preskas meningitis (1)

39
BAB I PRESENTASI KASUS I. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. R Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 29 tahun Alamat : Karangan Indah Tangerang Pekerjaan : - Agama : Islam Status perkawinan : Belum menikah Tanggal pemeriksaan : 7 oktober 2015 II. ANAMNESIS (autoanamnesis & alloanamnesis 31 Agustus 2015) Keluhan Utama : Nyeri kepala berat sejak ±3 hari SMRS Keluhan Tambahan : Demam (+), mual (+), muntah (+) setiap diisi makanan, kelemahan pada anggota gerak (-), kejang (-), penurunan kesadaran (-) Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke IGD RSUD Arjawinangun diantar 1

Upload: putri-nisrina-hamdan

Post on 16-Feb-2016

12 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

Page 1: Preskas Meningitis (1)

BAB I

PRESENTASI KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. R

Jenis kelamin : Laki-laki

Usia : 29 tahun

Alamat : Karangan Indah Tangerang

Pekerjaan : -

Agama : Islam

Status perkawinan : Belum menikah

Tanggal pemeriksaan : 7 oktober 2015

II. ANAMNESIS (autoanamnesis & alloanamnesis 31 Agustus 2015)

Keluhan Utama : Nyeri kepala berat sejak ±3 hari SMRS

Keluhan Tambahan : Demam (+), mual (+), muntah (+) setiap diisi makanan, kelemahan

pada anggota gerak (-), kejang (-), penurunan kesadaran (-)

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke IGD RSUD Arjawinangun diantar keluarganya dan petugas Lapas

dengan keluhan nyeri kepala hebat sejak 3 hari SMRS. Nyeri kepala dirasakan tiba-tiba, dan

nyeri tidak membaik walaupun diistirahatkan. Nyeri kepala dirasakan pada seluruh bagian

kepala, menetap, dan rasanya kepala seperti akan pecah. Nyeri dirasakan sepanjang hari

terutama saat menggerakkan kepala. Nyeri terasa seperti kram sampai ke leher belakang.

Keluhan disertai demam cukup tinggi, buang air besar cair semenjak 3 hari SMRS, mual dan

1

Page 2: Preskas Meningitis (1)

muntah setiap kali diisi makanan. Keluhan tidak disertai dengan kejang dan penurunan

kesadaran.

Pasien mengaku memiliki riwayat memakai obat narkotika seperti heroin sekitar ±5

tahun yang lalu dan telah berhenti pada 1 tahun yang lalu. Pasien tidak memiliki riwayat

darah tinggi, kencing manis dan penyakit jantung dan keluhan yang sama disangkal oleh

pasien.

Pada saat datang ke IGD RSUD Arjawinangun, pasien menyangkal adanya kejang,

lemas anggota gerak dan penurunan kesadaran.

Riwayat Penyakit Dahulu :

- Riwayat hipertensi disangkal

- Riwayat penyakit jantung disangkal

- Riwayat diabetes mellitus disangkal

- Riwayat keluhan yang sama sebelumnya disangkal

- Riwayat memakai obat-obat narkotik seperti heroin 5 tahun yang lalu

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Pasien

- Keadaan umum : Tampak sakit sedang

- Kesadaran : Compos Mentis

- GCS : E4 M6 V5

2

Page 3: Preskas Meningitis (1)

- Tanda vital :Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 83 x/menit

Pernafasan : 24 x/menit

Suhu : 38,3˚C

- Kepala : Normocephal, rambut hitam, tidak mudah dicabut

- Mata : Conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, reflek cahaya

langsung +/+, reflek cahaya tidak langsung +/+, pupil isokor+/+

- Leher : Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-) , kaku kuduk (+),

Brudzinski 1(+)

- Thoraks

o Jantung : Bunyi Jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

o Pulmo : vesikuler bronchial sounds kanan sama dengan kiri, rhonki -/-,

wheezing -/-

- Abdomen : datar - lembut, Nyeri tekan (-), bising usus (+)

- Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-)

B. Status Neurologis

Pupil

Kanan Kiri

Bentuk Bulat Bulat

Diameter 3 mm 3 mm

Refleks cahaya langsung + +

Refleks cahaya tak lansung + +

Tanda Rangsang Meningeal

Kanan Kiri

Kaku kuduk +

3

Page 4: Preskas Meningitis (1)

Brudzinski I + -

Laseque >70° >70°

Kernig >135° >135°

Brudzinski II - -

Brudzinski III - -

Brudzinski IV - -

Saraf Kranial

Kanan Kiri

N. I (olfactorius) - -

N. II (opticus)

Visus

Lapang pandang

Warna

Funduskopi

Konfrontasi

RCL

Baik

Baik

Baik

Tidakdilakukan

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Tidak dilakukan

Baik

Baik

N. III (occulomotorius)

Ptosis - -

N. IV (troclearis) Baik Baik

N. V (trigeminus)

Mengunyah

Sensibilitas wajah

Reflek kornea

simetris

kanan=kiri

Kanan=kiri

Tidak dilakukan

N. VI (abdusen) Baik Baik

N. VI (abdusen) Baik Baik

N. VII (facialis)

Mencucurkan bibir

Kerut dahi

Tersenyum

Simetris

Simetris

Simetris

4

Page 5: Preskas Meningitis (1)

Perasa lidah

Angkat alis

Tidak dinilai

Kanan=kiri

N.VIII(vestibulococlearis)

Tes rhinne

Tes weber

Tes swabach

- -

N. IX (glossofaringeus)

Posisi uvula

Reflek muntah

Ditengah

Dinilai

N. X (vagus) + +

N. XI (assesorius)

Menoleh

Mengangkat bahu

Baik

Baik

Baik

Baik

N. XII (hipoglosus)

Menjulurkan lidah

Tremor

Atrofi lidah

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Motorik

Kanan Kiri

Kekuatan

Ekstremitas atas

Ekstremitas bawah

5

5

5

5

Refleks fisiologis

Biceps

Triceps

Patella

Achilles

++++

++++

Refleks patologis

Hoffman

Tromner

Babinski

+

+

+

+

+

+

5

Page 6: Preskas Meningitis (1)

Chaddok

Oppenheim

Gordon

Schaeffer

Gonda

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Keseimbangan dan Koordinasi

Kanan Kiri

Romberg - -

Disdiadokokinesis - -

finger to nose - -

Heel to knee - -

Rebound phenomen - -

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium (03 – 10 – 2015 j: 12.45)

LAB RESULT UNIT NORMALWBC 3,5 10^3/ 3,0 – 10,6LYM 17,6 10^3/ 1.0-5.0MON 6,3 10^3/ 0.1-1.0EOS 0 % 0-3BASO 0 % 0-1RBC 4,19 10^6/ 4.0-6.20HGB 11,1 g/dl 11.0-17.0HCT 30,5 % 35.0-55.0MCV 72,8 80.0-100.0MCH 26,5 Pg 26.0-34.0MCHC 36,4 g/dl 31.0-35.0RDW 14,4 % 10.0-16.0PLT 296 10^3/ 150.0-400.0MPV 7,2 7.0-11.0PCT 0,317 % 0.200-0.50Gula darah sewaktu 86 Mg/dL 70-140

6

Page 7: Preskas Meningitis (1)

LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK(05 – 10 - 2015)

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN IMMUNOLOGI

HIV (antibody) 26,68 <0,25CD 4 10 400 - 1800

KIMIA KLINIKUreum 15,4 Mg/dL 10 - 45 Kreatinin 0,47 Mg/dL 0,50 – 1,10Asam urat 2,34 Mg/dL 3,4 – 7,2

ELEKTROLITNatrium 133 Mmol/l 135-155Kalium 3,4 Mmol/l 3,5-5,5

Chloride 98 Mmol/l 95-105Calcium 1,10 Mmol/l 1,91-2,45

V. RESUME

Subyekti f

Pasien datang ke IGD RSUD Arjawinangun diantar keluarganya dan petugas Lapas

dengan keluhan nyeri kepala hebat sejak 3 hari SMRS. Nyeri kepala dirasakan tiba-tiba, nyeri

tidak membaik walaupun diistirahatkan. Nyeri kepala dirasakan pada seluruh bagian kepala,

menetap, dan rasanya kepala seperti akan pecah. Nyeri dirasakan sepanjang hari terutama saat

menggerakkan kepala. Nyeri terasa seperti kram. Keluhan disertai demam cukup tinggi,

buang air besar cair semenjak 3 hari SMRS, mual dan muntah setiap kali diisi makanan.

Keluhan tidak disertai dengan kejang dan penurunan kesadaran.

Pasien memiliki riwayat penggunaan obat narkotika seperti heroin ±5 tahun yang lalu.

Riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung dan keluhan yang sama

sebelumnya disangkal oleh pasien.

7

Page 8: Preskas Meningitis (1)

Obyektif

Pemeriksaan fisik :

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi : 83 x/menit

Respirasi : 24x/menit

Suhu : 38,30C

Tanda Rangsang Meningeal : kaku kuduk (+), Brudzinski 1 (+)

Kekuatan motorik : 5 5 Sensorik + +

+ +

Reflek fisiologis + + Reflek patologis - -

+ + + + (Babinski)

VI. DIAGNOSIS

1. Diagnosis Klinis : Nyeri kepala berat, mual, muntah, demam, kaku kuduk,

Brudzinski Test 1,

2. Diagnosis Topis : Meningen

3. Diagnosis Etiologis : Neisseria Meningitidis

VII. DIAGNOSA BANDING

Encephalitis

VIII. PENATALAKSANAAN

- IVFD RL 16 tetes per menit

- Paracetamol 3x1

- Manitol 3 x 500 cc

- Dexamethason 4 x 1amp

- Ranitidin 3 x 1 amp

- Ceftriaxone 2x1gr

8

55

Page 9: Preskas Meningitis (1)

IX. PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad malam

Quo ad functionam : ad malam

Quo ad sanationam : ad malam

9

Page 10: Preskas Meningitis (1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Meningitis

Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai

piameter (lapisan dalam selaput otak) dan arakhnoid serta dalam derajat yang lebih

ringan mengenai jaringan otak dan medula spinalis yang superfisial. Meningitis dibagi

menjadi dua golongan berdasarkan perubahan yang terjadipada cairan otak yaitu

meningitis serosa dan meningitis purulenta. Meningitis serosa ditandai dengan jumlah

sel dan protein yang meninggi disertai cairan serebrospinal yang jernih. Penyebab

yang paling sering dijumpai adalah kuman Tuberculosis danvirus.Meningitis

purulenta atau meningitis bakteri adalah meningitis yang bersifatakut dan

menghasilkan eksudat berupa pus serta bukan disebabkan oleh bakterispesifik

maupun virus. Meningitis Meningococcus merupakan meningitis purulenta yang

paling sering terjadi. Penularan kuman dapat terjadi secara kontak langsung dengan

penderita dan droplet infection yaitu terkena percikan ludah, dahak, ingus, cairan

bersin dan cairantenggorok penderita. Saluran nafas merupakan port d’entree utama

pada penularan penyakit ini. Bakteri-bakteri ini disebarkan pada orang lain melalui

pertukaran udaradari pernafasan dan sekresi-sekresi tenggorokan yang masuk secara

hematogen (melalui aliran darah) ke dalam cairan serebrospinal dan memperbanyak

diri di dalamnya sehingga menimbulkan peradangan pada selaput otak dan otak.

10

Page 11: Preskas Meningitis (1)

2.2. Infectious Agent Meningitis

Meningitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri, riketsia, jamur, cacing dan

protozoa. Penyebab paling sering adalah virus dan bakteri. Meningitis yang

disebabkan oleh bakteri berakibat lebih fatal dibandingkan meningitis penyebab lain

karena mekanisme kerusakan dan gangguan otak yang disebabkan oleh bakteri

maupun produk bakteri lebih berat. Infectious Agent meningitis purulenta mempunyai

kecenderungan pada golongan umur tertentu, yaitu golongan neonatus paling banyak

disebabkan oleh E.Coli, S.beta hemolitikus dan Listeria monositogenes. Golongan

umur dibawah 5 tahun (balita) disebabkan oleh H.influenzae, Meningococcus dan

Pneumococcus. Golongan umur 5-20 tahun disebabkan oleh Haemophilus influenzae,

Neisseria meningitidis dan Streptococcus Pneumococcus, dan pada usia dewasa (>20

tahun) disebabkan oleh Meningococcus, Pneumococcus, Stafilocccus, Streptococcus

dan Listeria.

Penyebab meningitis serosa yang paling banyak ditemukan adalah kuman

Tuberculosis dan virus.Meningitis yang disebabkan oleh virus mempunyai prognosis

yang lebih baik, cenderung jinak dan bisa sembuh sendiri. Penyebab meningitis virus

yang paling sering ditemukan yaitu Mumps virus, Echovirus, dan Coxsackie virus ,

sedangkan Herpes simplex , Herpes zooster, dan Enterovirus jarang menjadi

penyebab meningitis aseptic (viral).

2.3. Anatomi dan Fisiologi Selaput Otak

Otak dan sumsum tulang belakang diselimuti meningea yang melindungi

struktur syaraf yang halus, membawa pembuluh darah dan sekresi cairan

serebrospinal. Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu:

11

Page 12: Preskas Meningitis (1)

2.3.1. Lapisan Luar (Durameter)

Durameter merupakan tempat yang tidak kenyal yang membungkus otak,

sumsum tulang belakang, cairan serebrospinal dan pembuluh darah.Durameter

terbagi lagi atas durameter bagian luar yang disebut selaput tulang tengkorak

(periosteum) dan durameter bagian dalam (meningeal) meliputi permukaan tengkorak

untuk membentuk falks serebrum, tentorium serebelum dan diafragma sella.

2.3.2. Lapisan Tengah (Arakhnoid)

Disebut juga selaput otak, merupakan selaput halus yang memisahkan

durameter dengan piameter, membentuk sebuah kantung atau balon berisi cairan

otakyang meliputi seluruh susunan saraf pusat.Ruangan diantara durameter dan

arakhnoid disebut ruangan subdural yang berisi sedikit cairan jernih menyerupai getah

bening. Pada ruangan ini terdapat pembuluh darah arteri dan vena yang

menghubungkan sistem otak dengan meningen serta dipenuhi oleh cairan

serebrospinal.

2.3.3. Lapisan Dalam (Piameter)

Lapisan piameter merupakan selaput halus yang kaya akan pembuluh

darahkecil yang mensuplai darah ke otak dalam jumlah yang banyak. Lapisan ini

melekaterat dengan jaringan otak dan mengikuti gyrus dari otak. Ruangan diantara

arachnoid dan piameter disebut sub arakhnoid. Pada reaksi radang ruangan ini berisi

sel radang.Disini mengalir cairan serebrospinalis dari otak ke sumsum tulang

belakang.

2.4. Patofisiologi Meningitis

Meningitis pada umumnya sebagai akibat dari penyebaran penyakit di

organ atau jaringan tubuh yang lain. Virus/bakteri menyebar secara hematogen sampai

keselaput otak, misalnya pada penyakit Faringitis, Tonsilitis, Pneumonia,

12

Page 13: Preskas Meningitis (1)

Bronchopneumonia dan Endokarditis. Penyebaran bakteri/virus dapat pula secara

perkontinuitatum dari peradangan organ atau jaringan yang ada di dekat selaput otak,

misalnya Abses otak, Otitis Media, Mastoiditis, Trombosis sinus cavernosus dan

Sinusitis. Penyebaran kuman bisa juga terjadi akibat trauma kepala dengan fraktur

terbuka atau komplikasi bedah otak.Invasi kuman-kuman ke dalam ruang subaraknoid

menyebabkan reaksi radang pada pia dan araknoid, CSS (Cairan Serebrospinal) dan

sistem ventrikulus.

Mula-mula pembuluh darah meningeal yang kecil dan sedang mengalami

hiperemi; dalam waktu yang sangat singkat terjadi penyebaran sel-sel leukosit

polimorfonuklear ke dalam ruang subarakhnoid, kemudian terbentuk eksudat. Dalam

beberapa hari terjadi pembentukan limfosit dan histiosit dan dalam minggu kedua sel-

sel plasma. Eksudat yang terbentuk terdiri dari dua lapisan, bagian luar mengandung

leukosit polimorfonuklear dan fibrin sedangkan di lapisaan dalam terdapat makrofag.

Proses radang selain pada arteri juga terjadi pada vena-vena di korteks dan

dapat menyebabkan trombosis, infark otak, edema otak dan degenerasi neuron-

neuron.Trombosis serta organisasi eksudat perineural yang fibrino-purulen

menyebabkan kelainan kraniales. Pada Meningitis yang disebabkan oleh virus, cairan

serebrospinal tampak jernih dibandingkan meningitis yang disebabkan oleh bakteri.

2.5. Gejala Klinis Meningitis

Meningitis ditandai dengan adanya gejala-gejala seperti panas mendadak,

letargi, muntah dan kejang. Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan cairan

serebrospinal (CSS) melalui pungsi lumbal. Meningitis karena virus ditandai dengan

cairan serebrospinal yang jernih sertarasa sakit penderita tidak terlalu berat. Pada

umumnya, meningitis yang disebabkan oleh Mumps virus ditandai dengan gejala

anoreksia dan malaise, kemudian diikuti oleh pembesaran kelenjer parotid sebelum

13

Page 14: Preskas Meningitis (1)

invasi kuman ke susunan saraf pusat. Pada meningitis yang disebabkan oleh Echo

virus ditandai dengan keluhan sakit kepala,muntah, sakit tenggorok, nyeri otot,

demam, dan disertai dengan timbulnya ruam makopapular yang tidak gatal di daerah

wajah, leher, dada, badan, dan ekstremitas.

Gejala yang tampak pada meningitis Coxsackie virus yaitu tampak lesi

vasikuler pada palatum, uvula, tonsil, dan lidah dan pada tahap lanjut timbul keluhan

berupa sakit kepala, muntah, demam, kaku leher, dan nyeri punggung. Meningitis

bakteri biasanya didahului oleh gejala gangguan alat pernafasan dan gastrointestinal.

Meningitis bakteri pada neonatus terjadi secara akut dengangejala panas tinggi, mual,

muntah, gangguan pernafasan, kejang, nafsu makanberkurang, dehidrasi dan

konstipasi, biasanya selalu ditandai dengan fontanella yang mencembung. Kejang

dialami lebih kurang 44 % anak dengan penyebab Haemophilus influenzae, 25 % oleh

Streptococcus pneumoniae, 21 % oleh Streptococcus, dan 10 % oleh infeksi

Meningococcus.

Pada anak-anak dan dewasa biasanya dimulai dengan gangguan saluran

pernafasan bagian atas, penyakit juga bersifat akut dengan gejala panas tinggi, nyeri

kepala hebat, malaise, nyeri otot dan nyeri punggung.Cairan serebrospinal tampak

kabur, keruh atau purulen. Meningitis Tuberkulosa terdiri dari tiga stadium, yaitu

stadium I atau stadium prodormal selama 2-3 minggu dengan gejala ringan dan

nampak seperti gejala infeksi biasa. Pada anak-anak, permulaan penyakit bersifat

subakut, sering tanpa demam, muntah-muntah, nafsu makan berkurang, murung, berat

badan turun, mudah tersinggung, cengeng, opstipasi, pola tidur terganggu dan

gangguan kesadaran berupa apatis.Pada orang dewasa terdapat panas yang hilang

timbul, nyeri kepala, konstipasi, kurang nafsu makan, fotofobia, nyeri punggung,

halusinasi, dan sangat gelisah.

14

Page 15: Preskas Meningitis (1)

Stadium II atau stadium transisi berlangsung selama 1 – 3 minggu dengan

gejala penyakit lebih berat dimana penderita mengalami nyeri kepala yang hebat dan

kadang disertai kejang terutama pada bayi dan anak-anak. Tanda-tanda rangsangan

meningeal mulai nyata, seluruh tubuh dapat menjadi kaku, terdapat tanda-tanda

peningkatan intrakranial, ubun-ubun menonjol dan muntah lebih hebat. Stadium III

atau stadium terminal ditandai dengan kelumpuhan dan gangguan kesadaran sampai

koma. Pada stadium ini penderita dapat meninggal dunia dalam waktu tiga minggu

bila tidak mendapat pengobatan sebagaimana mestinya.

2.6. Pemeriksaan Rangsangan Meningeal

2.6.1. Pemeriksaan Kaku Kuduk

Pasien berbaring terlentang dan dilakukan pergerakan pasif berupa fleksi

dan rotasi kepala.Tanda kaku kuduk positif (+) bila didapatkan kekakuan dan tahanan

pada pergerakan fleksi kepala disertai rasa nyeri dan spasme otot. Dagu tidak dapat

disentuhkan ke dada dan juga didapatkan tahanan pada hiperekstensi dan rotasi

kepala.

2.6.2. Pemeriksaan Tanda Kernig

Pasien berbaring terlentang, tangan diangkat dan dilakukan fleksi pada

sendi panggul kemudian ekstensi tungkai bawah pada sendi lutut sejauh mengkin

tanpa rasa nyeri.Tanda Kernig positif (+) bila ekstensi sendi lutut tidak mencapai

sudut 135°(kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna) disertai spasme otot paha

biasanya diikutirasa nyeri.

2.6.3. Pemeriksaan Tanda Brudzinski I (Brudzinski Leher)

Pasien berbaring terlentang dan pemeriksa meletakkan tangan kirinya

dibawah kepala dan tangan kanan diatas dada pasien kemudian dilakukan fleksi

kepala dengan cepat kearah dada sejauh mungkin.Tanda Brudzinski I positif (+) bila

15

Page 16: Preskas Meningitis (1)

pada pemeriksaan terjadi fleksi involunter pada leher.

2.6.4. Pemeriksaan Tanda Brudzinski II (Brudzinski Kontra Lateral Tungkai)

Pasien berbaring terlentang dan dilakukan fleksi pasif paha pada sendi

panggul (seperti pada pemeriksaan Kernig). Tanda Brudzinski II positif (+) bila pada

pemeriksaan terjadi fleksi involunter pada sendi panggul dan lutut kontralateral.

2.7. Pemeriksaan Penunjang Meningitis

2.7.1. Pemeriksaan Pungsi Lumbal

Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa jumlah sel dan

proteincairan cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan

tekananintrakranial.

a. Pada Meningitis Serosa terdapat tekanan yang bervariasi, cairan jernih, sel

darah putih meningkat, glukosa dan protein normal, kultur (-).

b. Pada Meningitis Purulenta terdapat tekanan meningkat, cairan keruh, jumlah

sel darah putih dan protein meningkat, glukosa menurun, kultur (+) beberapa

jenis bakteri.

2.7.2. Pemeriksaan darah

Dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah leukosit, Laju Endap

Darah (LED), kadar glukosa, kadar ureum, elektrolit dan kultur.

a. Pada Meningitis Serosa didapatkan peningkatan leukosit saja. Disamping itu,

pada Meningitis Tuberkulosa didapatkan juga peningkatan LED.

b. Pada Meningitis Purulenta didapatkan peningkatan leukosit.

2.7.3. Pemeriksaan Radiologis

a. Pada Meningitis Serosa dilakukan foto dada, foto kepala, bila mungkin

dilakukan CT-Scan.

b. Pada Meningitis Purulenta dilakukan foto kepala (periksa mastoid, sinus

16

Page 17: Preskas Meningitis (1)

paranasal, gigi geligi) dan foto dada.

2.8 Epidemilogi Meningitis

2.8.1. Distribusi Frekuensi Meningitis

a. Orang/ Manusia

Umur dan daya tahan tubuh sangat mempengaruhi terjadinya meningitis.

Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan perempuan dan

distribusi terlihat lebih nyata pada bayi. Meningitis purulenta lebih sering terjadi pada

bayi dan anak-anak karena sistem kekebalan tubuh belum terbentuk sempurna.

Puncak insidensi kasus meningitis karena Haemophilus influenzae di Negara

berkembang adalah pada anak usia kurang dari 6 bulan, sedangkan di Amerika Serikat

terjadi pada anak usia 6-12 bulan. Sebelum tahun 1990 atau sebelum adanya vaksin

untuk Haemophilus influenzae tipe b di Amerika Serikat, kira-kira 12.000 kasus

meningitis Hib dilaporkan terjadi pada umur < 5 tahun. Insidens Rate padausia< 5

tahun sebesar 40-100 per 100.000. Setelah 10 tahun penggunaan vaksin, Insidens

Rate menjadi 2,2 per 100.000.

b. Tempat

Risiko penularan meningitis umumnya terjadi pada keadaan sosio-ekonomi

rendah, dan penyakit ISPA. Penyakit meningitis banyak terjadi pada negara yang

sedang berkembang dibandingkan pada negara maju. Insidensi tertinggi terjadi di

daerah yang disebut dengan the AfricanMeningitis belt, yang luas wilayahnya

membentang dari Senegal sampai ke Ethiopiameliputi 21 negara.Kejadian penyakit

ini terjadi secara sporadis dengan Insidens. Rate 1-20 per 100.000 penduduk dan

diselingi dengan KLB besar secara periodik. Di daerah Malawi, Afrika pada tahun

2002 Insidens Rate meningitis yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae 20-40

per 100.000 penduduk.

17

Page 18: Preskas Meningitis (1)

c. Waktu

Kejadian meningitis lebih sering terjadi pada musim panas dimana kasus-

kasus infeksi saluran pernafasan juga meningkat. Di Eropa dan Amerika utara

insidensi infeksi Meningococcus lebih tinggi pada musim dingin dan musim semi

sedangkan di daerah SubSahara puncaknya terjadi pada musim kering. Meningitis

karena virus berhubungan dengan musim, di Amerika seringterjadi selama musim

panas karena pada saat itu orang lebih sering terpapar agen pengantar virus. Di

Amerika Serikat pada tahun 1981 Insidens Rate meningitis virussebesar 10,9 per

100.000 Penduduk dan sebagian besar kasus terjadi pada musim panas.

2.8.2. Determinan Meningitis

a. Host/ Pejamu

Meningitis yang disebabkan oleh Pneumococcus paling sering

menyerangbayi di bawah usia dua tahun. Meningitis yang disebabkan oleh bakteri

Pneumokokus 3,4 kali lebih besar pada anak kulit hitam dibandingkan yang berkulit

putih. Meningitis Tuberkulosa dapat terjadi pada setiap kelompok umur tetapi

lebihsering terjadi pada anak-anak usia 6 bulan sampai 5 tahun dan jarang pada usia

dibawah 6 bulan kecuali bila angka kejadian Tuberkulosa paru sangat tinggi.

Diagnosa pada anak-anak ditandai dengan test Mantoux positif dan terjadinya gejala

meningitis setelah beberapa hari mendapat suntikan BCG.

Penelitian yang dilakukan oleh Nofareni(1997-2000) di RSUP H. Adam

Malik, menemukan odds ratio anak yang sudah mendapat imunisasi BCG untuk

menderita meningitis Tuberculosis sebesar 0,2.32 Penelitian yang dilakukan oleh

Ainur Rofiq(2000) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) mengenai daya

lindung vaksin TBC terhadap meningitis Tuberculosis pada anak menunjukkan

penurunan resiko terjadinya meningitis TB pada anak sebanyak 0,72 kali bila

18

Page 19: Preskas Meningitis (1)

penderita diberi BCG dibanding dengan penderita yang tidak pernah diberikan BCG.

Meningitis serosa dengan penyebab virus terutama menyerang anak-anak

dan dewasa muda (12-18 tahun). Meningitis virus dapat terjadi waktu orang menderita

campak, Gondongan (Mumps) atau penyakit infeksi virus lainnya. Meningitis Mump

svirus sering terjadi pada kelompok umur 5-15 tahun dan lebih banyak menyerang

laki-laki daripada perempuan. Penelitian yang dilakukan di Korea, menunjukkan

resiko laki-laki untuk menderita meningitis dua kali lebih besar dibanding perempuan.

b. Agent

Penyebab meningitis secara umum adalah bakteri dan virus. Meningitis

purulenta paling sering disebabkan oleh Meningococcus, Pneumococcus dan

Haemophilus influenzae sedangkan meningitis serosa disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosa dan virus. Bakteri Pneumococcus adalah salah satu

penyebab meningitis terparah. Sebanyak 20-30 % pasien meninggal akibat

meningitishanya dalam waktu 24 jam. Angka kematian terbanyak pada bayi dan orang

lanjut usia. Meningitis Meningococcus yang sering mewabah di kalangan jemaah haji

dandapat menyebabkan karier disebabkan oleh Neisseria meningitidis serogrup

A,B,C,X,Y,Z dan W 135. Grup A,B dan C sebagai penyebab 90% dari penderita.

Di Eropa dan Amerika Latin, grup B dan C sebagai penyebab utama

sedangkan diAfrika dan Asia penyebabnya adalah grup A.17 Wabah meningitis

Meningococcus yang terjadi di Arab Saudi selama ibadah haji tahun 2000

menunjukkan bahwa 64%merupakan serogroup W135 dan 36% serogroup A. Hal ini

merupakan wabah meningitis Meningococcus terbesar pertama di dunia yang

disebabkan oleh serogroupW135. Secara epidemiologi serogrup A,B,dan C paling

banyak menimbulkan penyakit.

19

Page 20: Preskas Meningitis (1)

Meningitis karena virus termasuk penyakit yang ringan. Gejalanya mirip sakit

flu biasa dan umumnya penderita dapat sembuh sendiri. Pada waktu terjadi KLB

Mumps, virus ini diketahui sebagai penyebab dari 25 % kasus meningitis aseptik pada

orang yang tidak diimunisasi. Virus Coxsackie grup B merupakan penyebab dari 33%

kasus meningitis aseptik, Echovirus dan Enterovirus merupakan penyebab dari 50%

kasus. Resiko untuk terkena aseptik meningitis pada laki-laki 2 kali lebih sering

dibanding perempuan.

c. Lingkungan

Faktor Lingkungan (Environment) yang mempengaruhi terjadinya

meningitis bakteri yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae tipe b adalah

lingkungan dengan kebersihan yang buruk dan padat dimana terjadi kontak atau hidup

serumah dengan penderita infeksi saluran pernafasan. Pada umumnya frekuensi

Mycobacterium tuberculosa selalu sebanding dengan frekuensi infeksi Tuberculosa

paru. Jadi dipengaruhi keadaan sosial ekonomi dan kesehatan masyarakat. Penyakit

ini kebanyakan terdapat pada penduduk dengankeadaan sosial ekonomi rendah,

lingkungan kumuh dan padat, serta tidak mendapat imunisasi. Meningitis karena virus

berhubungan dengan musim, di Amerika sering terjadi selama musim panas karena

pada saat itu orang lebih sering terpapar agen pengantar virus. Lebih sering dijumpai

pada anak-anak daripada orang dewasa. Kebanyakan kasus dijumpai setelah infeksi

saluran pernafasan bagian atas.

2.9. Prognosis Meningitis

Prognosis meningitis tergantung kepada umur, mikroorganisme spesifik

yang menimbulkan penyakit, banyaknya organisme dalam selaput otak, jenis

meningitis dan lama penyakit sebelum diberikan antibiotik. Penderita usia neonatus,

anak-anak dan dewasa tua mempunyai prognosis yang semakin jelek, yaitu dapat

20

Page 21: Preskas Meningitis (1)

menimbulkan cacat berat dan kematian. Pengobatan antibiotika yang adekuat dapat

menurunkan mortalitas meningitis purulenta, tetapi 50% dari penderita yang selamat

akan mengalami sequelle (akibatsisa). Lima puluh persen meningitis purulenta

mengakibatkan kecacatan seperti ketulian, keterlambatan berbicara dan gangguan

perkembangan mental, dan 5 – 10% penderita mengalami kematian.

Pada meningitis Tuberkulosa, angka kecacatan dan kematian pada

umumnya tinggi. Prognosa jelek pada bayi dan orang tua.Angka kematian meningitis

TBC dipengaruhi oleh umur dan pada stadium berapa penderita mencari pengobatan.

Penderita dapat meninggal dalam waktu 6-8 minggu. Penderita meningitis karena

virus biasanya menunjukkan gejala klinis yanglebih ringan, penurunan kesadaran

jarang ditemukan. Meningitis viral memiliki prognosis yang jauh lebih baik. Sebagian

penderita sembuh dalam 1 – 2 minggu dandengan pengobatan yang tepat

penyembuhan total bisa terjadi.

2.10. Pencegahan Meningitis

a. Pencegahan Primer

Tujuan pencegahan primer adalah mencegah timbulnya faktor resiko

meningitis bagi individu yang belum mempunyai faktor resiko dengan melaksanakan

pola hidup sehat. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan imunisasi

meningitis pada bayi agar dapat membentuk kekebalan tubuh. Vaksin yang dapat

diberikan seperti Haemophilus influenzae type b (Hib), Pneumococcal conjugate

vaccine (PCV7), Pneumococcal polysaccaharide vaccine (PPV), Meningococcal

conjugate vaccine (MCV4), dan MMR (Measles dan Rubella). Imunisasi Hib

Conjugate vaccine (Hb-OC atau PRP-OMP) dimulai sejak usia 2 bulan dan dapat

digunakan bersamaan dengan jadwal imunisasi lain seperti DPT, Polio dan MMR.

Vaksinasi Hib dapat melindungi bayi dari kemungkinan terkena meningitis

21

Page 22: Preskas Meningitis (1)

Hib hingga 97%. Pemberian imunisasi vaksin Hib yang telah direkomendasikan oleh

WHO, pada bayi 2-6 bulan sebanyak 3 dosis dengan interval satu bulan, bayi 7-12

bulan di berikan 2 dosis dengan interval waktu satu bulan, anak 1-5 tahun cukup

diberikan satu dosis. Jenis imunisasi ini tidak dianjurkan diberikan pada bayi di

bawah 2 bulan karena dinilai belum dapat membentuk antibodi. Meningitis

Meningococcus dapat dicegah dengan pemberian kemoprofilaksis(antibiotik) kepada

orang yang kontak dekat atau hidup serumah dengan penderita.

Vaksin yang dianjurkan adalah jenis vaksin tetravalen A, C, W135 dan Y.

Meningitis TBC dapat dicegah dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan

cara memenuhi kebutuhan gizi dan pemberian imunisasi BCG. Hunian sebaiknya

memenuhi syarat kesehatan, seperti tidak over crowded (luas lantai > 4,5 m²/orang),

ventilasi 10 – 20% dari luas lantai dan pencahayaan yang cukup. Pencegahan juga

dapat dilakukan dengan cara mengurangi kontak langsung dengan penderita dan

mengurangi tingkat kepadatan di lingkungan perumahan dan dilingkungan seperti

barak, sekolah, tenda dan kapal. Meningitis juga dapat dicegah dengan cara

meningkatkan personal hygiene seperti mencuci tangan yang bersih sebelum makan

dan setelah dari toilet.

b. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder bertujuan untuk menemukan penyakit sejak awal,

saat masih tanpa gejala (asimptomatik) dan saat pengobatan awal dapat menghentikan

perjalanan penyakit. Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan diagnosis dini dan

pengobatan segera. Deteksi dini juga dapat ditingkatan dengan mendidik petugas

kesehatan serta keluarga untuk mengenali gejala awal meningitis.Dalam mendiagnosa

penyakit dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik, pemeriksaan cairan otak,

pemeriksaan laboratorium yang meliputi test darah dan pemeriksaan X-ray (rontgen)

22

Page 23: Preskas Meningitis (1)

paru. Selain itu juga dapat dilakukan surveilans ketat terhadap anggota keluarga

penderita, rumah penitipan anak dan kontak dekat lainnya untuk menemukan

penderita secara dini. Penderita juga diberikan pengobatan dengan memberikan

antibiotik yang sesuai dengan jenis penyebab meningitis yaitu:

b.1. Meningitis Purulenta

b.1.1. Haemophilus influenzae b: ampisilin, kloramfenikol, setofaksim,

seftriakson.

b.1.2. Streptococcus pneumonia: kloramfenikol , sefuroksim, penisilin,

seftriakson.

b.1.3. Neisseria meningitidies: penisilin, kloramfenikol, serufoksim dan

seftriakson.

b.2. Meningitis Tuberkulosa (Meningitis Serosa)

Kombinasi INH, rifampisin, dan pyrazinamide dan pada kasus yang

beratdapat ditambahkan etambutol atau streptomisin. Kortikosteroid berupa

prednisone digunakan sebagai anti inflamasi yang dapat menurunkan tekanan

intrakranial danmengobati edema otak.

c. Pencegahan Tertier

Pencegahan tertier merupakan aktifitas klinik yang mencegah kerusakan

lanjut atau mengurangi komplikasi setelah penyakit berhenti. Pada tingkat pencegahan

ini bertujuan untuk menurunkan kelemahan dan kecacatan akibat meningitis, dan

membantu penderita untuk melakukan penyesuaian terhadap kondisi-kondisi yang

tidak diobati lagi, dan mengurangi kemungkinan untuk mengalami dampak neurologis

jangka panjang.

23

Page 24: Preskas Meningitis (1)

TINJAUAN PUSTAKA

1. Raka S, A.A, dkk. Infeksi pada Sistem Saraf Pusat. Penerbit Pusat Penerbitan dan

Percetakan UNAIR. Bandung. 2011. Hal: 63.

2. Pola penyakit saraf pada penderita HIV/AIDS di RSUP dr. Kariadi Semarang.

Semarang. 2010. Available from: http://eprints.undip.ac.id/23633/1/Nurul_E.pdf

3. Raka S, A.A, dkk. Infeksi pada Sistem Saraf Pusat. Penerbit Pusat Penerbitan dan

Percetakan UNAIR. Bandung. 2011. Hal: 67-71.

4. National Institute of neurogical disorders and Stroke. Neurogical complication of

AIDS fact sheet [online]. Upadate: 2006. Available from:

http://www.ninds.nih.gov/disorders/aids/detail_aids.htm

5. Khan, Ali N. imaging in CNS toxoplasmosis [online]. [cite on:] Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/344706-overview

24