akmen sbi 2014

161
Management Accounting D. AGUS HARJITO

Upload: perdana-henning-sucahya

Post on 19-Jan-2016

156 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ak

TRANSCRIPT

Page 1: Akmen Sbi 2014

Management Accounting

D. AGUS HARJITO

Page 2: Akmen Sbi 2014

Materi Kuliah1. MANAGEMENT ACCOUNTING AND THE BUSINESS

ENVIRONMENT2. BASIC MANAGEMENT ACCOUNTING CONCEPT AND COST

BEHAVIOR3. TRADITIONAL VERSUS CONTRIBUTION INCOME STATEMENT4. CVP RELATIONSHIPS5. RELEVANT INFORMATION and DECISION MAKING 6. COST-BASED PRICING DECISION 7. RESPONSIBILITY ACCOUNTING SYSTEMS AND PERFORMANCE

EVALUATION 8. CAPITAL BUDGETING DECISIONS9. SEGMENT REPORTING AND DECENTRALIZATION

Page 3: Akmen Sbi 2014

Materi-1:

MANAGEMENT ACCOUNTINGAND THE BUSINESS ENVIRONMENT

1. Pekerjaan manajemen dan kebutuhan informasi akuntansi manajerial.

2. Perbandingan antara management accounting dengan financial accounting.

3. Organizational structure and the work of the management accountant.

4. Continuous improvement.• Just-In-Time (JIT).• Total Quality Management (TQM).• Process Reengineering (rekayasa ulang).• Theory of Constraints (TOC)

5. Ethical standards in management accounting.

Page 4: Akmen Sbi 2014

THE PLANNING AND CONTROL CYCLE(Exhibit 1-1)

Page 5: Akmen Sbi 2014

MANAGERIAL AND FINANCIAL ACCOUNTING CONTRASTED(Exhibit 1-2)

Page 6: Akmen Sbi 2014

AN ORGANIZATION CHART(Exhibit 1-3)

Page 7: Akmen Sbi 2014

CONTINUOUS IMPROVEMENT

Continuous improvement: menjadikan organisasi menjadi lebih kompetitif:

• Just-In-Time (JIT)• Total Quality Management (TQM)• Process Reengineering (rekayasan ulang)• Theory of Constraints (TOC) Maka akan meningkatkan mutu,

pengurangan biaya, peningkatan produktivitas dan kecepatan layanan akan berdampak pada peningkatan laba

Page 8: Akmen Sbi 2014

JUST-IN-TIME (JIT) Just-In-Time (JIT): membeli bahan baku dan memproduksi

output sesuai dengan permintaan customer. In JIT, persediaan akan dikurangi sampai ke tingkat minimum,

Pembelian bahan baku sesuai dengan kebutuhan produksi dan dikirim ke pabrik sesuai dengan jadual produksi (rencana pembelian tepat waktu, tepat jumlah dan tepat mutu).– Setiap tahap (departemen) akan memproduksi sejumlah

yang diperlukan oleh tahap (departemen) berikutnya, sehingga persediaan produk dalam proses menjadi nol (rencana produksi tepat waktu, tepat jumlah dan tepat mutu)

JIT dapat diterapkan pada perusahaan dagang maupun manufaktur. Pada perusahaan manufaktur akan berdampak signifikan pada pengurangan persediaan bahan, produk dalam proses dan produk jadi zero inventory dan zero defect. JIT akan mengurangi modal kerja, mengurangi kebutuhan ruang, waktu proses, produk rusak dan cacat serta aktivitas lain yang tidak diperlukan (non value added activities)

Page 9: Akmen Sbi 2014

KEY ELEMENTS IN A JIT SYSTEM

JIT purchasing. Suppliers mengirimkan barang yang diperlukan beberapa saat sebelum barang tersebut digunakan.

Memperbaiki layout produksi : seluruh mesin yang digunakan untuk memproses produk tertentu disatukan dalam satu lokasi, sehingga menjadi pabrik mini (a “manufacturing cell.”)

Reduce setup time. Mengurangi aktivitas penyiapan bahan, mengubah seting mesin, mempersiapkan peralatan dan aktivitas pengujian.

Zero defects. Ketika terdapat produk catat, harus dilakukan proses produksi untuk mengganti produk catat guna memenuhi pesanan customer, sehingga akan berdampak pada waktu pengiriman produk cacat tidak ditolelir dalam JIT.

Karyawan yang fleksibel dan mempunyai keahlian ganda, sehingga mampu mengoperasikan seluruh peralatan yang ada dalam jalur produksi JIT.

Page 10: Akmen Sbi 2014

BENEFITS OF A JIT SYSTEM Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan system

JIT:1. Pengurangan kebutuhan modal kerja sebagai akibat

pengurangan tingkat persediaan.2. Lokasi yang semula untuk gudang persediaan dapat

dimanfaatkan untuk aktivitas lain sehingga meningkatkan produktivitas.

3. Waktu untuk melakukan aktivitas produksi (Throughput time) berkurang sehingga dapat menghasilkan output lebih banyak dan lebih cepat merespon kebutuhan customer.

4. Tingkat produk rusak dan produk cacat berkurang yang akan berdampak pada peningkatan efisiensi dan kepuasan customer.

Page 11: Akmen Sbi 2014

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) • TQM: pendekatan yang cukup popular dalam rangka perbaikan secara

terus menerus atas kualitas dalam segala aspek.• Implementasi TQM difokuskan pada peningkatan kualitas layanan

customer serta pemecahan masalah secara sistemik dengan menggunakan system kerja team.

• Lima pilar dalam implementasi TQM adalah: produk yang berkualitas, proses yang cost effective, system organisasi atas dasar kerja team, leader yang kompeten dan komitmen seluruh anggota organisasi atas mutu dalam jangka panjang.

• Produk yang berkualitas adalah yang mengandung customer value• Proses yang cost effective adalah proses yang hanya mengkonsumsi

sumberdaya untuk menjalankan aktivitas penambah nilai• System organisasi yang fleksibel atas dasar kerja team akan meningkatkan

layanan customer• Leaders yang kompeten mampu mengispirasi seluruh anggota organisasi

untuk terus melakukan continuous improvement• Komitmen seluruh anggota organisasi akan peningkatan mutu dalam

jangka panjang merupakan kunci sukses TQM

Page 12: Akmen Sbi 2014

CONTOH: Sterling Chemical Inc, perusahaan yang bergerak di bidang kimia

dasar, menghadapi masalah munculnyua wabah karena kegagalan dalam system pompa, dalam 1 th mengalami 22 kali kebocoran dan setiap kebocoran perusahaan menanggung rugi $10.000. Pada awalnya perusahaan mengatasi masalah ini dengan pendekatan konvensional. Komite ahli yang terdiri dari para insinyur mesin dan penyelia perusahaan dibentuk. Team tsb menyimpulkan bahwa kegagalan yang terjadi 22x tsb disebabkan oleh hal-hal yang unik, mulailah saling menyalahkan. Pegawai pemeliharaan menyalahkan personil produksi dan penyelia produksi menyalahkan pegawai pemeliharaan. Pendekatan TQM: team mengadakan diskusi mendalam dan mencatat adanya 57 kemungkinan yang berpotensi terjadinya kegagalan pompa. Team ini mereview dan mengedit hasil diskusi tersebut serta menguji setiap kemungkinan. Dari proses ini, mereka menyimpulkan tinggal 4 kemungkinan (1) kesalahan prosedur instalasi (2)tekanan isap pompa (3)vibrasi yang berlebihan (4) adanya peralatan yang hilang atau pecah. Kemudian mereka melakukan percobaan, tekanan isap pompa dapat diabaikan, peralatan yang hilang atau pecah memiliki peluang kecil karena ada inspeksi. Tinggal dua kemungkinan yang setelah diuji ternyata keduanya menjadi penyebab kebocoran. Kemudian dibuatlah rekomendasi, sejak rekomendasi tersebut diterapkan tidak pernah lagi terjadi kebocoran

Page 13: Akmen Sbi 2014

PROCESS REENGINEERING• Process reengineering merupakan pendekatan yang lebih radikal

dibanding TQM.– In Process Reengineering, proses bisnis diplot dalam satu diagram secara

detail, dikritisi kemudian dirancang ulang untuk menghilangkan non-value-added activities, reduce errors, and reduce costs.

– Perbedaaannya dengan TQM, selain melibatkan orang-orang yang terlibat langsung dalam proses bisnis juga melibatkan outside consultants and specialists.

• Masalah yang muncul dalam Process Reengineering adalah masalah moral karyawan.– Kekhawatiran karyawan akan kehilangan pekerjaan, sebagai akibat

hilangnya sebagian aktivitas non value added– Jika Process Reengineering dilakukan tanpa melihat kekhawatiran

karyawan akan berdampak negative terhadap motivasi karyawan.

Page 14: Akmen Sbi 2014

THEORY OF CONSTRAINTS (TOC)

A constraint adalah segala sesuatu yang menghambat organisasi dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

Karena kendala menjadi penghambat untuk mencapai tujuan, maka manajemen kendala berdasarkan theory of constraints menjadi factor kunci sukses– TOC menekankan pada pentingnya pengelolaan atas kendala-kendala yang

dihadapi organisasi.– Proses perbaikan akan efektif jika difokuskan pada kendala yang dihadapi.

Prosedur dalam TOC:– Identifikasi mata rantai yang paling lemah atau bagian yang menjadi kendala,

jangan memberikan beban yang lebih berat yang tidak bisa ditangani oleh mata rantai yang paling lemah

– Konsentrasikan improvements pada mata rantai yang paling lemah, jika improvements sukses maka bagian yg paling lemah tersebut bukan lagi bagian yang lemah dan alihkan perhatian pada mata rantai yang lain.

– Pendekatan TOC adalah bagian yang menyempurnakan pendekatan TQM dan proses rekayasa ulang, sehingga menyelesaikan kendala tidak akan menimbulkan kendala yang baru (bottleneck).

Page 15: Akmen Sbi 2014

STANDARDS OF ETHICAL FOR MANAGEMENT ACCOUNTANTS

(adapted from IMA – Institute of Management Accounting) COMPETENCE atau kompetensi• Mempertahankan kompetensi professional pada level yang semestinya.• Melakukan tugas professional : laws, regulations dan standards.• Menyiapkan laporan secara lengkap- jelas, serta memberi rekomendasi setelah melakukan analisis

terhdap informasi yang relevan dan handal.CONFIDENTIALITY atau kerahasiaan• Tidak mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dalam menjalankan pekerjaannya, kecuali

diperlukan dalam pengadilan.• Menginformasikan kpd bawahannya tentang kerahasiaan informasi yang diperoleh dan mengawasinya

agar menjaga rahasia professional.• Tidak memanfaatkan informasi rahasia untuk keuntungan illegal serta tidak etis baik untuk diri sendiri

maupun pihak ketiga.INTEGRITY atau integritas• Menghindari perbedaan kepentingan atau conflicts of interest.• Menghindari aktivitas yg dapat menimbulkan keraguan terhadap kemampuannya dalam melaksanakan

tugas.• Menolak segala bentuk hadiah, tanda mata atau keramahan yang dapat mempengaruhi tindakannya.• Mengenalkan dan mengkomunikasikan batasan professional yang akan menghambat kebijakan atau

kesuksesan kinerjanya.• Mengkomunikasikan informasi dan kebijakan profesi atau opini baik yg bersifat menguntungkan atau

tidak.• Tidak melakukan atau mendukung aktivitas yang dapat mendiskreditkan profesi.OBJECTIVITY atau obyektivitas• Mengkomunikasikan informasi secara wajar dan objektif.• Mengungkapkan seluruh informasi yang dapat mempengaruhi keputusan pemakai laporan.

Page 16: Akmen Sbi 2014

Materi:2 dan Materi 3BASIC MANAGEMENT ACCOUNTING CONCEPT AND COST BEHAVIOR

Tujuannya: Penyiapan an income statement and balance sheet pelaporan eksternal

Cost Classifications:• Product costs

• Direct materials• Direct labor• Manufacturing overhead

• Period costs (nonmanufacturing costs)• Marketing and selling costs• Administrative costs

Tujuannya: Memprediksi perilaku kos untuk merespon perubahan aktivitas• Variable costs • Fixed costs Tujuannya:Membebankan kos ke objeknya (Assigning costs) • Direct costs • Indirect costs Tujuannya: Decision making• Differential costs • Sunk costs • Opportunity costs

Page 17: Akmen Sbi 2014

COST CLASSIFICATIONS IN MANUFACTURING COMPANIES(Exhibit 2-1)

Page 18: Akmen Sbi 2014

COST FLOWS IN A MANUFACTURING COMPANY(Exhibit 2-6)

Page 19: Akmen Sbi 2014

COST FLOWS EXAMPLE

EXAMPLE: Data kos akhir bulan Januari 2007 pada Ryder Company:Purchases of raw materials $200,000Direct labor 270,000Manufacturing overhead:Indirect materials $ 5,000Indirect labor 100,000Utilities, factory 80,000Property taxes, factory 36,000Insurance, factory 9,000Equipment rental 70,000Depreciation, factory 120,000Total manufacturing overhead $420,000Catatan:• Persediaan awal bahan baku $10.000 dan persediaan akhir bahan baku

$30.000.• Persediaan produk dalam proses awal periode $40.000 dan persediaan

produk dalam proses akhir periode $60.000.• Persediaan produk jadi awal $130.000 dan persediaan produk jadi akhir

$80.000.

Page 20: Akmen Sbi 2014

COST FLOWS EXAMPLE:

Additional data for Ryder Company:Raw materials inventory:

Beginning raw materials inventory $10,000Purchases of raw materials $200,000Ending raw materials inventory $30,000Raw materials used in production $180,000

Work in process inventory:Beginning work in process inventory $40,000Total manufacturing costs $870,000

Ending work in process inventory $60,000Cost of goods manufactured $850,000

Finished goods inventory:Beginning finished goods inventory $130,000Cost of goods manufactured $850,000

Ending finished goods inventory $80,000Cost of goods sold $900,000

Page 21: Akmen Sbi 2014

INVENTORY FLOWS(Exhibit 2-3)

Beginning Additions Ending Withdrawals + = + balance to inventory balance from inventory

Withdrawals Beginning Additions Ending = + -from inventory balance to inventory balance

Basic Equation for Inventory Accounts:

or

Page 22: Akmen Sbi 2014

COST FLOWS EXAMPLE:

Computation of raw materials used in productionBeginning raw materials inventory $ 10,000

+ Purchases of raw materials 200,000 – Ending raw materials inventory 30,000 = Raw materials used in production $180,000

Computation of total manufacturing costRaw materials used in production $180,000

+Direct labor 270,000 +Manufacturing overhead 420,000 =Total manufacturing costs $870,000

Computation of cost of goods manufactured Beginning work in process inventory $ 40,000

+Total manufacturing costs 870,000 –Ending work in process inventory 60,000 =Cost of goods manufactured (i.e., finished) $850,000

Computation of cost of goods sold Beginning finished goods inventory $130,000

+Cost of goods manufactured 850,000 –Ending finished goods inventory 80,000 =Cost of goods sold $900,000

Page 23: Akmen Sbi 2014

SCHEDULE OF COST OF GOODS MANUFACTURED Ryder Company

Schedule of Cost of Goods ManufacturedDirect materials:

Beginning raw materials inventory $ 10,000Add: Purchases of raw materials 200,000Raw materials available for use 210,000Deduct: Ending raw materials inventory 30,000Raw materials used in production $180,000

Direct labor 270,000Manufacturing overhead:Indirect materials 5,000

Indirect labor 100,000Utilities, factory 80,000Property taxes, factory 36,000Insurance, factory 9,000Equipment rental 70,000Depreciation, factory 120,000

Total overhead costs 420,000Total manufacturing costs 870,000Add: Beginning work in process inventory 40,000

910,000Deduct: Ending work in process inventory 60,000Cost of goods manufactured $850,000

Cost of Goods SoldBeginning finished goods inventory $130,000Add: Cost of goods manufactured 850,000Goods available for sale 980,000Deduct: Ending finished goods inventory 80,000Cost of goods sold $900,000

Page 24: Akmen Sbi 2014

COST CLASSIFICATIONS

Memprediksi Perilaku Kos Untuk memprediksi bagaimana kos tertentu bereaksi terhadap perubahan aktivitas kos

dapat diklasifikasikan ke dalam variable cost dan fixed cost.VARIABLE COSTSPerilaku variable cost dapat disimpulkan sebagai berikut:

Variable Cost BehaviorIn Total Per UnitTotal variable cost increases Variable cost per and decreases in proportion unit is constant.to changes in activity.

EXAMPLE: kos bahan baku setiap unit produk $30. Kos per unit dan kos total dari kos bahan baku untuk volume kegiatan tertentu nampak dalam table berikut:

Cost per Jumlah Total Variable

Unit Unit Cost—KosProduk Diproduksi Bahan Baku$30 1 $ 30$30 10 $ 300$30 100 $3,000$30 200 $6,000

Page 25: Akmen Sbi 2014

FIXED COSTSPerilaku fixed cost dapat disimpulkan sebagai berikut:

Fixed Cost Behavior

In Total Per UnitTotal fixed cost is not Fixed cost per unit affected by changes in decreases as the activity activity (dalam aktivitas level rises and increases relevant range). as the activity level falls.

EXAMPLE:

Perusahaan membayar kos sewa peralatan produksi per bulan $9,000. Kos sewa total dan per unit untuk kegiatan tertentu nampak dalam tabel berikut:Kos Jumlah KosSewa Unit Sewa per unitper bulan Diproduksi$9,000 1 $9,000$9,000 10 $ 900$9,000 100 $ 90$9,000 200 $ 45

Page 26: Akmen Sbi 2014

A GRAPHIC VIEW OF COST BEHAVIOR

RELEVANT RANGE Relevant Range (rentang yang relevan) merupakan rentang kegiatan operasi normal. Definisi

variable cost dan fixed cost di atas dengan asumsi aktivitas perusahaan berada diantara relevant range.

The relevant range merupakan range dari aktivitas yang membatasi perilaku variable cost dan fixed cost. For example, relevant range dari total kos sewa peralatan per bulan $9,000 dengan asumsi perusahaan memproduksi 1 sampai 200 unit microwaves produced per bulan.

Fungsi fixed cost dan variable cost seperti yang dijelaskan di atas bersifat linier, dengan asumsi perusahaan beraktivitas pada relevant range (diantara kisar relevan)

100 200 0

$3,000

$6,000

Microwaves produced

Total Variable Cost

100 200 0

$9,000

Microwaves produced

Total Fixed Cost

Page 27: Akmen Sbi 2014

COST CLASSIFICATIONS FOR ASSIGNING COSTSCOST OBJECT

A cost object: segala sesuatu yang untuknya data biaya dimaksudkan, termasuk objek kos adalah:• Products, • Customers, • Departments, • Jobs

DIRECT COSTSA direct cost adalah kos yang dengan mudah dapat ditelusuri ke objek kos yang bersangkutan.Examples:

•Perusahaan konveksi BUSANA INDAH memproduksi berbagai jenis busana wanita. Kos bahan baku dan kos tenaga kerja langsung merupakan contoh dari direct costs

•Jika perusahaan memiliki empat departemen produksi dan 2 departemen jasa, maka seluruh kos

pada departemen produksi merupakan kos langsung departemen, sedangkan kos departemen

jasa yang dialokasikan ke departemen produksi merupakan kos tidak langsung departemen.INDIRECT COSTSAn indirect cost adalah kos yang tidak dapat ditelusuri dengan mudah ke objek kos yg

bersangkutanExamples:

•Manufacturing overhead merupakan contoh kos tidak langsung produk, jika jumlah unit yang

diproduksi lebih dari satu unit.•Campbel Soup Co memproduksi sejumlah jenis soup kalengan, gaji manajer pabrik menjadi kos tidak langsung dari setiap jenis soup kalengan, sebab gaji manajer pabrik ini tidak disebabkan oleh salah satu jenis produk soup, tetapi karena adanya kegiatan di pabrik.

Page 28: Akmen Sbi 2014

COST CLASSIFICATIONS FOR DECISION-MAKINGDIFFERENTIAL COST

Differential cost merupakan perbedaan kos antara dua alternative keputusan. Kos diferensial disebut juga incremental cost, meskipun secara teknis yang dimaksud dengan incremental cost berkaitan dengan kenaikan kos yang terjadi karena adanya perubahan dari satu alternative ke alternative lainnya. Sedangkan penurunan kos disebut decremental cost. Kos diferensial dapat berupa kos tetap maupun kos variabelEXAMPLE: Nature Cosmetic Inc merencanakan mengubah metode marketingnya dari distribusi melalui sejumlah toko pengecer menjadi model distribusi dari rumah ke rumah. Table berikut perbadingan pendapatan dan biaya kedua model distribusi untuk setiap bulan:

Distribusi Distribusi DifferentialPengecer Langsung costs and(sekarang) (Proyeksi)

revenuesPenghasilan $1,200 $1,500 $300 Expenses:

Biaya transportasi 30 90 60 BHP dan gaji pegawai 150 150 0 Sewa gedung 450 450 0 Sewa kendaraan 0 50 50 Fee pengecer 10 0 (10)

Total expenses 640 740 100 Net income $ 560 $ 760 200

Page 29: Akmen Sbi 2014

OPPORTUNITY COSTAn opportunity cost adalah hilangnya manfaat potensial dengan dipilihnya suatu alternative keputusan.EXAMPLE: Linda seorang pengusaha dengan pendapatan neto per bulan Rp1.500.000,- Ia ditawari untuk bekerja pada perusahaan konsultan manajemen dengan gaji per bulan Rp4.000.000,- Jika tawaran ini diterima, aktivitasnya sebagai pengusaha harus dihentikan. Opportunity cost Linda dalam satu bulan Rp1.500.000,- sehingga jika tawaran menjadi pegawai diterima, pendapatan per bulannya Rp2.500.000,- (4.000.000 – 1.500.000).EXAMPLE: Perusahaan merencanakan memproduksi produk baru dengan memanfaatkan pabrik yang selama ini disewakan dengan pendapatan sewa per bulan Rp8.000.000,-. Net-Income dari produk baru per bulan Rp15.000.000,-. Opportunity cost Rp8.000.000,- sehingga net-income dari produk baru Rp15.000.000,- dikurangi Rp8.000.000,- yaitu Rp7.000.000,-

SUNK COSTA sunk cost adalah biaya yang sudah terjadi dan tidak dapat diubah oleh keputusan apapun yang dibuat saat ini atau masa mendatang. Biaya ini sebagai akibat kebijakan manajemen masa lalu dan tidak berdampak pada arus kas keluar sekarang dan mendatangEXAMPLE: Biaya depresiasi gedung pabrik yang per bulannya Rp12.000.000,- merupakan sunk cost yang tidak terpengaruh oleh perubahan volume kegiatan. Biaya depresiasi ini dicatat dalam: Debit akun biaya depresiasi dan Kredit akun akumulasi depresiasi.

Page 30: Akmen Sbi 2014

QUALITY COSTS (Appendix 2B)

Biaya kualitas merupakan biaya- biaya yang timbul karena kualitas yang buruk. Biaya kualitas terkait dengan dua aktivitas, yaitu:– Aktivitas control: aktivitas yang dilakukan untuk menghindari atau mendeteksi

kualitas buruk (karena kualitas buruk mungkin ada). Aktivitas control terdiri dari aktivitas pencegahan dan aktivitas penilaian.

– Aktivitas gagal, yaitu aktivitas yang dilakukan dalam menangani kualitas buruk. Kegagalan ini terdiri dari kegagalan internal dan eksternal.

Biaya pencegahan muncul untuk mencegah terjadinya kualitas buruk dalam produk atau jasa yang dihasilkan, seperti biaya audit kualitas

Biaya penilaian muncul untuk menentukan apakah produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan customer, contoh biaya inspeksi bahan baku.

Biaya kegagalan internal muncul karena produk atau jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi customer yang terdeteksi sebelum barang atau jasa tersebut dijual, contoh biaya pengerjaan ulang produk cacat.

Biaya kegagalan eksternal timbul karena produk atau jasa gagal memenuhi kebutuhan customer dan sudah dikirim ke customer, contoh biaya penanganan keluhan customer

Page 31: Akmen Sbi 2014

EXAMPLES OF QUALITY COSTS(Exhibit 2B-1)

Page 32: Akmen Sbi 2014

TRADING-OFF QUALITY COSTS(Exhibit 2B-2)

Page 33: Akmen Sbi 2014

QUALITY COST REPORTS

• Quality cost reports melaporkan biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal selama periode akuntansi tertentu. Biaya kualitas sebagian besar merupakan biaya overhed umum. Manfaat laporan biaya kualitas antara lain:– Penggunaan informasi biaya kualitas untuk pengambilan keputusan,

seperti penetapan harga strategik. – Membantu manajemen dalam melakukan identifikasi terhadap problem

yang dihadapi yang terkait dengan program perbaikan kualitas.– Membantu manajemen dalam menilai perbaikan aktivitas setiap katagori.

Biaya control (pencegahan dan penilaian) dikeluarkan untuk mencegah biaya kegagalan (internal dan eksternal).

• Laporan biaya kualitas selain dinyatakan dalam jumlah nominal juga dinyatakan dalam prosentase dari penjualan

Page 34: Akmen Sbi 2014

SAMPLE QUALITY COST REPORT(Exhibit 2B-3)

Page 35: Akmen Sbi 2014

COST BEHAVIOR

Variable cost behavior. Types of fixed costs: committed and

discretionary. Behavior of fixed costs in total and on a unit

basis. Mixed costs (combination of fixed and variable). Scattergraph plot of a mixed cost. High-low method of mixed cost analysis. Least-squares regression method of mixed cost

analysis. Contribution income statement.

Page 36: Akmen Sbi 2014

VARIABLE COST BEHAVIOR

Jika dikaitkan dengan perubahan volume atau kegiatan, kos dapat diklasifikasikan ke dalam variable cost, fixed cost dan mixed cost. A variable cost : totalnya berubah secara proporsional dengan perubahan volume atau kegiatan dan per unit konstan. EXAMPLE: Each bicycle requires one bicycle chain costing $8.

.

To

tal

Co

st

of

Bic

yc

le C

ha

ins

Number of Bicycles Produced100

$800 • $8 perbicyclechain

00

Page 37: Akmen Sbi 2014

EXAMPLES: Bahan baku satu unit kemeja 2 meter, harga per meter Rp25.000,- biaya bahan baku per unit Rp50.000,-

Perusahaan dagang (merchandising company)Harga pokok penjualan (costs of goods sold)

Perusahaan manufaktur (manufacturing company)Manufacturing costs:

Prime costs:Bahan langsung (direct materials)Tenaga kerja langsung (direct labor)

Variable manufacturing overhead:Bahan tidak langsung (indirect materials)PelumasSuppliesListrik

Perusahaan perdagangan dan manufacturing companiesBiaya penjualan, umum dan administrasi:

CommissionsClerical costsBiaya pengiriman (shipping costs)

Organisasi Jasa (service organizations)Supplies, travel, clerical

Page 38: Akmen Sbi 2014

FIXED COST BEHAVIOR A fixed cost : jumlah totalnya konstan, tidak dipengaruhi oleh perubahan volume atau kegiatan dan per unitnya mengalami penurunan dengan adanya peningkatan volume, mengalami kenaikan dengan adanya penurunan volume.EXAMPLE: Perusahaan harus membayar biaya sewa gedung per tahun $50,000. Berapapun aktivitas perusahaan, biaya ini tidak akan berubah, dengan asumsi aktivitas perusahaan berada dalam kisar yang relevan.

Cost

Number of Photo Sessions

Cost ofStudioRental

$50,000

500 1,000

Page 39: Akmen Sbi 2014

FIXED COST BEHAVIOR Biaya tetap menurun apabila tingkat aktivitas meningkat dan biaya tetap meningkat jika aktivitas menurun.

.

$0

$40

$80

$120

$160

$200

0 500 1,000Number of Photo Sessions

Av

era

ge

Co

st

Pe

r P

ho

to S

es

sio

n f

or

Stu

dio

Re

nta

l

Page 40: Akmen Sbi 2014

TYPES OF FIXED COSTS Committed fixed costs: biaya tetap yang telah ditentukan

berkaitan dengan investasi fasilitas, peralatan dan struktur organisasi pokok dalam suatu perusahaan. Examples include:– Penyusutan gedung dan peralatan (depreciation on plant facilities).– Pajak bangunan (taxes on real estate).– Gaji manajemen puncak (salaries of key operating personnel).

Discretionary fixed costs: disebabkan oleh keputusan tahunan yang dibuat oleh manajemen. Biaya ini seringkali dapat dikurangi dalam jangka pendek. Examples include:– Advertising, Research, Public relations and Management development

programs.TREND TOWARD FIXED COSTS

Trend di beberapa perusahaan menunjukkan bahwa, biaya tetap semakin besar porsinya dibanding dengan biaya variable, hal ini disebabkan:– Peningkatan proses bisnis yang terotomasi.– Penggunaan tenaga kerja terlatih dan berskill menuntut gaji yang

tinggi (knowledge wokers).

Page 41: Akmen Sbi 2014

MIXED COSTSA mixed (or semi-variable) cost adalah biaya yang mengandung unsure tetap dan unsure variabel.Example: Lori Yang menyewa peralatan $2,500 per year plus $0,02 per photo developed.

.

Photos Developed

10,0000$0

$2,800Variable

CostElement

FixedCost

Element

$2,500

15,0005,000

Le

as

e C

os

t

Intercept = a

Slope = b

X

Y

Equation of a straight line : Y = a + bX

Y = $2.500 + $ 0.02 X

Page 42: Akmen Sbi 2014

MIXED COSTS Persentase biaya sebagai biaya variable, biaya tetap dan biaya semivariabel.

Page 43: Akmen Sbi 2014

METODE PEMISAHAN MIXED COSTDalam memisahkan mixed cost ke dalam variable cost dan fixed cost, dapat digunakan metode berikut:

1. Scattergraph method.2. High-low method.3. Least-squares regression method.

SCATTERGRAPH METHODMetode scattergraph memperhitungkan semua data biaya. Biaya yang terjadi pada berbagai tingkat aktivitas di plot ke dalam grafik dan ditarik garis dari titik-titik yang dibuat. Dalam membuat garis tidak hanya memperhitungkan titik tertinggi dan titik terrendah, namun memperhitungkan semua titik. Example: Data biaya penagihan dan jumlah pesanan kuartalan pada 3 tahun terakhir sebagai berikut:

Quarter Number of Orders Billing Costs

Year 1—1st 1,500 $42,000

2nd 1,900 $46,000

3rd 1,000 $37,000

4th 1,300 $43,000

Year 2—1st 2,800 $54,000

2nd 1,700 $47,000

3rd 2,100 $51,000

4th 1,100 $42,000

Year 3—1st 2,000 $48,000

2nd 2,400 $53,000

3rd 2,300 $49,000

Page 44: Akmen Sbi 2014

A COMPLETED SCATTERGRAPH

$0

$10,000

$20,000

$30,000

$40,000

$50,000

$60,000

0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000

$48,000

Number of Orders

Bill

ing

Co

sts

X

Y

Regression Line

Page 45: Akmen Sbi 2014

Karena garis regresi memotong sumbu Y pada $30,000 jumlah tersebut menunjukkan elemen biaya tetap. Total biaya variable dapat dihitung dengan mengurangi total biaya dengan biaya tetap pada setiap titik di sepanjang garis regresi.

Page 46: Akmen Sbi 2014

SCATTERGRAPH METHOD Persamaan linier untuk biaya penagihan adalah: Y = a + bX, a total fixed cost, b variable cost per unit dan X volume kegiatan. – Garis regresi memotong sumbu Y pada $30,000 biaya ini merupakan total fixed

cost atau a.– Variable cost per order dapat ditentukan sebagai berikut:

Pilih volume yang paling dekat dengan garis (in this case 2,000 orders):Total cost for 2,000 orders $48,000Less fixed cost element (intercept) 30,000Variable cost element for 2,000 orders $18,000VC/unit = $18,000 ÷ 2,000 orders = $9 per order.

Formula biaya penagihan per kuartal adalah $30,000 fixed cost dan plus $9 per order or:

Y = $30,000 + $9X,X menunjukkan jumlah orderKelemahan metode ini adalah: 1) bersifat subyektif artinya tidak mungkin masing-masing analis membuat garis regresi yang sama persis dan 2) perkiraan biaya tetap tidak sama dengan metode lainnya, sebab cukup sulit mengukur perpotongan dengan tepat antara garis regresi dengan sumbu Y.

Page 47: Akmen Sbi 2014

ANALYSIS OF MIXED COSTS: HIGH-LOW METHOD EXAMPLE: Data biaya pengiriman (shipping cost) untuk delapan bulan terakhir sebagai berikut:

Units ShippingSold Cost

January 6,000 $ 66,000February 5,000 $ 65,000March 7,000 $ 70,000April 9,000 $ 80,000May 8,000 $ 76,000June 10,000 $ 85,000July 12,000 $100,000August 11,000 $ 87,000

Dengan the high-low method, untuk menentukan estimasi variable cost per unit, akan dipilih dua titik, yaitu aktivitas tertinggi dan aktivitas terrendah.

Units ShippingSold Cost

High activity level, July 12,000 $100,000Low activity level, February 5,000 65,000Change 7,000 $ 35,000

Change in cost $35,000Variable cost= = =$5 per unit

Change in activity 7,000 units

Fixed cost = Total cost - Variable cost element

= $100,000 - (12,000 units × $5 per unit)

= $40,000

Page 48: Akmen Sbi 2014

EVALUATION OF THE HIGH-LOW METHOD

Kelemahan high-low method:1. Hanya menggunakan dua titik dan hal ini tidak cukup menghasilkan hasil yang

akurat dalam analisis biaya.2. Periode yang tidak biasanya beraktivitas rendah atau tinggi mengakibatkan

ketidakakuratan hasil analisisnya.

.

$0

$20,000

$40,000

$60,000

$80,000

$100,000

0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000

Units Sold

Sh

ipp

ing

Co

sts

Y

X

VariableCost

$5/unit

FixedCost

$40,000

low levelof

activity

highlevel ofactivity

Page 49: Akmen Sbi 2014

LEAST-SQUARES REGRESSION METHOD The least-squares regression method menggunakan semua data yang tersedia untuk menentukan estimasi biaya. Metode ini secara sederhana menghitung garis regresi yang meminimumkan jumlah kesalahan kuadrat residual.

Page 50: Akmen Sbi 2014

LEAST-SQUARES REGRESSION (cont’d)Example: Montase Hospital mengoperasikan cafeteria for employees. Management ingin mengetahui pengaruh biaya cafeteria dengan jumlah pesanan.

Jumlah TotalPesanan Cost X Y

April 4,000 $9,500May 1,000 $4,000June 3,000 $8,000July 5,000 $10,000August 10,000 $19,500September 7,000 $14,000

Dengan menggunakan statistical software, yaitu metode least square regression, diperoleh hasil:Intercept (fixed cost) $2,433Slope (variable cost) $1.68R2 0.99

Fixed cost per bulan $2,433 sedangkan variable cost per pesanan $1.68 atau dinyatakan dalam persamaan:

Y = $2,433 + $1.68X,Dimana X menunjukkan jumlah pesanan.R2 untuk mengukur tingkat kesesuaian (goodness of fit) dari regression line. R2 bervariasi mulai dari 0% sampai 100%, semakin tinggi semakin baik. Dalam kasus ini 99% menunjukkan bahwa 99% variasi biaya cafeteria disebabkan oleh variasi jumlah pesanan. Angka yang tinggi menunjukkan tingkat kesesuaian yang baik (good fit) dan angka yang rendah menunjukkan tingkat kesesuaian yang rendah (poor fit).

Page 51: Akmen Sbi 2014

Materi:3

TRADITIONAL VERSUS CONTRIBUTION INCOME STATEMENT

Traditional Approach(costs organized by function)

Sales $60,000 Less cost of goods sold* 34,000 Gross margin 26,000 Less operating expenses: Selling* $15,000 Administrative* 6,000 21,000 Net operating income $ 5,000

Contribution Approach(costs organized by behavior)

Sales $60,000

Less variable expenses: Variable production $12,000 Variable selling 3,000 Variable administrative

1,000 16,000 Contribution margin 44,000 Less fixed expenses: Fixed production 22,000

Fixed selling 12,000 Fixed administrative 5,000 39,000 Net operating income

$ 5,000

* Termasuk biaya tetap dan biaya variabel

Page 52: Akmen Sbi 2014

VARIABLE AND ABSORPTION COSTINGVariable costing and absorption costing merupakan dua

pendekatan untuk menentukan harga pokok produk dengan tujuan:– Inventory valuations (penilaian persediaan).– Net operating income (penentuan laba/rugi operasi).

Fokus Pembahasan:1. Elemen- elemen dalam variable dan absorption

costing.2. Klasifikasi kos pada variable dan absorption costing.3. Perbandingan kos produk per unit.4. Perbandingan Income statement.5. Example—fluctuating sales.6. Perbandingan income effects.7. Example—fluctuating production.8. JIT and absorption costing.

Page 53: Akmen Sbi 2014

KEY ELEMENTS ABSORPTION COSTING• Absorption costing untuk penyusunan laporan rugi-laba eksternal

termasuk pelaporan untuk kantor pajak.• Dalam absorption costing, yang termasuk product costs adalah seluruh

manufacturing costs:(Direct materials. Direct labor. Variable manufacturing overhead. Fixed manufacturing overhead.)

• Dalam absorption costing, period expenses adalah:Variable selling and administrative costs. Fixed selling and administrative costs.

VARIABLE COSTING• Variable costing merupakan pendekatan alternative untuk internal

management reports.• Dalam variable costing, yang termasuk product costs hanya variable

manufacturing costs: (Direct materials. Direct labor (unless fixed). Variable manufacturing overhead.

• Dalam variable costing, sebagai period expenses: (Fixed manufacturing overhead.Variable selling and administrative costs.Fixed selling and administrative costs.

Page 54: Akmen Sbi 2014

CLASSIFICATION OF COSTS UNDERVARIABLE AND ABSORPTION COSTING

Page 55: Akmen Sbi 2014

UNIT PRODUCT COST COMPARISONEXAMPLE: Harvey Company produces a single product.

Number of units produced annually25,000Variable costs per unit:Direct materials, direct labor, and variable manufacturing overhead $10Selling and administrative expense $3Fixed costs per year:Fixed manufacturing overhead $150,000Fixed selling & administrative expense $100,000Unit product costs are computed as follows:

Absorption VariableCosting Costing

Direct materials, direct labor, and VMO $10 $10Fixed MO ($150,000 ÷ 25,000 units) 6 0Total unit product cost $16 $10

• Selling and administrative expenses dilaporkan sebagai period costs untuk kedua metode tersebut.

Page 56: Akmen Sbi 2014

INCOME STATEMENT COMPARISONHarvey Company tidak memiliki inventory awal, produksi 25,000 units, and penjualan 20,000 units.

Absorption CostingSales (20,000 units × $30 per unit) $600,000Less cost of goods sold:Beginning inventory $ 0Add COGM (25,000 units × $16 per unit) 400,000Goods available for sale 400,000Less ending inventory (5,000 units × $16 per unit) 80,000 320,000Gross margin 280,000Less selling and administrative expense(20,000 units × $3 per unit + $100,000) 160,000Net operating income $120,000

Variable CostingSales (20,000 units × $30 per unit) $600,000Less variable expenses:Variable cost of goods sold:Beginning inventory $ 0Add variable manufacturing costs(25,000 units × $10 per unit) 250,000Goods available for sale 250,000Less ending inventory (5,000 × $10 per unit) 50,000Variable cost of goods sold 200,000Variable selling and administrative expense(20,000 units × $3 per unit) 60,000 260,000Contribution margin 340,000Less fixed expenses:Fixed manufacturing overhead 150,000Fixed selling and administrative expense 100,000 250,000Net operating income $ 90,000

Page 57: Akmen Sbi 2014

INCOME STATEMENT COMPARISON (cont’d)

Cost of Goods EndingSold Inventory

Absorption costingVariable manufacturing costs(20,000 units × $10 per unit) $200,000(5,000 units × $10 per unit) $50,000Fixed manufacturing Overhead(20,000 units × $6 per unit) 120,000(5,000 units × $6 per unit) 30,000Total $320,000 $80,000Variable costingVariable manufacturing costs(20,000 units × $10 per unit) $200,000(5,000 units × $10 per unit) $50,000Total $200,000 $50,000RECONCILIATION OF NET OPERATING INCOMES:Variable costing net operating income $ 90,000Add: Fixed manufacturing overhead cost deferred in inventory under absorption costing (5,000 units × $6 per unit) 30,000Absorption costing net operating income $120,000

Page 58: Akmen Sbi 2014

EXAMPLE—FLUCTUATING SALES EXAMPLE: Holland Company produces a single product.

Number of units produced 5,000Variable costs per unit:Direct materials, direct labor, and variable manufacturing overhead $5Selling and administrative expense $1Fixed costs per year:Fixed manufacturing overhead $15,000Fixed selling and administrative expense $21,000Unit product costs are computed as follows:

Absorption VariableCosting

CostingDirect materials, direct labor, and variable manufacturing overhead $5 $5Fixed manufacturing overhead

($15,000 ÷ 5,000 units) 3 Total unit product cost $8 $5

Page 59: Akmen Sbi 2014

FLUCTUATING SALES (cont’d) Year 1 Year 2 Year 3

Units in beginning inventory 0 0 1,000Units produced 5,000 5,000 5,000Units sold 5,000 4,000 6,000Units in ending inventory 0 1,000 0Absorption costingSales (@ $15 per unit) $75,000 $60,000 $90,000Less cost of goods sold:Beginning inventory (@ $8 per unit) 0 0 8,000Add COGM (@ $8 per unit) 40,000 40,000 40,000Goods available for sale 40,000 40,000 48,000Less ending inventory (@ $8 per unit) 0 8,000 0Cost of goods sold 40,000 32,000 48,000Gross margin 35,000 28,000 42,000Less selling and administrative expense 26,000 25,000 27,000Net operating income $ 9,000 $ 3,000 $15,000

Variable costingSales (@ $15 per unit) $75,000 $60,000 $90,000Less variable expenses: Variable COGS (@ $5 per unit) 25,000 20,000 30,000Variable selling and administrative expenses (@ $1 per unit) 5,000 4,000 6,000Total variable expenses 30,000 24,000 36,000Contribution margin 45,000 36,000 54,000Less fixed expenses: Fixed manufacturing overhead 15,000 15,000 15,000Fixed selling and administrative expense 21,000 21,000 21,000Total fixed expenses 36,000 36,000 36,000Net operating income $ 9,000 $ 0 $18,000

Page 60: Akmen Sbi 2014

FLUCTUATING SALES (cont’d)RECONCILING NET OPERATING INCOME:

Year 1 Year 2 Year 3Variable costing net operating income $9,000 $ 0 $18,000 Add: Fixed manufacturing overhead cost deferred in inventory under absorption costing (1,000 units × $3 per unit) 3,000Deduct: Fixed manufacturing overhead cost released from inventory under absorption costing (1,000 units × $3 per unit) (3,000)Absorption costing net operating income $9,000 $3,000

$15,000

Page 61: Akmen Sbi 2014

PERBANDINGAN DAMPAK METODEVARIABLE AND ABSORPTION COSTING TERHADAP

LABAHubungan Antara

Hubungan Antara Variable and Absorption Production and Costing Dengan Net Sales Operating Incomes

Production = Sales Absorption costing NI =(No change in inventory) Variable costing NI

Production > Sales Absorption costing NI >(Inventory increases) Variable costing NI *

Production < Sales Absorption costing NI <(Inventory decreases) Variable costing NI #* Net operating income lebih tinggi dengan absorption costing karena kos overhed

pabrik tetap ditangguhkan dalam persediaan sehingga persediaan meningkat.# Net operating income lebih rendah dengan absorption costing karena kos overhed

pabrik tetap dikeluarkan dari persediaan sehingga persediaan menurun.

Page 62: Akmen Sbi 2014

EXTENDED EXAMPLE—FLUCTUATING PRODUCTION

EXAMPLE: Data produksi dan penjualan Holland Company:Year 1 Year 2 Year 3

Units in beginning inventory 0 0 1,000Units produced 5,000 6,000 4,000Units sold 5,000 5,000 5,000Units in ending inventory 0 1,000 0

Unit product costs are computed as follows: Year 1 Year 2 Year 3

Absorption costingDirect materials, direct labor, and

variable manufacturing overhead $5.00 $5.00 $5.00Fixed manufacturing overhead($15,000 ÷ 5,000 units) 3.00($15,000 ÷ 6,000 units) 2.50($15,000 ÷ 4,000 units) $8.00 $7.50 $8.75Variable costingDirect materials, direct labor, and overhead manufacturing $5.00 $5.00 $5.00Unit product cost $5.00 $5.00 $5.00

Page 63: Akmen Sbi 2014

FLUCTUATING PRODUCTION (cont’d)Year 1 Year 2 Year 3

Absorption costingSales (@ $15 per unit) $75,000 $75,000 $75,000Less cost of goods sold: Beginning inventory 0 0 7,500Add COGM 40,000 45,000 35,000Goods available for sale 40,000 45,000 42,500Less ending inventory 0 7,500 0Cost of goods sold 40,000 37,500 42,500Gross margin 35,000 37,500 32,500Less selling and administrative expense 26,000 26,000 26,000Net operating income $ 9,000 $11,500 $ 6,500Variable costingSales (@ $15 per unit) $75,000 $75,000 $75,000Less variable expenses:Variable COGS (@ $5 per unit) 25,000 25,000 25,000Variable selling and administrative expense (@ $1 per unit) 5,000 5,000 5,000Total variable expenses 30,000 30,000 30,000Contribution margin 45,000 45,000 45,000Less fixed expenses:Fixed manufacturing overhead 15,000 15,000 15,000Fixed selling and administrative expense 21,000 21,000 21,000Total fixed expenses 36,000 36,000 36,000Net operating income $ 9,000 $ 9,000 $ 9,000

Page 64: Akmen Sbi 2014

FLUCTUATING PRODUCTION (cont’d)RECONCILING NET OPERATING INCOME:

Year 1 Year 2 Year 3

Variable costing net operating income $9,000 $9,000 $9,000 Add: Fixed manufacturing overhead cost deferred in inventory under absorption costing (1,000 units × $2.50 per unit) 2,500Deduct: Fixed manufacturing overhead cost released from inventory under absorption costing (1,000 units × $2.50 per unit) (2,500)Absorption costing net operating income $9,000 $11,500 $6,500

Page 65: Akmen Sbi 2014

JIT AND ABSORPTION COSTING Laba-Rugi bersih absorption dan variable costing akan

berbeda, jika produksi tidak sama dengan penjualan, atau persediaan awal berbeda dengan persediaan akhir atau terdapat perubahan jumlah unit persediaan.

Laba- Rugi bersih dengan absorption costing dapat berubah-ubah kadang-kadang berlawanan dengan pergerakan penjualan. Jika perusahaan menggunakan JIT masalah tersebut akan berkurang, sebab dengan JIT, jumlah produksi sesuai dengan jumlah pesanan dengan tujuan menghilangkan persediaan produk jadi dan mengurangi persediaan produk dalam proses.

Jika persediaan rendah (nol) perubahan persediaan rendah, dan kedua metode tersebut akan melaporkan laba-rugi dalam jumlah yang sama

Dengan JIT, laba-rugi bersih dengan metode absorption costing akan searah dengan pergerakan penjualan, sehingga perbedaan yang besar tidak akan terjadi.

Page 66: Akmen Sbi 2014

Memilih Metode Costing• Absorption costing digunakan secara luas untuk pelaporan eksternal dan

internal dengan alas an pendekatan tersebut focus pada full costing unit produksi, kelemahan metode ini ketidakmampuannya menghubungkan dengan analisis biaya-volume-laba

• Masalah lain dalam absortion costing adalah nampak bahwa BOP tetap seperti bervariasi dengan unit yang terjual, padahal sesungguhnya tidak

• Meskipun standar akuntansi menentukan pelaporan eksternal menggunakan absorption costing, namun manajemen dapat menggunakan variable costing untuk kepentingan internal, penyesuaian dari variable costing ke absorption costing dapat dilakukan dengan mudah

• Penggunaan dua metode tersebut akan memunculkan masalah pada top executive perusahaan yang dimiliki public, sebab mereka akan melakukan evaluasi atas dasar laporan keuangan eksternal yang disiapkan untuk para pemegang saham

• Variable costing memberikan manfaat bagi manajemen sebagai alat Bantu perencanaan dan pengambilan keputusan, seperti perencanaan laba jangka pendek dan pengambilan keputusan harga atas special order

Page 67: Akmen Sbi 2014

Materi:4

CVP RELATIONSHIPS Cost-volume-profit (CVP) analysis adalah analisis hubungan kos, volume dan laba dengan memfokuskan hubungan lima elemen berikut:• Harga jual produk (Selling prices).• Volume penjualan (Sales volume).• Kos variabel per unit (Unit variable costs).• Total kos tetap (Total fixed costs).• Bauran produk yang dijual (The mix of products sold).BAHASAN1. Review of contribution income statement.2. Effects of changes in sales volume on net operating income.3. CVP graph.4. Contribution margin (CM) ratio.5. Break-even analysis.6. Target profit analysis.7. Margin of safety.8. Operating leverage.9. Multi-product break-even analysis.

Page 68: Akmen Sbi 2014

THE CONTRIBUTION APPROACHA contribution format income statement sangat bermanfaat

dalam CVP analysis karena melaporkan perilaku kos (cost behavior).

EXAMPLE: Contribution income statement for Nord Corporation:Per

Persen Total Unit %

Sales (500 bikes) $250,000 $500 100%Less variable expenses 150,000 300 60 Contribution margin 100,000 $200

40%Less fixed expenses 80,000Net operating income $ 20,000

CONTRIBUTION MARGIN: Total CM merupakan selisih antara total pendapatan dengan

total kos variabel. Jumlah ini akan digunakan untuk menutup fixed expenses dan membentuk profits.

CM per unit merupakan selisih antara harga jual per unit dengan kos variabel per unit.

Page 69: Akmen Sbi 2014

VOLUME CHANGES AND NET OPERATING INCOME

Berikut ini CM income statements untuk tingkat penjualan 1, 2, 400, and 401 bikes.Total Per Percent

Unit Sales (1 bike) $500 $500 100%Less variable expenses 300 300 60 Contribution margin 200 $200 40%Less fixed expenses 80,000Net operating income (loss) $(79,800)

Total Per PercentUnit

Sales (2 bikes) $ 1,000 $ 500 100%Less variable expenses 600 300 60 Contribution margin 400 $ 200 40%

Less fixed expenses 80,000

Net operating income (loss) $(79,600)Note:1. Untuk setiap penambahan unit yang terjual, akan diperoleh tambahan CM $200

yang dapat digunakan untuk menutup FC.2. Jika berhasil menjual 2 unit CM menjadi $400 dan rugi akan berkurang $200.

Page 70: Akmen Sbi 2014

VOLUME CHANGES AND NET OPERATING INCOME (cont’d)

Total Per PercentUnit

Sales (400 bikes) $200,000 $500 100%Less variable expenses 120,000 300 60 Contribution margin 80,000 $200 40%Less fixed expenses 80,000Net operating income (loss) $ 0

Total Per PercentUnit

Sales (401 bikes) $200,500 $500 100%Less variable expenses 120,300 300 60 Contribution margin 80,200 $200 40%Less fixed expenses 80,000

Net operating income (loss) $ 200

Note:1. Jika dijual 400 unit dalam sebulan, perusahaan dalam kondisi break even, tidak laba dan tidak

rugi (no profit or loss).2. The break-even point terjadi saat:

– Total penjualan (sales revenue) sama dengan total kos (total expenses), variable dan fixed.– Total contribution margin sama dengan total fixed expenses.

3. Jika unit yang dijual melebihi penjualan BEP, maka kenaikan laba setiap unit sebesar CM per unit.

Page 71: Akmen Sbi 2014

A CVP GRAPH

$200

$100

$300

Do

lla

rs (

00

0)

Number of bikes200 400 600500

250

230

80

Step 1 (Fixed

Expenses)

Step 3 (Total Sales)

Step 2 (Total

Expenses)

Page 72: Akmen Sbi 2014

THE COMPLETED CVP GRAPH

.

$200

$100

$300

Do

lla

rs (

00

0)

Number of bikes200 400 600

80

Break-even point:400 bikes or

$200,000 in sales

TotalSales

TotalExpenses

Page 73: Akmen Sbi 2014

CONTRIBUTION MARGIN RATIOCM ratio merupakan rasio antara total CM dengan total penjualan:

Atau:

EXAMPLE: For Nord Corporation, CM ratiosebesar 40%, ditentukan sebagai berikut:

or

Contribution marginCM ratio=

Total sales

Unit contribution marginCM ratio=

Unit selling price

Contribution margin $100,000CM ratio= = =40%

Total sales $250,000

Unit contribution margin $200 per unitCM ratio= = =40%

Unit selling price $500 per unit

Page 74: Akmen Sbi 2014

CONTRIBUTION MARGIN RATIO (cont’d)EXAMPLE: Diasumsikan bahwa, penjualan Nord Corporation meningkat $150,000 bulan depan. Hal ini akan berdampak pada

(1) contribution margin dan (2) net operating income(1)Dampak pada contribution margin:

Increase in sales $150,000Multiply by the CM ratio × 40%Increase in contribution margin $ 60,000

(2)Effect on net operating income:Jika fixed expenses tidak berubah, kenaikan laba operasi sebesar kenaikan CM, yaitu $60,000.

Present Expected ChangeSales (in units) 500 800 300Sales (in dollars) $250,000 $400,000 $150,000Less variable expenses 150,000 240,000 90,000Contribution margin 100,000 160,000 60,000Less fixed expenses 80,000 80,000 0Net operating income $ 20,000 $ 80,000 $ 60,000

Page 75: Akmen Sbi 2014

BREAK-EVEN ANALYSIS Summary of Nord Corporation Data:

Per Bike Percent Per MonthSelling price $500 100%Variable expenses 300 60 Contribution margin $200 40%Fixed expenses $80,000

EQUATION METHOD Q = Break-even quantity in bikes

Profits = Sales – (Variable expenses + Fixed expenses) Sales = Variable expenses + Fixed expenses + Profits $500Q = $300Q + $80,000 + $0$200Q = $80,000 Q = $80,000 ÷ $200 per bike Q = 400 bikes X = Break-even point in sales dollars Sales = Variable expenses + Fixed expenses + Profits X = 0.60X + $80,000 + $0 0.40X = $80,000 X = $80,000 ÷ 0.40 X = $200,000

CONTRIBUTION MARGIN METHODFixed expenses $80,000Breakeven= = =400 bikesin units Unit contribution margin $200 per bike

Fixed expenses $80,000Breakeven = = =$200,000in sales dollars CM ratio 0.40

Page 76: Akmen Sbi 2014

TARGET PROFIT ANALYSIS EXAMPLE: Diasumsikan, Nord Corporation mentargetkan laba per bulan $70,000. Berapa tingkat penjualan yang harus dicapai untuk mencapai target laba tersebut?

EQUATION METHOD Q = Number of bikes untuk mencapai target profit Sales = Variable Expenses + Fixed Expenses + Profits$500Q = $300Q + $80,000 + $70,000$200Q = $150,000 Q = $150,000 ÷ $200 bikes Q = 750 Bikes (atau penjualan dalam dollars, 750 bikes × $500 per bike = $375,000) X = Dollar sales untuk mencapai target profit Sales = Variable Expenses + Fixed Expenses + Profits X = 0.60X + $80,000 + $70,000 0.40X = $150,000 X = $150,000 ÷ 0.40 X = $375,000CONTRIBUTION MARGIN METHOD

Fixed expenses + Target profitUnit sales to attain=target profit Unit contribution margin

$80,00+$70,000= =750 bikes

$200 per bike

Fixed expenses + Target profitDollar sales to attain=target profit CM ratio

$80,00+$70,000= =$375,000

0.40

Page 77: Akmen Sbi 2014

MARGIN OF SAFETY Margin of safety adalah kelebihan dari anggaran penjualan (penjualan aktual) diatas

penjualan titik impas. Margin of safety dapat digunakan untuk menentukan sejauh mana jumlah penurunan penjualan sampai titik impas.

Formulanya sebagai berikut:

Company X Company YSales $500,000 100% $500,000 100%Less variable expenses 350,000 70 100,000 20 Contribution margin 150,000 30% 400,000 80%Less fixed expenses 90,000 340,000Net operating income $ 60,000 $ 60,000Break-even point: $90,000 ÷ 0.30 $300,000$340,000 ÷ 0.80 $425,000Margin of safety in dollars:$500,000 – $300,000 $200,000$500,000 – $425,000 $75,000Margin of safety percentage:$200,000 ÷ $500,000 40%$75,000 ÷ $500,000 15%

Margin of safety=Total sales-Breakeven salesin dollars

Margin of safety in dollarsMargin of safety=percentage Total sales

Page 78: Akmen Sbi 2014

OPERATING LEVERAGEOperating leverage merupakan ukuran sensitivitas laba bersih terhadap perubahan penjualan.

Company X Company YSales $500,000 100% $500,000 100%Less variable expenses 350,000 70 100,000 20 Contribution margin 150,000 30% 400,000 80%Less fixed expenses 90,000 340,000Net operating income $ 60,000 $ 60,000

Degree of operating leverage 2.5 6.7Perusahaan X operating leverage nya 2.5, jika terjadi kenaikan penjualan 10%, maka laba bersih

akan mengalami kenaikan 25% (= 2.5 × 10%).

EXAMPLE: Jika kedua perusahaan, yaitu company X dan company Y mengalami kenaikan 10%, maka kenaikan laba bersih masing-masing sebagai berikut:

Company X Company YSales $550,000 100% $550,000 100%Less variable expenses 385,000 70 110,000 20 Contribution margin 1 65,000 30% 440,000 80%Less fixed expenses 90,000 340,000Net operating income $ 75,000 $100,000Increase in net operating income 25% 67%

Contribution marginDegree of =operating leverage Net operating income

Page 79: Akmen Sbi 2014

OPERATING LEVERAGE (cont’d)EXAMPLE: Company X DOL nya mengalami penurunan dari 2.5 menjadi 2.2 dan untuk Company Y turun dari 6.7 menjadi 4.4.

Company X Company Y (000s) (000s)

Sales $500 $550 $500 $550Less variable expenses 350 385 100 110Contribution margin 150 165 400 440Less fixed expenses 90 90 340 340Net operating income $ 60 $ 75 $ 60 $100Degree of operating leverage 2.5 2.2 6.7 4.4

Page 80: Akmen Sbi 2014

MULTI-PRODUCT BREAK-EVEN ANALYSIS

Perusahaan yang memproduksi multi produk (multiple products), contribution margin (CM) ratio digunakan dalam break-even analysis.

Product A Product B TotalSales $100,000 100% $300,000 100%

$400,000 100.0%Less variable expenses 70,000 70 120,000 40 190,000

47.5

Contribution margin $ 30,000 30% $180,000 60%210,000 52.5%

Less fixed expenses 141,750Net operating income $ 68,250

Total contribution marginOverall CM ratio=

Total sales dollars

Total contribution margin $210,000Overall CM ratio= = =52.5%

Total sales dollars $400,000

Fixed expenses $141,750Breakeven sales= = =$270,000

Oveall CM ratio 0.525

Page 81: Akmen Sbi 2014

MULTI-PRODUCT BREAK-EVEN ANALYSIS (cont’d)

Untuk perusahaan yang menghasilkan multi produk, maka akan digunakan sales mix untuk menentukan BEP masing-masing produk. Jika sales mix berubah, maka contribution margin ratio akan berubah.Example: Asumsikan total penjualan $400,000. Sales mix kedua produk untuk A $300,000 dan B $100,000.

Product A Product BTotal

Sales $300,000 100% $100,000 100%$400,000 100.0%

Less variable expenses 210,000 70% 40,000 40% 250,000 62.5%

Contribution margin $ 90,000 30% $ 60,000 60% 150,000 37.5%Less fixed expenses 141,750Net operating income $ 8,250

Total contribution margin $150,000Overall CM ratio= = =37.5%

Total sales dollars $400,000

Fixed expenses $141,750Breakeven sales= = =$378,000

Oveall CM ratio 0.375

Page 82: Akmen Sbi 2014

ASUMSI DARI CVP ANALYSIS1. Harga jual konstan dalam relevant range, meskipun

volume penjualan berubah.2. Kos bersifat linier dalam relevant range dan dapat

diklasifikasikan secara akurat ke dalam kos tetap dan variabel. The total fixed cost is constant and the variable cost per unit is constant.

3. Perusahaan yang menghasilkan multi produk, sales mix nya constant.

4. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak mengalami perubahan, unit yang diproduksi sama dengan unit yang dijual.

Page 83: Akmen Sbi 2014

Materi: 5RELEVANT INFORMATION and DECISION MAKING

1. Identifikasi kos relevan (Identification of relevant costs).2. Menghentikan atau mempertahankan suatu segmen (Drop or

retain a segment).3. Membuat sendiri atau membeli (Make or buy decision).4. Penggunaan sumberdaya yang terbatas untuk menentukan

kombinasi produk yang optimal (Utilization of constrained resources).

5. Menerima atau menolak pesanan khusus (Special order).6. Menjual atau Memproses lebih lanjut produk bersama (Joint

products).

Page 84: Akmen Sbi 2014

RELEVANT COSTSHanya biaya dan manfaat yang berbeda secara total diantara berbagai alternative keputusan yang termasuk informasi relevan. Jika biaya diantara berbagai alternative sama, maka tidak akan terpengaruh oleh keputusan yang dibuat.

Example: jika Anda memutuskan untuk pergi ke bioskop atau menyewa videotape, sewa apartemen Anda akan membayar jumlah yg sama dan tidak relevan untuk keputusan ini, biaya tiket bioskop dan sewa videotape merupakan biaya relevan karena merupakan biaya terhindarkan (avoidable cost).

Dua katagori biaya yang tidak relevan dalam pembuatan keputusan, yaitu : (1) sunk cost dan (2) future cost yang tidak berbeda di antara berbagai alternatif

Untuk mengidentifikasi apakah, suatu biaya merupakan relevan atau tidak, perlu langkah berikut:

1. Hilangkan biaya dan manfaat yang tidak berbeda diantara berbagai alternatif.

2. Biaya yang tersisa merupakan differential cost atau avoidable cost yang merupakan biaya relevan.

Page 85: Akmen Sbi 2014

MENGHENTIKAN ATAU MEMPERTAHANKAN SUATU SEGMEN (DROP OR RETAIN A SEGMENT)

EXAMPLE: Salah satu segmen produk Sweiz Company’s, yaitu Digital watches melaporkan rugi $100,000 untuk tahun 2006. berikut ini income statement nya:

Segment Income Statement—Digital WatchesSales $ 500,000 Less variable expenses:Variable manufacturing costs $120,000Variable shipping costs 5,000Commissions 75,000 200,000 Contribution margin 300,000Less fixed expenses:General factory overhead* 60,000Salary of product line manager 90,000Depreciation of equipment** 50,000Product line advertising 100,000Rent—factory space*** 70,000General administrative expense* 30,000 400,000

Net operating loss $(100,000)*Overhed pabrik umum dan biaya administrasi umum dialokasikan ke seluruh segmen (product lines)**Equipment yang dimiliki digunakan untuk memproduksi seluruh product lines, sehingga harus tetap

didepresiasi***Sewa factory space merupakan biaya terhindarkan.Apakah perusahaan harus menghentikan atau mempertahankan digital watch line?

Page 86: Akmen Sbi 2014

DROP OR RETAIN A SEGMENT (cont’d)

Approach #1:Jika menghentikan digital watches, fixed cost terhindarkan lebih rendah daripada penurunan contribution margin, sebaiknya perusahaan mempertahankan product line tersebut, sebab jika menghentikannya justru laba menurun atau rugi meningkat.

Solusinya:Contribution margin berkurang dengan dihentikannya digital watches

$(300,000)Less fixed costs terhindarkan:Salary of the product line manager $ 90,000Product line advertising 100,000Rent—factory space 70,000

260,000 Kenaikan rugi akibat menghentikan line $( 40,000)

Produk digital watch line sebaiknya tidak dihentikan, sebab rugi justru meningkat $40,000, hal ini disebabkan oleh :

• Depresiasi equipment merupakan biaya tidak relevan, karena merupakan sunk cost.

• General factory overhead and general administrative expense merupakan biaya alokasi, sehingga tidak terhindarkan dan tidak relevan.

Page 87: Akmen Sbi 2014

DROP OR RETAIN A SEGMENT (cont’d) Approach #2:

Dengan menyiapkan laporan perbandingan laba/rugi antara digital watch dihentikan atau dipertahankan (comparative income statements).

Keep Drop Difference:Digital Digital Increase orWatches Watches (Decrease)

Sales $ 500,000 $ 0 $(500,000)

Less variable expenses: Variable manufacturing expense 120,000 0 120,000Variable shipping costs 5,000 0 5,000 Commissions 75,000 75,000 Total variable expenses 200,000 0 200,000 Contribution margin 300,000 0 (300,000)Less fixed expenses: General factory overhead 60,000 60,000 0 Salary of product line manager 90,000 0 90,000 Depreciation 50,000 50,000 0 Product line advertising 100,000 0 100,000 Rent—factory space 70,000 0 70,000 General administrative expense 30,000 30,000 0 Total fixed expenses 400,000 140,000 260,000 Net operating loss $(100,000) (140,000) $(40,000)

Page 88: Akmen Sbi 2014

MEMBUAT SENDIRI ATAU MEMBELI (MAKE OR BUY DECISION)

EXAMPLE: Selama ini, Ex Company memproduksi sendiri salah satu suku cadang dari produknya karena masih tersedia sisa kapasitas, biaya per unit suku cadang adalah:

Direct materials $ 9Direct labor 5Variable manufacturing overhead 1Depreciation of special equipment* 3Supervisor’s salary 2General factory overhead** 10Total unit product cost $30*Special equipment tidak dijual atau disewakan apabila tidak digunakan.**Merupakan common costs yang dialokasikan atas dasar jam tenaga kerja

langsung.Biaya diatas untuk produksi 20,000 unit suku cadang dalam satu tahun, terdapat tawaran dari pemasok eksternal, untuk memasok 20,000 unit suku cadang dengan menawarkan harga per unitnya $25.

Page 89: Akmen Sbi 2014

MAKE OR BUY DECISION (cont’d) Solusi untuk Ex Company’s dalam make or buy decision sebagai berikut:

Total Differential Costs of 20,000 unitsMake Buy

Outside purchase price $500,000Direct materials $180,000Direct labor 100,000Variable manufacturing overhead 20,000Depreciation of equipment (not relevant) -Supervisor’s salary 40,000General factory overhead (not relevant) - Total cost $340,000 $500,000

Jika dibeli dari pemasok luar, biayanya $500,000 (20.000 unit x $25). Jika diproduksi sendiri diperlukan biaya $340,000. Keputusan yang tepat adalah tetap memproduksi sendiri, sebab biaya memproduksi sendiri lebih rendah $160,000 dibanding membeli dari pemasok luar

Page 90: Akmen Sbi 2014

SPECIAL ORDERS Pesanan khusus (A special order) adalah pesanan pada waktu tertentu yang bukan merupakan pesanan dari kegiatan normal perusahaan. Biasanya pesanan khusus meminta harga lebih rendah dari harga jual normal. Pesanan khusus ini diterima jika:

• Diskriminasi harga yang ditetapkan tidak merusak harga jual normal• Perusahaan masih mempunyai sisa kapasitas• Harga pesanan khusus lebih besar dari incremental cost dari pesanan tersebut

EXAMPLE: Mountain Cycles menerima pesanan khusus dari kepolisian untuk memproduksi sepeda yang dimodifikasi sejumlah 100 unit dengan harga per unit $179. sepeda tersebut akan digunakan untuk patroli di daerah yang padat. Harga jual normal per unit $249 dan biaya produksinya per unit $182 yang terdiri dari:Direct materials $86

Direct labor 45 Manufacturing overhead 51 Unit product cost $182

Dari overhed pabrik $51, sebesar $6 merupakan overhed variable. Modifikasi meliputi penambahan tempat radio dan tongkat polisi yang memerlukan tambahan biaya variable per unit $17. Perusahaan juga harus membayar biaya disain $1.200 untuk memasang lambang kepolisian di sepeda.Pesanan ini tidak mempengaruhi penjualan normal, artinya tidak mengganggu jadual produksi.

Page 91: Akmen Sbi 2014

SPECIAL ORDERSPeningkatan laba bersih dengan penerimaan pesanan tersebut dapat dihitung sebagai berikut:.

Total for 100Per Unit Sepeda

Incremental revenue $179 $17,900Incremental costs:Variable costs:Direct materials 86 8,600Direct labor 45 4,500Variable manufacturing overhead 6 600Modifikasi khusus 17 1,700Total variable cost $154 15,400Fixed cost:Pembuatan disain 1,200Total incremental cost 16,600Incremental net operating income $ 1,300

Meskipun harga pesanan khusus di bawah harga jual normal dan memerlukan tambahan biaya (modifikasi dan disain), namun tetap meningkatkan laba sebesar $1,300

Page 92: Akmen Sbi 2014

KOMBINASI PRODUK OPTIMALUTILIZATION OF CONSTRAINED RESOURCES

Manajer selalu dihadapkan pada masalah, bagaimana sumberdaya yang terbatas dapat digunakan secara optimal. Kendala yang dihadapi antara lain:– Keterbatasan jumlah jam mesin, jam tenaga kerja langsung atau

dengan kata lain keterbatasan kapasitas yang dimiliki.– Keterbatasan permintaan pasar atas produk perusahaan.

Karena sumberdaya terbatas, maka perusahaan tidak dapat memenuhi semua ambisinya, sehingga harus memutuskan, bagaimana sumberdaya yang terbatas tersebut digunakan. – Biaya tetap tidak pernah terpengaruh oleh pilihan yang dibuat,

sehingga manajer harus memilih tindakan yang akan memaksimumkan total margin contribution. Total CM akan mencapai tingkat maksimum dengan mempromosikan produk-produk perusahaan atau menerima pesanan yang memberikan CM tertinggi

Page 93: Akmen Sbi 2014

UTILIZATION OF CONSTRAINED RESOURCES EXAMPLE: Ensign Company memproduksi dua produk, X and Y. Data tentang kedua

produk tersebut sebagai berikut:X Y

Selling price per unit $60 $ 50Less variable expenses per unit 36 35Contribution margin $24 $ 15Contribution margin ratio 40% 30%Current demand per week (units) 2,000 2,200Processing time required on Machine N34 per unit

1.0 minute 0.5 minuteMachine N34 memiliki kapasitas 2,400 minutes per minggu untuk memproduksi produk X dan produk Y, Berapa jumlah produk X dan produk Y yang harus diproduksi untuk memperoleh laba yang optimal?

CM PER UNIT OF THE CONSTRAINED RESOURCEX Y

Contribution margin per unit (a) $24 $15Constrained resource required to produce one unit (b) 1.0’ 0.5 ‘

Contribution margin per unit of the constrained resource (a)÷ (b)$24 per minute $30 per

minute

Page 94: Akmen Sbi 2014

UTILIZATION OF CONSTRAINED RESOURCES (cont’d) • Product Y memberikan contribution margin per menit lebih besar dibanding produk X.

Machine N34 setiap menitnyua dapat digunakan untuk memproduksi 1 unit of Product X, dengan contribution margin $24, atau 2 units Product Y, dengan contribution margin $30.

• Jika tidak terdapat kendala pasar, kapasitas yang dimiliki, yaitu 2,400 minutes akan digunakan untuk memproduksi produk Y sejumlah 4,800 unit. Karena permintaan per minggu produk Y sejumlah 2,200 unit, maka sisa kapasitas akan digunakan untuk memproduksi produk X, perhitungannya sebagai berikut:

ALLOTING THE CONSTRAINED RESOURCETotal time available on Machine N34 (a) 2,400 minutesPlanned production and sales of Product Y 2,200 unitsTime required to process one unit × 0.5 minuteTotal time required to make Product Y (b) 1,100 minutesTime available to process Product X (a) – (b) 1,300 minutesTime required to process one unit ÷ 1 minute per unitPlanned production and sales of Product X 1,300 units

RESULTS OF FOLLOWING THE ABOVE PLAN X Y Total

Planned production and sales (units) 1,300 2,200 Contribution margin per unit × $24 × $15 Total contribution margin $31,200 $33,000 $64,200

Page 95: Akmen Sbi 2014

UTILIZATION OF CONSTRAINED RESOURCES (cont’d) Mengelola Kendala (MANAGING CONSTRAINTS)

Pengelolaan kendala organisasi secara efektif akan meningkatkan laba. Mesin dan proses yang membatasi output secara keseluruhan disebut bottleneck yang merupakan kendala. Kapasitas dalam bottleneck secara efektif dapat ditingkatkan dengan beberapa cara:

• Memproduksi sejumlah yang dapat dijual.• Bekerja lembur di area yang mengalami bottleneck.• Memberikan sub-kontrak di area yang mengalami bottleneck.• Investasi mesin tambahan.• Menggeser tenaga kerja dari proses yang tidak mengalami bottleneck ke dalam proses yang

mengalami bottleneck.• Memfokuskan usaha perbaikan proses bisnis (TQM dan proses rekayasa ulang) dalam proses

yang mengalami bottleneck.• Mengurangi produk cacat, setiap unit cacat yang diproses di area bottleneck akan

mengurangi produk jadi.

EXAMPLE: Untuk meningkatkan kapasitas (menit produktif) dari Machine N34 dapat dilakukan dengan

cara operator diminta kerja lembur (overtime). Berapa kenaikan CM dengan adanya kerja lembur tersebut?ANSWER: Jika dilakukan kerja lembur untuk memproduksi produk X, yang memberikan CM per menit $24. jika ditambah kerja lembur 1 jam saja untuk memproduksi produk X, atau 60 unit produk X, maka tambahan CM sebesar

$1,440 (60 minutes × $24 per minute)!

Page 96: Akmen Sbi 2014

MENJUAL ATAU MEMPROSES JOINT PRODUCT COSTS

Beberapa perusahaan menghasilkan sejumlah produk akhir dari bahan baku tunggal, sejumlah produk akhir tersebut disebut joint products.– Split-off point adalah titik dalam proses produksi, dimana dalam titik tersebut

sejumlah produk bersama dapat ditentukan sebagai produk tersendiri.– Pada titik tersebut, sejumlah produk bersama akan mencapai bentuk akhir dan

siap dipasarkan, beberapa produk lainnya masih membutuhkan pemrosesan lebih lanjut sebelum dipasarkan.

Jika pendapatan diferensial dengan memproses lebih lanjut produk tertentu lebih besar dibanding dengan biaya diferensialnya, artinya terdapat laba diferensial, maka akan lebih menguntungkan jika diproses lebih lanjut dan sebaliknya.

Biaya produk bersama atau joint cost merupakan sunk cost yang tidak relevan dalam keputusan apa yang akan dikerjakan dari titik split-off tahap selanjutnya.

Page 97: Akmen Sbi 2014

JOINT PRODUCT COSTS (cont’d) EXAMPLE: Data produksi dan penjualan ketiga produk bersama yang dihasilkan oleh NW Co:

Produk A Produk B Produk CNilai jual saat split-off $120,000 $150,000 $60,000Nilai jual setelah diproses lanjut $160,000 $240,000 $90,000Alokasi joint cost $ 80,000 $100,000 $40,000Biaya pemrosesan lanjut $ 50,000 $ 60,000 $10,000

Analisis Keputusan menjual Atau MemprosesProduk A Produk B Produk C

Menjual setelah diproses $160,000 $240,000 $90,000Menjual saat split-off $120,000 $150,000 $60,000Differential revenues $ 40,000 $ 90,000 $30,000Biaya pemrosesan lanjut $ 50,000 $ 60,000 $10,000Laba-Rugi Differential ($10,000) $ 30,000 $20,000

KESIMPULAN:• Produk A sebaiknya dijual saat split off point, sebab jika diproses lanjut justru rugi

$10,000 sementara jika langsung dijual laba $40,000• Produk B akan lebih menguntungkan jika diproses lanjut, yaitu akan menambah

laba $30,000• Produk C juga lebih menguntungkan jika diproses lanjut, kenaikan laba sebesar

$20,000

Page 98: Akmen Sbi 2014

Materi-6

COST-BASED PRICING DECISION Teori Ekonomi– Teori ekonomi mikro (price theory) menjelaskan proses terciptanya harga– Harga hasil akhir dari kekuatan permintaan dan penawaran– Teori permintaan D tergantung P, P naik, maka D turun dan sebaliknya– Teori penawaran S tergantung P, P naik maka S naik dan sebaliknya– Harga tetap, kurva permintaan bergeser jika ada perubahan selera

konsumen, pendapatan masyarakat dan harga produk lain– Harga tetap, kurva penawaran bergeser, dengan adanya perubahan

harga input (faktor produksi) Kelemahan– Asumsi bahwa kurva permintaan diketahui sulit terpenuhi– Tujuan perusahaan tidak hanya profit– Terdapat faktor lain yang mempengaruhi fungsi permintaan, seperti

kebijakan produksi

Page 99: Akmen Sbi 2014

Penetapan Harga Atas Dasar Biaya

Metode cost-plus pricing– Dalam jangka panjang harga harus dapat menutup full cost– Harga atas dasar variable cost hanya berlaku untuk jangka pendek,

seperti harga special order– Harga = biaya + % markup

4 konsep kos sebagai dasar penetapan harga– Biaya produksi penuh (full costing)- biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja dan biaya overhed tetap-variabel– Biaya penuh (full cost) – biaya produksi penuh, biaya operasional tetap

dan variabel– Biaya produksi variabel (variable costing) – biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja dan biaya overhed variabel– Biaya variabel (variable cost)- biaya produksi variabel dan biaya

operasional variabel

Page 100: Akmen Sbi 2014

Contoh-Cost plus pricing• Biaya bahan baku total Rp15.000.000,-• Biaya tenaga kerja langsung total Rp14.000.000,-• Biaya overhed variabel total Rp14.000.000,-• Biaya overhed tetap total Rp21.000.000,-• Biaya operasional variabel total Rp6.000.000,-• Biaya operasional tetap total Rp3.000.000,-• Unit diproduksi-dijual sebesar kapasitas normal, yaitu 10.000 unit• Total assets yang digunakan Rp75.000.000,-• Target return on investment (ROI) 28%

• TENTUKAN HARGA JUAL PER UNIT DAN TOTAL DENGAN 4 KONSEP COST

Page 101: Akmen Sbi 2014

Contoh-2

Biaya bahan baku total Rp10.000.000,- Biaya tenaga kerja total Rp8.000.000,- Biaya overhed variabel total Rp8.000.000,- Biaya overhed tetap total Rp14.000.000,- Biaya penjualan/adm variabel total Rp4.000.000 Biaya penjualan/adm tetap total Rp2.000.000,- Aktiva operasi Rp50.000.000,- Return on investment 28% setahun Produksi dan penjualan per tahun 10.000 unit

TENTUKAN HARGA JUAL/UNIT

Page 102: Akmen Sbi 2014

Metode Time-Material Pricing• Penetapan harga dengan dua komponen tarif, yaitu tarif bahan dan tarif

tenaga kerja• Digunakan pada perusahaan bengkel, percetakan, konsultan hukum,

kantor akuntan• Contoh:

– upah per jam tenaga kerja langsung Rp15.000, tunjangan per jam Rp3.000,-– Biaya selama Desember 2008 terdiri dari gaji pegawai Rp6.750.000,- bahan

habis pakai Rp2.400.000,- penyusutan Rp10.000.000,- dan biaya administrasi- penjualan Rp15.000.000,-

– Dalam Desember terdapat 10 tenaga kerja, 8 jam per hari dan 25 hari kerja, laba target per jam Rp5.000,-

– Biaya pemesanan dan penyimpanan bahan 20% dari harga faktur, laba atas bahan 15%

– TUGAS, JIKA TERDAPAT PELANGGAN YANG MENGGUNAKAN JASA 2 JAM DENGAN HARGA FAKTUR KOMPONEN Rp250.000,-, BERAPA HARGA YANG HARUS DIBAYAR?

Page 103: Akmen Sbi 2014

Contoh-2 Sebuah bengkel sepeda motor menggaji tenaga kerja langsung

per jam Rp10.000,- ditambah tunjangan per jam Rp3.750,- Biaya lain yang dikeluarkan dalam satu bulan: gaji pegawai

Rp4.250.000,- bahan habis pakai Rp1.600.000, penyusutan Rp7.300.000 dan administrasi Rp9.350.000

Tenaga kerja langsung bekerja dalam satu bulan 2.000 jam, laba target per jam Rp6.250

Biaya penyimpanan dan pemesanan 20% dari harga faktur, laba atas bahan 15%

JIKA TERDAPAT PELANGGAN YANG MENGGUNAKAN WAKTU 2 JAM DAN BAHAN SEHARGA Rp75.000,- berapa harga yang harus dibayar?

Page 104: Akmen Sbi 2014

Target Costing Target costing merupakan sistem dalam mereduksi

biaya pada tahap desain dan pengembangan produk Harga jual target – harga yang bisa dibayar oleh

customer Harga jual target – laba target = biaya target Contoh:– Mark-up sebesar 20% dari biaya produksi– Biaya bahan baku untuk menyelesaikan 100 unit komputer

jaringan Rp900 jt, biaya tenaga kerja Rp90 jt dan overhed Rp54 jt

– Jika harga jual target per unit Rp10 jt, apakah desain diterima. Jika tidak berapa cost reduction target yang harus dicapai

Page 105: Akmen Sbi 2014

Siklus Penetapan Harga• Tahap desain dan pengembangan – TARGET COSTING• Tahap pengenalan – staretgi harga rendah dengan penetrasi

pasar untuk produk yang sudah dikenal seperti sabun, dan stategi harga tinggi dengan price skimming untuk produk baru seperti resep obat baru

• Tahap pertumbuhan – harga tinggi, sebab pesaing belum bisa mengejar perusahaan

• Tahap kematangan – harga turun karena pesaing sudah mulai mapan

• Tahap penurunan – harga bisa tinggi untuk mempertahankan bisnisnya – sedikit yang mampu bertahan

Page 106: Akmen Sbi 2014

Etika Penetapan Harga Harga yang wajar, dengan tingkat keuntungan yang

wajar merupakan pilihan etis dalam penetapan harga Pelanggaran dalam penetapan harga:– Predatory picing – harga di bawah biaya dengan tujuan

mengeluarkan pesaing dari pasar– Diskriminasi harga yang bertujuan menurunkan persaingan

atau memonopoli jalur perdagangan– Kolusi antar perusahaan dengan tujuan pengeluarkan

pesaing– Penipuan harga – harga yang ditetapkan atas dasar

informasi biaya fiktip

Page 107: Akmen Sbi 2014

Bab-7RESPONSIBILITY ACCOUNTING SYSTEMS AND PERFORMANCE

EVALUATION

Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban (SAP)– Sistem yang mengukur kinerja yang dicapai setiap pusat

pertanggungjawaban atas dasar faktor-faktor yang dapat dikendalikan

– Pusat pertanggungjawaban (centers) – segmen bisnis yang manajernya bertanggungjawab terhadap kegiatan di segmen tersebut

– Kinerjanya diukur dengan menyusun laporan prestasi– Agar SAP berfungsi dengan baik seluruh bidang wewenang

dan tanggungjawab harus ditetapkan secara jelas

Page 108: Akmen Sbi 2014

Ukuran Prestasi

• Ukuran prestasi:– Moneter: laporan analisis biaya, quality costing,

life cycle cost budgeting, laporan biaya penambah nilai dan bukan penambah nilai

– Non moneter: jumlah komplain customer, jumlah produk rusak dan cacat, jumlah produk yang direturn, manufacturing cycle efficiency

• Periode laporan sesuai dengan kebutuhan manajemen

Page 109: Akmen Sbi 2014

Klasifikasi Centers Cost center – pusat pertanggungjawaban yang secara

financial hanya bertanggungjawab atas terjadinya kos

Revenues center – pusat pertanggungjawaban yang hanya bertanggungjawab atas tercapainya target pendapatan

Profit center – pusat pertanggungjawaban yang kinerjanya diukur atas dasar selisih antara revenues dengan expenses

Investment center – pusat pertanggungjawaban yang kinerjanya diukur atas dasar profit yang diperoleh dan investasi yang digunakan untuk memperoleh profit

Page 110: Akmen Sbi 2014

Cost Centers• Pusat biaya teknik

– Hubungan antara input dengan output bersifat eksplisit- causal– Contoh Departemen produksi– Tolok ukur kinerja: efisiensi dan efektivitas– Laporan prestasi: membandingkan antara biaya aktual dengan biaya

anggaran– Alat ukur kinerja: standard costing dan flexible budget, activity-based

budgeting• Pusat biaya kebijakan

– Hubungan antara input-output sulit ditentukan– Contoh: departemen R&D, unit pemadam kebakaran– Tolok ukur kinerja : efektivitas– Alat ukur kinerja: static budget

Page 111: Akmen Sbi 2014

Contoh- Flexible Budget

• Biaya bahan baku per unit Rp10,-• Biaya tenaga kerja langsung per unit Rp6,-• Biaya overhed variabel per unit Rp4,-• Biaya overhed tetap pada kapasitas produksi

normal (10.000 unit) Rp50.000,-

• TENTUKAN ANGGARAN STATIS PADA KAPASITAS NORMAL DAN ANGGARAN FLEXIBLE PADA KAPASITAS: 8.000 unit, 9.000 unit dan 10.000 unit

Page 112: Akmen Sbi 2014

Contoh- Standard Costing• PT Asinan mempunyai kapasitas normal 600 batch, biaya bahan baku per

batch 4 galon dengan harga $28• Upah tenaga kerja per batch 5 jam sebesar $50• BOP dibebankan atas dasar jam tenaga kerja langsung, tarif tetap per jam

$4 dan variabel $6• Produk jadi 200 batch, PDP akhir 400 batch (25% BB dan 10% BK)• PDP awal 100 batch, sudah menyerap biaya

– 60 galon bahan senilai $448 (15% tahap penyelesaian)– 520 jam tenaga kerja senilai $521 (60% tahap penyelesaian)– BOP senilai $521 (60% tahap penyelesaian)

• Bahan baku aktual 1.100 galon senilai $7.788 dan jam aktual 980 jam senilai $9.751 dan BOP aktual $10.650

• DENGAN METODE FIFO TENTUKAN KINERJA DEPARTEMEN PRODUKSI TERSEBUT

Page 113: Akmen Sbi 2014

Revenues Center Kinerjanya dinilai atas dasar pendapatan yang diperoleh Laporan prestasi membandingkan antara pendapatan aktual

dengan anggaran Contoh: Departemen Pemasaran Departemen pemasaran – Dual Responsibility (tanggungjawab

ganda) – selain sebagai pusat pendapatan juga sebagai pusat biaya, namun pengukurannya dilakukan secara terpisah

Biaya yang dipertimbangkan hanya yang terkendali, terdiri dari:– Order getting cost – untuk mendapatkan order dari konsumen, sebagai

discretionary cost- dievaluasi dengan anggaran statis– Order filling – untuk menyerahkan produk ke konsumen, sebagai

engineered cost- dievaluasi dengan anggaran fleksibel

Page 114: Akmen Sbi 2014

Contoh- Revenues Centers• Anggaran pendapatan Departemen Pemasaran Wilayah Kota

bulan Mei 2009 sejumlah 10.000 unit dengan $40 per unit• Jika penjualan aktual periode tersebut 11.000 unit dengan

harga $39 per unit• Selisih pendapatan $29.000

– Pendapatan aktual: 11.000 u x $39 = $429.000– Pendapatan anggaran: 10.000 u x $40 = $400.000– Selisih = $ 29.000

• Selisih harga– ($39 - $40) x 11.000 unit = $11.000 (rugi)

• Selisih volume– (11.000 unit – 10.000 unit ) x $40 = $40.000 (laba)

Page 115: Akmen Sbi 2014

Profit Centers• Kinerjanya diukur atas dasar profitabilitas (pendapatan –

biaya = profit)• Manfaat ukuran profitabilitas:

– Mengukur kinerja manajemen – peningkatan kualitas proses manajemen

– Mengukur kinerja ekonomi – mengukur keberhasilan pusat laba sebagai kesatuan ekonomi

• Ukuran prestasi pusat laba– Contribution margin (pendapatan – biaya variabel)– Laba langsung (contribution margin – biaya tetap langsung)– Laba terkendali (laba langsung – biaya terkendali segmen)– Laba sebelum pajak (EBIT)– Laba sesudah pajak (EAT)

Page 116: Akmen Sbi 2014

Profit Centers• CM sering digunakan sebab:

– Menunjukkan dampak perubahan volume penjualan terhadap laba– Kelemahan: kurang mencerminkan kinerja jangka panjang- sebab

biaya tetap tidak sepenuhnya merupakan uncontrallable cost bagi manajer

• Laba langsung sudah mempertimbangkan seluruh biaya yang terjadi, kelemahannya kurang pas untuk mengukur kinerja ekonomi, sebab tidak memperhitungkan biaya kantor pusat untuk kepentingan pusat laba

• Laba terkendali menunjukkan laba yang dapat dikendalikan pusat laba, kelemahannya tidak dapat dibandingkan dengan perusahaan sejenis dalam industri

• Laba setelah pajak – dasar analisis ekonomi pusat laba dan dapat dibandingkan dengan kinerja industri

• Laba bersih- jarang digunakan , sebab keputusan yang berdampak pada EAT dibuat kantor pusat, sehingga tidak mempengaruhi profitabilitas pusat laba

Page 117: Akmen Sbi 2014

Contoh- profit center• Penjualan produk A senilai Rp10 jt dan produk B senilai Rp15

jt• Biaya variabel produk A Rp4 jt dan produk B Rp7 jt• Biaya tetap langsung produk A Rp1 jt dan produk B Rp2 jt• Biaya kantor pusat yang terkendali sebesar Rp1,4 jt

dibebankan ke A Rp0,8 jt dan B Rp0,6 jt• Biaya kantor pusat yang tidak terkendali senilai Rp0,9 jt

dibebankan ke A Rp0,3 jt dan B Rp0,6 jt• Tax 20%• EVALUASI KINERJA 2 PUSAT LABA DENGAN 5 UKURAN

KINERJA

Page 118: Akmen Sbi 2014

Investment Centers

• Kinerjanya diukur atas dasar laba dan investasi yang digunakan

• Ukuran kinerja menggunakan:– Return On Investment (ROI) – rasio antara laba

operasi dengan aktiva operasi– Residual income (RI) – selisih antara laba operasi

dengan biaya modal

Page 119: Akmen Sbi 2014

Contoh – Investment Centers• Penjualan segmen produk A senilai Rp10 jt dan segmen

produk B senilai Rp15 jt• Biaya variabel produk A Rp4 jt dan produk B Rp7 jt• Biaya tetap langsung produk A Rp1 jt dan produk B Rp2 jt• Biaya kantor pusat yang terkendali sebesar Rp1,4 jt

dibebankan ke A Rp0,8 jt dan B Rp0,6 jt• Biaya kantor pusat yang tidak terkendali senilai Rp0,9 jt

dibebankan ke A Rp0,3 jt dan B Rp0,6 jt• Aktiva operasi segmen A senilai Rp25 jt dan segmen B Rp24 jt• Jika biaya modal ditetapkan 10% dari aktiva operasi, tentukan

ROI dan RI untuk kedua segmen tersebut

Page 120: Akmen Sbi 2014

Materi- 8CAPITAL BUDGETING DECISIONS

A. Present value concepts. 1. Interest calculations. 2. Present value tables. 3. Net present value method.

B. Internal rate of return method.C. Cost of capital: Sebagai alat screening.D. Perluasan Metode present value.

1. Pendekatn biaya total. 2. Pendekatan Incremental-cost approach. 3. Keputusan biaya terrendah - Least-cost decisions

E. Payback period method.F. Simple rate of return method.G. Income taxes in capital budgeting

Page 121: Akmen Sbi 2014

PRESENT VALUE CONCEPTS

Uang yang diterima sekarang lebih bernilai daripada uang yang diterima beberapa tahun mendatang, dengan alasan jika Anda punya uang sekarang, Anda dapat menyimpannya ke bank dan Anda akan mendapatkan bunga selama beberapa periode mendatang.MATHEMATICS OF INTERESTJika P dollars diinvestasikan hari ini, dengan tingkat bunga r, kemudian dalam n tahun, Anda akan memiliki Fn dollars:

Fn = P(1 + r)nEXAMPLE: Jika $100 diinvestasikan hari ini dengan tingkat bunga 8% dalam waktu 2 tahun nilainya menjadi:

F2 = $100(1 + 0.08)2F2 = $116.64

Original deposit $100.00Interest—first year ($100 × 0.08) 8.00Total amount 108.00Interest—second year ($108 × 0.08) 8.64Total amount $116.64

Page 122: Akmen Sbi 2014

Hubungan antara future values dengan present value.

Page 123: Akmen Sbi 2014

PRESENT VALUE Present value merupakan nilai sekarang dari jumlah yang akan diterima di masa mendatang, dalam rumus dinyatakan P yang tentukan dengan formula berikut:

EXAMPLE: Anggaplah bahwa Anda akan menerima $1000 pada dua tahun mendatang. Berapa present value dari $1000 jika tingkat bunga setahun 12%?

P = $1000 (0.797)P = $797

Catatan:• Nilai sekarang dari $1,000 adalah $797 jika tingkat bunga 12%

setahun. Artinya $797 yang diterima saat ini sama dengan $1,000 yang diterima dua tahun lagi dengan asumsi tingkat bunga 12%.

( )

1P = Fn n1 + r

é ùê úê úê úê úë û

( )

1P = $1000

21+0.12

é ùê úê úê úê úë û

Page 124: Akmen Sbi 2014

• Proses untuk menemukan nilai sekarang aliran kas masa datang disebut discounting. Bunga sebesar 12% yang digunakan untuk menemukan nilai sekarang disebut tariff diskonto (discount rate).

• Present value factor 0.797 dapat ditentukan dengan:– Menggunakan tombol power (yx ) pada calculator Anda.– Menggunakan a Present Value Table.

PRESENT VALUE TABLESPeraga 14C-3:Periods. . . 11% 12% 13%. . .1 0.901 0.893 0.8852 0.812 0.797 0.7833 0.731 0.712 0.6934 0.659 0.636 0.6135 0.593 0.567 0.5436 0.5077 0.4528 0.4049 0.36110 0.32211 0.287

Page 125: Akmen Sbi 2014

PRESENT VALUE TABLES (cont’d)Beberapa investasi meliputi penjumlahan tunggal yang diterima atau dibayarkan pada suatu waktu dimasa datang, investasi lainnya meliputi rangkaian aliran kas yang disebut anuitas (annuity).EXAMPLE: Mc Company investasi peralatan yang menghasilkan arus kas masuk bersih per tahun $1,000 selama lima tahun, jika discount rate sebesar 12%, present value dari arus kas masuk selama lima tahun sebesar:

Cash 12% Factor PresentYear In-flow (Table 14C-3) Value 1 $1,000 0.893 $ 8932 $1,000 0.797 7973 $1,000 0.712 7124 $1,000 0.636 6365 $1,000 0.567 567

3.605 $3,605Atau:

3.605 × $1,000 = $3,605Arus kas masuk setiap tahun sejumlah $1,000 selama lima tahun jika dinilai sekarang nilainya sebesar $3,605 dengan tingkat rate 12% setahun.

Page 126: Akmen Sbi 2014

PRESENT VALUE TABLES (cont’d)Table 14C-4Present Value of an Annuity of $1 in ArrearsPeriods. . . 11% 12% 13%. . .1 0.901 0.893 0.8852 1.713 1.690 1.6683 2.444 2.402 2.3614 3.102 3.037 2.9745 3.696 3.605 3.517Table 14C-4 is constructed by adding down the column in Table 14C-3:

12%PeriodS Table 14C-3 Table 14C-41 0.893 0.8932 + 0.797 1.6903 + 0.712 2.4024 + 0.636 3.0375 + 0.567 3.605

Page 127: Akmen Sbi 2014

CAPITAL BUDGETING Capital budgeting terkait dengan bagaimana manajer merencanakan pengeluaran proyek penting yang mempunyai implikasi jangka panjang seperti pembelian peralatan baru dan pengenalan produk baru.

Keputusan Penganggaran Modal Meliputi: Keputusan pemangkasan biaya. Apakah seharusnya peralatan

baru dibeli untuk menurunkan biaya? Keputusan ekspansi. Apakah seharusnya ditambah pabrik

baru, gudang atau fasilitas lain untuk meningkatkan kapasitas atau penjualan?

Keputusan penyeleksian peralatan. Dari beberapa mesin yang tersedia, manakah yang sangat efektif dari segi biaya untuk dibeli?

Keputusan membeli atau menyewa. Peralatan baru seharusnya dibeli atau disewa?

Keputusan penggantian peralatan. Seharusnya peralatan lama diganti sekarang atau nanti?

Page 128: Akmen Sbi 2014

KLASIFIKASI KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL• Screening: berkaitan dengan apakah proyek yang diusulkan

memenuhi standar penerimaan yang ditetapkan sebelumnya• Keputusan pemilihan, berkaitan dengan seleksi diantara

beberapa bagian tindakan yang memiliki daya saing

CAPITAL BUDGETING METHODS Capital budgeting methods dapat dikelompokkan ke dalam dua katagori, yaitu:

1. Discounted cash flow:a. Net present value method.b. Internal rate of return method.

2. Other methods:a. Payback method.b. Simple rate of return method.

Page 129: Akmen Sbi 2014

Typical cash flows:• Cash outflows (arus kas keluar):– Initial investment (investasi awal).– Increased working capital.– Repairs and maintenance.– Incremental operating costs.

• Cash inflows (arus kas masuk):– Incremental revenues. – Reductions in costs (pengurangan biaya).– Salvage value (nilai sisa).– Release of working capital (pengemb.working

capital).

Page 130: Akmen Sbi 2014

NET PRESENT VALUE METHODNet present value (NPV) dari investasi merupakan perbedaan antara present value dari seluruh arus kas masuk (cash inflows) dengan present value dari seluruh arus kas keluar (cash outflows).EXAMPLE: Harper Company merencanakan investasi yang mempunyai taksiran umur ekonomis lima tahun, datanya sebagai berikut:

• Costs and revenues dari rencana investasi:

Pembelian equipment $160,000Kenaikan working capital $100,000Penambahan equipment pada tahun ke-3 $ 30,000Nilai sisa akhir tahun ke-5 $ 5,000Revenues and costs:

Pendapatan $750,000Harga pokok penjualan $400,000Out-of-pocket operating costs $270,000

• Pada akhir umur investasi perusahaan akan mendapatkan pengembalian modal kerja senilai $100,000.

• Discount rate of 10%.

Berikan rekomendasi apakah rencana investasi tersebut layak?

Page 131: Akmen Sbi 2014

NET PRESENT VALUE METHOD (cont’d)Pendapatan $750,000Less: Hrg pokok penjualan 400,000Less: out-of-pocket operating costs 270,000Jumlah net cash inflows $ 80,000

Cash 10% PresentYear(s) Flow Factor

Value Investasi awal Now $(160,000) 1.000 (160,000)Kenaikan modal kerja Now $(100,000) 1.000 (100,000)Jumlah net cash inflows 1-5 $ 80,000 3.791 303,280 Penambahan equipment 3 $ (30,000) 0.751 (22,530)Pengembalian modal kerja 5 $100,000 0.621 62,100 Nilai sisa 5 $5,000 0.621 3,105 Net present value $ 85,955

Karena NPV positif $85,955 maka rencana investasi tersebut secara ekonomik menguntungkan

Page 132: Akmen Sbi 2014

INTERNAL RATE OF RETURN Internal rate of return merupakan hasil bunga yang dijanjikan oleh suatu proyek investasi selama umur ekonomis investasi. IRR dihitung dengan menemukan tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang arus kas keluar dengan nilai sekarang arus kas masuk. IRR merupakan tingkat bunga yang menyebabkan NPV sama dengan nol.EXAMPLE: Decker Inc. akan membeli mesin baru yang harga perolehannya $104,320 yang dapat menghemat biaya operasi tunai per tahun $20,000. Mesin tersebut memiliki taksiran umur ekonomis 10 tahun. Dalam contoh tersebut, arus kas masuk setiap tahunnya sama, factor internal rate of return dapat ditentukan sebagai berikut:

Lihat Table 14C-4 untuk Present Value of an Annuity pada n- tahun 10, df. adalah 5.216, yaitu pada rate of return 14%. Jika internal rate of return 14% maka NPV sama dengan nol:

14 % PresentYear(s) Amount Factor Value

Investment Now $(104,320) 1.000 $(104,320)Jumlah cost savings 1-10 $ 20,000 5.216 104,320 Net present value $ 0

Investment requiredFactor of the internal=rate of return Net annual cash flow

$104,320= =5.216

$20,000

Page 133: Akmen Sbi 2014

COST OF CAPITAL Sebagai Alat SCREENING

Dalam perusahaan cost of capital seringkali berfungsi sebagai alat screening, membantu manajemen menyaring proyek investasi yang tidak menarik.

Cost of capital dapat digunakan untuk menyaring proyek investasi, tergantung apakah perusahaan menggunakan NPV atau IRR:Net present value screening method. Biaya modal digunakan sebagai tingkat bunga ketika menghitung NPV suatu proyek. Suatu proyek dengan NPV negative akan ditolak, kecuali ada factor lain yang menyebabkan proyek tersebut diterima.Internal rate of return screening method. Biaya modal dibandingkan dengan tingkat pengembalian internal yang dijanjikan suatu proyek. Proyek yang IRR nya lebih rendah dari COC akan ditolak, kecuali ada factor lain.

Page 134: Akmen Sbi 2014

NET PRESENT VALUE: TOTAL-COST APPROACH White Company merencanakan investasi penggantian mesin lama dengan mesin baru. Perusahaan menetapkan discount rate sebesar 10%.

Mesin MesinBaru Lama

Jumlah revenues $90,000 $70,000Jumlah cash operating costs 30,000 25,000Net cash inflows $60,000 $45,000

Cash 10% PresentYear(s) Flows Factor Value

Membeli Mesin Baru:Investasi awal Now $(300,000) 1.000 $(300,000)Nilai sisa mesin lama Now $ 40,000 1.000 40,000 Perbaikan 6 $( 50,000) 0.564 ( 28,200)Net cash inflows 1-10 $ 60,000 6.145

368,700 Nilai sisa mesin baru 10 $ 7,000 0.386 2,702 Net present value $ 83,202 Mempertahankan mesin lamaPerbaikan awal Now $(175,000) 1.000 $(175,000)Perbaikan dalam 6 tahun 6 $( 80,000) 0.564 ( 45,120)Net cash inflows 1-10 $ 45,000 6.145 276,525 Nilai sisa mesin lama 10 $0 0.386 0 Net present value $ 56,405NPV pembelian mesin baru $ 26,797

Page 135: Akmen Sbi 2014

NET PRESENT VALUE: INCREMENTAL-COST APPROACH

Jika hanya 2 alternatif yang diperhitungkan, pendekatan incremental cost lmenjadi lebih sederhana. Focus pendekatan ini pada differential cost.

Cash 10% PresentYear(s) Flows Factor Value

Investasi tambahan yang diperlukan untuk membeli mesin baru 1) Now $(125,000) 1.000 $(125,000)Nilai sisa mesin lama Now $40,000 1.000 40,000 Reduksi biaya perbaikan2) 6 $30,000 0.564 16,920 Kenaikan net cash inflows3)1-10 $15,000 6.145 92,175 NS new equipment 10 $ 7,000 0.386 2,702 Net present value untuk pembelian mesin baru $ 26,797

1. Investasi awal mesin baru – perbaikan mesin lama ($300,000 - $175,000)2. Perbaikan mesin lama – perbaikan mesin baru ($80,000 - $30,000)3. Net cash inflows mesin mesin baru – net cash inflow mesin lama 4. ($60,000 – 45,000)

Page 136: Akmen Sbi 2014

KEPUTUSAN BIAYA TERRENDAH: TOTAL-COST APPROACH

EXAMPLE: Home Furniture Company merencanakan investasi penggantian ekuipmen, perusahaan menetapkan discount rate is 10% dan menggunakan total cost approach:

Cash 10% PresentYear(s) Flows Factor Value

Membeli ekuipmen baru:Investasi awal Now $(21,000) 1.000 $(21,000)NS ekuipmen lama Now $ 9,000 1.000 9,000 Biaya operasi tahunan 1-5 $( 6,000) 3.791 (22,746)NS ekuipmen 5 $ 3,000 0.621 1,863 Present value $(32,883)Mempertahankan Ekuipmen lama:Biaya pemeriksaan Now $( 4,500) 1.000 $ (4,500)Biaya operasi tahunan 1-5 $(10,000) 3.791 (37,910)NS ekuipmen lama 5 $250 0.621 155 Present value $(42,255)Net present value untuk pembelian ekuipmen baru $ 9,372

Page 137: Akmen Sbi 2014

KEPUTUSAN BIAYA TERRENDAH: INCREMENTAL-COST APPROACH

Data pada Home Furniture Company’s:Cash 10% Present

Year(s)Flows Factor ValueInvestasi tambahan yang diperlukan untuk membeli ekuip baru Now $(16,500) 1.000$(16,500)NS ekuipmen lama Now $ 9,000 1.000 9,000 Penghematan biaya operasi tahunan 1-5 $ 4,000 3.791 15,164 Perbedaan NS dalam 5 tahun 5 $ 2,750 0.621 1,708 Net present value untuk pembelian ekuipmen baru $ 9,372

Page 138: Akmen Sbi 2014

RANKING INVESTMENT PROJECTS

Screening keputusan menyangkut apakah beberapa investasi yang diusulkan memenuhi criteria atau tidak. Keputusan pemilihan berkaitan dengan proses menentukan apakah semua usulan investasi sudah discreening dan menghasilkan tingkat hasil yang ditetapkan, mengurutkan berdasarkan alternative pemilihan, manakah yang terbaik. Jika terdapat pertentangan antara metode IRR dan NPV maka yang terbaik menggunakan metode NPV.

INTERNAL RATE OF RETURNDigunakan untuk merangking proyek investasi yang bersaing preferensinya, semakin besar IRR semakin baik. Usulan investasi dengan IRR 18% lebih baik daripada usulan investasi dengan IRR 16%.

Page 139: Akmen Sbi 2014

NET PRESENT VALUENPV tidak dapat digunakan untuk merangking usulan proyek investasi, kecuali jika investasi proyek tersebut ukurannya sama. Jika ukuran investasi tidak sama akan digunakan Indeks Profitabilitas.EXAMPLE: Dexter Company dihadapkan pada dua usulan proyek, datanya sebagai berikut:

Project A Project BInvestment awal $(80,000) $(5,000)Present value of cash inflows 81,000 6,000 Net present value $ 1,000 $ 1,000

NPV proyek A sama dengan NPV proyek B, namun membandingkan NPV dua proyek untuk memutuskan yang paling baik, kurang tepat, sebab ukuran kedua proyek tersebut tidak sama.

Page 140: Akmen Sbi 2014

RANKING INVESTMENT PROJECTS (cont’d)

Project profitability index ditentukan dengan formula berikut:

Nilai sekarang arus kas masukPI = -----------------------------------------

Investasi yang diperlukanDengan menggunakan data Dexter Company, dapat ditentukan Profitability Indexs untuk:

Proyek A : 1,01Proyek B : 1,20

Dengan demikian proyek B lebih menguntungkan dibanding proyek A sebab PI nya lebih tinggi

Page 141: Akmen Sbi 2014

OTHER CAPITAL BUDGETING METHODS

Dua metode yang tidak mempertimbangkan nilai waktu uang (do not involve discounting cash flows) adalah payback method dan simple rate of return method.

THE PAYBACK METHOD The payback period memusatkan pada rentang waktu yang

disebut sebagai metode pembayaran kembali. Periode pembayaran kembali didefinisikan sebagai banyaknya

waktu yang diperlukan oleh suatu proyek untuk mengganti biaya awal dari penerimaan kas yang ditimbulkan

Premis dasar dari metode payback adalah, semakin cepat biaya investasi dapat ditutup kembali, maka semakin menarik.

Payback period dinyatakan dalam waktu tahunan , pada saat arus kas masuk bersih tahunan sama, maka dapat ditentukan sbb:

Investment requiredPayback period=

Net annual cash inflow

Page 142: Akmen Sbi 2014

THE PAYBACK METHOD (cont’d) EXAMPLE: Myers Company merencanakan investasi penambahan ekuipmen, datanya sebagai berikut:

Sales $100,000Less variable expenses 30,000Contribution margin 70,000Less fixed expenses:Insurance $ 9,000Salaries 26,000Depreciation 15,000 50,000Net operating income $ 20,000

Nilai investasi awal $150,000 dengan masa investasi 10 tahun.

Taksiran nilai sisa pada akhir masa investasi $10,000.Net operating income (above) $20,000Add: Noncash deduction for depreciation 15,000Net annual cash inflow $35,000Investment in equipment $150,000Deduct: NS equipment 10,000Investment required $140,000

Page 143: Akmen Sbi 2014

Investasi senilai $150,000 dengan masa investasi 10 thn akan kembali modal dalam waktu 4 tahun, dengan demikian proyek ini cukup menarik.SIMPLE RATE OF RETURN METHODRate Of Return menggunakan laba akuntansi sebagai basis perhitungan, sehingga metode ini memiliki kelemahan, yaitu sangat dipengaruhi judgment manajemen dalam memilih metode akuntansi. Formula untuk menentukan ROR:

Invesment requiredPayback period =

Net annual cash inflow

$140,000= =4.0 years

$35,000

Annual incremental Annual incremental - revenue expensesSimple rate = of return Initial investment

Page 144: Akmen Sbi 2014

EXAMPLE: Menggunakan data dari Myers Company:Annual incremental revenue $100,000Annual incremental expenses$ 80,000Initial investment $140,000

Investasi tersebut akan menghasilkan tingkat kembalian akuntansi 14,3% setahun. Jika ROR lebih tinggi dari rate of return target, maka usulan investasi layak diterima.

Page 145: Akmen Sbi 2014

INCOME TAXES IN CAPITAL BUDGETING: AFTER-TAX COST

EXAMPLE: Support company merencanakan program training yang memerlukan biaya $40,000.

No WithTraining TrainingProgram Program

Sales $250,000 $250,000Less expenses:Salaries, insurance, other 150,000 150,000Training program 0 40,000Total expenses 150,000 190,000Taxable income $100,000 $ 60,000Income taxes (30%) $ 30,000 $ 18,000Before-tax cost of the training program $40,000Less reduction in taxes ($30,000 – $18,000) 12,000 After-tax cost of the

training program $28,000

Biaya sesudah pajak dapat ditentukan sebagai berikut:

After-tax cost = (1 – Tax rate) × Cash expense= (1 – 0.30) × $40,00

= $28,000

Page 146: Akmen Sbi 2014

INCOME TAXES IN CAPITAL BUDGETING: AFTER-TAX BENEFIT

Formula untuk menentukan benefit setelah pajak (after-tax benefit):

After-tax benefit = (1 – Tax rate) × Cash receiptEXAMPLE: ABC company menerima pendapatan $80,000 per tahun dari pembukaan kantor cabang baru. Jika tariff pajak 30%, maka after-tax benefit? After-tax benefit = (1 – 0.30) × $80,000

= $56,000EXAMPLE:

AC Company akan menginvestasikan sebuah proyek yang akan mendatangkan arus kas masuk per tahun $400,000. Biaya operasi tunai per tahun $280,000. Jika tariff pajak 30%, maka after-tax net cash inflow dari proyek tersebut:

Penerimaan tahunan $400,000Biaya operasi tunai tahunan 280,000Jumlah net cash inflow before taxes $120,000Multiply by (1 – 0.30) × 0.70Jumlah net cash inflow after-tax $ 84,000

Page 147: Akmen Sbi 2014

INCOME TAXES IN CAPITAL BUDGETING:

DEPRECIATION TAX SHIELD Kenaikan biaya depresiasi akan berdampak pada pengurangan laba, dan jika terjadi pengurangan laba maka akan diakui adanya depreciation tax shield, hal ini karena adanya pengurangan pembayaran pajak. EXAMPLE: Dampak depresiasi $60,000 terhadap income taxes:

Without WithDepreciation DepreciationDeduction Deduction

Sales $500,000$500,000Less expenses:Cash operating expenses 340,000 340,000Depreciation expense 60,000Total expenses 340,000 400,000Taxable income $160,000 $100,000Income taxes (30%) $ 48,000$ 30,000

Dengan adanya depresiasi $60,000 akan mengurangi pajak pendapatan sebesar $18,000.The tax savings sebagai akibat adanya depreciation:

Tax savings = Tax rate × Depreciation deduction = 0.30 × $60,000 = $18,000

Page 148: Akmen Sbi 2014

EXAMPLEContoh integrated dengan adanya after-tax cost, after-tax benefit dan depreciation tax shield adalah:EXAMPLE: Martin Company merencanakan investasi penambahan equipment, datanya sebagai berikut:

Investasi awal $400,000Penambahan modal kerja $ 80,000Penerimhaan kas tahunan (8 th) $100,000Biaya reparasi tahun ke4 $ 40,000NS equipment $ 50,000Informasi lain:• Umur ekonomis equipment 8 tahun• Metode depresiasi yang digunakan metode garis lurus (straight-line

method)• After-tax cost of capital: 10%• Income tax rate : 30%

Page 149: Akmen Sbi 2014

ANALYSIS OF THE PROJECT(2) After-Tax(1) Tax Cash Flows 10% PresentYear(s) Amount Effect (1) × (2) Factor Value

Cost of new equipment Now $(400,000) —$(400,000) 1.000 (400,000)Working capital needed Now $( 80,000) — $( 80,000) 1.000 (80,000)Net annual cash receipts 1-8 $100,000 1-0.30 $ 70,000 5.335 373,450 Equipment repairs 4 $(40,000) 1-0.30 $( 28,000) 0.683 (19,124)Depreciation deductions 1-8 $ 50,000 0.30 $ 15,000 5.335 80,025 Salvage value of equipment 8 $ 50,000 1-0.30 $ 35,000 .4671 6,345 Release of working capital 8 $ 80,000 — $ 80,000 0.467 37,360 Net present value $ 8,056

Page 150: Akmen Sbi 2014

Materi-9SEGMENT REPORTING AND DECENTRALIZATION

A. DecentralizationB. Segment reporting.

1. Cost, profit, and investment centers.2. Pelacakan common costs.3. Hambatan dalam allocating common costs.

C. Pengukuran Kinerja investment centers.1. Return on investment (ROI).2. Residual income.

D.Transfer pricing.

Page 151: Akmen Sbi 2014

DECENTRALIZATION Suatu organisasi yang terdesentralisasi secara kuat adalah organisasi yang memberikan wewenang kepada manajer-manajer tingkat yang lebih rendah ataupun karyawan untuk membuat keputusan.

KEUNGULAN DESENTRALISASI• Manajemen puncak dapat lebih focus pada perencanaan strategi,

pembuatan keputusan yang levelnya lebih tinggi dan koordinasi• Merupakan media untuk mengkader manajer• Membuat pekerjaan lebih menarik dan insentif lebih besar kepada

personil yang berprestasi• Meningkatkan kualitas keputusan sebab manajer divisi memiliki informasi

yang lebih baik• Sulit mengevaluasi seorang manajer jika tidak diberikan kebebasan.KELEMAHAN DESENTRALISASI• Manajer divisi kemungkinan membuat keputusan tanpa

mempertimbangkan kondisi makro yang dihadapi.• Sulitnya koordinasi antar manajer yang memiliki otonomi• Manajer divisi seringkali mempunyai tujuan yang lebih spesifik dibanding

tujuan perusahaan secara keseluruhan.• Lebih sulit menyebarkan gagasan-gagasan yang inovatif.

Page 152: Akmen Sbi 2014

Segments Classified as Cost, Profit, And Investment Centers(Exhibit 9-1)

Page 153: Akmen Sbi 2014

SEGMENT REPORTING

Manajer membutuhkan informasi detail mengenai masing-masing segmen untuk menilai kinerja segmen.

DEFINITION OF A SEGMENTSegment adalah bagian dari aktivitas organisasi yang manajernya dinilai atas cost atau revenue yang menjadi tanggungjawabnya. Examples: wilayah pemasaran, products, divisions, departemen atau kelompok pelanggan.

PEMBEBANAN COST DAN PELACAKAN COMMON COST Hanya FC yang dapat ditelusuri yang dibebankan ke segmen

dalam laporan rugi/laba tersegmentasi FC yang dapat ditelusuri: FC yang muncul karena keberadaan

segmen tersebut, contoh gaji manajer produk FC umum merupakan FC yang mendukung operasi suatu

segmen tetapi tidak dapat ditelusuri dalam seluruh atau sebagian segmen manapun. Jika suatu segmen dihilangkan tidak akan terjadi perubahan pada FC umum, contoh gaji resepsionis kantor

Page 154: Akmen Sbi 2014

SEGMENT REPORTING EXAMPLE

EXAMPLE:Perusahaan mengoperasikan dua segmen divisi, VC, FC serta Common cost sebagai berikut::

Divisi A Divisi B

• Variable costs • Biaya produksi divisi A • Biaya produksi divisi B• Biaya operasi divisi A • Biaya operasi divisi B

• FC yang dapat dilacak• gaji manajer produk • Gaji manajer produk• Upah pegawai paruh waktu• Upah pegawai paruh

waktu • Depresiasi ekuipmen • Depresiasi ekuipmen• Sewa pabrik • Sewa gedung pabrik

• Common fixed costs• Sewa gedung kantor, depresiasi peralatan kantor.• General manager’s salary• Accountant’s salary• Gaji pegawai kantor• Biaya bunga obligasi

Page 155: Akmen Sbi 2014

SEGMENT REPORTING EXAMPLETotal DivisiCompany A B

Sales $1,500,000 $900,000 $600,000Less variable expenses 810,000 460,000 350,000Contribution margin 690,000 440,000 250,000Less traceable fixed expenses 400,000 230,000 170,000*Divisional segment margin 290,000 $210,000 $ 80,000Less common fixed expenses not traceable to departments 240,000Net operating income $ 50,000

Product LinesFresh Packaged

Produce Produce ProduceSales $600,000 $400,000 $ 200,000Less variable expenses 350,000 200,000 150,000Contribution margin 250,000 200,000 50,000Less traceable fixed expenses 100,000 40,000 60,000Product line segment margin 150,000 $160,000 $ (10,000)Less common fixed expenses not traceable to product lines 70,000Divisional segment margin $ 80,000

Page 156: Akmen Sbi 2014

Graphic Presentation of Segment Reporting(Exhibit 12-2)

Page 157: Akmen Sbi 2014

HAMBATAN DALAM ALOKASI COMMON COSTSPembebanan biaya ke segmen seharusnya mencakup seluruh biaya yang dapat dilekatkan pada segmen dari seluruh rantai nilai perusahaan tersebutValue chain meliputi aktivitas penelitian dan pengembangan, perancangan produk, produksi, pemasaran, distribusi dan pelayanan customer.Hambatan utama dalam pembebanan biaya ke segmen adalah: 1)penghilangan beberapa biaya dalam proses pembebanan, 2)penggunaan metode alokasi yang tidak sesuai, 3) pembebanan biaya umum ke masing-masing segmen.EXAMPLE: Mary’s Market mengalokasikan common cost atas dasar penjualan.

Total DivisiCompany A B

Sales $1,500,000 $900,000 $600,000Less variable costs 810,000 460,000 350,000 Contribution margin 690,000 440,000 250,000 Less traceable fixed costs 400,000 230,000 170,000 Divisional segment margin 290,000 210,000 80,000 Less allocated common fixed costs 240,000 144,000 96,000 Net

operating income $ 50,000 $ 66,000 $ (16,000)

Jika Divisi B dihentikan, common cost merupakan avoidable cost.Total DivisiCompany A B

Sales $900,000 $900,000 —Less variable costs 460,000 460,000 —Contribution margin 440,000 440,000 —Less traceable fixed costs 230,000 230,000 —Divisional segment margin 210,000 210,000 —Less allocated common fixed costs 240,000 240,000 —Net operating income $ (30,000) $(30,000) —

Page 158: Akmen Sbi 2014

RETURN ON INVESTMENTInvestment centers dievaluasi kinerjanya atas dasar return on investment (ROI), yang dapat ditentukan:

atauROI = Margin × Turnover

Dimana:

EXAMPLE: Regal Company melaporkan data operasi periode 2005 sebagai berikut:

Net operating income $ 30,000Sales $500,000Average operating assets $200,000

Untuk meningkatkan ROI, dapat dilakukan dengan cara: 1. Increase sales.2. Reduce expenses.3. Reduce operating assets.

Net operating incomeROI

Average operating assets=

Net operating incomeMargin =

Sales

SalesTurnover =

Average operating assets

$30,000 $500,000ROI = × = 6% × 2.5 = 15%

$500,000 $200,000

Page 159: Akmen Sbi 2014

RETURN ON INVESTMENT (cont’d)Example 1—Increase sales:Penjualan Regal Company mengalami kenaikan menjadi $600,000. Net operating income menjadi $42,000, dan operating assets tetap:

(sebelumnya 15%)Example 2—Reduce expenses:Regal Company dapat menurunkan biaya sebesar $10,000 per tahun, sehingga net operating income naik dari $30,000 menjadi $40,000. Sales dan operating assets tetap:

(sebelumnya 15%)Example 3—Reduce assets:Regal Company dapat mengurangi average operating assets dari $200,000 menjadi $125,000. Sales dan net operating income tetap:

(sebelumnya 15%)

$42,000 $600,000ROI = × = 7% × 3.0 = 21%

$600,000 $200,000

$40,000 $500,000ROI = × = 8% × 2.5 = 20%

$500,000 $200,000

$30,000 $500,000ROI = × = 6% × 4.0 = 24%

$500,000 $125,000

Page 160: Akmen Sbi 2014

RESIDUAL INCOME

Residual income merupakan selisih antara net operating income dengan tingkat kembalian minimum (minimum rate of return).EXAMPLE: Marsh Company mempunyai dua divisions, A dan B. Average operating assets Division A sejumlah $1,000,000 dan Division B sejumlah $3,000,000. Kedua divisi menentukan minimum rate of return sebesar 12% dari investment in operating assets.

Division A Division BAverage operating assets $1,000,000 $3,000,000Net operating income $ 200,000 $ 450,000Minimum required return:

12% × average operating assets 120,000 360,000Residual income $ 80,000 $ 90,000

Economic value added (EVA) merupakan konsep serupa yang memiliki beberapa perbedaan. Sebagai contoh berdasarkan konsep EVA , dana yang digunakan untuk penelitian dan pengembangan diperlakukan sebagai investasi bukan sebagai biaya.Pada waktu RI atau EVA digunakan untuk mengukur prestasi, tujuannya adalah untuk memaksimumkan jumlah total laba residual, atau nilai tambah ekonomis bukan ROI secara keseluruhan.

Page 161: Akmen Sbi 2014

PRAKTIK EVAMenurut Majalah Fortune;”Manajer yang menjalankan usaha menurut aturan aturan EVA meningkatkan nilai perusahaan secara besar-besaran, CEO Coca-Cola, Roberto Goizueta, seseorang yang mampu menciptakan nilai secara fantastis menjelaskan;”Kami mendapatkan modal, dan menjualnya untuk mendapatkan laba operasi, kemudian kami membayar biaya modal, pemegang-pemegang saham mengantongi selisihnya”

RESIDUAL INCOMEResidual income approach dapat membantu manajer dalam mengevaluasi rencana proyek tertentu, yang jika hanya menggunakan ROI seringkali keputusannya menjadi kurang tepat.EXAMPLE: Divisi A pada Marsh Company’s dihadapkan pada tawaran proyek yang memerlukan investasi $250,000 dengan tingkat rate of return of 16% ($40,000 per tahun). ROI sebelum dan sesudah menerima proyek sebagai berikut:

NewPresent Project Total

Average operating assets (a) $1,000,000 $250,000 $1,250,000Net operating income (b) $ 200,000 $ 40,000 $ 240,000ROI (b) ÷ (a) 20.0% 16.0% 19.2%

Jika didasarkan ROI, lebih baik tidak menerima proyek, sebab justru ROI turun menjadi 19,2%. Tetapi proyek ini akan menaikkan RI:

Average operating assets (a) $1,000,000 $250,000 $1,250,000Net operating income (b) $ 200,000 $ 40,000 $ 240,000Minimum required return:

12% × (a) 120,000 30,000 150,000Residual income $ 80,000 $ 10,000 $ 90,000