propsal bab i,ii, iii

110
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Perubahan dan perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik (Trianto, 2013 : 1) Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu system 1

Upload: seth-tyas-bataloga

Post on 07-Jul-2016

258 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Proposal SMP kelas VIII

TRANSCRIPT

Page 1: Propsal bab I,II, III

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

dinamis dan sarat perkembangan. Perubahan dan perkembangan pendidikan

adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu

terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang

adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga

yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan

yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi

kompetensi peserta didik (Trianto, 2013 : 1)

Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan

yang dihasilkan oleh suatu system pendidikan. Pembelajaran ibarat jantung dari

proses pendidikan. Pembelajaran yang baik, cenderung menghasilkan lulusan

dengan hasil belajar yang baik pula, demikian pula sebaliknya. Namun,

kenyataannya hasil belajar pendidikan di Indonesia masih dipandang kurang baik.

Sebagian besar siswa belum memahami potensi ideal atau optimal yang

dimilikinya. Oleh karena itu perlu ada perubahan proses pembelajaran yang sudah

berlangsung selama ini.

1

Page 2: Propsal bab I,II, III

Metode pembelajaran merupakan jalan atau cara yang ditempuh seorang

guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Metode dapat

diartikan sebagai cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai

suatu maksud, tetapi hasilnya tidak bisa diprediksikan. Orang bisa saja melakukan

sesuatu dengan metode, tetapi tidak bisa melakukan sesuatu tanpa teknik. Ini

artinya, metode adalah cara yang akan diimplementasikan dalam teknik. Jadi,

metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata

dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode

pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi

pembelajaran, diantaranya ceramah, demontrasi, diskusi, simulasi, laboratorium,

pengalaman lapangan, brainstorming, debat, simposium, dan sebagainya.

Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak

didik, baik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau

percobaan. Dengan metode ini, anak didik diharapkan dapat sepenuhnya terlibat

dalam perencanaan ekperimen, melakukan, menemukan fakta, mengumpulkan

data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara

nyata (Asmani, 2013 : 34).

Fisika termasuk salah satu pelajaran yang keberadaannya kerap menjadi

momok menakutkan bagi sebagian besar siswa. Fisika adalah mata pelajaran yang

mengharuskan siswa untuk menghapal rumus-rumus dan menghitung sesuatu

yang tampaknya tidak dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Rumus fisika

merupakan rumus kompleks, yang bisa diturunkan lagi menjadi rumus lain.

2

Page 3: Propsal bab I,II, III

Sebagian besar pelajaran fisika disekolah diarahkan pada metode penghapalan

rumus-rumus, yang tentu saja membuat siswa merasa bosan. Menghapal rumus

bukanlah satu-satunya cara mencapai keberhasilan dalam belajar fisika. Di sisi

lain guru justru menekankan metode penghapalan rumus lebih banyak dari pada

porsi lainya (Faizi, 2013 : 149).

Kompetensi siswa pada ranah psikomotor terkait dengan kemampuan yang

dimiliki seseorang berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan yang bersifat

relatif permanen setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar ini

dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyelesaikan suatu

permasalahan. Pengukuran ranah psikomotor biasanya disatukan atau dimulai

dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus. Tes hasil belajar psikomotor dimulai

dengan pengukuran tes unjuk kerja. Tes unjuk kerja adalah penilaian tindakan

atau tes praktik yang secara efektif dapat digunakan untuk kepentingan

pengumpulan berbagai informasi tentang bentuk-bentuk perilaku yang diharapkan

muncul dalam diri siswa (keterampilan). Penilaian unjuk kerja merupakan

penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam

melakukan sesuatu (Kunandar, 2011 : 401).

Hasil belajar ditentukan, antar lain oleh gabungan antar kemampuan dasar

siswa dan kesungguhan dalam belajar. Oleh karena itu, sangat penting untuk

memberi perhatian dan menumbuhkan motivasi belajar siswa. Sejak dini, guru

perlu memikirkan perilaku pembelajarannya terhadap siswa, khususnya dalam

menarik perhatian dan mendorong motivasi belajar siswa. Tujuannya adalah untuk

menciptakan kepedulian, ketertarikan, kesenangan, minat, gairah, dan lain-lainnya

3

Page 4: Propsal bab I,II, III

dalam diri siswa untuk menjalankan proses belajarnya (Hosnan, 2014 : 437).

Perilaku pembelajaran guru yang kurang mendorong perhatian dan motivasi siswa

cenderung kurang menyenangkan dan membosankan, sehingga langsung maupun

tidak langsung berpengaruh terhadap hasil belajar yang kurang memuaskan.

SMPN-6 Palangka Raya merupakan salah satu sekolah menengah pertama

di kota Palangka Raya yang berlokasi di jalan Lektol Seth Adji. Fasilitas sekolah

sebagai penunjang belajar mengajar yang tersedia antara lain : perpustakaan,

laboratorium IPA, serta laboratorium komputer. Berdasarkan observasi dan

wawancara yang dilakukan peneliti, diperoleh informasi dari salah seorang guru

fisika kelas VIII SMPN-6 Palangka Raya. Bahwa selama ini guru sudah

mengoptimalkan metode pembelajaran dengan berbagai cara untuk meningkatkan

hasil belajar siswa namun hasilnya belum optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari

masih banyaknya siswa yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal yang

ditentukan oleh sekolah pada tahun ajaran 2015/2016 yaitu sebesar 70. Guru fisika

SMPN-6 tersebut mengatakan bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa

dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :1) Kemampuan dasar siswa, 2) Kesulitan materi,

3) Sarana pendukung. Selama itu, diketahui bahwa yang suka menerapkan

pembelajaran dengan metode eksperimen tidak semua guru melakukannya, ada

guru-guru tertentu yang biasa melakukan pembelajaran dengan metode

eksperimen. Karena guru menganggap pembelajaran dengan metode eksperimen

menyita banyak waktu. Sehingga mengakibatkan guru cenderung mengajar

menggunakan metode ceramah ataupun metode demonstrasi. Guru juga

4

Page 5: Propsal bab I,II, III

mengatakan bahwa kurangnya alat-alat di laboratorium serta banyakanya alat-alat

yang rusak menjadi kendala untuk melakukan praktikum eksperimen.

Siswa merasa cepat bosan, karena mereka hanya disuguhkan materi dengan

metode ceramah, penghapalan rumus, penugasan dan demonstrasi. Selama ini

siswa kurang dilatih untuk dapat sepenuhnya terlibat dalam perencanaan

eksperimen, melakukan, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan

variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyatahanya. Hal ini

mengakibatkan tidak semua siswa dapat mengerti dan mengikuti secara langsung

apa yang telah dilakukan guru serta hanya memahami materi secara teori tetapi

kurang di dalam praktiknya. Jika hal ini terjadi, maka disinilah pentingnya peran

seorang guru dalam memilih metode pembelajaran yang akan digunakan dalam

aplikasi belajarnya. Supaya menciptakan suasana kelas yang nyaman dan

siswanya juga aktif mengikuti pelajaran dan tidak merasa cepat bosan.

Tekanan merupakan salah satu materi yang diajarkan di SMP kelas VIII.

Materi tekanan banyak mengandung konsep identik dengan kegiatan eksperimen

dan aplikasinya ada dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti berasumsi, untuk

mempelajari materi tekanan memerlukan metode yang tepat agar tujuan

pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Metode eksperimen dapat dijadikan

salah satu metode alternatif sebagai pemecahan masalah di atas karena

menggunakan masalah dalam kehidupan sehari-hari sebagai konteks belajar bagi

siswa serta dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, efektif untuk

mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan unjuk kerja (psikomotor)

siswa. Keterampilan yang dilatih tersebut antara lain melatih siswa dapat

5

Page 6: Propsal bab I,II, III

menemukan fakta, mengumpulkan data, mengidentifikasi variable dan menarik

kesimpulan serta dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar-

mengajar.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih jauh

dengan mengadakan penelitian dengan judul ”Penerapan Metode Eksperimen

Pada Materi Pokok Tekanan Di Kelas VIII SMPN-6 Palangka Raya Tahun

Ajaran 2015/2016”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana keterampilan unjuk kerja (psikomotor) siswa dalam melakukan

kegiatan eksperimen pada pokok bahasan tekanan di kelas VIII SMPN-6

Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016 ?

2. Bagaimana hasil belajar kognitif siswa di kelas VIII SMPN-6 Palangka Raya

setelah diterapkan metode eksperimen pada materi pokok tekanan tahun

ajaran 2015/2016 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui keterampilan unjuk kerja (psikomotor) siswa dalam

melakukan kegiatan eksperimen pada pokok bahasan tekanan di kelas VIII

SMPN-6 Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016.

6

Page 7: Propsal bab I,II, III

2. Untuk mengatahui hasil belajar kognitif siswa di kelas VIII SMPN-6 Palangka

Raya setelah diterapkan metode eksperimen pada materi pokok tekanan tahun

ajaran 2015/2016.

1.4 Batasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan masalah pada penelitian ini adalah:.

1. Guru yang mengajar adalah peneliti.

2. Hasil belajar yang diteliti hanya pada keterampilan psikomotor dan hasil

belajar kognitif siswa.

3. Hasil belajar psikomotor diukur melalui lembar pengamatan psikomotor.

4. Hasil belajar kognitif di ukur melalui THB.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Melatih siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Melatih kemampuan unjuk kerja (psikomotor) siswa dalam melakukan

suatu kegiatan eksperimen

2. Bagi Guru

a. Melatih guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan

menggunakan metode eksperimen.

b. Memberi masukan bagi guru fisika berupa cara menerapkan metode

eksperimen dalam pembelajaran khususnya pada pokok bahasan tekanan.

7

Page 8: Propsal bab I,II, III

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar

Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi terhadap semua situasi

yang ada disekitar individu siswa. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang

diarahkan kepada pencapaian tujuan dan proses melalui berbagai pengalaman

yang diciptakan guru. Menurut Sudjana (Hosnan, 2014 : 7) belajar juga

merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Kegiatan

pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku

guru adalah membelajarkan dan perilaku siswa adalah belajar. Perilaku

pembelajaran tersebut terkait dengan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran

dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, norma agama, sikap dan

keterampilan. Hubungan antara guru, siswa dan bahan ajar bersifat dinamis dan

kompleks. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran, terdapat

beberapa komponen yang harus dikembangkan guru, yaitu tujuan, materi, strategi,

dan evaluasi pembelajaran. Masing-masing komponen tersebut saling berkaitan

dan memengaruhi satu sama lain.

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai

tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Dimyati dan Mudjiono (Sagala,

2013 : 13) mengemukakan siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya

proses belajar. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan amat

tergantung pada proses belajar dan mengajar yang dialami siswa dan pendidik

baik ketika para siswa itu disekolah maupun di lingkungan keluarganya sendiri.

8

Page 9: Propsal bab I,II, III

Perhatian utama dalam belajar adalah perilaku verbal dari manusia, yaitu

kemampuan manusia untuk menangkap informasi mengenai ilmu pengetahuan

yang diterimanya dalam belajar (Sagala, 2013 :13).

2.2 Prinsip - Prinsip Belajar

Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk mampu mengembangkan

potensi-potensi peserta didik secara optimal. Upaya untuk mendorong

terwujudnya perkembangan potensi peserta didik tersebut tentunya merupakan

suatu proses panjang yang tidak dapat diukur dalam periode tertentu, apalagi

dalam waktu yang sangat singkat.

Agar aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran terarah pada

upaya peningkatan potensi siswa secara komprehensip, maka pembelajaran harus

dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar, yang bertolak dari

kebutuhan internal siswa untuk belajar. Davies (Aunurrahman, 2013 : 113)

mengingatkan beberapa hal yang dapat menjadikan kerangka dasar bagi

penerapan prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran, yaitu :

1. Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya sendiri.

Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya.

2. Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan untuk setiap

kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar.

3. Seorang murud belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan

penguatan (reinforcement).

9

Page 10: Propsal bab I,II, III

4. Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran,

memungkinkan murid belajar secara lebih bearti.

5. Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia

lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar dan mengingat lebih baik.

Prinsip belajar menunjuk kepada hal-hal penting yang harus dilakukan guru

agar terjadi proses belajar siswa sehingga proses pembelajaran yang dilakukan

dapat mencapai hasil yang diharapkan. Prinsip-prinsip belajar juga memberikan

arah tentang apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh guru agar para siswa dapat

berperan aktif didalam proses pembelajaran. Bagi guru, kemampuan menerapkan

prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran akan dapat membantu

terwujudnya tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam perencanaan

pembelajaran. Sementara bagi siswa prinsip-prinsip pembelajaran akan membantu

tercapatnya hasil belajar yang diharapkan.

Menurut Gege & Berliner (Hosnan, 2014 : 8) prinsip-prinsip belajar siswa

yang dapat dipakai oleh guru dalam meningkatkan kreativitas belajar yang

mungkin dapat digunakan sebagai acuan dalam proses belajar mengajar, antara

lain meliputi prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Pemberian perhatian dan motivasi siswa

2. Mendorong dan memotivasi keaktifan siswa

3. Keterlibatan langsung siswa

4. Pemberian pengulangan

5. Pemberian tantangan

6. Umpan balik dan penguatan

10

Page 11: Propsal bab I,II, III

7. Memperhatikan perbedaan individual siswa

2.3 Tujuan Belajar

Belajar pada hakikatnya merupakan proses kegiatan secara berkelanjutan

dalam rangka perunbahan perilaku peserta didik secara konstruktif. Hal ini sejalan

dengan undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang

menyatakan, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Hanafiah dkk, 2009 :

20).

Dalam upaya mencapai tujuan kurikuler program pendidikan disuatu

lembaga pendidikan, maka perlu dirumuskan tujuan pembelajaran umum maupun

tujuan pembelajaran khusus. Apabila tujuan pembelajaran suatu program atau

bidang pelajaran itu ditinjau dari hasil belajar, maka akan muncul tiga ranah/

aspek, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik (Hosnan, 2014 : 10).

Perubahan perilaku dalam belajar mencakup seluruh aspek pribadi peserta

didik, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagaimana dikemukakan

Bloom dkk yang dikutip Harjanto (Hanafiah dkk, 2009 : 20) sebagai berikut :

1. Tujuan pembelajaran ranah kognitif

Taksonomi ini mengelompokkan ranah kognitif ke dalam enam kategori.

11

Page 12: Propsal bab I,II, III

Keenam kategori itu mencakup keterampilan intelektual dari tingkat rendah

sampai dengan tingkat tinggi. Keenam kategori itu tersusun secara hierarkis

yang berarti tujuan pada tingkat diatasnya dapat dicapai apabila tujuan pada

tingkat dibawahnya telah dikuasai. Adapun keenam kategori tersebut adalah

sebagai berikut :

a. Ingatan atau pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan mengingat

bahan yang telah dipelajari.

b. Pemahaman (comprehension), yaitu kemampuan menangkap pengertian,

menterjemahkan, dan menafsirkan.

c. Penerapan (application), yaitu kemampuan menguatkan bahan yang telah

dipelajari dalam situasi baru dan nyaman.

d. Analisis (analiys), yaitu kemampuan menguraikan, mengidentifikasi dan

mempersatukan bagian yang terpisah, menghubungkan antar bagian guna

membangun suatu keseluruhan.

e. Sistesis (syntetis), yaitu kemampuan menyimpulkan, mempersatukan

bagian yang terpisah guna membangun suatu keseluruhan, dan

sebagainya

f. Penilaian (evaluation), yaitu kemampuan mengkaji nilai atau harga suatu,

seperti pernyataan atau laporan penelitian yang didasarkan suatu kriteria.

2. Tujuan Pembelajaran Ranah Afektif

Tujuan pembelajaran ranah afektif berorientasi pada nilai dan sikap.

Tujuan pembelajaran tersebut menggambarkan proses seseorang dalam

12

Page 13: Propsal bab I,II, III

mengenal dan mengadopsi suatu nilai dan sikap tertentu menjadi pedoman

dalam bertingkah laku.

a. Penerimaan (receiving), yaitu kesediaan untuk menghadirkan dirinya

untuk menerima atau memperhatikan pada suatu perangsang.

b. Penanggapan (responding), yaitu keturutsertaan, memberi reaksi,

menunjukkan kesenangan memberi tanggapan secara sukarela.

c. Penghargaan (valuing), yaitu kepekatanggapan terhadap nilai atas suatu

rangsangan, tanggung jawab, konsisten dan komitmen.

d. Pengorganisasian (organization), yaitu mengintegrasikan berbagai nilai

yang berbeda, memecahkan konflik antarnilai, dan membangun system

nilai, serta mengkonseptualisasikan suatu nilai.

e. Pengkarakterisasian (characterization), yaitu proses afeksi dimana

individu memiliki suatu system nilai sendiri yang mengendalikan

perilakunya dalam waktu yang lama yang membentuk gaya hidupnya,

hasil belajar ini berkaitan dengan pola umum penyesuaian diri secara

personal, sosial dan emosional.

3. Tujuan Pembelajaran Ranah Psikomotorik

Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik secara hierarkis dibagi kedalam

lima kategori berikut :

a. Persepsi (perception), yaitu pemakaian alat-alat perasa untuk

membimbing efektifitas gerak.

b. Kesiapan (set), yaitu kesedian untuk mengambil tindakan.

13

Page 14: Propsal bab I,II, III

c. Respon terbimbing (guide respons), yaitu tahap awal belajar

keterampilan lebih komples, meliputi peniruan. Gerak yang

dipertunjukkan kemudian mencoba-coba dengan menggunakan

tanggapan jamak dalam menangkap suatu gerak.

d. Mekanisme (mechanism), yaitu gerakan penampilan yang melukiskan

proses dimana gerak yang telah dipelajari, kemudian diterima atau

diadopsi menjadi kebiasaan sehingga dapat ditampilkan dengan penuh

percaya diri dan mahir.

e. Respons nyata kompleks (complex over respons), yaitu penampilan

gerakan secara mahir dan cermat dalam bentuk gerakan yang rumit

aktivitas motorik berkadar tinggi.

f. Penyesuaian (adaptation), yaitu keterampilan yang telah dikembangkan

secara lebih baik sehingga tampak dapat mengolah gerakan dan

menyesuaikannya dengan tuntutan dan kondisi yang khusus dalam

suasana yang lebih problematis.

g. Penciptaan (orgination), yaitu penciptaan pola gerakan baru yang sesuai

dengan situasi dan masalah tertentu sebagai kreativitas.

2.4 Hasil Belajar

Gagne (Jufri, 2013 : 58) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan

(performance) yang dapat teramati dalam diri seseorang dan disebut dengan

kapabilitas. Menurut Gagne, ada lima kapabilitas manusia yaitu 1) keterampilan

intelektual (intelektual skill); 2) strategi kognitif (cognitive strategy); 3) informasi

14

Page 15: Propsal bab I,II, III

verbal (verbal informasion); keterampilan motorik (motor skill); dan 5) sikap

(attitude). Bloom (Jufri, 2013 : 59) mengelompokan hasil belajar dalam

tiga ranah yaitu:

1. Hasil belajar ranah kognitif, yaitu hasil belajar yang meliputi: penguasaan

konsep, ide, pengetahuan faktual, dan berkenaan dengan keterampilan-

keterampilan intelektual.

2. Hasil belajar ranah afektif meliputi: penerimaan, jawaban atau respon,

penilaian, organisasi, dan internalisasi.

3. Hasil belajar ranah psikomotor meliputi: imitasi, manipulasi, ketepatan,

artikulasi dan naturalisasi.

Howard Kingsley (Sudjana, 2005 : 45) membagi tiga macam hasil belajar,

yakni: (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap

dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang

ditetapkan dalam kurikulum sekolah. Sedangkan Benyamin Bloom berpendapat

bahwa tujuan pendidikan yang hendak dicapai dibedakan menjadi tiga bidang

yaitu: (a) bidang kognitif, (b) bidang afektif, (c) bidang psikomotorik. Robert

Gagne (Sudjana, 2005 : 47) meninjau hasil belajar yang harus dicapai oleh peserta

didik dan juga meninjau proses belajar menuju hasil belajar dan langkah-langkah

instruksional yang dapat diambil oleh guru dalam membantu peserta didik belajar.

Menurut Gagne hasil belajar dibagi dalam 5 kategori yaitu:

a. Informasi Verbal

Informasi verbal adalah tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang

yang dapat diungkapkan melalui bahasa lisan maupun tertulis.

15

Page 16: Propsal bab I,II, III

b. Kemahiran Intelektual

Kemahiran intelektual menunjuk pada “knowing how”, yaitu bagaimana

kemampuan seseorang berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya

sendiri. Gagne membagi kemahiran intelektual menjadi empat kategori yang

diurutkan secara hierarki, yaitu sub kemampuan yang di bawah menjadi

landasan bagi sub kemampuan yang di atasnya. Ada empat sub kemampuan

tersebut sebagai berikut :

1. Diskriminasi jamak, yaitu kemampuan seseorang dalam membedakan

antara objek yang satu dengan objek yang lain.

2. Konsep, yaitu arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-

ciri yang sama. Konsep dapat dilambangkan dalam bentuk kata yang

mewakili konsep itu. Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep

yang harus didefinisikan.

3. Kaidah, yaitu dua konsep atau lebih yang jika dihubungkan satu sama

lain, maka terbentuk suatu ketentuan yang mewakili suatu keteraturan,

misalnya besi jika dipanaskan akan memuai.

4. Prinsip, yaitu terjadinya kombinasi dari beberapa kaidah, sehingga

terbentuk suatu kaidah yang lebih tinggi dan lebih kompleks. Kaidah

disebut juga dengan “prinsip”.

c. Pengaturan Kegiatan Kognitif

Pengaturan kegiatan kognitif, yaitu kemampuan yang dapat

menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri, khususnya bila

sedang belajar dan berpikir.

16

Page 17: Propsal bab I,II, III

d. Sikap

Sikap, yaitu sikap tertentu seseorang terhadap suatu objek. Misalnya

peserta didik bersikap positif terhadap sekolah, karena sekolah berguna

baginya. Sebaliknya, akan bersikap negatif tehadap pesta-pesta karena

merasa tidak ada gunanya, hanya membuang waktu dan uang saja.

e. Keterampilan Motorik

Keterampilan motorik, yaitu sesorang yang mampu melakukan

serangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu dengan mengadakan

koordinasi anggota badan secara terpadu.

Hasil belajar terbagi atas tiga macam yaitu kemahiran intelektual, informasi

verbal, dan pengaturan kegiatan kognitif. Pendapat Gagne dengan Bloom hampir

sejalan, yaitu adanya tiga aspek hasil belajar, yaitu kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Dalam sistem pengajaran di sekolah khususnya kurikulum KTSP

menggunakan ketiga hasil belajar, yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik yang

bersumber dari taksonomi Bloom (Sudjana, 2005 : 46).

2.5 Metode Eksperimen

2.5.1 Pengertian Metode Eksperimen

Menurut Asmani (2013 : 34) metode eksperimen adalah metode pemberian

kesempatan kepada anak didik, baik perorangan ataupun kelompok untuk dilatih

melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode ini, anak didik

diharapkan dapat sepenuhnya terlibat dalam perencanaan eksperimen, melakukan,

menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan

17

Page 18: Propsal bab I,II, III

memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata.

Selain itu, metode eksperimen juga bisa dikatakan sebagai penyampaian

materi pelajaran melalui latihan yang menggunakan alat ukur, bahan percobaan,

dan perangkat percobaan yang dilakukan oleh siswa, baik secara individual

maupun kelompok, untuk membuktikan atau menemukan konsep, prinsip, teori,

asas, aturan, atau hukum-hukum. Dalam pelaksanaan metode eksperimen,

diperlukan petunjuk, pedoman, atau penuntun praktikum. Petunjuk praktikum

seharusnya berisikan langkah-langkah kerja yang melibatkan proses berpikir,

prosedur kerja kreativitas dan kemandirian siswa dalam menemukan konsep,

prinsip asas, aturan, atau hukum-hukum (Faizi, 2013 : 165).

Metode eksperimen agar penggunaannya efektif dan efisien, maka dalam

pelaksanaannya perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut ( Roestiyah, 2008 :

81) :

a. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah

alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi setiap kelompok siswa.

b. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan buku yang

meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat

dan bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.

c. Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan kosentrasi dalam

mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama;

sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang

dipelajari itu.

18

Page 19: Propsal bab I,II, III

d. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih; maka perlu diberi

petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan,

pengalaman, serta keterampilan, juga kematangan dan sikap perlu

diperhitungkan oleh guru dan memilih obyek eksperimen itu.

e. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan,

seperti masalah yang mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan

keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat,

sehingga masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.

Siswa dalam melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan prosedur

sebagai berikut ( Roestiyah, 2008 : 81) :

a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus

memahami masalah yang akan dibuktikan selama eksperimen.

b. Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang :

1. Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam percobaan.

2. Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variabel-variabel

yang harus dikontrol dengan ketat.

3. Urutan yang akan ditempuh sesuai eksperimen berlangsung

4. Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja akan dicatat.

5. Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian, perhitungan,

grafik dan sebagainya.

c. Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila

perlu memberikan saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan

jalannya eksperimen.

19

Page 20: Propsal bab I,II, III

d. Setelah eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila

perlu memberikan saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan

jalannya eksperimen.

e. Setelah eksperimen selesai guru mengumpulkan hasil penelitian siswa,

mendiskusikan ke kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau sekedar tanya

jawab.

2.5.2 Karakteristik Metode Eksperimen

Emzir (2014 : 65) menyatakan ada tiga hal yang menjadi karakteristik

metode eksperimen : 1) manipulasi, 2) pengendalian, 3) pengamatan.

1. Manipulasi

Manipulasi langsung peneliti terhadap sekurangnya satu variabel bebas

merupakan salah satu karakteristik yang membedakan semua penelitian

eksperimen dari metode penelitian lain. Secara sederhana manipulasi

dimaksud bahwa peneliti memutuskan apa bentuk atau nilai-nilai variabel

bebas (atau sebab) yang akan diambil dan kelompok mana akan mendapatkan

bentuk yang sama.

Terdapat banyak variabel bebas dalam pendidikan yang dapat

dimanipulasi (variable aktif) dan yang tak dapat dimanipulasi. Kita dapat

memanipulasi variabel seperti metode pengajaran dan ukuran besar

kelompok, tetapi kita tidak dapat memanipulasi variabel seperti jenis kelamin

atau status sosial ekonomi. Artinya, kita tidak dapat meminta siswa menjadi

laki-laki atau perempuan, karena sudah fitrahnya siswa menjadi laki-laki atau

20

Page 21: Propsal bab I,II, III

perempuan. Agar dapat memanipulasi suatu variabel, kita yang harus

menentukan siapa akan menjadi apa atau siapa akan mendapat apa.

2. Pengendalian

Menurut Gay (Emzir, 2014 : 67) pengendalian mengacu pada usaha-

usaha pihak peneliti untuk menyingkirkan pengaruh suatu variabel (selain

variabel bebas) yang dapat memengaruhi performasi pada variabel terikat.

Dengan kata lain, peneliti ingin agar kelompok sedapat mungkin sama,

dengan demikian perbedaan utama diantara mereka hanyalah variabel bebas,

perbedaan yang disebabkan oleh peneliti.

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada ciri-ciri tingkah laku subjek yang

diteliti. Dalam melakukan pengamatan ini peneliti melakukan pengukuran

dengan menggunakan instrument.

2.5.3 Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen

Metode eksperimen memiliki beberapa kelebihan antara lain (Asmani,

2013 : 34) :

1. Dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan

berdasarkan percobaanya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau

buku.

2. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi

(menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari

seorang ilmuan, dan

21

Page 22: Propsal bab I,II, III

3. Akan terbina manusia yang akan membawa terobosan-terobosan baru melalui

penemuan, sebagai hasil percobaanya yang diharapkan dapat bermanfaat bagi

kesejahteraan hidup manusia.

Metode eksperimen memiliki beberapa kekurangan antara lain (Asmani,

2013 : 35) :

1. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik

berkesempatan mengadakan eksperimen.

2. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus

menanti waktu untuk melanjutkan pelajaran, serta

3. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.

2.5.4 Langkah-Langkah Metode Eksperimen

Rizema (2013 : 135) menyatakan menurut sebuah catatan dalam

dhiasuprianti.wordpress.com, ketika siswa akan melaksanakan suatu ekperimen,

maka guru perlu memperhatikan prosedur-prosedur ekperimen, diantaranya

adalah sebagai berikut :

a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen; ia harus memahami

masalah-masalah yang akan dibuktikan melalui ekperimen .

b. Siswa perlu mengetahui tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan

digunakan dalam percobaan. Supaya tidak mengalami kegagalan, siswa perlu

mengetahui variabel yang harus dikontrol secara ketat sekaligus

memperhatikan urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung.

22

Page 23: Propsal bab I,II, III

c. Selama proses eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa.

Guru bisa memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan

jalannya eksperimen.

d. Setelah eksperimen selesai, guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa,

mendiskusikannya dikelas, serta mengevaluasi dengan tes atau sekedar tanya

jawab.

Dalam menggunakan metode eksperimen, agar memperoleh hasil yang

diharapkan, terdapat tiga langkah yang harus diperhatikan, yakni :

a. Persiapan Eksperimen

Dalam melakukan eksperimen, persiapan yang matang mutlak diperlukan

agar memperoleh hasil yang diharapkan. Dalam hal ini beberapa langkah yang

harus diperhatikan yakni :

1. Menetapkan tujuan eksperimen;

2. Mempersiapkan berbagai alat atau bahan yang diperlukan;

3. Mempersiapkan tempat eksperimen;

4. Mempertimbangkan jumlah siswa dengan alat atau bahan yang ada serta daya

tampung eksperimen;

5. Mempertimbangkan apakah dilaksanakan sekaligus (serentak seluruh siswa)

atau secara bergiliran;

6. Perhatikan masalah keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau

menghindari risiko yang merugikan.

23

Page 24: Propsal bab I,II, III

7. Berikan penjelasan mengenai sesuatu yang harus diperhatikan dan tahapan-

tahapan yang harus dilakukan oleh siswa, yang termasuk dilarang atau

membahayakan.

b. Pelaksanaan Eksperimen

Setelah semua persiapan kegiatan selesai, maka langkah selanjutnya adalah

sebagai berikut :

1. Siswa memulai percobaan. Saat siswa melakukan percobaan, guru

mendekatinya untuk mengamati proses percobaan serta memberikan dorongan

dan bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa, sehingga

eksperimen tersebut dapat diselesaikan dan berhasil.

2. Selama eksperimen berlangsung, guru hendaknya memperhatikan situasi secara

keseluruhan. Jika terjadi hal-hal yang menghambat, maka bisa segera di

selesaikan.

c. Tindak Lanjut Eksperimen

Setelah eksperimen dilakukan, kegiatan-kegiatan selanjutnya adalah sebagai

berikut :

1. Siswa mengumpulkan laporan eksperimen untuk diperiksa guru.

2. Mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen, serta

memeriksa dan menyimpan kembali segala bahan sekaligus peralatan yang di

gunakan.

24

Page 25: Propsal bab I,II, III

2.5.5 Keterampilan Siswa Sebagai Pelaku Eksperimen

Beberapa hal berikut yang harus di perhatikan siswa saat melakukan

kegiatan belajar mengajar menggunakan metode eksperimen adalah :

1. Siswa bergabung dengan anggota kelompok masing-masing yang sudah di

tentukan oleh guru.

2. Siswa membaca lembaran LKPD yang sudah di bagikan oleh guru sebelum

melakukan kegiatan eksperimen.

3. Siswa mulai melakukan kegiatan pengamatan, sesuai dengan petunjuk yang

sudah di jelaskan pada lembar LKPD.

4. Apabila ada hal yang tidak di mengerti, siswa dapat bertanya kepada guru

5. Setelah kegiatan pengamatan selesai, siswa melakukan diskusi antar siswa dari

hasil pengamatannya dalam kelompoknya masing-masing.

6. Siswa melaporkan hasil eksperimen milik kelompoknya masing-masing

dengan cara mempresentasikannya didepan.

7. Siswa menarik kesimpulan dari setiap hasil presentasi yang mereka lakukan.

2.6 Tekanan

2.6.1 Pengertian Tekanan

Tekanan didefinisikan sebagai gaya tiap satuan luas (Haryadi, 2009 : 142).

Besar tekanan suatu benda dipengaruhi oleh gaya tekan dan luas bidang tekan.

Gaya tekan adalah berat benda yang bekerja pada sebuah bidang. Semakin besar

gaya tekan akan semakin besar tekanannya. Hal ini membuktikan bahwa gaya

sebanding dengan tekanannya. Semakin besar luas permukaan bidang tekan suatu

25

Page 26: Propsal bab I,II, III

benda, tekanan semakin kecil, dan semakin sempit luas permukaan bidang tekan,

tekanan semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan berbanding terbalik

dengan luas bidang tekan. Tekanan adalah hasil bagi antara gaya tekan dengan

luas bidang tempat gaya itu bekerja. Secara matematis ditulis dengan persamaan

(Susanto dkk, 2007 : 263) :

P = FA ………………………………………………………………………… (2.1)

dengan :

P = tekanan (N/m2)

F = gaya yang menekan (N)

A = luas bidang tekan (m2)

2.6.2 Tekanan Hidrtostatis

Zat cair atau fluida yang diam memberikan tekanan sama besar

ke semua arah. Perhatikan gambar 2.1.

Gambar 2.1 Besar tekanan fluida ke semua arah selalu sama.

Pada gambar tersebut, bayangkan sebuah kubus kecil berada pada

kedalaman tertentu dalam suatu fluida. Kubus ini mendapatkan tekanan yang

26

Page 27: Propsal bab I,II, III

besarnya sama dari segala arah. Apabila besar tekanan tidak sama, maka kubus

akan bergerak. Tekanan yang dirasakan kubus atau benda ini disebut tekanan

hidrostatika. Tekanan hidrostatika adalah tekanan yang diberikan fluida yang

diam pada kedalaman tertentu (Sarwono dkk, 2009 :135).

Besarnya tekanan hidrostatika pada kedalaman tertentu tergantung pada

kedalaman, massa jenis, dan luas permukaan. Besarnya tekanan hidrostatik di

sembarang titik di dalam fluida dapat ditentukan sebagai berikut. Misalnya,

sebuah kotak berada pada kedalaman h di bawah permukaan zat cair yang massa

jenisnya ρ , seperti Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Tekanan pada kedalaman h dalam zat cair

Tekanan yang dilakukan zat cair pada alas kotak disebabkan oleh berat zat

cair di atasnya. Dengan demikian, besarnya tekanan adalah:

Ph = FA

Ph = mgA

m =ρ xV

V = A.h

27

Page 28: Propsal bab I,II, III

maka Ph =ρV g

A

Oleh karena itu, persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut :

Ph = ρ A g h

A = ρ gh………………………………………………… …(2.2)

dengan:

P h=¿tekanan hidrostatik (N/m2)

ρ = massa jenis zat cair (kg/m2)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

h = kedalaman (m) (Haryadi, 2009 : 143)

Jika gelas dalam keadaan terbuka, maka udara juga akan memberikan

tambahan tekanan hidrostatiska. Besarnya tekanan hidrostatiska pada gelas atau

wadah terbuka yang berhubungan langsung dengan udara diberikan dengan

persamaan (Humaidi dkk, 2009 : 197):

Ph=¿ P0¿ + ρ gh …………………………………………………………(2.3)

dengan:

Ph= tekanan hidrostatik (N/m2)

P0 = tekanan udara / tekanan atmosfer (N/m2)

ρ = massa jenis zat cair (kg/m2)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

h = kedalaman (m)

2.6.3 Bejana Berhubungan

28

Page 29: Propsal bab I,II, III

Susanto dkk (2013 : 96) menyatakan zat cair selalu mengikuti bentuk

wadah yang ditempatinya. Zat cair dalam keadaan tenang tanpa ada goyangan

selalu menunjukkan permukaan yang mendatar. Keadaan permukaan zat cair yang

mendatar juga dapat kita lihat dalam bejana berhubungan.

Hukum bejana berhubungan berbunyi :

Jika bejana berhubungan diisi zat cair yang sama, dalam keadaan setimbang

permukaan zat cair dalam bejana-bejana itu terletak pada satu bidang datar.

Hukum bejana berhubungan tidak berlaku apabila :

1. Tekanan dia atas bejana tidak sama (misalnya salah salah satu bejana tertutup)

2. Diisi dua atau lebih macam zat cair

3. Digoyang-goyangkan

4. Salah satu bejana merupakan pipa kapiler

Perhatikan gambar 2.3 berikut (Indrajid, 2009 : 141) :

Gambar 2.3 Pipa U diisi dua zat cair berbeda, tekanan di A sama dengan tekanan di B

Mula-mula bejana pada gambar tersebut diisi zat cair pertama yang bermasa

jenis ρ1 (air). Kemudian kedalam mulut bejana sebelah kanan dimasukkan zat cair

kedua yang bermasa jenis ρ2(minyak ). Tititk B berada pada perbatasan kedua zat

cair tersebut dan di tekan oleh zat cair kedua setinggi h2. Titik A berada pada zat

29

Page 30: Propsal bab I,II, III

cair pertama dan ditekan oleh zat cair pertama dan di tekan oleh zat cair pertama

setinggi h1. Titik A dan B berada pada satu garis. Sesuai dengan hukum

hidrostatika, kedua titik tersebut memiliki tekanan yang sama. Akan tetapi

tekanan pada titik C dan D tidak sama karena jenis zat cair di kedua titik tersebut

berbeda.

PA = PB

ρ1 . g1 . h1=ρ2 . g2 . h2

ρ1 . h1=ρ2 . h2 ……………………………....……………………..……(2.4)

Keterangan:

ρ1 = massa jenis zat cair 1 (air)

ρ2 = massa jenis zat cair 2 (minyak)

h1 = ketinggian zat cair 1 (air)

h2 = ketinggian zat cair 2 (minyak)

Berikut aplikasi bejana berhubungan dalam kehidupan sehari-hari (wasis &

Irianto, 2008 : 193) :

1. Teko Air

Perhatikan teko air di rumahmu. Teko tersebut merupakan sebuah

bejana berhubungan. Teko air yang baik harus mempunyai mulut yang lebih

tinggi daripada tabung tempat menyimpan air.

2. Tempat Penampungan Air

Biasanya, setiap rumah mempunyai tempat penampungan air. Tempat

penampungan air ini ditempatkan di tempat tinggi misalnya atap rumah. Jika

diamati, wadah air yang cukup besar dihubungkan dengan kran tempat

30

Page 31: Propsal bab I,II, III

keluarnya air menggunakan pipa-pipa. Jika bentuk bejana berhubungan pada

penjelasan sebelumnya membentuk huruf U, bejana pada penampungan air

ini tidak berbentuk demikian. Hal ini sengaja dirancang demikian karena

sistem ini bertujuan untuk mengalirkan air ke tempat yang lebih rendah

dengan kekuatan pancaran yang cukup besar.

2.6.4 Hukum Pascal

Apabila memompa sebuah ban sepeda, ternyata ban akan menggelembung

secara merata. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan yang kita berikan melalui

pompa akan diteruskan secara merata ke dalam fluida (gas) di dalam ban. Selain

tekanan oleh beratnya sendiri, pada suatu zat cair (fluida) yang berada di dalam

ruang tertutup dapat diberikan tekanan oleh gaya luar. Jika tekanan udara luar

pada permukaan zat cair berubah, maka tekanan pada setiap titik di dalam zat cair

akan mendapat tambahan tekanan dalam jumlah yang sama. Peristiwa ini pertama

kali dinyatakan oleh seorang ilmuwan Prancis bernama Blaise Pascal (1623 -

1662) dan disebut Hukum Pascal. Jadi, dalam Hukum Pascal dinyatakan berikut

ini.

“Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutupakan diteruskan ke

segala arah dengan sama besar” ( Haryadi, 2009 : 145).

Pada gambar 2.4 diperlihatkan kerja pesawat hidrolik berdasarkan hukum

pascal. Pesawat hidrolik ini terdiri atas bejana dengan dua kaki yang masing-

masing diberi pengisap. Kedua pengisap ini memiliki dua penampang berbeda,

yaitu A1 dan A2 dimana A1 < A2.

31

Page 32: Propsal bab I,II, III

Gambar 2.4 Pesawat hidrolik berdasarkan hukum pascal

Jika pengisap I ditekan dengan F1, zat cair akan meneruskan tekanan tersebut

kesegala arah. Besarnya tekanan pada pengisap I dinyatakan dengan persamaan :

P1 =F1

A1

jika di atas pengisap 2 diletakkan beban,gaya angkat ke atas pada pengisap 2

adalah F2, yang dinyatakan persamaan :

P2 =F2

A2

Menurut hukum pascal, tekana yang diteruskan kesegala arah adalah sama besar

sehingga,

P1 = P2

F1

A1=

F2

A2………………………………………………………………..….. (2.5)

Dengan :

F1 = gaya yang bekerja pada pengisap I (N)

F2 = gaya yang bekerja pada pengisap II (N)

32

Page 33: Propsal bab I,II, III

A1 = luas penampang pengisap I (m2)

A2 = luas penampang pengisap II (m2)

Jika bentuk penampang tabung berupa lingkaran dengan jari-jari r1 dan r2 akan

diperoleh persamaan :

A1 = 12 π r1

2

A2 = 12 π r2

2

Sehingga dapat ditulis menjadi :

F1

12

π r12 =

F1

12

π r22

F1

r12 =

F2

r22 atau

F1

d12 =

F2

d22 …………………………………………………...…..

(2.6)

Tekanan 1 pascal (Pa) adalah gaya 1 newton yang bekerja pada bidang tekan

seluas 1 m2 atau 1 Pa = 1 N/m2(Indrajit, 2009 : 143)

Susanto dkk (2007 : 265) menyatakan alat-alat teknik yang berdasarkan

hukum pascal adalah sebagai berikut :

1. Dongkrak Hidrolik

Untuk mengganti ban yang kempes digunakan dongkrak hidrolik yaitu

cukup dengan memasang dongkrak dekat ban yang akan diganti dan

menggerakkan pengungkitnya, mobil akan terangkat. Prinsipnya, saat

dongkrak ditekan, pengisap kecil menekan cairan yang ada dalam reservoir

33

Page 34: Propsal bab I,II, III

(tendon). Tekanan akan diteruskan sehingga pengisap besar (yang dibebani

mobil) bias teangkat.

2. Mesin Pengangkat Mobil Hidrolik

Cara kerja mesin pengangkat mobil hidrolik adalah udara bertekanan

tinggi dimampatkan diatas permukaan minyak. Udara yang mampat ini

meneruskan tekanan ke bagian bawah pengisap yang meengangkat mobil.

Dengan cara demikian, mobil yang beratnya satu atau dua ton dapat diangkat

dengan mudah.

2.6.5 Hukum Archimedes

Hukum Archimedes mempelajari tentang gaya ke atas yang dialami oleh

benda apabila berada dalam fluida. Benda-benda yang dimasukkan pada fluida

seakan-akan mempunyai berat yang lebih kecil daripada saat berada di luar fluida.

Misalnya, batu terasa lebih ringan ketika berada di dalam air dibandingkan ketika

berada di udara. Berat di dalam air sesungguhnya tetap, tetapi air melakukan gaya

yang arahnya ke atas. Hal ini menyebabkan berat batu akan berkurang, sehingga

batu terasa lebih ringan. Berdasarkan peristiwa di atas dapat disimpulkan bahwa

berat benda di dalam air besarnya:

wair = wudara - FA

dengan:

wair = berat benda di dalam air (N)

wud = berat benda di udara (N)

FA = gaya tekan ke atas (N)

34

Page 35: Propsal bab I,II, III

Besarnya gaya tekan ke atas dapat ditentukan dengan konsep tekanan

hidrostatik. Gambar 2.5 menunjukkan sebuah silinder dengan tinggi h yang

luasnya A.

Gambar 2.5 Gaya keatas oleh fluida

Ujung atas dan bawahnya, dicelupkan ke dalam fluida yang massa jenisnya ρ.

Besarnya tekanan hidrostatik yang dialami permukaan atas dan bawah silinder

adalah:

P1 =ρ.g.h1

P2 =ρ.g.h2

Sehingga besarnya gaya-gaya yang bekerja:

F = P.A

F1 = ρ.g.h1. A (ke bawah)

F2 = ρ.g.h2. A (ke atas)

Gaya total yang disebabkan oleh tekanan fluida merupakan gaya apung atau gaya

tekan ke atas yang besarnya:

FA = F2 – F1

= ρ.g.h1. A – ρ.g.h2. A

35

Page 36: Propsal bab I,II, III

=ρ . g.(h2– h1).A

karena h2 – h1 = h, maka:

FA= ρ.g.h.A

A.h adalah volume benda yang tercelup, sehingga:

FA= ρ.g.V ……………………………………………………………(2.7)

dengan:

FA = gaya ke atas atau Archimedes (N)

ρ = massa jenis fluida (kg/m3)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

V = volume benda yang tercelup (m3)

Gaya total ρ .g.V = m.g adalah berat fluida yang dipindahkan. Dengan

demikian, gaya tekan ke atas pada benda sama dengan berat fluida yang

dipindahkan oleh benda. Pernyataan ini pertama kali dikemukakan oleh

Archimedes (287 - 212 SM), yang dikenal dengan Hukum Archimedes, yang

berbunyi: “Sebuah benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya di dalam fluida

mengalami gaya ke atas yang besarnya samadengan berat fluida yang

dipindahkan” (Indrajad, 2009 : 147)

2.6.5.1 Tenggelam, Melayang, dan Tenggelam

Apabila sebuah benda padat dicelupkan ke dalam zat cair, maka ada tiga

kemungkinan yang terjadi pada benda, yaitu tenggelam, melayang, atau terapung.

Apakah yang menyebabkan suatu benda tenggelam, melayang, atau terapung

(Indrajid, 2009 : 148).

2.6.5.1.1 Tenggelam

36

Page 37: Propsal bab I,II, III

Perhatikan gambar 2.6 yang menunjukkan sebuah bola kayu yang tenggelam

pada suatu fluida. Pada saat tenggelam, besarnya gaya apung Fa lebih kecil

daripada berat benda w = mg.

Gambar 2.6 Benda tenggelam

Volume udara yang tercelup didalam fluida sama dengan volume total benda

mengapung, namun benda bertumpu pada dasar bejana sehingga ada gaya normal

dasar bejana pada benda sebesar N.

∑ F y = 0

W = FA + N

W > FA

Mb.g > ρ.g.Vf

ρ.Vb > ρ. Vf

Karena, Vb (volume benda yang tercelup) sama dengan Vf (volume benda yang

dipindahkan)

Vb = Vf

ρb > ρf ……………………………………………...………………….(2.8)

Massa jenis benda harus lebih besar daripada massa jenis fluda.

37

Fa N

w = mg

Page 38: Propsal bab I,II, III

2.6.5.1.2 Terapung

Perhatikan gambar 2.7 yang menunjukkan sebuah bola kayu yang terapung

pada suatu fluida. Pada saat terapung, besarnya gaya apung Fa sama dengan berat

benda w = mg.

Gambar 2.7 Benda terapung

Pada peristiwa ini, hanya sebagian volumen benda yang tercelup di dalam fluida

sehingga volume fluida yang dipindahkan lebih kecil dari volume total benda

yang mengapung.

∑ F y = 0

W = FA

Mb.g = ρf.g.Vf

ρbg.Vb = ρf.g.Vf

ρb.Vb = ρf.Vf

ρb ¿ V f

V b ρf

karena, Vb (volume benda yang tercelup) lebih besar daripada Vf (volume fluida

yang di pindahkan), maka :

38

w = mg

Fa

Page 39: Propsal bab I,II, III

Vb > Vf

ρb ¿ ρf …………………………………....…………………………….(2.9)

2.6.5.1.3 Melayang

Perhatikan gambar 2.8 yang menunjukkan sebuah bola kayu yang melayang

pada suatu fluida. Pada saat melayang, besarnya gaya apung Fa sama dengan berat

benda w = mg.

Gambar 2.8 Benda melayang

Vb (volume benda yang tercelup) sama dengan Vf (volume fluida yang

dipindahkan).

∑ F y = 0

W = FA

Mb.g = ρf.g.Vf

ρbg.Vb = ρf.g.Vf

ρb.Vb = ρf.Vf

Karena Vb (volume benda yang tercelup) sama dengan Vf (volume benda yang

dipindahkan), maka:

Vb = Vf

ρb. = ρf. ………………………………………………………………(2.10)

39

w = mg

Fa

Page 40: Propsal bab I,II, III

(Supiyanto, 2007 : 182)

2.6.6 Ketinggian Tempat dan Tekanan Udara

Tekanan udara memiliki nilai maksimum di permukaan laut. Semakin tinggi

suatu tempat, semakin kecil tekanan udara ditempat itu. Tekanan udara pada

ketinggian h (diukur dari permukaan laut) di tentukan dengan rumus :

P = P0 – ρ g h …………………………………………………...……….(2.11)

Dengan :

P = tekanan udara di ketinggian h (Pa)

P0 = tekanan udara pada permukaan laut (101,300 Pa)

ρ = massa jenis udara (sekitar 1,3 kg/m3)

g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

h = ketinggian diukur dari permukaan laut (m) (Susanto, 2013 :

99).

Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah barometer.

Terdapat beberapa jenis barometer, yaitu :

1. Barometer air raksa

Barometer yang digunakan oleh Torricelli termasuk barometer air

raksa. Pada barometer air raksa terdapat skala yang menunjukkan tekanan

udara dalam cmHg.

2. Barometer air

Barometer air pertama kali dibuat oleh Otto Von Genricke. Prinsip

kerja barometer ini sama dengan barometer air raksa, perbedaannya terletak

40

Page 41: Propsal bab I,II, III

pada zat cair pengisi barometer, yaitu air. Oleh karena massa jenis air lebih

ringan dibanding air raksa maka panjang tabung barometer air lebih panjang

dibandingkan tabung barometer air raksa. Massa jenis air adalah 1.000 kg/m3

sehingga tinggi tabung yang diperlukan untuk mengukur tekanan udara

sebesar 1 atm = 76 cmHg = 100.000 Pascal adalah:

P = p .g .h

100.000 = 1.000 .10 .h

h = 10 m

3. Barometer aeroid (logam)

Barometer aeroid terbuat dari logam. Barometer aeroid berukuran kecil

sehingga mudah dibawa atau dipindahkan. Barometer aeroid terdiri atas sebuah

kotak logam yang berisi udara dengan tekanan udara yang sangat rendah.

Permukaan barometer dibuat bergelombang. Jarum penunjuk, pegas, serta angka-

angka pada skala barometer berbentuk lingkaran. Barometer ini biasanya

digunakan oleh para penerbang dan pendaki gunung.

Dalam kehidupan sehari-hari, tekanan udara dapat dimanfaatkan dalam

berbagai kegiatan, di antaranya sebagai berikut : 1) Penggunaan alat penyedot

minuman. Alat ini bekerja karena tekanan udara dalam mulut lebih rendah

dibanding tekanan udara luar yang menekan minuman, akibatnya minuman dapat

naik ke mulut. 2) Pembuatan lubang pada kaleng susu kental dibuat lebih dari

satu. Hal ini bertujuan agar saat mengeluarkan susu kental dari kaleng, udara luar

akan ikut mendesak susu kental sehingga susu mudah dikeluarkan. 3) Pengisap

udara dari karet. Pengisap udara dari karet umumnya digunakan untuk

41

Page 42: Propsal bab I,II, III

menggantungkan sikat gigi, sabun, pakaian, dan boneka. 4) Kompresor.

Kompresor dapat digunakan untuk memompa ban karena tekanan udara dalam

kompresor lebih besar daripada tekanan udara dalam ban (Krisno dkk, 2008 :

247).

Untuk mengukur tekanan gas dalam ruang tertutup digunakan manomater.

Ada dua jenis manometer, yaitu (Krisno dkk, 2008 : 248) :

1. Manometer zat cair

Manometer zat cair merupakan manometer jenis terbuka. Pada

manometer zat cair terdapat pipa U yang memiliki satu tabung terbuka dan

satu tabung tertutup. Cairan dalam tabung dapat berupa air raksa, alkohol,

ataupun air. Prinsip pengukuran tekanan udara dalam tabung manometer

adalah dengan mengukur selisih ketinggian fluida dalam pipa. Jika tekanan

gas dalam tabung lebih besar dari tekanan udara luar maka tinggi permukaan

zat cair dalam tabung terbuka lebih tinggi daripada tinggi permukaan zat cair

dalam tabung yang tertutup. Besar tekanan dalam tabung manometer

dirumuskan:

Pgas =Pluar + h ………………………………………….(2.12)

Jika tekanan udara dalam tabung tertutup lebih kecil dibanding tekanan

udara luar maka tinggi permukaan zat cair dalam tabung terbuka lebih rendah

dibandingkan dengan tinggi permukaan zat cair dalam tabung tertutup.

Tekanan udara dalam tabung tersebut dinyatakan:

Pgas = Pluar – h …………………………………………..(2.13)

42

Page 43: Propsal bab I,II, III

Umumnya cairan yang digunakan pada manometer zat cair adalah air

raksa sehingga satuan h adalah cm, mengingat tekanan udara luar

diasumsikan 76 cmHg.

2. Manometer logam

Untuk tekanan udara yang tinggi, seperti pengukuran tekana udara dalam

ban mobil, tekanan gas, dan tekanan tungku pemanas digunakan manometer

logam. Manometer ini digunakan karena tekanan udara yang diukur sangat

besar sehingga tidak mungkin menggunakan manometer zat cair. Manometer

logam ada beberapa macam, antara lain: 1) manometer Bourdon, 2)

manometer Schaffer dan Boudenberg, dan 3) manometer pegas.

43

Page 44: Propsal bab I,II, III

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Experiment menggunakan desain

One Shot Case Study yaitu penelitian yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok

pembanding dan juga tanpa tes awal (Suharsimi, 2005: 212). Dalam desain ini

terdapat satu kelompok yang dipilih secara random, yang kemudian kelompok

tersebut diberikan perlakuan (treatment) berupa pembelajaran dengan

menggunakan metode eksperimen, kemudian kelompok tersebut diberikan tes

akhir untuk mengetahui keadaan akhir peserta didik setelah pembelajaran. Desain

penelitian One Shot Case Study dapat diilustrasikan pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1. Desain Penelitian One Shot Case Study

Treatment Posttest

X T

(Sumber: Suharsimi Arikunto (2010: 210)

Keterangan:

T = hasil tes akhir (posttest)

X = Perlakuan (treatment) dengan menerapkan pembelajaran kontekstual

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

44

Page 45: Propsal bab I,II, III

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN-6 Palangka Raya pada kelas VIII

Semester II tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan

Maret 2016 sampai dengan selesai.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi adalah data atau informasi dari keseluruhan sumber-sumber

penelitian yang harus dapat dipercaya, agar informasi atau data tersebut

digunakan untuk menjawab masalah penelitian (Hatibe, 2012: 26). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh kelas VIII semester II SMPN-6 Palangka Raya tahun

pelajaran 2015/2016 yang terbagi dalam 10 (sepuluh) kelas dengan jumlah siswa

290 orang. Sebaran peserta didik tiap kelas dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2Populasi Penelitian

No. Kelas Jumlah Peserta didik

1. VIII-1 25

2. VIII-2 26

3. VIII-3 27

4. VIII-4 25

5. VIII-5 27

6. VIII-6 27

7. VIII-7 28

8. VIII-8 28

9. VIII-9 28

10. VIII-10 28

45

Page 46: Propsal bab I,II, III

Jumlah 269 orang

(Sumber data: Tata Usaha SMPN-6 Palangka Raya)

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang

sama dengan populasi (Hatibe, 2012: 29). Pemilihan sampel penelitian dilakukan

secara acak (random sampling) berdasarkan kelas dengan asumsi kelasnya

homogen yaitu dengan melakukan undian terhadap semua kelas populasi yang

akan dijadikan sebagai kelas sampel.

3.4 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

3.4.1 Tahap Persiapan

Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Menentukan tempat penelitian.

2. Menyusun proposal penelitian.

3. Membuat instrumen penelitian.

4. Seminar proposal.

5. Permohonan izin penelitian pada instansi terkait

6. Menentukan kelas sampel.

7. Melakukan validasi intrumen oleh pakar.

8. Melaksanakan uji coba instrumen Tes Hasil Belajar (THB).

9. Menganalisis data hasil uji coba instrumen .

46

Page 47: Propsal bab I,II, III

3.4.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Kelas yang terpilih sebagai sampel penelitian diajarkan materi pokok tekanan

menggunakan metode eksperimen. Jumlah pertemuan pembelajaran di kelas

dilaksanakan sebanyak 3x (tiga kali) pertemuan. 3x (tiga kali) pertemuan

dilakukan karena pada alokasi waktu di silabus untuk materi tekanan

berjumlah 8x40 dan pada satu minggu pertemuan ada 5JP. Dalam 1 minggu

ada 2 kali masuk dan mempunyai alokasi waktu 2JP dan 3JP sehingga di

buatlah 3x pertemuan. Pada saat pembelajaran berlangsung yang diamati

adalah keterampilan unjuk kerja (psikomotor) siswa. Dalam hal pelaksanaan

ini yang di amati adalah bagaimana keterampilan unjuk kerja (psikomotor)

siswa dalam melakukan kegiatan eksperimen sesuai dengan petunjuk LKPD.

Sedangkan untuk hal yang dinilai adalah bagaimana cara mereka dalam

melakukan atau mengikuti setiap prosedur langkah-langkah kerja sesuai

dengan LKPD tersebut yang nantinya akan di amati oleh tim penguji. Didalam

lembar pengamatan psikomotor itu nanti akan mencakup tentang langkah-

langkah kerja yang sesuai dengan LKPD yang harus di ikuti oleh siswa dan

memiliki skor tersendiri untuk setiap poin langkah-langkahnya.

2. Setelah seluruh proses pembelajaran selesai, kelas yang terpilih sebagai

sampel penelitian diberikan tes akhir untuk mengetahui ketuntasan hasil

belajar siswa pada aspek kognitif materi tekanan yang telah diajarkan

menggunakan metode eksperimen.

3.4.3 Tahap Pengumpulan Data

47

Page 48: Propsal bab I,II, III

Data dalam penelitian ini diperoleh dari pengumpulan data-data selama

proses penelitian. Data-data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Hasil keterampilan psikomotor siswa untuk mengetahui sejauh mana

keterampilan unjuk kerja siswa dalam melaksanakan langkah-langkah

kegiatan berdasarkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang diberikan.

2. Data hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran metode eksperimen

pada materi pokok tekanan dikumpulkan dengan cara memberikan uji akhir

berupa THB kognitif sebanyak 50 soal pilihan ganda.

3.4.4 Tahap Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka peneliti melakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Menganalisis data hasil belajar psikomotor peserta didik setelah diberikan

pembelajaran dengan metode eksperimen melalui sebuah lembar observasi

pengamatan.

2. Menganalisis data hasil belajar kognitif peserta didik untuk mengetahui

ketuntasan hasil belajar peserta didik setelah pembelajaran dengan metode

eksperimen melalui soal sebanyak 50 soal pilihan ganda.

3.4.5 Tahap Penarikan Kesimpulan

Peneliti menarik kesimpulan setelah semua data dikumpulkan dan dianalisis

untuk mendeskripsikan hasil penelitian penerapan metode eksperimen pada materi

tekanan dengan menerapkan model eksperimen di kelas VIII semester II SMPN- 6

Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016.

48

Page 49: Propsal bab I,II, III

3.5 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua jenis instrumen dalam mengumpulkan data,

yaitu:

1. Instrumen 1: Lembar pengamatan keterampilan unjuk kerja (psikomotor)

dalam bentuk tes kinerja. Pengamatan ini untuk mengukur keterampilan unjuk

kerja (psikomotor), yang berkaitan dengan mengidentifikasi variabel,

mengumpulkan data, menganalisis data dan menarik kesimpulan. Pengamatan

ini dilakukan bersamaan dengan saat kegiatan belajar-mengajar menggunakan

metode eksperimen pada materi tekanan berlangsung. Dimana nanti saat siswa

melakukan ekperimen, ada pengamat yang akan mengamati keterampilan

mereka yang diisi oleh 1 orang pengamat untuk setiap 1 kelompok. Jadi

apabila ada 5 kelompok, maka memerlukan 5 pengamat. Instrumen penelitian

dengan menggunakan lembar observasi bersifat nontes.

2. Instrumen 2: Tes hasil belajar kognitif dalam bentuk pilihan ganda. Bertujuan

untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa dan diberikan setelah semua

pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen pada materi tekanan

selesai. Tes yang diberikan berupa tes objektif dengan 4 pilihan (a, b, c, dan d)

sebanyak 50 soal. Setiap item diberi skor 1 jika jawaban benar dan 0 jika

jawaban salah.

49

Page 50: Propsal bab I,II, III

Berikut ini disajikan kisi-kisi yang dinilai dalam ranah Psikomotor pada

tabel 3.3 dan kisi-kisi Tes Hasil Belajar (THB) Kognitif untuk uji coba pada tabel

3.4.

Tabel 3.3Kisi-kisi Penilai Psikomotor

Satuan Pendidikan : SMP

Mata Pelajaran : IPA Fisika

Pokok Bahasan : Tekanan

Kelas/Semester : VIII/II

Kompetensi Dasar : 5.4 Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas

serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kisi-kisi Ranah Psikomotor melalui LKPD I

LKPD Tujuan LKPD

KomponenPsikomotor Aspek Yang Diamati

I Menyelidiki

kaitan antara

luas

permukaan

benda dengan

tekanan

Menyelidiki

kaitan antara

massa benda

dengan

tekanan

MelakukanPercobaan

1. Memasukkan plastisin secukupnya ke dalam kotak yang telah disediakan dengan benar sesuai petunjuk kerja

2. Meratakan permukaan plastisin yang telah dimasukkan dengan rapi sesuai petunjuk kerja

3. Menjatuhkan benda I di atas plastisin pada ketinggian 20 cm dari permukaan plastisin dan mengamati pengaruh luas permukaan benda terhadap tekanan

4. Menjatuhkan kubus kayu di atas plastisin pada ketinggian 20 cm dari permukaan plastisin dan mengamati pengaruh massa benda terhadap tekanan

5. Mengukur kedalaman benda di dalam plastisin menggunakkan penggaris untuk mengetahui luas permukaan dan kedalaman akibat tekanan dari

50

Page 51: Propsal bab I,II, III

benda6. Mengulang langkah 2-5 dengan menggunakan

benda yang berbeda7. Kerjasama antar kelompok kerja

MenganalisisData

8. Mencatat dan memasukkan data ke dalam tabel9. Menganalisis pengaruh luas permukaan benda

terhadap tekanan yang terjadi10. Menganalisis pengaruh massa benda terhadap

tekanan yang terjadiMembuat

Kesimpulan11. Menyimpulkan bagaimana pengaruh dari luas

permukaan terhadap tekanan yang terjadi bila di berikan benda dengan permukaan yang berbeda pada percobaan yang telah dilakukan

12. Menyimpulkan bagaimana pengaruh antara massa benda terhadap tekanan yang terjadi pada percobaan yang telah dilakukan

13.Ketepatan dalam menyerahkan laporan hasil percobaan

Kisi-kisi Ranah Psikomotor melalui LKPD II

LKPD Tujuan LKPD

KomponenPsikomotor Aspek Yang Diamati

II - Menentukan

hubungan

tinggi zat air

dengan tekanan

pada zat cair

- Mengamati

hubungan

antara massa

jenis dan tinggi

zat cair dalam

pipa U

- Menjelaskan

prinsip gaya

MelakukanPercobaan

1. Menutup setiap lubang di botol dengan lakban/isolasi.

2. Mengisi botol tersebut dengan air sehingga tinggi permukaan air melebihi setiap lubang.

3. Mengangkat botol dan melepaskan pita isolasi/lakban secara serentak.

4. Mengamati saat air memancar keluar dari lubang-lubang

5. Memasukkan air kedalam pipa U dan membiarkan sampai permukaan air dalam kedua pipa sama tinggi.

6. Memasukkan minyak goreng kedalam salah satu selang dari pipa U

7. Mengukur tinggi minyak goreng dan air pada kedua pipa menggunakan penggaris.

8. Mengisi alat suntik yang besar dengan air9. Menghubungkan kedua alat suntik dengan selang

yang telah diisi dengan air.10. Menahan ujung pengisap alat suntik kecil dengan

tangan kanan, kemudian menekan pengisap alat suntik besar dengan tangan kiri. Merasakan gaya tekan pengisap alat suntik kecil.

51

Page 52: Propsal bab I,II, III

tekan pada

hukum pascal

11. Menekan pengisap ujung alat suntik besar dengan tangan kiri sambil menekan pada pengisap ujung alat suntik kecil. Merasakan gaya tekan pada pengisap alat suntik besar.

12. Membandingkan besar gaya yang dihasilkan oleh air pada pengisap alat suntik kecil dan pengisap alat suntik besar.

13. Kerjasama antar kelompok kerjaMenganalisis

Data14. Mencatat dan memasukkan data ke dalam tabel15. Menganalisis hubungan tinggi zat air dengan

tekanan pada zat cair16. Menganalisis hubungan antara massa jenis dan

tinggi zat cair dalam pipa U17.Menganalisis prinsip gaya tekan pada hukum pascal

melalui percobaanMembuat

Kesimpulan18. Menyimpulkan hubungan tinggi zat air dengan

tekanan pada zat cair19. Menyimpulkan hubungan antara massa jenis dan

tinggi zat cair dalam pipa U20. Menyimpulkan prinsip gaya tekan pada hukum

pascal 21. Ketepatan dalam menyerahkan laporan hasil

percobaan

Kisi-kisi Ranah Psikomotor melalui LKPD III

LKPD Tujuan LKPD

KomponenPsikomotor Aspek Yang Diamati

III -Menunjukkan

pengaruh massa

jenis pada

peristiwa

tenggelam,

melayang dan

terapung

-Menjelaskan hal-

hal yang

merupakan

akibat dari

MelakukanPercobaan

1. Mengambil 3 buah gelas bening yang sudah di beri label A B C pada masing-masing gelas

2. Mengisi gelas tersebut dengan air secukupnya (3/4 bagian) pada masing-masing gelas.

3. Pada gelas yang pertama (gelas A) memasukkan telur tanpa dicampur/ditambah dengan garam

4. Pada gelas yang kedua (gelas B) menambahkan 2 sendok makan garam, dan mengaduk hingga garamnya melarut. Kemudian memasukkan telur.

5. Pada gelas yang ketiga (gelas C) menambahkan 4 sendok makan garam, dan mengaduk hingga garamnya melarut. Kemudian memasukkan telur.

6. Mengamati ketiga telur yang berada di masing-masing gelas. Mana yang tenggelam, melayang, dan terapung.

7. Memasukkan air panas ke dalam botol hingga

52

Page 53: Propsal bab I,II, III

perbedaan

tekanan udara.

setengah penuh.8. Menutup botol, kemudian mengocok air dalam

botol tersebut dengan cara menggoyang-goyangkan botol.

9. Membuang air di dalam botol. Setelah kosong, menutup kembali botol tersebut.

10. Mendiamkan botol kemudian menunggu beberapa saat, dan lihat apa yang terjadi.

11. Kerjasama antar kelompok kerjaMenganalisis

Data12. Mencatat dan memasukkan data ke dalam

tabel13.Menganalisis pengaruh massa jenis pada peristiwa

tenggelam, melayang dan terapung.14. Menganalisis pengaruh akibat dari perbedaan

tekanan udara.Membuat

Kesimpulan15. Menyimpulkan pengaruh massa jenis pada

peristiwa tenggelam, melayang dan terapung.16. Menyimpulkan pengaruh akibat dari perbedaan

tekanan udara17. Ketepatan dalam menyerahkan laporan hasil

percobaan

Tabel 3.4Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Kognitif (THB)

Satuan Pendidikan : SMP

Mata Pelajaran : IPA Fisika

Pokok Bahasan : Tekanan

Kelas/Semester : VIII/II

Kompetensi Dasar : 5.4 Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas

serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

No Tujuan Pembelajara

n Khusus

Aspek

Butir Soal Kunci Jawaba

n

Skor4 3 2 1

Tekanan adalah ….. a. Hasil bagi antara volume bidang

tekan dengan massa jenis bendab. hasil bagi antara volume bidang

tekan dengan luas bidang tekan

53

Page 54: Propsal bab I,II, III

1Menjelaskan pengertian tekanan

C2

tempat gaya itu bekerjac. hasil bagi antara gaya tekan dengan

luas bidang tekan tempat gaya itu bekerja

d. hasil bagi antara luas bidang tekan dengan gaya tekan tempat gaya itu bekerja

C

2Menuliskan persamaan tekanan.

C1

Yang merupakan persamaan tekanan adalah ...........

a. P = FA c. A =

FP

b. F = PA d. A =

AA

A

3

Menentukan hubungan tekanan dengan gaya yang diberikan

C2

Bentuk benda yang memberikan tekanan terbesar pada suatu bidang adalah ..........a. c.

b. d. .

A

4

5

Menghitung besarnya tekanan yang diberikan suatu benda

C3

Sebuah sepatu memiliki tumit dengan luas 2 cm2 ditekan dengan gaya sebesar 10 N. Maka besar tekanan sepatu tersebut adalah .......a. 10 N/m2 c. 500 N/m2

b. 200 N/m2 d. 100 N/m2

Sebuah balok bermassa 300 kg dengan ukuran panjang 1,5 m, lebar 1 m, dan tinggi 0,5 m.

Berapakah tekanan pada dasar balok jika balok diletakkan diatas meja pada posisi seperti terlihat pada gambar di atas .......

C

A

54

Page 55: Propsal bab I,II, III

a. 2000 N/m2 c. 500 N/m2

b. 50 N/m2 d. 5000 N/m2

6Menjelaskan pengertian tekanan hidrostatik.

C2

Tekanan dalam zat cair yang disebabkan oleh berat zat cair itu sendiri merupakan definisi dari ........a. Tekanan Hidrostatisb. Tekananc. Bejana Berhubungand. Massa Jenis zat cair

A

7

Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tekanan hidrostatik.

C1

Faktor-faktor yang memperngaruhi tekanan hidrostatis :(1). Kedalaman permukaan benda (h)(2). Massa jenis zat cair (ρ ¿(3). Percepatan gravitasi (g)(4). Bentuk penampang zat cair Pernyataan yang benar adalah .......a. (1), (2), dan (3)b. (1), (2), dan (4)c. (1), (3), dan (4)d. (2), (3), dan (4)

A

8Menuliskan persamaan tekanan hidrostatik.

C1

Persamaan yang benar untuk tekanan hidrostatis adalah .......

a. Ph = ρ . gh c. Ph = ρ . A .

h

b. Ph= ρ .hg d. Ph = ρ . g .

h

D

9Menghitung besarnya tekanan hidrostatik.

C3

Tekanan hidrostatis dialami penyelam yang menyelam pada kedalaman 4 m di bawah permukaan air yang mempunyai massa jenis 1 kg/m3 adalah ......Pa (gravitasi = 10 m/s2)a. 10 c. 40b. 20 d. 50Sebuah akuarium diisi air setinggi 80 cm. Didalamnya terdapat ikan yang berada 20 cm dari dasar kolam. Jika g = 10 m/s2, hitunglah tekanan

C

55

Page 56: Propsal bab I,II, III

10yang di alami oleh ikan .... (ρair = 1000 kg/m3)a. 2000 N/m2 c. 4000 N/m2

b. 1000 N/m2 d.5000 N/m2

A

11Menghitung massa jenis zat cair

C3

Tekanan pada kedalaman 0,2 m dalam suatu zat cair adalah 2 N/m2. Jika percepatan gravitasi bumi 10 m/s2. Massa jenis zat cair tersebut adalah ......a. 1 kg/m3 c. 4 kg/m3b. 2 kg/m3 d.2 kg/m3

C

12

Menghitung besarnya tekanan pada zat cair yang dipengaruhi oleh tekanan udara dari luar

C3

Seorang penyelam berada pada 1000 m di bawah permukaan air. Jika massa jenis air sebesar 1,03 x 103 kg/m3 dan percepatan gravitasi bumi ditempat itu 10 m/s2. Berapakah tekanan hidrostatis penyelam jika tekanan udara di atas permukaan air 105 Pa ……….

a. 1,13 x 106 N/m2

b. 11,3 x 106 N/m2

c. 113 x 106 N/m2

d. 113 N/m2

A

13Menyebutkan hukum bejana berhubungan

C1

Jika bejana-bejana berhubungan diisi dengan zat cair sejenis dan dalam keadaan diam, permukaan zat cair itu berada pada suatu bidang datar. Pernyataan ini merupakan bunyi hukum ............a. Pascal c. Kapilaritasb. Archimedes d. Bejana Berhubungan

D

14Menulis persamaan bejana berhubungan

C1

Berikut ini merupakan rumus dari bejana berhubungan adalah .......

a. ρ1 . h1 = ρ2 . h2 c. F1

A1 =

F2

A2

b. P = FA d. Ph =

ρ . g . h

A

Sebuah bejana berbentuk U berisi air dalam oli seperti gambar di bawah

56

Page 57: Propsal bab I,II, III

15

16

Menghitung tinggi, massa jenis pada bejana berhubungan

C3

ini.

Jika ρ air 1 gr/cm3, maka besarnya massa jenis oli adalah ...............a. 0,8 gr/cm3 c. 0,2 gr/cm3

b. 0,4 gr/cm3 d. 0,7 gr/cm3

Sebuah tabung berbentuk U diisi oleh air dengan minyak tanah, jika massa jenis ar 1000 kg/m3 dengan ketinggian minyak tanah 1,2 m dan massa jenis minyak tanah 800 kg/m3

maka tinggi kolam air adalah ........a. 0,69 m c. 0,98 mb. 0,96 m d. 0,97 m

A

B

17

Menyebutkan contoh aplikasi bejana berhubungan dalam kehidupan sehari-hari

C1

1. Teko 4. Pompa Hidrolik2. Meja 5. Ember3. SelangAlat-alat yang prinsip kerjana Berdasarkan bejana berhubungan adalah ....a. (1), (2), dan (3)b. (1), (3), dan (5)c. (2), (3), dan (5)d. (3), (4), dan (5)

B

18Menjelaskan pengertian gejala kapiler atau kapilaritas

C2

Gejala Naik atau turunnya suatu zat cair pada pipa kapiler disebut .........a. Bejana Berhubunganb. Peristiw alamc. Kapilaritasd. hukum pascal

C

19Menjelaskan kegunaan pipa U

C2

Kegunaan pipa U adalah......a. Menentukan massa jenis suatu zat

cairb. Menghitung massa beban pada pipa

UA

57

Page 58: Propsal bab I,II, III

c. Membentuk suatu bidang datard. Menampung air

20Menyebutkan karakteristik pipa U

C1

Karakteristik pipa U yang benar, kecuali .........a. Berbentuk Ub. Tekanan yang dihasilkan pada salah

satu bejanan lebih kecil dibandingkan dengan bejana yang lain

c. Tinggi permukaan pipa berbeda jika diisi dengan zat cair yang berbeda

d. Pipa kapiler pada bejana permukaan zat cair tidak membentuk bidang datar.

B

21Menjelaskan prinsip kerja pipa U pada zat yang tidak sejenis

C2

Apabila minyak goreng dan air dimasukkan kedalam pipa U, maka yang akan terjadi adalah ..........a. Air dan minyak sama-sama

bentuknya datarb. Air dan minyak membentuk

permukaan yang miringc. Minyak lebih tinggi dari aird. Air lebih tinggi dari minyak

D

22

Menjelaskan prinsip kerja pipa U pada zat yang sejenis

C2

Jika zat cair sejenis diisikan pada ujung-ujung pipa U yang akan trejadi adalah .....a. salah satu datar dan ang lain miringb. salah satu tinggi dari pada ang lain\c. keduanya sama-sama miringd. keduanya sama-sama datar

D

23Menyebutkan bunyi hukum pascal

C1

Tekanan yang diberikan zat cair dalam ruang tertutup, diteruskan ke segala arah yang sama besar. Pernyataan tersebut disebut .......a. Hukum Archimedesb. Hukum Bejana Berhubunganc. Hukum Kapilaritasd. Hukum Pascal

D

24Menyebutkan persamaan hukum pascal

C1

Berikut ini merupakan pesamaan rumus hukum pascal adalah ........

a. ρ1 . h1 = ρ2 . h2 c. F1

A1 =

F2

A2

C

58

Page 59: Propsal bab I,II, III

5000 N

b. P = FA d. Ph =

ρ . g . h

25Menyebutkan alat-alat yang bekerja sesuai hukum pascal

C1

Berikut ini merupakan alat-alat yang bekerja berdasarkan prinsip hukum pascal, kecuali ...........a. Pompa Hidrolik c. Rem Hidrolikb. Perahu d. Dongkrak Hidrolik

B

26

Menghitung besarnya gaya tekan menggunakan konsep hukum pascal

C1

Perhatikan gambar berikut!

A1 = 0,005 m2

A2 = 0,2 m2

A1 = 0,005 m2

Agar dapat mengangkat benda sebesar 5000 N gaya F1 yang digunakan harus lebih besar dari……………………………..Na. 125 c. 150b. 175 d. 200

A

27

Menghitung besarnya luas penampang menggunakan konsep hukum pascal

C2

Perhatikan gambar!

Luas A1= 0,01 m2 Luas A2

Alat pengangkat hidrolik pada gambar di atas memiliki gaya pada pengisap kecil dan besar masing-masing F1 = 40 N dan F2 = 160 N. Jika luas penampang pengisap kecil adalah A1 = 0,01, maka nilai untuk

B

59

F1

F2

F1 = 40N F2 = 60N

Page 60: Propsal bab I,II, III

luas penampang pengisap besar adalah………………..m2

a. 0,002 m2 c. 0,003 m2

b. 0,004 m2 d.0,006 m2

28

Menjelaskan fungsi dari dongkrak hidrolik

C1

Dongkrak hidrolik merupakan salah satu contoh alat yang menggunakan prinsip hokum pascal yang digunakan untuk ………..a. mengepres kapas atau kertasb. mengangkat sebagian badan mobil

misalnya saat kita ingin mengganti ban mobil

c. mengangkat semua badan mobil agar mempermudah saat akan melakukan perbaikan

d. memeras air buah-buahan

B

29Menyebutkan fungsi rem hidrolik

C1

Fungsi dari rem hidrolik adalah ……a. Membuat mobil dapat melaju dan

melambatb. menahan gerak cakram yang

berhubungan dengan banc. menaikkan gas mobild. menghidupi lampu mobil

B

30Menyebutkan bunyi hukum Archimedes

C1

Suatu benda yang dicelupkan ke dalam zat cair, baik sebagian atau seluruhnya akan mendapat gaya keatas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut. Pernyataan tersebut merupakan bunyi hukum ……………a. Hukum Archimedesb. Hukum Pascalc. Humul Boyled. Hukum Bejana Berhubungan

A

31Menulisan persamaan hukum Archimedes

C1

Berikut merupakan persamaan dari hukum Archimedes adalah ……………a. ρ1 . h1 = ρ2 . h2 c. g = ρFA Vb. FA = ρg V d. ρ = FAg V

B

60

Page 61: Propsal bab I,II, III

32Menyebutkan tiga peristiwa dari hukum Archimedes

C1

Berikut yang merupakan peristiwa dari hukum Archimedes :1) melayang2) mengapung3) tenggelam4) mengendapPernyataan yang benar adalah ……a. (1), (2), dan (3)b. (1), (2), dan (4)c. (2), (3), dan (4)d. (1), (3), dan (4)

A

33

34

35

Menyelidiki syarat benda tenggelam, melayang dan mengapung

C3

Syarat benda dikatakan tenggelam adalah ………a. massa jenis benda lebih besar dari

pada massa jenis zat cairb. massa jenis benda lebih kecil dari

massa jenis zat cairc. massa jenis benda sama dengan

massa jenis zat caird. semua salah

Syarat benda dikatakan melayang adalah ………a. massa jenis benda lebih besar dari

pada massa jenis zat cairb. massa jenis benda lebih kecil dari

massa jenis zat cairc. massa jenis benda sama dengan

massa jenis zat caird. semua salah

Syarat benda dikatakan mengapung adalah ………a. massa jenis benda lebih besar dari

pada massa jenis zat cairb. massa jenis benda lebih kecil dari

massa jenis zat cairc. massa jenis benda sama dengan

massa jenis zat caird. semua salah

A

C

B

36Menyebutkan alat yang C1

Berikut ini yang merupakan contohpenerapan hukum Archimedes

adalah B

61

Page 62: Propsal bab I,II, III

bekerja berdasarkan prinsip hukum Archimedes

…………a. Dongkrak hidrolikb. hidrometerc. pompa udarad. rem hidrolik

37Menyebutkan fungsi hidrometer

C1

Berikut merupakan fungsi dari hidrometer adalah ………..a. mengangkat kapal ke atas

permukaan airb. mengangkat ban mobilc. alat untuk mengukur massa jenis zat

caird. mengukur tekanan atmosfer

C

38

Menjelaskan pengertian jembatan ponton

C2

Pengertian jembatan ponton yang benar adalah …………..a. Kumpulan drum-drum kosong yang

sudah tidak di pakaib. Kumpulan drum-drum yang berisi

air dibuat sebagai jembatanc. Kumpulan drum-drum kosong yang

diikat dan diatasnya dikasih papan dibuat sebagai jembatan

d. semua benar

C

39Menyebutkan pengertian tekanan udara

C2

Udara yang mempunyai berat memberikan tekanan. Tekanan itu yang biasa di sebut dengan………….a. tekanan hidrostatisb. tekanan fluidac. tekanan aird. tekanan udara

D

40Menuliskan persamaaan tekanan udara

C1

Persamaan tekanan udara yang benar adalah ………

a. P = P0 – (h

100 x 1 cmHg)

b. P0 = P– (h

100 x 1 cmHg)

c. h = P0 – (P

100 x 1 cmHg)

d. P = h – (P0

100x 1 cmHg)

A

Faktor-faktor yang mempengaruhi

62

Page 63: Propsal bab I,II, III

41

Menyebutkan factor-faktor yang memperngaruhi tekanan udara

C1

tekanan udara :(1). Tinggi rendah suatu tempat(2). Reaksi kimia(3). TemperaturePernyataan yang benar adalah :a. (1), dan (2) c. (1) dan (3)b. (2), dan (3) d. (1), (2) dan (3)

C

42 Menyebutkan alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara di ruang terbuka

C1 Berikut merupakan alat untuk mengukur tekanan udara di ruang terbuka adalah …….a. Thermometer c. Manometerb. Spidometer d. Barometer

D

43

Menyebutkan alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara di ruang tertutup

C1

Berikut merupakan alat untuk mengukur tekanan udara di ruang tertutup adalah …….a. Thermometer c. Manometerb. Spidometer d. Barometer

C

44

Menjelaskan hubungan antara ketinggian suatu tempat dengan perbedaan tekanan udara

C2

Pernyatan yang tepat tentang hubungan tekanan udara dengan ketinggian tempat adalah …………..a. Semakin tinggi ketinggian tempat

semakin rendah tekanan udaranyab. Semakin tinggi ketinggian tempat

semakin besar tekanan udaranyac. Semakin rendah ketinggian tempat

semakin rendah tekanan udaranyad. Semakin rendah ketinggian tempat

semakin tinggi tekanan udaranya

A

63

Page 64: Propsal bab I,II, III

45

46

Menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan ketinggian tempat dan tekanan udara

C3

Tekanan udara di suatu tempat di lereng gunung adalah 66 mmHg. Ketinggian lereng tersebut adalah …. m di atas permukaan laut.a. 100 c. 1000b. 330 d. 6600

Tiap naik 10 m, tekanan udara berkurang 1 mmHg. Jika ketinggian kota Bandung 800 m dari permukaan laut, tekanan udara di kota tersebut adalah…………..a. 86 cmHg c. 68 cmHgb. 76 cmHg d. 66 cmHg

C

C

47Menyebutkan manfaat tekanan udara bagi manusia

C1

Salah satu contoh dari manfaat tekanan udara bagi manusia adalah……..a. Kapal selamb. Balon udarac. Dongkrak hidrolikd. Gelangan kapal

B

48Memprediksi hubungan antara ketinggian suatu tempat dengan perbedaan tekanan udara

C1 Perhatikan gambar berikut ini !

Gambar nomor berapakah yang tekanan gasnya paling besar…..a. 1 b. 2b. 3 d. 4

D

49Menyebutkan contoh tekanan gas dalam ruang tertutup

C1

Berikut ini merupakan alat bantu penerapan dari tekanan udara dalam ruang tertutup adalah, kecuali….a. Balon udara c. Hidrometerb. Barograf d. Kapal selam

C

50

Menyebutkan hal-hal yang merupakan C1

Gejala-gejala alam berikut disebabkan oleh tekanan udara, kecuali …..a. Angin c. Angin topan C

64

1 2 3 4

Page 65: Propsal bab I,II, III

akibat dari perbedaan tekanan udara

b. Gempa bumi d. Cuaca

Keterangan :

C1 = aspek pengetahuan (26 soal = 52%)

C2 = aspek pemahaman (11 soal = 20%)

C3= aspek penerapan (13 soal = 28%)

3.6 Uji Coba Instrumen

Instrumen THB kognitif yang berupa tes obyektif berjumlah 50 soal dengan

empat option jawaban akan diuji cobakan pada kelas yang akan diajarkan dengan

menggunakan metode eksprimen. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui

kualitas tes.

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

Pengujian ini meliputi :

3.6.1 Uji Validitas Instrumen

Haynes et al. dalam Azwar (2015: 111) mengatakan bahwa makna

validitas isi adalah sejauh mana elemen-elemen dalam suatu instrumen ukur

benar-benar relevan dan merupakan representasi dari konstrak yang sesuai dengan

tujuan pengukuran. Penilaian ini bersifat kualitatif dan judgemental dan

dilaksanakan oleh suatu panel expert, bukan oleh penulis aitem atau perancang tes

itu sendiri (Straub, 1989 dalam Azwar, 2015: 112). Prosedur ini kemudian

65

Page 66: Propsal bab I,II, III

menghasilkan validitas logis (logical validity). Seberapa tinggi kesepakatan

diantara expert yang melakukan penilaian kelayakan suatu aitem akan dapat

diestimasi dan dikuantifikasikan, kemudian statistiknya dijadikan indikator

validitas isi aitem dan validitas isi tes. Salah satu statistik yang menunjukan

validitas isi aitem dengan menggunakan formula Aiken’s V untuk menghitung

content validity coefficient dari panel ahli sebanyak n orang terhadap suatu aitem.

Penilaian dilakukan dengan cara memberi skor antara 1 (sangat tidak

relevan) sampai dengan 4 (sangat relevan). Kategori penilaian ratings sebagai

berikut :

Skor 4 = sangat relevan

Skor 3 = relevan

Skor 2 = kurang relevan

Skor 1 = tidak relevan

Statistik Aiken’s dirumuskan sebagai:

V=∑ s / [n(c−1 )]

s = r – lo

lo = angka penilaian validitas yang terendah (dalam hal ini = 1)

c = angka penilaian validitas yang tertinggi (dalam hal ini = 4)

r = angka yang diberikan oleh seorang penilai

Saifuddin Azwar (2015: 113) berpendapat bahwa kriteria suatu item

dikatakan valid secara isi bila nilai content validity coefficient bernilai positif >

0,3 sampai 0,5 yang didasarkan pada hasil penilaian dari panel ahli.

Koefisien Validitas Interprestasi

66

Page 67: Propsal bab I,II, III

>0,35 Sangat Relevan

0,21- 0,35 Relevan

0,11 – 0,20 Cukup relevan

< 0,11 Kurang Relevan

(Azwar Saifuddin, 2015 : 149)

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat

dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tetap (Suharsimi Arikunto, 2015: 100). Reliabilitas

instrumen dihitung dengan rumus K – R. 21 (Suharsimi Arikunto, 2015: 117)

yaitu:

r11 = ( nn−1 )(1− M (n−M )

n St2 )

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

n = banyaknya butir soal

St = Varians Total

M = skor rata-rata

Klasifikasi kriteria reliabilitas instrument yaitu:

0,81 - 1,00 Sangat tinggi

0,61 - 0,80 Tinggi

0,41 - 0,60 Cukup

67

Page 68: Propsal bab I,II, III

0,21 - 0,40 Rendah

0,00- 0,20 Sangat rendah

(Suharsimi Arikunto, 2015: 89)

3.6.3 Uji Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya

sesuatu soal (Suharsimi Arikunto, 2015: 223). Taraf kesukaran dirumuskan :

P = BJS

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan betul

J = jumlah seluruh peserta didik peserta tes

Dengan klasifikasi indeks kesukaran sebagai berikut :

P 0,00 - 0,30 Sukar

P 0,31 - 0,70 Sedang

P 0,71 - 1,00 Mudah

(Suharsimi Arikunto, 2015: 225)

Soal-soal yang dianggap baik adalah soal-soal yang mempunyai indeks kesukaran

0,30 sampai dengan 0,70.

3.6.4 Uji Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta didik yang

bodoh (berkemampuan rendah) (Suharsimi Arikunto, 2015: 228). Rumus untuk

mengetahui daya pembeda tiap butir soal adalah:

68

Page 69: Propsal bab I,II, III

D = BA

J A−

BB

J B = PA - PB

Keterangan :

D = Daya pembeda butir soal

BA = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar

JA = Banyaknya subyek kelompok atas

BB = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar

JB = Banyaknya subyek kelompok bawah

PA = Indeks kesukaran untuk kelompok atas

PB = Indeks kesukaran untuk kelompok bawah

Dengan hasil klasifikasi kriteria daya pembeda:

D : 0,00 – 0,20 jelek (poor)

D : 0,21 – 0,40 cukup ( satisfactory )

D : 0,41 – 0,70 baik ( good )

D : 0,71 – 1,00 baik sekali ( excellent )

D : negatif Semua soal tidak baik di (gugurkan)

(Suharsimi Arikunto, 2015: 232)

Butir-butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang mempunyai daya pembeda

0,40 sampai dengan 0,70

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis

deskriptif. Tujuannya adalah untuk menjawab rumusan masalah penelitian dalam

69

Page 70: Propsal bab I,II, III

mengambil sebuah kesimpulan.Teknik penganalisisan data dapat dirinci sebagai

berikut :

3.7.1 Keterampilan Unjuk Kerja (Psikomotor)

Penilaian hasil belajar psikomotor dengan menggunakan lembar pengamatan

psikomotor yang diisi oleh 3 pengamat terhadap masing-masing kelompok yang

diamati. Kriteria skor yang diberikan oleh pengamat adalah sebagai berikut :

Angka 4 = sangat baik

Angka 3 = baik

Angka 2 = cukup

Angka 1 = kurang

Rata-rata skor dari pengamat tiga dikonversi menjadi nilai dengan rumus sebagai

berikut (Trianto, 2010: 256) :

Nilai =skor yang diperoleh pengamat

skor maksimumx100 %

Peserta didik dikatakan tuntas apabila nilai yang diperoleh sebesar ≥ 70 %. Nilai

yang diperoleh dikategorikan dalam rentang sesuai dengan skala penilaian sebagai

berikut.

Skor totalNilai konversi

KategoriAngka Huruf

10 – 12

7 – 9

4 – 6

≤3

83 – 100

59 – 75

34 – 50

25

A

B

C

D

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

Sumber : Muslich ( 2014: 98)

70

Page 71: Propsal bab I,II, III

3.7.2 Tes Hasil Belajar Kognitif

Tes Hasil Belajar (THB) digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar

siswa setelah pembelajaran pada materi tekanan dengan menggunakan metode

eksperimen. Analisis data THB dengan menggunakan ketuntasan individu,

klasikal dan ketuntasan TPK.

a. Ketuntasan Individu

Ketuntasan belajar peserta didik (individu) dihitung dengan menggunakan

persamaan (Trianto, 2010: 24) yaitu:

KB = TT1

x 100%

Keterangan:

KB = Ketuntasan Belajar

T = Jumlah skor yang diperoleh peserta didik

T1 = Jumlah skor total

Setiap peserta didik dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu)

jika proporsi jawaban benar ≥ 70% (standar ketuntasan individu SMPN-6

Palangka Raya).

b. Ketuntasan Klasikal

Ketuntasan secara klasikal dikatakan tuntas jika ≥ 85% individu yang tuntas

dari jumlah peserta didik yang berada di kelas tersebut (standar ketuntasan

klasikal SMPN-6 Palangka Raya). Rumus persentasenya (P) (widiyoko,

2002:55) adalah:

KK = [ jumlahsiswa yang tuntasN ] x 100 %

71

Page 72: Propsal bab I,II, III

Keterangan :

KK = persentase ketuntasan klasikal

N = jumlah peserta didik

c. Ketuntasan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)

Suatu TPK dikatakan tuntas jika persentase peserta didik yang mencapai TPK

≥ 70 %. Untuk menghitungnya dapat menggunakan rumus sebagai berikut

(Widiyoko, 2002: 55):

P = [ jumlahsiswa yangmencapai TPK tersebutN ] x 100 %

Keterangan :

P = persentase TPK

N = jumlah peserta didik

72

Page 73: Propsal bab I,II, III

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2015. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jilid 2. Jakarta: PT

Bumi Aksara.

Asmani, Jamal Ma’mur. 2013. 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif,

Kreatif, Efektif). Jogjakarta : Diva Press

Aunurrahman. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alabeta

Azwar, Saifuddin. 2015. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Konstektual Dalam Pembelajaran Abad

21. Bogor : Ghali Indonesia

Emzir. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kulalitatif.

Jakarta : Raja Granfindo Persada

Faizi, Mastur. 2013. Ragam Metode Mengajar Eksakta Pada Murid. Jogjakarta :

Diva Press

Hanafiah, Nanang, dkk. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : Refika

Aditama

Handayani, Sri, dkk. 2009. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta : Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Hatibe, Amiruddin. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan IPA. Yogyakarta :

Suka-Press UIN Sunan Kalijaga

Haryadi, Bambang. 2009. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta : Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Humaidi, Haris, dkk. 2009. Fisika SMA dan MA Kelas XI. Jakarta : Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

73

Page 74: Propsal bab I,II, III

Indrajit, Dudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Fisika untuk kelas XI Sekolah

Menengah Atas/ Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam.

Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Jufri, Wahab. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka

Cipta.

Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Krisno, Moch. Agus, dkk. 2008. IlmuPengetahuan Alam Untuk SMP/MTs. Jakarta

: Pusat Perbukuan, departemen Pendidikan Nasional

Muslich, Masnur. 2014. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan

Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Rizema, Putra Sitiatava. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains.

Jogjakarta: Diva Press

Roestiyah, 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Sagala, Syaiful. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung : Alfabeta

Sarwono, dkk. 2009. Fisika 2 SMA dan MA Kelas XI Mudah dan Sederhana.

Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar

Baru Algensindo

Supiyanto. 2007. Fisika Untuk Kelas XI. Jakarta : Phibeta

Susanto, Agus, dkk. 2013. IPA Fisika Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta

Erlangga

dkk. 2007. IPA Fisika Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta

Erlangga

Trianto. 2010. Mode Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan

Impementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta: Kencana.

74

Page 75: Propsal bab I,II, III

Pratiwie P, Rinie. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Menengah Pertama

Kelas VIII Edisi 4. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan

Nasional

Wasis & Irianto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTS Kelas VIII. Jakarta

: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Widiyoko, M. Taufik. 2002. Pengembangan Model Pembelajaran Langsung yang

Menekan pada Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa dalam Bidang Biologi Pokok Bahasan Sistem Pengerluaran di

SMP. Tesis tidak Diterbitkan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

75