preskas 1 new
DESCRIPTION
hghghgTRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Tulang-tulang panggul terdiri dari 3 buah tulang, yaitu (1) os koksa 2 buah kanan dan kiri, (2)
os sakrum, (3) os koksigis. Tulang-tulang ini satu dengan lainnya berhubungan dalam suatu
persendian panggul, didepan terdapat hubungan antara kedua os pubis kanan dan kiri, disebut
simfisis. 1
Ukuran ruang panggul dari atas ke bawah tidak sama. Ruang panggul mempunyai ukuran
yang paling luas di bawah pintu atas panggul, kemudian menyempit di panggul tengah, dan
selanjutnya menjadi sedikit lebih luas lagi dibagian bawah. 1
Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium korpus
vertebra sakral 1, linea innominata (terminalis), dan pinggir atas simfisis. Terdapat 4 diameter
pada pintu atas panggul, yaitu diameter anteroposterior, diameter transversa, dan 2 diameter
oblikua. 1
Panjang jarak dari simfisis ke promontorium lebih kurang 11 cm, disebut konjugata vera.
Jarak terjauh garis melintang pada pintu atas panggul lebih kurang 12,5 – 13 cm, disebut
diameter transversa. 1,2
Cara mengukur konjugata vera ialah dengan jari tengah dan telunjuk yang dimasukan
kedalam vagiina untuk meraba promontorium. Jarak bagian tengah bawah simfisis sampai ke
promontorium dikenal sebagai konjugata diagonalis. Konjugata vera sama dengan konjugata
diagonalis dikurangi 1,5cm.2
Panggul sempit adalah setiap kelainan pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas
panggul sehingga dapat menimbulkan distonia pada persalinan.3
Kesempitan pintu atas panggul terbagi menjadi 2:3
1. Panggul sempit relatif apabila konjugata vera > 8,5-10cm
2. Panggul sempit absolut apabila konjugata vera ≤ 8,5 cm
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan, dan setelah
ditunggu satu jam, belum ada tanda persalinan. Waktu sejak pecah ketuban sampai terjadi
kontraksi rahim disebut “kejadian ketuban pecah dini” (periode laten). Kondisi ini merupakan
penyebab terbesar persalinan prematur dengan segala akibatnya. Early rupture of
membrane adalah ketuban pecah pada fase laten persalinan.
1
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Y Nama suami : Tn. A
Umur : 28 tahun Umur : 30 Tahun
Alamat : Cisurupan Alamat : Cisurupan
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
No. CM : 6659xx
MRS : 02 – 06 – 2014 , 12.00 WIB
ANAMNESA
Dikirim oleh : Bidan
Anamnesa Utama : Keluar air-air dari jalan lahir
Anamnesa Khusus :
G4P3A0 merasa hamil 9 bulan. Pasien mengeluh keluar air-air dari jalan lahir sejak ± 1 hari
Sebelum masuk rumah sakit. Mules-mules dirasakan ibu sejak 1 minggu sebelum masuk
rumah sakit dan dirasakan semakin sering dan kencang sejak ± 1 hari sebelum masuk rumah
sakit. Keluar darah sedikit dari jalan lahir diakui ibu sejak ± 1 hari sebelum masuk rumah
sakit. Gerakan janin masih dirasakan ibu.
RIWAYAT OBSTETRI
1. Rumah, Bidan, Aterm, Normal, 3200gr, ♂, IUFD, Mati
2. Rumah, Bidan, Aterm, Normal, 3300gr, ♂, IUFD, Mati
3. RSU, Dokter, Aterm, SC a/i CPD, 3200gr, ♂, 2,5 tahun, Hidup
4. Hamil saat ini
2
KETERANGAN TAMBAHAN
Menikah 1 : ♀ 18 tahun, SMP, IRT
♂ 20 tahun, SMA, Buruh
Haid Terakhir : 28-08-2013, siklus teratur(5-6 hari), tidak nyeri saat haid
Menarche usia 15 tahun
Taksiran persalinan : 4-6-2014
Kontrasepsi terakhir : Pil , sejak 2011 s/d 2013, berhenti karena ingin punya anak
PNC : Bidan, 7 x, terakhir 1 mgg yang lalu
Keluhan selama hamil : Tidak ada
Riwayat penyakit berat : Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRAESENS
KU : CM
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 90 x/mnt
Pernafasan : 24 x/mnt
Suhu : 36,5 0C
TB : 145 cm
BB : tidak diukur
Mata : Ca : -/- Si : -/-
Leher : Tiroid : t.a.k KGB: t.a.k
COR : Jantung : BJ 1 & II Murni, Reguler
Paru : VBS Ka=Ki, Rh (-), Wh (-)
3
Abdomen : Cembung Lembut
Hepar & Lien : s.d.n
Ektremitas : Edema : - Varises : -
STATUS OBSTETRIK
Pemeriksaan Luar
TFU/LP : 33/88
Letak anak : Kep, 4/5, Puka
His : 2 x/10 menit, lama his 30 detik.
DJJ : 144 x/mnt, Regular
TBBA : 2835 gr
Pemeriksaan Dalam
v/v : t.a.k
Portio : Tebal lunak
Pembukaan : 2-3 jari
Ketuban : Positif
Bag. Terendah: St. - 3
Pemeriksaan Panggul
Promontorium teraba
Linea innomiata teraba seluruhnya
Sacrum konkaf
Spina Ischiadica menonjol
Kesan : panggul sempit absolut
4
Pemeriksaan Lab
Tanggal 2-6-2014
HB : 12,2 g/dl Leukosit : 12,280/mm3
Hematokrit : 37% Trombosit : 209,000/mm3
Eritrosit : 4,29 juta/mm3
Tanggal 3-6-2014
HB : 10,6 g/dl Leukosit : 13,940/mm3
Hematokrit : 37% Trombosit : 168,000/mm3
Eritrosit : 3,63 juta/mm3
DIAGNOSIS
G4P3A0 Parturien aterm kala 1 fase laten, bekas SC ; Panggul sempit Absolut ; Ketuban Pecah
Dini
RENCANA PENGELOLAAN
- R/SC ai Panggul Sempit Absolut
- Cek lab Darah
- Infus RL, Pemasangan Kateter folley
- Nifedipine 2x10 mg
- Skin test cefotaxime
- Observasi KU,TV, His, DJJ
- Konsul Anestesi
- Informed consent
LAPORAN OPERASI
5
Jam mulai operasI:
19.10
Jam selesai operasi:
19.55
Lama Operasi:
45 Menit
Terencana :
2 Juni 2014
Operator:
dr. Dila
Asisten 1:
Perawat Instrumen:
Ahli Anestesi:
dr. Hj. Hayati, Sp. An
Asisten Anestesi:
Fitri
Jenis anestesi:
Spinal dg. 02+Bucain
Diagnosa Pra-Bedah:
G4P3A0 Parturien aterm kala 1 fase laten ; KPSW ; Bekas SC a.i PSA
Indikasi Operasi:
PSA
Diagnosa Pasca-Bedah:
P4A0 Partus Maturus dg. SC a.i Bekas SC pd PSA
Jenis Operasi:
SCTP + IUD
Laporan Operasi
Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah abdomen dan sekitarnya
Dilakukan insisi mediana inferior ± 10 cm
Setelah peritoneum dibuka tampak dinding depan uterus
Plika vesikouterina diidentifikasi, disayat melintang
Kandung kemih disisihkan ke bawah dan ditahan dengan retraktor abdomen
SBR disayat konkaf, bagian tengahnya ditembus oleh jari penolong dan di
perlebar
Jam 19.20 : Lahir bayi ♂ dengan meluksir kepala
BB: 3050 gr PB: 45 cm APGAR: 6-8
Disuntikan oksitosin 10 IU intramural, kontraksi baik
Jam 19.23: Lahir plasenta dengan tarikan ringan pada tali pusat
B: 500 gr Ukuran: 20x20x2 cm
SBR dijahit lapis demi lapis, Lapisan pertama dijahit jelujur, sebelum semuanya
tertutup diinsersikan IUD
Lapisan ke dua dijahit secara jelujur. Setelah yakin tidak ada perdarahan,
dilakukan reperitonealisasi dengan peritoneum kandung kemih.
Perdarahan dirawat
Rongga abdomen dibersihkan
Fascia dijahit dengan PGA no.1, kulit dijahit secara subkutikuler
FOLLOW UP RUANGAN
6
Tgl/Jam CATATAN INSTRUKSI
2/6/14
20.15
Post SC
S/ -
O/: KU: CM
P/:
Tidak Puasa
TD: 120/80
N: 125x/mnt
R: 24 x/mnt
S: 36,0 0C
TFU: Sepusat
A/: P4A0Partus Maturus dg. SC
a.i bekas SC pada PSA
RL: D5% = 2:1,
15-20gtt/mnt
Tramadol 100mg +
Ketorolac 30mg dlm RL
500cc , 15-20mg
Oksigen 2 lt. 4 jam post OP
Ondasetron 2x1 ampul iv
tiap 12 jam
Tidur terlentang 24 jam s/d
jam 19.10 tanggal 3-6-
2014
Tgl/Jam CATATAN INSTRUKSI
3/6/14
07.00
POD I
S/ mules-mules
O/: KU: CM
P/:
Tidak Puasa
TD: 120/80
N: 88x/mnt
R: 28 x/mnt
S: 370C
Ca: -/- Si: -/-
Asi: -/-
Abdomen: Datar Lembut
TFU: Sepusat
LO: Tertutup Verband
Nyeri Tekan: +
Lokia Rubra: +
BAB/Diuresis: -/700ml
A/: P4A0 Partus Maturus dg. SC
RL 20 gtt/mnt
Cefotaxime 2x500mg i.v
Inf. Metronidazole
3x500mg
Kaltropen supp 2x100mg
perectal
Aff kateter siang
Mobilisasi bertahap
Cek HB post op
7
a.i bekas SC pada PSA
Tgl/Jam CATATAN INSTRUKSI
4/6/14
07.15
POD II
S/ demam
O/: KU: CM
P/:
Mobilisasi
TD: 120/80 mmHg
N: 84x/mnt
R: 24x/mnt
S: 39,80C
Ca: -/- Si: -/-
Asi: +/+
Abdomen: Datar Lembut
TFU: Sepusat
LO: terawat, tertutup verband
Lokia Rubra: +
BAB/BAK: -/+
A/: P4A0 Partus Maturus dg. SC
a.i bekas SC pada PSA
Cefadroxil 2x500mg P.O
Metronidazole 3x500mg
P.O
Paracetamol 3x500mg P.O
Aff infus
Tgl/Jam CATATAN INSTRUKSI
5/6/14
07.10
POD III
S/ -
O/: KU: CM
P/:
Cefadroxil 2x500mg P.O
TD: 120/80
N: 80x/mnt
R: 20x/mnt
S: 36,40C
Ca: -/- Si: -/-
Asi: +/+
Abdomen: Datar Lembut
TFU: 2 jari di bawah pusat
Metronidazole 3x500mg
P.O
Asam Mefenamat 3x500mg
P.O
GV
BLPL
8
LO: Kering terawat
Lokia Rubra: +
BAB/BAK: -/+
A/: P2A0 Partus Maturus dg. SC
a.i bekas SC pada PSA
PERMASALAHAN
1. Bagaimana penegakkan diagnosis pada kasus ini?
2. Apakah pengelolaan kasus ini sudah tepat?
3. Bagaimanakah prognosis pada pasien ini?
PEMBAHASAN
Bagaimana penegakkan diagnosis pada kasus ini?
Batasan panggul sempit menurut Pedoman diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RSHS yaitu setiap kelainan pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas panggul, sehingga dapat menimbulkan distosia pada persalinan.
Pengaruh panggul sempit pada kehamilan :1. Retroflexi uteri gravidi incarcerate2. Kepala tidak dapat turun pada bulan terakhir3. Fundus menonjol ke depan hingga perut menggantung4. Abdomen pendulum pada primi gravid5. Biasanya anak lebih kecil dari ukuran bayi rata-rata
Gambar 3.1 Abdomen Pendulum denganKehamilan.
9
Pengaruh pada persalinan :1. Persalinan lebih lama dari biasanya, karena gangguan pembukaan ataupun banyaknya
waktu yang diperlukan untuk moulage kepala anak. Kelainan pembukaan dapat terjadi karena ketuban belum pecah sebelum waktunya karena bagian depan kurang menutup pintu atas panggul, selanjutnya setelah ketuban pecah kepala tidak dapat menekan pada serviks karena tertahan pada pintu atas panggul.
2. Sering terjadi kelainan presentasi atau posisi3. Ruptur uteri, jika his menjadi telalu kuat dalam usaha mengatasi rintangan yang
ditimbulkan panggul sempit.4. Sebaliknya, jika otot rahim menjadi lelah karena rintangan oleh pangul sempit, dapat
terjadi infeksi intrapartum.5. Fistel vesikovaginal dan rektovaginal, akibat tekanan lama pada jaringan yang dapat
menimbulkan iskemi yang menyebabkan nekrosis.6. Ruptur simfisis (simfisiolisis), pasien merasakan nyeri di daerah simfisis dan tidak
dapat mengangkat tungkainya.7. Paresis kaki ibu akibat tekanan dari kepala pada urat-urat saraf di dalam rongga
panggul. Yang paling sering terjadi adalah kelumpuhan nervus peroneus.
Pengaruh pada anak :1. Kematian perinatal meningkat pada partus yang lama.2. Prolapsus foeniculi3. Perdarahan otak karena moulage yang kuat, terutama jika diameter biparietal
berkurang lebih dari 0,5 cm.
Pola Persalinan Kriteria Diagnostik Penanganan yang dianjurkan Penanganan Khusus
10
Panggul dengan ukuran normal tidak akan mengalami kesukaran kelahiran pervaginam pada janin dengan berat badan yang normal. Ukuran panggul dapat menjadi lebih kecil karena pengaruh gizi, lingkungan atau hal lain sehingga menimbulkan kesulitan pada persalinan pervaginam. Panggul sempit yang penting pada obstetric bukan sempit secara anatomis namun panggul sempit secara fungsional artinya perbandingan antara kepala dan panggul.Selain panggul sempit dengan ukuran yang kurang dari normal, juga terdapat panggul sempit lainnya.
Panggul ini digolongkan menjadi empat, yaitu:1. Kelainan karena gangguan pertumbuhan intrauterine: panggul Naegele, panggul
Robert, split pelvis, panggul asimilasi.2. Kelainan karena kelainan tulang dan/ sendi: rakitis, osteomalasia, neoplasma, fraktur,
atrofi, nekrosis, penyakit pada sendis akroiliaka dan sendi sakrokoksigea.3. Kelainan panggul karena kelainan tulang belakang: kifosis, skoliosis, spondilolistesis.4. Kelainan panggul karena kelainan pada kaki: koksitis, luksasiokoksa, atrofi atau
kelumpuhan satu kaki.
Setiap penyempitan pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas panggul dapat menyebabkan distosia saat persalinan.penyempitan dapat terjadi pada pintu atas panggul, pintu tengah panggul, pintu bawah panggul, atau panggul yang menyempit seluruhnya
Klasifikasi panggul sempit :a. Kesempitan pintu atas panggulb. Kesempitan bidang tengahc. Kesempitan pintu bawah panggul
Kriteria diagnosis :a. Kesempitan pintu atas pangul
Panggul sempit relatif : Jika konjugata vera > 8,5-10 cmPanggul sempit absolut : Jika konjugata vera < 8,5 cm
b. Kesempitan panggul tengahBidang tengah panggul terbentang antara pinggir bawah simfisis dan spina os ischii dan memotong sacrum kira-kira pada pertemuan ruas sacral ke-4 dan ke-5.Ukuran yang terpenting dari bidang ini ialah:1. Diameter transversa (diameter antara kedua spina) – 10,5 cm.2. Diameter anteroposterior dari pinggir bawah simfisis ke pertemuan ruas sakral ke-
4 dan ke-5 – 11,5 cm.3. Diameter sagitalis posterior dari pertengahan garis antara kedua spina ke
pertemuan sacral ke-4 dan ke-5 – 5 cm.Dikatakan bahwa bidang tengah panggul itu sempit jika :
11
1. Jumlah diameter transversa dan diameter sagitalis posterior 13,5 cm atau kurang (10,5 cm + 5 cm = 15,5 cm).
2. Diameter antara spina kurang dari 9 cm .Ukuran-ukuran bidang tengah panggul tidak dapat diperoleh secara klinis harus diukur secara rontgenologis, tetapi jika dapat juga menduga adanya kesempitan bidang tengah panggul jika:1. Spina ischiadica sangat menonjol.2. Dinding samping panggul konvergen.3. Diameter antara tuber ischii 8,5 cm atau kurang.
c. Kesempitan pintu bawah panggulBila jarak antara tuber os ischii 8 cm atau kurang.
Gambar 3.2 Bidang Panggul
Persangkaan panggul sempit – Seseorang harus ingat akan kemungkinan panggul sempit jika:a. Pada primipara, kepala anak belum turun setelah minggu ke 36.b. Pada primipara ada perut menggantung.c. Pada multipara, persalinan yang dulu-dulu sulit.d. Ada kelainan letak pada hamil tua.e. Terdapat kelainan bentuk badan ibu (cebol, skoliosis, pincang, dll.)f. Tanda Osborn positif
Teknik perasat Osborn:1. Pasien terlentang, tungkai sedikit fleksi.2. Kepala janin dipegang oleh tangan kiri pemeriksa.3. Dua jari lainnya di atas simfisus, permukaan jari berada pada permukaan anterior dari
simfisis.4. Tentukan derajat tumpang tindih ketika kepala janin ditekan kebawah dan
kebelakang.
12
Interpretasi perasat Osborn:- Kepala dapat ditekan kedalam panggul, tidak terdapat tumpang tindih dari tulang
parietal, berarti CPD (-).- Kepala dapat ditekan sedikit, terdapat sedikit tumpang tindih dari tulang parietal,
sekitar 0,5 cm, berarti CPD sedang. Pemeriksaan dilanjutkan dengan perasat Muller.- Kepala tidak dapat dimasukkan kedalam tulang panggul, tulang parietal menggantung
di atas simfisis dengan dibatasi jari, berarti CPD positif.
Teknik perasat Muller:1. Pasien terlentang, tungkai sedikit fleksi.2. Satutangan memegang kepala dari luar di atas simfisis.3. Dua jari dari tangan yang lain masuk kedalam vagina, sampai pintu atas panggul.4. Tangan luar mendorong kepala anak kearahsimfisis.
Interpretasi perasat Muller:- Kepala anak teraba oleh kedua jari, berarti CPD (-).- Kepala anak tidak teraba oleh kedua jari, berarti CPD (+).
Prognosis persalinan dengan panggul sempit tergantung pada berbagai factor, diantaranya:1. Bentuk Panggul2. Ukuran panggul menjadi derajat kesempitan.3. Kemungkinan pergerakan dalam sendi-sendi panggul.4. Besarnya kepala dan kesanggupan moulage kepala.5. Presentasi dan posisi kepala.6. His.
Diantara faktor-faktor tersebut, yang dapat diukur secara pasti dan sebelum persalinan berlangsung hanya ukuran-ukuran panggul. Oleh karena itu, ukuran tersebut sering menjadi dasar untuk memperkirakan jalannya persalinan.
Pada panggul sempit absolute, yaitu CV < 8,5 cm, dilakukan seksio sesarea. Berdasarkan literatur, tidak ada anak yang cukup bulan yang dapat lahir pervaginam dengan selamat jika CV < 8,5 cm.
Pada kesempitan pintu atas panggul, banyak faktor yang mempengaruhi hasil persalinan pada panggul dengan CV antara 8,5-10 cm (panggul sempit relatif),antara lain:
- Riwayat persalinan yang lampau- Besarnya presentasi dan posisi anak- Pecehnya ketuban sebelum waktunya memperburuk prognosis- His- Lancarnya pembukaan- Adanya infeksi intrapartum- Bentuk panggul dan derajat kesempitannya.
13
Karena banyaknya faktor tersebut, pada panggul sempit relative dilakukan partus percobaan.
14
PANGGUL SEMPIT
1. Pemeriksaan ginekologis2. Pemeriksaan penunjang - Ultrasonografi - Radiologis (hasil mengecewakan)
Kesempitan pintu Kesempitan Kesempitan pintuatas panggul panggul tengah bawah panggul
Relatif Absolut(konjugata vera (Konjugata vera < 8,5 cm) 8,5-10 cm)
Partus percobaan Seksio sesareaPrimer
Berhasil Gagal
Seksio sesarea
Persalinan berikut dengan seksio sesarea primer
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan atau
dimulainya tanda inpartu
Diagnosis
Diagnosis ketuban pecah dini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan inspekulo.
Dari anamnesis didapatkan penderita merasa keluar cairan yang banyak secara tiba-tiba.
Kemudian lakukan satu kali pemeriksaan inspekulo dengan spekulum steril untuk melihat
adanya cairan yang keluar dari serviks atau menggenang di forniks posterior. Jika tidak ada,
gerakkansedikit bagian terbawah janin, atau minta ibu untuk mengedan/batuk.
15
Pemeriksaan dalam sebaiknya tidak dilakukan kecuali akan dilakukan penanganan
aktif(melahirkan bayi) karena dapat mengurangi latensi dan meningkatkan kemungkinan
infeksi.
Pastikan bahwa:
Cairan tersebut adalah cairan amnion dengan memperhatikan:
o Bau cairan ketuban yang khas
o Tes Nitrazin: lihat apakah kertas lakmus berubah dari merah menjadi biru.
Harap diingat bahwa darah, semen, dan infeksi dapat menyebabkan hasil positif palsu
o Gambaran pakis yang terlihat di mikroskop ketika mengamati
sekret servikovaginal yang mengerin
gTidak ada tanda-tanda in partu Setelah menentukan diagnosis ketuban pecah dini,
perhatikan tanda-tanda korioamnionitis.
16
Pembahasan
Pada pasien ini, ditemukan persangkaan panggul sempit, berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Diketahui dari riwayat persalinan sebelumnya yang kelahiran secara SC
atas indikasi CPD, dan diperoleh dari pemeriksaan panggul ibu, yaitu Promontorium teraba,
Linea innomiata teraba seluruhnya, Sacrum konkaf dan Spina Ischiadica menonjol
menunjukkan Kesan bahwa : panggul sempit absolut. Ditegakan pula diagnosis KPD
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan penunjang berupa tes nitrazin.
Apakah pengelolaan kasus ini sudah tepat?
Penanganan
Tokolotik
Pemberian tokolitik untuk menghalangi aktifitas kontraksi spontan. Penelitian menunjukan
bahwa nifedipine secara signifikan menghalangi aktifitas kontraksi otot polos pada wanita
hamil dan pasca melahirkan dengan menghalangi aliran kalsium pada membran sel otot.
Banyak penelitian dengan angka keberhasilan yang tinggi pada penggunaan nifedipine
sebagai tokolitik. Dosis nifedipine untuk tokolitik 20-30mg tiap 8 jam.
Seksio cesárea
Seksio dapat dilakukan secara elektif atau primer, yakni sebelum persalinan mulai atau pada
awal persalinan, dan secara sekunder, yakni sesudah persalinan berlangsung selama beberapa
waktu4.
Seksio cesárea elektif direncanakan lebih dahulu dan dilakukan pada kehamilan cukup bulan
karena kesempitan panggul yang cukup berat. Selain itu seksio tersebut diselenggarakan pada
kesempitan ringan bila ada faktor-faktor lain yang merupakan komplikasi, seperti
primigravida tua, kelainan letak janin yang tidak dapat diperbaiki, kehamilan pada wanita
yang mengalami masa infertilitas yang lama, penyakit jantung, dll4.
Seksio cesárea sekunder dilakukan karena persalinan percobaan dianggap gagal, atau karena
timbul indikasi untuk menyelesaikan persalinan secepat mungkin, sedang syarat-syarat untuk
persalinan per vaginam tidak atau belum terpenuhi.4
Berdasarkan perhitungan konjugata vera pada pintu atas panggul dapat diambil tindakan
yaitu:5,6
17
- panjang CV 8-10 cm → partuspercobaan
- panjang CV 6-8 cm → SC primer
- panjang CV < 6 cm → SC absolut.
Simfisiotomi
Simfisiotomi adalah tindakan untuk memisahkan tulang panggul kiri dari tulang panggul
kanan pada simfisis supaya dengan demikian rongga panggul menjadi lebih luas. Tindakan
ini tidak banyak lagi dilakukan karena terdesak oleh seksio caesaria. Satu-satunya indikasi
adalah apabila pada panggul sempit dengan janin masih hidup terdapat infeksi intrapartum
berat, sehingga seksio caesaria terlalu berbahaya. 2,4
Kraniotomi
Pada persalinan yang dibiarkan berlarut-larut dan dengan janin yang sudah
meninggal, sebaiknya persalinan diselesaikan dengan kraniotomi dan kranioklasi. Hanya jika
pangggul demikian sempitnya sehingga janin tidak dapat dilahirkan dengan kraniotomi,
terpaksa dilakukan seksio caesaria.2,4
Pembahasan:
Penggelolaaan pada pasien ini sudah tepat, dilakukan sectio cesara untuk persalinannya. Dan
persiapan untuk dilakukan operasi sudah tepat. dimulai dari saat pasien datang dengan
keluhan mules-mules yang kemudian diberikan tokolitik(nifedipine)untuk mengurangi mules
dan menurunkan resiko yang timbul akibat his untuk ibu dan janin. Skin test untuk
mengetahui adakah alergi pada jenis antibiotik, persiapan operasi seperti: pemeriksaan darah,
konsultasi kebagian anestesi, informed consent kekeluarga pasien, puasa dimulai sejak dini
hari dan observasi tanda vital, his, serta djj. Infus dan kateterisasi dilakukan untuk memantau
cairan yang masuk dan keluar. Observasi dan pemberian terapi medikamentosa seperti
antibiotik dan analgetik diberikan dari setelah operasi sampai pasien dipulangkan, dengan
pembekalan dan edukasi terhadap kepatuhan pasien dan waktu kontrol bekas operasi.
Bagaimanakah prognosis pada pasien ini?
Komplikasi pada kehamilan
Apabila persalinan dengan panggul sempit dibiarkan berlangsung sendiri tanpa pengambilan
tindakan yang tepat, timbal bahaya bagi ibu dan janin.
18
Bahaya pada ibu6,7:
a. Partus lama yang sering kali disertai dengan pecahnya ketuban pada
pembukaankecil, dapat menimbulkan dehidrasi serta asidosis, dan infeksi
intrapartum.
b. Dengan his yang kuat, sedang kemajuan janin dalam jalan lahir tertahan, dapat
timbul regangan segmen bawah rahim dan pembentukan lingkaran retraksi
patologik (Bandl). Keadaan ini terkenal dengan ruptur uteri mengancam;
apalagi tidak segera diambil tindakan untuk mengurangi regangan, akan
timbul ruptura uteri.
c. Dengan persalinan tidak maju karena panggul sempit, jalan lahir pada suatu
tempat mengalami tekanan yang lama antara kepala janin dengan tulang
panggul. Hal itu menimbulkan gangguan sirkulasi dengan akibat terjadinya
iskemia dan kemudian nekrosis pada tempat tersebut. Beberapa hari post
partum akan terjadi fistula vesiko servikalis, atau fistula vesiko vaginalis, atau
fistula rekto vaginalis.
Bahaya pada janin6,7:
1. Partus lama dapat meningkatkan kematian perinatal, apalagi jika ditambah dengan
infeksi intrapartum.
2. Prolapsus funikuli, apabila terjadi, mengandung bahaya yang sangat besar bagi janin
dan memerlukan kelahirannya dengan segera apabila masih hidup.
3. Tekanan oleh promontorium atau kadang-kadang oleh simfisis pada panggul picak
menyebabkan perlukaan pada jaringan di atas tulang kepala janin, malahan dapat pula
menimbulkan fraktur pada os parietalis.
Pembahasan:
Pada kasus ini sebaiknya dilakukan kontrasepsi yang irreversible, karena pasien telah
memiliki cukup anak, usia yang telah memasuki kriteria hamil dengan resiko tinggi, dan
riwayat SC dua kali.Edukasi yang tepat mengenai resiko yang mungkin terjadi apabila pasien
hamil kembali harus disampaikan dengan baik.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Rachimhadhi, T. Anatomi jalan lahir. Dalam Ilmu kebidanan. Yayasan Bina
PustakaSarwonaPrawirohardjo, Jakarta 2010: 188-204
2. Cuningham F G, Norman F, Kenneth J, Larry C, John C, Katharine D, et al. Anatomy
of the Reproductive Tract. In. Williams Obstetrics 21st Edition. Thw Mc Graw-Hill
Companies, New Cork. 2001: 28-40.
3. BagianObsetridanGinekologi FK UNPAD. Panggul sempit. Dalam: Pedoman
Diagnosis danTerapiObsetridanGinekologiRS.Dr. Hasan Sadikin., Bandung: 2005:
102-3
4. Winkjosastro H, Saifudin B A, Rachimhadhi T. DistosiakarenaKelainanPanggul.
Dalam. IlmuKebidanan. Yayasan Bina PustakaSarwonaPrawirohardjo,Yakarta 2002:
637-47
5. Panggul Sempit, Available from: http://www.balita-anda.com/archive/artikel/art_
i.pdf
6. Muchtar R. Bentuk dan Kelainan Panggul. Dalam. Sinopsis obstetri. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta: 2002: 315-30.
7. AsuhanKeperawatanSectio Caesarea DenganIndikasiPanggulSempit. Diunduhdari :
http://www.rusari.com/askep_sc_panggul_sempit.html
8. PemeriksaanPanggul. Diunduhdari :
http://www.conectique.com/tips_solution/pregnancy/during_pregnancy/article.php?
article_id=4751
9. Manuaba, IBG et al. Persalinan distonia akibat panggul sempit dan pertumbuhan
abnormal. Dalam. Pengantar kuliah obstetri. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta:
2003: 787-92
20