propsal myrc

Upload: achoonk-ramadhan

Post on 16-Oct-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ini dokumen mengenai proposal penelitian

TRANSCRIPT

  • HUBUNGAN KONSUMSI FAST FOOD DENGAN KEJADIAN OBESITAS

    PADA REMAJA

    Proposal Penelitian Multisenter

    Thesa Aryanti 0810312096

    Erikha 0810312102

    Lola Rahmadhesi 0810312072

    Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

    Badan Analisis dan Pengembangan Ilmiah Nasional Ikatan Senat

    Mahasiswa Kedokteran Indonesia (BAPIN-ISMKI)

    2011

  • HALAMAN PENGESAHAN

    Judul Proposal : Hubungan Konsumsi Fast Food dengan Kejadian Obesitas

    pada Remaja

    Nama peneliti : Thesa Aryanti 0810312096

    Erikha 0810312102

    Lola Rahmadhesi 0810312072

    Institusi : Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

    telah dibaca dan disetujui pada tanggal 1 Juni 2011.

    Ketua Tim Peneliti, Ketua MRC,

    Thesa Aryanti Muhammad Iqbal

    0810312096 0810312103

    Disetujui oleh,

    Dosen Pembimbing

    Prof. dr. Fadil Oenzil, Ph.D., Sp.GK

    NIP. 194806121976021001

    Diketahui oleh,

    Pembantu Dekan III,

    Dr. dr. Afriwardi, Sp.KO

    NIP. 196704211997021001

  • PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini, atas nama tim peneliti menyatakan

    bahwa penelitian yang akan kami lakukan, dengan judul Hubungan Konsumsi

    Fast Food dengan Kejadian Obesitas pada Remaja, adalah kerja/karya sendiri,

    dan bukan merupakan jiplakan dari hasil kerja/karya orang lain, kecuali kutipan

    yang sumbernya dicantumkan. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa

    pernyataan ini tidak benar, maka status orisinalitas penelitian kami akan

    ditangguhkan.

    Padang, 1 Juni 2011

    Atas Nama Tim Peneliti,

    Thesa Aryanti

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia

    Nya, kami dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul Hubungan

    Konsumsi Fast Food dengan Kejadian Obesitas pada Remaja. Proposal

    penelitian ini kami susun dalam rangka mengikuti Lomba Proposal Penelitian

    Multisenter BAPIN-ISMKI dalam Temu Ilmiah Nasional (TEMILNAS) 2011.

    Selama proses penyusunan proposal penelitian, kami menghadapi berbagai

    rintangan dan kesulitan. Namun, akhirnya semua itu dapat kami atasi. Proses

    penyusunan proposal penelitian ini pun banyak mendapatkan dukungan dari

    berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan

    terima kasih kepada seluruh civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas

    Andalas, khususnya dosen pembimbing kami Prof. dr. Fadil Oenzil, Ph.D.,

    Sp.GK, dan Unit Kegiatan Mahasiswa Medicalstudent Research Center (MRC)

    KM FK UNAND yang telah memberikan arahan dalam penyusunan proposal

    penelitian ini.

    Segala upaya maksimal telah kami lakukan. Besar harapan kami agar proposal

    penelitian ini dapat diterima dan dilaksanakan sebagai bentuk kontribusi kami

    pada pengembangan ilmu pengetahuan dan juga sebagai bentuk kepedulian kami

    terhadap permasalahan gizi di Indonesia, khususnya masalah obesitas.

    Padang, 1 Juli 2011

    Tim Peneliti

  • DAFTAR ISI

    Halaman Judul i

    Halaman Pengesahan ii

    Pernyataan Orisinalitas Penelitian iii

    Kata Pengantar iv

    Daftar Isi v

    Daftar Tabel vii

    BAB 1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang 1

    1.2 Rumusan Masalah 2

    1.3 Tujuan Penelitian 3

    1.4 Manfaat Penelitian 3

    1.5 Orisinalitas 3

    BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Landasan Teori 5

    2.1.1 Obesitas pada Remaja 5

    2.1.2 Fast Food 9

    2.1.3 Hubungan Konsumsi Fast Food dengan Obesitas pada 11

    Remaja

    2.2 Kerangka Teori 12

    2.3 Kerangka Konsep 13

    2.4 Hipotesis Penelitian 13

    BAB 3. METODE PENELITIAN

    3.1 Ruang Lingkup Penelitian 14

    3.2 Desain Penelitian 14

    3.3 Indentifikasi Variabel Penelitian 14

    3.4 Definisi Operasional 14

    3.5 Subjek Penelitian 18

  • 3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 18

    3.7 Sampel Penelitian 18

    3.8 Instrumen Penelitian 19

    3.9 Cara Pengumpulan Data 24

    3.10 Pengolahan dan Teknik Analisis Data 26

    Daftar Pustaka

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Meta Analisis Hubungan Konsumsi Fast Food dengan 4

    Kejadian Obesitas

    Tabel 2 Klasifikasi BMI 9

    Tabel 3 Komposisi Fast Food 11

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Obesitas pada remaja merupakan salah satu masalah kesehatan yang mulai

    menjadi sorotan dunia. Hal ini terkait dengan adanya peningkatan prevalensi

    obesitas di berbagai negara, termasuk negara-negara berkembang. Di India,

    berdasarkan National Family Health Survey III tahun 2005, diperkirakan

    terdapat sekitar 13% remaja perempuan mengalami overweight atau

    obesitas.1 Sedangkan di Indonesia, dari data Riset Kesehatan Dasar tahun

    2007, kasus obesitas pada remaja mencapai angka 13,9% pada laki-laki dan

    23,8% pada perempuan.2 Angka ini jauh di atas prevalensi obesitas remaja

    pada tahun 1992 menurut SUSENAS, yaitu 6,3% pada laki-laki dan 3,8%

    pada perempuan.3

    Remaja adalah subjek penting dalam permasalahan obesitas sehubungan

    dengan perubahan pola makan yang rentan terjadi pada masa tersebut.

    Menurut Rolfes dan Whitney, sosialisasi dengan teman sebaya berpengaruh

    terhadap kebiasaan makan remaja. Hal ini terkait dengan sifat remaja high

    curiousity dan high sense of solidarity in peer group, yang menjadikan

    remaja semakin mudah terpengaruh oleh teman sebaya, terlebih lagi dengan

    adanya kebebasan (autonomy) untuk memilih makanan yang akan

    dikonsumsi.4 Remaja juga cenderung membandingkan diri mereka sendiri

    dengan teman sebayanya (role model) sehingga mereka akan mengubah

    pola makan sebagai bentuk penyesuaian diri.5

    Globalisasi industri fast food merupakan salah satu kunci penyebab

    terjadinya perubahan life style dalam masyarakat.6 Dengan pelayanan yang

    dimiliki restoran cepat saji, seperti pelayanan yang cepat dan ramah, serta

    desain interior yang menarik, restoran fast food dinilai mampu memberikan

  • rasa nyaman dan prestise tersendiri bagi pelanggannya. Terlebih lagi,

    dengan konsep terbaru yang ditawarkan, yaitu delivery dan drive-through

    windows, pelayanan yang diberikankan restoran cepat saji menjadi semakin

    efisien bagi pelanggan.7 Tidak hanya masyarakat umum, remaja juga

    mendapatkan pengaruh dengan adanya restoran cepat saji ini. Penelitian di

    Semarang memperlihatkan bahwa remaja dapat mengkonsumsi fast food

    rata-rata satu hingga dua kali dalam seminggu, dan mereka umumnya

    berasal dari siswa SMP dan SMA dengan kelas ekonomi menengah ke atas.8

    Dengan adanya need of prestige and self esteem yang terjadi selama fase

    remaja,4 fast food cenderung menjadi makanan pilihan remaja.

    5

    Hubungan antara penambahan berat badan dan pola konsumsi fast food,

    terkait dengan kejadian obesitas, merupakan suatu pertanyaan empiris yang

    masih diperdebatkan. Belum ada bukti yang jelas yang mendukung adanya

    hubungan sebab akibat antara konsumsi fast food dengan obesitas,5 terkait

    dengan adanya faktor determinan lain yang berpengaruh, yaitu faktor

    genetik, faktor lingkungan, dan pengeluaran energi.9 Terlebih lagi dengan

    adanya sedentary life style akibat perkembangan sosial ekonomi dan

    teknologi, sehingga aktivitas fisik semakin berkurang. Walaupun sebagian

    besar literatur epidemiologi menemukan bukti adanya korelasi positif antara

    konsumsi fast food dengan obesitas,5 hubungan antara konsumsi fast food

    dengan kejadian obesitas pada remaja Indonesia masih belum banyak

    dilakukan.

    1.2 Rumusan Masalah

    1. Apakah terdapat hubungan antara konsumsi fast food dengan kejadian

    obesitas pada remaja?

    2. Dari beberapa faktor determinan obesitas, seberapa besarkah hubungan

    konsumsi fast food dengan kejadian obesitas pada remaja?

  • 1.3 Tujuan Penelitian

    1. Mengetahui hubungan antara konsumsi fast food dengan kejadian

    obesitas pada remaja.

    2. Mengetahui besarnya hubungan antara konsumsi fast food dengan

    kejadian obesitas pada remaja terkait dengan faktor determinan lain yang

    mempengaruhinya.

    1.4 Manfaat Penelitian

    a. Aspek teoritis

    Memberikan dasar informasi ilmiah tentang hubungan konsumsi fast

    food dengan kejadian obesitas pada remaja.

    b. Aspek aplikatif

    - Skrining aktivitas fisik dan konsumsi energi remaja.

    - Bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

    1.5 Orisinalitas

    Beberapa penelitian mengenai hubungan konsumsi fast food dengan

    kejadian obesitas telah dilakukan seperti terlihat pada tabel 1. Namun,

    penelitian yang akan peneliti lakukan berbeda dengan penelitian-penelitian

    sebelumnya karena dilakukan di beberapa kota di Indonesia, pada remaja

    usia 15-17 tahun untuk menilai hubungan antara kejadian obesitas dan

    konsumsi fast food, dengan mempertimbangkan faktor-faktor determinan

    lain.

  • Tabel 1. Meta Analisis Hubungan Konsumsi Fast Food dengan Kejadian Obesitas

    Peneliti, Lokasi,

    Tahun Judul Variabel Hasil Penelitian Lain-Lain

    Khomsiyah Kartika

    Dewi,8 Semarang,

    1998

    Pola Konsumsi

    Fast Food dan

    Status Gizi Remaja

    Pengunjung

    Beberapa Restoran

    Fast Food di

    Semarang.

    Konsumsi

    fast food,

    konsumsi

    energi, dan

    status gizi.

    Ada hubungan

    antara konsumsi

    fast food dengan

    status gizi

    remaja.

    Subjek usia 13-18

    tahun, dilakukan

    dengan cross sectional

    study.

    Padmiari dan Hadi,10

    Bali, 2001

    Konsumsi Fast

    Food sebagai

    Faktor Risiko

    Obesitas pada

    Anak SD.

    WHZ score

    dan

    konsumsi

    fast food.

    Konsumsi fast

    food

    mempengaruhi

    risiko terjadinya

    obesitas.

    Subjek usia 6-12 tahun,

    dilakukan dengan case

    control study, sampel

    69 orang kasus dan 69

    orang kontrol.

    Mahdiah dkk,6

    Yogyakarta, 2003

    Prevalensi Obesitas

    dan Hubungan

    Konsumsi Fast

    Food dengan

    Kejadian Obesitas

    pada Remaja.

    Konsumsi

    fast food,

    dan IMT,

    karakteristik

    subjek.

    Ada perbedaan

    banyaknya jenis,

    frekuensi, dan

    konsumsi energi

    antara kasus

    dengan kontrol.

    Subjek usia 10-15

    tahun, dilakukan

    dengan cross sectional

    dan case control study,

    sampel 140 orang kasus

    dan 140 orang kontrol.

    G. Virgianto

    A.A.P,11

    SMA 3

    Semarang, 2005

    Konsumsi Fast

    Food sebagai

    Faktor Risiko

    Obesitas pada

    Remaja.

    Konsumsi

    fast food,

    IMT,

    aktivitas

    fisik, dan

    ekonomi.

    Siswa dengan 6% energinya

    berasal dari

    makanan cepat

    saji, 4,2 kali

    lebih mungkin

    menjadi gemuk.

    Subjek usia 15-17

    tahun, dilakukan

    dengan case control

    study, sampel 69 orang

    kasus dan 69 orang

    kontrol.

    Eunkyung Park,12

    Minnesota, 2008

    Overweight Youth

    in Minnesota, Their

    Eating Habits, and

    Physical Activity.

    BMI,

    physical

    activity, dan

    eating

    habits.

    Physical

    inactivity dan

    pola makan

    yang tidak sehat

    berhubungan

    dengan kejadian

    obesitas.

    Subjek usia 13 dan 18

    tahun, dilakukan

    dengan cross sectional

    study.

    Fortin dan Yazbeck,5

    Montreal Canada,

    2011

    Peer effects, Fast

    Food Consumtion

    and Adolescent

    Weight Gain.

    Peer effect

    model, fast food

    consumption,

    BMI.

    Terdapat

    korelasi positif

    antara konsumsi

    fast food dengan

    BMI.

    Subjek usia 11-16

    tahun, dilakukan

    dengan cross sectional

    study.

  • BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Landasan Teori

    2.1.1 Obesitas Pada Remaja

    Obesitas adalah suatu bentuk terganggunya status gizi seseorang yang

    jumlah asupan mikronutrien kurang dari jumlah yang diperlukan tubuh

    sedangkan konsumsi makronutriennya, seperti karbohidrat dan lemak,

    berlebih.13

    Obesitas merupakan penimbunan lemak yang berlebihan pada

    jaringan subkutan dan jaringan lainnya di seluruh tubuh.14

    Obesitas biasanya

    disebabkan oleh intake makanan yang berlebihan secara masif sehingga

    terjadi pemasukan energi yang melebihi kebutuhan tubuh untuk keperluan

    metabolisme dasar.14-15

    Remaja adalah suatu masa transisi dari masa anak ke dewasa yang ditandai

    dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. Ada

    beberapa macam definisi dari remaja. Buku pediatri umumnya

    mendefinisikan remaja apabila telah mencapai umur 10 sampai 18 tahun

    untuk perempuan dan 12 sampai 20 tahun untuk laki-laki.16

    Menurut WHO,

    batasan usia remaja adalah 12 sampai 14 tahun. Menurut Departemen

    Kesehatan RI, remaja adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun dan

    belum kawin. Sedangkan menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan

    Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10 sampai 21

    tahun.

    Berdasarkan perkembangan psikososial, remaja dibagi menjadi tiga periode,

    yaitu remaja awal, remaja menengah, dan remaja akhir: 16-17

  • a. Remaja awal, usia 10-14 tahun

    Karakteristik remaja awal adalah mengalami percepatan pertumbuhan

    fisik dan seksual. Pada masa ini, penerimaan kelompok sebaya sangat

    penting sehingga terjadi peningkatan interaksi dengan kelompok

    sebaya, namun sebaliknya terjadi pemisahan diri terhadap keluarga.

    b. Remaja menengah, usia 15-17 tahun

    Masa ini adalah saat berkembangnya kesadaran terhadap identitas diri.

    Periode ini merupakan saat terjadinya pergolakan tekanan seksual dan

    sosial sehingga mereka berusaha diterima dan mendapat dukungan dari

    lingkungan sekitar, termasuk teman sebaya dan orang tua.

    c. Remaja akhir, usia 18-21 tahun

    Periode ini ditandai dengan kematangan dan kesiapan menuju tahap

    kedewasaan. Mereka lebih fokus pada masa depan, baik dalam bidang

    pendidikan, pekerjaan, seksual, dan individu. Karakteristik remaja akhir

    umumnya sudah merasa nyaman dengan nilai dirinya, pengaruh teman

    sebaya sudah berkurang, serta bersiap untuk berperan sebagai orang

    dewasa.

    Obesitas pada remaja merupakan peningkatan akumulasi lemak dan massa

    tubuh yang terjadi pada remaja. Hal ini dikaitkan dengan naiknya kadar

    insulin plasma, lipid darah, dan lipoprotein, serta perubahan jumlah jaringan

    lemak tubuh yang mengalami penambahan pada masa remaja.

    Ketidakseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran energi total pada

    remaja dapat mengakibatkan terjadinya obesitas.15

    Obesitas dua kali lebih sering terjadi pada remaja dari pada dewasa sejak 30

    tahun yang lalu.9 Menurut data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar)

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007, prevalensi obesitas

    umum pada penduduk yang berumur 15 tahun keatas di Indonesia adalah

  • 19,1%. Untuk kategori berat badan lebih sebanyak 8,8% dan kategori

    obesitas sebanyak 10,3%.2

    Secara umum, ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya obesitas

    pada remaja :

    a. Genetik

    Anak yang salah satu orang tuanya menderita obesitas, 40% berpotensi

    menjadi obesitas. Jika kedua orang tuanya obesitas, anaknya berpotensi

    sekitar 80% mengalami kasus yang sama, dan hanya 10% anak yang

    berpotensi obesitas jika kedua orang tuanya tidak menderita obesitas.

    Ditemukannya leptin dan gen leptin memberi harapan bahwa gen yang

    bertanggung jawab terhadap obesitas bisa diidentifikasi. Defisiensi

    leptin dan reseptornya secara kongenital menyebabkan terjadinya

    deposisi selektif lemak dan hiperfagia berat yang berkontribusi terhadap

    obesitas.18

    Selain itu, predisposisi obesitas tampaknya terkait dengan

    interaksi kompleks antara sedikitnya 250 gen penyebab obesitas.19

    b. Lingkungan

    Faktor lingkungan yang mempengaruhi terjadinya obesitas di antaranya

    sosioekonomi, pengetahuan, dan faktor keluarga.9 Perubahan

    pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup, pola makan, serta

    peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah

    makanan yang dikonsumsi.3 Orang tua dengan sosioekonomi yang

    memadai berupa pendapatan yang cukup atau tinggi berpeluang

    memilih makanan atas pertimbangan prestise, seperti fast food,

    dibandingkan dengan kesehatan.

    c. Aktivitas fisik

    Menurunnya pemakaian energi untuk beraktivitas bisa menyebabkan

    ketidakseimbangan energi positif yang menimbulkan berat badan

    berlebihan. Risiko overweight dan obesitas berhubungan dengan

  • kurangnya aktivitas fisik akibat sebagian besar waktu dihabiskan untuk

    duduk, terutama saat menonton televisi dan bermain electronic games

    pada anak-anak dan remaja.20

    Pra remaja dan remaja awal 5,5 kali

    berpotensi menjadi obesitas jika mereka menonton televisi lebih dari 5

    jam per hari dibandingkan dengan yang menonton televisi selama 2 jam

    per hari.9

    d. Diet

    Perubahan diet pada remaja berpengaruh terhadap terjadinya obesitas,

    seperti konsumsi fast food, fried food, melewatkan sarapan pagi

    (breakfast skipping), dan makan malam sambil menonton televisi.

    Konsumsi fast food dan fried food terkait dengan kebiasaan makan di

    luar rumah pada remaja. Fast food merupakan makanan yang tinggi

    lemak dan rendah nutrisi.9 Fried food adalah makanan yang crunchy,

    aromatik, enak, dan tinggi lemak. Akibatnya, konsumsi fried food dapat

    meningkatkan intake makanan dengan densitas energi yang tinggi

    namun indeks kekenyangan (satiety index) yang rendah sehingga

    menginduksi terjadinya obesitas.21

    Breakfast skipping memiliki

    hubungan terhadap obesitas remaja berdasarkan salah satu penelitian

    terhadap anak-anak sekolah etnis Fijian yang mengalami overweight

    dan obesitas.22

    e. Jenis kelamin

    Menurut Himpunan Studi Obesitas Indonesia, pada tahun 2004 obesitas

    pada laki-laki meningkat menjadi 9,16% dan perempuan menjadi

    11,2%. Peningkatan prevalensi obesitas pada perempuan berkaitan

    dengan sensitivitas stres dan recovery terhadap stres yang cukup tinggi

    dan lama pada perempuan dari pada laki-laki sehingga terjadi

    perbedaan reward yang diatur oleh otak terhadap makanan yang

    dikonsumsi saat stres. Stres pada perempuan akan menginduksi untuk

    mengkonsumsi makanan yang lebih disukai, yaitu secara spesifik

  • adalah makanan yang manis, cemilan, dan tinggi lemak, sehingga

    menyebabkan peningkatan intake makanan berkaitan reward yang

    memicu terjadinya obesitas pada perempuan.23

    The World Health Organization (WHO) telah merekomendasikan Indeks

    Massa Tubuh (IMT) sebagai pengukuran baku status gizi pada anak dan

    remaja.24

    Indeks Massa Tubuh (IMT) penting untuk menentukan obesitas

    pada remaja. Indonesia memiliki standar baku pengukuran IMT berdasarkan

    International Obesity Task Force (IOTF) menurut kurva CDC 2000,25

    yaitu:

    Tabel 2. Klasifikasi BMI26

    Klasifikasi Rentangan Persentil

    Underweight < persentil ke-5

    Normal persentil ke-5 hingga < persentil ke-85

    Overweight persentil ke-85 hingga < persentil ke-95

    Obesitas persentil ke-95

    2.1.2 Fast Food

    Terminologi fast food dikenal pertama kali melalui kamus Merriam-Webster

    pada tahun 1951, yaitu makanan yang disiapkan dan disajikan secara

    cepat.27

    Fast food merupakan makanan cepat saji yang memiliki kalori,

    protein, lemak dan sodium yang tinggi, sedangkan vitamin A, C, E, kalsium,

    zat besi, dan asam folat serta serat relatif rendah.28

    Fast food memiliki karakteristik yang dapat menarik minat konsumen.

    Perusahaan fast food dari Amerika Serikat, seperti KFC dan Mc. Donald,

    memiliki delapan karakteristik yang disebut 8 Fs sebagai label

    perusahaan, yaitu fast, full, fresh, fried, family, fantasy, fordism, dan

    franchising. Fast, full, dan fresh berkaitan dengan makanan yang cepat saji

    dan mudah untuk didapatkan kapan pun dengan proses delivery. Fried

    merupakan makanan yang paling digemari, yaitu digoreng. Family dan

  • fantasy berhubungan dengan konsep keluarga dalam menikmati hidangan

    fast food. Fordism dan franchaising berbicara tentang peningkatan mutu dan

    upaya mendapatkan target pemasaran, seperti harga terjangkau dan iklan

    iklan menarik yang terutama ditujukan pada remaja.29

    Berbagai makanan

    yang tergolong fast food adalah ayam goreng, kentang goreng, hamburger,

    pizza, donat, dan lain-lain.11

    Bahaya fast food terhadap obesitas terkait dengan intake kalori yang

    melebihi kebutuhan sehingga timbul ketidakseimbangan energi dalam

    tubuh. Intake kalori total konsumen fast food sebesar 16,8% lebih besar dari

    non fast food pada remaja yang berusia 14 tahun hingga 19 tahun.

    Konsumen fast food mengkonsumsi total fat, saturated fat, karbohidrat, dan

    tambahan gula yang berlebihan, dengan buah dan serat yang sedikit.

    Densitas energi dan lemak yang tinggi ini menimbulkan intake kalori yang

    berlebihan.30

    Komposisi fast food secara keseluruhan disajikan dalam tabel

    berikut.

  • Tabel 3. Komposisi Fast Food 31

    Makronutrien dan Mikronutrien Fast food

    Energi (kkal)

    Protein (% kkal)

    Karbohidrat (% kkal)

    Lemak (% kkal)

    Serat (gr)

    Kalsium (mg)

    Besi (mg)

    Sodium (mg)

    Magnesium (mg)

    Potasium (mg)

    Fosfor (g)

    Zink (mg)

    Tiamin (mg)

    Riboflavin (mg)

    Niasin (mg)

    Asam Folat (mg)

    Vitamin B 6 (mg)

    Vitamin B 12 (g)

    Vitamin A (RE)

    Vitamin C (mg)

    Vitamin E

    2020

    19

    50

    31

    12

    896

    14

    3711

    248

    4018

    1350

    8,4

    1,8

    2

    27

    466

    1,8

    2,7

    1075

    329

    2.1.3 Hubungan Konsumsi Fast Food dengan Obesitas pada Remaja

    Masa remaja adalah fase perkembangan dinamis dalam kehidupan individu.

    Masalah self image dan status gizi sering ditemukan pada masa ini.16

    Makan

    di luar rumah dan jumlah kunjungan ke restoran fast food pun semakin

    meningkat di kalangan remaja. Remaja secara positif memiliki asosiasi

    ketertarikan terhadap fast food dengan alasan menyenangkan dan sosial. Hal

    ini berakibat terhadap peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada remaja

    sehingga menyebabkan obesitas.32

    Fast food memiliki kuantitas asam lemak

    tersaturasi dan asam lemak trans yang tinggi, serta memenuhi intake protein

    dan karbohidrat yang adekuat. Konsumsi fast food dapat meningkatkan

  • respon metabolik dan hormonal yang berkaitan dengan terjadinya obesitas

    pada remaja.33

    2.2 Kerangka Teori

    Genetik - Riwayat obesitas

    orang tua - Defisiensi leptin

    dan reseptornya

    - Gen penyebab obesitas

    Remaja - Self image - Prestise - Hubungan sosial

    Diet - Makan di luar rumah - Fast food - Fried food - Breakfast skipping

    Jenis Kelamin - Perempuan > laki-laki - Sensitivitas stres

    meningkat pada

    perempuan

    berhubungan dengan intake makanan

    Aktivitas Fisik

    - Aktivitas kurang - Penggunaan waktu

    luang dengan duduk

    terutama untuk

    menonton TV dan bermain electronic

    games

    High density food

    Lingkungan

    - Sosioekonomi - Pengetahuan - Faktor keluarga - Gaya hidup

    Fast Food

    Obesitas pada Remaja

  • 2.3 Kerangka Konsep

    Keterangan :

    : Variabel yang diteliti

    : Variabel yang tidak diteliti

    Variabel bebas : Konsumsi fast food

    Variabel terikat : Obesitas

    Variabel perancu : Genetik, lingkungan, diet, activity daily living, jenis

    kelamin

    2.4 Hipotesis Penelitian

    Peneliti berhipotesis terdapat hubungan antara konsumsi fast food dengan

    kejadian obesitas pada remaja.

    Obesitas pada

    Remaja Konsumsi Fast Food

    Diet:

    Pola makan

    Genetik

    Activity Daily

    Living Remaja

    Gen penyebab

    obesitas

    Status ekonomi

    keluarga

    Lingkungan

    Kejadian obesitas

    pada orang tua

    Jenis

    Kelamin

  • BAB 3

    METODE PENELITIAN

    3.1 Ruang Lingkup Penelitian

    Penelitian ini merupakan jenis penelitian kedokteran komunitas dalam

    disiplin ilmu gizi. Penelitian akan dilakukan di beberapa kota di Indonesia

    yang ditetapkan dalam rapat anggota BAPIN-ISMKI 2011, dan

    dilaksanakan mulai November 2011 hingga April 2012.

    3.2 Desain Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional yang dilakukan di

    multisenter dengan desain cross sectional study untuk menilai hubungan

    antara konsumsi fast food dengan kejadian obesitas pada remaja terkait

    dengan faktor-faktor determinan lain yang mempengaruhinya.

    3.3 Identifikasi Variabel Penelitian

    Variabel terikat pada penelitian ini adalah obesitas, sedangkan variabel

    bebas adalah konsumsi fast food. Penelitian ini akan dipengaruhi oleh

    beberapa variabel perancu, yaitu riwayat obesitas dalam keluarga, konsumsi

    energi, aktivitas fisik, jenis kelamin, dan status ekonomi.

    3.4 Definisi Operasional

    a. Obesitas

    Definisi : Keadaan berlebihan berat badan yang dialami oleh subjek

    yang dinilai berdasarkan IMT

    Cara ukur : Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan subjek,

    kemudian mencari nilai IMT berdasarkan CDC 2000

  • Hasil ukur : Tidak obesitas jika IMT < persentil 85

    Preobesitas jika IMT persentil 85 - 94

    Obesitas jika IMT persentil 95

    Skala ukur : Ordinal

    b. Konsumsi fast food

    Definisi : Jumlah energi yang berasal dari fast food yang dikonsumsi

    oleh subjek. Fast food yang dimaksud adalah makanan yang

    disiapkan dan disajikan secara cepat pada beberapa restoran

    ternama di Indonesia, seperti KFC, CFC, Texas Chicken,

    AW, McDonals, Pizza Hut, dan lain-lain.

    Cara ukur : Wawancara subjek

    Alat ukur : FFQ semi kuantitatif

    Hasil ukur : Asupan rata-rata energi dari fast food yang dikonsumsi

    subjek per hari, dalam satuan kalori

    Skala ukur : Rasio

    c. Riwayat obesitas dalam keluarga

    Definisi : Data riwayat obesitas dalam keluarga subjek, yaitu

    mengenai ada atau tidaknya orang tua subjek yang

    mengalami obesitas

    Cara ukur : Subjek diberikan formulir yang telah disediakan oleh

    peneliti, untuk mengambil data tinggi badan dan berat

    badan kedua orang tua subjek. Surveyor menghitung IMT

    orang tua subjek berdasarkan data yang diterima dari

    subjek.

    Alat ukur : Kuesioner

  • Hasil ukur : Kejadian obesitas pada orang tua subjek dikategorikan

    dalam:

    - Salah satu orang tua obesitas

    - Kedua orang tua obesitas

    - Orang tua tidak obesitas

    Skala ukur : Nominal

    d. Konsumsi energi

    Definisi : Jumlah energi yang berasal dari makanan dan minuman

    yang dikonsumsi subjek (non fast food)

    Cara ukur : Wawancara subjek

    Alat ukur : FFQ semi kuantitatif

    Hasil ukur : Asupan rata-rata energi non fast food yang dikonsumsi

    subjek per hari, dengan kategori:34

    - Asupan tidak berlebih bila persentase konsumsi 110%

    AKG

    - Asupan berlebih bila persentase konsumsi >110% AKG

    Skala ukur : Ordinal

    e. Aktivitas fisik

    Definisi : Suatu bentuk aktivitas subjek yang diukur melalui

    banyaknya frekuensi dan lamanya (durasi) aktivitas tersebut

    dilakukan

    Cara ukur : Wawancara subjek

    Alat ukur : Kuesioner kebiasaan aktivitas fisik

    Hasil ukur : Total skor aktivitas fisik dinilai berdasarkan skala skor

    Indeks Aktivitas Fisik Baecke, dengan kategori:34

    - Kurang aktif jika skor IAF 7,4

    - Aktif jika skor IAF 7,5-10,5

    - Sangat aktif jika skor IAF > 10,5

    Skala ukur : Ordinal

  • f. Jenis kelamin

    Definisi : Jenis kelamin subjek berdasarkan kartu pelajar

    Cara ukur : Wawancara subjek

    Alat ukur : Kuesioner

    Hasil ukur : Jenis kelamin subjek dikategorikan pada,

    - Pria

    - Wanita

    Skala ukur : Nominal

    g. Status ekonomi

    Definisi : Pola pendapatan harian rumah tangga (keluarga) subjek per

    kapita yang dihitung berdasarkan pendekatan absolut

    Cara ukur : Subjek diberikan formulir yang telah disediakan peneliti,

    untuk mengambil data jumlah penghasilan total dan jumlah

    tanggungan rumah tangga (keluarga) subjek. Kemudian

    surveyor menjelaskan tentang formulir yang akan diisi

    tersebut kepada subjek hingga diasumsikan bahwa subjek

    telah mengerti mengenai data yang diinginkan peneliti.

    Status ekonomi keluarga subjek dihitung oleh surveyor

    berdasarkan data yang diterima dari subjek.

    Alat ukur : Kuesioner

    Hasil ukur : Status ekonomi keluarga subjek dikategorikan dalam:35

    - Kelas rendah, jika < USD 2 per kapita per hari

    - Kelas menengah, jika USD 2-20 per kapita per hari

    - Kelas tinggi, jika > USD 20 per kapita per hari

    Skala ukur : Ordinal

  • 3.5 Subjek Penelitian

    Populasi target adalah siswa SMA/sederajat yang berusia 15-17. Populasi

    terjangkau adalah siswa SMA/sederajat yang berusia 15-17 tahun dan

    berdomisili di kota-kota tempat penelitian ini dilakukan.

    3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

    3.6.1 Kriteria Penerimaan (Inklusi)

    Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah,

    a. Usia 15-17 tahun

    b. Bersedia mengikuti penelitian

    3.6.2 Kriteria Penolakan (Eksklusi)

    Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah,

    a. Subjek sedang mengkonsumsi obat penurun berat badan atau obat

    penambah hormon

    b. Subjek emiliki riwayat penyakit metabolik, seperti menderita gangguan

    fungsi hati atau menderita diabetes mellitus

    3.7 Sampel Penelitian

    3.7.1 Besar Sampel

    Sampel penelitian adalah subjek yang diambil dari populasi studi yang

    memenuhi kriteria penerimaan dan kriteria penolakan. Besar sampel pada

    penelitian ini dihitung berdasarkan jumlah siswa SMA/sederajat yang ada di

    kota-kota tempat penelitian ini dilakukan. Berdasarkan data dari Dinas

    Pendidikan Kota Padang, jumlah siswa SMA/sederajat di Kota Padang

    tahun 2010 adalah 41033 orang. Untuk menentukan besar sampel minimal,

    jumlah subjek dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus:36

  • n = Z2

    1- /2 p ( 1 p ) N

    d2 ( N 1 ) + Z21- /2 p ( 1 p )

    n = 124 orang

    Keterangan:

    n : Jumlah sampel

    : Derajat kepercayaan, yaitu 5%

    p : Proporsi obesitas remaja 15-17 tahun, yaitu 9,03% 11

    N : Jumlah populasi, yaitu 41033 orang

    d : Limit error, yaitu 0,05

    Dari hasil penghitungan, didapat sampel sebesar 124 orang. Untuk koreksi

    besar sampel, digunakan rumus:37

    n = n / (1-f)

    n merupakan koreksi besar sampel, n adalah besar sampel yang dihitung,

    dan f merupakan proporsi sampel yang drop out (10%). Maka didapatkan

    jumlah sampel total di Kota Padang adalah 138 orang. Penentuan besar

    sampel di center-center lain disesuaikan dengan rumus.

    3.7.2 Cara Pengambilan Sampel

    Sampel pada penelitian ini dipilih dengan teknik multistage random

    sampling.

    3.8 Instrumen Penelitian

    Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, timbangan

    berat badan, dan alat ukur tinggi badan.

    3.8.1 Kuesioner

    a. Form A : Formulir skrining awal subjek penelitian, bertujuan untuk

    mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan

    eksklusi.

  • b. Form B : Formulir data umum dan antropometri subjek penelitian.

    c. Form C : Kuesioner orang tua, yang diberikan pada subjek untuk

    ditanyakan kepada orang tua.

    d. Form D : Formulir FFQ semi kuantitatif, untuk mendapatkan data

    mengenai konsumsi fast food dan konsumsi non fast food

    oleh subjek.

    e. Form E : Kuesioner kebiasaan aktivitas fisik, untuk mendapatkan

    data mengenai aktivitas fisik subjek.

    f. Form F : Formulir data holistik, merupakan formulir yang berisi

    gabungan (rangkuman) dari seluruh data yang didapat.

    3.8.2 Alat

    Nama Alat Jenis Keterangan Alat Ketelitian

    Timbangan

    Badan

    Timbangan

    injak

    Diproduksi oleh Camry,

    model CAMR002, merek

    Camry BR 9015B, untuk

    kondisi obesitas.

    0,1 kg

    Stature Meter Microtoise Microtoise Stature Meter

    2M. 0,1 cm

    3.9 Cara Pengumpulan Data

    3.9.1 Jenis Data yang Dikumpulkan

    Jenis data primer yang dikumpulkan adalah,

    a. IMT yang dinilai melalui data antropometri

    b. Asupan rata-rata energi dari fast food per hari

    c. Riwayat obesitas pada orang tua

    d. Asupan rata-rata energi non fast food yang dikonsumsi per hari

    e. Skor aktivitas fisik

    f. Jenis kelamin

    g. Jumlah pendapatan harian rumah tangga per kapita

  • Data sekunder meliputi data jumlah sekolah dan jumlah siswa SMA di tiap

    tiap kota tempat penelitian ini dilakukan.

    3.9.2 Waktu dan Tempat Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2011 hingga Februari

    2012, disesuaikan dengan jadwal akademik pada SMA/sederajat terpilih.

    Pengumpulan data dilakukan di SMA/sederajat terpilih.

    3.9.3 Cara Pengumpulan Data

    a. Tahap persiapan

    Pengumpulan data dilakukan di kota-kota yang telah ditetapkan dalam rapat

    anggota BAPIN-ISMKI 2011. Untuk itu, diperlukan sosialisasi dan

    persamaan persepsi antara peneliti utama dengan tim dari tiap-tiap center

    institusi. Setelah sosialisasi dilakukan, center institusi mencari data

    mengenai jumlah siswa SMA/sederajat melalui dinas pendidikan di kota

    setempat. Berdasarkan data ini, center institusi menetapkan besar sampel

    penelitian. Selanjutnya, center institusi menetapkan sekolah tempat

    pengambilan sampel. Di SMA/sederajat terpilih, center institusi mengambil

    sampel berdasarkan proporsi jumlah siswa kelas X, XI, dan XII.

    b. Tahap pengambilan data

    Pengambilan data dilakukan dengan cara berikut,

    1. Wawancara subjek

    Wawancara dilakukan dengan menggunakan form B, D, dan E. Data

    yang diperoleh melalui wawancara ini adalah berupa,

    a. Data umum subjek

    b. Data konsumsi energi subjek (fast food dan non fast food)

    Data konsumsi energi subjek dinilai melalui FFQ semi kuantitatif

    berdasarkan frekuensi dan kuantitas makanan yang diukur dalam

    satuan rumah tangga (URT).

  • c. Data kebiasaan aktivitas fisik subjek

    Data kebiasaan aktivitas fisik subjek dihitung dengan

    menggunakan kuesioner kebiasaan aktivitas fisik Baecke yang

    dikalkulasikan dalam bentuk skor IAF.

    2. Pemeriksaan antropometri subjek

    Pemeriksaan antropometri yang dilakukan adalah,

    a. Berat badan

    Berat badan subjek diukur dengan timbangan injak, yang dilakukan

    sebanyak 2 kali tanpa menggunakan sandal, sepatu, atau barang

    barang yang memberatkan. Hasil pengukuran adalah rata-rata dari 2

    kali pemeriksaan. Berat badan diukur dengan cara:38

    a) Timbangan ditempatkan di tempat yang rata

    b) Subjek naik ke atas timbangan dengan posisi badan tegap, serta

    padangan lurus ke depan sampai timbangan menunjukan berat

    badan subjek

    c) Pengukur menilai jarum penunjuk tepat di depan subjek yang

    ditimbang, dengan posisi mata tegak lurus jarum penunjuk

    d) Data berat badan diukur dalam satuan kilogram

    b. Tinggi badan

    Tinggi badan subjek diukur dengan menggunakan microtoise /

    mikrotoa, tanpa menggunakan sendal, sepatu, atau topi. Tinggi

    badan diukur dengan cara:38

    a) Pilih lantai yang rata

    b) Mikrotoa ditempelkan dengan paku pada dinding yang lurus datar

    setinggi tepat dua meter dengan angka 0 (nol) pada lantai yang

    datar

    c) Subjek diukur pada posisi tegak, seperti sikap tegap sempurna.

    Siku lurus, tumit, pinggul, bahu, dan kepala bagian belakang

  • menempel pada dinding, serta muka menghadap lurus dengan

    pandangan ke depan

    d) Mikrotoa diturunkan hingga rapat pada kepala bagian atas

    e) Angka dibaca pada skala yang tampak pada lubang dalam

    gulungan mikrotoa. Angka tersebut menunjukkan tinggi subjek

    yang diukur.

    f) Data tinggi badan dicatat dalam satuan sentimeter

    c. IMT

    Indeks Massa Tubuh (IMT) dihitung berdasarkan rumus:

    IMT = Berat Badan (kg)

    Tinggi Badan2 (m

    2)

    Hasil pengukuran IMT dikonversikan ke dalam grafik CDC 2000.

    Subjek dikatakan tidak obesitas jika IMT < presentil 85, preobesitas

    jika IMT presentil 85 94, dan obesitas jika IMT persentil 95.

    3. Pengambilan data orang tua subjek

    Pengambilan data orang tua subjek dilakukan dengan menggunakan

    form C. Data ini diisi oleh subjek di rumah.

    a. Status ekonomi keluarga

    Pendapatan harian rumah tangga per kapita dihitung berdasarkan

    rumus:

    Jumlah pendapatan total rumah tangga dalam 1 bulan : 30

    Jumlah tanggungan keluarga

    Hasil dari penghitungan pendapatan harian rumah tangga per kapita

    ini dikonversikan dalam bentuk US Dolar.

  • b. Riwayat obesitas dalam keluarga

    Riwayat obesitas dalam keluarga dihitung berdasarkan IMT kedua

    orang tua subjek.

    3.9.4 Alur Penelitian

    3.10 Pengolahan dan Teknik Analisis Data

    3.10.1 Pengolahan Data

    Data yang diperoleh dari pengukuran antropometri, wawancara, dan

    kuesioner diolah dengan tahap-tahap berikut,

    Remaja usia 15-17 tahun

    Tidak ada riwayat penyakit metabolik, penggunaan obat

    penurun berat badan, dan penggunaan obat penambah hormon

    Wawancara : Data umum, konsumsi energi (fast food dan non

    fast food), dan aktivitas fisik

    Pemeriksaan antropometri : IMT (berat badan dan tinggi badan)

    Pengambilan data orang tua : Status ekonomi (pendapatan total

    rumah tangga dan jumlah tanggungan rumah tangga) dan riwayat

    obesitas keluarga (IMT kedua orang tua)

    Kriteria Penerimaan

    Sampel Penelitian

    Hasil Kesimpulan Analisis Statistik

  • a. Pengecekan data (editing)

    Editing adalah kegiatan melakukan pengecekan kuesioner yang ada,

    apakah jawaban sudah jelas, lengkap, relevan, dan konsisten.

    Pengecekan dilakukan dengan memeriksa form A, B, C, D, E dan F.

    Apabila dalam formulir ditemukan isian yang belum lengkap atau tidak

    konsisten, maka dilakukan pengecekan ulang pada subjek.

    b. Pengkodean data (coding)

    Coding dilakukan setelah proses editing selesai. Coding dilakukan

    dengan cara mengubah kuesioner dari bentuk huruf menjadi bentuk

    angka untuk memudahkan entry dan pengolahan data.

    c. Memasukan data (entry data)

    Pada tahap ini, center institusi melakukan entry data pada program

    komputer agar data dapat dianalisis. Program yang digunakan adalah

    Nutrisurvey untuk FFQ, dan SPSS 15.0 for windows.

    d. Cleaning

    Cleaning dilakukan untuk pengecekan kembali data yang di-entry,

    apakah terdapat kesalahan dalam data atau ada data yang kurang.

    3.10.2 Teknik Analisis Data

    Analisis data dilakukan oleh peneliti. Analisis data dilakukan agar data

    memiliki arti. Analisis yang akan dilakukan adalah,

    a. Analisis univariat

    Pada analisis univariat, data yang berskala nominal dan ordinal, seperti

    kejadian obesitas, riwayat obesitas, konsumsi energi, aktivitas fisik,

    jenis kelamin, dan status ekonomi, dinyatakan dalam distribusi

    frekuensi dan persen. Sedangkan data yang berskala rasio, seperti

    konsumsi fast food, disajikan sebagai mean, median, nilai maksimum,

    nilai minimum dan simpangan baku.

  • b. Analisis bivariat

    Analisis ini dilakukan untuk melihat hubungan antara dua variabel,

    yaitu variabel terikat dan variabel bebas, dan juga digunakan untuk

    melihat hubungan kedua variabel tersebut berdasarkan faktor-faktor

    perancu. Uji chi square digunakan untuk melihat hubungan antara dua

    variabel kategorik, seperti hubungan antara aktivitas fisik dengan

    kejadian obesitas. Sedangkan uji T independen digunakan untuk

    melihat hubungan antara konsumsi fast food dengan kejadian obesitas.

    Untuk menilai kuatnya hubungan antar variabel digunakan uji korelasi

    Pearson untuk skala variabel rasio, dan uji korelasi Spearman dan

    Kendall untuk skala variabel ordinal.

    c. Analisis multivariat

    Analisis ini dilakukan untuk melihat hubungan variabel bebas

    (konsumsi fast food) dengan variabel terikat (kejadian obesitas) dengan

    mengontrol variabel perancu (riwayat obesitas dalam keluarga,

    konsumsi energi, aktivitas fisik, jenis kelamin, dan status ekonomi).

    Analisis statistik yang digunakan adalah uji statistik regresi logistik

    ganda. Sebelum melakukan uji multivariat, penetili terlebih dahulu

    melakukan penyaringan terhadap variabel perancu dengan melihat nilai

    p pada masing-masing variabel setelah dilakukan uji bivariat dengan

    variabel terikat. Variabel independen yang terpilih untuk dilakukan uji

    multivariat adalah variabel dengan nilai p < 0,05.

    3.11 Quality Control

    a. Uji coba kuesioner

    Uji coba kuesioner peneliti lakukan dalam rangka mengendalikan mutu

    kuesioner yang akan digunakan, sehingga kesalahan interpretasi

    responden terhadap kuesioner dapat diminimalisasi.

  • b. Standardisasi cara pengukuran

    Untuk menjamin kualitas data penelitian, peneliti melampirkan cara

    pengukuran berat badan, tinggi badan, dan kebiasaan aktivitas fisik

    pada formulir yang disediakan.

    c. Double entry dalam pengolahan data

    Double entry dalam pengolahan data dilakukan untuk menghindari

    terjadinya kesalahan dalam pengolahan dan analisis data.

  • DAFTAR PUSTAKA

    1. Ramesh Poluru, Sumoni Mukherjee. Concurrent Prevalence of Underweight

    and Overweight among Women in India: The Case of Western States.

    Research and Practice in Social Sciences 2010 August; 6: 22-42.

    2. Depkes. Status Gizi Penduduk Riskesdas Tahun 2007. Depkes; 2008.

    3. Siti Nurul Hidayati, Rudi Irawan, Boerhan Hidayat. Obesitas pada Anak.

    Surabaya: Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas

    Airlangga; 2008.

    4. Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock. Human Development throughout

    the Life Cycle. In: Benjamin J. Sadock, Virginia A, editor. Synopsis of

    Psichiatry Behavioral Sciences/Clinical Psichiatry. USA: Lippincott Williams

    and Wilkins; 2007.

    5. Bernard Fortin, Myra Yazbeck. Peer Effect, Fast Food Consumption, and

    Adolescent Weight Gain. Scientific Series. Montreal: Partenaires

    Universitaires; 2011.

    6. Mahdiah, Hamam Hadi, Susetyowati. Prevalensi Obesitas dan Hubungan

    Konsumsi Fast Food dengan Kejadian Obesitas pada Remaja SLTP Kota dan

    Desa di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Gizi Klinik Indonesia 2004

    Nov; 1: 72-85.

    7. George Ritzer. The McDonaldization of Society. Journal of American Society

    1983; 6: 100-107.

    8. Khomsiyah Kartika Dewi. Pola Konsumsi Fast Food dan Status Gizi Remaja

    Pengunjung Beberapa Restoran Fast Food di Semarang. Skripsi.

    9. Barbara A. Bowma, Robert M. Russel. Present Knowledge in Nutrition.

    Washington DC: Internasional Life Sciences Institute; 2001.

    10. Ida Ayu Eka Padmiari, Hamam Hadi. Konsumsi Fast Food sebagai Faktor

    Risiko Obesitas pada Anak SD. Artikel. Yogyakarta: Bagian Ilmu Kesehatan

    Masyarakat FK UGM.

  • 11. G. Virgianto. A. A. P. Konsumsi Fast Food sebagai Faktor Risiko Terjadinya

    Obesitas pada Remaja Usia 15-17 Tahun. Artikel Ilmiah. Semarang: Fakultas

    Kedokteran Universitas Diponegoro; 2006.

    12. Eunkyung Park. Overweight Youth in Minnesota, Their Eating Habits and

    Physical Activity: Data from 2007 Minnesota Student Survey. Minnesota:

    Minnesota Department of Human Service; 2008 Oct.

    13. Escott-Stump, Sylvia. Nutrition and Diagnosis-Related Care. USA: Lippincot

    Williams & Wilkins; 2008.

    14. A.H. Markum, Sofyan Ismael, Husein Alatas, Arwin Akib, Agus Firmansyah,

    Sudigdo Satroasmoro. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FKUI; 1991.

    h. 164-166.

    15. Lewis A. Barness, John S. Curran. Nutrisi bagian Obesitas. Behrman,

    Kliegman, Arvin, penyunting. Samik Wahab, penyunting edisi bahasa

    Indonesia. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta: EGC; 2000. h. 214-218.

    16. Nancy Pardede. Masa Remaja. Dalam: Moersintowarti B. Narendra, Titi S.

    Sularyo, Soetjiningsih, Hariyono Suyitno, IG. N. Gede Ranuh, Sambas

    Wiradisuria, penyunting. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: CV.

    Sagung Seto; 2008. h. 138-169.

    17. Robert D. Needlman. Pertumbuhan dan Perkembangan bagian Kedewasaan.

    Behrman, Kliegman, Arvin, penyunting. Samik Wahab, penyunting edisi

    bahasa Indonesia. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta: EGC; 2000. h. 72-

    78.

    18. IS Farooqi, S ORahilly. New Advances in the Genetics of Early Onset

    Obesity. International Journal of Obesity 2005; 29: 1142-1152.

    19. Cara B Ebbeling, Dorota B Pawlak, David S Ludwig. Childhood Obesity:

    Public-Health Crisis, Common Sense Cure. Lancet 2002 August 10; 360:

    47382.

    20. K. R. Fox, M. Hillsdon. Physical Activity and Obesity. Obesity Reviews

    2007; 8 (Suppl. 1): 115121.

    21. Pilar Guallar-Castillon, Fernando Rodrguez-Artalejo, Nlida Schmid

    Forns, Jos R Banegas, Pilar Amiano Etxezarreta, Eva Ardanaz et al. Intake

  • of Fried Foods is Associated with Obesity in the Cohort of Spanish Adults

    from the European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition. Am J

    Clin Nutr 2007 Feb 21; 86: 198 205.

    22. Jonas J Thompson - McCormick BM, Jennifer J Thomas PhD, Asenaca

    Bainivualiku BA, A Nisha Khan, Anne E Becker MD. Breakfast Skipping as

    A Risk Correlate of Overweight and Obesity in School-going Ethnic Fijian

    Adolescent Girls. Asia Pac J Clin Nutr 2010; 19 (3): 372-382.

    23. Diana E. Pankevich, Tracy L. Bale. Stress and Sex Influences on Food-

    seeking Behaviors. Obesity 2008 Apr 10; 16: 1539-1544.

    24. Fatimah Dewi Atikah. Efek Intervensi Diit dan Aktivitas Fisik terhadap Profil

    Lipid Anak dengan Obesitas. [Thesis]. Medan: Bagian Ilmu Kesehatan Anak

    FK USU; 2007. h. 5-6.

    25. M. Fauziar Achnar. Hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan Hipertensi

    pada Anak. Artikel Karya Tulis Ilmiah. Semarang: Fakultas Kedokteran

    Universitas Diponegoro; 2007. h. 1.

    26. Center for Disease Control (CDC). Defining Overweight and Obesity.

    Division of Nutrition, Physical Activity and Obesity, National Center for

    Chronic Disease Prevention and Health Promotion; 2010 Jun 21. Available

    from: URL: http://www.cdc.gov/obesity/defining.html

    27. Merriam-Webster. Fast Food. Available from: URL: http://www.merriam-

    webster.com/dictionary/fast%20food

    28. Dian Tri Hastuti. Faktor Risiko Frekuensi Konsumsi Fast Food terhadap

    Kejadian Kegemukan (Overweight) pada Remaja di SMA Batik I Surakarta.

    Skripsi. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Surakarta; 2008.

    29. Yu Cui, Zhang Ting. American Fast Food in Chinese Market : A Cross

    Cultural Perspective - The Case of KFC and McDonalds. [Masters

    Dissertation in International Marketing]. Halmstad : University of Halmstad

    School of Business and Engineering; 2009: 20-21.

    30. Shanthy A. Bowman, PhD, Steven L. Gortmaker, PhD, Cara B. Ebbeling,

    PhD, Mark A. Pereira, PhD, David S. Ludwig, MD, PhD. Effects of Fast-

  • Food Consumption on Energy Intake and Diet Quality Among Children in A

    National Household Survey. Pediatrics 2004 Jan 1; 113.

    31. S Rice, EJ McAllister, NV Dhurandhar. Fast food: friendly? International

    Journal of Obesity 2007 Mar 6; 31: 884886.

    32. Jayna M. Dave, Lawrence C. An, Robert W. Jeffery, Jasjit S. Ahluwalia.

    Relationship of Attitudes Toward Fast Food and Frequency of Fast-food

    Intake in Adults. Obesity 2009 Feb 26; 17: 11641170.

    33. George A. Bray, Marlene Most, Jennifer Rood, Stephen Redmann, Steven R.

    Smith. Hormonal Responses to a Fast - Food Meal Compared with

    Nutritionally Comparable Meals of Different Composition. Ann Nutr Metab

    2007 May 29; 51: 163171.

    34. Defniwita Yuska. Hubungan Pengetahuan Gizi Konsumsi Sayuran dan Buah

    dengan Kejadian Obesitas pada Ibu Rumah Tangga di Kota Padang Tahun

    2010. Skripsi. Padang: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat; 2010.

    35. World Bank. Perkembangan Triwulan Perekonomian Indonesia Mengulangi

    Tahun 2008? World Bank; 2011 Mar.

    36. Suyatno. Menghitung Besar Sampel Penelitian Kesehatan Masyarakat.

    Available from: URL: http://suyatno.blog.undip.ac.id/files/2010/05/

    menghitung-besar-sampel-penelitian.pdf

    37. Bambang Madiyono, S.Moeslichan Mz, Sudigdo Sastroasmoro, I Budiman,

    S.Harry Purwanto. Perkiraan Besar Sampel. Dalam: Sudigdo Sastroasmoro,

    Sofyan Ismael, penyunting. Dasar-Dasar Metodologi Klinis. Ed.3. Jakarta:

    Sagung Seto; 2008. h. 327.

    38. Yani Maidel Wita. Pengaruh Diet Rendah Kalori Seimbang dan Latihan

    Fisik Aerobik terhadap Profil Lipid dan Tekanan Darah Perempuan Obesitas.

    [thesis]. Padang: Program Pascasarjana Ilmu Biomedik; 2009.