gawat darurat orthopaedi

11
GAWAT DARURAT ORTHOPAEDI 1. Open fraktur 2. Dislokasi 3. Compartemen sindrom 4. Infeksi (ganggrenasi) 5. Fat emboli PEMBUATAN DIAGNOSIS FRAKTUR 1. Open / Close 2. Nama tulang 3. Sebelah mana (kanan/kiri) 4. Bagian tulang sebelah mana (1/3 medial, anterior, dll...) 5. Jenis (comminited, dll...) 6. Displaced / undisplaced 7. Grade (I, II, III A, B, C) KLASIFIKASI OPEN FRAKTUR (GUSTILLO/ANDERSON} Grade I Patah tulang terbuka dengan luka < 1 cm, relatif bersih, kerusakan jaringan lunak minimal, bentuk patahan simpel/transversal/oblik. Grade II Patah tulang terbuka dengan luka > 1 cm, kerusakan jaringan lunak tidak luas, bentuk patahan simpel. Grade III Patah tulang terbuka dengan luka > 10 cm, kerusakan jaringan lunak yang luas, kotor dan disertai kerusakan pembuluh darah dan saraf. IIIA. Patah tulang terbuka dengan kerusakan jaringan luas, tapi masih bisa menutupi patahan tulang waktu dilakukan perbaikan. III B Patah tulang terbuka dengan kerusakan jaringan lunak hebat dan atau hilang (soft tissue loss) sehingga tampak tulang (bone-exposs) III C Patah tulang terbuka dengan kerusakan pembuluh darah dan atau saraf yang hebat PENANGANAN OPEN FRAKTUR

Upload: cynthia-ayupermatasari

Post on 28-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAWAT DARURAT ORTHOPAEDI

GAWAT DARURAT ORTHOPAEDI

1. Open fraktur2. Dislokasi3. Compartemen sindrom4. Infeksi (ganggrenasi)5. Fat emboli

PEMBUATAN DIAGNOSIS FRAKTUR

1. Open / Close2. Nama tulang3. Sebelah mana (kanan/kiri)4. Bagian tulang sebelah mana (1/3 medial, anterior, dll...)5. Jenis (comminited, dll...)6. Displaced / undisplaced7. Grade (I, II, III A, B, C)

KLASIFIKASI OPEN FRAKTUR (GUSTILLO/ANDERSON}

Grade I Patah tulang terbuka dengan luka < 1 cm, relatif bersih, kerusakan jaringan lunak minimal, bentuk patahan simpel/transversal/oblik.

Grade II Patah tulang terbuka dengan luka > 1 cm, kerusakan jaringan lunak tidak luas, bentuk patahan simpel.

Grade III Patah tulang terbuka dengan luka > 10 cm, kerusakan jaringan lunak yang luas, kotor dan disertai kerusakan pembuluh darah dan saraf.

IIIA. Patah tulang terbuka dengan kerusakan jaringan luas, tapi masih bisa menutupi patahan tulang waktu dilakukan perbaikan.

III B Patah tulang terbuka dengan kerusakan jaringan lunak hebat dan atau hilang (soft tissue loss) sehingga tampak tulang (bone-exposs)

III C Patah tulang terbuka dengan kerusakan pembuluh darah dan atau saraf yang hebat

PENANGANAN OPEN FRAKTUR

Pembersihan lukaLuka kotor, bekuan darah dan material benda asing harsu dibuang dan dicuci dengan air steril, dan lebih ideal dengan garam fisiologis.

Debridemen/pembuangan jaringan avitala. Membuang benda asingb. Membuang jaringan avitalTujuan debridemen :a. Mengurangi derajat terkontaminasib. Menciptakan luka yang bersih

Reposisi dan stabilisasi tulang

Page 2: GAWAT DARURAT ORTHOPAEDI

Reposisi dilakukan secara anatomis dan optimal untuk menghilangkan terjadinya dead space dan penekanan tulang pada kulit, sehingga penutupan luka tidak menjadi trgang. Fiksasi/stabilisasi dilakukan setelah reposisi untuk mempertahankan kedudukan patahan tulang.

Penutupan luka- Penutupan luka untuk patah tulang teruka tipe 1 dapat dilakukan dengan penutupan

secara primer- Penutupan luka untuk patah tulang teruka tipe 2 dan 3 sebaiknya dibiarkan terbuka dan

memerlukan debridemen ulang bila ada tanda-tanda infeksi.Pemberian antibiotika

- Pemberian antibiotiotika pada patah tulang bukanlah tindakan profilaksis, tapi merupakan tindakan terapeutik

- Cephalosorin merupakan broad spectrum yang diberikan secara parenteral, penambahan dengan aminoglikosida diindikasikan bila luka hebat (patah tulang tipe 3)

Pencegahan tetanus

KOMPARTEMEN SINDROM

kondisi peningkatan tekanan intertisial di dalam ruangan kompartemen osteofasial yang tertutup mengganggu sirkulasi dan fungsi jaringan menekan pembuluh darah dan saraf tepi Perfusi kurang, serat saraf rusak iskemia nekrosis otot.

Dapat terjadi di ekstremitas atas, ekstremitas bawah, tangan, kaki, mata, dan abdomen.

Penyebab:1. Penurunan volume kompartemen :

- Penutupan defek fascia yang ketat- Traksi internal berlebihan pada fraktur ekstremitas- Casts, dressing atau splint- Pakaian militer antishock- Kompresi eksternal dalam waktu lama pada anggota tubuh Posisi litotomi yang lama

2. Peningkatan tekanan struktur kompartemen:- Pendarahan atau pembentukan hematoma akibat trauma vaskuler atau koagulopati - Peningkatan permeabilitas kapiler- Trauma akibat fraktur atau kerusakan jaringan- Penggunaan otot berlebihan akibat olahraga intensif, kejang, tetanus, eklampsi- Luka bakar- Operasi ortopaedi- Gigitan ular- Penurunan osmolaritas plasma akibat sindrom nefrotik- Injeksi obat intraarteri- Hipertrofi otot

Gejala klinisnya (5P):1. Pain (nyeri) 2. Pallor 3. Pulselesness 4. Parestesia

Page 3: GAWAT DARURAT ORTHOPAEDI

5. Paralisis

Terapi1. Terapi Medikal/non operatif

- Menempatkan kaki setinggi jantung.- gips harus di buka dan pembalut kontriksi dilepas.- gigitan ular berbisa, beri anti racun sindroma kompartemen berkurang.- koreksi hipoperfusi dengan cairan kristaloid dan produk darah- Hidrasi intravena - Pada peningkatan isi kompartemen, diuretik + manitol dapat mengurangi tekanan

kompartemen. 2. Terapi pembedahan / operatif (apabila tekanan intrakompartemen > 30 mmHg)

fasciotomi

DISLOKASI

Diagnosa umum dislokasi:- Mirip dengan tanda-tanda fraktur- Anamnesis:

Persendiannya lepas/keluar dari tempatnya Nyeri Spasme otot Gangguan fungsi

- Pemeriksaan Fisik: Swelling/pembengkakan Deformitas: angulasi, rotasi, kehilangan bentuk yang normal, pemendekan Gerakan yang abnormal Nyeri setempat

Dislokasi Sendi Panggul Dislokasi ke Posterior (sering)Penderita berbaring, panggul yang terkena dalam posisi fleksi, adduksi dan rotasi Interna Dislokasi ke Anterior (jarang)Penderita berbaring posisi panggul dalam keadaan ekstensi, abduksi dan rotasi eksterna Dislokasi ke Sentral (selalu disertai Fraktur dari Acetabulum)

Dislokasi Sendi Bahu Anterior (paling sering) Posterior lengan terkunci dalam posisi adduksi dan rotasi interna Inferior dimana caput humerus terperangkap dibawah cavitas glenoidales dikenal sebagai

Luxatio Erecta

Dislokasi Sendi siku2 tipe:

Page 4: GAWAT DARURAT ORTHOPAEDI

Flexi Extensi

Dislokasi ke arah posterior: Trauma pada sendi siku dalam keadaan sedikit fleksi/truma yang menyebabkan hiper

ekstensi siku Sering disertai fraktur dari proc coronoideus, capitullum humerus atau caput radii

Sendi bengkak dalam posisi semi flexi dan olecranon teraba di bagian posterior

REDUKSI TERBUKAIndikasi ORIF:

- fraktur intra artikuler- reduksi tertutup yang mengalami kegagalan- bila terdapat interposisi jaringan di antara kedua fragmen- bila diperlukan fiksasi rigid- fraktur dislokasi yang tidak dapat direduksi secara baik dengan reduksi- fraktur terbuka grade 1- fraktur multiple- eksisi fragmen kecil- fraktur avulse

Indikasi FE (Fiksasi Eksterna)- Fraktur terbuka gradeII dan III- Fraktur terbuka disertai hilangnya jaringan atau tulang yang hebat- Fraktur dengan infeksi- Fraktur yang miskin jaringan ikat- Kadang-kadang pada fraktur tungkai bawah penderita DM

PENYEMBUHAN FRAKTUR

Proses penyembuhan:1. fase hematom2. fase proliferasi sel 3. fase kalus4. fase konsolidasi 5. fase remodeling

Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Fraktur:• Umur penderita• Letak dan konfigurasi fraktur• Besarnya pergeseran fragmen fraktur

Page 5: GAWAT DARURAT ORTHOPAEDI

• Suplai darah ke daerah frakturKriteria Union Secara Klinis

• tidak ada pergerakan antara kedua fragmen• tidak ada nyeri tekan • tidak merasa nyeri jika diberi stres angulasi

Perkiraan Penyembuhan Fraktur Pada Orang Dewasa (dalam minggu)Falang/metakarpal/metatarsal/kosta Distal radius Diafisis ulna dan radius Humerus Klavikula Panggul Femur Kondilus femur/tibia Tibia/fibula Vertebra

3 - 661210 - 12610 - 1212 - 168 - 1012 - 1612

Penyembuhan Abnormal Fraktur1. Malunion

• fraktur sembuh dalam waktu yang normal tapi pada posisi yang jelek dengan deformitas residual (angulasi, rotasi, shortening, lengthening)

• Penyebab: a. fraktur yang tidak ditindakib. pengobatan yang tidak adekuatc. reposisi / imobilisasi tidak adekuatd. osifikasi prematur lempeng epifisis

2. delayed unionfraktur dapat sembuh tetapi proses penyembuhan memerlukan waktu yang lebih lama dari penyembuhan normal (tidak sembuh setelah selang waktu 3 bulan untuk ekst atas dan 5 bulan untuk ekst bawah)3. non union (pseudoartrosis)kegagalan penyembuhan fraktur setelah waktu yang lebih lama dari waktu yang diperlukan untuk penyembuhan normal (tidak menyembuh antara 6-8 bulan dan tidak didapatkan konsolidasi sehingga terdapat pseudoartrosis)

Page 6: GAWAT DARURAT ORTHOPAEDI

CEDERA TULANG BELAKANG

Spondilolisis defek pseudoartrosis mengenai lamina atau arkus neuralis vertebraSpondilolistesis pergerakan ke depan suau vertebra terhadap vertebra lain di atasnyaSpondilosis, spondilo artritis, spondilo artrosis penyakit degeneratif pada tulang belakang

FRANKEL GRADING

A = fungsi motorik dan sensorik tidak adaB = fungsi sensorik ada. Motorik tidak adaC = fungsi sensorik ada. Fungsi motorik ada tapi tidak dapat berfungsiD = fungsi sensorik dan motorik dan dapat berfungsi tapi tidak sempurna (nilai motorik 4 atau

5)E = fungsi motorik dan sensorik normal. Terdapat refleks abnormal

Penatalaksanaan:1. Pertolongan pertama

- sadar/tidak?- Minimalisir gerakan tak perlu- Perhatikan airway- Awasi tanda vital- Kemungkinan perdarahan interna?- Cairan/ obat analgetik segera- Setiap pergeseran penderita harus teap lurus

2. pemeriksaan klinik secara teliti3. Pengelolaan fraktur

- resusitasi- pertahankan cairan dan nutrisi- perawatan kandung kemih dan usus- cegah dekubitus- cegah kontraktur- servikal traksi tulang kepala, pasang kolar servikal selama 5 minggu brace

servikal/plaster minerva 6 minggu- torakolumbal konservaif dengan reduksi postural- operatif bila indikasi

4. Pengelolaan penderita dengan paralisis5. rehabilitasi paraplegi

Page 7: GAWAT DARURAT ORTHOPAEDI

OSTEOMYELITIS HEMATOGEN AKUT

Gambaran Klinis- Tergantung stadium patogenesis penyakit.- Dapat ditemukan infeksi bakterial kulit dan saluran nafas.- Gejala umum:

- Panas tinggi.- Malaise.- Nafsu makan berkurang.

- Gejala Lokal: - Nyeri tekan.- Gangguan pergerakan sendi

- Laboratorium.- Darah : Sel darah putih > 30.000.

LED .Titer antibodi anti stapilokokus.Kultur (50 %) sentivitas antibiotik.

- Feses : Kultur curiga infeksi bakteri salmonella.

- Biopsi: Proses infeksi atau keganasan- Radiologis.

Foto polos : 10 hari pertama Terlihat normal/ Pembengkakan jaringan lunak. 2 minggu.= Rarefaksi tulang

Terapi.- Istirahat + pemberian analgesik.- Cairan intravena dan kalau perlu transfusi darah.- Istirahat lokal dengan bidai atau traksi.- Antibiotik sesuai penyebab utama, selama 3-6 minggu dengan melihat keadaan umum

atau LED.- Drainage bedah, apabila 24 jam pengobatan gagal

Page 8: GAWAT DARURAT ORTHOPAEDI

OSTEOMYELITIS KRONIS

- Umumnya merupakan kelanjutan dari Osteomylitis Akut.- Dapat terjadi setelah fraktur terbuka atau setelah operasi tulang.- Penyebab : Stafilakokus Aureus (75 %).

Gambaran Klinis:- Demam dan nyeri lokal ringan yang hilang timbul.- Cairan keluar dari luka / sinus

Radiologis.Foto polos : - Tanda-tanda porosis.

- Sklerosis tulang.- Penebalan periosteum.- Elevasi periosteum.- Squester

Terapi1. Antibiotik : - Mencegah penyebaran infeksi.

- Mengontrol eksaserbasi akut.2. Operatif : - Mengeluarkan seluruh jaringan nekrotik.

- Drainage.- Dekompresi