paper akmen
DESCRIPTION
contoh laporan keuangan ushaTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat. Sejarah
perkembangan pemikiran akuntansi (accounting thought) dibagi dalam tiga periode:
tahun 4000 SM – 1300 M, tahun 1300 – 1850 M, dan tahun 1850 M sampai sekarang.
Masing-masing periode memberi kontribusi yang berarti bagi ilmu akuntansi. Pada
periode pertama akuntansi hanyalah bentuk record-keeping yang sangat sederhana,
maksudnya hanyalah bentuk pencatatan dari apa saja yang terjadi dalam dunia bisnis
saat itu. Periode kedua merupakan penyempurnaan dari periode pertama, dikenal
dengan masa lahirnya double-entry book keeping. Pada periode terakhir banyak sekali
perkembangan pemikiran akuntansi yang bukan lagi sekedar masalah debit kiri – kredit
kanan, tetapi sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan teknologi
yang luar biasa juga berdampak pada perubahan ilmu akuntansi modern (Basuki, 2000 :
173).
Pengguna akuntansi juga bervariasi, dari yang sekedar memahami akuntansi
sebagai: alat hitung menghitung, sumber informasi dalam pengambilan keputusan, dan
sampai ke pemikiran bagaimana akuntansi diterapkan sejalan dengan (atau sebagai
bentuk pengamalan) ajaran agama. Bila dihubungkan dengan kelompok usaha kecil dan
menengah tampaknya pemahaman terhadap akuntansi masih berada pada tataran
pertama dan kedua yaitu sebagai alat hitung-menghitung dan sebagai sumber informasi
untuk pengambilan keputusan (Basuki, 2000 : 174). Informasi akuntansi merupakan
alat yang digunakan oleh pengguna informasi untuk pengambilan keputusan (Nicholls
dan Holmes, 1988 : 57), terutama oleh pelaku bisnis. Dimana informasi akuntansi
diharapkan dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang bisa mengukur dan
mengkomunikasikan informasi keuangan tentang kegiatan ekonomi.
Salah satu perhitungan Akutansi Manajemen dilakukan pada perusahaan
Perorangan atau Individu. Perusahaan perorangan merupakan suatu perusahaan yang
dikelola oleh seorang atau dua orang individu dalam menjalankan usahanya.
Perusahaan perorangan ini mampu mendukung pengurangan pengangguran yang ada
dalam masyarakat. Dengan menurunnya masalah pengangguran tersebut maka
kesejahteraan masyarakat pun akan meningkat. Namun, walaupun demikian banyak
1
dari pemilik perusahaan tersebut yang tidak pernah memperdulikan keadaan
keuangannya.
Laba ataupun rugi tidak pernah mereka hiraukan. Walaupun pada kenyataannya
mereka mengalami kerugian, mereka akan terus menjalani profesinya tersebut. Pada
akhirnya mereka sendiri akan mengalami kerugian dalam menjalani usaha. Supaya
tidak terjadi hal tersebut, maka perlu adanya suatu analisis keuangan untuk mengetahui
apakah perusahaan tersebut mengalami kerugian ataupun keuntungan atau apakah
usaha tersebut layak untuk dijalankan. Dengan mengetahui hal tersebut, maka akan
didapatkan suatu solusi atau alternative untuk masalah yang sedang dihadapi oleh
perusahaan tersebut. Apakah usaha tersebut dilanjutkan kembali atau ditutup dan
beralih ke usaha yang lain.
Tidak dihitungnya keuangan usahanya tersebut juga terjadi pada perusahaan
perorangan dagang canang yang ada di pasar Tabanan. Perusahaan dagang canang yang
telah mulai dijalani sejak tahun 2005 tersebut dari tahun ke tahun tidak menunjukkan
kemajuan. Hal ini dapat dilihat pada perusahaan yang tidak pernah ada perkembangan.
20Kemajuan perusahaan tidak pernah tercapai sehingga, perusahaan hanyalah berjalan
ditempat saja tanpa mengalami kemajuan yang terlihat secara signifikan. Dengan
adanya kejadian tersebut, perlu adanya perhitungan yang mampu memberikan
gambaran mengapa perusahaan dari sejak berdiri tidak pernah terlihat mengalami
perkembangan sama sekali. Perhitungan tersebut dapat dibagi menjadi 2 yaitu proses
produksi canang dan pengemasannya. Masing – masing tahap tersebut membutuhkan
biaya yang harus diperhitungkan untuk dapat menentukan harga jasa yang diberikan
kepada para konsumen dan target pencarian keuntungan yang ingin diraih. Sehingga,
supaya perusahaan mampu memperkirakan keuntungan yang ingin diraih perusahaan
dalam mengembangkan perusahaannya yaitu dengan jalan menghitung biaya yang
dikeluarkan dalam proses untuk memproduksi suatu barang atau produk.
1.2 Rumusan Masalah
1. Produk apakah yang ditawarkan oleh perusahaan?
2. Dokumen atau prosedur apa yang digunakan untuk mengumpulkan biaya jasa
yang dikerjakan untuk masing-masing pelanggan ?
3. Bagaimana pembebanan biaya tenaga kerja langsung ke setiap pekerjaan ?
4. Bagaimana pembebanan overhead ke pekerjaan individual ?
5. Bagaimana pembebanan biaya bahan langsung ke setiap pekerjaan ?
6. Bagaimana memutuskan apa yang akan dibebankan kepada setiap pelanggan ?
2
7. Bagaimana memperhitungkan pekerjaan yang telah terselesaikan ?
8. Berapakah break event point (BEP) untuk produk yang dihasilkan ?
9. Bagaimana analisis keuangan dalam satu periode ?
10. Bagaiamana kelayakan usaha jika dilihat dari analisis R/C ratio ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui jasa/produk yang ditawarkan oleh usaha dagang canang.
2. Untuk mengetahui dokumen/prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan biaya
jasa untuk pelanggan.
3. Untuk mengetahui pembebanan biaya tenaga kerja langsung ke setiap pekerjaan.
4. Untuk mengetahui pembebanan overhead ke pekerjaan individual.
5. Untuk mengetahui pembebanan biaya bahan langsung ke setiap pekerjaan.
6. Untuk mengetahui apa yang akan dibebankan pada pelanggan
7. Untuk memperhitungkan pekerjaan yang telah diselesaikan.
8. Untuk mengetahui perhitungan break even point untuk jasa/produk yang dihasilkan
oleh usaha dagang canang.
9. Untuk mengetahui analisis keuangan usaha dagang canang dalam satu periode.
10.Untuk mengetahui kelayakan usaha dagang canang jika dilihat dari analisis R/C
ratio.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Akuntansi Manajemen
Supriyono (1987) mendefinisikan “Akuntansi Manajemen adalah salah satu
bidang akuntansi yang tujuan utamanya untuk menyajikan laporan – laporan suatu
satuan usaha atau organisasi tertentu untuk kepentingan pihak internal dalam rangka
melaksanakan proses manajemen yang meliputi perencanaan, pembuatan keputusan,
pengorganisasian, dan pengarahan dan pengendalian”.
Jika melihat hasil pelaporan yang diperlukan manajemen yang tidak hanya
laporan masa lalu tetapi juga meliputi proyeksi masa depan maka akuntansi manajemen
di definisikan. “Akuntansi Manajemen adalah penerapan teknik – teknik dan konsep
yang tepat dalam penglahan data ekonomi historikal dan yang diproyeksikan dari suatu
satuan usaha untuk membantu manajemen dalam penyusunan rencana tujuan – tujuan
ekonomi yang rasional dan dalam membuat keputusan – keputusan rasional dengan
suatu pandangan ke arah pencapaian tujuan tersebut”.
Menurut Ronald M.Copeland dan Paul E.Dascher (1978) adalah “Managerial
Accounting adalah bagian dari akuntansi yang berhubungan dengan identifikasi,
pengukuran dan komunikasi informasi akuntansi kepada internal manajemen yang
bertujuan guna perencanaan, proses informasi, pengendalian dan pengambilan
keputusan”.
2.2 BiayaBiaya merupakan kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa
depan bagi organisasi. Biaya bisa dianggap sebagai ukuran dolar dari sumber daya yang
digunakan untuk mencapai keuntungan tertentu. Mengurangi biaya yang dibutuhkan
untuk mencapai manfaat tertentu berarti membuat perusahaan menjadi lebih efisien.
Akan tetapi, biaya harus dikelola secara strategis. Manajer juga harus memahami
mengenai biaya peluang. Biaya peluang merupakan manfaat yang dikorbankan ketika
satu alternative dipilih dari alternative lainnya. Biaya dikeluarkan untuk mendapatkan
manfaat di masa depan. Pada perusahaan yang berorientasi laba, manfaat masa depan
4
biasanya berarti pendapatan. Ketika biaya telah dihabiskan dalam proses menghasilkan
pendapatan, biaya tersebut dinyatakan kadaluwarsa. Biaya yang kadaluwarsa tersebut
disebut dengan beban. Beban akan dikurangkan dari pendapatan dalam laporan rugi
laba di setiap periode, hal ini dilakukan untuk menentukan laba periode tersebut
(Hansen/Mowen. 2009. Hal: 47). Sehingga, supaya perusahaan mendapatkan
keuntungan dari usaha yang dilakukan maka pendapatan atau harga produk yang
ditawarkan harus melebihi biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk tersebut.
a. Objek biaya
Objek biaya merupakan segala sesuatunya yang mengeluarkan biaya baik
dalam proses produksi sampai pada pemasaran di tingkat konsumen akhir. Objek
biaya ini seperti produk, pelanggan, department, proyek, aktivitas, dan lain – lain
yang digunakan untuk mengukur dan membebankan biaya. Aktivitas dibebankan
dalam objek biaya karena menyangkut kumpulan tindakan – tindakan dalam suatu
organisasi yang berguna bagi para manajer untuk melakukan perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan. Disini, aktivitas dalam perusahaan
tidak hanya bertindak sebagai objek biaya itu sendiri namun, juga berperan utama
dalam pembebanan biaya untuk objek biaya lainnya.
b. Keakuratan pembebanan
Keakuratan merupakan suatu konsep yang relative dan harus dilakukan
secara wajar dan logis dalam penggunaan metode pembebanan biaya. Adapun
tujuan dari pada pembebanan biaya itu sendiri adalah mengukur dan membebankan
biaya dari sumber daya yang dikonsumsi objek biaya sebaik mungkin.
Ketertelusuran. Hubungan antara biaya dan objek biaya harus digali untuk
membantu meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Biaya tidak langsung
merupakan biaya yang tidak dapat ditelusuri dengan mudah dan akurat sebagai
objek biaya. Sedangkan, biaya langsung merupakan biaya yang dapat ditelusuri
dengan mudah dan akurat sebagai objek biaya. Jadi, dari hal di atas dapat diketahui
kalau ketertelusuran tersebut mempunyai arti kemampuan membebankan biaya
pada objek biaya dengan cara yang layak secara ekonomi berdasarkan hubungan
sebab akibat. Ketertelusuran merupakan unsur utama dalam pengembangan
pembebanan biaya yang akurat.
5
Metode penelusuran. Penelusuran adalah pembebanan actual biaya pada
objek biaya dengan menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumber daya
yang dikonsumsi oleh objek biaya. Ada dua metode yang dapat digunakan dalam
penelusuran ini yaitu 1. Penelusuran langsung, dan 2. Penelusuran penggerak.
Penelusuran langsung adalah suatu proses pengidentifikasian dan pembebanan
biaya yang berkaitan secara khusus dan fisik dengan suatu objek. Penelusuran ini
dapat dilakukan dengan pengamatan fisik. Sedangkan penelusuran penggerak
adalah penggunaan penggerak untuk membebankan biaya pada objek biaya.
Penggerak merupakan faktor yang menyebabkan perubahan dalam penggunaan
sumber daya dan memiliki hubungan sebab akibat dengan biaya yang berhubungan
dengan objek biaya.
c. Harga Pokok Produk dan Jasa
Ada dua jenis keluaran dalam perusahaan yaitu barang berwujud dan jasa.
Barang berwujud yaitu barang yang dihasilkan dengan mengubah bahan baku
melalui penggunaan tenaga kerja, mesin, dan masukan atau modal perusahaan jasa
merupakan aktivitas yang dilakukan untuk atau oleh pelanggan dengan
menggunakan produk atau fasilitas organisasi. Perbedaan antara jasa dengan
barang bewujud yaitu dapat dibedakan kedalam empat dimensi yaitu:
a) Tidak berwujud. Pembeli jasa tidak dapat melihat, meraba, mendengar, dan
mencicipi jasa tersebut sebelum jasa tersebut di beli.
b) Tidak tahan lama. Tidak dapat disimpan oleh konsumen untuk masa yang akan
datang.
c) Tidak dapat dipisahkan. Antara konsumen dan produsen harus melakukan
kontak langsung.
d) Tidak selalu sama. Terdapat peluang variasi yang lebih besar pada
penyelenggaraan jasa dari pada produksi produk.
Organisasi yang membuat produk berwujud disebut dengan organisasi manufaktur.
Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai bahan langsung, tenaga
kerja langsung, dan overhead. Dalam pelaporan keuangan eksternal, hanya ketiga
elemen biaya ini yang dapat dibebankan pada produk.
6
a. Bahan Langsung
Bahan langsung merupakan bahan yang secara langsung dapat diamati. Biaya
ini dapat secara langsung di bebankan terhadap produk karena bahan langsung
mampu diamati secara fisik sehingga dapat diketahui secara kuantitas banyaknya
yang dikonsumsi.
b. Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang dapat secara langsung
ditelusuri dalam pembebanan biaya terhadap produk.
c. Overhead
Semua biaya produksi selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung.
Contohnya yaitu seperti biaya lembur.
d. Biaya Utama dan Konversi
Biaya utama adalah jumlah dari biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja
langsung. Sedangkan biaya konversi yaitu jumlah dari biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead.
e. Biaya Penjualan dan Administrasi
Biaya – biaya ini merupakan biaya yang tidak dapat diinventariskan
perhitungannya menurut periode waktu tertentu. sehingga biaya non inventoris ini
tidak dapat dibebankan terhadap produk yang diproses dan dilaporkan dalam
neraca.
Harga pokok produksi mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama
periode berjalan. Perincian dari pembebanan biaya ini di uraikan dalam daftar
pendukung yang disebut sebagai lapooran harga pokok produksi. Jika harga pokok
produksi adalah untuk produk tunggal, maka biaya rata – rata per unit dapat dihitung
dengan membagi harga pokok produksi dengan unit yang diproduksi. Barang dalam
proses yaitu terdiri atas semua unit yang telah diselesaikan sebagian dalam produksi
pada titik waktu tertentu.
Laporan laba rugi perusahaan jasa. Pada perusahaan jasa, perhitungan biaya jasa
yang terjual berbeda dari biaya penjualan dalam perusahaan manufaktur. Yaitu
7
perusahaan tidak memiliki persediaan awal dan akhir barang jadi. Jadi, harga penjualan
jasa bisa disamakan dengan harga pokok produksi.
2.3 Dasar – dasar Perilaku BiayaPerilaku biaya merupakan istilah umum untuk mendeskripsikan apakah biaya
berubah seiring dengan perubahan keluaran. Perilaku biaya ini dapat dibagi menjadi 3
macam yaitu biaya tetap, biaya variabel, dan biaya campuran atau semi variabel.
a. Biaya Tetap
Biaya tetap (Fixed Cost) merupakan biaya yang jumlahnya tetap sama ketika
terjadi perubahan output. Atau bisa dikatakan sebagai biaya yang tetap konstan
dalam jangka waktu tertentu ketika terjadi perubahan pengeluaran.
Rp.
FC
Q
0
Gambar.1 Grafik Fixed Cost
b. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang dalam jumlah keseluruhan bervariasi secara
proporsional terhadap perubahan keluaran.
Rp. VC
Q
0
Gambar.2 Grafik Variabel Cost
8
c. Biaya Semi Variabel
Biaya semi variabel merupakan biaya yang memiliki komponen tetap dan
variabel.
Rp. VC
Semi Variabel Cost
FC
Q
0
Gambar. 3 Grafik semi variabel.
2.4 Karakteristik Lingkungan Pesanan dan ProsesPerusahaan manufaktur dan jasa dapat dibagi menjadi dua yaitu perusahaan
pesanan yang memproduksi produk yang unik, dan perusahaan proses yang
memproduksi produk atau jasa yang relative homogen.
a. Produksi dan Perhitungan Biaya Pesanan
Perusahaan yang beroperasi menggunakan perhitungan biaya pesanan akan
memproduksi produk yang bervariasi. Karena produk dibuat menurut pesanan
dari pada konsumen. Pada sistem ini biaya – biaya diakumulasikan berdasarkan
pesanan kerja.
b. Produksi dan Produksi Biaya Proses
Berbeda dengan perhitungan biaya pesanan, produksi biaya proses
memproduksi produk yang homogen dengan produk lainnya secara besar –
besaran. Perusahaan yang bergerak berdasarkan biaya proses akan
mengakumulasi berdasarkan proses atau department untuk satu periode tertentu.
2.5 BEP (Break Even Point)Break Even Point merupakan suatu keadaan dimana antara penjualan sama
dengan biaya yang disebut juga Analisis Titik Pulang Pokok, Cost Profit Volume
9
and Analysis (CPVA). TR = TC Suatu kondisi dimana perusahaan tidak memperoleh
laba dan tidak pula menderita rugi dikeluarkan dalam proses produksi.
Asumsi dalam Analisis BEP
1. Harga jual tidak berubah-ubah
2. Seluruh biaya dapat dibagi ke dalam biaya tetap dan biaya variable
3. Biaya variabel bersifat proporsional
4. Jika barang yang diproduksi lebih dari satu jenis, maka komposisi barang yang
dijual tidak berubah-ubah
Cara menghitung BEP
Q unit = TFCTR−VC
QRp = TFC
1−TVCTR
Keterangan:
TFC = Total Biaya Tetap
TVC = Total Biaya Variabel
TR = Total Pendapatan
10
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Tempat dan Obyek Penelitian
Hari/Tanggal : Rabu,9 Desember 2015
Pukul : 06.00 – Selesai
Tempat : Pasar Tabanan
Pemilik usaha : Ni Made Siti Yuliani
Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah perhitungan biaya
proses serta pembebanan biaya per unit pada jasa dagang canang tersebut.
3.2. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis data menurut sifatnya
1) Data Kuantitatif yaitu :
Data berbentuk angka-angka atau data yang dapat dihitung jumlahnya. Disini
data jenis kuantitatif ini diperoleh dari hasil bertanya mengenai masalah
keuangan usaha dagang canang tersebut.
2) Data Kualitatif yaitu :
Data yang bersifat keterangan yang dapat memberikan gambaran terhadap
permasalahan yang dibahas dalam penelitian, meliputi keadaan usaha produksi
dagang canang.
b. Jenis data menurut sumbernya
1) Data Primer yaitu :
Data yang diperoleh langsung dari sumber yang diamati, berupa hasil
wawancara yang dilakukan terhadap pemilik perusahaan.
2) Data Sekunder yaitu :
Data yang diperoleh dari pihak lain yang ada hubungannya dengan penelitian
yang dilaksanakan. Data sekunder yang ada disini yaitu berupa refrensi yang
ada di buku untuk membantu dalam menganalisis data.
11
3.3. Metode Pengumpulan Data
Beberapa metode yang dipergunakan dalam pencarian data tersebut, yaitu :
a. Observasi adalah :
Cara pengumpulan data melalui pengamatan secara fisik terhadap objek yang
diteliti.
b. Wawancara adalah :
Cara pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan
pimpinan perusahaan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian.
3.4. Metode Penentuan Sampel
Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pemimpin perusahaan
dagang canang.
3.5. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dikumpulkan dan dianalisis untuk
mendapatkan kesimpulan serta pemecahan masalah mengenai permasalahan dalam
menjalankan usaha produksi dagang canang dengan cara: analisis perhitungan biaya
proses, dan juga melakukan perhitungan BEP terhadap perusahaan tersebut.
12
BAB IV
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum mengenai Pedagang CanangUsaha dagang canang ini bergerak di bidang manufaktur yaitu pembuatan
canang yang merupakan kebutuhan persembahyangan agama Hindu di Bali untuk
sehari – hari. Usaha ini bila dijalankan dengan serius dan berkesinambungan akan
memberikan keuntungan yang sangat menjanjikan. Hal ini dapat terlihat dari keadaan
umat Hindu yang ada di Bali itu sendiri yang secara terus melakukan upacara agama
dengan menggunakan canang sebagai sarana persembahyangan, baik dalam lingkup
kecil maupun dalam lingkup upacara yang sangat besar. Lingkup kecil dari pada
penggunaan canang sebagai sarana persembahyangan yaitu persembahyangan sehari –
hari yang dilakukan oleh masyarakat sekitar maupun pekerja yang merantau di daerah
tersebut. Peluang ini semakin besar untuk dijalankakan, karena kondisi masyarakat
yang cenderung malas membuat sarana sembahyang sendiri. Ini menjadi peluang
besar bagi pedagang canang di daerah tersebut.
Pasar Tabanan merupakan tempat aktifitas jual beli masyarakat di daerah kota
Tabanan. Aktifitas pasar dimulai dari sejak dini hari, semua pedagang bertumpah ruah
menjajakan dagangannya, termasuk juga dagang canang. Kebanyakan pelanggan dari
usaha canang ini masyarakat sekitar ataupun pelanggan yang bekerja atau sekolah di
Tabanan. Biasanya para pelanggan tersebut membeli canang di gunakan untuk
melakukan persembahyangan di sekolah, atau tempat dimana mereka bekerja. Ada
banyak orang yang berdagang di pasar Tabanan, harga canang mulai dari harga
perbungkusnya itu yaitu Rp 10.000 dengan isi 20 buah canang.
Namun, kelemahan dari pada para pedagang canang ini adalah mereka belum
membuat daftar keuangan yang mereka keluarkan untuk memproduksi canang
tersebut. Sehingga, dalam penetapan harga canang mereka hanya menggunakan
perkiraan. Mereka tidak akan mengetahui mengenai keuntungan yang di dapat dan
kerugian yang mereka alami selama berdagang canang. Hal tersebutlah yang juga di
alami oleh Ni Made Siti Yuliani sebagai salah satu pedagang canang di Pasar
13
Tabanan.Jumlah jam kerja yang dipakai oleh Ibuk Siti ini untuk berdagang canang
yaitu jam 5 pagi sampai jam 9 pagi dan jam 5 sore sampai jam 9 malam. Dalam waktu
tersebut, Ibuk Siti mampu menjual canangnya sampai Rp. 200.000. Namun jika pada
saat hari buruk, canang hanya terjual sekitar Rp 50.000 - Rp 100.000.
4.2. Proses Produksi dan Pemasarana. Proses produksi
Proses produksi dari pada pembuatan canang ini yaitu:
Persiapan bahan pembuatan canang, setelah bahan – bahan siap maka tahap
selanjutnya yaitu pemotongan masing – masing bahan, kemudian perakitan.
Semua kegiatan produksi tersebut dilakukan oleh manusia sepenuhnya.
b. Proses pemasaran
Mulai dari proses pengepakan dan membawanya ke tepat berdagang.
14
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Jasa/produk
Usaha Dagang Canang disini menawarkan produk berupa canang yang akan dijual
kepada pelanggan yang sudah memesan sebelumnya dan mendatangi tempat jualan.
5.2 Dokumen/prosedur
Dalam melakukan proses produksinya, usaha dagang canang ini menggunakan
dokumen/prosedur perhitungan biaya pesanan. Berikut merupakan cara perhitungan
untuk menentukan pembebanan biaya per unit produksi:
1. Biaya pembelian bahan baku Rp 3.423.000
2. Biaya tenaga kerja langsung Rp. 500.000
3. Biaya overhead Rp. 24.740
Kartu biaya pesanan canang
Bahan langsung :Rp 3.423.000
Tenaga kerja langsung: :Rp 500.000
Overhead : Rp 24.740
Total biaya : Rp 3.947.740
Dibagi 350
Totalnya : Rp 11.279
5.3 Pembebanan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Pembebanan biaya tenaga kerja langsung ke setiap pekerjaan menggunakan sistem
bulanan. Jam kerja pekerja dimulai dari saat berjualan mulai dari membuat canang
hingga mengirim canang tersebut ke pasar dan pesanan yang telah ada sebelumnya.
Biaya tenaga kerja langsung perbulan sebagai berikut:
Tenaga kerja langsung : Rp 500.000
15
5.4 Pembebanan Overhead
Keterangan
Umur
Ekonomis
(th)
Umur
Pemakaian
(th)
Harga
(Rp)
Besar
Penyusutan
(Rp)
Harga
Sekarang
(Rp)
Meja 7 5 50.000 7.142 14.290
Pisau 8 5 5.000 625 1.875
Kursi 7 5 30.000 4.285 8.575
Total 24.740
5.5 Pembebanan Biaya Bahan Langsung
Keterangan UnitHarga satuan
(Rp)Total (Rp)
Tas Plastik 500 500 250.000
Janur/iket 60 15.000 900.000
Kembang
Rampe /Kg50 10.000 500.000
Bunga Pacar /Kg 50 15.000 750.000
Pisang
Mentah/Sisir20 12.000 240.000
Beras /Kg 2 12.000 24.000
Pewarna 9 1.000 9.000
Kembang
Seribu/Kg50 15.000 750.000
Total 3.423.000
5.6 Dibebankan pada Pelanggan
Untuk memutuskan apa yang akan dibebankan pada pelanggan ditetapkan oleh penjual
canang yaitu Ni Made Siti Yuliani. Harga canang per unitnya yakni sebesar 10.000
rupiah. Jadi keseluruhan biaya yang terdapat dalam pembuatan canang tersebut akan
dikenakan kepada pelanggan dan penambahan nilai produk juga akan dikenakan kepada
16
pelanggan, maksudnya disini adalah penambahan nilai produk artinya keuntungan yang
akan di cari oleh perusahaan atau pihak yang dikenakan kepada pelanggan.
5.7 Memperhitungkan pekerjaan yang telah diselesaikan
Penjualan Harga per Unit Penerimaan per Bulan(Rp)
450 bungkus
canang
Rp 10.000 Rp 4.500.00
Total(Rp) Rp 4.500.000
Kegiatan produksi dilakukan dalam 1 periode yakni dalam 1 bulan dengan estimasi harga Rp
10.000/bungkus.Pada bulan ini telah berhasil menjual 450 bungkus.
Jadi untuk penerimaan per bulan November 2015 didapat sebesar Rp 4.500.000.
5.8 Break Event Point (BEP)
Guna menentukan atau mencari suatu BEP baik itu BEP unit maupun BEP rupiah, hal
yang perlu diketahui terlebih dahulu yakni biaya tetap produksi, biaya variabel produksi,
jumlah unit yang dihasilkan, dan harga produk per unit. Berikut ini dapat dilihat analisis
dari BEP usaha canang ini yaitu:
1. BEP Unit
Diketahui:
Harga jual per unit = Rp. 10.000
Biaya variable/unit = Rp 3.423.000: 450 = Rp.7.606
BEPUnit= TFCP (unit )−VC (unit)
BEPUnit= 524.74010.000−7.606
=524.7402.394
=219unit
BEP Rupiah
17
BEP Rupiah= TFC
1−VC (unit )P (unit )
= 524.740
1− 7.60610.000
=524.7401−0,76
= 524.740
0,24 = 2.186.416 Rupiah
Jadi BEP perusahaan atau titip impas usaha canang dapat dicapai apabila usaha
canang telah berhasil menjual produk sebanyak 219 unit dengan penerimaan Rp
2.186.416.
5.9 Keuangan Selama 1 Periode
Berikut merupakan data pendapatan pemilik pedagang canang: Banyak produksi canang
selama bulan November 2015 yaitu 450 bungkus dengan harga Rp 10.000. Dari data yang
ada tersebut di atas dapat diketahui jika unit yang telah ditransfer keluar dan menjadi
pendapatan pedagang canang ini adalah Rp 4.500.000. Berikut merupakan data biaya –
biaya yang dikeluarkan oleh pemilik selama Bulan November 2015.
Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi Usaha Canang Bulan November 2015
Dalam rupiah
Pendapatan KeteranganHarga/
SatuanJumlah Total
Penjualan Canang
(20canang/Rp
10.000)
450(bungkus) 10.000 4.500.000 4.500.000
Biaya Tetap
Meja 1 14.290 14.290
Pisau 1 1.875 1.875
Kursi 1 8.575 8.575
Tenaga Kerja 1 500.000 500.000
Total Biaya Tetap 524.740
Biaya Variabel
Plastik 500 500 250.000
Janur 60 15.000 900.000
Kembang 50 10.000 500.000
18
Rampe /Kg
Bunga Pacar /Kg 50 15.000 750.000
Pisang
Mentah/Sisir20 12.000 240.000
Beras /Kg 2 12.000 24.000
Pewarna 9 1.000 9.000
Kembang
Seribu/Kg50 15.000 750.000
Total Biaya Variabel 3.423.000
Total Biaya 3.947.740
Laba 552.260
Dari neraca laba/ rugi tersebut dapat diketahui bahwa usaha dagang canang
dalam sebulan mampu meraih keuntungan sebesar Rp 552.260 dengan biaya yang
dikeluarkan sejumlah Rp 3.947.740 dan hasil dari berjualan canang tersebut mencapai
4.500.000
Skedul Harga Pokok Produksi
Skedul Harga Pokok Produksi
Periode yang Berakhir November 2015
Bahan langsung
Persediaan awal bahan baku : 0
Pembelian bahan baku :
Total bahan baku yang tersedia : Rp 3.423.000
Bahan baku akhir : 0
Total bahan baku yang digunakan : Rp 3.423.000
Tenaga kerja langsung : Rp 500.000
Overhead yang dibebankan : Rp 24.740
Biaya produksi berjalan : Rp 3.947.740
(+) Barang dalam proses awal : 0
Total biaya produksi : Rp 3.947.740
(-) Barang dalam proses akhir : 0
Harga pokok produksi : Rp 3.947.740
19
Dari schedule harga pokok produksi yang berakhir Bulan November 2015.
Dapat diketahui bahwa dalam sekali periode produksi, antara barang dalam proses
awal dan akhirnya tidak ada. Hal ini karena, pedagang sudah mempunyai pelanggan
tetap dan juga karena penjual sudah mampu mengetahui seberapa banyak ia akan
mampu menjual canangnya sehingga, biasanya setiap hari canangnya terjual habis.
Jadi harga pokok produksi yang didapat yaitu sebesar Rp 3.947.740
Laporan Harga Pokok Penjualan Persediaan awal barang jadi : 0
Harga pokok produksi : Rp 3.947.740
Barang yang tersedia untuk dijual : Rp 3.947.740
(-) Persediaan akhir barang jadi : 0
Harga pokok yang disesuaikan : Rp 3.947.740
Dari laporan harga pokok diatas dapat dijelaskan bahwa harga pokok
penjualan adalah Rp 3.947.740, ini dikarenakan oleh tidak adanya persediaan awal
barang jadi dan persediaan akhir barang jadi.
LAPORAN LABA RUGI
Penjualan : Rp 4.500.000
(-) Harga pokok penjualan : Rp 3.947.740
LABA : Rp 552.260
Dari laporan laba rugi diatas dapat dijelaskan penjualan adalah sebesar Rp 4.500.000
dikurangi harga pokok penjualan Rp 3.947.740.Sehingga mendapat margin kotor Rp 552.260
tetapi karena tidak ada biaya administrasi jadi margin kotor disini tidak dihitung.
Jadi laba Rp 552.260 merupakan laba bersih.
20
AYAT JURNAL
Pembelian bahan baku 3.423.000
Kas 3.423.000
Barang dalam proses 3.423.000
Bahan baku 3.423.000
Barang dalam proses 500.000
Utang gaji 500.000
Barang dalam proses 24.740
Pengendali overhead 24.740
Harga pokok penjualan 3.947.740
Barang jadi 3.947.740
Piutang Usaha 4.500.000
Pendapatan penjualan 4.500.000
Analisis Biaya dan Pendapatan
TC = 3.947.740
TR = 4.500.000
∏ = TR – TC
Rp 4.500.000 – Rp 3.947.740= Rp 552.260
Jadi laba yang diperoleh untuk 450 unit/bungkus canang tersebut adalah Rp 552.260. Jadi
laba untuk satu unit/bungkus canang adalah Rp 552.260÷ 450 unit/bungkus = Rp 1227
5.10 Revenue Cost Ratio
6
RC
=TotalPenjualanTotalbiaya
21
R
C=¿¿ 4.500 .0003.947 .740
= 1,13
R/C ratio yang didapat oleh usaha ini adalah 1,13. Jadi usaha canang ini tersebut layak
untuk dikembangkan.
BAB VI
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses kalkulasi biaya pesanan pada usaha canang terdiri atas kartu biaya pesanan,
laporan harga pokok produksi, laporan harga pokok penjualan, laporan laba rugi, dan ayat
jurnal. Harga pokok produksi usaha canang adalah Rp. 3.947.740 Harga Pokok Penjualan
usaha canang yakni Rp 3.947.740. Analisis keuangan untuk usaha canang ini terdiri dari BEP,
analisis biaya dan pendapatan, serta R/C Ratio. BEP (Rp) dari usaha canang tersebut yakni
sebesar Rp 2.186.416. Sedangkan BEP (unit)-nya adalah 216 unit. Analisis biaya dan
pendapatan seperti, laba bersih yang diperoleh dari usaha canang yaitu sebesar Rp 552.260.
Sedangkan untuk R/C Ratio nya adalah 1,13 yang menandakan bahwa usaha canang ini layak
untuk diusahakan dan dikembangkan.
3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan kepada usaha canang ini tersebut guna memperoleh
keuntungan dan mampu mempertahankan keberadaan usahanya, pemilik harus
memperhatikan beberapa hal seperti di bawah ini :
Pemilik harus selalu berusaha untuk mengontrol usahanya dengan tujuan agar
tidak terjadi kesalahan yang berakibat fatal.
Diusahakan untuk lebih memperbanyak produksi canangnya guna memperoleh
keuntungan yang lebih maksimal.
Pemilik wajib untuk selalu memperhatikan kualitas barang-barang yang
diproduksi.
Dan yang terakhir pemilik juga harus memperluas pemasaran.
22