pengaruh return on asset (roa) dan...
Post on 11-Apr-2019
236 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA) DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP PENGELUARAN ZAKAT BANK UMUM SYARIAH DI
INDONESIA TAHUN 2010-2016
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Guna Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
oleh:
Muhammad Hisby Amamillah
NIM. 1113085000011
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439H/2017
ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Muhammad Hisby Amamillah
2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/14 Agustus 1994
3. Alamat : Jl. Ali RT 009/RW 01 NO. 36 Kel.
Cipayung Kec. Cipayung Jakarta Timur
4. Telepon : 089622625527
5. Email : hisby.patlazz@hotmail.com
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. SDN 07pt Semanan Kalidere Tahun 2000 – 2006
2. Mts As-Syafiiyah 04 Cilangkap Tahun 2006 – 2009
3. MA Ummul Quro Al Islami Bogor Tahun 2009 – 2013
4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 – 2017
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Bagian Bahasa ISPA UQI Tahun 2012 – 2013
2. Pengurus Bidang PPPA HMI Kafeis
Cabang Ciputat Tahun 2015-2016
3. Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta
Bidang Keagamaan Tahun 2014-2015
vii
4. Senat Mahasiswa Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015-2016
5. Pengurus IKAPMI UIN Jakarta Tahun 2014-2015
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Zaenal Afwan
2. Ibu : Mulyantini
3. Alamat : Jalan Ali RT 009/RW 01 NO.36 Kel. Cipayung Kec.
Cipayung Jakarta Timur
4. Anak ke : 1 (satu) dari 5 (lima) bersaudara
viii
ABSTRACT
This Research aims to analyze the Influence of Return On Assets (ROA) and
Size Of Company to zakat in Islamic Bank in Indonesia. Samples in this reaserch
are five Islamic Banks in Indonesia from 2010-2016. This research used panel data
regresion analysis with Eviews version 9.
The results shows that Independent Variabel (Return On Assets (ROA) and
Size Of Company) simultaneously have significany effects towards zakat in Islamic
Banks in Indonesia with significance level 5%. And in partially, the obtained results
shows that Return On Assets (ROA) and Size Of Company have significant effects
towards zakat in Islamic Bank in Indonesia.
Key Words: Zakat, ROA and Size of Company
ix
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Return On Asset
(ROA) dan Ukuran Perusahaan terhadap pengeluaran zakat Bank Umum Syariah di
Indonesia. Sampel dari penelitian ini adalah 5 Bank Umum Syariah di Indonesia
tahun 2010-2016. Teknik analisi yang diguanakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi data panel dengan menggunakan bantuan program Eviews versi 9.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan seluruh variabel
independen (ROA dan Ukuran Perusahaan) dalam penelitian ini memiliki pengaruh
signifikan terhadap pengeluaran zakat Bank Umum Syariah dengan tingkat
signifikansi 5%. Secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel ROA dan Ukuran
Perusahaan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap pengeluaran zakat Bank
Umum Syariah dalam signifikansi 5%.
Kata Kunci: Zakat, Roa dan Ukuran Perusahaan
x
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamiin puji serta syukur penulis panjatkan selalu atas
kehadirat Allah SWT. yang selalu memberikan rahmat, nikmat, dan karuniaNya
yang tiada henti kepada penulis, sehingga penulis mampu melalui masa demi masa
untuk menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Return On Asset (ROA)
dan Ukuran Perusahaan terhadap Pengeluaran Zakat Bank Umum Syariah
Di Indonesia Tahun 2010-2016”. Salawat serta salam tidak lupa penulis hanturkan
kepada baginda kita, Nabi Muhammad SAW seorang panutan bagi manusia karna
kemuliah akhlaqnya yang begitu indah serta membawa kita dari zaman kegelapan
hingga zaman yang sangat terang menderang seperti saat ini. Semoga kita tetap
sebagai umatnya hingga akhir nanti. Skripsi ini penulis susun dalam rangka untuk
memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terselesaikannya penulisan skripsi ini,
tentun tidak terlepas dari segala dukungan, arahan dan do’a dari ketulusan banyak
pihak. Maka dari itu, terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam penulis
sampaikan kepada:
1. Keluarga penulis terutama kedua orant tua penulis, Bapak Zaenal Afwan dan Ibu
Mulyantini yang selalu memberikan penulis dukungan penuh baik dalam doa
maupun dari usaha untuk menyekolahkan anak-anaknya ke pendidikan tertinggi.
Dan juga kepada Adik-adik penulis yang selalu membawa keceriaan dalam
keluarga, Ikdam, Ilham, Salfa Dan Luthfia. Dan juga kepada nenek penulis yang
biasa penulis sebut ‘Mak Nining’ yang selalu memberikan dukungan, semoga
selalu diberikan kesehatan.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis yang tiada henti berbagi ilmu dan selalu memberikan yang terbaik untuk
seluruh anggota Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
3. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE,. MBA dan Bu Fitri Damayanti, M.si. selaku
Kajur dan Sekjur Perbankan syariah yang selalu meberi dukungan dan
bimbingan kepada mahasiswa perbankan syariah untuk semakin maju.
xi
4. Bapak Ahmad Zubaidi, MA selaku dosen pembimbing yang tiada henti
memberikan motivasinya dan masukan sarannya, memberikan banyak waktunya
untuk membimbing dan mengkoreksi skripsi ini. Dengan segenap hati, penulis
ucapkan terima kasih banyak bapak, semoga Allah SWT memberikan bapak,
Lula, serta keluarga kesehatan serta kebahagiaan selalu, aamiin.
5. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang telah memberikan
ilmu pengetahuan selama perkuliahan, serta jajaran karyawan dan staff UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan untuk membantu
proses sistematis dalam penyelesaian skripsi.
6. Terimakasih juga kepada teman yang yangat spesial bagi penulis, Apriyani Intan
Sari, yang selalu memberikan dukungan kepeda penulis disaat merasa down dan
selau mengisi hari-hari penulis menjadi begitu indah.
7. Terimakasih juga kepada sahabat-sahabat dari anak-anak “KOSJOD” yaang
selalu memberikan motivasi dan selalu membawa keceriaan selama penulis
menjalani kehidupan sebagai mahasiswa di UIN. Dan juga kepada kawan-kawan
organisasi HMI KAFEIS yang memberikan pengalaman yang luar biasa dalam
berorganisasi. Dan juga kepada teman-teman dari Anshorul Ummah terutama
AU 14 UIN yang selalu memberikan keceriaan.
Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan wawasan kepada para pencari
ilmu dan mampu menjadi referensi tambahan. Dengan segala kerendahan hati,
penulis butuh kritik dan saran yang membangun, karena skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb.
Jakrta, Oktober 2017
M. Hisby Amamillah
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................................vi
ABSTRACT ........................................................................................................................ viii
ABSTRAK .......................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ x
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xvii
BAB I .................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................................. 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................................... 10
D. Sistematika Penulisan ......................................................................................... 10
BAB II ............................................................................................................................... 12
A. Landasan Teori ................................................................................................... 12
1. Pengertian Perbankan Syariah .......................................................................... 12
2. Prinsip Bank Syariah dan Prinsip Operasional Bank Syariah ........................... 14
3. Fungsi dan Peran Bank Syariah ........................................................................ 19
4. Analisis Laporan Keuangan .............................................................................. 22
5. Zakat ................................................................................................................. 24
6. Analisis Rasio Keuangan ................................................................................. 34
7. Ukuran Perusahaan ........................................................................................... 37
B. Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen ........................ 39
1. Hubungan Return On Asset (ROA) Terhadap Pengeluaran Zakat Bank Syariah
39
2. Hubungan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengeluaran Zakat Bank Syariah .... 40
C. Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 41
xiii
D. Kerangka Berpikir .............................................................................................. 43
BAB III ............................................................................................................................. 45
A. Jenis dan Sumber Data ....................................................................................... 45
B. Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 46
C. Operasional Variabel Penelitian ........................................................................ 46
D. Populasi dan Sampel ........................................................................................... 49
E. Metode Analisis Data .......................................................................................... 51
1. Analisis Statistik Deskriptif .............................................................................. 52
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................. 52
3. Model Regresi Data Panel................................................................................. 55
4. Pengujian Model ............................................................................................... 58
5. Pengujian Hipotesis .......................................................................................... 60
BAB IV ............................................................................................................................. 64
A. Gambaran Objek Penelitian .................................................................................. 64
1. Bank Syariah Mandiri (BSM) ........................................................................... 64
2. Bank Negara Indonesia Syariah (BNISyariah) ................................................. 65
3. Bank Rakyat Indonesia (BRI Syariah) .............................................................. 66
4. Bank Muamalat Indonesia (BMI) ..................................................................... 66
5. Bank Mega Syariah (BMS) ............................................................................... 68
B. Penyajian Data .................................................................................................... 69
C. Deskripsi Variabel-variabel Penelitian ............................................................. 70
1. Data Zakat ......................................................................................................... 70
2. Data Return On Asset (ROA) ............................................................................ 70
D. Analisis Data dan Pembahasan .......................................................................... 73
1. Analisis Data ..................................................................................................... 73
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................. 73
3. Hasil Pengujian Model Regresi Data Panel ...................................................... 77
4. Pengujian Hipotesis dengan Analisis Regresi Data Panel ................................ 82
5. Persamaan Model Regresi ................................................................................. 86
6. Persamaan Regresi Tiap Bank .......................................................................... 88
7. Interpretasi Hasil Penelitian .............................................................................. 90
BAB V .............................................................................................................................. 93
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 93
xiv
B. Saran .................................................................................................................... 94
C. Penutup ................................................................................................................ 95
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 96
LAMPIRAN .................................................................................................................... 100
xv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1. Perkembangan Total Aset Perbankan Syariah..................................... 3
1.2. Pertumbuhan Jaringan Kantor BUS dan UUS
Tahun 2014 - Agustus 2016 .............................................................. 3
1.3. Pertumbuhan Pengeluaran Zakat Bank Umum Syariah..................... 6
2.1. Perbedaan Laporan Keuangan ........................................................... 23
2.2. Cara Menghitung Zakat Metode Aktiva Bersih ................................. 33
2.3. Cara Menghitung Zakat Metode Net Invest Fund ............................. 33
2.4. Penelitian Terdahulu........................................................................... 41
3.1. Operasional Variabel Penelitian......................................................... 48
4.1. Data ROA, Pajak, Ukuran Perusahaan dan Zakat .............................. 70
4.2. Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................. 74
4.3. Hasil Uji White.................... .............................................................. 75
4.4. Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................... 76
4.5. Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Metode Common Effects .. 77
4.6. Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Metode Fixed Effects .. 78
4.7. Hasil Uji Chouw ................................................................................. 79
4.8. Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Metode Random Effects ... 80
4.9. Hasil Uji Hausman .............................................................................. 81
4.10. Hasil Uji t ........................................................................................... 82
4.11. Hasil Uji F ........................................................................................... 84
4.12. Koefisien Determinasi ......................................................................... 84
4.13. Model Regresi Random Effect ........................................................... 85
4.14. Model Regresi Tiap Bank ................................................................... 87
xvi
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Berfikir ........................................................................... 44
4.1 Hail Uji Normalitas......................................................................... 73
4.2 Grafik Uji Heteroskedastisitas... ..................................................... 73
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Data Mentah Return on Asset (ROA), Pajak dan Ukuran
Perusahaan Bank Syariah ................................................................99
2. Hasil Uji Normalitas........................................................................100
3. Hasil Uji Multikorelasi.....................................................................101
4. Hasil Uji Heteroskodastisitas...........................................................101
5. Hasil Uji Autokorelasi......................................................................101
6. Hasil Uji Chow.................................................................................101
7. Hasil Uji Hausman...........................................................................102
8. Hasil Uji Common............................................................................102
9. Hasil Uji Random.............................................................................103
10. Hasil Uji Fixed.................................................................................104
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan di dunia perbankan syariah memang sangat menarik
perhatian bagi para peneliti dan praktisi. Telah banyak dari mereka yang
melaksanakan kajian-kajian atas praktek perbankan Islam sebagai alternatif
sistem keuangan internasional yang memberikan peluang upaya
penyempurnaan sistem keuangan internasional. Hal ini menyebabkan banyak
pihak ingin mengetahui apa perbedaan yang mendasar antara lembaga
keuangan syari’ah dengan lembaga keuangan konvensional, perbedaannya
adalah terletak pada akad atau transaksinya. Bank Syariah di Indonesia telah
berdiri pada tahun 1992, sampai tahun 1998 hanya terdapat satu bank syariah
yang beroperasi di Indonesia.
Keberadaan bank syariah pertama telah muncul sejak tahun 1992 sejak
disahkannya Undang Undang No. 7 tahun 1992 mengenai prinsip bagi hasil
didalam perbankan. Keberadaan bank syariah pertama kali terbentuk dengan
berdirinya PT. Bank Muamalat Indonesia (BMI). Hal itu dikarenakan pada
tahun 1992 sampai tahun 1998, di dalam sistem perundangan Indonesia tidak
dikenal adanya sistem perbankan syariah, melainkan hanya mengenal prinsip
bagi hasil dalam usaha perbankan seperti yang tertulis di dalam UU No. 7 tahun
1992 hanya menguraikan secara sepintas tentang pasal-pasal jenis dan usaha
bank. Pada tahun 1998, pemerintah membentuk Undang-Undang Perbankan
Nomor 10 tahun 1998 yang memperbaharui UU No. 7 tahun 1992 dan
mengakomodir peraturan tentang bank syariah, setelah itu diperkuat dengan
2
Undang-Undang Bank Indonesia Nomor 23 tahun 1999, sejak saat itulah
banyak bermunculan bank syariah lain dan berkembang dengan pesat di
Indonesia. Dengan demikian terbentuklah UU Perbankan Syariah No. 21 tahun
2008. Dalam undang–undang tersebut dijelaskan pada bab 1 pasal 1 mengenai
ketentuan umum yang membedakan secara jelas antara bank konvensional
dengan bank syariah.
Usaha bank syariah dalam menjalankan fungsinya adalah menghimpun
dana dari nasabah dan menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad–akad yang
terdapat dalam ekonomi Islam. Seperti mudharabah, wadi’ah, musyarakah,
mudabahah, atau akad–akad lain yang tidak bertentangan dengan hukum Islam
. Pengembangan perbankan syariah selanjutnya diikuti dengan penetapan
Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah. Cetak biru pengembangan
perbankan syariah yang terakhir dikeluarkan oleh bank Indonesia yaitu pada
periode 2007-2015. Dalam cetak biru tersebut, terdapat visi dan misi
pengembangan perbankan syariah serta inisiatif-inisiatif terencana dengan
tahapan yang jelas untuk mendapat sasaran yang ditetapkan. terdapat 6 strategi
pengembangan perbankan syariah dalam cetak biru diaman poin ketiga yaitu
terciptanya system perbankan syariah yang kompetitif dan efisien yang salah
satu penjabarannya disebutkan dapat tercapainya pangsa pasar perbankan
syariah sebesar 15% pada akhir tahun 2015 dengan jumlah bank 10% dari
perbankan nasional (Cetak Biru, 2015-2017). Namun hingga saat ini, pangsa
pasar perbankan syariah masih di bawah 5%.
3
Meskipun pangsa pasar perbankan syariah belum mencapai sasaran
yang diharapkan seperti yang dipaparkan dalam cetak biru, namun jika dilihat
dari total aset, perbankan syariah mengalami perkembangan yang cukup pesat
pada setiap periodenya. Perkembangan total aset perbankan syariah dapat
dilihat dari tabel berikut:
Tabel 1. 1
Perkembangan Total Aset Perbankan Syariah
(dalam milyar rupiah)
Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2016
Dari sisi jumlah bank dan kantor BUS dan UUS mengalami
perkembangan yang fluktuasi, bisa terlihat pada tabel 1.1.
Tabel 1. 2.
Pertumbuhan Jaringan Kantor Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha
Syariah (UUS) Tahun 2014 - Agustus 2016
Bank Umum Syariah Unit Usaha Syariah
Tahun Tahun Tahun
2016
Tahun Tahun Tahun
2014 2015 2014 2015 2016
Jumlah Bank 12 12 13 22 22 21
Jumlah Kantor 2163 1990 1869 320 311 332
Sumber: Statistik Perbankan Syariah, Desember 2016.
Rp97.519
Rp145.467
Rp195.018
Rp242.276 Rp272.343
Rp296.262
Rp356.304
Rp-
Rp50.000
Rp100.000
Rp150.000
Rp200.000
Rp250.000
Rp300.000
Rp350.000
Rp400.000
0 1 2 3 4 5 6 7 8
4
Dari data-data diatas, baik dari data total aset, pembiayaan, laba bersih
maupun jaringan kantor, perbankan syariah tetap mengalami peningkatan yang
fluktuatif sampai akhir tahun 2016. Tercatat dari data Statistik Perbankan
Syariah, sudah terdapat 13 Bank Umum Syariah di Indonesia, Yaitu PT. Bank
Aceh Syariah, PT. Bank Muamalat Indonesia, PT. Bank Victoria Syariah, PT.
Bank BRISyariah, PT. Bank Jabar Banten Syariah, PT. Bank BNI Syariah, PT.
Bank Syariah Mandiri, PT. Bank Mega Syariah, PT. Bank Panin Syariah, PT.
Bank Syariah Bukopin, PT. BCA Syariah, PT. Maybank Syariah Indonesia,
dan yang terakhir PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah.
Beberapa dari Bank Usaha Syariah mampu menunjukan menunjukan
kestabilan dan selalu berusaha untuk melakukan perbaikan kinerjanya baik dari
kinerja keuangannya maupun kinerja manajemennya. Beberapa dari Bank
Umum Syariah yang ada di Indonesia mengalami kenaikan setiap tahunnya
menjadikan banyak para peneliti tertarik meneliti pengaruh kinerja keuangan
bank terhadap semua aspek operasional bank syariah tak terkecuali terhadap
zakat. Dengan meningkatnya jumlah kantor Perbankan Syariah Yang
beroperasi di Indonesia serta dengan terus meningkatnya kinerja keuangan
perbankan syariah di Indonesia maka seharusnya jumlah zakat wajib
perusahaan harus meningkat. Syaifudin (2016) menyatakan kaitannya dengan
pengeluaran zakat dilihat dari konsep bisnis adalah bahwa dengan kinerja
keuangan yang baik bank akan cenderung mengeluarkan zakat sesuai dengan
ketentuan agama maupun undang-undang (dalam Anis Ulfa 2017:1).
5
Triyuwono telah mengajukan konsep “Metafora Amanah” yang
kemudian diturunkan menjadi “realitas organisasi yang dimetaforakan dengan
zakat”. Dengan konsep ini, perusahaan tidak lagi berorientasi pada profit
(profit-oriented), tetapi berorientasi pada zakat (zakat-oriented). Konsekuensi
dari ini adalah bahwa manajemen akan mengelola perusahaan dengan model
amanah. Orientasi pada zakat (zakat oriented) ini bukan berarti perusahaan
melupakan mencari laba dari sisi ekonomis, tapi pencapaian laba yang
maksimal merupakan sasaran antara dan pencapaian zakat merupakan tujuan
akhir (ultimate goal). Alasan lain yaitu bahwa zakat diperhitungkan
berdasarkan faktor yang utama yaitu laba sehingga secara keseluruhan kinerja
perusahaan harus ditingkatkan supaya mendapat zakat yang maksimal
(Triyuwono, 2006 : 349). Untuk mengetahui perhitungan dana zakat dan
kinerja perusahaan diperlukan adanya laporan keuangan secara keseluruhan
yang berlaku.
Laporan keuangan menyajikan hal-hal penting dari pribadi perusahaan
yang berupa laba, tetapi dari laba dan kekayaan bersih yang diperolehnya
dialokasikan sebagai zakat. Zakat yang dibayarkan mencerminkan kepedulian
perusahaan kepada kesejahteraan pemilik saham karena dikenakan dari laba
dan kekayaan perusahaan. Zakat juga mencerminkan kepedulian perusahaan
kepada kesejahteraan manusia dan alam lingkungan karena zakat akan
diberikan sebagai santunan kepada mereka. Selain itu yang paling penting
bahwa zakat adalah penghubung kehidupan duniawi dengan hal-hal yang harus
dipertanggungjawabkan manusia kelak di akhirat.( Muammar, 2010:1).
6
Meskipun data total aset dari beberapa Bank Umum Syariah
Menunjukan kenaikan setiap tahunnya, namun tidak diiringi dengan
pertumbuhan pengeluaran zakat Bank Umum Syariah. Data pengeluaran zakat
Bank Umum Syariah dapat dilihat dr tabel berikut:
Tabel 1. 3
Pertumbuhan Pengeluaran Zakat Bank Umum Syariah
Sumber: Data diolah 2017
Dilihat dari Tabel 1.3 diatas, bahwasannya pengeluaran zakat bank
syariah tidak seperti pertumbuhan total aset bank syariah yang menunjukan
kenaikan setiap tahunnya. Dari tabel diatas, pengeluaran zakat bank umum
syariah mengalami penurunan pada tahun 2015, akan tetapi pada tahun yang
sama total aset bank syariah mengalami peningkatan. Hanya ada 5 Bank Umum
Syariah yang membayar zakat setiap tahunnya dari tahun 2010 sampai dengan
tahun 2016. Kelima Bank Umum Syariah tersebut adalah Bank Syariah
Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah, Bank Mega Syariah, dan Bank Muamalat
Syariah.
Rp 18.470
Rp 30.022
Rp 47.523Rp 47.601 Rp 48.332
Rp 25.607
Rp 49.787
Rp-
Rp10.000.000.000
Rp20.000.000.000
Rp30.000.000.000
Rp40.000.000.000
Rp50.000.000.000
Rp60.000.000.000
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Chart Title
7
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa target pencapaian suatu
badan usaha termasuk dunia perbankan bukan hanya terletak pada bagaimana
perusahaan mencapai keuntungan, akan tetapi perusahaan juga harus
memperhatikan aspek internal maupun eksternal perusahaan termasuk kegiatan
sosial salah satunya pembayaran zakat. Banyak hikmah yang akan diperoleh
dari kewajiban zakat, dimana agama ingin menciptakan zakat sebagai faktor
pendorong secara tidak langsung para pemilik uang untuk menginvestasikan
dan mengeksploitasi uangnya itu pada kegiatan yang halal dan usaha yang
legal. Karna didalam Alqur’an menjelaskan agar peredaran uang tidak hanya
beredar pada orang-orang yang kaya saja.
Landasan hukum zakat tertera pada dalil-dalil yang ada didalam
Alqur’an seperti didalam surat Al baqarah ayat 267 yang artinya:”Wahai
sekalian orang-orang yang beriman, nafkahkanlah sebagian dari hasil usaha
kamu yang baik-baik....”, juga tertulis didalam surat At-taubah ayat 103 yang
artinya: “ Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan harta itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah maha mendengar lagi maha mengetahui.”
Akan tetapi menurut Triyuwono (2006) menyatakan kendala utama
untuk mengetahui dana zakat di perusahaan, sebenarnya tidak adanya
kesadaran yang tinggi dari pemilik maupun pengelola perusahaan, karena zakat
dianggap sebagai suatu urusan pribadi yang tidak bisa dicampur adukkan
dengan urusan perusahaan. Selain tidak adanya perangkat hukum yang jelas
8
mengatur mengenai dana zakat maupun sangsinya menyebabkan pencapaian
kinerja perusahaan dengan mendasarkan kepada zakat (zakat oriented) tidak
bisa disadari oleh perusahaan. Padahal seperti yang telah dijelaskan diatas
bahwa kinerja perusahaan berdasarkan zakat tetap harus melalui pencapaian
kinerja perusahaan yang lain (likuiditas, profitabilitas, solvabilitas dan lain-
lain) sebagai sasaran antara, hal tersebut akan tercapai apabila ada pendekatan
secara ilmiah yang intensif sehingga timbul kesadaran diri tentang zakat dan
manfaatnya (Muammar, 2010:1).
Menurut Siamat (2005) mengatakan bahwa rasio profitabilitas
merupakan rasio yang digunakan untuk megukur efektifitas bank dalam
memperoleh laba. Karena dengan adanya peningkatan rasio profitabilitas maka
berbanding lurus dengan kenaikan laba yang diperoleh oleh bank, sehingga
akan mempengaruhi besarnya zakat yang dikeluarkan. Ukuran rasio
profitabilitas yang akan digunakan didalam penelitian ini adalah Return On
Asset (ROA). ROA merupakan salah satu alat ukur yang digunakan untuk
menilai profitabilitas suatu bank yang diperoleh dari hasil perbandingan laba
sebelum pajak dengan total asset. “Semakin besar ROA, semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank
dalam kondisi bermasalah semakin kecil.” (Machmud & Rukmana, 2010:166).
Adapun ikatan ROA dengan pengeluaran zakat adalah keterkaitannya dengan
konsep bisnis yang menyatakan bahwa dengan kinerja keuangan yang baik
maka bank akan cenderung mengeluarkan zakat sesuai ketentuan agama dan
Undang-Undang.
9
Memang penelitian mengenai profitabilitas sudah banyak dilakukan,
namun penelitian tentang pengaruh profitabilitas terhadap zakat, apalagi
ditambahkan ukuran perusahaan yang diukur dengan total aset Bank Umum
Syariah sebagai variabel bebas masih jarang dilakukan. Sehingga implikasinya
adalah perusahaan dapat dengan sadar untuk berorientasikan pada zakat, sebab
orientasi kepada zakat sebenarnya berorientasi terhadap kinerja perusahaan
secara keseluruhan karna semakin besarnya pengeluaran zakat, semakin
meningkat kinerja perusahaan. Selain dilihat dari rasio profitabilitas, dalam
penelitian ini juga menambahkan pajak yang harus dibayarkan oleh bank
apakah dapat mempengaruhi pengeluaran zakat dalam suatu bank.
Berdasarkan latar belakang diatas, untuk melihat lebih lanjut mengenai
sejauh mana Profitabilitas dapat mempengaruhi dana zakat perusahaan, dari
beberapa Bank Umum Syariah yang ada penulis hanya meneliti Bank Umum
Syariah yang selalu mengeluarkan zakat setiap tahunnya maka penulis tertarik
untuk menulis penelitian dengan judul “Pengaruh Return On Asset (ROA)
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengeluaran Zakat pada Bank Umum
Syariah Di Indonesia Tahun 2010 - 2016”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka permasalahan
yang diteliti yakni sebagai berikut:
1. Apakah Return On Asset (ROA) dan Ukuran Perusahaan berpengaruh
secara parsial terhadap kemampuan pengeluaran zakat Bank Umum
Syariah Di Indonesia?
10
2. Apakah Return On Asset (ROA) dan Ukuran Perusahaan berpengaruh
secara simultan terhadap kemampuan pengeluaran zakat Bank Umum
Syariah Di Indonesia?
3. Seberapa besar pengaruh Return On Asset (ROA) dan Ukuran Perusahaan
terhadap kemampuan pengeluaran zakat Bank Umum Syariah Di
Indonesia?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini, yakni:
1. Untuk menganalisis pengaruh Return On Asset (ROA) dan Ukuran
Perusahaan terhadap kemampuan pengeluaran zakat Bank Umum
Syariah Di Indonesia secara parsial
2. Untuk menganalisis pengaruh Return On Asset (ROA) dan Ukuran
Perusahaan terhadap kemampuan pengeluaran zakat Bank Umum
Syariah Di Indonesia secara simultan
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Return On Asset (ROA) dan
Ukuran Perusahaan terhadap kemampuan pengeluaran zakat Bank
Umum Syariah Di Indonesia
Ada pula manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, antara lain:
1. Bagi Penulis Dapat menambah pengetahuan penulis khususnya mengenai
analisis kinerja keuangan dengan menggunakan kemampuan zakat.
2. Bagi Bank Syariah Dapat dijadikan sebagai evaluasi kinerja keuangan dan
kinerja zakat perusahaan dilihat dari kemampuan zakat.
3. Bagi Masyarakat Umum Dapat menambah khasanah keilmuan dan referensi
yang dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk mengetahui kinerja
keuangan perbankan syariah dilihat dari kemampuan zakat.
D. Sistematika Penulisan
11
Sistematika penulisan dalam penelitian ini disajikan untuk memberikan
gambaran keseluruhan isi penelitian. Adapun sistematika pembahasan yang
terdapat dalam penelitian ini terdiri dari lima bab.
1. Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
2. Bab II Landasan Teori
Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang berhubungan dengan
penelitian yang dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan penelitian
terdahulu, dan kerangka pemikiran teoritis.
3. Bab III Metodelogi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang variabel penelitian dan definisi operasional
variabel, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan
data dan metode analisis.
4. Bab IV Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang deskripsi objek penelitian, analisis data dan
interpretasi hasil.
5. Bab V Penutup
Bab ini berisi tentang simpulan dan saran.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Perbankan Syariah
Pengertian bank syariah atau bank Islam adalah bank yang
beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Menurut undang-
undang RI No.21 tahun 2008 tentang perbankan syariah menyatakan bahwa
perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank
Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,
serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank syariah
terdiri dari Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
Sedangkan Unit Usaha Syariah adalah unit kerja dari kantor pusat Bank
Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau
unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau
unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri
yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi
sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan atau unit
syariah.
Sedangkan yang dimaksud dengan prinsip syariah dijelaskan pada
pasal 1 butir 12 Undang-Undang No. 21 Tahun 2008, yaitu Prinsip Syariah
adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa
yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam
penetapan fatwa di bidang syariah, (Undang-undang Perbankan Syariah,
2008)
13
Maksud dari prinsip syariah diatas adalah bank syariah dalam
menjalankan segala operasionalnya tidak mengandung hal-hal yang
dilarang oleh syariah seperti Riba, Mayshir, Gharar dan lain sebagainya..
Hal inilah yang mendasari perbedaan antara bank syariah dengan bank
konvensional dimana bank konvesional menggunakan sistem bunga yang
dalam islam termasuk kedalam perbuatan Riba. Sebagaimana tertulis
didalam Al-quran sebagai berikut:
Surat An Nisa ayat 161 :
“Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya
mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta
benda dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-
orang kafir di antara mereka siksa yang pedih.”
Pelarangan riba juga disebutkan didalam beberapa Hadist,
diantaranya:
Riwayat Al Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah menyatakan
bahwa Nabi SAW bersabda: “Tinggalkanlah tujuh hal yang membinasakan.
Orang-orang bertanya: Apa itu wahai Rasul?. Beliau menjawab: Syirik
kepada Allah SWT, sihir, membunuh jiwa orang yang diharamkan Allah
SWT, kecuali dengan hak, memakan riba, memakan harta anak yatim,
14
melarikan diri pada saat datangnya serangan musuh dan menuduh wanita
mukmin yang suci tetapi lalai.”
Kegiatan usaha Bank Syariah antara lain berdasarkan prinsip bagi
hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip usaha patungan
(musyarakah), jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah), atau pembiayaan barang berdasarkan prinsip pesanan dengan
pembayaran tangguh dan angsuran (isthisna), gadai atas barang berharga
(rahn), sewa atas milik (ijarah) serta kegiatan usaha lainnya.
2. Prinsip Bank Syariah dan Prinsip Operasional Bank Syariah
a. Prinsip Bank Syariah
Prinsip utama bank syariah terdiri dari larangan atas riba pada
semua jenis transaksi; pelaksanaan aktivitas bisnis atas dasar kesetaraan
(equality), keadilan (fairness) dan keterbukaan (transparency);
pembentukan kemitraan yang saling menguntungkan; serta tentu saja
keuntungan yang didapat harus dari usaha dengan cara yang halal. Selain
itu, ada satu ciri yang khas yaitu bank syariah harus mengeluarkan dan
mengadministrasikan zakat guna membantu mengembangkan
lingkungan masyarakatnya sesuai dengan prinsip syariah (Ahmad Nurul
Muammar, 2010:14).
Karakteristik perbankan syariah yang terkenal adalah pembagian
keuntungan dan kerugian serta pelarangan bunga. Rivai dan Arifin
(2010) menjelaskan terdapat 6 prinsip dalam perbankan syariah: (dalam
Eka Bayu, 2017:8)
15
1) Melarang Bunga
Bunga secara keras dilarang oleh Islam dan dipahami sebagai
sesuatu yang haram. Islam hanya mengijinkan satu jenis pinjaman
yaitu Qardhul Hasan, di mana peminjam tidak dikenakan bunga atau
tambahan jumlah dari uang yang dipinjam.
2) Pembagian Yang Seimbang
Islam mendorong muslim untuk menanam uang mereka dan
menjadi rekan kerja dengan tujuan berbagi keuntungan dan risiko
dalam bisnis, meskipun posisinya sebagai kreditor. Dalam Islam,
pembiayaan didasarkan pada iman di mana pemberi pinjaman dan
peminjam harus berbagi risiko bisnis secara seimbang.
3) Uang Sebagai Modal Potensial
Dalam Islam uang hanya alat pertukaran, tidak ada nilai
dalam dirinya sendiri. Sehingga seharusnya tidak diijinkan menilai
tinggi terhadap uang melalui pembayaran bunga tetap ketika
menyimpan di bank ataupun ketika meminjamkan kepada seseorang.
Uang diperlakukan sebagai modal potensial, akan menjadi nilai riil
hanya ketika uang digabung dengan sumber daya lain yang
bertanggung jawab untuk menjalankan aktivitas yang produktif.
4) Melarang Gharar
Sistem keuangan Islam melarang penimbunanan dan
melarang transaksi yang memiliki karakteristik gharar atau
ketidakpastian yang tinggi dan juga melarang maysir atau judi.
16
Transaksi ekonomi harus bebas dari ketidakpastian, risiko, dan
spekulasi. Dalam hukum bisnis, gharar berarti bank terlibat pada
bisnis yang di mana bank tidak memiliki pengetahuan yang cukup
atau pada transaksi yang sangat beresiko.
5) Kontrak Yang Valid
Bank syariah memegang tanggung jawab kontrak dan
berkewajiban untuk memberikan informasi secara utuh. Hal ini
dimaksudkan untuk mengurangi risiko asimetris informasi dan risiko
moral. Pihak yang disebut dalam kontrak harus memiliki
pengetahuan yang baik tentang produk.
6) Kegiatan Syariah Yang Disetujui
Bank syariah harus melaksanakan aktivitas bisnis yang tidak
melanggar hukum syariah dan menghindari aktivitas-aktivitas yang
dilarang secara syariah, misalnya investasi pada bisnis yang
berhubungan dengan alkohol dan perjudian.
Walaupun dalan operasional perbankan syariah terdapat
batasan-batasan yang ditetukan oleh syariah, perbankan syariah
sama seperti bisnis entity lainnya, bank syariah tentu diharapkan
dapat menghasilkan keuntungan dalam operasionalnya. Jika tidak,
tentu bank syariah disebut tidak amanah dalam mengelola dana-dana
yang diinvestasikan masyarakat. Maka bank syariah harus
menyelaraskan antara tujuan profit dengan aspek moralitas Islam
yang melandasi semua operasionalnya .
17
b. Prinsip Operasional Bank Syariah
Dalam melaksanakan investasinya, bank syariah memberi
keyakinan bahwa dana mereka sendiri (equity), serta dana lain yang
tersedia untuk investasi, mendatangkan pendapatan yang sesuai dengan
syariah dan bermanfaat bagimasyarakat. Berdasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 pasal 1 (13) tentang Perbankan
disebutkan bahwa:
”Prinsip syariah adalah sebagai aturan perjanjian berdasarkan
hukum syariah antara bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dana
dan pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan
sesuai dengan syariah antara lain: pembiayaan berdasarkan prinsip bagi
hasil (Mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
(Musyarakah), Pembiayaan berdasarkan prinsip jual-beli barang dengan
memperoleh keuntungan (Murabahah), atau pembiayaan barang modal
berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (Ijarah), atau dengan
adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari
pihak bank oleh pihak lain (Ijarah wa Istiqna).”
Berdasarkan dengan isi kandungan Undang-Undang Republik
Indonesia No. 10 Tahun 1998 pasal 1 (13) tentang Perbankan diatas, M.
Syafi’i Antonio (2001) menjelaskan secara ringkas terkait prinsip dasar
perbankan syariah sebagai berikut: (Syafi’i Antonio, 2001:83)
1) Prinsip Titipan atau Simpanan (Depository atau Al Wadiah)
18
Al wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu
pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus
dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki.
2) Prinsip Bagi Hasil (Profit Sharing)
Prinsip bagi hasil yang sudah dikenal adalah:
a) Al Musyarakah adalah prinsip dimana bank menyediakan
sebagian dari pembiayaan bagi usaha atau kegiatan tertentu,
sebagian lain disediakan oleh mitra usaha. Dalam hal ini, bank
dapat ikut serta mengelola usaha tersebut. Bank bersama mitra
usaha mengadakan kesepakatan tentang pembagian keuntungan
dari usaha yang dibiayai.
b) Al Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak,
yaitu pihak yang satu (Shahibul Maal) menyediakan seluruh
modal. Dan pihak lainnya bertindak sebagai pengelola usahanya
(Mudharib). Keuntungan dari kerjasama secara mudharabah ini
dibagi dengan kesepakatan keduabelah pihak.
3) Prinsip Jual Beli (Sale and Purchase)
Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya
perpindahan kepemilikan barang. Tingkat keuntungan bank
ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang yang
dijual. Transaksi jual beli dibedakan berdasarkan bentuk
pembayarannya dan waktu penyerahan barang. Ada tiga jenis jual
19
beli sebagai dasar dalam pembiayaan modal kerja dan investasi,
yaitu: Al Murabahah, Salam dan Isthisna.
4) Prinsip Sewa (Operational Lease and Financial Lease)
Prinsip ini biasa disebut dengan Al Ijarah yang mempunyai
maksud akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa. Dalam
konteks perbankan syariah, Ijarah adalah lease contract yaitu suatu
bank atau lembaga keuangan menyewakan peralatan kepada salah
satu nasabahnya berdasarkan pembebanan biaya yang sudah
ditentukan secara pasti sebelumnya. Prinsip ini dibedakan menjadi
dua, yaitu: Ijarah/sewa (Operational Lease) dan Ijarah Al-
Muntahiyah Bit tamlik (Financial Lease With Purchase Option) atau
sewa beli.
3. Fungsi dan Peran Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang menjalankan fungsi intermediasinya
berdasarkan prinsip-prinsip syariat Islam. Menurut pasal 4 dalam Undang-
Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, fungsi bank syariah
dan Unit Usaha Syariah (UUS) diantaranya:
a) Bank Syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat.
b) Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk
lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak,
sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada
organisasi pengelola zakat.
20
c) Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari
wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai
dengan kehendak pemberi wakaf (wakif). Dengan fungsinys tersebut
Bank Umum Syariah (BUS) merupakan subjek zakat yang cukup
potensial di Indonesia (Eka, 2017:12)
Dalam referensi lain juga dijelaskan terkait fungsi perbankan syariah
yang berbeda dengan fungsi perbankan konvensional, yaitu:
a) Manajer Investasi, bank syariah mempunayai fungsi manajer investasi
yang bertugas untuk mengelola dana yang dihimpun dari nasabah
sebagai pemilik dana. Karna besar kecilnya pendapatan yang diterima
oleh pemilik dana tergantung kepada keahlian, kehati-hatian, dan
profesionalisme dari bank syariah sebagai pengelola dana.
b) Investor, bank-bank Islam menginvestasikan dana yang disimpan pada
bank tersebut (dana pemilik bank maupun dana rekening investasi)
dengan jenis dan pola investasi yang sesuai dengan syariah. Investasi
yang sesuai dengan syariah tersebut meliputi akad murabahah, sewa-
menyewa, musyarakah, akad mudharabah, akad salam atau istisna’,
pembentukan perusahaan atau akuisisi pengendalian atau kepentingan
lain dalam rangka mendirikan perusahaan, memperdagangkan produk,
dan investasi atau memperdagangkan saham yang dapat
diperjualbelikan. Keuntungan dibagikan kepada pihak yang memberikan
dana, setelah menerima bagian keuntungan Mudharibnya yang sudah
disepakati sebelum pelaksanaan akad antara pemilik rekening investasi
21
dan bank, sebelum pelaksanaan akad. Fungsi ini dapat dilihat dalam hal
penyaluran dana yang dilakukan oleh bank syariah, baik yang dilakukan
dengan mempergunakan prinsip jual beli maupun dengan menggunakan
prinsip bagi hasil sendiri.
c) Jasa Keuangan, fungsi bank syariah sebagai penyedia jasa keuangan
tidak jaun berbeda dengan bank konvesional, misalkan seperti
menyediakan layanan Kliring,transfer, inkaso, pembayaran gaji dan
sebagainya. Perbedaannya hanya pada penekanan prinsip syariah nya
yang tidak boleh dilanggar.
d) Fungsi Sosial, Konsep perbankan Islam mengharuskan bank islam
memberikan pelayanan sosial apakah melalui dana Qard (pinjaman
kebajikan) atau zakat dan dana sumbangan sesuai dengan prinsip-prinsip
Islam. Fungsi ini juga yang membedakan fungsi bank syariah dengan
bank konvensional, walaupun hal ini ada dalam bank konvensional
biasanya dilakukan oleh individu-individu yang mempunyai perhatian
dengan hal sosial tersebut, tetapi dalam bank syariah fungsi sosial
merupakan salah satu fungsi yang tidak dapat dipisahkan dengan fungsi-
fungsi yang lain. Fungsi ini merupakan bagian dari sistem. Bank syariah
harus memegang amanah dalam menerima ZIS (zakat, infak dan
sodaqah) atau qardhul hasan dan menyalurkan kepada pihak-pihak yang
berhak menerimanya dan atas semuanya itu haruslah dibuatkan laporan
keuangan sebagai pertanggungjawaban dalam memegang amanah
22
tersebut. (Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir
Indonesia, 2001:8)
4. Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan
yang lengkap. Laporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain
serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan . Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses
pencatatan, serta ringkasan dari transaksi keuangan yang disusun untuk
menyediakan informasi keuangan mengenai suatu perusahaan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan ekonomi (Wardiah, 2013:285).
Sedangkan laporan keuangan bank syariah sesuai PSAK 101 yang
lengkap terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas,
laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan dana investasi terikat,
laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil, laporan sumber dan
penggunaan dana zakat, laporan sumber dan penggunaan dana
kebajikan dan catatan atas laporan keuangan (Wasilah, 2011:22). Lebih
jelasnya dapat dilihat perbedaan laporan keuangan bank syariah dengan
laporan keuangan bank konvesional didalam tabel 2.1 berikut:
23
Tabel 2. 1
Perbedaan Laporan Keuangan
Bank Konvensional
(PSAK 1)
Bank Syariah
(PSAK 101)
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan
Ekuitas
5. Catatan atas laporan
keuangan
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan Ekuitas
5. Laporan perubahan dana
investasi terikat
6. Laporan rekonsiliasi pendapatan dan
bagi hasil
7. Laporan sumber dan
penggunaan dana zakat
8. Laporan sumber dan pengguanaan
dana kebajikan
9. Catatan atas laporan keuangan
` Sumber: Wasilah (2011)
Laporan keuangan yang disusun oleh bank syariah memiliki
beberapa fungsi yaitu:
a. Informasi dalam pengambilan putusan investasi dan pembiayaan
laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi yang bermanfaat
bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan
yang rasional. Pihak-pihak yang berkepentingan antara lain:
1) Maal /pemilik dana
2) Kreditur
3) Pembayar zakat, infak dan sadaqah
4) Pemegang saham
5) Otoritas pengawasan
24
6) Bank Indonesia
7) Pemerintah
8) Lembaga penjamin simpanan
9) Masyarakat
b. Informasi dalam menilai prospek arus kas
c. Informasi atas sumber daya ekonomi
d. Informasi mengenai kepatuhan bank terhadap prinsip syariah.
e. Informasi untuk membantu pihak terkait didalam menentukan zakat
bank atau pihak lainnya.
f. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan bank terhadap
tanggun jawab amanah dalam mengamalkan dana,
menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang rasional serta
informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh
pemilik dan pemilik rekening investasi.
g. Informasi mengenai pemenuhan fungsi sosial bank, termasuk
pengelolaan dan penyaluran zakat. (Tim Pengembangan Perbankan
Syariah Institut Bankir Indonesia, 2001:9).
5. Zakat
Kewajiban untuk mengeluarkan zakat memang sudah Allah
perintahkan kepada umat manusia yang sudah tertulis didalam Alqur’an.
Didalam Alqur’an, kurang lebih terdapat 32 kata zakat disebutkan, bahkan
terdapat juga 82 kata yang disebutkan didalam Alqur’an yang mempumyai
makna serupa dengan zakat yaitu menggunakan kata infaq dan shodaqoh.
25
Hal ini menandakan bahwa pentingnya zakat dalam kehidupan manusia
didunia ini. Dan zakat merupakan salah satu rukun islam yang harus kita
laksanakan agar keislaman kita dapat sempurna. Zakat merupak wadah bagi
kita untuk mensucikan harta dan jiwa kita dari hak-hak orang lain yang
masih ada didalam diri kita. Hal ini menunjukan bahwa zakat sangat
berhubungan erat dengan rukun islam yang lainnya seperti shalat adalah
kewajiban badan, keduanya membersihkan badan dan harta (Khairul
Ikhwan, 2000:15).
a. Pengertian Zakat
Berdasarkan pengertian secara etimologi, kata zakat berasal dari
bahasa Arab adalah ”Zakaa” memiliki arti tumbuh atau berkembang. Jika
diucapkan, “zakaa asy syajaratu” , artinya adalah pohon itu tumbuh dan
bertambah. (Al-Munawwir, 1997:577). Sedangkan menurut terminologi,
Zakat adalah mengeluarkan harta secara khusus kepada orang yang
berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu. Artinya, orang yang
telah sampai nisab dan syarat zakatnya (muzakki), maka diwajibkan
baginya untuk memberikan kepada fakir miskin dan orang-orang yang
berhak menerimanya (mustahiq). Alquran menekankan bahwa pemberian
zakat adalah salah satu kebaikan yang utama dari seorang muslim
sejati.Zakat sendiri terbagi menjadi dua:
1) Zakat Fitrah, ialah zakat yang wajib dikeluarkan Muslim menjelang
Idul Fitri pada bulan Ramadhan. Besar zakat yang harus dikeluarkan
26
setara dengan 2,5 kilogram makanan pokok yang ada di daerah
bersangkutan.
2) Zakat Maal (Zakat Harta), mencakup hasil perdagangan atau
perusahaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta
temuan (rikaz), emas, perak, uang dan hasil pendapatan atau jasa.
Masing-masing tipe memiliki perhitungannya sendiri-sendiri
(Undang-Undang No.38 Tahun 1999 Tentang Zakat). Zakat yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah zakat perusahaan yang masuk
kedalam zakat maal.
b. Tujuan dan Hikmah serta Hakikat Zakat
Allah SWT dan Rasulullah SAW sudah memberitahukan kita
mengenai hikmah jika kita menunaikan zakat. Zakat merupakan ibadah
yang memiliki dimensi ganda, yaitu vertical dan horizontal (Asnaini,
2008:42). Secara vertikal, berari zakat merupaka suatu ibadah ydan
sebagai wujud ketaqwaan dan rasa syukur hamba kepada Allah SWT atas
nikmat-Nya yang dia terima berupa harta serta untuk mensucikan dan
membersihkan diri dan hartanya dari hak orang lain yang belum
dikeluarkan. secara horizontal berarti untuk mewujudkan rasa keadilan
sosial dan kasih sayang diantara pihak yang mampu dengan pihak yang
tidak mampu dan memperkecil problema dan kesenjangan sosial serta
ekonomi umat.
27
Zakat dalam pengertian horizontal, banyak sekali tujuan dan
hikmah bagi orang yang menunaikannya. Abdul Hamid Al Baily
(2006:133) mengatakan tujuan dan hikmah zakat adalah
1) Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin.
2) Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang
3) Mengangkat derajat dan membantu keluar dari kesulitan hidup
mustahik.
4) Sarana pemerataan pendapatan rezeki untuk mendapat keadilan sosial.
Pada hakikatnya, zakat merupakan hak mustahik bukan
merupakan pemberian atau kebaikan hati orang-orang kaya semata. Hal
ini berarti zakat merupakan kewajiban bagi yang mampu dan hak bagi
yang tidak mampu dan tidak ada didalam zakat itu istilah hutang budi,
balas budi, malu ataupun hina (Asnaini, 2008:44).
c. Harta yang wajib dizakatkan
Menurut Yusuf Al qardhawi (1996:122-123), ulama mazhab yang
empat secara ittifaq (sependapat) mengatakan bahwa jenis harta yang
wajib dizakatkan yaitu:
1) Binatang ternak (sapi, unta, kerbau, kambing atau domba)
2) Emas dan perak
3) Perdagangan
4) Hasil Sewa Tanah
5) Hasil Pertanian
6) Madu dan produksi hewan lainnya
28
7) Barang tambang dan hasil laut
8) Hasil investasi pabrik dan gudang
9) Hasil pencarian dan profesi
10) Hasil saham dan obligasi
d. Zakat Perusahaan
Zakat perusahaan pada umumnya dianalogikan pada zakat
perdagangan, hal tersebut sesuai dengan pendapat Muktamar Zakat
Internasional, dan berdasarkan pada pendapat para ulama, diantaranya
adalah Abu Ishaq Asy Syatibi, seperti dalam ungkapannya “Hukumnya
adalah seperti hukum zakat perdagangan, karena dia memproduksi dan
kemudian menjualnya, atau menjadikan apa yang diproduksinya sebagai
komoditas perdagangan, maka dia harus mengeluarkan zakatnya tiap
tahun dari apa yang dia miliki baik berupa stok barang yang ada ditambah
nilai dari hasil penjualan yang ada, apabila telah mencapai nishabnya
(Muammar, 2010:27).
Yang dimaksud dengan perusahaan disini adalah sebuah usaha
yang diorganisir sebagai sebuah kesatuan resmi yang terpisah dengan
kepemilikan dibuktikan dengan kepemilikan saham (Arif Mufraini, 2006:
124). Sebuah perusahaan umumnya memiliki harta yang tidak akan lepas
dari tiga bentuk. Pertama: harta dalam bentuk barang, baik yang berupa
sarana dan prasarana, maupun yang merupakan komoditas perdagangan.
Kedua: harta dalam bentuk tunai yang biasanya disimpan di bank-bank.
Ketiga: harta dalam bentuk piutang. Maka yang dimaksud dengan harta
29
perusahaan yang harus dizakati adalah ketiga bentuk tersebut, dikurangi
harta dalam bentuk sarana dan prasarana dan kewajiban mendesak
lainnya, seperti utang yang jatuh tempo atau yang harus dibayar saat itu
juga.
Landasan hukum dalam kaitan kewajiban zakat perusahaan ini,
terdapat dalam Undang-undang No. 38 Tahun 1999, tentang Pengelolaan
Zakat, Bab IV pasal 11 ayat (2) bagian (b) dikemukakan bahwa di antara
yang objek zakat yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah perdagangan
dan perusahaan.
Adapun landasan hukum islam untuk kewajiban perusahaan untuk
mengeluarkan zakat terdapat didalam ayat-ayat zakat yang mempuyai arti
bersifat umum, seperti dalam Al-qur’an surat At-taubah ayat 103 sebagai
berikut:
Artinya: “ Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah
untuk mereka sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa
bagi mereka. Dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui.”
Dapat diambil isi kandungan dari ayat di atas yang mewajibkan
setiap harta dan hasil usaha untuk dikeluarkan zakatnya, dan peranan
zakat sebagai instrumen untuk mewujudkan keadilan antara sesama
30
pelaku usaha. Operasi perusahaan yang positif akan mempengaruhi
jumlah laba yang dihasilkan dan berapa besarnya zakat yang akan
ditunaikan (Maisyaroh, 2006:8).
Syarat Zakat perusahaan adalah:
1) Kepemilikan dikuasai oleh kaum Muslim
2) Bidang usaha harus halal
3) Aset Perusahaan harus dinilai
4) Aset perusahaan dapat berkembang
5) Minimal kekayaan perusahaan harus setara dengan 85 gram emas
(Ahmad Nurul Muammar, 2010:32)
e. Nisab Zakat
Nisab zakat adalah batasan untuk para muzakki yang wajib
mengeluarkan zakat. Para ulama peserta Muktamar Internasional Pertama
tentang Zakat, meanalogikan zakat perusahaan ini kepada zakat
perdagangan, karena dipandang dari aspek legal dan ekonomi kegiatan
sebuah perusahaan intinya berpijak pada kegiatan tranding atau
perdagangan. Oleh karena itu, secara umum pola pembayaran dan
perhitungan Zakat perusahaan adalah sama dengan zakat perdagangan.
Demikian nisabnya adalah senilai 85 gram emas murni, perhitungan zakat
perusahaan didasarkan pada laporan keuangan (neraca) dengan
mengurangkan kewajiban atas aktiva lancar atau dikurangi pembayaran
utang dan kewajiban lainnya, zakat yang wajib dikeluarkan adalah 2,5%
oleh perusahaan (Didin Hafidhuddin, 2002:99).
31
f. Perhitungan Zakat Perusahaan
Didin Hafidudin (2002) mengatakan Perhitungan zakat
perusahaan adalah pentingnya melakukan berbagai koreksi atas nilai
aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek yang disesuaikan dengan
ketentuan syariah. Selain itu, karena yang perlu diperhatikan dalam
penghitungan zakat perusahaan adalah pentingnya melakukan berbagai
koreksi atas nilai aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek yang
kemudian disesuaikan dengan ketentuan syariah, seperti koreksi atas
pendapatan bunga, dan pendapatan haram serta subhat lainnya (Arif
Mufraini, 2006:125)
Prinsip penghitungan zakatnya yaitu mengacu pada prinsip
penghitungan zakat perdagangan atau perniagaan, yaitu berdasarkan pada
riwayat Maimun bin Muhran yang diriwayatkan oleh Abu Ubaid dalam
kitabnya Al-Amwal: “Apabila telah sampai waktu penunaian zakat
(berlalu haul) maka lihatlah uang yang ada padamu atau persediaan
barang dagangan, dan nilailah uang dan piutang yang ada pada orang lain.
Hitunglah, kemudian hutangnya pada orang kemudian zakatilah sisanya
(Ahmad Nurul Muammar, 2010:31). Tahapan cara menghitung zakat
perusahaan sebagaimana umumnya adalah sebagai berikut:
1) Menentukan Aset Wajib Zakat
AAOIFI (The Accounting and Auditing Organization for
Islamic Financial Institution) telah merumuskan standar zakat untuk
institusi keuangan yaitu sebagaimana berikut:
32
a) Metode Aktiva Bersih (Net Asset), Subjek zakat pada metode aktiva
bersih terdiri dari: kas dan setara kas, piutang bersih (total piutang
dikurangi piutang ragu), aktiva yang diperdagangkan, pembiayaan
mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan salam dan
Istisna. Menjumlahkan aset wajib zakat: kas, piutang bersih (total
piutang dikurangi piutang ragu-ragu), aktiva yang diperdagangkan
(persediaan/surat berharga/real estate), pembiayaan (Mudharabah,
musharakah, dan lain-lain) Mengurangi aset wajib zakat: utang
lancar, modal investasi tak terbatas, penyertaan minoritas,
penyertaan pemerintah, penyertaan lembaga social, endowment,
dan lembaga non profit.
b) Metode Dana Investasi Bersih (Net Invested Funds). Subjek zakat
pada metode dana investasi bersih sebagai berikut: modal disetor,
cadangan yang tidak dikurangkan dari aktiva, laba ditahan termasuk
laba ditahan yang digunakan sebagai cadangan, laba bersih yang
belum dibagikan, komponen pengurangnya adalah: aktiva tetap
bersih, investasi yang tidak digunakan dalam perdagangan mislnya
gedung yang disewakan, kerugian yang terjadi selama 1 periode.
Menjumlahkan aset wajib zakat: modal disetor (tambahan modal),
cadangan, cadangan yang tidak dikurangi aktiva, laba ditahan, laba
bersih, dan utang jangka panjang. Mengurangi aset wajib zakat:
aktiva tetap, investasi yang tidak diperdagangkan dan kerugian.
33
2) Menilai Aset Wajib Zakat
a) Metode Aktiva Bersih
Tabel 2. 2
Cara Menghitung Zakat
Metode Aktiva Bersih
Model Aktiva Bersih Dasar Penelitian
A Aktiva:
Kas dan setara kas
Piutang bersih
Pembiayaan
- Musyarakah
- Mudharabah
Aktiva yang diperdagangkan
- Persediaan
- Surat berharga
- Real estate
Nilai kas atau setara kas
Nilai kas atau setara kas
Nilai kas atau setara kas
Nilai kas atau setara kas
Nilai kas atau setara kas
Nilai kas atau setara kas
Nilai kas atau setara kas
B Utang:
-Utang lancar
-Wesel bayar
-Utang lain-lain
-Modal investasi tak terbatas
-Penyertaan dari pemerintah,
endowment, lembaga sosial,
organisasi non profit.
-Penyertaan minoritas
Nilai Buku
Nilai Buku
Nilai Buku
Nilai Buku
Nilai Buku
Nilai Buku
Sumber: Arief Mufraini (2006:127)
b) Model Net Invest Fund
Tabel 2. 3
Cara Menghitung Zakat
Model Net Invest Fund
Model Net Invest Fund Dasar Penelitian
A
Aktiva yang diperdagangkan:
-Gedung yang disewakan
Nilai Buku
34
B
-Lain-lain
Aktiva tetap bersih
Cadangan yang tidak
dikurangkan dari aktiva
Utang lancar dan wesel bayar
Modal:
- Tambahan modal
- Cadangan
- Laba ditahan
- Laba bersih
Nilai Buku
Nilai Buku
Nilai Buku
Nilai Buku
Nilai Buku
Nilai Buku
Nilai Buku
Nilai Buku
Sumber: Arief Mufraini (2006:128)
Menghitung Aset Wajib Zakat
a) Model Aktiva Bersih
[ ( kas dan setara kas + piutang bersih + pembiayaan + aktiva
yang diperdagangkan) – ( utang lancar + modal investasi tak
terbatas + penyertaan minoritas + penyertaan pemerintah +
endowment + lembaga social + organisasi non profit)] x 2,5%
=
b) Model Net Invest Fund
[ ( Tambahan modal + cadangan + cadangan yang bukan
dikurangkan dari aktiva + laba ditahan + laba bersih + utang
jangka panjang) – ( aktiva tetap + investasi yang tidak
diperdagangkan + kerugian)] x 2,5=
6. Analisis Rasio Keuangan
Penggunaan rasio-rasio keuangan sebagai variabel adalah salah satu
metode untuk mengukur kinerja sebuah perusahaan terutama yang bergerak
35
dalam sektor keuangan, baik sudah gopublik maupun yang belum demikian
pula halnya pada bank syariah. Dalam laporan keuangan bank syariah
disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
mencakup pula pedoman akuntansi dan pelaporan terkait yang ditetapkan
oleh otoritas perbankan. Rasio-rasio keuangan yang digunakan pada bank
syariah umumnya sama dengan yang digunakan pada bank konvensional.
Banyak peneliti menggunakan rasio keuangan yang dikategorikan dalam
beberapa kategori seperti rasio likuiditas, profitabilitas, solvabilitas,
efesiensi usaha dan rasio komitmen kepada masyarakat untuk meneliti
kondisi kinerja keuangan perusahaan. Zakat adalah salah satu komitmen
perusahaan kepada masyarakat sehingga besarnya komitmen perusahaan
tergantung juga kepada besarnya kapasitas perusahaan (Sri Zaitun, 2001:15)
Menurut Triyuwono, melalui zakat dapat diketahui kinerja
perusahaan yaitu semakin tinggi zakat yang dikeluarkan oleh perusahaan
berarti semakin besar laba yang didapat perusahaan. Organisasi bisnis
Islami tidak lagi berorientasi pada laba atau berorintasi pada pemegang
saham tetapi berorientasi pada zakat. Dengan oreintasi zakat, perusahaan
berusaha untuk mencapai ”angka” pembayaran zakat yang tinggi. Dengan
demikian, laba berarti tidak lagi menjadi ukuran kinerja (performance)
perusahaan, tetapi sebaliknya zakat menjadi ukuran kinerja perusahaan
(Muhammad, 2002:141). Untuk mengetahui zakat bank syariah, terlebih
dahulu harus mengetahui kinerja keuangan bank syariah melalui rasio yang
36
berlaku secara umum, setelah itu baru dapat menghitung dana zakat bank
syariah (Muhammad, 2005:158).
Analisis rasio adalah suatu periode analisa untuk mengetahui
hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba-rugi
individual atau kombinasi kedua laporan tersebut (S Munawir, 2002:36) .
Rasio-rasio yang digunakan bank syariah sama dengan bank konvensional
pada umumnya, sebagai berikut:
a. Rasio likuiditas adalah ukuran kemampuan bank dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya yang berupa hutang – hutang jangka
pendek
b. Rasio profitabilitas/ Ratio Rentabilitas, adalah rasio yang menunjukan
tingkat Refektivitas yang dicapai melalui usaha operasional bank yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba atau keuntungan
c. Rasio Solvabilitas atau Ratio leverage, yaitu mengukur perbandingan
dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari
kreditur perusahaan tersebut.
Pada penelitian kali ini, rasio yang digunakan adalah rasio
profitabilitas. Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukan tingkat
efektivitas yang dicapai melalui usaha operasional bank yang digunakan
untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba atau
keuntungan. Tingkat keuntungan bersih (net income) yang dihasilkan oleh
bank dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat dikendalikan (controlable
37
factors) dan faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan (uncontrolable
facrors). Controlable factors adalah faktor-faktor yang dapat dipengaruhi
oleh manajemen seperti segmentasi bisnis (orientasinya kepada whole sale
dan retail), pengendalian pendapatan (tingkat bagi hasil, keuntungan atas
transaksi jual beli, pendapatan fee atas layanan yang diberikan) dan
pengendalian biaya-biaya. Uncontrolable factors atau faktor-faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja bank
seperti kondisi ekonomi secara umum dan situasi persaingan dilingkungan
wilayah operasinya. Bank tidak dapat mengendalikan faktor-faktor
eksternal, tetapi mereka dapat membangun fleksibilitas dalam rencana
operasi mereka untuk menghadapi perubahan faktor-faktor eksternal
(Zainul Arifin, 2006:115). Rasio Profitabilitas yang akan di ukur dalam
penelitian ini adalah Return On Asset (ROA).
ROA merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan,
sehingga ROA sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis. Return On
Asset (ROA) adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara
keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan
aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin
baik keadaan suatu perusahaan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑅𝑂𝐴 =𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
Total Aktiva𝑋 100%
7. Ukuran Perusahaan
38
Ukuran perusahaan adalah suatu skala, dimana dapat
diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara
lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya
ukuran perusahaan hanya terbagi menjadi 3 kategori yang didasarkan
kepada total asset perusahaan yaitu perusahaan besar (large firm),
perusahaan menengah (medium firm), dan perusahaan kecil (small firm).
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan dari besarnya
total asset yang dimiliki perusahaan. Aset menunjukkan aktiva yang
digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Dengan peningkatan aset
yang besar, perusahaan atau bank syariah cenderung lebih bebas mengambil
kebijakan apapun termasuk dalam kebijakan mengeluarkan zakat.
Peningkatan asset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin
menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Dengan
meningkatnya kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan, dimungkinkan
pihak kreditor tertarik menanamkan dananya ke perusahaan. (Weston dan
Brigham, 1994 dalam Dewi Sartika, 2012:37)
Variabel ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural (Ln)
dari total asset. Hal ini dikarenakan besarnya total asset masing-masing
perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga
didapat menyebabkan nilai yang ekstrim. Untuk menghindari adanya data
yang tidak normal tersebut maka data total asset perlu di Ln kan. Variabel
Ukuran Perusahaan dapat dinyatakan dengan rumus:
Ukuran Perusahaan = Ln Total Asset
39
B. Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen
1. Hubungan Return On Asset (ROA) Terhadap Pengeluaran Zakat Bank
Syariah
ROA adalah rasio keuangan perusahaanyangberhubungandengan
aspek earning atau profitabilitas. ROA berfungsi mengukur efektivitas
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang
dimiliki. Semakin besar ROA yang dimiliki oleh sebuah perusahaan,
semakin efisien penggunaan aktiva sehingga akan memperbesar laba.
Laba yang besar akan menarik investor karena perusahaan memiliki
tingkat kembalian yang semakin tinggi (Wardiah, 2013:299).
Rasio ini dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menilai tingkat
profitabilitas suatu bank. Karena dengan tingginya tingkat rasio ini maka
semakin tinggi pula profit yang didapat sehingga dengan rasio ini bank
menunjukan kinerja keuangan yang baik. Adapun ikatan ROA dengan
pengeluaran zakat adalah keterkaitannya dengan konsep bisnis yang
menyatakan bahwa dengan kinerja keuangan yang baik maka bank akan
cenderung mengeluarkan zakat sesuai ketentuan agama dan Undang-
Undang (Syaifudin dalan Anis Ulfa, 2017:1).
Penelitian yang dilakukan oleh Muammar (2010) dan Anis Ulfa
(2017) menunjukan bahwasannya ROA memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap pengeluaran zakat bank umum syariah, berdasarkan uraian
tersebut, maka hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah Return On
40
Asset (ROA) memiliki pengaruh signifikan terhadap pengeluaran zakat
bank umum syariah.
H1: ROA memiliki pengaruh signifikan terhadap pengeluaran zakat
bank umum syariah
2. Hubungan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengeluaran Zakat Bank Syariah
Ukuran Perusahaan merupakan suatu skala diman dapat
diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut beberapa cara yaitu
total aktiva, log size, nilai pasar saham dan lain-lain. Dalam industri
perbankan syariah, ukuran perusahaan lebih cenderung dilihat dari total
asetnya mengingat produk utamanya adalah pembiayaan, sedangkan
penjualan lebih dipakai pada produk asuransi maupun perusahaan yang
bergerak pada penjualan langsung. Ukuran Perusahaan diproksi dengan
total aset. Oleh karena itu, rumus yang digunakan untuk menghitung ukuran
perusahaan adalah sebagai berikut: (Irman dkk, 2013:113)
Ukuran Perusahaan= Ln_Total Aset
Dalam penelitian Irman dan Aam (2013), ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap pengeluaran zakat bank umum syariah. Hal ini
didasari bahwa bank yang mempunyai aset besar cenderung lebih bebas
mengambil kebijakan apapun termasuk dalam mengeluarkan zakat.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis kedua dalam penelitian ini
adalah Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran
zakat bank umum syariah.
41
H2: Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap
pengeluaran zakat bank umum syariah
C. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian kali ini, penulis mencantumkan beberapa
penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh pihak-pihak lain
sebagai bahan rujukan bagi penelitian penulis. Beberapa penilitan
sebelumnya yang memiliki hubungan dengan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 2. 4
Penelitian Terdahulu
NO Nama Penulis /Judul/Tahun
Variabel Penelitian
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Perbedaan dengan Peneliti
1 Sri
Zaitun/Analisi
s Pengaruh
Rasio
Profitabilitas
Terhadap
zakat Pada
PT. Bank
Muamalat
Indonesia/Tes
is (2001)
Independen: ROA,ROE,LDR, EM,CR, dan DtaR Dependen: Zakat
Penelitian menggunaan metode Regresi linear berganda dengan sampel laporan Perusahaan triwulanan pada tanggal 31 desember 1993-31 desember
Secara simultan semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran zakat bank. Secara parsial, hanya CR dan DtAR saja yang berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran zakat bank.
Peneliti menggunakan sampel bank umum syariah di Indonesia selama periode 2010-2016. Variabel independen yang digunakan adalah ROA dan Ukuran Perusahaan dengan menggunakan metode analisis data panel.
Lanjutan.....
NO Nama Penulis /Judul/Tahun
Variabel Penelitian
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Perbedaan dengan Peneliti
2 Siti Masulah
DKK/Analisis
Independen: Penelitian menggunaan
Secara simultan
Peneliti menggunakan
42
Pengaruh
Kinerja
Keuangan
Terhadap
Kemampuan
Zakat Pada
Bank Umum
Syariah/jurnal
(2012-2015)
ROA, CAR dan DER Dependen: Zakat
metode Regresi linear berganda dengan sampel Bank Umum Syariah yang terdaftar di BI tahun 2012-2015
maupun parsial, semua variabel independen berpengaruh terhadap pengeluaran zakat Bank Umum Syariah
sampel bank umum syariah di Indonesia selama periode 2010-2016. Variabel independen yang digunakan adalah ROA dan Ukuran Perusahaan dengan menggunakan metode analisis data panel.
3 Ahmad Nurul
Muammar/An
alisis
Pengaruh
Kinerja
Keuangan
Terhadap
Kemampuan
Zakat Pada
Bank Syariah
Mandiri Dan
Bank Mega
Syariah/Skrip
si (2010)
Independen: ROA dan ROE Dependen: Zakat
Penelitian menggunaan metode Regresi linear berganda dengan sampel laporan keuangan triwulanan Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah Tahun 2005-2009
simultan semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran zakat bank. Secara parsial, hanya ROA yang berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran zakat bank.
Peneliti menggunakan sampel bank umum syariah di Indonesia selama periode 2010-2016. Variabel independen yang digunakan adalah ROA dan Ukuran Perusahaan dengan menggunakan metode analisis data panel.
Lanjutan.....
NO Nama Penulis /Judul/Tahun
Variabel Penelitian
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Perbedaan dengan Peneliti
4 Anis Ulfa
Asmaryani/A
Independen: Penelitian menggunaan
Secara simultan,
Peneliti menggunakan
43
nalisis
Pengaruh
Rasio
Profitabilitas
Terhadap
Zakat PT
Bank Bank
Rakyat
Indonesia
Syariah
Tahun 2009-
2016/Skripsi
(2017)
ROA, ROE, NPM dan GPM Dependen: Zakat
metode Regresi linear berganda dengan sampel laporan keuangan triwulanan Bank Rakyat Indonesia Syariah Tahun 2005-2009
semua variabel independen berpengaruh terhadap pengeluaaran zakat bank. Secara parsial, GPM dan ROE berpengaruh positif terhadap pengeluaran zakat bank dan NPM berpengaruh negatif terhadap pengeluaran zakat bank. ROA tidak berpengaruh terhadap pengeluaran zakat bank.
sampel bank umum syariah di Indonesia selama periode 2010-2016. Variabel independen yang digunakan adalah ROA dan Ukuran Perusahaan dengan menggunakan metode analisis data panel.
5 Irman
Firmansyah
dkk/Pengaruh
Rasio
Profitabilitas
terhadap
Pengeluaran
Zakat Pada
Bank Umum
Syariah Di
Indonesia
Dengan
Ukuran
Perusahaan
Sebagai
VariabelMode
rasi/jurnal
Independen: ROA Dependen: Zakat Moderasi: Ukuran Perusahaan
Penelitian menggunaan metode Regresi linear berganda dengan sampel Bank Umum Syariah yang terdaftar di BI tahun 2009-2012
Secara simultan dan parsial, variabel independen berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran zakat bank dan ukuran perusahan memoderasi pengaruh antara variabel independen dan dependen
Peneliti menggunakan sampel bank umum syariah di Indonesia selama periode 2010-2016. Variabel independen yang digunakan adalah ROA dan Ukuran Perusahaan dengan menggunakan metode analisis data panel.
D. Kerangka Berpikir
44
Dari pemaparan landasan teori diatas, maka kerangka pemikiran
teoritik dalam penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 2.1.
Kerangka Berpikir
Hasil & Kesimpulan
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel (pooled
data), yaitu kombinasi antara data time series dan data cross section. Data yang
digunakan adalah data laporan keuangan tahuna Bank Umum Syariah pada
tahun 2010-2016 yang selalu mengeluarkan zakat setiap tahunnya. Jenis data
yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu data yang menggunakan angka.
Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama atau sumber
primer dari data yang dibutuhkan (Burhan, 2002:122). Data dapat diperoleh
dari laporan keuangan berdasarkan data panel periodisasi mencakup laporan
keuangan Bank Umum Syariah Tahun 2010 sampai 2016 yang masuk dalam
syarat penelitian ini. Rasio-rasio yang digunakan merupakan rasio mengenai
perubahan laba perusahaan, yang sangat erat hubungan dengan zakat, jenis data
yang digunakan terdiri dari:
1. Rasio Profitabilitas yang diukur dengan Return of Assets (ROA),
menunjukan kemampuan manajemen dalam menghasilkan keuntungan laba
dari pengelolaan aset yang dimiliki.
2. Ukuran Perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar
kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari berbagai cara, yaitu: total aktiva,
log size, nilai pasar saham dan lain-lain. Dalam perbankan syariah ukuran
perusahaan dinilai dari total asset karna produk utamanya adalah
pembiayaan dan investasi.
46
3. Kemampuan Zakat merupakan implementasi dari kinerja keuangan
perusahaan.
B. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumenter. Metode ini dilakukan dengan mencatat dan
mengumpulkan data-data laporan keuangan Tahunan Bank Umum Syariah
yang dipublikasikan umum melalui situs-situs Bank Umum Syariah.
C. Operasional Variabel Penelitian
Operasionalisasi variabel atau disebut pengoperasian konsep oleh
Jogiyanto (2007:62) adalah menjelaskan karakteristik dari obyek (property)
kedalam elemen-elemen (elements) yang dapat diobservasi yang menyebabkan
konsep dapat diukur dan dioperasionalan didalam riset. Variable penelitian
adalah suatu atribut dari sekelompok objek yang memiliki variasi (pembeda)
antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok tersebut. (Sugiyono, 2008:3)
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Variabel Bebas (Independent Variabel)
47
Variabel independent sering juga disebut sebagai variabel bebas.
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)
(Sugiyono,2008:4).
Variabel Independent pertama adalah Return On Asset (ROA).
ROA merupakan rasio yang menggambarkan sejauh mana investasi yang
telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai
dengan yang diharapkan (Fahmi, 2011:137). Indikator untuk megukur
tingkat Return On Assets adalah dengan membandingkan laba yang
diperoleh dengan total asset yang dimilki oleh perusahaan. Rumus yang
digunakan untuk menghitung ROA adalah
𝑅𝑂𝐴 =𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
Total Aktiva𝑋 100%
Variabel Independen yang kedua adalah ukuran perusahaan. Ukuran
perusahaan diukur dengan logaritma natural (Ln) dari total asset. Hal ini
dikarenakan besarnya total asset masing-masing perusahaan berbeda
bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga didapat menyebabkan nilai
yang ekstrim. Untuk menghindari adanya data yang tidak normal tersebut
maka data total asset perlu di Ln kan. Variabel Ukuran Perusahaan dapat
dinyatakan dengan rumus:
Ukuran Perusahaan = Ln Total Asset
b. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel Dependen atau variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas
48
(Sugiyono, 2008:4). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat
adalah Zakat. Secara terminologi, Zakat adalah mengeluarkan harta
secara khusus kepada orang yang berhak menerimanya dengan syarat-
syarat tertentu. Artinya, orang yang telah sampai nisab dan syarat
zakatnya (muzakki), maka diwajibkan baginya untuk memberikan
kepada fakir miskin dan orang-orang yang berhak menerimanya
(mustahiq). Pengeluaran zakat pada penelitian ini adalah zakat
perusahaan yang dibayar oleh Bank Umum Syariah pada tahun 2010-
2016. Besarnya zakat perusahaan yang harus dikeluarkan dapat dihitung
dengan cara:
Semua aset perusahaan – aset tidak terkena zaka (sarana dan
fasilitas) x 2,5% = nilai zakat yang harus dikeluarkan
Tabel 3. 1 Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Definisi Indikator
1 Zakat Zakat adalah
mengeluarkan harta
secara khusus kepada
Semua aset perusahaan –
aset tidak terkena zaka
(sarana dan fasilitas) x
49
orang yang berhak
menerimanya dengan
syarat-syarat tertentu.
2,5% = nilai zakat yang
harus dikeluarkan
2 ROA ROA merupakan rasio
yang menggambarkan
sejauh mana investasi
yang telah ditanamkan
mampu memberikan
pengembalian
keuntungan sesuai
dengan yang
diharapkan
𝑅𝑂𝐴 =
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
Total Aktiva
𝑋 100%
3 Ukuran Perusahaan
suatu skala, dimana
dapat diklasifikasikan
besar kecilnya
perusahaan menurut
berbagai cara, antara
lain: total aktiva, log
size, nilai pasar saham,
dan lain-lain
Ukuran Perusahaan = Ln
Total Asset
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sebuah penelitian sangat erat kaitannya dengan mengumpulkan
data. Penentuan populasi merupakan salah satu hal yang penting. Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:61).
Populasi dalam penelitian ini merupakan Bank Umum Syariah di Indonesia
yaitu 13 Bank.
2. Sampel
Sugiyono (2008:62) mendefinisikan “Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Dalam pengambilan
50
sampel diperlukan teknik pengambilan sampel (teknik sampling). Teknik
sampling pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu
Probability Sampling dan Non Probability Sampling. Dalam penelitian ini
teknik sampling yang digunakan adalah dengan cara Non Probability
Sampling. Menurut Sugiyono (2008:66) “Non Probability Sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”.
Teknik sampel ini meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling
insidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.
Dalam penelitian ini, pemilihan sampel dilakukan menggunakan
metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang
representatif sesuai dengan kriteria yang di tentukan. Adapun kriteria
sampel yang akan digunakan yaitu :
a. Merupakan Bank Umum Syariah yang sudah terdaftar di OJK.
b. Telah mempublikasikan laporan keuangan serta mengeluarkan zakat
perusahaan selama kurun waktu 2010-2016 setiap tahunnya atau
disesuaikan ketersediaan pada website masing-masing bank pada masa
periode tersebut.
Berdasarkan kriteria tersebut, jumlah sampel pada penelitian ini
berjumlah 5 bank syariah. keterangan mengenai proses pengambilan sampel
disajikan pada tabel 3.2 berikut:
Tabel 3. 2
Proses Pengambilan Sampel
Keterangan Jumlah Bank
51
Bank Umum Syariah yang sudah
terdaftar di OJK
13
Bank syariah yang tidak
menyampaikan laporan keuangan
dan pengeluaran zakat selama
periode penelitian
(8)
Bank Syariah Yang memenuhi
kriteria sampel peneliti
5
Adapun sampel pada penelitian ini yang memenuhi kriteria yang
ditetapkan oleh penulis terdapat 5 Bank Umum Syariah yaitu Bank Syariah
Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah, Bank Mega Syariah, dan Bank Muamalat
Syariah.
E. Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif.
Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan
meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang
timbul dimasyarakat yang menjadi obyek penelitian itu berdasarkan apa yang
terjadi (Burhan Bungin, 2002:122).
Penggunaan metode statistik deskriptif memiliki tujuan untuk
memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang diantaranya dilihat dari
rata-rata, minimum, maksimum dan standar deviasi. Analisa ini
mendeskripsikan data sampel yang telah terkumpul tanpa membuat kesimpulan
yang bersifat umum. Teknik analisis kuantitatif banyak dituntut menggunakan
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran dari data tersebut serta
penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan
penelitian akan lebih baik apabila juga disertai dengan tabel, grafik, bagan atau
gambar (Suharsimi, 2002:10).
52
Variabel yang akan dianalisis pada penelitian ini Return of Assets
(ROA) dan Ukuran Perusahaan sebagai variabel independen dan Zakat Bank
sebagai variabel dependen. Analisis atau interpretasi dari hasil data penelitian
dilakukan dengan menggunakan Program Microsoft Excel 2013 dan Eviews 9.0
dengan memasukan semua variabel bebas ke dalam model secara bersamaan
agar dapat melihat bagaimana kontribusi masing-masing variabel bebas dalam
menjelaskan variabel terikat. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Dan untuk pengujian
hipotesis dilakukan secara parsial (Uji t) dan dilakukan secara simultan (Uji F).
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2016:19) statistik deskriptif merupakan gambaran
atau deskripsi suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean). Pada
bagian ini peneliti akan melakukan analisis variabel dependen maupun
variabel independen yang digunakan dalam penelitian guna mengetahui
gambaran umum variabel-variabel yang digunakan.
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan uji hipotesis, perlu dilakukan pengujian
persyarat analisis regresi dalam statistik parametrik. Karena dalam
penggunaan statistik parametrik, bekerja dengan asumsi bahwa data setiap
variabel penelitian yang akan dianalisis harus membentuk distibusi normal
(Sugiyono, 2008:75). Dalam penelitian ini dilakukan uji normalitas data, uji
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
53
a. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas Data adalah untuk menguji apakah model regresi
variabel independen dan variabel dependen memiliki distribusi normal
atau tidak. Menurut Ghozali (2013:168), Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
mempunyai distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal.
Terdapat dua cara mendeteksi apakah residual memiliki distribusi
normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Dalam
penelitian ini pengujian normalitas data yang digunakan adalah uji
Jarque-Bera (JB). Hipotesis pada uji ini adalah (Ghozali, 2013:166):
H0 : residual terdistribusi normal
Ha : residual tidak terdistribusi normal
Apabila nilai probabilitas < nilai signifikansi (α = 0.05) maka H0
ditolak atau data berdistribusi tidak normal. Sedangkan jika nilai
probabilitas > nilai signifikansi (α = 0.05) maka H0 diterima atau data
berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen.
54
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya kolerasi yang tinggi atau sempurna
antar variabel independen (Ghozali, 2013:77). Cara yang digunakan
untuk melihat ada tidaknya multikolinearitas dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan matrik korelasi. Jika nilai korelasi berada di atas
0.90 maka diduga terjadi multikolinearitas dalam model. Sedangkan jika
koefisien di bawah 0.90 maka diduga dalam model tidak terjadi
multikolinearitas.
c. Uji Heteroskodastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam
regresi terjadi ketidaksamaan varian nilai residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dalam model regresi adalah sama,
maka disebut homoskedastisitas. Cara mendeteksi heteroskedastisitas
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji white.
Hipotesis uji white adalah (Ghozali, 2013:106):
H0 : tidak ada heteroskedastisitas
Ha : ada heteroskedastisitas
Apabila nilai probabilitas Obs*R2 > nilai signifikansi (α = 0.05)
maka H0 diterima atau dapat disimpulkan tidak ada heteroskedastisitas.
Sedangkan jika nilai probabilitas Obs* R2 < nilai signifikansi (α = 0.05)
maka H0 ditolak atau dapat disimpulkan bahwa ada heteroskedastisitas
dalam model.
d. Uji Autokorelasi
55
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lain (Ghozali, 2013:137). Masalah ini muncul karena residual (kesalahan
pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini
sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena
gangguan pada seseorang individu/kelompok yang sama pada periode
berikutnya.
Guna menguji ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini
menggunakan Uji Lagrange Multiplier (LM Test) dengan hipotesis
sebagai berikut (Ghozali, 2013:144):
H0 : tidak ada autokorelasi
Ha : ada autokorelasi
Apabila nilai probabilitas Obs*R-squared < nilai signifikansi (α
= 0.05) maka H0 ditolak atau dapat disimpulkan bahwa dalam model
terjadi autokorelasi. Jika nilai probabilitas Obs*R-squared > nilai
signifikansi (α = 0.05) maka H0 diterima atau dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi autokorelasi dalam model.
3. Model Regresi Data Panel
Analisis regresi data panel berbeda dengan analisis regresi data time
series atau cross section. Hal ini disebabkan data panel pada umumnya akan
menghasilkan intersep dan slope koefisien yang berbeda pada setiap
56
perusahaan dan setiap periode waktu. Maka perlu mengestimasi model
persamaan regresi dengan data panel. Ada tiga pendekatan yang biasa
digunakan, yaitu sebagai berikut:
a. Metode Common Effects
Metode ini merupakan yang paling sederhana. Dalam
estimasinya diasumsikan bahwa setiap unit individu memiliki intersep
dan slope yang sama (tidak ada perbedaan pada kurun waktu). Dengan
kata lain, regresi panel data yang dihasilkan akan berlaku untuk setiap
individu.
Metode Common Effects mengasumsikan bahwa nilai konstan (α)
dan koefisien variable bebasnya (β) tidak berubah (konstan) untuk setiap
waktu dan individu. Namun, asumsi seperti ini kurang sesuai dengan
tujuan penggunaan panel data. Hal ini dikarenakan dasar yang dgunakan
dalam regresi data panel ini yang mengabaikan pengaruh indovidu dan
waktu pada model yang dibentuknya (Sriyana, 2013:107). Dan
kelemahan asumsi ini adalah ketidaksesuaian model dengan keadaan
yang sesungguhnya. Kondisi tiap objek saling berbeda, bahkan satu
objek pada suatu waktu akan sangat berbeda dengan kondisi objek
tersebut pada waktu yang lain (Winarno, 2015:9.15).
Persamaan untuk pendekatan model common effect adalah
sebagai berikut:
Yit = β0 + βXti + εit
Dimana:
57
Yit = variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
β = koefisien arah
β0 = intersep model regresi
Xti = variabel independen pada waktu ke-t dan observasi ke-i
εit = komponen eror pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
b. Metode Fixed Effect (FEM)
Model fixed effect memiliki konstanta yang tetap besarnya untuk
berbagai periode waktu. Demikian juga dengan koefisien regresinya,
besarnya tetap dari waktu ke waktu (time invariant). Untuk membedakan
satu objek dengan objek lainnya, digunakan variabel semu (dummy),
dalam (Winarno, 2015:9.15).
Persamaan untuk pendekatan dengan menggunakan model fixed
effect adalah sebagai berikut:
Yit = β0i + βXit + εi
Dimana:
Yit = variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
β = koefisien arah
β0i= intersep model regresi pada unit observasi
ke-i
Xit = variabel independen pada observasi ke-i dan waktu ke-t
εit = komponen eror pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
58
Kelemahan asumsi dengan model fixed effect adalah masih
adanya kemungkinan ketidaksesuaian model dengan keadaan yang
sesungguhnya (Sriyana, 2014:126).
c. Metode Random Effects (REM)
Tidak seperti pada model fixed effect, pada model random effect
diasumsikan bahwa perbedaan intersep dan konstanta disebabkan oleh
residual/error sebagai akibat perbedaan antar unit dan antar periode
waktu yang terjadi secara random (Sriyana, 2014:153).
Persamaan model dengan menggunakan estimasi random effect
adalah sebagai berikut:
Yit = β0i + βXit + ui +εit
Dimana:
Yti = variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
β = koefisien arah
β0i = ntersep model regresi pada unit observasi ke-i
Xit = variabel independen pada observasi ke-i dan waktu ke-t
ui = komponen error pada unit observasi ke-i
εit = komponen eror pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
4. Pengujian Model
Dari ketiga model yang telah dijelaskan sebelumnya, selanjutnya
akan ditentukan model yang paling tepat untuk mengestimasi parameter
regresi data panel. Secara formal terdapat dua macam pengujian yang dapat
digunakan, yaitu Uji Chow dan Uji Hausman.
59
a. Uji Chow
Uji Chow atau dapat disebut juga uji statistik F berguna untuk
mengetahui apakah model FEM lebih baik dibandingkan model PLS
dapat dilakukan dengan melihat signifikansi model FEM dapat dilakukan
dengan uji statistik F. Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah
(Sriyana, 2014:190):
H0 : menggunakan pendekatan common effect
Ha : menggunakan pendekatan fixed effect
Apabila nilai probabilitas > nilai signifikansi (α = 0.05) maka H0
diterima atau model yang digunakan adalah pendekatan common effect.
Jika nilai probabilitas < nilai signifikansi (α = 0.05) maka H0 ditolak atau
model yang digunakan adalah pendekatan fixed effect.
b. Uji Hausman
Uji hausman digunakan untuk mengetahui apakah model fixed
effect lebih baik dari model random effect. Dengan mengikuti kriteria
Wald nilai statistik Hausman ini akan mengikuti distribusi Chi-square
sebagai berikut.
𝑊 = 𝑥2[𝑘] = [𝛽𝛽𝑔𝑙𝑠]∑ − 1[𝛽 − 𝛽𝑔𝑙𝑠]
Statistik uji hausman ini mengikuti distribusi statistik chi-square
dengan derajat bebas sebanyak jumlah peubah bebas (p). Hipotesis nol
ditolak jika nilai statistik Hausman lebih besar daripada nilai kritis
statistik chi-square. Hal ini berarti bahwa model yang tepat untuk regresi
data panel adalah model FEM. Kriteria penilaian uji hausman adalah jika
60
muncul hasil yang menunjukan baik F-test maupun Chi-square jika p-
value > 5 % maka Ho diterima dan jika p-value < 5 % maka Ho ditolak.
Ho : model mengikuti Random
Ha : model mengikuti Fixed (Juanda dan Junaidi, 2012:180-185)
5. Pengujian Hipotesis
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat
diukur dari goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur
dari nilai statistik t, nilai statistik F, dan koefisien determinasinya. Suatu
perhitungan statistik disebut signifikan apabila nilai uji statistiknya berada
dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak
signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0
diterima.
a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/independen secara invidual dalam
menerangkan variasi variabel dependen dengan menganggap variabel
independen konstan (Ghozali, 2013:62).
Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh
pengaruh ROA, Pajak dan ukuran perusahaan secara individual terhadap
pengeluaran zakat bank syariah. Hipotesis yang digunakan dalam uji ini
adalah:
1) H0: β1 = 0; ROA memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap
pengeluaran zakat bank syariah
61
Ha: β2 ≠ 0; ROA memiliki pengaruh signifikan terhadap
pengeluaran zakat bank syariah
2) H0: β1 = 0; Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh tidak signifikan
terhadap pengeluaran zakat bank syariah
Ha: β2 ≠ 0; Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh signifikan
terhadap pengeluaran zakat bank syariah
3) H0: β1 = 0; Kinerja Keuangan memiliki pengaruh tidak signifikan
terhadap pengeluaran zakat bank syariah
Ha: β2 ≠ 0; Kinerja Keuangan memiliki pengaruh signifikan
terhadap pengeluaran zakat bank syariah
Apabila nilai probabilitas t-statistic > dari nilai signifikansi (α =
0.05 atau α = 0.10) maka H0 diterima atau terdapat pengaruh yang tidak
signifikan secara parsial. Sedangkan jika nilai probabilitas t-statistic <
dari nilai signifikansi (α = 0.05 atau α = 0.10) maka H0 ditolak atau
terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel terikat/dependen (Ghozali, 2013:61).
Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah:
H0 : β1 : β2 = 0; ROA dan Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh tidak
signifikan terhadap pengeluaran zakat bank syariah.
62
Ha: β1 : β2 : β3 ≠ 0; ROA dan Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh
signifikan terhadap pengeluaran zakat bank syariah.
Apabila nilai probabilitas F-statistic > nilai signifikansi (α = 0.05
atau α = 0.10) maka H0 diterima atau terdapat pengaruh tidak signifikan
variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan.
Sedangkan apabila nilai probabilitas F-statistic > nilai signifikansi (α =
0.05 atau α = 0.10) maka H0 ditolak atau terdapat pengaruh signifikan
variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan
c. Uji Koefisien Determinasi
Uji Koefisien determinasi (R2) pada intinya menunjukkan
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, 2013:60). Nilai koefisien determinasi adalah antara
nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen. Selain R2 untuk menguji determinasi
variabel babas (X) terhadap variabel terikat (Y) akan dilakukan dengan
melihat pada adjusted R2. Karena banyak peneliti yang menganjurkan
untuk menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana
model regresi yang terbaik.
6. Persamaan Model Regresi Data Panel
Untuk mengetahui pengaruh Return of Assets (ROA) dan ukuran
perusahaan terhadap Kemampuan Zakat, persamaan linear yang digunakan
adalah sebagai berikut:
63
Yit = β0i + β1 X1it + β2 X2it + + εit
Dimana:
Β0i = konstanta model regresi pada unit observasi ke i
β1 – β7 = koefisien regresi
εit = standar error pada unit observasi ke i dan waktu ke t
Yit = Zakat
X1it = ROA pada unit observasi ke i dan waktu ke t
X2it = Ukuran Perusahaan pada unit observasi ke i dan waktu ke t
64
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian
1. Bank Syariah Mandiri (BSM)
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri
melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan
Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan
perbankan syariah dikelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon
atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank
umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa
pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk
melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi
bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah
segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha
BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi
berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri
sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8
September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah
dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.
1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI
menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul
65
pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara
resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1
November 1999.
Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999
merupakan hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri. Kelahiran
Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis
bank syariah di PT Bank Susila Bakti dan Manajemen PT Bank Mandiri
yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah dilingkungan PT Bank
Mandiri (Persero).
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank
yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang
melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan
nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah
Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk
bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik
(www.syariahmandiri.co.id).
2. Bank Negara Indonesia Syariah (BNISyariah)
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor
12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha
kepada PT. Bank BNI Syariah dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun
2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan
spin off tahun 2009. Disamping itu, komitmen pemerintah terhadap
pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap
66
keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat. Juni 2014
jumlah cabang BNI Syariah mencapai 65 Kantor Cabang, 161 Kantor
Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 20
Payment Point (www.bnisyariah.co.id).
3. Bank Rakyat Indonesia (BRI Syariah)
Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan
izin dari Bank Indonesia No.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada
tanggal 17 November 2008 55 PT. Bank BRI Syariah secara resmi
beroperasi pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya . Kemudian PT. Bank
BRI Syariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara
konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan
prinsip syariah Islam. Saat ini, BRI Syariah telah menjadi bank syariah yang
ketiga terbesar berdasarkan jumlah asetnya. BRI Syariah tumbuh sangat
pesat baik dari sisi aset, jumlah pembiayaan maupun perolehan dana pihak
ketiga. Dengan berfokus di segmen menengah bawah, Bank BRI Syariah
menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam
produk dan layanan perbankan. (www.brisyariah.co.id).
4. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani
1412 H atau 1 November 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia
(MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27
Syawal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen
67
Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha
muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat,
terbukti dari komitmen pembelian saham perseroan senilai Rp84 miliar pada
saat penandatanganan akta pendirian perseroan. Selanjutnya, pada acara
silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh
tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam
modal senilai Rp106 miliar.
Dalam upaya memperkuat permodalannya, BMI mencari pemodal
potensial dan mendapat tanggapan positif dari Islamic Development Bank
(IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada Rapat Umum
Pemegang Sahan (RUPS) tanggal 21 Juni 1999, IDB resmi menjadi salah
satu pemegang saham Bank Muamalat. Sehingga kurun waktu tahun 1999-
2002 merupakan masa-masa penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi
Bank Muamalat. Di rentang waktu itu, Bank Muamalat ditunjang oleh
manajemen yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta
ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni berhasil
membalikkan kondisi kerugian menjadi laba.
Saat ini Bank Mumalat saat ini melayani lebih dari 2,5 juta nasabah
melalui 275 gerai yang tersebar di 33 provinsi. Jaringan BMI didukung juga
oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP yang tersebar
di seluruh Indonesia, 32.000 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI juga
menjadi satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri
yaitu di Malaysia. Malaysia. Sebagai upaya peningkatan aksesibilitas
68
nasabah di Kualalumpur, kerjasama berjalan dengan jaringan Malaysia
Electronic Payment System (MEPS) sehingga pelayanan Bank Muamalat
bisa diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia.
Sebagai Bank Pertama Murni Syariah, bank muamalat berkomitmen
untuk menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya comply terhadap
syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga
pelosok nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi oleh pemerintah, lembaga
nasional dan internasional, media massa termasuk segenap masyarakat luas
melalui lebih dari 70 award bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5
tahun Terakhir. (www.bankmuamalat.co.id).
5. Bank Mega Syariah (BMS)
Berawal dari PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu), bank umum yang
didirikan pada 14 Juli 1990 melalui Keputusan Menteri Keuangan RI
No.1046/KMK/013/1990 tersebut, diakuisisi CT Corpora (Para Group)
melalui Mega Corpora (PT Para Global Investindo) dan PT Para Rekan
Investama pada 2001. Sejak awal, para pemegang saham memang ingin
mengonversi bank umum konvensional itu menjadi bank umum syariah.
Keinginan tersebut terlaksana ketika Bank Indonesia mengizinkan
Bank Tugu dikonversi menjadi bank syariah melalui Keputusan Deputi
Gubernur Bank Indonesia No.6/10/KEP.DpG/2004 menjadi PT Bank
Syariah Mega Indonesia (BSMI) pada 27 Juli 2004, sesuai dengan
Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia No.6/11/KEP.DpG/2004.
Pengonversian tersebut dicatat dalam sejarah perbankan Indonesia sebagai
69
upaya pertama pengonversian bank umum konvensional menjadi bank
umum syariah.
Dalam upaya mewujudkan kinerja sesuai dengan nama yang
disandangnya, PT. Bank Syariah Mega Indonesia selalu berpegang pada
azas profesionalisme, keterbukaan dan kehati-hatian. Didukung oleh
beragam produk dan fasilitas perbankan terkini, PT. Bank Syariah Mega
Indonesia terus berkembang, hingga saat ini memiliki 15 jaringan kerja yang
terdiri dari kantor cabang, cabang pembantu dan kantor kas yang tersebar di
hampir seluruh kota besar di Pulau Jawa dan di luar Jawa.
(www.megasyariah.co.id).
B. Penyajian Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
sebanyak 35 observasi yang didapatkan dari laporan keuangan tahunan Bank
Umum Syariah (BUS) yang dimulai pada tahun 2010 sampai dengan tahun
2016. Bank Umum Syariah yang masuk kedalam objek penelitian ini adalah
yang mengeluarkan zakat perusahaannya secara konsisten pada tahun 2010
sampai dengan tahun 2016. Hanya terdapat lima Bank Umum Syariah (BUS)
yang konsisten membayar zakat pada tahun tersebut, yaitu Bank Rakyat
Indonesia Syariah (BRISyariah), Bank Negara Indonesia Syariah (BNI
Syariah), Bank Mega Syariah (BMS), Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank
Muamalat Indonesia (BMI).
70
C. Deskripsi Variabel-variabel Penelitian
Untuk memperoleh penelitian yang diharapkan peneliti dan
menghindari bias teori dalam hasil pengolahan, maka variabel-variabel yang
digunakan sebagai berikut:
1. Data Zakat
Data zakat Bank Umum Syariah (BUS) merupakan variabel
dependen dalam penelitian ini. Data zakat diperoleh berdasarkan laporan
keuangan tahunan Bank Umum Syariah (BUS) yang masuk sebagai objek
penelitian ini adalah Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRISyariah), Bank
Negara Indonesia Syariah (BNISyariah), Bank Mega Syariah (BMS), Bank
Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun
2010 sampai tahun 2016. Data zakat yang harus dibayar sebesar 2,5% dari
laba sebelum pajak, zakat terhadap total modal karena ROA berkaitan erat
dengan laba. Unuk menyamakan dengan data variabel lainnya, maka data
zakat akan diubah menjadi Logaritma Natural (Ln).
2. Data Return On Asset (ROA)
Variabel independen pertama adalah Return On Asset (ROA). Data
ROA diperoleh dari laporan keuangan tahunan Bank Umum Syariah pada
tahun 2010 sampai dengan tahun 2016 yang masuk kedalam objek
penelitian ini. Data ROA diperoleh dengan cara menghitung laba bersih
sebelum pajak dengan total aktiva.
71
3. Data Ukuran Perusahaan
Variabel Independen yang ketiga adalah Ukuran Perusahaan.
Ukuran Perusahaan yang dimaksud adalah besar kecilnya perusahaan atau
Bank Umum Syariah (BUS) yang diukur dengan melihat total aset
perusahaan. Untuk menyamakan bentuk variabel data total aset dengan
variabel lainnya, maka total aset akan dibentuk menjadi Logaritma Natural
(Ln).
Adapun data – data variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
Tabel 4. 1
Data ROA, Pajak, Ukuran Perusahaan dan Zakat
BUS Tahun ROA (%) LN
Total Asset LN Zakat
Bank
Muamalat
2010 1,36 16,87894 7,134891
2011 1,13 17,29594 8,390723
2012 1,54 17,61893 8,830543
2013 0,50 17,79965 9,183483
2014 0,17 17,94975 9,383957
2015 0,20 17,86159 7,26473
2016 0,22 17,83704 7,529406
Bank Mega
Syariah
2010 1,90 15,34974 7,679251
2011 1,58 15,53195 7,521859
2012 3,81 15,9152 8,752423
2013 2,33 16,02615 8,541105
2014 0,29 15,76777 6,393591
2015 0,30 15,53108 6,061457
2016 2,63 15,62956 8,236421
BNI Syariah 2010 0,61 15,67102 5,697093
2011 1,29 15,95167 7,855157
Lanjutan...
72
BUS Tahun ROA (%)
LN
Total Asset LN Zakat
2012 1,48 16,18063 8,420242
2013 1,37 16,50394 8,949495
2014 1,27 16,78552 9,295876
2015 1,43 16,95177 9,456106
2016 1,44 17,15887 9,664024
BRI Syariah
2010 0,35 15,74069 6,152733
2011 0,20 16,2315 7,591862
2012 0,88 16,4609 7,994632
2013 1,15 16,67203 8,61993
2014 0,08 16,82815 8,844192
2015 0,77 17,00311 8,2943
2016 0,95 17,13648 8,885718
BSM
2010 2,21 17,29619 9,587543
2011 1,95 17,70061 9,861467
2012 2,25 17,80873 10,24463
2013 1,53 17,97385 10,02844
2014 0,17 18,01954 7,942718
2015 0,56 18,06927 9,168685
2016 0,59 18,18283 9,318836
Sumber: data diolah 2017
73
D. Analisis Data dan Pembahasan
1. Analisis Data
Analisis atau interprestasi hasil penelitian ini dilakukan
menggunakan program Eviews 9.0. Analisis data ini digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Return On Aset (ROA) dan ukuran
perusahaan terhadap pengeluaran zakat Bank Umum Syariah (BUS).
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Dalam Penelitian ini, uji normalitas menggunakan uji statistik
Jarque-Bera. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel-
variabel yang digunakan baik yang dijadikan sebagai variabel dependen
maupun variabel yang dijadikan sebagai variabel indipenden mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi
data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi apakah
residualnya berdistribusi normal atau tidak dengan membandingkan
nilai-nilai Probabilitas Jarque-Bera (JB) dengan signifikansi 5% yaitu:
1) Jika nilai probabilitas Jarque-Bera (JB) < 0,05 maka residualnya
berdistribusi tidak normal.
2) Jika nilai probabilitas Jarque-Bera (JB) > 0,05 maka residualnya
berdistribusi normal.
74
Hasil pengujian normalitas dapat dilihat dari sebagai berikut:
Gambar 4. 1
Hasil Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5
Series: ResidualsSample 1 35Observations 35
Mean -9.34e-16Median 0.088776Maximum 1.325882Minimum -1.427969Std. Dev. 0.653730Skewness -0.449548Kurtosis 2.741558
Jarque-Bera 1.276283Probability 0.528273
Sumber: Output Eviews (data diolah).
Hasil Menunjukan bahwa nilai probabilitas Jarque-Bera
sebesar 0,528273 yang berarti lebih besar dari nilai signifikansi 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan pada uji normalitas model ini
berdistribusi normal karena memiliki nilai probabilitas Jarque-Bera
lebih besar dari α= 5% (0,05).
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai
VIF pada hasil uji pada software Eviews 9.0. Sesuai yang peneliti
jelaskan pada bab sebelumnya, tidak adanya gejala multikolinearitas
dapat ditentukan jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan model tersebut
dapat dikatakan sebagai model yang baik. Dari pengujian tersebut
diperoleh hasil uji seperti pada tabel berikut:
75
Tabel 4. 2
Hasil Uji Multikolinieritas
ROA UP
ROA 1.000000 -0.244857
UP -0.244857 1.000000
Sumber: Output Eviews (data diolah).
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hubungan antar
variabel independen (ROA dan UP) tidak ada yang menunjukkan nilai
korelasi > 0.9. Nilai korelasi tertinggi sebesar 1.000000 yaitu variabel
UP. Karena 1.000000 < 0.9 maka diputuskan bahwa H0 diterima,
sehingga dapat dikatakan bahwa dalam model tidak terjadi gejala
multikolinearitas.
c. Hasil Uji Heteroskodastisitas
Untuk mengetahu ada atau tidaknya gejala Hteroskodastisitas,
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Gletser. Pada
uji ini, tidak dikatakan tidakadanya gejala Heteroskodastisitas adalah jika
nilai Probabilitas F hitung lebih besar dari nilai α= 5% (0,05). Hasil uji
heteroskodastisitas pada penelitian ini dapat dilihat dari tabel sebagai
berikut:
76
Gambar 4. 1
Grafik Uji Heteroskedastisitas
-1.5
-1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
1.5
5
6
7
8
9
10
11
5 10 15 20 25 30 35
Residual Actual Fitted Sumber: Hasil Output Eviews (data diolah)
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa grafik tidak
membentuk pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa data
tersebut tidak bersifat heteroskedastisitas. Selain dengan menggunakan
grafik, untuk mendeteksi masalah heteroskedastisitas juga dapat
digunakan dengan mengunakan uji statistik yatu dengan menggunakan
uji white.
Tabel 4. 3
Hasil Uji White
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.567042 Prob. F(2,32) 0.5728
Obs*R-squared 1.197950 Prob. Chi-Square(2) 0.5494
Scaled explained SS 0.871988 Prob. Chi-Square(2) 0.6466
Sumber: Hasil Output Eviews (data diolah).
77
Dari hasil uji white penelitian ini, nilai probability Chi-Square
Obs*R-squared adalah 0,5494. Hal ini menunjukan bahwa nilai tersebut
lebih besar dari nilai α= 5% (0,05). Dengan demikian, pada pengujian ini
model tersebut dikatakan terbebas dari gejala heteroskodastisitas.
d. Hasil Uji Autokorelasi
Pada penelitian ini, uji yang digunakan adalah uji Breusch
Godfrey LM untuk mendeteksi gejala autokorelasi. Apabila nila
probabilitas lebih besar daripada nilai α= 5% (0,05), maka disimpilkan
bahwa tidak terjadi autokorelasi. Namun jika nilai probabilitas lebih kecil
daripada α= 5% (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa model tersebut
terdapat gejala autokorelasi. Hasil pengujian ini dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut.
Tabel 4. 4
Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.868430 Prob. F(2,30) 0.4299
Obs*R-squared 1.915442 Prob. Chi-Square(2) 0.3838
Sumber: Output Eviews (data diolah).
Dari Tabel 4.4 diatas, nilai probabilitas F-Statistic sebesar
0,868430 lebih besar dari α= 5% (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa
pada penelitian ini tidak terjadi gejala autokorelasi.
3. Hasil Pengujian Model Regresi Data Panel
Regresi data panel dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga model
yaitu, common effect, fixed effect, dan random effect. Pemilihan model
dilakukan dengan menggunakan uji Chow untuk memilih alternatif pilihan
antara model common effect dan fixed effect, selanjutnya menggunakan uji
78
Haussman untuk memilih alternatif pilihan antara model fixed effect dan
random effect. Setelah didapatkan model yang terbaik berdasarkan uji Chow
dan uji Haussman, kemudian dilakukan uji t (pengaruh secara parsial) dan
uji F (pengaruh secara simultan) antara variabel-variabel independen
terhadap variabel dependen, serta koefisien determinasi (Adjusted R-
Squared) untuk mengetahui seberapa besar variabel independen dapat
menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen.
a. Common Effects
Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk melakukan
pemilihan model dengan melakukan uji chow adalah dengan
meregresikan data panel menggunakan bentuk model common effect..
Berikut merupakan hasil dari regresi dalam bentuk model common effect.
Tabel 4. 5.
Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Metode Common Effects
Dependent Variable: ZKT?
Method: Pooled Least Squares
Date: 11/23/17 Time: 21:33
Sample: 1 7
Included observations: 7
Cross-sections included: 5
Total pool (balanced) observations: 35 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ROA? 0.609993 0.158811 3.841004 0.0005
UP? 0.456192 0.013451 33.91414 0.0000 R-squared 0.531364 Mean dependent var 8.365072
Adjusted R-squared 0.517163 S.D. dependent var 1.154962
S.E. of regression 0.802543 Akaike info criterion 2.453382
Sum squared resid 21.25447 Schwarz criterion 2.542259
Log likelihood -40.93418 Hannan-Quinn criter. 2.484062
Durbin-Watson stat 0.956656
Sumber: Output Eviews (data diolah)
b. Fixed Effects
79
Langkah kedua adalah dengan meregresikan data panel
dengan model fixed effect. Berikut merupakan hasil dari regresi
dalam bentuk model fixed effect dalam penelitian ini.
Tabel 4. 6
Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Model Fixed Effect
Dependent Variable: ZKT?
Method: Pooled Least Squares
Date: 11/23/17 Time: 21:35
Sample: 1 7
Included observations: 7
Cross-sections included: 5
Total pool (balanced) observations: 35 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -20.26257 4.082937 -4.962745 0.0000
ROA? 0.808849 0.127740 6.331979 0.0000
UP? 1.644635 0.241892 6.799051 0.0000
Fixed Effects (Cross) BANK_MEGASYARIAH-
-C 0.591061
BANK_MUAMALAT--C -1.039056
BNISYARIAH--C 0.645394
BRISYARIAH--C 0.540160
BSM--C -0.737559 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.820946 Mean dependent var 8.365072
Adjusted R-squared 0.782577 S.D. dependent var 1.154962
S.E. of regression 0.538543 Akaike info criterion 1.776957
Sum squared resid 8.120792 Schwarz criterion 2.088026
Log likelihood -24.09674 Hannan-Quinn criter. 1.884338
F-statistic 21.39623 Durbin-Watson stat 2.035332
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Output Eviews (data diolah).
80
c. Uji Chow
Setelah memperoleh hasil dari model common effect dan fixed
effect, untuk menentukan model yang akan dipilih maka dilakukan Uji
Chow. Dengan kriteria pengambilan keputusan jika probabilitas > nilai
signifikansi (0.05) maka H0 diterima dan Ha ditolak, maka model yang
dipilih adalah common effect. Jika nilai probabilitas < 0.05 maka H0
ditolak dan H1 diterima, maka yang dipilih adalah model fixed effect.
Tabel 4. 7
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: BUS
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 5.524931 (4,28) 0.0021
Cross-section Chi-square 20.363384 4 0.0004
Sumber: Output Eviews (data diolah).
Berdasarkan tabel hasil uji Chow di atas dapat dilihat bahwa niai
Cross-section Chi-square < nilai signifikansi (0.0004 < 0.05), maka H0
ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
model yang dipilih adalah model fixed effect.
d. Random Effect
Setelah melakukan Uji Chow untuk memilih model antara
common effect dan fixed effect, langkah selanjutnya adalah
meregresikan model kedalam bentuk random effect untuk kemudian
81
dilakukan Uji Hausman dalam menentukan model yang dipilih apakah
fixed effect atau random effect.
Tabel 4. 8
Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Model Random Effect
Dependent Variable: ZKT?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 11/23/17 Time: 21:38
Sample: 1 7
Included observations: 7
Cross-sections included: 5
Total pool (balanced) observations: 35
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -14.22673 3.095538 -4.595883 0.0001
ROA? 0.814095 0.124401 6.544125 0.0000
UP? 1.285804 0.182244 7.055404 0.0000
Random Effects (Cross) BANK_MEGASYARIAH-
-C 0.141926
BANK_MUAMALAT--C -0.629390
BNISYARIAH--C 0.420398
BRISYARIAH--C 0.373030
BSM--C -0.305963 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.444870 0.4056
Idiosyncratic random 0.538543 0.5944 Weighted Statistics R-squared 0.702900 Mean dependent var 3.480416
Adjusted R-squared 0.684331 S.D. dependent var 1.006133
S.E. of regression 0.565290 Sum squared resid 10.22569
F-statistic 37.85388 Durbin-Watson stat 1.687513
Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.620402 Mean dependent var 8.365072
Sum squared resid 17.21625 Durbin-Watson stat 1.002308
Sumber: Output Eviews (data diolah).
82
e. Uji Haussman
Setelah melakukan uji Chow dan memperoleh hasil bahwa model
fixed effect yang digunakan, selanjutnya perlu dilakukan uji Hausman
untuk memilih antara model fixed effect dan random effect dengan
kriteria jika probabilitas > nilai signifikansi (0.05) maka H0 diterima dan
Ha ditolak, artinya model yang dipilih adalah random effect. Sedangkan
jika probabilitas < nilai signifikansi (0.05) maka H0 ditolak dan Ha
diterima, artinya model yang dipilih adalah fixed Effect.
Tabel 4. 9
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: BUS
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 5.257570 2 0.0722
Sumber: Output Eviews (data diolah).
Berdasarkan tabel hasil uji Hausman di atas dapat diketahui
bahwa nilai probabilitas Cross-section random > nilai signifikansi
(0.0722 > 0.05), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa model yang dipilih adalah random effect.
4. Pengujian Hipotesis dengan Analisis Regresi Data Panel
a. Pengaruh Return On Asset (ROA) dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Pengeluaran Zakat Bank Syariah secara Parsial (Uji t)
Untuk mengetahui pengaruh variabel Return On Asset
(ROA), dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengeluaran Zakat Bank
83
Syariah secara Parsial, harus diuji menggunakan uji t. Pengujian secara
parsial digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Jika probabilitas < 0.05 sebagai nilai signifikansi,
maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga disimpulkan bahwa variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Sedangkan apabila probabilitas > 0.05 sebagai nilai signifikansi, maka
H0 diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
independen berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen.
Uji hipotesis secara parsial dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4. 10
Hasil Uji t
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -14.22673 3.095538 -4.595883 0.0001
ROA? 0.814095 0.124401 6.544125 0.0000
UP? 1.285804 0.182244 7.055404 0.0000
Sumber: Output Eviews (Data Diolah)
Penjelasan dari Uji t:
1) Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap pengeluaran zakat bank
syariah
Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas
menunjukkan probabilitas ROA < nilai signifikansi 5% (0.0000 <
0.05), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ROA memiliki pengaruh signifikan terhadap
pengeluaran zakat bank syariah.
84
2) Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap pengeluaran zakat bank
syariah
Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas
menunjukkan probabilitas Ukuran Perusahaan (UP) < nilai
signifikansi 5% (0.0000 < 0.05) maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ukuran Perusahaan memiliki
pengaruh signifikan terhadap pengeluaran zakat bank syariah.
b. Pengaruh Return On Asset (ROA) dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Pengeluaran Zakat Bank Syariah secara Simultan (Uji f)
Untuk mengetahui pengaruh variabel Return On Asset (ROA)
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengeluaran Zakat Bank Syariah
secara simultan, harus diuji menggunakan uji F. Pengujian secara
simultan digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Jika probabilitas < 0.05 sebagai nilai
signifikansi, maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga disimpulkan
bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Sedangkan apabila probabilitas > 0.05 sebagai nilai
signifikansi, maka H0 diterima dan Ha ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh tidak signifikan
terhadap variabel dependen. Uji hipotesis secara simultan dapat dilihat
dari tabel berikut:
85
Tabel 4. 11
Hasil Uji F
Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.444870 0.4056
Idiosyncratic random 0.538543 0.5944 Weighted Statistics R-squared 0.702900 Mean dependent var 3.480416
Adjusted R-squared 0.684331 S.D. dependent var 1.006133
S.E. of regression 0.565290 Sum squared resid 10.22569
F-statistic 37.85388 Durbin-Watson stat 1.687513
Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.620402 Mean dependent var 8.365072
Sum squared resid 17.21625 Durbin-Watson stat 1.002308
Sumber: Output Eviews (data diolah).
Berdasarkan hasil uji F di atas dapat dilihat bahwa nilai
probabilitas F-statistic < nilai signifikansi 5% (0.000000 < 0.05),
sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
independen (ROA, Pajak dan Ukuran Perusahaan) terhadap variabel
dependen (pengeluaran zakat) secara simultan.
c. Koefisien Determinasi (Adjusted R²)
Tabel 4. 12
Koefisien Determinasi
Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.444870 0.4056
Idiosyncratic random 0.538543 0.5944 Weighted Statistics
86
Lanjutan...
R-squared 0.702900 Mean dependent var 3.480416
Adjusted R-squared 0.684331 S.D. dependent var 1.006133
S.E. of regression 0.565290 Sum squared resid 10.22569
F-statistic 37.85388 Durbin-Watson stat 1.687513
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: hasil Output Eviews (data diolah)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan model dalam penelitian menerangkan variabel
dependen. Koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Berdasarkan tabel di atas besarnya niai Adjusted R-squared
adalah 0.684331. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pengeluaran
zakat (ZKT) dapat dijelaskan oleh variabel independen (ROA dan
Ukuran Perusahaan) sebesar 68.43%. Sedangkan sisanya (100% -
68.43%= 31.57%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model regresi
penelitian.
5. Persamaan Model Regresi
Tabel 4. 13
Model Regresi Random Effect
Dependent Variable: ZKT?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 11/23/17 Time: 21:38
Sample: 1 7
Included observations: 7
Cross-sections included: 5
Total pool (balanced) observations: 35
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -14.22673 3.095538 -4.595883 0.0001
ROA? 0.814095 0.124401 6.544125 0.0000
UP? 1.285804 0.182244 7.055404 0.0000
Random Effects (Cross)
87
Lanjutan....
BANK_MEGASYARIAH--C 0.141926
BANK_MUAMALAT--C -0.629390
BNISYARIAH--C 0.420398
BRISYARIAH--C 0.373030
BSM--C -0.305963 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.444870 0.4056
Idiosyncratic random 0.538543 0.5944 Weighted Statistics R-squared 0.702900 Mean dependent var 3.480416
Adjusted R-squared 0.684331 S.D. dependent var 1.006133
S.E. of regression 0.565290 Sum squared resid 10.22569
F-statistic 37.85388 Durbin-Watson stat 1.687513
Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.620402 Mean dependent var 8.365072
Sum squared resid 17.21625 Durbin-Watson stat 1.002308
Sumber: Output Eviews (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.13. diatas, maka diperoleh persamaan regresi
antara variabel dependen (ZKT) dengan variabel independen (ROA dan
Ukuran Perusahaan) sebagai berikut:
ZKTit= -14.22673 + 0.814095ROAit + 1.285804UPit
Berdasarkan persamaan regresi tersebut, maka penjelasannya
sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 14.22673 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (ROA dan UP) pada observasi ke i dan periode ke t adalah
konstan, maka nilai Pertumbuhan Laba adalah 14.22673.
88
b. Jika Nilai ROA pada observasi ke i dan periode ke t sebesar 1% dan
variabel independennya dianggap tetap, maka akan meningkatkan
kemampuan pengeluaran zakat bank syariah pada observasi ke i dan
periode ke t sebesar 0.814095.
c. Jika Nilai UP pada observasi ke i dan periode ke t sebesar 1% dan
variabel independennya dianggap tetap, maka akan meningkatkan
kemampuan pengeluaran zakat bank syariah pada observasi ke i dan
periode ke t sebesar 1.285804.
6. Persamaan Regresi Tiap Bank
Tabel 4. 14
Model Regresi Tiap Bank
Sumber: Output Eviews (Data Diolah)
Berdasarkan data Tabel 4.14 diatas, maka diperoleh persamaan model
regresi tiap Bank Umum Syariah sebagai berikut:
a. Persamaan Model Regresi Bank Mega Syariah
Bank Mega Syariahit = 0.141926 + 0.814095ROAit + 1.285804UPit
Random Effect (Cross)
Bank_Megasyariah-C 0.141926
Bank_Muamalat-C -0.629390
BNISyariah-C 0.420398
BRISyariah-c 0.373030
BSM-C -0.305963
89
Dari persamaan regresi diatas, jika variabel indevenden pada
observasi i dan periode ke t adalah tetap, maka kemampuan pengeluaran
zakat Bank Mega Syariah naik sebesar 0.141926.
b. Persamaan Model Regresi Bank Muamalat Indonesia
Bank muamalat Indonesiait = -0.629390 + 0.814095ROAit +
1.285804UPit
Dari persamaan regresi diatas, jika variabel indevenden pada
observasi i dan periode ke t adalah tetap, maka kemampuan pengeluaran
zakat Bank Muamalat Indonesia naik sebesar 0.629390.
c. Persamaan Model Regresi Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS)
Bank Rakyat Indonesia Syariahit = 0.373030 + 0.814095ROAit +
1.285804UPit
Dari persamaan regresi diatas, jika variabel indevenden pada
observasi i dan periode ke t adalah tetap, maka kemampuan pengeluaran
zakat BRIS naik sebesar 0.373030.
d. Persamaan Regresi Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS)
Bank Negara Indonesia Syariahit = 0.420398 + 0.814095ROAit +
1.285804UPit
Dari persamaan regresi diatas, jika variabel indevenden pada
observasi i dan periode ke t adalah tetap, maka kemampuan pengeluaran
zakat BNIS naik sebesar 0.420398.
e. Persamaan Regresi Bank Syariah Mandiri (BMS)
90
Bank Syariah Mandiriit = -0.305963 + 0.814095ROAit + 1.285804UPit
Dari persamaan regresi diatas, jika variabel indevenden pada
observasi i dan periode ke t adalah tetap, maka kemampuan pengeluaran
zakat BSM naik sebesar 0.305963.
7. Interpretasi Hasil Penelitian
a. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap kemampuan pengeluaran
zakat bank syariah
Hasil penelitian dalam penelitian menunjukan bahwa adanya
pengaruh signifikan antara Return On Asset (ROA) terhadap kemampuan
zakat bank syariah. Dengan begitu hipotesis pertama (H.a) yang
menyatakan bahwa adannya pengaruh antara Return On Asset (ROA)
terhadap kemampuan pengeluaran zakat bank syariah diterima. Hal ini
dibuktikan dengan hasil uji hipotesis dengan nilai probability yang lebih
kecil dari nilai signifikansi 5% yaitu nilai probabilitas ROA < nilai
signifikansi 5% (0.0000 < 0.05).
Return On Asset (ROA) memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kemampuan pengeluaran zakat terhadap bank syariah berarti
jika ROA tinggi maka akan berpengaruh terhadap kemampuan zakat
bank syariah yang meningkat. Jika ROA tinggi, akan berdampak pada
pendapatan laba sebelum pajak pada bank syariah akan meningkat dan
kemampuan zakat pun akan meningkat. Begitupun sebaliknya, jika ROA
rendah, akan berpengaruh terhadap kemampuan zakat yang semakin
menurun. Hal ini terjadi karena jika ROA rendah, akan berdampak pada
91
pendapatan laba sebelum pajak pada bank syariah yang menurun dan
kemampuan zakat pun akan menurun.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Muammar (2010) dan Sri Zaitun (2001) yang menyatakan
bahwa ROA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan
zakat bank syariah.
b. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap kemampuan pengeluaran zakat
bank syariah
Dalam penelitian ini, hasil menunjukan bahwa Ukuran
Perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan
pengeluaran zakat bank syariah. Oleh karena itu, penelitian ini menerima
hipotesis sebelumnya yang menyatakan adanya pengaruh antara ukuran
perusahaan terhadap kemampuan pengeluaran zakat bank syariah. Hal ini
dibuktikan dengan hasil uji hipotesis yang menyebutkan nilai probability
yang lebih kecil dari nilai signifikansi 5% yaitu 0.0000 < 0.05.
Ukuran perusahaan yang memiliki pengaruh terhadap
kemampuan pengeluaran zakat bank syariah menunjukan bahwa bank
syariah yang memiliki total aset yang lebih besar cenderung lebih bebas
mengambil kebijakan apapun tak terkecuali kebijakan pengeluaran zakat
bank syariah. Berbea dengan perusahaan yang memiliki aset yang lebih
kecil akan mempunyai banyak pertimbangan berkaitan dengan
pengeluaran-pengeluaran bank syariah.
92
Hasil penelitian ini sejalan dengan apa yang diteliti oleh Iman dan
Aam (2013) yang menyebutkan adanya pengaruh signifikan antara
ukuran perusahaan dengan kemampuan zakat bank syariah.
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,
maka akan ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji regresi data panel secara parsial (Uji t), diketahui
bahwa pengaruh antara variabel-variabel independen (Return On Asset
(ROA) dan Ukuran Perusahaan) dan kemampuan pengeluaran zakat bank
syariah sebagai berikut:
a. Variabel ROA memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan
pengeluaran zakat Bank Umum Syariah pada tingkat signifikansi 5%.
Probabilitas ROA lebih kecil dari tingkat signifikansi yaitu 0.0000 <
0.05. Sehingga perubahan yang terjadi pada kemampuan zakat mampu
diprediksikan dengan melihat variabel ROA.
b. Variabel Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap
kemampuan pengeluaran zakat Bank Umum Syariah pada tingkat
signifikansi 5%. Probabilitas Ukuran Perusahan lebih kecil dari tingkat
signifikansi yaitu 0.0000 < 0.05. sehingga semakin besar ukuran
perusahaan suatu bank maka akan cenderung lebih leluasa mengambil
kebijakan terkait pengeluaran zakat.
2. Berdasarkan hasil uji uji regresi data panel secara simultan (Uji F)
ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Return
On Asset (ROA) dan Ukuran Perusahaan terhadap kemampuan pengeluaran
zakat Bank Umum Syariah pada tingkat signifikansi 5 %.
94
3. Hubungan Return On Asset (ROA) dan Ukuran Perusahaan terhadap
kemampuan pengeluaran zakat Bank Umum Syariah dari hasil pengujian
koefisien determinasi yang dinotasikan Adjusted R Square adalah 68.43%.
Artinya sebesar 68.43% variasi kemampuan zakat bisa dijelaskan oleh
variasi dari variabel independen Return On Asset (ROA) dan Ukuran
Perusahaan. Dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan yang
signifikan Return On Asset (ROA) dan Ukuran Perusahaan terhadap
kemampuan pengeluaran zakat Bank Umum Syariah dengan nilai sebesar
68.43%.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, peneliti memberikan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Perlu adanya perbaikan dalam publikasi laporan keuangan bank agar
informasi yang didapat lebih lengkap dan sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Adanya laporan keuangan yang valid akan meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah.
2. Bagi Bank Umum Syariah (BUS) yang sudah memenuhi syarat mampu
(nisab) untuk menunaikan zakat disamping itu bank syariah yang masuk
sebagai entitas syariah harus selalu berpedoman kepada prinsip syariah
yaitu menunaikan zakat untuk mensucikan harta.
3. Bagi peneliti berikutnya diharapkan menambah rasio keuangan lainnya atau
sesuatu yang lainnya dari faktor internal maupun faktor eksternal bank
syariah sebagai variabel independen, karena sangat dimungkinkan adanya
95
pengaruh dari sesuatu yang lain terhadap kemampuan pengeluaran zakat
bank.
C. Penutup
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT
yang telah mencurahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat mneyelesaikan tugas akhir atau yang disebut dengan skripsi ini.
Sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan,
penulis sadar akan masih banyaknya kekurangan dalam penelitian ini. Oleh
karena itu, penulis berharap tegur sapa dan saran yang konstruktif guna
memperbaiki diri.
Sebagai akhir kata, terbesit harapan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca budiman pada umumnya, dan khususnya bagi
penulis sendiri di masa-masa yang akan datang. Amin Yaa Rabbal ’Alamin.
96
DAFTAR PUSTAKA
AAOIFI, 2008. Financial Accounting Standard. In: FAS No.9 : Zakah.
Bahrain: AAOIFI.
Al-Qur’an dan Terjemah, Jakarta: Departemen Agama, 1971.
Albaily, Abdul Hamid Mahmud. Ekonomi Zakat, Jakarta: PT. Grafindo
Persada, 2006.
Al qordhawi, Yusuf. Hukum Zakat . Bandung: Mizan, 1996.
Antonio, M. Syafi’i. Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktek. Jakarta: Gema
Insani dan Tazkia Cendekia, 2010
Arif Mufraini, M. Akuntansi Manajemen Zakat: Mengomunikasikan
Kesadaran dan Membangun Jaringan, Jakarta: Kencana, 2006.
Arif Zainul. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka
Alvabet, 2006.
Arikunto Suharsimi, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2002.
Asmaryani, Anis Ulfa. Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap
Zakat PT Bank Bank Rakyat Indonesia Syariah Tahun 2009-2016. Skripsi. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Klijaga Yogyakarta.
2017.
Asnaini. Zakat Produktif Dalam Prespektif Hukum Islam, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2008.
Bungin Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi,
dan Kebijakan Public serta Ilmu-Ilmu Social Lainnya, Jakarta : Kencana, 2006.
97
Bungin Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi,
dan Kebijakan Public serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta : Kencana, 2006.
Fiirmansyah, Irman & Aam Rusdiyana. Pengaruh Profitabilitas Terhadap
Pengeluaran Zakat Pada Bank Umum Syariah Dengan Ukuran Perusahaan
Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Liquidity, Vol.2, No 2. 2013.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS
23. Semarang: Badan Penerbit Diponegoro. 2016.
Ghozali, Imam dan Dwi Ratmono. Analisis Multivariat dan Ekonometrika
Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan Eviews 8 . Badan Penerbit Universitas
Diponegoro: Semarang. 2013.
Hafidhuddin Didin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema
Insani Press, 2002.
Ikhwan Khoirul, A., ST. Tesis: Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan
terhadap Kemampuan Zakat pada Lembaga Keuangan Syariah, Program Studi
Magister Manajemen UNDIP, 2000.
Muammar, Ahmad Nurul, Skripsi: Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Kemampuan Zakat Pada Bank Syariah Mandiri Dan Bank Mega Syariah,
Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang, 2010
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN,
2002.
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta: Ekonisia, 2005.
Munawir S, Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta: Liberty, 2002.
98
Nurhayati, Sri Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat. 2011.
Ramadhan, Achmad Angri. Pengaruh Rasio Tingkat Efisiensi Bank Terhadap
Pertumbuhan Laba Bank Umum Syariah Di Indonesia. Jurusan Perbankan Syariah.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2017
Sartika, Dewi, Skripsi: Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan
Modal, Kualitas Aktiva Produktif Dan Likuiditas Terhadap Return On Assets
(ROA), Jurusan Manjemen, Universitas Hasanudin Makasar. 2012
Sri Zaitun, Tesis: Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Zakat
Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Program Studi Magister Manajemen
Universitas Diponegoro Semarang 2001.
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung:Alfabeta, 2008.
Sulistyoningsih Maisyaroh, Skripsi: Analisis Efisiensi Biaya pada Bank
Umum Syariah Di Indonesia, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang,
2006.
Susilo, Eka Bayu, Skripsi: Perbandingan Kinerja Perbankan Syariah
Dengan Menggunakan Indeks Maqashid Syariah Dan Rasio Profitabilitas Pada
Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2010-2015, Jurusan Perbankan Syariah,
UIN Jakarta, 2017.
Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep,
Produk Dan Implementasi Operasional Bank Syariah, Jakarta : Djambatan, 2001.
Triyuwono, Iwan, Perspektif Metodologi dan Teori Akuntansi Syariah,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2006.
99
Wardiah, Mia Lasmi. Dasar – Dasar Perbankan. Bandung: Pustaka Setia.
2013.
Warson Munawwir, Ahmad, AL MUNAWWIR Kamus Arab-Indonesia,
Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.
Undang-Undang No.38 Tahun 1999 Tentang Zakat
Undang-undang No.21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah
www.bi.go.id
www.ojk.go.id
www.brisyariah.co.id
www.bnisyariah.co.id
www.megasyariah.co.id
www.syariahmandiri.co.id
www.bankmuamalat.co.id
100
LAMPIRAN
Lampiran 1
Data Mentah Return on Asset (ROA), Pajak dan Ukuran Perusahaan Bank
Syariah
BUS Tahun ROA (%) LN
Total Asset LN Zakat
Bank
Muamalat
2010 1,36 16,87894 7,134891
2011 1,13 17,29594 8,390723
2012 1,54 17,61893 8,830543
2013 0,50 17,79965 9,183483
2014 0,17 17,94975 9,383957
2015 0,20 17,86159 7,26473
2016 0,22 17,83704 7,529406
Bank Mega
Syariah
2010 1,90 15,34974 7,679251
2011 1,58 15,53195 7,521859
2012 3,81 15,9152 8,752423
2013 2,33 16,02615 8,541105
2014 0,29 15,76777 6,393591
2015 0,30 15,53108 6,061457
2016 2,63 15,62956 8,236421
BNI Syariah
2010 0,61 15,67102 5,697093
2011 1,29 15,95167 7,855157
Tahun ROA (%) LN
Total Asset LN Zakat
2012 1,48 16,18063 8,420242
2013 1,37 16,50394 8,949495
2014 1,27 16,78552 9,295876
2015 1,43 16,95177 9,456106
2016 1,44 17,15887 9,664024
101
Tahun ROA (%) LN
Total Aset LN Zakat
2010 0,35 15,74069 6,152733
2011 0,20 16,2315 7,591862
2012 0,88 16,4609 7,994632
2013 1,15 16,67203 8,61993
2014 0,08 16,82815 8,844192
2015 0,77 17,00311 8,2943
2016 0,95 17,13648 8,885718
2010 2,21 17,29619 9,587543
2011 1,95 17,70061 9,861467
2012 2,25 17,80873 10,24463
2013 1,53 17,97385 10,02844
2014 0,17 18,01954 7,942718
2015 0,56 18,06927 9,168685
2016 0,59 18,18283 9,318836
Lampiran 2
Hasil Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5
Series: ResidualsSample 1 35Observations 35
Mean -9.34e-16Median 0.088776Maximum 1.325882Minimum -1.427969Std. Dev. 0.653730Skewness -0.449548Kurtosis 2.741558
Jarque-Bera 1.276283Probability 0.528273
102
Lampiran 3
Hasil Uji Multikorelasi
ROA UP
ROA 1.000000 -0.244857
UP -0.244857 1.000000
Lampiran 4
Uji White
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0.567042 Prob. F(2,32) 0.5728
Obs*R-squared 1.197950 Prob. Chi-Square(2) 0.5494
Scaled explained SS 0.871988 Prob. Chi-Square(2) 0.6466
Lampiran 5
Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.868430 Prob. F(2,30) 0.4299
Obs*R-squared 1.915442 Prob. Chi-Square(2) 0.3838
Lampiran 6
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: BUS
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 5.524931 (4,28) 0.0021
Cross-section Chi-square 20.363384 4 0.0004
103
Lampiran 7
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: BUS
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 5.257570 2 0.0722
Lampiran 8
Hasil Uji Common
Dependent Variable: ZKT?
Method: Pooled Least Squares
Date: 11/23/17 Time: 21:33
Sample: 1 7
Included observations: 7
Cross-sections included: 5
Total pool (balanced) observations: 35 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ROA? 0.609993 0.158811 3.841004 0.0005
UP? 0.456192 0.013451 33.91414 0.0000 R-squared 0.531364 Mean dependent var 8.365072
Adjusted R-squared 0.517163 S.D. dependent var 1.154962
S.E. of regression 0.802543 Akaike info criterion 2.453382
Sum squared resid 21.25447 Schwarz criterion 2.542259
Log likelihood -40.93418 Hannan-Quinn criter. 2.484062
Durbin-Watson stat 0.956656
104
Lampiran 9
Hasil Uji Random
Dependent Variable: ZKT?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 11/23/17 Time: 21:38
Sample: 1 7
Included observations: 7
Cross-sections included: 5
Total pool (balanced) observations: 35
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -14.22673 3.095538 -4.595883 0.0001
ROA? 0.814095 0.124401 6.544125 0.0000
UP? 1.285804 0.182244 7.055404 0.0000
Random Effects (Cross) BANK_MEGASYARIAH-
-C 0.141926
BANK_MUAMALAT--C -0.629390
BNISYARIAH--C 0.420398
BRISYARIAH--C 0.373030
BSM--C -0.305963 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.444870 0.4056
Idiosyncratic random 0.538543 0.5944 Weighted Statistics R-squared 0.702900 Mean dependent var 3.480416
Adjusted R-squared 0.684331 S.D. dependent var 1.006133
S.E. of regression 0.565290 Sum squared resid 10.22569
F-statistic 37.85388 Durbin-Watson stat 1.687513
Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.620402 Mean dependent var 8.365072
Sum squared resid 17.21625 Durbin-Watson stat 1.002308
105
Lampiran 10
Hasil Uji Fixed
Dependent Variable: ZKT?
Method: Pooled Least Squares
Date: 11/23/17 Time: 21:35
Sample: 1 7
Included observations: 7
Cross-sections included: 5
Total pool (balanced) observations: 35 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -20.26257 4.082937 -4.962745 0.0000
ROA? 0.808849 0.127740 6.331979 0.0000
UP? 1.644635 0.241892 6.799051 0.0000
Fixed Effects (Cross) BANK_MEGASYARIAH-
-C 0.591061
BANK_MUAMALAT--C -1.039056
BNISYARIAH--C 0.645394
BRISYARIAH--C 0.540160
BSM--C -0.737559 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.820946 Mean dependent var 8.365072
Adjusted R-squared 0.782577 S.D. dependent var 1.154962
S.E. of regression 0.538543 Akaike info criterion 1.776957
Sum squared resid 8.120792 Schwarz criterion 2.088026
Log likelihood -24.09674 Hannan-Quinn criter. 1.884338
F-statistic 21.39623 Durbin-Watson stat 2.035332
Prob(F-statistic) 0.000000
top related