sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

46
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia salah satu negara dengan konsumsi beras yang tinggi. Hal ini disebabkan karena beras merupakan makanan pokok orang Indonesia. Peningkatan konsumsi beras semakin tinggi seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Beras yang berasal dari padi merupakan makanan pokok yang mengandung karbohidrat paling tinggi jika dibandingkan dengan bahan pangan pokok lainnya. Sebagai makanan utama, banyak masyarakat saat ini yang mencari beras dengan kualitas tinggi dan sehat. Beras organik merupakan salah satu solusi dari masalah tersebut. Akan tetapi, banyak produk organik yang mengklaim bahwa produknya adalah produk organik tetapi tidak sejalan dengan proses produksinya. Tanaman kedelai adalah salah satu jenis tanaman kacang-kacangan yang digunakan sebagai bahan pangan sumber energi dan protein. Kedelai sudah lama dimanfaatkan sebagai bahan dasar makanan dan minuman, seperti tempe, tahu, kecambah, susu kedelai dan lain- lain. Selain itu kedelai juga mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi dan dapat dijadikan sebagai bahan pangan fungsional untuk mencegah dan mengobati penyakit. Kedelai yang saat ini beredar di Indonesia mayoritas merupakan kedelai impor dan ada yang mengatakan kedelai

Upload: hafshah-mahfudhah

Post on 06-Dec-2015

245 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tanaman pangan dan kacang-kacangan

TRANSCRIPT

Page 1: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia salah satu negara dengan konsumsi beras yang tinggi. Hal ini

disebabkan karena beras merupakan makanan pokok orang Indonesia. Peningkatan

konsumsi beras semakin tinggi seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Beras

yang berasal dari padi merupakan makanan pokok yang mengandung karbohidrat

paling tinggi jika dibandingkan dengan bahan pangan pokok lainnya. Sebagai

makanan utama, banyak masyarakat saat ini yang mencari beras dengan kualitas

tinggi dan sehat. Beras organik merupakan salah satu solusi dari masalah tersebut.

Akan tetapi, banyak produk organik yang mengklaim bahwa produknya adalah

produk organik tetapi tidak sejalan dengan proses produksinya.

Tanaman kedelai adalah salah satu jenis tanaman kacang-kacangan yang

digunakan sebagai bahan pangan sumber energi dan protein. Kedelai sudah lama

dimanfaatkan sebagai bahan dasar makanan dan minuman, seperti tempe, tahu,

kecambah, susu kedelai dan lain-lain. Selain itu kedelai juga mempunyai kandungan

gizi yang cukup tinggi dan dapat dijadikan sebagai bahan pangan fungsional untuk

mencegah dan mengobati penyakit. Kedelai yang saat ini beredar di Indonesia

mayoritas merupakan kedelai impor dan ada yang mengatakan kedelai hasil

transgenik.. sebagai salah satu pemecahan masalah dari kedelai impor dan kedelai

transgenik adalah kedelai organik.

1.2 Rumusan Masalah1.2.1 Bagaimana budidaya padi organik yang sudah diterapkan saat ini?1.2.2 Bagaimana budidaya kedelai organik yang sudah diterapkan saat ini?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengatahui teknik budidaya

secara organik pada tanaman padi dan kedelai yang sudah diterpakan di Indonesia

dan membandingkannya dengan teori budidaya secara organik yang sudah dipelajari.

Page 2: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Padi

Padi adalah tanaman yang paling penting di negeri kita Indonesia ini. Betapa

tidak makanan pokok di Indonesia adalah nasi dari beras yang tentunya dihasilkan

oleh tanaman padi. Selain di Indonesia padi juga menjadi makanan pokok negara-

negara di benua Asia lainnya seperti China, India, Thailand, Vietnam dan lain-lain.

Padi merupakan tanaman berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian ini berasal

dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah

memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada

3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh

India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi adalah

Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam. Hama yang banyak menyerang

tanaman ini adalah tikus, orong-orong, kepinding tanah (lembing batu), walang

sangit dan wereng coklat. Hama-hama itulah yang sering menyebabkan padi gagal

panen dan tentunya membuat petani merugi.

Negara produsen padi terkemuka adalah Republik Rakyat Cina (31% dari

total produksi dunia), India (20%), dan Indonesia (9%). Namun hanya sebagian kecil

produksi padi dunia yang diperdagangkan antar negara (hanya 5%-6% dari total

produksi dunia). Thailand merupakan pengekspor padi utama (26% dari total padi

yang diperdagangkan di dunia) diikuti Vietnam (15%) dan Amerika Serikat (11%).

Indonesia merupakan pengimpor padi terbesar dunia (14% dari padi yang

diperdagangkan di dunia) diikuti Bangladesh (4%), dan Brazil (3%).

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Padi (Oryza sativa)

Berdasarkan literatur Grist (1960), padi dalam sistematika tumbuhan

diklasifikasikan kedalam :

Divisio : Spermatophyta

Sub division : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae,

Page 3: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

Ordo : Poales,

Famili : Graminae

Genus : Oryza Linn

Species : Oryza sativa Linn.

Akar

Berdasarkan literatur Aak (1992) akar adalah bagian tanaman yang berfungsi

menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas

tanaman. Akar tanaman padi dapat dibedakan atas :

o Radikula: akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada benih

yang sedang berkecambah timbul calon akar dan batang. Calon akar

mengalami pertumbuhan ke arah bawah sehingga terbentuk akar

tunggang, sedangkan calon batang akan tumbuh ke atas sehingga

terbentuk batang dan daun.

o Akar serabut (akaradventif); setelah 5-6 hari terbentuk akar tunggang,

akar serabut akan tumbuh.

o Akar rambut ; merupakan bagian akar yang keluar dari akar tunggang dan

akar serabut. Akar ini merupakan saluran pada kulit akar yang berada

diluar, dan ini penting dalam pengisapan air maupun zat-zat makanan.

Akar rambut biasanya berumur pendek sedangkan bentuk dan panjangnya

sama dengan akar serabut.

o Akar tajuk (crown roots) ;adalah akar yang tumbuh dari ruas batang

terendah. Akar tajuk ini dibedakan lagi berdasarkan letak kedalaman akar

di tanah yaitu akar yang dangkal dan akar yang dalam. Apabila

kandungan udara di dalam tanah rendah,maka akar-akar dangkal mudah

berkembang.

Bagian akar yang telah dewasa (lebih tua) dan telah mengalami perkembangan akan

berwarna coklat, sedangkan akar yangbaru atau bagian akar yangmasih muda

berwarna putih.

Batang

Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari

Page 4: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung kosong. Pada kedua ujung bubung

kosong itu bubungnya ditutup oleh buku. Panjangnya ruas tidak sama. Ruas yang

terpendek terdapat pada pangkal batang. Ruas yang kedua, ruas yang ketiga, dan

seterusnya adalah lebih panjang daripada ruas yang didahuluinya. Pada buku bagian

bawah dari ruas tumbuh daun pelepah yangmembalut ruas sampai buku bagian

atas.Tepat pada buku bagian atas ujumg dari daun pelepah memperlihatkan

percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi ligula (lidah) daun, dan bagian

yamg terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang memiliki bagian auricle

pada sebelah kiri dan kanan. Daun kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang

paling atas dari batang disebut daunbendera. Tepat dimana daun pelepah teratas

menjadi ligula dan daun bendera, di situlah timbul ruas yang menjadi bulir padi.

Pertumbuhan batang tanaman padi adalah merumpun, dimana terdapat satu

batang tunggal/batang utama yang mempunyai 6 mata atau sukma, yaitu sukma 1, 3,

5 sebelah kanan dan sukma 2, 4, 6 sebelah kiri. Dari tiap-tiap sukma ini timbul tunas

yang disebut tunasorde pertama.Tunas orde pertama tumbuhnya didahului oleh tunas

yang tumbuh dari sukma pertama, kemudian diikuti oleh sukma kedua, disusul oleh

tunas yang timbul dari sukma ketiga dan seterusnya sampai kepad apembentukan

tunas terakhir yang keenam pada batang tunggal.Tunas-tunas yang timbul dari tunas

orde pertama disebu ttunas orde kedua. Biasanya dari tunas-tunas orde pertama ini

yang menghasilkan tunas-tunas orde kedua ialah tunas orde pertama yang terbawah

sekali pada batang tunggal/ utama. Pembentukan tunas dari orde ketiga pada umunya

tidak terjadi,oleh karena tunas-tunas dari orde ketiga tidak mempunyai ruang hidup

dalam kesesakan dengan tunas-tunas dari orde pertama dan kedua.

Daun

Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang berbeda-

beda, baik bentuk, susunan, atau bagian bagiannya. Ciri khas daun padi adalah

adanya sisik dan telinga daun. Hal inilah yang menyebabkan daun padi dapat

dibedakan dari jenis rumput yang lain. Adapun bagian-bagian daun padi adalah :

o Helaian daun ; terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya

memanjang seperti pita. Panjang dan lebar helaian daun tergantung

Page 5: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

varietas padi yang bersangkutan.

o Pelepah daun (upih) ;merupakan bagian daun yang menyelubungi batang,

pelepah daun ini berfungsi memberi dukungan pada bagian ruas yang

jaringannya lunak, dan hal ini selalu terjadi.

o Lidah daun ; lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun dan

upih. Panjang lidah daun berbeda-beda, tergantung pada varietas padi.

Lidah daun duduknya melekat pada batang. Fungsi lidah daun adalah

mencegah masuknya air hujan diantara batang dan pelepah daun (upih).

Disamping itu lidah daun juga mencegah infeksi penyakit, sebab media

air memudahkan penyebaran penyakit.

o Koleoptil : daun yang muncul pada saat terjadi perkecambahan. Koleoptil

keluar dari benih yang disebar dan akan memanjang terus sampai

permukaan air. Koleoptil baru membuka, kemudian diikuti keluarnya

daun pertama, daun kedua dan seterusnya hingga mencapai puncak yang

disebut daun bendera, sedangkan daun terpanjang biasanya pada daun

ketiga.

o Daun bendera merupakan daun yang lebih pendek daripada daun-daun di

bawahnya, namun lebih lebar dari pada daun sebelumnya. Daun bendera

ini terletak di bawah malai padi. Daun padi mula-mula berupa tunas yang

kemudian berkembang menjadi daun. Daun pertama pada batang keluar

bersamaan dengan timbulnya tunas (calon daun) berikutnya. Pertumbuhan

daun yang satu dengan daun berikutnya (daun baru) mempunyai selang

waktu 7 hari,dan 7 hari berikutnya akan muncul daun baru lainnya.

Bunga

Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas dinamakan

malai. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan

sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai

tergantung pada varietas padi yang ditanam dancara bercocok tanam. Dari sumbu

utama pada ruas buku148yang terakhir inilah biasanya panjang malai (rangkaian

bunga) diukur. Panjang malai dapat dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu malai pendek

(kurang dari 20 cm), malai sedang (antara 20-30 cm), dan malai panjang (lebih dari

Page 6: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

30cm). Jumlah cabang pada setiap malai berkisar antara 15-20 buah, yang paling

rendah 7 buah cabang, dan yang terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang. Jumlah

cabang ini akan mempengaruhi besarnya rendemen tanaman padi varietas baru,

setiap malai bisa mencapai100-120 bunga (Aak, 1992).

Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga.

Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah,

tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua kandung

serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik, dengan dua buah kepala putik yang

berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu

(DepartemenPertanian, 1983).

Komponen-komponen (bagian) bunga padi adalah:

o kepala sari

o tangkai sari,

o palea (belahan yang besar),

o lemma (belahan yang kecil),

o kepala putik,

o tangkai bunga.

Buah/ Bulir padi

Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah,sebenarnya bukan

biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah

selesai penyerbukkan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain yang

membentuk sekam atau kulit gabah (Departemen Pertanian, 1983).

Jika bunga padi telah dewasa, kedua belahan kembang mahkota (palea dan

lemmanya) yang semula bersatu akan membuka dengan sendirinya sedemikian rupa

sehingga antara lemma dan palea terjadi siku/sudut sebesar 30-600. Membukanya

kedua belahan kembang mahkota itu terjadi pada umumnya pada hari-hari cerah

antara jam 10-12, dimana suhu kira-kira 30-320C. Di dalam dua daun mahkota palea

dan lemma itu terdapat bagian dalam dari bunga padi yang terdiri dari bakal buah

(biasa disebut karyiopsis).

Jika buah padi telah masak, kedua belahan daun mahkota bunga itulah yang

menjadi pembungkus berasnya (sekam). Diatas karyiopsis terdapat dua kepala putik

Page 7: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

yang dipikul oleh masing-masing tangkainya. Lodicula yang berjumlah dua buah,

sebenarnya merupakan daun mahkota yang telah berubah bentuk. Pada waktu padi

hendak berbunga, lodicula menjad imengembang karena menghisap cairan dari bakal

buah. Pengembangan ini mendorong lemma dan palea terpisah dan terbuka.

Hal ini memungkinkan benang sari yang memanjang keluar dari bagian atas atau

dari samping bunga yang terbuka tadi. Terbukanya bunga diikuti dengan pecahnya

kandung serbuk, yang kemudian menumpahkan tepung sarinya. Sesudah tepung

sarinya ditumpahkan dari kandung serbuk maka lemma dan palea menutup kembali.

Dengan berpindahnya tepung sari dari kepala putik maka selesailah sudah proses

penyerbukkan. Kemudian terjadilah pembulaian yang menghasilkan lembaga

danendosperm. Endosperm adalahpenting sebagai sumbercadangan makanan

bagitanaman yang baru tumbuh

Syarat Tumbuh

Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak

mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih,

dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar

1500 -2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C. Tinggi

tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0 -1500 m dpl. Tanah yang

baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi

pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam

jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan

lapisan atasnya antara 18 -22 cm dengan pH antara 4 -7.

2.2 Tanaman Kedelai

Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine

soja  dan Soja max  . Namun pada tahun 1948 telah disepakatibahwa nama botani

yang dapat diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max  (L.) Merill. Menurt

Adisarwanto (2005) klasifikasi tanaman kedelai yaitu sebagai berikut :

Kingdom         : Plantae 

Subkingdom    : Tracheobionta

Page 8: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

Super Divisi    : Spermatophyta 

Divisi               : Magnoliophyta 

Kelas               : Magnoliopsida 

Sub Kelas        : Rosidae

Ordo                : Fabales

Famili              : Fabaceae 

Genus              : Glycine

Spesies            : Glycine max (L.) Merr.

  Morfologi Tanaman Kedelai

Akar

Akar kedelai mulai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar

misofil. Calon akar tersebut kemudian tumbuh dengan cepat ke dalam tanah,

sedangkan kotiledon yang terdiri dari dua keping akan terangkat ke permukaan tanah

akibat pertumbuhan yang cepat dari hipokotil. Sistem perakaran kedelai terdiri dari

dua macam, yaitu akar tunggang (Suprapto,  1998).

 Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik. Pertumbuhan akar

tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar

– akar cabang banyak terdapat bintil – bintil akar berisi bakteri Rhizobium

japonicum, yang mempunyai kemampuan mengikat zat lemas bebas (N2) dari udara

yang kemudian dipergunakan untuk menyuburkan tanah (Andrianto, 2004).

Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar

cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Jika

kelembapan tanah turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap

unsur hara dan air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan

kedalaman hingga 120 cm. Selain berfungsi sebagai tempat bertumpunya tanaman

dan alat pengangkut air maupun unsur hara, akar tanaman kedelai juga merupakan

tempat terbentuknya bintil-bintil akar (Sumarno, 1997).

Batang

Page 9: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

Pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe

determinate dan indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini didasarkan

atas keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang tipe determinate

ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman mulai

berbunga. Sementara pertumbuhan batang tipe indeterminate dicirikan bila pucuk

batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun tanaman sudah mulai berbunga.

Disamping itu, ada varietas hasil persilangan yang mempunyai tipe batang mirip

keduanya sehingga dikategorikan sebagai semi-determinate atau semi-indeterminate

(Kanisus, 1989).

Jumlah buku pada batang tanaman dipengaruhi oleh tipe tumbuh batang dan

periode panjang penyinaran pada siang hari. Pada kondisi normal, jumlah buku

berkisar 15-30 buah. Jumlah buku batang indeterminate umumnya lebih banyak

dibandingkan batang determinate (Hidayat, 1985).

 Waktu tanaman kedelai masih sangat muda, atau setelah fase menjadi

kecambah dan saat keping biji belum jatuh, batang dapat dibedakan menjadi dua.

Bagian batang di bawah keping biji yang belum lepas disebut hipokotil, sedangkan

bagian di atas keping biji disebut epikotil. Batang kedelai tersebut berwarna ungu

atau hijau (Bertham, 2002).

Daun

Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip

(lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Bentuk

daun diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi produksi biji.

Umumnya, daerah yang mempunyai tingkat kesuburan tanah tinggi sangat cocok

untuk varietas kedelai yang mempunyai bentuk daun lebar. Daun mempunyai

stomata, berjumlah antara 190-320 buah/m2 (Danarti dkk, 1995).

Pada buku  pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang daun

tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun majemuk selalu

dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga

mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan

Page 10: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus pada kedua sisi. Tunas atau bunga

akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan

gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah batang (Andrianto, 2004).

Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip

(lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Bentuk

daun diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi biji.

Umumnya, daerah yang mempunyai tingkat kesuburan tanah tinggi sangat cocok

untuk varietas kedelaiyang mempunyai bentuk daun lebar. Daun mempunyai stomata

antara 190-320 buah/m² (Irwan, 2006).

Syarat Tumbuh

Varietas kedelai berbiji kecil, sangat cocok ditanam di lahan dengan

ketinggian 0,5-300 m dpl. Varietas kedelai berbiji besar cocok ditanam di lahan

dengan ketinggian 300-500 m dpl. Kedelai biasanya akan tumbuh baik pada

ketinggian lebih dari 500 m dpl sehingga tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di

daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Sebagai barometer iklim yang cocok bagi

kedelai adalah bila cocok bagi tanaman jagung. Bahkan daya tahan kedelai lebih baik

dari jagung.

Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan

sekitar 100-400 mm/bulan. Untuk mendapatkan hasil optimal, tanaman kedelai

membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan (Najiyati, 1999). Kedelai dapat

tumbuh pada kondisi suhu yang beragam. Suhu tanah yang optimal dalam proses

perkecambahan yaitu 30o C, bila tumbuh pada suhu yang rendah (< 15o C), proses

perkecambahan menjadi sangat lambat bisa mencapai 2 minggu. Hal ini dikarenakan

perkecambahan biji tertekan pada kondisi kelembapan tanah tinggi, banyaknya biji

yang mati akibat respirasi air dari dalam biji yang terlalu cepat (Adisarwanto, 2005).

Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34o C, akan tetapi suhu optimum

bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-27o C. Pada proses perkecambahan benih

kedelai memerlukan suhu yang cocok sekitar 30o C.

Page 11: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

Kedelai menghendaki kondisi tanah yang lembab, tetapi tidak becek. Kondisi

seperti ini dibutuhkan sejak benih ditanam hingga pengisian polong. Kekurangan air

pada masa pertumbuhan akan menyebabkan tanaman kerdil, bahkan dapat

menyebabkan kematian apabila kekeringan telah melampaui batas toleransinya.

Untuk dapat tumbuh dengan baik kedelai menghendaki tanah yang subur, gembur,

kaya akan unsur hara dan bahan organik. Bahan organik yang cukup dalam tanah

akan memperbaiki daya olah dan juga merupakan sumber makanan bagi jasad renik

yang pada akhirnya akan membebaskan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman.

Tanah dengan kadar liat tinggi sebaiknya dilakukan perbaikan drainase dan aerasi

sehingga tanaman tidak kekurangan oksigen dan tidak tergenang air waktu hujan

besar terjadi (Rianto et al., 1997).

Page 12: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

BAB III

ISI

3.1 Budidaya Padi Organik

Teknologi budidaya beras organik sawangan menggunakan metode SRI. Pola

SRI adalah teknik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktifitas padi

dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara, terbukti telah

berhasil meningkatkan produktifitas padi sebesar 50% , bahkan di beberapa tempat

mencapai lebih dari 100%. Metode ini pertama kali ditemukan secara tidak disengaja

di Madagaskar antara tahun 1983 -84 oleh Fr. Henri de Laulanie, SJ, asal Prancis.

Metodologi ini selanjutnya dalam bahasa Inggris populer dengan nama System of

Rice Intensification disingkat SRI.

Hasil metode SRI sangat memuaskan. di Madagaskar, pada beberapa tanah tak

subur yang produksi normalnya 2 ton/ha, petani yang menggunakan SRI memperoleh

hasil panen lebih dari 8 ton/ha, beberapa petani memperoleh 10 – 15 ton/ha, bahkan

ada yang mencapai 20 ton/ha. Metode SRI minimal menghasilkan panen dua kali

lipat dibandingkan metode yang biasa dipakai petani. Hanya saja diperlukan pikiran

yang terbuka untuk menerima metode baru dan kemauan untuk bereksperimen.

Budidaya padi organik dengan teknologi NASA yang dipadukan dengan sistem pola

SRI tergantung dari cara pengelolaan tanaman. Ada 5 dasar  praktis yang perlu

diperhatikan, yaitu :

1. menggunakan bibit muda

2. jarak tanam yang lebar dengan bibit tunggal

3. mempertahankan tanah basah tapi tidak menggenang

4. mempertinggi soil organik dengan teknologi organik NASA

5. sirkulasi dalam tanah terjaga semaksimal mungkin

Page 13: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

Pengolahan Tanah

Pada prinsipnya pengolahan tanah adalah pemecahan bongkahan-bongkahan

tanah sawah sedemikian rupa hingga menjadi lumpur lunak dan sangat halus serta

ketersediaan air. Bila air dalam areal penanaman cukup banyak maka makin banyak

unsur hara dalam butiran tanah yang lunak dan halus atau sering disebut koloid yang

dapat larut, sehingga berakibat makin banyak unsur hara yang dapat diserap akar

tanaman. Oleh karena itu, bila pengolahan tanah sawah makin sempurna, maka

makin halus tanah tersebut sehingga jumlah koloid tanah makin banyak. Akibatnya

unsur hara yang terikat akan makin banyak sehingga tanah makin subur.

Langkah awal pengolahan sawah yaitu memperbaiki pematang sawah dengan

meninggikan dan menutup lubang-lubang yang ada di pematang sawah (istilah jawa

“tembok“ ). Selanjutnya tanah dibajak menggunakan traktor atau tenaga sapi atau

kerbau. Tujuan pembajakan adalah untuk pembalikan tanah, memberantas gulma,

hama penyakit terbawa tanah, serta membenamkan dan mnguraikan biji-biji padi

yang tertinggal dalam tanah. Menurut pengalaman petani padi organik, cara

pembajakan secara tradisonal dengan kerbau memberikan hasil lebih baik karena

mata bajak tradisional akan lebih dalam masuk ke dalam tanah sehingga pengolahan

menjadi lebih sempurna. Tingkat kedalaman pengolahan tanah ada hubungannya

dengan produktivitas seperti tamapak pada tabel 1.

Tabel 1. pengaruh kedalaman pengolahan tanah terhadap hasil panen

Kedalaman pengolahan tanah (cm) Hasil panen (gr/rumpun)

8 12.4

12 18.2

16 20.8

20 23.2

24 26.4

28 27.9

32 27.5

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa makin dalam pengolahan tanah maka makin

Page 14: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

bagus produktivitas padinya. Namun pada kedalaman tertentu yaitu 32 cm hasilnya

justru menurun. Hal ini menunjukkan bahwa lapisan top soil yang merupakan lapisan

tanah subur memang terbatas. Pengolahan tanah terbaik adalah pada kedalaman

sekitar 30 cm. Setelah dibajak dibiarkan selama seminggu dalam keadaan tergenang

air agar proses pelunakan tanah berlangsung sempurna. Seminggu kemudian tanah

dapat dibajak kembali agar bongkahan tanah menjadi kecil. Pada pembajakan yang

kedua, pemberian pupuk kandang atau kompos 2 - 3 ton ditambah pupuk sebanyak

50 kg atau pupuk sebanyak 3 – 5 kg serta dolomite 300 – 500 kg (tergantung tingkat

keasaman tanah) per ha. Pemberian pupuk dasar dilakukan dengan cara ditaburkan

merata ke seluruh permukaan lahan (sebaiknya dibiarkan 2 - 4 hari), kemudian tanah

dibajak agar menyatu dengan pupuk dasar. Lahan yang sudah dibajak kedua kalinya

dibiarkan tergenang kembali selama 3 - 5 hari. Kemudian dilakukan penggaruan

dengan cara tradisional ( kerbau dan sapi ) atau cara modern ( traktor ). Penggaruan

bertujuan agar tanah menjadi rata dan rerumputan yang masih tertinggal dapat

terbenam ke dalam tanah. Setelah itu, lahan dilakukan proses pelumpuran menjadi

lumpur halus dengan cara menginjak-injak tanah dan menarik dengan pelepah pisang

dan biarkan 3 - 5 hari untuk siap ditanami.Pada saat menggaru dan meratakan tanah,

usahakan agar air tidak mengalir di dalam sawah supaya unsur hara yang ada di

tanah tidak hanyut. Setelah tanah diratakan,buatlah parit di bagian pinggir dan tengah

tiap petakan sawah untuk memudahkan pengaturan air.

Persiapan Bibit

Tidak semua varietas padi cocok untuk dibudidayakan secara organik. Padi

hibrida kurang cocok ditanam secara organik karena diperoleh melalui proses

pemuliaan di laboratorium. Walaupun merupakan varietas unggul tahan hama dan

penyakit tertentu, tetapi umumnya padi hibrida hanya tumbuh dan berproduksi

optimal bila disertai dengan aplikasi pupuk kimia dalam jumlah banyak. Tanpa

pupuk kimia, padi tersebut tidak akan tumbuh subur dan berproduksi optimal.

Varietas padi yang cocok ditanam secara organik hanyalah jenis atau varietas

lokal atau alami tanpa rekayasa genetik seperti rojolele, mentik wangi susu, dan

pandan wangi. Kebutuhan benih mentik wangi susu dengan model SRI adalah 5-10

kg per hektar lahan. Benih sebelum disemai diuji dalam larutan air garam. Larutan

Page 15: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

air garam yang cukup untuk menguji benih adalah larutan yang apabila dimasukkan

telur, maka telur akan terapung. Benih yang baik untuk dijadikan benih adalah benih

yang tenggelam dalam larutan tersebut. Kemudian benih telah diuji direndam pada

larutan (contoh: POC NASA) dosis 2 tutup / 10 liter air selama 24 jam kemudian

ditiriskan dan diperam 2 hari, kemudian disemaikan pada media tanah dan pupuk

organik atau kompos (1:1) didalam wadah segi empat ukuran 20 x 20 cm selama 7

hari. Setelah umur 10 - 15 hari benih padi sudah siap ditanam. Atau benih yang

sudah berkecambah disebarkan secara hati-hati ke permukaan tanah persemaian yang

sudah disiapkan. Usahakan benih tersebar merata dan tidak tumpang tindih. Benih

tidak perlu harus terbenam ke dalam tanah. Biasanya benih yang terbenam justru

dapat terinfeksi pathogen penyebab busuk kecambah.

Penanaman

Bibit siap dipindahkan ke lahan setelah mencapai umur 10 - 15 hari setelah

semai. Kondisi air pada saat tanam adalah “macak-macak” (Jawa.) atau kondisi tanah

yang basah tetapi bukan tergenang.

Pada metode SRI digunakan sistem tanam tunggal, yaitu satu lubang tanam diisi

satu atau dua bibit padi. Selain itu, bibit ditanam dangkal, yaitu pada kedalaman 2 - 3

cm dengan bentuk perakaran horizontal (seperti huruf L).

Jarak tanam yang digunakan dalam metode SRI adalah dengan jarak tanam

sistem tegel, misalnya 25 cm x 25 cm atau 30 cm x 30 cm dan jarak tanam sistem

Jajar Legowo 2:1 atau 4 : 1. Sitem Jajar legowo 2:1, artinya setiap dua baris diselingi

satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Namun jarak tanam

dalam barisan yang memanjang dipersempit menjadi setengah jarak tanam dalam

barisan. Jajar Legowo 2 : 1 (40 cm x (20 cm x 10-15 cm)) adalah salah satu cara

tanam pindah sawah yang memberikan ruang (barisan yang tidak ditanami) pada

setiap dua barisan tanam, tetapi jarak tanam dalam barisan lebih rapat yaitu 15 cm

tergantung dari kesuburan tanahnya.

Pada tanah yang kurang subur kebiasaan petani tanam cara tegel 20 cm x 20 cm,

menggunakan jarak tanam dalam barisan 10 cm. Pada tanah dengan kesuburan

sedang kebiasaan petani tanam cara tegel 22 cm x 22 cm, jarak tanam dalam barisan

Page 16: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

12, 5 cm. Pada tanah yang subur 25 cm x 25 cm, jarak tanam dalam barisan 15 cm.

Sedang Jajar legowo 4:1, artinya setiap empat baris tanaman padi diselingi satu

barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Demikian seterusnya.

Jarak tanam yang dipinggir setengah dari jarak tanam yang ditengah.

Pada prinsipnya sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi dengan

cara mengatur jarak tanam. Selain itu sistem tanam tersebut juga memanipulasi

lokasi tanaman sehingga seolah-olah tanaman padi dibuat menjadi taping (tanaman

pinggir) lebih banyak. Seperti kita ketahui tanaman padi yang berada dipinggir akan

menghasilkan produksi lebih tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik hal ini

disebabkan karena tanaman tepi akan mendapatkan sinar matahari yang lebih

banyak.Pada tanah yang kurang subur kebiasaan petani tanam cara tegel 20 cm x 20

cm, menggunakan jarak tanam dalam barisan 10 cm. Pada tanah dengan kesuburan

sedang kebiasaan petani tanam cara tegel 22 cm x 22 cm, jarak tanam dalam barisan

12, 5 cm. Pada tanah yang subur 25 cm x 25 cm, jarak tanam dalam barisan 15 cm.

Sedang Jajar legowo 4:1, artinya setiap empat baris tanaman padi diselingi satu

barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Demikian seterusnya.

Jarak tanam yang dipinggir setengah dari jarak tanam yang ditengah.

Pada prinsipnya sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi dengan

cara mengatur jarak tanam. Selain itu sistem tanam tersebut juga memanipulasi

lokasi tanaman sehingga seolah-olah tanaman padi dibuat menjadi taping (tanaman

pinggir) lebih banyak. Seperti kita ketahui tanaman padi yang berada dipinggir akan

menghasilkan produksi lebih tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik hal ini

disebabkan karena tanaman tepi akan mendapatkan sinar matahari yang lebih

banyak.

Tujuan dari cara tanam jajar legowo adalah :

1. Memanfaatkan radiasi surya bagi tanaman pinggir.

2. Tanaman relatif aman dari serangan tikus, karena lahan lebih terbuka.

3. Menekan serangan penyakit karena rendahnya kelembaban dibandingkan

dengan cara tanam biasa.

4. Populasi tanaman bertambah sesuai tipe jajar legowo yang digunakan

5. Pemupukan lebih effisien.

6. Pengendalian hama penyakit dan gulma lebih mudah dilakukan dari pada cara

Page 17: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

tanam biasa.

Semakin lebar jarak tanam, semakin meningkat jumlah anakan produktif yang

dihasilkan oleh tanaman padi. Penyebabnya, sinar matahari bisa mengenai seluruh

bagian tanaman dengan lebih baik sehingga proses fotosintesis dan pertumbuhan

tanaman terjadi dengan lebih optimal. Jarak tanam yang lebar ini juga

memungkinkan tanaman untuk menyerap nutrisi, oksigen dan sinar matahari secara

maksimal.

Perawatan

Gambar 1. pengolahan tanah ringan dengan sosrok

Perawatan melalui pengolahan tanah ringan atau penyiangan pertama dilakukan

pada umur 15-20 hari setelah tanam dengan menggunakan alat “ sosrok “ ( istilah

jawa ), yaitu semacam garpu kayu bergigi paku yang sudah ditumpulkan selebar 15

cm dan bertangkai. Ujung sosrok diarahkan ke tanah di sekitar tanaman dan ujung

lainnya dipegang petani. Dengan gerakan maju mundur sambil sedikit ditekan, tanah

di sela tanaman akan menjadi gembur oleh ujung sosrok. Bila setelah penyiangan

pertumbuhan padi tampak tidak merata maka dilakukan penambahan pupuk

majemuk agar pertumbuhan vegetatif padi optimal beranak banyak dan berbatang

kuat.

Padi umur 30-35 hari dilakukan penyiangan kedua, bila padi tumbuh segar, hijau

dan batangnya kokoh maka setelah penyiangan tidak perlu dilakukan pemupukan

tambahan.

Page 18: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

Pemupukan Setelah Tanam

Pada umumnya budidaya padi organik tidak menggunakan pupuk kimia. Seluruh

pupuk yang digunakan berupa pupuk organik, mulai dari pemupukan awal atau dasar

hingga pemupukan susulan. Pupuk tersebut dapat berbentuk padat yang diaplikasikan

lewat akar maupun cair yang diaplikasikan lewat daun. Kalau seperti ini dilakukan

terus menerus, maka produktivitasnya akan rendah. Padahal secara garis besar untuk

produktivitas tanaman membutuhkan unsur hara dari berbagai sumber, yaitu :

1. Kandungan unsur hara alamiah tanah setempat. Tanah secara alami telah

mengandung lengkap unsur hara yang diperlukan oleh tanaman

2. Pemberian pupuk an-organik/kimia ( terutama unsur makro ). Pada tanah-

tanah yang normal ( tidak rusak ) sebenarnya hanya membutuhkan pupuk

kimia + 30 % hingga 50 % saja dari rata-rata dosis rekomendasi sekarang

3. Pemberian pupuk organik (terutama unsur mikro). Dengan memperhatikan

kondisi tanah pertanian di Indonesia, ternyata masih terdapat sisa deposit

unsur makro dari timbunan sisa pupuk kimia yang tidak dapat dimanfaatkan

oleh tanaman. Di sinilah peran sebenarnya pupuk organik, yang salah satu

fungsinya bisa melarutkan sisa-sisa residu pupuk kimia.

Melihat kebutuhan unsur hara untuk produktivitas tanaman tersebut, maka

pemupukan yang dilakukan maka harus seimbang antara unsur makro dan unsur

mikro atau biasa kita sebut umak umik. Unsur hara makro ( umak ) seperti C, H, O,

N, P, K, Ca, Mg dan S, sedang unsur hara mikro seperti Fe, Cl, B, Mn, Na, Zn, dan

Cu. Biasanya unsur hara ini dikenal dengan unsur hara essensial. Unsur hara ini

diperlukan dalam jumlah yang berbeda satu sama lain. Walaupun berbeda dalam

jumlah kebutuhannya namun dalam fungsi pada tanaman, masing-masing unsur sama

pentingnya dan tidak bisa mengalahkan atau menggantikan satu sama lainnya. Dalam

hal ini masing-masing unsur hara mempunyai fungsi dan peran khusus sendiri-

sendiri terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sehingga jika

terjadi kekurangan satu jenis unsur hara saja akan mengakibatkan tidak optimalnya

pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Jadi umak-umik tersebut jika pada

manusia ibarat menu makanan 4 sehat (karbohidrat, daging, sayuran, dan buah) 5

sempurna (susu) yang masing-masing mempunyai peran sendiri-sendiri.

Page 19: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

Pemupukan yang dilakukan pada budidaya padi organik dengan

mengkombinasikan unsur hara makro dan mikro dalam jumlah yang seimbang,

terutama pada pemupukan susulan. Penggunaan pupuk makro dikurangi 50-75 %

dari dosis rekomendasi ditambah pupuk organik baik padat maupun cair, serta tanpa

menggunakan pestisida kimia tetapi pakai pestisida alami dari ekstrak berbagai

tanaman dan musuh alami.

Pengelolaan air dan penyiangan

Proses pengelolaan air dan penyiangan dalam metode SRI dilakukan sebagai

berikut :

o Ketika padi mencapai umur 1-8 hari sesudah tanam (HST), keadaan air di

lahan adalah “macak-macak”, agar transfer oksigen ke tanah terus berjalan

dan aman dari gangguan keong emas.

o Sesudah padi mencapai umur 9-10 HST air kembali digenangkan dengan

ketinggian 2-3 cm selama 1 malam saja. Ini dilakukan untuk memudahkan

penyiangan tahap pertama.

o Setelah selesai disiangi, sawah kembali dikeringkan sampai padi mencapai

umur 18 HST.

o Umur 19-20 HST sawah kembali digenangi untuk memudahkan penyiangan

tahap kedua.

o Selanjutnya setelah padi berbunga, sawah diairi kembali setinggi 1-2 cm dan

kondisi ini dipertahankan sampai padi “masak susu” (± 15-20 hari sebelum

panen).

o Kemudian sawah kembali dikeringkan sampai saat panen tiba.

Hama dan Penyakit pada pertanaman padi

Penggerek Batang Padi

Gejala Serangan :

Keempat jenis PBP ini mempunyai cara hidup dan gejala kerusakan yang

ditimbulkan hampir persis sama. Liang-liang gerek yang dibuat larva (ulat) dapat

memutuskan perjalanan air dan unsur hara dari akar sehingga dapat melemahkan

tanaman padi.

Page 20: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

Kerusakan yang timbul tergantung pada fase pertumbuhan tanaman. Pada fase

Vegetatif (pembentukan batang, daun, dan anakan), maka daun tengah atau pucuk

tanaman mati karena titik tumbuhnya dimakan. Pucuk yang mati akan berwarna

coklat dan mudah dicabut. Gejala ini biasa disebut Sundep. Pada fase generatif

(pembentukan malai), maka malai akan mati karena pangkalnya dikerat atau digerek

oleh larva. Malai yang mati akan tetap tegak, berwarna abu-abu putih dan bulir-

bulirnya hampa. Malai ini mudah dicabut dan pada pangkalnya terdapat bekas

gigitan larva. Gejala ini biasa disebut Beluk.

Penggerek batang dapat menyebabkan merosotnya hasil padi karena anakan

yang rusak oleh sundep tidak dapat menghasilkan gabah.

Cara pengendalian :

o Tanam secara serempak, selisih waktu tanam jangan melewati 3 -4 minggu

o Buang tunggul-tunggul jerami segera setelah panen dengan cara

membenamkan waktu pengolahan tanah atau memotong tunggul tersebut

persis di permukaan tanah.

o Hindari kelebihan pemakaian pupuk N (Urea, ZA)

o Buang bibit padi yang mengandung telur PBP sebelum penanaman dengan

menyayat ujung helaian daun sebelum pindah tanam

o Pembibitan, semprotkan Natural BVR pada umur 7 - 10 hari.

o Semprotkan BVR / PESTONA pada umur 10 - 15 hari setelah tanam dan

setiap 1 - 2 minggu sekali diselang seling.

Walang Sangit ( Leptocorriza accuta )

Gejala Serangan :

Nimfa dan imago menghisap bulir padi pada fase masak susu dan menghisap

cairan batang padi. Walang sangit tidak melubangi bulir pada waktu menghisap,

tetapi menusuk melalui rongga di antara lemma dan palea. Hilangnya cairan biji

menyebabkan biji padi menjadi mengecil tetapi jarang yang menjadi hampa karena

walang sangit tidak dapat mengosongkan seluruh biji yang sedang tumbuh.

Biologi Hama :

Page 21: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

Tubuh imago ramping dengan antena dan tungkai relatif panjang, warna hijau

kuning kecoklatan dan panjang 15-30 mm. Walang sangit menjadi aktif kalau datang

musim hujan. Walang sangit selama satu sampai dua generasi hidup pada gulma,

kemudian pindah ke tanaman padi pada fase pembungaan. Kalau diganggu akan

terbang sambil mengeluarkan bau yang menyengat. Imago betina meletakkan telur

sebanyak 200-300 butir. Peletakan telur pada saat padi berbunga, menetas 5-8 hari

setelah diletakkan. Stadium nimfa 17-27 hari terdiri dari 5 instar.

Cara Pengendalian :

o Tanam serempak

o Penggunaan musuh alami seperti laba-laba, tetabuhan, Beuaveria bassiana

( BVR )

o Penyemprotan pestisida (contoh :PESTONA)

Hama Keong Mas (Pomacea canaliculata Lamarck)

Mulanya binatang itu didatangkan sebagai biota air tawar yang lucu dan

menggemaskan. Itulah keong- keong emas dari genus Pomacea. Keong itu hadir di

Indonesia pada tahun 1980-an. Keong-keong itu lalu banyak menghuni akuarium-

akuarium di rumah-rumah atau kantor. Tidak butuh waktu lebih dari lima tahun

ketika akhirnya kegemparan datang dari para petani di Sukabumi dan Tangerang.

Lahan sawah subur mereka diserang keong. Pada 1984 mulai ramai istilah keong

emas.

Peneliti moluska air tawar pada Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia, Ristiyanti Marwoto, menyebut tak semua jenis keong dari

genus Pomacea menjadi hama. Yang sudah diidentifikasi yaitu Pomacea canaliculata

—dari Brasil, negara tropis yang banyak kemiripannya dengan Indonesia.

Di sawah, keong-keong itu tak hanya berwarna keemasan, tetapi juga kecoklatan

dan kehijauan. Cirinya adalah menempelkan ratusan telurnya di batang- batang padi,

tanaman liar, atau tanaman lainnya.

Cara Pengendalian :

o Saat-saat penting untuk mengendalikan keong mas adalah pada 10 hari

Page 22: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

pertama setelah tanam dan sebelum tanaman berumur 21 hari pada tabela

(tanam benih secara langsung) dengan pestisida pestona tiap minggu sekali.

Setelah itu, tingkat pertumbuhan tanaman biasanya lebih tinggi daripada

tingkat kerusakan akibat keong.

o Semut merah memakan telur keong, sedangkan bebek (dan kadang-kadang

tikus) memakan keong muda. Bebek ditempatkan di sawah selama persiapan

lahan tahap akhir atau setelah tanaman tumbuh cukup besar (misalnya 30-35

hari setelah tanam); keong dapat dipanen untuk pakan bebek.

o Pungut keong dan hancurkan telurnya. Hal ini paling baik dilakukan di pagi

dan sore hari ketika keong berada pada keadaan aktif. Tempatkan tongkat

bambu untuk menarik keong dewasa meletakkan telurnya.

o Tempatkan dedaunan dan pelepah pisang untuk menarik perhatian keong agar

pemungutan keong lebih mudah dilakukan.

o Keong bersifat aktif pada air yang menggenang/diam dan karenanya, perataan

tanah dan pengeringan sawah yang baik dapat menekan kerusakan. Buat

saluran-saluran kecil (misalnya, lebar 15-25 cm dan dalam 5 cm) untuk

memudahkan pengeringan dan bertindak sebagai titik fokus untuk

mengumpulkan keong atau membunuh keong secara manual. Apabila

pengendalian air baik, pengeringan dan pengaliran air ke sawah dilakukan

hingga stadia anakan (misalnya, 15 hari pertama untuk pindah tanam dan 21

hari pertama untuk tabela).

o Tempatkan tanaman beracun misalnya daun eceng (Monochoria vaginalis),

daun tembakau, dan daun Kalamansi pada bidang-bidang sawah atau di

saluran-saluran kecil.

o Tempatkan penyaring dari kawat atau anyaman bambu pada saluran keluar

dan masuk irigasi utama untuk mencegah masuknya keong dari lahan lain.

Manfaat dari tindakan ini agak terbatas karena kebanyakan keong mengubur

dirinya sendiri dan “hibernasi” (tidur lama) di sawah ketika tanah mengering.

3.2 Budidaya Organik Kedelai

a. Pengolahan Tanah

Tanah dibajak, digaru dan diratakan

Page 23: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

Sisa-sisa gulma dibenamkan

Buat saluran air dengan jarak sekitar 3-4 m

Tanah dikeringanginkan tiga minggu baru ditanami

Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di atas

bedengan dengan dosis ± 1 botol (500 cc) POC NASA diencerkan dengan air

secukupnya untuk setiap 1000 m² (10 botol/ha). Hasil akan lebih bagus jika

menggunakan SUPER NASA, cara penggunaannya sebagai berikut:

Alternatif 1 : Satu botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air

dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan

induk tadi untuk menyiram bedengan.

Alternatif 2 : Setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan

SUPER NASA untuk menyiram 5-10 meter bedengan.

b. Penanaman

Rendam benih dalam POC NASA dosis 2 cc / liter selama 0,5 jam dan

dicampur Legin (Rhizobium ) untuk tanah yang belum pernah ditanami

kedelai.

Buat jarak tanam antar tugalan berukuran 30 x 20 cm, 25 x 25 cm atau 20

x 20 cm.

Buat lubang tugal sedalam 5 cm dan masukkan biji 2-3 per lubang.

Tutup benih dengan tanah gembur dan tanpa dipadatkan.

Waktu tanam yang baik akhir musim hujan.

c. Penjarangan & Penyulaman

Kedelai mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari, benih yang tidak tumbuh diganti

atau disulam dengan benih baru yang akan lebih baik jika dicampur Legin.

Penyulaman sebaiknya sore hari.

d. Penyiangan

Penyiangan pertama umur 2-3 minggu, ke-2 pada saat tanaman selesai berbunga

(sekitar 6 minggu setelah tanam). Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan

pemupukan ke-2.

Page 24: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

e. Pembubunan

Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak

merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit yang

berbahaya.

f. Pemupukan

Contoh jenis dan dosis pupuk sebagai berikut :

POC NASA diberikan 2 minggu sekali semenjak tanaman berumur 2 minggu,

dengan cara disemprotkan (4 – 8 tutup POC NASA/tangki). Kebutuhan total POC

NASA untuk pemeliharaan 1-2 botol per 1000 m2 (10 – 20 botol/ha). Akan lebih

bagus jika penggunaan POC NASA ditambahkan HORMONIK (3 – 4 tutup POC

NASA + 1 tutup HORMONIK/tangki). Pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan

penyemprotan, karena dapat mengganggu penyerbukan, akan lebih aman jika

disiramkan.

g. Pengairan Dan Penyiraman

Page 25: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

Kedelai menghendaki kondisi tanah yang lembab tetapi tidak becek. Kondisi

seperti ini dibutuhkan sejak benih ditanam hingga pengisian polong. Saat menjelang

panen, tanah sebaiknya dalam keadaan kering.

h. Pengelolaan Hama Dan Penyakit

1. Aphis glycine

Kutu ini dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik Virus). Menyerang pada

awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong. Gejala: layu,

pertumbuhannya terhambat. Pengendalian: (1) Jangan tanam tanaman inang seperti:

terung-terungan, kapas- kapasan atau kacang-kacangan; (2) buang bagian tanaman

terserang dan bakar, (3) gunakan musuh alami (predator maupun parasit); (4)

semprot Natural BVR atau PESTONA dilakukan pada permukaan daun bagian

bawah.

2. Kumbang daun tembukur (Phaedonia inclusa)

Bertubuh kecil, hitam bergaris kuning. Bertelur pada permukaan daun. Gejala: larva

dan kumbang memakan daun, bunga, pucuk, polong muda, bahkan seluruh tanaman.

Pengendalian: penyemprotan PESTONA.

3. Ulat polong (Ettiela zinchenella)

Gejala: pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian luar

berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya.

Pengendalian : (1) tanam tepat waktu.

4. Kepik polong (Riptortis lincearis)

Gejala: polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa.

5. Lalat kacang (Ophiomyia phaseoli)

Menyerang tanaman muda yang baru tumbuh. Pengendalian : Saat benih ditanam,

tanah diberi POC NASA, kemudian setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan

jerami . Satu minggu setelah benih menjadi kecambah dilakukan penyemprotan

dengan PESTONA. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.

Page 26: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

6. Kepik hijau (Nezara viridula)

Pagi hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong, memakan

polong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1 sampai 6 bulan.

Gejala: polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau kulit polong

berbintik coklat.

7. Ulat grayak (Spodoptera litura)

Gejala : kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan daun, dan

berpencar mencari rumpun lain. Pengendalian : (1) dengan cara sanitasi; (2)

disemprotkan pada sore/malam hari (saat ulat menyerang tanaman) beberapa Natural

VITURA.

8. Penyakit Layu Bakteri (Pseudomonas sp.)

Gejala : layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam rapat.

Pengendalian : Varietas tahan layu, sanitasi kebun, dan pergiliran tanaman.

Pengendalian : Pemberian Natural GLIO

9. Penyakit layu (Jamur tanah : Sclerotium Rolfsii)

Penyakit ini menyerang tanaman umur 2-3 minggu, saat udara lembab, dan tanaman

berjarak tanam pendek. Gejala : daun sedikit demi sedikit layu, menguning.

Penularan melalui tanah dan irigasi. Pengendalian; tanam varietas tahan dan tebarkan

Natural GLIO di awal.

10. Anthracnose (Colletotrichum glycine )

Gejala: daun dan polong bintik-bintik kecil berwarna hitam, daun yang paling rendah

rontok, polong muda yang terserang hama menjadi kosong dan isi polong tua

menjadi kerdil. Pengendalian : (1) perhatikan pola pergiliran tanam yang tepat; (2)

Pencegahan di awal dengan Natural GLIO.

11.Penyakit karat (Cendawan Phakospora phachyrizi)

Gejala: daun tampak bercak dan bintik coklat. Pengendalian: (1) cara menanam

kedelai yang tahan terhadap penyakit; (2) semprotkan Natural GLIO + gula pasir.

Page 27: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

12. Busuk batang (Cendawan Phytium Sp)

Gejala : batang menguning kecoklat-coklatan dan basah, kemudian membusuk dan

mati. Pengendalian : (1) memperbaiki drainase lahan; (2) Tebarkan Natural GLIO di

awal.

i. Panen Dan Pasca Panen

Lakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning, tetapi bukan karena

serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah warna dari

hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan

tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul.

Perlu diperhatikan, kedelai sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75 –

100 hari, sedangkan untuk benih umur 100 – 110 hari, agar kemasakan biji

betul-betul sempurna dan merata.

Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segera dijemur.

Biji yang sudah kering lalu dimasukkan kedalam karung dan dipasarkan atau

disimpan.

3.3 Komentar

a. Budidaya Tanaman Padi

Pertanian organik adalah proses produksi pertanian yang berkelanjutan akan

lebih mengarah pada penggunaan produk hayati yang ramah terhadap lingkungan

(Kasumbogo Untung, 1997). Hal tersebut berarti tidak menggunakan bahan kimia

sintetis dari mulai pengolahan tanah sampai dengan pengemasan.

Pada teknik budidaya padi organik yang dilakukan oleh Agus Budi Setyono

ini menurut kami tidak sesuai dengan kaidah pertanian organik karena penggunaan

bahan kimia sintetis, diantaranya:

1. pengolahan tanah selain diberikan pupuk kandang juga diberi tambahan

dengan penggunaan pupuk kimia dengan merk dagang SUPERNASA.

2. Pada saat pemilihan bibit selain diberikan garam pada air juga diberikan

POC.

Page 28: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

3. Pada pemupukan susulan diberikan Urea, NPK dan pupuk NASA

4. Pengendalian /pencegahan hama dilakukan dengan cara pemberian pestisida

sintetis yaitu BVR dan PESTONA.

Seharusnya, hal tersebut tidak dilakukan berkaitan dengan pertanian organik.

Perlakuan-perlakuan tersebut dapat diganti dengan perlakuan alternatif yang

sesuai dengan kaidah pertanian organik sehingga produk tersebut diakui produk

organik dengan pemberian sertifikat.

b. Budidaya Tanaman Kedelai

Untuk budidaya kedelai dengan metode NASA ini masih menggunakan

pupuk kimia sintetis dalam proses budidayanya, yaitu pupuk urea, kcl dan sp-36.

Pupuk organik yang digunakan hanya sebagai pendampingnya saja.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Budidaya padi organik dengan teknologi NASA yang dipadukan dengan sistem

pola SRI tergantung dari cara pengelolaan tanaman.  Ada 5 dasar  praktis yang perlu

diperhatikan, yaitu menggunakan bibit muda, jarak tanam yang lebar dengan bibit

tunggal, mempertahankan tanah basah tapi tidak menggenang, mempertinggi soil

organik dengan teknologi organik NASA dan sirkulasi dalam tanah terjaga

semaksimal mungkin.

Tanaman kedelai atau soya bean memiliki potensi yang besar untuk

dibudidayakan secara organik, seiring dengan kesadaran tinggi masyarakat atau

konsumen tentang konsumsi makanan sehat. Sebelum memulai langkah-langkah atau

cara budidaya kedelai organik, harus mengetahui lingkungan tempat tumbuh kedelai

yang baik. Dalam penerapan budidaya organik kedelai sama halnya dengan budidaya

pada umumnya. Akan tetapi, mengganti semua input pertaniannya dengan bahan

organik.

Page 29: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul. Diakses melalui

http://warintek.bantulkab.go.id/web.php?

mod=basisdata&kat=1&sub=2&file=34

Entun Santosa, 2005. Rice organic farming is a programme for strengtenning food security insustainable rural development,Makalah disampaikan pada seminar Internasinal KambojaROF.

http://www.produknaturalnusantara.com/panduan-teknis-budidaya-pertanian/

panduan-cara-budidaya-kedelai/

Kuswara dan Alik Sutaryat, 2003. Dasar Gagasan dan Praktek Tanam Padi Metode SRI (System ofRice Intencification). Kelompok Studi Petani (KSP). Ciamis

Mutakin, J. 2005. Kehilangan Budidaya dan Keunggulan Padi Metode SRI (Systen ofRice Intencification). Tesis. Pascasarjana. Unpad Bandung

Sampurna Untuk Indonesia, 2008. SRI Sytem Rice intensification, PasuruanSetyono, Agus Budi. 2010. Teknologi padi organik NASA dengan metode SRI.

http://organik-sawangan.blogspot.com/2010/02/teknologi-padi-organik-

nasa-dengan.html

Page 30: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN I (ORGANIK)

Teknologi Budidaya Beras Organik Sawangan dengan Metode SRI dan Budidaya Kedelai Organik dengan Metode NASA

Sebagai salah satu syarat penilaian mata kuliah Sistem Pertanian Berkelanjutan I

(Organik)

Kelompok 4 :

Hafshah Mahfudhah 150510120159

Haifa Nurislamidini Dj 150510120160

Devi Muthia 150510120161

Siti Rodiah 150510120162

Hadi Nugraha 150510120163

Rino Pambudi 150510120164

Page 31: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya bagi penyelesaian makalah yang berjudul

“Teknologi Budidaya Beras Organik Sawangan dengan Metode SRI dan Budidaya

Kedelai Organik dengan Metode NASA”. Makalah ini disusun sebagai tugas yang

diberikan oleh dosen mata kuliah Sistem Pertanian Berkelanjutan I (Organik)

Di dalam makalah ini berisi tentang aplikasi budidaya organik pada tanaman

padi dan kedeleai yang sudah diterapkan di Indonesia. Kami menyadari bahwa

Makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sekiranya dapat

kami gunakan sebagai masukan agar kami dapat menyempurnakan makalah ini

sangat kami harapkan. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Akhir kata, semoga

makalah ini dapat dijalankan dengan baik dan bermanfaat.

Page 32: sistem pertanian berkelanjutan organik tanaman pangan

Jatinangor, Mei 2015

Penyusun