teori disposisi gordon w. allport dalam perspektif...

86
TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan DisusunOleh : Maya Jelita Hasibuan NIM. 11150110000003 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Upload: others

Post on 13-Dec-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM

PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

DisusunOleh :

Maya Jelita Hasibuan

NIM. 11150110000003

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Page 2: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi berjudul Teori Disposisi Gordon W. Allport dalam Perspektif Pendidikan

Islam disusun oleh Maya Jelita Hasibuan, NomorIndukMahasiswa11150110000003,

diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 13 Maret

2020 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak mendapatkan gelar

Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, Maret 2020

Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda

Tangan

Drs. Abdul Haris, M. Ag

NIP. 19660901 199503 1 001

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi)

Drs. Rusdi Jamil, M. Ag

NIP. 19621231 19950 1 005

Penguji I

Dr. Henny Narendrany Hidayati, M. Pd

NIP. 19710512 199603 2 002

Penguji II

Drs. Abdul Ghofur, M.Ag

NIP. 19681208 199703 1 003

Page 3: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B
Page 4: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B
Page 5: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B
Page 6: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B
Page 7: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B
Page 8: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT

dengan segala ridho dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir ini sebagai syarat untuk menempuh Sarjana Strata 1 (S1) dijurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta dengan judul skripsi “Teori Disposisi Gordon W. Allport dalam

Perspektif Pendidikan Islam”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabat semoga kelak

mendapatkan syafa’atnya di hari akhir nanti.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali tantangan dan hambatan yang penulis

lalui, namun berkat dorongan, dan motivasiyang diberikan kepada penulis, semuanya

dapat terselesaikan. Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih

kepada pihak yang mendukung antara lain :

1. Dr. Sururin, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. Abdul Haris, M.Ag. dan Drs. Rusdi Jamil, M. Ag. Selaku Ketua

dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

3. Bapak Yudhi Munadi, M.Ag. selaku Dosen Penasihat Akademik sekaligus

Dosen Pembimbing Skripsi yang bersedia meluangkan waktu dan juga

senantiasa sabar dalam memberikan nasihat, membimbing, serta mengarahkan

penulis.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan Pendidikan Agama Islam yang selalu

memberikan berbagai macam pengalaman.

5. Kedua orang tua tercinta, Mama dan Ayah yang tidak pernah putus

mendoakan serta memberikan kekuatan terhadap penulis.

Page 9: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

6. Kepada Kakak, Abang, dan Keponakan yang amat saya sayangi dan cintai

7. Teman-Teman seperjuangan Pendidikan Agama Islam angkatan 2015, teman-

teman organisasi PMII Rayon PAI, teman-teman komisariat fakultas ilmu

tarbiyah dan keguruan juga Teman-Teman Tongkrongan Bulogiyah yang

telah memberi warna dikehidupan penulis selama di Ciputat serta senantiasa

meminjamkan laptop dan memberikan tumpangan Wifi hingga skripsi

penulis dapat terselesaikan .

8. Nazihah selaku mentor yang bersedia mengkoreksi skripsi saya, Fadhila yang

selalu menanyakan progres skripsi saya. Novi, Nadya, Olih, Kaha, Finza,

Chika dan Syifa yang selalu memberikan semangat.

9. Serta kepada pihak yang tidak dapat penulis ucapkan satu per satu, dalam

membantu proses penulisan skripsi ini.

Jakarta, 30 Januari 2020

Penulis

Page 10: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

ABSTRAK

Maya Jelita Hasibuan (NIM : 11150110000003) Teori Disposisi Gordon W.

Allport dalam Perspektif Pendidikan Islam.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teori disposisi Gordon W. Allport dalam

pendidikan Islam. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif

dengan pendekatan studi pustaka (library research) dengan mengkaji data-data primer

yang berkaitan dengan teori yang diambil dan juga mengkaji data sekunder sebagai

data-data pendukung. Hasil penelitian ini menunjukkam bahwa teori disposisi Gordon

W. Allport dalam pendidikan Islam yaitu hal-hal yang berkaitan dengan akhlak dan

pendidikan karakter.

Kata Kunci : Disposisi,Sifat, Allport, Akhlak, Karakter.

Page 11: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

ABSTRACT

Maya Jelita Hasibuan (NIM: 11150110000003) Theory Disposition Gordon W.

Allport in the Perspective of Islamic Education

This research to purposedhow theory disposition Gordon W. Allport in the

perspective of Islamic education. Used Library Research-qualitative method

Page 12: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................. i

Daftar Isi ...................................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 7

C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 7

D. Perumusan Masalah ............................................................................. 7

E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7

F. ManfaatPenelitian ................................................................................. 7

G. MetodePenelitian ................................................................................... 8

1. ObjekdanWaktuPenelitian .............................................................. 8

2. MetodePenelitiandanPendekatanPenelitian .................................. 8

3. Sumber Data ..................................................................................... 9

H. Prosedur Penelitian ............................................................................... 9

I. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 10

J. Teknik Analisis Data .......................................................................... 11

K. Sistematika Penulisan ......................................................................... 11

L. Hasil Penelitian .................................................................................... 12

Bab II KajianTeoritis ................................................................................. 15

A. Pokok-Pokok Teori Allport ................................................................ 15

1. Struktur dan Dinamika Kepribadian ........................................... 15

B. Kritik Para AhliTerhadapAllport ..................................................... 29

Bab III PerspektifPendidikan Islam ........................................................ 31

A. Struktur Kepribadian Perspektif Islam ............................................ 31

B. Dinamika Kepribadian Perspektif Islam ......................................... 44

C. Kepribadian Perspektif Islam ............................................................ 49

1. Karakter dalam Perspektif Islam .................................................. 49

2. Tabiat dalam Perspektif Islam ...................................................... 52

3. Sifat dalam Perspektif Islam ......................................................... 52

4. Tipe dalam Perspektif Islam .......................................................... 53

5. Perkembangan Kepribadian dalam Perspektif Islam ................. 56

Page 13: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

Bab IV Hasil Penelitian ............................................................................. 59

A. Biografi Gordon Williard Allport......................................................59

B. Pendidikan Menurut Para Ahli ......................................................... 60

C. Teori Disposisi dalam Bingkai Pendidikan Islam ........................... 65

Bab V Penutup ........................................................................................... 69

A. Kesimpulan ........................................................................................ 69

B. Saran .................................................................................................. 70

DaftarPustaka ............................................................................................. 72

Page 14: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan

mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik, secara terminologi

pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

sekelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui

pengajarandanpelatihan.1

Pendidikan adalah suatu rencana untuk membentuk generasi penerus

bangsa dalam suasana pembelajaran dengan memberikan ilmu pengetahuan,

agar tercapai kemampuan, spritual keagamaan, kecerdasan, kepribadian,

akhlak mulia, serta pengendalian diri.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pada pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan bertujuan

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu

cakap, kreatif , mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis sera

bertanggung jawab.2

Konsep dari pendidikan itu sendiri ialah humanisasi (upaya

memanusiakan manusia) yaitu suatu upaya dalam rangka membantu manusia

agar mampu hidup sesuai martabat kehidupannya.3 Dengan demikian jelaslah

mengapa dikatakan manusia dapat menjadi manusia melalui pendidikan.4

1Kamus Besar Bahasa Indonesia, (http://kbbi.kemdikbud.go.id), diaksespadatanggal 7 Juli

2019. 2Undang-undangSisdiknas No. 20 Tahun 2003, (http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-

content/upload/2016/08/UU.no.20_th_200_pdf), diaksespadatanggal 7 Juli 2019. 3Dinn Wahyudin, “Pengantar Pendidikan”, Universitas Terbuka, Jakarta, 2007, h. 29. 4Muhammad Sumantri, “Pengantar Pendidikan”, ModulpadaUniversitas Terbuka, Jakarta, 17

April 2015, h. 30.

Page 15: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

Dari penjelasan di atas, tidak sesuatu yang berkelebihan jika

disebutkan pendidikan adalah bagian penting dari kehidupan karena menjadi

sebuah kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan.5 Wajar saja kalimat long life

educationmenjadi kalimat yang sering digaung-gaungkan oleh setiap orang,

karena pada intinya melalui pendidikan manusia diharapkan mengembangkan

potensi-potensi yang ia miliki, dan melalui jalan pendidikan pula manusia

dapat menjadi makhluk yang berkarakter.

Karakter merupakan suatu pola perilaku seseorang. Orang yang

berkarakter baik memiliki pemahaman tentang kebaikan, menyukai kebaikan

dan mengerjakan kebaikan. Orang yang sesuai dengan kaidah moral disebut

sebagai orang yang berkarakter baik.6 Pusat Bahasa Depdiknas

mendefinisikan pengertian karakter adalah bawaan hati, jiwa, kepribadian,

budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, tempramen, watak. Manusia

berkarakter adalah manusia yang memiliki tanda atau ciri khas yang berbeda

dengan orang lain sehingga tanda tersebut tidak dapat diduplikasi.7 Ciri khas

itu dapat berupa sifat, perilaku, bertabiat , berwatak, sikap, tindakan dan juga

pikiran.8 Karakter juga diartikan sebagai ciri khusus dari struktur kepribadian

seseorang.9

Berkarakter berarti berkepribadian, kepribadian merupakan ciri atau

karakteristik atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-

bentukan yang diterima dari lingkungan.10

Secara harfiah kepribadian

5Sigit Dwi Laksana, “Integrasi Empat Pilar Pendidikan (UNESCO) dan Tiga Pilar Pendidikan

Islam”,JurnalKependidikan Islam, Vol.6, No. 1, 20016, h. 59. 6Hibur Tanis, “Pentingnya Pendidikan Character Building dalam Membentuk Kepribadian

Manusia”, Jurnal Humaniora Vol. 4, No. 2 Oktober 2013, h. 1216. 7Katharina E.P, Korohama, Psikologi Individual Gordon Allport, (http://academia.edu),

diakses pada tanggal 5 Agustus 2019 jam 09.15. 8Oktarosada Dwi, “Implementasi Pendidikan karakter pada Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Raden Intan, Lampung, 2017, h.10. 9SL Agustina, “Efektifitas Bimbingan Konseling Islam Terhadap Motivasi Belajar Anak di

Yayasan Ummi Fadhilah Surabaya”, Skripsi pada UIN Sunan Ampel ,14 Juli 2017,h.18. 10Samrin, “Pendidikan Karakter Sebuah Pendekatan Nilai”, Jurnal Al-Ta‟dib Volume 9 No 1

Januari 2016.

Page 16: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

diartikansebagai tingkah laku, yaitu tingkah laku yang menjadi ciri uniknya,

hal tersebut yang menjadikan antara manusia dengan manusia lainnya

berbeda-beda.11

Seluruh tingkah laku manusia telah memiliki takdir atau sunatullah

yang ditetapkan oleh Tuhan, meskipun takdir yang dimaksud memiliki banyak

pilihan. Namun dalam bentuk aktual, manusia diberi kebebasan untuk

mengepresikannya, sehingga menimbulkan dinamika tingkah laku. Setiap

tingkah laku memiliki citra (image) dan keunikan sendiri sesuai apa yang

terdapat pada pelakunya.12

Berbicara tentang perilaku manusia yang unik,

artinya tidak ada yang sama baik fisik maupun jiwa manusianya. Baik dalam

hal kepandaian, bakat, sikap, minat, maupun kepribadian. Manusia

berperilaku atau beraktivitas karenaadanya tujuan tertentu.

Membahas tentang tingkah laku manusia tidak hanya pada ilmu

pendidikan saja tetapi juga berkaitan erat dengan ilmu psikologi. Ilmu

psikologi berperan untuk menunjukkan perkembangan hidup manusia

sekaligus ciri-ciri, watak dan kepribadiannya.13

Hakikatnya tujuan psikologi

adalah untuk memahami tingkah laku dengan merumuskan proses kerja

faktor-faktor yang menentukan perkembangan dan timbulnya tingkah laku

tersebut.14

Psikologi kepribadian adalah upaya yang mencakup sistematis

untuk mengungkapkan dan menjelaskan pola teratur dalam pikiran perasaan,

dan perilaku nyata seseorang yang mempegaruhi kehidupannya sehari-hari

manfaat psikologi kepribadian dalam pendidikan untuk memperoleh informasi

mengenai tingkah laku manusia dan mendorong individu-individu agar bisa

11Abdul Mujib, Teori Kepribadian Persepektif Psikologi Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo,

2017), Cet Ke 2, h. 43. 12Ibid, h. 43. 13Baharuddin, Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis Terhadap Fenomena, (Jogjakarta : Ar-

Ruz Media, 2016) h. 22. 14Nurussakinah Daulay, Pengantar Psikologi dan Pandangan Al-Quran tentang Psikologi,

(Jakarta: Prenadamedia group, 2014 ), h. 20.

Page 17: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

hidup secara penuh dan maksimal.15

Oleh karena itu psikologi dan pendidikan

memiliki peranan yang cukup besar terhadap pendidikan dengan

memperhatikan psikologi akan sangat menentukan keberhasilan proses

transfer nilai-nilai serta karakter pada peserta didik.

Usaha untuk memperoleh pemahaman mengenai perilaku manusia

bukan hanya dimaksudkan untuk melampiaskan rasa ingin tau saja tetapi juga

diharapkan bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup manusia. Pengetahuan

mengenai perilaku individu-individu beserta faktor-faktor yang berhubungan

dengan perilaku tersebut hendaknya dapat dimanfaatkan dalam kegiatan

terapan atau praktek seperti psikoterapi dan program-program bimbingan,

latihan dan belajar yang efektif, juga melalui perubahan lingkungan psikologis

sedemikian rupa agar individu-individu itu mampu mengembangkan segenap

potensi yang dimiliki secara optimal.

Banyak sekali tokoh-tokoh yang membahas teori kepribadian,

diantaranya Alfred Adler, Skinner, Cattel, Allport, Dollard dan Miller, serta

masih banyak tokoh lainnya. Alfred Adler adalah tokoh psikologi individual,

beliau menekankan pentingnya sifat kepribadian yang mana individualitas ini

merupakan sifat pribadi manusia. Adler berpendapat bahwa setiap orang

adalah suatu konfigurasi motif, sifat dan nilai yang khas dan unik. Setiap

tindakan yang dilakukan seseorang juga membawa gaya khas kehidupan yang

bersifat individual. Terdapat dua dorongan pokok yang mempengaruhi

tingkah laku manusia yaitu dorongan kemasyarakatan dan dorongan

keakuan.16

kepribadian menurut Skinner dapat dipahami dengan

mempertimbangkan tingkah laku dalam hubungannya yang terus menerus

dengan lingkunganya. Kepribadian ditujukan kepada penemuan pola yang

15Nella Khorina, Anas Rohman, “Psikologi Kepribadian dalam Pendidikan Madrasah”,Jurnal

Pendidikan Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Volume 6, 1 Juni 2018, h. 111. 16Dosen Psikologi, Prinsip Teori Kepribadian Alfred Adler, 2019,(http://dosenpsikologi.com)

diakses pada tanggal 27 Oktober 2019.

Page 18: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

khas dari kaitan antara perilaku organisme dan berbagai konsekuensi yang

diperkuatnya. Dengan demikian, cara untuk mengubah tingkah laku adalah

melalui penguatan.17

Sedangkan menurut Dollard dan Miller kepribadian dapat dipandang

sebagai unsur-unsur yang penting dalam belajar dan bertingkah laku manusia.

Berkepribadian menurut Dollar dan Miller ditekankan kepada kebiasaan-

kebiasaan (habit).18

Kepribadian menurut Cattel sebagai suatu struktur dari sifat-sifat

(trait) yag kompleks, terdiferensiasi dan sebagai besar tergantung pada salah

satu gugus dari sifat-sifat ini yang disebut sebagai sifat-sifat dinamik. Teori

Cattel ini berangkat dari teori disposisi Gordon W. Allport.19

Selaras dengan teori kepribadian Cattel yang mana memang berangkat

dari teori disposisi Allport. Allport memandang bahwa kepribadian berangkat

dari sifat-sifat (trait). Teori disposisinya yang membahas sifat khas atau yang

juga dikenal dengan trait psychologykendati demikian tidak hanya sampai

disitu teori disposisi juga terbagi menjadi dua bagian yaitu disposisi umum

dan disposisi personal di dalam disposisi personal terbagi kedalam tiga bagian

yaitu diposisi kardinal, disposisi sentral, dan disposisi sekunder, menurut

Allport disposisi-disposisi itu terjadi juga tidak jauh berdasarkan dorongan

lingkungan. Teori disposisi ini juga dikenal dengan trait psychology. Trait

disebut sebagai sifat, Jadi ada ciri-ciri atau sifat-sifat individual pada aspek

psikisnya, yang biasa membedakan dirinya dengan orang lain.20

Kita dapat mengetahui seperti apa contoh dari disposisi-disposisi itu

sendiri karena setiap individu pastilah memiliki disposisi-disposisi (sifat) yang

17Dosen Psikologi, 4 Teori skinner dalam Psikologi Kepribadian, 2018,

(http://dosenpsikologi.com).Diakses pada tanggal 12Desember 2019. 18Neina Qonita Istiqomah , Psikologi Kepribadian II, (http://Technurlogy.wordpress.com).

Bandung, 10 Januari 2011, h.2. 19Purnama Yudha, Trait Approach, 2013, (http://pranamayudha.wordpress). Diakes pada

tanggal 12Desember 2019. 20Kartini Kartono, Teori Kepribadian, (Bandung: Mandar Maju, 2005), h.10.

Page 19: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

tercermin. Dalam beberapa kasus kita dapat menemukan contoh-contoh

tersebut di masyarakat . Permasalahan yang penulis jadikan contoh relevan

karakteristik adalah terjadinya bullying pada seorang siswa di kota Bogor

karena tidak menerima jawaban ujian nasional (UN) yang diberikan oleh

gurunya, sehingga siswa itu dibully oleh rekan-rekannya dianggap sebagai

orang yang munafik. Permasalahan kedua masih terkait dengan ujian nasional

(UN), 4 pelajar di SMA Negeri Yogyakarta melaporkan bocornya soal melalui

grup line, hal tersebut mereka laporkan ke Ombudsman RI, alasan para pelajar

melaporkan kejadian tersebut karena akan terjadinya kecurangan secara

terbuka.21

Berdasarkan analisis penulis dari berita-berita tersebut, para siswa

masing-masing memiliki karakteristik yang khas. Pada berita pertama

dijelaskan bahwa siswa itu mengerjakan UN secara jujur, dan menolak

perbuatan kecurangan. Dari berita diatas dapat kita analisis bahwa setidaknya

siswa tersebut memiliki 1 karakteristik (disposisi) yaitu sifat jujur. Sedangkan

pada berita kedua dapat kita analisis bahwa keempat pelajar tersebut

setidaknya memiliki 2 karakteristik yaitu sifat jujur dan rasa berkompetisi,

jujur karena telah melaporkan kebocoran suatu soal dan rasa berkompetisi

karena tidak mau berbuat suatu kecurangan.

Menurut Allport, disposisi personal (sifat khas). Terbentuk secara

konsisten melalui dorongan dari lingkungan, sehingga keluarga merupakan

ajang pertama dimana sifat-sifat kepribadian anak bertumbuh dan terbentuk.

Seseorang akan menjadi warga masyarakat yang baik sangat tergantung pada

sifat-sifat yang tumbuh dalam kehidupan keluarga di mana anak dibesarkan.

Anak yang lahir dalam keluarga yang selalu membiasakan berbuat baik,

21Ilham Kusmayadi, Mantan Dekan IPB Curhat Anaknya dibully Karena Jujur Mengerjakan

UN, (www.Merdeka.com). Diaksestanggal 11 April 2017.

Page 20: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

biasanya menghasilkan pribadi anak yang baik. Tidak heran hal-hal diatas

dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-sehari.22

Menurut penulis, kendatipun pembahasan teori disposisi ini dikenal

melalui tokoh psikolog Barat, tentunya Islam juga sudah mengkaji bagaimana

kepribadian, sifat, dan karakter manusia, hanya saja dengan nama yang

berbeda. Dengan itu, dari pemaparan dan penjelasan beberapa tokoh-tokoh

psikologi Barat yang membahas kepribadian, penulis tertarik untuk mengkaji

lebih dalam pendapat Gordon W. Allport terhadap kepribadian-kepribadian

yang dituangkan melalui sebuah judul Teori Disposisi Gordon W. Allport

dalam Perspektif Islam.

Yang membuat penulis tertarik untuk membahas teori disposisi Allpot

dalam pendidikan Islam disebabkan permasalahan-permasalahan yang terjadi

dimasyarakat berkaitan dengan karakteristik seperti contoh-contoh diatas,

berdasarkan latar belakang tersebut, penulis meneliti “Teori Disposisi

Gordon W. Allport dalam Perspektif Pendidikan Islam”.

B. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah yang telah di uraikan, penulis tidak akan

membahas seluruh permasalahan tersebut, penulis memberi satu batasan

masalah agar lebih terarahnya penelitian ini adapun itu mengenai “Teori

Disposisi Allport daam Perspektif Pendidikan Islam”

C. Rumusan Masalah

Bagaimana teori disposisi dalam pandangan pendidikan Islam?

22Fatmawati, Peran Keluarga Terhadap Pembentukan Kepribadian Islam Bagi Remaja,

(https://media.neliti.com). Diakses pada tanggal 3 November 2019 jam 21.50.

Page 21: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian diperlukan supaya suatu kegiatan mempunyai arah

tertentu dengan apa yang diharapkan ini bertujuan untuk mengetahui teori

disposisi Gordon W. Allport dalam perspektif pendidikan Islam.

E. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis

a. Sebagai tambahan pengembangan ilmu pengetahuan untuk

penulis dan pembaca.

b. menjadi landasan penelitian lain dalam melakukan penelitian

yang sejenis.

2. Secara Praktis

a. Penelitian ini dapat dijadikan literatur dalam pelaksaan

penelitian yang relevan dimasa yang akan datang

b. memberikan sumbangan penelitian yang baru

F. Sistematika Penulisan

Agar lebih memahami penulisan skripsi ini, penulis mengelompokkan

menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang penjabaran latar belakangmasalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta

sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORI

Pada bab ini penulis membahas teori yang berkaitan dengan judul

skripsi penulis yaitu tentang teori disposisi (trait psychology, yang diambil

melalui berbagai sumber. Kemudian penulis membaginya kepada tiga sub.

Sub yang pertama penulis membahasbiografi Gordon W. Allport, sub yang

keduapenulissecara keseluruhanmembahasteori disposisi,, Sub bab yang

Page 22: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

ketiga penulis membahas kritik para ahli terhadap teori disposisiGordon W.

Allport.

BAB III METODE PENELITIAN

Padababiniberisitentangobjekdan waktu penelitian, metode dan

pendekatan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis

data, sistematika penulisan, dan hasil penelitian relevan.

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab inilah penulis akan memunculkan perspektif dari penulis,

mengenai seluruh teori yang sudah dibahas dalam pembahasan, adapun sub

judul yang akan dibahas pada bab ini adalah, analisis deskriptif mengenai

teori disposisi Gordon W. Allport, perspektif pendidikan Islami dari para ahli,

dan korelasi teori disposisi Gordon W. Allport dengan pendidikan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab inilah akhir dari penulisan skripsisebagaipenutup, yang akan

ditulissebuahkesimpulan dari inti penelitian yang penulis buat dan juga saran-

saran untuk kebaikanpenelitianselanju

Page 23: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

10

Page 24: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

11

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Biografi Gordon W. Allport

Gordon Williard Allport, dilahirkan pada 11 November 1897 di

Montezuma, Indiana dan juga besar di Clevlend, Ohio. Allport adalah

anak keempat bungsu laki-laki dari pasangan Jhon E. Allport dan Nellie

Wise Allport. Pada masa mudanya Allport lebih banyak mengahabiskan

waktunya untuk belajar dan membaca dari pada bermain sehingga dari

kebiasaannya tersebut Allport banyak sekali membuat pertanyataan-

pertanyaan yang berkaitan dengan sesuatu yang religious dan filosofis.23

Allport berkuliah di Harvard dengan mengambil konsentrasi psikologi

dan ekonomi dan menjalankan karirnya di Turki namun selama

menjalankan karirnya disana Allport mendapat panggilan beasiswa ke

Harvard saat perjalanan pulang dia bertemu dengan Sigmund Freud untuk

itu ia sekalian bertanya mengenai ide yang berkaitan dengan hal yang

religious dan filosofis yang selama ini juga menjadi pertanyaan –

pertanyaan oleh sebab itu pertemuannya mempengaruhi pemikirannya. 24

Saat menjalankan pendidikan beasiswanya di Harvard Allport juga

belajar dibawah arahan psikolog-psikolog terkenal seperti Max

Wertheirmer, Wolfgang Kohler, William Stren, Hein Werner serta lainnya

di Hamburg. 25

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Allport menjadi salah satu

tenaga pengajar di Harvard dengan mengajarkan mata kuliah psikologi

kepribadian mengenai kebersihan dan moralitas sehingga hal ini yang

merefleksikan disposisi personal. 26

Kemudian Allport menikahi Lufkin Gould yang ia temui pada saat

mereka sama-sama pascasarjana. Kemudian mereka memiliki satu anak

23 Feist, J dan Gregory J Feist, Teori Kepribadian edisi 7, (Jakarta : Salemba Humanika,

2011), h. 80 24 Feist, J dan Gregory J Feist., Ibid.,h. 80. 25

Feist, J dan Gregory J Feist., Ibid., h. 81. 26

Feist, J dan Gregory J Feist., Ibid., h. 82.

Page 25: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

12

yang bernama Robert, yang kemudian menjadian doktor anak. Istrinya

merupakan kontributor utama dari hasil kerja Allport. 27

Sepanjang hidupnya Allport mendapatkan banyak penghargaan, ia

diangkat menjadi ketua American Psychological Association,

mendapatkan Gold Medal Award, Distiguished Scientific Contribution, ia

juga diberikan gelar kehormatan sebagai Richard Clarke Cabot Profesor of

The Social Ethics. Kemudian pada tahun 1967, Allport meninggal dunia

karena sakit kanker paru-paru yang dialaminya.28

B. Pokok-Pokok Teori Gordon W. Allport

1. Definisi Kepribadian

Allport mendefinisikan kepribadian lebih dari 49 kali, definisi yang ke

50 Allport mendefinisikan kepribadian. “kepribadian adalah organisasi

dinamis dalam diri individu tentang sistem psikofis yang menentukan

penyesuainya yang unik terhadap lingkungannya”. Maksud dari definisi

ini adalah :

a. Pernyataan “organisasi dinamis” menekankan kenyataan bahwa

kepribadian itu selalu berkembang dan berubah walaupun dalam pada

itu ada organisasi sistem yang mengikat dan menghubungkan berbagai

komponen dari kepribadian.

b. Istilah “psikofisis” menunjukkan bahwa kepribadian bukanlah eklusif

semata-mata mental dan bukan pula semata-mata neural. Organisasi

kepribadian meliputi kerja tubuh dan jiwa dalam kesatuan kepribadian.

c. Istilah “menentukan” menunjukkan bahwa kepribadian mengandung

tendens-tendens determinasi yang memainkan peranan aktif dalam

tingkah laku individu.

d. Kata “unik, unique” menekankan kepada tidak ada dua orang yang

benar-benar sama dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya,

dengan demikian tidak ada orang yang memiliki kepribadian yang

sama.

27

Feist, J dan Gregory J Feist., Ibid. 28

Feist, J dan Gregory J Feist., Ibid.

Page 26: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

13

e. Menyatakan “menyesuaikan diri dengan lingkungannya” menunjukkan

kepribadian adalah mengenai individu dengan lingkungan psikologis

nya. Jadi kepribadian mempunyai fungsi atau arti adaptasi dan

menentukan.29

2. Watak (Karakter)

Menurut Allport watak memiliki arti yang normatif, dia menyatakan

“Character is personality evaluated and personality is character

devaluated”. Walaupun secara tradisional kata watak mengisyaratkan

norma tingkah laku tertentu atas dasar mana individu-individu atau

perbuatan-perbuatannya di nilai. jadi dalam menggambaran watak kata

“baik” dan “buruk” masih sering dipakai. 30

Allport berpandangan bahwa watak dan kepribadian satu dan sama,

tetapi dari segi berlainan jika ada orang yang hendak memberi penilaian,

maka istilah yang digunakan adalah watak. Namun, jika ingin

menggambarkan seseorang apa adanya tanpa nilai maka disebut sebagai

kepribadian.31

3. Tempramen

Tempramen memiliki hubungan yang erat dengan faktor-faktor

biologis atau juga fisiologis oleh karena itu sedikit sekali memiliki

modifikasi di dalam perkembangan. Peranan keturunan memiliki peran

yang lebih besar daripada kepribadian yang lain. Tempramen memiliki

hubungan yang erat dengan konsitusi tubuh. Yang dimaksud dengan

konsitusi tubuh ialah keadaan jasmani seseorang yang terlihat dalam-hal

yang khas seperti keadaan darah, pencernaan, pusat saraf dan lain-lain. Di

dalam diri seseorang terdapat beberapa cairan yang dapat mempengaruhi

dasar-dasar sifat seseorang yang dibawa sejak lahir. Jadi, cairan yang ada

dalam tubuh seseorang itu sifatnya relatif konstan. Oleh karena itu

29

Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015) h.

204. 30

Sumadi Suryabrata,ibid., h. 206. 31 Zainal Aqib dan Ahmad Amrullah, Ensiklopedia Pendidikan dan Psikologi, (Yogyakarta:

Penerbit ANDI, 2017), h. 134.

Page 27: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

14

tempramen sukar diubah dan dididik , tidak dapat dipengaruhi oleh

kemauan atau kata hati bersangkutan.32

Allport mendefinisikan “tempramen adalah gejala karaktersitik

daripada sifat emosi individu, termasuk juga mudah tidaknya karena

rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatannya berinteraksi, kualitas

kekuatan dan suasana hatinya, segala cara daripada fluktuasi dan intensitat

suasana hati; gejala ini terkandung kepada fator konsitusional, dan karena

itu berasal dari keturunan”.33

Jadi dapat penulis simpulkan bahwa, hereditas memiliki pengaruh yang

besar di dalam tempramen dari pada aspek kepribadian yang lain. Sehinga

sedikit sekali megalami perubahan.

C. Struktur dan Dinamika Kepribadian

Sebelum menjelaskan bagaimana struktur kepribadian menurut

Allport, penulis akan lebih dahulu menjelaskan apa yang dimaksud dengan

teori disposisi. Di dalam psikologi teori disposisi dikenal sebagai teori

sifat(trait psychology), adalah suatu pendekatan untuk mempelajari

kepribadian manusia.34

Menurut Allport, trait adalah kunci dalam mendefinisikan struktur dan

dinamika karena pada umumnya keduanya satu dan sama struktur

kepribadian itu dinyatakan dalam sifat-sifat (traits) dan tingkah laku di

dorong oleh sifat-sifat kepribadian. Pengertian-pengertian kebiasaan, trait,

sikap, diri (Self) dan kepribadian itu masing-masing bermanfaat dan

berbeda satu sama lain. Tetapi dari semua pengertian-pengertian tersebut

Allport lebih menekankan kepada trait sehingga teorinya disebut sebagai

32

Baharuddin, Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis Terhadap Fenomena, J(Jogjakarta:

AR-RUZZ Media,2016), h. 192. 33Agus Sujanto dkk, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 95. 34Wikipedia, Teori Sifat,(https://en.m.wikipedia.org/wiki/trait_theory). Diakses tanggal 1

Februari 2020 jam 12.32.

Page 28: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

15

trait psychology.35

Disamping itu sikap (attitude), dan intensi (intenssions),

diberi kedudukan yang sama.36

Bagi Allport bangunan dasar kepribadian adalah trait, untuk itu cara

yang kita gunakan untuk memahami kepribadian adalah melalui trait, trait

merupakan proses mental yang dapat mengarahkan stimulus sehingga

menghasilkan perilaku yang adaptif dan ekspresif. 37

Trait dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat di dalam

diri individu seperti pembawaan, minat, dan konstitusi tubuh. Semuanya

saling berhubungan dan merupakan pola tingkah laku yang kemudian

dapat menentukan bagaimana watak dan karakter seseorang.38

1. Teori Disposisi (Sifat/Trait)

Menurut pendapat Allport “sifat adalah sistem neuropsikis yang

digeneralisasikan dan diarahkan dengan kemampuan untuk menghadapi

bermacam-macam perangsang secara sama, memulai dan membimbing

tingkah laku adaptif dan ekspresif secara sama”.

Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa kecenderungan tidak hanya

terikat kepada sejumlah kecil perangsang atau reaksi melainkan seluruh

pribadi manusia. Pernyataan “neuropsikis” menekankan bahwa sifat

benar-benar dimiliki oleh setiap individu walaupun demikian tidak dapat

disimpulkan secara langsung, melainkan harus diamati dari tingkah

lakunya.39

Menurut Allport sifat memiliki beberapa karakteristik :

a. Benar-benar dimiliki oleh setiap inidvidu dan bukan hanya

sebuah sebutan ataupun claim

b. Menjadi sebab dari sebuah perilaku yang biasanya terjadi

c. Dapat diidentifikasi oleh indera (empiris)

d. Saling berkorelasi

35 Ulum Assegaf, Teori Kepribadian, h. 10 Gordon Williard Allport, (https://academia.edu)

. Diakses tanggal 12 April 2019 Jam 13.00. 36

Siti Rahmaniah Ibrahim, Teori Kepribadian, h. 46, ( http;//Academia.edu). Diakes tanggal

25 September 2019 jam 12.47. 37

Laura A King, Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif, (Jakarta : Salemba

Humanika 2010), h. 170. 38 Ulum Assegaf, Op.cit., h. 9. 39 Fuad Hasyim, Makalah Perbedaan Kepribadian, (https://academia.edu). Diakses tanggal

1 Februari 2020 jam 1.43.

Page 29: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

16

e. Berubah sesuai situasi.40

Allport juga berpendapat bahwa trait dapat terbagi dua, yaitu common

trait (sifat umum) dan disposition personal (sifat individual). Common

trait adalah sifat yang dimiliki oleh sejumlah orang misalnya sebagai

bagian dari budaya sebagai contoh dalam masyarakat amerika, sebagian

orang terus menerus memaksa orang lain dan mendominasi lingkungan

nya.41

. Sedangkan disposition personal adalah jalan khusus sifat terwujud

atau sebagai neuropsikis umum (khas bagi individu) yang mampu

memberikan respon stimulus yang berfungsi ekuivalen, serta memulai dan

mengarahkan bentuk perilaku adaptif dan ekspresif yang konsisten

(setara). 42

Atau dapat kita pahami common trait adalah sifat yang dimiliki

banyak orang sedangkan disposition personal adalah sifat unik yang

dimiliki oleh seseorang sehingga menjadi karakter mereka atau sifat yang

mudah dikenali, konkret dan konsisten pada seseorang yang

menggambarkan karakter asli seseorang sehingga menjadi atribut untuk

orang tersebut.43

Tidak hanya sampai disitu, Allport membagi disposition personal

kedalam tiga tingkatan yaitu :

1) Sifat utama (disposition cardinal/cardinal trait)

Sifat yang berperan besar dalam kehidupan dan trait yang

kuat.44

Contohnya adalah sifat otoriter, sadistic dan lain sebagainya

yang cenderung sangat luar biasa khas. 45

2) Sifat sentral (disposition central)

40 Ulum Assegaf, Op.cit h.4. 41

Howard S Friedman, Miriam W Shucstask, Kepribadian Teori Klasik dan Modern,

(Jakarta : Penerbit Erlangga 2000), h. 304. 42

Kuntjojo, Diktat Pendidikan Bimbingan Konseling, Universitas Nusantara PGRI Kediri,

2009, h. 32. 43 Kuntjojo, Ibid., h. 33. 44

Szchultz, Duane dan Szhultz, Sydney Allen, The Theories of Personality (USA: Thomson

Learning 2005), h. 366. 45 Lawrence A. Pervin, Daniel Cervone dan Olivier p. Jhon, Psikologi Kepribadian Teori

Penelitian Edisi Kesembilan, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 235.

Page 30: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

17

Sifat ini lebih mudah ditandai karena memiliki kecenderungan-

kecenderungan individu yang khas atau mencakup situasi yang

lebih besar daripada sifat utama. Contohnya kejujuran,

kelembutan, kepedulian, posesif, ambisius, baik hati, sennag

berkompetisi, agresif dan lain sebgainya.46

3) Sifat sekunder (disposition secondary/secondary trait)

Sifat ini lebih terbatas, lebih terpusat pada respon-respon yang

didasarnya dan perangsang-perangsang yang dicocokinya.

Secondary trait yaitu sifat yang jarang sekali kelihatan namun

akan terlihat dalam kondisi tertentu. Atau dengan kata lain

sifat ini berfungsi lebih terbatas.47

Mengutip dari pendapat Zakiyatul Fitri dalam buku psikologi

kepribadiannya, ia menjelaskan bahwa sifat tidak hanya berperan dalam

membimbing tingkah laku tetapi juga berperan dalam memulai tingkah

laku.48

Sifat merupakan karakteristik kepribadian yang menetap dan cenderung

menghasilkan perilaku tertentu sehingga tidak ada individu yang

memiliki sifat yang sama walaupun mungkin ada kemiripin pasti

memiliki corak khas bagimana cara sifat itu bekerja sehinga hanya dapat

dikenakan pada satu inidvidu.

Tidak sampai disitu, Allport juga menjelaskan sifat ekspresif

sebagai warna terhadap tingkah laku karena memiliki peran sebagai

pendorong terhadap individu. Contoh dari sifat ekspresif ini adalah ulet.

49 Selanjutnya dapat dinyatakan bahwa dalam arti tertentu selalu ada

perangsang lebih dahulu yang berhubungan dengan pengaktifan sesuatu

sifat. misalnya perangsang dari luar atau keadaan dalam arti orang harus

mendahului bekerjanya (berfungsinya) sesuatu sifat. Namun jelas sekali

bahwa kebanyakan sifat tidak merupakan reflektor dari perangsang-

46Ibid, h. 235. 47Ibid, h.235. 48 Zakiatul Fitri, Psikologi Kepribadian, h. 3, (https://mercubuana.ac.id-pusatbahanajare-

leraning). Dikases pada tanggal 29 Oktober 2019 Jam 3.15 49

Universitas Psikologi, Teori Psikologi Kepribadian Allport, (http://Academia.edu).

Diakses 26 Desember 2019 diakses jam 19.50

Page 31: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

18

perangsang luar. Dalam kenyataanya individu aktif mencari perangsang-

perangsang yang tepat untuk membuat sifat kemudan menjadi berfungsi.

Seseorang yang memiliki sifat suka bergaul jelas tidak akan menanti

situasi untuk mengekspresikan sifat itu. Tetapi dia akan menciptakan

situasi dimana ia dapat bergaul dengan orang-orang lain. 50

2. Kebebasan dan Konsistensi Sifat

Sifat ditandai bukan dengan sifat-sifat bebas yang kaku tetapi dapat

ditandai bagaimana kualitas memusatnya. Jadi sifat cenderung memiliki

pusat, disekitar pusat tersebutlah pengaruhnya tetapi tingkah laku yang

ditimbulkannya juga serempak (Stimulan) dipengaruhi oleh sifat-sifat

yang lain. Tidak terdapat batas yang tajam antara satu sifat dengan sifat

yang lainnya.

Kesimpulan yang digunakan untuk menandai sifat adalah

ketetapannya. Jadi sifat itu hanya dikenal karena keteraturan dan

ketetapanya di dalam cara individu bertingkah laku. Kenyataannya

bahwa ada sifat-sifat yang saling menutup satu sama lain yang serempak

aktif menunjukkan ketidak tetapan yang jelas dalam tingkah laku

individu yang kemudian relatif akan sering ditemukan. Selanjutnya

kenyataan bahwa sifat-sifat itu terorganisasi secara khas dan individual

memberi kesimpulan bahwa sifat-sifat itu mungkin meliputi unsur-unsur

yang nampaknya tidak tetap apabila dipandang dari luar.51

D. Perbedaan Sifat dengan Beberapa Kepribadian yang Lain.

1. Kebiasaan (Habit)

Kebiasaan (habit) merupakan kecenderungan-kecenderungan yang

bersifat menentukan, tetapi sifat-sifat atau disposisi-disposisi lebih luas

cakupannya baik dalam hal situasi yang cocok maupun dalam respon-

resppon yang ditimbulkannya. 52

50 Calvin S. Hall& Lindzey, Teori-Teori Sifat dan Behavioristik (Yogyakarta: Kanasius,

2005), h. 29.

51Ibid, 30. 52 Sumadi Suryabrata, Op,cit. h. 207.

Page 32: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

19

2. Sikap (attitude)

Menurut Allport sifat dan sikap adalah khas, dapat memulai dan

membimbing tingkah laku serta keduanya juga dari hasil belajar dan

genetis. Akan tetapi jika kita lebih teliti lagi keduanya memiliki

perbedaan. Sikap (attitude) berhubungan dengan obyek, sedangkan sifat

(trait) tidak. Jadi sifat umum, daripada sifat adalah sifat itu lebih luas

daripada sikap: dalam kenyataanya makin besar jumlah objek yang

dikenai sikap itu, maka sikap semakin mirip dengan sifat. Sikap dapat

berbeda-beda dari yang lebih khusus kepada yang lebih umum, tetapi

kalau sifat lebih umum. Sikap juga memberi penilaian (memberi atau

menolak) terhadap obyek yang dihadapi, sedangkan sifat tidak. Pada

hakikatnya, sikap merupakan suatu kecenderunagn untuk bereaksi

dengan cara tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi yang

dihadapi. Di dalam kehidupan manusia, siap selalu berkembang dan

pengalami perubahan.53

3. Tipe

Allport juga membedakan antara sifat dan tipe. Allport

berpendapat bahwa orang dapat memiliki sesuatu sifat, tetapi tidak dapat

memiliki sesuatu tipe. Tipe adalah konstruksi ideal si pengamat, dan

seseorang dapat disesuaikan dengan tipe tetapi dengan kata lain sifat khas

individualnya diabaikan. Sifat dapat memunculkan sifat pribadi sedangkan

tipe malah menunjukkan perbedaan-perbedaan yang tidak begitu cocok

dengan kenyataan, sedangkan sifat adalah refleksi dari sebenar-benar

ada.54

E. Intensi

Intensi disebut juga sebagai keinginan individu mengenai masa

depannya. Isilah intensi meliputi ambisi, cita-cita, rencana-rencana

seseorang. Teori Allport menujukkan, bahwa apa yang akan dicoba

dilakukan oleh seseorang merupakan kunci yang terpenting bagi apa yang

53 Sumadi Suryabrata, ibid, h. 207. 54

Agus Sujanto dkk,Op,Cit 98

Page 33: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

20

dikerjakan sekarang. Intensi juga ikut serta dalam mempengaruhi sikap,

pendapat dan pandangan seseorang yang selanjutnya tercermin dalam

cara-cara seseorang bertindak dan bertingkah laku. Dengan demikian,

ambisi, cita-cita dan rencana seseorang sangat menentukan kepribadian

seseorang. 55

F. Proprium

Allport menjelaskan bahwa semua fungsi diri atau fungsi ego

disebut sebagai fungsi proprium (proprium function) dari kepribadian.

Fungsi ini termasuk perasaan jasmaniah, identitas diri (self identity), harga

diri (self esteem), perluasan diri, rasa keakuan, pemikiran rasional,

gambaran diri, usaha proprium, gaya kognitif dan fungsi mengenal.

Semuanya merupakan bagian-bagian yang vital dari kepribadian.

Prorium tidak dibawa sejak lahir, namun berkembang dalam

perkembangan individu karena usia. Allport menunjukkan tujuh aspek

dalam perkembangan proprium yaitu :

1. bodily self : tahap 1-3. Pada 3 tahun pertama, bayi menjadi lebih

peduli terhadap keberadaan dirinya dan membedakan tubuhnya dari objek-

objek yang ada disekitarnya

2. self identity: anak-anak membuktikan dan menemukan identitas

mereka tetap terlepas dari perubahan di lingkungan mereka.

3. self-esteem : anak-anak mulai bangga pada prestasi (pencapaian)

yang mereka raih.

4. extension of self : tahap ke 4-5. umur 4 sampai 6 tahun. Pada

masa ini anak mengakui objek-objek yang ada di sekitarnya dan orang-

orang disekitar lingkungan mereka.

5. self image : anak-anak mengembangkan gambaran aktual dan

idealis dalam diri mereka dan perilaku mereka serta menjadi lebih peduli

terhadap kepuasan (atau ketidakpuasan) terhadap harapan Orangtua.

55 Baharuddin, Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis Terhadap Fenomena, (Jogjakarta:

AR-RUZZ Media,2016) h. 219

Page 34: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

21

6. Self as a rational coper : tahap 6. Umur 6-12 tahun, anak-anak

mulai mengapli-kasikan alasan dan pengetahuan untuk mencapai solusi

terhadap masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.

7. Propriate striving : tahap 7. pada masa remaja awal (sebelum

teenage) mulai membentuk tujuan jangka panjang dan rencana.56

G. Motivasi

Semua disposisi personal merupakan sesuatu yang dinamis, yaitu

memiliki kekuatan motivasi. Motivasi ada dikarenakan kebutuhan dan

dorongan dasar . Perilaku dimotivasi oleh dorongan dari trait. Manusia

adalah makhluk sadar dan rasional, bertingkah laku berdasarkan apa yang

diharapkan, bukan karena keinginan primitif atau pengalaman traumatik

masa lalu. Kebanyakan orang termotivasi melalui dorongan yang

dirasakannya atas kejadian masa lalu. Ada dua ciri teori motivasi dari

Allport, yaitu : menolak masa lalu sebagai elemen penting dari motivasi,

pentingnya proses kognitif, seperti tujuan dan perencanaan sebagai dasar

motivasi.57

H. Otonomi Fungsional

Otonomi fungsional merupakan ide-ide Allport mengenai motivasi,

namun bukanlah sebagai semua motivasi manusia. Allport mendefinisikan

otonomi fungsional sebagai: “sistem motivasi yang diperoleh ketika

mendapat tekanan di dalamnya, tidak sama dengan tekanan terdahulu pada

sistem yang dapat berkembang”.

Otonomi fungsional adalah prinsip yang menyatakan bahwa suatu

aktivitas atau bentuk tingkah laku tertentu dapat menjadi sasaran atau

tujuan dalam dirinya sendiri, meskipun semula dilakukan demi alasan lain.

Allport membagi dua tingkatan otonomi fungsional, yaitu :

56 Sumadi Suryabrata, Op.cit., h. 219 57

Lawrence A. Pervin, Daniel Cervone dan Olivier P. Jhon, Psikologi Kepribadian Edisi

Kesembilan, (Jakarta: Kencana, 2010) h. 255

Page 35: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

22

1. Perseverative functional autonomy, yaitu kecenderungan suatu

pengalaman yang mempengaruhi pengalaman berikutnya.

Perilaku ini termasuk ke dalam kategori yang rutin dan berulang.

2. Propriate functional autonomy, yaitu kecenderungan yang deket

dengan inti kepribadian, seperti minat yang dipelajari, nilai,

sentimen, tujuan, motif pokok, disposisi pribadi, gambaran diri,

atau gaya hidup. Motivasi yang berhubungan dengan gambaran

diri tersebut lah yang disebut motivasi proprium yang fungsional

otonom. Misalnya, X bekerja karena ingin mendapat uang.

Ketika mulai bekerja, pekerjaan itu tampak membosankan.

Namun, setelah satu tahun, X menyukai pekerjaan tersebut. Oleh

karena itu, kemudian bukan uang yang menahan X di tempat

kerja, melainkan pekerjaan itu sendiri yang menjadi motivasi

dalam bekerja.

Otonomi ini memiliki 3 prinsip yaitu :

a. mengorganisasi tingkat energi, energi tidak digunakan

untuk hal-hal yang membahayakan.

b. Mendorong untuk dapat mencapai hal-hal kepuasaan

tertinggi agar mencapai komptensi dan penguasaan.

c. pola propriate, yaitu mengorganisir proses persepsi an

kognitif agar memiliki pribadi yang konsisten dan

integral. 58

Otonomi fungsional, memandang motif-motif orang dewasa

beraneka ragam, dan sebagai sistem-sistem yang bersifat kontemporer

serta mandiri, berasal dari sistem sebelumnya, tetapi secara fungsional

tidak terrgantung pada sistem-sistem itu.59

Terdapat 8 proses yang tidak otonom secara fungsional :

1) Dorongan biologis, seperti makan, bernafas dan tidur

58

Universitas Psikologi, Teori Psikologi Kepribadian Allport, (https://academia.edu).

Diakses tanggal 26 Desember 2019 jam 19.50. 59 Calvin S. Hall&Lindzey, Teori-Teori Sifat dan Behavioristik Allport Sheldon Catell

Dollard Miller dan Skinner, (Yogyakarta: Kanasisus, 2005) h. 44

Page 36: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

23

2) Motif yang berkaitan dengan reduksi dorongan dasar

3) Tindakan-tindakan refleks, seperti mengedipkan mata

4) Bagian-bagian fisik dari manusia seperti fisik, intelegensi,

dan tempramen.

5) Kebiasaan yang sedang dalam proses pembentukan

6) Pola perilaku yang memerlukan penguat primer

7) Proses sublimisasi yang terkait dengan keinginan seksual

masa kecil

8) Gejala neurotik atau patologi. 60

I. Perkembangan Kperibadian

Merujuk dari teori otonomi fungsional, jelaslah bahwa setiap

individu-individu mengalami perkembangan kepribadian. Pada bagian ini

struktur-struktur muncul untuk menampilkan diri dalam tingkatan

perkembangan :

1. Kanak-kanak

Neonatus :Allport memandang neonatus sebagai makhluk yang

diperlengkapi dengan keturanan-keturanan, dorongan-dorongan

nafsu dan refleks-refleks. Jadi belum memiliki bermacam-macam

sifat yang kemudian di milikinya. Dengan kata lain belum

memiliki kepribadian. Neonatus belum memiliki sifat-sifat

khusus sebagai akibat dari transaksi lingkungan, jadi Allport

memandang neonatus telah memiliki kepribadian yang telah

dibekali dengan potensi dan tempramen namun pematangannya

membutuhkan proses.61

2. Transformasi kanak-kanak

Perkembangan melewati garis yang berganda. Allport

menjelaskan bermacam-macam mekanisme yang dipakai untuk

membuat deskripsi mengenai perubahan-perubahan sejak kanak-

kanak sampai dewasa itu: Deferensia, integrasi , pemasakan

60 J Feist & Gregory J Feist, Teori Kepribadian edisi 7 (Jakarta : Salemba Humanika,

2011) h. 97 61 Sumadi Suryabrata, Op.Cit, h. 223

Page 37: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

24

(maturation), belajar, kesadaran diri (self consciousness),

suggestion, self esteem, inferiority dan kompensasi, Mekanisme-

mekanisme psychoananalytis, autonomi fungsional, Reorientasi

mendadak : trauma, extension self, Self objectification insight dan

humor , Pandangan hidup pribadi.

Menurut Allport awalnya manusia adalah makhluk organisme,

ketika baru lahir adalah makhluk biologis, lalu berubah menjadi individu

dikarenakan ego nya yang selalu berkembang. Struktur sifatnya meluas

merupakan tujuan dan inti-inti dari masa depan, tentu saja outonomi

fungsional memiliki peranan yang penting dalam perkembangan

tersebut. Prinsip ini menjelaskan alat yang digunakan mula-mula untuk

tujuan biologis dapat menjadi motif yang otonom yang mendorong

membei dan mengarahkan tingkah laku dengan daya dorongan yang

dimiliki sejak lahir.

3. Orang dewasa :

Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku pada orang dewasa

adalah sifat-sifat yang selaras. Sifat-sifat itu timbul dalam

berbagai cara dari perlengkapan-pelengkapan yang dimiliki anak-

anak (neonatus). Menurut Allport pribadi yang telah dewasa

harus memiliki hal-hal dibawah ini :

a. Extension of self : hidupnya tidak terikat secara sempit

kepada kegiatan-kegiatan yang erat hubungannya dengan

kebutuhan-kebutuhan serta kewajiban-kewajiban yang

langsung. Dia harus dapat mengammbil bagian dan

menikmati bermacam-macam kegiatan. Extension of self

ini memproyeksikan ke masa depan: merencanakan,

mengharapkan .

b. Self objectification: dalam hal ini memiliki dua komponen

yaitu humor dan insight. Humor tidak hanya kecakapan

mengenai kesenangan saja tetapi juga mempertahankan

hubungan positif dengan dirinya dan juga obyek-obyek

Page 38: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

25

yang disenanginya. Insight ialah kemampuan individu

dapat mengerti dirinya sendiri.

c. Filsafat Hidup : individu harus mampu menikmati setiap

kejadian-kejadian yang ada pada dirinya serta obyektif.

Namun setiap pekerjaan yang dikerjakannya harus

memiliki latar belakang sehingga dapat memberikan arti

dan tujuan. Religi merupakan salah satu hal yang penting

dalam hal ini.62

J. Kritik Terhadap Teori Allport

Adanya teori disposisi Allport ini dikarenakan ketidak setujuan

Allport terhadap teori psikoanalisis Sigmund Freud yang memandang

bahwa manusia bersifat dikarenakan masalalu dan alam bawah sadar,

sehingga ia mengambil jalannya sendiri. Teori Allport ini

mempersatukan gagasan yang berasal dari pemikiran yang terkenal

seperti Gestalt, W. Stren, W. James, Mc Dougall.Dari Gestaltdan W.

Stren, diambilnya pendiriaan yang menolak cara yang analistis dan

perhatian mendalam terhadap kekhususan indvidu serta kebutuhan

tingkah laku. Dari James, diambilnya pendirian yang humanistis serta

keraguan terhadap kemampuan tak terbatas metode psikologis untuk

benar-benar memahami tingkah laku. Dari McDougall, Allport

mengambil variabel-variabel yang pendorong.63

Dibalik besarnya teori yang digagas oleh Allport ini, tidak terlepas

dari kritikan. Teori Allport dianggap detail dari konsep tetapi tidak

terperinci. Teori Allport juga kurang memenuhi kriteria dikarenakan

hanya berdasarkan hasil observasi yang sempit, banyak hal mengenai

kepribadian manusia tetapi tidak dengan mudah diintegarasikan dalam

teorinya. Allport terlalu memandang manusia positif, dan juga terlalu

sedikit menaruh perhatian kepada pengaruh sosial dan dan faktor

situasional. Namun, dibalik kritikan ada juga pujian yang diberikan

62

Sumadi Suryabrata Op, Cit. h. 255 63 Sumadi Suryabrata, Op,cit. h. 255

Page 39: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

26

kepada teori Allport ini, Allport memandang bahwa manusia sebagai

makhluk yang unik, pembentukan sifatnya tidak terpacu pada masalalu

dan juga mengutamakan dorongan dasar pada pembentukan sifat-sifat.64

Berbeda dengan Sigmund Freud dalam teori psikoanlisisnya yang

menjelaskan bahwa manusia memiliki sifat-sifat berdasarkan masalalu

(Waktu kecil) dan juga dorongan alam bawah sadar, jadi Sigmund Freud

memandang jika sifatnya sekarang baik atau buruk didasarkan pada

masalalunya.

K. Pendidikan Islam

1. Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan secara etimologi berasal dari kata “pedagogie” yang

terdiri dari kata “pais” artinya anak sedangkan “again” artinya

membimbing. Jadi jika disimpulkan peadagogie artinya bimbingan

yang diberikan kepada anak.65

Dalam Bahasa Romawi pendidikan

berasal dari “educate” yang memiliki arti mengeluarkan sesuatu dari

dalam. Sedangkan dalam Bahasa Inggris berasal dari kata “to educate”

artinya memperbaiki moral dan melatih intelektual. 66

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual dan

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan atau karakter yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan Negara. 67

64 Nisa Fida, Psi Kepribadian, (www.academia.edu). Diakses pada tanggal 27 Januari

2020. 65 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007),

h. 67. 66 Abdul Kadir, dkk, Dasar-Dasar Pendidikan Islam, (Jakarta: Kharisma, 2012), h. 59. 67Zuchdi, Darmiyati, Pendidikan Karakter dengan Pendekatan Komprehensif:

Terintegrasi dalam Perkuliahan dan Pengembangan Kultur Universitas, (Yogyakarta : UNY

Press, 2010), h. 2-3.

Page 40: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

27

Secara sederhana, pendidikan merupakan suatu proses pengetahuan

sikap dan tata laku seseorang maupun kelompok dalam mendewasakan

manusia melalui upaya latihan dan pengajaran. 68

Kata Islam dalam pendidikan memiliki makna banyaknya warna

dalam sebuah pendidikan tertentu, dan juga sebagai pardigma

bagaimana kita memahami realitas ilmu pendidikan sebagaimana Islam

memahaminya. Secara etimologi Pendidikan Islam dikenal dengan

istilah tarbiyah, ta‟lim, ta‟dib, riyadhah,irsyad dan tadris. Namun, kata

tarbiyah tidak ditemukan di dalam al-Quran dan Hadits, tapi terdapat

beberapa kata yang seakar dengannya yaitu, al rabb, rabbyani, nurrabi,

yurbi dan rabbani.

a. Tarbiyah

1) Rabba, yarbu, tarbiyah : pendidikan memiliki prpses menumbuh dan

mengembangkan apa yang ada pada diri peserta didik, baik secara

fisik, psikis , sosial maupun spritual.

2) Rabba, yurbi, rabuyah : yang memiliki makna tumbuh (nasya‟a) dan

menjadi besar atau dewasa (tara‟ra‟a). Artinya pendidikan

merupakan usahauntuk menumbujkan dan mendewasakan peserta

didik , baik secara fisik, psikis, sosial maupun spiritual

3) Rabba, yarubbu, tarbiyah : memiliki makna memperbaiki (aslaha),

menguasai, urusan, memeilihara, merawat, memperindah, memberi

makan, mengasuh ,tuan, memiliki, mengatur dan menjaga maupun

eksitensinya. Artinya pendidikan merupakan usaha untuk

memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki dan mengatur

kehidupan peserta didik, ia agar dapat survive lebih baik dalam

kehidupannya.

Secara istilah tarbiyah diambil dari fiil madhi maka ia memiliki arti

memproduksi, mengasuh, menanggung dan memberi makan,

menumbuhkan, mengembangkan, memelihara membesarkan dan

menjinakkan.

68 Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,

2012), h.8.

Page 41: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

28

Menurut Fahr al – Razi rabbayani tidak hanya mencakup ranah

kognitif, tapi juga afektif. Sementara Sayyed Quthub menafsirkan istilah

tersebut sebagai pemeliharaan jasmani anak dan menumbuh lkan

kematangan mentalnya. Dari kedua pendapat tersebut tarbiyah mencakup

tiga dominan pendidikan yaitu kognitif (cipta), afektif (rasa) dan

psikomotorik (karsa) dan dua aspek pendidikan yaitu jasmani dan rohani.

b. Ta’lim

Ta‟lim merupakan kata benda buatan (mashdar) yang berasal

dari akar kata „allama. Para ahli menerjemahkan kata tarbiyah dengan

pendidikan, sedangkan ta‟lim diterjemahkan dengan pengajaran. Aspek

pengajaran lebih mengarahkan kepada kognitif. Berbeda dengan

tarbiyah yang menyentuh seluruh aspek baik afektif dan psikomotorik.

Muhammad Rasyid Ridha berpendapat bahwa kata ta‟lim menjelaskan

proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa

adanya batasan dan ketentuan.

c. Ta’dib

Ta‟dib diterjemahkan sebagai pendidikan sopan santun, tata

krama, adab, budi pekerti, akhlak, moral dan etika. Kata ta‟dib seakar

dengan adab yang memiliki arti pendidikan pradaban atau kebudayaan.

Artinya orang yang berpendidikan adalah orang yang berpradaban.

Pradaban yang berkualitas dapat diperoleh melalui pendidikan. Ta’dib

sebagai upaya dalam pembentukan adab (tata krama), terbagi atas

empat macam :

1) Ta‟dib al haqq, pendidikan tata krama spritual dalam

kebenaran yang memerlukan pengetahuan tentang wujud kebenaran,

yang didalamnya segala yang ada memiliki kebenaran tersendiri dan

dengannya segala sesuatu diciptakan .

2) Ta‟dib adab al khidmah, pendidikan tata krama spritual

dalam pengabdian.

3) Ta‟dib adab al syariah, pendidikan tata krama spritual

dalam syariah, yang tata caranya telah digariskan oleh tuhan melalui

Page 42: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

29

wahyu . Segala pemenuhan syariah tuhan akan berimplikasi pada tata

krama yang mulia

4) Ta‟dib adab al subhah , pendidikan tata krama spritual

dalam persahabatan, berupa saling menghormati dan berperilaku mulia

di antara sesama.

Page 43: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

30

d. Riyadhah

Secara bahasa riyadhah diartikan dengan pengajaran dan pelatihan.

Menurut Al-Bastan, riyadhah dalam konteks pendidikan berarti mendidik

jiwa anak dengan akhlak yang mulia. Menurut al-Ghazali kata riyadhah

dinisbatkan kepada anak (shibyan/athfal), yang kemudian memiliki arti

pendidikan atau pelatihan kepada anak. Riyadhah dapat dibagi menjadi

dua macam yaitu :Riyadhah al jisim, pendidikan olahraga yang dilakukan

melalui gerakan fisik yang bertujuan untuk kesehatan jasmani, riyadhah

al-nafs, pendidikan olah batin yang bertujuan untuk memperoleh

kesadaran dan kualitas rohani.69

Pada prinsipnya seberapa besarpun perbedaan istilah yang

dikemukakan oleh para ahli dalam perumusan peristilahan pendidikan

Islam, mereka memiliki tujuan yang sama. Dalam literatur keIslaman

kata tarbiyah lebih populer yang digunakan oleh para ahli dalam istilah

penyebutan pendidikan Islam.

Mengutip dari pendapat Ahmad Marimba yang ditulis di dalam

buku Nur Uhbiyati Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Islam menjelaskan

bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan

hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian

baik itu memilih, memutuskan dan berbuat serta bertanggung jawab

berdasarkan nilai-nilai Islam.70

Muhammad Fadhil al-Jamali mendefinisikan pengertian

pendidikan Islam adalah upaya mengembangkan, mendorong, serta

menagajak manusia untuk lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai

yang tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang

sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan maupun perbuatan.

71

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah

suatu proses membimbing tingkah laku seseorang agar sesuai dengan

69

Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Penerbit Kencana, 2017 ) h. 33. 70 Nur Uhbiyati, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Islam, (Semarang: PT IAIN Walisongo,

2012), h. 21 71Abdul Mujib, Op.Cit., h. 35.

Page 44: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

31

nilai-nilai pendidikan Islam serta mentransfer pengetahuan melalui upaya

pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasan, dan

pengembangan potensi guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan

hidup di dunia dan akhirat.

2. Tujuan Pendidikan Islam

Secara umum tujuan dari pendidikan Islam yaitu berdasarkan nilai-

nilai filosofis yang kerangkanya termuat dalam filsafat pendidikan

Islam.72

Tujuan pendidikan Islam terbagi kepada empat tujuan yaitu,

tujuan umum, tujuan sementara, tujuan akhir dan tujuan operasional.

Tujuan umum adalah tujuan yang dicapai mellaui semua kegiatan

pendidikan. Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai peserta

didik setelah peserta didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang

direncanakan dalam kurikulum. Tujuan akhir adalah tujuan yang

dikehendaki agar peserta didik menjadi manusia sempurna “insan kamil”

setelah menghabiskan sisa hidupnya. Sementara tujuan operasional

adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah pendidikan

tertentu.

Menurut Umar Muhammad At-Taumi Ash-Shabani tujuan

pendidikan Islam terkait dengan perubahan yang dilakukan melalui

proses pendidikan, baik dalam tingkah laku individu pada kehidupan

pribadi, kehidupan masyrakat, dan alam sekitar maupun pada proses

pendidikan serta pengajaran itu sendiri yang bersumber dari al-Quran dan

hadits. 73

Pendidikan Islam memiliki beberapa rincian aplikasi yaitu

meliputi, untuk membantu pembentukan akhlak mulia, persiapan untuk

kehidupan dunia dan akhirat, menumbuhkan roh ilmiah, persiapan

untuk mencari rizki.74

Tujuan pendidikan Islam juga sesuai dengan

firman Allah yang terdapat dalam Q.S al-Dzariyat ayat 56, bahwa

manusia diminta untuk mengabdi kepada Allah Swt.

72 Nur Uhbiyati, Op.cit., h. 63 73 Bukhari Umar, Hadits Tarbawi Pendidikan dalam Perspektif Hadits, (Jakarta: Amazah,

2012), h. 28 74 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Mencerdaskan Bangsa, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2012), h. 8.

Page 45: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

32

L. Hasil Penelitian Relevan

1. Skripsi ini hasil penelitian dari Muhmmad Tohirin mahasiswa jurusan

tasawuf dan psikoterapi Universitas Islam Negeri Walisongo yang

berjudul Studi Komparatif Teori Kepribadian Al-Ghazali dan Sigmund

Freud (2018) dalam skripsinya tersebut penulis menggunakan jenis

penelitian library research (studi kepustakaan) dengan metode deskriptif.

Penelitiannya tersebut menggunakan dua pemikiran tokoh, yang mana

tokoh tersebut dari Islam dan dari Barat. Penelitian ini memiliki kesamaan

dengan penelitian yang penulis lakukan, sama-sama menggunakan jenis

penelitian library research hanya saja tidak menggunakan studi

komparatif. Dalam penelitiannya tersebut Muhammad Tohirin

menjelaskan bahwa teori kepribadian yang digunakan al-Ghazali tidak bisa

di terapkan di barat karena akan menimbulkan pertentangan dan penolakan

yang mana notabene sudah menganut sistem sekuler.

2. Skripsi ini hasil dari penelitian Khairunnisa mahasiswa jurusan Pendidikan

Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

skripsinya berjudul Teori Moral kohelberg dalam Persepektif Pendidikan

Islami. Penelitian nya tersebut menggunakan jenis penelitian library

research dengan metode kualitatif, penelitiannya tersebut memiliki

kesamaan dengan penulis, yaitu sama-sama menggunakan teori pemikiran

tokoh serta jenis dan metode penulisan yang sama. Dalam penelitian nya

tersebut khairunnisa menyimpulkan bahwa teori moral kohelberg adalah

kecerdasan spritual yang disandingkan dengan agama dapat menjadi

kecerdasan ruhaniah sehingga menjadi manusia yang tegas dan berani

mempertanggung jawabkan kemanusiaan dihadapan Allah Swt

3. Jurnal ini hasil dari penelitian Faiqatul Husna Institut Agama Islam

Salahudin al-Ayubi yang berjudul Psikoanalisis dalam Perspektif Islam.

Dengan nomor Doi 10.15408/sjsbs.v5i2.9411. Penelitian yang dilakukan

Husna memiliki kesamaan dengan penulisan yaitu membahas teori barat

yamg dikaitkan dengan sudut pandang Islam. Dalam penelitian nya

menghasilkan senuah kesimpulan bahwa teori tersebut tidak memadai

Page 46: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

33

untuk memahami fenomena kejiwaan dan kepribadian manusia yang

berdimensi vertikal. Asumsi yang dikedepankan disini adalah bahwa untuk

memahami fenomena perilaku manusia beragama di belahan bumi lain

harus digunakan basis kultur dimana manusia itu hidup.

4. Jurnalini hasil dari penelitian Yoga Anjas Pratama Universitas Islam

Negeri Sultan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul Relevansi Teori Belajar

Behaviorisme Terhadap Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini

menggunakan jenis penelitian library research (Studi kepustakaan).

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penulis yaitu sama-sama

menggunakan jenis penelitian library research, dan juga pemikiran tokoh.

Dalam penelitiannya tersebut Yoga menyimpulkan bahwa teori belajar

behaviorisme menekankan kepada pembentukan tingkah laku berdasarkan

stimulus dan respon yang diamati serta membantu proses pembelajaran

pendidikan Islam dan sejalan dengan ajaran agama Islam.

Page 47: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

34

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Objek dan Waktu Penelitian

Objek penelitian ini berjudul “Teori Disposisi Gordon W. Allport

dalam Persepektif Pendidikan Islam”. Waktu penelitian ini dilakukan

sejak disetujui nya judul proposal skripsi pada tanggal 22 April 2019.

2. Metode Penelitian dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan (Library

Research), studi kepustakaan ialah kegiatan mengumpulkan data dengan

berbagai macam material yang ada di perpustakaan seperti dokumen,

majalah, koran, buku-buku, jurnal dan lain sebagainya.

Mestika Zed di dalam bukunya metode penelitian kepustakaan

menjelaskan, studi pustaka (library reserach) adalah “serangkaian kegiatan

yang berkaitan dengan metode pengumpulan data pustaka , membaca dan

mencatat serta mengolah bahan penelitian.” 75

Dalam melakukan penelitian kepustakaan ini, penulis menghimpun

informasi-informasi yang ada untuk ditarik suatu kesimpulan sehingga

menjadi suatu landasan teori dalam pemecahan suatu masalah, kegiatan

menghimpun informasi-informsi tersebut penulis lakukan ditempat yang

mendukung.

3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subyek darimana data dapat

diperoleh, sumber data dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Data Primer

Data primer adalah literatur-literatur yang membahas secara

langsung objek permasalahan dalam penelitian ini adalah :

75 Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan,(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008)

Cet,ke-1, h 3.

Page 48: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

35

a. Theori of Personality karangan J.Feist

b. Psikologi Kepribadian 3, Teori-Teori sifat dan behavioristik

karangan CS Hall, G. Lindzey

2. Data Sekunder

Data sekunder sebagai data pendukung, seperti buku-buku, jurnal-

jurnal, koran, majalah, internet dan lain sebagainya yang berkaitan

dan relevan dengan penelitian ini juga mendukung data primer.

4. Prosedur Penelitian

Menurut Restu Kartiko Widi secara umum ada empat tahapan alam

pelaksanaan kajian kepustakaan yaitu :

1. Melakukan penelusuran kepustakaan, dengan mengumpulkan

sumber-sumber yang relevan terhadap fokus penelitian dari

berbagai karya ilmiah baik dari buku maupun jurnal.

2. Melakukan pengkajian terhadap hasil data terpilih, dengan

membaca dan menarik keterkaitan antara sumber data dan fokus

penelitian.

3. Menyusun dan mengembangkan kerangka teoritis, kerangka

teoritis berisi teori-teori atau isu-isu penelitian dengan tujuan agar

penelitian lebih terfokus, penyusunan kerangka teoritis dilakukan

dengan sumber data yang umum yang terlebih dahulu kemudian ke

yang lebih spesifik.

4. Menyusun dan mengembangkan kerangka konseptual, setelah

mengetahui kerangka teoritis yang hendak diteliti, kerangka

konseptual akan membantu penulis dengan menjawab

permasalahan penelitian yang telah disusun dalam kerangka teoritis

tersebut.76

Dengan pemparan tahapan-tahapan di atas, penulis memiliki

tahapan-tahapan yang tidak jauh berbeda. Langkah-langkah yang

penulis lakukan dalam prosedur penelitian ini adalah :

76 Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h.

124.

Page 49: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

36

1. Penulis mencari dan mengkaji sumber-sumber yang berkaitan

dengan penelitian ini .

2. Kemudian penulis menemukan point-point terpenting dalam

sumber-sumber tersebut .

3. Selanjutnya penulis mencatat dan mengkembangkan apa yang

sudah di dapatkan .

4. Terakhir penulis menelaah untuk menjawab permasalahan dalam

pennelitian ini.

5. Teknik pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data sangat diperlukan dalam suatu

penelitian, karena hal tersebut digunakan penulis untuk mendapatkan data

yang akan diolah sehingga bisa ditarik kesimpulan, terdapat bermacam-

macam teknik pengumpulan data yang biasa dipakai dalam melakukan

penelitian, namun pada kali ini penulis menggunakan teknik pengumpulan

data dengan dokumen.

Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang

menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah

yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap dan sah bukan

berdasarkan perkiraan.77

Metode ini mengumpulkan data yang sudah

tersedia dalam catatan dokumen, dokumen bisa berbentuk tulisan ,

gambar, atau karya-karya monumenal dari seseorang. 78

6. Teknik Analisis Data

Dalam mendapatkan penelitian kualitatif digunakan teknik

pengumpulan data yang bermacam-macam yang dilakukan secara terus

menerus hingga datanya terpenuhi. Selain itu analisis data adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawaancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara

77

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2008), h. 158. 78 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung : ALFABETA

cv 2016), h. 2.

Page 50: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

37

mengorganisirkan data ke dalam kategori , menjabarkan ke dalam unit-

unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah di

pahami oleh diri sendiri dan orang lain.79

Peneliatian yang dilakukan pada penulisan skripsi ini adalah kajian

pustaka maka adapun teknik analisis data yang digunakan analisis isi

dengan demikian dapat membandingkan antara buku yang satu dengan

yang lainnya.

Adapun teknik analisis data kualitatif yang penulis lakukan.

1. penulis mengumpulkan dan mencari data-data yang berhubungan

dengan disposisi personal dalam persepektif pendidikan Islam.

2. Penulis membaca dan mengkaji sumber data

3. Selanjutnya penulis menelaah data-data yang dikumpulkan.

4. Yang terakhir penulis mampu menarik kesimpulan dan kemudian

menyusun laporan.

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif Teori Disposisi Gordon W.Allport

Allport adalah seorang tokoh populer dalam kajian teori

kepribadian sehingga ia sukses dikenal sebagai teori disposisi (sifat/trait).

Allport memandang manusia sebagai makhluk yang positif hal ini

tercermin dari teori-teorinya berbeda dengan tokoh-tokoh psikologi lain.

Hal tersebutlah yang menjadikan kelebihan teori Allport, namun dibalik

itu semua juga mendapatkan kritikan-kritikan.

Teori disposisi yang diperkenalkan oleh Gordon W. Allport

termasuk ke dalam lingkup dari teori kepribadian. Pada teori ini Allport

memberi penekanan melalui sifat atau disebut juga sebagai trait,

79

Sugiyono, Ibid, h. 30.

Page 51: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

38

dikarenakan sifat dapat membentuk kepribadian, watak (karakter) sebagai

bangunan dasar.

Sifat berbentuk dinamis (mengalami perubahan) sesuai dengan

stimulan dan respon yang diberikan oleh sebab itu setiap individu

memiliki sifat yang berbeda-beda tergantung dari faktor mana yang ada

pada setiap individu, seperti kebiasaan, pengalaman, pengetahuan,

perasaan dan juga lingkungan, atau dalam istilah teori Allport disebut

sebagai istilah disposition personal.

Disposisi merupakan trait untuk berperilaku dalam cara tertentu

seperti yang tercermin dalam perilaku seseorang. Jadi disposisi berfungsi

sebagai integrasi dari kesemuanya, hingga disposisi membuat kategori-

kategori untuk menempatkan orang dalam tipe-tipe tertentu, dan unsur

pembeda yang fungsional. Intensi, proprium, otonomi fungsional dan

motivasi adalah serangkaian kepribadian yang tidak dapat dilepaskan dari

teori disposisi. Jika, kita lihat penjelasan Allport terhadap pembentukan

sifat individual (khas) tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama.

Page 52: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

39

B. Teori Disposisi Gordon W. Allport dalam Pendidikan Islam

Teori disposisi dalam pendidikan Islam merupakan pengetahuan

ilmiah mengenai sifat yang menjadi kepribadian dan watak (karakter

seseorang). Sifat yaitu satu ciri khas individu yang relatif menetap, terus

menerus, dan konsekuen yang diungkapkan dalam satu deretan keadaan.

Sifat berbentuk totalitas di dalam tubuh inidividu. Hal tersebut

dikategorikan kedalam tiga bagian yaitu, diferensiasi, regulasi dan

integrasi. Diferensasi adalah perbedaan mengenai tugas-tugas dan

pekerjaan dari masing-masing bagian tubuh. Misalnya, fungsi jasmani,

seperti fungsi jantung, lambung, darah, dan sebagainya, serta fungsi

kejiwaan, seperti intelegensi, kemauan, perasaan, dan sebagainya.

Regulasi adalah dorongan untuk mengadakan perbaikan sesudah terjadi

suatu gangguan di dalam organisme manusia. Integrasi adalah proses

yang membuatkeseluruhan jasmani dan rohani manusia yang menjadi

satu kesatuan yang harmonis, karena terjadi satu sistem pengaturan yang

rapi.80

Sekumpulan sifat-sifat yang sama berperan sebagai penentu ciri

khas seseorang atau dikenal dengan tipe. Tipe dalam Islam di dasarkan

oleh struktur nafsani (aql, qalbu dan nafs) sehingga menghasilkan sesuatu

tingkah laku atau yang dapat kita sebut dengan sifat, dan juga berorientasi

kepada teosentris sebab kriteria tersebut bersumber dari norma wahyu

Ilahi.

Tipe kepribadian dalam Islam dapat digolongkan menjadi tipe

ammarah, lawwamah dan juga tipe muthmainnah. Hal ini didasarkan oleh

struktur kepribadian dan dinamika kepribadian dalam perspektif Islam

pada paparan selanjutnya yang akan penulis bahas. Tipe ammarah adalah

kepribadian yang cenderung melakukan perbuatan rendah sesuai dengan

naluri primitifnya, sehingga ia merupakan tempat dan sumber kejelekan

dan perbuatan tercela. Sifat-sifat yang dihasilkan dari tipe kepribadian

ammarah adalah, syirik, kufur, riya’, nifaq, zindiq, bid’ah, sihir,

80Abdul Mujib, Teori Kepribadian Perspektif Psikologi Islam Edisi Pertama (Jakarta: PT

RajaGrafindo, 2017) h, 46.

Page 53: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

40

membangga-banggakan kekayaan, mengikuti hawa nafsu dan syahwat,

sombong, pelit, hasud, khiyanat, jahat, menipu, rakus, buruk sangka, zalim

dan sebagainya.

Tipe lawwamah adalah kepribadian yang mencela perbuatan

buruknya setelah mempereloh cahaya qalbu. Ia bangkit untuk

memperbaiki kebimbangannya dan kadang-kadang tumbuh pebuatan yang

buruk yaan disebabkan oleh watak gelap (zhulmaniyyah) namun kemudian

diingatkan oleh nur ilahi, sehingga ia bertaubat dan memohon ampun.

Sifat-sifat yang dihasilkan dari tipe lawwamah cukup sulit ditentukan,

dikarenakan ia diantara tipe ammarah dan muthmainnah (netral). Namun

pada prinsipnya Islam menghargai kreatifitas manusia , baik dalam bentuk

pikiran maupun perbuatan, seab fitrah asli manusia adalah baik, sehingga

apa yang dihasilkannya bernilai baik.81

Tipe muthmainnah adalah kepribadian yang tenang setelah diberi

kesempurnaan nur qalbu, sehingga dapat meninggalkan sifat-sifat tercela

dan tumbuh sifat-sifat yang baik. Sifat-sifat yang dihasilkan dari tipe

muthaminnah adalah memiliki harga diri, rendah hati, demawan,

kewibawaan, berani, prihatin, hemat, waspada, memaafkan, lembut hati,

dan lain sebagainya. 82

Di dalam Islam berbicara mengenai kepribadian tidak bisa

dipisahkan dengan sifat, perilaku unik individu atau karakter (akhlak).

Akhlak dapat terbentuk melalui pengalaman langsung dan pengetahuan

yang kemudian membentuk watak dan sifat seseorang. Hal tersebut

sesuai dengan faktor pembentukan disposition personal Allport atau

secara sederhananya adalah tergantung dari stimulus yang diberikan. 83

Akhlak dapat diartikan sebagai disposisi batin karena akhlak

mencakup kondisi batiniah (ha’iah) dalam jiwa (nafs) yang suci

(rasikhah), dari kondisi tersebut tumbuh suatu aktifitas yang tanpa

memerlukan pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu. Hal tersebut

senada dengan pendapat al-Ghazali mengenai akhlak, menurut al-Ghazali

81Abdul Mujib,Ibid.,h. 50. 82

Abdul Mujib,Ibid.,h. 50. 83

Abdul Mujib,Ibid.,h. 50.

Page 54: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

41

akhlak adalah gambaran dari keadaan di dalam jiwa yang tertanam kukuh

menyandar padanya dengan gampang dan mudah tanpa membutuhkan

pemikiran dan pertimbangan lagi. 84

kata akhlak secara khusus disebutkan di dalam Al-Quran

ن ى ي

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang

agung”

(Q.S. al-Qalam : 4)

ن ن ان ن ى

“(agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang-orang

terdahulu” ( Q.S. al-Syuara : 137)

Secara Bahasa akhlak memiliki makna yang sama dengan karakter.

Dalam terminology psikologi, karakter dapat diartikan sebagai watak,

perangai, sifat dasar yang khas, atau satu sifat kualitas yang tetap terus

menerus dan kekal yang dapat dijadikan ciri dalam mengindentifikasi

seseorang pribadi. 85

Kata akhlak memiliki kesetaraan dengan moral dan etika, serta

dapat juga disejajarkan dengan budi pekerti.86

Moral secara etimologi

berasal dari kata moresyang berarti adat kebiasaan. Kata mores bersinonim

dengan mos, moris, manner mores, atau manners, morals. Dalam Bahasa

Indonesia kata moral berarti akhlak atau kesusilaan yang mengandung arti

ketertiban batin maupun hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah

laku batin dalam hidup. Dalam bahasa Yunani kata moral sama dengan

84Akhmad Sodiq, Prophetic Character Building, (Jakarta: Penerbit Kencana, 2018), h. 2. 85Abdul Mujib, Diktat Teori Kepribadian dalam Persepektif Islam, (Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah, 2006), h. 32. 86Purnamansyah, “Pendidikan Karakter dalam Pandangan Pendidikan Islam”, Skripsi

Pada Universitas Muhamadiyah Surakarta, Surakarta, 2017, h.8.

Page 55: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

42

Ethos yang menjadi etika. Secara etimologi, etika adalah ajaran tentang

baik dan buruk, yang diterima umum tentang sikap, perbuatan, kewajiban

dan sebagainya.87

Akhlak, etika dan moral sebenarnya sama-sama menentukan nilai

baik dan buruk perbuatan manusia, tetapi yang menjadi pembedanya

adalah tolak ukur dari masing-masing. Akhlak menilai perbuatan manusia

melalui al-Quran dan Hadits. Etika menilai perbuatan manusia melalui

akal pikiran, sedangkan moral menilai perbuatan manusia melalui adat

kebiasaan yang umum dilakukan oleh masyarakat. Tetapi terdapat suatu

persamaan diantara moral dan akhlak yaitu sama-sama merujuk kepada

gambaran mengenai perbuatan, tingkah laku, sifat dan perangai yang baik.

Sifat-sifat yang mulia akan membentuk karakter mulia karena semuanya

merupakan bagian dari moral. 88

Dalam pembentukan akhlak struktur kepribadian menjadi sesuatu

yang sangat ditentukan karena menjadi pondasi dalam menggambarkan

totalitas manusia89

. Menurut Khyar al-Din al-Zarkali pembentukan struktur

kepribadian manusia dikarenakan tiga elemen yaitu terdiri dari :

1. Jasad (fisik) : apa dan bagaimana organisme dan sifat-sifat

uniknya

2. Jiwa (psikis) : apa dan bagaimana hakikat dan sifat-sifat

uniknya

87Mansur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Multidimensional,

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2018), h. 74. 88

Rizda Nurul Aliyah, “Nilai-Nilai Moral Islami dalam Kumpulan Cerita Bergambar”,

Skripsi pada Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang, 2019. 89Abdul Mujib, Op.cit., h. 21.

Page 56: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

43

3. Jasad dan jiwa (psikofisik) : berupa akhlak dan perbuatan

gerakan dan sebagainya. 90

Tiga elemen tersebut di dalam Islam lebih dikenal dengan al-jasad,

al-ruh dan al nafs. Al-jasad dan jisim memiliki arti yang sama yang terdiri

dari organisme fisik. Organisme fisik manusia lebih sempurna dibanding

dengan organisme fisik makhluk-makhluk lain. Setiap makhluk memiliki

bagian dari unsur material yang sama, yaitu terbuat dari tanah, api, udara

dan air. Dari keempat unsur tersebut merupakan abiotik (tidak hidup). Ia

akan hidup apabila diberi energi kehidupan yang bersifat fisik. Energi

kehidupan ini lazimnya disebut dengan nyawa.

Ibn Maskawih menyebut energi tersebut dengan al hayyah (daya

hidup). Sedang Al-Ghazali menyebutnya dengan al-ruh jasmaniah (ruh

material). Ruh jasmaniah adalah ruh yang ada di dalam jasmani manusia.

Yaitu zat halus yang bersumber dari jantung yang mampu menjadikan

manusia hidup dan begerak serta dapat merasakan berbagai rasa, seperti

merasakan sakit, panas-dingin, pahit manis, haus-lapar dan segala rasa

fisik bologis lainnya.91

Al-hayyah (daya hidup) merupakan vitalitas fisik manusia. Vitalitas

ini tergantung pada kontitusi fisik, seperti susunan sel, urat, darah, daging,

tulang, sum-sum, kulit, rambut dan sebagainya. Dari sini dapat ditarik

kesimpulan bahwa jasmaniah memiliki dua natur, natur konkret berupa

tubuh kasar yang tampak, dan natur abstrak berupa nyawa halus yang

menjadi sumber kehidupan tubuh. Karena aspek abstrak tersebut jasad

manusia dapat berinteraksi dengan ruh.92

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa al-jasad memiliki

beberapa karakteristik, seperti bentuk, rupa, kualitas, bergerak, diam,

tumbuh berkembang, serta jasad yang terdiri dari berbagai organ, dan

90Abdul Mujib, Teori Kepribadian Perspektif Psikologi Islam Edisi Pertama, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2017), h.61. 91 Iin Tri Rahayu, Psikoterapi Perspektif Islam dan Psikologi Kontemporer (Malang: UIN

Malang Press, 2009), h. 75. 92Abdul Mujib, Op.Cit., h. 76

Page 57: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

44

bersifat material yang sebenarnya substansinya mati. Kehidupannya

adalah karena di motori oleh substansi lain, yaitu nafs dan ruh.93

Al-Quran telah menjelaskan proses penciptaan fisik manusia (al-

jasad) melalui beberapan tahapan yaitu94

:

a. Tercipta dari aradh (tanah)

رنض باتا ا (۱٧ ) نه أ نبتكين من ان (۱٨)ا ن ي ين يا ن كين ن

“Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-

baiknya, kemudian mengembalikan kamu ke dalam tanah dan

mengeluarkan kamu (darinya pada hari kiamat) dengan sebenar-

benarnya “

(Qs. Nuh :17-18).

b. Beralih kepada turab (tanah gemuk)

نا ين منن ت ب ن منن ا أ يا نناس ن ننتين ف ر نب من نب نث إ نا قن

كين غة م نقة غين م نقة نب ن طنفة ن منن قة ن منن مضن

غ أ ين ين ن تب ن طفن رن ااا اا ى م ى نن ن ك ن ق اان ن ن مننك ن

ن ن د ى رنذ ن ك ن ن ننب ني ن نئا مننك ن رنض امية إذ ت ن ى رى ان

ت نتن ر ن أ نبت ن منن ن ز نا ي يا ن اا ن (٥ )أ ن ننا ن

“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari

kubur ), maka (ketauhilah) sesungguhnya kami telah menjadikan

kamu dari tanah, kemudian dari segumpul darah, kemudian dari

segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak

sempurna , agar kami jelaskna udia (dengan berangsur-angsur)

93Abdul Mujib, Ibid., h. 76. 94Abdul Mujib, Ibid, 77

Page 58: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

45

kamu sampailah kepada kedewasaan, dan diantara kamu ada yang

diwafatkan dan (ada pula) dan diantara kamu ada yang juga yang

dipanjangkan umurnya sampai pikun, supay tidak mengetahui lagi

sesautu pun yang dahulunya telah diketauhinya. Dan kamu lihat

bumi ini kering , kemudian apabila telah kami turunkan air di atas

nya , hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai

macam tumbuhan yang indah”. (Qs. Al-Hajj: 5)

c. Beralih pada tanah thin (lempung)

ت أ م نني ن ي قكين منن ط ن قض ى أ ت ن ن نت ن

“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah , sesudah itu

ditentukan-Nya ajal (kematianmu) , dan satu lagi ada suatu ajal

yang ditentukan-Nya ajal (kematianmu) , dan ada lagi satu ajal

yang ditentukan-Nya untuk berbangkit dari sisi-Nya (yang dia

sendirilah yang mengetahuinya , kemudian kamu masih ragu -ragu

(tentang beranngkit itu)”. (Qs. Al-an’am : 2)

d. Beralih pada thin ladzib (tanah pekat)

e. Beralih pada Shalshal (lempung hitam) seperti Fakhhar

(tembikar)

(۱٤ ) ان ن ا منن ن اا ا نف نار

“Dia menciptakan manusia dari tanah kering tembikar”

(Qs. Ar-Rahman : 4)

f. Beralih pada shalshal dari hamaim masnun (lempung hitam

yang terbentuk)

g. Beralih pada sulalah min thin (sari pati lempung)

نا ان ن ا منن ة منن ط ) قين قن

۱۲)

Page 59: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

46

“Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari sari pati

(berasal) dari tanah”. (QS. Al-Mu’minun : 12).

h. Beralih pada air mania tau ma‟basyar

i. Beralih pada shawwar (bentuk rupa)

جي لدم جي ن نا ين ن نرن ا ين ن ق ننا ن ئكة ن قين قن

(۱۱ ) ن ي ن كنن من نا ي ن

“Sesungguhnya kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu kami

bentuk tubuhmu, kemudian kami katakan kepada para malaikat

“bersujudulah kepada Adam”, maka mereka semuapun bersujud

kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud”.

(Qs. Al-A’raf : 11) j. Pembentukan manusia sesuai dengan proporsi dan komponen

ف أين رة ما اا ( ٧ ) ن ي ق ن ا ي

(٨)ر نب

“Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu

dan menjadikan susunan tubuhmu seeimbang, dalam bentuk apa

saja yang dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu”.(Qs. Al-Infithar

: 7-8)

k. Pembentukan manusia adalah sebaik-baik bentuk

ن ت قن نا ان ن ا ف أ ن ( ٤ ) قين قن

"sesungguhnya kamji telah menciptakan manusia dalam bentuk

sebaik-baiknya”. (Qs. At-Tin : 4)

Kemudian al-jasad sempurna maka ditiupkanlah ruh.

Page 60: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

47

Al-ruh adalah substansi psikis manusia yang menjadi esensi

kehidupan. Sebagai substansi yang esensial ruh membutuhkan jasad

untuk aktualisasi diri manusia Ruh adalah aspek psikis manusia yang

bersifat spritual dan transendental. Bersifat spritual karena ruh

merupakan sifat dasar manusia yang berasal dari ruh Allah. al-ruh atau

spritual adalah sisi jiwa yang memiliki daya untuk menarik dan

mendorong sifat lainnya untuk mewujudkan sifat-sifat Tuhan dalam

dirinya. Potensi-potensi itulah yang kemudian melekat kepada psikis

manusia sehingga memerlukan aktualisasi. Dimensi al-ruh merupakan

daya potensialitas internal dalam diri manusia yang akan terwujud secara

aktual.95

Ruh bersifat transendental karena merupakan dimensi psikis

manusia yang mengatur hubungan manusia dengan yang Maha

Transenden. Ruh merupakan pembeda antara eksistensi manusia dengan

makhluk lain. Ruh terbagi dua yaitu, al-munazzallah ialah ruh yang

murni yang berhubungan dengan zatnya, nafsiyah adalah ruh yang

berhubungan dengan jasmani.

Ruh ini dikatakan sebagai potensi fitrah atau alamiah yang menjadi

esensi manusia. Fungsinya berguna untuk memberi motivasi tingkah

lakunya. Ruh ini membimbing dinamika kehidupan ruhnafsani manusia.

Ruhnafsani yang dimotivasi oleh munazzallah akan menerima pancaran

nur ilahi yang suci yang menerangi ruang kalbu manusia, meluruskan

akal budi dan mengendalikan impuls-impuls rendah. Wujud ruh

munazzallah adalah al-amanah.

Fazlurrahman menyatakan bahwa amanah adalah inti kodrat

manusia yang diberikan sejak awal alam penciptaan, tanpa amanah

manusia tidak memiliki keunikan dengan makhluk-makhluk lain.

Amanah adalah titipan kepercayaan yang dibebankan kepada manusia.

Dalam Al-Quran (Al-Ahzab : 72) dinyatakan bahwa amanah adalah

penerimaan pancaran ilahi yang dilakukan tanpa perantara. Amanah

95Abdul Mujib, Ibid, h. 77

Page 61: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

48

memasuki wilayah ketuhanan yang memiliki sifat sempurna untuk

beribadah dengan bekal ilmu dan amal.

Sebagian ahli menyebut ruh sebagai badan halus (jism lathîf), ada

yang menyebutnya sebagai substansi sederhana (jauhar basîth), dan ada

juga substansi ruhani (jawhar rûhanî). Ia adalah penggerak bagi

keberadaan jasad manusia. Sifatnya ghaib. al-Ghazâlî menyebutnya

dengan al-Rûh al-Jismiyyah (ruh material). Ibnu Rusyd memandangruh

sebagai citra kesempurnaan awal bagi jasad alami yang organik.

Kesempurnaan awal ini karena ruh dapat dibedakan dengan

kesempurnaanyang lain yang merupakan pelengkap dirinya, seperti yang

terdapat pada berbagai perbuatan. Sedangkan disebut organik karena ruh

menunjukan jasad yang terdiri dari organ-organ.96

Terakhir, nafs. Nafs dapat diarikan sebagai jiwa (soul) atau diri.

Namun dalam hal ini kata nafs merujuk kepada substansi psikofisik

(jasad-ruhani) manusia, dimana komponen yang bersifat jasad bergabung

dengan komponen ruh sehingga menciptakan potensi-potensi, dan

menjadi aktual apabila manusia mengupayakannya. Dengan kata lain,

nafs juga dapat mendorong manusia untuk melakukan perbuatan baik dan

buruk. Setiap komponen yang ada memiliki daya-daya laten yang dapat

menggerakan tingkah laku manusia.

Aktualisasi nafs sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya

faktor usia, pengalaman, pendidikan, pengetahuan, lingkungan dan

sebagainya.Nafs sebagai elemen dasar psikis manusia mengandung arti

sebagai satu dimensi yang memiliki fungsi dasar dalam susunan

organisasi jiwa manusia.97

Dalam aspek nafs terdapat tiga peranan besar yang berbeda antara

satu denga yang lainnya, yaitu:

1) Al-Qalb

96Abdul Mujib, Ibid., h. 78. 97Abdul Mujib, Ibid., h. 80.

Page 62: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

49

Menurut pendapat Quraish Shihab, kata Qalb terambil dari

akar kata yang bermakna membalik karena sering berbola

balik. Qalb sangat berpotensi untuktidak konsisten. Qalb

memiliki potensi yang lebih dominan di dalam

mengendalikan suatu kepribadian. Prinsip kerjanya kembali

kepada fitrah asal. 98

Al-Ghazali membagi pengertian qalb ke dalam 2 pengertian

yaitu qalb bersifat jasmani dan qalb yang bersifat ruhani.

Qalb jasmani adalah salah satu organ yang terdapat di

dalam tubuh manusia berupa segumpal daging yang

berbentuk seperti buah sanubar (sanubari) atau seperti

jantung pisang yang terletak di dalam dada sebelah kiri.

Qalb ini lazimnya disebut jantung. Sedangkan Qalb ruhani

adalah sesuatu yang bersifat halus (lathif), rabbani dan

ruhani yang berhubungan dengan kalbu jasmani. Bagian ini

merupakan esensi manusia.99

Qalb dalam pengertian pertama erat hubungannya dengan

ilmu kedokteran dan tidak menyangkut maksud-maksud

agama serta kemanusiaan. Sedang Qalb dalam arti kedua

memiliki pengertian hakikat dari manusia, karena sifat dan

keadaannya yang bisa menerima, berkemauan, berfikir,

mengenal, dan beramal serta menjadi sasaran perintah,

hukuman, cela dan tuntutan Tuhan. Kalbu ruhani inilah

yang merupakan esensi dari nafs manusia. 100

Qalb ini berfungsi sebagai pemandu, pengontrol, pengendali

struktur nafs lain. Apabila qalb ini berfungsi secara normal,

maka kehidupan manusia menjadi baik dan sesuai dengan

fitrah aslinya, sebab qalb ini memiliki natur ilahiyyah atau

rabbaniyyah. Natur Ilahiyyah merupakan natur supra

98M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran : Tafsir Maudhu’I Atas Pelbagai Persoalan

Umat, (Bandung: Mizan, 2006), h. 289. 99Mohammad Tohirin, “Studi Komparatif Teori Kepribadian Menurut Al-Ghazali dan

Sigmund Freud”, Skripsi pada UIN Walisongo, 2018, h. 67. 100

Abdul Mujib, Op.cit., h.82.

Page 63: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

50

kesadaran yang dipancarkan dari Tuhan. Dengan natur ini,

manusia tidak sekedar mengenal lingkungan fisik dan

sosialnya, melainkan juga mampu mengenal lingkungan

spiritual, ketuhanan dan keagamaan.

Al-Ghazali berpendapat bahwa qalbu memiliki instink yang

disebut dengan al-nur al-ilahiy (cahaya ketuhanan) dan al-

bashira al-albathina (mata batin) yang memancarkan

keimanan dan keyakinan. Al-Ghazali juga berpendapat

bahwa qalbu diciptakan untuk memperoleh kebahagiaan

akhirat. Kebahagiaan qalbu sangat tergantung pada ma’rifah

kepada Allah Swt.

Qalb memilki daya insani yaitu daya inderawi yang disebut

sebagai penglihatan dan pendengaran, dan juga daya

psikologis sepertikognisi, emosi, konasi. Daya kognisi

qalbu bersifat halus dan rabbani yang mampu menciptakan

hakikat sesuatu. Daya emosi qalbu ada yang bersifat posit

dan ada yang bersifat negatif. Emosi positif misalnya cinta,

senang, riang dan percaya, tulus dan sebagainya. Sedangkan

emosi negatif dapat berupa benci, sedih, ingkar, mendua

dan sebagainya. Daya konasi adalah kemampuan manusia

dalam bereaksi, berbuat, berusaha, berkemampuan dan

berkehendak.

2) Akal

Kata akal berasal dari bahasa Arab yang berarti al-imsak

(menahan), al-ribath (ikatan), al-hajr (menahan), al-nahi

(melarang), dan man‟u (mencegah).101

Secara istilah akal

memiliki arti kekuatan yang dapat digunakan untuk

menghukumi sesuatu. Dengan demikian, akal merupakan

potensi yang dimiliki oleh manusia yang berfungsi untuk

berfikir atau menghukumi sebuah fakta yang terindera,

101 Abdul Mujib, Teori Kepribadian Perspektif Psikologi Islam Edisi Kedua, (Jakarta : PT

RajaGrafindo Persada, 2017) h. 70.

Page 64: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

51

yang berasal dari otak manusia. Akal berfungsi sebagai

pembuat keputusan. 102

Quraish Shihab menjelaskan bahwa di dalam al-Quran

secara tersirat akal memiliki daya untuk memahami dan

menggambarkan sesuatu, dorongan moral, daya untuk

mengambil pelajaran dan kesimpulan serta. 103

Akal memiliki daya kognisi (daya cipta). Akal dan qalbu

terdapat kesamaan dalam mendapatkan daya kognisi, tetapi

cara dan hasilnya berbeda. Akal bukanlah kalbu. Ia menjadi

dimensi tersendiri di dalam aspek nafsiyah yang

berkedudukan di otak yang berfungsi untuk berfikir,

meskipun sebagian qalbu itu berakal.

Akal mampu mencapai pengetahuan rasional, akal mampu

menangkap hal-hal yang abstrak, akal mampu

menghantarkan eksistensi manusia pada tingkat kesadaran,

akal mampu mencapai kebenaran, akal mampu berpikir

dengan logika formaal di dunia sadar. Dibalik hal-hal

tersebut tetapi akal tidak mampu mencapi pengetahu supra

rasional, akal tidak mampu menghantarkan pada tingkat

supra kesadaran, akal juga tidak mampu menolak mimpi

yang irasional.

Berdasarkan paparan dan beberapa pendapat di atas penulis

menariksebuah kesimpulan bahwa akal adalah komponen

nafsani (jiwa) yang dilambangkan dengan otak yang berada

di kepala sebagai bentuk jasmaniahnya serta berfungsi

untuk mengamati, mengasumsikan, memprediksikan,

mempertimbangkan, berfikir dan lain sebagainya serta

bersifat labil serta menjadi sarana dalam upaya eksistensi

102

Agus Silahudin, Perbandingan Konsep Kepribadian Menurut Barat dan Islam, Al-Fikra

Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol 17, No 2, Juli-Desember 2018 . 103

Muhammad Hasbi, Konsep Jiwa dan Pengaruhnya dalam Kepribadian Manusia,Jurnal

Studi Ilmu-Ilmu al-Quran dan Hadits, Vol 17, No 1, Januari 2016, h. 48.

Page 65: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

52

manusia sebagai pembeda denganmakhluk lainnya. Maka

jelas bila dikaitkan dengan strukur pembentuk kepribadian

3) Nafsu

Nafsu dalam terminologi psikologi dekat dengan sebutan

konasi (daya karsa). Konasi (kemauan) adalah bereaksi,

berbuat, berusaha, berkemauan, dan berkehendak. Aspek

konasi kepribadian ditandai dengan tingkah laku yang

bertujuan dan impuls untuk berbuat. Nafsu menunjukan

struktur di bawah sadar dari kepribadian manusia. Apabila

manusia mengumbar dominasi nafsunya maka

kepribadiannya tidak akan mampu bereksistensi, baik di

dunia apalagi di akhirat. Manusia yang memiliki sifat ini

pada hakikatnya memiliki kedudukan sama dengan binatang

bahkan lebih hina. (Qs. Al-A’raf : 179).

Imam al-Ghazali berpendapat bahwa di dalam diri manusia

terdapat empat potensi yaitu, potensi nafsu Hayawaniyyah,

yaitu kecenderungan pada perilaku kebinatangan. Nafsu ini

identik dengan laku hidup binatang ternak dalam hal

mencari kepuasan lahiriah atau kepuasan seksual, seperti

tamak, tidak punya rasa malu dan lain sebagainya. potensi

nafsu Sabu‟iyyah, yakni nafsu yang mendorong kepada

perilaku binatang buas. Contohnya adalah seorang yang

senang menindas orang lain, senang memakan hak orang

lain, senang untuk menyerang orang lain, dan segala

perilaku yang penuh dengan kebencian, permusuhan,

dengki, amarah dan saling hantam . Potensi nafsu

Syaithaniyyah; nafsu yang mewakili tabiat syaitan yang

mengajak manusia ke jalan kesesatan. Nafsu ini mendorong

manusia untuk membenarkan segala kejatahan yang

dilakukan.

Agar lebih memudahkan untuk memahami perbedaan dari al-jasad,

ruh, nafsiyah dan juga perbedaan Qalb, Akal dan nafsu penulis akan

Page 66: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

53

merangkumnya ke dalam sebuah tabel yang dikutip melalui buku teori

kepribadian dalam perspektif psikologi pendidikan yang ditulis oleh

Abdul Mujib

Page 67: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

54

No Jasad Ruh Nafs

1 Adanya di alam dunia atau

alam penciptaan

adanya di alam

arwah

Adanya di alam

jasadi dan ruhani

2 Tercipta secara bertahap Tercipta secara

langsung dari

Allah tanpa

melalui proses

graduasi

Terkadang

tercipta secara

bertahap atau

berproses

terkadang tidak

3 Memiliki bentuk, rupa, kadar,

dan dapat disifati

Tidak memiliki

bentuk rupa dn

kadar dan tidak

juga disifati

Antara berbentuk

atau tidak ,

berkadr atau tidk,

dan dapat disiftai

atau tidak.

4 Naturnya buruk dan ksar serta

mengejar kenikmatan syahwat

Naturnya halus

dan suci dan

mengejar

kenikmatan

ruhaniah

Naturnya antara

baik dan buruk,

mengejar

kenikmatan

ruhani dan

syahwat

5 Memiliki energi jsmaniah yang

disebut dengan al hayyah

Memiliki energi

ruhaniah yang

disebut al-amanah

Memiliki energi

ruhaniah dan

jasmaniah

6 Eksistensi energi jasmani

tergantung pada makanan yang

bergizi

Eksistensi ennergi

ruhaniah

tergantung pada

ibadah

Eksistensi energi

nafsani

tergantung pada

ibadah dan

makanan bergizi

7 Eksistensinya menjadi wadah

ruh

Eksistensinya

memotivasi

Eksistensinya

aktualisasi atau

Page 68: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

55

kehidupan realisasi diri

8 Terikat oleh ruang dan waktu Tidak terikat oleh

ruang dan waktu

Antara terikat dan

tidak mengenai

ruang dan waktu

9 Hanya mampu menangkap satu

bentuk konkret dan tidak

mampu angkpa yang abstrak

Dapat menangkap

beberapa bentuk

konkrit dan

abstrak

Dapat menangkpa

natara yang

konkret dan

abstrak, satu

bentuk atau

beberapa bentuk

10 Dapat dibagi dengan beberapa

komponen

Tidak dapat

dibagi karena satu

kesatuan

Antara dapat

dibagi-bagi dan

tidak

No Qalbu Aqal Hawa Nafsu

1 Secara jasmani berkedudukan

di jantung

Secara jasmani

berkedudukan di

otak

Secara jasmani

berkedudukan di

perut dan kelamin

2 Daya yang dominan emosi atau

afektif yang kemudian

melahirkan kecerdasan

emosional

Daya yang

dominan adalah

kognisi, yang

akhirnya

melahirkan

kecerdasan

intelektual

Daya yang

dominan adalah

konasi, sehingga

melahirkan

kecerdasan

kinestetik

3 Mengikuti natur ruh yang

ilahiyah

Mengikuti natur

ruh dan jasad

yang insaniah

Mengikuti natur

jasad yang

hayawaniyah

4 Potensinya bersifat citra rsa Potensinya Potensinya

Page 69: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

56

dan sifatnya spritual bersifat

argumentatif dan

logis yang

sifatnya rasional

bersifat inderawi

dan sifatnya

empiris

5 Berkedudukan pada alam

suprasadar atau atas dasar

manusia

Berkedudukan

pada alam

kesadaran

manusia

Berkedudukan

pada alam bawah

sadar manusia

6 Intinya religiusitas, spritualitas

dan transendensi

Intinya isme-isme

seperti

humanisme,

kapitalisme,

sosialisme dsb

Intinya

produktivitas,

kreativitas dan

konsumtif

7 Apabila mendominasi jiwa

manusia maka menimbulkan

kepribadian yang tenang

Apabila

mendomnasi jiwa

manusia maka

menimbulkan

kepribadian yang

labil

Apabila

mendominasi

kepribadian

manusia

menimbulkan

kepribadian yang

jahat

Tidak hanya sampai kepada struktur kepribadian saja, dinamika

kepribadian adalah aktualisasi dari struktur kepribadian untuk

membentuksuatu tingkah laku. Dinamika kepribadian tersebut terdiri

dari dinamika struktur jasmani, dinamika struktur ruhani dan juga

dinamika struktur jasmani untuk itu pada intinya struktur kepribadian

dan dinamika kepribadian adalah satu kesatuan hal ini sesuai dengan

pendapat Allport.

Dinamika struktur jasmani Sruktur jasmani merupakan aspek

biologis dari struktur kepribadian manusia. Aspek ini tercipta bukan

hanya untuk membentuk tingkah laku tersendiri, tetapi juga sebagai

wadah tempat singgah struktur ruh. Kedirian strutur jasmani tidak akan

Page 70: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

57

mampu membentuk suatu tingkah laku lahiriah, apalagi tingkah laku

batiniah. Struktur jasmani memiliki daya untk mengembangkan proses

fisiknya. Energi ini disebut sebagai al-hayyah. Walaupun daya hidup

bersifat abstrak, tetapi ia belum mampu menggerakkan tingkah laku

karena tingkah laku dapat terwujud apabila struktur jasmani telah

ditempati oleh struktur ruh.

Dinamika struktur ruhani Sama halnya dengan struktur jasmani,

struktur ruhani juga aspek psikologis dari sruktur kepribadian manusia.

Tingkah laku “ruhaniah” dapat terwujud dengan kesendirian struktur

ruhani. Tingkah laku menjadi aktual apabila struktur ruhani menyatu

dengan struktur jasmani. Struktur ruhani bersifat kekal, berada lebih

dahulu dan kehidupannya lebih lama daripada kehidupan material

manusia. Kedahuluannya memberikan motivasi bagi kehidupan nafs

kelak, agar manusia mengerjakan perbuatan yang benar dan

meninggalkan perbuatan yang salah.

Dinamika struktur nafsani merupakan struktur psikofisik dari

kepribadian manusia. Struktur ini untuk mengaktualisasikan semua

rencana dan perjanjian Allah Swt. Aktualisasi itu berwujud tingkah

laku atau kepribadian. Struktur nafsani tidak sama dengan struktur jiwa

sebagaimana yang dipahami dalam psikologi Barat.104

Kendatipun sifat dapat dibentuk melalui pembiasaan, dan

lingkungan dengan jalan pendidikan tetapi ada sifat yang sulit diubah

dikarenakan pembawaan keturanan (hereditas), hal tersebut dinamai

tempramen. Seperti yang telah dijelaskan dalam pemikiran Allport

bahwa tempramen tidak memiliki banyak modikasi karena berkaitan

dengan konstitusi tubuh yang dibawa sejak lahir.

Tempramen dalam Islam dikenal dengan istilah al-thab‟u (tabiat)

keduanya ekuivalen. Namun, di dalam Al-Quran dijelaskan bahwa

tabiat mengarahkan kepada perbuatan baik dan buruk yang kemudian

menuntun manusia untuk menghindari perilaku tersebut105

104Abdul Mujib, Op.cit, h. 80 105Abdul Mujib, Teori Kepribadian dalam Perspektif Psikologi Islam Edisi Pertama,

Op.Cit., h. 45

Page 71: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

58

Dengan demikian teori disposisi dalam perspektif pendidikan Islam

ialah akhlak, karena akhlak adalah bagian dari lingkup

kepribadian.yang sesuai dengan pedoman pendidikan Islam yakni Al-

Quran dan Hadits. Dikarenakan bersifat dinamis, dari sinilah

pendidikan memiliki peranan untuk membentuk sifat-sifat yang sesuai

dengan nilai-nilai Islam

Adapun yang termasuk dengan intensi pada teori disposisi adalah

harapan keinginan, ambisi dan cita-cita yang turut mempengaruhi sifat,

sikap, tindakan dan pandangan seseorang yang kemudian tercermin

melalui akhlak seseorang.

C. Perkembangan Kepribadian dari Perspektif Islam

Islam mengakui adanya struktur roh yang dapat bereksistensi dengan

sendirinya, sekalipun tanpa jasa. Karena itu, perkembangan psikis manusia

di dalam al-Quran tidak semata-mata diawali dari sinergi antara roh dan

jasad. Tetapi terdapat fase sebelum dan sesudahnya sekalipun fase terseu

tidak dapat ditelaah secara empiris. Fase perkembangan manusia yaitu :

1. Fase pra konsepsi

Merupakan fase perkembangan manusia sebelum masa

pertumbuhan sperma dan ovum. Adapun asumsi adanya fase ini

adalah: pertama al-quran menganjurkan seseorang untuk menikah

untuk melestarikan keturunan. Kelestarian keturunan ini menjadi

pertumbuhan dan perkembangan manusia . kedua : roh manusia telah

tercipta sebelum jasad tercipta

2. Fase pra-natal

Yaitu fase perkembangan manusia yang dimulai dari pertumbuhan

sprma dan ovum sampai masa kelahiran secara fisik, fase ini dibagi

empat, yaitu; pertama, fase nutfah (zigot) yangdimulai sejak

pembuahan sampai usia 40 hari dalam kandungan;kedua, fase alaqah

(embrio) selama 40 hari; ketiga, fase mudhghah(janin) selama 40 hari;

dan keempat, fase peniupan roh ke dalam janinsetelah genap empat

bulan, yang mana janin manusia telah terbentuksecara baik.

Page 72: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

59

3. Fase Neo-natus

Fase ini dimulai kelahiran sampai kira-kira minggu

keempat.Upaya-upaya pengembang kepribadian pada fase ini yang

dilakukanoleh orang tua yaitu; pertama, membacakan azan di telinga

kanan danmembacakan iqamah di telinga kiri ketika anak baru

dilahirkan (HRal-Turmudzi). Kedua, memotong aqiqah dua kambing

untuk bayi lakilakidan seekor kambing untuk bayi perempuan. Ketiga,

memberinama yang baik, yaitu nama yang secara psikologis

mengingatkan atauberkolerasi dengan perilaku yang baik. Keempat,

memberikan ASIsampai usia dua tahun.

4. Fase Kanak-kanak (al-thifl)

Merupakan fase yang dimulai usia sebulan sampai usia sekitartujuh

tahun. Dalam kamus bahasa Arab, kata thifl memiliki maknayang sama

dengan shabi, yaitu mulai masa neo-natus sampai padamasa polusi

(mimpi basah).

5. Fase Tamyiz

Fase tamyiz, yaitu fase di mana anak mulai mampu

membedakanyang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah.

Fase ini dimulaiusia sekitar 7 tahun sampai 12 tahun.

6. Fase Baligh

Fase baligh, yaitu fase di mana usia anak telah sampai dewasa.Usia

ini anak telah memiliki kesadaran penuh akan dirinya, sehinggaia

diberi beban tanggung jawab (taklif), terutama tanggung jawab106

106Muhammad Tohirin, “Studi Komparatif Teori Kepribadian Menurut Al-Ghazali dan

Sigmund Freud”, Skripsi pada UIN Walisongon, Semarang, 2018, h. 23.

Page 73: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori disposisi Gordon W.Allport adalah salah satu rujukan dari

banyaknya teori-teori kepribadian yang menjadi rujukan untuk

memahami dan menambah wawasan terkait disposisi (sifat) yang dimiliki

oleh setiap individu . Disposisi adalah bangunan dasar dari sebuah

kepribadian dan karakter, untuk itu sifat sangat berperan

dengansegalasesuatunyabaikdalam intensi (keinginan pada masa depan)

seperti ambisi, cita-cita, dan rencana-rencana seseorang.

Dikarenakansifatadalahcerminantingkahlaku.

Terlepas dari pada itu sifat memiliki perkembangan-perkembangan

fungsi diri yang disebut sebagai proprium yang masih berkaitan dari

kepribadian. Dan juga otonomi fungsional yang menekankan kepada

motif-motif yang dimiliki individu untuk mencapai dorongan dasar.

Dengan demikian semuanya saling berintegrasi. Dalam perspektif

pendidikan Islam teori disposisi termasuk kedalam akhlak (karakter),

karena akhlak adalah disposisi batin individu.

B. Saran

Penulis berharap penelitian ini menjadi sumbangan pemikiran yang

baru untuk menambah wawasan dan menjadi manfaat untuk siapapun.

Penulis menyadari betul bahwa penelitian ini masih jauh dari kata

sempurna untuk itu adapun saran-saran yang dapat penulis berikan yaitu :

1. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk lebih memperdalam

analisisnya untuk menciptakan hasil yang beragam dalam

khazanah pendidikan Islam

2. Diharapkan kepada para pendidik untuk dapat mengidentifikasi

perkembangan sifat peserta didik guna sesuai dengan nilai baik

yang sesuai dengan tujuan pendidikan Islam

Page 74: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

61

3. Diharapkan kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan

potensi-potensi yang ia miliki sesuai dengan tujuan pendidikan

Islam agar menjadi insan kamil.

Page 75: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

62

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Rineka Cipta,

2007.

Aliyah, Rizda Nurul. “Nilai-Nilai Moral Islamidalam Kumpulan

CeritaBergambar”. SkripsipadaUniversitasIslam

NegeriWalisongodiaksespada 25 Januari 2020

Assegaf, Ulum. KepribadianMenurut Gordon WilliardAllport, http://academia.edu

, diaksespadatanggal 12 April 2019.

Baharuddin. Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis Terhadap Fenomena.

Jogjakarta : Ar-Ruz Media, 2016.

Basrowi dan Suwandi.Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka Cipta,

2008.

Calvin S. Hall&Lindzey. Teori-Teori Sifat dan Behavioristik Allport Sheldon

Catell Dollard Miller dan Skinner.Yogyakarta :Kanasius, 2005.

Damsar.Pengantar Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media

Group, 2012.

Daulay, Haidar Putra. Pendidikan Islam dalam Mencerdaskan Bangsa,

Jakarta: Rineka Cipta, 2012.

Daulay, Nurussakinah. Pengantar Psikologi dan Pandangan Al-Quran tentang

Psikologi. Jakarta: Prenadamedia group, 2014.

Dosen Psikologi, Prinsip Teori Kepribadian Alfred Adler, 2019,

http://dosenpsikologi.com diakses pada tanggal 27 Oktober 2019.

Dosen Psikologi.“4 Teori skinner dalam Psikologi Kepribadian”. 2018.

http://dosenpsikologi.com diakses pada tanggal 12Desember 2019.

Duane, Szchultzdan Szhultz Sydney Allen, The Theories of Personality. USA:

Thomson Learning, 2005.

Dwi, Oktarosada. “Implementasi Pendidikan karakter pada Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam”, Skripsipada UniversitasIslam Negeri Raden

Intan, Lampung. 2017.

Page 76: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

63

Fatmawati. “ Peran Keluarga Terhadap Pembentukan Kepribadian Islam Bagi

Remaja”.https://media.neliti.com,diakses pada tanggal 3 November 2019

jam 21.50

Feist, J dan Gregory J Feist, Teori Kepribadian edisi 7. Jakarta : Salemba

Humanika, 2011.

Fida, Nisa.“Psi Kepribadian”. www.academia.edu , diaksespadatanggal 27 Januari

2020.

Friedman, Howard S dan Miriam W Shucstask. Kepribadian Teori Klasik dan

Modern. Jakarta : Penerbit Erlangga 2000.

Hasanah, “Ciri-CiriKepribadian,” SkripsiPadaUniversitasWidyatama, Bandung,

2016.

Hasbi, Muhammad. Konsep Jiwa dan Pengaruhnya dalam Kepribadian

Manusia,Jurnal Studi Ilmu-Ilmu al-Quran dan Hadits. Vol. 17, No. 1,

Januari 2016.

Ibrahim, SitiRahmaniah, “TeoriKepribadian”. http://academia.edu,

diakespadatanggal 25 September 2019.

Istiqomah, Neina Qonita. “Psikologi Kepribadian

II”,http://Technurlogy.wordpress.com, Bandung, 10 Januari 2011.

Kadir, Abdul, dkk. Dasar-Dasar Pendidikan Islam, Jakarta: Kharisma, 2012.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. http://kbbi.kemdikbud.go.id ,diakses pada

tanggal 25 Juli 2019.

Kartono, Kartini. Teori Kepribadian. Bandung: Mandar Maju, 2005.

Khorina, NelladanAnas Rohman. Psikologi Kepribadian dalam Pendidikan

Madrasah. Jurnal Pendidikan Agama Islam Universitas Wahid Hasyim

Volume 6, No. 1 Juni 2018.

King, Laura A. Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta : Salemba

Humanika, 2010.

Korohama, Katharina E.P. “Psikologi Individual Gordon Allport”.

http://academia.edu, diakses pada tanggal 5 Agustus 2019.

Kusmayadi,Ilham. “Mantan Dekan IPB Curhat Anaknya dibully Karena Jujur

Mengerjakan UN”, Merdeka.com. 11 April 2017.

Page 77: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

64

Laksana, Sigit Dwi. “Integrasi Empat Pilar Pendidikan (UNESCO) dan Tiga

Pilar Pendidikan Islam”. Universitas Muhamadiyah Ponorogo

Muhammad, Sumatri, “Modul Pengantar Pendidikan”, 2015.

Mujib, Abdul. IlmuPendidikan Islam. Jakarta: PenerbitKencana, 2017.

Mujib, Abdul. Teori Kepribadian Perspektif Psikologi Islam Edisi Kedua. Jakarta

: PT RajaGrafindo Persada, 2017.

Mukholis, Agus Novel. Dinamika Kepribadian dan Aktivitas Ritualistik Pelaku

Sufisme Perkotaan”. Skripsipada IAIN Tulungagung, 2015.

Nasr, Sayyed Hossein. Sufism and the Integration of Man dalam C. malik (Ed.).

God and Man in Contemporary Islamic Thought. Beirut: American

University of Beirut, Contennial Publication, 1972.

Purnama Yudha, “Trait Approach”, 2013, http://pranamayudha.wordpress , diakes

pada tanggal 12Desember 2019.

Purnamansyah, Pendidikan Karakter dalam Pandangan Pendidikan Islam, Skripsi

Universitas Muhamadiyah Surakarta, 2014.

QS. As-Syams: 8-10. Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya.

Bandung: Diponegoro, 2010.

Rahayu, Iin Tri. Psikoterapi Perspektif Islam dan Psikologi Kontemporer.

Malang: UIN Malang Press, 2009.

Salim, Moh Haitamidan Syamsul Kurniawan. Studi Ilmu Pendidikan Islam.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.

Samrin, Pendidikan Karakter Sebuah Pendekatan Nilai, Jurnal Al-Ta‟dib

Volume.9, No. 1 Januari 2016

Silahudin,Agus. Perbandingan Konsep Kepribadian Menurut Barat dan Islam,Al-

Fikra Jurnal Ilmiah KeIslaman, Vol.17, No.2, Juli-Desember 2018.

SL Agustina, “Efektifitas Bimbingan Konseling Islam Terhadap Motivasi Belajar

Anak di Yayasan Ummi fadhilah Surabaya”, Skripsi pada UIN Sunan

Ampel ,14 Juli 2017.

Sodiq,Akhmad. Prophetic Character Building. Jakarta: Penerbit Kencana, 2018.

Sudrajat, Ajat. “Pendidikan Moral dalamPerspektif Islam”. IlmuSejarah FISE

UNY diaksespadatanggal 25 Januari2020.

Page 78: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

65

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :

ALFABETA cv 2016.

Sujanto, Agusdkk. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.

Suryabrata, Sumadi. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2015.

Tanis, Hibur. Pentingnya Pendidikan Character Building dalam Membentuk

Kepribadian Manusia, Jurnal Humaniora Vol.4 No. 2 Oktober 2013.

Terintegrasi dalam Perkuliahan dan Pengembangan Kultur Universitas,

Yogyakarta: UNY Press, 2010.

Tohirin, Muhammad. Studi Komparatif Teori Kepribadian Al l-Ghazali dan

Sigmund Freud , Skripsi pada Universitas Islam Nengeri Walisongo, 2018.

Uhbiyati, Nur.Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Islam,Semarang: PT IAIN

Walisongo, 2012.

Umar, Bukhari.Hadits Tarbawi Pendidikan dalam Perspektif Hadits,

Jakarta: Amazah, 2012.

Undang-undangSisdiknas No. 20 Tahun

2003http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-

content/upload/2016/08/UU.no.20_th_200_pdf, diaksestanggal 7 Juli 2019.

Universitas Psikologi, Teori Psikologi Kepribadian Allport,

http://academia.edudiakses26 Desember 2019

Wahyudin, Dinn. “Pengantar Pendidikan”. Skripsi pada Universitas Terbuka,

Jakarta, 2008.

Widi, Restu Kartiko. Asas Metodologi Penelitian.Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.

Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2008.

Zuchdi, Darmiyati.Pendidikan Karakter dengan Pendekatan Komprehensif:

Page 79: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

66

Page 80: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

67

Page 81: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

68

Page 82: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

69

Page 83: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

70

Page 84: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

71

Page 85: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

72

Page 86: TEORI DISPOSISI GORDON W. ALLPORT DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51839... · 2020. 8. 12. · A. Biografi Gordon Williard Allport.....59 B

73