pengaturan kecepatan motor induksi tiga fasa (1)

Upload: bali-dwipa

Post on 07-Aug-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa (1)

    1/10

    Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor  1 

    PENGATURAN KECEPATAN PUTARAN MOTOR INDUKSI 1

    PHASA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

    Oleh

    Rahmat Hidayat1)

    , Didik Notosudjono2)

    , Dede Suhendi3)

    Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor, Jl. Pakuan, Bogor

    16143

    e-mail : [email protected]

    Abstrak

    Pengaturan kecepatan putaran motor induksi satu phasa banyak dilakukan dengan berbagai cara,

    seperti dengan mengubah jumlah kutub motor, mengubah frekuensi jala-jala, mengatur tegangan jala-

     jala dan mengatur tahanan luar. Dengan menggunakan bantuan komponen-komponen seperti

    kontaktor, relay ataupun menggunakan komponen-komponen elektronika.

    Pengendali kecepatan putaran motor dalam teknologi elektronika menggunakan teknik pencacahansudut phasa listrik dengan mengatur pemicuan triac  dapat mempermudah pengendalian kecepatan

     putaran motor. Dengan terjadinya perubahan penyulutan waktu tunda triac, maka akan terjadi

     perubahan tegangan dan arus keluaran. Sehingga, perubahan tersebut mengakibatkan perubahan daya

    yang diberikan ke beban dan menghasilkan putaran motor yang berbeda-beda tergantung daya yang

    diberikan.

    Pengaturan kecepatan putaran motor yang sederhana dapat dilakukan dengan bantuan sistem

    mikrokontroler, adapun mikrokontroler yang digunakan adalah mikrokontroler ATMega8535. Dengan

    sistem pengendalian ini, maka dapat untuk mengatur kecepatan putaran motor induksi satu phasa

    sesuai dengan yang diinginkan.

    Kata Kunci  :  Pengaturan Kecepatan Putaran Motor Induksi Satu Phasa, Pencacahan Sudut Phasa

     Listrik Satu Phasa, ATMega8535

    1.  PENDAHULUAN

    1.1.  Latar Belakang

    Di berbagai perindustrian pada saat ini banyak

    sekali penggunaan mesin-mesin listrik seperti

    motor induksi dengan sumber tiga phasa

    ataupun satu phasa yang digunakan untuk

    membantu proses produksi di suatu pabrik.

    Diantaranya, digunakan untuk penggerak

    Mesin Conveyor . Mesin conveyor  adalah mesin

    yang berfungsi untuk memindahkan barang

    dalam skala banyak secara continue yang dapat

    diatur kecepatannnya sesuai dengan kebutuhandan beban yang berbeda-beda.

     Namun, mesin-mesin di industri tersebut masih

    ada yang mempergunakan cara-cara manual,

    terutama dalam hal untuk memindah-

    mindahkan kecepatan. Sehingga tidak terlalu

    efektif, karena mesin-mesin tersebut

    dibutuhkan untuk jenis pekerjaan yang

    menuntut suatu ketelitian, kerutinitasan,

    kekuatan dan kemampuan untuk melakukan

     pekerjaan dalam waktu yang lama. 

    Mengetahui hal tersebut, maka upaya yang

    dapat dilakukan adalah dengan menggunakan

    alat kontrol yang dapat mengatur sistem secara

    keseluruhan dan diharapkan dapat

    mempermudah pekerjaan yang dilakukan

    manusia. Pada saat sekarang ini sistem kontrol

    di industri yang banyak digunakan adalah PLC

    ( Programmable Logic Control ) yang

    merupakan perangkat keras untuk mengaturatau memerintah sebuah sistem kontrol dan inti

    dari PLC tersebut adalah sebuah

    Mikrokontroler sebagai otak pengolah data

    yang dimasukan ke dalamnya. Namun

    demikian, PLC merupakan peralatan kontrol

    yang cukup mahal harganya karena PLC dibuat

    satu  set   beserta komponen-komponennya.

    Mengetahui hal itu, bahwa inti dari PLC adalah

  • 8/20/2019 Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa (1)

    2/10

    Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor  2 

    sebuah mikrokontroler, maka dicobalah untuk

    membuat sistem kontrol untuk pengaturan

    kecepatan putaran motor induksi dengan

    mikrokontroler. 

    Dengan upaya untuk mengefisiensikan biaya

     pengeluaran, maka digunakan sebuahmikrokontroler ATMega8535 yang merupakan

    salah satu jenis mikrokontroler yang dapat

    digunakan untuk sistem pengontrolan mesin

    industri. Dan juga karena pertimbangan biaya

    untuk perancangan alat pengatur kecepatan

     putaran motor induksi tiga phasa lumayan

    cukup besar, maka pada perancangan alat

     pengatur kecepatan putaran motor induksi ini,

    motor listrik yang digunakan adalah motor

    induksi satu phasa jenis motor kapasitor

    dengan pertimbangan biaya yang relatif lebih

    terjangkau. 

    1.2. 

    Maksud Dan Tujuan

    Adapun maksud dan tujuan dari panulisan ini

    adalah : 

    1) 

    Untuk membuat sebuah alat pengatur

    kecepatan putaran motor induksi satu

     phasa dengan menggunakan

    mikrokontroler ATMega8535 yang

    didukung oleh peralatan elektronika

    dasar.

    2) 

    Melakukan pengujian terhadap alat

     pengatur kecepatan putaran motor induksi

    satu phasa dengan menggunakan

    mikrokontroler ATMega8535 yang telahdirancang.

    2.  LANDASAN TEORI

    2.1. Pengertian Motor Induksi

    Motor induksi atau motor asinkron adalah

    motor arus bolak-balik (AC) yang sangat luas

    digunakan. Penamaannya berasal dari

    kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan

    diperoleh dari sumber tertentu, tetapi

    merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat

    adanya perbedaan relatif antara putaran rotordengan medan putar (rotating magnetic field )

    yang dihasilkan arus stator.

    Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu

    sumber tegangan akan menghasilkan medan

     putar dengan kecepatan sinkron. Kecepatan

    medan magnet putar tergantung pada jumlah

    kutub stator dan frekuensi sumber daya.

    Kecepatan itu disebut kecepatan sinkron, yang

    ditentukan dengan rumus : [1]

    n s = 120 

     

    dimana : n s = Kecepatan sinkron (rpm)

     f   = Frekuensi (Hz)

     P   = Jumlah kutub

    Medan putar pada stator tersebut akan

    memotong konduktor-konduktor pada rotor,

    sehingga terinduksi arus dan sesuai dengan

    Hukum  Lentz , rotor pun akan ikut berputar

    mengikuti medan putar stator. Perbedaan

     putaran relatif antara stator dan rotor disebut

    slip. Tegangan induksi pada rotor tergantung

     pada kecepatan relatif antara medan magnet

    stator dengan rotor. Bertambahnya beban akan

    memperbesar kopel motor yang oleh karenanya

    akan memperbesar pula arus induksi padarotor, sehingga slip antara medan putar stator

    dengan putaran rotor pun akan bertambah

     besar. Jadi, bila beban motor bertambah, maka

     putaran rotor cenderung menurun. [1] 

    Bila ditinjau dari sistem phasa untuk suplai

    tegangannya motor induksi terdiri dari motor

    induksi 3 phasa dan motor induksi 1 phasa.

    Dan motor listrik yang digunakan pada

     perancangan alat pengaturan kecepatan motor

    induksi ini yaitu menggunakan motor induksi 1

     phasa.

    2.2. 

    Pengaturan Kecepatan Putaran MotorInduksi

    Motor induksi pada umumnya berputar dengan

    kecepatan konstan, mendekati kecepatan

    sinkronnya. Meskipun demikian pada

     penggunaan tertentu dikehendaki juga adanya

     pengaturan putaran. Pengaturan motor induksi

    memerlukan biaya agak tinggi. Namun,

    sekarang ini banyak penggunaan thyristor  

    dalam pengaturan motor induksi membawa

     beberapa keuntungan, seperti pengaturan yang

    halus (kontinu), kerugian yang kecil dan

     pemeliharaan yang lebih sederhana. Biasanya

     pengaturan motor induksi dapat dilakukandengan beberapa cara, yaitu Mengubah Jumlah

    Kutub Motor, Mengubah Frekuensi Jala-jala,

    Mengatur Tegangan Jala-jala dan Mengatur

    Tahanan Luar. [6]

    2.3.  Mikrokontroler ATMega8535

    Mikrokontroler ( Microcontroller ) adalah single

    chip computer yang memiliki kemampuan

  • 8/20/2019 Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa (1)

    3/10

    Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor  3 

    untuk diprogram dan digunakan untuk tugas-

    tugas yang berorientasi kontrol.  Sebuah

    mikrokontroler umumnya berisi seluruh

    memori (RAM, ROM dan EPROM) layaknya

    komputer dan antarmuka I/O yang dibutuhkan.

    Berikut ini adalah fitur-fitur yang dimiliki olehATMega8535, yaitu 130 macam instruksi yang

    hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus

    clock , 32 x 8-bit register   serba guna, Sistem

    mikroprosesor 8 bit berbasis  RISC   dengan

    kecepatan mencapai 16 MHz, 8 Kbyte  Flash 

    Memori yang memiliki fasilitas in-system

     programming , 512 Byte internal   EEPROM,

    512 Byte SRAM,  Programming Lock   (fasilitas

    untuk mengamankan kode program), 2 buah

    timer/counter   8-bit dan 1 buah timer/counter  

    16-bit, 4 channel  output PWM, 8 channel  ADC

    10-bit, Serial USART,  Master/Slave SPI serial

    interface, Serial TWI atau 12C dan On-Chip Analog Comparator .

    2.4.  Pemrograman

    Untuk menjalankan sebuah mikrokontroler

    dibutuhkan bahasa program agar

    mikrokontroler bisa bekerja sesuai dengan yang

    diinginkan dan diperlukan pula  software 

     pendukung untuk membuat bahasa

     pemrogramannya ataupun untuk pen-

    download -an bahasa program tersebut.

    Software  yang digunakan untuk perancangan

    alat ini adalah CodeVision  AVR dan bahasa

     pemrogramannya adalah Bahasa C.

    CodeVision AVR adalah merupakan sebuah

    Cross-Compiler   C,  Integrated Development

     Environtment   (IDE) dan  Automatic Program

    Generator  yang didesain untuk mikrokontroler

     buatan Atmel seri AVR. [8]. Adapun gambar

    tampilan jendela program CodeVision  AVR

    dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini :

    Gambar 1. Tampilan Jendela Program

    CodeVision AVR

    Sumber : Author  

    2.5. Power Supply

    Unsur penting yang terdapat pada semua

     peralatan elektronika adalah  Power Supply,

    karena fungsinya sebagai sumber energi dalam

    rangkaian. Semua rangkaian elektronika

    membutuhkan sumber tegangan DC ( DirectCurrent )  untuk beroperasi, sedangkan dalam

    kehidupan sehari-hari hanya terdapat sumber

    AC. Oleh karena itu dibutuhkan  power supply 

    yang berguna untuk mengubah sumber AC

    menjadi DC dengan tegangan tertentu.

    2.6. Metode Zero Crossing Detector

    Metode  zero crossing detector adalah metode

     paling umum untuk mengetahui

    frekuensi/ periode suatu gelombang. Metode ini

     berfungsi untuk menentukan frekuensi suatu

    gelombang dengan cara mendeteksi banyaknya

     zero point  pada suatu rentang waktu.  Zerocrossing detector adalah rangkaian yang

     berfungsi untuk mendeteksi perpotongan

    gelombang sinus pada tegangan AC dengan

     zero point tersebut, sehingga dapat

    memberikan sinyal acuan saat dimulainya

     pemicuan triac. Dengan menggunakan

    rangkaian  zero crossing detector   ini, maka

    dapat mendeteksi  zero point   sekaligus

    mengubah suatu sinyal sinusoidal ( sine wave)

    menjadi sinyal kotak ( square wave).

    Perpotongan titik nol yang dideteksi adalah

     pada saat peralihan dari siklus positif menuju

    siklus negatif dan peralihan dari siklus negatif

    menuju siklus positif. Adapun gambar hasil

    deteksi  zero point oleh rangkaian  zero cross

    detector  dapat dilihat pada gambar 2 di bawah

    ini : 

    Gambar 2. Hasil Deteksi Zero Point Oleh

    Rangkaian Zero Cross Detector

    Sumber : http://dunia-

    listrik.blogspot.com/2009/04/motor-listrik-ac-

     satu-fasa.html

  • 8/20/2019 Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa (1)

    4/10

    Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor  4 

    3. PERANCANGAN ALAT

    3.1. Umum

    Perancangan alat untuk pengaturan kecepatan

     putaran motor induksi satu phasa berbasis

    mikrokotroler ATMega8535 ini, dalam

     perancangannya dimulai dengan perancangan

    hardware  dan kemudian perancangan bahasa

     program yang dibagi menjadi beberapa bagian.

    Berikut adalah blok diagram sistem

    keseluruhan dari perancangan alat pengaturan

    kecepatan putaran motor induksi satu phasa

     berbasis mikrokotroler ATMega8535 yang

    ditunjukan pada gambar 3 di bawah ini :

    Gambar 3. Blok Diagram Sistem Keseluruhan

    Sumber : Author  

    Dari gambar 9 blok diagram sistem

    keseluruhan di atas dapat dijelaskan secara

    singkat cara kerja dari sistem pengaturankecepatan putaran motor induksi satu phasa

     berbasis mikrokotroler ATMega8535 ini,

    sehingga mengakibatkan terkendalinya putaran

    motor induksi tersebut. Adapun cara kerja dari

    sistem tersebut diuraikan secara singkat sebagai

     berikut : 

    1) Minimum sistem ATMega8535 berfungsi

    untuk menerjemahkan perintah yang

    dimasukan melalui  push button ataupun

    variable resistor.

    2)  Input   berupa variable  resistor yang

     berfungsi untuk menaikan danmenurunkan kecepatan putaran motor

    yang diinginkan.

    3)  Zero crossing adalah rangkaian yang

     berfungsi untuk mendeteksi perpotongan

    gelombang sinus pada tegangan AC,

    sehingga dapat memberikan sinyal acuan

    saat dimulainya pemicuan triac.

    4) Rangkaian driver   motor berfungsi

    menerjemahkan perintah yang

    dikeluarkan oleh sistem mikrokontroller

    sebagai pengatur kecepatan putaran

    motor.

    5) Motor berfungsi memutar piringan yangdihubungkan melalui poros pemutar.

    6) Sensor berfungsi untuk mengukur

    kecepatan putaran motor yang dideteksi

    dari piringan yang diputar oleh poros

    motor dan kemudian dikirim ke

    mikrokontroler.

    7) LCD berfungsi untuk menampilkan data

    kecepatan putar piringan berupa rpm.

    3.2. Perancangan Hardware 

    Dalam perancangan hardware  ini, jenis

    mikrokontroler yang digunakan pada sistem ini

    adalah AVR ATMega8535, yang memiliki

    empat  port   I/O yaitu,  Port  A,  Port  B,  Port  C

    dan Port  D yang masing-masing  port  memiliki

    8 buah  pin  I/O. Perancangan hardware 

    diantaranya terdiri dari perancangan rangkaian

     zero crossing detector,  perancangan rangkaian

    driver   motror dan perancangan rangkaian

     power supply. Adapun gambar rangkaian

    keseluruhan dapat dilihat pada gambar 4 di

     bawah ini : 

    Gambar 4. Rangkaian Keseluruhan

    Sumber : Author

    3.2.1.  Rangkaian Zero Crossing Detector

    Rangkaian  zero crossing detector  berfungsi

    agar bisa menentukan waktu tunda dengantepat untuk mendapatkan hasil pengaturan daya

  • 8/20/2019 Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa (1)

    5/10

    Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor  5 

    yang akurat, mikrokontroler harus mengetahui

    saat titik nol ( zero crossing ) dari tegangan jala-

     jala listrik.  Zero Crossing adalah rangkaian

    yang digunakan untuk mendeteksi perpotongan

    gelombang sinus AC 220 Volt saat melewati

    titik tegangan nol. Seberangan titik nol yangdideteksi adalah peralihan dari positif menuju

    negatif dan peralihan dari negatif menuju

     positif. Seberangan tersebut yang menjadi

    acuan yang digunakan untuk pemberian waktu

    tunda untuk pemicuan  gate pada triac. Berikut

    adalah gambar rangkaian  zero crossing

    detector yang ditunjukan oleh gambar 5 di

     bawah ini : 

    Gambar 5. Rangkaian Zero Crossing Detector

    Sumber : Author

    3.2.2. 

    Rangkaian Driver Motor

    Ranglaian driver motor berfungsi untuk

    membantu memperkuat sinyal keluaran

    mikrokontroler agar mampu memicu triac.

    Rangkaian ini pun digunakan sebagai pemisah

    antara tegangan rangkaian kontrol yang berupa

    tegangan rendah DC terhadap rangkaian daya

    yang berupa tegangan tinggi AC.

    Rangkaian ini sendiri terdiri dari beberapa

    komponen yaitu, triac BT-138 , optocoupler

    MOC3011 ,  kapasitor   serta resistor. Adapun

    gambar rangkaian driver   motor dapat dilihat pada gambar 6 di bawah ini : 

    Gambar 6. Rangkaian Driver  Motor

    Sumber : Author  

    Cara kerja dari rangkaian ini adalah ketika

    tombol  start   ditekan lalu mikrokontroler akan

    memberikan arus keluaran untuk pemicuan

    triac, namun karena arus pemicuan yang kecil

    yang dihasilkan oleh mikrokontroler, maka

    dibutuhkan suatu komponen untuk penguatanarus keluaran dari mikrokontroler. Peranan itu

    dimiliki oleh optocoupler , yang memiliki

    fungsi sebagai penguat keluaran arus dari

    mikrokontroler. Jenis atau tipe optocoupler  

    yang digunakan pada perancangan alat ini

    adalah optocoupler MOC3011 yang memiliki

    tegangan input   3-5 Volt dan arus 60 mA,

    sedangkan tegangan output -nya adalah 400

    Volt dengan arus 1 Ampere sehingga dapat

    memicu  gate  pada triac. Setelah  gate  pada

    triac mendapatkan arus pemicuan, maka

    gerbang A1 pada triac akan terhubung ke

    gerbang A2 dan akan mengalirkan arus beban. 

    3.2.3. Rangkaian Power Suplay

     Power supply  merupakan bagian terpenting

    dari sistem, kerena tanpa  power supply  maka

    seluruh rangkaian tidak akan dapat berjalan

    dengan semestinya. Pada perancangan alat ini

    daya yang digunakan sebesar 5 VDC, daya

    tersebut digunakan untuk suplay daya

    mikrokontroler . Rangkaian power supply dapat

    dilihat pada gambar 7 di bawah ini:

    Gambar 7. Rangkaian Power Supply

    Sumber : Author

  • 8/20/2019 Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa (1)

    6/10

    Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor  6 

    Cara kerja dari rangkaian ini yaitu, tegangan

    AC 220 Volt diturunkan melalui transformator

     step down  dari 220 Volt menjadi 9 Volt dan

    kemudian disearahkan menggunakan dioda

    bridge. Penggunaan kapasitor berfungsi

    sebagai  filter   untuk penyaring tegangan DCagar terhindar dari tegangan ripple. Untuk

    menstabilkan tegangan, maka digunakan IC

    regulator seri 78xx. Karena yang dibutuhkan

    tegangan yang sebesar 5 VDC, maka

    dibutuhkan IC regulator seri 7805. Setelah

    didapatkan output   tegangan yang diperlukan,

    maka rangkaian akan mendapatkan tegangan

    yang diperlukan dari rangkaian ini melalui

    kabel jumper .

    3.3. Perancangan Bahasa Program

    Perancangan bahasa program dibuat untuk

    menjalankan sebuah mikrokontroler agar

    mikrokontroler tersebut bisa bekerja sesuaidengan yang diinginkan. Pemrograman

    mikrokontroler ATMega8535 dilakukan

    dengan menggunakan bahasa C. Pemilihan

     bahasa C dikarenakan kemudahan,

    kesederhanaan, serta fleksibilitas

     pemrograman. Perancangan bahasa program

    sangatlah penting karena merancang secara

    keseluruhan program yang akan dibuat dan

    dijalankan. Perancangan bahasa program ini

    menggunakan  software CodeVision  AVR,

    suatu  software  program C Compiler   berbasis

    Windows  untuk mikrokontroler keluarga AVR

    seperti ATmega, ATtiny, AT90xx danAT86xx. CideVision AVR merupakan software 

    untuk pembuatan program dengan

    menggunakan bahasa C.

    Sebelum di-download ke dalam IC

    mikrokontroler, bahasa C tersebut di-compile

    terlebih dahulu ke dalam format ( Hex.), setelah

    itu baru  file  dengan fomat hex  tersebut di-

    download dengan perangkat downloader  

    melalui pin Miso, Mosi, Sck, Reset  dan Gnd.

    3.4. Prinsip Kerja

    Prinsip kerja pengaturan kecepatan putaran

    motor induksi berbasis mikrokontrolerATMega8535 yaitu ketika catu daya diberikan

    rangkaian zero crossing detector  bekerja untuk

    mendeteksi perpotongan gelombang sinus

    tegangan AC pada titik nol ( zero point )

    tegangan tersebut, sehinggga dapat

    memberikan acuan untuk memulai waktu pen-

    trigger -an sebagai pemicu triac. Lalu tombol

     push button start  ditekan, maka rangkaian pada

    sistem minimum mikrokontroler akan bekerja

    dan menjalankan perintah sesuai dengan

     program yang telah dibuat. Pada saat variabel

    resistor dinaikan atau diturunkan, maka tiap

     step-nya akan memerintah mikrokontroleruntuk mengatur waktu tunda untuk pemicuan

     gate pada triac, sehingga Main Terminal  1 dan

     Main Terminal  2 pada triac akan mengalirkan

    suplai tegangan hingga terjadinya putaran pada

    motor induksi satu phasa.

    Piringan yang dipasang pada poros putar motor

    akan berputar, sehingga sensor kecepatan

     putaran akan mendeteksi hasil putaran piringan

    tersebut yang berupa angka-angka biner (pada

    lubang piringan berarti 1 dan tanpa lubang

     berarti 0). Hasil yang ditangkap sensor akan

    dikirim ke mikrokontroler dan akan dirubah

    menjadi bentuk digital   yang selanjutnya akanditampilkan oleh LCD berupa rpm motor.

    Adapun diagram alur dari program utama

    adalah seperti ditunjukkan pada gambar 8 di

     bawah ini : 

    Mulai

    TampilanPembuka

    Tekan

    Start

    LED Merah ON

    If(TCNT1

  • 8/20/2019 Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa (1)

    7/10

    Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor  7 

    4. PENGUJIAN DAN ANALISA

    SISTEM 

    4.1. Pengujian Rangkaian Power Supply

    Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui

    tegangan kerja yang dikeluarkan oleh

    rangkaian  power supply, pengujian rangkaian

     power supply dilakukan dengan cara mengukur

    tegangan pada sisi  sekunder   transformator  

    serta pada sisi output   pada rangkaian  power

     supply.

    Adapun tabel hasil pengujian rangkaian  power

     supply dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini :

    Tabel 1. Hasil Pengujian Rangkaian  Power

    Supply.

    Objek Yang

    Diukur

    Hasil Pengukuran

     Input  (V) Output  (V)

    Transformator 216 AC 9,41 ACLM7805 9,41 AC 4,90 DC

    Sumber : Author  

    Dari hasil pengujian yang didapat, rangkaian

     power supply  ini dapat berfungsi dengan baik

    dengan keluaran sebesar 4,90 Volt DC, karena

    untuk mengaktifkan mikrokontroler diperlukan

    tegangan 4,5 Volt DC sampai 5,5 Volt DC.

    4.2. Pengujian Rangkaian Zero Crossing

    Detector

    Rangkaian  zero crossing detector  berfungsi

    untuk mendeteksi setiap gelombang sinus yang

    melewati titik nol, maka diperoleh frekuensigelombang keluaran sebesar dua kali dari

    frekuensi gelombang sinus masukan. Adapun

    frekuensi gelombang sinus masukan adalah 50

    Hz, sehingga frekuensi gelombang keluaran

    adalah 2x50 = 100 Hz.

    Adapun gambar bentuk gelombang keluaran

    dari rangkaian  zero crossing detector yang

    diuji dengan osiloskop dapat dilihat pada

    gambar 9 di bawah ini : 

    Gambar 9. Bentuk Gelombang Zero Crossing

     Detector

    Sumber : Author  

    Dari hasil pengujian keluaran bentuk

    gelombang  zero crossing detector   dengan

    osiloskop, maka didapat frekuensi sebesar

    104,776 Hz. Dan zero point  yang dideteksi oleh

    rangkaian  zero crossing detector dapat

    digunakan untuk pemberian waktu penyulutantriac pada rangkaian driver  motor.

    4.3. Pengujian Rangkaian Driver Motor

    Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui

    apakah rangkaian driver  motor dapat berfungsi

    atau tidak untuk mengatur kecepatan putaran

    motor induksi satu phasa. Pengujian yang

    dilakukan pada rangkaian driver   motor

    menggunakan bantuan rangkaian  zero crossing

    detector dan sistem mikrokontroler

    ATMega8535 untuk mengeluarkan sinyal picu

    sebagai pemicu  gate triac. Serta digunakan

     bantuan perangkat lunak, yaitu rutin layanan

    interupsi eksternal 0, interupsi eksternal 2 danlayanan interupsi timer 0.

    Pengamatan dilakukan dengan osiloskop untuk

    melihat bentuk gelombang tegangan keluaran,

    arus keluaran dan rpm yang dihasilkan motor

    dari rangkaian driver  motor yang diberikan ke

     beban berdasarkan pengaturan waktu tunda

     pemicuan. Gambar 10 di bawah ini merupakan

    hasil bentuk gelombang pemicuan dari waktu

    tunda pemicuan 448 uS (a), 992 uS (b), 1.008

    uS (c), 1.024 uS (d), 1.040 uS (e), 1.056 uS (f),

    1.072 uS (g), 1.088 uS (h), 1.104 uS (i) dan

    1.120 uS (j). 

  • 8/20/2019 Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa (1)

    8/10

    Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor  8 

    Gambar 10. Bentuk Gelombang Dari Waktu

    Tunda Pemicuan 448 uS (a), 992 uS (b), 1.008

    uS (c), 1.024 uS (d), 1.040 uS (e), 1.056 uS (f),

    1.072 uS (g), 1.088 uS (h), 1.104 uS (i) Dan

    1.120 uS (j)Sumber : Author  

    Pemberian waktu tunda dimaksudkan untuk

     pemicuan  gate  pada triac dengan waktu tunda

    yang sudah di- setting   yang dikeluarkan dari

    mikrokontroler, tujuannya untuk pencacahan

    tegangan AC 220 Volt. Maka setiap waktu

    tunda yang diberikan untuk pemicuan triac dari

    waktu tunda terkecil sampai dengan yang

    terbesar yaitu 984 uS  –  1.120 uS, maka bentuk

    gelombang sinus AC pada gambar 17 di atas

    akan semakin kecil. Adapun tabel hasil

     pengujian rangkaian driver  motor dapat dilihat

     pada tabel 2 di bawah ini :

    Tabel 2. Hasil Pengujian Rangkaian  Driver  

    Motor.

    StepWaktuTunda

    Pemicuan

    (V) (A) (Hz)Tachom

    eter

    (RPM)

    Torsi( Newt

    n

    meter)0 984 uS  202 0 50,0406 0 0

    1 992 uS  189 0,51 50,0370 100 2,6417

    2 1.008 uS 186 0,56 50,0455 200 1,4285

    3 1.024 uS 182 0,59 50,0525 310 0,9504

    4 1.040 uS 178 0,61 50,0089 555 0,5365

    5 1.056 uS 176 0,64 50,0397 920 0,3356

    6 1.072 uS 135 0,89 50,0532 1.800 0,1829

    7 1.088 uS 120 1,03 50,0449 2.860 0,1184

    8 1.104 uS 113 1,13 50,0236 2.945 0,1189

    9 1.120 uS 105 1,2 50,0590 2.980 0,1159

    Sumber : Author  

    Dari bentuk gelombang tegangan keluaran dan

    hasil pengujian pada gambar 17 dan tabel 4.3 di

    atas dapat diketahui bahwa semakin besar

    waktu tunda pemicuan untuk triac  pada

    rangkaian driver   motor, maka bagian dari

    tegangan AC yang diberikan ke beban untuk

    tiap phasanya (positif dan negatif) akan

    semakin kecil, demikian sebaliknya.

    Sedangkan arus keluaran dari variasi waktu

    tunda pemicuan pada beban induktif, dapat

    dilihat bahwa semakin besar waktu tunda

     pemicuan untuk triac, maka arus keluaran yang

    dihasilkan triac  semakin besar, demikian

    sebaliknya. Dari hasil tersebut dimasukan ke

    dalam persamaan  P = V * I * Cos Phi, maka

    didapat hasil perhitungan pada tabel 3 di bawahini dengan Cos Phi = 0,39 tertinggal.

    Tabel 3. Hasil Perhitungan Daya.

    Step

    Daya

    (Watt)

     No

     Load

    Sensor

    Kecepatan

    Putaran

    (RPM)

    0 0 0

    1 37,5921 110

    2 40,6224 164

    3 41,8782 220

    4 42,3462 330

    5 43,9296 4966 46,8585 570

    7 48,2040 662

    8 49,7991 775

    9 49,1400 994

    Sumber : Author  

    Dari hasil perhitungan pada tabel 3 di atas,

    maka semakin besar daya yang diberikan ke

  • 8/20/2019 Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa (1)

    9/10

    Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor  9 

     beban berbanding lurus dengan kecepatan

     putaran motor (rpm) yang dihasilkan.

    4.4. Pemrograman Utama

    Pemrograman utama ini adalah untuk

    mendeklarasikan header yaitu untuk

    mendefinisikan preprosesor yang digunakan

    dan untuk menyertakan fungsi pustaka.

    Kemudian mendefinisikan sebuah konstanta

    sebagai input/output   yang digunakan. Berikut

    adalah bahasa untuk pemrograman utama :

    //deklarasi header1: #include 2: #include 3: #include 4: #include //mendefinisikan sebuah konstanta5: #define led1 PORTD.76: #define led2 PORTD.6

    7: #define pulse PORTD.58: #define s1 PINA.69: #define s2 PINA.7

    4.5. Program Pengaturan Kecepatan

    Putaran Motor Induksi

    Perancangan program pengaturan kecepatan

     putaran motor induksi satu phasa ini memiliki 9

     step  untuk mengatur kecepatan putaran.

    Pemilihan setiap  step-nya dilakukan dengan

    cara mengatur variabel resistor (potensiometer)

    sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan. Di

    dalam program ini terdiri dari pendeklarasian

    variabel yaitu sebuah variabel yang diberi

    nama long, timer_0, speed, a, temp dan on dan

    deklarasi sub rutin. Berikut adalah program

     pengaturan kecepatan putaran motor induksi :

    //deklarasi variabel10: volatile unsigned long RPM=0;

     11: unsigned char timer_0[10]=

    {0x85,0x84,0x82,0x80,0x7E,0x7C,0x7A,0x78,0x76,0x74};

    12: unsigned charspeed,a=0,temp=0;

    13: bit on=0;//deklarasi sub rutin14: interrupt [EXT_INT2] void

    ext_int2_isr(void)15: {16: unsigned long ELAPSED;17: if(TCNT1 < 400018: {19: ELAPSED=TCNT1;20: TCNT1=0;21: RPM=(58594/ELAPSED);22: RPM=RPM*2;

    23: }24: if(TCNT1 >= 4000)25: {26: TCNT1=0;27: }28: }

    //deklarasi sub rutin29: interrupt [EXT_INT0] void

    ext_int0_isr(void)30: {31: temp=~temp;32: led1=temp;33: if(on==1)34: {35: if(speed==0)36: {37: pulse=1;38: return;39: }40: else if(speed>9)41: {

    42: return;43: }44: else45: {46: pulse=1;47: TCNT0 = timer_0[9-speed];48: TCCR0 = 0x03;49: }50: }51: else52: pulse=1;53: }//deklarasi sub rutin54: interrupt [TIM0_OVF] void

    timer0_ovf_isr(void)

    55: {56: TCCR0=0x00;57: pulse=0;58: } 

    5. KESIMPULAN

    1) 

    Sebuah mikrokontroler ATMega8535

    sebagai kontrol utama alat dapat mengatur

    keluaran sinyal pemicuan untuk triac.

    Dari pemberian watu tunda untuk

     pemicuan  gate pada triac sebesar 984 uS

    sampai dengan 1.120 uS, maka didapat

    keluaran daya yang semakin besar,

    sehingga keluaran daya akan berbandinglurus dengan kecepatan putaran motor

    (rpm) yang dihasilkan. Namun,

     berbanding terbalik dengan torsi yang

    dihasilkan.

    2) 

    Penggunaan sensor kecepatan putaran

     pada perancangan alat ini tidak berfungsi

    sesuai dengan yang diharapkan. Sensor

  • 8/20/2019 Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa (1)

    10/10

    Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor  10 

    tidak mendeteksi putaran motor dengan

     benar. Dari hasil pengujian yang didapat

    dan dibandingkan dengan hasil

     pengukuran manual menggunakan

    tachometer , maka didapat perbedaan 2

    sampai dengan 4 kali lebih kecildibanding dengan pengukuran dengan

    menggunakan tachometer .

    6. DAFTAR PUSTAKA

    [1] Zuhal. “ Dasar Tenaga Listrik Dan

     Elektronika Daya”. PT Gramedia Pustaka

    Utama, Jakarta, 1988.

    [2]http://zargotz.blogspot.co.uk/2012/02/norma

    l-0-false-false-false-en-us-x-none.html  

    [3]http://www.electronicglobal.com/2011/09/m

    otor-listrik-ac-1-fasa.html  [4]http://dunia-

    listrik.blogspot.com/2009/04/motor-

    listrik-ac-satu-fasa.html  

    [5] Arindya, Radita. “ Penggunaan dan

     Pengaturan Motor Listrik ”. Graha Ilmu,

    Yogyakarta, 2013.

    [6] Zuhal Dan Zhanggischan. “ PRINSIP

     DASAR ELEKTROTEKNIK ”. PT

    Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004.

    [7] Bejo, Agus. ” Rahasia Kemudahan

     Bahasa C Dalam Mikrokontroler

     ATMega8535”. Graha Ilmu, Yogyakarta,2008.

    [8] http://spenix-

    ei.blogspot.com/2012/07/mikrokontroler-

    avr-atmega-8535.html  

    [9] Malvino, Albert Paul., Ph.D.

    “ ELECTRONIC PRINCIPLES ”.

    McGraw-Hill, Inc., California, 1979.

    [10] Setiawan, Afrie. “20 Aplikasi

     Mikrokontroler ATMega8535 dan

     ATMega16 ”. Penerbit Andi Yogyakarta,

    Yogyakarta, 2011.

    [11] http://octopart.com/diodem-

     fairchild%2Bsemiconductor-704682 

    [12] Bishop, Owen. “ Dasar-dasar

     Elektronika”. Erlangga, Jakarta, 2002. 

    [13] Iswanto. “belajar sendiri

     MIKROKONTROLER AT90S2313 dengan

     BASIC Compiler ”. Andi, Yogyakarta,

    2009.

    [14] http://octopart.com/moc3011m-

     fairchild%2Bsemiconductor-704682. 

    [15] http://e-motorlistrik.com/materi/motor-

    induksi.html  

    [16]http://kuliahelektro.blogspot.com/2011/01/ 

    motor-induksi-3-fasa_30.html  

    [17]http://syahwilalwi.blogspot.com/2010/12/si

     stem-proteksi-motor.html  

    [18]http://www.ec21.com/offer_detail/Sell_TRI 

     AC_BT138--12074382.html  

    [19] http://forum.hobby-

    aeromodelling.com/viewtopic.php?t=283

    2&sid=832532532425248869286918fdc0

    805f  

    [20] http://komponenelektronika.net/fungsi-

    kapasitor.html  

    [21]http://www.engineersgarage.com/electroni

    c-components/16x2-lcd-module-

    datasheet . 

    Riwayat Penulis

    1) 

    Rahmat H idayat, ST. Mahasiswa Teknik

    Tenaga Listrik Lulusan Tahun 2013Program Studi Teknik Elektro Fakultas

    Teknik Universitas Pakuan Bogor.

    2)  Prof. Dr. Ir. H. Didik Notosudjono,M.Sc . Guru Besar Staf Dosen Program

    Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik

    Universitas Pakuan Bogor.

    3)  Ir. Dede Suhendi, MT.  Staf Dosen

    Program Studi Teknik Elektro Fakultas

    Teknik Universitas Pakuan Bogor.

    http://zargotz.blogspot.co.uk/2012/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.htmlhttp://zargotz.blogspot.co.uk/2012/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.htmlhttp://zargotz.blogspot.co.uk/2012/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.htmlhttp://zargotz.blogspot.co.uk/2012/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.htmlhttp://www.electronicglobal.com/2011/09/motor-listrik-ac-1-fasa.htmlhttp://www.electronicglobal.com/2011/09/motor-listrik-ac-1-fasa.htmlhttp://www.electronicglobal.com/2011/09/motor-listrik-ac-1-fasa.htmlhttp://www.electronicglobal.com/2011/09/motor-listrik-ac-1-fasa.htmlhttp://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/motor-listrik-ac-satu-fasa.htmlhttp://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/motor-listrik-ac-satu-fasa.htmlhttp://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/motor-listrik-ac-satu-fasa.htmlhttp://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/motor-listrik-ac-satu-fasa.htmlhttp://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/motor-listrik-ac-satu-fasa.htmlhttp://spenix-ei.blogspot.com/2012/07/mikrokontroler-avr-atmega-8535.htmlhttp://spenix-ei.blogspot.com/2012/07/mikrokontroler-avr-atmega-8535.htmlhttp://spenix-ei.blogspot.com/2012/07/mikrokontroler-avr-atmega-8535.htmlhttp://spenix-ei.blogspot.com/2012/07/mikrokontroler-avr-atmega-8535.htmlhttp://octopart.com/diodem-fairchild%2Bsemiconductor-704682http://octopart.com/diodem-fairchild%2Bsemiconductor-704682http://octopart.com/diodem-fairchild%2Bsemiconductor-704682http://octopart.com/moc3011m-fairchild%2Bsemiconductor-704682http://octopart.com/moc3011m-fairchild%2Bsemiconductor-704682http://octopart.com/moc3011m-fairchild%2Bsemiconductor-704682http://e-motorlistrik.com/materi/motor-induksi.htmlhttp://e-motorlistrik.com/materi/motor-induksi.htmlhttp://e-motorlistrik.com/materi/motor-induksi.htmlhttp://kuliahelektro.blogspot.com/2011/01/motor-induksi-3-fasa_30.htmlhttp://kuliahelektro.blogspot.com/2011/01/motor-induksi-3-fasa_30.htmlhttp://kuliahelektro.blogspot.com/2011/01/motor-induksi-3-fasa_30.htmlhttp://kuliahelektro.blogspot.com/2011/01/motor-induksi-3-fasa_30.htmlhttp://syahwilalwi.blogspot.com/2010/12/sistem-proteksi-motor.htmlhttp://syahwilalwi.blogspot.com/2010/12/sistem-proteksi-motor.htmlhttp://syahwilalwi.blogspot.com/2010/12/sistem-proteksi-motor.htmlhttp://syahwilalwi.blogspot.com/2010/12/sistem-proteksi-motor.htmlhttp://www.ec21.com/offer_detail/Sell_TRIAC_BT138--12074382.htmlhttp://www.ec21.com/offer_detail/Sell_TRIAC_BT138--12074382.htmlhttp://www.ec21.com/offer_detail/Sell_TRIAC_BT138--12074382.htmlhttp://www.ec21.com/offer_detail/Sell_TRIAC_BT138--12074382.htmlhttp://forum.hobby-aeromodelling.com/viewtopic.php?t=2832&sid=832532532425248869286918fdc0805fhttp://forum.hobby-aeromodelling.com/viewtopic.php?t=2832&sid=832532532425248869286918fdc0805fhttp://forum.hobby-aeromodelling.com/viewtopic.php?t=2832&sid=832532532425248869286918fdc0805fhttp://forum.hobby-aeromodelling.com/viewtopic.php?t=2832&sid=832532532425248869286918fdc0805fhttp://forum.hobby-aeromodelling.com/viewtopic.php?t=2832&sid=832532532425248869286918fdc0805fhttp://komponenelektronika.net/fungsi-kapasitor.htmlhttp://komponenelektronika.net/fungsi-kapasitor.htmlhttp://komponenelektronika.net/fungsi-kapasitor.htmlhttp://www.engineersgarage.com/electronic-components/16x2-lcd-module-datasheethttp://www.engineersgarage.com/electronic-components/16x2-lcd-module-datasheethttp://www.engineersgarage.com/electronic-components/16x2-lcd-module-datasheethttp://www.engineersgarage.com/electronic-components/16x2-lcd-module-datasheethttp://www.engineersgarage.com/electronic-components/16x2-lcd-module-datasheethttp://www.engineersgarage.com/electronic-components/16x2-lcd-module-datasheethttp://www.engineersgarage.com/electronic-components/16x2-lcd-module-datasheethttp://www.engineersgarage.com/electronic-components/16x2-lcd-module-datasheethttp://www.engineersgarage.com/electronic-components/16x2-lcd-module-datasheethttp://komponenelektronika.net/fungsi-kapasitor.htmlhttp://komponenelektronika.net/fungsi-kapasitor.htmlhttp://forum.hobby-aeromodelling.com/viewtopic.php?t=2832&sid=832532532425248869286918fdc0805fhttp://forum.hobby-aeromodelling.com/viewtopic.php?t=2832&sid=832532532425248869286918fdc0805fhttp://forum.hobby-aeromodelling.com/viewtopic.php?t=2832&sid=832532532425248869286918fdc0805fhttp://forum.hobby-aeromodelling.com/viewtopic.php?t=2832&sid=832532532425248869286918fdc0805fhttp://www.ec21.com/offer_detail/Sell_TRIAC_BT138--12074382.htmlhttp://www.ec21.com/offer_detail/Sell_TRIAC_BT138--12074382.htmlhttp://www.ec21.com/offer_detail/Sell_TRIAC_BT138--12074382.htmlhttp://syahwilalwi.blogspot.com/2010/12/sistem-proteksi-motor.htmlhttp://syahwilalwi.blogspot.com/2010/12/sistem-proteksi-motor.htmlhttp://syahwilalwi.blogspot.com/2010/12/sistem-proteksi-motor.htmlhttp://kuliahelektro.blogspot.com/2011/01/motor-induksi-3-fasa_30.htmlhttp://kuliahelektro.blogspot.com/2011/01/motor-induksi-3-fasa_30.htmlhttp://kuliahelektro.blogspot.com/2011/01/motor-induksi-3-fasa_30.htmlhttp://e-motorlistrik.com/materi/motor-induksi.htmlhttp://e-motorlistrik.com/materi/motor-induksi.htmlhttp://octopart.com/moc3011m-fairchild%2Bsemiconductor-704682http://octopart.com/moc3011m-fairchild%2Bsemiconductor-704682http://octopart.com/diodem-fairchild%2Bsemiconductor-704682http://octopart.com/diodem-fairchild%2Bsemiconductor-704682http://spenix-ei.blogspot.com/2012/07/mikrokontroler-avr-atmega-8535.htmlhttp://spenix-ei.blogspot.com/2012/07/mikrokontroler-avr-atmega-8535.htmlhttp://spenix-ei.blogspot.com/2012/07/mikrokontroler-avr-atmega-8535.htmlhttp://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/motor-listrik-ac-satu-fasa.htmlhttp://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/motor-listrik-ac-satu-fasa.htmlhttp://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/motor-listrik-ac-satu-fasa.htmlhttp://www.electronicglobal.com/2011/09/motor-listrik-ac-1-fasa.htmlhttp://www.electronicglobal.com/2011/09/motor-listrik-ac-1-fasa.htmlhttp://www.electronicglobal.com/2011/09/motor-listrik-ac-1-fasa.htmlhttp://zargotz.blogspot.co.uk/2012/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.htmlhttp://zargotz.blogspot.co.uk/2012/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.htmlhttp://zargotz.blogspot.co.uk/2012/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html