analisis pengaruh return on asset (roa), capital...

92
ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PERBANKAN SYARIAH SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Disusun Oleh : Eta Zulfina NIM 21313059 PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

Upload: others

Post on 06-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL

    ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING FINANCING

    (NPF) DAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP

    PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PERBANKAN

    SYARIAH

    SKRIPSI

    Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

    Disusun Oleh :

    Eta Zulfina

    NIM 21313059

    PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2017

  • i

    ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL

    ADEQUANCY RATIO (CAR), NON PERFORMING FINANCING

    (NPF) DAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP

    PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PERBANKAN

    SYARIAH

    SKRIPSI

    Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

    Disusun Oleh :

    Eta Zulfina

    NIM 21313059

    PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2017

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    “Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan

    orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka

    dengan keberhasilan saat mereka menyerah”

    (Thomas Alva Edision)

    “Sebuah tantangan akan selalu menjadi beban,

    jika itu hanya dipikirkan

    Sebuah cita-cita juga adalah beban,

    jika itu hanya angan-angan”

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Dengan segala kerendahan hati, ingin ku

    persembahkan sebuah karya kecil yang berhasil ku

    selesaikan ini kepada:

    Ayah dan ibuku tercinta,

    Takkan pernah ku lupa atas semua pengorbanan dan

    jerih payah yang engkau berikan untukku

    Serta doa yang senantiasa kau lantunkan untukku

    sehingga dapat ku raih semua mimpi-mimpi ku

    Asaku kelak semoga dapat membahagiakan ayah dan

    ibu sampai akhir hayat..

    Doakan aku ayah, doakan aku ibu..

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan

    hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis

    Pengaruh Return On Asset (ROA),Capital Adequacy Ratio (CAR), Non

    Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap

    Pembiayaan Murabahah pada Perbankan Syariah.

    Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

    program strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama

    Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Penulisan skripsi ini tidak dapat mungkin

    terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

    mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

    1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

    Salatiga

    2. Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Institut Agama Islam Negeri Salatiga

    3. Fetria Eka Yudiana, SE., M.Si. selaku Ketua Program Studi Perbankan

    Syariah Institut Agama Islam Negeri Salatiga

    4. Ari Setiawan, S.Pd, MM selaku dosen pembimbing skripsi atas segala

    arahan dan bimbingannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

    baik dan lancar

  • ix

    5. Drs. Machfudz, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik dan seluruh

    dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Institut agama Islam Negeri atas

    semua ilmu pengetahuan yang telah diberikan

    6. Keluarga tercinta bapak, ibu dan adikku yang selalu memberikan

    dukungan, perhatian dan kasih sayang yang begitu melimpah dan doa

    yang tiada henti untuk mendoakanku agar selalu dijalan Allah SWT

    7. Sahabat-sahabatku dek Dani, mas Herit, Indah, Galuh dan teman-teman

    yang telah memberi motivasi dan semangat untuk segera menyelesaikan

    penulisan skripsi ini dan teman-teman FEBI 2013 Nurul, Teti, Demi, Puji,

    Lilik, Febri, Odhi dan mbak Eni terimakasih atas semua bantuannya

    8. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah

    membantu hingga terselesaikannya skripsi ini

    penulis menyadari dan mengakui dalam penulisan skripsi ini masih jauh

    dari kesempurnaan, semua itu karena keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh

    karena itu, kritik dan saran penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

    Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.

    Salatiga, 4 September 2017

    Eta Zulfina

    NIM: 213 13 059

  • x

    ABSTRAK

    Zulfina, Eta. 2017. Analisis Pengaruh Return On Asset (ROA), Capital Adequacy

    Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga

    (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah pada Perbankan Syariah.

    Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-

    Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Ari Setiawan, S.Pd,

    MM.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana hubungan

    Return On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing

    Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah

    pada Perbankan Syariah. Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum

    Syariah di Indonesia periode 2012-2016 yang berjumlah 12 dan dengan

    menggunakan penentuan sampel berupa purposive sampling didapatkan sampel

    dalam penelitian ini sejumlah 6 bank. Variabel dependen dalam penelitian ini

    adalah pembiayaan murabahah sedangkan variabel independennya adalah ROA,

    CAR, NPF dan DPK. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

    regresi linier berganda.

    Dari hasil analisis menunjukkan bahwa secara parsial hanya DPK yang

    berpengaruh signifikan positif terhadap pembiayaan, sedangkan CAR

    berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan, sedangkan ROA dan

    NPF tidak berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah. Secara simultan

    variabel variabel ROA, CAR, NPF dan DPK berpengaruh signifikan terhadap

    pembiayaan murabahah. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig F0.013238 yang lebih

    kecil dari nilai signifikansi 5%. Kemampuan menjelaskan dari keempat variabel

    independen tersebut terhadap pembiayaan murabahah adalah sebesar 24%

    sebagaimana ditunjukkan oleh besarnya adjustedR2, sedangkan sisanya 76%

    dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model penelitian.

    Kata kunci: Pembiayaan Murabahah, Return On Asset (ROA), Capital Adequacy

    Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga

    (DPK)

  • xi

    DAFTAR ISI

    SAMPUL ........................................................................................................ i

    LEMBAR BERLOGO .................................................................................... ii

    HALAMAN JUDUL ....................................................................................... iii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iv

    LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ v

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... vi

    PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .............................................................. vii

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. viii

    KATA PENGANTAR .................................................................................... x

    ABSTRAK ...................................................................................................... xii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

    DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang .................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................................... 9

    C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 10

    D. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 10

    E. Sistematika Penulisan ......................................................................... 11

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Telaah Pustaka .................................................................................... 13

    B. Kerangka Teori .................................................................................... 16

  • xii

    C. Kerangka Penelitian ............................................................................ 27

    D. Hipotesis .............................................................................................. 28

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian .................................................................................... 32

    B. . Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 32

    C. . Populasi dan Sampel ........................................................................... 33

    D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 34

    1. Dokumentasi ............................................................................ 35

    2. Kepustakaan ............................................................................ 35

    E. Skala Pengukuran ................................................................................ 35

    F. Definisi Konsep dan Operasional ........................................................ 35

    G. Teknik Analisis ................................................................................... 39

    1. Uji Stasioneritas ...................................................................... 39

    2. Uji Statistik Deskriptif ............................................................ 40

    3. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 40

    4. Uji Analisis Regresi Linier Berganda ..................................... 42

    5. Uji Statistik ............................................................................... 43

    H. Alat analisis ......................................................................................... 45

    BAB IV PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Objek Penelitian .................................................................. 47

    B. Analisis Data ....................................................................................... 47

    1. Uji Stasioneritas ...................................................................... 47

    2. Uji Statistik Deskriptif ............................................................ 49

  • xiii

    3. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 50

    a. Uji Multikolonieritas ................................................... 50

    b. Uji Autokorelasi .......................................................... 51

    c. Uji Heteroskedastisitas ................................................ 52

    d. Uji Normalitas ............................................................. 54

    e. Uji Linieritas ............................................................... 55

    4. Analisis Regresi Linier Berganda ........................................... 57

    5. Uji Statistik ............................................................................. 59

    a. Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................... 59

    b. Uji Ttest ......................................................................... 60

    c. Uji Ftest ......................................................................... 65

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ......................................................................................... 66

    B. Saran .................................................................................................... 66

    DAFTAR PUSTAKA

    CUTRRICULUM VITAE

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia ............................. 2

    Tabel 1.2 Komposisi Pembiayaan BUS dan UUS .......................................... 3

    Tabel 1.3 ROA, CAR, NPF, DPK dan Pembiayaan Murabahah pada BUS ... 5

    Tabel 1.4 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 6

    Tabel 2.1 Kriteria Pembiayaan ........................................................................ 21

    Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Indikator Penelitian ................................ 38

    Tabel 4.1 Hasil Pengujian Unit Root Test pada Level ................................... 48

    Tabel 4.2 Hasil Pengujian Unit Root Test pada 1st Difference ........................ 48

    Tabel 4.3 Uji Statistik Deskriptif .................................................................... 49

    Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas ............................................................. 51

    Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ..................................................................... 52

    Tabel 4.6 Hasil Uji Glejser ............................................................................. 53

    Tabel 4.7 Hasil Uji Linieritas ........................................................................... 55

    Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda .......................................... 58

    Tabel 4.9 Hasil Uji Ttest ................................................................................... 60

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    2.1 Kerangka Model Penelitian ....................................................................... 27

    4.1 Uji Normalitas ........................................................................................... 54

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Bank syariah sebagaimana bank konvensional memiliki fungsi

    sebagai perantara jasa keuangan, memiliki tugas pokok yaitu menghimpun

    dana dari masyarakat dalam bentuk fasilitas pembiayaan. Perbedaan

    mendasar antara kedua bank tersebut hanyalah bank syariah melakukan

    kegiatan usahanya tidak berdasarkan bunga (interest fee), namun

    didasarkan pada prinsip syariah atau prinsip pembagian keuntungan dan

    kerugian (profit and loss sharing principle) (Rimadhani dan Erza, 2011:

    2).

    Keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem

    perbankan nasional diharapkan dapat mendorong perkembangan

    perekonomian suatu negara. Tujuan dan fungsi perbankan syariah dalam

    perekonomian adalah kemakmuran ekonomi yang meluas, tingkat kerja

    penuh dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimum, keadilan sosial-

    ekonomi dan distribusi pendapatan serta kekayaan yang merata, stabilitas

    nilai uang, mobilisasi dan investasi tabungan yang menjamin adanya

    pengembalian yang adil dan pelayanan yang efektif (Setiawan, 2016: 28).

    Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, perbankan

    syariah saat ini masih berada pada tahap perkembangan dengan tetap

    gencar untuk meningkatkan pangsanya, salah satunya dari sisi penyaluran

  • 2

    dana atau pembiayaan. Selama tahun 2010, perbankan syariah yang

    merupakan instrumen pengembangan ekonomi nasional telah mampu

    memberikan dukungan besar terhadap pengembangan sektor riil yang ada.

    BI mencatat pada bulan Oktober 2010 total aset perbankan syariah sudah

    mencapai Rp 86 triliun (Pratami, 2011: 16).

    Berikut adalah tabel perkembangan perbankan syariah selama

    tahun 2014 sampai Juni 2017.

    Tabel 1.1

    Perkembangan perbankan syariah di Indonesia

    tahun 2012- Juni 2017

    Indikasi 2012 2013 2014 2015 2016 Juni

    2017

    BUS 11 11 12 12 13 13

    UUS 24 23 22 22 21 21

    BPRS 158 160 163 163 166 167

    Sumber : Bank Indonesia:2017

    Dari Tabel 1.1 menunjukkan perkembangan perbankan syariah

    berdasarkan laporan tahunan BI bahwa secara kuantitas, pencapaian

    perbankan syariah terhitung stagnan dalam jumlah bank. Dari tahun 2012

    sampai bulan juni 2017 jumlah Bank Umum Syariah (BUS) bertambah

    dua bank. Sedangkan jumlah bank konvensional yang memiliki Unit

    Usaha Syariah (UUS)dari tahun 2012 sampai Juni 2017 justru berkurang

    tiga bank. Namun jumlah bank pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

    (BPRS) dari tahun 2012 sampai juni 2017 bertambah cukup banyak yaitu

    9 bank.

  • 3

    Menurut Zainul (2009: 19), fungsi intermediasi yang terpenting

    bagi bank adalah fungsi pembiayaan. Pembiayaan merupakan indikator

    utama untuk mengukur perkembangan/pertumbuhan pangsa pasar

    perbankan syariah nasional. Perusahaan yang membutuhkan dana dapat

    memilih jenis pembiayaan yang sesuai dengan kondisi arus kas

    perusahaannya atau jangka waktu kebutuhan dan jumlah pinjamannya.

    Berikut adalah tabel komposisi pembiayaan yang diberikan Bank

    Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah :

    Tabel 1.2

    Komposisi Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

    Syariah (Miliar rupiah)

    Akad Pembiayaan

    Desember

    2012

    Pembiayaan

    Desember

    2013

    Pembiayaan

    Desember

    2014

    Pembiayaan

    Desember

    2015

    Pembiayaan

    Desember

    2016

    Mudharabah 12.023 13.625 14.354 14.820 14.643

    Musyarakah 27.667 39.874 49.336 60.713 66.730

    Murabahah 88.004 110.565 117.371 122.111 128.624

    Qardh - - 5.965 3.951 3.951

    Istishna 376 582 633 770 820

    Ijarah - - 11.620 10.631 9.535

    Total 128.070 164.646 199.279 212.996 224.303 Sumber: Data Statistik Perbankan Syariah Indonesia, diolah

    Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa pembiayaan murabahah

    mendominasi pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Berdasarkan

    statistik perbankan syariah periode Desember 2016 menyebutkan bahwa

    pembiayaan murabahah adalah sebesar Rp. 128.624 miliar. Sedangkan

    pembiayaan mudharabah yaitu sebesar Rp. 14.643 miliar, serta

    pembiayaan musyarakah yaitu sebesar Rp. 66.730 miliar. Hal ini

    menunjukkan bahwa pembiayaan dengan basis jual-beli (murabahah)

  • 4

    memiliki kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan pembiayaan

    dengan basis bagi hasil (mudharabah dan musyarakah).

    Menurut Syafi’i (2001: 18), pembiayaan murabahah adalah jual-

    beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang

    disepakati. Sedangkan menurut glossary OJK, akad murabahah adalah

    perjanjian pembiayaan berupa transaksi jual beli suatu barang sebesar

    harga perolehan barang ditambah dengan margin yang disepakati oleh

    para pihak, dimana penjual menginformasikan terlebih dahulu harga

    perolehan kepada pembeli.

    Banyak faktor yang mempengaruhi bank dalam menyalurkan

    pembiayaannya, baik faktor yang berasal dari internal bank maupun

    faktor yang berasal dari eksternal bank. Untuk melihat kondisi internal

    perusahaan, biasanya pihak bank merujuk pada laporan keuangan bank

    yang diindikasikan dengan berbagai rasio keuangan. Adapun beberapa

    rasio keuangan yang sering digunakan untuk menilai kondisi internal

    perusahaan antara lain: rasio permodalan bank yang diwakili oleh rasio

    Capital Adequacy Ratio (CAR) dan rasio profitabilitas bank yang

    diwakili oleh Return on Asset (ROA) (Nurbaya, 2013: 20).

    Menurut Wuri (2011: 28), untuk menjaga kesehatan bank,

    diperlukan rambu-rambu dalam penanaman dananya. Hal tersebut

    tertuang dalam UU No. 7 Tahun 1992 yang telah diubah menjadi UU No.

    10 Tahun 1998, dalam pasal 29 ayat 2: “Bank wajib memelihara

    kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas asset,

  • 5

    kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain

    yang berhubungan dengan usaha bank dan wajib melakukan usaha sesuai

    dengan prinsip kehati-hatian”, dan ayat 3: “dalam memberikan kredit

    atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan kegiatan

    usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan

    bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada

    bank”. Dalam penentuan kesehatan suatu bank, hal-hal yang perlu

    diperhatikan adalah rasio Rentabilitas (ROA), Capital Adequacy Ratio

    (CAR), pembiayaan yang macet (NPF) dan dana yang terhimpun dari

    masyarakat (DPK).

    Kondisi Return On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR),

    Non Performing Financing (NPF), DPK dan pembiayaan murabahah

    pada perbankan syariah di Indonesia dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut.

    Tabel 1.3

    Return On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non

    Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK) dan

    Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah (Miliar rupiah)

    2012 2013 2014 2015 2016

    ROA 1,94 1,58 0,41 0,49 0,64

    CAR 14,14 14,42 15,74 15,02 15,21

    NPF 3,43 4,82 3,38 3,19 3,1

    DPK 147.512 183.534 217.858 231.175 247.760

    Pembiayaan

    Murabahah

    88.004 110.565 117.371 122.111 128.624

    Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, diolah

    Berdasarkan data yang tersaji dalam tabel 1.3, terdapat fenomena

    bisnis dalam penyaluran dana pembiayaan pada bank umum syariah.

    Dapat dilihat ROA, CAR, NPF, dan DPK mengalami fluktuasi. Tetapi

  • 6

    hal tersebut tidak terjadi pada pembiayaan. Pembiayaan yang dimiliki

    justru mengalami peningkatan.

    Sebelumnya telah dilakukan penelitian tentang pengaruh ROA,

    CAR, NPF dan DPK terhadap pembiayaan murabahah yaitu:

    Tabel 1.4

    Penelitian Terdahulu

    No Peneliti Variabel Hasil

    1 Hibatul haqqi

    (2016)

    1. NPF (X1)

    2. FDR (X2)

    3. CAR (X3)

    4. Inflasi (X4)

    5.Pembiayaan

    murabahah (Y)

    Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa NPF, FDR, Inflasi dan

    CAR secara simultan

    berpengaruh terhadap proporsi

    pembiayaan murabahah.

    Sedangkan untuk hasil secara

    parsial, variabel NPF

    berpengaruh positif terhadap

    proporsi pembiayaan

    murabahah, CAR berpengaruh

    negatif terhadap proporsi

    pembiayaan murabahah.

    Sedangkan variabel FDR dan

    Inflasi tidak mempunya

    pengaruh yang signifikan

    terhadap proporsi pembiayaan

    murabahah.

    2 Jamilah

    Wahidahwati

    (2016)

    1. DPK (X1)

    2. CAR (X2)

    3. ROA (X3)

    4. NPF (X4)

    5. BOPO (X5)

    6. Pembiayaan

    Mudharabah (Y)

    Hasil penelitian ini

    menunjukkan bahwa dana pihak

    ketiga berpengaruh positif

    terhadap pembiayaan

    mudharabah, Capital Adequacy

    Ratio berpengaruh positif

    terhadap pembiayaan

    mudharabah, Return On Asset

    berpengaruh negatif terhadap

    pembiayaan mudharabah,Non

    Performing Financing tidak

    berpengaruh positif terhadap

    pembiayaan mudharabah, Biaya

    Operasional terhadap

    Pendapatan Operasional

    (BOPO) berpengaruh negatif

  • 7

    terhadap pembiayaan

    mudharabah.

    3 Lifstin

    Wardiantika

    dan Rohmawati

    Kusumaningtias

    (2014)

    1. DPK (X1) 2. CAR (X2) 3. NPF (X3) 4. SWBI (X4) 5. Pembiayaan

    murabahah (Y)

    Hasil penelitiannya menyatakan

    bahwa secara simultan variabel

    DPK, CAR, NPF dan SWBI

    berpengaruh terhadap

    pembiayaan murabahah. Secara

    parsial DPK berpengaruh positif

    terhadap pembiayaan

    murabahah. NPF berpengaruh

    negatif terhadap pembiayaan

    murabahah. Sedangkan CAR

    dan SWBI tidak berpengaruh

    terhadap pembiayaan

    murabahah.

    4 Linda

    Widyaningrum

    dan Dina

    Fitrisia

    Septiarini

    (2015)

    1. CAR (X1)

    2. NPF (X2)

    2. FDR (X3)

    3. OER (X4)

    4. ROA (Y)

    Hasil penelitian ini

    menunjukkan bahwa secara

    simultan , CAR, NPF, FDR dan

    OER berdampak signifikan

    terhadap ROA. Sedangkan

    secara parsial , CAR, NPF dan

    FDR tidak berdampak

    signifikan terhadap ROA ,

    selain OER berdampak

    signifikan terhadap ROA.

    5 Umiyati dan

    Leni Tantri Ana

    (2017)

    1. DPK (X1)

    2. FDR (X2)

    3. ROA (X3)

    4. Inflasi (X4)

    5. Pembiayaan

    (Y)

    Hasil penelitian menunjukkan

    secara parsial bahwa Return on

    Asset (ROA), Performing

    Financing (NPF) dan Inflasi

    tidak berpengaruh signifikan

    terhadap Pembiayaan.

    Sedangkan Dana Pihak Ketiga

    (DPK) dan Financing to

    Deposit Ratio (FDR)

    berpengaruh signifikan terhadap

    Pembiayaan.

    Sumber: data diolah, 2017

    Dari beberapa penelitian terdahulu ditemukan perbedaan

    penelitian yang terletak pada variabel independen dan objek penelitian.

  • 8

    Wardiantika dan Kusumaningtias (2014) menggunakan variabel

    independen DPK, CAR, NPF dan SWBI. Widyaningrum dan Septiarini

    (2015) menggunakan variabel independen CAR, NPF, FDR, dan OER.

    Rimadhani dan Erza (2011) menggunakan variabel independen DPK,

    Profit Margin, NPF dan FDR.

    Umiyati dan Ana (2017) menggunakan variabel independen DPK,

    FDR, ROA, NPF dan Inflasi. Haqqi (2016)menggunakan variabel

    independen NPF, FDR, inflasi dan CAR. Kusnianingrum dan Riduwan

    (2016) menggunakan variabel independen NPF, FDR, DPK dan CAR.

    Jamilah (2016) menggunakan variabel independen DPK, CAR, ROA dan

    BOPO. Dalam penelitian ini menggunakan variabel independen ROA,

    CAR, NPF dan DPK.

    Wardiantika dan Kusumaningtias (2014) melakukan penelitian

    pada Bank Umum Syariah. Widyaningrum dan Septiarini (2015)

    melakukan penelitian pada BPRS. Rimadhani dan Erza (2011)

    melakukan penelitian pada BSM. Umiyati dan Ana (2017) melakukan

    penelitian pada Bank Umum Syariah. Haqqi (2016) melakukan penelitian

    pada Bank Umum Syariah. Kusnianingrum dan Riduwan (2016)

    melakukan penelitian pada Bank Umum Syariah. Jamilah (2016)

    melakukan penelitian pada Bank Muamalat Indonesia. Pada penelitian ini

    objek penelitiannya pada 10 bank umum syariah.

    Pembiayaan murabahah penting karena karakteristiknya yang

    pasti dalam besaran angsuran dan margin keuntungan. Dan juga

  • 9

    melahirkan persepsi bahwa penggunaan akad murababah dapat

    mengurangi tingkat risiko pembiayaan. Dominasi pembiayaan

    murabahah dibandingkan pembiayaan-pembiayaan dengan akad lain juga

    membuktikan bahwa untuk mempertahankan profitabilitas dan efisiensi

    serta pengelolaan risiko pembiayaan, bank syariah akan cenderung

    memaksimalkan pembiayaan dengan akad murabahah dibandingkan

    akad-akad lain. Jika dikaitkan dengan nilai risiko pembiayaan,

    pembiayaan murabahah memiliki karakteristik risiko yang paling rendah

    di antara pembiayaan-pembiayaan lain. (Ahmed dan Khan, 2005: 34)

    Dengan adanya latar belakang di atas, maka peneliti mengambil

    judul “Analisis Pengaruh Return On Asset (ROA), Capital Adequacy

    Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak

    Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah pada Perbankan

    SyariahPeriode Tahun 2012-2016”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang

    dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap pembiayaan

    murabahah ?

    2. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap

    pembiayaan murabahah ?

    3. Bagaimana pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap

    pembiayaan murabahah ?

  • 10

    4. Bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap pembiayaan

    murabahah ?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

    adalah :

    1. Untuk menganalisis pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap

    pembiayaan murabahah

    2. Untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap

    pembiayaan murabahah

    3. Untuk menganalisis pengaruh Non Performing Financing (NPF)

    terhadap pembiayaan murabahah

    4. Untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap

    pembiayaan murabahah

    D. Kegunaan Penelitian

    Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

    ganda, yakni manfaat akademis dan praktis.

    1. Dari segi teoritis pada perspektif akademis, penelitian ini akan

    bermanfaat untuk:

    a) Mengetahui pengelolaan laporan keuangan dalam sebuah

    perusahaan yang pada khususnya perbankan syariah

    b) Bagi peneliti selanjutnya dapat digunakan sebagai pembanding

    hasil riset penelitian yang berkaitan dengan pembiayaan

    murabahah.

  • 11

    c) Dapat menambah pemahaman mengenai konsep-konsep yang

    telah dipelajari dengan membandingkan dalam praktik perbankan

    khususnya yang berkaitan dengan tema perbankan syariah dan

    penyaluran pembiayaan

    d) Menambah informasi sumbangan pemikiran dan bahan kajian

    penelitian.

    2. Kepentingan praktis hasil penelitian ini, bisa dipandang bermanfaat

    untuk:

    a) Memberikan pembuktian tentang hubungan ROA, CAR, NPF dan

    simpanan (DPK) terhadap pembiayaan

    b) Sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen bank syariah dalam

    mengambil keputusan untuk mengelola manajemen bank yang

    baik, sehingga mendapatkan keuntungan yang diharapkan.

    c) Penelitian ini diharapkan berguna bagi penelitian lebih lanjut yang

    terkaitan dengan topik penelitian ini

    d) Dapat memberikan kontribusi yang positif dalam memberikan

    informasi mengenai kondisi perbankan syariah kepada masyarakat

    dan dalam rangka mensosialisasikan kepada masyarakat

    E. Sistematika Penulisan

    Secara garis besar skripsi ini akan dibagi dalam lima (5) bab dan

    setiap bab dibagi atas beberapa sub bab dengan kebutuhan pembahasan

    dan uraiannya sebagai berikut:

  • 12

    BAB I Pendahuluan

    Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan

    masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

    BAB II Landasan Teori

    Pada bab ini berisi tentang telaah pustaka yang menguraikan

    ringkasan penelitian terdahulu, kerangka teori, kerangka penelitian dan

    hipotesis.

    BAB III Metode Penelitian

    Berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi

    dan sampel, teknik pengumpulan data, skala pengukuran, definisi konsep

    dan operasional, instrumen penelitian, uji instrumen penelitian,dan alat

    analisis

    BAB IV Analisis Data

    Pada bab ini penulis mencoba memberikan deskripsi objek

    penelitian dan analisis data perusahan.

    BAB V Penutup

    Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran atas hasil

    penelitian disesuaikan dengan rumusan masalah yang disajikan secara

    singkat dan jelas.

  • 13

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Telaah Pustaka

    Untuk mendukung penelitian ini, ada beberapa penelitian yang

    pernah dilakukan oleh Wardiantika dan Kusumaningtias (2014) yang

    meneliti tentang pengaruh DPK, CAR, NPF dan SWBI terhadap

    pembiayaan murabahah pada Bank Umum Syariah. Hasil penelitiannya

    menyatakan bahwa secara simultan variabel DPK, CAR, NPF dan SWBI

    berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah. Secara parsial DPK

    berpengaruh positif terhadap pembiayaan murabahah. NPF berpengaruh

    negatif terhadap pembiayaan murabahah. Sedangkan CAR dan SWBI

    tidak berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah.

    Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Widyaningrum dan

    Septiarini (2015) yang meneliti tentang pengaruh CAR, NPF, FDR, dan

    OER terhadap ROA pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia.

    Hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan CAR, NPF, FDR

    dan OER berpengaruh signifikan terhadap ROA. Sedangkan secara

    parsial CAR, NPF dan FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.

    Namun OER berpengaruh signifikan terhadap ROA.

    Penelitian Rimadhani dan Erza (2011) tentang analisis variabel-

    variabel yang mempengaruhi pembiayaan murabahah pada Bank Syariah

    Mandiri dengan hasil penelitian DPK berpengaruh positif dan signifikan,

  • 14

    margin keuntungan berpengaruh negatif dan tidak signifikan, NPF

    berpengaruh positif dan signifikan, FDR berpengaruh negatif dan tidak

    signifikan.

    Umiyati dan Ana (2017) meneliti tentang faktor-faktor yang

    mempengaruhi pembiayaan pada Bank Umum Syariah Devisa di

    Indonesia dengan hasil penelitian bahwa secara parsial bahwa Return on

    Asset (ROA), NonPerforming Financing (NPF) dan Inflasi tidak

    berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan. Sedangkan Dana Pihak

    Ketiga (DPK) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh

    signifikan terhadap Pembiayaan.

    Pada penelitian Haqqi (2016) yang berjudul analisis pengaruh Non

    Performing Financing (NPF), Financing To Deposit Ratio (FDR), inflasi

    dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap proporsi Pembiayaan

    Murabahah pada Bank Umum Syariah di Indonesia dapat disimpulkan

    bahwa NPF, FDR, Inflasi dan CAR secara simultan berpengaruh

    terhadap proporsi pembiayaan murabahah. Sedangkan untuk hasil secara

    parsial, variabel NPF berpengaruh positif terhadap proporsi pembiayaan

    murabahah, CAR berpengaruh negatif terhadap proporsi pembiayaan

    murabahah. Sedangkan variabel FDR dan Inflasi tidak mempunya

    pengaruh yang signifikan terhadap proporsi pembiayaan murabahah.

    Kusnianingrum dan Riduwan (2016) meneliti tentang determinan

    pembiayaan murabahah dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa

  • 15

    NPF, FDR, DPK dan CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    pembiayaan murabahah.

    Jamilah (2016) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

    pembiayaan mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia dengan

    hasil penelitian menunjukkan bahwa DPK dan CAR berpengaruh positif

    terhadap pembiayaan murabahah sedangkan ROA dan BOPO

    berpengaruh negatif terhadap pembiayaan mudharabah.

    Dari beberapa penelitian terdahulu ditemukan perbedaan

    penelitian yang terletak pada variabel independen dan objek penelitian.

    Wardiantika dan Kusumaningtias (2014) menggunakan variabel

    independen DPK, CAR, NPF dan SWBI. Widyaningrum dan Septiarini

    (2015) menggunakan variabel independen CAR, NPF, FDR, dan OER.

    Rimadhani dan Erza (2011) menggunakan variabel independen DPK,

    Profit Margin, NPF dan FDR.

    Umiyati dan Ana (2017) menggunakan variabel independen DPK,

    FDR, ROA, NPF dan Inflasi. Haqqi (2016)menggunakan variabel

    independen NPF, FDR, inflasi dan CAR. Kusnianingrum dan Riduwan

    (2016) menggunakan variabel independen NPF, FDR, DPK dan CAR.

    Jamilah (2016) menggunakan variabel independen DPK, CAR, ROA dan

    BOPO. Dalam penelitian ini menggunakan variabel independen ROA,

    CAR, NPF dan DPK.

    Wardiantika dan Kusumaningtias (2014) melakukan penelitian

    pada Bank Umum Syariah. Widyaningrum dan Septiarini (2015)

  • 16

    melakukan penelitian pada BPRS. Rimadhani dan Erza (2011)

    melakukan penelitian pada BSM. Umiyati dan Ana (2017) melakukan

    penelitian pada Bank Umum Syariah. Haqqi (2016) melakukan penelitian

    pada Bank Umum Syariah. Kusnianingrum dan Riduwan (2016)

    melakukan penelitian pada Bank Umum Syariah. Jamilah (2016)

    melakukan penelitian pada Bank Muamalat Indonesia. Pada penelitian ini

    objek penelitiannya pada 10 bank umum syariah.

    B. Kerangka Teori

    1. Teori Pembiayaan

    Peranan bank sebagai lembaga keuangan tidak lepas dari masalah

    kredit. Bahkan kegiatan bank sebagai lembaga keuangan, pemberian

    kredit merupakan kegiatan utamanya. Perkreditan digunakan dalam

    bank konvensional sedangkan pembiayaan digunakan dalam bank

    syariah. Besarnya pembiayaan yang disalurkan akan menentukan

    keuntungan pada bank.

    Menurut UU. No. 10 Tahun 1998, pengertian kredit adalah suatu

    penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

    berdasarkan persetujuan atau kepsekatan pinjam-meminjam antara

    bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk

    melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian

    bunga."

    Menurut Muljono (2007) dalam bukunya berjudul “Manajemen

    perkreditan bagi Bank komersiil” mendefinisikan bahwa kredit adalah

  • 17

    “kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan

    suatu pinjamandengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan pada

    suatu jangka waktu yang disepakati”.

    Dalam membentuk kebijaksanaan pengkreditan yang baik akan

    memerlukan kerja sama yang erat dari semua pihak manajemen sesuai

    dengan porsnya masng-masing dalam mengelola informasi

    ekstern/intern untuk menjadikan suatu kebijaksanaan (Muljono, 2001).

    Adapun untuk menetapkan kebijaksanaan perkreditan tersebut harus

    diperlihatkan 3 asas pokok yaitu:

    a. Asas likuiditas, yaitu suatu asas yang mengharuskan untuk tetap

    dapat menjaga tingkat likuiditasnya, karena suatu bank yang tidak

    likuid akibatnya akan sangat parah yaitu hilangya kepercayaan dari

    para nasabahnya atau dari masyarakat luas. Suatu bank dikatakan

    likuid apabila memenuhi beberapa kriteria antara lain:

    1) Bank tersebut memiliki cash assets sebesar kebutuhan yang

    akan digunakan untuk memenuhi likuiditasnya.

    2) Bank tersebut memiliki assets lainnya yang dapat dicairkan

    sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarannya.

    3) Bank tersebut mempunyai kemampuan untuk menciptakan cash

    assets baru melalui berbagai bentuk utang.

    b. Asas solvabilitas, usaha pokok perbankan yaitu menerima

    simpanan dana dari masyarakat dan disalurkan dalam bentuk

    kredit.

  • 18

    c. Asas rentabilitas, sebagaimana halnya pada setiap kegiatan usaha

    akan selalu mengharapkan untuk memperoleh laba baik untuk

    memeprtahankan eksistensinya maupun untuk keperluan

    mengembangkan dirinya.

    Adapun faktor-faktor yang memepengaruhi kebijakan perkreditan

    yaitu:

    1) Keadaan perekonomian (inflasi, kurs, suku bunga, jumlah uang

    beredar, export dll) dan perkembangan politik.

    2) Peraturan-peraturan penguasa moneter yang ada.

    3) Kemampuan bank yang bersangkutan dalam mengumpulkan

    dana dengan biaya yang relatif murah.

    4) Volume permintaan kredit dari masyarakat bisnis.

    5) Tingkat (besarnya) laba yang diharapkan.

    6) Kemampuan manajemen bank itu sendiri.

    7) Para saingan dari bank-bank/lembaga keuangan lainnya yang

    memasarkan jasa perkreditan.

    2. Return On Asset (ROA)

    Menurut Sawir (2005: 18), Return On Assets (ROA)

    merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

    manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara

    keseluruhan. Alasan dari pencapaian laba perbankan tersebut dapat

    berupa kecukupan dalam memenuhi kewajiban terhadap pemegang

  • 19

    saham, penilaian atas kinerja pimpinan dan meningkatkan daya tarik

    investor untuk menanamkan modalnya.

    Laba yang tinggi membuat bank mendapat kepercayaan dari

    masyarakat yang memungkinkan bank untuk menghimpun modal

    yang lebih banyak sehingga bank melakukan ekspansi pembiayaan.

    Tingkat laba atau profitability yang diperoleh oleh bank ini

    biasanya diproksikan dengan Return On Asset (ROA). Semakin besar

    ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank

    tersebut dan menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik.

    Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, maka standar ROA

    yang baik adalah sebesar 1,5% meskipun ini bukan suatu keharusan.

    Rumus ini telah digunakan oleh Toto Prihadi (2008: 68)

    sebagai berikut:

    3. Capital Adequacy Ratio (CAR)

    Kekayaan suatu bank terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap

    yang merupakan penjamin solvabilitas bank, sedangkan dana (modal)

    bank dipergunakan untuk modal kerja dan penjamin likuiditas bank

    bersangkutan. Dana bank adalah sejumlah uang yang dimiliki dan

    dikuasai suatu bank dalam kegiatan operasionalnya (Sinungan,1997:

    50).

    Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/21/PBI/2001,

    bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari aktiva

  • 20

    tertimbang menurut risiko yang dinyatakan dalam Capital Adequacy

    Ratio (CAR).

    Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang

    memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung

    risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut

    dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-

    dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana masyarakat,

    pinjaman (utang), dan lain-lain (Dendawijaya, 2009: 121). Semakin

    tinggi CAR maka semakin besar pula sumber daya finansial yang

    dapat digunakan untuk keperluan pengembangan usaha dan

    mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran

    kredit.

    Rumus ini telah digunakan oleh Kuncoro dan Suhardjono

    (2011: 248) yaitu:

    4. Non Performing Financing (NPF)

    Indikator yang menunjukkan kerugian akibat risiko kredit

    adalah nilai non performing loan (NPL), yang dalam terminologi bank

    syariah disebut non - perfoming financing (NPF). Menurut Rimadhani

    (2012: 9), Non Performing Financing (NPF) adalah rasio antara

    pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang

    disalurkan oleh bank syariah. Berdasarkan kriteria yang sudah

    ditetapkan oleh Bank Indonesia kategori yang termasuk dalam NPF

  • 21

    adalah pembiayaan kurang lancar, diragukan dan macet. Salah satu

    risiko usaha bank menurut Peraturan Bank Indonesia adalah risiko

    kredit, yang didefinisikan risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan

    counterparty memenuhi kewajiban.

    Menurut Antonio (2001: 4), semakin tinggi tingkat pembiayaan

    bermasalah maka akan menyebabkan tingkat permintaan pembiayaan

    oleh masyarakat turun.

    Dalammemberikan pembiayaan, bank harus melakukan analisis

    terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya.

    Setelah pembiayaan diberikan, bank wajib melakukan pemantauan

    terhadap penggunaan pembiayaan serta kemampuan dan kepatuhan

    debitur dalam memenuhi kewajiban. Jadi semakin kecil NPF maka

    pembiayaan murabahah semakin baik.

    Menurut Rivai (2013:211), kriteria pembiayaan adalah sebagai

    berikut:

    Tabel 2.1

    Kriteria Pembiayaan

    No Kualitas

    Pembiayaan

    Kriteria

    1 Lancar a. Pembayaran angsuran pokok dan/atau bagi hasil tepat waktu

    b. Memiliki rekening yang aktif c. Bagian dari pembiayaan yang

    dijamin dengan agunan tunai (cash

    colateral)

    2 Perhatian Khusus a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bagi hasil yang

    belum melampaui 90 hari

    b. Kadang-kadang terjadi cerukan

  • 22

    c. Mutasi rekening relatif aktif d. Jarang terjadi pelanggaran

    terhadap kontrak yang

    diperjanjikan

    e. Didukung oleh pinjaman baru

    3 Kurang Lancar a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bagi hasil

    b. Sering terjadi cerukan c. Frekuensi mutasi rekening relatif

    rendah

    d. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih

    dari 90 hari

    e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur.

    f. Dokumentasi pinjaman yang lemah

    g. Pencadangan 15% dari kredit kurang-agunan

    4 Diragukan a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bagi hasil

    b. Terdapat cerukan yang bersifat permanen

    c. Terdapat wanprestasi lebih dari 180 hari

    d. Terdapat kapitalisasi bunga e. Dokumentasi hukum yang lemah

    baik untuk perjanjian pembiayaan

    maupun pengikatan jaminan

    f. Percadangan 50% dari kredit diragukan-agunan

    5 Macet a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bagi hasil

    b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru

    c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat

    dicairkan pada nilai wajar

    d. Pencadangan 100% dari kredit macet-agunan

    Sumber: Rivai (2013:211)

  • 23

    Penanganan pembiayaan bermasalah hanya dalam rangka

    bagaimana mengupayakan agar pembiayaan macet tersebut dapat

    kembali terutama dengan eksekusi jaminan yang ada. Pembiayaan

    yang sudah ada tanda kearah NPF, memerlukan perhatian agar tidak

    menjadi lebih buruk atau mendatangkan kerugian yang lebih besar.

    Rumus ini telah digunakan oleh Rimadhani (2012: 9) sebagai

    berikut :

    Kualitas pembiayaan bank akan dikatakan buruk apabila rasio

    NPF ini bernilai semakin tinggi. Karena dengan tingginya NPF, maka

    modal bank akan semakin terkikis dan menyebabkan bank harus

    menyediakan pencadangan yang lebih besar. Oleh karena itu

    pemantauan dari pihak bank sangat diperlukan setelah pembiayaan

    disalurkan dengan tujuan untuk meminimalisasikan resiko

    pembiayaan yang terjadi. Ketentuan dari Bank Indonesia bahwa bank

    harus menjaga rasio NPF-nya berada dibawah angka 5%.

    5. Dana Pihak Ketiga (DPK)

    Kemampuan bank memperoleh sumber dana yang diinginkan

    sangat mempengaruhi kelanjutan usaha bank. Dalam mencari sumber

    dana bank harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti

    kemudahan untuk memperolehnya, jangka waktu sumber dana serta

    biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh dana tersebut.

  • 24

    Menurut Kasmir (2006:64), dana pihak ketiga adalah dana

    yang dihimpun oleh bank yang berasal dari masyarakat, yang terdiri

    dari simpanan giro, simpanan tabungan dan simpanan deposito. Dana-

    dana yang dihimpun dari masyarakat ternyata merupakan sumber dana

    terbesar yang paling diandalkan oleh bank yang bisa mencapai 80% -

    90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank (Dendawijaya,

    2009:49).

    Dana pihak ketiga tersebut selanjutnya digunakan untuk

    kegiatan operasional bank termasuk dalam hal penyaluran kredit.

    Dana yang diperoleh dari masyarakat luas. Sumber dana ini

    merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan

    merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai

    operasinya dari sumber dana ini (Kasmir, 2008: 47).

    Menurut UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah

    (Pasal 1) disebutkan bahwa, ”Simpanan adalah dana yang

    dipercayakan oleh Nasabah kepada Bank Syariah dan/atau UUS

    berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain yang tidak bertentangan

    dengan Prinsip Syariah dalam bentuk Giro, Tabungan, atau bentuk

    lainnya yang dipersamakan dengan itu”.

    Menurut Dahlan (2001:116),sumber utama dana bank (sumber

    tradisional bank) berasal dari:

  • 25

    a. Giro

    Giro adalah simpanan yang dapat digunakan sebagai alat

    pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

    menggunakan cek, sarana perintah pembayaran lainnya atau

    dengan cara pemindahbukuan.

    b. Deposito Berjangka (Time Deposit)

    Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya

    hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian

    antara penyimpan dengan bank. Sumber dana ini memiliki ciri-

    ciri pokok yaitu: jangka waktu penarikannya tetap. Pada

    umumnya jangka waktu jatuh tempo 1 bulan. 3 bulan, 6 bulan, 12

    bulan dan 24 bulan.

    c. Tabungan (Saving Deposit)

    Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya

    dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi

    tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dipersamakan

    dengan itu. Disamping itu sumber dana bank juga berasal dari

    modal sendiri dan sumber lainnya yang tidak termasuk di atas,

    diantaranya: Deposit on Call, Sertifikat Deposito, Call Money,

    KLBI.

    Rumus ini telah digunakan oleh Kasmir (2006: 64) sebagai

    berikut:

  • 26

    6. Pembiayaan Murabahah

    Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

    perbankan (pasal 1) disebutkan bahwa, “pembiayaan berdasarkan

    prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang

    dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

    antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai

    untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu

    tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”.

    Pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah mempunyai lima

    bentuk utama, diantaranya adalah; pembiayaan mudharabah (bagi

    hasil), pembiayaan musyarakah, pembiayaan murabahah, pembiayaan

    salam dan pembiayaan ijarah. Pembiayaan yang paling banyak

    diminati oleh masyarakat adalah pembiayaan murabahah (Muhamad,

    2002:92).

    Menurut Ascarya (2007:164), pembiayaan murabahah adalah

    penjualan barang oleh seseorang kepada pihak lain dengan pengaturan

    bahwa penjual berkewajiban untuk mengungkapkan kepada pembeli

    harga pokok dari barang dan margin keuntungan yang dimasukkan

    kedalam harga jual barang tersebut, pembayaran dapat dilakukan

    secara tunai maupun tangguh.

    Perhitungan pembiayaan murabahah menurut PSAK 102

    (2007) telah diatur penyajian pembiayaan murabahah dalam laporan

    keuangan sebagai berikut; piutang murabahah disajikan sebesar nilai

  • 27

    bersih yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah

    dikurangi penyisihan kerugian piutang. Kemudian margin murabahah

    tangguhan disajikan sebagai pengurang piutang murabahah.

    C. Kerangka Penelitian

    Berdasarkan kerangka teori diatas, maka kerangka pemikiran dalam

    penelitian ini adalah sebagai berikut.

    Gambar 2.1

    Kerangka Model Penelitian

    Variabel independen dalam penelitian ini adalah Return On Asset

    (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF)

    dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang selanjutnya disebut variabel (X1),

    (X2), (X3) dan (X4). Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini

    adalah pembiayaan murabahah yang selanjutnya disebut variabel (Y).

    Berdasarkan kerangka di atas, maka dapat dibuat persamaan sebagai

    berikut:

    Y = β0 + β1X1 + β2 X2 + β3X3 + β4X4 +

    Return On Asset

    (ROA)

    Capital Adequacy

    Ratio(CAR) Pembiayaan

    Murabahah Non Performing

    Financing(NPF)

    Dana Pihak Ketiga

    (DPK)

  • 28

    Dimana: Y = Pembiayaan Murabahah

    X1 = ROA

    X2 = CAR

    X3 = NPF

    X4 = DPK

    = Standar Eror

    D. Hipotesis

    Menurut Sugiyono (2009:96) hipotesis merupakan jawaban

    sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

    penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.Berdasarkan pada

    rumusan masalah, tujuan penelitian, serta kerangka pemikiran yang sudah

    dijelaskan, dapat diambil hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :

    1. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Pembiayaan

    Murabahah

    Agista (2015) melakukan penelitian pada Bank Muamalat

    Indonesia dengan sampel 28 laporan keuangan triwulanan menyatakan

    bahwa ROA berpengaruh positif terhadap pembiayaan murabahah.

    Qolby (2013) melakukan penelitian pada Bank Umum Syariah dengan

    sampel 46 laporan keuangan bulanan menyatakan bahwa ROA

    berpengaruh positif terhadap pembiayaan murabahah. Nurbaya (2013)

    melakukan penelitian pada Bank Muamalat Indonesia dengan sampel

    32 laporan keuangan triwulanan menyatakan bahwa ROA berpengaruh

    positif terhadap pembiayaan murabahah.

  • 29

    Berdasarkan penelitian di atas, penulis mengajukan hipotesis

    sebagai berikut:

    H1: Return On Asset (ROA) mempunyai pengaruh positif dan

    signifikan terhadap pembiayaan murabahah

    2. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Pembiayaan

    Murabahah

    Haqqi (2016) melakukan penelitian pada Bank Umum Syariah

    dengan jumlah sampel 72 laporan keuangan triwulanan menyatakan

    bahwa CAR berpengaruh negatif terhadap proporsi pembiayaan

    murabahah. Reswanda dan Wahyu (2013) melakukan penelitian pada

    BPRS Lantabur Jombang dengan sampel 24 laporan keuangan bulanan

    menyatakan bahwa CAR berpengaruh negatif terhadap pembiayaan.

    Wardiantika dan Kusumaningtias (2014) melakukan penelitian

    pada BUS dengan sampel 48 laporan keuangan triwulanan

    menyatakan bahwa CAR berpengaruh negatif terhadap pembiayaan

    murabahah.

    Berdasarkan penelitian di atas, penulis mengajukan hipotesis

    sebagai berikut:

    H2 : Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh negatif dan

    signifikan terhadap pembiayaan murabahah

  • 30

    3. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Pembiayaan

    Murabahah

    Reswanda dan Wahyu (2013) melakukan penelitian pada BPRS

    Lantabur Jombang dengan sampel 24 laporan keuangan bulanan

    menyatakan bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap pembiayaan.

    Wardiantika dan Kusumaningtias (2014) melakukan penelitian pada

    BUS dengan sampel 48 laporan keuangan triwulanan menyatakan

    bahwa CAR berpengaruh negatif terhadap pembiayaan murabahah.

    Arianti dan Muharam (2012) melakukan penelitian pada Bank Umum

    Syariah dengan sampel 44 laporan keuangan triwulanan menyatakan

    bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap pembiayaan murabahah.

    Wahab (2014) melakukan penelitian pada Bank Umum Syariah di

    Semarang dengan sampel

    Berdasarkan penelitian di atas, penulis mengajukan hipotesis

    sebagai berikut:

    H3 : Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif

    dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah

    4. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan

    Murabahah

    Rimadhani dan Erza (2011) melakukan penelitian pada Bank

    Mandiri Syariah dengan sampel 48 laporan keuangan bulanan

    menyatakan bahwa DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    pembiayaan murabahah. Umiyati dan Ana (2017) melakukan

  • 31

    penelitian pada Bank Umum Syariah dengan sampel 20 laporan

    keuangan triwulanan menyatakan bahwa DPK berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Reswanda dan Wahyu

    (2013) melakukan penelitian pada BPRS Lantabur Jombang dengan

    sampel 24 laporan keuangan bulanan menyatakan bahwa DPK

    berpengaruh positif terhadap pembiayaan.

    Berdasarkan penelitian di atas, penulis mengajukan hipotesis

    sebagai berikut:

    H4: DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan

    murabahah.

  • 32

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    penelitian kuantitatif. Menurut Hermawan (2005: 19), penelitian

    kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang bersifat obyektif,

    mencakup pengumpulan dan analisis data kuantitatif serta menggunakan

    metode pengujian statistik.

    Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder.

    Menurut Bawono (2006: 30), data sekunder adalah data yang diperoleh

    secara tidak langsung atau penelitian arsip yang memuat peristiwa masa

    lalu. Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari data rasio-rasio

    keuangan bank yaitu pembiayaan murabahah, Return On Asset (ROA),

    Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) dan

    Dana Pihak Ketiga (DPK) tahun 2012-2016.

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan pada Bank Umum Syariah yaitu PT. Bank

    Mandiri Syariah, PT. BRI Syariah, PT. Bank Muamalat Indonesia, PT.

    Bank Panin Syariah, PT. Bukopin Syariah, PT BCA Syariah, PT. BNI

    Syariah, PT. Bank Mega Syariah, Bank Victoria Syariah, dan Maybank

    Syariah periode tahun 2012-2016 dengan meneliti laporan keuangan yang

  • 33

    diperoleh dari website Bank Indonesia maupun laporan keuangan dari

    masing-masing bank.

    C. Populasi dan Sampel

    Menurut Sugiono (2012: 119), populasi adalah wilayah generalisasi

    yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

    karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

    kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah

    Bank Umum Syariah di Indonesia hingga tahun 2016 yang berjumlah 13

    bank.

    Menurut Sugiono (2012: 120), sampel adalah sebagian dari jumlah

    dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang diambil pada

    penelitian ini terdiri dari 10 Bank Umum Syariah, yaitu PT. Bank Mandiri

    Syariah, PT. BRI Syariah, PT. Bank Muamalat Indonesia, PT. Bank Panin

    Syariah, PT. Bukopin Syariah, PT BCA Syariah, PT. BNI Syariah, PT.

    Bank Mega Syariah, Bank Victoria Syariah, dan Maybank Syariah.

    Tehnik pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah

    purposive sampling. Hal ini dilakukan dengan cara mengambil subyek

    bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas

    adanya tujuan tertentu. Tehnik purposive sampling yaitu teknik penentuan

    sampel dengan pertimbangan tertentu. Tehnik ini bisa diartikan sebagai

    suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu

    jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel

    dilakukan dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu.Jadi dapat diartikan

  • bahwa purposive sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja

    sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. (Sugiono, 2012: 126).

    Adapun yang menjadi kriteria dalam pengambilan sampel pada

    penelitian ini adalah:

    1. Data yang diteliti adalah data bank yang memiliki prinsip syariah

    2. Bank yang akan diteliti memiliki laporan keuangan yang

    dipublikasikan di website resmi Bank Indonesia.

    3. PT. Bank Mandiri Syariah, PT. BRI Syariah, PT. Bank Muamalat

    Indonesia, PT. Bank Panin Syariah, PT. Bukopin Syariah, PT BCA

    Syariah, PT. BNI Syariah, PT. Bank Mega Syariah, Bank Victoria

    Syariah, dan Maybank Syariah memiliki laporan keuangan pada

    periode tahun 2012-2016 dengan rasio-rasio yang akan dianalisa

    berupa variabel Return On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio

    (CAR), Non Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK)

    dan Pembiayaan Murabahah.

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Data dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dari

    publikasi laporan keuangan perbankan syariah. Dalam laporan keuangan

    tersebut diambil dari website masing-masing bank dengan mengambil

    beberapa variabel rasio keuangan yaitu: pembiayaan murabahah, Return

    On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing

    Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK). Selain itu data-data

    penelitian ini juga berasal dari sumber yang relevan seperti jurnal, buku,

  • 35

    website resmi, dll. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah:

    1. Dokumentasi

    Yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen-

    dokumen atau arsip-arsip yang berkaitan dengan objek penelitian. Data

    yang diperoleh melalui website masing-masing bank yang berupa

    informasi mengenai laporan rasio keuangan bank umum syariah.

    2. Kepustakaan

    Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari

    dan membaca buku, jurnal, majalah, surat kabar, literatur-literatur,

    catatan-catatan, laporan-laporan, internet dan lainnya yang relevan

    dan ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi objek

    penelitian, sehingga menunjang untuk dijadikan referensi. Berbagai

    sumber kepustakaan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat

    secara lengkap dalam daftar pustaka.

    E. Skala Pengukuran

    Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala

    rasio. Data rasio adalah data yang memiliki titik nol absolut. Dengan kata

    lain rasio memiliki semua ciri dari data interval dan ditambah pula

    mempunyai titik nol absolut sebagai titik permulaan (Burhan, 2005: 121).

    F. Definisi Konsep dan Operasional

    Agar penelitian ini dapat terlaksana sesuai yang diharapkan, maka

    perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu

  • penelitian ilmiah yang termuat dalam operasionalisasi variabel penelitian.

    Sesuai dengan penelitian yang dilakukan penulis mengenai pengaruh

    Return On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing

    Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan

    Murabahah, maka terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian

    ini antara lain:

    1. Variabel Dependen/Terikat

    Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pembiayaan

    murabahah. Pembiayaan murabahah adalah jual beli barang pada

    harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam

    pembiayaan murabahah, penjual harus memberi tahu harga produk

    yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai

    tambahannya (Syafi’i, 2001: 164).

    2. Variabel Independen/Bebas

    a) Return On Asset (ROA)

    Return On Asset(ROA) menurut Kasmir (2012:201) adalah

    rasio yang menunjukan hasil (return)atas jumlah aktiva

    yangdigunakan dalam perusahaan. Selain itu, ROA memberikan

    ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena

    menunjukan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva

    untuk memperoleh pendapatan. Analisis ROA mengukur

    kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan

  • 37

    total asset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah

    disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut.

    Rumus ini telah digunakan oleh Toto Prihadi (2008: 68)

    sebagai berikut:

    b) Capital Adequacy Ratio (CAR)

    Kuncoro dan Suhardjono (2011: 248) menyatakan bahwa

    Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan alat analisis yang

    digunakan untuk mengetahui berapa jumlah modal yang memadai

    untuk menunjang kegiatan operasionalnya dan cadangan untuk

    menyerap kerugian yang mungkin terjadi. Rasio ini merupakan

    rasio yang menunjukkan kewajiban penyediaan modal minimum

    yang harus dipertahankan oleh setiap bank sebagai suatu proporsi

    tertentu dari total aktiva tertimbang menurut risiko.

    Rumus ini telah digunakan oleh Kuncoro dan Suhardjono

    (2011: 248) yaitu:

    c) Non Performing Financing (NPF)

    Menurut Rimadhani (2012: 9), Non Performing Financing

    (NPF) adalah rasio antara pembiayaan yang bermasalah dengan

    total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah. Berdasarkan

    kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia kategori yang

  • termasuk dalam NPF adalah pembiayaan kurang lancar,

    diragukan dan macet.

    Rumus ini telah digunakan oleh Rimadhani (2012: 9)

    sebagai berikut :

    d) Dana Pihak Ketiga (DPK)

    Menurut Kasmir (2006: 64), DPK merupakan dana yang

    dihimpun oleh bank yang berasal dari masyarakat yang kemudian

    dikelola oleh bank dalam bentuk simpanan seperti rekening giro,

    rekening tabungan, dan rekening tabungan untuk kemudian

    diusahakan kembali dengan cara disalurkan ke masyarakat.

    Rumus ini telah digunakan oleh Kasmir (2006: 64) sebagai

    berikut:

    Tabel 3.1

    Definisi Operasional dan Indikator Penelitian

    No Variabel Konsep Indikator Skala

    1 Pembiayaan

    Murabahah

    Jual beli barang

    pada harga asal

    dengan

    tambahankeuntung

    an yang disepakati

    (Ascaraya, 2007:

    164)

    Pembiayaan murabahah

    (Ascaraya, 2007: 164)

    Nominal

    2 ROA Rasio kinerja bank

    untuk mengukur

    kemampuan

    manajemen bank

    dalam memperoleh

    Rasio

  • 39

    laba secara

    keseluruhan

    Kasmir (2012:201)

    (Toto Prihadi, 2008: 68)

    3 CAR Rasio kinerja bank

    untuk mengukur

    kecukupan modal

    yang dimiliki bank

    untuk menunjang

    aktiva yang

    mengandung atau

    menghasilkan

    resiko

    (Dendawijaya,

    2009: 121)

    (Dendawijaya, 2009: 121)

    Rasio

    4 NPF Rasio antara

    pembiayaan yang

    bermasalah dengan

    total pembiayaan

    yang disalurkan

    oleh bank syariah

    (Rimadhani, 2012:

    9)

    (Rimadhani, 2012: 9)

    Rasio

    5 DPK Dana yang

    dihimpun oleh

    bank yang berasal

    dari masyarakat,

    yang terdiri dari

    giro, tabungan dan

    deposito. (Kasmir,

    2006: 64)

    (Kasmir, 2006: 64)

    Nominal

    G. Teknik Analisis

    1. Uji Stasioneritas

    Uji stasioneritas merupakan tahap yang paling penting dalam

    menganalisis data time series untuk melihat ada tidaknya unit root

    yang terkandung diantara variabel sehingga hubungan antar variabel

  • dalam persamaan menjadi valid. Dasar pengambilan keputusan ini

    adalah unit root test (Kasiran, 2010:71).

    2. Statistik Deskriptif

    Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi

    suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

    variasi, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan swekness

    (kemencengen distribusi) (Ghozali, 2013: 19).

    3. Uji Asumsi Klasik

    Sebelum dilakukan pengujian regresi linier berganda terhadap

    hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu

    pengujian untuk mengetahui ada tidaknya pelanggaran terhadap

    asumsi-asumsi klasik. Hasil pengujian hipotesis yang baik adalah

    yang tidak melanggar asumsi-asumsi klasik yang mendasari model

    regresi linier berganda. Asumsi-asumsi dalam penelitian ini yaitu

    sebagai berikut :

    a. Uji Multikoloniearitas

    Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah

    model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

    (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

    korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen

    saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

    Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai

    korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Jika

  • 41

    antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi

    (umumnya di atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi

    adanya multikolonieritas (Ghozali, 2013: 105).

    Selain itu multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai

    tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF) tolerance

    mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang

    tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai

    tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi. Nilai cutoff

    yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

    multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan

    nilai VIF ≥ 10.

    b. Uji Autokorelasi

    Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

    model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu

    pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t

    sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang

    beruntun sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali,

    2013: 110).

    c. Uji Heteroskedastisitas

    Menurut Bawono (2006: 133) heteroskedastisitas terjadi

    apabila varian dari variabel pengganggu tidak sama untuk

    observasi, akibat yang timbul apabila terjadi heteroskedastisitas

    adalah penaksir tidak bias tetapi tidak efisien lagi baik dalam

  • sampel besar maupun kecil, serta uji Ttestdan ujiFtest akan

    menyebabkan kesimpulan yang salah.

    d. Uji Normalitas

    Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

    model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki

    distribusi normal. Seperti diketehui uji T dan F mengasumsikan

    bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi

    ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah

    sampel kecil (Ghozali, 2013: 160).

    e. Uji Linieritas

    Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model

    yang digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang

    digunakan dalam suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linear,

    kuadrat atau kubik. Dengan uji linearitas akan diperoleh

    informasi apakah model empiris sebaiknya linear, kuadrat atau

    kubik. Ada beberapa uji yang dapat dilakukan yaitu uji durbin

    watson, ramsey test, uji lagrange multiplier (Ghozali, 2013:

    166).

    4. Analisis Regresi Linier Berganda

    Analisis ini digunakan untuk menganalisa data yang bersifat

    multivariate. Analisis digunakan untuk meramalkan nilai variabel

    dependen (Y), dengan variabel independen yang lebih dari satu

    (minimal dua), sehingga analisa regresi berganda sering disebut

    dengan analisis multivariate karena variabel yang mempengaruhi naik

  • 43

    turunnya variabel dependen (Y) lebih dari satu variabel independen

    (X), dengan kondisi variabel independen (X) ketika mempengaruhi

    variabel dependen (Y) bervariasi bisa positif dan bisa negatif (Bawono,

    2006:84).

    Rumus analisis regresi berganda:

    Y = β0 + β1X1 + β2 X2 + β3X3 + β4X4 +

    Dimana: Y = Pembiayaan Murabahah

    X1 = ROA

    X2 = CAR

    X3 = NPF

    X4 = DPK

    = Standar Eror

    5. Uji Statistik

    a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

    Menurut Ghozali (2013: 97), uji R2digunakan untuk

    mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam

    menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 berkisar antara 0

    sampai 1, jika nilainya mendekati 1 maka semakin baik. Setiap

    tambahan satu variabel maka nilai R2akan meningkat tanpa

    mempertimbangkan apakah variabel independen tersebut

    berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen,

    sehingga disarankan menggunakan nilai adjusted R2 pada saat

    mengevaluasi.

  • Menurut Bawono (2006: 92), ciri-ciri nilai R2 adalah:

    1) Besarnya nilai koefisien determinasi terletak antara 0 sampai

    1, jadi nilai R2terletak antara 0 < R

    2< 1.

    2) Nilai nol menunjukkan tidak adanya hubungan antara variabel

    Independen dengan variabel dependen.

    3) Sedangkan nilai 1 menunjukkan adanya hubungan yang

    sempurna antara variabel independen dengan dependen.

    4) Menghitung koefisien determinasi (R2) untuk menilai

    besarnya sumbangan atau konstribusi variabel independen

    (X1,2,3,4) terhadap variabel dependen (Y).

    b. Uji Ttest (Uji Secara Individu)

    Menurut Bawono (2006: 89), Uji Ttest digunakan untuk

    melihat tingkat signifikansi variabel independen mempengaruhi

    variabel dependen secara individu atau sendiri-sendiri.

    Pengujian ini dilakukan secara parsial atau individu, dengan

    menggunakan uji t statistik untuk masing-masing variabel bebas,

    dengan tingkat kepercayaan tertentu. Hipotesis yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah:

    a) Ho : β1 = 0 artinya variabel independen tidak berpengaruh

    positif dan signifikan terhadap variabel dependen.

    b) Ha : β1 = 0 artinya variabel independen berpengaruh positif

    dan signifikan terhadap variabel dependen.

  • 45

    Dasar pengambilan keputusan dapat dilihat dengan

    melihat nilai signifikansinya apakah lebih atau kurang dari 5%

    (Bawono, 2006: 91).

    c. Uji Ftest(Uji Secara Serempak)

    Uji Ftest menunjukkan apakah semua variabel independen

    yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

    bersama-bersama terhadap variabel dependen (Ghazali, 2013: 98).

    Kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut:

    1) Probabilitas kurang dari nilai signifikan (Sig 0,05), maka

    hipotesis diterima karena menunjukkan bahwa secara simultan

    variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap

    variabel dependen.

    2) Profitabilitas lebih dari nilai signifikan (Sig 0,05), maka

    hipotesis ditolak karena menunjukkan bahwa secara simultan

    variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan

    terhadap variabel dependen.

    H. Alat Analisis Data

    Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi

    linier berganda. Analisis ini digunakan untuk meramalkan nilai variabel

    dependen (Y), dengan variabel independen yang lebih dari satu (minimal

    dua), sehingga analisa regresi berganda sering disebut dengan analisis

    multivariate karena variabel yang mempengaruhi naik turunnya variabel

    dependen (Y) lebih dari satu variabel independen (X), dengan kondisi

  • variabel independen (X) ketika mempengaruhi variabel dependen (Y)

    bervariasi bisa positif dan bisa negatif (Bawono, 2006: 84).

    Rumus analisis regresi berganda:

    Y = β0 + β1X1 + β2 X2 + β3X3 + β4X4 +

    Dimana: Y = Pembiayaan Murabahah

    X1 = ROA

    X2 = CAR

    X3 = NPF

    X4 = DPK

    = Standar Eror

    Data diolah dengan menggunakan Eviews 7 yang merupakan

    sebuah program komputer statistik yang berfungsi untuk membantu dalam

    memproses data-data statistik secara cepat dan tepat, serta menghasilkan

    berbagai output yang dikehendaki oleh para pengambil keputusan.

  • 47

    BAB IV

    ANALISIS DATA

    A. Deskripsi Objek Penelitian

    Data pada penelitian ini terdiri dari sepuluh Bank Umum Syariah di

    Indonesia yang berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan

    terdiri atas PT. Bank Mandiri Syariah, PT. BRI Syariah, PT. Bank

    Muamalat Indonesia, PT. Bank Panin Syariah, PT. Bukopin Syariah, PT

    BCA Syariah, PT. BNI Syariah, PT. Bank Mega Syariah, Bank Victoria

    Syariah, dan Maybank Syariah. Data ini terdiri dari laporan keuangan

    tahunan dari masing-masing bank dengan mengambil beberapa rasio yaitu

    pembiayaan murabahah, Return On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio

    (CAR), Non Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK)

    pada periode 2012 sampai dengan 2016. Maka data sekunder tersebut

    diperoleh sebanyak 50 data observasi.

    B. Analisis Data

    1. Uji Stasioneritas

    Uji stasioneritas merupakan tahap yang paling penting dalam

    menganalisis data time series untuk melihat ada tidaknya unit root

    yang terkandung diantara variabel sehingga hubungan antar variabel

    menjadi valid (Kasiran, 2009:71). Pengujian ada tidaknya unit root

    dengan metode AD Fisher Chi-Square pada variabel penelitian

    memperoleh hasil sebagai berikut:

  • Tabel 4.1

    Hasil pengujian Unit Root Test pada level

    VARIABEL PROBABILITY KETERANGAN

    ROA 0.0000 STASIONER

    CAR 0.2370 TIDAK STASIONER

    NPF 0.0136 TIDAK STASIONER

    DPK 0.9910 TIDAK STASIONER

    Pembiayaan

    Murabahah

    0.0001 STASIONER

    Sumber: Hasil olah data dengan eviews, 2017

    Dari hasil pengujian pada tabel 4.1masih terdapat tiga variabel

    yang belum stasioner pada level, pengujian unit root dilanjutkan pada

    tingkat first difference. Hasil pengujian pada first difference dapat

    dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:

    Tabel 4.2

    Hasil Pengujian Unit Root Test Pada 1st Difference

    VARIABEL PROBABILITY KETERANGAN

    CAR 0.0000 STASIONER

    NPF 0.0000 STASIONER

    DPK 0.0000 STASIONER Sumber: Hasil olah data dengan eviews, 2017

    Pengujian pada unit root test pada level menunjukkan variabel

    ROA dan pembiayaan murabahah yang telah stasioner, sedangkan tiga

    variabel lainnya belum stasioner. Maka dilanjutkan dengan unit root

    test 1st difference dengan hasil lima variabel yang terdiri dari ROA,

    CAR, NPF, DPK dan pembiayaan murabahah telah stasioner. Dengan

    demikian seluruh variabel akan diestimasi sesuai dengan tingkat

    stasioner masing-masing variabel.

  • 49

    2. Statistik Deskriptif

    Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu

    data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

    maksimum, min imum, sum, range, kurtosis dan swekness. Statistic

    deskripsi yang dilakukan sebagai upaya untuk menggali deskripsi data

    yang berhasil dihimpun sehingga diperoleh gambaran mengenai

    karakteristik objek dari data tersebut (Ghozali, 2013: 19).

    Berikut adalah deskripsi tingkat pembiayaan murabahah Bank

    Umum Syariah periode 2012-2016:

    Tabel 4.3

    Uji statistik deskriptif

    PEMBIAYAAN_MURABAHAH ROA CAR NPF DPK

    Mean 10055.54 0.010220 0.217120 0.025436 26283.66

    Median 3128.500 0.008400 0.162700 0.027300 7422.000

    Maximum 77549.00 0.361000 0.638900 0.049300 279335.0

    Minimum 237.0000 -0.201300 0.111000 0.000000 646.0000

    Std. Dev. 16180.40 0.061535 0.127313 0.015267 51109.43

    Skewness 2.558748 2.874320 1.927172 -0.161803 3.816249

    Kurtosis 9.322280 25.08213 6.003809 1.850352 17.94047

    Jarque-Bera 137.8333 1084.723 49.74757 2.971689 586.4014

    Probability 0.000000 0.000000 0.000000 0.226311 0.000000

    Sum 502777.0 0.511000 10.85600 1.271800 1314183.

    Sum Sq. Dev. 1.28E+10 0.185543 0.794224 0.011421 1.28E+11

    Observations 50 50 50 50 50

    Sumber: Hasil olah data dengan eviews, 2017

    Pada tabel 4.3menunjukkan jumlah data observasi (n) ada 50

    data, dari 50 data pembiayaan murabahah terkecil (minimum) sebesar

    237 milyar merupakan pembiayaan murabahah dari bank Victoria

    Syariah pada tahun 2016 sedangkan pembiayaan murabahah terbesar

    (maximum) sebesar 77549 milyar merupakan pembiayaan murabahah

  • dari Bank Mandiri Syariah pada tahun 2012 rata-rata pembiayaan

    murabahah bank umum syariah adalah 10.055 milyar dengan standar

    deviasi 161,8%.

    Rata-rata ROA sebesar 0,9% tingkat rasio ROA terendah sebesar

    -0,04% dari Bank Mandiri Syariah tahun 2014 dan ROA tertinggi

    adalah 3,48% dari Bank Panin Syariah tahun 2012. Rata-rata CAR

    sebesar 18,35%, tingkat rasio CAR terendah sebesar 11,1% dari Bank

    Bukopin Syariah tahun 2013 dan CAR tertinggi adalah 36,7% dari

    Bank BCA Syariah tahun 2016.

    Sedangkan rata-rata NPF sebesar 2,2% tingkat rasio NPF

    terendah sebesar 0,1% dari Bank BCA Syariah tahun 2012 sampai 2014

    dan NPF tertinggi adalah 4,85% dari Bank Muamalat Indonesia tahun

    2014. Rata-rata DPK sebesar 21.644 milyar, tingkat rasio DPK terendah

    sebesar 646 milyar dari Bank Victoria Syariah tahun 2012 dan DPK

    tertinggi adalah 279.335 milyar dari Maybank Syariah tahun 2016.

    3. Uji Asumsi Klasik

    a. Uji Multikolonieritas

    Uji multikolonearitas bertujuan untuk menguji apakah

    model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

    (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

    korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2013: 105).

    Adapun hasil uji multikolonearitas tersaji dalam tabel berikut ini:

  • 51

    Tabel 4.4

    Tabel hasil uji multikolonieritas

    Variance Inflation Factors

    Date: 10/01/17 Time: 22:20

    Sample: 1 50

    Included observations: 50 Coefficient Uncentered Centered

    Variable Variance VIF VIF ROA 2.35E+09 2.073358 1.742889

    CAR 5.21E+08 7.577167 1.909691

    NPF 3.05E+10 6.159104 1.607106

    DPK 0.002364 1.774203 1.397161

    C 55503968 12.81306 NA

    Sumber: Hasil olah data dengan eviews, 2017

    Dari hasil uji multikolinieritas di atas, dapat dilihat tabel

    kolom Centered VIF yang dari keempat variabel tidak ada yang

    lebih besar dari 5 maka dapat dikatakan tidak terjadi

    multikolinieritas pada keempat variabel bebas tersebut (Mansuri:

    2016: 33).

    Berdasarkan syarat asumsi klasik regresi linier dengan

    OLS, maka model regresi linier yang baik adalah yang terbebas

    dari adanya multikolinieritas. Dengan demikian, model di atas

    telah terbebas dari adanya multikolinieritas.

    b. Uji Autokorelasi

    Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

    model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu

    pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t

    sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntun

    sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2013:

    110).

  • Tabel 4.5

    Hasil uji autokorelasi

    Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.861025 Prob. F(2,37) 0.1698

    Obs*R-squared 4.021660 Prob. Chi-Square(2) 0.1339

    Test Equation:

    Dependent Variable: RESID

    Method: Least Squares

    Date: 09/30/17 Time: 22:00

    Sample: 1 48

    Included observations: 44

    Presample and interior missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ROA -9501.825 31519.18 -0.301462 0.7648

    CAR 692.9124 15003.50 0.046183 0.9634

    NPF 20980.37 115972.5 0.180908 0.8574

    DPK 0.032010 0.082391 0.388513 0.6999

    C -553.0887 5135.091 -0.107708 0.9148

    RESID(-1) 0.048906 0.185157 0.264136 0.7931

    RESID(-2) 0.439123 0.320613 1.369635 0.1791 R-squared 0.091401 Mean dependent var 5.79E-13

    Adjusted R-squared -0.055939 S.D. dependent var 8342.779

    S.E. of regression 8572.947 Akaike info criterion 21.09552

    Sum squared resid 2.72E+09 Schwarz criterion 21.37937

    Log likelihood -457.1015 Hannan-Quinn criter. 21.20079

    F-statistic 0.620342 Durbin-Watson stat 1.312485

    Prob(F-statistic) 0.712700

    Sumber: Hasil olah data dengan eviews, 2017

    Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa Nilai Prob. F hitung

    sebesar 0,1698 yang lebih besar dari tingkat alpha 0,05 (5%)

    sehingga tidak terjadi autokorelasi (Mansuri: 2016: 35).

    c. Uji Heteroskedastisitas

    Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

    model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

    pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual

    satu pengamat ke pengamat lain tetap, maka disebut

  • 53

    Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.

    Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak

    terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013: 139). Uji

    heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan metode uji

    glejser. Berikut adalah hasil uji glejser:

    Tabel 4.6

    Hasil Uji Glejser

    Heteroskedasticity Test: Glejser F-statistic 2.051972 Prob. F(4,45) 0.1031

    Obs*R-squared 7.713036 Prob. Chi-Square(4) 0.1027

    Scaled explained SS 10.93575 Prob. Chi-Square(4) 0.0273

    Test Equation:

    Dependent Variable: ARESID

    Method: Least Squares

    Date: 10/01/17 Time: 22:28

    Sample: 1 50

    Included observations: 50 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 11194.85 5183.837 2.159568 0.0362

    ROA 22160.37 33759.58 0.656417 0.5149

    CAR -11582.49 15878.89 -0.729427 0.4695

    NPF -93432.43 121472.3 -0.769167 0.4458

    DPK 0.086716 0.033833 2.563088 0.0138 R-squared 0.154261 Mean dependent var 9129.191

    Adjusted R-squared 0.079084 S.D. dependent var 10670.87

    S.E. of regression 10240.24 Akaike info criterion 21.40068

    Sum squared resid 4.72E+09 Schwarz criterion 21.59188

    Log likelihood -530.0169 Hannan-Quinn criter. 21.47349

    F-statistic 2.051972 Durbin-Watson stat 0.775184

    Prob(F-statistic) 0.103089

    Sumber: Hasil olah data dengan eviews, 2017

    Keputusan terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas pada

    model regresi linier adalah dengan melihat Nilai Prob. F-statistic

    (F hitung). Apabila nilai Prob. F hitung lebih besar dari tingkat

    alpha 0,05 (5%) maka H0 diterima yang artinya tidak terjadi

  • heteroskedastisitas, sedangkan apabila nilai Prob. F hitung lebih

    kecil dari dari tingkat alpha 0,05 (5%) maka H0 ditolak yang

    artinya terjadi heteroskedastisitas (Mansuri: 2016: 43).

    Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai Prob. dari F hitung

    0,1031 lebih besar dari tingkat alpha 0,05 maka dapat

    disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.

    d. Uji Normalitas

    Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

    model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

    distribusi normal, Seperti diketehaui uji t dan F mengasumsikan

    bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini

    dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah

    sampel kecil (Ghozali, 2013: 160). Berikut adalah hasil dari uji

    normalitas:

    Sumber: Hasil olah data dengan eviews, 2017

    Gambar 4.1

    Uji Normalitas

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    -20000 -10000 0 10000 20000 30000 40000 50000

    Series: ResidualsSample 1 50Observations 50

    Mean -2.91e-13Median -3330.719Maximum 50816.06Minimum -19125.69Std. Dev. 13097.17Skewness 2.059800Kurtosis 7.277633

    Jarque-Bera 73.47761Probability 0.000000

  • 55

    Keputusan terdistribusi normal tidaknya residual secara

    sederhana dengan membandingkan nilai Probabilitas JB (Jarque-

    Bera) hitung dengan tingkat alpha 0,05 (5%). Apabila Prob. JB

    hitung lebih