pengembangan buku cerita bergambar ... - … · pengembangan buku cerita bergambar berbasis...

170

Click here to load reader

Upload: lamnhu

Post on 06-Mar-2019

281 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

i

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS

PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN

MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS

WIROBRAJAN I YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Florentina Pradita Setyaningsih

NIM: 131134196

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan untuk:

Tuhan Yesus yang senantiasa menjadi andalan dalam setiap permasalahan untuk

pengerjaan skripsi dan Bunda Maria yang memberikan doa restu lewat doa Novena

Tiga Salam Maria

Orang tua tercinta: Bapak Yohanes De Britto Budiyono dan Ibuk Cicilia Eny Setyawati,

karena ketekunan dalam mendoakan dan menyemangati dalam pengerjaan skripsi

ini hingga selesai.

Adik Stevanus Gading Nindya Asmara yang selalu memotivasi untuk cepat

menyelesaikan skripsi ini.

Bowman Squad yang menjadi tempat menangis dan bercerita: Rhemanda dan

Adinda.

Kakak yang sudah menginspirasi dan teman bercerita selama proses pengerjaan:

Mas Paulus Yuli Suseno

Sahabat-sahabat yang selalu ada untuk memberikan saran, motivasi, serta semangat

dan doa yang diberikan: Andreas, Frater Toni, Khalih, Ayek, Agnes, Putri, Alvin, Iyus,

Sinung, Mak Angel, Ayu, Mas Demi, Dheo, Niken, Vo, Adam.

Teman-teman Payung Antikorupsi: Bang Jojo, Iyus, Alvin, Bintang, Edo, Margono,

Wulan, Hary, Dicky

PPL Squad: Nindi, Achichi, Tika, Lola, Vera, Azal, Winda, Agnes

Geng Rumpi yang menjadi penghibur di kala kejenuhanku untuk

mengerjakan karya ini: Wahyek, Tikul, Angel, Kecil

Saint Mary Choir yang menjadi teman pelayanan untuk Tuhan dan teman sharing.

Teman-teman PGSD Angkatan 2013 yang sudah menemani perjuangan.

Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma dan Prodi PGSD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

v

MOTTO

“Kamu lebih dari bisa karena kamu diciptakan luar biasa!”

-Dita-

“Kekhawatiranmu serahkanlah pada sang Maha Penenang, Gusti Yesus bakal

paringi dalan, kabeh bakal terang”

-Caecilia Eny Setyawati-

“The lord is my strength and song, And He has become my salvation; He is my

God, and I will praise Him; My Father’s God, and I will exalt Him”

-Exodus 15:2-

“Aku ini hamba Tuhan, terjadilah pada-Ku menurut kehendak-Mu.

Let not your heart be troubled; believe in God, believe also in Me.”

-John 14:1-

“Kamu tidak perlu khawatir karena kamu berjalan perlahan-lahan, karena kamu

akan memhami proses dan mampu melihat hal-hal yang lebih jelas. Dan

percayalah hal-hal luar biasa di depanmu”

-DreamHigh-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 15 Juni 2017

Penulis

Florentina Pradita Setyaningsih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Florentina Pradita Setyaningsih

Nomor Mahasiswa : 131134196

Demi pengembangan ilmu pengtahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS

PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA

SISWA SD KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN I YOGYAKARTA

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 15 Juni 2017

Yang menyatakan

Florentina Pradita Setyaningsih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS

PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA

SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN I YOGYAKARTA

Florentina Pradita Setyaningsih

Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini dilaksanakan karena adanya ketertarikan dari peneliti untuk

mengembangkan sebuah buku cerita bergambar berbasis pendidikan antikorupsi

yang dapat dijadikan referensi bacaan untuk siswa. Buku yang dikembangkan ini

diharapkan dapat membantu siswa untuk memahami nilai-nilai yang terkandung

dalam pendidikan antikorupsi seperti nilai kejujuran, kepedulian, kemandirian,

kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, keberanian, dan nilai

keadilan. Penelitian ini difokuskan pada pengembangan buku cerita bergambar

berbasis pendidikan antikorupsi untuk pembelajaran membaca siswa kelas III B

SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta.

Metode penelitian dan pengembangan ini menggunakan modifikasi

langkah dari Borg dan Gall serta langkah pengembangan dari Sugiyono, yaitu; (1)

potensi dan masalah; (2) pengumpulan data; (3) Desain Produk; (4) Validasi

Desain; (5) Revisi Desain; (6) Uji Coba Produk; dan (7) Revisi Produk. Untuk

instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner dan

daftar pertanyaan wawancara. Wawancara dilakukan dengan guru kelas III SD

Kanisius Wirobrajan I sebagai data untuk analisis kebutuhan, dan untuk kuesioner

digunakan untuk validasi buku cerita bergambar.

Berdasarkan hasil validasi, didapat skor oleh ahli Bahasa Indonesia

sejumlah 4,68 dan dari guru kelas III B memperoleh skor 4,38. Rerata skor yang

didapatkan adalah 4,53 dengan kategori “sangat baik”. Sedangkan uji coba produk

kepada enam siswa kelas III B memperoleh hasil rerata 4,35 dengan kategori

“sangat baik”. penilaian buku cerita bergambar ini ditinjau dari aspek: (1) sampul

buku; (2) isi buku cerita; dan (3) anatomi buku.

Kata kunci: penelitian pengembangan buku cerita bergambar, pendidikan

antikorupsi, pembelajaran membaca

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

ix

ABSTRACT

The Development of Pictorial Storybook with Anticorruption Education Base

for Teaching Reading to The Students of Grade III B

SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta

Florentina Pradita Setyaningsih

Sanata Dharma University

2017

This research was conducted because the researchers feel interest to

develop an anticorruption based a pictorial story book it was can be used as

reference reading book for students. This developed book is expected to help

students to understand the values contained in anticorruption education such as

honesty value, caring, independence, discipline, responsibility, hard work, simple,

courage, and justice value. This research is focused on the development of

pictorial storybook with anticorruption education base for teaching reading to the

students of grade III B SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta.

A method of research and development it uses modification step of Borg

and Gall and the development step of Sugiyono, there are: (1)Potentials and

problems; (2) Data collection; (3) The product design; (4) Validation of design;

(5) Revision the design; (6)The product trials; and (7) Product revisions. The

instrument used in this research was a questionnaire and a list of interview

question. The interviews were conducted with teacher of grade III B SD Kanisius

Wirobrajan I as data for needs analysis, and for the questionnaires were used for

the validation of pictorial strory books.

Based on the results of validation,obtained score by Indonesian experts

amounted to 4,68 and from the teacher of grade II B is 4,38. The average score

obtained is 4,53 with the category “very good”. While the trial of the product with

six students of grade III B get the average result of 4,35 with the category “very

good”. The assessment of this picture book is viewed from: (1) Book Cover; (2)

The content of the storuy book; and (3) Anatomy books.

Keywords: research and development of pictorial story book, anticorruptions

education, reading learning.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat

rahmat kesehatan dan keselamatan yang diberikan, penulis dapat menyelesaikan

tugas akhir atau skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku Cerita Bergambar

Berbasis Pendidikan Antikorupsi untuk Pembelajaran Membaca Kelas III B

SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta” ini dengan baik. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru

Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, ada banyak

bimbingan serta dukungan yang diberikan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

dengan penuh kerendahan hati, rasa syukur terima kasih, serta cinta,

perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terimakasih kepada semua pihak

yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dukungan, dan motivasi baik secara

langsung maupun tidak langsung dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi

ini.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada: Bapak Rohandi, Ph. D.,

selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Ibu Christiyanti

Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ibu Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

(PGSD), Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., Wakil Ketua Prodi

PGSD yang juga berperan sebagai dosen pembimbing skripsi II bersama dengan

Ibu Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi., sebagai dosen pembimbing

skripsi I yang telah membimbing dari awal penelitian hingga akhir dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

xi

memotivasi penulis dengan sepenuh hati untuk menyelesaikan skripsi ini. Dan tak

lupa juga kepada Dr. Yosep Yapi Taum yang sudah bersedia menjadi validator

penulis.

Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada Ibu Ernawati, S.Pd.,

selaku kepala sekolah SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta yang telah

memberikan izin penelitian dan Ibu Margaretha Ika yang memberikan kesempatan

pada penulis untuk melakukan penelitian di kelas III B, Bapak/Ibu Guru dan

Karyawan SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta yang telah memberikan

semangat dan motivasi pada peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi. Anak-

anak SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta yang telah memberikan penghiburan

selama pengerjaan skripsi dan juga telah membantu dalam menguji coba hasil

produk penelitian dari penulis.

Penghargaan luar biasa dan rasa terimakasih yang besar juga penulis

sampaikan kepada Romo/Bapak/Ibu Dosen Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah

memberikan ilmunya dan mendidik selama penulis menempuh pendidikan serta

seluruh Bapak/Ibu karyawan PGSD yang senantiasa membantu penulis dalam

segala hal baik dalam bentuk administrasi dan teknik pelaksanaan yang menjadi

kebutuhan penulis selama ini.

Dan tanpa mengurangi rasa hormat, ucapan terimakasih juga penulis

sampaikan untuk Bapak dan Ibu penulis, Bapak Yohanes De Britto Budiyono dan

Ibu Cicilia Eny Setyawati yang selalu memberikan doa, cinta, semangat,

dukungan, dan segenap kasih sayang pada penulis sehingga dapat menyelesaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

xii

skripsi ini dan pada adik Stevanus Gading Nindya Asmara yang sudah

menyemangati dan mengingatkan untuk menyelesaikan skripsi ini. Juga untuk

teman-teman se-payung Antikorupsi yang sudah bekerjasama dengan baik dengan

penulis. Kepada pemilik beserta karyawan Mandiri Copy Center yang selama ini

telah membantu penulis dalam persiapan ujian dan pihak-pihak yang telah

membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penulisan karya

ini, oleh karena itu kritik dan saran dapat diberikan untuk membangun karya

ilmiah ini menjadi lebih baik lagi. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi anda

semua. Terimakasih.

Penulis

Florentina Pradita Setyaningsih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT ..................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 9

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 9

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 10

1.5 Definisi Operasional....................................................................... 11

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ....................................... 12

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 13

2.1 Kajian Pustaka ............................................................................. 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

xiv

2.1.1 Pendidikan Antikorupsi ............................................................... 13

2.1.1.1 Pengertian Pendidikan ........................................................... 13

2.1.1.2 Pengertian Korupsi ................................................................ 14

2.1.1.2.1 Penyebab Korupsi .......................................................... 16

2.1.1.2.2 Bentuk-bentuk Korupsi .................................................. 21

2.1.1.3 Pengertian Pendidikan Antikorupsi....................................... 26

2.1.1.4 Tujuan Pendidikan Antikorupsi ............................................ 27

2.1.1.5 Nilai-nilai dalam Pendidikan Antikorupsi ............................ 29

2.1.2 Buku Cerita Bergambar............................................................... 33

2.1.2.1 Pengertian Buku Cerita Bergambar ...................................... 33

2.1.2.2 Fungsi Buku Cerita Bergambar ............................................. 34

2.1.2.3 Unsur-unsur Cerita ................................................................ 35

2.1.2.4 Kriteria Buku Cerita Bergambar yang Baik .......................... 39

2.1.3 Membaca ..................................................................................... 40

2.1.3.1 Pengertian Membaca ............................................................. 40

2.1.3.2 Tujuan Membaca ................................................................... 41

2.1.3.3 Jenis-jenis Kegiatan Membaca .............................................. 43

2.1.4 Karakteristik Perkembangan Anak ............................................ 46

2.1.4.1 Tahap Perkembangan Anak .................................................. 46

2.1.4.2 Perkembangan Anak SD Kelas Bawah ................................. 48

2.1.5 Perkembangan Bahasa Anak ....................................................... 49

2.1.5.1 Perkembangan Bahasa Anak Kelas III SD............................ 53

2.2 Penelitian yang Relevan ............................................................... 54

2.3 Kerangka Berpikir ....................................................................... 57

2.4 Pertanyaan Penelitian .................................................................. 60

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 61

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................... 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

xv

3.2 Setting Penelitian ........................................................................... 69

3.3.1 Tempat Penelitian..................................................................... 69

3.3.2 Subjek Penelitian ...................................................................... 69

3.3.3 Objek Penelitian ....................................................................... 69

3.3.3 Waktu Pelaksanaan .................................................................. 69

3.3 Prosedur Pengembangan ................................................................ 70

3.3.1 Potensi dan Masalah ................................................................. 70

3.3.2 Pengumpulan Data ................................................................... 71

3.3.3 Desain Produk .......................................................................... 71

3.3.4 Validasi Desain ........................................................................ 71

3.3.5 Revisi Desain ........................................................................... 72

3.3.6 Uji Coba Produk ....................................................................... 72

3.3.7 Revisi Produk ........................................................................... 72

3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 72

3.4.1 Wawancara ............................................................................... 73

3.4.2 Observasi .................................................................................. 74

3.4.3 Kuesioner ................................................................................. 74

3.5 Instrumen Penelitian ...................................................................... 75

3.5.1 Wawancara ............................................................................... 75

3.5.2 Observasi .................................................................................. 77

3.5.3 Kuesioner ................................................................................. 77

3.6 Teknik Analisis Data ...................................................................... 82

3.6.1 Teknik Analisis Data Kualitatif ............................................... 82

3.6.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif ............................................. 83

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 86

4.1 Hasil Penelitian Pengembangan ..................................................... 86

4.1.1 Proses Pengembangan Buku Cerita ......................................... 86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

xvi

4.1.1.1 Potensi dan Masalah .......................................................... 87

4.1.1.2 Pengumpulan Data ............................................................ 89

4.1.1.3 Desain Produk Awal ......................................................... 92

4.1.1.3.1 Konsep Buku ............................................................... 93

4.1.1.3.2 Tokoh .......................................................................... 93

4.1.1.3.3 Format dan Ukuran Buku ............................................ 95

4.1.1.3.4 Isi dan Tema Buku ...................................................... 95

4.1.1.3.5 Judul Buku .................................................................. 96

4.1.1.3.6 Desain Gambar ............................................................ 97

4.1.1.3.7 Teknik Pengerjaan ....................................................... 97

4.1.1.3.8 Warna .......................................................................... 98

4.1.1.3.9 Tipografi ...................................................................... 98

4.1.1.3.10 Teknik Cetak ............................................................. 99

4.1.1.4 Validasi Desain ................................................................. 99

4.1.1.4.1 Data Hasil Validasi Ahli Bahasa Indonesia ................ 99

4.1.1.4.2 Data Hasil Validasi Guru Kelas III B ......................... 103

4.1.1.5 Revisi Desain .................................................................... 105

4.1.1.6 Uji Coba Produk ................................................................ 110

4.1.1.7 Revisi Produk .................................................................... 112

4.2 Pembahasan .................................................................................... 113

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 120

5.1 Kesimpulan .................................................................................... 120

5.2 Keterbatasan Penelitian .................................................................. 121

5.3 Saran ............................................................................................... 121

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 123

LAMPIRAN .................................................................................................... 127

BIOGRAFI PENELITI ................................................................................. 151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perkembangan Bahasa pada Anak .............................................. 53

Tabel 3.1 Pedoman pertanyaan wawancara guru kelas III .......................... 76

Tabel 3.2 Kisi-kisi Uji Validasi Produk (Pakar&Guru) .............................. 78

Tabel 3.3 Instrumen Uji Validasi Produk Untuk Ahli Dan Guru ............... 79

Tabel 3.4 Kisis-kisi Uji Coba Produk (Siswa) ............................................ 80

Tabel 3.5 Instrumen Kuesioner Uji Coba Produk Untuk Siswa ................. 81

Tabel 3.6 Konversi Nilai Skala Lima Menurut Sukardjo............................ 83

Tabel 3.7 Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ...................... 85

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Wawancara Guru SD Kelas III B .................. 90

Tabel 4.2 Penjabaran Karakter Tokoh dalam Cerita ................................... 94

Tabel 4.3 Hasil Validasi oleh Dosen Ahli ................................................... 100

Tabel 4.4 Hasil Validasi oleh Guru Kelas III B .......................................... 103

Tabel 4.5 Komentar Dosen Ahli dan Revisi Produk ................................... 106

Tabel 4.6 Komentar Guru Kelas III B dan Revisi Produk .......................... 107

Tabel 4.7 Hasil Rekapitulasi Validator ....................................................... 108

Tabel 4.8 Hasil Rekapitulasi Ujicoba Produk Oleh Siswa .......................... 109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

xviii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Literatur map penelitian yang relevan......................................... 57

Bagan 3.1 Langkah prosedur pengembangan model Borg and Gall ............ 67

Bagan 3.2 Langkah prosedur pengembangan model Sugiyono ................... 67

Bagan 3.3 Langkah prosedur pengembangan modifikasi model

Borg and Gall dan Sugiyono ....................................................... 68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Judul Buku Cerita Bergambar .................................................. 96

Gambar 4.2 Sketsa Tangan .......................................................................... 97

Gambar 4.3 Sketsa Sebelum Warna ............................................................. 98

Gambar 4.4 Sketsa Setelah diwarnai dengan CorelDraw X4 ...................... 98

Gambar 4.5 Judul Sebelum Revisi ............................................................... 107

Gambar 4.6 Judul setelah Revisi .................................................................. 107

Gambar 4.7 Sebelum Revisi dari Guru ........................................................ 108

Gambar 4.8 Sesudah Revisi dari Guru ......................................................... 108

Gambar 4.9 Diagram Batang Hasil Rekapitulasi Validator ......................... 109

Gambar 4.10 Sebelum Revisi Tulisan ........................................................... 112

Gambar 4.11 Sesudah Revisi Tulisan ............................................................ 112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara dengan Guru Kelas III B SD Kanisius

Wirobrajan I ............................................................................. 128

Lampiran 2 Data Hasil Validasi Ahli Bahasa Indonesia ............................. 130

Lampiran 3 Data Hasil Validasi Guru Kelas III B SD Kanisius

Wirobrajan I ............................................................................. 133

Lampiran 4 Data Hasil Uji Perseorangan Siswa kelas III B SD Kanisius

Wirobrajan I ............................................................................. 134

Lampiran 5 Data Hasil Uji Coba Produk Terbatas pada Siswa Kelas III B

SD Kanisius Wirobrajan I ........................................................ 139

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian ................................................................. 151

Lampiran 7 Surat Keterangan Melakukan Penelitian .................................. 152

Lampiran 8 Dokumentasi ............................................................................ 153

Lampiran 9 Buku Cerita Bergambar (Terlampir & dicetak terpisah) .......... 154

Lampiran 10 Biodata Peneliti ........................................................................ 156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Pendidikan antikorupsi adalah usaha sadar untuk memberi pemahaman dan

pencegahan terjadinya perbuatan korupsi yang dilakukan melalui pendidikan

formal di sekolah, pendidikan informal di lingkungan keluarga, serta pendidikan

nonformal di masyarakat (Wijaya, 2014: 26). Korupsi di dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti palsu, busuk, dan suap yang secara

harafiah lagi diartikan sebagai kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran,

dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, dan kata-kata atau

ucapan yang memfitnah (Hamzah dalam Syarbini, 2014: 5). Sedangkan definisi

yang umum diketahui oleh masyarakat tentang korupsi adalah sebuah tindakan

yang dilakukan secara tidak adil untuk memperkaya diri sendiri dengan

merugikan pihak lain, entah itu negara ataupun orang yang dicurangi.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai salah satu lembaga resmi milik

pemerintah memiliki tugas untuk menyelidiki tindak pidana korupsi juga

memikirkan bagaimana cara untuk menanggulangi korupsi yang seakan-akan

sudah sangat merajalela di Indonesia ini. Sikap penolakan terhadap tindakan

korupsi atau sikap antikorupsi merupakan langkah strategis untuk diterapkan pada

mentalitas generasi penerus bangsa. Penolakan tindak korupsi ini merupakan

mentalitas dalam membina kemampuan generasi mendatang untuk mampu

mengidentifikasi kelemahan dari berbagai sistem nilai yang mereka warisi dan

memperbaharui sistem nilai warisan dengan situasi-situasi tertentu (Mukodi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

2

Burhanuddin, 2014 : 114). Penerapan sikap antikorupsi ini dapat dilakukan pada

institusi pendidikan formal seperti sekolah. Karena sekolah adalah wahana yang

tepat dan strategis untuk menanamkan nilai-nilai dari pendidikan antikorupsi. Di

sekolah siswa mendapatkan berbagai penerapan pendidikan karakter yang secara

tidak sadar mereka terima sehingga muncul karakter-karakter yang ingin dicapai

oleh sekolah dalam diri siswanya. Saat menerima pembelajaran di dalam kelas

pun guru menjadi perantara untuk dapat membantu siswa menghayati nilai-nilai

suatu pelajaran tertentu seperti nilai-nilai dalam pendidikan antikorupsi.

Bagi siswa sekolah dasar (SD) istilah korupsi masih asing, namun akan lebih

mudah dalam menerapkan sikap antikorupsi karena mereka yang masih mau

mendengarkan dan menurut. Siswa kelas III B yang ditemui peneliti saat analisis

kebutuhan, istilah korupsi diketahui mereka sebagai tindakan yang tidak baik dan

merugikan orang lain. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti saat masuk

ke kelas III, banyak siswa yang beranggapan bahwa yang bisa melakukan korupsi

hanyalah orang-orang yang menjabat di pemerintahan saja. Berdasarkan hasil

wawancara dengan guru kelas III B SD Kanisius Wirobrajan I diketahui bahwa

pendidikan antikorupsi penting adanya untuk diberikan pada siswa secara jelas

dan gamblang yang diimplementasikan melalui mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) dengan penanaman nilai-nilai pada pendidikan

antikorupsi.

Narasumber menjelaskan bahwa sejauh ini nilai-nilai pendidikan antikorupsi

yang sering diterapkan kepada siswa adalah nilai kejujuran dan kedisiplinan. Nilai

kejujuran diberikan dengan cara mengajak siswa menabung bersama di dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

3

kelas yang mana pengurus dan pengawas adalah bagian dari mereka sendiri, selain

itu juga adanya kantin kejujuran dapat melatih mereka untuk tetap bersikap jujur.

Sedangkan nilai kedisiplinan selalu dilakukan oleh semua guru dengan cara

mengajak siswa untuk masuk ke dalam kelas tepat waktu dan pengumpulan tugas

tepat waktu.

Selain dengan implementasi langsung tersebut, pengenalan nilai pendidikan

antikorupsi dapat diberikan melalui beragam cara dan salah satunya menggunakan

buku cerita bergambar. Menurut Nurgiyantoro (2010: 152) buku bergambar

adalah buku bacaan cerita yang menampilkan teks narasi secara verbal dan

disertai gambar-gambar ilustrasi. Untuk anak-anak kelas bawah, bahan bacaan

yang menarik minat mereka adalah buku-buku yang memiliki gambar, warna,

karakter tokoh yang mudah dikenali dan memiliki alur sederhana. Buku

bergambar dipergunakan untuk bacaan anak di usia awal sampai usia yang lebih

besar dan bahkan, tidak jarang juga, untuk orang dewasa. Buku bergambar

merupakan perpaduan antara tulisan dan gambar. Melalui gambar dapat

diterjemahkan ide-ide abstrak dalam bentuk lebih realistis (Anitah, 2009: 8).

Maka dari itu, banyak guru yang menghias kelasnya dengan beragam gambar-

gambar ataupun bentuk-bentuk yang berwarna untuk menambah semangat dan

motivasi siswanya untuk belajar di dalam kelas.

Seorang siswa bukan hanya mendapatkan pendidikan dan pembelajaran dalam

kelas di sekolah, melainkan mendapatkan kesempatan belajar dengan lingkungan

keluarga terutama dari orang tuanya, tentunya dengan waktu yang lebih banyak

dari sekolah. Untuk itu, sebagai orang tua perlu mengetahui minat dan bakat dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

4

anaknya. Terutama dalam mengembangkan minat baca anak-anak di saat mereka

sedang dalam masa perkembangannya. Dengan demikian, peran orang tua sangat

besar dalam pengaruh penanaman kebiasaan membaca pada anak-anak. Kebiasaan

dan minat adalah dua pengertian yang berbeda namun erat berkaitan. Kebiasaan

adalah suatu tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga

menimbulkan pembiasaan sedangkan definisi dari minat menurut Poerbakawatja

(1982: 214) adalah kesediaan jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu

dari luar.

Minat dibedakan menjadi dua macam, yaitu minat spontan dan minat terpola.

Minat spontan adalah minat yang muncul atau tumbuh secara spontan (tidak

terduga) dalam diri seseorang tanpa dipengaruhi oleh pihak luar (Dawson dan

Bamman, 1960: 31). Sedangkan minat terpola adalah minat yang timbul sebagai

akibat adanya pengaruh dan kegiatan yang terencana atau terpola terutama pada

kegiatan belajar mengajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah (Dawson dan

Bamman, 1960: 31).

Dewasa ini, ada banyak faktor yang mempengaruhi minat siswa untuk

membaca. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa maupun

berasal dari luar diri siswa, seperti keadaan lingkungan yang tidak mendukung

ataupun keberadaan sarana dan prasarana untuk membaca yang tidak memadai.

Terbatasnya variasi buku bacaan akan mempengaruhi minat siswa untuk mau

membaca ditambah pula dengan bentuk tampilan buku yang biasa saja.

Umumnya, anak-anak yang berada di kelas bawah akan lebih menyukai buku

bacaan bergambar dibandingkan buku bacaan yang berisi tulisan saja. Padahal,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

5

masa-masa anak tersebut merupakan masa yang baik untuk memberikan pondasi

pada anak untuk gemar membaca (dalam jurnal Monica, 2016: 3)

Mengutip salah satu berita yang sempat ditulis oleh Purba Gervin Nathaniel

yang diterbitkan oleh Metrotvnews.compada 15 Maret 2017 lalu, diberitakan

bahwa berdasarkan studi “Most Literate Nation in the World” pada tahun 2016 di

Connecticut State University, minat baca masyarakat Indonesia berada di urutan

ke-60 dari 61 negara mengenai minat membaca. Persis di bawah Thailand yang

ada diurutan 59 dan di atas Bostwana yang berada diurutan terakhir. Keadaan ini

tentunya menjadi hal yang begitu memprihatinkan banyak pihak. Hal ini pun

ternyata menjadi salah satu pokok perhatian Bapak Joko Widodo sebagai Presiden

Republik Indonesia ke-8. Terbukti dalam berita yang ditulis oleh Muhamad

Nuramdani pada 19 Februari 2017 yang lalu di website news.liputan6.com,

Bapak Jokowi beserta Sang Putri, Kahiyang, menyempatkan diri untuk

mengunjungi Mall Senayan City, Jakarta Pusat untuk mencari buku-buku seperti

buku tentang Bung Karno, Bung Hatta, dan cerita rakyat yang kemudian beliau

beli untuk menjadi oleh-oleh anak-anak SD dan SMP di daerah-daerah saat beliau

mengadakan kunjungan. Beliau menginginkan untuk minat baca di Indonesia

menjadi meningkat.

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui

media kata-kata atau bahasa tulis (Hodgson dalam Tarigan 1994: 7). Tentunya

dengan banyak membaca, siswa akan bertambah wawasannya dan akan banyak

gagasan yang bisa ia kembangkan. Dan bahkan dengan membaca seseorang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

6

hanya mendapat pencerahan ide dan kata, tetapi juga muncul banyak inspirasi

(Putra, 2008: 23). Membaca pun juga dapat dijadikan hal untuk memetik dan

memahami makna dalam sebuah tulisan serta dapat digunakan untuk

mengembangkan intelektualitas dan sebagai pembelajaran sepanjang hayat

(Finochiaro dan Bonomo dalam Tarigan 1985: 8). Menurut Tarigan (1985: 8)

membaca merupakan proses menerima pesan dan suatu metode yang

dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan kadang-kadang

dengan orang lain untuk memahami makna yang tersurat maupun tersirat dalam

lambang-lambang tertulis. Sehingga dapat diketahui bahwa tujuan utama dari

membaca adalah mendapatkan informasi dan memaknai isi dari bacaan yang

dibaca. Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, membaca pun menajdi salah satu dari

empat kemampuan bahasan pokok dan merupakan satu bagian atau komponen

dari komunikasi tulisan (Tampubolon, 1987: 8). Keterampilan yang

dikembangkan selain membaca tersebut adalah mendengarkan, berbicara dan juga

menulis.

Data dari hasil survei UNESCO pada tahun 2011 menunjukkan indeks tingkat

membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen yang artinya hanya ada satu

orang dari seribu penduduk Indonesia yang masih mau membaca buku secara

serius (jurnalasi.id, 30/04/2016). Fakta lain pun juga ditemukan peneliti saat

berada di lapangan berupa hasil wawancara dengan guru kelas III B SD Kanisius

Wirobrajan I pada tanggal 16 November 2016, menunjukkan bahwa masih ada

siswa di kelasnya yang belum bisa membaca dengan lancar. Hasil wawancara

(hasil wawancara terlampir) dan observasi yang dilakukan peneliti selama proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

7

di kelas ada 6 anak dari 40 siswa di kelas yang masih belum lancar membaca. 3

diantaranya membaca dengan jeda yang cukup lama, 1 siswa membaca membaca

terbata-bata (masih mengeja) dan 2 yang lainnya membaca tanpa memahami

bacaannya. Selain itu masih ada siswa lain yang masih kesulitan ketika diminta

untuk membaca dalam hati, sehingga mereka membaca masih dengan gumaman

atau ejaan pelan.

Langkah yang diambil guru untuk memperlancar siswanya dalam membaca

dan menumbuhkan minat membaca pada siswa dengan memberi kegiatan siswa

untuk meminjam buku di perpustakaan minimal satu buku setiap minggunya.

Kebanyakan dari siswa kelas III B ini adalah penyuka buku bacaan bergambar.

Mereka yang belum lanacar membaca tetap bisa mengerti alur cerita dengan

melihat gambarnya. Kegiatan yang dilakukan guru ini juga sebagai wujud

dukungan pada pemerintah dengan adanya program Gerakan Literasi Sekolah

(GLS).

GLS merupakan salah satu upaya dari pemerintah untuk menumbuhkan minat

baca siswa. Upaya ini menyeluruh pada warga sekolah dan dilakukan di

lingkungan sekolah untuk tujuan menanamkan budaya membaca sebagai

kebiasaan yang menyenangkan dan memperluas pengetahuan. Penanaman

kebiasaan membaca ini dilakukan dengan kisaran waktu 15 menit sebelum

pelajaran dimulai ataupun sesudah pelajaran selesai sebagai gerakan partisipatif.

Menumbuhkan minat membaca anak tentu tidak semudah mengingatkan anak

untuk makan. Kebiasaan membaca tersebut perlu dimulai sejak anak-anak masih

berada di usia dini. Dengan memberikan bacaan-bacaan ringan yang tepat untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

8

anak-anak. Cerita anak memilki tema kekhasan untuk menarik minat siswa

membaca. Dan untuk dapat menarik keinginan anak dalam membaca diperlukan

media seperti melalui buku bacaan anak-anak yang mengandung cerita kehidupan

sehari-hari, imajinatif, dan memiliki penanaman nilai yang tidak terkesan

memaksa anak dan menekan anak (Kurniati, 2011: 25).

Salah satu bahan yang bisa dimunculkan dalam bacaan siswa adalah nilai-nilai

dari pendidikan antikorupsi. Langkah ini dapat ditekankan kepada siswa secara

tersirat melalui isi cerita. Semakin banyak bahan bacaan yang

mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan antikorupsi akan semakin baik untuk

anak dan menguntungkan negara untuk menanggulangi budaya korupsi.

Dikarenakan semakin tingginya angka pelaku korupsi di Indonesia. Berdasarkan

survei Indeks Persepsi Korupsi (IPK) yang dilakukan oleh Transparency

Internasional, Indonesia menduduki posisi 100 dari 180 negara di dunia.

Berdasarkan masalah tersebut, peneliti mengembangkan buku cerita berbasis

pendidikan antikorupsi untuk pembelajaran membaca siswa kelas III SD. Buku

yang dikembangkan diharapkan dapat memberikan bantuan pada guru untuk

memudahkan penyampaian nilai-nilai pendidikan antikorupsi pada siswa seperti

sikap jujur, bertanggung jawab dan melalui buku cerita bergambar ini siswa

terbantu dalam proses penangkapan pesan moral yang ingin disampaikan penulis

untuk mengajak siswa menolak korupsi. Buku yang dikembangkan dalam

penelitian ini merupakan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan

Antikorupsi untuk Pembelajaran Membaca Siswa Kelas III B SD Kanisius

Wirobrajan I Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

9

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, rumusan dari

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana proses pengembangan buku cerita bergambar berbasis

pendidikan antikorupsi untuk pembelajaran membaca siswa kelas III SD

Kanisius Wirobrajan I?

2. Bagaimana kualitas buku cerita bergambar berbasis pendidikan antikorupsi

yang layak untuk pembelajaran membaca siswa kelas III SD Kanisius

Wirobrajan I?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang akan dicapai dalam

penelitian pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan antikorupsi

ini adalah:

1. Menjelaskan proses pengembangan buku cerita bergambar berbasis

pendidikan antikorupsi untuk pembelajaran membaca siswa kelas III SD

Kanisius Wirobrajan I.

2. Mendeskripsikan kualitas buku cerita bergambar berbasis pendidikan

antikorupsi untuk pembelajaran membaca siswa kelas III SD Kanisius

Wirobrajan I.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi mahasiswa

Dengan adanya pengembangan buku cerita bergambar ini, dapat

menambah wawasan mahasiswa yang nantinya dapat mengembangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

10

bahan-bahan bacaan untuk pembelajaran membaca siswa di kelas bawah.

Selain itu sebagai calon guru, adanya penelitian ini diharapkan dapat

membantu mahasiswa untuk mengerti pentingnya manfaat buku ajar dalam

kegiatan pembelajaran terkhusus pelajaran membaca untuk siswa kelas

bawah dan memberikan penanaman nilai-nilai antikorupsi terhadap siswa-

siswi nantinya.

1.4.2 Bagi guru

Buku yang dibuat dalam penelitian ini dapat membantu guru dalam

memberikan pengertian korupsi dan bagaimana mengajak anak untuk

bersikap antikorupsi.

1.4.3 Bagi siswa

Pembelajaran membaca untuk siswa menjadi lebih mudah dan diharapkan

dapat meningkatkan kemampuan baca siswa kelas bawah, terutama siswa

kelas III dengan adanya buku cerita bergambar ini. Selain itu, siswa

mendapatkan pesan moral dari cerita yang tersurat berisikan pendidikan

karakter antikorupsi.

1.4.4 Bagi sekolah

Sekolah memiliki pustaka baru untuk mengembangkan pelajaran membaca

siswa kelas bawah yang berbasis pendidikan antikorupsi.

1.4.5 Bagi Prodi PGSD

Penelitian dari pengembangan buku ini dapat menjadi tambahan pustaka

untuk prodi PGSD Universitas Sanata Dharma berupa buku cerita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

11

bergambar untuk pembelajaran membaca muatan bahasa Indonesia kelas

III SD yang berbasis pendidikan antikorupsi.

1.4.6 Bagi Peneliti

Memberikan tambahan wawasan dan pengalaman bagi peneliti saat

melakukan proses pengembangan buku cerita bergambar berbasis

pendidikan antikorupsi ini. Peneliti berharap dengan adanya buku cerita

bergambar berbasis pendidikan antikorupsi ini dapat membantu dalam

pembelajaran membaca anak sekaligus memperkenalkan nilai antikorupsi

pada anak.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Membaca adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman

atau informasi dari tulisan yang sudah dibaca

1.5.2 Buku cerita bergambar adalah sebuah buku cerita dengan narasi singkat

beserta gambar-gambar sebagai ilustrasi yang memberikan efek visual

bagi pembacanya.

1.5.3 Pendidikan Antikorupsi adalah usaha sadar untuk memberikan

pemahaman dan pencegahan terjadinya perbuatan korupsi yang dilakukan

melalui pendidikan formal di sekolah, pendidikan informal di lingkungan

keluarga, serta pendidikan nonformal di masyarakat.

1.6 Spesifikasi Produk yang Dihasilkan

Spesifikasi produk yang dihasilkan adalah

1.6.1 Buku cerita bergambar yang dihasilkan mengandung kegiatan yang

berhubungan dengan sekolah dan siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

12

1.6.2 Isi buku disesuaikan dengan perkembangan anak dengan bahasa

sederhana.

1.6.3 Bersifat kontekstual atau kejadian-kejadian yang ada pada buku cerita

berasal dari cerita kehidupan sehari-hari.

1.6.4 Buku cerita mengandung isi yang akan dicapai untuk penanaman nilai-

nilai pendidikan antikorupsi.

1.6.5 Buku cerita bergambar mengandung komponen kata pengantar, panduan

penggunaan buku, isi cerita, dan refleksi.

1.6.6 Buku cerita bergambar dicetak dengan menggunakan kertas ivory 190

pada bagian sampul depan-belakang buku, sedangkan isi buku dicetak

dengan kertas HVS 100 berukuran A5 (14,8 cm x 21 cm).

1.6.7 Buku menggunakan gambar sketsa tangan yang kemudian diaplikasikan

menggunakan CorelDraw X4.

1.6.8 Produk buku cerita bergambar yang dihasilkan memiliki halaman 32

lembar yang sudah termasuk sampul bagian depan dan belakang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

13

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pendidikan Antikorupsi

2.1.1.1 Pengertian m, Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang mutlak didapatkan oleh seorang anak

dari dalam keluarga, masyarakat lingkungannya, maupun dalam komunitas

formal seperti sekolah. Definisi dari pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran atau pelatihan dengan proses, cara, ataupun perbuatan mendidik.

Sedangkan di dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003, pendidikan

didefinisikan sebagai sebuah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar serta proses pembelajaran agar peserta didik aktif

mengembangkan potensi dalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Abidin,

2012: 38).

Tokoh kenamaan John Dewey menegaskan bahwa pendidikan adalah

proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental (pokok) secara

intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia (Syarbini, 2014:

3). Apabila disimpulkan dari beberapa definisi mengenai pendidikan tersebut,

pendidikan adalah sebuah usaha untuk menjadikan seseorang menjadi lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

14

baik dan untuk dididik mengembangkan potensi dalam dirinya yang dapat

berguna untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang lain.

2.1.1.2 Pengertian Korupsi

Kejujuran dan integritas merupakan pilar utama karakter manusia

Indonesia yang menjadi barang langka yang penting dan mendesak. Banyak

bencana birokrasi seperti korupsi; bencana kemanusiaan seperti pembunuhan

dan pelanggaran HAM, serta bencana korporasi seperti kerjasama yang tidak

baik bermula dari sikap ketidakjujuran yang akhirnya merajalela di Indonesia

akibat tidak kuatnya dasar pendidikan karakter seseorang. Pelaku-pelaku

kejahatan ini lebih mengutamakan keuntungan pribadinya dan tidak

memperhatikan keadaan sekitarnya.

Tindakan ketidakjujuran banyak dilakukan oleh orang-orang yang

memiliki jabatan tinggi. Seperti berita yang ada di penghujung tahun 2016

yaitu pada 31 Desember 2016 yang memberitakan bahwa seorang Bupati di

salah satu daerah Jawa Tengah tertangkap tangan oleh lembaga pemberantasan

korupsi atau KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) saat sedang melakukan

operasi tangkap tangan kegiatan jual-beli jabatan. KPK merupakan lembaga

negara yang bekerja untuk menegakkan keadilan dari tindakan orang-orang

yang melakukan sesuatu untuk keuntungan diri sendiri atau kelompoknya, yang

saat ini lebih dikenal dengan tindakan korupsi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) korupsi berarti palsu,

busuk, dan suap. Namun, secara harafiah kata korupsi ialah kebusukan,

keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

15

penyimpangan dari kesucian, dan kata-kata atau ucapan yang memfitnah

(Hamzah dalam Syarbini, 2014: 5). Sedangkan di dalam kamus hukum oleh

Prof. Raden Subekti (Suradi, 2014: 62), korupsi diartikan sebagai tindak pidana

memperkaya diri sendiri secara langsung atau tidak langsung dengan

merugikan pihak lain.

Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi No. 31 tahun

1999 pasal 2 ayat 1 menyatakan bahwa korupsi diartikan dengan tindakan

memperkaya diri sendiri, memperkaya orang lain, dan memperkaya korporasi

dengan cara melawan hukum dan merugikan keuangan negara atau

perekonomian negara. Dan dijelaskan lebih lanjut pada ayat 3 bahwa setiap

perbuatan yang terdiri dari penyalahgunaan kewenangan, penyalahgunaan

kesempatan, dan penyalahgunaan sarana yang ada karena jabatan dan

kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara dan perekonomian negara

juga termasuk tindakan korupsi (dikutip dari https://ww.kpk.go.id/korupsi ).

Sedangkan oleh Wijaya (2014: 4), korupsi dilihat dari nilai politik dirumuskan

sebagai tindakan yang menyebabkan negara menjadi bangkrut dengan

pengaruh luar biasa seperti hancurnya perekonomian, pelayanan kesehatan

yang tidak memadai, dan bahkan rusaknya sistem pendidikan yang membudaya

dalam kehidupan bangsa.

Perbuatan-perbuatan yang merugikan seperti ini perlu mendapatkan

perhatian lebih dari negara. Karena di Indonesia sendiri, korupsi tergolong

ekstra ordinary crime yang telah merusak bukan hanya keuangan Negara dan

potensi ekonomi Negara, tetapi juga telah menghancurkan pilar-pilar sosio

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

16

budaya, moral, politik, dan tatanan hukum dan keamanan sosial (Syarbini,

2014: 27). Pernyataan ini didukung dengan adanya hasil survei TII

(Transparency International Indonesia) tahun 2016 mengenai Indeks Persepsi

Korupsi (IPK) Indonesia yang dikatakan membaik namun lamban, ini terbukti

dengan adanya fakta bahwa Indonesia naik satu poin sebesar 37 dari angka

tertinggi 100 yang menetapkan Indonesia berada diurutan ke-90 dari 176

negara yang diukur dunia (dikutip dari www.bbc.com/indonesia yang ditulis

oleh Pilar Anugerah) jauh di bawah negara-negara tetangga serumpun Asia

seperti Malaysia (49 poin), Brunei (58 poin) dan Singapura (85 poin) dan di

atas Filipina (35 poin), Thailand (35 poin), Vietnam (33 poin), Myanmar (28

poin), dan Kamboja (21 poin).

Dari beberapa definisi tentang korupsi di atas, dapat disimpulkan

bahwa arti dari korupsi sangat luas, tergantung dari bidang dan perspektif

pendefinisian. Namun, secara garis besar korupsi memiliki makna yang

semuanya mengarah kepada keburukan, tidak baik, ataupun kecurangan yang

berakibat merusak. Dan dapat disimpulkan bahwa definisi korupsi adalah

tindakan memperkaya diri, keluarganya ataupun kelompoknya secara

tersembunyi dengan merugikan pihak lain.

2.1.1.2.1 Penyebab Korupsi

Banyak hal yang menjadi penyebab untuk seseorang atau

kelompok melakukan tindakan korupsi yang entah itu berasal dari dalam diri

pelaku atau dari luar pelaku. Beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya

korupsi yaitu seperti adanya kelemahan peraturan perundang-undangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

17

tentang korupsi yang mencakup peraturan yang monopolistik yang

menguntungkan pihak penguasa. Kualitas peraturan yang kurang memadai

dan kurangnya pensosialisasian sanksi yang terlalu ringan, tidak konsisten

dan tebang pilih, juga lemahnya bidang evaluasi dan revisi peraturan

perundang-undangan menjadi lingkaran politik saat ini. Seperti yang pernah

dikatakan Yamamah dalam Wijaya (2014: 13) bahwa ketika perilaku

matrealistik dan konsumtif masyarakat serta sistem politik masih

‘mendewakan’ materi, maka dapat ‘memaksa’ terjadinya permainan uang dan

korupsi. Dengan kondisi seperti itu, pastinya seseorang akan ‘terpaksa’ untuk

korupsi. Berbeda pandangan yang dikemukakan oleh Arifin (2002: 32) bahwa

korupsi disebabkan oleh faktor-faktor berupa: (1) aspek perilaku individu,

(2) aspek organisasi, (3) aspek masyarakat tempat individu dan organisasai

itu berada. Sedangkan ICW (Indonesia Corruption Watch) sebagai organisasi

non pemerintah yang mempunyai tujuan untuk mengawasi dan melaporkan

pada masyarakat tentang aksi korupsi yang terjadi Indonesia. Ada beberapa

faktor yang mendasari seseorang untuk berbuat korupsi menurut ICW

(dikutip dari www.kompasiana.com/faktorkorupsi ) dan faktor-faktor itu

ialah:

1. Faktor Politik

Dunia politik adalah dunia yang rentan untuk dilakukannya tindak

pidana korupsi. Ini dapat terlihat dari instabilitias (ketidakstabilan) politik

dari kepentingan pribadi politisi ataupun mengenai rebutan kekuasaan dan

mempertahankan kekuasaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

18

Perilaku korup seperti menyuap, politik uang merupakan fenomena

yang sering terjadi. Menurut Susanto korupsi pada level pemerintahan

adalah dari sisi penerimaan, pemerasan uang suap, pemberian perlindungan,

pencurian barang-barang publik untuk kepentingan pribadi, tergolong

korupsi yang disebabkan oleh konstitusi dalam politik.

Robert Klitgaard menjelaskan proses korupsi dengan formulasi:

M+D-A=C.

Simbol M adalah monopoly, D adalah discretionary (kewenangan), A

adalah accountability (pertanggungjawaban). Penjelasan atas simbol

tersebut dapat dikatakan bahwa korupsi adalah hasil dari adanya monopoli

(kekuasaan) ditambah dengan kewenangan yang begitu besar tanpa

pertanggung-jawaban.

2. Faktor Hukum

Faktor ini dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi dari aspek perundang-

undangan dan sisi lainnya adalah lemahya penegakan hukum. Bibit Slamet

Riyanto (Riyanto 2009: 62) mengatakan ada lima jenis potensi masalah

penyebab korupsi, yaitu:

Sistem yang biasa diatur dalam perundang-undangan atau semacam

standar profesi

Integritas moral dari pejabat atau petugas

Tingkat kesejahteraan yang masih rendah

Tingkat pengawasan yang masih kurang baik internal atau eksternal

Budaya taat aturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

19

3. Faktor Ekonomi

Kondisi ekonomi merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi

dan ini terlihat dari pendapatan atau gaji yang tidak mencukupi kebutuhan.

Terkait faktor ekonomi dan terjadinya korupsi, banyak pendapat

menyatakan bahwa kemiskinan merupakan akar masalah korupsi, namun

pernyataan tersebut tidak benar sepenuhnya, sebab banyak korupsi yang

dilakukan oleh pemimpin-pemimpin yang tidak tergolong orang miskin.

Dengan demikian korupsi bukan disebabkan oleh kemiskinan, tapi justru

sebaliknya, kemiskinan disebabkan oleh korupsi (Pope, 2003: 23)

4. Faktor Organisasi

Organisasi dalam hal ini adalah organisasi yang luas, termasuk sistem

pengorganisasian lingkungan masyarakat. Organisasi yang menjadi korban

korupsi atau dimana korupsi terjadi, biasanya memberi andil terjadinya

korupsi karena membuka peluang atau kesempatan untuk melakukan

korupsi.

Aspek-aspek terjadinya korupsi dari sudut pandang organisasi

meliputi: (a) kurang adanya teladan dari pemimpin (b) tidak adanya kultur

organisasi yang benar, (c) sistem akuntabilitas dalam instansi kurang

memadai, dan (d) manajemen cenderung menutupi didalam organisasinya.

Sebuah organisasi dapat berfungsi dengan baik apabila anggotanya

bersedia mengintegrasikan diri dibawah sebuah pola tingkah laku (yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

20

normatif), sehingga dapat dikatakan bahwa kehidupan bersama hanya

mungkin apabila anggota-anggota bersedia mematuhi dan mengikuti aturan

yang ditentukan.

Di banyak negara berkembang muncul pandangan bahwa korupsi

adalah akibat dari perilaku-perilaku yang membudaya. Anggapan ini lama-

lama akan berubah jika uang pelicin yang diminta semakin besar, atau

konsumen tahu bahwa kelangkaan yang melandasi uang semir sengaja

diciptakan atau justru prosedur dan proses yang lebih baik bisa diciptakan.

2.1.1.2.2 Bentuk-bentuk Korupsi

Bentuk-bentuk tindakan korupsi berdasarkan tingkatnya

dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

1. Pengkhianatan kepercayaan (betrayal of trust)

Merupakan bentuk korupsi yang paling sederhana dan mudah terjadi di

kalangan masyarakat luas. Semua orang yang berkhianat atau mengkhianati

kepercayaan maupun amanat yang diterima bisa disebut sebagai koruptor.

Misalnya saja DPR yang tidak menyampaikan aspirasi rakyat atau

menggunakan aspirasi rakyat untuk kepentingan pribadi pun juga

merupakan tindakan pengkhianatan kepercayaan.

2. Penyalahgunaan kepercayaan (abuse of power)

Tindakan korupsi ini merupakan korupsi tingkat menengah dengan

segala bentuk tindakan penyimpangan yang dilakukan melalui struktur

kekuasaan, baik di tingkat negara maupun lembaga struktural lain, termasuk

lembaga pendidikan tanpa memperoleh keuntungan materi. Misalnya saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

21

memasukkan anak ke dalam struktural jabatannya untuk memperluas dinasti

yang menjabat seperti yang terjadi di Kepulauan Seribu dan Klaten yang

dipimpin oleh suatu Dinasti (garis keluarga).

3. Penyalahgunaan kekuasaan agar bisa memperoleh keuntungan

materi (material benefit)

Tindakan penyalahgunaan kekuasaan ini memperoleh keuntungan

materi, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Korupsi yang terjadi

merupakan korupsi yang paling membahayakan karena kekuasaan dan

keuntungan materi serta sering terjadi di Indonesia. Contohnya adalah

Hakim MK (Mahkamah Konstitusi) yang ditangkap oleh KPK karena

terlibat operasi tangkap tangan dari kasus suap importir daging. Hakim ini

menerima suap untuk perusahaan yang ingin usahanya lancar di Indonesia.

Sifat egoisme mernjadi penyebab utama timbulnya korupsi. ICW

merumuskan penyebab timbulnya korupsi dengan persamaan:

C = N + K

Yang mana C adalah Corruption yang berarti korupsi atau tindakan

kriminal; N adalah niat yang dikaitkan dengan faktor moral, budaya, individu,

dan keinginan; dan K adalah kesempatan yang dikaitkan dengan faktor

sistem, struktur sosial, politik, ekonomi, struktur pengawasan, hukum,

ataupun kelembagaan.

Dari perpaduan faktor tersebut yang menjadi penyebab adanya

tindak pidana korupsi. Artinya apabila ada niat untuk melakukan korupsi

tetapi tidak ada kesempatan, perbuatan korupsi tidak akan terjadi. Sebaliknya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

22

jika kesempatan untuk melakukan korupsi terbuka lebar dan niat untuk

melakukan korupsi tidak ada, korups tidak akan terjadi. Sehingga dengan

demikian korupsi merupakan perpaduan masalah moral dan sister dari

keegoisan manusia itu sendiri untuk mengubah dan menjadikan sistem

sebagai kepentingan pribadi.

Berbeda dengan rumusan yang dibuat oleh ICW, menurut Yogi

Suwarno (dalam Mukodi dan Burhanuddin, 2014: 49) suatu tindakan dapat

dikategorikan sebagai korupsi apabila memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

1. Suatu pengkhianatan terhadap kepercayaan.

2. Penipuan terhadap badan pemerintah, lembaga swasta, atau

masyarakat umumnya.

3. Dengan sengaja melalaikan kepentingan umum untuk kepentingan

khusus.

4. Dilakukan dengan rahasia, kecuali dengan keadaan dimana orang-

orang berkuasa tahu bawahannya menganggapnya tidak perlu.

5. Melibatkan lebih dari satu orang pihak.

6. Adanya kewajiban dan keuntungan bersama dalam bentuk uang atau

yang lain.

7. Terpusatnya kegiatan korupsi pada mereka yang menghendaki

keputusan yang pasti dan mereka yang dapat mempengaruhinya.

8. Adanya usaha untuk menutupi perbuatan korup dalam bentuk-bentuk

pengesahan hukum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

23

9. Menunjukkan fungsi ganda yang kontradiktif (berlawanan) pada

mereka yang melakukan korupsi.

Sedangkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), bentuk-

bentuk yang tergolong korupsi (dalam www.kpk.go.id/bentuk-korupsi.html)

adalah sebagai berikut:

1. Kerugian uang negara

Tindakan ini menggunakan uang milik negara untuk menyokong

kegiatan yang dilakukan oleh pelaku yang menyebabkan negara

merugi.

2. Suap menyuap

Penyuapan merupakan sebuah perbuatan kriminal yang melibatkan

sejumlah pemberian kepada seseorang dengan sedemikian rupa

sehingga bertentangan dengan tugas dan tanggungjawabnya. Sesuatu

yang diberikan sebagai suap tidak harus berupa uang, tapi bisa berupa

barang berharga, rujukan hak-hak istimewa, keuntungan ataupun janji

tindakan, suara atau pengaruh seseorang dalam sebuah jabatan publik.

3. Penggelapan

Merupakan bentuk korupsi yang melibatkan pencurian uang, properti

atau barang berharga dari seseorang yang telah memberikan amanat

untuk menjaga dan mengurus hal-hal itu.

4. Pemerasan

Ini berarti menggunakan ancaman kekerasan atau pembujukan secara

keras untuk diajak kerjasama. Misalnya seorang pejabat menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

24

korban pemerasan oleh orang yang dulunya menolongnya untuk

mengambil keuntungannya.

5. Perbuatan curang (nepotisme)

Nepotisme berarti memilih keluarga atau teman dekat berdasarkan

pertimbagan hubungan kekeluargaan, bukan karena kemampuannya.

Kata nepotisme berasal dari bahasa Latin yaitu nepos yang berarti

"keponakan" atau "cucu" (www.wikipedia.com/nepotisme). Dalam

UU RI No. 28 Tahun 1999 tentang penyelenggara negara yang bersih

dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme; menyebutkan bahwa,

nepotisme adalah setiap perbuatan penyelenggara negara secara

melawan hukum yang menguntungkan kepentingan keluarganya dan

atau kroninya di atas kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara

(Pasal 1 Angka 5). Contoh dari perbuatan nepotisme misalnya seorang

pejabat negara yang mengangkat anggota keluarganya menduduki

jabatan tertentu tanpa memperhatikan aturan hukum yang berlaku

(dikutip dari www.pengertianahli.com/nepotisme).

6. Benturan kepentingan dalam pengadaan

Yang dimaksudkan adalah apabila seseorang ditugaskan untuk

menjalankan suatu jabatan, kemudian baik secara langsung atau tidak

langsung ikut serta dalam pemborongan.

7. Gratifikasi

Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang,

rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

25

fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan

fasilitas lainnya.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mencegah tindakan-

tindakan korupsi seperti di atas adalah memberikan penanaman nilai-nilai

antikorupsi yang dapat diimplementasikan dalam dunia pendidikan seperti

pendidikan antikorupsi. Pendidikan antikorupsi diharapkan dapat mencetak

generasi penerus bangsa bisa sehingga mereka membedakan kegiatan korupsi

selain itu juga digunakan sebagai tindakan mencegah, mengurangi, dan

memberantas korupsi sebagai upaya untuk mendorong generasi muda.

Tindakan mencegah ini dapat digunakan sebagai langkah mengembangkan

sikap menolak tegas untuk tidak bersedia menerima dan memaafkan

perbuatan korupsi dalam kondisi apapun.

2.1.1.3 Pengertian Pendidikan Antikorupsi

Sikap antikorupsi adalah sikap tidak setuju, tidak suka, dan tidak

senang terhadap tindakan korupsi. Antikorupsi merupakan sikap yang dapat

mencegah dan menghilangkan perkembangan korupsi. Artian mencegah disini

adalah upaya untuk meningkatkan kesadaran individu untuk tidak melakukan

tindak korupsi serta menyelamatkan uang dan aset negara atau yang bukan hak

milik pelaku korupsi itu.

Sikap antikorupsi dapat diintegrasikan dalam dunia pendidikan karena

pendidikan antikorupsi adalah usaha sadar untuk memberikan pemahaman dan

pencegahan terjadinya perbuatan korupsi yang dilakukan melalui pendidikan

formal di sekolah, pendidikan informal di lingkungan keluarga, serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

26

pendidikan nonformal di masyarakat (Wijaya, 2014: 26). Pendidikan

antikorupsi merupakan tindakan untuk mengendalikan dan mnegurangi korupsi

berupa keseluruhan upaya untuk mendorong generasi mendatang untuk

mengembangkan sikap menolak secara tegas terhadap setiap bentuk korupsi

(Sumiarti, 2007: 8)

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan antikorupsi merupakan

salah satu usaha sadar untuk memberikan pemahaman bahaya korupsi dan

usaha untuk menanamkan dan menguatkan nilai-nilai dalam membentuk sikap

antikorupsi. Dan pada dasarnya pendidikan antikorupsi memberikan

pengajaran dan penanaman kejujuran pada siswa yang merupakan landasan

dari antikorupsi.

2.1.1.4 Tujuan Pendidikan Antikorupsi

Menurut Dharma (dalam Wijaya, 2004: 26) tujuan umum dari

pendidikan antikorupsi adalah: (1) pembentukan pengetahuan dan pemahaman

mengenai bentuk korupsi serta aspek-aspeknya; (2) pengubahan persepsi dan

sikap terhadap korupsi; serta (3) pembentukan keterampilan dan kecakapan

batu yang dituduhkan untuk melawan korupsi.

Sedangkan tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan antikorupsi di

sekolah adalah untuk:

1. Menanamkan nilai dan sikap hidup antikorupsi kepada warga sekolah.

2. Menumbuhkan kebiasaan perilaku antikorupsi kepada warga sekolah.

3. Mengembangkan kreativitas warga sekolah dalam memasyarakatkan dan

membudayakan perilaku antikorupsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

27

Ada lima tujuan pendidikan antikorupsi menurut Wijaya (2014:25)

yaitu:

1. Membangun kehidupan sekolah sebagai bagian dari masyarakat melalui

penciptaan lingkungan belajar yang berbudaya integritas (antikorupsi), yaitu

jujur, disiplin, adil, tanggung jawab, bekerja keras, sederhana, mandiri,

berani, peduli dan bermartabat.

2. Mengembangkan potensi kalbu/nurani peserta didik melalui ranah afektif

sebagai manusia yang memiliki kepekaan hati dan selalu menjunjung tinggi

nilai-nilai budaya sebagai wujud rasa cinta tanah air serta didukung

wawasan kebangsaan yang kuat.

3. Menumbuhkan sikap, perilaku, kebiasaan yang terpuji sejalan dengan nilai

universal dan tradisi budaya bangsa yang religius.

4. Menanamkan jiwa kepemimpinan yang profesional dan bertanggung jawab

sebagai generasi penerus bangsa.

5. Menyelenggarakan manajemen sekolah secara terbuka, transparan,

profesional, serta bertanggung jawab.

Yang menjadi sasaran pendidikan antikorupsi adalah siswa sebagai

generasi penerus bangsa. Dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan

antikorupsi adalah baik adanya untuk dapat menanamkan nilai-nilai karakter

pendidikan antikorupsi dan kebiasaan-kebiasaan baik seperti jujur, disiplin,

adil, tanggung jawab, bekerja keras, sederhana, mandiri, berani, peduli dan

bermartabat serta mengembangkan nurani siswa untuk memiliki kepekaan

hati dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai budaya sebagai wujud rasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

28

cinta tanah air serta didukung wawasan kebangsaan yang kuat sehingga

akan mampu bersikap antikorupsi.

2.1.1.5 Nilai-nilai dalam Pendidikan Antikorupsi

Pendidikan antikorupsi sebenarnya dipengaruhi oleh nilai-nilai

antikorupsi yang tertanam dalam diri seseorang itu. Menurut Nanang dan

Romie (dalam Mukodi dan Burhanuddin, 2014 : 79) terdapat 9 (sembilan) nilai

anti korupsi, yaitu 1) kejujuran, 2) kepedulian, 3) kemandirian, 4) kedisiplinan,

5) tanggung jawab, 6) kerja keras, 7) kesederhanaan, 8) keberanian, dan 9)

keadilan yang bisa tumbuh dalam diri seseorang. Berikut adalah penjelasannya

mengenai setiap nilainya:

1. Kejujuran

Kejujuran atau jujur diartikan sebagai sebuah tindakan lurus hati,

tidak berbohong, berkata apa adanya, tidak curang dengan mengikuti

aturan yang berlaku, tulus, ikhlas (dalam KBBI). Nilai kejujuran ibarat

sebuah mata uang yang berlaku dimana-mana termasuk dalam kehidupan

di sekolah. Prinsip kejujuran harus dipegang teguh oleh peserta didik.

Nilai kejujuran di sekolah dapat diwujudkan dalam bentuk tidak

melakukan kecurangan akademik seperti tidak menyontek saat ujian, tidak

memalsukan nilai, dan sebagainya.

2. Kepedulian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline v1.3, peduli

diartikan sebagai sikap mengindahkan, memperhatikan, menghiraukan.

Nilai kepedulian dapat diwujudkan oleh peserta didik dalam beragam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

29

bentuk, diantaranya berusaha ikut memantau jalannya proses

pembelajaran, memantau sistem pengelolaan sumber daya di sekolah atau

madrasah, memantau kondisi infrastruktur lingkungan sekolah.

3. Kemandirian

Menurut Nanang dan Romie dalam (Mukodi dan Burhanuddin,

2014 : 85) kondisi mandiri bagi peserta didik diartikan sebagai proses

mendewasakan diri atau membentuk karakter kuat dalam diri seseorang

yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas

dan tanggung jawabnya. Nilai kemandirian dapat diwujudkan antara lain

dalam bentuk mengerjakan tugas secara mandiri, mengerjakan ujian secara

mandiri, dan menyelenggarakan kegiatan kesiswaan dengan swadaya.

4. Kedisiplinan

Disiplin (dalam KBBI) diartikan sebagai ketaatan (kepatuhan)

kepada peraturan. Sikap disiplin diperlukan dalam berkehidupan di

sekolah atau madrasah maupun masyarakat. Manfaat dari hidup yang

disiplin adalah peserta didik dapat mencapai tujuan hidupnya dengan

efektif dan efisien. Disiplin pada akhirnya juga dapat menambah rasa

kepercayaan kepada orang lain. Dalam berbagai situasi guru dituntut untuk

dapat mengembangkan sikap disiplin peserta didik.

5. Tanggung jawab

Menurut Nanang dan Romie (dalam Mukodi dan Burhanuddin,

2014 : 88) tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu dari sebuah

perbuatan yang salah, baik itu disengaja maupun tidak disengaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

30

Penerapan nilai tanggung jawab antara lain dapat diwujudkan dalam

bentuk belajar dengan sungguh-sungguh, mengerjakan tugas dengan baik

dan tepat waktu, lulus tepat waktu dengan nilai yang baik, menjaga

amanah dan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Orang yang berani

bertanggung jawab tentunya akan mendapatkan kepercayaan dari orang

lain.

6. Kerja keras

Kerja keras didasarkan atas kemauan yang tinggi. Kemauan juga

diasosiasikan sebagai tekad, ketekunan, pendirian pantang mundur, hingga

keberanian. Kerja keras dapat diwujudkan oleh peserta didik dalam

kehidupan sehari-hari seperti melakukan sesuatu dengan menghargai

proses bukan hasil semata, tidak melakukan jalan pintas, belajar dan

mengerjakan tugas-tugas akademik dengan sungguh-sungguh.

7. Kesederhanaan

Prinsip hidup sederhana merupakan indikator bagian penting dalam

menjalin hubungan antara sesama peserta didik. Hidup yang sederhana

akan menjauhkan seseorang pada bentuk kecemburuan sosial yang tak

jarang dapat berujung pada sebuah tindakan untuk melawan hukum.

Prinsip hidup sederhana juga menghindari seseorang dari keinginan yang

berlebihan. Nilai kesederhanaan dapat diterapkan oleh peserta didik dalam

bentuk diantaranya hidup sesuai dengan kemampuan, hidup sesuai dengan

kebutuhan, ataupun tidak suka pamer kekayaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

31

8. Keberanian

Berani menyampaikan pendapat adalah modal awal untuk

mencegah terjadinya korupsi. Nilai keberanian dapat dikembangkan

peserta didik diantaranya melalui berani mengatakan dan membela

kebenaran, berani bertanggung jawab terhadap segala bentuk kesalahan,

berani menyampaikan pendapat, dan sebagainya.

9. Keadilan

Keadilan diartikan dengan memberikan hak seimbang dengan

kewajiban, atau memberi sesuatu dengan kebutuhannya. Nilai keadilan

dapat dikembangkan oleh peserta didik diantaranya melalui bentuk

memberikan saran perbaikan dan semangat pada temannnya yang tidak

berprestasi, tidak memilih teman dalam bergaul berdasarkan suku, agama,

ras dan antar golongan.

Terkait dengan 9 nilai pendidikan anti korupsi di atas, peneliti

memunculkan beberapa nilai anti korupsi dalam pengembangan produk buku

cerita bergambar miliknya. Nilai pendidikan anti korupsi yang dimunculkan

peneliti yaitu nilai kedisiplinan, kejujuran, tanggung jawab, dan keberanian.

Pemunculan nilai-nilai pendidikan antikorupsi dimaksudkan agar anak dapat

mengambil amanat setelah membaca cerita tersebut.

2.1.2 Buku Cerita Bergambar

2.1.2.1 Pengertian Buku Cerita Bergambar

Variasi dari literasi yang digunakan sebagai bahan bacaan anak-anak

haruslah bermacam-macam. Salah satunya adalah buku cerita bergambar yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

32

dapat menarik minat siswa kelas bawah untuk membaca. Pada siswa usia kelas

bawah, gambar memiliki peranan yang penting dalam proses pembelajaran.

Karena masih berada di tahapan imajinatif, buku-buku yang memiliki gambar

menarik perhatian lebih dari siswa-siswa tersebut.

Buku cerita bergambar adalah buku bacaan cerita yang menampilkan

teks narasi secara verbal dan disertai gambar-gambar ilustrasi (Nurgiyantoro,

2005: 152). Mitchel (dalam Nurgiyantoro, 2005: 153) mengatakan bahwa buku

cerita bergambar adalah buku yang menyampaikan cerita dengan gambar dan

teks yang keduanya saling menjalin. Sedangkan Lukens (dalam Nurgiyantoro,

2005: 153) berpendapat bahwa ilustrasi cerita dan gambar adalah media yang

berbeda tetapi dalam buku cerita keduanya secara bersama membentuk suatu

perpaduan. Dengan demikian, pembaca dapat mengerti alur cerita yang

diberikan dari teks narasi dan gambar tersebut. Akan lebih baik apabila buku

cerita bergambar memiliki tampilan serta isi yang menarik siswa dan juga

bahasa yang digunakan pun bahasa yang mudah dimengerti anak sehingga anak

menjadi suka untuk membacanya. Apabila buku tersebut dibuat secara asal-

asalan, kegiatan membaca buku tersebut dapat menjadi hal yang membosankan

ketika anak membaca (Priyono, 2006: 3).

Berdasarkan uraian teori-teori mengenai buku cerita bergambar di atas

dapat diketahui bahwa sesungguhnya buku cerita bergambar adalah sebuah

media yang dibuat dengan adanya perpaduan antara teks narasi dan ilustrasi

yang dapat memberikan penjelasan alur cerita pada pembaca walaupun tanpa

membaca teks narasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

33

Dengan mengembangkan buku cerita bergambar yang memiliki

landasan pendidikan antikorupsi, diharapkan anak-anak yang membaca buku

tersebut memiliki pengalaman membaca yang baru. Di mana dalam kegiatan

membaca terdapat pesan-pesan moral yang bisa diterima oleh anak-anak. Dan

tujuan pengembangan buku tersebut pun dapat tercapai.

2.1.2.2 Fungsi Buku Cerita Bergambar

Banyak fungsi dari kegiatan membaca buku cerita bergambar bagi

anak-anak. Mitchel (dalam Nurgiyantoro, 2005: 159-160) memaparkan

beberapa fungsi dan pentingnya buku cerita bergambar bagi anak-anak adalah

sebagai berikut:

1. Dapat membantu anak pada pengembangan dan perkembangan emosi serta

memberikan rangsangan anak untuk penyaluran emosi. Dengan adanya

buku tersebut anak merasa terfasilitasi dan terbantu untuk memahami serta

menerima dirinya juga orang lain. Buku cerita bergambar dapat membantu

anak untuk mengekspresikan perasaan dirinya seperti rasa takut, bahagia,

senang, maupun sedih agar emosi-emosi tersebut dapat berjalan wajar dan

terkontrol.

2. Membantu anak-anak untuk belajar tentang dunia serta menyadarkan anak

tentang keberadaannya di dunia yaitu di tengah masyarakat dan alam.

Karena dunia inilah yang akan menambah pengalaman hidup yang penting

bagi perkembangan dirinya.

3. Buku cerita bergambar dapat membantu anak belajar tentang orang lain,

hubungan yang terjadi serta pengembangan perasaan. Hal ini dapat terjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

34

karena di dalam ilustrasi buku cerita bergambar serta kata-kata

digambarkan secara jelas dan konkret tentang kehidupan.

4. Buku cerita bergambar membantu anak untuk memperoleh kesenangan.

5. Membantu anak untuk mengapresiasi keindahan secara verbal maupun

ilustrasi yang mendukungnya.

2.1.2.3 Unsur-unsur Cerita

Dalam buku Nurgiyantoro (2005 : 7), dikatakan bahwa isi cerita anak

tidak harus yang baik-baik saja, seperti kisah anak rajin, suka membantu ibu,

dan lain-lain. Anak-anak dapat menerima cerita yang “tidak baik” seperti anak

malas, anak pembohong, atau binatang yang suka memakan sebangsanya.

Terkait beberapa contoh isi cerita di atas merupakan kesatuan dari berbagai

elemen yang membentuknya. Elemen-elemen itu dapat dibedakan ke dalam

unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik.

Unsur instrinsik adalah unsur-unsur cerita fiksi yang secara langsung

berada di dalam, menjadi bagian dan ikut membentuk eksistensi cerita yang

bersangkutan. Unsur fiksi yang termasuk dalam kategori ini misalnya adalah

tokoh dan penokohan, alur, pengaluran, dan berbagai peristiwa yang

membentuknya, latar, sudut pandang, dan lain-lain. Berbeda dengan unsur

ekstrinsik, di pihak lain, adalah unsur yang berada di luar teks fiksi yang

bersangkutan, tetapi mempunyai pengaruh membangun cerita yang dikisahkan,

langsung atau tidak langsung (Nurgiyantoro, 2005 : 221).

Berbeda dengan Rampan (2012: 73) yang menyatakan bahwa sebuah

cerita sebenarnya terdiri dari pilar-pilar sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

35

1) Tema

Tema merupakan pilar pertama yang adalah rancangan awal penulis untuk

dapat membangun sebuah cerita yang dilandasi amanat atau pesan moral

yang ingin disampaikan pada pembaca. Pemberian amanat perlu dibuat

secara menarik sehingga pembaca merasa tidak sedang membaca sebuah

wejangan moral, kemudian juga bersifat menghibur dan membangun

pengertian supaya pembaca dapat menarik kesimpulan pesan yang ingin

disampaikan. Umumnya, tema dinyatakan secara eksplisit untuk pembaca.

2) Tokoh

Pilar kedua dalam sebuah cerita adalah tokoh. Secara umum, tokoh atau

penokohan dibagi menjadi dua, yaitu tokoh utama yang bersifat

protagonis dan tokoh lawan yang umumnya bersifat antagonis. Tokoh-

tokoh ini tentunya memiliki tokoh-tokoh lain sebagai pelengkap untuk

menjadi satu kesatuan bagian dari cerita. Setiap penulis perlu

memperlihatkan kejelasan karakter dari setiap tokohnya.

3) Latar

Menjadi pilar ketiga, latar termasuk bagian yang penting dalam sebuah

cerita. Peristiwa-peristiwa dalam cerita dapat dibangun dengan menarik

bila penempatan latar waktu dan tempat dilakukan dengan tepat, hal ini

dikarenakan latar berhubungan dengan tokoh dan karakter. Latar

menunjukkan bahwa cerita tertentu dapat menghidupkan tokoh-tokoh dan

menghidupkan alur yang lebih spesifik dan unik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

36

4) Alur

Ibarat manusia, pilar keempat atau alur ini, merupakan bagian dari nyawa.

Pengarang dituntut untuk dapat membuat alur cerita yang menarik

sehingga kronologi dalam cerita dapat membuat pembaca seolah-olah ikut

menjadi bagian dalam penceritaan. Alur dapat dibina secara lurus atau

secara kronologis. Peristiwa-peristiwa dibuat berkaian langsung satu sama

lain hingga cerita berakhir. Dapat dibangun secara episodik, dimana cerita

diikat oleh episode-episode tertentu, dan pada setiap episodenya

ditemukan gawatan, klimaks dan leraian. Alur juga dapat dibangun dengan

sorot balik atau maju. Sorot balik adalah paparan informasi atau peristiwa

yang terjadi di masa lampau, dikisahkan kembali dalam situasi masa kini,

sementara alur maju merupakan wujud ancang-ancang untuk menerima

peristiwa-peristiwa tertentu yang nanti akan terjadi.

5) Gaya

Pilar yang terakhir adalah gaya. Hal ini menentukan keberhasilan sebuah

cerita. Karena secara eksplisit dikatakan keberhasilan sebuah cerita bukan

pada apa yang dikatakan melainkan bagaimana mengatakannya. Kalimat-

kalimat yang enak dibaca, ungkapan-ungkapan yang baru dan hidup,

suspence yang menyimpan kerahasiaan, pemecahan persoalan yang rumit

namun penuh tantangan, pengalaman-pengalaman baru yang bernuansa

kemanusiaan, dan sebagainya merupakan muatan gaya yang membuat

pembaca terpesona. Disamping sebagai tanda seorang pengarang, gaya

tertentu mampu menyedot perhatian pembaca untuk terus membaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

37

Bersama elemen lainnya, seperti penggunaan sudut pandang yang tepat,

pembukaan dan penutup yang memberi kesan tertentu, gaya adalah salah

satu kunci yang menentukan berhasil atau gagalnya sebuah cerita.

Penyusunan kerangka buku cerita bergambar dalam penelitian ini

tentunya didasari oleh teori kelima pilar cerita di atas. Kelima pilar tersebut

seperti tema yang diangkat yaitu mengenai nilai pendidikan antikorupsi yang

berisi nilai kejujuran, tanggung jawab, keberanian, dan juga kedisiplinan.

Selanjutnya mengenai tokoh, pengembangan buku cerita bergambar ini

mengambil beberapa tokoh seperti tokoh utama bernama Judika, Ibu Judika,

Bu Ijak sebagai guru, dan teman Judika yang bernama Bogi. Latar yang

digunakan dalam cerita adalah kelas, lapangan sepak bola, rumah Judika, dan

kamar Judika. Selain itu, alur yang digunakan dalam pembuatan buku cerita

menggunakan alur maju, sehingga pemunculan masalah hingga penyelesaian

masalah terdapat pada isi cerita. Sedangkan untuk gaya penulisan, buku cerita

ini dilengkapi gambar yang dipadu tulisan dan warna yang diharapkan

memberi kesan buku terlihat lebih menarik. Hal ini dilakukan supaya

menumbuhkan minat baca anak ketika melihat tampilan buku sehingga

membantu anak dalam belajar membaca dan juga wujud penanaman nilai-nilai

antikorupsi yang dapat diimplementasikan siswa dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.2.4 Kriteria Buku Cerita Bergambar yang baik

Perlu diketahui bahwa buku bacaan yang baik adalah buku bacaan

yang: (1) dapat memberikan nilai positif pada pembacanya; (2) disampaikan

dalam bahasa yang sederhana, enak dibaca dan penulisnya seakan ingin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

38

berbagi dengan pembaca, bukan menggurui; (3) gaya penulisan tidak meledak-

ledak; (4) menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku, tidak

menggunakan istilah asing yang sebenarnya ada padanannya dalam bahasa

Indonesia (Christantiowati dalam Santosa, 2008: 9).

Pendapat serupa juga dikatakan oleh Effendi, Bangsa, dan Yudani

(dalam Santosa, 2008: 89) bahwa buku cerita yang baik adalah buku yang

memiliki: (a) tampilan visual buku dirancang menggunakan tampilan full

color; (b) tampilan visual buku lebih dominan gambar dibandingkan dengan

teks; (c) jenis huruf pada buku cerita memiliki tingkat keterbacaan yang baik

bagi anak-anak; (d) judul buku cerita mewakili keseluruhan isi cerita dan

menarik minat anak untuk membaca lebih lanjut; dan (e) tampilan warna

mampu memberikan kesan dan mudah ditangkap oleh indra penglihatan anak.

Berdasar uraian-uraian teori tersebut dapat disimpulkan bahwa kriteria

buku cerita yang baik bagi anak adalah buku yang menggunakan bahasa

sederhana dan mudah dimengerti oleh pembaca. Selain itu buku yang baik

perlu memperhatikan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dengan

menggunakan ilustrasi buku full color dan lebih dominan dibandingkan

teksnya. Judul buku cerita juga perlu diperhatikan karena harus mewakili isi

cerita dan dapat memberikan nilai positif bagi pembaca terutama dalam

penelitian dan pengembangan buku cerita bergambar ini adalah nilai

pendidikan antikorupsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

39

2.1.3 Membaca

2.1.3.1 Pengertian Membaca

“Buku adalah jendela dunia” ini merupakan salah satu ungkapan yang

umum didengar. Buku adalah salah satu bahan untuk dibaca. Kegiatan

membaca bagi anak-anak merupakan sebuah jembatan untuk menuju proses

memahami dan mengerti, karena dengan membaca anak menjadi tahu banyak

hal yang menjadi salah satu ciri anak cerdas. Definisi membaca menurut

Hodgson (dalam Tarigan, 1994: 7) adalah suatu proses yang dilakukan serta

digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampailan

penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Dalam hal ini membaca

diartikan sebagai pemberiann respon terhadap ungkapan penulis bahwa

pembaca mampu memahami materi dengan baik.

Frank Smith (dalam Zuchdi, 2008: 21) mendefinisikan membaca

sebagai proses komunikasi yang berupa pemerolehan informasi dari penulis

oleh pembaca. Hal ini juga sejalan dengan Emerald V Dechant (dalam Zuchdi,

2008: 21) yang mengungkapkan bahwa membaca adalah proses pemberian

makna terhadap tulisan, sesuai dengan yang dimaksudkan oleh penulis bacaan

itu. Selain itu dapat diartikan pula bahwa membaca adalah salah satu metode

yang digunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan orang lain, yaitu

untuk mengkomunikasikan isi yang terkandung dalam suatu tulisan (Tarigan,

2008: 7).

Berdasarkan pengertian membaca yang diuraikan di atas, dapat

disimpulkan bahwa membaca merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

40

mendapatkan suatu informasi ataupun pemahaman tentang isi suatu tulisan

yang telah dibaca.

2.1.3.2 Tujuan Membaca

Dalam membaca, tentu ada tujuan yang tersurat maupun tersirat di

dalamnya. Dijelaskan dalam Tarigan (2008: 9) tujuan pokok membaca yaitu

untuk mencari dan memperoleh informasi, mencangkup isi, dan memahami

makna dari bacaan. Adapun beberapa tujuan seseorang dengan membaca,

yaitu:

a. Membaca untuk memperoleh rincian atau fakta. Misalnya untuk

mengetahui sebuah berita, hal-hal apa saja yang terjadi di dalam berita

tersebut. Seperti kejadian sehari-hari.

b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama. Dalam kegiatan ini,

pembaca ingin mengetahui mengapa bacaan yang dibacanya menjadi

topik yang baik dan menarik, masalah apa yang ada pada bacaan

tersebut, hal-hal apa saja yang bisa dipelajari dari bacaan tersebut, dan

hal apa saja yang bisa dilakukan untuk mencapai sesuatu.

c. Membaca untuk mengetahui suatu susunan atau urutan cerita. Misalnya

sebuah cerita, seorang pembaca membacanya supaya tahu alur yang ada

pada cerita dan bisa mengetahui hal-hal yang terjadi pada cerita

tersebut.

d. Membaca untuk menyimpulkan. Kegiatan membaca ini adalah

mengambil inti dari bacaan yang telah dibaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

41

e. Membaca untuk dapat mengelompokkan atau mengklasifikasi sesuatu.

Ini dapat dicontohkan kegiatan membaca untuk menemukan serta

mengetahui apa-apa saja yang tidak biasa, tidak wajar mengenai

seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita tersebut

benar atau tidak. Pembaca akan mengelompokkannya.

f. Membaca untuk dapat menilai atau mengevaluasi. Tujuan membaca ini

menginginkan apakah dalam bacaannya tersebut ada sesuatu hal yang

salah yang dapat diperbaiki.

g. Membaca untuk dapat membandingkan atau mempertentangkan. Dalam

tujuan ini, kegiatan yang dilakukan pembaca adalah membandingkan

dua bacaan yang memiliki kisah yang hampir sama.

Beberapa tujuan di atas adalah hal-hal yang dilakukan seseorang

ketika membaca suatu bacaan (Anderson dalam Tarigan, 1984: 9). Selain itu,

ada beberapa tujuan lain lagi yang dilakukan oleh pembaca menurut

Prasetyono (2008: 58), yaitu:

a. Tujuan membaca untuk mendapatkan informasi. Biasanya informasi

yang dicari pembaca adalah berupa fakta dan kejadian yang terjadi

dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan membaca agar citra dirinya

meningkat, ini biasanya dilakukan bukan karena kebiasaan membaca

melainkan untuk sekedar pamer dan dilakukan dihadapan orang lain.

b. Tujuan membaca untuk melepaskan diri kenyataan, misalnya untuk

berkhayal yang menjauhkannya dari kejenuhan atau kesedihan yang

dirasakan pembacanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

42

c. Membaca untuk tujuan rekreatif atau untuk mendapatkan hiburan atau

kesenangan.

d. Membaca untuk mengisi waktu luang.

e. Pembaca yang memiliki tujuan membaca untuk mencari pengalaman

hidup orang lain atau untuk mencari nilai kehidupan lainnya.

Sejak dini, akan lebih baik bila mulai membiasakan untuk membaca

pada anak-anak. Namun, bukan dengan memaksa untuk membaca. Menurut

Alex Rider (Kurniati dan Antarsari, 2011: 22), membaca buku bukanlah hal

yang harus dibenturkan ke kepala anak, jangan memaksa anak untuk membaca,

karena dengan memaksa akan menjadikan anak menjadi tidak suka untuk

membaca dan jangan biarkan mereka untuk membenci membaca. Erikson

menyarankan untuk orang tua berupaya agar kegiatan membaca menjadi

kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak, misalnya saja dimulai dengan

membaca buku bersama-sama. Apabila anak senang, anak akan melanjutkan

kebiasaan membaca tersebut tanpa harus diingatkan oleh orang tua.

2.1.3.3 Jenis-jenis Kegiatan Membaca

Ada berbagai macam bentuk membaca. Apabila ditinjau dari segi

terdengar tidaknya suara pembaca, proses membaca dibagi menjadi membaca

nyaring dan membaca dalam hati.

Membaca nyaring (reading out loud) adalah suatu aktivitas atau

kegiatan yang menjadi alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama

dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami

informasi, pikiran, dan perasaan pengarang. Dalam hal ini, pendengar benar-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

43

benar harus menyimak bahan yang dibacakan agar bisa mengerti dan

memahami bacaan yang dibacakan dalam ingatannya. Mengingat hal itu, bahan

bacaan yang dipilih haruslah mengandung isi dan bahasa yang mudah dipahami

(Broughton dalam Tarigan, 1984: 23). Selain itu, membaca menyaring menjadi

sebuah pendekatan yang dapat memuaskan serta memenuhi ragam tujuan untuk

mengembangkan keterampilan dalam bahasa. Dalam mengajarkannya guru

perlu memahami proses komunikasi dua arah (Tarigan, 1984: 23).

Di dalam buku Tarigan (1984: 25) diungkapkan keterampilan

membaca nyaring yang seharusnya dapat dicapai oleh siswa kelas III yaitu bisa

membaca dengan penuh perasaan dan ekspresi serta siswa mampu mengerti

dan memahami bahan bacaan. Membaca nyaring pun memiliki beberapa tujuan

sebagai berikut:

a. Memotivasi siswa untuk mau membaca.

b. Membuat siswa dapat membaca dan gemar membaca.

c. Memberi pengalaman dalam membaca yang menyenangkan.

d. Membangun komunikasi guru dan siswa.

e. Guru/ pustakawan/ kepala sekolah dapat menjadi teladan siswa untuk

membaca

Berbeda dengan membaca nyaring, kegiatan membaca dalam hati

(silent reading) mempergunakan ingatan visual yang melibatkan pengaktifan

mata dan ingatan. Tujuan dari kegiatan membaca di dalam hati ialah untuk

memperoleh informasi (Tarigan, 1984: 29). Membaca dalam hati sudah

seharusnya dilatihkan kepada anak sejak di kelas bawah ketika sudah mulai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

44

bisa membaca sendiri dan perlu dilengkapi bacaann tambahan untuk dapat

mengarahkan anak menguasai isi bacaan dan memahami ide-ide dengan

usahanya sendiri. Ketika anak-anak dapat melakukan kegiatan membaca dalam

hati, berarti anak-anak telah mencapai beberapa keterampilan seperti kecepatan

dalam pemahaman frase-frase, kosa kata yang semakin banyak, serta sudah

akrab dengan sastra. Setelah membaca dalam hati, guru dapat menyuruh serta

mendorong para siswanya untuk mengutarakan yang sudah dibaca oleh anak-

anak dan ini memudahkan pengujian pertumbuhan daya pemahaman dan

apresiasi siswa (Cole, 1950: 244-245).

Kegiatan membaca dalam hati menjadi kegiatan membaca yang

berkembang dalam masyarakat. Dibandingkan dengan kegiatan membaca

nyaring, kegiatan membaca dalam hati lebih praktis dan ekonomis dilakukan di

manapun tempatnya pembaca itu berada karena kegiatan membaca dalam hati

adalah kegiatan membaca tanpa mengganggu orang lain. Keterampilan yang

didapatkan oleh siswa kelas III dalam kegiatan membaca dalam hati ialah

mampu membaca tanpa adanya tunjukkan dari jari tangan dan gerakan bibir,

memahami isi bacaan dan dapat secara cepat dalam kegiatan membaca dalam

hati (Tarigan, 1985: 37).

Dengan cara apapun kegiatan membaca dilihat dari terdengar tidaknya

suara, yang terpenting ialah meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca

serta minat membaca siswa merupakan hal yang terpenting.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

45

2.1.4 Karakteristik Perkembangan Anak

2.1.4.1 Tahap Perkembangan Anak

Anak-anak merupakan individu yang akan berkembang dan

bertumbuh dalam fase kehidupannya. Bukan hanya sekadar fisiknya saja yang

akan mengalami perubahan, dalam diri anak tentu saja akan mengalami

perkembangan sesuai dengan usianya. Perkembangan ini berkaitan dengan

perubahan kualitatif dan kuantitatif, yaitu berupa perubahan teratur dan saling

berhubungan (Hurlock, 1978: 23). Dan setiap perubahan dalam perkembangan

itu akan maksimal apabila lingkungan sekitar seseorang tersebut pun

mendukung. Sehingga sangat penting untuk diperhatikan perkembangan

seorang anak. Mulai dari pengaruh orang tua, pendidikan yang terima, serta

teman-teman yang ada di sekitarnya yang dapat memaksimalkan

perkembangan itu.

Seperti yang sudah dirumuskan oleh Jean Piaget (dalam Gunarsa.

2004: 23) ada 4 tahapan perkembangan kemampuan kognitif seorang anak

dibagi dalam usianya. Adapun tahapan tersebut adalah tahap sensori-motor,

tahap pra-operasional, tahap operasional-konkret, dan tahap operasional-

formal. Yang mana penjelasannya adalah sebagai berikut ini:

1. Tahap sensori-motor (sejak lahir – 2 tahun)

Pada tahap ini, anak-anak akan memiliki tanda adanya refleks-refleks

sederhana yang dilakukan oleh si anak untuk mulai berpikir simbolis. Seperti

kemampuan yang dimiliki anak melihat dirinya sendiri berbeda dengan objek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

46

yang ada di sekitarnya. Anak pada tahap ini juga sensitif terhadap rangsangan

yang didapatkan dari sinar dan suara.

2. Tahap pra-operasional (2 – 7 tahun)

Di tahap ini, anak-anak mulai dapat membuat tiruan atau rekayasa dari

simbol-simbol yang sudah dilihat atau didengarkannya secara langsung.

Seperti sebuah bahasa yang didengarnya akan ditirukannya. Karakteristik

yang ada pada tahapan ini adalah munculnya sistem bahasa yang canggih,

penalaran egosentris (menilai sesuai dengan sudut pandangnya sendiri), serta

memiliki pemikiran yang terbatas pada persepsi indra (Salkind, 2009: 328)

3. Tahap operasional-konkret (7 – 12 tahun)

Mereka yang sudah memasuki tahap ketiga ini sudah mulai memasuki

masa-masa awal di mana mereka dapat melakukan operasi logis untuk dapat

menyelesaikan permasalahan-permasalahan konkret. Anak-anak di usia

seperti ini sudah memiliki persepsi dan pemikiran mereka sendiri. Namun

perlu adanya dorongan dari orang tua untuk dapat terus berkembang secara

optimal.

4. Tahap operasional-formal (12 tahun – dewasa)

Di tahap kognitif fase terakhir ini adalah adalah tahap di mana anak

memiliki kemampuan untuk merumuskan serta menguji hipotesis kemudian

berpikir secara abstrak serta memiliki penalaran hipotesis deduktif dan tidak

lagi berpikir yang terikat dengan indra (Salkind, 2009: 328)

Dalam keempat tahap operasional yang sudah dijabarkan dalam setiap

usia anak, terdapat perkembangan kognitif dalam dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

47

2.1.4.2 Perkembangan Anak SD Kelas Bawah

Usia anak untuk bisa masuk di SD umumnya berusia 6/7 tahun. Pada

masa bersekolah di SD ini ada 6 kelas yang dibagi menjadi dua bagian besar

yaitu kelas bawah dan kelas atas. Untuk kelas bawah sendiri adalah anak-anak

yang duduk di kelas I (6/7 tahun) hingga kelas III (9/10 tahun) dan sedangkan

anak-anak yang ada di kelas atas yaitu kelas IV yang memiliki kisaran usia

9/10 tahun hingga kelas VI usia 12/13 tahun. Mereka yang masih bersekolah di

SD merupakan termasuk dalam tahap operasional konkret. dalam tahapan

tersebut siswa sudah memiliki pemikirannya sendiri, namun agar lebih optimal

dalam mengembangkan potensinya perlu adanya dorongan serta dukungan dari

orang-orang dewasa di sekitar mereka.

Anak-anak yang ada di kelas bawah memiliki beberapa karakteristik

seperti: (1) memiliki hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi

sekolah; (2) cenderung suka memuji diri sendiri; (3) kalau tidak bisa

menyelesaikan tugas dianggap tidak pending tugas tersebut; (4) suka

membandingkan dirinya dengan anak lain yang menguntungkan dirinya; dan

(5) suka meremahkan orang lain (Purwanti 2015: 2).

Peneliti menyusun buku cerita dengan mempertimbangkan

perkembangan kognitif anak yang berada pada tahap operasional konkret.

Dengan mempertimbangkan cerita yang ada di kehidupan sehari-hari siswa,

gambar serta bahasa yang mudah dipahami siswa kelas bawah. Maka

diharapkan, buku cerita berbasis pendidikan antikorupsi yang disusun secara

kontekstual ini mampu memberikan pemahaman kepada siswa cara bersikap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

48

antikorupsi. Dan peneliti pun merujuk pada nilai-nilai antikorupsi seperti

kejujuran, tanggung jawab, kedisiplinan dan keberanian.

2.1.5 Perkembangan Bahasa Anak

Sejak dilahirkan, anak langsung dikondisikan dengan mendengarkan

kata-kata yang diucapkan oleh orang di sekelilingnya. Berkembangnya fisik

seorang anak akan berpengaruh terhadap perkembangan emosional dan

bahasanya. Tahap perkembangan bahasa anak menurut Piaget dan Vygotsky

(Tarigan dalam Madyawati, 2016: 62) ada 3 tahapan besar yaitu: 1) Tahap

Meraban Pertama (Pralinguistik), 2) Tahap Meraban Kedua, dan 3) Tahap

Linguistik. Dan untuk penjelasannya adalah berikut ini:

1. Tahap Meraban Pertama (Pralingustik)

Tahap ini terjadi pada anak usia 0-0,5 tahun. Di tahap ini, anak pada

umumnya belum bisa berbicara banyak namun sudah mengeluarkan suara

tangisan dan ocehan, dengkuran, jeritan, dan tertawa.

Pada tahapan pralinguistik ini anak mulai meraban (mengoceh) dengan

suara melodis. Pada tahap ini, perkembangan bahasa anak yang paling

mencolok adalah perkembangan comprehension/penggunaan bahasa

secara pasif. (Marat dalam Madyawati 2016: 63)

2. Tahap Meraban Kedua

Tahapan meraban kedua ini terjadi pada anak usia 0.5-1 tahun. Usia ini

anak mulai aktif, artinya tidak sepasif waktu anak berada di tahap meraban

pertama. Orang tua anak pada usia ini mulai merasa asyik ketika mengajak

anak mereka berkomunikasi dan tentunya akan lebih baik jika orang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

49

aktif untuk terus mengajak anak berkomunikasi. Keberhasilan tahap ini

ditandai dengan adanya keberhasilan anak mengucapkan beberapa suku

kata sebagai reaksi terhadap sesuatu.

3. Tahap Linguistik

Pada tahap ini anak mulai bisa mengucapkan bahasa yang menyerupai

ujaran orang dewasa. Para ahli linguistik membagi tahap ini menjadi lima

tahapan, yaitu:

a. Tahap Holofrastik (1-2 tahun)

Menurut Tarigan (dalam Madyawati, 2016: 66) ucapan satu kata pada

tahap ini disebut holofrasa/holofrastik karena anak dapat menyatakan

makna keseluruhan frasa atau kalimat dalam satu kata yang

diucapkannya. Anak berumur satu tahun menggunakan isyarat secara

komunikatif.

b. Tahap II: Kalimat Dua Kata (2-3 tahun)

Komunikasi yang dilakukan anak dalam tahapan ini adalah meminta

dan bertanya. Masih juga dengan mengucapkan dua holofrasa dalam

rangkaian cepat (Tarigan dalam Madyawati, 2016: 67). Kata yang akan

sering muncul adalah: sana, sini, itu, lihat, mau, dan minta.

c. Tahap Linguistik III: Pengembangan Tata Bahasa (3-4 tahun)

Di tahapan ini anak mulai aktif dan bisa bercakap-cakap dengan teman

sebayanya. Menurut Marrat (dalam Madyawati, 2016: 68) keterampilan

anak berkembang dengan menguasai bahasa ibunya, pengertian abstrak

ruang dan waktu sudah mulai dimengerti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

50

d. Tahap Linguistik IV: Bahasa Menjelang Dewasa/ Pradewasa (4-5

tahun)

Anak mulai bisa menyusun kalimat-kalimat yang cukup rumit seperti

“Ibu beli sayur dan kerupuk; Ayo nyanyi dan nari”. Perbendaharaan

kata anak bertambah dan memiliki peningkatan kemampuan

komunikasi anak. Namun, pada tahap ini anak masih mengalami

kesulitan untuk mengungkapkan pikirannya ke dalam kata-kata yang

bermakna (Clark dalam Madyawati, 2016: 69)

e. Tahap Linguistik V: Kompetensi Penuh (5 tahun-lebih)

Anak-anak pada tahap ini telah mengusai bahasa ibunya dengan penuh

dan memiliki kompetensi untuk memahami bahasa dengan baik.

Walaupun masih terbatas perbendaharaan kata-katanya. Menurut

Gielson (dalam Madyawati 2016: 70) pada periode ini merupakan

periode yang sensitif untuk belajar bahasa. Bagaimana perkembangan

bahasa seorang anak pun bergantung pada keadaan keluarga dan

peranan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.

Berbeda dengan Piaget dan Vygotsky yang lebih merincikan

perkembangan bahasa anak sejak usia 0 tahun, tokoh Ross dan Roe (Zuchdi &

Budiasih, 1997: 98) membagi tahap perkembangan bahasa menjadi tiga tahap,

yaitu sebagai berikut:

1) Perkiraan usia 0-2 tahun merupakan Tahap perkembangan bahasa fase

fonologis yang mana anak mampu mengungkapkan bunyi-bunyi bahasa

hingga menyebutkan kata sederhana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

51

2) Perkiraan usia 2-7 tahun adalah perkembangan bahasa fase sintaktik atau

kemampuan anak menunjukkan kemampuan gramatis, berbicara

menggunakan kalimat.

3) Perkiraan 7-11 tahun merupakan perkembangan bahasa fase semantik atau

kemampuan anak dapat membedakan kata sebagai simbol dan konsep

yang terkandung dalam kalimat.

Anak-anak kelas rendah masuk dalam perkembangan bahasa fase

sintaktik dan juga masuk dalam fase semantik. Ada lima sistem aturan bahasa

yang meliputi fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan pragmatik (Waldo

dalam Santrock, 2007: 353).

Tabel 2.1 Perkembangan Bahasa Anak

No Sistem Aturan Definisi

1 Fonologi

Sistem bunyi dari bahasa termasuk bunyi yang

digunakan dan bagaiman bunyi-bunyi tersebut

dikombinasikan.

2 Morfologi Satuan makna yang melibatkan pembentukan kata.

3 Sintaksis Merupakan cara mengkombinasikan kata-kata untuk

menyusun frase dan kalimat yang dapat diterima.

4 Semantik Merujuk pada makna kata dan kalimat.

5 Pragmatik

Sistem dari penggunaan percakapan dan pengetahuan

yang sesuai mengenai bagaimana menggunakan bahasa

secara efektif dalam berbagai konteks.

dikutip dari website: www.kompasiana.com/perkembanganbahasapadaanak

Tujuan pengembangan bahasa pada anak adalah supaya dapat

memperlancarnya untuk berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu dengan

perbendaharaan kata-katanya tersebut dapat memudahkannya untuk membaca.

Karena dengan pengenalan kata, menjadi suatu prasyarat yang diperlukan anal

untuk mampu membaca, apabila pengenalan kata saja anak tidak mampu tentu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

52

akan kecil nilainya untuk dikatakan mampu (Harris dan Sipay dalam Zuchdi,

2008: 19).

2.1.4.1 Perkembangan Bahasa Anak Kelas III SD

Anak-anak yang duduk di kelas III SD masuk dalam perkembangan

bahasa fase semantik, di mana pada fase ini anak mampu membedakan kata

sebagai simbol dan konsep yang ada dalam kalimat. Piaget mengkategorikan

anak usia 9/10 tahun masuk ke tahap operasional konkret. ciri-ciri

perkembangan bahasa pada anak masa ini adalah (1) bertambahnya kosakata;

(2) mampu menghubungkan kalimat satu dengan yang lain dan menghasilkan

deskripsi, narasi, serta cerita; (3) keahlian membaca mulai berkembang; (4)

anak perempuan lebih banyak bicara dibandingkan anak laki-laki (Purwanti,

2015: 8). Kesenangan membaca anak di usia ini meningkat. Mulai dari bacaan-

bacaan yang realistis, cerita-cerita petualangan, sejarah, cerita mengenai hobi,

maupun olahraga yang lebih disukai oleh anak laki-laki. Sedangkan anak

perempuan lebih menyukai cerita tentang binatang, cerita realistis, puisi, cerita

dari kitab suci maupun cerita fantasi dongeng (Anonymous, 2015: 47).

2.2 Penelitian yang Relevan

Penelitian untuk mengembangkan buku-buku yang bermuatan pelajaran

Bahasa Indonesia sudah sering dilakukan. Sehingga sudah banyak jurnal-jurnal

penelitian dan skripsi yang mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam

berbahasa seperti membaca, menulis, berbicara dan bahkan dari aspek

mendengarkan. Namun dalam penelitian ini dikhususkan pada mengembangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

53

keterampilan membaca siswa. Dan berikut adalah tiga penelitian yang relevan

dengan penelitian ini:

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Maria Magdalena Wargini (2016)

yang berjudul “Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa

Indonesia untuk Siswa kelas III Semester 2 SD Negeri Gelaran II”. Penelitian

yang dilakukan menggunakan metode penelitian dan pengembangan modifikasi

dari Borg & Gall yang bertujuan untuk mengetahui kualitas produk yang

dikembangkan berupa buku suplemen bermuatan pelajaran Bahasa Indonesia

untuk siswa kelas III semester 2. Langkah-langkah pengembangan tersebut

adalah: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4)

validasi, (5) revisi desain, (6) ujicoba desain, (7) revisi desain hingga menghasil

produk final. Skor rata-rata yang diperoleh dari keseluruhan penilaian kualitas

produk adalah 3,88 yang masuk dalam kategori baik.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Wigianto (2012) dengan judul

“Pengembangan Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung Jawab

untuk Peserta Didik Sekolah Dasar”. Tujuan dari penelitian yang dilakukan

adalah memperoleh data primer berupa deskripsi hasil angket, data sekunder

berupa kajian pustaka, proses pembuatan media buku cerita bergambar, dan

menghasilkan buku cerita bergambar pendidikan karakter tanggung jawab untuk

peserta didik yang layak. Dan langkah pokok yang dilakukan peneliti adalah: (1)

analisis potensi masalah yang mencakup karakteristik peserta didik dan materi

untuk produk; (2) perancangan produk pada tahap tema, story board, desain

karakter, ilustrasi, penyusunan buku cerita bergambar, validasi desain, revisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

54

desain; (3) ujicoba produk pada peserta didik. Hasil penelitian berupa buku cerita

bergambar dikatakan layak setelah divalidasi oleh ahli media, ahli materi, ahli

bahasa, dan reviewer seorang guru kelas 2.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Lusia Yeni Puspitasari (2011) yang

mengambil judul “Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi dengan

Pendidikan Antikorupsi pada Siswa Kelas VII Semester 2 SMP Joannes Bosco

Yogyakarta”. Penelitian tersebut memiliki tujuan untuk menghasilkan produk

berupa model pembelajaran Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan

pendidikan antikorupsi. Dan berdasarkan dari hasil analisi kebutuhan, diketahui

dari 25 topik yang diajukan peneliti 17 diantarnya sangat diminati oleh siswa.

Sehingga peneliti memberikan saran kepada guru agar mengintegrasikan nilai-

nilai antikorupsi pada siswa sehingga tertanam sikap antikorupsi dalam diri siswa.

Berdasarkan ketiga penelitian yang dituliskan di atas, diketahui bahwa

penelitian tersebut memiliki relevansi dengan penelitian yang dilakukan peneliti

ini saat ini. Penelitian tersebut sama-sama memiliki tujuan untuk mengembangkan

buku cerita bergambar dan penelitian ini dikhususkan pada keterampilan

membaca kelas bawah, terutama untuk kelas III di SD Kanisius Wirobrajan dan

diharapkan dapat membantu siswa dalam pembelajaran membaca. Permasalahan

yang di ambil untuk dikembangkan sebagai cerita dalam buku tersebut adalah

sikap antikorupsi yang ingin ditanamkan untuk anak-anak. Bagan penelitian

tersebut dapat dilihat berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

55

Bagan 2.1 Hasil Penelitian yang Relevan

2.3 Kerangka Berpikir

Membaca merupakan cara untuk mendapatkan pesan dan makna

menggunakan media kata-kata. Tarigan (1984: 7) menyampaikan bahwa membaca

adalah proses yang dilakukan dan dipergunakan pembaca untuk memperoleh

pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau tulisan

yang ditulis. Salah satu bahan bacaan yang bisa diberikan untuk anak-anak adalah

buku-buku berbasis pendidikan karakter dan salah satunya adalah pendidikan

Pengembangan Buku Cerita Pendidikan Antikorupsi

Wargini (2016)

“Pengembangan Buku

Suplemen Muatan

Pelajaran Bahasa

Indonesia untuk Siswa

kelas III Semester 2 SD

Negeri Gelaran II”

Wigianto (2012)

“Pengembangan Buku

Cerita Bergambar

Pendidikan Karakter

Tanggung Jawab untuk

Peserta Didik Sekolah

Dasar”

Puspitasari (2011)

“Model Pembelajaran

Bahasa Indonesia

Terintegrasi dengan

Pendidikan Antikorupsi

pada Siswa Kelas VII

Semester 2 SMP Joannes

Bosco Yogyakarta”

Penelitian yang dilakukan

“Pengembangan Buku Cerita Anak Berbasis Pendidikan Antikorupsi untuk

Pembelajaran Membaca Kelas III SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

56

antikorupsi. Pendidikan antikorupsi merupakan salah satu usaha sadar untuk

memberikan pemahaman bahaya korupsi dan usaha untuk menanamkan dan

menguatkan nilai-nilai dalam membentuk sikap antikorupsi. Pendidikan

antikorupsi merupakan salah satu bentuk pendidikan yang menanamkan banyak

nilai karena terdapat 9 (sembilan) nilai anti korupsi, yaitu 1) kejujuran, 2)

kepedulian, 3) kemandirian, 4) kedisiplinan, 5) tanggung jawab, 6) kerja keras, 7)

kesederhanaan, 8) keberanian, dan 9) keadilan yang bisa tumbuh dalam diri

seseorang (dalam Mukodi dan Burhanuddin, 2014 : 79).

Adanya pendidikan antikorupsi untuk memperkenalkan fenomena korupsi

yang terjadi yang mencakup kriteria, penyebab dan akibat, meningkatkan sikap

tidak toleran pada tindakan korupsi, menunjukkan berbagai kemungkinan usaha

untuk melawan korupsi dan berkontribusi aktif untuk mengamati segala bentuk

tindakan korupsi. Untuk penanaman pendidikan antikorupsi di sekolah dapat

diberikan dengan kegiatan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Secara garis besar, sikap antikorupsi merupakan pembiasaan yang perlu

dibiasakan pada siswa sejak sedini mungkin.

Saat ini istilah korupsi masih asing di telinga anak-anak kelas III, namun akan

lebih baik bila mulai dikenalkan dengan fenomena yang ada. Fenomena korupsi

yang menyeret berbagai pihak dari berbagai kalangan seperti pejabat-pejabat

pemerintahan hingga masyarakat biasa. Upaya ini dilakukan untuk memotong

rantai korupsi yang semakin membudaya dan menggerogoti karakter bangsa

Indonesia. Pengenalan nilai-nilai antikorupsi pada anak dapat diberikan dengan

berbagai cara dan salah satunya dengan menggunakan buku cerita bergambar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

57

Buku cerita bergambar menjadi media yang efektif untuk memberikan pengenalan

nilai pendidikan antikorupsi pada anak. Karena gambar dipercaya sebagai salah

satu dunia yang dekat dengan anak, maka buku cerita bergambar memungkinkan

untuk menyampaikan pesan dari penulis mengenai beberapa nilai pendidikan

antikorupsi pada anak.

Media buku cerita bergambar dapat dijadikan sebagai bahan bacaan realistis

yang dapat diberikan pada anak terutama anak-anak usia sekolah dasar. Selain itu,

buku cerita bergambar dapat diberikan untuk proses latihan membaca anak yang

masih belum dapat membaca. Gambar-gambar yang dominan dapat merangsang

pikiran anak untuk mengerti maksud dan alur dari cerita yang diceritakan dalam

buku cerita bergambar. Untuk itu, sasaran dalam penelitian ini adalah sebagai

salah satu referensi bacaan untuk membantu anak-anak belajar membaca dan

memahami fenomena korupsi sera sebuah usaha untuk menanamkan sikap

antikorupsi yang mana cerita dalam buku ini merupakan salah satu peristiwa yang

bisa saja terjadi pada kehidupan pribadi siswa. Buku ini menggunakan bahasa

yang disesuaikan untuk anak-anak usia SD.

Berdasarkan pemaparan yang telah ditulis di atas, peneliti bermaksud untuk

mengembangkan sebuah buku cerita bergambar yang berkaitan dengan

pendidikan antikorupsi dan pembelajaran membaca untuk anak SD Kelas III.

Pengembangan buku cerita bergambar ini disesuaikan pada karakteristik anak-

anak usia SD dan telah disesuaikan oleh peneliti mengandung nilai-nilai positif

terkait dengan sikap antikorupsi yang diharapkan dapat dijadikan permenungan

anak dan nilai positifnya dapat terapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

58

2.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori yang disampaikan diatas, maka dapat dirumuskan

beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut ini:

1) Bagaimana proses pengembangkan buku cerita bergambar berbasis

pendidikan antikorupsi untuk pembelajaran membaca pelajaran Bahasa

Indonesia di kelas III SD Kanisius Wirobrajan I?

2) Bagaimana kualitas produk buku cerita bergambar berbasis pendidikan

antikorupsi yang layak untuk pembelajaran membaca siswa kelas III B SD

Kanisius Wirobrajan I?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

59

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan peneliti adalah jenis penelitian Research and

Development (R&D). Menurut Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2012: 9)

penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk

mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam

pendidikan dan pembelajaran. Hal ini sama dengan pengertian yang disampaikan

Sugiyono (2012: 407) bahwa penelitian research and development adalah metode

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji

keefektifan produk tersebut. Sanjaya (2013: 130) menambahkan tujuan akhir dari

R&D adalah suatu produk tertentu yang dianggap andal karena telah melewati

pengkajian terus-menerus; produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan

lapangan; proses untuk pengembangan dimulai dari awal pengembangan produk

hingga validasi produk yang dilakukan secara ilmiah dengan menganalisis data

secara empiris. Jenis serta tujuan akhir penelitian ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan peneliti untuk mengembangkan buku cerita bergambar berbasis

pendidikan antikorupsi untuk pembelajaran membaca siswa kelas III B SD

Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta.

Penelitian yang dilakukan ini menggunakan prosedur pengembangan Borg

dan Gall (dalam Sukmadinata, 2007: 169-170) dan pengembangan Sugiyono

(2012: 298-311). Langkah-langkah pelaksanaan penelitian dan pengembangan

Borg dan Gall (dalam Sukmadinata, 2007: 169-170) adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

60

1. Penelitian dan Pengumpulan Data (Research and Information Collecting)

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi; analisis kebutuhan, studi

literatur, dan riset skala kecil untuk pertimbang dalam segi nilai.

2. Perencanaan (Planning)

Setelah mendapatkan informasi dari riset atau pengamatan peneliti,

kemudian dilakukan penyusunan rencana penelitian, meliputi kemampuan-

kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan

yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-

langkah penelitian, maupun kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.

3. Pengembangan Draf Produk (Develop Preliminary Form of Product)

Proses pengembangan bahan pembelajaran untuk produk dan instrumen

untuk evaluasi.

4. Uji Coba Lapangan Awal (Preliminary Field Testing)

Di tahap ini, produk yang sudah jadi dilakukan pengujian pada lebih dari 2

tempat yang mana subjek yang diminta 6-12 subjek uji coba. Selama

pengujian diadakan pengamatan, wawancara, serta pengedaran angket untuk

mendapatkan evaluasi.

5. Merevisi Hasil Uji Coba (Main Product Revision)

Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba.

6. Uji Coba Lapangan (Main Field Testing)

Tahap ini melakukan uji coba kepada subjek yang lebih luas dan banyak.

Biasanya 15-30 sekolah dengan jumlah subjek 100 orang. Dalam tahap ini

juga diberikan lembar evaluasi untuk melihat tingkat keberhasilan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

61

7. Penyempurnaan Produk Hasil Uji Lapangan (Operational Product Revision)

Menyempurnakan produk hasil uji lapangan.

8. Uji Pelaksanaan Lapangan (Operational Field Testing)

Uji pelaksanaan lapangan yang ketiga dilakukan pada 10-30 sekolah dengan

melibatkan lebih banyak subjek penelitian, sekitar 200 orang. Pengujian

dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi yang kemudian

dianalisis hasilnya.

9. Penyempurnaan Produk Akhir (Field Product Revision)

Penyempurnaan didasarkan dari pemberian evaluasi dan saran-saran uji

pelaksanaan lapangan.

10. Diseminasi dan Implementasi (Dissemination and Implementation)

Proses melaporkan hasilnya ke dalam pertemuan profesional dan dalam

jurnal. Hal ini dilakukan untuk memonitor persebaran dari pengontrolan

kualitas.

Sedangkan prosedur pengembangan Sugiyono (2012: 298-311),

dipaparkan sepuluh langkah dalam penelitian dan pengembangan, yaitu:

1. Potensi dan Masalah

Untuk menciptakan sesuatu perlu diketahui terlebih dahulu sebuah potensi

suatu permasalahan. Potensi adalah segala sesuatu yang bisa

didayagunakan akan memiliki nilai tambah (Sugiyono, 2012: 409).

Namun, apabila potensi tersebut tidak dimanfaatkan secara bijaksana dan

baik akan menjadikannya masalah, yang mana masalah adalah

penyimpangan dari harapan dengan yang terjadi. Potensi dan masalah bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

62

didapatkan dari hasil laporan penelitian maupun pengamatan dan

dokumentasi orang lain, sehingga tidak melulu harus dicari sendiri, namun

harus tetap up to date.

2. Pengumpulan Data

Langkah yang perlu dilakukan setelahnya adalah mengumpulkan

informasi-informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang dijadikan

sebagai bahan penelitian. Dalam hal ini, peneliti perlu menggunakan

metode penelitian tersendiri tergantung dengan permasalahan dan

ketelitian tujuan yang ingin dicapai. Hal ini diupayakan agar di hasil akhir

peneliti dapat menghasilkan produk yang efektif.

3. Desain Produk

Dalam langkah ini kegiatan yang dilakukan adalah merancang produk

yang hendak dibuat. Sifat dari desain produk ini sementara karena

keefektifan dari produk ini masih belum terbukti dan karena itu perlu

dilakukan pengujian terhadap produk.

4. Validasi Desain

Proses untuk menilai keefektifan rancangan produk yang dibuat adalah

kegiatan utama validasi desain. Sifat penilaian pada validasi desain ini

berdasarkan pemikiran rasional dan belum berdasarkan fakta lapangan,

dilakukan penelitian untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari

produk tersebut. Yang memberikan penilaian pun merupakan pakar atau

tenaga ahli yang sudah berpengalaman dalam penilaian produk baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

63

5. Revisi Desain

Setelah mendapatkan penilaian, produk yang dibuat diperbaiki. Hal ini

untuk memperbaikan hal-hal dalam produk yang memiliki kelemahan agar

mendapatkan hasil produk yang lebih baik dan efektif digunakan.

6. Ujicoba Produk

Uji coba produk yang pertama dilakukan pada kelompok yang terbatas.

Hal ini dilakukan untuk menguji dan membandingkan keefektifan serta

efisiensi produk yang dihasilkan setelah proses revisi desain.

7. Revisi Produk

Langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kembali

kekurangan produk setelah diuji cobakan secara terbatas. Revisi ini

dilakukan untuk mendapatkan produk yang lebih baik lagi agar

mendapatkan keefektifan dan keefisienan produk.

8. Ujicoba Pemakaian

Kegiatan yang dilakukan setelah melakukan revisi produk adalah

melakukan penguji cobaan pemakaian dalam lingkup yang lebih luas. Di

dalam uji coba ini pun dilakukan penilaian untuk melihat kekurangan

beserta hambatan yang muncul dalam pemakaian produk agar dapat

diperbaiki kembali.

9. Revisi Produk

Langkah ini dilakukan apabila kegiatan ujicoba pemakaian masih terdapat

kekurangan pada produk yang sudah dibuat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

64

10. Produksi Masal

Tahap produksi masal akan dilakukan jika produk yang dihasilkan sudah

diujicobakan dan direvisi kembali sehingga menghasilkan produk yang

efektif serta efisien dan layak untuk diproduksi masal.

Berdasarkan langkah-langkah pengembangan dari Borg dan Gall serta

langkah-langkah dari Sugiyono, peneliti mengambil beberapa langkah dari kedua

teori tersebut. Prosedur pengembangan tersebut disederhanakan menjadi tujuh

langkah sesuai dengan langkah penelitian yang dilakukan peneliti. Karena dalam

pengembangan produk ini hanya dilakukan uji coba terbatas pada siswa kelas III

SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta kemudian dilakukan revisi produk untuk

mendapatkan hasil yang lebih baik. Ketujuh langkah tersebut meliputi kegiatan:

(1) potensi dan masalah; (2) pengumpulan data; (3) desain produk; (4) validasi

desain; (5) revisi desain; (6) uji coba produk; dan (7) revisi produk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

65

Bagan 3.1 Langkah prosedur pengembangan model Borg and Gall

Bagan 3.2 Langkah prosedur pengembangan model Sugiyono

Penyempurna

an Produk

Akhir

Diseminasi

dan

Implementasi

Uji Coba

Lapangan

Penyempurnaa

n Produk

Uji

Pelaksanaan

Lapangan

Merevisi Hasil

Uji Coba

Pengumpulan

Data

Perencanaan

Pengembangan

Draf Produk

Uji Coba

Lapangan

Awal

Revisi Desain Uji Coba

Produk

Revisi Produk Uji Coba

Pemakaian

Revisi Produk Produksi Masal

Potensi dan

Masalah

Pengumpulan

Data

Desain Produk Validasi Desain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

66

Bagan 3.3 Prosedur Pengembangan Hasil Modifikasi Borg & Gall dan

Sugiyono

Langkah 1

Potensi dan Masalah

Analisis Kebutuhan

Langkah 2

Pengumpulan Data

Langkah 3

Desain Produk

Langkah 4

Validasi Desain

Langkah 5

Langkah 6

Revisi Desain

Uji Coba Produk

Langkah 7

Revisi Produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

68

3.2 Setting Penelitian

3.3.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Wirobrajan I yang

beralamatkan di Jalan HOS Cokroaminoto No. 08, Gampingan, Pakuncen,

Wirobrajan, Yogyakarta. Peneliti melakukan penelitian di SD tersebut

sekaligus merangkap program PPL atau magang guru selama 3 bulan yang

menjadi syarat perkuliahan di PGSD.

3.3.2 Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek dalam penelitian dan pengembangan ini adalah

enam siswa kelas III B SD Kanisius Wirobrajan I tahun ajaran 2016/2017

yang terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan. Kemudian untuk

wawancara yang digunakan untuk analisis kebutuhan dilakukan kepada wali

kelas III B SD Kanisius Wirobrajan I.

3.3.3 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pengembangan buku cerita

bergambar berbasis pendidikan antikorupsi untuk siswa SD kelas bawah.

3.3.4 Waktu Penelitian

Penelitian dan pengembangan produk yang menghasilkan buku cerita

bergambar berbasis pendidikan antikorupsi untuk pembelajaran membaca

siswa kelas III B di SD Kanisius Wirobrajan I dilaksanakan sejak bulan

November 2016 sampai dengan bulan Januari 2017. Analisis kebutuhan

dilakukan pada tanggal 16 November 2016 dan pengujian produk dilakukan

pada tanggal 20 Mei 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

69

3.3 Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh

peneliti selama melakukan penelitian dan pengembangan. Hasil akhir dari

prosedur pengembangan ini adalah buku cerita bergambar berbasis pendidikan

antikorupsi untuk pembelajaran membaca kelas III SD. Dan langkah-langkah

yang diambil merupakan hasil adaptasi dari model penelitian Sugiyono (2011:

298) serta model penelitian dari Borg dan Gall (dalam Sukmadinata, 2007: 169-

170). Peneliti menggunakan tujuh langkah dari kedua model penelitian tersebut

karena menyesuaikan penelitian yang dilakukan.

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan tersebut adalah sebagai

berikut ini:

3.3.1 Potensi dan Masalah

Dalam penelitian ini, potensi dan masalah didapatkan berdasarkan hasil

wawancara dengan salah satu guru kelas III di SD Kanisius Wirobrajan pada

tanggal 16 November 2016. Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk dapat

mendapatkan informasi dan mengidentifikasi dari fakta dan masalah yang terjadi

di lapangan terkait dengan adanya pembelajaran membaca serta implementasi

pendidikan antikorupsi untuk siswa di sekolah. Selain itu juga peneliti melakukan

observasi saat jam pembelajaran berlangsung di dalam kelas.

3.3.2 Pengumpulan Data

Sumber atau informasi-informasi didapatkan dari adanya wawancara dan

juga observasi di SD Kanisius Wirobrajan. Teknik wawancara yang digunakan

bertujuan untuk mengetahui kebutuhan belajar siswa untuk membaca dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

70

mengetahui sejauh mana pendidikan karakter berbasis pendidikan antikorupsi

diimplementasikan pada siswa di kelas.

3.3.3 Desain produk

Sebelum memiliki desain produk, peneliti terlebih dahulu menyusun cerita

yang pas untuk anak kelas rendah terutama kelas III untuk pembelajaran membaca

mereka yang memiliki isi atau ada kaitannya dengan pendidikan antikorupsi.

Untuk membuat cerita, peneliti melakukan pergantian cerita sebanyak 2 kali, yang

mana diangkat cerita dengan isi kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan

siswa. Setelah cerita selesai, dilakukanlah penge-plotan disetiap halaman untuk

menentukan ilustrasi seperti apa yang cocok digambarkan. Barulah desain produk

dibuat dimana isi desain mencakup isi dan refleksi.

3.3.4 Validasi desain

Validasi desain digunakan untuk menilai rancangan produk yang dibuat

apakah efektif atau tidak berdasarkan pemikiran rasional. Validasi dilakukan

terbatas oleh seorang ahli atau pakar saja dan belum berdasarkan fakta lapangan.

Untuk rancangan produk pengembangan buku cerita bergambar berbasis

pendidikan antikorupsi ini dilakukan oleh satu dosen dari bahasa atau seni di

Universitas Sanata Dharma dan satu orang guru kelas III SD Kanisius Wirobrajan.

Kritik dan saran dari ahli digunakan untuk mengetahui kekurang dan kelebihan

dari buku sebelum dilakukan revisi desain.

3.3.5 Revisi Desain

Revisi desain atau perbaikan desain dilakukan setelah validator

memvalidasi desain produk yang diserahkan. Dari hasil validasi oleh validator ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

71

beberapa hal yang perlu diperbaiki pada desain produk. Dilakukan revisi ini untuk

memperbaiki kekurangan isi dari produk menurut para ahli.

3.3.6 Uji Coba Produk

Setelah melakukan revisi produk langkah yang selanjutnya dilakukan

adalah uji coba produk. Uji coba dilakukan secara terbatas pada 6 siswa kelas III

B SD Kanisius Wirobrajan I. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi

apakah produk yang dihasilkan efektif dan efisien untuk digunakan.

3.3.7 Revisi Produk

Proses revisi produk dilakukan setelah melakukan uji coba lapangan.

Produk yang sudah diujicobakan pada siswa, akan mendapatkan masukan dari

siswa berupa kuesioner. Hasil revisi dari produk ini akan menjadi desain produk

akhir buku cerita bergambar anak berbasis pendidikan antikorupsi.

Ketujuh langkah ini dilakukan oleh peneliti selama melakukan penelitian

dan pengembangan buku cerita bergambar, alasan diambilnya tujuh langkah dari

kesepuluh langkah adalah pengembangan produk buku yang terbatas. Dari

beberapa langkah yang telah dilakukan, peneliti berharap dalam proses

pengembangan buku cerita bergambar ini, produk yang dihasilkan dapat

bermanfaat dan layak digunakan untuk pembelajaran membaca siswa SD Kelas

bawah terutama kelas III.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik yang digunakan untuk

mendapatkan data dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2012: 308). Teknik

pengumpulan data ini terdiri dari teknik tes dan non-tes. Sugiyono

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

72

mengungkapkan bahwa teknik pengumpulan dapat dilakukan dengan interview

(wawancara), angket (kuesioner), observasi (pengamatan), atau bahkan gabungan

dari ketiganya. Pada penelitian dan pengembangan ini, peneliti menggunakan

teknik pengumpulan data ketiganya, yaitu wawancara, observasi dan kuesioner.

3.4.1 Wawancara

Wawancara menjadi salah satu teknik pengumpulan data yang

digunakan peneliti untuk mengumpulkan informasi-informasi dari responden

secara lebih mendalam dari sedikitnya jumlah responden (Sugiyono, 2014:

194). Peneliti melakukan wawancara secara terstruktur pada narasumber untuk

menganalisis kebutuhan. Di dalam pertanyaannya pun dimunculkan

pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana pendidikan antikorupsi

diimplementasikan pada siswa dan sejauh mana kesulitan siswa dalam

pembelajaran membaca yang dimuat dalam 9 pertanyaan. Pertanyaan-

pertanyaan tersebut akan diberikan pada narasumber yaitu guru kelas III B SD

Kanisius Wirobrajan I yang nantinya akan didapat jawaban yang lebih

terperinci terkait penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

3.4.2 Observasi

Kegiatan pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti untuk

mendapatkan data dari uji coba produk. Peneliti melakukan pengamatan saat

adanya kegiatan pembelajaran di kelas terutama pembelajaran PKn di dalam

kelas untuk mengetahui sejauh mana implementasi dari pendidikan antikorupsi

diberikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

73

3.4.3 Kuesioner

Kuesioner digunakan pada tahap validasi produk yang dilakukan oleh

dosen ahli dan guru kelas III B SD Kanisius Wirobrajan I yang terdiri dari 16

pernyataan meliputi aspek judul buku, warna, isi cerita, pesan yang berkaitan

dengan pendidikan antikorupsi, bahasa, kesesuaian gambar dengan cerita,

halaman, tata letak dan bahkan jenis huruf. Selain itu kuesioner juga

disebarkan lagi saat melakukan ujicoba produk terbatas pada kelompok siswa

untuk mengetahui sejauh mana mereka memahami isi dari produk buku cerita

bergambar. Dari hasilnya ini kemudian dianalisis untuk melakukan perbaikan

kembali agar menghasilkan produk buku cerita bergambar yang lebih efektif

dan efisien.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan

peneliti untuk mengumpulkan data hasil penelitian (Trianto, 2010). Dapat disebut

pula alat yang digunakan untuk mengukur fenomena yang diamati dalam

penelitian (Sugiyono, 2014: 148). Instrumen dalam penelitian dapat berupa

pedoman, wawancara, pedoman observasi, dan pendoman kuesioner (Sugiyono,

2014: 172). Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

wawancara, observasi, dan kuisoner.

Kegiatan wawancara dan observasi dilakukan di awal penelitian sebelum

adanya desain produk. Hal ini dilakukan supaya mendapatkan informasi

bagaimana seharusnya ketersediaan buku cerita bergambar berbasis pendidikan

antikorupsi serta kesadaran siswa kelas III terhadap pentingnya bersikap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

74

antikorupsi. Setelah melaksanakan kedua kegiatan tersebut, peneliti membuat

kuesioner sebagai alat untuk memberikan penilaian terhadap produk buku cerita

bergambar yang dikembangkan oleh penliti. Berikut ini dapat dilihat gambaran

secara umum, instrumen yang digunakan oleh peneliti:

3.5.1 Wawancara

Wawancara merupakan proses tanya jawab atau dialog lisan antara

pewawancara dengan narasumber dengan tujuan untuk memperoleh informasi

yang dibutuhkan peneliti (Widoyoko, 2012: 40). Wawancara yang digunakan

dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur yang berpedoman pada

pertanyaan yang telah dibuat peneliti. Dalam wawancara ini juga digunakan

untuk melakukan survei kebutuhan. Berikut ini adalah tabel daftar pertanyaan

wawancara yang dilakukan pada guru kelas III B di SD Kanisius Wirobrajan:

Tabel 3.1 Daftar Pertanyaan Wawancara

Daftar Pertanyaan wawancara Nomor

Aitem

Sejauh mana kesulitan siswa dalam pembelajaran

membaca? 1

Kesulitan apa saja yang bapak/ibu temui ketika

mengajarkan kepada siswa tentang pembelajaran

membaca?

2

Bagaimana minat siswa dalam membaca? 3

Apakah bapak/ibu merasa membutuhkan buku cerita

untuk membantu siswa dalam pembelajaran

membaca?

4

Apakah pendidikan anti korupsi sudah

diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas? 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

75

Apakah pendidikan karakter anti korupsi perlu

diajarkan kepada siswa? 6

Bagaimana kesadaran siswa tentang bersikap jujur

dan bersikap anti korupsi? 7

Apakah bapak/ibu membutuhkan buku cerita

tentang pendidikan karakter anti korupsi untuk

membantu meningkatkan kesadaran siswa tentang

sikap jujur anti korupsi melalui pembelajaran

membaca?

8

Saran apa yang bapak/ibu berikan terkait dengan

buku cerita yang memuat tentang pendidikan

antikorupsi untuk membantu pembelajaran

membaca siswa?

9

3.5.2 Observasi

Observasi merupakan bagian dari kegiatan mengamati. Namun, dalam

observasi pengamatan yang dilakukan lebih detail dan perlu adanya

pencatatan. Menurut Suharsimi Arikunto (dalam web:

www.gurupendidikan.com/instrumenpenelitian) observasi adalah pengamatan

langsung dari lingkungan fisik atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang

sedang berlangsung mencakup semua kegiatan perhatian ke objek dengan

menggunakan alat penilaian sensorik atau suatu pekerjaan yang dilakukan

dengan sengaja dan sadar untuk mengumpulkan data dan melaksanakan

prosedur yang sistematis dan tepat.

Penelitian ini menggunakan observasi partisipan yang mana peneliti

mengambil bagian dalam kegiatan penelitian yang dilakukan. Observasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

76

dilakukan dengan cara mengamati subjek penelitian ketika ada pembelajaran

di dalam kelas, kegiatan ekstrakurikuler, ataupun ketika istirahat. Mengamati

setiap tindakan yang dilakukan siswa apakah mereka jujur dalam bertingkah

laku.

3.5.3 Kuesioner

Kuesioner adalah instrumen untuk pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden (Sugiyono, 2011: 142). Kuesioner yang digunakan oleh peneliti

dalam penelitian ini berbentuk pernyataan. Ini bertujuan untuk dapat

mengetahui kelayakan produk yang telah dikembangkan untuk serta

menerima masukan pendapat untuk perbaikan produk. Tipe kuesioner yang

diberikan adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup dilakukan saat

validasi terhadap produk yang dikembangkan. Kuesioner diberikan pada

satu dosen ahli/pakar yang sudah memiliki kemampuan lebih dalam menilai

produk tersebut, satu guru kelas III B dan satu siswa kelas III B SD Kanisius

Wirobrajan I. Sebelum menyusun kuesionernya, peneliti menyusun kisi-kisi

terlebih dahulu. Berikut kisi-kisi instrumen kuesioner pada penelitian ini

untuk validasi produk:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Uji Validasi Produk (Pakar dan Guru)

No. Topik Nomor Pertanyaan

1.

Cover buku

a. Judul buku

b. Warna

1, 2

2.

Isi buku

a. Isi cerita

b. Bahasa yang digunakan

c. Tampilan gambar dan tulisan

d. Ketertarikan isi buku

3, 4, 5, 6, 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

77

3.

Anatomi buku

a. Rancangan halaman

b. Tata letak

c. Jenis huruf

8, 9, 10, 11

Tabel di atas merupakan kisi-kisi kuesioner untuk diserahkan kepada

validator yaitu ahli pakar atau guru. Setelah menyusun kisi-kisi makan

peneliti menyusun instrumen kuesioner yang akan digunakan untuk

melakukan penilaian terhadap produk buku cerita bergambar. Berikut ini

adalah instrumen kuesioner yang digunakan:

Tabel 3.3 Instrumen Kuesioner Uji Validasi Produk (Pakar dan Guru)

No. Aspek yang Dinilai Skor

Komentar 1 2 3 4 5

A. Cover buku

1.

Judul buku cerita

menarik bagi siswa

untuk membaca.

2.

Warna cover buku cerita

menarik bagi siswa

untuk membaca.

B. Isi buku cerita

3. Isi cerita mudah

dipahami oleh siswa.

4.

Isi buku cerita memiliki

gambar dan teks yang

sesuai.

5.

Isi buku lebih banyak

gambar dibandingkan

tulisan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

78

6. Gambar buku cerita

jelas.

7.

Isi buku menarik bagi

siswa untuk terus

mengikuti jalan cerita.

C. Anatomi buku

8. Halaman buku tertata

dengan baik.

9. Jenis huruf menarik

perhatian siswa.

10. Jenis huruf mudah

dibaca bagi siswa.

11.

Penulisan tidak terlalu

sempit memudahkan

siswa untuk membaca.

Total Skor

Rata-rata skor

Sedangkan kisi-kisi kuesioner yang digunakan untuk menilai produk

buku cerita bergambar oleh siswa adalah seperti berikut ini:

No. Topik Nomor Pertanyaan

1.

Cover buku

c. Judul buku

d. Warna

1, 2

2.

Isi buku

e. Isi cerita

f. Bahasa yang digunakan

g. Tampilan gambar dan tulisan

h. Ketertarikan isi buku

3, 4, 5, 6, 7

3.

Anatomi buku

d. Rancangan halaman

e. Tata letak

f. Jenis huruf

8, 9, 10, 11

Tabel 3.4 Kisi-kisi Uji Coba Produk (Siswa)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

79

Setelah kisi-kisi dibentuk, peneliti mulai menyusun kuesioner yang

akan digunakan untuk melakukan penilaian produk oleh siswa pada saat

uji coba terbatas. Berikut pengembangan kisi-kisi tersebut:

Tabel 3.5 Instrumen Kuesioner Uji Coba Produk (Siswa)

No. Aspek yang Dinilai Skor

Komentar 1 2 3 4 5

A. Cover buku

1.

Judul buku cerita

menarik bagi siswa

untuk membaca.

2.

Warna cover buku cerita

menarik bagi siswa

untuk membaca.

B. Isi buku cerita

3. Isi cerita mudah

dipahami oleh siswa.

4.

Isi buku cerita memiliki

gambar dan teks yang

sesuai.

5.

Isi buku lebih banyak

gambar dibandingkan

tulisan.

6. Gambar buku cerita

jelas.

7.

Isi buku menarik bagi

siswa untuk terus

mengikuti jalan cerita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

80

C. Anatomi buku

8. Halaman buku tertata

dengan baik.

9. Jenis huruf menarik

perhatian siswa.

10. Jenis huruf mudah

dibaca bagi siswa.

11.

Penulisan tidak terlalu

sempit memudahkan

siswa untuk membaca.

Total Skor

Rata-rata skor

Keterangan Skor:

Skor 5 : Sangat baik

Skor 4 : Baik

Skor 3 : Cukup Baik

Skor 2 : Kurang Baik

Skor 1 : Sangat Kurang Baik

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu langkah penting untuk memperoleh

temuan-temuan hasil riset. Menurut Sugiyono analisis data (2014: 207) adalah

kegiatan yang dilakukan setelah data-data dari seluruh responden telah terkumpul

selain itu juga didefinisikan sebagai proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-

bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan

kepada orang lain. Penelitian ini dianalisis menggunakan dua teknik yaitu

kualitatif dan kuantitatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

81

3.6.1 Teknik Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan skor validasi yang diberikan validator ahli dan

guru kelas pada saat memvalidasi produk. Teknik analisis data kualitatif

didapatkan dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas III B dan

juga dari kuesioner yang dikerjakan oleh validator saat tahapan validasi desain

untuk melihat produk yang dikembangkan dengan memberikan kritik serta cara

yang membangun. Komentar yang diberikan digunakan untuk memperbaiki

produk yang sedang dikembangkan agar menjadi lebih baik dan berkualitas.

Dan peneliti pun melakukan revisi produk sesuai dengan komentar dan saran

dari para validator.

3.6.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan skor validasi berupa nilai angka yang

diberikan oleh validator ahli dan guru kelas dalam tahap validasi produk.

Analisis dara dilakukan secara deskriptif dari data yang didapatkan dari lembar

kuesioner, dan langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan data kasar

b. Pemberian skor untuk analisis kuantitatif

c. Skor yang diperoleh dikonversikan menjadi nilai dengan skala lima

menggunakan acuan konversi pada pendekatan PAP (Penilaian Acuan

Patokan) yaitu sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

82

Tabel 3.6 Konversi Nilai Skala Lima (Sukardjo, 2005: 53)

Kategori Interval skor

Sangat baik x > Xi + 1,80 SB i

Baik Xi + 0,60 Sbi < ≤ Xi + 1,80 SBi

Cukup baik Xi - 0,60 Sbi < ≤ Xi + 0,60 SBi

Kurang baik Xi - 1,80 Sbi < ≤ Xi + 0,60 SBi

Sangat kurang baik ≤ Xi – 1,80 SBi

Keterangan :

Xi = Rerata ideal = (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

Sbi = Simpangan baku ideal = (skor maksimal ideal – skor minimal

ideal).

= Skor aktual

Berdasarkan rumus konveksi diatas maka berikut penjelasan mengenai

perhitungan PAP :

Xi = rerata ideal = (skor maksimal ideal+skor minimal ideal)

= (5 + 1) = 3

Simpangan baku ideal (Sbi) = (skor maksimal ideal– skor minimal ideal)

= (5– 1) = 0,67

Sangat baik = > Xi + 1,80 SBi

= >3 + (1,80 x 0,67)

= >3 + 1,21

= x > 4,21

Baik = Xi + 0,60 SBi < ≤ Xi + 1,80 SBi

= 3 + (0,60 x 0,67) <x ≤ 3 + (1,80 x 0,67)

= 3 + 0,40<x ≤ 3 + 1,21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

83

= 3,40<x ≤ 4,21

Cukup baik = Xi –0,60 SBi < ≤ Xi + 0,60 SBi

= 3 – (0,60 x 0,67) <x ≤ 3 + (0,60 x 0,67)

= 3 – 0,40<x ≤ 3 + 0,40

= 2,60<x ≤ 3,40

Kurang baik = Xi – 1,80 SBi < ≤ Xi – 0,60 SBi

= 3 – (1,80 x 0,67) <x ≤ 3 – (0,60 x 0,67)

= 3 – 1,21<x ≤ 3 – 0,40

= 1,79<x ≤ 2,60

Sangat kurang baik = ≤ Xi – 1,80 SBi

= x ≤ 3 – (1,80 x 0,67)

= x ≤ 3 – 1,21

= x ≤ 1,79

Berdasarkan dari perhitungan tersebut, data kuantitatif di atas

kemudian dikonversikan ke data kualitatif dengan skala lima sebagai

berikut :

Tabel 3.7 Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif dengan Skala 5

(Sukardjo 2005: 53)

Kategori Interval skor

Sangat baik >4,21

Baik 3,40 - 4,21

Cukup baik 2,60 - 3,40

Kurang baik 1,70 - 2,60

Sangat kurang baik ≤ 1,79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

84

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian Pengembangan

Dalam penelitian dan pengembangan ini terdapat permasalahan yang

hendak dikemukakan. Permasalahan tersebut ialah proses pengembangan buku

cerita bergambar dan kualitas buku cerita bergambar yang dikembangkan.

Permasalahan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut ini:

4.1.1 Proses Pengembangan Buku Cerita

Berdasarkan langkah-langkah pengembangan yang telah dijelaskan pada

bab sebelumnya, berikut adalah proses pengembangan buku cerita bergambar

ini:

4.1.1.1 Potensi dan Masalah

Proses yang dilakukan sebagai langkah awal penelitian

pengembangan buku cerita bergambar ini adalah dengan melakukan

analisis kebutuhan. Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan cara

melakukan wawancara dengan wali kelas III B SD Kanisius Wirobrajan I.

Berdasarkan hasil wawancara, potensi yang ditemui peneliti ada dua, yang

pertama adalah kejujuran siswa dan yang kedua adalah minat membaca

siswa.

Kejujuran merupakan dasar yang dibutuhkan untuk membangun

sebuah pribadi yang berkarakter baik. Anak-anak, umumnya dikatakan

sebagai salah satu hakim yang paling jujur karena dia akan mengatakan

segala sesuatunya tanpa dibuat-buat dan apa adanya. Orang tua perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

85

menjaga kejujuran anak ini, dengan tidak hanya memberikan contoh

melainkan juga memberikan figur atau sosok yang bisa ditirunya untuk

terus berlaku jujur, misalnya saja orang tua itu sendiri. Kejujuran juga

merupakan dasar dari pendidikan antikorupsi yang saat ini banyak

dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi korupsi yang terjadi di

Indonesia melalui anak-anak yang diberikan sejak usia dini. Di dalam

kelas, pendidikan antikorupsi sudah diberikan saat pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan sebanyak 2 kali pertemuan dalam seminggu.

Namun, sayangnya belum dijelaskan secara rinci mengenai korupsi

tersebut, sehingga siswa hanya mengetahui bahwa korupsi tidak baik yang

menyebabkan masuk penjara. Seharusnya ada media yang dapat

membantu siswa untuk mengetahui apa itu korupsi dan beberapa contoh

konkret yang biasanya sering terjadi di sekitar lingkungan siswa. Karena

usia anak 9 tahun merupakan usia yang sudah mengetahui benar dan salah,

sehingga dengan pemberian media yang tepat dapat membentuk karakter

anak yang baik. Diberikannya pendidikan antikorupsi sejak dini juga

diharapkan dapat mencetak generasi penerus bangsa yang jujur dan

berbudi pekerti.

Potensi yang kedua adalah minat baca dari siswa. Dikatakan sebagai

potensi karena apabila minat membaca siswa dikembangkan, akan

memiliki nilai tambah yang sebenarnya sudah baik, hal ini dikukung

dengan adanya pelatihan dari guru yang mewajibkan siswa membaca

minimal satu buku dalam satu minggu. Hanya saja masih ada siswa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

86

kesusahan untuk membaca dengan lancar. Siswa juga belum berminat

untuk membaca bahan bacaan yang berat tanpa gambar. Sehingga guru

mengalami kesulitan untuk menumbuhkan minat membaca siswa dengan

tuntutan menumbuhkan karakter baik pada siswa seperti karakter kejujuran

yang menjadi dasar pendidikan antikorupsi. Dibutuhkan media yang dapat

menarik perhatian siswa untuk membaca dan di dalam bacaan tersebut

terdapat ilmu yang dapat membantu siswa mengetahui arti korupsi dan

bagaimana bersikap antikorupsi. Oleh karena itu untuk memperoleh data-

data mengenai permasalahan yang dihadapi guru, peneliti pun

mengumpulkan informasi.

4.1.1.2 Pengumpulan Data

Setelah menemukan potensi dan masalah yang ada di lapangan,

langkah selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data atau informasi.

Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan data sebagai bahan analisis

kebutuhan. Data analisis ini diperoleh dari melakukan wawancara dengan

guru kelas III di SD Kanisius Wirobrajan I yang beralamatkan di Jalan

HOS Cokroaminoto, No. 08, Pakuncen, Wirobrajan, Yogyakarta dan

wawancara dilakukan pada tanggal 16 November 2016.

Wawancara dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kesadaran siswa

tentang pentingnya bersikap jujur yang menjadi landasan pendidikan

antikorupsi. Hal ini dimaksud untuk dapat mengembangkan buku cerita

yang nantinya akan mudah dipahami oleh siswa untuk menunjang

pemahaman siswa mengenai korupsi dan bagaimana harus bersikap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

87

antikorupsi serta memberikan referensi bacaan untuk menumbuhkan minat

baca dari siswa.

Daftar pertanyaan pada wawancara berpedoman pada 9 butir

pertanyaan. Berikut daftar pertanyaan beserta rangkuman jawaban dari

hasil wawancara yang dilakukan kepada guru kelas III SD Kanisius

Wirobrajan I adalah sebagai berikut di dalam tabel:

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Wawancara

No Daftar Pertanyaan wawancara Rangkuman Hasil Wawancara

1 Sejauh mana kesulitan siswa

dalam pembelajaran membaca?

Masih ada beberapa siswa yang

masih harus mengeja dalam

membaca. Jika di prosentase dari

siswa seluruh kelas, ada 10% siswa

yang masih belum lancar dan yang

lainnya sudah lancar dalam

membaca.

2

Kesulitan apa saja yang bapak/ibu

temui ketika mengajarkan kepada

siswa tentang pembelajaran

membaca?

Siswa masih kesulitan untuk

membaca di dalam hati.

Kebanyakan dari mereka ketika

membaca adalah dengan

menggunakan suara, jadi ketika

diminta membaca dalam hati justru

mereka akan bergumam membaca

dan perlu diingatkan untuk

membaca dengan tenang dalam

hati.

3 Bagaimana minat siswa dalam

membaca?

Minat siswa dalam membaca

sebagian cukup tinggi, terutama

terhadap bacaan-bacaan yang

bergambar yang memiliki cerita

mengenai legenda, dongeng, komik

horor, dan buku-buku cerita

bergambar yang lain. Selain itu,

dengan adanya penugasan dari

guru untuk bacaan minimal pada

siswa dalam seminggu membuat

siswa menjadi senang untuk

membaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

88

4

Apakah bapak/ibu merasa

membutuhkan buku cerita untuk

membantu siswa dalam

pembelajaran membaca?

Tentu saja kami membutuhkan

buku-buku tersebut. Bahan bacaan

dalam buku pelajaran tentunya

tidak banyak, sehingga

membutuhkan buku-buku

tambahan sebagai bahan bacaan

siswa seperti buku cerita

bergambar, sehingga semakin

lancar siswa membaca akan

mempengaruhi minat siswa dalam

membaca.

5

Apakah pendidikan anti korupsi

sudah diimplementasikan dalam

pembelajaran di kelas?

Pengimplementasian pendidikan

antikorupsi sudah ada pada

pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan, tetapi belum

secara jelas diberikan di kelas

mengenai korupsi itu sendiri.

Siswa hanya memiliki pengetahuan

bahwa korupsi merupakan tindakan

yang tidak baik dan dapat

dipenjara.

6 Apakah pendidikan anti korupsi

perlu diajarkan kepada siswa?

Tentu saja perlu diajarkan dan

diimplementasikan dalam

pembelajaran siswa sehari-hari.

Karena sekolah dapat mencetak

generasi penerus bangsa yang

bebas dan bersih dari korupsi.

7

Bagaimana kesadaran siswa

tentang bersikap jujur dan

bersikap anti korupsi?

Untuk kesadaran mengenai sikap

antikorupsi belum sepenuhnya

diketahui oleh anak-anak. Mereka

hanya tahu korupsi itu tindakan

yang tidak baik dan merugikan

atau secara singkatnya definisi

korupsi masih belum dipahami

oleh anak-anak.

8

Apakah bapak/ibu membutuhkan

buku cerita tentang pendidikan

karakter anti korupsi untuk

membantu meningkatkan

kesadaran siswa tentang sikap

jujur anti korupsi melalui

pembelajaran membaca?

Perlu. Karena siswa cenderung

diberikan pengertian melalui

bacaannya, daya imajinasi anak

juga masih tinggi, sehingga dengan

adanya bacaan yang berbasis

antikorupsi siswa dapat mengerti

tindakan mana yang harus

dihindari untuk jauh dari indikasi

korupsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

89

9

Saran apa yang bapak/ibu berikan

terkait dengan buku cerita yang

memuat tentang pendidikan

karakter anti korupsi untuk

membantu pembelajaran

membaca siswa?

Sarannya adalah gunakan contoh-

contoh sederhana yang bisa terjadi

di dalam kehidupan sehari-hari

siswa. Sampaikan juga dengan

gambar yang bagus, full color, dan

bahasa yang sederhana yang bisa

dimengerti anak.

Berdasarkan dari hasil wawancara untuk survei kebutuhan tersebut,

narasumber mengatakan bahwa membutuhkan buku cerita berbasis

pendidikan antikorupsi. Selain untuk membantu siswa dalam pembelajaran

membaca pun juga dapat memberikan amanat siswa untuk berlaku jujur

sebagai perwujudan pendidikan antikorupsi. Guru juga memberikan saran

agar cerita yang diangkat adalah cerita-cerita sederhana yang umumnya

dan kemungkinan besar bisa terjadi di sekitar dan di kehidupan siswa

sehari-hari. Ini mempermudah siswa untuk dapat memahami isi yang ingin

disampaikan sebenarnya supaya siswa memiliki karakter jujur dan

bersikap antikorupsi.

4.1.1.3 Desain Produk Awal

Langkah awal untuk mengembangkan buku cerita bergambar berbasis

pendidikan antikorupsi ini adalah disesuaikan dengan hasil analisis

kebutuhan siswa. Untuk mencapai rancangan yang berhasil tersebut,

perlunya adanya beberapa patokan prinsip dalam setiap langkah yang

diambil untuk proses pengembangan. Yang menjadi patokan dalam

penyusunan buku cerita tersebut adalah:

4.1.1.3.1 Konsep buku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

90

Jika melihat hasil analisis kebutuhan yang dilakukan pada awal

penelitian, konsep buku cerita bergambar ini mengambil tokoh

seorang siswa SD kelas III yang berkali-kali melakukan tindakan

korupsi yang biasa terjadi di keseharian anak-anak saat ini. Cerita-

cerita yang dimasukkan ke dalam buku dimaksudkan untuk

menanamkan nilai-nilai kejujuran kepada siswa untuk bersikap

antikorupsi. Sebab, melalui pendidikan yang benar dan berkarakter,

dapat digunakan sebagai langkah untuk menanggulangi tindak

korupsi. Diharapkan dengan adanya buku cerita bergambar ini, siswa

menjadi semakin paham tindakan-tindakan yang berindikasi korupsi,

supaya saat dewasa nanti anak-anak menjauhi tindakan tersebut dan

perilaku-perilaku korupsi di Indonesia semakin berkurang.

4.1.1.3.2 Tokoh

Tokoh dalam cerita buku bergambar ini adalah seorang anak laki-

laki bernama Judika. Pemberian nama tokoh ini pun memiliki arti dari

singkatannya. Judika berarti Jujur Dikit Kak. Karena tema besar yang

diambil adalah Antikorupsi. Harapannya, anak-anak bisa bersikap

jujur untuk bisa menolak tindakan korupsi. Dan sekolah bisa

mencetak generasi penerus bangsa yang nantinya akan bersih dari

tindak pidana korupsi. Selain ada Judika sebagai tokoh utama, tokoh

pendukung lainnya adalah Ibunya Judika dan Bu Gurunya yang

bernama Bu Ijak. Nama Ijak diambil dari kata Bijaksana, yang mana

guru kelas Judikalah yang memberikan penyadaran kepada Judika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

91

untuk berbuat jujur dan memberikan pengertian kepada kelasnya

untuk menjauhi sikap-sikap yang terindikasi dengan korupsi. Selain

itu ada teman Judika yang memberikan pengaruh untuk berbohong

yang bernama Bogi, kepanjangan dari Bohong Lagi.

Tabel 4.2 Penjabaran Karakter Tokoh dalam Cerita

Gambar Nama dan Sifat

Judika:

1. Anak yang berbohong pada

ibunya

2. Penakut

3. Tidak bertanggung jawab

Bogi:

1. Suka mempengaruhi teman

2. Tidak bertanggung jawab dan

tidak disiplin

Ibunya Judika:

1. Tegas

2. Disiplin

Bu Ijak (Bu Guru):

1. Disiplin

2. Tegas

3. Bijaksana dan suka memberi

nasihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

92

4.1.1.3.3 Format dan Ukuran Buku

Buku ini memiliki ukuran 14,8 cm x 21 cm atau sama dengan A5

dan memiliki 32 halaman yang sudah termasuk sampul bagian depan

dan belakang. Buku cerita bergambar ini berisi sapaan penulis dalam

kata pengantar, panduan penggunaan buku yang berisikan panduan-

panduang umum yang mendukung buku cerita bergambar ini, lembar

tokoh, serta dilengkapi dengan tambahan berupa soal yang terdapat

dihalaman 30 dalam bentuk refleksi yang dimana mengajak anak

untuk dapat merefleksikan buku yang telah dibaca.

4.1.1.3.4 Isi dan Tema Buku

Isi cerita dalam buku cerita bergambar ini merupakan salah satu

pengalaman yang pernah dilakukan oleh peneliti dan bahkan mungkin

pernah dilakukan oleh siswa-siswa yang lain. Peneliti memilih kisah

sederhana yang bisa terjadi dalam kehidupan sehari-hari siswa supaya

pesan moral yang ingin disampaikan dapat diresapi oleh siswa dengan

membaca. Tema yang digunakan dalam buku cerita bergambar ini

adalah bersikap antikorupsi yang diambil dari lingkungan siswa itu

sendiri, yang diharapkan mampu menarik perhatian siswa untuk

memahami isi bacaan.

4.1.1.3.5 Judul Buku

Judul buku dari buku cerita bergambar ini adalah “Maaf, Aku

menyesal Bu”. Buku ini berisi tentang tindakan-tindakan korupsi yang

rentan terjadi dalam keseharian siswa dan nilai-nilai kejujuran yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

93

seharusnya dilakukan oleh tokoh utama. Berikut adalah gambar judul

yang telah dibuat oleh peneliti :

Gambar 4.1 Judul Buku

4.1.1.3.6 Desain Gambar

Gambar yang dibuat dalam buku cerita bergambar menggunakan

sketsa tangan yang sederhana dan jelas agar tidak membuat anak

menjadi bingung, selain itu didukung juga dengan tambahan

background atau benda-benda yang akan mendukung suasana dalam

cerita agar terlihat lebih hidup dan nyata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

94

Gambar 4.2 Gambar Sketsa Tangan

4.1.1.3.7 Teknik Pengerjaan

Pengerjaan buku cerita bergambar ini menggunakan teknik

gabungan antara manual dan komputer. Sketsa digambar secara

manual atau dengan sketsa tangan kemudian discan, diproses, dan

diwarnai secara digital dengan komputer menggunakan program

CorelDRAW X4. Berikut contoh gambar sebelum dan sesudah

diwarnai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

95

Gambar 4.3 Sketsa tangan sebelum

diwarnai

Gambar 4.4 Sketsa setelah diwarnai

menggunakan Coreldraw X4

4.1.1.3.8 Warna

Warna yang digunakan dalam buku cerita bergambar merupakan

warna-warna cerah yang sederhana. dengan kesederhanaan warna dan

gambar yang dibuat itu, diharapkan adalah warna-warna yang terang

dan cerah hal ini disesuaikan dengan umur anak yaitu umur 7 – 9

tahun (kelas bawah).

4.1.1.3.9 Tipografi

Tipografi merupakan gaya pencetakan atau penulisan yang

digunakan dalam buku. Gaya tipografi yang digunakan dalam

pengembangan buku cerita bergambar ini ada 3 yaitu Schoolbell untuk

judul dan penulisan halaman depan, Si Kancil untuk isi buku cerita

dan Times New Roman digunakan pada kata pengantar, panduan

penggunaan buku, refleksi, dan biodata penulis. Tipografi ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

96

digunakan karena menurut peneliti akan lebih mudah untuk dibaca

dan dapat menarik bagi anak-anak untuk dibaca.

4.1.1.3.10 Teknik Cetak

Jenis kertas yang digunakan oleh peneliti dalam mencetak cover

buku cerita adalah kertas ivory 190 sedangkan jenis kertas yang

digunakan peneliti untuk mencetak isi buku adalah HVS 100. Teknik

penjilidan yang digunakan menggunakan teknik penjilidan stapler

tengah, sementara untuk isi buku cerita mengunakan cetak bolak

balik.

4.1.1.4 Validasi Desain

Hasil validasi didasarkan dari skor rerata yang mengacu pada tabel

konveksi nilai skala lima berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP)

yang telah sebelumnya pada bab 3 di tabel 3.6. Sebelum buku hasil

pengembangan ini diujicobakan secara terbatas, terlebih dahulu divalidasi

oleh dua validator yang akan dijelaskan berikut ini:

4.1.1.4.1 Data Hasil Validasi Dosen Ahli

Validasi buku cerita bergambar ini dilakukan oleh dosen ahli pada

tanggal 10 Mei 2017. Berdasarkan validasi tersebut diperoleh data

penilaian dan komentar pada buku cerita bergambar. Berikut ini adalah

penjelasan hasil validasi yang dilakukan oleh dosen ahli:

Pada aitem nomor 1 ditanyakan mengenai judul buku yang

digunakan menarik atau tidaknya untuk dibaca oleh siswa. Dosen

memberikan skor empat yang berarti baik untuk menarik siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

97

membaca. Namun beliau memberikan catatan kepada peneliti untuk

pemberian judul yang lebih baik apabila tidak dimulai dengan kata

negatif seperti “Maaf”, akan baik bila diganti dengan suatu kata yang

positif seperti “Aku Berjiwa Ksatria”. Judul buku juga sangat baik karena

sudah mewakili keseluruhan cerita (menyesal karena telah korupsi).

Pesan yang akan disampaikan juga sudah baik karena terselipkan di judul

dan warna cover buku sangat baik untuk menarik siswa membaca.

Menurut validator, isi buku cerita dan bahasa yang digunakan

sudah baik karena bisa dipahami oleh siswa karena isi cerita berasal dari

kehidupan sehari-hari dari siswa sendiri. Teks dan gambar juga sangat

baik karena memiliki kesesuaian. Isi buku dan gambar pun sudah lebih

seimbang untuk kelas III sehingga diberikan skor berkategori baik oleh

validator. Gambar pun sudah sangat baik karena memperjelas jalan cerita

yang ada dan alur cerita pun sudah mengacu pada nilai-nilai pendidikan

karakter yang spesifik yang ingin diujikan atau dilatihkan. Aitem yang

menyatakan isi buku dan gambar menarik untuk diikuti jalan ceritanya,

keterkaitan teks dan gambar, kejelasan gambar dan kemudahan

membedakan, ilustrasi buku yang memperjelas latar maupun rangkaian

cerita; penjiwaan serta karakter pun diberikan skor sangat baik oleh

validator.

Buku cerita bergambar yang dihasilkan memiliki 32 halaman yang

sudah termasuk cover depan dan belakang. Menurut dosen ahli, jika

dilihat dari anatomi buku, sudah baik. Untuk pemilihan huruf, beliau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

98

hanya menyarankan menggunakan Times New Roman yang mudah

dibaca. Beliau tidak menuntut untuk diganti, hanya menyarankan untuk

memilih huruf yang baik dan jelas apabila dibaca.

Dari keseluruhan butir penilaian untuk validasi, dosen ahli

memberikan skor sebanyak 75 dengan rata-rata skor 4,68. Berdasarkan

tabel konversi skala lima, buku cerita yang dikembangkan oleh peneliti

tergolong “sangat baik”, sehingga layak untuk diujicobakan dengan

adanya perbaikan sesuai saran dan komentar yang telah diberikan seperti

memperbaiki beberapa kesalahan ketik (typo), pengejaan, dan pemberian

tanda baca yang tepat.

4.1.1.4.2 Data Hasil Validasi Guru Kelas III

Setelah melakukan validasi kepada dosen ahli, peneliti kemudian

melanjutkan validasi yang diilakukan oleh guru kelas III pada tanggal

yang sama, yaitu 10 Mei 2017. Berikut adalah penjelasan dari validasi

yang dilakukan oleh guru kelas:

Judul buku cerita menurut guru yang berperan sebagai validator

adalah baik dan sudah sangat baik karena judul mewakili keseluruhan

cerita. Validator juga memberikan kesan sangat baik karena judul

membawa pesan yang akan disampaikan. Untuk cover buku cerita pun

sudah baik dan menarik untuk dibaca siswa.

Bagian isi buku cerita dan bahasa yang digunakan dalam buku

cerita pun diberikan penilaian sangat baik karena memiliki bahasa yang

singkat dan mudah dipahami oleh siswa, selain itu menurut guru kelas III

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

99

mudah dipahami karena ceritanya yang sederhana dan biasa terjadi pada

keseharian siswa. Cerita juga memberikan pemahaman pada siswa bahwa

korupsi bukan hanya dilakukan oleh pejabat-pejabat tinggi dalam

pemerintahan yang mengambil uang rakyat, melainkan bisa dilakukan

oleh siswa-siswa seperti mereka dalam kasus yang lebih sederhana dan

biasa mereka lakukan seperti korupsi waktu. Untuk kesesuaian teks dan

gambar, isi buku lebih banyak gambar daripada teks, gambar yang

memperjelas alur cerita hingga isi dan gambar yang menarik siswa untuk

membaca diberikan penilaian baik oleh validator. Teks dan gambar pun

sangat baik karena memiliki keterkaitan satu sama lain. Validator pun

memberikan penilaian baik pada kejelasan gambar yang mudah

dibedakan dan ilustrasi buku cerita yang memperjelas latar, rangkaian

cerita, penjiwaan, serta karakter.

Jika melihat anatomi buku cerita, pemilihan huruf sudah baik untuk

menarik perhatian siswa. Guru memberikan saran serta komentar untuk

memberikan perbaikan pada penulisan supaya diberi jarak yang lebih

lebar agar memudahkan siswa dan font lebih dibesarkan kembali.

Hasil validasi oleh guru kelas III memperoleh skor 70 yang di rata-

rata memiliki skor 4,38. Berdasar tabel konversi skala lima, buku cerita

bergambar yang dikembangkan oleh peneliti tergolong “sangat baik”

sehingga layak untuk diujicobakan dengan adanya revisi sesuai saran dan

komentar yang telah diberikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

100

4.1.1.5 Revisi/ Perbaikan Desain

Revisi desain atau perbaikan desain dilakukan peneliti berdasarkan

hasil validasi yang sudah didapatkan oleh peneliti, terdapat beberapa

komentar dan saran yang diperoleh dari dosen ahli. Dari komentar-

komentar dan saran yang diberikan, peneliti telah melakukan perbaikan

agar diperoleh produk penelitian yang lebih baik lagi. Berikut ini revisi

produk yang dilakukan peneliti berdasarkan komentar dari dosen ahli

selaku validator:

Tabel 4.5 Komentar Dosen Ahli dan Revisi Produk

No Komentar Dosen Ahli Revisi

1 Judul jangan menggunakan kata

negatif seperti maaf (Maaf, Aku

menyesal Bu)

Judul cerita diganti menjadi

“Judika Berani Berkata Jujur”.

2 Ada typo (kesalahan ketik) di

beberapa tulisan dan pengejaan

serta pemberian tanda baca yang

kurang tepat.

Memperbaiki kesalahan ketik,

pengejaan dan lebih teliti lagi

dalam pemberian tanda baca

dibantu oleh dosen ahli tersebut.

3 Biodata Penulis akan lebih baik bila

ada gambar diri.

Memberikan foto sebagai

pelengkap di biodata penulis.

Berdasarkan komentar tersebut, peneliti melakukan revisi desain

yang dapat dilihat sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

101

Gambar 4.5 Judul Sebelum Revisi Dosen Ahli

Gambar 4.6 Judul Sesudah Revisi Dosen Ahli

Seperti yang terlihat pada gambar 4.5 sebelum mengalami

perbaikan, judul cerita adalah “Maaf, Aku menyesal Bu” kemudian

dengan pertimbangan dan saran dari dosen ahli diganti menjadi seperti

gambar 4.6 yaitu “Judika Berani Berkata Jujur”. Peneliti juga

memperbaiki kesalahan-kesalahan ketik pada cerita dengan sebaik

mungkin agar tidak ada kesalahan ketik yang sepele pada isi cerita

maupun pelengkap isi buku. dan mengubah font size yang digunakan dari

size 12 ke size 14.

Tabel 4.6 Komentar Guru Kelas III dan Revisi Produk

No Komentar Guru Kelas Revisi

1 Font size huruf diperbesar lagi. Memperbaiki font size yang digunakan

2 Percakapan yang ada di bawah

sebaiknya dimasukkan dalam

narasi cerita.

Memasukkan percakapan ke dalam

narasi agar berkesinambungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

102

Berdasarkan komentar tersebut, peneliti melakukan revisi yang

dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 4.7 Sebelum Revisi dari Guru Kelas III

Gambar 4.8 Sesudah Revisi dari Guru Kelas III

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

103

Seperti yang terlihat pada gambar 4.7 yang belum dilakukan

perbaikan, font yang digunakan berukuran 12 dan percakapan di berikan di

bawah. Setelah dilakukan revisi terlihat font lebih besar dengan size 14 dan

percakapan dimasukkan pada narasi.

Produk berupa buku cerita bergambar yang telah divalidasi oleh

dosen ahli dan guru kelas III mengalami perbaikan atau revisi terlebih

dahulu untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Berikut hasil rekapitulasi

dari validator yang telah menguji pengembangan produk buku cerita

bergambar:

Tabel 4.7 Hasil Rekapitulasi Validator

Validator Rerata Kategori

Dosen Ahli 4,68 Sangat Baik

Guru Kelas III 4,38 Sangat Baik

Rata-rata 4,53 Sangat Baik

Berdasarkan hasil rekapitulasi di atas, dapat disimpulkan bahwa

buku cerita bergambar yang telah dikembangkan memperoleh skor rerata

sebesar 4,53 dengan kategori sangat baik. hal tersebut ditunjukkan dari

judul buku yang mewakili keseluruhan isi cerita, cover yang menarik

minat siswa untuk membaca lebih lanjut, isi cerita yang mudah dipahami

karena berkaitan dengan keseharian siswa, ilustrasi yang saling berkaitan

dan seimbang untuk anak kelas III juga penggunaan bahasa yang

sederhana sehingga memudahkan pemahaman siswa. Berikut hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

104

rekapitulasi penilaian yang dilakukan oleh validator dalam bentuk diagram

batang:

Gambar 4.9 Diagram Batang Rekapitulasi Hasil Validasi Produk

4.1.1.6 Uji Coba Produk

Setelah dilakukannya revisi hasil dari validasi, tahap selanjutnya

adalah melakukan pengujian produk secara terbatas. Uji coba produk

terbatas dilakukan bersama dengan 6 orang siswa kelas III B di SD

Kanisius Wirobrajan I untuk mengetahui pendapat siswa mengenai

kualitas buku cerita. Uji coba dilakukan pada tanggal 20 Mei 2017 pukul

09.15 dan dilakukan selama 50 menit. Keenam siswa diminta untuk

membaca buku cerita secara berurutan dari halaman pertama sampai

dengan halaman terakhir. Kemudian siswa mengerjakan lembar refleksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

105

dalam buku cerita sebagai latihan setelah membaca buku cerita. Setelah

itu, peneliti membagikan lembar kuesioner untuk mengetahui persepsi

siswa terhadap buku cerita bergambar yang telah dikembangkan. Ada 11

aitem pertanyaan pada lembar kuesioner tersebut yang digunakan untuk

menunjukkan kualitas buku cerita yang dibuat dan dikembangkan oleh

peneliti.

Berdasarkan hasil uji coba produk terbatas terhadap 6 siswa kelas

III B di SD Kanisius Wirobrajan I didapatkan skor rata-rata 4,35 yang

berkategori “Sangat Baik”. Berikut adalah data uji coba yang diberikan

oleh siswa:

No.

Siswa

Nomor Kuesioner Total

Rata-

rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 51 4,6

2 5 3 4 5 2 5 5 4 4 3 5 45 4

3 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 51 4,6

4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 50 4,5

5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 48 4,4

6 4 5 5 3 2 5 4 3 5 4 5 45 4

Rata-rata Total 4,35

Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

106

Gambar 4.9 Diagram Batang Rekapitulasi Hasil Validasi Produk

4.1.1.7 Revisi Produk

Produk buku cerita bergambar yang telah diujicoba diberikan

komentar oleh pakar. Kemudian peneliti menindaklanjuti komentar pakar

dengan melakukan revisi yang dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.11 Sebelum Revisi

3,7

3,8

3,9

4

4,1

4,2

4,3

4,4

4,5

4,6

4,7

Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

107

Gambar 4.10 Sesudah Revisi

D

apat terlihat pada gambar 4.11 yang belum mengalami perbaikan ada

beberapa kesalahan tulisan yang nantinya akan membuat siswa

kebingungan terlambat menjadi terlambar dan pembesaran font size yang

digunakan menjadi ukuran 14 untuk semakin memudahkan siswa dalam

membaca.

4.2 Pembahasan

Adanya buku cerita bergambar yang dikembangkan ini berawal akan

adanya kebutuhan guru mengenai media pembelajaran yang menarik yang bisa

membantu siswa dalam pembelajaran membaca. Berdasarkan hasil kuesioner,

tanggapan guru mengenai buku cerita bergambar sebagai media belajar adalah

bagus. Buku cerita bergambar yang baik untuk media belajar siswa menurut guru

adalah yang memiliki ilustrasi yang menarik, penuh warna, dan memiliki

penyajian materi yang tersirat di dalamnya. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

108

melakukan penelitian pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan

antikorupsi untuk pembelajaran membaca siswa SD kelas III.

Menurut Ibrahim dan Syaodih (2003: 112) media pengajaran diartikan

sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi

pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa

sehingga mendorong proses belajar mengajar. Buku cerita bergambar berbasis

pendidikan antikorupsi yang dikembangkan ini guna mendukung Gerakan Literasi

Sekolah (GLS). Menurut Buku Saku Gerakan Literasi Sekolah (2015), kegiatan

dalam GLS adalah kegiatan 15 menit membaca buku non-pelajaran sebelum

waktu belajar dimulai. Selain untuk mendukung GLS, buku ini juga mendukung

program dari KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) untuk menanggulangi

korupsi lewat pendidikan antikorupsi yang diimplementasikan di sekolah-sekolah

sejak dini agar dapat menciptakan generasi yang bebas dari korupsi dan bersikap

antikorupsi. Buku yang dikembangkan ini diharapkan dapat menarik perhatian

siswa agar minat membaca siswa dapat meningkat, karena buku yang

dikembangkan ini adalah hasil penelitian, buku ini dikhususkan pada pendidikan

antikorupsi dan keterampilan membaca dari empat keterampilan dalam berbahasa

(membaca, menulis, berbicaran dan menyimak dalam Tarigan, 2008: 1).

Sebelum melakukan pengembangan, peneliti terlebih dahulu melakukan

analisis kebutuhan potensi dan masalah dengan wawancara pada guru kelas III B

SD Kanisius Wirobrajan I pada tanggal 16 November 2016. Peneliti mendapatkan

hasil yang sesuai dengan kegiatan wawancara guru kelas III B, bahwa perlunya

buku cerita bergambar berbasis pendidikan antikorupsi untuk membantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

109

pemahaman siswa mengenai korupsi dan bagaimana seharusnya bersikap

antikorupsi serta kegiatan apa yang berkemungkinan untuk munculnya tindak

korupsi. Guru kelas III B juga memberikan saran kepada peneliti untuk

menggunakan cerita sederhana dari keseharian siswa. Selain itu juga hendaknya

buku memiliki gambar yang sesuai dengan isi cerita, full color, dan menggunakan

cerita yang bisa terjadi dalam kehidupan sehari-hari siswa dengan bahasa yang

sederhana mudah dipahami siswa. Oleh karena itu, peneliti semakin terdorong

untuk melakukan penelitian pengembangan buku cerita bergambar berbasis

pendidikan antikorupsi untuk pembelajaran membaca siswa SD kelas III.

Buku cerita bergambar sebagai produk penelitian yang dikembangkan

memiliki spesifikasi yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa kelas

III. Beberapa buku cerita bergambar dikembangkan dengan metode-metode yang

beragam. Namun, tentunya metode yang dilakukan ini perlu memperhatikan

beberapa karakteristik agar dapat dikatakan baik untuk sasaran pembacanya.

Karakteristik itu disesuaikan dengan perkembangan bahasa anak. Yang artinya

buku cerita bergambar ini dalam pengembangannya disesuaikan dengan usia dan

perkembangan anak usia kisaran 7-11 tahun yang menurut Piaget (dalam

Nurgiyantoro, 2005: 52) merupakan tahun anak dalam operasional konkret. Anak-

anak mengembangkan kemampuan sistematisnya, namun hanya ketika mereka

dapat mengacu pada obyek-obyek atau aktivitas-aktivitas konkret. Dalam kegiatan

penelitian ini, benda konkret yang dimaksud adalah buku cerita. Dengan

demikian, penelitian ini melakukan penyusunan dan pengembangan buku cerita

bergambar dengan mempertimbangkan perkembangan kognitif anak pada tahapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

110

operasional konkret. Buku cerita bergambar ini bersifat kontekstual dengan

keseharian siswa.

Produk hasil penelitian pengembangan ini diharapkan dapat membantu

guru maupun orangtua dalam menyediakan media pembelajaran untuk

menanamkan nilai-nilai pada anak tanpa disadari oleh anak. Mitchell (dalam

Nurgiyantoro, 2015: 54) mengungkapkan bahwa buku cerita bergambar dapat

membelajarkan anak untuk bersikap dan bertingkah laku secara verbal dan

nonverbal yang benar sesuai dengan tuntutan kehidupan sosial-budaya dalam

masyarakat. Pendidikan antikorupsi adalah usaha sadar untuk memberikan

pemahaman dan pencegahan terjadinya perbuatan korupsi yang dilakukan melalui

pendidikan formal di sekolah, pendidikan informal di lingkungan keluarga, serta

pendidikan nonformal di masyarakat (Wijaya, 2014: 26). Yang mana sasaran

utama dari pendidikan antikorupsi ini adalah memperkenalkan fenomena korupsi

yang mencakup kriteria, penyebab dan akibat, meningkatkan sikap tidak toleran

terhadap tindakan korupsi, menunjukkan berbagai kemungkinan usaha untuk

melawan korupsi, serta berkontribusi terhadap standar yang telah ditentukan

seperti mewujudkan nilai-nilai dan kapasitas untuk menentang korupsi di

kalangan generasi penerus bangsa. Dengan adanya pendidikan antikorupsi melalui

media buku cerita bergambar ini diharapkan tertanamnya nilai-nilai untuk

membentuk sikap antikorupsi.

Buku cerita yang dikembangkan ini memperhatikan karakter-karakter

pengembangan buku cerita bergambar yang baik. Menurut Faizah (2009: 252)

karakteristik buku cerita bergambar yaitu; (1) bersifat ringkas dan langsung, (2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

111

berisi konsep-konsep berseri, (3) konsep yang ditulis dapat dipahami oleh anak-

anak, (4) gaya penulisan sederhana, dan (5) terdapat ilustrasi yang melengkapi

teks. Karakter-karakter tersebut terlihat dari cerita yang dibuat oleh peneliti. Buku

cerita dibuat dengan 24 halaman bolak-balik (8 halaman lembar pelengkap), yang

mana gambar dibuat secara berkotak-kotak layaknya komik. Konsep yang dibuat

peneliti pun merupakan konsep sederhana yang bisa terjadi pada keseharian siswa,

seperti adanya korupsi waktu dimana siswa tidak memanfaatkan waktu sebaik

mungkin untuk mengerjakan tugas sekolah dan menjalankan kewajiban sebagai

pelajar untuk belajar. Peneliti berharap dengan adanya pemenuhan karakteristik

buku cerita bergambar seperti di atas, buku cerita yang dibuat dan dikembangkan

dapat berfungsi sesuai dengan fungsi buku cerita menurut Mitchell (dalam

Nurgiyantoro, 2005: 159-160) yang sudah dijelaskan pada bab II.

Pada saat wawancara, peneliti menemukan beberapa fakta saat berada di

lapangan. Seperti keadaan siswa yang ternyata belum mengetahui secara jelas

definisi dari korupsi dan perbuatan seperti apa saja yang masuk dalam kategori

korupsi. Selain itu keterbatasan media untuk menjelaskan perbuatan korupsi itu

seperti apa dari guru pun menjadi salah satu kendala. Padahal, korupsi menjadi

salah satu hal yang mudah dan sepele yang bisa dilakukan oleh siapa saja

termasuk siswa itu sendiri. Maka dari itu, ketika guru mengetahui perencanaan

untuk pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan antikorupsi,

guru antusias. Beliau menyarankan untuk mengambil cerita-cerita yang sederhana

namun berada dan bisa terjadi di kalangan siswa. Saran guru pun dapat dipenuhi

peneliti saat pembuatan cerita. Peneliti pun juga melakukan wawancara tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

112

terstruktur terhadap siswa untuk mengetahui sejauh mana siswa mengetahui

definisi dari kotupsi. Mereka beranggapan bahwa korupsi adalah hal yang tidak

baik dan hanya bisa dilakukan oleh pegawai-pegawai pemerintahan. Keadaan

inilah yang menjadi bahan pertimbangan peneliti dalam pengembangan buku

cerita bergambar.

Langkah selanjutnya setelah melakukan wawancara sebagai pengumpulan

informasi serta mengetahui potensi dan masalahnya adalah melakukan desain

produk. Penyusunan cerita dilakukan oleh peneliti sendiri dengan mengambil

judul cerita “Maaf, Aku Menyesal Bu...”. Judul yang dibuat ini cukup sederhana,

menarik, dan sudah mewakili keseluruhan cerita dimana seorang anak yang

menyesal karena sudah melakukan tindakan korupsi berupa korupsi waktu karena

dia tidak segera pulang malah main dengan teman-temannya. Selain itu dia juga

telah berbohong kepada ibunya mengenai nilai yang didapatnya ketika ulangan,

yang dapat 65 dikatakan 80. Ditambah lagi dia tidak mengerjakan PR yang

diberikan oleh gurunya dan ketahuan belum mengerjakan.

Pembuatan desain gambar peneliti dibantu oleh seorang ahli desain yang

nantinya disebut sebagai ilustrator. Saat proses validasi desain berlangsung, tidak

ada revisi untuk bentuk gambar dari para validator, melainkan yang menjadi

perhatian adalah isi dari buku. Jeda dari proses pengumpulan data dengan validasi

cukup lama, yaitu kurang lebih 5 bulan. Dikarenakan ada beberapa hal, peneliti

melakukan pergantian kerjasama dengan 3 ilustrator, sehingga memperlambat

jalannya penelitian pengembangan ini. Untuk pengeplotan gambar, peneliti

membuat sendiri dibantu beberapa saran dari ilustrator yang lebih profesional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

113

Untuk jenis huruf digunakan 3 jenis, yaitu Times New Roman untuk kata

pengantar, panduan penggunaan buku, refleksi dan juga biodata penulis,

SchoolBell digunakan untuk judul dan tulisan di sampul depan, sedangkan isi

cerita menggunakan SiKancil.

Tata letak atau sistematika pada penulisan buku cerita bergambat ini tidak

terlalu sempit ataupun lebar, sehingga memudahkan siswa untuk membaca dengan

baik, hal ini diperoleh dari hasil validasi guru kelas III dan dosen ahli. Menurut

Mansoor (dalam Santosa, 2008: 65) buku yang memiliki rancangan halaman

tertata baik, dalam pemilihan jenis huruf, jarak antar baris, tata letak halaman, luas

cetak, maupun luas margin akan sangat menentukan kenyamanan dalam membaca

siswa.

Setelah desain terselesaikan dan sudah dicetak, peneliti melakukan

validasi desain pada satu dosen ahli, satu guru kelas III, dan satu siswa kelas III.

Sehingga diketahui hasil validasi dengan skor rata-rata 4,49 yang dikategorikan

“sangat baik”. Dan dari hasil validasi tersebut diberikan saran-saran dari validator

untuk membuat buku yang dikembangkan lebih baik lagi. Seperti penggantian

judul menjadi “Judika Berani Berkata Jujur”, perbaikan tulisan-tulisan yang masih

salah, size dari font yang digunakan, sampai spacing yang digunakan. Setelah

revisi atau perbaikan desain selesai, peneliti melakukan langkah terakhir untuk

menguji coba produk pada enam siswa kelas III B di SD Kanisius Wirobrajan I.

Siswa diminta untuk membaca dan memahami isi dari cerita yang diberikan dan

nantinya diminta untuk mengisi refleksi yang diselipkan setelah pemberian cerita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

114

Kemudian siswa mengisi lembar kuesioner untuk memberikan nilai dan pendapat

mereka seperti apa produk yang telah dikembangkan.

Hasil dari penelitian pengembangan ini menunjukkan bahwa buku cerita

bergambar yang dikembangkan mendapatkan respon yang positif dari guru dan

siswa yang artinya buku ini juga memfasilitasi dan mendukung GLS (Gerakan

Literasi Sekolah). Respon positif tersebut diketahui peneliti saat mengujicobakan

produk. Saat melakukan refleksi bersama, siswa sangat antusias dalam menjawab.

Selain itu mereka juga mengatakan bahwa mereka baru tahu kalau tidak tepat

waktu saat masuk kelas pun menjadi salah satu kategori korupsi. Buku yang

dikembangkan ini setidaknya dapat dimanfaatkan untuk memberikan bimbingan

pada anak-anak mengenai sikap antikorupsi yang mana penekanan karakter

kejujuran dan beberapa nilai-nilai antikorupsi lainnya lebih digerakkan untuk

siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

115

BAB V

PENUTUP

Bab V ini berisi (1) kesimpulan, (2) keterbatasan penelitian, dan (3) saran.

Kesimpulan merupakan hasil akhir dari seluruh kegiatan penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti. Pada bab ini disebutkan pula keterbatasan dari penelitian

pengembangan ini serta saran-saran yang diberikan oleh peneliti untuk dapat

memperbaiki penelitian ini pada penelitian selanjutnya oleh peneliti-peneliti

lainya.

5. 1 Kesimpulan

Penelitian pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan

antikorupsi untuk pembelajaran membaca kelas III B SD Kanisius Wirobrajan ini

menghasilkan hasil penelitian yang kemudian disimpulkan. Dan berdasarkan hasil

penelitian yang didapat, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Buku cerita bergambar berbasis pendidikan antikorupsi untuk

pembelajaran membaca pelajaran kelas III B SD Kanisius Wirobrajan ini

dikembangkan dengan metode modifikasi dari Borg and Gall dan

Sugiyono yang kemudian diambil tujuh langkah yaitu: (1) potensi dan

masalah; (2) pengumpulan data; (3)desain produk; (4) validasi desain; (5)

revisi desain; (6) uji coba produk; dan (7) revisi produk. Hasil penelitian

pengembangan ini berupa buku dengan judul “Judika Berani Berkata

Jujur”

2. Buku cerita bergambar berbasis pendidikan antikorupsi untuk

pembelajaran membaca kelas III B SD Kanisius Wirobrajan ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

116

dikembangkan dengan kualitas yang baik dan layak digunakan sebagai

buku belajar tentang pendidikan antikorupsi dan pembelajaran membaca.

Penilaian buku ini ditinjau dari lembar kuesioner yang diisi oleh validator

seperti dosen ahli dan guru kelas III yang diberikan skor rata-rata 4,43

dengan kategori ‘sangat baik’.

5. 2 Keterbatasan Penelitian

Peneliti pengembangan produk memiliki beberapa keterbatasan selama

melakukan penelitian pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan

antikorupsi untuk pembelajaran membaca pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas

III

1. Wawancara dilakukan untuk menganalisis kebutuhan siswa dilakukan

hanya pada satu sekolah dan hanya satu guru saja

2. Waktu pembuatan ilustrasi memakan waktu lama di luar rencana dan

penggantian ilustarasi sebanyak tiga kali semakin memperlama proses

pembuatan desain

3. Pembiayaan dalam pembuatan desain cukup mahal dan di luar

perencanaan

4. Waktu pelaksanaan uji coba terbatas dengan tempat yang kurang memadai

5. 3 Saran

Saran untuk penelitian pengembangan terkait dengan buku cerita bergambar

berbasis pendidikan karakter antikorupsi pada pembelajaran membaca pelajaran

Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

117

1. Wawancara analisis kebutuhan perlu dilakukan kepada beberapa guru

dalam kategori kelas rendah dan kelas tinggi

2. Pembuatan ilustrasi sebaiknya ditarget dan dimatangkan dalam pembuatan

desain (pengeplotan cerita dalam buku dan sketsa isinya)

3. Apabila menggunakan jasa ilustrator, ada baiknya dibicarakan terlebih

dahulu mengenai pembiayaan agar tidak terkendala dalam pemberian

uang lelah di akhir

4. Untuk waktu pelaksanaan dalam penelitian lebih baik dilaksanakan sesuai

alokasi waktu yang ditentukan setiap kegiatan belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

118

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. (2012). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan

Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Alatas, S.H. (1987). Korupsi: Sifat, Sebab, dan Fungsi. Jakarta: LP3ES

(Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan

Sosial)

Anitah, Sri. (2009). Media Pembelajaran. Surakarta: Yama Pustaka

Bekerjasama dengan FKIP UNS.

Freire, Paulo. (1999). Politik Pendidikan: Kebudayaan, Kekuasaan, dan

Pembebasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fenny Monica, dkk. (2016). Perancangan Buku Cerita Rakyat Bergambar

Interaktif untuk Menanamkan Kejujuran pada Anak Usia 5-10

tahun. Yogyakarta: Jurnal Pendidikan Institut Seni Indonesia.

Kurniawan, Syamsul Rose. (2013). Pendidikan Karakter: Konsepsi dan

Implementasinya secara Terpadu di Lingkungan Keluarga,

Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media.

Jeremy, Pope. (1999). Pengembangan Sistem Integritas Nasional: Buku

Panduan Transparency International. Jakarta: Pustaka Utama

Grafiti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

119

Kurniati, Laila & Antarsari, Septriwi. (2011). Agar Anak Gemar Membaca

Seperti Mereka Suka Makan Cokelat. Semarang: SQ Press.

Madyawati, Lilis. (2016). Strategi Pengembangan Bahasa pada Anak.

Jakarta: Prenadamedia Group.

Mukodi & Burhanuddin, Afid. (2014). Pendidikan Anti Korupsi:

Rekonstruksi Interpretatif dan Aplikatif di Sekolah. Yogyakarta:

Aura Pustaka.

Nurgiyantoro, Burhan. (2005). Sastra Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Yaumi, Muhammad, dkk. (2014). Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar,

dan Implementasi. Jakarta: Kencana.

Poernomo, Soen’an Hadi. (2013). Berani Korupsi Itu Memalukan: Bunga

Rampai Filosofi, Masalah, Solusi Negeri Kelautan dan Upaya

Pemberantasan Korupsi. Depok: Imania.

Rianto, Bibit. (2009). Koruptor Go To Hell! Mengupas Anatomi Korupsi

di Indonesia. Jakarta: Hikmah.

Rosidi, Ajib. (1983). Pembinaan Minat Baca, Bahasa, dan Sastera.

Surabaya: Bina Ilmu.

Salkind, Neil J. (2009). Teori-teori Perkembangan Manusia. Bandung:

Nusa Media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

120

Santrock, John W. (2002). Remaja. Jakarta: Erlangga.

Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan

Pengembangan. Jakarta: Rajawali Press.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Peneitian Kombinasi (Mixedmethods). Bandung:

Penerbit Alfabeta

Sukmadinata, N.S. (2005) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Remaha Rosdakarya.

Sumardianta, J. (2013). Guru Gokil Murid Unyu. Yogyakarta:

Bentang.

Suradi. (2014). Pendidikan Antikorupsi. Yogyakarta: Penerbit Gava

Media.

Syarbini, Amirulloh & Arbain, Muhammad. (2014). Pendidikan Anti

Korupsi: Konsep, Strategi, dan Implementasi Pendidikan

Antikorupsi di Sekolah/Madrasah. Bandung: Alfabeta.

Tarigan, H.G. (2008). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Tarigan. H.G. (1984). Membaca Ekspresif. Bandung: Angkasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

121

Widoyoko, S.E.P. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wijaya, David. (2014). Pendidikan Antikorupsi Untuk Sekolah dan

Perguruan Tinggi. Jakarta: Indeks.

Zuchdi, Darmiyati. (2008). Strategi Meningkatkan Kemampuan Membaca.

Yogyakarta: UNY Press.

Referensi Online:

Ilmu, Berbagi. 2015. Makalah: Faktor penyebab korupsi. Diakses pada tanggal 30

Mei 2017 dari

http://hasbagiilmu.blogspot.co.id/2015/08/faktor-penyebab-korupsi.html

Anugerah, Pilar. 2016. Pemberantasan korupsi Indonesia pada 2015 ‘membaik’.

Diakses pada 29 Maret 2017 dari

http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/01/160127_indonesi

a_indeks_korupsi

Gervin Nathaniel, Purba. 2017. Tingkatkan Minat Baca, BCA Inisiasi Gerakan

#BukuUntukIndonesia. Diakses pada 16 Maret 2017 dari

http://news.metrotvnews.com/peristiwa/wkBqe0lb-tingkatkan-minat-baca-

bca-inisiasi-gerakan-bukuuntukindonesia

Nuramdani, Muhamad. 2017. Kunjungi Senayan City, Jokowi beli buku untuk

hadiah anak.anak. diakses pada 29 Maret 2017 dari

http://news.liputan6.com/read/2862503/kunjungi-senayan-city-jokowi-

beli-buku-untuk-hadiah-anak-anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

122

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

123

Lampiran 1

Hasil Wawancara dengan Guru Kelas III B SD Kanisius Wirobrajan I

No Daftar Pertanyaan wawancara Rangkuman Hasil Wawancara

1 Sejauh mana kesulitan siswa

dalam pembelajaran membaca?

Masih ada beberapa siswa yang

masih harus mengeja dalam

membaca. Jika di prosentase dari

siswa seluruh kelas, ada 10% siswa

yang masih belum lancar dan yang

lainnya sudah lancar dalam

membaca.

2

Kesulitan apa saja yang bapak/ibu

temui ketika mengajarkan kepada

siswa tentang pembelajaran

membaca?

Siswa masih kesulitan untuk

membaca di dalam hati.

Kebanyakan dari mereka ketika

membaca adalah dengan

menggunakan suara, jadi ketika

diminta membaca dalam hati justru

mereka akan bergumam membaca

dan perlu diingatkan untuk

membaca dengan tenang dalam

hati.

3 Bagaimana minat siswa dalam

membaca?

Minat siswa dalam membaca

sebagian cukup tinggi, terutama

terhadap bacaan-bacaan yang

bergambar yang memiliki cerita

mengenai legenda, dongeng, komik

horor, dan buku-buku cerita

bergambar yang lain. Selain itu,

dengan adanya penugasan dari

guru untuk bacaan minimal pada

siswa dalam seminggu membuat

siswa menjadi senang untuk

membaca.

4

Apakah bapak/ibu merasa

membutuhkan buku cerita untuk

membantu siswa dalam

pembelajaran membaca?

Tentu saja kami membutuhkan

buku-buku tersebut. Bahan bacaan

dalam buku pelajaran tentunya

tidak banyak, sehingga

membutuhkan buku-buku

tambahan sebagai bahan bacaan

siswa seperti buku cerita

bergambar, sehingga semakin

lancar siswa membaca akan

mempengaruhi minat siswa dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

124

membaca.

5

Apakah pendidikan anti korupsi

sudah diimplementasikan dalam

pembelajaran di kelas?

Pengimplementasian pendidikan

antikorupsi sudah ada pada

pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan, tetapi belum

secara jelas diberikan di kelas

mengenai korupsi itu sendiri.

Siswa hanya memiliki pengetahuan

bahwa korupsi merupakan tindakan

yang tidak baik dan dapat

dipenjara.

6 Apakah pendidikan anti korupsi

perlu diajarkan kepada siswa?

Tentu saja perlu diajarkan dan

diimplementasikan dalam

pembelajaran siswa sehari-hari.

Karena sekolah dapat mencetak

generasi penerus bangsa yang

bebas dan bersih dari korupsi.

7

Bagaimana kesadaran siswa

tentang bersikap jujur dan

bersikap anti korupsi?

Untuk kesadaran mengenai sikap

antikorupsi belum sepenuhnya

diketahui oleh anak-anak. Mereka

hanya tahu korupsi itu tindakan

yang tidak baik dan merugikan

atau secara singkatnya definisi

korupsi masih belum dipahami

oleh anak-anak.

8

Apakah bapak/ibu membutuhkan

buku cerita tentang pendidikan

karakter anti korupsi untuk

membantu meningkatkan

kesadaran siswa tentang sikap

jujur anti korupsi melalui

pembelajaran membaca?

Perlu. Karena siswa cenderung

diberikan pengertian melalui

bacaannya, daya imajinasi anak

juga masih tinggi, sehingga dengan

adanya bacaan yang berbasis

antikorupsi siswa dapat mengerti

tindakan mana yang harus

dihindari untuk jauh dari indikasi

korupsi.

9

Saran apa yang bapak/ibu berikan

terkait dengan buku cerita yang

memuat tentang pendidikan

karakter anti korupsi untuk

membantu pembelajaran

membaca siswa?

Sarannya adalah gunakan contoh-

contoh sederhana yang bisa terjadi

di dalam kehidupan sehari-hari

siswa. Sampaikan juga dengan

gambar yang bagus, full color, dan

bahasa yang sederhana yang bisa

dimengerti anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

125

Lampiran 2

Hasil Validasi Dosen/Ahli Bahasa Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

128

Lampiran 3

Validasi Guru Kelas III B SD Kanisius Wirobrajan I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

131

Lampiran 4

Uji Coba Perseorangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

134

Lampiran 5

Uji Coba Terbatas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

146

Lampiran 6

Surat Izin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

147

Lampiran 7

Surat Keterangan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

148

Lampiran 8

Dokumentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

149

Lampiran 10

Biodata Penulis

(Curriculum Vitae)

Florentina Pradita Setyaningsih merupakan

anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak

Yohanes De Britto Budiyono dan Ibu Caecilia Eny

Setyawati. Adiknya Stevanus Gading Nindya Asmara

menjadi sahabatnya selama pengerjaan skripsi penulis.

Lahir di Bantul, 7 Mei 1995. Menempuh pendidikan

dasar di SD Pangudi Luhur Sugiyapranata Klaten dari

2001 hingga tamat 2007. Kemudian melanjutkan pendidikan menengah di SMP

Pangudi Luhur 1 Klaten hingga tamat 2010. Selanjutnya meneruskan pendidikan

di SMK Kristen 4 Klaten dan berhasil selesai tahun 2013.

Penulis tercatat sebagai mahasiswa aktif di Program Studi Pendidikan

Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Universitas Sanata Dharma sejak bulan Agustus 2013. Selama mengenyam

pendidikan di USD, penulis terlibat aktif dalam keorganisasian Prodi dan

Kepanitiaan di Prodi. Terbukti selama 3 periode menjadi pengurus di organisasi

Himpunan Mahasiswa Program Studi PGSD. Tahun 2013-2014 sebagai anggota

Koordinator kesenian, 2014-2015 dan 2015-2016 sebagai Koordinator Kesenian.

Selain itu penulis juga terlibat aktif dalam kegiatan di luar prodi seperti

Kepanitiaan Parade Gamelan Anak yang menjadi salah satu acara tahunan Dies

Natalis USD. Tahun 2013 sebagai anggota Divisi Acara, 2014 sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR ... - … · PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN

150

Koordinator Acara dan di tahun 2015 menjadi Ketua Umum Parade Gamelan

Anak. Kepanitiaan acara prodi seperti Malam Kreativitas PGSD pun pernah

diikuti seperti 2013 sebagai anggota Divisi Acara dan 2015 sebagai Sekretaris

Umum. Kegiatan Seminar Internasional pernah diikuti dan menjadi Koordinator

Fasilitator PPKM 2 2015. Masa kependidikan di USD diakhiri penulis tahun 2017

dengan menulis sebuah skripsi berjudul, “Pengembangan Buku Cerita Bergambar

Berbasis Pendidikan Antikorupsi untuk Pembelajaran Membaca Kelas III B SD

Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI