preskas 1 new

26
PENDAHULUAN Tulang-tulang panggul terdiri dari 3 buah tulang, yaitu (1) os koksa 2 buah kanan dan kiri, (2) os sakrum, (3) os koksigis. Tulang-tulang ini satu dengan lainnya berhubungan dalam suatu persendian panggul, didepan terdapat hubungan antara kedua os pubis kanan dan kiri, disebut simfisis. 1 Ukuran ruang panggul dari atas ke bawah tidak sama. Ruang panggul mempunyai ukuran yang paling luas di bawah pintu atas panggul, kemudian menyempit di panggul tengah, dan selanjutnya menjadi sedikit lebih luas lagi dibagian bawah. 1 Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium korpus vertebra sakral 1, linea innominata (terminalis), dan pinggir atas simfisis. Terdapat 4 diameter pada pintu atas panggul, yaitu diameter anteroposterior, diameter transversa, dan 2 diameter oblikua. 1 Panjang jarak dari simfisis ke promontorium lebih kurang 11 cm, disebut konjugata vera. Jarak terjauh garis melintang pada pintu atas panggul lebih kurang 12,5 – 13 cm, disebut diameter transversa. 1,2 Cara mengukur konjugata vera ialah dengan jari tengah dan telunjuk yang dimasukan kedalam vagiina untuk meraba promontorium. Jarak bagian tengah bawah simfisis sampai ke promontorium dikenal sebagai konjugata diagonalis. Konjugata vera sama dengan konjugata diagonalis dikurangi 1,5cm. 2 1

Upload: rian-yupita

Post on 22-Dec-2015

225 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

hghghg

TRANSCRIPT

Page 1: Preskas 1 New

PENDAHULUAN

Tulang-tulang panggul terdiri dari 3 buah tulang, yaitu (1) os koksa 2 buah kanan dan kiri, (2)

os sakrum, (3) os koksigis. Tulang-tulang ini satu dengan lainnya berhubungan dalam suatu

persendian panggul, didepan terdapat hubungan antara kedua os pubis kanan dan kiri, disebut

simfisis. 1

Ukuran ruang panggul dari atas ke bawah tidak sama. Ruang panggul mempunyai ukuran

yang paling luas di bawah pintu atas panggul, kemudian menyempit di panggul tengah, dan

selanjutnya menjadi sedikit lebih luas lagi dibagian bawah. 1

Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium korpus

vertebra sakral 1, linea innominata (terminalis), dan pinggir atas simfisis. Terdapat 4 diameter

pada pintu atas panggul, yaitu diameter anteroposterior, diameter transversa, dan 2 diameter

oblikua. 1

Panjang jarak dari simfisis ke promontorium lebih kurang 11 cm, disebut konjugata vera.

Jarak terjauh garis melintang pada pintu atas panggul lebih kurang 12,5 – 13 cm, disebut

diameter transversa. 1,2

Cara mengukur konjugata vera ialah dengan jari tengah dan telunjuk yang dimasukan

kedalam vagiina untuk meraba promontorium. Jarak bagian tengah bawah simfisis sampai ke

promontorium dikenal sebagai konjugata diagonalis. Konjugata vera sama dengan konjugata

diagonalis dikurangi 1,5cm.2

Panggul sempit adalah setiap kelainan pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas

panggul sehingga dapat menimbulkan distonia pada persalinan.3

Kesempitan pintu atas panggul terbagi menjadi 2:3

1. Panggul sempit relatif apabila konjugata vera > 8,5-10cm

2. Panggul sempit absolut apabila konjugata vera ≤ 8,5 cm

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan, dan setelah

ditunggu satu jam, belum ada tanda persalinan. Waktu sejak pecah ketuban sampai terjadi

kontraksi rahim disebut “kejadian ketuban pecah dini” (periode laten). Kondisi ini merupakan

penyebab terbesar persalinan prematur dengan segala akibatnya. Early rupture of

membrane adalah ketuban pecah pada fase laten persalinan.

1

Page 2: Preskas 1 New

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. Y Nama suami : Tn. A

Umur : 28 tahun Umur : 30 Tahun

Alamat : Cisurupan Alamat : Cisurupan

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh

No. CM : 6659xx

MRS : 02 – 06 – 2014 , 12.00 WIB

ANAMNESA

Dikirim oleh : Bidan

Anamnesa Utama : Keluar air-air dari jalan lahir

Anamnesa Khusus :

G4P3A0 merasa hamil 9 bulan. Pasien mengeluh keluar air-air dari jalan lahir sejak ± 1 hari

Sebelum masuk rumah sakit. Mules-mules dirasakan ibu sejak 1 minggu sebelum masuk

rumah sakit dan dirasakan semakin sering dan kencang sejak ± 1 hari sebelum masuk rumah

sakit. Keluar darah sedikit dari jalan lahir diakui ibu sejak ± 1 hari sebelum masuk rumah

sakit. Gerakan janin masih dirasakan ibu.

RIWAYAT OBSTETRI

1. Rumah, Bidan, Aterm, Normal, 3200gr, ♂, IUFD, Mati

2. Rumah, Bidan, Aterm, Normal, 3300gr, ♂, IUFD, Mati

3. RSU, Dokter, Aterm, SC a/i CPD, 3200gr, ♂, 2,5 tahun, Hidup

4. Hamil saat ini

2

Page 3: Preskas 1 New

KETERANGAN TAMBAHAN

Menikah 1 : ♀ 18 tahun, SMP, IRT

♂ 20 tahun, SMA, Buruh

Haid Terakhir : 28-08-2013, siklus teratur(5-6 hari), tidak nyeri saat haid

Menarche usia 15 tahun

Taksiran persalinan : 4-6-2014

Kontrasepsi terakhir : Pil , sejak 2011 s/d 2013, berhenti karena ingin punya anak

PNC : Bidan, 7 x, terakhir 1 mgg yang lalu

Keluhan selama hamil : Tidak ada

Riwayat penyakit berat : Tidak ada

PEMERIKSAAN FISIK

STATUS PRAESENS

KU : CM

Tensi : 120/80 mmHg

Nadi : 90 x/mnt

Pernafasan : 24 x/mnt

Suhu : 36,5 0C

TB : 145 cm

BB : tidak diukur

Mata : Ca : -/- Si : -/-

Leher : Tiroid : t.a.k KGB: t.a.k

COR : Jantung : BJ 1 & II Murni, Reguler

Paru : VBS Ka=Ki, Rh (-), Wh (-)

3

Page 4: Preskas 1 New

Abdomen : Cembung Lembut

Hepar & Lien : s.d.n

Ektremitas : Edema : - Varises : -

STATUS OBSTETRIK

Pemeriksaan Luar

TFU/LP : 33/88

Letak anak : Kep, 4/5, Puka

His : 2 x/10 menit, lama his 30 detik.

DJJ : 144 x/mnt, Regular

TBBA : 2835 gr

Pemeriksaan Dalam

v/v : t.a.k

Portio : Tebal lunak

Pembukaan : 2-3 jari

Ketuban : Positif

Bag. Terendah: St. - 3

Pemeriksaan Panggul

Promontorium teraba

Linea innomiata teraba seluruhnya

Sacrum konkaf

Spina Ischiadica menonjol

Kesan : panggul sempit absolut

4

Page 5: Preskas 1 New

Pemeriksaan Lab

Tanggal 2-6-2014

HB : 12,2 g/dl Leukosit : 12,280/mm3

Hematokrit : 37% Trombosit : 209,000/mm3

Eritrosit : 4,29 juta/mm3

Tanggal 3-6-2014

HB : 10,6 g/dl Leukosit : 13,940/mm3

Hematokrit : 37% Trombosit : 168,000/mm3

Eritrosit : 3,63 juta/mm3

DIAGNOSIS

G4P3A0 Parturien aterm kala 1 fase laten, bekas SC ; Panggul sempit Absolut ; Ketuban Pecah

Dini

RENCANA PENGELOLAAN

- R/SC ai Panggul Sempit Absolut

- Cek lab Darah

- Infus RL, Pemasangan Kateter folley

- Nifedipine 2x10 mg

- Skin test cefotaxime

- Observasi KU,TV, His, DJJ

- Konsul Anestesi

- Informed consent

LAPORAN OPERASI

5

Page 6: Preskas 1 New

Jam mulai operasI:

19.10

Jam selesai operasi:

19.55

Lama Operasi:

45 Menit

Terencana :

2 Juni 2014

Operator:

dr. Dila

Asisten 1:

Perawat Instrumen:

Ahli Anestesi:

dr. Hj. Hayati, Sp. An

Asisten Anestesi:

Fitri

Jenis anestesi:

Spinal dg. 02+Bucain

Diagnosa Pra-Bedah:

G4P3A0 Parturien aterm kala 1 fase laten ; KPSW ; Bekas SC a.i PSA

Indikasi Operasi:

PSA

Diagnosa Pasca-Bedah:

P4A0 Partus Maturus dg. SC a.i Bekas SC pd PSA

Jenis Operasi:

SCTP + IUD

Laporan Operasi

Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah abdomen dan sekitarnya

Dilakukan insisi mediana inferior ± 10 cm

Setelah peritoneum dibuka tampak dinding depan uterus

Plika vesikouterina diidentifikasi, disayat melintang

Kandung kemih disisihkan ke bawah dan ditahan dengan retraktor abdomen

SBR disayat konkaf, bagian tengahnya ditembus oleh jari penolong dan di

perlebar

Jam 19.20 : Lahir bayi ♂ dengan meluksir kepala

BB: 3050 gr PB: 45 cm APGAR: 6-8

Disuntikan oksitosin 10 IU intramural, kontraksi baik

Jam 19.23: Lahir plasenta dengan tarikan ringan pada tali pusat

B: 500 gr Ukuran: 20x20x2 cm

SBR dijahit lapis demi lapis, Lapisan pertama dijahit jelujur, sebelum semuanya

tertutup diinsersikan IUD

Lapisan ke dua dijahit secara jelujur. Setelah yakin tidak ada perdarahan,

dilakukan reperitonealisasi dengan peritoneum kandung kemih.

Perdarahan dirawat

Rongga abdomen dibersihkan

Fascia dijahit dengan PGA no.1, kulit dijahit secara subkutikuler

FOLLOW UP RUANGAN

6

Page 7: Preskas 1 New

Tgl/Jam CATATAN INSTRUKSI

2/6/14

20.15

Post SC

S/ -

O/: KU: CM

P/:

Tidak Puasa

TD: 120/80

N: 125x/mnt

R: 24 x/mnt

S: 36,0 0C

TFU: Sepusat

A/: P4A0Partus Maturus dg. SC

a.i bekas SC pada PSA

RL: D5% = 2:1,

15-20gtt/mnt

Tramadol 100mg +

Ketorolac 30mg dlm RL

500cc , 15-20mg

Oksigen 2 lt. 4 jam post OP

Ondasetron 2x1 ampul iv

tiap 12 jam

Tidur terlentang 24 jam s/d

jam 19.10 tanggal 3-6-

2014

Tgl/Jam CATATAN INSTRUKSI

3/6/14

07.00

POD I

S/ mules-mules

O/: KU: CM

P/:

Tidak Puasa

TD: 120/80

N: 88x/mnt

R: 28 x/mnt

S: 370C

Ca: -/- Si: -/-

Asi: -/-

Abdomen: Datar Lembut

TFU: Sepusat

LO: Tertutup Verband

Nyeri Tekan: +

Lokia Rubra: +

BAB/Diuresis: -/700ml

A/: P4A0 Partus Maturus dg. SC

RL 20 gtt/mnt

Cefotaxime 2x500mg i.v

Inf. Metronidazole

3x500mg

Kaltropen supp 2x100mg

perectal

Aff kateter siang

Mobilisasi bertahap

Cek HB post op

7

Page 8: Preskas 1 New

a.i bekas SC pada PSA

Tgl/Jam CATATAN INSTRUKSI

4/6/14

07.15

POD II

S/ demam

O/: KU: CM

P/:

Mobilisasi

TD: 120/80 mmHg

N: 84x/mnt

R: 24x/mnt

S: 39,80C

Ca: -/- Si: -/-

Asi: +/+

Abdomen: Datar Lembut

TFU: Sepusat

LO: terawat, tertutup verband

Lokia Rubra: +

BAB/BAK: -/+

A/: P4A0 Partus Maturus dg. SC

a.i bekas SC pada PSA

Cefadroxil 2x500mg P.O

Metronidazole 3x500mg

P.O

Paracetamol 3x500mg P.O

Aff infus

Tgl/Jam CATATAN INSTRUKSI

5/6/14

07.10

POD III

S/ -

O/: KU: CM

P/:

Cefadroxil 2x500mg P.O

TD: 120/80

N: 80x/mnt

R: 20x/mnt

S: 36,40C

Ca: -/- Si: -/-

Asi: +/+

Abdomen: Datar Lembut

TFU: 2 jari di bawah pusat

Metronidazole 3x500mg

P.O

Asam Mefenamat 3x500mg

P.O

GV

BLPL

8

Page 9: Preskas 1 New

LO: Kering terawat

Lokia Rubra: +

BAB/BAK: -/+

A/: P2A0 Partus Maturus dg. SC

a.i bekas SC pada PSA

PERMASALAHAN

1. Bagaimana penegakkan diagnosis pada kasus ini?

2. Apakah pengelolaan kasus ini sudah tepat?

3. Bagaimanakah prognosis pada pasien ini?

PEMBAHASAN

Bagaimana penegakkan diagnosis pada kasus ini?

Batasan panggul sempit menurut Pedoman diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RSHS yaitu setiap kelainan pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas panggul, sehingga dapat menimbulkan distosia pada persalinan.

Pengaruh panggul sempit pada kehamilan :1. Retroflexi uteri gravidi incarcerate2. Kepala tidak dapat turun pada bulan terakhir3. Fundus menonjol ke depan hingga perut menggantung4. Abdomen pendulum pada primi gravid5. Biasanya anak lebih kecil dari ukuran bayi rata-rata

Gambar 3.1 Abdomen Pendulum denganKehamilan.

9

Page 10: Preskas 1 New

Pengaruh pada persalinan :1. Persalinan lebih lama dari biasanya, karena gangguan pembukaan ataupun banyaknya

waktu yang diperlukan untuk moulage kepala anak. Kelainan pembukaan dapat terjadi karena ketuban belum pecah sebelum waktunya karena bagian depan kurang menutup pintu atas panggul, selanjutnya setelah ketuban pecah kepala tidak dapat menekan pada serviks karena tertahan pada pintu atas panggul.

2. Sering terjadi kelainan presentasi atau posisi3. Ruptur uteri, jika his menjadi telalu kuat dalam usaha mengatasi rintangan yang

ditimbulkan panggul sempit.4. Sebaliknya, jika otot rahim menjadi lelah karena rintangan oleh pangul sempit, dapat

terjadi infeksi intrapartum.5. Fistel vesikovaginal dan rektovaginal, akibat tekanan lama pada jaringan yang dapat

menimbulkan iskemi yang menyebabkan nekrosis.6. Ruptur simfisis (simfisiolisis), pasien merasakan nyeri di daerah simfisis dan tidak

dapat mengangkat tungkainya.7. Paresis kaki ibu akibat tekanan dari kepala pada urat-urat saraf di dalam rongga

panggul. Yang paling sering terjadi adalah kelumpuhan nervus peroneus.

Pengaruh pada anak :1. Kematian perinatal meningkat pada partus yang lama.2. Prolapsus foeniculi3. Perdarahan otak karena moulage yang kuat, terutama jika diameter biparietal

berkurang lebih dari 0,5 cm.

Pola Persalinan Kriteria Diagnostik Penanganan yang dianjurkan Penanganan Khusus

10

Page 11: Preskas 1 New

Panggul dengan ukuran normal tidak akan mengalami kesukaran kelahiran pervaginam pada janin dengan berat badan yang normal. Ukuran panggul dapat menjadi lebih kecil karena pengaruh gizi, lingkungan atau hal lain sehingga menimbulkan kesulitan pada persalinan pervaginam. Panggul sempit yang penting pada obstetric bukan sempit secara anatomis namun panggul sempit secara fungsional artinya perbandingan antara kepala dan panggul.Selain panggul sempit dengan ukuran yang kurang dari normal, juga terdapat panggul sempit lainnya.

Panggul ini digolongkan menjadi empat, yaitu:1. Kelainan karena gangguan pertumbuhan intrauterine: panggul Naegele, panggul

Robert, split pelvis, panggul asimilasi.2. Kelainan karena kelainan tulang dan/ sendi: rakitis, osteomalasia, neoplasma, fraktur,

atrofi, nekrosis, penyakit pada sendis akroiliaka dan sendi sakrokoksigea.3. Kelainan panggul karena kelainan tulang belakang: kifosis, skoliosis, spondilolistesis.4. Kelainan panggul karena kelainan pada kaki: koksitis, luksasiokoksa, atrofi atau

kelumpuhan satu kaki.

Setiap penyempitan pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas panggul dapat menyebabkan distosia saat persalinan.penyempitan dapat terjadi pada pintu atas panggul, pintu tengah panggul, pintu bawah panggul, atau panggul yang menyempit seluruhnya

Klasifikasi panggul sempit :a. Kesempitan pintu atas panggulb. Kesempitan bidang tengahc. Kesempitan pintu bawah panggul

Kriteria diagnosis :a. Kesempitan pintu atas pangul

Panggul sempit relatif : Jika konjugata vera > 8,5-10 cmPanggul sempit absolut : Jika konjugata vera < 8,5 cm

b. Kesempitan panggul tengahBidang tengah panggul terbentang antara pinggir bawah simfisis dan spina os ischii dan memotong sacrum kira-kira pada pertemuan ruas sacral ke-4 dan ke-5.Ukuran yang terpenting dari bidang ini ialah:1. Diameter transversa (diameter antara kedua spina) – 10,5 cm.2. Diameter anteroposterior dari pinggir bawah simfisis ke pertemuan ruas sakral ke-

4 dan ke-5 – 11,5 cm.3. Diameter sagitalis posterior dari pertengahan garis antara kedua spina ke

pertemuan sacral ke-4 dan ke-5 – 5 cm.Dikatakan bahwa bidang tengah panggul itu sempit jika :

11

Page 12: Preskas 1 New

1. Jumlah diameter transversa dan diameter sagitalis posterior 13,5 cm atau kurang (10,5 cm + 5 cm = 15,5 cm).

2. Diameter antara spina kurang dari 9 cm .Ukuran-ukuran bidang tengah panggul tidak dapat diperoleh secara klinis harus diukur secara rontgenologis, tetapi jika dapat juga menduga adanya kesempitan bidang tengah panggul jika:1. Spina ischiadica sangat menonjol.2. Dinding samping panggul konvergen.3. Diameter antara tuber ischii 8,5 cm atau kurang.

c. Kesempitan pintu bawah panggulBila jarak antara tuber os ischii 8 cm atau kurang.

Gambar 3.2 Bidang Panggul

Persangkaan panggul sempit – Seseorang harus ingat akan kemungkinan panggul sempit jika:a. Pada primipara, kepala anak belum turun setelah minggu ke 36.b. Pada primipara ada perut menggantung.c. Pada multipara, persalinan yang dulu-dulu sulit.d. Ada kelainan letak pada hamil tua.e. Terdapat kelainan bentuk badan ibu (cebol, skoliosis, pincang, dll.)f. Tanda Osborn positif

Teknik perasat Osborn:1. Pasien terlentang, tungkai sedikit fleksi.2. Kepala janin dipegang oleh tangan kiri pemeriksa.3. Dua jari lainnya di atas simfisus, permukaan jari berada pada permukaan anterior dari

simfisis.4. Tentukan derajat tumpang tindih ketika kepala janin ditekan kebawah dan

kebelakang.

12

Page 13: Preskas 1 New

Interpretasi perasat Osborn:- Kepala dapat ditekan kedalam panggul, tidak terdapat tumpang tindih dari tulang

parietal, berarti CPD (-).- Kepala dapat ditekan sedikit, terdapat sedikit tumpang tindih dari tulang parietal,

sekitar 0,5 cm, berarti CPD sedang. Pemeriksaan dilanjutkan dengan perasat Muller.- Kepala tidak dapat dimasukkan kedalam tulang panggul, tulang parietal menggantung

di atas simfisis dengan dibatasi jari, berarti CPD positif.

Teknik perasat Muller:1. Pasien terlentang, tungkai sedikit fleksi.2. Satutangan memegang kepala dari luar di atas simfisis.3. Dua jari dari tangan yang lain masuk kedalam vagina, sampai pintu atas panggul.4. Tangan luar mendorong kepala anak kearahsimfisis.

Interpretasi perasat Muller:- Kepala anak teraba oleh kedua jari, berarti CPD (-).- Kepala anak tidak teraba oleh kedua jari, berarti CPD (+).

Prognosis persalinan dengan panggul sempit tergantung pada berbagai factor, diantaranya:1. Bentuk Panggul2. Ukuran panggul menjadi derajat kesempitan.3. Kemungkinan pergerakan dalam sendi-sendi panggul.4. Besarnya kepala dan kesanggupan moulage kepala.5. Presentasi dan posisi kepala.6. His.

Diantara faktor-faktor tersebut, yang dapat diukur secara pasti dan sebelum persalinan berlangsung hanya ukuran-ukuran panggul. Oleh karena itu, ukuran tersebut sering menjadi dasar untuk memperkirakan jalannya persalinan.

Pada panggul sempit absolute, yaitu CV < 8,5 cm, dilakukan seksio sesarea. Berdasarkan literatur, tidak ada anak yang cukup bulan yang dapat lahir pervaginam dengan selamat jika CV < 8,5 cm.

Pada kesempitan pintu atas panggul, banyak faktor yang mempengaruhi hasil persalinan pada panggul dengan CV antara 8,5-10 cm (panggul sempit relatif),antara lain:

- Riwayat persalinan yang lampau- Besarnya presentasi dan posisi anak- Pecehnya ketuban sebelum waktunya memperburuk prognosis- His- Lancarnya pembukaan- Adanya infeksi intrapartum- Bentuk panggul dan derajat kesempitannya.

13

Page 14: Preskas 1 New

Karena banyaknya faktor tersebut, pada panggul sempit relative dilakukan partus percobaan.

14

Page 15: Preskas 1 New

PANGGUL SEMPIT

1. Pemeriksaan ginekologis2. Pemeriksaan penunjang - Ultrasonografi - Radiologis (hasil mengecewakan)

Kesempitan pintu Kesempitan Kesempitan pintuatas panggul panggul tengah bawah panggul

Relatif Absolut(konjugata vera (Konjugata vera < 8,5 cm) 8,5-10 cm)

Partus percobaan Seksio sesareaPrimer

Berhasil Gagal

Seksio sesarea

Persalinan berikut dengan seksio sesarea primer

Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan atau

dimulainya tanda inpartu

Diagnosis

Diagnosis ketuban pecah dini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan inspekulo.

Dari anamnesis didapatkan penderita merasa keluar cairan yang banyak secara tiba-tiba.

Kemudian lakukan satu kali pemeriksaan inspekulo dengan spekulum steril untuk melihat

adanya cairan yang keluar dari serviks atau menggenang di forniks posterior. Jika tidak ada,

gerakkansedikit bagian terbawah janin, atau minta ibu untuk mengedan/batuk.

15

Page 16: Preskas 1 New

Pemeriksaan dalam sebaiknya tidak dilakukan kecuali akan dilakukan penanganan

aktif(melahirkan bayi) karena dapat mengurangi latensi dan meningkatkan kemungkinan

infeksi.

Pastikan bahwa:

Cairan tersebut adalah cairan amnion dengan memperhatikan:

o Bau cairan ketuban yang khas

o Tes Nitrazin: lihat apakah kertas lakmus berubah dari merah menjadi biru.

Harap diingat bahwa darah, semen, dan infeksi dapat menyebabkan hasil positif palsu

o Gambaran pakis yang terlihat di mikroskop ketika mengamati

sekret servikovaginal yang mengerin

gTidak ada tanda-tanda in partu Setelah menentukan diagnosis ketuban pecah dini,

perhatikan tanda-tanda korioamnionitis.

16

Page 17: Preskas 1 New

Pembahasan

Pada pasien ini, ditemukan persangkaan panggul sempit, berdasarkan anamnesis dan

pemeriksaan fisik. Diketahui dari riwayat persalinan sebelumnya yang kelahiran secara SC

atas indikasi CPD, dan diperoleh dari pemeriksaan panggul ibu, yaitu Promontorium teraba,

Linea innomiata teraba seluruhnya, Sacrum konkaf dan Spina Ischiadica menonjol

menunjukkan Kesan bahwa : panggul sempit absolut. Ditegakan pula diagnosis KPD

berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan penunjang berupa tes nitrazin.

Apakah pengelolaan kasus ini sudah tepat?

Penanganan

Tokolotik

Pemberian tokolitik untuk menghalangi aktifitas kontraksi spontan. Penelitian menunjukan

bahwa nifedipine secara signifikan menghalangi aktifitas kontraksi otot polos pada wanita

hamil dan pasca melahirkan dengan menghalangi aliran kalsium pada membran sel otot.

Banyak penelitian dengan angka keberhasilan yang tinggi pada penggunaan nifedipine

sebagai tokolitik. Dosis nifedipine untuk tokolitik 20-30mg tiap 8 jam.

Seksio cesárea

Seksio dapat dilakukan secara elektif atau primer, yakni sebelum persalinan mulai atau pada

awal persalinan, dan secara sekunder, yakni sesudah persalinan berlangsung selama beberapa

waktu4.

Seksio cesárea elektif direncanakan lebih dahulu dan dilakukan pada kehamilan cukup bulan

karena kesempitan panggul yang cukup berat. Selain itu seksio tersebut diselenggarakan pada

kesempitan ringan bila ada faktor-faktor lain yang merupakan komplikasi, seperti

primigravida tua, kelainan letak janin yang tidak dapat diperbaiki, kehamilan pada wanita

yang mengalami masa infertilitas yang lama, penyakit jantung, dll4.

Seksio cesárea sekunder dilakukan karena persalinan percobaan dianggap gagal, atau karena

timbul indikasi untuk menyelesaikan persalinan secepat mungkin, sedang syarat-syarat untuk

persalinan per vaginam tidak atau belum terpenuhi.4

Berdasarkan perhitungan konjugata vera pada pintu atas panggul dapat diambil tindakan

yaitu:5,6

17

Page 18: Preskas 1 New

- panjang CV 8-10 cm → partuspercobaan

- panjang CV 6-8 cm → SC primer

- panjang CV < 6 cm → SC absolut.

Simfisiotomi

Simfisiotomi adalah tindakan untuk memisahkan tulang panggul kiri dari tulang panggul

kanan pada simfisis supaya dengan demikian rongga panggul menjadi lebih luas. Tindakan

ini tidak banyak lagi dilakukan karena terdesak oleh seksio caesaria. Satu-satunya indikasi

adalah apabila pada panggul sempit dengan janin masih hidup terdapat infeksi intrapartum

berat, sehingga seksio caesaria terlalu berbahaya. 2,4

Kraniotomi

Pada persalinan yang dibiarkan berlarut-larut dan dengan janin yang sudah

meninggal, sebaiknya persalinan diselesaikan dengan kraniotomi dan kranioklasi. Hanya jika

pangggul demikian sempitnya sehingga janin tidak dapat dilahirkan dengan kraniotomi,

terpaksa dilakukan seksio caesaria.2,4

Pembahasan:

Penggelolaaan pada pasien ini sudah tepat, dilakukan sectio cesara untuk persalinannya. Dan

persiapan untuk dilakukan operasi sudah tepat. dimulai dari saat pasien datang dengan

keluhan mules-mules yang kemudian diberikan tokolitik(nifedipine)untuk mengurangi mules

dan menurunkan resiko yang timbul akibat his untuk ibu dan janin. Skin test untuk

mengetahui adakah alergi pada jenis antibiotik, persiapan operasi seperti: pemeriksaan darah,

konsultasi kebagian anestesi, informed consent kekeluarga pasien, puasa dimulai sejak dini

hari dan observasi tanda vital, his, serta djj. Infus dan kateterisasi dilakukan untuk memantau

cairan yang masuk dan keluar. Observasi dan pemberian terapi medikamentosa seperti

antibiotik dan analgetik diberikan dari setelah operasi sampai pasien dipulangkan, dengan

pembekalan dan edukasi terhadap kepatuhan pasien dan waktu kontrol bekas operasi.

Bagaimanakah prognosis pada pasien ini?

Komplikasi pada kehamilan

Apabila persalinan dengan panggul sempit dibiarkan berlangsung sendiri tanpa pengambilan

tindakan yang tepat, timbal bahaya bagi ibu dan janin.

18

Page 19: Preskas 1 New

Bahaya pada ibu6,7:

a. Partus lama yang sering kali disertai dengan pecahnya ketuban pada

pembukaankecil, dapat menimbulkan dehidrasi serta asidosis, dan infeksi

intrapartum.

b. Dengan his yang kuat, sedang kemajuan janin dalam jalan lahir tertahan, dapat

timbul regangan segmen bawah rahim dan pembentukan lingkaran retraksi

patologik (Bandl). Keadaan ini terkenal dengan ruptur uteri mengancam;

apalagi tidak segera diambil tindakan untuk mengurangi regangan, akan

timbul ruptura uteri.

c. Dengan persalinan tidak maju karena panggul sempit, jalan lahir pada suatu

tempat mengalami tekanan yang lama antara kepala janin dengan tulang

panggul. Hal itu menimbulkan gangguan sirkulasi dengan akibat terjadinya

iskemia dan kemudian nekrosis pada tempat tersebut. Beberapa hari post

partum akan terjadi fistula vesiko servikalis, atau fistula vesiko vaginalis, atau

fistula rekto vaginalis.

Bahaya pada janin6,7:

1. Partus lama dapat meningkatkan kematian perinatal, apalagi jika ditambah dengan

infeksi intrapartum.

2. Prolapsus funikuli, apabila terjadi, mengandung bahaya yang sangat besar bagi janin

dan memerlukan kelahirannya dengan segera apabila masih hidup.

3. Tekanan oleh promontorium atau kadang-kadang oleh simfisis pada panggul picak

menyebabkan perlukaan pada jaringan di atas tulang kepala janin, malahan dapat pula

menimbulkan fraktur pada os parietalis.

Pembahasan:

Pada kasus ini sebaiknya dilakukan kontrasepsi yang irreversible, karena pasien telah

memiliki cukup anak, usia yang telah memasuki kriteria hamil dengan resiko tinggi, dan

riwayat SC dua kali.Edukasi yang tepat mengenai resiko yang mungkin terjadi apabila pasien

hamil kembali harus disampaikan dengan baik.

19

Page 20: Preskas 1 New

DAFTAR PUSTAKA

1. Rachimhadhi, T. Anatomi jalan lahir. Dalam Ilmu kebidanan. Yayasan Bina

PustakaSarwonaPrawirohardjo, Jakarta 2010: 188-204

2. Cuningham F G, Norman F, Kenneth J, Larry C, John C, Katharine D, et al. Anatomy

of the Reproductive Tract. In. Williams Obstetrics 21st Edition. Thw Mc Graw-Hill

Companies, New Cork. 2001: 28-40.

3. BagianObsetridanGinekologi FK UNPAD. Panggul sempit. Dalam: Pedoman

Diagnosis danTerapiObsetridanGinekologiRS.Dr. Hasan Sadikin., Bandung: 2005:

102-3

4. Winkjosastro H, Saifudin B A, Rachimhadhi T. DistosiakarenaKelainanPanggul.

Dalam. IlmuKebidanan. Yayasan Bina PustakaSarwonaPrawirohardjo,Yakarta 2002:

637-47

5. Panggul Sempit, Available from: http://www.balita-anda.com/archive/artikel/art_

i.pdf

6. Muchtar R. Bentuk dan Kelainan Panggul. Dalam. Sinopsis obstetri. Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta: 2002: 315-30.

7. AsuhanKeperawatanSectio Caesarea DenganIndikasiPanggulSempit. Diunduhdari :

http://www.rusari.com/askep_sc_panggul_sempit.html

8. PemeriksaanPanggul. Diunduhdari :

http://www.conectique.com/tips_solution/pregnancy/during_pregnancy/article.php?

article_id=4751

9. Manuaba, IBG et al. Persalinan distonia akibat panggul sempit dan pertumbuhan

abnormal. Dalam. Pengantar kuliah obstetri. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta:

2003: 787-92

20