrensi berupa modul pembelajaran menggunakan
permainan tradisional anak Indonesia untuk kelas I sekolah dasar tema 2
subtema 4 sebagai bahan ajara tambahan yang dapat digunakan untuk
membantu penyampaian materi pembelajaran.
2. Bagi Sekolah
Sekolah memperoleh bahan ajar tambahan berupa modul pembelajaran
menggunakan permainan tradisional anak Indonesia untuk kelas I sekolah
dasar tema 2 subtema 4.
3. Bagi program studi PGSD
Penelitian ini dapat menambah pustaka program studi PGSD Universitas
Sanata Dharma terkait dengan pengembangan buku bergambar permainan
tradisional anak tema 2 subtema 4 kelas I.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini memberikan pengalaman langsung dan meningkatkan wawasan
peneliti tentang jenis penelitian Research and Development (Penelitian dan
Pengembangan) dalam mengembangkan modul pembelajaran menggunakan
permainan tradisional anak Indonesia untuk kelas I sekolah dasar tema 2
subtema 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
E. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan
Produk yang dikembangkan memiliki spesifikasi sebagai berikut:
1. Isi modul pembelajaran memuat pada Tema 2: “Kegemaranku”,
Subtema 4: “Gemar Membaca” dengan materi yang terdapat di
dalamnya dikembangkan dengan menggunakan permainan tradisional
anak.
2. Modul pembelajaran ini menggunakan bahasa yang sederhana sehingga
guru akan lebih mudah memahami isi modul.
3. Bersifat kontekstual (berkaitan kegiatan siswa sehari-hari).
4. Modul pelajaran terdiri dari cover, kata pengantar, kompetensi inti,
daftar isi, kompetensi dasar, ilustrasi kegiatan setiap permainan, isi
setiap pembelajaran dan permainan di dalamnya, daftar refrensi, dan
biografi penulis.
5. Buku cerita dibuat full colour (penuh warna).
6. Kertas cover atau sampul menggunakan kertas Art Paper 150.
7. Kertas di bagian isi menggunakan Ivory 120.
8. Gambar dan teks pada modul pembelajaran saling berkaitan.
9. Iluastrasi gambar memperjelas latar rangkaian gambar dan karakter.
10. Modul pembelajaran disesuaikan dengan karateristik perkembangan
siswa kelas I Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
F. Definisi Operasional
1. Modul Pembelajaran
Modul pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun untuk memudahkan
guru dalam memberikan materi pembelajaran kepada siswa agar lebih
mudah dalam menerima materi pembelajaran, yang disusun secara ringkas
dan menarik dan dapat digunakan oleh orang tua sebagai pengganti guru di
sekolah.
2. Permainan Tradisional
Permainan tradisional adalah bentuk kegiatan permainan dan atau olahraga
yang berkembang dari suatu kebiasan masyarakat tertentu.
3. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang disempurnakan dari
kurikulum sebelumnya yang merupakan tindak lanjut dari kurikulum
berbasis kompetensi (KBK) yang mengembangkan aspek ketrampilan,
pengetahuan dan sikap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini mengemukakan tentang beberapa hal yang terdiri dari (1) teori yang
mendukung, (2) hasi penelitian yang relevan, (3) kerangka berfikir, dan (4)
pertanyaan penelitian.
A. Kajian Pustaka
1. Teori Belajar Pendukung Pembelajaran Kontesktual
Istilah perkembangan anak membahas pada kemampuan anak dalam
mengembangkan diri mulai dari perkembangan fisik, perkembangan kepribadian,
perkembangan sosial, perkembangan kognitif (pengetahuan), dan perkembangan
dalam bahasa. Namun, dalam teori perkembangan anak yang selama ini sering
dipakai dalam buku dan cocok untuk perkembangan anak SD bagi sebagian besar
orang adalah perkembangan kognitif (pengetahuan) dan perkembangan
sosiokulturalisme.
2. Teori Perkembangan Anak Menurut Piaget
Menurut Piaget (dalam Komalasari, 2011: 19-20), bagaimana seseorang
memperoleh kecakapan intelektual, pada umumnya akan berhubungan dengan
proses mencari keseimbangan anatara apa yang ia rasakan dan ketahui pada satu
sisi dengan apa yang ia lihat sebagai suatu fenomena baru sebagai pengalaman
dan persoalan. Bila sesorang dalam kondisi sekarang dapat mengatasi situasi baru,
keseimbangan dirinya tidak akan terganggu. Jika tidak, ia harus melakukan
adaptasi dengan lingkungannya. Proses adaptasi ini melalui asimilasi, akomodasi,
dan ekuilibrasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
Proses belajar akan terjadi jika mengikuti tahap-tahap asimilasi, akomodasi,
dan ekuilibrasi (penyeimbang). Proses asimilasi merupakan proses
pengintegrasian atau penyatuan informasi baru ke dalam struktur kognitif yang
telah dimiliki oleh individu.proses akomodasi merupakan proses penyesuaian
struktur kognitif ke dalam situasi baru. Sedangkan ekuilibrasi adalah penyesuaian
berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.
Menurut Piaget (dalam Suparno, 2013: 39) secara umum membedakan 4
tahap perkembangan kognitif seseorang, yaitu tahap sensori-motor (0-2 tahun),
tahap pra-operasional (2-7 tahun), tahap pemikiran operational konkrit (7-11
tahun), dan tahap pemikiran formal (11 tahun ke atas). Berikut ini adalah
penjelasan dalam setiap tahapannya :
1. Tahap Sensori-Motor (0-2 tahun)
Inteligensi anak pada tahap sensori-motor ini lebih didasarkan pada tindakan
inderawi anak terhadap lingkungannya seperti melihat, meraba, menjamah,
mendengar, membau dan lain-lain. Anak dalam tahap ini belum dapat
berbicara dengan bahasa. Pada tahap sensori motor, gagasan anak mengenai
suatu benda ber kembang dari periode “belum punya gagasan” sampai
dengan “sudah punya gagasan akan adanya suatu benda”. Perkembangan
pikiran anak pada tahap ini dimulai dengan reaksi refleks anak terhadap
rangsangan dari luar.
2. Tahap Pemikiran Pra-Operasional (2-7 tahun)
Tahap pemikiran pra-operasional ini dicirikan dengan adanya fungsi semiotik,
yaitu penggunaan simbol atau tandauntuk menyatakan suatu obyek yang saat
itu tidak bersama si subjek. Tahap ini juga dicirikan dengan pemikiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
intuitifpada anak. Dengan penggunaan bahasa seorang anak dapat
mengungkapkan suatu hal yang tidak sedang dilihat.
3. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)
Tahap operasional konkret ini dapat dicirikan oleh perkembangan sistem
pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Ciri utama
dari pemikiran logis itu adalah adanya transformasi reversibel atau sistem
kekekalan. Tahap operasional konkret ini ditandai dengan adanya sistem
operasi terhadap objek konkret/nyata. Anak masih menerapkan logika
berpikir pada barang-barang yang konkrit, belum bersifat absrtrak apalagi
hipoteis sehingga mereka masih punya kesulitan untuk memecahkan
persoalan yang mempunyai banyak variabel.
4. Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir
abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir “kemungkinan”. Model
berpikir ilmiah tipe hipothetico deductive dan inductive sudah mulai dimiliki
anak, dengan kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan
mengembangkan hipotesis.
Menurut penjelasan ahli di atas dapat dijelaskan bahwa dalam tahap
perkembangan siswa yang akan peneliti gunakan dalam pembuatan modul ini
berdasarkan pada Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun) karena pada siswa
kelas I Sekolah Dasar telah memasuki pada tahap perkembangan Operasional
Konkret di mana pada tahap perkembagan ini ditandai dengan adanya sistem
operasi terhadap objek konkret/nyata yang dibutuhkan oleh siswa kelas I
untuk mengenal lingkungannya secara langsung untuk belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
3. Karakteristik Anak Sekolah Dasar Kelas Bawah
Setiap individu manusia selalu mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat yang
membedakannya dengan manusia lainnya. Pada masa keserasian sekolah ini,
secara relatif peserta didik lebih mudah untuk dididik dari pada sebelumnya dan
sesudahnya (Agustina, 2015: 93). Masa anak usia sekolah dasar sering disebut
masa intelektual atau masa keserasian sekolah. Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo,
1992: 101 (Dalam Agustina, 2015: 93) karakteristik anak pada masa kelas-kelas
rendah sekolah dasar (6-10 tahun). Beberapa sifat khas anak pada masa ini adalah:
1) Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi
sekolah.
2) Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional.
3) Ada kecenderungan menuju diri sendiri.
4) Suka membanding-membandingkan dirinya dengan anak lain ada
kecenderungan meremehkan anak lain.
5) Jika tidak dapat menyelesaikan sesuatu hal, maka soal itu dianggapnya tidak
penting.
6) Pada masa ini anak menghendaki nilai raport yang baik, tanpa mengingat
apakah prestasinya memang pantas diberi nilai atau tidak.
B. Kurikulum
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan,
sekaligus merupakan pedoman dalam suatu pelaksanaan pembelajaran pada
semua jenis dan jenjang pendidikan. Menurut (Arifin, 2011: 2-3) Istilah
kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya
“pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu. Pengertian kurikulum secara
modern adalah semua kegiatan dan pengalaman potensial (isi/materi) yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
disusun secara ilmiah, baik yang terjadi di dalam kelas,di halaman sekolah
maupun di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan. Menurut UU. No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu” (Bab 1 Pasal 1 ayat 19).
Pandangan lain menurut (Majid, 2014: 1) tentang kurikulum adalah
merupakan program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan
(sekolah) bagi siswa. Berdasarkan program dari pendidikan tersebut siswa
melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga mampu mendorong perkembangan
dan pertumbuhannya sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah diterapkan.
Kurikulum sering dibedakan anatara kurikulum sebagai rencana (curriculum plan)
dengan kuriukulum yang fungsional (functioning curriculum). Kurikulum bukan
hanya sekedar merupakan rencana tertulis saja bagi pengajaran, melainkan bisa
juga menjadi sesuatu yang fungsional yang beroperasi dalam kelas, yang
memberikan pedoman dan dapat mengatur lingkungan dan kegiatan yang
berlangsung di dalam kelas. Sedangkan menurut Sanjaya (dalam Fadillah, 2014:
14) selain diartikan sejumlah mata pelajaran, kurikulum dapat pula dimaknai
sebagai serangkaian pengalaman belajar peserta didik. Sebagaimana disebutkan
oleh para tokoh pendidikan bahwa kurikulum buka hanya menyangkut mata
pelajaran yang harus dipelajari, melainkan menyangkut seluruh usaha sekolah
untuk mempengaruhi siswa belajar, baik di dalam maupun di luar kelas atau
bahkan di luar sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa kurikulum adalah suatu alat pembelajaran yang digunakan dalam
penyelenggaraan pendidikan yang dapat dimaknai sebagai serangkaian
pengalaman belajar siswa sehingga akan tercapai tujuan pendidikan tertentu.
1. Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum yang saat ini dilaksanakan di Indonesia adalah kurikulum 2013
atau biasa disebut dengan tematik. Menurut Fadillah (2014: 16), kurikulum 2013
ini adalah pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 maupun
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006. Salah satu yang menjadi
titik tekan yang terpenting pada Kurikulum 2013 ini adalah adanya peningkatan
dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kurikulum 2013 berusaha untuk
menanamkan nilai-nilai yang tercermin pada sikap dapat berbanding lurus dengan
ketrampilan yang diperoleh peserta didik melalui pengetahuan di bangku sekolah.
Pembelajaran dalam kurikulum 2013 ini lebih bersifat tematik integratif dalam
semua mata pelajaran.
Kemampuan secara intelektual tidak cukup untuk menciptakan generasi muda
bangsa yang baik, membutuhkan keseimbangan antara intelektual, ketrampilan
dan juga sikap agar kualitas pendidikan semakin baik. Seperti yang dikemukakan
oleh Hidayat (2013: 23) yang mengungkapkan bahwa kurikulum 2013 dicita-
citakan dapat melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas kompehensif, yaitu
bukan hanya cerdas secara intelektualnya saja namun juga cerdas secara emosi,
dan spiritualnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
Menurut Mulyasa (2013: 6-7), Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada
pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi pondasi bagi
tingkat berikutnya. Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk
mengingkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada
pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia dari peserta didik secara utuh,
terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap
satuan pendidikan. Melalui impelementasi Kurikulum 2013 yang berbasis
kompetensi sekaligus berbasis karakter, dengan pendekatan tematik dan
kontekstual diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan
menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta
mempersonalisasi nilai-nial karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam
perilaku dalam kegiatan sehari-hari.
Terkait dengan pengertian bebrapa ahli di atas tentang kurikulum dapat
disimpulkan bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang sudah
disempurnakan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum berbasis kompetensi
(KBK) yang mengembangkan beberapa aspek yaitu aspek ketrampilan,
pengetahuan dan sikap. Kurikulum 2013 juga menerapkan pembelajaran secara
tematik dan menggunakan pendekatan saintifik dan lebih menekankan pada
pendidikan karakter pada anak.
2. Tujuan dan Fungsi Kurikulum 2013
Tujuan dan fungsi kurikulum 2013 secara spesifik mengacu pada Undang-
Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Di dalam
undang-undang Sisdiknas ini disebutkan bahwa fungsi kurikulum ialah
mengembangan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurut Fadillah (2014: 25)
tujuan Kurikulum 2013, secara khusus dapat penulis uraikan sebagai berikut :
1. Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbangkan hard skills
dansoft skills melalui kemampuan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan
dalam rangka menghadapi tantangan global yang terus berkembang.
2. Membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang produktif,
kreatif, dan inovatif sebagai modal pembangunan bangsa dan negara
Indonesia.
3. Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan
menyiapkan administrasi mengajar, sebab pemerintah telah menyiapkan
semua komponen kurikulum beserta buku teks yang digunakan dalam
pembelajaran.
4. Meningkatkan peran serta pemerintah pusat dan daerah serta warga
masyarakat secara seimbang dalam menentukan dan mengendalikan
kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan.
5. Meningkatkan persaingan yang sehat antar-satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai. Sebab sekolah diberikan
keleluasaan untuk mengembangkan Kurikulum 2013 sesuai dengan
kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.
3. Karakteristik Kurikulum 2013
Dalam pengembangan kurikulum 2013 tentunya memiliki karakteristik yang
dijadikan pedoman di dalamnya. Menurut Kemendikbud (dalam Widyastono,
2014: 131) mengungkapkan karakteristik kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
1. Mengembangkan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas,
kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik secara
seimbang.
2. Memberikan pengalaman belajar terencana ketika peserta didik
menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan
memanfaatkan masyarakat sebagai bahan ajar secara seimbang.
3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah maupun masyarakat.
4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.
5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci
lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.
6. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasian kompetensi dasar,
di mana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan
untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.
7. Kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antara mata
pelajaran dan jenjang pendidikan.
Berdasarkan dari ketujuh karakteristik kurikulum 2013 tersebut dapat
disimpulkan bahwa di dalam kurikulum 2013 memberikan suatu wadah dengan
tujuan untuk menciptakan proses pembelajaran lebih inovatif dengan tujuan
menciptakan peserta didik yang berkualitas untuk melanjutkan ke jenjang lebih
tinggi dan meningkatkan mutu pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
C. Bahan Ajar
Bahan ajar adalah pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diajarkan oleh
guru dan menjadi bahan belajar siswa untuk mencapai indikator-indikator yang
telah dirumuskan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar dan dievaluasi
dengan menggunakan instrumen penilaian yang disesuaikan dengan indikator
yang telah dirumuskan (Haryati, 2007: 10).
Menurut Prastowo (2011: 17) menyatakan bahwa bahan ajar merupakan
segala bahan (baik informasi, alat maupun teks) yang disusun secara sistematis,
yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik
dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan
penelahan implementasi pembelajaran. Misalnya buku pelajaran, modul, handout,
LKS, model atau maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif, dan sebagainya.
Di dalam bahan ajar secara garis besar memuat tentang pengetahuan, ketrampilan
dan sikap yang harus dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai kompetensi
inti dan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Pengetahuan tersebut meliputi
fakta, konsep, prinsip dan prosedur sedangkan ketrampilan merupakan bahan
pembelajaran yang dilakukan dengan kemampuan untuk mengembangkan ide,
memilih dan menggunakan bahan/peralatan, dan teknik kerja.
Menurut Iskandarwassid dan Suhendar (2009: 17) bahan ajar adalah
seperangkat informasi yang harus diserap peserta didik melalui pembelajaran yang
menyenangkan. Bahan ajar memuat berbagai macam infromasi dan informasi
tersebut akan membuat siswa menjadi banyak belajar. Informasi tersebut tidak
hanya terkait dengan aspek pengetahuan saja. Informasi yang ada dapat juga
melatih siswa untuk mengembangkan aspek ketrampilan dan juga sikap baik
spiritual maupun sikap sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa, bahan ajar
merupakan materi pembelajaran yang di dalamnya berisi informasi untuk
memudahkan siswa dalam belajar yang di dalamnya memuat tentang
pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang harus dipelajari peserta didik dalam
rangka mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar yang telah ditentukan.
1. Kegunaan Bahan Ajar
Menurut Prastowo (2011: 27) kegunaan pembuatan bahan ajar bagi pendidik
yaitu: (1) pendidikan akan memiliki bahan ajar yang dapat membantu dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran, (2) bahan ajar dapat diajukan sebagai karya
yang dinilai untuk menambah angka kredit pendidik guna keperluan kenaikan
pangkat, (3) menambah penghasilan bagi pendidik jika hasil karyanya diterbitkan.
Selain kegunaan bahan ajar bagi pendidik, terdapat pula kegunaan pembuatan
bahan ajar bagi peserta didik, diantaranya yaitu: (1) kegiatan pembelajaran
menjadi lebih menarik, (2) peserta didik lebih banyak mendapatkan kesempatan
untuk belajar secara mandiri dengan bimbingan pendidik, dan (3) peserta didik
mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus
dikuasai.
D. Pengertian Modul Pembelajaran
Modul pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan
menarik yang mencakup isi matei, metode dan evaluasi yang dapat digunakan
secara mandiri untuk mencapai kompetensi yang diharapkan (Anwar, 2010: 54).
Menurut Daryanto (2013: 9) modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang
dikemas secara utuh dan sistematis, di dalamnya untuk membantu peserta didik
menguasai tujuan belajar yang spesifik. Modul yang baik di dalamnya mencakup
aspek pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dikemas secara sistematis. Selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
itu modul juga harus mampu mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki
seperti ruang, waktu, dan daya perkembangan siswa.
Modul yang nantinya akan dibuat diharapkan akan mampu menjadikan siswa
terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Modul dapat dirumuskan sebagai suatu
unit lengkap yang berdiri sendiri terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang
disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan
secara khsusus dan jelas (Nasution, 1982: 205). Salah satu tujuan dari pengajaran
modul adalah membuka kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut kecepatan
masing-masing karena siswa tidak akan mencapai hasil yang sama dalam waktu
yang sama. Pengajaran menggunakan modul juga akan memberi kesempatan bagi
siswa untuk belajar menurut cara masing-masing dengan teknik yang berbeda-
beda untuk memecahkan masalah berdasarkan latar belakang pengetahuan dan
kebiasaan masing-masing.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa modul
pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik
menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan bertujuan untuk memudahkan
siswa belajar secara mandiri sehingga siswa dapat belajar secara aktif dan terarah
sesuai dengan target yang telah ditetapkan serta mempermudah siswa belajar
secara optimal.
1. Karakteristik Modul
Menurut Prastowo (2013: 209-210) terdapat tujuh karakteristik modul yaitu:
(1) modul dirancang untuk sistem pembelajaran mandiri, (2) modul merupakan
program pembelajaran yang utuh dan sistematis, (3) modul mengandung tujuan,
(4) bahan atau kegiatan dan evaluasi, (5) modul disajikan secara komunikatif dua
arah, (6) modul diupayakan agar dapat mengganti beberapa peran guru, (7) modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
memiliki cakupan bahasan terfokus dan terukur, modul mementingkan aktivitas
belajar pemakai.
Dari beberapa karakteristik di atas, modul yang akan peneliti kembangkan
akan mencakup beberapa karakteristik di dalamnya yaitu: (1) modul merupakan
program pembelajaran yang utuh dan sistematis, (2) modul mengandung tujuan,
(3) bahan atau kegiatan dan evaluasi, (4) modul diupayakan agar dapat mengganti
beberapa peran guru, (5) modul memiliki cakupan bahasan terfokus dan terukur,
modul mementingkan aktivitas belajar pemakai.
2. Jenis Modul Pembelajaran
Menurut Hermawan (2009: 28) jenis modul pembelajaran memiliki dua jenis
yaitu modul sederhana dan modul kompleks yang dapat digunakan sebagai acuan
dalam membuat rancangan modul pembelajaran sebagai berikut:
a) Modul sederhana yaitu pembelajaran tertulis yang hanya terdiri atas 3-5
halaman, bahan pembelajaran ini dibuat untuk kepentingan pembelajaran
selama 1-2 jam pembelajaran.
b) Modul kompleks yaitu bahan pembelajaran yang terdiri atas 40-60 halaman,
untuk 20-30 jam pembelajaran. Modul ini dilengkapi bahan audio, video,
kegiatan percobaan, praktikum, dan sebagainya.
Menurut Prastowo (2013: 110) modul terbagi menjadi dua macam yaitu: 1)
modul untuk peserta didik berisi kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta
didik, 2) modul untuk pendidik berisi petunjuk pendidik, tes akhir modul, dan
kunci jawaban tes akhir modul.
Berdasarkan jenis modul pembelajaran di atas, modul yang akan peneliti
kembangkan termasuk ke dalam jenis modul untuk peserta didik yang berisi
kegiatan belajar yang digunakan oleh peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
3. Langkah – langkah Penyusunan Modul
Dalam penyusunan modul terdapat empat langkah yang harus dilalui peneliti
yaitu analisis kurikulum tematik, penentuan judul modul, pemberian kode modul,
dan penulisan modul (Prastowo, 2013: 217-221):
1. Analisis kurukulum tematik
Langkah pertama yang dilakukan ini dimaksudkan untuk menentukan tema
dan subtema berapa yang akan dikembangkan untuk isi modul pembelajaran
ini. Kemudian disesuaikan dengan materi ajar yang ada di dalamnya jika
dilihat dari hasil pemetaan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan
pembelajaran.
2. Menentukan judul modul
Dalam menentukan judul modul maka dapat mengacu pada tema dan subtema
yang sudah ditentukan dan digabungkan dengan permainan tradisional anak.
3. Pemberian kode modul
Kode modul adalah angka-angka yang memberikan makna. Untuk kode
modul tematik lebih difungsikan sebagai penanda tema, subtema, dan kelas.
4. Penulisan modul
Dalam penulisan modul terdapat enam hal penting yang hendaknya dapat
dijadikan acuan yaitu perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai,
penyusunan materi pembelajaran, pemilihan permainan tradisional yang
sesuai dengan materi yang sudah disusun, modifikasi cara bermain dengan
materi pembelajaran di dalamnya, dan tujuan dari permainan yang akan
diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
5. Fungsi dan Manfaat Modul
Modul memiliki peranan penting dalam kegiatan pembelajaran. Apabila
dijabarkan lebih luas meliputi fungsi, tujuan, dan kegunaan modul. Hermawan
(2009: 33) menjelaskan bahwa fungsi dari modul adalah 1) mengatasi kelemahan
sistem pengajaran tradisional, 2) meningkatkan motivasi belajar, 3) meningkatkan
kreativitas pelatih dalam mempersiapkan pembelajaran individual, 4)
mewujudkan prinsip maju berkelanjutan, 5) mewujudkan belajar yang
berkonsentrasi. Menurut Depdiknas (2008: 5-6) mengatakan bahwa modul
memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Modul pembelajaran memperjelas dan mempermudah penyajian materi yang
disampaikan agar tidak terlalu bersifat verbal.
2. Menggunakan modul pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan waktu,
ruang, daya indera, baik peserta didik maupun guru/ instruktur.
3. Modul pembelajaran digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti: (a)
meningkatkan motivasi dan gairah belajar; (b) mengembangkan kemampuan
dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan median pembelajaran;
(c) memungkinkan peserta didik belajar mandiri sesuai dengan kemampuan
dan minatnya.
4. Modul pembelajaran diterapkan untuk mengukur atau mengevaluasi hasil
belajar peserta didik itu sendiri.
Adapun manfaat modul sebagai alat pembelajaran menurut Depdiknas (2008:
7) adalah sebagai berikut:
1. Modul pembelajaran meningkatkan efektivitas pembelajaran tanpa harus
melalui tatap muka secara teratur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
2. Modul pembelajaran digunakan untuk menentukan proses belajar peserta
didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan.
3. Modul pembelajaran dapat digunakan untuk mengetahui pencapaian
kompetensi peserta didik secara bertahap.
4. Pembelajaran modul digunakan untuk mengetahui kelemahan atau
kompetensi yang belum dicapai oleh peserta didik.
Menurut Prastowo (2013: 107-108) fungsi modul sebagai berikut:
1. Bahan ajar mandiri. Penggunaan modul berfungsi untuk meningkatkan
kemandirian siswa dalam belajar tanpa harus bergantung pada pendidik.
2. Pengganti fungsi pendidik. Modul dapat berfungsi sebagai pengganti fungsi
pendidik atau peran fasilitator, karena modul mampu menjelaskan meteri
pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh peserta didik.
3. Bahan evaluasi yaitu digunakan untuk mengukur dan menilai tingkat
penguasaan materi untuk peserta didik.
4. Sebagai bahan rujukan bagi peserta didik. Modul mengandung berbagai
materi yang harus dipelajari oleh peserta didik, jadi modul berfungsi sebagai
refrensi bagi peserta didik.
Dari fungsi dan manfaat yang dipaparkan oleh beberapa ahli di atas terdapat
beberapa kesamaan dengan modul pembelajaran yang akan peneliti kembangkan
yaitu fungsi modul pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar dan modul
pembelajaran memperjelas dan mempermudah penyajian materi yang
disampaikan. Sedangkan fungsi modul yang akan dikembangkan sesuai dengan
fungsi modul sebagai bahan evaluasi yaitu digunakan untuk mengukur dan
menilai tingkat penugasan materi untuk peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
6. Kelebihan dan Kekurangan Modul
Modul pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran
yang dijelaskan sebagai berikut:
a) Kelebihan Pengajaran Modul
Menurut Nasution (2008: 45) modul yang disusun dengan baik dapat
memberikan banyak kelebihan bahan ajar/ media pembelajaran bagi peserta didik
sebagai berikut:
1. Balikan (feedback) yaitu peserta didik dapat mengetahui taraf hasil belajar
melalui umpan balik yang diberikan dalam bahan ajar berupa modul secara
langsung.
2. Penguasaan tuntas (mastery) yaitu peserta didik dapat mencapai hasil belajar
tinggi dengan menguasai matei pembelajaran secara tuntas.
3. Tujuan modul pembelajaran yaitu peserta didik dapat mencapai hasil belajar
secara efektif dengan tujuan dan indikator yang ditentukan dalam modul
pembelajaran.
4. Motivasi yaitu memberikan arahan dan membimbing proses belajar peserta
didik secara menyenangkan.
5. Fleksibilitas yaitu peserta didik dapat memahami materi pembelajaran yang
ada dalam modul.
6. Kerjasama yaitu peserta didik dapat bekerjasama dalam kelompok belajar
tanpa menimbulkan persaingan antara teman.
7. Pengajaran remidial yaitu memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
memperbaiki kelemahan, kesalahan, dan kekurangan secara langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
8. Rasa kepuasan yaitu dapat dirasakan peserta didik ketika modul materi
pembelajaran sudah dipahami dan dikuasai, sehingga mendapatkan nilai yang
sangat tinggi.
9. Bantuan individual artinya peserta didik dapat belajar secara mandiri dengan
produk modul pembelajaran dan memiliki waktu belajar sendiri untuk
mengerjakan tugas latihan yang ada dalam modul.
10. Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir
pembahasan suatu pokok/bahasan untuk mengetahui sejauh manakan proses
belajar peserta didik.
Selain itu Santyasa (2009: 37) juga menyebutkan beberapa keunggulan yang
diperoleh dari pembelajaran dengan penerapan modul adalah sebagai berikut.
1. Modul pembelajaran dapat mengingkatkan motivasi belajar peserta didik
dalam mengerjakan tugas pembelajaran.
2. Guru memberikan evaluasi kepada peserta didik untuk mengetahui
kemampuan belajar dan sejauh mana keberhasilan materi pembelajaran yang
dirancang dalam produk modul pembelajaran.
3. Modul pembelajaran digunakan sebagai bahan pembelajaran yang dirancang
dalam satu semseter.
4. Modul pembelajaran yang disusun sesuai dengan kebutuhan peserta didik
secara akademik.
b) Kekurangan Pengejaran Modul
Menurut Suparman (2001: 197) menyatakan bahwa bentuk kegiatan belajar
mandiri ini mempunyai kekurangan-kekurangan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
1. Biaya pengembangan produk modul pembelajaran sangat tinggi dan
membutuhkan waktu yang lama.
2. Menetapkan belajar disiplin yang tinggi kepada peserta didik yang kurang
memiliki semangat belajar.
3. Membutuhkan ketekunan yang lebih tinggi dari fasilitator untuk terus
menerut memantau proses belajar siswa.
E. Pengertian Bermain
Bermain merupakan cara alamiah anak untuk menemukan lingkungan, orang
lain, dan dirinya sendiri. Pada prisnsipnya, bermain mengandung rasa senang dan
lebih mementingkan proses daripada hasil akhir. Perkembangan bermain sebagai
cara pembelajaran hendaknya desesuaikan dengan perkembangan umur dan
kemampuan anak didik, yaitu berangsur-angsur dikembangkan dari bermain
sambil belajar (unsur bermain lebih besar) menjadi belajar sambil bermain (unsur
belajar lebih banyak). Menurut Sudono (dalam Kurniati, 2016:6-7),
mengemukakan pengertian bermain sebagai kegiatan yang dilakukan anak dengan
atau tanpa menggunakan alat yang meghasilkan pengertian atau memberikan
informasi, memberikan kesenangan, maupun mengembangkan imajinasi pada
anak.Sedangkan menurut Mulyadi (dalam Kurniati, 2016: 6) bermain dengan
teman sebaya membuat anak-anak belajar membangun suatu hubungan sosial
dengan anak-anak lain yang belum dikenalnya dan mengatasi berbagai persoalan
yang ditimbulkan oleh hubungan tersebut. Menurutnya, terdapat lima pengertian
bermain yang akan diuraikan di bawah ini:
1. Bermain adalah sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai positif
bagi anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
2. Bermain tidak memiliki tujuan ekstrinsik namun motivasinya lebih bersifat
intrinsik.
3. Bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas
dipilih oleh anak.
4. Melibatkan peran aktif keikutsertaan anak.
5. Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan
bermain, seperti kreativitas, pemecahan masalah, belajar bahasa, dan
perkembangan sosial.
F. DefinisiPermainan Tradisional
Permainan dan anak-anak merupakan dua hal yang berbeda akan tetapi satu
dengan yang lainnya tidak dapat terpisahkan. Dapat dikatakan hampir sepanjang
masa anak-anak tidak dapat lepas dari permainan. Permainan tradisional anak-
anak adalah permainan yang dimainkan anak-anak ada usia dini, balita, dan anak
usia sekolah. Permainan tradisional anak – anak ini bersifat turun temurun dan
tidak diketahui asal mula serta siapa yang menciptakan permainan tersebut.
Permainan tradisional anak-anak biasa dimainkan oleh anak-anak dalam satu
lingkungan tempat tinggal, baik lingkungan keluarga, rumah, ataupun sekolah.
Permainan merupakan suatu aktivitas bermain yang di dalamnya telah
memiliki aturan yang jelas dan disepakati bersama. Permainan tradisonal
merupakan salah satu media dalam proses pendewasaan anak-anak disuatu
masyarakat. Begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh ketika anak-anak
bermain permainan tradisional karenapermainan tradisional mengandung nilai-
nilai kehidupan. Menurut Sujarno (2011: 165) mengungkapkan bahwa melalui
permainan tradisional, anak secara langsung maupun tidak langsung mampu
memfasilitasi pengolahan nilai karakter pada aspek rasa, karsa, dan karya. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
demikian, anak akan mengalami proses pendewasaan dalam pembentukan
karakternya masing-masing.
Direktorat Nilai Budaya (dalam Kurniati, 2016: 2), menjelaskan bahwa
permainan rakyat tradisional pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
permainan untuk bermain dan permainan untuk bertanding. Permainan untuk
bermain lebih bersifat untuk mengisi waktu senggang, sedangkan permainan
untuk bertanding kurang memiliki sifat tersebut. Pada perkembangan selanjutnya
permainan tradisional sering kali dijadikan sebagai jenis permainan yang memiliki
ciri kedaerahan asli serta disesuaikan dengan tradisi budaya setempat.
Menurut Sujarno (2013: 2) bahwa permainan tardisional yaitu permainan
yang diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Sedangkan menurut Dharmamulya (2005: 16), permainan tradisional anak dirasa
memiliki makna kultural yang sangat penting, karena dengan adanya berbagai
macam ciri khasnya permainan tradisional anak ini akan memberikan identitas
pada kebudayaan. Permainan tradisional anak dapat menjadi aset budaya yang
sangat bergharga dalam pembentukan identitas budaya sebuah komunitas,
masyarakat maupun bangsa. Permainan tradisinonal anak dapat dianggap sebagai
aset budaya, sebagai modal bagi suatu masyarakat untuk mempertahankan
keberadaannya dan identitasnya di tengah kumpulan masyarakat lain. Prihtiyani
(dalam Sujarno, 2013: 2) mengemukakan bahwa permainan tradisional tidak
memunculkan egoisme tetapi lebih menekankan pada harmoni atau keharmonisan
hubungan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
Terdapat makna leluhur yang terkandung di dalamnya, meliputi nilai agama,
etika, norma, dan nilai edukatif yang keseluruhannya akan bermanfat dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
kehidupan bermasyarakat kelak. Permainan tradisional dijaman sekarang ini
hampir sudah tidak dikenali lagi oleh anak-anak. Hal ini dikarenakan banyak
faktor yang mempengruhi, salah satunya yaitu permainan – permainan modern
yang sekarang lebih menarik perhatian anak-anak dan yang paling berpengaruh
yaitu perkembangan gadeget. Masalah lainnya yaitu kurangnya pengenalan
tentang permainan tradisional dari guru dan juga orang tua kepada anak-anaknya.
Sehingga saat ini anak kerap kali tidak mengenali permainan-permainan yang
berasal dari daerahnya sendiri.
Permainan yang ada pada saat ini membuat anak semakin betah untuk diam
dirumah, mereka tidak bisa bersosisalisasi secara baik dengan teman-temannya,
bahkan mereka cenderung besikap egois. Permainan tradisional di Indonesia
sangat banyak sekali jenisnya yaitu: bentengan, layang-layang, bekelan, bola
kasti, sunda manda, nekeran, boi-boian, kasti, dor-doran, gangsing, lompat tali,
petak umpet, benthik,balap pelek, egrang, congklak, pasaran, jamuran, dakon, dll.
Penjelasan dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa permainan
tradisional merupakan permainan yang diwariskan secara turun-temurun oleh
leluhur kita dan harus di lestarikan, dengan melakukan permainan tradisional
nantinya akan meningkatkan kemampuan dalam bersosialisasi, berinteraksi, dan
kebersamaan pada lingkungan sekitar siswa.
1. Permainan Tradisional Engklek (Sunda Manda)
Permainan engklek atau biasa juga disebut dengan sunda manda, angkle,
angkling, obak, dan masih banyak lagi istilah untuk permainan ini. Permainan ini
juga dikenal di banyak tempat di Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Bali,
Kalimantan, dan Sulawesi. Menurut Surjano (2013: 49) engklek atau sunda manda
adalah permainan yang tidak hanya membutuhkan ketangkasan, tetapi kelincahan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
keseimbangan, dan kejelian. Orang menganggap sunda manda berasal dari Bahasa
Belanda, yaitu “zondag-maandag”. Sunda menggambarkan perebutan “sawah”
pada zaman kolonial Belanda. Sementara itu di Inggris, permainan ini dikenal
dengan nama “hopskotch” yang konon telah ada sejak zaman pendudukan
Romawi Kuno. Dari fakta itulah dapat disimpulkan bahwa sunda manda atau
engklek adalah permainan yang sudah berumur ratusan, bahkan ribuan tahun. Jadi,
tidaklah mengherankan jika permainan ini dikenal dengan nama yang berbeda di
berbagai tempat.
Permainan engklek atau sunda manda bisa dilakukan pada pagi, siang, atau
sore hari. Tempat permainan ini biasanya di area yang terbuka dan permukaanya
rata. Bisa di halaman rumah, sekolah, pekarangan atau tempat-tempat lain yang
memungkinkan untuk dibuat garis-garis sedemikian rupa, sehingga membentuk
lapangan permainan engklek atau sunda manda. Permainan ini bisa dilakukan oleh
anak perempuan ataupun laki-laki. Alat yang dibtuhkan pun tidak terlalu sulit
untuk di dapatkan, hanya memerlukan gacuk atau gico yang bisa dibuat dengan
pecahan genting atau keramik. Kemudian kapur atau ranting kayu untuk
menggambar bidang permainan di lantai atau tanah.
Cara yang bermain sebelum dimodifikasi :
1) Permainan engklek ini dimainkan oleh 2-5 orang atau boleh lebih.
2) Langkah pertama yaitu menentukan siswa yang akan bermain terlebih dahulu,
jika hanya ada dua pemain penentuan cukup dilakukan degan “pingsut”. Jika
jumlah pemain lebih dari dua orang maka untuk menentukannya dilakukan
dengan cara “hompimpah”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
3) Kemudian buatlah bidang permainan engklek atau sunda manda pada tanah
atau lantai.
4) Masing-masing pemain menyiapkan satu gico atau gacuk dengan bentuk yang
berbeda agar tidak tertukar satu sama lain.
5) Pemain yang mendapat giliran pertama untuk bermain melempar gacuk pada
petak pertama bidang permainan. Gacuk yang dilempar tidak boleh meleset
dari petak yang seharusnya atau mengenai garis antar petak.
6) Pemain harus melewati petak dimana dia melempar gacuknya dan kemudian
melompat dengan posisi berdiri pada satu kaki ke petak, yaitu kaki kanan
menginjak tanah kaki kiri terangkat membentuk sudut kurang lebih 45
derajat. Dengan satu kaki pemain melompat ke petak nomor 2 melompati
petak yang berisi gacuk. Begitu seterusnya sampai pada kolom ke 7 kaki
kanan dan kaki kiri dihentakan secara bersamaan. Kemudian dilanjutkan lagi
permainannya dengan satu kaki sampai kembali ke kolom nomor 2. Ketika
berada di kolom kedua, pemain mengambil gacuk nya yang berada di kolom
satu dan kolom tersebut dilompati. Dengan diambilnya gacuk, berarti pemain
telah melakukan satu tahap permainan.
7) Pemain tidak boleh menginjak gacuk pemain lain, menginjak garis tepi petak,
atau menginjak petak yang berisi gacuknya sendiri. Jika aturan ini dilanggar,
kesempatan beramain beralih ke pemain lain.
8) Cara permainan seperti di atas diteruskan hingga gacuk nya melwati semua
petak di bidang permainan. Jika pemain tersebut telah berhasil, maka permain
tersebut berpeluang memiliki satu petak atau “sawah” secara eksklusif dengan
melemparkan gacuk sambil membelakangi bidang permainan. Petak dimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
gacuk tersebut jatuh diberi tanda khusus, seperti gambar bintang. Tetapi jika
gacuk jatuh keluar dari petak atau melwati garis petak maka pemain tidak jadi
mendapat satu petak bidang.
9) Pemain tidak boleh menginjak petak bertanda milik pemain lain. Sebaliknya,
pemain yang mempunyai petak bertanda tersebut boleh menginjaknya dengan
kedua kaki.
10) Sebagai catatan, jika ada beberapa kolom yang secara berurutan sudah
menjadi milik pemain lainnya biasanya ada kolom tambahan yang fungsinya
untuk membantu pemain lain dalam melakukan permainan.
Cara bermain yang sudah dimodifikasi :
1) Siswa dibagi ke dalam kelompok yang masing-masing berisi minimal tiga
orang siswa.
2) Setelah mendapatkan kelompok, masing-masing kelompok berdiskusi untuk
menentukan satu orang yang akan mewakili kelompok untuk bermain.
3) Sebelum bermain masing-masing kelompok mencari satu buah gacuk dari
bahan-bahan di sekitar seperti pecahan genting atau keramik yang berbentuk
persegi (menekankan pada materi SBdP mengenal bahan alam).
4) Buat bidang berbentuk persegi pada tanah dengan menggunakan ranting atau
menggunakan kapur jika dilakukan di lantai. Setiap bidang petak diberi
nomor untuk memudahkan urutan permainan.
5) Untuk menentukan pemain yang akan bermain terlebih dahulu dapat
dilakukan dengan cara “hom pim pa” atau “pingsut”.
6) Setiap petak nantinya akan ada sebuah tantangan untuk menjawab soal yang
berada di pojok kanan atas yang sudah disediakan oleh guru. Ketika pemain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
sudah mulai menginjak petak tersebut pemain harus mengambil satu
gulungan yang berisi soal. Setiap kelompok yang mendapat giliran bermain
harus mendiskusikan jawaban pada setiap soal dan diberi waktu 30 detik
untuk menjawab soal tersebut. Jika kelompok berhasil menjawab soal, maka
pemain boleh melanjutkan permainan ke petak selanjutnya dan harus
menjawab soal yang berikutnya pada setiap petak yang dilaluinya. Setiap
petak memiliki soal yang berbeda-beda. Contoh salah satu soalnya yaitu
tentang cara membaca huruf misalnya “b-u-k-u” dan kelompok harus
mengeja satu per satu huruf tersebut (menekankan pada materi Bahasa
Indonesia) atau siswa diminta untuk menceritakan keberagaman karakteristik
individu di rumah (menekankan pada materi PPKn).