week4 pertanian berkelanjutan
TRANSCRIPT
Sustainable Agriculture
Kuliah Minggu 4
Mengapa harus sustainable?
Lebih dari 800 juta penduduk kelaparan dan maalnutrisi
1.5 Milyar penduduk kurang air bersih
Lebih dari 2 Milyar tidak mempunyai akses terhadap sumber energi modern
Indikasi makin kuat – global warming
Menurunnya sumber energi minyak bumi, batu bara
Kehilangan hutan 11.2 juta ha/tahun
Degradasi lahan 2 milyar hektar
Kecenderungan global
Aman Bernilai gizi tinggi Mutu tinggi Proses produksi ramah lingkungan Diproduksi dengan memperhatikan
keselamatan dan kesejahteraan petani dan pekerja tani
Mempunyai traceability yang jelas
Tuntutan Permintaan Produk Pertanian Masa Depan
1.Ramah lingkungan 2.Optimal dalam penggunaan sumberdaya
alam3.Mudah diaplikasikan4.Tidak bertentangan dengan adat istiadat
setempat dan agama5.Keberlanjutan 6.Secara ekonomi menguntungkan
Paket teknologi
Ledakan penduduk dunia: 10 milyar tahun 2040
Perdagangan bebas– AFTA 2003– APEC 2010– WTO 2020
Battle for food and agriculture (GMO and transgenic vs organic)
Kerusakan lingkungan Pendidikan: mutu SDM Peranan Wanita
Tantangan
Emisi gas terutama CH4, NO, CO2; keseimbangan gas
Pencemaran tanah dan air, akibat pupuk, pestisida, dan limbah industri
Konversi lahan subur ke non pertanian Konversi hutan ke pertanian dan kebun Pembangunan kawasan pesisir Andil pertanian dalam masalah
lingkungan: sustainable agriculture
TANTANGAN LINGKUNGAN
Pemanasan global terjadi antara lain karena penggunaan bahan bakar (minyak bumi) yang berlebih
Perubahan iklim peningkatan permukaan laut, banjir, kekeringan, peningkatan tropical disease
Perubahan iklim memperburuk kondisi:– Ketersediaan air, kondisi tanah,
temperatur, musim tanam
Deklarasi Kyoto:
Pemberdayaan petaniPeran serta masyarakatIndigenous knowledge and
cultureNilai tukar petani/kemiskinanKelembagaan: keberpihakan pada
petani
TANTANGAN SOSIAL EKONOMI
Berorientasi produksi dan didominasi pemerintah
Banyak institusi di tingkat petani yang tidak berkembang secara mandiri; institusi lokal terkikis dan rusak
Institusi pemerintah dalam pembangunan pertanian:– Terpusat dan seragam– Birokrasi
Institusi pendidikan tinggi dan LSM belum mampu mengajak partisipasi masyarakat petani
TANTANGAN INSTITUSI/KELEMBAGAAN
TANTANGAN TEKNOLOGILISA (
low input for sustainable agriculture)
Indigenous technologyPrecision agricultureBiodiversityBiotechnologyValue added processing
technology
Meningkatkan produksi, produktivitas, dan daya saing produk
Meningkatkan keamanan dan ketahanan pangan
Mengelola dan melestarikan sumberdaya alam dan lingkungan secara berkelanjutan
Isu Strategis Pembangunan Pertanian
Wilayah paling produktif di dunia Ketersediaan cahaya sepanjang tahun Suhu relatif konstan sepanjang tahun Distribusi curah hujan spasial dan
temporal
Tumbuh dan berkembangnya keanekaragaman hayati (biodiversitas) yang tinggi dan kegiatan pertanian di hampir seluruh wilayah Indonesia sepanjang tahun
Potensi Wilayah Tropika
Dinamika organisme pengganggu tanaman yang tinggi
Variasi jenis lahan Gangguan cuaca El Nino dan la Nina
Strategi pengembangan pertanian di wilayah tropika
Tantangan Wilayah Tropika
Prinsip Keseimbangan ekologi
Prinsip optimum versus maksimum
Prinsip kehati-hatian Prinsip kesejajaran
dan kearifan lokal
Strategi Pengembangan Wilayah Tropika
Pengembangan pertanian perlu mempertimbangkan keseimbangan ekologis
Didukung oleh varietas-varietas yang adaptif dengan lingkungan tropika
Mempertahankan keunikan agroekologi tropika
Prinsip Keseimbangan Ekologi
Terdapat keragaman iklim dan tanah
Perbedaan kemampuan petani dalam penerapan IPTEKS dan penyediaan input
Rendahnya stabilitas hasil panen
Prinsip optimum versus maksimum
Prinsip optimum versus maksimum
Prinsip optimum versus maksimum
Tidak tercapainya stabilitas produksi disebabkan adanya Interaksi Genotipe X Lingkungan
Pendekatan alternatif terhadap program pengembangan teknologi pertanian tropika
(perakitan varietas dan teknik budidaya)
Prinsip optimum versus maksimum
Pengembangan teknologi dengan memperhatikan lingkungan target atau spesifik lokasi
Dalam perakitan varietas pun tidak lagi dikembangkan varietas unggul nasional yang harus sesuai untuk semua agroekosistem
Dalam pelepasan varietas tidak lagi diperlukan uji multilokasi pada berbagai agroekosistem yang terlalu beragam
Prinsip Kehati-Hatian
Upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian perlu dilakukan secara hati-hati dan bijaksana agar tidak menyebabkan genetic loss
Prinsip Kesejajaran dan Kearifan Lokal
Pengembangan pertanian sudah selayaknya memperhatikan: Kearifan lokal (local
wisdom) Indigeneous knowledge Ragam adat dan budaya Kesejajaran dalam
penerapan teknologi
Dasar-Dasar Pembangunan Pertanian Berkelanjutan (Sustainable)
Policy & Management: dimensi politik, sosial, budaya, ekonomi; kebijakan research & development
Energy & Inputs: sumber energi, pemupukan, proteksi tanaman, organic farming
Dasar-Dasar Pembangunan Pertanian Berkelanjutan (Sustainable)
Genetic resources: Identifikasi, evaluasi dan pemanfaatan genetic resources
Climate: Kendala dan pengaruhnya Soil & Water:
sumber/ketersediaannya
Pemanfaatan Plant Genetic Resources
Menambah jumlah species sebagai sumber pangan, pakan, sumber energi dan industri
Merubah pola monokultur memanfaatkan biodiversity
Perkembangan bioteknologi mempercepat program pemuliaan tanaman tradisional (traditional plant breeding)
Program pemuliaan untuk peningkatan produksi pertanian secara berkelanjutan
Peningkatan efisiensi fotosintesis Peningkatan efisiensi penggunaan
air, nutrient dan input lain (development at low input varieties)
Modifikasi mekanisme transport dari asimilasi dalam tanaman
Tipe Pertanaman Ganda
Pertanaman campuran (mixed cropping) Pertanaman tumpangsari (intercropping) Pertanaman sela setahun (interplanting) Pertanaman sela tahunan (interculture) Pertanaman bersisipan (relay planting) Pertanaman beruntun (sequential
planting) Wanatani (agroforestry)
Kelebihan Pertanaman Ganda dibanding Monokultur
Peningkatan produktivitas lahan Peningkatan stabilitas Tingkat keberlanjutan tinggi
Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL) Tingkat kenaikan produktivitas lahan dari
pertanaman tumpangsari dibandingkan dengan pertanaman monokultur
a = produksi tanaman A dalam pertanaman tumpangsarib = produksi tanaman B dalam pertanaman tumpangsaric = produksi tanaman A dalam pertanaman monokulturd = produksi tanaman B dalam pertanaman monokultur
Rata-Rata Nisbah Kesetaraan Lahan dari Pertanaman Tunggal dan Tumpangsari Jagung, Sorgum, Bunga Matahari, Kacang Tanah,
Kedelai dan Padi Gogo (Chozin, 1976)
Tanaman Kombinasi
Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL)
Jagung Sorghum Bunga Matahari
Kacang Tanah
Kedelai Padi Gogo
Jagung 1.00 1.15 1.11 1.42 1.36 0.97Sorgum 1.15 1.00 1.08 0.95 1.48 0.84Bunga Matahari 1.11 1.08 1.00 1.56 1.72 1.16Kacang Tanah 1.42 0.95 1.56 1.00 1.55 1.27Kedelai 1.36 1.48 1.72 1.55 1.00 1.23Padi Gogo 0.97 0.84 1.16 1.27 1.23 1.00
Tidak semua tumpang sari dapat meningkatkan produktivitas lahan (NKL < 1)
Hasil Padi-Jagung dan Penurunannya serta Nisbah Kesetaraan Lahan dalam Sistem Tumpangsari (Sasmita, et al, 2006)
Perlakuan/genotip Padi Jagung NKLHasil (kg) ∆ (%) Hasil (kg) ∆ (%)
Monokultur padi:GI-8 3.91 bIG-19 3.72 bIW-56 3.56 bJatiluhur 3.75 bMonokultur jagung:J1 2.27 cdeJ2 3.56 gTumpangsari padi-jagung:GI-8 – J1 2.51 a 6.2 2.13 cd 6.3 1.58GI-8 – J2 2.32 a 11.0 2.79 f 21.6 1.38IG-19 – J1 2.48 a 1.2 1.82 b 19.7 1.46IG-19 – J2 2.34 a 6.3 2.50 e 29.7 1.33IW-56 – J1 2.29 a 3.6 2.02 bc 11.1 1.53IW-56 – J2 2.13 a 13.4 2.80 f 21.1 1.39Jatiluhur – J1 2.38 a 5.0 1.47 a 35.4 1.28Jatiluhur – J2 2.12 a 12.9 2.39 de 32.7 1.25
Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL)
Dipengaruhi oleh jenis tanaman Dipengaruhi oleh genotipe tanaman
mempengaruhi NKL
Kemungkinan meningkatkan NKL melalui perakitan genotipe yang sesuai
Perakitan Genotipe untuk Pertanaman Ganda
Tidak banyak mendapat perhatian di negara maju
Sangat berarti bagi Indonesia dan negara berkembang untuk meningkatkan optimalisasi penggunaan lahan
Didasarkan pada kompetisi perolehan cahaya, air dan hara
Perbandingan trend hasil varietas high yielding dan varietas toleran pada lingkungan bercekaman
Pertanian Konvensional Pertanian Konservasi Pertanian dengan Teknologi Tinggi
Tiga Pola Pertanian Penting di Masa Depan
TEKNOLOGI BUDIDAYA MASA DEPANProduktivitas dan kualitas tinggiEfisiensi tinggiRamah lingkunganMemberdayakan masyarakat
Pertanian TEKNOLOGI TINGGI
Pertanian KONVENSIONAL yang Diperbaiki
Pertanian KONSERVASI
Nilai TambahDikenal luasProduktif dan bermutu
Nilai TambahEfisiensi tinggiKompetitifMasal dan seragamProduk-produk standar
Nilai TambahRamah lingkunganBerbasis sumberdaya lokalKeragaman hayatiEkologis Stabil
KEBUTUHAN NASIONAL/ INTERNASIONALKecukupan sandang, pangan, papanLingkungan NyamanPembangunan berkelanjutan
Teknologi Pertanian Masa Depan (Modifikasi dari Chozin dan Poerwanto (1999))
1. Penggunaan HVY, toleran cekaman biotik dan abiotik
2. Pemanfaatan biota untuk meningkatkan kesuburan lahan dan pengendalian OPT,
3. Penggunaan pupuk berimbang dan IPNS (integrated plant nutrition system)
4. Penerapan PHT
5. Peningkatan produktivitas pertanian setelah leveling off dapat diatasi,
6. Traceability proses dan produk pertanian
Perbaikan pada pertanian konvensional
7. Terjadinya konsolidasi lahan-lahan pertanian,
8. Input energi ternak atau manusia akan diganti energi mekanik berbasis biologi
9. Terjadi peningkatan nilai tambah produk pertanian
10.Teknologi budidaya yang lebih efisien sehingga terjadi peningkatan:• Daya saing produk• Nilai tukar petani dan buruh tani• Kesejahteraan petani
Perbaikan pada pertanian konvensional
• Tuntutan terhadap pangan yang bebas pestisida atau kimia
• Dicirikan oleh produktivitas yang relatif rendah, tetapi relatif lebih aman
• Prinsip mempertahankan lingkungan dengan input serendah mungkin
PERTANIAN KONSERVASI
• Produktif• Produk bermutu tinggi• Relatif aman• Kandungan gizi dapat diatur• Memerlukan input tinggi (teknologi, bahan
kimia, dan energi)• Mengatasi kendala alam• Mengurangi tingkat degradasi lahan karena
dilakukan dalam sistem tertutup
PERTANIAN TEKNOLOGI TINGGI
• Apakah sistem ini benar-benar efisien, ekonomis, dan dapat dipertanggungjawabkan secara sosial budaya?
• Apakah sistem ini benar-benar aman bagi planet bumi, tidak sekedar bagi lingkungan mikro pertanian?
Pertanyaan dalam PERTANIAN TEKNOLOGI TINGGI
Diperlukan studi ekofisiologi
1. Peningkatan efisiensi fotosintesis 2. Peningkatan distribusi fotosintat ke
organ bernilai ekonomi 3. Manipulasi fotosintat menjadi bahan-
bahan berguna 4. Peningkatan efisiensi penggunaan hara
tanaman 5. Peningkatan efisiensi penggunaan air
Kajian ekofisiologi untuk menjawab tantangan ke depan
6. Perbaikan dan peningkatan produktivitas lahan marginal
7. Mempertahankan produktivitas lahan 8. Peningkatan peran pertanian terpadu 9. Perbaikan teknologi pertanian
lingkungan terkendali10. Pengembangan bioteknologi
Kajian ekofisiologi untuk menjawab tantangan ke depan
FUNGSI PENDIDIKAN TINGGI PERTANIAN
1. Mengembangkan SDM berkualitas2. Mendukung terciptanya ketahanan
pangan3. Mendukung perkembangan
agribisnis4. Melakukan penemuan,
pengembangan dan penerapan IPTEKS
5. Memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup
PERANAN PENDIDIKAN TINGGI
SDM BERKUALITAS– Graduates (tiga strata)– Continuing education– Pendampingan
PENGEMBANGAN IPTEKS– Kepakaran + fasilitas riset
produk/paten/lisensi– Sumberdaya unggulan daerah– Harmonis dengan sosial-budaya setempat
PERANAN PERGURUAN TINGGI
MEDIATOR PEMBANGUNAN– Bridging– Dispute settlement/conflict
management– Win-win solution
PELAKSANA PEMBANGUNAN– Partisipasi langsung– Kerjasama/kemitraan