55472693 makalah elek
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini perkembangan dunia teknologi sudah sangat pesat sekali. Sehingga
dibutuhkan suatu kemampuan dalam menyeimbangkan perkembangan tersebut. Tidak
hanya perkembangan dunia teknologi komunikasi dan informasi, teknologi dalam
bidang elektronika sebagai faktor utama yang mendukung teknologi dapat mengalami
perkembangan hanya dalam beberapa bulan saja, khususnya perangkat elektronik
yang bersifat analog maupun digital. Mahasiswa Universitas Gunadarma mendapat
suatu materi praktek dalam bidang elektronika . Hal ini merupakan salah satu cara
dalam menyeimbangkan perkembangan teknologi tersebut. Materi praktek yang
diajarkan didalam Laboratorium Elektronika Dasar, mengarahkan dan membimbing
Mahasiswa agar dapat membuat, mengembangkan atau bahkan merancang suatu
rangkaian yang bisa bermanfaat bagi khalayak.Pembuatan alat ini, mulai dari
menggambar rangkaian dengan skema secara elektronik dan kemudian dirangkai
menjadi suatu rangkaian yang dapat digunakan.
Untuk alat yang dipilih oleh penyusun adalah PULSA WITH MODULATION.
Dalam pembuatan Pulsa With Modulation ini terdapat beberapa kendala yang harus
dihadapi, seperti ;pemasangan OP-AMP secara tepat dan penempatan OP-AMP pada
papan PCB, perancangan layout yang diambil dari skema elektronika yang nantinya
akan digambar pada papan PCB,yang harus menggunakan Mirror karena
menggunakan program Deptrace atau PCB layout. Penggunaan jumper juga sangat
diperhatikan tentunya untuk menyambungkan vcc ground dan sebagainya. Kendala
selanjutnya adalah memindahkan atau mengambar layout tersebut pada papan PCB.
Setelah itu adalah pelarutan papan PCB tersebut. Papan PCB yang digunakan adalah
papan PCB polos atau papan PCB yang belum dipakai dan tidak ada gambar
rangkaian pada bagian tembaganya. Pembuatan rangkaian pada PCB dapat digunakan
dengan menggunakan spidol atau menggunakan rugos yang berbantuk garis(Cara
Manual),Bisa juga dengan Menyablon dengan menggunakan setrika dari hasil jalur
yang di buat melalui software PCB layout atau Deptrace. Keberhasilan dalam
pembuatan alat ini tergantung dari rangkaian yang telah menjadi jalur tembaga yang
ada pada papan PCB tersebut. Pada mulanya op-amp ini hanya digunakan pada
rangkaian perhitungan analog, rangkaian pengaturan, dan instrumentasi. Fungsi
utamanya adalah melakukan operasi matematika linier, integrasi, dan penguatan.
Pada mulanya Op-amp ini hanya digunakan pada alat hitung elektronik yaitu
kalkulator. Namun seirin dengan perkembangan jaman yang kian maju op-amp
digunakan secara luas untuk meningkatkan tegangan yang dihasilkan di dalam suatu
rangkaian elektronik.kini op-amp dapat dijumpai dimana saja, dalam berbagai bidang
seperti; reproduksi suara, sistem komunikasi, sistem pengolahan digital, elektronik
komersil dan aneka macam perangkat hobi.
Pulsa With Modulation merupakan rangkaian yang cukup sulit dibuat jika tanpa
ada perhitungan yang matang serta kurang adanya kehati-hatian di dalam
pembuatanya. Akan tetapi jika dibuat dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh
konsentrasi kami yakin alat ini dapat dibuat. Pulsa With Modulation ini dibentuk oleh
beberapa komponen yang sederhana, diantaranya adalah
a. IC OP-AMP
b. IC Timer 555
c. Resistor
d. Kapasitor
e. Dioda
f. Transistor
g. Relay
h. Motor
i. Saklar
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, kami sebagai penulis akan mencoba
memaparkan dan menjabarkan apa-apa saja yang dibutuhkan dalam sebuah perangkat
Pulsa With Modulation sehingga kita dapat membuat sendiri atau setidak-tidaknya
dapat mengetahui karakteristik dari sebuah rangkaian Pulsa With Modulation.
1.2 Pembatasan Masalah
Dalam penulisan makalah ini kami membatasi hanya pada masalah cara kerja dan
komponen-komponen apa saja yang digunakan untuk membuat sebuah rangkaian
Pulsa With Modulation serta berdasarkan diagram blok,analisa rangkaian..
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah :
1 Untuk mengetahui cara kerja dari rangkaian Pulsa With Modulation dan
sekaligus
mengetahui bagaimana cara pengoprasian dari alat itu sendiri.
2 Untuk mengetahui komponen-komponen yang digunakan dalam sebuah
rangkaian Pulsa With Modulation
3 Untuk melatih keterampilan kita dalam membuat suatu rangkaian
elektonika yang akan sangat berguna sekali bagi kami dimasa yang akan
datang, atau ketika kami kerja.
1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Studi lapangan
Dengan cara :
Observasi : yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap objek (alat) yang
kami buat.
Wawancara atau konsultasi : yaitu mengadakan pertanyaan-pertanyaan kepada
pengurus laboratorium dan staf-stafnya untuk mendapatkan informasi yang
kami butuhkan, semisal, cara pembuatan jalur elektronik pada sebuah PCB,
komponen yang seperti apa yang diperlukan, serta menanyakan bagaimana
sebuah alat itu bekerja.
Studi literatur : yaitu teknik yang digunakan untuk mendapatkan informasi
dari berbagai macam media tulis yang ada hubungannya dengan penelitian.
2. Studi kepustakaan
Yaitu mengumpulkan data-data teoritis yang bersumber dari buku-buku dan
diktat-diktat kuliah yang ada kaitannya dengan penulisan makalah ini, seperti
diperpustakaan.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistem penulisan ini dimaksudkan untuk mempermudah penyampaian informasi
berdasarkan urutan yang dilakukan.
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, batasan
masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II Landasan Teori
Dalam bab ini diuraikan tentang teori-teori seputar komponen-
komponen elektronika yang mendasar yang digunakan pada proyek
ini, serta materi-materi yang didapatkan ketika belajar didalam
laboratorium.
BAB III Analisa Rangkaian
Bab ini kami menguraikan tentang analisa dari rangkaian Pulsa With
Modulation baik secara blok diagram maupun secara detail.
BAB IV Cara Pengoperasian Alat
Dalam bab ini diuraikan tentang cara mengoperasikan alat Pulsa With
Modulation ini.
BAB V Penutup
Dalam bab ini dikemukakannya beberapa kesimpulan yang dapat kami
tarik dari proses pembuatan alat ini serta dari hasil pembahasan dan
juga beberapa saran sehubungan dengan proyek yang telah kami buat.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Elektronika
Sebelum membahas komponen dan rangkaian yang terdapat dalam
elektronika, kita harus mengetahui dahulu apa yang dimaksud dengan elektronika.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia elektro merupakan kata majemuk yang
mengenai atau dikenai dengan tenaga listrik. Elektronika ialah ilmu yang mempelajari
sifat-sifat dan prinsip kerja piranti (device = alat) yang asas kerjanya terdapat aliran
elektron dalam ruang hampa dan aliran elektron dalam piranti semi-penghantar.
2.2. Teori Komponen
Didalam elektronika, komponen elektronik terbagi menjadi dua jenis yaitu komponen
pasif dan komponen aktif yaitu :
2.21. Komponen Pasif
komponen elektronika yang tidak memiliki / membutuhkan sumber tegangan
sendiri,
Contoh kompenen pasif : Resistor, Kapasitor, Induktor, Transformator
2.2.2. Komponen Aktif
Komponen yang dalam pengoperasiannya membutuhkan sumber tegangan sendiri
Contoh komponenen aktif : Transistor, dan rangkaian terpadu (Intergrated Sircuit)
2.3. Komponen Pendukung PULSA WIT MODULATION
Adapun landasan teori yang berhubungan dengan alat yang kami buat, terdiri dari
beberapa komponen elektronika diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Resistor
b. Dioda
c. Transistor
d. IC OP-AMP
e. IC LM555N
f. Saklar
g. Kapasitor
h. Relay
i. Motor
Keterangan ataupun materi tentang beberapa komponen yang terdapat pada alat
yang kami buat adalah sebagai berikut. Sebelum lebih lanjut menjelaskan tentang
komponen-komponen yang menyusun Pulsa With Modulation, kami terlebih dahulu
akan menjelaskan tentang komponen elektronika.
Adapun penjelasan tentang komponen yang menyusun Pulsa With Modulation akan
kami bagi menjadi 2, berdasarkan dari sumber tegangannya
2.3.1. Resistor
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi
jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor
bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon . Dari hukum Ohms
diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir
melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan
dengan simbol W (Omega).
Tipe resistor yang umum adalah berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga
di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna
untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya
dengan Ohmmeter. Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan
oleh EIA (Electronic Industries Association) seperti yang ditunjukkan pada tabel
berikut. Waktu penulis masuk pendaftaran kuliah elektro, ada satu test yang harus
dipenuhi yaitu diharuskan tidak buta warna. Belakangan baru diketahui bahwa
mahasiswa elektro wajib untuk bisa membaca warna gelang resistor (barangkali).
Gambar 1 simbol resitor Gambar 2 Resistor
Gambar 3 cincin pada resistor
Warna Nilai faktor pengali Toleransi
Hitam 0 1
Coklat 1 10 1%
Merah 2 100 2%
Jingga 3 1.000
Kuning 4 10.000
Hijau 5 100.000
Biru 6 106
Violet 7 107
Abu-abu 8 108
Putih 9 109
Emas - 0.1 5%
Perak - 0.01 10%
Tanpa warna - - 20%
Resistansi dibaca dari warna gelang yang paling depan ke arah gelang toleransi
berwarna coklat, merah, emas atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini berada
pada badan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol,
sedangkan warna gelang yang pertama agak sedikit ke dalam. Dengan demikian
pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resistor tersebut. Kalau
anda telah bisa menentukan mana gelang yang pertama selanjutnya adalah membaca
nilai resistansinya.
Jumlah gelang yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan besar
toleransinya. Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki 3
gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2%
(toleransi kecil) memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Gelang pertama
dan seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan gelang terakhir
adalah faktor pengalinya.
Misalnya resistor dengan gelang kuning, violet, merah dan emas. Gelang
berwarna emas adalah gelang toleransi. Dengan demikian urutan warna gelang resitor
ini adalah, gelang pertama berwarna kuning, gelang kedua berwana violet dan gelang
ke tiga berwarna merah. Gelang ke empat tentu saja yang berwarna emas dan ini
adalah gelang toleransi. Dari tabel-1 diketahui jika gelang toleransi berwarna emas,
berarti resitor ini memiliki toleransi 5%. Nilai resistansisnya dihitung sesuai dengan
urutan warnanya. Pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai satuan dari
resistor ini. Karena resitor ini resistor 5% (yang biasanya memiliki tiga gelang selain
gelang toleransi), maka nilai satuannya ditentukan oleh gelang pertama dan gelang
kedua. Masih dari tabel-1 diketahui gelang kuning nilainya = 4 dan gelang violet
nilainya = 7. Jadi gelang pertama dan kedua atau kuning dan violet berurutan, nilai
satuannya adalah 47. Gelang ketiga adalah faktor pengali, dan jika warna gelangnya
merah berarti faktor pengalinya adalah 100. Sehingga dengan ini diketahui nilai
resistansi resistor tersebut adalah nilai satuan x faktor pengali atau 47 x 100 = 4.7K
Ohm dan toleransinya adalah 5%.
2.3.2. Dioda
Dioda termasuk komponen elektronika yang terbuat dari bahan
semikonduktor. Beranjak dari penemuan dioda, para ahli menemukan juga
komponen turunan lainnya yang unik.
Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu
arah saja. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu
sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N.
Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju sisi N.
gambar 4. Simbol dan struktur dioda
Gambar ilustrasi di atas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil yang
disebut lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat keseimbangan hole dan
elektron. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang
siap menerima elektron sedangkan di sisi N banyak terdapat elektron-elektron yang
siap untuk bebas merdeka. Lalu jika diberi bias positif, dengan arti kata memberi
tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka elektron dari sisi N dengan
serta merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi P. Tentu kalau elektron mengisi
hole disisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi N karena ditinggal elektron. Ini
disebut aliran hole dari P menuju N, Kalau mengunakan terminologi arus listrik,
maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi N.
gambar 5 dioda dengan bias maju
Sebalikya apakah yang terjadi jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan
memberikan bias negatif (reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas
tegangan lebih besar dari sisi P.
gambar 6 dioda dengan bias negative
Tentu jawabanya adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran hole dari
P ke N maupun sebaliknya. Karena baik hole dan elektron masing-masing tertarik ke
arah kutup berlawanan. Bahkan lapisan deplesi (depletion layer) semakin besar dan
menghalangi terjadinya arus.
Demikianlah sekelumit bagaimana dioda hanya dapat mengalirkan arus satu
arah saja.. dengan tegangan bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor.
Tidak serta merta diatas 0 volt, tetapi memang tegangan beberapa volt diatas nol baru
bisa terjadi konduksi. Ini disebabkan karena adanya dinding deplesi (deplesion
layer). Untuk dioda yang terbuat dari bahan Silikon tegangan konduksi adalah diatas
0.7 volt. Kira-kira 0.2 volt batas minimum untuk dioda yang terbuat dari bahan
Germanium.
Ggrafik arus dioda
Sebaliknya untuk bias negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun memang
ada batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi breakdown,
dimana dioda tidak lagi dapat menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan
deplesi.
2.3.3.RELAY
Relay CANG OVER adalah saklar (switch) elektrik yang bekerja berdasarkan
medan magnet. Relay terdiri dari satu lilitan dan switch mekanik Switch mekanik
akan bergerak jika ada arus listrik yang mengalir melalui lilitan,relai ini memiliki titik
tengah dan 2 kontak sat relay diberikan tegangan maka titik tengah akan berpindah
dari kontak satu ke kontak lainya.
Susunan kontak pada relay adalah
Normally Open : Relay akan menutup bila dialiri arus listrik
Normally Close : Relay akan membuka bila dialiri arus listrik
Changeover : Relay ini memiliki kontak tengah yang akan
melepaskan diri dan membuat kontak lain.
Gambar 7 Simbol relay :
1
2
5
34
2.3.4. Transistor
Transistor termasuk kedalam komponen aktif dalam elektronika. Transistor bisa
berfungsi sebagai penguat dan bisa juga sebagai saklar elektronik tergantung pada
pemasangan di rangkaian.
Gambar 8 Transistor
Transistor berdasarkan kutubnya terdiri dari 2 jenis :
2.3.4.1 Transistor Bipolar
Transistor Bipolar adalah transistor yang memiliki dua sambungan kutub.
Transistor bipolar terbagi dalam dua jenis, yaitu
NPN BJT (Bipolar Junction Transistor)
Pada transistor NPN collector mendapat kutub positive sumber
tegangan sedangkan emittor mendapat kutub negative sumber
tegangan.
PNP BJT (Bipolar Junction Transistor)
Pada transistor PNP collector mendapat kutub negative sumber
tegangan sedangkan emittor mendapat kutub positive sumber
tegangan.
Gambar 9 NPN Gambar 10 PNP
Dimana :
C : collector
B : basis
E : emittor
Kondisi transistor sebagai saklar :
Kondisi satu rasi :
NPN akan satu rasi apabila tegangan pada kaki basis lebih positive
daripada kaki emitter dan arus mengalir dari collector ke emitter.
PNP akan satu rasi apabila tegangan pada kaki basis lebih negative
daripada kaki emitter dan arus mengalir dari emitter ke collector.
Kondisi cut off :
NPN akan cut off apabila tegangan pada kaki basis lebih negative
daripada kaki emitter dan arus tidak mengalir dari collector ke emitter.
PNP akan cut off apabila tegangan pada kaki basis lebih positive
daripada kaki emitter dan arus tidak mengalir dari emitter ke collector.
2.3.4.2.Transistor Unipolar
Transistor Unipolar adalah transistor yang memiliki satu sambungan kutub,
yang terbagi menjadi 2, yaitu FET (Field Effect Transistor) memiliki JFET
kanal P dan N, dan MOSFET memiliki kanal P dan N.
FET (Field Effect Transistor)
FET terbuat dari bahan semi konduktor. FET mempunyai kaki yaitu
gerbang (gate), sumber (source) dan cerat (drain). FET terbagi menjadi
2 macam yaitu FET kanal dan FET kanal N.
MOSFET (Metal Oxide Semikonduktor)
MOSFET dibagi menjadi 5 macam, yaitu :
1. MOSFET menghantar sendiri kanal N
2. MOSFET menghantar sendiri kanal P
3. MOSFET menyumbat sendiri kanal N
4. MOSFET menyumbat sendiri kanal P
5. MOSFET menghantar sendiri kanal N yang memiliki 2 gerbang
6.
Gambar 11 Transistor Unipolar
Gambar Transistor Unipolar
Transistor biasanya atau pada umumnya terdiri dari tiga kaki yang masing-
masing diberi nama emittor, basis, collector. Pada pembuatan Lantern Dimmer yang
digunakan adalah transistor bipolar dengan tiga kaki. Untuk mengetahui kaki-kaki
transistor ada dua cara yaitu dengan melihat data sheet atau data book dan juga
dengan menggunakan multitester.
2.3.5.Saklar / switch
Saklar dalam bahasa inggris disebut switch. Saklar berfungsi untuk
menghubungkan atau memutuskan arus listrik dalam suatu rangkaian/pesawat
elektronika.
Dilihat dari fungsinya saklar ada bermacam-macam. Yang paling banyak digunakan
dalam teknik elektronika antara lain :
2.3.5.1.Saklar Tunggal
Saklar tunggal dipakai untuk menghubungkan (on) atau memutuskan (off)
satu arus listrik dalam suatu rangkaian secara bergantian.
Gambar 12 Simbol Saklar Tunggal
2.3.5.2.Saklar Ganda
Saklar ganda dipakai untuk menghubungkan atua memutuskan salah satu dari
2 arus listrik dalam suatu rangkaian secara bergantian
Gambar 13 Simbol Saklar Ganda
Dilihat dari cara menghubungkan atau memutuskan arus listrik, saklar dibagi
beberapa macam, diantaranya :
1. Saklar Tekan
2. Saklar Geser
3. Saklar Putar
Untuk mengetes saklar lakukan langkah pengetesan berikut ini :
1. Gunakan Ohm meter atau multimeter pada posisi Ohm.
2. Putar saklar pemilih pada batas ukur 1x.
3. Hubungkan kabel merah dan kabel hitam dari alat ukur dia atas ke terminal
yang ada pada saklar.
Misalnya kabel merah ke kaki 1 dan kabel hitam ke kaki 2, maka geserlah
kepala saklar kea rah on, jarum penunjuk akan bergerak ke kanan. Jika kepala saklar
digeser kea rah off, maka jarum penunjuk akan diam di sebelah kiri. Tetapi biala
kepala saklar digeser ke arah off, sedangkan jarum penunjuk bergerak ke kanan,
maka dapat dikatakan saklar telah rusak.
2.3.6. Op Amp IC (Integrated Circuit)
Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu
komponen analog yang popular digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian
elektronika. Aplikasi op-amp popular yang paling sering dibuat antara lain adalah
rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Pada pokok bahasan
kali ini akan dipaparkan beberapa aplikasi op-amp yang paling dasar, dimana
rangkaian feedback (umpan balik) negatif memegang peranan penting. Secara umum,
umpanbalik positif akan menghasilkan osilasi sedangkan umpanbalik negatif
menghasilkan penguatan yang dapat terukur.
Op Amp IC adalah peranti solid state yang mampu mengindera dan
memperkuat sinya masukkan AC maupun DC.
Gambar 14 pin-pin pada op-amp
Fungsi masing-masing Pin :
Pin 1 & 5 : Offset null
“ Tegangan Offset (tegangan kesalahan) atas masukan yang diberikan
untuk mengembalikan tegangan output ke posisi nol “
Pin 2 : Inverting
“ Inputan pembalik ( dimana output yang dihasilkan berlawanan
dengan input )
Pin 3 : Non inverting
“ Inputan tak membalik ( dimana output yang dihasilkan sama dengan
input ) “
Pin 4 : -Vcc
“ Tegangan caty negatif untuk pengaktifan Op-Amp “
Pin 6 : Output
“ Terminal untuk keluaran dari Op-Amp”
Pin 7 : +Vcc
“ Tegangan catu positif untuk pengaktipan Op-Amp “
Pin 8 : NC (No Conection)
“ Tak dihubungkan, disertakan dengan bermaksud untuk
memperkokoh kemasan Op-Amp “
Karakteristik Ideal OP-Amp :
1. Penguatan tegangan tak berhingga ( AV= ~ )
“ Penguatan tegangan bergantung pada tegangan sumber Vcc “
2. Impedansi input tak berhingga ( Zin = ~ )
3. Bandwithnya mendekati tak hingga dengan demikian delay timenya
hampir tak ada Bw = ~ ; Dt = 0
4. Impedansi Output kecil sekali ( Zout = 0 )
5. Vout = 0 jika Vin = 0
2.3.6.1.Op-amp ideal
Op-amp pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat
diferensial) yang memiliki dua masukan. Input (masukan) op-amp seperti yang telah
dimaklumi ada yang dinamakan input inverting dan non-inverting. Op-amp ideal
memiliki open loop gain (penguatan loop terbuka) yang tak terhingga besarnya.
Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak praktisi
elektronika, memiliki karakteristik tipikal open loop gain sebesar 104 ~ 105.
Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp menjadi tidak stabil, dan penguatannya
menjadi tidak terukur (infinite). Disinilah peran rangkaian negative feedback
(umpanbalik negatif) diperlukan, sehingga op-amp dapat dirangkai menjadi aplikasi
dengan nilai penguatan yang terukur (finite). Impedasi input op-amp ideal mestinya
adalah tak terhingga, sehingga mestinya arus input pada tiap masukannya adalah 0.
Sebagai perbandingan praktis, op-amp LM741 memiliki impedansi input Zin = 106
Ohm. Nilai impedansi ini masih relatif sangat besar sehingga arus input op-amp
LM741 mestinya sangat kecil.
Ada dua aturan penting dalam melakukan analisa rangkaian op-amp berdasarkan
karakteristik op-amp ideal. Aturan ini dalam beberapa literatur dinamakan golden
rule, yaitu :
Aturan 1 : Perbedaan tegangan antara input v+ dan v- adalah nol (v+ - v- = 0 atau v+ =
v- )
Aturan 2 : Arus pada input Op-amp adalah nol (i+ = i- = 0)
Inilah dua aturan penting op-amp ideal yang digunakan untuk menganalisa rangkaian
op-amp.
2.3.6.2.Inverting amplifier
Rangkaian dasar penguat inverting adalah seperti yang ditunjukkan pada
gambar 1, dimana sinyal masukannya dibuat melalui input inverting. Seperti tersirat
pada namanya, pembaca tentu sudah menduga bahwa fase keluaran dari penguat
inverting ini akan selalu berbalikan dengan inputnya. Pada rangkaian ini, umpanbalik
negatif di bangun melalui resistor R2.
Gambar 15 : penguat inverter
Input non-inverting pada rangkaian ini dihubungkan ke ground, atau v+ = 0.
Dengan mengingat dan menimbang aturan 1 (lihat aturan 1), maka akan dipenuhi v- =
v+ = 0. Karena nilainya = 0 namun tidak terhubung langsung ke ground, input op-amp
v- pada rangkaian ini dinamakan virtual ground. Dengan fakta ini, dapat dihitung
tegangan jepit pada R1 adalah vin – v- = vin dan tegangan jepit pada reistor R2 adalah
vout – v- = vout. Kemudian dengan menggunakan aturan 2, di ketahui bahwa :
iin + iout = i- = 0, karena menurut aturan 2, arus masukan op-amp adalah 0.
iin + iout = vin/R1 + vout/R2 = 0
Selanjutnya
vout/R2 = - vin/R1 .... atau
vout/vin = - R2/R1
Impedansi rangkaian inverting didefenisikan sebagai impedansi input dari sinyal
masukan terhadap ground. Karena input inverting (-) pada rangkaian ini diketahui
adalah 0 (virtual ground) maka impendasi rangkaian ini tentu saja adalah Zin = R1.
2.3.6.3.Non-Invertingamplifier
Prinsip utama rangkaian penguat non-inverting adalah seperti yang
diperlihatkan pada gambar 2 berikut ini. Seperti namanya, penguat ini memiliki
masukan yang dibuat melalui input non-inverting. Dengan demikian tegangan
keluaran rangkaian ini akan satu fasa dengan tegangan inputnya. Untuk menganalisa
rangkaian penguat op-amp non inverting, caranya sama seperti menganalisa
rangkaian inverting.
Gambar 16 : penguat non-inverter
Dengan menggunakan aturan 1 dan aturan 2, kita uraikan dulu beberapa fakta yang
ada, antara lain :
vin = v+
v+ = v- = vin ..... lihat aturan 1.
Dari sini ketahui tegangan jepit pada R2 adalah vout – v- = vout – vin, atau iout = (vout-
vin)/R2. Lalu tegangan jepit pada R1 adalah v- = vin, yang berarti arus iR1 = vin/R1.
Hukum kirchkof pada titik input inverting merupakan fakta yang mengatakan bahwa :
iout + i(-) = iR1
Aturan 2 mengatakan bahwa i(-) = 0 dan jika disubsitusi ke rumus yang sebelumnya,
maka diperoleh
iout = iR1 dan Jika ditulis dengan tegangan jepit masing-masing maka diperoleh
(vout – vin)/R2 = vin/R1 yang kemudian dapat disederhanakan menjadi :
vout = vin (1 + R2/R1)
Jika penguatan G adalah perbandingan tegangan keluaran terhadap tegangan
masukan, maka didapat penguatan op-amp non-inverting.
Impendasi untuk rangkaian Op-amp non inverting adalah impedansi dari input non-
inverting op-amp tersebut. Dari datasheet, LM741 diketahui memiliki impedansi
input Zin = 108 to 1012 Ohm.
2.3.7. Kondensator (Kapasitor)
Kondensator adalah suatu alat yang mempunyai kemapuan untuk memuat
(menyimpan) elektron-elektron atau tenaga llistrik selama waktu tidak tertentu.
Kemapuan untuk menyimpan tenaga listrik pada kondensator kapasitor. Penyimpanan
tenaga listrik oleh kondensator tidak disertai proses kimia. Berbeda dengan
akumulator yang dipakai di mobil yang juga menyimpan tenaga listrik tetapi
mengalami proses listrik.
Tiap-tiap kondensator mempunyai daya tampung elektron dan daya tahan
terhadap teganagan tertentu. Daya tahan ini perlu diperhatikan betul-betul pada waktu
praktek. Pemberian tegangan yang ditetapkan akan mengakibatkan kondesator itu
meledak, kondesator yang dapat meledak biasanya kondesator elektrolit yang di
singkat elco.
Jenis kondensator
Kondesator dapat dibagi 2 jenis:
Kondensator tetap
Kondensator variable
2.3.7.1.Kondesator Tetap
Kondensator tetap umumnya mempunyai elektrikum mika, kertas parafin dan
keramik. Kondesator tetap merupakan kondensator yang mempunyai kapasitas tetap
dalam menyimpan elktron (tenaga listrik), misalnya kondensator mika, kondensator
kertas, kondensator milar, kondensator elektrolit.
Simbolnya :
Untuk mengetahui besarnya nilai kapasitas atau kapasitansi pada kapasitor dapat
dibaca melalui kode angka padan badan kapasitor tersebut yang terdiri dari tiga
angka. Angka pertama dan kedua menunjukkna angka atau nilai, angka ketiga
menunjukan faktor pengali atau jumlah niol, dan satun yang digunakan ialah
pikofarad (pF).
Satuan kapasitor adalah farad, dimana 1 farad = 103 mF = 106 F = 109 nF = 1012pf
2.3.7.2.Kondensator Variabel
Kondensator Variabel adalah kondesator yang kapasitas (kemapuan dalam
menyimpan tenaga listrik) dapat diubah-ubah. Kondensator varibel ada di elektrikan
dengan udara dan ada juga dielektrikum dengan mika.
Simbolnya :
Kondesator Variabel biasa di buat dari pelat lembaga atau plat almunium dengan
badn besi besi serta dielektrikum udara. Sedangkan varco dibuat dari lembaran tipis
lembaga atau almunium dan dielektrikum dengan mika seperti kertas plastik dan di
bungkus dengan kotak plastic
2.3.8.Motor
Motor yg di gunakan dalam rangkaian ini adalah dynamo jenis CCW 12 VDC
denagn putaran bolak – balik atau 2 arah.
BAB III
ANALISA RANGKAIAN
Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram
Pulsa With Modulation adalah rangkaian sederhana dimana berfungsi untuk
menjalankan sebuah motor,dimana motor tersebut tidak hanya bergerak 1 arah seperti
pada umumnya,melainkan dapat bergerak 2 arah yaitu kearah kanan seperti jarum
jam dan berlawanan arah jarum jam (kiri).
Rangkaian Pulsa With Modulation yg akan kita bahas disi disajikan atas tiga blok
diagram,penyajian dalam bentuh blok ini agar lebih mudah dalam membaca dan
memehami rangkaian ini.pada prinsipnya setiap bloknya terdiri dan tersusun oleh
beberapa komponen yang terintegrasi.Blok – blok tersebut antara lain :
Blok pembagi dan pembanding tegangan
Blok penguat tegangan
Blok tranducer (relay) dan indicator untuk out put
Blok pembagi dan pembanding tegangan
BAB IV
CARA PENGOPERASIAN ALAT
BAB V
PENUTUP
SKEMA RANGKAIAN
GAMBAR RANGKAIAN
DAFTAR KOMPONEN
NAMA KOMPONEN NILAI
IC OP-AMP
R1
R2
R3
D1
KAPASITOR
LM 741P
LM555N
10K
220K
600K
1N4002
1μf/50V
DAFTAR PUSTAKA
1. Modul Elektronika 1 dan 2, Universitas Gunadarma, 2003
2. www.electroniclub.com