laporan pbl 4

37
LAPORAN DK IV BLOK COMMUNITY HEALTH AND ENVIRONMENTAL MEDICINE I Tutor : dr. Vitasari Indriani KELOMPOK 3 : Novia Mentari G1A009012 Chyntia Putriasni K. G1A009017 Prasastie Gita W. G1A009023 Gita Irsatika G1A009030 Kinanthi Cahyaning U. G1A009042 Kusnendar Irmandono G1A009054 Sylviana Kuswandi G1A009056 Amrina A. F. G1A009078 Saidatun Nisa G1A009090 Pramasanti Hera K. G1A009102 Nugroho Rizki P. G1A009114

Upload: novia-mentari

Post on 14-Aug-2015

98 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

aq

TRANSCRIPT

Page 1: laporan PBL 4

LAPORAN DK IV

BLOK COMMUNITY HEALTH

AND ENVIRONMENTAL MEDICINE I

Tutor : dr. Vitasari Indriani

KELOMPOK 3 :

Novia Mentari G1A009012

Chyntia Putriasni K. G1A009017

Prasastie Gita W. G1A009023

Gita Irsatika G1A009030

Kinanthi Cahyaning U. G1A009042

Kusnendar Irmandono G1A009054

Sylviana Kuswandi G1A009056

Amrina A. F. G1A009078

Saidatun Nisa G1A009090

Pramasanti Hera K. G1A009102

Nugroho Rizki P. G1A009114

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEDOKTERAN

PURWOKERTO

2009

Page 2: laporan PBL 4

SKENARIO

“AIR LUDAHKU TERASA PAHIT”

Pak Nino, 50 tahun datang ke dokter praktek swasta dengan keluhan air ludahnya

terasa pahit seperti ada besi atau logam dimulutnya. Keluhan ini di rasakan sejak

sebulan yang lalu dan semakin lama semakin terasa mengganggu. Selain keluhan

tersebut Pak Nino mengeluh badan mudah capai, lemah, tulang dan sendi terasa

sering pegal-linu, mual, nafsu makan menurun, perut mulas dan kadang-kadang

disertai diare. Pak Nino sudah mencoba minum obat untuk mengatasi keluhan

tersebut, tetapi tidak ada perubahan yang berarti.

Selama ini Pak Nino berkerja sebagai petugas SPBU yang telah bekerja selama

lebih dari 20 tahun. Selama bekerja keluhan yang paling sering dirasakan setelah

pulang kerja adalah sakit kepala, sehingga hampir tiap hari minum obat pereda

nyeri. Pak Nino juga merupakan seorang perokok berat yang sulit sekali berhenti.

Sebelum bekerja di SPBU Pak Nino pernah bekerja di Bengkel Mobil selama

kurang lebih 10 tahun dan sampai sekarang masih menjalankan profesi

bengkelnya dirumah meskipun diluar jam kerja SPBUnya.

Pak Nino tinggal bersama dengan keluarganya di rumah yang letaknya tidak jauh

dari terminal Purwokerto, sehingga usaha bengkel kecilnya di rumah masih tetap

berjalan meskipun hanya dengan memanfaatkan waktu luangnya dari pekerjaan di

SPBU.

Page 3: laporan PBL 4

HASIL DISKUSI

A. Penjelasan Istilah

Diare : suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk

dan konsistensi dari tinja yang melembek sampai mencair dan

bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari biasanya.

Pegal linu : suatu keadaan nyeri pada tulang atau sendi yang biasanya

diakibatkan karena kebiasaan.

Mual : sensasi tidak enak yang terjadi sebelum keinginan untuk

muntah karena perut ingin dikosongkan.

Mules : suatu keadaan sakit, seperti diremas-remas pada perut.

Obat pereda nyeri : obat yang termasuk dalam penggolongan

analgesik.

Rasa sakit atau nyeri sebenarnya merupakan suatu tanda atau

peringatan yang menyatakan bahwa di bagian tubuh ada suatu

masalah. Rasa sakit itu timbul karena adanya suatu rangsangan yang

sampai ke reseptor rasa sakit, yang kemudian diteruskan ke pusat

nyeri. Timbulnya masalah atau ketidaknormalan itu dapat karena

adanya rangsangan kimiawi, rangsangan termis atau panas, toksin

bakteri akibat infeksi, rangsangan mekanik seperti trauma maupun

desakan jaringan tumor.

B. Analisis Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan toksikologi?

2. Apa yang menyebabkan penderita merasa air ludahnya pahit?

3. Zat-zat apa sajakah yang termasuk zat-zat yang bersifat toksik dan

sumbernya?

4. Apa saja zat yang berbahaya yang terkandung dalam asap kendaraan

bermotor?

5. Sebutkan berbagai macam klasifikasi toksikan!

Page 4: laporan PBL 4

C. Penyelesaian Masalah

1. Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari keamanan setiap zat

kimia yang masuk kedalam tubuh manusia. Dapat juga dikatakan

sebagai kajian tentang hakikat dan mekanisme efek toksik berbagai

bahan terhadap makhluk hidup dan system biologic lainnya.

2. Akibat bekerja di SPBU, bengkel dan dekat terminal dilihat dari

gejalanya yaitu air ludah yang terasa pahit, keracunan yang diderita

Pak Nino akibat kontaminasi beberapa logam berat seperti: timbal

(Pb), Sulfur Oksida (SOx), Oksida Nitrogen, Kadmium (Cd),

Arsen (As) juga karena beliau seorang perokok berat maka dari

kandungan zat berbahaya yang ada didalam rokok juga seperti

nikotin, tar, dan berbagai jenis oksidan.

3. Zat-zat yang berbahaya:

a. Timbal (Pb)

Berasal dari gas buangan kendaraan bermotor dan selain itu Pb

merupakan hasil samping dari pembakaran yang berasal dari senyawa

tetraetil Pb yang selalu ditambahkan dalam bahan bakar kendaraan

bermotor dan berfungdi sebagai anti ketuk pada mesin-mesin kendaraan.

b. Sulfur Oksida (SOx)

Berasal dari pembakaran BBM, batubara, penyulingan minyak,

industry kimia dan metalurgi. Dampaknya dapat menyebabkan muntah,

diare, tekanan darah turun, iritasi saluran pernafasan, batuk, kulit nyeri dan

terbakar dan masih banyak lagi.

c. Oksida Nitrogen

Sumbernya berasal dari udara dan dampaknya apabila keracunan akut

tubuh menjadi lemah, sesak nafas dan edema pada paru.

Page 5: laporan PBL 4

d. Kadmium (Cd)

Sumbernya berasal dari kerak bumi, hasil sampingan dari

pengenceran seng, timah/tembaga, industry plating, pigmen, baterai dan

plastic. Tetapi sumber utama pemajanan Cd berasala dari makanan karena

makanan menyerap dan mengikat Cd, misalnya tanaman, ikan, air.

e. Arsen (As)

Sumbernya berasal dari tempat pembuangan limbah kimia, industry

peleburan tembaga/metal, fosil minyak. Berwarna abu-abu, di air

ditemukan dalam bentuk senyawa As dengan O2, Cl, S sebagai arseb

inorganic. Pemajanan melalui oral, dari makanan/ minuman tertelan cepat

dan terserap di lambung dan usus halus kemudian masuk ke peredaran

darah.

4. Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa

kimia. Komposisi dari kandungan senyawa kimianya tergantung

dari kondisi mengemudi, jenis mesin, alat pengendali emisi bahan

bakar, suhu operasi, dan faktor lain yang semuanya ini membuat

pola emisi menjadi rumit. Jenis bahan bakar pencemar yang

dikeluarkan oleh mesin dengan bahan bakar bensin maupun bahan

bakar solar sebenarnya sama saja, hanya berbeda proporsinya

karena perbedaan cara operasi mesin. Secara visual selalu terlihat

asap dari knalpot kendaraan bermotor dengan bahan bakar solar,

yang umumnya tidak terlihat pada kendaraan bermotor dengan

bahan bakar bensin.

Walaupun gas buang kendaraan bermotor terutama terdiri

dari senyawa yang tidak berbahaya seperti nitrogen, karbon

dioksida, dan uap air, tetapi di dalamnya terkandung juga senyawa

lain dengan jumlah yang cukup besar yang dapat membahayakan,

gas buang membahayakan kesehatan maupun lingkungan. Bahan

pencemar yang terutama terdapat di dalam gas buang kendaraan

bermotor adalah karbon monoksida (CO), berbagai oksida nitrogen

(NOx) dan sulfur (SOx), dan partikulat debu termasuk timbal (Pb).

Page 6: laporan PBL 4

5. Klasifikasi Toksikan

Target organ : hati, ginjal, paru-paru dan lain-lain

Pengguan : pestisida, pelarut, food additive

Sumber : tumbuhan, hewan

Bentuk fisik : gas, cair, debu

Label kegunaan : bahan peledak mudah terbekar

Struktur kimia : hidrokarbon, halogen

Potensi/ daya racun : organofosfat lebih tosik dari karbonat

Mekanisme bio-kimia : iritan, korosif, polutan udara/ air.

D. Sasaran Belajar

1. Jelaskan macamnya dan semua mengenai merkuri

2. Jelaskan apa yang dimaksud dan sumber-sumber dari benzena

3. Sebutkan efek dan dampak dari zat aseton

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan zat arsenic dan sebutkan sumber

juga efeknya

5. Sebutkan solusi dari semua efek yang berasal dari zat-zat toksik

6. Jelaskan dan sebutkan golongan dari obat analgesic atau obat pereda

nyeri

E. Hasil Sasaran Belajar

Bahan kimia umum yang sering menimbulkan keracunan adalah

- Golongan pestida, yaitu organo klorin, organo fosfat, karbamat,arsenik.

- Golongan gas, yaitu Nitrogen (N2), Metana (CH4), Karbon

Monoksida(CO), Hidrogen Sianida (HCN), Hidrogen Sulfida (H2S), Nikel

Karbonil(Ni(CO)4), Sulfur Dioksida (SO2), Klor (Cl2), Nitrogen Oksida

(N2O; NO; NO2), Fosgen (COCl2), Arsin (AsH3), Stibin (SbH3).

- Golongan metalloid/logam, yaitu timbal (Pb), Posfor (P), air raksa

(Hg), Arsen (As), Krom (Cr), Kadmium (Cd), nikel (Ni), Platina (Pt), Seng

(Zn).

- Golongan cair, yaitu merkuri (Hg)

Page 7: laporan PBL 4

PROSES FISIOLOGI

Bahan kimia yang masuk ke badan dapat mempengaruhi tubuh dan faal manusia

sehingga dapat mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan atau keracunan,

bahkan dapat menimbulkan kematian. Racun masuk ke tubuh dengan beberapa

cara yaitu :

- Penyebaran racun ke dalam tubuh dengan cara racun masuk ke dalam

tubuh melalui kulit atau selaput lendir/selaput epitel, misal pada jalan

pencernaan, pernapasan atau mata.

- Kemudian melalui peredaran darah akhirnya dapat masuk ke organ-organ

tubuh secara sistematik. Organ-organ tubuh yang biasanya terkena racun

adalah paru-paru, hati (hepar), susunan saraf pusat(otak dan sumsum

tulang belakang), sumsum tulang, ginjal, kulit, susunan saraf tepi, dan

darah. Bahan-bahan racun dalam industri biasanya bersifat mudah larut

dalam lemak. Sehingga organ-organ tubuh yang berkadar lemak tinggi

seperti otak,sumsum tulang, dan sumsum tulang belakang banyak

dimasuki racun danterjadi timbunan racun secara kronis (pelan-pelan).

- Mempengaruhi kerja enzim/hormon. Enzim dan hormon terdiri dari

protein komplek yang dalam kerjanya perlu adanya activator atau cofactor

yang biasanya berupa vitamin. Bahan racun yang masuk ke dalam tubuh

dapat menonaktifkan activator sehingga enzim atau hormon tidak dapat

bekerja atau langsung non aktif.

- Racun masuk dan bereaksi dengan sel sehingga akan menghambat atau

mempengaruhi kerja sel, contohnya gas CO menghambat haemoglobin

dalam mengikat atau membawa oksigen.

- Merusak jaringan sehingga timbul histamine dan serotonine. Ini akan

menimbulkan reaksi alergi; juga kadang-kadang akan terjadi senyawa baru

yang lebih beracun.

Page 8: laporan PBL 4

1.Merkuri

Secara alami Hg dapat berasal dari gas gunung berapi dan penguapan dari

air laut.

Dikenal 3 bentuk merkuri, yaitu:

1. Merkuri elemental (Hg)T

Terdapat dalam gelas termometer, tensimeter air raksa, amalgam gigi, alat

elektrik, batu batere dan cat. Juga digunakan sebagai katalisator dalam

produksi soda kaustik dan desinfektan serta untuk produksi klorin dari

sodium klorida.

2. Merkuri anorganik (Hg+ dan Hg++)

Misalnya :

- Merkuri klorida (HgCl2) termasuk dalam bentuk Hg anorganik yang

sangat toksik, kaustik dan digunakan sebagai

- Mercurous chloride (HgCl) yang digunakan untuk teething powder

dan laksansia (calomel)

- Mercurous fulminate yang bersifat mudah terbakar.

3. Merkuri organik

Terdapat dalam beberapa bentuk :

- Metil merkuri dan etil merkuri yang keduanya termasuk bentk alkil rantai

pendek dijumpai sebagai kontaminan logam di lingkungan. Misalnya

memakan ikan yang tercemar zat merkuri dapat menyebabkan gangguan

neurologis dan kongenital.

- Merkuri dalam bentuk alkil dan aryl rantai panjang dijumpai sebagai

antiseptik dan fungisida.

* Batas tinggi dalam darah itu 0,03 ppm- 0,04 ppm.keadaan 0,04 ppm harus

dianggap abnormal pada orang dewasa.

* Tindakan yang dapat dilakukan

Keracunan UAP : tindakan terapeutik mencakup<segera menghentikan

paparan dan memberi perhatian khusus terhadap fungsi paru.diberikan

bantuan napas.

Merkuri anorganik tindakan segera terhadap keseimbangan cairan dan

elektrolit dan status hematologis sangat penting dalam paparan oral

Page 9: laporan PBL 4

dilakukan bilas lambung dengan emberi karbon aktif,dan metode kelasi

dengan dimekaprol dengan dosis 5 mg/kg berat badan,yang disusul dengan

2,5 mg/kg BB secara IM setiap 12 jam selama 10 hari.Penisilamin 250 mg

secara oral setiap 6 jam.

*Cara pemaparan merkuri :

1. Mengkonsumsi ikan yang diperoleh dari perairan tercemar

2. Mengkonsumsi makanan yang berbahan baku tumbuhan yang

disemprot pestisida jenis fungisida alkil merkuri.

*Penatalaksanaan keracunan merkuri :

- Untuk keracunan akibat penelanan merkuri, pengosongan lambung

bisa dilakukan menggunakan karbon aktif dan larutan katartik.

- Terapi kelasi. Biasanya diberikan pada pasien keracunan merkuri yang

simtomatik, kecuali alkil rantai pendek yang diekskresikan melalui

empedu.

- D-Penicillamine. Diberikan pada kasus keracunan gas merkuri dan

merkuri anorganik yang tidak berat, keracunan merkuri elemental

kronis dan neuropati akibat merkuri anorganik.

- BAL (dimercaprol). Diberikan untuk keracunan merkuri anorganik

yang berat, pasien simptomatik, adanya kerusakan ginjal atau alergi

penisilin.

*Pengaruh dari toksisitas merkuri terhadap tubuh antara lain :

kerusakan syaraf, termasuk menjadi pemarah, paralisys, kebutaan,

ganguan jiwa, kerusakan kromosom dan cacat bayi dalam kandungan.

Dapat juga menjadi depresi dan suka marah-marah yang merupakan

sifat dari penyakit kejiwaan, sakit kepala, sukar menelan, penglihatan

menjadi kabur, f bat oleh logam, gusi membengkak dan disertai diare,

lemah badan, cacat pada janin manusia.

Page 10: laporan PBL 4

2.Benzena

Sumber :

Benzen dapat ditemukan dalam asap rokok sekitar 47-64 ppm tergantung jenis

rokoknya. Selain itu ditemukan dalam air hujan meskipun konsentrasinya rendah

antara 0,1-0,5 ug/l. Pada industri pengilangan minyak bumi, batu bara serta arang,

benzen dan derivatnya diperoleh dari hasil langsung maupun sampingan.

Risiko tubuh terhadap pemaparan benzena :

Keracunan melalui mulut :

Tertelannya 9 12 g benzen melalui mulut akan menimbulkan tanda-tanda

seperti: jalan sempoyongan, muntah, denyut nadi cepat, delirium, pneumonitis,

hilang kesadaran,kehilangan kestabilan, dan koma.Sedangkan pada konsentrasi

sedang, benzen dapat menyebabkan pusing, lemah, mual, sesak napas, dan rasa

sesak di dada.

Keracunan melalui kulit :

Bila benzen terpapar di kulit, maka akan diabsorbsi, tetapi lebih kecil jika

dibandingkan dengan absorbsi mukosa saluran napas. Secara lokal, benzen

merupakan iritan kuat menimbulkan bercak merah dan terbakar serta

menghilangkan lemak pada lapisan keratin yang menyebabkan dermatitis kering

serta bersisik.

Keracunan inhalasi :

Penguapan benzen dalam konsentrasi tinggi akan menyebabkan keracunan;

paling banyak akibat penghirupan/inhalasi. Pada tingkat permulaan, benzen

terutama berpengaruh terhadap susunan saraf pusat.Tanda-tanda utamanya ialah

perasaan mengantuk, pusing, sakit kepala, vertigo, delirium, dan kehilangan

kesadaran.

Pada pemaparan akut tingkat sedang dapat menyebabkan sindrom prenarkosis

yang khas ialah sakit kepala, perasaan pusing, atau mabuk, dan kadang-kadang

mengalami iritasi ringan pada saluran napas dan cerna.Pemaparan akut dengan

konsentrasi tinggi dapat menyebabkan sesak napas, euforia, tinitus, dan anestesia

yang dalam. Bila tidak segera ditolong, dapat terjadi kegagalan pernapasan, dan

kejang.

Page 11: laporan PBL 4

3. Aseton

Beberapa aseton ditemukan dalam atmosfer sebagai hasil dari reaksi

fotokimia dari hidrokarbon alam, emisi langsung dari sumber-sumber

biologik mungkin juga merupakan sumber penting aseton. Oksidasi

atmosferik dari berbagai hidrokarbon biogenik seperti 2-methyl-3-buten-2-

ol dan berbagai monoterpen juga memberikan kontribusi terhadap

produksi sekunder aseton.

Ada beberapa sumber biologik aseton yang telah dikenal. Di antaranya

sudah dikarakterisasi dengan baik, yang meliputi dekarboksilasi enzimatik

dari asetoasetat pada bakteri tertentu dan dekarboksilasi non-enzimatik

dari asetoasetat pada hewan.

Bakteri yang telah dikenal memproduksi aseton adalah berbagai bakteri

anaerobik, di antaranya clostridium acetobutylicum yang digunakan untuk

memproduksi aseton secara komersial. Bakteri lain adalah bakteri aerobik

yang memproduksi sejumlah kecil aseton sebagai metabolic by-product,

contohnya adalah beberapa strain Streptococcus cremoris dan

Streptococcus lactis bila dibiakkan dalam skim milk.

Aseton dapat ditemukan dalam deterjen, cologne, dan terutama zat

penghilang cat kuku bisa menimbulkan gejala mual, pusing, dan mampu

menekan fungsi susunan saraf pusat, termasuk otak dan saraf tulang

belakang.

4.Arsenik

Arsen (As) merupakan bahan kimia beracun, yang secara alami ada di

alam. Selain dapat ditemukan di udara, air maupun makanan, arsen juga dapat

ditemukan di industri seperti industri pestisida, proses pengecoran logam maupun

pusat tenaga geotermal. Elemen yang mengandung arsen dalam jumlah sedikit

atau komponen arsen organik (biasanya ditemukan pada produk laut seperti ikan

laut) biasanya tidak beracun (tidak toksik).

Page 12: laporan PBL 4

Arsen dapat dalam bentuk in organik bervalensi tiga dan bervalensi lima.

Bentuk in organik arsen bervalensi tiga adalah arsenik trioksid, sodium arsenik,

dan arsenik triklorida.,  sedangkan  bentuk in organik arsen bervalensi lima adalah

arsenik pentosida, asam arsenik, dan arsenat (Pb arsenat, Ca arsenat). Arsen

bervalensi tiga (trioksid) merupakan bahan kimia yang cukup potensial untuk

menimbulkan terjadinya  keracunan akut.

*FUNGSI ARSEN

Logam arsenik biasanya digunakan sebagai bahan campuran untuk

mengeraskan logam lain misalnya mengeraskan Pb di pabrik aki atau melapisi

kabel. Arsenik trioksid dan arsenik pentoksid biasanya dipakai di pabrik kalsium,

tembaga dan pestisida Pb arsenat. Komponen arsenik seringkali pula dipakai pula

untuk memberi warna (pigmen) dan agen pemurni dalam pabrik gelas, sebagai

bahan pengawet dalam penyamakan atau pengawet kapas, ataupun sebagai

herbisida. Bahan kimia copper acetoarsenit terkenal sebagai bahan pengawet

kayu. Bahan arsenilik digunakan dalam obat-obatan hewan maupun bahan

tambahan makanan hewan. Gas arsen dan komponen arsenik lainnya seringkali

digunakan dalam industri mikroelektronik dan industri bahan gallium arsenide.

* PAPARAN TERHADAP TEMPAT KERJA DAN LINGKUNGAN

Paparan arsen di tempat kerja terutama dalam bentuk arsenik trioksid

dapat terjadi pada industri pengecoran Pb (timbal), coper (tembaga), emas

maupun logam non besi yang lain.. Beberapa industri yang juga mempunyai

potensi untuk memberi paparan bahan kimia arsen adalah industri pestisida /

herbisida,  industri bahan pengawet, industri mikro elketronik dan industri farmasi

/ obat-obatan. Pada industri tersebut, arsenik trioksid dapat bercampuran dengan

debu, sehingga udara dan air di industri pestisida dan kegiatan peleburan

mempunyai risiko untuk terpapar kontaminan arsen.

Paparan yang berasal dari “bukan tempat kerja” (non occupational

exposure) adalah air sumur, susu bubuk, saus dan minuman keras yang

terkontaminasi arsen serta asap rokok.

Page 13: laporan PBL 4

* ABSORBSI, METABOLISME DAN EKSKRESI ARSEN

Bahan kimia arsen dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran

pencernaan makanan, saluran pernafasan serta melalui kulit walaupun jumlahnya

sangat terbatas. Arsen yang masuk ke dalam peredaran darah dapat ditimbun

dalam organ seperti hati, ginjal, otot, tulang, kulit dan rambut.

Arsenik trioksid yang dapat disimpan di kuku dan rambut dapat

mempengaruhi enzim yang berperan dalam rantai respirasi, metabolisme glutation

ataupun enzim yang berperan dalam proses perbaikan DNA yang rusak.  Didalam

tubuh arsenik bervalensi lima dapat berubah menjadi arsenik bervalensi tiga. Hasil

metabolisme dari arsenik bervalensi 3 adalah asam dimetil arsenik dan asam mono

metil arsenik yang keduanya dapat diekskresi melalui urine.

Gas arsin terbentuk dari reaksi antara hidrogen dan arsen yang merupakan

hasil samping dari proses refining (pemurnian logam) non besi (non ferrous

metal). Keracunan gas arsin biasanya bersifat akut dengan gejala mual, muntah,

nafas pendek dan sakit kepala. Jika paparan terus berlanjut dapat menimbulkan

gejala hemoglobinuria dan anemia, gagal ginjal dan ikterus (gangguan hati).

* Paparan akut

Paparan akut dapat terjadi jika tertelan (ingestion) sejumlah 100 mg As.

Gejala yang dapat timbul akibat paparan akut adalah mual, muntah, nyeri

perut, diarrhae, kedinginan, kram otot serta oedeme dibagian muka

(facial).

Paparan dengan dosis besar dapat menyebabkan koma dan kolapsnya

peredaran darah. Dosis fatal adalah jika sebanyak 120 mg arsenik trioksid

masuk ke dalam tubuh.

*Paparan kronis

Gejala klinis yang nampak pada paparan kronis dari arsen adalah

peripheral neuropathy (rasa kesemutan atau mati rasa), lelah, hilangnya refleks,

anemia, gangguan jantung, gangguan hati, gangguan ginjal, keratosis telapak

tangan maupun kaki, hiperpigmentasi kulit dan dermatitis. Gejala khusus yang

dapat terjadi akibat terpapar debu yang mengandung arsen adalah nyeri

Page 14: laporan PBL 4

tenggorokan serta batuk yang dapat mengeluarkan darah akibat terjadinya iritasi.

Seperti halnya akibat terpapar asap rokok, terpapar arsen secara menahun dapat

menyebabkan terjadinya kanker paru.

*PENCEGAHAN  TERJADINYA PAPARAN ARSEN

Usaha pencegahan terjadinya paparan arsen secara umum  adalah pemakaian alat

proteksi diri bagi semua individu yang mempunyai potensi terpapar oleh arsen.

Alat proteksi diri tersebut misalnya :

- Masker yang memadai

- Sarung tangan yang memadai

- Tutup kepala

- Kacamata khusus

Selain itu dapat melakukan surveilance medis, yaitu pemeriksaan kesehatan dan

laboratorium yang dilakukan secara rutin setiap tahun. Dapat juga dilakukan

biomonitoring arsen di dalam urine.

Usaha pencegahan agar lingkungan kerja terbebas dari kadar arsen yang

berlebihan adalah perlu dilakukan pemeriksaan kualitas udara (indoor), terutama

kadar arsen dalam patikel debu. Pemeriksaan kualitas udara tersebut setidaknya

dilakukan setiap tiga bulan. Ventilasi tempat kerja harus baik, agar sirkulasi udara

dapat lancar.

*PENGOBATAN KERACUNAN ARSEN

Pada keracuna arsen akibat tertelan arsen, tindakan yang terpenting adalah

merangsang refleks muntah. Jika penderita tidak sadar (shock) perlu diberikan

infus. Antdote untuk keracunan arsen adalah injeksi dimerkaprol atau BAL

(British Anti Lewisite).

* Gejala dan tanda keracunan arsen juga berlainan tergantung bentuk

keracunannya.

a. Persenyawaan arsen anorganis bersifat perangsang setempat pada kulit dan

selaput lendir, mungkin bersifat carsinogenic.

Page 15: laporan PBL 4

b. Persenyawaan arsen dan zat air berefek hemolytik terhadap darah, bias

berakibat hemoglobinuri,anemia,ikterus.

c. Persenyawaan arsen organis bersifat perangsang lokal maupun sistemik.

5. Solusi

* Membuat peraturan di tempat kerja yang beresiko supaya karyawan tetap bisa

aman dalm bekerja misalnya seperti di SPBU diberi masker agar udara yang

terhirup di sekitar sana tidak merusak kesehatan.

* Melakukan penetrasi rumah yang baik dan sanitasi rumah agar dapat tetap sehat.

* Pengolahan industri sebaiknya dilakukan dengan baik agar tidak menimbulkan

banyak polusi udara dan pencemaran.

* Melakukan tatacara kerja yang benar seperti memakai masker dan sarung

tangan.

* Pemberi insentif bagi kendaraan bermotor yang memakai bahan bakar gas:

a. Keringanan pajak kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar gas

berupa PBBKB (Pajak Bahan Bakar Kendaran Bermotor). Ref. PERPU. No.21

tahun 1997.

b. Pemberian keringanan pajak untuk bea-impor conversion kit, sehingga harga

jualnya dapat ditekan dan terjangkau oleh masyarakat.

c. Peraturan pemerintah yang mewajibkan kepada Agen Tunggal Pemegang Merk

(ATPM) untuk memasang Catalytic Converter pada setiap kendaraan baru yang

sudah diproduksi.

* Pembuatan Bahan Bakar Nabati (BBN) Kebijakan pemerintah untuk percepatan

pembuatan BBN antara lain:

a. Peraturan Pemerintah (PP) No.5 tahun 2006 tentang kebijakan energi

nasional.

b. Instruksi Presiden (Inpres) No.1 tahun 2006 tentang penyediaan dan

pemanfaatan BBN.

c. Keputusan Presiden (Keppres) No.10 tahun 2006 tentang Tim Nasional

pengembangan BBN untuk percepatan pengurangan kemiskinan dan

pengangguran.

Page 16: laporan PBL 4

Solusi BBN untuk transportasi adalah sebagai pengganti/subtitusi solar atau

bensin. Untuk solar digunakan bio-diesel, sedangkan untuk bensin digunakan bio-

ethanol. Bio-diesel merupakan bentuk ester dari minyak nabati (sawit, minyak

kelapa, jarak pagar,dll). Sedangkan bio-ethanol merupakan anhydrous alkohol

berasal dari fermentasi tetes/nira tebu, singkong, jagung atau sagu. Berikut

skenario kebijakan implementasi BBN:

* Mengatasi keracunan arsenik

Cara mengatasi keracunan arsenik berbeda antara keracunan akut dan kronik.

Untuk keracunan akut yang belum berlangsung 4 jam, korban diberi ipekak untuk

merangsangnya muntah. Dapat juga dilakukan bilas lambung apabila ia tidak

dapat minum. Pemberian katartik atau karboaktif dapat bermanfaat. Sedangkan

untuk keracunan yang sudah berlangsung lebih lama daripada itu (termasuk juga

keracunan kronik), sebaiknya diberi antidotumnya, yaitu suntikan intramuskuler

dimerkaprol 3-5 mg/kgBB 4-6 kali sehari selama 2 hari. Pengobatan dilanjutkan

2-3 kali sehari selama 8 hari.

6. Obat analgesic atau pereda nyeri

ANALGESIK

Non Narkotik

Analgesik Antipiretik

Anti Inflamasi Non Steroid (AINS)

Obat Pirai

Narkotik/Opioid Analgesik

Page 17: laporan PBL 4

* Mekanisme kerja obat anti inflamasi

Suatu proses radang, akibat infeksi atau trauma dianggap sebagai kondisi

yang dapat menimbulkan nyeri. Sejumlah zat-zat kimia dalam proses radang

tersebut berperan kuat dalam proses terjadinya nyeri. Prostaglandin, merupakan

salah satu mediator nyeri yang paling populer. Zat ini akan merangsang dan

menstimulasi reseptor nyeri pada ujung-ujung saraf untuk kemudian melalui

sejumlah proses dihantarkan sampai ke otak hingga kemudian terjadi persepsi

nyeri. Semua analgesik yang tergolong dalam ANTI INFLAMASI NON

STEROID (analgesik banyak beredar di masyarakat) bekerja dengan menghambat

produksi Prostaglandin dalam suatu rangkaian proses inflamasi (radang), sehingga

dengan tidak terbentuknya prostaglandin maka tidak akan terjadi rangsangan pada

reseptor nyeri pada ujung-ujung saraf yang akan berujung pada hilangnya rasa

nyeri.

Namun kondisi ini tidak sepenuhnya menguntungkan bagi tubuh, sebab

Prostaglandin juga dibutuhkan untuk proses-proses normal didalam tubuh seperti

proses pembekuan darah dan proses pemeliharaan sistem saluran pencernaan kita.

Perlu diketahui bahwa saluran pencernaan kita merupakan salah satu organ yang

potensial menimbulkan masalah besar bagi diri kita. Asam lambung memiliki

derajat keasaman (pH) hingga berkisar 0,7 - 3,8 yang mampu membuat logam

rusak akibat sifat korosif dari asam tersebut. Ketika prostaglandin tidak

mencukupi untuk proses pembaharuan permukaan saluran cerna kita terutama

lambung, maka perlahan-lahan permukaan lambung akan menipis lalu terjadi luka

atau sering kita sebut dengan tukak lambung hingga kemudian yang paling fatal

adalah “jebolnya” lambung.

Page 18: laporan PBL 4

Alternatif pereda nyeri :

Kompres hangat :

- Dapat dilakukan dengan menempelkan kantong karet yang diisi air hangat atau

handuk yang telah direndam di dalam air hangat, ke bagian tubuh yang nyeri.

- kemudian latihan pergerakan atau pemijatan.

- Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa,

membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, dan

memperlancar pasokan aliran darah.

Kompres dingin :

- Yang digunakan adalah kantong berisi es batu (cold pack), bisa juga berupa

handuk yang dicelupkan ke dalam air dingin.

- Dampak fisiologisnya adalah vasokonstriksi (pembuluh darah penguncup) dan

penurunan metabolik, membantu mengontrol perdarahan dan pembengkakan

karena trauma, mengurangi nyeri, dan menurunkan aktivitas ujung saraf pada otot.

Melakukan kompres harus hati-hati karena dapat menyebabkan jaringan kulit

mengalami nekrosis (kematian sel). Untuk itu dianjurkan melakukan kompres

dingin tidak lebih dari 30 menit.

* Golongan-golongan analgesic :

1. Analgesik Narkotik/Opioid analgesic

Khusus digunakan untuk menghalau nyeri hebat, seperti fraktur dan

kanker.

Contoh:

morfin HCl,

Kodein(tunggal atau kombinasi dengan parasetamol)

fentanil HCl

Petidin, dan

Tramadol

2. Analgesik non narkotik

a. Analgesik antipiretik

i. Para Amino Fenol: Asetaminofen dan Fenasetin

Page 19: laporan PBL 4

Contoh: Asetaminofen-Parasetamol

Farmakodinamik:

Efek Analgesik parasetamol dan fenasetin

serupa dengan salisilat mengurangi nyeri,

dari nyeri dari nyeri ringan sampai sedang

dengan menghambat biosintesis PG tapi

lemah.

Efek Antipiretik, menurunkan suhu tubuh

dengan mekanisme yang jega berdasarkan

efek sentral seperti salisilat.

Efek Anti Inflamasinya sangat lemah/ tidak

ada, tidak digunakan sebagai anti-inflamasi.

Farmakokinetik:

Diabsorpsi cepat dan sempurna melalui

saluran cerna

Efek iritasi, erosi dan perdarahan lambung

tidak terlihat pada kedua obat ini.

Indikasi:

Digunakan sebagai analgesic

Digunakan sebagai antipiretik

Efek samping:

Reaksi alergi terhadap derivate Para-

aminofenol jarang terjadi

Toksisitas akut:

Dosis toksis yang paling serius ialah

nekrosis hati

Nekrosis tubuli renalis serta koma

hipoglikemik dapat terjadi

Hepatototoksisitas dapat terjadi pada

pemberian dosis tunggal 10-15 gram (200-

25 mg/kgBB) Parasetamol

Page 20: laporan PBL 4

ii. Pirozolon: Antipirin(terlalu toksik), Aminopirin(terlalu

toksik) dan dipiron

Contoh: Antalgin

Farmakodinamik:

Efek analgesic

Efek antipiretik

Efek anti-inflamasi lemah

Farmakokinetik:

Diabsorpsi dengan baik oleh saluran cerna

Indikasi:

Hanya digunakan sebagai analgesic-

antipiretik

Efek anti-inflamasinya lemah

Efek samping:

Semua derivate Pirazolon dapat

menyebabkan: agranulositosis, anemia

aplastik, trombositopeni, menimbulkan

hemolisis, udem, tremor, mual, muntah,

perdarahan lambung.

b. Anti Inflamasi Non Streroid (AINS): Asam karboksilat (asam

asetat, derivate asam salisilat, derivate asam propionate, derivate

asam fenamat) dan Asam enolat (derivate asam pirazolon dan

derivate oksikam)

Contoh: Aspirin

Farmakodinamik

Efek Analgesik, aspirin paling efektif untuk

mengurangi nyeri dengan intensitas ringan

sampai sedang.

Efek Antipiretik, aspirin menurunkan suhu

yang meningkat, sedangkan suhu badan

normal hanya berpengaruh sedikit

Page 21: laporan PBL 4

Efek Anti-inflamasi, aspirin adalah

penghambat non selektif kedua isoform

COX (Cyclooxygenase) atau (COX-I san

COX-II)

Efek Platelet, aspirin mempengaruhi

hemostasis. Dosis rendah tunggal aspirin (80

mg sehari) menyebabkan sedikit

perpanjangan waktu perdarahan.

Farmakokinetik:

Salisilat dengan cepat diserap oleh lambung

dan usus kecil bagian atas

Asam salisilat diabsorpsi cepat dari kulit

sehat terutama bila digunakan sebagai obat

gosok atau salep

Salisilat di distribusikan keseluruh jaringan

mudah menembus sawar darah otak dan

sawar uri.

Indikasi:

Sebagai obat analgesic

Sebagai obat antipiretik

Untuk terapi demam reumatik akut

Untuk terapi arthritis rheumatoid.

Mencegah thrombus koroner, dosis aspirin

kecil (325 mg/hari) yang diminum tiap hari

dapat mengurangi insiden infark miokard

akut

sebagai counter irritant bagi kulit, bentuk

salep atau liniment.

Page 22: laporan PBL 4

Efek samping:

Tukak lambung atau tukak peptic

Perdarahan lambung

Anemia sekunder akibat perdarahan saluran

cerna

c. Obat Parai

Contoh: Kolkisin

Farmakodinamik

Tidak mempunyai efek anagesik

Terikat pada tubuli protein intraseluler,

dengan demikian akan mencegah

polimerisasinya menjadi mikrotubulus dan

mengarah kepada penghambatan migrasi

lekosit dan fagositosis

Menghambat pembentukan leukotrien B4

Farmakokinetik:

Absorpsi melalui saluran cerna baik

Didistribusikan secara luas dalam saluran

cerna

Kadar tinggi dalam ginjal, hati, limpa dan

saluran cerna

Tidak terdapat didalam otot rangka, jantung

dan otak

Sebagian besar diekskresikan melalui tinja

dalam bentu utuh hanya 10-20%

diekskresikan melalui urin

Kolkisin dapat ditemukan dalam lekosit dan

urin sedikitnya untuk 9 hari setelah suatu

suntikan IV

Page 23: laporan PBL 4

Indikasi:

Meredakan inflamasi dari arthritis pirai akut

Lebih disukai sebagai propilaksi kambuhnya

episode arthritis akut

Efek samping:

Mual, muntah, diare

Gejala saluran cerna ini tidak terjadi pada

pemberian IV dengan dosis terapi

Intoksikasi akut setelah menelan dosis besar

(non terapeutik) dapat berupa: nyeri

tenggorokan seperti terbakar, diare berdarah,

syok, hematuria, oligouria, depresi system

saraf pusat.

* Usaha-usaha preventif penggunaan obat analgesik :

1. Kenali jenis analgesiknya dan lihat keterangan yang ada pada brosurnya

atau kotak pembungkus.

2. Jangan mengkonsumsi 2 atau lebih jenis analgesik jika mereka adalah

satu golongan, misalnya jangan mengkombinasi ibuprofen dengan asam

mefenamat atau diklofenak atau lainnya karena masih dalam satu golongan

NSAIDs.

3. Perhatikan aturan pakainya. Khusus golongan NSAIDs, mengkonsumsi

lebih dari 1 tablet dalam waktu bersamaan tidak akan memberi efek yang

lebih baik bahkan akan menambah besar resiko efek samping.

4. Datang ke dokter apabila belum ada perubahan.

Page 24: laporan PBL 4

DAFTAR PUSTAKA

1. http://mychemistryonline.blogspot.com/2008/03/zat-kimia-dalam-

wewangian.html

2. Sudarmaji, J.Mukono, Corie I.P.2006. Toksikologi Logam Berat B3 dan

Dampaknya Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan. (online),

Volume 2, No. 2, (http://journal.unair.ac.id, diakses 29 Desember 2009).

3. Library.usu.ac.id

4. Buku HSC 2007 blok CHEM part I

5. http://kesehatan.kompasiana.com/2009/12/14/analgetikpereda-nyeri-pisau-

bermata-dua/

6. http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg00261.html

7. http://www.migas-indonesia.com/index.php?

module=article&sub=article&act=view&id=2330

8. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_material/

marine_vibrio_pembentuk_senyawa_organik_volatil_aseton/

9. Slamet, Juli Soemirat. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2009.

10. Pringgoutomo, Sudarto, dkk. Buku Ajar Patologi I (Umum). Jakarta:

Sagung Seto, 2006.

11. http://getyourhealthy.blogspot.com/2009/07/analgetik-narkotik.html

12. http://www.medicastore.com/apotik_online/obat_saraf_otot/obat_nyeri.htm

13. http://wiro-pharmacy.blogspot.com/2009/02/kuliah-analgesik-antipiretik-dan-

nsaid.html

14. http://forumm.wgaul.com/archive/index.php/t-69332.html

15. http://www.suaramerdeka.com/harian/0501/17/ragam01.htm

16. http://www.indonesiaindonesia.com/f/34714-bahaya-logam-berat-air/

17. http://terselubung.blogspot.com/2009/06/mengenal-arsenik_03.html