skenario1blok12 jeje

10
Bagaimana anatomi, histologi, dan fisiologi organ yang terkait? 1. Anatomi Tulang panjang (long bone). Misalnya: femur, tibia, fibula, ulna, dan humerus (daerah batas disebut diafisis dan daerah yang berdekatan dengan garis epifisis disebut metafisis). Tulang pendek (short bone). Misalnya: tulang-tulang karpal. Tulang pipih (fist bone). Misalnya: tulang parietal, iga, skapula, dan pelvis. Tulang takberaturan (irregular bone). Misalnya: tulang vertebra. Tulang sesamoid. Misalnya: tulang patella. Tulang sutura (sutural bone). Terdapat pada atap tengkorak.

Upload: api-rosela-alfi

Post on 06-Nov-2015

229 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

aaa

TRANSCRIPT

Bagaimana anatomi, histologi, dan fisiologi organ yang terkait?1. Anatomi Tulang panjang (long bone).Misalnya: femur, tibia, fibula, ulna, dan humerus (daerah batas disebut diafisis dan daerah yang berdekatan dengan garis epifisis disebut metafisis). Tulang pendek (short bone). Misalnya: tulang-tulang karpal. Tulang pipih (fist bone).Misalnya: tulang parietal, iga, skapula, dan pelvis. Tulang takberaturan (irregular bone).Misalnya: tulang vertebra. Tulang sesamoid.Misalnya: tulang patella. Tulang sutura (sutural bone). Terdapat pada atap tengkorak.

2. HistologiSecara histologis, pertumbuhan tulang terbagi dalam: Tulang imatur (non-lamelar bone, woven bone, fiber bone). Terbentuk pada perkembangan embrional dan pada usia 1 tahun tidak terlihat lagi. Tulang imatur mengandung jaringan kolagen. Tulang matur (mature bone, lamelar bone). Tulang kortikal (cortical bone, dense bone, compacto bone). Tulang trabekuler (cancellous bone, trabecular bone, spongiosa). Periosteum Seluruh tulang diliputi oleh lapisan fibrosa yang disebut periosteum (Gambar hlm. 14), yang mengandung sel-sel yang dapat berproliferasi dan berperan dalam proses pertumbuhan transversal tulang panjang. Kebanyakan tulang panjang mempunyai arteria nutrisi. Lokasi dan keutuhan dari pembuluh-pembuluh inilah yang menentukan berhasil atau tidaknya proses penyembuhan suatu tulang yang patah pada saat mengalami kerusakan.

3. Fisiologi OsteoblasMembangun tulang dengan membentuk kolagen tipe I dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan osteoid melalui suatu proses yang disebut osifikasi. OsteositAdalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat. OsteoklasAdalah sel-sel besar berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat diabsorpsi.

LO :Sarcoma ewing:Manifestasi klinis:1. Lokal Nyeri dan bengkak pada daerah femur atau pelvis, meskipun tulang lain dapat juga terlibat. Masa tulang dan jaringan lunak didaerah sekitar tumor sering dan bisa teraba fluktuasi dan terlihat eritema yang berasal dari perdarahan dalam tumor. 2. Sistemik Lesu Lemah Berat badan menurun Demam kadang terjadi Dapat ditemukan adanya masa paru yang merupakan metastase. Tanda dan gejala yang khas adalah : Nyeri benjolan Nyeri tekan Demam (38-400C) Leukositosis (20.000 sampai 40.000 leukosit/mm3)

Penegakkan diagnosis:1. Pemeriksaan fisik Keadaan umum dan status gizi penderita Pemeriksaan Nodus limfatikus, meliputi : jumlah, konsistensi, nyeri tekan dan distribusinya baik pada daerah servikal, supraklavikula, axilla serta inguinal harus dicatat. Pada pemeriksaan dada, mungkin didapatkan bukti adanya efusi pleura dan metastase paru, misal penurunan atau hilangnya suara napas, adanya bising gesek pleura pada pemeriksaan paru-paru. Pemeriksaan perut, adanya hepato-splenomegali, asites dan semua massa abdomen harus digambarkan dengan jelas. Pemeriksaan daerah pelvis, bisa dilakukan palpasi untuk mengetahui adanya massa, atau daerah yang nyeri bila ditekan. Pemeriksaan ekstremitas, meliputi pemeriksaan skeletal termasuk test ruang gerak sangat diperlukan. Pemeriksaan system saraf menyeluruh harus dicatat dengan baik. 2. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan darah : Pemeriksaan darah rutin. Transaminase hati. Laktat dehidrogenase. Kenaikan kadar enzim ini berhubungan dengan adanya atau berkembangnya metastase. Pemeriksaan radiologis : Foto rontgen. CT scanPada daerah yang dicurigai neoplasma (misal : pelvis, ekstremitas, kepala). Bila ada gejala neorologis, CT scan kepala juga sebaiknya dilakukan. Pemeriksaan invasif : Biopsi dan aspirasi sumsum tulang. Aspirasi dan biopsi sample sumsum tulang pada jarak tertentu dari tumor dilakukan untuk menyingkirkan adanya metastase. Biopsi. Biopsi insisi atau dengan jarum pada massa tumor sangat penting untuk mendiagnosis Ewings Sarkoma. Jika terdapat komponen jaringan lunak, biopsi pada daerah ini biasanya lebih dimungkinkan.Penatalaksanaan:Metode pengobatan untuk Sarkoma Ewing antara lain : Amputasi Coley toxin Nitrogen mustard Kombinasi antara radiasi dan operasi atau kombinasi kemoterapi dan operasiSetelah ditemukan metode terapi dengan menggunakan radiasi, terapi Sarkoma ewing dengan metode amputasi hampir tidak pernah dilakukan lagi. Sekarang terapi dengan menggunakan radiasi menjadi pilihan utama untuk pegobatan Sarkoma Ewing. Selain itu khemoterapi juga terbukti meningkatkan 5 years survival rate. Prognosis: Sebelum khemoterapi digunakan untuk terapi Sarkoma Ewing, prognosa tumor ini sangat buruk. Pasien dengan Ewing Sarkoma biasanya akan meninggal dalam 2 tahun setelah onset, sebagian lagi meninggal dalam 1 tahun satelah onset. Rekurensi dan metastasis dilaporkan kira-kira 5-10 tahun setelah onset timbul nya tumor tersebut. Ewing Sarkom paling sering bermetastasis ke tulang lain dan ke paru. Pasien yang hanya diberikan khemoterapi 5 year survival rate nya hanya 11 %, sedangkan pasien yang di operasi dan diberikan radioterapi 18 %.

Noor Helmi, Zairin. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta :Salemba