elek troan ali tik
DESCRIPTION
bahan kuliahTRANSCRIPT
ELEKTROANALITIK
A. Sel ELektrokimia.
Semua reaksi kimia yang disebabkan oleh energi lsitrik serta reaksi kimia
yang menghasilkan energi listrik dipelajri dalam bidang elektrokimia. Salah satu
apliksi dari prinsip – prinsip reaksi redoks adalah sel – sel elektrokimia, yaitu sel
tempat energi kimia diubah menjadi energi listrik atau sebaliknya. Ada dua macam
sel alaktrokimia, yaitu :
1. Sel Volta ( Sel Galvani ).
Dalam sel volta, reaksi redoks akan menghasilkan arus listrik, dimana reaksi
berlangsung spontan. Dengan kata lain energi kimia dirubah menjadi energi listrik.
Sel volta terdiri dari dua elektroda dan elektrolit. Elektroda dihubungkan oleh
penghantar luar yang mengangkut electron ke dalam sel atau keluar sel. Elektroda
dapat juga atau tidak dapat berperean serta dalam reaksi sel. Setiap elektroda dan
elektrolit disekitartnya membentuk setengah sel . Reaksi elektroda adalah setengah –
reaksi yang berlangsung dalam setengah – sel. Kedua setenngah-sel dihubungkan
dengan jembatan garam. Arus diangkut oleh ion – ion yang bergerak melalui
jembatan garam. Contohnya adalah batu baterei dan sel aki.
Istilah yang biasanya digunakan untuk sel volta :
- Elektroda diartikan sebagai penghantar listrik dan reaksi berlangsung
dipermukaan elektroda.
- Elektrolit adalah larutan yang menghantarkan listrik.
- Sirkuit listrik dlam sel dibagi dua, yaitu sirkuit luar dimana elektronmengalir
melalaui penghantarlogam, dan sirkuit dalam dimana ion mengangkut muatan
listrik melalui elektrolit.
Cara kerja sel Volta.
- Pada anoda terjadi oksdidasi dn electron bergerak menuju elektroda.
- Elektron mengalir melalui sikuit luar menuju ke katoda.
- Elektron berpindah dari katoda ke zat dalam elektrolit. Zat yang menerima
electron mengalami reduksi. Atau electron mengalir dari elektroda negate fke
elektroda positif.
- Dalam sirkuit-dalam, muatan diangkut oleh kation ke katoda dan oleh anion
ke anoda.
Ada dua macam sel galvanic yaitu sel galvanic reversible dan sel galvanic komersial :
a. Sel galvani Reversibel., sel ini tidak digunakan sebagai sumber arus listrik,
tetapi sebagai sumber potensial. Ada dua jenis sel galvanic reversiberl, yaitu :
- sel kimia yang terdri dari dua macam elektroda, - sel konsentrasi yangtrdiri
dari dua elektroda yang sama dengan konsentrasi elektrolit yang berbeda.
b. Sel komersial, sel ini digunakan sebagai sumber arus listrik misalnya batu
baterei, aki,dan sel bahan bakar.
Ada dua macam sel yang bekerja berdasarkan prinsip sel galvanic ( sel volta ), yaitu :
1. Sel primer. Setelah dalah atu komponen habis terpakai tidak dapat
mengubah kembali hasil reaksi menjadi pereaksi.
2. Sel Sekunder. Sel ini disebut sel “ penyimpan “. Reaksi sel adalah
reaksi reversible.
Contoh sel Primer:
- Sel Daniell.
- Sel konsentrasi.
- Sel ion dengan Bilangan oksidasi yang berubah – ubah.
- Sel kering
- Sel kering alkali
- Sel Bervoultase-tetap
- Baterei Perak Oksida
- Sel Merkuri
Contoh sel Penyimpan :
- Sel penyimpan Timbal (Aki )
- Sel Edison
- Sel Niead
- Sel Bahan Bakar. Adalah suatu sel Galvanni dimana selalu tersedia pereaksi
yang dialirkan ke elektroda sehingga sel selalu bekrja secara kontinu.
2. Sel Elektrolisis.
Dalam sel elektrolisis, arus listrik akan menghasilkan reaksi redoks, yang
reaksinya tidak spontan. Atau dengan kata lain energi listrik dirubah mejadi energi
kimia. Dalam sel elektrolisis ini :
- Elektroda adalah penghantar tempat listrik masuk kedalam dan keluar dari zst
– zat yang bereaksi.
- Perpindahan electron antara elektroda dan zat – zat dalam sel menghsilkan
reaksi yang terjadi pada permukaan elektroda.
- Zat – zat yang dapat dielektrolisis adal leburan ion dan larutan yang
mengandung ion terlarut.
Proses Elektrolisis.
- Elektrolit adalh zat dalam sel yan menhantarkan listrik.
- Ion negatif atau anion membawa muatan ke anoda dan ion poritif atau kation
membawa muatan kekatoda.
- Dalam sirkuit luar, electron bergerak melalui kawaat dari anoda ke katoda.
Baik dalam sel volat maupun dalam sel elelktrolisis , reaksi redoks berlangsung pada
bagian sel yang disebut electrode –3lectrode. Elektrode temapt terjadinya oksidasi
disebut anoda, sedangkan electrode tempat terjadinya reduksi disebut katoda.
Macam sel Anoda Katoda
Sel elektrolisis
Sel volta
( + )
( - )
( - )
( + )
a. Elektrolisis Larutsan Elektrolit
Pada elektrolisis larutan elektrolit,dikatoda terjadi kompetisi atau persaingan
antara kation elektrolit dan molekul air ( pelarut ) dalam menangkap electron. Sebagai
contoh pada elektorlisis larutan NaCl, reaksi reduksi yang berkompetisi sebagai
berikut :
Na+ + e Na Eo = -2,71 volt
H2O + 2e 2OH- + H2 Eo = -,083 volt
Berdasarkan harga Eo H2O lebih muda menangkap elelktron daripada ion Na+.
Akibatnya, ion Na+ tidak diresuks, sehingga dikatode tidak terbentuk logam natrium.
Yang berlangsung di katode adalah reduksi terhadap H2O menghasilka gas H2.
b. Elektrolisis Leburan Elektrolit.
Suatu leburan atau cairan elektrolit diperoleh dengan cara memanaskan
padatan elektroit tersebut diatas suhu titik lelehnya tanpa ada air. Zat –zat yang
leburannya dapat dielektrolisis hanyalah oksdia – oksida dan garam – garam halide.
Elektrolisis leburan elektrolit digunakan untuk membuat logam – logam alkali, alkali
tanah, aluminium dan logam – logam yang memiliki Eo lebih kecil dari -0,83 volt
( Eoair ).
Reaksi pada Katoda Reaksi Pada Anoda
1. Ion – ion logam alkali, alkali
tanah, Al3+ dan ion – ion yang
memliki Eo lebih kesil dari -0,83
volt tidak direduksi dari larutan.
Yang direduksi adalah pelarut
( air ) dan terbentuklah gas
hydrogen ( H2).
2H2O + 2e 2OH- + H2
2. Ion – ion logam yang memiliki Eo
1. Ion – ion yang mengandung atom
dengan bilangan oksidasi
maksimum, misalnya SO42- atau
NO3- tidak dapat dioksidasi. Yang
dioksidasi adalah pelarut ( air )
dan terbentuklah gas oksigen
( O2).
2H2O 4H+ + 4e + O2
2. Ion – ion halide( X- ), dioksidasi
lebih besar dari -0,83 volt
direduksi menjadi logam yang
diendapkan pada permukaan
katoda.
Mn+ + ne M
3. ion H+ dari asam direduksi
menjadi gas hydrogen ( H2 ).
2H+ + 2e H2
4. Jika yang dieelktrolisis adalah
leburan ( cairan ) elektrolit tanpa
ada air, maka ion – ion pada
nomor 1 diatas daapt mengalai
reaksi nomor 2, sehingga
diperoleh logam yang diendapkan
pada permukaan katode.
menjadi halogen ( X2 )
2X- X2 + 2e
3. Ion OH- dari baca dioksidasi
menjadi fgas oksigen ( O2 )
4OH- 2H2O + 4e + O2
4. Pada proses penyepuhan dan
pemurnian logam, maka yng
dipakai sebagai anoda adalah
suatu logam (bukan Pt atau C ),
sehingga anoda ( logam )
mengalami oksidasi menjadi ion
yang larut
M Mn+ + ne
Faktor yang menentukan Kimia ELektrolisis.
1. Konsentrasi ( keaktifan ) elektrolit yang berbeda.
2. Komposisi kimia elektroda yang berbeda
- Elektroda inert ( tak aktif )
- Elelkroda tidak inert ( bukan Pt atau Cl )
ELektroliis dan Aspek Kuantitatif.
Michel Faraday berhasil menemukan aspek kuantitatif dari elktrolisis. Dari kedua
hukum Faraday yang terkenal dapat disimpulkan bahwa :
“ Jumlah mol zat yang dioksidasi atau direduksi pada suatu elektroda adalah sama
dengan jumlah mol elketron yang melalui elketroda tersebut dibagi dengan jumlah
electron yang etrlibat dalam reaksi padaa elektroda untuk setiap ion atau molekul
zat. “
Perubahan massa zat yanbg terjadi dapat diungkapkan dengan rumus :
M = Q
Ket : M adalah massa dunyatakan dalam gram
Q= jumlah listrik dalam coulomb
A/n = massa ekivalen
A = massa atom ( massa molekul ) relative
n = perubahan dala bilangan oksidasi
F = Faraday, 96500 coulumb.
F =
- Jika terdpat dua hasil elektrolisis ddengan arus listrik yang sama, maka berlaku
hubungan :
B. Potensiometri.
Merupakan aplikasi langsung dari persamaan Nernst dengan cara pengukuran
poensial dua elektroda tdak terpolarisasi pada kondisi arus nol. Persamaan Nerst
memberikan hubungan antara potensial relative suatu elektroda dan konsentrasi
spesies ioniknya yang sesuai dalam larutan. Dengan pengukuran potensial reversible
suatu elektroda,maka perhitungan aktivitas atau konsentrasi suatu komponen dapat
dilakukan.
Pengukuran DGL Sel.
Perbedaan potensial dalam suatu sel adalah merupakan ukuran perbedaan kedua
lektroda untuk “ mendorong “ electron ke sirkuit luar. Potensial sel yang maksimum
akan terjadi jika tidak terdapat arus ( arus nol ) , yaitu jika tahanan sirkuit luar adalah
tak hingga. Besarnya DGL sel dapat melaui voltmeter biasa. Adapun cara yang dapat
digunanlan untuk mengukur DGL sel dengan teliti, yaitu :
- Menggunakan voltmeter bertahanan tinggi .
- Velve Volmeter
- Potensiometer.
Adalah tidak mungkin untuk mengukur potensial suatu elektroda tunggal.
Diperlukan system adua elketroda yang membentuk sebuah sel sehingga DGL sel ini
dapat dukur. Dengan memilih saah satu elektroda sebagai pembanding, dan
mengukur DGL sel maka dapat dihitung potensial dari sisitem elektroda
tunggal.sebagai elektroda pembanding dipilih :
1. Elektroda Hidrogen Standar.
Elektroda hidrogen standar memiliki potensial yang ditetapkan sebasar nol
volt. Elektroda hidrogen standar teridiri dari logam paltina yang dilapisi paltina –
hitam, yaitu platina berbentuk halus. PElapisan ini dilakukan secara
elektrolisis.Logam platina ini dicelupkan kedalam larutan yang mengandung ion H+
dengan konsentrasi 1 M dan dialiri gas hydrogen pada tekanan 1 atm. Reaksi yang
terjadi paada elektroda adalah :
2H+(aq) + 2e H2(g)
2. Elektroda Kalomel standar
Elektroda hydrogen tidak praktis karena lempeng paltina mudah diracuni baik
oleh larutan maupun gas, potensial dari elektroda dipengaruhi oleh oksdiator dan
reduktor yang terdapat dalam larutan, dan potensial dari elektroda beruabh jika
tekanan berubah. Salah satu elelktroda standar yang lain adalah elektroda kalomel.
Potensial elektroda ini ditentukan secara teltii terhadap elektroda hydrogen.
Selektroda iin terdiri dari setes raksa yang bersentuhan dengan larutan KCL
dijenuhkan terhadap kalomel ( Hg2Cl2). Biasanya digunakan tiga macam konsentrasi
0,1; 1 , dan jenuh.
Potensial ELektroda Standar.
Potensial elektroda standar dari suatu elektroda adalah DGL suatu sel teridir
dari elektroda yang dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung ionnya dengan
keaktifan satu dan elektroda hydrogen standar. Potensial elektroda standar dari suatu
logam adalh beda potensial antara elketroda hydrogen standar dengan setengah-sel
yang terdapat laogam tercelup dalam larutannya dengan kosnentrasi 1 molar pada
25oC atau dengan kata lain DGL dari sel.
Notasi sel : Anoda larutan ( ion ) larutan (ion ) katoda
Contoh : Zn(s) Zn2+(aq) Cu2+ (aq) Cu( s )
Manfaat Potensial ELektroda.
- Membandingakn kekuatan relative oksidator dan reduktor.
Li+ + e Li(g) Eo = -3,15 V
1/2F2(g)+ e F-(g) Eo = + 2,87 V
F2 adalah oksidator yang lebih kuat dibandingkan dengan Li+
Li adalah reduktor yang lebih kuat dibandingkan dengan F-.
- Menghitung DGL sel
- Meramalkan apakah suatu reaksi berlangsng atau tidak
suatu reaksi berlangsung spontan jika < 0 atau E > 0
Persamaan Nerst.
Untuk reaksi redoks dengan persamaan umum
aA + bB cC + dD
Persamaan nerstnya : Esel = Eo - ln
Pengukuran pH.
Salah satu penggunaan terpenting dari sel volta adalah penentuan pH larutan.
Meskipun elektroda standar untuk pengukuran pH adalah elektroda hydrogen, namun
elektroda ini tidak praktis. Pada umumnya orang menggunakanelektroda kaca.
a. Elektroda Kaca atau gelas.
Elektrod kaca atau gelas aadlah elektroda pengukur pH yang paling sering
digunakan, tetapi tidak efektif untuk pengukuran pH yang pada daerah di atas 10.
Elektroda ini terdiri dari kaca berbentuk bola yang mengandung HCL 0,1 M dan
didalamnya terdapat elektroda perak/ perak klorida. Elektroda ini dicelupkan kedalam
larutan yang akan diukur pH-nya. Potensial dari elektroda gelas bergantung pada pH
larutan :
Egelas = Eogelas +
b. Elektroda Hidrogen.
Potensial elektroda bergantung pada pH larutan. Jika suatu sel konsentrasi
menggunakan salah satu lektroda adalah elektroda standard an yang lainnya bukan
standar, sedang elketroda standar adalah katoda, maka :
Esel = Eosel – 0,059 log
Titrasi Potensiometri
Bermacam reaksi titrasi data diikuti dengan pengukuran potesiometri. Reaksinya
harus meliputi penambahan atau engurangan berberapa ion yang sesuai dengan jenis
elektrodanya. Potensial diukur sesudah penambahan sejumlah kecil volume titran
secara berturut – turut atau secara kontinyu dengan perangkat automatic.
- Reaksi Netralissasi : titrasi asam – basa dpat diikuti dengan elektroda
indikatornya elketroda gelas.
- Reaksi Pembentukan kompelks dan pengendapan. Biasanya digunakan
elketroda Ag dan Hg. Berbagai logam dapat dititrasi dengan EDTA.
- Reaksi REdoks; Elektroda Pt atau elektroda inert dapat digunakan pada titrasi
redoks.
Potensiometer.
Prinsip Potensiomer ditunjukkan dalam diagram
Sel Tahanan geser
+ X W Y
G
Z kapasitor
Dari suatu sumber Z dialirkan arus sepanjang kawat XY dan tahanan variabel
R. Nilai R dapat diatur sehingga otensial pada terminal XY sekitar 2 V. Dengan
mengatur letak W, potensial XW dan WY akan menunjukkan proporsi yang
sebanding dengan masing – masing segmen panjang garisnya. Untuk mengukur
potensial sel yang tidak diketahui ( c), sel dan titik W ( yang bervariasi posisinya ).
Titik W digegser sedemikian rupa sehingga galvanometer menunjukkan
penyimpangan nol. Maka jarak XW menyatakan potensial sel ( c ). Pada perangkat
peraltannya garis XW tersebut terdiri dari atas ebberapa resistor yang dipasang secara
seri, masing – masing resisitor memepunyai nilai tahanan yang sama.
pH meter adalahseperangkat alat pengukur potensial elektroda tanpa aliran
arus dan sekaligus menguatkan sinyal yang ditimbulkan pada elektroda gelas dengan
suatu tabung vakum elektrik. Suatu pH meter dengan tipe defleksi, paling tidak
memepunyai tipe panel kendali berupa tombol operasi, tombol standarisasi dengan
buffer standar, tombol kompensor temperature yang memungkinkan untuk
memperbaiki kepekaannya berdasarkan ketergantungan potensial Nerst terhadap
temperature. Beberapa model dilengkapi juga dengan suatu tombol seleksi skala dan
ini dikenal sebagai pHmeeter dengan skala diperluas.
Elektroda Ion Selektif atau ELEktorda Ion Spesifik.
Elektroda selektif dapat digunakan sebagai detector titik akhir dalam ttirasi
ataupun langsung ditentukan konsentrasinya dari pengukuran potensial. Pungor dan
Hongaria mengembangkan pengukuran aktivitas atau konsentrasi anion tertentu
degan suatu jenis indicator tertentu pula. Misalkan untuk pengukuran aktivitas ion I
dalam air digunakan suatu elketroda membrane polimer.
Saat ini pemakaian membarn cair ennukar ion juga sedang dikembangkan.
Membran cair penukar ion haruslah tidak mudah menguap, tidak bercampur dengan
air serta mempunyai gugus fungsi yang dapat memebentuk khelat atau kompleks
koordinasi. Elektroda jenis ini dapat digunakan utnuk penentuan potensiometrik,
beberapa anion dan kation – kation polivalen. Cairan penukar ion yang berlaku
sebagai membaran ditempatkan pada dua piringan berpori. Dengan piringan ini maka
terjamin adanya kontak dan sekaligus mencegah pencampuran larutan lain dengan
cairan penukar ion. Larutan bagian dalam mengandung ion sesuai dengan
kespesifikan elektrodanya dan konsnetrasi diketahui. Potensial yang terbentuk ( E ) :
Esel = konstanta + 0,591/n log Mn+
Jika M adalah ion yuang aakan diukur dengan valensi n. Potensial elektroda ion
spesifik pada daerah pH tertentu tidak dipengaruhi oleh perubahan pH.
Dapat dikatakan bahwa elektroda ion selektif terdiri atas memebran
responsive secara selektif terhadap suatu spesies ion tertentu dan mengadakan kontak
bagian luarnya dengan spesies ion tertentu dan mengadakan kontak bagian luarnya
dengan larutan yang akan ditentukan. Sedang bagian dalam berisi larutan yang
mempunyai aktivitas tertentu mengadakan kontak dengan elektroda pembanding.
Memebran yang digunakan dapat berupa polimer ataupun membaran cair yang yang
teridri atas pelarut yang tidak bercampur denga air dan suatu reagen yang bersifat
sebagai pengektraksi melalui mekanisme khelat.
C. Polarografi.
Polarografi adalah suatu metoda voltametri, dimana elektroda pada sel
elektrolitn yang mengalami polarisasi adalah elektroda merkuri atau dropping
mercury electrode ( DME ). Elektroda pasangannya yang tidak terpolarisasi adalah
elektroda kalomel jenuh (SCE) yang bertindak sebagai elektroda pembanding. SCE
ini dapat juga digantikan oleh reservoir merkuti. Suatu mikro elektroda adalah
elketroda terpolarisasi yang berukuran jauh lebih kecil dari elektroda pembandingnya.
Ini merupakan metoda untuk penelaahan komposisi larutan elektrolit encer
dengann mengalurkan kurva arus – tegangan. Pada konsentrasi encer, spesies
tereduksi atau teroksidasi pada permukaan elektroda dpat ditentukan. Taanagan dapat
diaplikasikan terhdapa suatu elektroda yang sedikit terpolarisasi ( relative terhadap
elektroda pembanding ). Tegangan makin diperbesar negatifnya pada range 1 – 2 V
dan perubahan aus yang melalui larutan dicatat.
Prinsip Dasar.
Jika voltase yang naik diterapkan pada sebuah selyang menyatukan anoda
merkuri tak reaktif yang besar dan katoda merkuri halus ( terdiri dari terus –
menerusnya tetesan merkuri yang kecil yang jatuh perlahan – lahan dari dalam tabung
kapiler halus ), seringkali mungkin untuk membentuk suatu kurva arus – voltase yang
dapat diulang. Elektrolitnya adalah larutan encer dari bahan yang aakan diselidiki
( yang harus aktif secara laistrik ) dalam suatu medium yang cocok yang mengandung
elektrolit tak acuh dlam jumlah berlebih ( larutan dasar atau elektrolit penopang )
untuk mengemban mayoritas arus dan meningkatkan konduktivitas larutan, dengan
demikian terpastikan bahwa bahan yang ditetapkan, jika bermuatan, tidak akan
pindah ke katoda merkuri tetes. Dengan menyelidiki kurva arus – voltase, dapatlah
orang memperoleh informasi mengenai sifat dasar dan konsentrasi bahan itu. Alat itu
disebut Polarograf, dan rekaman yang dperoleh dengannya disebut Polarogram.
Elektroda Merkuri Tetes ( DME ).
Pada alat polarografi elektroda merkuri tetes ditunjukkan sebagai katoda , namun
kadang – kadang dirujuk sebagai elketroda kerja atau mikroelektroda. Anodanya
berupa kolam merkurium dan karenanyaluas, sehiingga dpat dianggap sebagai ak
dapat dipolarisasikan, yakni potensialnya tetap hamper konstan dalam sautu
mediumang mengandung anion yang mampu memmbentuk garam takdapat laruta
dengan merkurium, elektroda ini bertindak sebagai elketroda pembanding tak-
terstandarkan yang nyaman, yang potennsial eksaknya akan tergantung pada sifat
daar dan konsentrasi lekeetrilit penopangnya.
Potensial awal katoda merkurium tetes bersifat – tak tertetapkan, dana akan
berharga apa saja menurut potensial luar yang dikenakan kepadanya, bila elektroda
itu memperoleh potensial yang berbeda dari potensial yang akan dipunyai seandainya
tidak ada hubungan listrik, maka elktroda kerja itu dikaakan terpolarisasi.
Elektroda merkutium tetes mempuyai kelebihan sebagai berikut :
- Permukaannnya dapat dihasilkan-ulang, lancer dan diperbarui secara
sinambung , ini memungkinkan dpat diulanginya dengan baik kurva arus-
potensial, dan menghilangkan efek kefasikan atau peracunan.
- Merkuriukm membentuk amalgam dengan bayak logam.
- Arus difusi memperoleh nilai yang ajeg segera setelah tia perubahan potensial
luar, dan arus itu dapat diulang.
- Potensial-lebih hydrogen yang besar pada merkurium memungkinkan
mengendapkan zat – zat yang sukar untuk direduksi, ,misalnya, ion logam
alkali, ionaluminium dan ion mangan (II).
- Luas permukaan dapat dihitung dari bobot tetesa.
Elektroda merkurium tetesan dapat diterapkan pada jangka antara +0,4 ke
sekitar -2,0 volt relative terhadap elektroda kalomel jenuh. Diatas +0,4 volt
merkurikum itu melaruta dana memberikan gelombang anoda, logam ini mulai
teroksidasi menjadi ion merkurium ( I). PAda potensial lebih negatif -1,8 volt akan
terjadi pembebasan hydrogen yang nampak dalam larutan – larutan asam dan elektroit
penopang yang lazim akan mulai terdisca ( muatan listriknya trambil ).
Poalrografi Arus Searah.
Asas Teoritis.
Faktor – factor yang mempebngaruhi arus pembatas dengan suatu katode
merkurium tetes.
Arus Sisa ( Kapasitor ). Jika ditetapkan suatu kurva arus-voltase untuk suatu
larutan yang mengandung ion dengan potensial reduksi negatif sekali akan mengalir
arus emah sebelum mulai terjadi penguraian dlam larutan itu. Arus ini brtambah
hamper secara linier dengan naiknya voltase luar, dan bahkan dapat diamati bila
digunakan larutan sangat murni dan bebas udara, jadi tidak mungkin arus ini
disebabkan oleh reduksi kotoran semata.
Arus Perpindahan. Heyrovsky menunjukkan bahwa arus perpindahan dapat
praktis dihilangkan jika suatu elektrolit tak-acuh ditambahkan kepada larutan itu
dengan konsentrasi begitu tinggi sehingga ion- ionnya mengemban pada hakekatnya
semua arus ( elektrolit takacuh adalah elektrolit yang menghantar arus tetapi tidak
bereakksi dengan bahan yang sedang diselidiki maupun pada elketroda – elketroda,
dala jangka potensial yang dikaji ). Dalampraktek ini berarti bahwa konsentrasi
elektorlit yang ditambahkan (elektrolit penopang ) haruslah sekurangnya 100 kali
konsentrasi bahan yang elektro-aktif.
Arus Difusi. Bila elektrolit penopang berlebih dalam larutan, maka gaya
listrik pada ion tereduksikan akan dipunahkan, sebab ion – ion garam yang
ditambahkan mengemban prkatis semua arus dan gradient termampaktkan atau
terpendekkan ke autatu daerah yang beitu dekat dengan permukaan elketrode
sehingga tak lagi operatif ntuk menarik ion yang dapat dielektroreduksikan. Pada
kondisi ini arus oembatas merupakan hamper satu satunya arus difusi. Ilkovic
menguji perbagai factor yang menagtur arus difusi dan menurunkan persamaan
berikut :
Id = 607 n D1/2 Cm2/3 t1/6
Dengan Id = arus difusi rata – rata ( dalam microampere) selama usia tetesan itu.
n = banyaknya kelistrikan ( dalam faraday ) yang diperlukan permol reaksi
elektroda.
D = koefisien difusi zat yang dapat direduksi atau dioksidasi, yang diyatakan
dalam cm2 det-1.
C = konsentrasi dalam milimol per dm3
M = laju aliran merkurium dari elektroda tetesan, yang dinyatakan dalam mg
per detik
T = waktu tetes dalam detik.
PErsamaan Ilkovic ini penting karena menerangkan secara kuantitatif banyak
factor yang mempengaruhi arus difusi, terutama, ketergantungan linier arus difusi
pada n dan C. Arus difusi Id bergantung pada beberapa factor, seperti temperature,
viskositas medium, komposisi elektrolit dasar, keadaan molekuler atau in dari spesien
yang elektroaktif, dimensi pipa kapiler, dan tekaann pada merkurium yang menetes.
Linear Sweep Voltammetry
Normal-Pulse Polarography (NPP)
Polarografi Arus Bolak Balik.
Penggunaaan arus bolak balik dalam pengukuran polarografi telah dikembangkan
dalam dua cara yang berbeda nyata :
- Dengan menggantikan arus searah yang digunakan dalam polarografi arus
searah oleh suatu arus bolak balik.
- Dengan memasukkan voltase arus bolak balik kedalam rangkaian polarografi
yang bekerja dengan arsu searah. Metoda yang mana hanya arus bolak balik
saja yang digunakan adalah metoda potensial terkendali, metoda arus
terkendali.
INSTRUMENTASI
Instrumen khas mencakup Universal Modular Polarograph Model E 310;
Polarographic Analyzer Model 174 dan eLEktrochemistry Model 170 yang
digabungkan dengan satuan modulator arus bolak balik E 393. Semua instrument ini
dpat diubungkan dengan perekam grafik sehingga pologram dapat direkam langsung
dan dalam banyak hal dapat dihubungkan dek sebuah osiloskkop Davis Differential
Cathode Ray Polarograph Model A 1660.
Analiis Kulitatif dan Kuantitatif.
Potensial setengah gelombang E1/2 dapat digunakan untuk mengidentifikasi
suatu zat. Nilai E1/2 untuk suatu spesies tertetnu dipengaruhi oleh elektrolit penunjang.
Nilai E1/2 untuk Cd dengan KCl adalah -0,6 V, dengan NH4Cl -0,81 V; degan NaOH -
0,78V; sedagkan dengan elketrolit penunjang KCN -1,88 V. Berarti pemilihan
elektrolit merupakan pertimbangan penting dalam analisis kualitatif. Potensial
setengah gelombang dapat ditetntuukan secara grafik. Besarnya aus difusi
dihubungkan dengan konsentrasi spesies terinduksi dengan persamaa Ilkovic.
Misalkan kandungan Cd dalam sample Zn diperiksa, maka sample tersebut
dilarutkan dalam HCLl, kemudian triton X-100 ditambahkan ntuk
mengeliminasimaksima. Larutan diencerkan dengan 1 M KCl sampai volume
tertentu. Larutan ini kemudian ditempatkan dalam sel. O2 dapat dikeluarkan denga
mengalirkan gas N2. kita plot kurva pada daerah -0,4 ke – 0,8 V. Bila terdapat puncak
pada – 0,64 v, maka secara kualitatifdapat ditunjukkan bahwa Cd terdapat dalam
sample.
Suatu larutan standar CdCl2 dalam 1 M KCl akan mnghasilkan polarogram .
Pada kondisi yang sama sample kemudian diukur. Dari Id dibuat kurva kalibrasi yang
merupakan kurva id terhadap C, sehingga konsentrasi Cd dalam sample dapat
ditentukan bila id nya sudah dukur. Tinggi bukit arus berbeda dari satu ion ke ion
lainnya, meskipun konsentrasinya sama. Ini disebabkan berbedanya nilai D. Kurva
yang dihasilkan pad arus difusi yang konstan bersifat khas untuk nilai m dan t sesuai
dengan persamaan tertentu, maka m da t untuk system kapiler lain dapat ditentukan
Yang diperlukan hanyalah mengulang peentuan untuk ion yang sama pada suatu seri
konsentrasi yang berbeda, sehingga nilai harga m dan t dapat dihitung.
D. Coulometri.
Analisis coulometri adalah suatu aplikasi dari hukum elektrolisis, Faraday
yang pertama , yang dapat diutarakan dalam bentuk bahwa jauhnya reaksi kimia
berlangsung pada sebuah elektroda, berbanding lurus dengan kuantitas listrik yang
mengalir melalui elektroda itu. Untuk setiap ekuivalen perubahan kimia pada sebuah
elektroda, diperlukan 96487 coulomb listrik, saatu coulomb adalaah kuantitas istrik
yang direpresentasikan oleh aliran satu ampere selama satu detik.
W = QM/nF
Ket : W = banyaknya zat dengan berat formula” M “ yang akan tereduksi atau
teroksidasi akibat mengalirnya Q coulpmb listrik.
n = jumlah electron yang berperan dalam oksidasi dan reduksi.
F = tetapan Faraday.
Syarat untuk suatu analisis coulometri adalah electrode yang dipakai untuk
penetapan , berlangsung dengan efisiensi 100 % sehingga kuatntitas zat yang bereaksi
dapat diutarakan, dengan memakai hukum Faraday, dari kuantitas listrik ( coulomb)
yang mengalir lewat yang diukur. Zat yang sedang ditetapkan, boleh bereaksi
langsung pada salah satu dari elektrode ( analisis coulometri primer), atau zat itu
boleh bereaksi dalam alrutan dengan suatu zat lain yang dibentuk oleh suatu reaksi
elekrtode ( analisis coulometri sekunder ). Apabila polarografi sering dilakukan untuk
larutan encer, maka coulometri sering digunakan untuk larutan pekat, sehinga koreksi
terhadap aktivitas tidak boleh diabaikan.
Terdapat dua tekhnik coulometri yang berbeda, yaitu :
- Analisis coulometri dengan potensial elketroda kerja yang terkendali.
- Analisis coulometri dengan arus konstan.
Prosedur analisis coulometri dapat dikalsifikasin menurut tipe reaksi elektroda berupa
: disolusi, elektrodeposisi, oksidasi, reduksid an sebagainya. Bila reaksi pda elektroda
menyangkut zat yang akan ditentukann , maka ini dikenal sebagaiproses langsung,
sedangkan proses tidak langsung terjadi bila reaksi pada elektroda menyangkut suatu
zat lain yangdapat bereaksi dengan zat yang ditentukan secara kualitaif. Pada anaisis
coulometri, langkah penimbangan digantikandenganpengukuran listrik.
Coulometri pada Potensial Terkendali.
Dalam analisis coulometri dengan potensial terkendali, arus umumnya berkurang
secara eksponensial dengan waktu, menurut persamaan :
It = Io=e-k’t
Dimana Io adalah arus awal, I arus pada waktu t dan k’ adalah sebuah tetapan.
Alat yang digunakan dalam coulometri potensial terkendali, adalah :
1. Coulometri atau metoda lain untuk menetapkan kuantitas listrik.
2. Sumber arus yang terkendali.
3. Bejana elektrolisis.
Coulometer yang sesuai utnuk mengukur kuantitas total listrik yang
mengalir lewat meliputi :
- coulometer perak
- Coulometer iod
- Coulometer hiidrogen-oksigen
- Coulometer hydrogen-nitrogen.
Coulometer ini dihubungkan secara seri dengan bejana elektrolisis. Dari koulometr –
koulometer yang terdaftar, coulometer perak adalah yang paling tepat ( akurat ) dan
teridiri dari sebuah pasu ( baskom) platinum yang berfungsi sebagai katoda untuk
elektrolisis larutan perak nitrat 10 persen, bersama sebuah batang anoda perak.
Coulometer iod mempunyai sepasang elektroda platinum yang terendam
dalam larutan kalium iodide, pada akhir penetapan, iod yang dibebaskan dititrasi
dengan larutan tiosulfat standar, dan jumlah coulomb yang lewat dapat dihitung.
Coulometer hiidrogen-oksigen terdiri dari sebuah tabung yang kira – kira 40
cm panjangnya dan 2 cm diameter – dlamnya, yang berakhir dalam sebuah kran pada
ujung atasnya dan denganujung bawahnya disambungkan oleh sepotong slang yang
lentur ke sebuah tabung pengatur – permukaan. Coulometer hydrogen-oksigen sering
adanya oenyimpanagn sehingga Coulometer hydrogen-nitrogen lebih sering disukai;
alt ini disusun dan digunakan seperti coulometr hydrogen – oksigen tetapi
elektrolitnya adalah suatu larutan hidrazinium sulfat.
Sumber Arus untuk elketrolisis berupa sebuah baterei aki yang besar atau
sebuah uni pensuplai tenaaga lsitrik yang dioperasikan dari saluran lsitrik pusat
bersama – sama sebuah resisitor besar secara seri. Elektroda yang potensialnya
terkendali ( yang dapat berupa katoda atau anoda ) umumnya disebut elkektroda kerja
dari sel. Elektroda elektrolisis yang tak terkendali dinamakan “ elketroda pembantu “,
dan elketroda yang ketiga adalah elektroda pembanding ( elektroda referansi ),
elketorda ini tidak menghantarakan arus elektrolissi dan semata – mata berfungsi
untuk memungkinkan diamatinya potensial elektroda – kerja.
Tekhnik umum untuk melakukan pembandingan penetapan koulometrik
pada potensial terkendali dari katoda merkurium adlah sebagai berikut. Elektrolit
penopang mula – mula ditaruh dalam sel, dan udara diusir keluar dengan mengalirkn
arus nitrogen yang cepat melalui lari\utan selama kira – kira 5 menit. Katode
merkurium lalau dimasukkan melalui kerean pada dasar sel, dengan manaikkan
reservoir merkurium, pengaduk dijalankan dan ujuung jembatan dari elektroda
pembanding disesuaikan sehingaa ia tepat menyentuh atau terseret- seret sedikit
dalam katoda merkurium yang diaduk. Potensiostat disesuaikan untuk
mempertahankan potensial kendali yang dikehendaki dan larutan elketrolisis
dengannitrogen mengalir terus menerus sampai arus berkurang samapi menjadi suatu
nilai konstatn yang sangat kecil. Kemudian suatu volume yang dikatahui dari larutan
contoh dipepet kedalam sel, dan elektrolisis dibiarkan berlangsung samapi arus
berkurang menjadi nilai kecil yang sama yang diamati dengan elektrolitpwnop[ang
sendiri saja.
Coulometri pada arus konstan; Titrasi Coulometri.
Coulometri pada potensial terkendali hanya dapat diterapkan unutk sejumlah zat yang
terbatas, yang mengalami reaksi kuantitatif pada sebuah elketroda selama elktrolisis.
Dengan menggunakan koulometri pada arus terkendali atau kosntatn, ragam zat – zat
yang bias diterapkan dapat diperluas banyak sekali, dan meliputi banyaknya zat yang
tidak bereaklsi secara kuantitatif pada sebuah elektroda. Elektroda arus kinstan
dipakai untuk membentuk suatu reagensia yang bereaksi dihitung dengan bantuan
hukum Faraday, dan kuantitas listrik yang mengalir lewat dapat dievalusi hanya
dengan mengukur waktu elektrolissis saja pada arus konstan.
Dalam titrasi coulometri, reagensia umumnya dibentuk secara lsitrik, dan
banyak dihitung dari diketahuinya arus dan waktu pembentukan. Elektron menjdai
reagensia standar. Syarat fundamental dari suatu titrasi coulometri adalah : - rekasi
elektroda yag membentuk reagensia belangsung dengan efisiensi 100 % dan –
behawa reagensia yang dibentuk bereaksi secara stoikiometri dan sebaliknya cepat
denga n zat yang sedang ditetapkan.
Karena suatu kuantitas kecil listrik dapat dengan mudah diukur dengan
derajkatr ketepatan yang tinggi, metoda ini mempunyai kepekaan yang tinggi.
Titirimetri coulometri mempunyai bebrapa keuntungan yang penting.
1. Larutan – larutan standar tak diperlukan dan sebagai gantinya coulomb
menjadi standar primert.
2. Reagensia yang tak stabil, seprti brom, klor dan io perak dpat dieprgunakan
karena mereka dibentuk dan segerea dipakai habis, tak ada kehilangan pada
penyimpangan atau perubahan titer.
3. Bil aperlu, titran – titran dalam jumlah yang sangat sedikit dapat dibetnuk :ini
menghilangkan kesukaran – kesukaran yang terlibat dalam menstandarkan
dan menyimpan larutan – larutan encer.
4. Larutan contoh tak diencerkan dalam prosedur pemebntukan dalam itu.
5. Dengan melakukan pratitrasi larutan pembentuk sebelum penambahan contoh,
dapt diperoleh hasil- hasil yang lebih tepat.
6. Metode mudah diadaptasi untuk pengendalian dari jarak jauh, ini bermakna
dalam titrasi bahan – bahan radioaktif atau berbahaya. MEtode ini dapat pula
diadaptasi untuk pengendalian otomatis, karena relative mudahnya
pengendalian arus secara otomatis.
Beberapa metoda tersedia untuk deteksi titik akhir dalam titirasi colometri. Adalah :
- Penggunaan indicator kimia, zat –zat in tidak boleh elktroaktif.
- Dengan pengamatan – pengamatan potensiometrik.
- Dengan prosedur amperometrik.
Prinsip Titrasi Coulometri.
Prinsip titrasi coulometri, yang melibatkan pembentukan suatu titran dengan
elektrolisis, dapat diilustrsikan dengan mengacu kepada titrasi besi ( II) dengan
serium ( IV ) yang dibentuk secara listrik. Ce (II) yang sangat berlebih ditambahkan
kepada lartutan yang mengandung ion Fe (II) dengan adanya asam sulfat 1 M.
Secara stoikiometrik, kuantitas total kelistrika yanglewat secara eksak sama
seperti seandainya ion Fe (II) dioksidasi langsung pada anoda dan oksidasi Fe (II) itu
berlangsung dengna 100% efisiensi. Titik kesetaraan ditandai oleh kelbihan Ce (IV)
dlam laruta yang untuk pertama kalinya bertahan lama, dan titik ini dapat dideteksi.
Reaksi reaksi samping dihindari pada elktroda penghsail asal tidak terjadi pengurasan
lengka[ zat yangterlibat dalam menghasilkan titran. Konsentrasi titran bergantung
pada arus elketrode penghasil dan pada laju pengadukan.
INSTRUMENTASI. Sumber – suber arus konstatn.
Arus – arus yang digunakan dalam titrasi coulometri biasanya adlaah dalam
jangka 1 – 50 milliamp. Arus yang cukup konstan dengan mudah diperoleh dari
baterei dengan suatu tahanan pengatur seri.
Alat pengukur Seri. Alat yang paling jelas untuk mengukur arus dalam
miiampmeter yang telah dikalibarasi dengan seksama adalh dengan menetapkan
denag sebuah potensiometer yang baik, penurunan voltase E1 yang melintasi suatu
tahan presisii yang dalam seri dengan sel elktrolisiss. Arus elektrolisis dihitung
dengan persamaan I = E1/R1.
Pengukur Waktu. Sebuah lonceng –ukur listrik yang dilengkapi dengan rem listrik.
Untuk presisi yang tinggi boleh digunakan sebuah lonseng kristal kuarsa atau sebuah
alat pengukur waktu ( imer ) dekatron.