return on asset (roa), dewan direksi, komisaris ...repository.umrah.ac.id/2186/1/risalah adzani...

20
1 Pengaruh Return On Asset (ROA), Dewan Direksi, Komisaris Independen, Komite Audit, Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Listing di BEI Tahun 2013-2016 Risalah Azani Minarsy 1 Inge Lengga Sari Munthe 2 Asri Eka Ratih SE 3 Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Manajemen Laba merupakan salah satu media untuk mempergunakan peluang yang ada dalam prinsip akuntansi untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan dan mensejahterakan para pemegang sahamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh return on asset, dewan direksi, komisaris independen, komite audit, ukuran perusahaan dan leverage terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang listing di BEI tahun 2013-2016. Metode pengumpulan sampel penelitian ini adalah purposive sampling dan didapatkan 22 sampel yang memenuhi kriteria dari 66 perusahaan yang menjadi data observasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Dewan direksi, komisaris independen, komite audit, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan return on asset dan leverage berpengaruh terhadap manajemen laba. Kata kunci : Manajemen Laba, Return On Asset, Dewan Direksi, Komisaris Independen, Komite Audit, Ukuran Perusahaan, dan Leverage. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Manajemen laba dianggap sebagai suatu tindakan oportunistik yang dapat dilakukan oleh manajer untuk memaksimalkan kepentingannya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan biaya politik, sehingga manajer perusahaan lebih mengetahui informasi internal perusahaan dibandingkan dengan pemegang saham. Sebagai pengelola, manajer perusahaan berkewajiban memberikan informasi yang benar kepada para pengguna laporan keuangan. Akan tetapi, informasi-informasi yang disampaikan terhadap para pengguna laporan keuangan terkadang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Pada penelitian Madli (2014) yang telah meneliti pengaruh ukuran perusahaan, return on asset, debt to equity ratio, terhadap manajemen laba pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012, menunjukkan bahwa Return On Asset berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Menurut Taco & Ilat (2016), hasil penelitian yang telah diteliti menunjukkan bahwa dewan direksi dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Sementara earning power, komisaris

Upload: others

Post on 10-Jan-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

Pengaruh Return On Asset (ROA), Dewan Direksi, Komisaris Independen,

Komite Audit, Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Manajemen

Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang

Listing di BEI Tahun 2013-2016

Risalah Azani Minarsy1

Inge Lengga Sari Munthe2

Asri Eka Ratih SE3

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali

Haji

ABSTRAK

Manajemen Laba merupakan salah satu media untuk mempergunakan peluang

yang ada dalam prinsip akuntansi untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan dan

mensejahterakan para pemegang sahamnya. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh return on asset, dewan direksi, komisaris independen,

komite audit, ukuran perusahaan dan leverage terhadap manajemen laba pada

perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang listing di BEI tahun

2013-2016. Metode pengumpulan sampel penelitian ini adalah purposive

sampling dan didapatkan 22 sampel yang memenuhi kriteria dari 66 perusahaan

yang menjadi data observasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis regresi berganda. Dewan direksi, komisaris independen, komite

audit, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Sedangkan return on asset dan leverage berpengaruh terhadap manajemen laba.

Kata kunci : Manajemen Laba, Return On Asset, Dewan Direksi, Komisaris

Independen, Komite Audit, Ukuran Perusahaan, dan Leverage.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Manajemen laba dianggap sebagai suatu tindakan oportunistik yang dapat

dilakukan oleh manajer untuk memaksimalkan kepentingannya dalam

menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan biaya politik, sehingga

manajer perusahaan lebih mengetahui informasi internal perusahaan dibandingkan

dengan pemegang saham. Sebagai pengelola, manajer perusahaan berkewajiban

memberikan informasi yang benar kepada para pengguna laporan keuangan. Akan

tetapi, informasi-informasi yang disampaikan terhadap para pengguna laporan

keuangan terkadang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

Pada penelitian Madli (2014) yang telah meneliti pengaruh ukuran

perusahaan, return on asset, debt to equity ratio, terhadap manajemen laba pada

perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2008-2012, menunjukkan bahwa Return On Asset berpengaruh signifikan

terhadap manajemen laba. Menurut Taco & Ilat (2016), hasil penelitian yang telah

diteliti menunjukkan bahwa dewan direksi dan ukuran perusahaan berpengaruh

signifikan terhadap manajemen laba. Sementara earning power, komisaris

2

independen dan komite audit tidak berpengaruh positif terhadap manajemen laba.

Yatulhusna (2015) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa profitabilitas,

leverage, dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

Sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen

laba.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar

dan kimia yang listing di Bursa Efek Indonesia. Pada penelitian ini yang

merupakan variabel dependen adalah manajemen laba. Dan variabel independen

yang akan diteliti adalah return on asset, dewan direksi, komisaris independen,

komite audit, ukuran perusahaan dan leverage.

Objek penelitian ini seluruh perusahaan manufaktur sektor industri dan

kimia yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2016. Dari

uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada manajemen

perusahaan untuk mengetahui “Pengaruh Return On Asset (ROA), Dewan

Direksi, Komisaris Independen, Komite Audit, Ukuran Perusahaan dan

Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor

Industri Dasar dan Kimia yang Listing di BEI Tahun 2013-2016”

KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Manajemen Laba (Earning Management)

Scott (2012:423) dalam (Dian Agustia, 2013) mendefinisikan manajemen

laba sebagai berikut “Given that managers can choose accounting policies from a

set (for example, GAAP), it is natural to ex pect that they will choose policies so

as to maximize their own utility and/or the market value of the firm”. Dari definisi

tersebut manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer

dari standar akuntansi yang ada dan secara alamiah dapat memaksimumkan

utilitas mereka dan atau nilai pasar perusahaan.

Bentuk-bentuk Manajemen Laba

Bentuk-bentuk pengaturan laba yang dikemukakan oleh Scott (2003: 383)

dalam (Rachmawati, 2014), yaitu:

1. Taking a Bath

2. Income Minimization

3. Income Maximization

4. Income Smoothing

5. Timing Revenue dan Expenses Recognation

Motivasi Manajemen Laba

Menurut Scott (2003: 377) dalam (Rachmawati, 2014), motivasi manajemen

melakukan tindakan pengaturan laba adalah sebagai berikut:

1. Rencana Bonus

2. Kontrak Utang Jangka Panjang (Debt Covenant)

3. Motivasi Politis

4. Motivasi Perpajakan

5. Pergantian Direksi

6. Penawaran Perdana (Initial Public Offering)

3

Teknik Manajemen Laba Teknik dan pola manajemen laba dapat dilakukan dengan tiga teknik, yaitu:

1. Perubahan Metode Akuntansi

Metode akuntansi memberikan peluang bagi manajemen untuk mencatat

suatu fakta tertentu dengan cara yang berbeda, misalnya:

a) Mengubah metode depresiasi aset tetap dari metode jumlah angka

tahun (sum of the year digit) ke metode depresiasi garis lurus

(straight line).

b) Mengubah periode depresiasi.

2. Memainkan Kebijakan Perkiraan Akuntansi

Manajemen mempengaruhi laporan keuangan dengan cara memainkan

judgment (kebijakan) perkiraan akuntansi. Hal tersebut memberikan

peluang bagi manajemen untuk melibatkan subyektivitas dalam menyusun

estimasi, misalnya:

a) Kebijakan mengenai perkiraan jumlah piutang tidak tertagih

b) Kebijakan mengenai perkiraan biaya garansi

c) Kebijakan mengenai perkiraan terhadap proses pengadilan yang

belum terputuskan.

3. Menggeser periode biaya atau pendapatan

Manajemen menggeser periode biaya atau pendapatan (sering disebut

manipulasi keputusan operasional), misalnya:

a) Mempercepat/menunda pengeluaran untuk penelitian dan

pengembangan sampai periode akuntansi berikutnya.

b) Mempercepat/menunda pengeluaran promosi sampai periode

berikutnya.

c) Kerjasama dengan vendor untuk mempercepat/menunda pengiriman

tagihan sampai periode akuntansi berikutnya.

d) Menjual investasi sekuritas untuk memanipulasi tingkat laba.

e) Mengatur saat penjualan aset tetap yang sudah tidak terpakai.

Return On Asset (ROA)

Nur Aminah (2016) dalam Oldy Brotoseno (2017) menyatakan Return On

Asset (ROA) yang merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen

dalam mengelola aktiva untuk menghasilkan laba. ROA digunakan dengan

membandingkan laba setelah pajak dengan total asset.

Dewan Direksi

Menurut Warsono (2010:55) pengertian dewan direksi adalah organ

perusahaan yang memiliki fungsi utama memberi perhatian secara

bertanggungjawab (oversight function ) terhadap penerapan corporate governance

dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

Komisaris Independen

Warsono (2010:107) menyatakan bahwa komisaris independen berfungsi

sebagai penasehat yang memilik saran, pendapat dan masukan dalam rangka

pencapaian tujuan perusahaan.

4

Komite Audit

Komite audit adalah subpanitia dari board of director yang terdiri atas

direktur independen dari luar. Komite audit mempunyai tanggung jawab

pengawasan untuk pelaporan luar perusahaan; pemonitoran resiko dan proses

pengendalian; dan baik fungsi audit internal dan eksternal (Tunggal 2013: 242).

Keberadaan komite audit dapat meningkatkan pengawasan terhadap laporan

keuangan yang dibuat oleh manajer.

Ukuran Perusahaan

Menurut Istiqarah (2012), ukuran perusahaan merupakan fungsi dari

ketepatan pelaporan keuangan karena semakin besar suatu perusahaan maka

perusahaan akan melaporkan laporan keuangan yang telah diaudit semakin cepat

karena perusahaan memiliki banyak sumber informasi dan memiliki sistem

pengendalian intern perusahaan yang baik sehingga dapat mengurangi tingkat

kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam

melakukan audit laporan keuangan.

Leverage

Leverage merupakan rasio yang terdapat pada laporan keuangan yang dapat

mengetahui seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang dengan kemampuan

perusahaan yang digambarkan oleh modal, atau dapat juga menunjukan beberapa

bagian aset yang digunakan untuk menjamin hutang (Nugroho, 2011). Perusahaan

yang mempunyai rasio leverage tinggi, berpengaruh dalam melakukan praktik

manajemen laba karena perusahaan terancam default, yaitu tidak dapat memenuhi

kewajiban pembayaran hutang pada waktunya.

Teori Keagenan

Landasan teori dalam penelitian ini yaitu Teori Agensi. Berdasarkan teori

yang diungkapkan oleh Jansen dan Meckling (1976) dalam (Novita, 2016), yaitu

suatu perusahaan akan memiliki hubungan agensi ketika satu orang atau lebih

(principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa. Teori

agensi digunakan untuk menjelaskan hubungan antara pemilik perusahaan atau

pemegang saham (principal) dengan manajemen (agent) sebagai pengelola

kekayaan perusahaan serta pihak yang menyusun laporan keuangan.

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh Return On Asset Terhadap Manajemen Laba

ROA merupakan rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba dari aset yang digunakan (Suharno, 2016).

Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan kemampuan

atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aset yang dimiliki untuk

menghasilkan laba. Semakin tinggi ROA semakin tinggi pula kemampuan

perusaan untuk menghasilkan laba. Pada penelitian terdahulu, menurut Madli

(2014) menemukan bahwa return on asset berpengaruh terhadap manajemen laba.

H1: Diduga Return On Asset Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba.

5

Pengaruh Dewan Direksi Terhadap Manajemen Laba

Dewan direksi bertanggung jawab penuh atas segala bentuk operasional

dan kepengurusan perusahaan dalam rangka melaksanakan kepentingan-

kepentingan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dewan direksi juga

bertanggung jawab terhadap urusan perusahaan dengan pihak–pihak eksternal.

Pada penelitian terdahulu, menurut Taco & Ilat (2016) menemukan bahwa dewan

direksi berpengaruh terhadap manajemen laba.

H2: Diduga Dewan Direksi Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba.

Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Manajemen Laba

Komisaris independen berperan penting dalam mengelola perusahaannya,

termasuk dalam memonitoring kegiatan perusahaan. Selain itu, komisaris

independen juga bertugas untuk mengawasi dewan direksi perusahaan dalam

mencapai kinerjanya serta memberikan arahan kepada direksi mengenai

penyimpangan pengelolaan usaha yang tidak sesuai dengan arah yang ingin

dituju. Pada penelitian terdahulu, menurut Ardiansyah (2014) menemukan bahwa

komisaris independen berpengaruh terhadap manajemen laba.

H3: Diduga Komisaris Independen Berpengaruh Terhadap Manajemen

Laba.

Pengaruh Komite Audit Terhadap Manajemen Laba

Sebuah komite audit merupakan solusi yang tepat untuk mengurangi biaya

keagenan sesuai dengan pernyataan Alchain dan Demsetz; Fama dan Jensen

dalam penelitian Kusuma (2012) yang menyatakan bahwa teori keagenan

mengemukakan moral hazard yang melekat dalam prinsipal dan agen dapat

menimbulkan biaya keagenan (agency cost). Sehingga dengan adanya komite

audit yang efektif, mampu meningkatkan kualitas dan kredibilitas laporan

keuangan tahunan yang telah diaudit dan membantu dewan direksi dalam

memajukan kepentingan pemegang saham. Pada penelitian Yendrawati (2017)

menemukan bahwa komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba.

H4: Diduga Komite Audit Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba.

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba

Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya

perusahaan (Taures, 2011). Besarnya ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam

total aset, penjualan dan kapitalisasi pasar. Oleh karena itu, semakin besar

perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi untuk memenuhi

kebutuhan para pemegang kepentingan perusahaan tersebut. Pada penelitian

terdahulu, menurut Taco & Ilat (2016) menemukan bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh terhadap manajemen laba.

H5: Diduga Ukuran Perusahaan Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba.

Pengaruh Leverage Terhadap Manajemen Laba

Perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinggi menggambarkan

bahwa liabilitas yang dimiliki perusahaan lebih besar dibandingkan dengan aset

yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi tingkat rasio leverage suatu perusahaan

maka semakin tinggi pula risiko yang akan dihadapi perusahaan tersebut. Investor

6

akan lebih memilih perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang lebih rendah

(Yatulhusna, 2015). Pada penelitian terdahulu, menurut Yatulhusna (2015)

menemukan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

H6: Diduga Leverage Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba.

Pengaruh Return On Asset (ROA), Dewan Direksi, Komisaris Independen,

Komite Audit, Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Manajemen

Laba Berdasarkan dugaan seluruh hipotesis, maka dapat dikatakan bahwa secara

simultan seluruh variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen

dengan hipotesis sebagai berikut:

H7: Return On Asset (ROA), Dewan Direksi, Komisaris Independen, Komite

Audit, Ukuran Perusahaan dan Leverage Berpengaruh Terhadap

Manajemen Laba.

METODE PENELITIAN

Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel dependen

(terikat), yaitu variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel

independen. Dan variabel independen (bebas) yaitu variabel yang menjelaskan

atau mempengaruhi variabel lain. Berikut definisi operasional dari masing masing

variabel tersebut:

Variabe1 Dependen Pada dasarnya, definisi operasional manajemen laba adalah potensi

penggunaan manajemen akrual dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi

(Riahi & Belkaoui, 2011 : 201) dalam Fery Kurniawan (2017). Dechow et al.

(dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007 : 11) dalam Fery Kurniawan (2017)

menyebutkan bahwa penggunaan discretionary accruals sebagai proksi

manajemen laba dihitung dengan menggunakan Modified Jones Model karena

model ini dianggap lebih baik di antara model lain untuk mengukur manajemen

laba.

TAC= NIit – CFOit

Nilai total accrual (TA) yang diestimasi dengan persaman regresi OLS sebagai

berikut:

TAit/Ait-1 = β1 (1/Ait-1) + β2 (ΔREVt/Ait-1) + β3 (PPEt/Ait-1) + e

Dengan menggunakan koefisien regresi di atas nilai non discretionary accruals

(NDA) dapat dihitung dengan rumus :

NDAit = β1 (1/Ait-1) + β2 (ΔREVt/Ait-1 - ΔRECt/Ait-1) + β3 (PPEt/Ait - 1)

Selanjutnya discretionary accrual (DA) dapat dihitung sebagai berikut:

DAit = TAit / Ait-1 – NDAit

Keterangan:

Dait = Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t

NDAit = Non Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t

TAit = Total akrual perusahaan i pada periode ke t

NIit = Laba bersih perusahaan i pada periode ke-t CFOit = Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode ke t

7

Ait-1 = Total aset perusahaan i pada periode ke t-1

ΔRevt = Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode ke t

PPEt = Aset tetap perusahaan pada periode ke t

ΔRect = Perubahan piutang perusahaan i pada periode ke t

e = error

Variabel Independen

Penelitian ini menggunakan enam variabel bebas yang terdiri dari return on

asset, dewan direksi, komisaris independen, komite audit, ukuran perusahaan dan

leverage.

1. Return On Asset (ROA) Pengembalian atas total aset (ROA) dihitung dengan cara

membandingkan laba bersih setelah bunga dan pajak dengan total aktiva

(Madli, 2014), dengan rumus sebagai berikut :

2. Dewan Direksi

Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab

secara legal dalam mengelola perusahaan. Dalam penelitian ini dewan

direksi diukur dengan menggunakan indikator jumlah anggota dewan direksi

dalam suatu perusahaan (Taco & Ilat, 2016).

3. Komisaris Independen

Komisaris independen merupakan sejumlah anggota yang menjabat

menjadi komisaris independen yang bertugas melakukan pengawasan dan

memberikan nasihat kepada direktur dalam sebuah Perseroan Terbatas (PT).

Dalam penelitian ini, persentase jumlah dewan komisaris independen

terhadap jumlah total komisaris yang ada dalam susunan dewan komisaris

perusahaan sampel (Oktaviani, 2015).

4. Komite Audit

Komite audit menurut Bapepam tentang keanggotaan komite audit,

dimana disebutkan bahwa jumlah anggota komite audit sekurang-kurangnya

3 orang, termasuk ketua komite audit. Dalam penelitian ini, komite audit

diukur secara numeral, yaitu dilihat jumlah nominal dari anggota audit

(Oktaviani, 2015).

5. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah salah satu skala atau nilai dimana perusahaan

dapat diklasifikasikan besar kecilnya berdasarkan total aset, log size, nilai

saham, dan sebagainya. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur

dengan total aset (Kurniawan, 2018).

6. Leverage

Leverage merupakan gambaran mengenai besarnya aset yang dimiliki

perusahaan yang dibiayai dengan hutang. Semakin tinggi nilai leverage

8

maka risiko yang dihadapi investor akan semakin tinggi dan para investor

akan meminta keuntungan yang semakin besar. Dalam penelitian ini

leverage dihitung menggunakan debt to asset ratio. Debt to asset ratio

menggambarkan total aset yang dimiliki perusahaan yang dibiayai oleh

hutang perusahaan (Yatulhusna, 2015).

Teknik Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri dasar

dan kimia yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2016.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu

mengambil sampel yang berdasarkan ketersediaan informasi dan kesesuaian

kriteria atau memiliki item-item pengungkapan risiko perusahaan. Pemilihan

sampel dilakukan dengan metode purposive sampling.

Proses Pemilihan Sampel Penelitian

No Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah

1 Perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang

listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2016

66

2 Perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia tidak

mempublikasikan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia

secara berturut-turut periode 2013-2016 dan tidak memiliki

variabel lengkap

(13)

3 Perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang

tidak mempublikasikan laporan keuangan dalam mata uang

rupiah pada periode 2013-2016

(13)

4 Perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang

tidak menghasilkan laba pada periode 2013-2016

(18)

Jumlah 22

Jumlah sampel X 4 tahun 88

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisis Data

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maximum, minimum,

sum, range, kurtosis, dan swekness (Ghozali, 2013). Berikut ini adalah hasil

statistik deskriptif dari data yang digunakan didalam penelitian ini.

9

Hasil Uji Descriptive Statistics Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 88 .00601 .26061 .0687494 .05708666 DD 88 2 11 5.17 2.488 KI 88 .25 1.00 .4005 .13382 KA 88 1 5 3.25 .834 UKPER 88 .13378 44.22690 5.9528789 10.16043379 LEV 88 .11098 .83746 .4031743 .19396421 ML 88 -.005350161 .009739383 .00065204244 .001724517110

Valid N (listwise) 88

Sumber : Pengolahan Data SPSS 21, 2018

Dari tabel diatas menunjukkah bahwa :

1. Return On Asset terdapat nilai minimum adalah 0.00601 (APLI 2015) nilai

maximum adalah 0.26061 (DPNS 2013), nilai mean adalah 0.0687494 dan

std. deviation 0.05708666.

2. Dewan Direksi terdapat nilai minimum adalah 2 (PICO 2013-2016), nilai

maximum adalah 11 (AMFG 2013-2016 dan TOTO 2014-2016), nilai mean

adalah 5.17 dan std. deviation 2.488.

3. Komisaris Independen terdapat nilai minimum adalah 0.25 (TOTO 2013),

nilai maximum adalah 1.00 (ARNA 2013-2015), nilai mean adalah 0.4005 dan

std. deviation 0.13382.

4. Komite Audit terdapat nilai minimum adalah 1 (JPFA 2013-2016), nilai

maximum adalah 5 (SMGR 2014, CPIN 2013-2016 dan KDSI 2013-2016),

nilai mean adalah 3.25 dan std. Deviation 0.834.

5. Ukuran Perusahaan terdapat nilai minimum adalah 0.13378 (LMSH 2015),

nilai maximum adalah 44.22690 (SMGR 2016), nilai mean adalah 5.9528789

dan std. deviation 10.16043379.

6. Leverage terdapat nilai minimum adalah 0.11098 (DPNS 2016), nilai

maximum adalah 0.83746 (INAI 2014), nilai mean adalah 0.4031743 dan std.

deviation 0.19396421.

7. Manajemen Laba terdapat nilai minimum adalah -0.005350161 (BUDI 2016),

nilai maximum adalah 0.009739383 (INAI 2015), nilai mean adalah

0.00065204244 dan std. deviation 0.001724517110.

Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa sampel yang diteliti

terbebas dari gangguan normalitas, multikolineritas, heteroskedastisitas, dan

autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang

baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal

(Ghozali, 2013).

Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan uji Kolmogrov-

Smirnov (K-S) dasar pengembalian keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut:

10

1. Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 atau 5%,

maka data terdistribusi normal.

2. Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 atau 5% maka

data tidak terdistribusi normal.

Hasil Uji Normalitas dengan One Sampel K-S Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 88

Normal Parametersa,b

Mean .0000000 Std. Deviation .00152525

Most Extreme Differences Absolute .143 Positive .143 Negative -.113

Kolmogorov-Smirnov Z 1.339 Asymp. Sig. (2-tailed) .056

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Pengolahan Data SPSS 21, 2018

Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa hasil analisis dengan

menggunakan One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test menunjukkan bahwa

jumlah Kolmogrov-Smirnov Z 1.339 dan jumlah signifikan 0.056 karena p-

value = 0.056 ˃ 0.05, maka diketahui Ho diterima yang berarti data residual

berdistribusi secara normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah model regresi terjadi

adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada

tidaknya multikolinieritas didalam regresi dapat dilihat dari nilai toleransi dan

nilai Variance Inflasing Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap

variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel lainnya. Tolerance

mengukur variabel bebas yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.

Model regresi yang bebas multikolinieritas adalah yang mempunyai VIF <10 dan

nilai tolerance>0,1. Untuk melihat variabel bebas dimana saja dan saling

berkorelasi antar variabel bebas. Korelasi yang kurang dari 0,05 menandakan

bahwa variabel bebas tidak terdapat multikolinieritas yang serius (Ghozali, 2013).

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

ROA .487 2.052

DD .738 1.354

KI .781 1.280

KA .949 1.054

11

UKPER .713 1.403

LEV .646 1.547

a. Dependent Variable: ML

Sumber : Pengolahan Data SPSS 21, 2018

Berdasarkan tabel diatas, keseluruhan variabel untuk nilai VIF dan

Tolerance untuk variabel Return On Asset memiliki nilai tolerance 0.487 >

0.10, dengan VIF 2.052 < 10, Dewan Direksi memiliki nilai tolerance 0.738

> 0.10, dengan VIF 1.354 < 10, variabel Komisaris Independen memiliki

nilai tolerance 0.781 > 0.10, dengan VIF 1.280 < 10, variabel Komite Audit

memiliki nilai tolerance 0.949 > 0.10, dengan VIF 1.054 < 10, variable

Ukuran Perusahaan memiliki nilai tolerance 0.713 > 0.10, dengan VIF 1.403

< 10, variabel Leverage memiliki nilai tolerance 0.646 > 0.10, dengan VIF

1.547 < 10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah nilai dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variabel residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).

Sumber : Pengolahan Data SPSS 21, 2018

Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot

Berdasarkan gambar diatas Dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar

secara acak serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu

Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Selain

ini uji heterokeastisitas juga dapat menggunakan uji Spearman’s rho, jika

nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka tidak terjadi heterokedasitas.

12

Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Spearman’s rho Correlations

Unstandardized Residual

Spearman's rho

ROA

Correlation Coefficient .102

Sig. (2-tailed) .342

N 88

DD

Correlation Coefficient .108

Sig. (2-tailed) .315

N 88

KI

Correlation Coefficient -.149

Sig. (2-tailed) .165

N 88

KA

Correlation Coefficient -.003

Sig. (2-tailed) .981

N 88

UKPER

Correlation Coefficient -.083

Sig. (2-tailed) .440

N 88

LEV

Correlation Coefficient -.183

Sig. (2-tailed) .089

N 88

Unstandardized Residual

Correlation Coefficient 1.000

Sig. (2-tailed) .

N 88

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : Pengolahan Data SPSS 21, 2018

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi untuk

Return On Asset 0.342 ˃ 0.05, Dewan Direksi 0.315 ˃ 0.05, Komisaris

Independen 0.165 ˃ 0.05, Komite Audit 0.981 ˃ 0.05, Ukuran Perusahaan

0.440 ˃ 0.05 dan Leverage 0.089 ˃ 0.05. Dapat disimpulkan bahwa pada uji

ini menunjukkan tidak adanya heterokedasitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi linear yang digunakan terjadi korelasi antar kesalahan pengganggu

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan t-1 (sebelum). Gejala ini menimbulkan konsekuensi yaitu interval

keyakinan menjadi lebih besar serta varians dan kesalahan standar akan

ditaksir terlalu rendah. Uji autokorelasi pada penelitian ini dilakukan dengan

uji Durbin-Watson (DW-test). Gejala ini terjadinya korelasi antar kesalahan

pengganggu pada model regresi yang digunakan jika dinilai Durbin-Watson

lebih besar dari du tetapi lebih kecil dari 4-du (Ghozali, 2013).

Hasil Uji Durbin Watson Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .467a .218 .160 .001580729805 2.140

a. Predictors: (Constant), LEV, KA, KI, UKPER, DD, ROA

13

b. Dependent Variable: ML

Sumber : Pengolahan Data SPSS 21, 2018

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai DW sebesar 2.140

nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel Durbin-Watson d Statistic:

Significance Point For dI and du AT 0.05 Level of Sinificance dengan

menggunakan nilai signifikani 5% jumlah observasi 88 dan jumlah variabel

independen 6 (K=6). Oleh karena nilai Durbin Watson 2.140 lebih besar dari

batas atas (du) 1.8011 dan kurang dari 4-1.8011 (4-du). Jika dilihat dari

pengambilan keputusan termasuk du˂d˂(4-du), maka dapat disimpulkan

bahwa 1.8011 ˂ 2.140 ˂ (4-1.8011) tidak dapat menolak Ho yang

menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif . Hal ini

berarti bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam model yang digunakan,

sehingga model regresi layak digunakan.

Uji Regresi Linear Berganda

Untuk mengetahui model atau bentuk hubungan pengaruh antar variabel dan

untuk mengetahui positif atau negatifnya pengaruh variabel Return On Asset,

Dewan Direksi, Komisaris Independen, Komite Audit, Ukuran Perusahaan dan

Leverage terhadap variabel terikat Manajemen Laba (Y) dimana dari sampel yang

diperoleh, digunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

ML = α0 + β1ROA + β2DD + β3KI + β4KA + β5UKPER + β6LEV + ε

Hasil Uji Regresi Berganda Coefficients

a

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -.003 .001 -2.822 .006

ROA .010 .004 .320 2.273 .026

DD -0.000020 .000 -.028 -.246 .806

KI .001 .001 .066 .590 .557

KA .000347 .000 .168 1.664 .100

UKPER -0.000031 .000 -.181 -1.558 .123

LEV .004 .001 .458 3.744 .000

a. Dependent Variable: ML

Sumber : Pengolahan Data SPSS 21, 2018

Dari tabel diatas apat disusun persamaan regresi sebagai berikut:

ML = -0.003 + 0.010 ROA – 0.000020 DD + 0.001 KI + 0.000347 KA –

0.000031 UKPER + 0.004 LEV + ε

Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Konstanta (a) Nilai konstansta (a) sebesar -0.003, menunjukkan bahwa apabila nilai variabel

Return On Asset, Dewan Direksi, Komisaris Independen, Komite Audit,

Ukuran Perusahaan dan Leverage maka nilai variabel Manajemen Laba

adalah sebesar -0.003.

14

b. Koefisien b1 untuk variabel Return On Asset Besarnya nilai koefisien regresi (b1) sebesar 0.010. Artinya jika nilai variabel

Return On Asset naik sebesar 1 satuan, maka nilai Manajemen Laba akan

turun sebesar 0.010 satuan. Dengan Asumsi variabel bebas lainnya konstan.

c. Koefisien b2 untuk variabel Dewan Direksi Besarnya nilai koefisien regresi (b2) sebesar -0.000020. Artinya jika nilai

variabel Dewan Direksi naik sebesar 1 satuan, maka nilai Manajemen Laba

akan naik sebesar -0.000020 satuan. Dengan Asumsi variabel bebas lainnya

konstan.

d. Koefisien b3 untuk variabel Komisaris Independen Besarnya nilai koefisien regresi (b3) sebesar 0.001. Artinya jika nilai variabel

Komisaris Independen naik sebesar 1 satuan, maka nilai Manajemen Laba

akan turun sebesar 0.001 satuan. Dengan Asumsi variabel bebas lainnya

konstan.

e. Koefisien b4 untuk variabel Komite Audit Besarnya nilai koefisien regresi (b4) sebesar 0.000347. Artinya jika nilai

variabel Komite Audit naik sebesar 1 satuan, maka nilai Manajemen Laba

akan turun sebesar 0.000347 satuan. Dengan Asumsi variabel bebas lainnya

konstan.

f. Koefisien b5 untuk variabel Ukuran Perusahaan Besarnya nilai koefisien regresi (b5) sebesar -0.000031. Artinya jika nilai

variabel Ukuran Perusahaan naik sebesar 1 satuan, maka nilai Manajemen

Laba akan naik sebesar -0.000031. Dengan Asumsi variabel bebas lainnya

konstan.

g. Koefisien b6 untuk variabel Leverage Besarnya nilai koefisien regresi (b6) sebesar 0.004. Artinya jika nilai variabel

Leverage naik sebesar 1 satuan, maka nilai Manajemen Laba akan turun

sebesar 0.004 satuan. Dengan Asumsi variabel bebas lainnya konstan.

Uji Hipotesis

Uji Regresi Parsial (Uji t)

Hasil Uji Regresi Parsial (Uji T) Coefficients

a

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -.003 .001 -2.822 .006

ROA .010 .004 .320 2.273 .026

DD -0.000020 .000 -.028 -.246 .806

KI .001 .001 .066 .590 .557

KA .000347 .000 .168 1.664 .100

UKPER -0.000031 .000 -.181 -1.558 .123

LEV .004 .001 .458 3.744 .000

a. Dependent Variable: ML

Sumber : Pengolahan Data SPSS 21, 2018

Dengan nilai n=88, α=5% : 2 =2.5%, α=2 (uji dua sisi) dengan derajat

keterbatasan (df) n-k-1 atau 88-6-1=81. Hasil untuk nilai t-tabel dengan pengujian

15

dua sisi yaitu 1.9897. Dengan ini dapat diambil kesimpulan dari analisis tabel

diatas Sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analasis pada tabel diatas menunjukkan besarnya t-

hitung sebesar 2.273 ˃ 1.9897 dan nilai signifikansi (p-value = 0.026 ˂

0.05). Maka H1 diterima dan Ho ditolak, yang berarti variabel Return On

Asset (X1) secara parsial berpengaruh terhadap Manajemen Laba.

2. Berdasarkan hasil analasis pada tabel diatas menunjukkan besarnya t-

hitung sebesar -0.246 ˃ -1.9897 dan nilai signifikansi (p-value = 0.806 ˃

0.05). Maka H2 ditolak dan Ho diterima, yang berarti variabel Dewan

Direksi (X2) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Manajemen

Laba.

3. Berdasarkan hasil analasis pada tabel diatas menunjukkan besarnya t-

hitung sebesar 0.590 ˂ 1.9897 dan nilai signifikansi (p-value = 0.557 ˃

0.05). Maka H3 ditolak dan Ho diterima, yang berarti variabel Komisaris

Independen (X3) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Manajemen

Laba.

4. Berdasarkan hasil analasis pada tabel diatas menunjukkan besarnya t-

hitung sebesar 1.664 ˂ 1.9897 dan nilai signifikansi (p-value = 0.100 ˃

0.05). Maka H4 ditolak dan Ho diterima, yang berarti Komite Audit (X4)

secara parsial berpengaruh terhadap Manajemen Laba.

5. Berdasarkan hasil analasis pada tabel diatas menunjukkan besarnya t-

hitung sebesar -1.558 ˂ -1.9897 dan nilai signifikansi (p-value = 0.123 ˃

0.05). Maka H5 ditolak dan Ho diterima, yang berarti variabel Ukuran

Perusahaan (X5) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Manajemen

Laba.

6. Berdasarkan hasil analasis pada tabel diatas menunjukkan besarnya t-

hitung sebesar 3.774 ˃ 1.9897 dan nilai signifikansi (p-value = 0.000 ˂

0.05). Maka H6 diterima dan Ho ditolak, yang berarti variabel Leverage

(X6) secara parsial berpengaruh terhadap Manajemen Laba.

Uji Regresi Simultan (Uji f)

Hasil Uji Regresi Simultan (Uji f) ANOVA

a

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression .000 6 .000 3.758 .002b

Residual .000 81 .000

Total .000 87 a. Dependent Variable: ML b. Predictors: (Constant), LEV, KA, KI, UKPER, DD, ROA

Sumber : Pengolahan Data SPSS 21, 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai F hitung ˃ F tabel (3.758

˃ 2.21) dan tingkat signifikansi sebesar 0.002b maka keputusan H7 diterima

Return On Asset, Dewan Direksi, Komisaris Independen, Komite Audit, Ukuran

Perusahaan dan Leverage secara simultan atau bersama-sama berpengaruh

terhadap Manajemen Laba pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan

kimia yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016.

16

Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar

kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel independen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2013).

Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .467a .218 .160 .0015807298 2.140

a. Predictors: (Constant), LEV, KA, KI, UKPER, DD, ROA b. Dependent Variable: ML

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, 2018

Berdasarkan tabel Diatas dapat dilihat bahwa dapat diketahui nilai Adjusted

R² (R Square) adalah 0.160. Jadi sumbangan pengaruh dari Return On Asset,

Dewan Direksi, Komisaris Independen, Komite Audit, Ukuran Perusahaan dan

Leverage terhadap Manajemen Laba pada perusahaan manufaktur sektor industri

dasar dan kimia yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016 yaitu

16.0% sedangkan sisanya 84.0% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

Pembahasan

Pengaruh Return On Asset Terhadap Manajemen Laba

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Return On Asset berpengaruh

terhadap Manajemen Laba. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat

ROA yang dilaporkan oleh perusahaan, maka semakin tinggi pula harapan dari

pihak-pihak berkepentingan atas tingkat pengembalian dan kompensasi yang

diharapkan dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. Laba yang tinggi akan

meningkatkan pajak yang harus dibayarkan. Sedangkan pelaporan laba yang

rendah akan berdampak pada tampilan kerja manajemen yang tidak maksimal.

Oleh karena itu pada penelitian ini dengan pengaruh positif maka perusahaan

melakukan manajemen laba dengan pola income increasing dengan tujuan

menghindari pelaporan penurunan laba. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Madli (2014) menemukan bahwa

return on asset berpengaruh terhadap manajemen laba.

Pengaruh Dewan Direksi Terhadap Manajemen Laba

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Dewan Direksi tidak

berpengaruh terhadap Manajemen Laba. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah

dewan direksi tidak mampu menjamin keefektifan dalam menjalankan fungsi

monitoring terhadap kinerja manajemen. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ardiansyah (2014) dan Taco dan Ilat

(2016) menemukan bahwa dewan direksi berpengaruh terhadap manajemen laba

tetapi sejalan dengan penelitian yang diilakukan oleh Oktaviani (2016) yang

menemukan bahwa dewan direksi tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Manajemen Laba Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Komisaris Independen tidak

berpengaruh terhadap Manajemen Laba. Besar kecilnya proporsi komisaris

17

independen tidak dapat menjadi faktor penentu utama dari efektivitas pengawasan

terhadap manajemen perusahaan, namun tergantung pada efektivitas pengendalian

melalui nilai, norma dan kepercayaan yang diterima dalam suatu organisasi serta

peran dewan komisaris dalam aktivitas pengendalian (monitoring) terhadap

manajemen. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Taco dan Ilat (2016), Yendrawati (2017) dan Kurniawan (2018)

menemukan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh terhadap manajemen

laba. Tetapi tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Ardiansyah (2014) menemukan bahwa komisaris independen berpengaruh

terhadap manajemen laba.

Pengaruh Komite Audit Terhadap Manajemen Laba

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Komite Audit tidak

berpengaruh terhadap Manajemen Laba. Keberadaan komite audit dalam

perusahaan tidak dapat menjalankan tugasnya dalam memonitor pelaporan

keuangan dengan efektif yang menyebabkan keberadaan komite audit gagal dalam

mendeteksi manajemen laba. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Ardiansyah (2014), Taco dan Ilat (2016) dan

Kurniawan (2018) menemukan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap

manajemen laba. Tetapi tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Yendrawati (2017) menemukan bahwa komite audit berpengaruh

terhadap manajemen laba.

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Ukuran Perusahaan tidak

berpengaruh terhadap Manajemen Laba. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin

besar perusahaan yang diukur dengan total aset maka tindakan manajemen laba

berkurang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Yatulhusna (2016) menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba. Tetapi tidak sejalan dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Madli (2014), Taco dan Ilat (2016) dan

Kurniawan (2018) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap

manajemen laba.

Pengaruh Leverage Terhadap Manajemen Laba

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Leverage berpengaruh

terhadap Manajemen Laba. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang

memiliki tingkat leverage tinggi menggambarkan bahwa liabilitas yang dimiliki

perusahaan lebih besar dibandingkan dengan aset yang dimiliki perusahaan.

Semakin tinggi tingkat leverage perusahaan maka semakin tinggi risiko yang akan

dihadapi perusahaan tersebut. Investor akan memilih perusahaan yang memiliki

proporsi utang yang lebih rendah. Dalam penelitian ini leverage berpengaruh

positif terhadap manajemen laba yang artinya perusahaan yang memiliki leverage

yang tinggi berarti memiliki proporsi utang yang lebih besar dibandingkan dengan

proporsi aset yang dimiliki, sehingga cenderung melakukan manajemen laba dengan cara income increasing untuk menaikkan citra perusahaan dan agar

investor tetap berinvestasi di perusahaan tersebut walaupun pada kenyataannya

18

keuangan perusahaan tersebut sedang terancam. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yatulhusna (2016)

menemukan bahwa leverage berpengaruh terhadap manajemen laba. Tetapi tidak

sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ardiansyah (2014) dan

Kurniawan (2018) menemukan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap

manajemen laba.

Pengaruh Return On Asset, Dewan Direksi, Komisaris Independen, Komite

Audit, Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Manajemen Laba

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Return On Asset, Dewan

Direksi, Komisaris Independen, Komite Audit, Ukuran Perusahaan dan Leverage

berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarakan uraian pembahasan diatas maka kesimpulan yang diambil

adalah sebagai berikut :

1. Return On Asset berpengaruh terhadap Manajemen Laba pada perusahaan

manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Listing di BEI Tahun 2013-

2016.

2. Dewan Direksi tidak berpengaruh terhadap Manajemen Laba pada perusahaan

manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Listing di BEI Tahun 2013-

2016.

3. Komisaris Independen tidak berpengaruh terhadap Manajemen Laba pada

perusahaan manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Listing di BEI

Tahun 2013-2016.

4. Komite Audit tidak berpengaruh terhadap Manajemen Laba pada perusahaan

manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Listing di BEI Tahun 2013-

2016.

5. Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Manajemen Laba pada

perusahaan manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Listing di BEI

Tahun 2013-2016.

6. Leverage berpengaruh terhadap Manajemen Laba pada perusahaan

manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Listing di BEI Tahun 2013-

2016.

7. Return On Asset, Dewan Direksi, Komisaris Independen, Komite Audit,

Ukuran Perusahaan dan Leverage secara simultan berpengaruh terhadap

Manajemen Laba pada perusahaan manufaktur Sektor Industri Dasar dan

Kimia yang Listing di BEI Tahun 2013-2016.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka disarankan terhadap penelitian yang

akan datang agar dapat :

1. Menggunakan periode yang berbeda atau periode terbaru. Kemudian

hasilnya dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya agar dapat

menjadi referensi untuk peneliti selanjutnya dan bagi manajemen perusahaan.

19

2. Penelitian selanjutnya agar dapat menambahkan variabel independen

yang diperkirakan berpengaruh terhadap Manajemen Laba.

3. Penelitian selanjutnya agar dapat memperluas populasi penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Afrelia, Yeyen. (2017). Pengaruh dewan komisaris independen, ukuran komite

audit, keahlian komite audit dan kepemilikan manajerial terhadap

manajemen laba (Studi empiris pada perusahaan manufaktur sektor

industry dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

2013-2015). Tanjungpinang: Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Agustia, Dian. (2013). Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash

Flow, dan Leverage Terhadap Manajemen Laba. Surabaya: Universitas

Airlangga.

Amin, Widjaja Tunggal. (2008). Komite Audit (Konsep dan Kasus). Jakarta:

Harvindo

Ardiansyah, Muhammad. (2014). Pengaruh Corporate Governance, Leverage,

dan profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan

Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI

Periode 2009-2013. Tanjungpinang: Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Brotoseno, Oldy. (2017). Pengaruh net profit margin (NPM), return on asset

(ROA), return on equity (ROE) terhadap harga saham pada perusahaan

food and beverages yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015. Tanjungpinang:

Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Firmansyah, Rheza. (2016). Pengaruh komisaris independen dan komite audit

terhadap manajemen laba (Studi empiris pada perusahaan manufaktur sub

sektor makanan dan minuman yang terdaftar di dalam Bursa Efek

Indonesia tahun 2010-2013). Bandung: Universitas Telkom.

Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM

SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas

Diponegoro.

Istiqarah. (2012). Analisis Faktor - Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit

Delay pada Perusahaan Manufaktur Bergerak di Sektor Aneka Industri

yang terdaftar di BEI. Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Kurniawan, Fery. (2018). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Leverage,

dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan

manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016.

Tanjungpinang: Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Madli. (2014). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Return On Asset, Debt To Equity

Ratio Terhadap Manajemen laba Pada Perusahaan Properti dan Real

Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012.

Tanjungpinang: Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Marisa. (2017). Pengaruh ukuran perusahaan, reputasi auditor, ROA, DAR, dan

opini audit terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang

20

terdaftar di BEI tahun 2013-2015. Tanjungpinang: Universitas Maritim

Raja Ali Haji.

Mawardi, M.Cholid. (2013). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap

Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI.

Malang: Universitas Islam Malang.

Nugroho, Adi Ginanjar. (2011). Pengaruh Struktur kepemilikan dan Leverage

terhadap Earnings Management Pada Perusahaan yang Melakukan IPO

Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi.

Oktaviani, Happy Dwi. (2016). Pengaruh Ukuran Dewan Direksi, Proporsi

Dewan Komisaris Independen, dan Ukuran Komite Audit Terhadap Praktik

Manajemen Laba Pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI Tahun

2009-2014. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Taco, Clarissa & Ilat. (2016). Pengaruh earning power, komisaris independen,

dewan direksi, komite audit, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen

laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Manado: Universitas Sam Ratulangi.

Raharjo, Arko Soni. (2014). Pengaruh ukuran dewan komisaris, direksi,

komisaris independen, struktur kepemilikan, dan indeks corporate

governance terhadap asimetri informasi. Semarang: Universitas

Diponegoro.

Sari, Novita Liana. (2016). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai

Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI 2010-2014.

Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Subhan. (2011). Pengaruh Good Corporate Governance Dan Leverage Keuangan

Terhadap Manajemen Laba Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal 1-25. Universitas Madura

Taures, Nazila Sofi Istna. (2011). Analisis Hubungan antara Karakteristik

Perusahaan dengan Pengungkapan Resiko. Skripsi, Universitas

Diponegoro.

Warsono, Sony, et al. (2010). CGCG UGM’s Corporate Governance Rating

Model. Yogyakarta: Center for Good Corporate Governance.

Widjaja, (2008). Komite audit konsep dan kasus. Surabaya: Harvarindo

www.idx.co.id

Yatulhusna, Najmi. (2015). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Umur, dan

Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2010-2013. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Yendrawati, Reni. (2017). Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite

Audit, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional Terhadap

Manajemen Laba. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.