power point lapkas panjang pedi

Upload: ryazuriaty

Post on 14-Jan-2016

233 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Power Point Lapkas Panjang Pedi

TRANSCRIPT

Laporan Kasus

Laporan Kasus

DEMAM BERDARAH DENGUE DERAJAT III PADA SEORANG ANAK Oleh:Filly Elisabeth Kilis080 111 008SUPERVISOR PEMBIMBING :dr. Ari Lukas Runtuwunu, Sp.A (K)PENDAHULUANInfeksi virus dangue penyakit demam akut yg disebabkan o/ virus genus Flavivirus, memiliki tipe DEN-1, DEN-2, DEN-3, & DEN-4, melalui perantara nyamuk Aedes Aegypti/Aedes Albopictus.Infeksi virus dengue asimptomatik & simptomatik. Simptomatik viral sindrom, DD, DBDKriteria WHO u/ DD :Demam tinggi mendadakDitambah dengan 2 atau lebih gejala berikut :- Nyeri kepala- Nyeri retro orbita- Nyeri otot dan tulang- Ruam kulit- Manifestasi perdarahan- Leukopenia 5000 sel/mm3- Trombositopenia < 150.000 sel/mm3- Peningkatan hematokrit 5% - 10%- Uji HI >1280 atau IgM/IgG positif atau NS-1 anti dengue positifTidak ditemukan tanda kebocoran plasma (yaitu : hemokonsentrasi, efusi pleura, asites, hipoproteinemia).Kriteria WHO u/ DBD : A. Klinis1. Demam tinggi mendadak 27 hr tanpa sebab yg jelas.2. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan :- uji Tourniquet +- petekie, ekimosis, purpura- perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi- hematemesis dan atau melena3. Hepatomegali4. SyokB. Laboratorium1. Trombositopenia (100.000/l atau kurang)2. Ht 20% dr nilai standar, Ht 20% setelah mendpt tx cairan, Efusi pleura/perikardial, asites, hipoproteinemia.Derajat DBDDiklasifikasikan dlm 4 derajat pd setiap derajat sdh ditemukan trombositopenia & hemokonsentrasiDerajat I: Demam dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji bending serta terdapat bukti kebocoran plasma.Derajat II: Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain.Derajat III: Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembap dan anak tampak gelisah.Derajat IV: Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur. 4

Penatalaksanaan Resusitasi cairan RL/RA/NaCl 0.9% 10-20ml/kgbb bolus secepatnya (dpt diulang 2-3x).Perbaikan D5% & NaCl 0.45% & kurangi jlh tetesan (obs Ht, urine & vital sign).tidak membaik & Ht ttp tinggi koloid 10-20 ml/kgbb/jam. Jk msh ttp tdk ada perbaikan mk curiga terjd perdarahan tersembunyi transfusi darah.Telah membaik hentikan stelah 24 48 jm stelah pasien keluar dr syokLaporan KasusIdentitasNama: An.ASJenis kelamin: PerempuanTanggal lahir : 2 Maret 2001Umur: 12 2/12 tahunBerat badan lahir: 3300 gramAlamat: Jln. Santo Yoseph Agama: Kr. protestanKebangsaan: IndonesiaSuku bangsa: Minahasa

Nama ibu: Yolanda EmahUmur ibu: 41 TahunPekerjaan ibu: PNSPendidikan ibu: S1Nama ayah: Franklyn SinjalUmur ayah: 43 TahunPekerjaan ayah: SwastaPendidikan ayah: S2Partus: Spontan letak belakang kepala, Oleh:dokterTanggal MRS: 5 Mei 2013Jam MRS: 13.00 WITANama ibu: Yolanda EmahUmur ibu: 41 TahunPekerjaan ibu: PNSPendidikan ibu: S1Nama ayah: Franklyn SinjalUmur ayah: 43 TahunPekerjaan ayah: SwastaPendidikan ayah: S2Partus: Spontan letak belakang kepala,Oleh: dokterTanggal MRS: 5 Mei 2013Jam MRS: 13.00 WITAAnak ke 3 dari 3 bersaudara :, 23 tahun (Sehat), 17 tahun (Sehat), 12 2/12 tahun (Penderita)ANAMNESISPasien datang dengan keluhan utama kaki dan tangan teraba dingin sejak 2 jam SMRS, sebelum mengalami dingin pada kaki dan tangan pasien mengeluhkan demam. Demam dialami sejak 4 hari SMRS dan langsung tinggi pada perabaan. Pasien telah meminum obat penurun demam, demam turun dengan pemberian obat tersebur tetapi tidak mencapai suhu normal kemudian naik lagi. Demam dialami setiap hari tanpa ada periode bebas demam, menggigil atau berkeringat. Perdarahan pada gusi, kulit, dan mimisan disangkal penderita. Demam tidak disertai dengan kejang. Pasien juga mengeluhkan rasa mual dan muntah serta sakit kepala. Sakit kepala dialami sejak 4 hr SMRS dan muntah dialamai pasien dengan frekuensi 3x sejak 2 jam SMRS. Muntahan berisi makanan, dan tidak disertai dengan lendir atau darah. Dengan volume muntahan setengah gelas Aqua.

Pasien juga mengeluhkan nyeri pada perut, nyeri kepala, dan nyeri pada persendian sejak 4 hari SMRS. Batuk dan beringus disangkal. BAB dan BAK normal. Sebelumnya pasien telah berobat ke dokter dan diberikan obat penurun demam serta dirujuk ke RS untuk melakukan pemeriksaan laboratorium, kemudian setelah di RS dianjurkan untuk MRS. Riwayat penyakit dahulu, penderita pernah mengalami penyakit morbili, varisella, diare, dan batuk/pilek. Namun penderita tidak pernah mengalami penyakit yang seperti sekarang. Riwayat sosial, disekitar lingkungan rumah hanya penderita yang mengalami penyakit seperti ini, namun di lingkungan sekolah ada beberapa temannya yang mengalami demam.ANAMNESIS ANTENATALANC teratur sebanyak 5 kali di dokter. Imunisasi TT sebanyak 2 kali. Selama hamil ibu dalam keadaan sehat, tidak mengalami keputihan, ISK atau tersangka ISK yang tidak diobati, perdarahan ataupun demam intrapartum. Saat persalinan ibu tidak mengalami Ketuban Pecah Dini (KPD).

PENYAKIT YANG PERNAH DIALAMI

Morbili: (+)Varicella: (+)Pertusis: (-)Diare: (+)Cacing : (-)Batuk/Pilek: (+)Lain-lain : (-)KEPANDAIAN / KEMAJUAN BAYIPertama kali membalik: 4 bulanPertama kali tengkurap: 6 bulanPertama kali duduk: 9 bulanPertama kali merangkak: 9 bulanPertama kali berdiri: 10 bulanPertama kali berjalan: 12 bulanPertama kali tertawa: 2 bulanPertama kali berceloteh: 5 bulanPertama kali memanggil mama: 10 bulanPertama kali memanggil papa: 10 bulanANAMNESIS MAKANAN TERPERINCI SEJAK BAYI SAMPAI SEKARANGASI: lahir 6 bulanPASI: 6 bulan 7 bulanBubur susu: 7 bulan - 8 bulan Bubur saring: 8 bulan 9 bulanMakanan lunak: 9 bulan 1 tahunNasi: 1 tahun sekarangImunisasi : LengkapRiwayat keluarga : Hanya penderita yg sakit seperti ini dlm keluarga.Keadaan sosial : Penderita tinggal di rumah beratap seng, dinding beton, lantai keramik. Jumlah kamar 4 buah dihuni oleh 5 orang yang terdiri atas 3 orang dewasa dan 2 anak. Kamar mandi dan WC di dalam rumah. Sumber air minum adalah PDAM. Sumber penerangan adalah PLN dan penanganan sampah rumah tangga dengan dibuang.PEMERIKSAAN FISIKKeadaan Umum : Tampak sakitKesadaran : Compos MentisStatus Gizi: BaikSianosis: -Anemia: -Ikterus: -Kejang : -Tanda Vital: Tekanan Darah: 90/70 mmHg Nadi : 128 x/menit Respirasi: 28 x/menit Suhu badan: 36C

Kulit : Warna: Sawo matang Efloresensi: - Pigmentasi: - Jaringan parut: - Lapisan lemak: Cukup Turgor: Turgor kembali cepat Tonus: Normal Oedema: -Kepala : Bentuk : Mesocephal Rambut : Hitam dan tidak mudah dicabut Ubun-ubun besar: Sudah Menutup Mata : Exophtalmus/Enophtalmus: -/- Tekanan bola mata : Normal (pada perabaan) Konjungtiva : Anemis (-) Sklera : Ikterik (-) Refleks kornea: +/+ Pupil : Bulat, isokor ki=ka diameter 3mm/mm; RC +/+ Lensa: Jernih Fundus: Tidak dievaluasi Visus: Tidak dievaluasi Gerakan:Normal Mata Cowong : Tidak ada Air Mata : AdaThorax : Bentuk : SimetrisRachitis Rosary: (-) Ruang Intercostal: Normal Precordial Bulging: (-) Xiphosternum: Normal Harrisons Groove: (-) Pernapasan paradoxal: (-) Retraksi : (-)Paru-paru : Inspeksi: simetris kiri = kanan, retraksi (-) Palpasi : stem fremitus kiri = kanan Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru Auskultasi: suara pernapasan bronkovesikuler, Rh-/- , Wh -/-

Jantung : Detik jantung: 128 x/menit Iktus : cordis tidak tampak Batas kiri: linea midklavikularis sinistra. Batas kanan: linea parasternalis dextra. Batas atas: ICS II-III Bunyi jantung apex: M1 > M2 Bunyi jantung aorta: A1 > A2 Bunyi jantung pulmo: P1 < P2 Bising : (-)Abdomen : Bentuk: datar, lemas, BU (+) N, Turgor kembali cepat Hepar: 2 2 BAC Lien: tidak terabaGenitalia: normalKelenjar : pembesaran KGB ()Anggota gerak : dingin, CRT 3 Tulang belulang: deformitas tidak adaOtot-otot: eutrofi, tonus normalRefleks: refleks fisiologis +/+, refleks patologis -/-Resume, umur 12 2/12 tahun, BB : 43 kg, TB : 144 cm, MRS 5 Mei 2013, jam 13.00 WITA dengan keluhan utama kaki dan tangan dingin sejak 2 jam SMRS dan panas sejak 4 hari SMRS.KU: tampak sakit , Kes : Compos MentisTD: 90/70 mmHg, N: 128 x/menit, R: 28 x/menit, SB: 36C

Kepala : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), PCH: (-).THT: Tonsil T1-T1, hiperemis (-), Faring hiperemis (-)Thorax : Simetris, retraksi (-) Cor : bising (-) Pulmo : Sp. Bronkovesikuler, Rh -/- ; Wh: -/-Abdomen : Datar, lemas, BU (+) N, Hepar: 2 2 cm BAC Lien: tidak terabaNyeri tekan epigastrium (+)Extremitas : dingin, CRT 3 , sianosis (-)

Diagnosis sementara : Demam Berdarah Dengue derajat IV

Penatalaksanaan :O2 1-2 L/mntIVFD RL 20 cc/kgBB secepatnya = 860cc secepatnya (berikan 2x selanjutnya sesuai protokol)IVFD Gelofusin 10cc/kgBB habis dalam 1 jam = 430cc dalam 1 jamInj. Ceftriaxone 2 x 1 gr IVInj. Ranitidine 2 x 50 mg IVInj. Ondansentron 2x4 mg IVParacetamol 3 x 500 mg tabPCV/4jam Balance Dieresis/jamTanda vital/jamCrossmatch FFP, TC, PRC

Pro: - Darah lengkap, - DDR, - NS-1, - Diff count, - Na, K, Cl, Ca, - Ureum, Kreatinin, - SGOT, SGPT, - feses lengkap, - urinalisis lengkap

Follow up 05 Mei 2013, Jam 15.00 witaS : kaki dan tangan dingin (-) , muntah (-) , intake (+)O : KU : tampak sakit Kesadaran : Compos Mentis TD : 110/75 mmHg, N : 92 x/menit, RR : 28 x/menit, Sb : 37,8oCKepala : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), PCH: (-).THT: Tonsil T1-T1, hiperemis (-), Faring hiperemis (-)Thorax : Simetris, retraksi (-), C/P dbnAbdomen : Datar, lemas, BU (+) N, Hepar: 2 2 cm BAC, Lien: tidak teraba Nyeri tekan epigastrium (+)Extremitas : akral hangat, CRT 2 detikA : DBD derajat IIIP :IVFD Gelofusin / HES 6% 10cc/kgBB/jam = 430cc/jamIVFD RL 10 cc/kgBB/jam sesuai protokolInj. Ceftriaxone 2 x 1 gr IVInj. Ranitidine 2 x 50 mg IVInj. Ondansentron 2x4 mg IVParacetamol 3 x 500 mg tab, PCV/4jam, Balance Dieresis/jam, Tanda vital/jam05 Mei 2013, Jam 20.00 witaS :Panas (+) , intake (+) , muntah (-), BAB (+), kaki tangan dingin (-)O : KU : tampak sakit Kesadaran : Compos MentisTD : 120/80 mmHg, N : 100 x/menit, RR : 30 x/menit, Sb : 38,1oCKepala : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), PCH: (-).THT: Tonsil T1-T1, hiperemis (-), Faring hiperemis (-)Thorax : Simetris, retraksi (-) Cor : bising (-) Pulmo : Sp. Bronkovesikuler Rh -/- ; Wh: -/-Abdomen : Datar, lemas, BU (+) N, Hepar: 2 2 cm BAC Lien : tidak teraba Nyeri tekan epigastrium (+)Extremitas : akral hangat, CRT 2 detikA : DBD derajat III dalam terapi 5 jamP : IVFD RL 7 cc/kgBB/jam = 301 cc/jamInj. Ceftriaxone 2 x 1 gr IVInj. Ranitidine 2 x 50 mg IVInj. Ondansentron 2x4 mg IVParacetamol 3 x 500 mg tab, PCV/4jam , Balance Dieresis/jam, Tanda vital/jam06 Mei 2013, Jam 04.00 witaS : kaki tangan dingin (-) , nyeri perut (+)PCV: 45%O : KU : tampak sakit Kesadaran : Compos MentisTD : 100/80 mmHg, N : 108 x/menit, RR : 28 x/menit, Sb : 36.9 oC Kepala : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), PCH (-) Thorax : simetris, retraksi (-), C/P dbn Abdomen : datar, lemas, BU (+) normal Hepar : 2 2 BAC Lien : tidak teraba Ekstremitas : lembab , CRT 2 A : DBD derajat III dengan syok berulang P : O2 1-2 L/mntIVFD RL 20 cc/kgBB secepatnya = 860 cc secepatnya (1x)IVFD Gelofusin 10 cc/kgBB habis dalam 1 jam = 430 cc dalam 1 jamSelanjutnya sesuai dengan protokol Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr IVInj. Ranitidine 2 x 50 mg IVInj. Ondansentron 2x4 mg IVParacetamol 3 x 500 mg tabPCV/4jam Balance Dieresis/jamTanda vital/jam

06 Mei 2013, Jam 05.30 witaS: kaki tangan dingin (-) , nyeri perut (-)PCV: 42%O: KU : tampak sakit Kesadaran : Compos Mentis TD : 100/70 mmHg, N : 88 x/menit, RR : 28 x/menit, Sb : 36,7oCKepala : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), PCH (-) Thorax : simetris, retraksi (-), C/P dbn Abdomen : datar, lemas, BU (+) normal Hepar : 2 2 BAC Lien : tidak terabaEkstremitas: lembab , CRT 2A : DBD Derajat III dalam terapi 1 jam + syok berulangP : O2 1-2 L/mntIVFD RL 10 cc/kgBB/jam = 430 cc/jam Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr IV (2)Inj. Ranitidine 2 x 50 mg IV (2)Inj. Ondansentron 2x4 mg IV (2)Paracetamol 3 x 500 mg tabPCV/4jam Balance Dieresis/jamTanda vital/jam

06 Mei 2013, Jam 07.30 witaS :demam (-) , mual (+) , muntah (-) , nyeri perut (-)O : KU : cukup Kesadaran : Compos MentisTD : 100/70 mmHg, N : 84 x/menit, RR : 28 x/menit, Sb : 36oCKepala : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), PCH (-) Thorax : simetris, retraksi (-), C/P dbn Abdomen : datar, lemas, BU (+) normal Hepar : 2 2 BAC Lien : tidak terabaEkstremitas: lembab , CRT 2A : DHF gr.III dalam terapi 3 jam + Riwayat syok berulangP : O2 1-2 L/mntIVFD RL 7 cc/kgBB/jam = 301 cc/jamInj. Ceftriaxone 2 x 1 gr IV (2)Inj. Ranitidine 2 x 50 mg IV (2)Inj. Ondansentron 2x4 mg IV (2)Paracetamol 3 x 500 mg tabPCV/4jam Balance Dieresis/jamTanda vital/jam06 Mei 2013, Jam 07.45 witaS :kaki tangan dingin (-) , nyeri perut (-) , mual muntah (-) , BAB (+)O : KU : tampak sakit Kesadaran : Compos Mentis TD : 110/80 mmHg, N : 88 x/menit, RR : 28 x/menit, Sb : 36,6oCSSP: pupil bulat isokor 3 mm/3 mm RC +/+ , RF +/+ , RP -/- , TRM (-)CV: akral hangat, CRT 2, BJ I-II normal, bising (-)RT: simetris, retraksi (-), Sp. Bronkovesikuler, Rh -/- , Wh -/-GIT: datar, lemas, BU(+)N, Hepar : 2 2 cm BAC, Lein : ttbHemato: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)A : DHF gr.III dalam terapi 3 jam dengan riwayat syok berulangP : IVFD RL 7 cc/kgBB/jam = 301 cc/jam = 100-101 gtt/mntIVFD dopamine 258 mg in 100cc D5% = 5 ml/jam = 5 ug/kgBB/mntInj. Ceftriaxone 2x1 gr IV (2)Inj. Ranitidin 2x50 mg IV (2)Inj. Ondansentron 2x4 mg IV (2)Paracetamol 3x1 tab k/pPCV/4jam Balance Dieresis/jamObservasi vital signPro : DL, Diff count, Na, K, Cl, Ca, Ureum, Kreatinin, SGOT, SGPT

06 Mei 2013, Jam 12.30 witaS :demam (-), nyeri perut (-)O : KU : tampak sakit Kesadaran : Compos Mentis TD : 100/70 mmHg, N : 88 x/menit, RR : 24 x/menit, Sb : 36,6oC SSP: pupil bulat isokor 3 mm/3 mm RC +/+ , RF +/+ , RP -/- , TRM (-)CV: akral hangat, CRT 2, BJ I-II normal, bising (-)RT: simetris, retraksi (-), Sp. Bronkovesikuler, Rh -/- , Wh -/-GIT: datar, lemas, BU(+)N, Hepar : 2 2 cm BAC, Lein : ttbHemato: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)A : DHF gr. III dalam terapi 9 jamP : IVFD RL 5 cc/kgBB/jam = 215 cc/jam IVFD dopamine 258 mg in 100cc D5% = 5 ml/jam = 5 ug/kgBB/mntInj. Ceftriaxone 2x1 gr IV (2)Inj. Ranitidin 2x50 mg IV (2)Inj. Ondansentron 2x4 mg IV (2)Paracetamol 3x1 tab k/pPCV/4jam Balance Dieresis/jamObservasi vital sign

06 Mei 2013, Jam 20.30 witaS :demam (-) , sesak (+) , kaki dan tangan dingin (-)O : KU : tampak sakit Kesadaran : Compos Mentis TD :110/80 mmHg, N : 96 x/menit, RR : 28 x/menit, Sb : 37.2 oCSSP: pupil bulat isokor 3 mm/3 mm , RC +/+ , RF +/+ , RP -/- , TRM (-)CV: akral hangat, CRT 2,BJ I-II normal, bising (-)RT: simetris, retraksi (-), Sp. Bronkovesikuler, Rh -/- , Wh -/-GIT: datar, lemas, BU(+)N, Hepar : 2 2 cm BAC, Lein : ttbHemato: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)A : DHF gr. III dengan syok berulang dalam terapi 18 jamP : IVFD Asering 3 cc/kgBB/jam = 129 cc/jam = 43 gtt/mntIVFD dopamine 258 mg in 100cc D5% = 5 ml/jam = 5 ug/kgBB/mntInj. Ceftriaxone 2x1 gr IV (2)Inj. Ranitidin 2x50 mg IV (2)Inj. Ondansentron 2x4 mg IV (2)Paracetamol 3x1 tab k/pPCV/4jam Balance Dieresis/jamObservasi tanda vital07 Mei 2013, Jam 04.30 witaS :demam (+) , kaki dan tangan dingin (-)O : KU : tampak sakit Kesadaran : Compos Mentis TD :110/70 mmHg, N : 96 x/menit, RR : 28 x/menit, Sb : 37.7oCSSP: pupil bulat isokor 3 mm/3 mm , RC +/+ , RF +/+ , RP -/- , TRM (-)CV: akral hangat, CRT 2,BJ I-II normal, bising (-)RT: simetris, retraksi (-), Sp. Bronkovesikuler, Rh -/- , Wh -/-GIT: datar, lemas, BU(+)N, Hepar : 2 2 cm BAC, Lein : ttbHemato: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)A : DHF gr. III dengan syok berulang dalam terapi 26 jamP : IVFD Asering 3 cc/kgBB/jam = 129 cc/jam = 43 gtt/mntIVFD dopamine : stopInj. Ceftriaxone 2x1 gr IV (3)Inj. Ranitidin 2x50 mg IV (3)Inj. Ondansentron 2x4 mg IV (3)Paracetamol 3x1 tab k/pPCV/4jam Balance Dieresis/jamObservasi tanda vital07 Mei 2013, Jam 07.00 witaS :demam (-), sakit kepala (+), nyeri perut (+), kelopak mata bengkakO : KU : tampak sakit Kesadaran : Compos Mentis TD : 100/70 mmHg, N : 88 x/menit, RR : 28 x/menit, Sb : 36,8oCSSP: pupil bulat isokor 3 mm/3 mm ,RC +/+ , RF +/+ , RP -/- , TRM (-)CV: akral hangat, CRT 2,BJ I-II normal, bising (-)RT: simetris, retraksi (-),Sp. Bronkovesikuler, Rh -/- , Wh -/-GIT: datar, lemas, BU(+)N, Hepar : 2 2 cm BAC, Lein : ttbHemato: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)St. lokalis: edema pelpebra (+)A : DHF gr.III dalam terapi 41 jam P : IVFD Asering 8 gtt = 24 cc/kgBB/jamInj. Ceftriaxone 2x1 gr IV (3)Inj. Ranitidin 2x50 mg IV (3)Inj. Ondansentron 2x4 mg IV (3)Inj. Furosemid 2x20 mg (1)Paracetamol 3x1 tab k/pCalnic syr 3x1 cthPCV/4jam Balance Dieresis/jamObservasi tanda vital

08 Mei 2013S:panas (-), akral dingin (-), nyeri perut (+)O:KU: tampak sakitkes: cmT: 90/60 mmHg N: 80 x/m R: 24 x/m S: 36,60CSSP: pupil bulat isokor 3 mm/3 mm ,RC +/+ , RF +/+ , RP -/- , TRM (-)CV: akral hangat, CRT 2, BJ I-II normal, bising (-)RT: simetris, retraksi (-), Sp. Bronkovesikuler, Rh -/- , Wh -/-GIT: datar, lemas, BU(+)N, Hepar : 2 2 cm BAC, Lein : ttbHemato: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)St. lokalis: edema pelpebra (+)A: Post DHF grade IIIP:IVFD Asering 8 gtt = 24 cc/kgBB/jamInj. Ceftriaxone 2x1 gr IV (4)Inj. Ranitidin 2x50 mg IV (4)Inj. Ondansentron 2x4 mg IV (4)Paracetamol 3x1 tab k/pInj. Furosemid 2x20 mg (2)Calnic 3x1 cthPCV/4jam Balance dieresis/jamObservasi tanda vital

Pembahasan Diagnosis pada pasien ini yaitu DHF grade III ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis pasien mengeluhkan kaki dan tangan dingin sejak 2 jam SMRS. Sebelumnya pasein mengalami panas disertai dengan nyeri pada perut, nyeri kepala, dan nyeri pada persendian sejak 4 hari SMRS. Panas dialami setiap hari tanpa ada periode bebas demam, menggigil atau berkeringat serta kejang. sejak 4 hari SMRS. Batuk dan beringus disangkal. Perdarahan pada gusi, mimisan, dan perdarahan kulit disangkal.Pada pemeriksaan fisik ditemukan : Keadaan umum tampak sakit, kesadaran compos mentis, TD: 90/70 mmHg, N: 128 x/menit, R: 28 x/menit, SB: 36C. Kepala: Mata: konjungtiva anemis (-) , sklera ikterik (-); Thorax, cor dan pulmo dalam batas normal; Abdomen : datar, lemas, hepar 2 - 2 cm bac, lien tidak teraba, bising usus normal, nyeri tekan epigastrium (+); Extremitas: akral dingin, CRT 3 detik , sianosis (-). Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hematokrit 51.66%, hemoglobin 17,31 g/dL, trombosit 35.000/mm3, dan leukosit 2640 106/ mm3Pada kasus ini diberikan ondansentron karena pasien mengalami muntah-muntah, sedangkan diberikan ranitidin karena nyeri epigastrium yang dikeluhkan pasien. Pemberian antibiotik untuk profilaksis, sedangkan furosemid yang bekerja sebagai diuretika berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang berlebihan akibat overload cairan dalam tubuh. Dalam kasus ini ditemukan adanya edema pada palpebra, oleh karena itu diberikan diuretika.Pada pasien yang gelisah dapat di berikan sedatif untuk menenangkan pasien. Diusahakan jangan memberikan obat yang bersifat hepatotoksik. Sedangkan pasien syok harus diberikan oksigen 2 liter per menit menggunakan masker. Pemeriksaan golongan darah dan cross-matching harus dilakukan pada setiap pasien syok terutama syok yang berkepanjangan (prolonged shock). Pemberian transfusi darah diberikan pada keadaan manifestasi perdarahan yang nyata. Tanda vital dan kadar hematokrit harus di monitor dan dievaluasi secara teratur untuk menilai hasil pengobatan. Hal hal yang harus diperhatikan pada monitoring adalah nadi, tekanan darah, respirasi dan temperature harus di catat setiap 15 30 menit atau lebih sering sampai syok dapat teratasi, kadar hematokrit harus di periksa tiap 4 6 jam sampai keadaan kilinis pasien stabil. setiap pasien harus mempunyai formulis pemantauan mengenai jenis cairan, jumlah dan tetesan untuk menentukan apakah cairan yang diberikan sudah mencukupi, jumlah serta frekuensi diuresisPrognosis pada kasus ini dubia karena dari penanganan yang diberikan dan berat ringan penyakit. Semakin cepat penanganan yang diberikan maka prognosisnya semakin baik. Terima kasih