granuloma umbilikalis

2
GRANULOMA UMBILIKALIS Granuloma umbilikalis merupakan kelainan umbilikal yang paling umum ditemukan dalam p neonatal. Granuloma umbilikalis bukan suatu kelainan kongenital sejati, tetapi menanda inflamasi dan pembentukan jaringan granulasi yang sedang berlangsung dari umbilikus y mengalami epitelialisasi (Piparsaliya, et al., 2011; Pomeranz, 2004). Setelah pemisahan tali pusat, sebuah massa kecil dari jaringan granulasi dapat terbe umbilikus. Granuloma ini terdiri dari jaringan granulasi sejati dengan fibroblas dan Secara klasik berupa massa bundar, lembab, erythematous , bertangkai, dan biasanya berdiameter 3-10 mm. kolonisasi bakteri dan infeksi memegang peranan dalam pathogenesis. Penanganan ya umum dilakukan adalah kauterisasi dengan menggunakan Silver Nitrate 75% (AgNO3) hingga area granuloma mengalami epitelialisasi, biasanya diulangi dua hingga tiga kali. Jarang se umbilikalis persisten membutuhkan tindakan operasi (Piparsaliya, et al., 2011). Adapun secara operatif dilakukan dengan melakukan excisi dan selanjutnya mengaplikasikan Silver Nitrate atau materi hemostatik yang dapat diserap ( absorbable ) lainnya. Apabila pada suspek granuloma umbilikalis tidak memberikan respon terhadap kauterisasi, alternatif diagnosis perlu dipertimbangkan (Pipar et al., 2011; Pomeranz, 2004).

Upload: nina-kharima

Post on 21-Jul-2015

1.341 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

GRANULOMA UMBILIKALISGranuloma umbilikalis merupakan kelainan umbilikal yang paling umum ditemukan dalam praktik neonatal. Granuloma umbilikalis bukan suatu kelainan kongenital sejati, tetapi menandakan suatu inflamasi dan pembentukan jaringan granulasi yang sedang berlangsung dari umbilikus yang belum mengalami epitelialisasi (Piparsaliya, et al., 2011; Pomeranz, 2004). Setelah pemisahan tali pusat, sebuah massa kecil dari jaringan granulasi dapat terbentuk pada dasar umbilikus. Granuloma ini terdiri dari jaringan granulasi sejati dengan fibroblas dan kapiler (Cilley,). Secara klasik berupa massa bundar, lembab, erythematous, bertangkai, dan biasanya berdiameter 3-10 mm. kolonisasi bakteri dan infeksi memegang peranan dalam pathogenesis. Penanganan yang paling umum dilakukan adalah kauterisasi dengan menggunakan Silver Nitrate 75% (AgNO3) hingga area granuloma mengalami epitelialisasi, biasanya diulangi dua hingga tiga kali. Jarang sekali granuloma umbilikalis persisten membutuhkan tindakan operasi (Piparsaliya, et al., 2011). Adapun penanganan secara operatif dilakukan dengan melakukan excisi dan selanjutnya mengaplikasikan Silver Nitrate atau materi hemostatik yang dapat diserap (absorbable) lainnya. Apabila pada suspek granuloma umbilikalis tidak memberikan respon terhadap kauterisasi, alternatif diagnosis perlu dipertimbangkan (Piparsaliya, et al., 2011; Pomeranz, 2004).

INFEKSI UMBILIKUS Walaupun praktik perinatal modern telah menurunkan insidensi omphalitis secara dramatis, infeksi umbilikus masih terjadi dengan angka morbiditas dan mortalitas yang mengkhawatirkan, terutama pada negara dunia ketiga (third world countries). Asepsis yang baik, cuci tangan, dan penanganan tali pusat yang baik (dry cord care maupun dengan antimikroba topikal) telah mengurangi insidensi infeksi umbilikus hingga kurang dari 1% pada bayi baru lahir. Sebelum diterapkan cord care yang baik, angka mortalitas neonatus karena omphalitis adalah sebesar 65%. Patogen utama yang ditemukan dalam infeksi umbilikus adalah Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes. Omphalitis dapat bermanifestasi sebagai umbilical discharge purulen atau periumbilical cellulitis. Melahirkan di rumah, berat badan lahir rendah, dan penggunaan kateter umbilikal adalah faktor risiko. Infeksi tetanus dapat terjadi meskipun jarang. Terapi antibiotik intravena efektif dalam mengeradikasi sebagian besar infeksi. Omphalitis adalah hal yang sering terjadi pada negara-negara berkembang dimana hanya seperempat dari keseluruhan neonatus yang mendapat perawatan di rumah sakit. Cellulitis dapat berkembang menjadi fasciitis. Tanda-tanda dari necrotizing fasciitis termasuk distensi abdomen, takikardia, purpura, pyrexia, hipotermia, dan leukositosis. Necrotizing fasciitis dan gangren umbilikan dapat berbahaya dan memerlukan immediate wide surgical debridement untuk keselamatan pasien.