starting motor induksi 3 fasa berbasis mikrokontroler …
TRANSCRIPT
i
STARTING MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO
OLEH
HAERUL HAKIM HASBAR HADA
105 82 1174 13 105 82 1186 13
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
ii
STARTING MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS
MIKROKONTROLER ARDUINO
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu syarat
Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Disusun dan diajukan oleh
HAERUL HAKIM HASBAR HADA
105 82 1174 13 105 82 1186 13
PADA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
iii
iv
v
Haerul Hakim1, Hasbar Hada2
1.2Prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Makassar
Email: [email protected], [email protected]
ABSTRAK
Abstrak: Haerul Hakim dan Hasbar Hada (2019). Starting motor induksi 3 fasa berbasis mikrokontroler arduino. Motor induksi adalah mesin listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Motor induksi tiga phase banyak digunakan karena konstruksi yang sederhana dan perawatan yang mudah. Kendala operasi motor induksi ini adalah arus pengasutannya mencapai lima sampai tujuh kali arus nominal, sehingga diperlukan suatu metode pengasutan untuk mengatasi hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan alat starting dengan metode way delta dimana proses perpindahan dari way ke delta akan di atur secara otomatis pada sebuah rangkaian arduino dan beberapa relay. Penelitian ini akan menciptakan suatu alat starting motor induksi dengan metode way delta yang diatur secara otomatis dimana hal sangat membantu pekerjaan terutama dalam hal efisiensi waktu.
Kata Kunci: Motor induksi Tiga Fasa, Metode Way Delta, Arduino
vi
Haerul Hakim1, Hasbar Hada2
1.2Prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Makassar
Email: [email protected], [email protected]
ABSTRAK
Abstract: Haerul Hakim and Hasbar Hada (2019). Starting 3 phase induction motor based on Arduino microcontroller. An induction motor is an electric machine that converts electrical energy into mechanical energy. Three phase induction motor is widely used because of simple construction and easy maintenance. The operating constraints of this induction motor are that the starting current reaches five to seven times the nominal current, so a starting method is needed to overcome this problem. This study aims to simulate starting with the way delta method where the process of moving from way to delta will be set automatically on an Arduino circuit and several relays. This study will create a tool for starting an induction motor with the way delta method that is automatically regulated where things really help work, especially in terms of time efficiency.
Keywords: Three Phase Induction Motor, Way Delta Method, Arduino
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT , sang pemilik dunia dan
seisinya, tiada Tuhan selain Allah dan hanya kepada-Nya lah kita patut memohon
dan berserah diri. Hanya karena nikmat kesehatan dan kesempatan dari Allah
SWT lah kami dapat menyelesaikan laporan skripsi ini. Dan tak lupa pula kita
kirimkan salam dan shalawat selalu kita haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. Sang kekasih Allah, dengan syafaat dari beliaulah kita dapat
terbebas dari zaman kejahiliyaan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam dalam penulisan skripsi ini
masih banyak kekurangan-kekurangan, hal ini disebabkan karena akami selaku
penulis hanyalah manusia biasa yang tak lepas dari kesalahn dan kekurangan baik
itu di tinjau dari segi tehnis penulisan maupun perhitungan. Oleh karena itu kami
selaku penulis siap menerima dengan ikhlas segala koreksiserta perbaikan guna
menyempurakan penulisan ini agar nantinya dapat bermanfaat
Tak lupa pada kesempatan kali ini kami sebagai penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu dan mendukung
penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kehidupan, keselamatan dan kesehatan
baik jasmani dan rohani.
viii
2. Nabi Muhammad SAW yang senantiasa menjadi panutan kita.
3. Ayah, ibu serta kakak adik, terima kasih atas doa dan dukungannya selama
proses penulisan skripsi.
4. Bapak Hamzah Al Imran, ST. MT, sebagai Dekan Fakultas Teknuk
UniversitasMuhamadiyah Makassar.
5. Ibu Adriani , ST, MT, sebagai Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Makassar.
6. Bapak Dr. Eng. Ir. H. Zulfajri Basri Hasanuddin, M.Eng selaku pembimbing I
dan Bapak Ir. Abdul Hafid, MT, selaku pembimbing II, yang telah banyak
meluangkan waktunya dalam membimbing kami.
7. Bapak dan Ibu dosen serta staff pegawai pada Fakultas Teknik atas segala
waktunya telah mendidik dan melayani penulis selam menikuti proses belajar
mengajar di Universitas Muhammadiyah Makassar
Semoga semua pihak tersebut di atas mendapat pahala yang berlipat ganda di
sisi Allah SWT dan skripsi yang ederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis,
rekan-rekan, mayarakat serta bangsa dan Negara ini.
Makasssar,13 Juni 2019
ix
Daftar Isi
Sampul..............................................................................................................
Halaman Judul……………………………………………………………….. ii
Halaman Pengesahan………………………………………………………… iii
Abstrak……………………………………………………………………….. iv
Kata Pengantar ................................................................................................. vii
Daftar isi ........................................................................................................... ix
Daftar gambar................................................................................................... xii
Daftar tabel ....................................................................................................... xiv
Bab I Pendahuluan ........................................................................................... 1
1.1 Latar belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah........................................................................... 2
1.3 Tujuan penulisan ............................................................................ 2
1.4 Batasan masalah ............................................................................. 2
1.5 Manfaat penelitian .......................................................................... 2
1.6 Sistematika penulisan ..................................................................... 3
Bab II Tinjauan Pustaka……………………………………………………… 5
2.1 Mikrokontroler………………………………………………….... 5
a. Pengertian mikrokontroler………………………………… 5
x
b. Pengertian arduino………………………………………… 6
2.2 Liquid Crystal Display (LCD)…………………………………… 7
2.3 Motor Induksi……………………………………………………. 9
a. Pengertian motor induksi…………………………………. 9
b. Prinsip kerja motor induksi………………………………. 10
c. Konstruksi motor induksi………………………………… 12
2.4 Lght Emitting Diode (LED)…………………………………….. 16
2.5 Software Arduino IDE………………………………………….. 17
2.6 Relay……………………………………………………………. 18
Bab III Metode Penelitian………………………………………………….. 20
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan……………………………….. 20
3.1.1 Waktu…………………………………………………. 20
3.1.2 Tempat Pelaksanaan………………………………….. 20
3.2 Diagram Proses Penelitian……………………………………… 22
3.3 Metode Penelitan……………………………………………….. 23
3.4 Pengumpulan Alat/ Bahan……………………………………… 23
3.5 Skema Perancangan …………………………………………… 23
xi
3.6 Flowchart Program arduino...………………………………….. 24
Bab IV Hasil dan Pembahasan……………………………………………... 25
4.1 Pengujian Rangkaian Sistem Mikrokontroler………………….. 26
4.4 Pengujian Alat………………………………………………….. 26
4.5 Perhitungan Daya………………………………………………. 27
Bab V Penutup……………………………………………………………… 30
5.1 Kesimpulan…………………………………………………....... 30
5.2 Saran……………………………………………………………. 30
Daftar Pustaka……………………………………………………………… 31
Lampiran…………………………………………………………………… 32
xii
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Jenis-jenis Arduino…………………………………………….. 6
Gambar 2.2.1 Liquid Crystal Display (LCD)……………………………….. 8
Gambar 2.3.1. Konstruksi motor induksi …………………………………… 12
Gambar 2.3.2. Komponen stator motor induksi tiga fase…………………… 13
Gambar 2.3.4 Rotor Belitan…………………………………………………. 13
Gambar 2.3.5 Rangkaian Motor Induksi Rotor Belitan Terhubung Dengan
Tahanan Luar………………………………………………… 14
Gambar 2.3.6 Rotor Sangkar……………………………………………….. 14
Gambar 2.3.7 Rangkaian Motor induksi Rotor Sangkar menggunakan
ototransformator atau saklar λ-∆…………………………….. 15
Gambar 2.4 Light Emitting Diode (LED)…………………………………... 16
Gambar 2.5. Software Arduino……………………………………………... 18
Gambar 2.6. rangkaian relay 4 kaki………………………………………… 19
Gambar 2.6.1 rangkaian relay 4 kaki……………………………………….. 19
Gambar 2.6.2 rangkaian relay 5 kaki……………………………………….. 19
Gambar 3.2. Bagan Alir dari Proses Penelitian….………………………….. 22
xiii
Gambar 3.2. Skema Rancangan…………………………………………….. 23
Gambar 3.3 Skema Rangkaian……………………………………………... 23
Gambar 3.4 Flowchart Program Arduino…………………………………... 24
Gambar 4.1 Alat Starting…………………………………………………… 25
xiv
Daftar Tabel
Tabel 2.2.1 Deskripsi Pin LCD………………………………………………. 8
Tabel 4.1 Indikator…………………………………………………………… 27
Tabel 4.4.1 tegangan sebelum arduino aktif…………………………………. 27
Tabel 4.4.2 tegangan saat arduino aktif……………………………………… 29
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Motor Induksi 3 fasa merupakan alat penggerak yang banyak
digunakan dalam dunia perindustrian. Hal tersebut dikarenakan motor ini
mempunyai konstruksi yang sederhana, kokoh, harganya relatif murah, serta
perawatannya yang mudah. Namun dalam pemakaiannya terdapat
permasalahan awal. Yaitu lonjakan arus starting yang diterima lilitan atau
rotor pada motor induksi tiga fasa secara terus menerus dan dalam waktu
yang lama akan merusak belitan motor.
Pada kebanyakan motor induksi terutama motor induksi tiga fasa, arus
starting bisa mencapai empat sampai tujuh kali dari besar arus nominalnya.
Sehingga apabila hal ini terjadi di dunia perindustrian yang mayoritas
menggunakan motor-motor dengan Horse Power yang besar, memungkinkan
dapat terjadi lonjakan arus starting yang lebih besar dan ini tidak dapat
diizinkan, karena dapat mengganggu jaringan dan dapat merusak motor itu
sendiri.
Oleh karena itu dibutuhkan metode starting yang dapat megurangi
lonjakan arus starting yang sangat besar. Metode starting untuk motor listrik
ada beberapa macam. Diantaranya yaitu, DOL ( direct 2 on line ), star-delta,
auto transformer, dan soft starting. Metode yang akan digunakan pada tugas
akhir ini adalah metode starting motor dengan berbasis mikrokontroler.
2
Starting dengan metode ini adalah dengan cara memanfaatkan sebuah alat
mikrokontroler
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut:
a. Merakit alat starting motor induksi 3 fasa.
b. Menganalisa tingkat keberhasilan alat.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini yaitu:
1. Menciptakan alat starting motor induksi berbasis mikrokontroler.
2. Mendapatkan hasil dari pengujian alat yang telah di rancang.
1.4. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
Menguji tingkat keberhasilan dari alat starting motor induksi tiga fasa
berbasis mikrokonroler arduino yang di simulasikan dengan menggunakan
lampu LED sebagai pengganti motor 3 fasa.
1.5. Manfaat Penelitian
• Memberikan informasi pada penulis dan pembaca mengenai perancangan
serta proses perakitan alat starting motor yang akan di buat
3
• Dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam mata kuliah motor
induksi arus bolak-balik
• Sebagai referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
1.6. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis
membuat sistematika pembahasan tentang starting motor induksi 3 fasa
dengan menggunkan mikrokontroler, maka penulis membuat sistematika
penulisan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi mengenai latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, manfaat penelitian
yang dilakukan serta sistematika Penulisan dari hasil penelitian
yang dilakukan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori pendukung yang
berkaitan dengan judul penelitian. Teori meliputi pengertian
mikrokontroler, motor induksi, prinsip kerja motor induksi,dan
konstruksi motor induksi 3 fasa,
BAB III : METODE PENELITIAN
Dalam bagian ini akan dibahas perancangan dari alat,
yaitu waktu dan tempat pelaksanaan, diagram proses
perancangan, dan metode penelitian.
4
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan analisa dari penelitian akan dibahas pada bagian
ini.
BAB V : PENUTUP (SIMPULAN DAN SARAN)
Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian akan dibahas
pada bab ini.
DAFTAR PUSTAKA
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mikrokontroler
a. Pengertian Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung
di dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba
guna yang digunakan dalam sebuah PC, karena di dalam sebuah
mikrokontroler umumnya juga telah berisi komponen pendukung sistem
minimal mikroprosesor, yakni memori dan antarmuka I/O, sedangkan di
dalam mikroprosesor umumnya hanya berisi CPU saja.
Mikrokontroler ini pertama kali dibuat oleh Intel pada tahun 1976,
yaitu mikrokontroler 8-bit seri Intel 8748. Mikrokontroler tersebut adalah
bagian dari keluarga mikrokontroler MCS-48. Sebelumnya, Texas
instruments telah memasarkan mikrokontroler 4-bit pertama yaitu TMS
1000 pada tahun 1974. TMS 1000 yang mulai dibuat sejak 1971 adalah
mikrokomputer dalam sebuah chip, lengkap dengan RAM dan ROM.
Fungsi mikrokontroler ada banyak sekali sampai tidak bisa
disebutkan semua tapi ada beberapa yang penting – penting saja yaitu :
a. Sebagai Counter
b. Sebagai Decoder dan Encoder
c. Sebagai Flip - Flop
d. Sebagai Pembangkit Osilasi
e. Sebagai Timer / Pewaktu
f. Sebagai ADC ( Analog Digital Converter )
Mikrokontroler sendiri terdiri dari beberapa jenis yaitu:
6
a. AVR dimana mikrokontroler ini merupakan alat yang sering
digunakan dalam pembuatan modul, project, dan pembelajaran.
b. PIC
c. MCS51
d. ARM
b. Pengertian Arduino
Arduino merupakan pengendali mikro single-board yang bersifat
open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk
memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang. Hardwarenya
memiliki prosesor Atmel AVR dan softwarenya memiliki bahasa
pemrograman sendiri. Saat ini Arduino sangat populer di seluruh dunia.
Ada beberapa jenis arduino yang dikenal di pasaran yaitu Arduino
Nano,Arduino Uno,Arduino Mega dimana ketiganya memiliki fitur dan
kelebihan masing-masing.
Gambr 2.1 Jenis-jenis Arduino
7
2.2 Liquid Crystal Display (LCD)
Liquid Crystal Display (LCD) adalah panel penampil yang dibuat dari
bahan Kristal cair. Kristal dengan sifat-sifat khusus yang menampilkan warna
lengkap yang berasal dari efek pantulan/transmisi cahaya dengan panjang
gelombang pada sudut lihat tertentu. LCD merupakan salah satu perangkat
penampil yang sekarang ini mulai banyak digunakan.. Pada layar LCD, setiap
matrik adalah susunan dua dimensi piksel yang dibagi dalam baris dan
kolom.Dengan demikian, setiap pertemuan baris dan kolom adalah sebuah
LED terdapat sebuah bidang latar (backplane), yang merupakan lempengan
kaca bagian belakang dengan sisi dalam yang ditutupi oleh lapisan elektroda
transparan.
Dalam keadaan normal, cairan yang digunakan memiliki warna cerah.
Daerah-daerah tertentu pada cairan akan berubah warnanya menjadi hitam
ketika tegangan diterapkan antara bidang latar dan pola elektroda yang
terdapat pada sisi dalam lempeng kaca bagian depan.
Keunggulan LCD adalah hanya menarik arus yang kecil (beberapa
microampere), sehingga alat atau sistem menjadi portable karena dapat
menggunakan catu daya yang kecil. Keunggulan lainnya adalah tampilan yang
diperlihatkan dapat dibaca dengan mudah di bawah terang sinar matahari. Di
bawah sinar cahaya yang remang-remang dalam kondisi gelap, sebuah lampu
(berupa LED) harus dipasang dibelakang layar tampilan. Gambar berikut
adalah contoh LCD 16 x 2yang umum digunakan :
8
Gambar 2.2.1 Liquid Crystal Display (LCD)
Tabel 2.2.1 Deskripsi Pin LCD
NO Nama Pin Deskripsi Port
1 VCC +5V VCC
2 GND 0V GND
3 VEE Tegangan Kontras LCD Trimpot
4 RS Register Select, 0=Input Instruksi, 1=Input Data
PD5
5 R/W’ 1=Read, 0=Write PD6
6 E Enable Clock PD7
7 D0 Data Bus 0 PC0
8 D1 Data Bus 1 PC1
9 D2 Data Bus 2 PC2
10 D3 Data Bus 3 PC3
11 D4 Data Bus 4 PC4
12 D5 Data Bus 5 PC5
13 D6 Data Bus 6 PC6
14 D7 Data Bus 7 PC7
15 Anode Teganga Positif Backlight vCC
16 Katode Tegangan Negatif Backlight Gnd
9
2.3 Motor Induksi
a. Pengertian Motor Induksi
Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang
putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan putar pada stator,
dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada stator terdapat
selisih putaran yang disebut slip.
Motor induksi merupakan motor yang memiliki konstruksi yang
baik, harganya lebih murah dan mudah dalam pengaturan kecepatannya,
Stabil ketika berbeban dan mempunyai efisiensi tinggi. Mesin induksi
adalah mesin (AC) yang paling banyak digunakan dalam industri dengan
skala besar maupun kecil, dan dalam rumah tangga. Alasannya adalah
bahwa karakteristiknya hampir sesuai dengan kebutuhan dunia industri,
pada umumnya dalam kaitannya dengan harga, kesempurnaan,
pemeliharaan, dan kestabilan kecepatan. Mesin induksi (asinkron) ini pada
umumnya hanya memiliki satu suplay tenaga yang mengeksitasi belitan
stator. Belitan rotornya tidak terhubung langsung dengan sumber tenaga
listrik, melainkan belitan ini dieksitasi oleh induksi dari perubahan medan
magnetik yang disebabkan oleh arus pada belitan stator.
Hampir semua motor (AC) yang digunakan adalah motor induksi,
Sebagian besar alat industri menggunakan tenaga listrik sebagai energi
penggerak utamanya, dan di berbagai perindustrian banyak menggunakan
mesin-mesin dengan penggerak uatamanya adalah Motor AC Phasa Satu.
10
Motor induksi satu fase banyak dipakai sebagai penggerak di perindustrian
karena banyak memiliki keuntungan, tetapi ada juga kelemahannya.
Keuntungan motor induksi satu fase :
a. Lebih efisien. Sebagaimana dijelaskan diatas, bahwa listrik 3
fasa akan mengeluarkan arus yang lebih ringan. Begitupun
pada motor listrik;
b. Lebih bertenaga. Ini adalah yang paling utama. Mesin yang
menggunakan 3 fasa akan berenergi lebih besar karena dialiri
dengan 3 fasa berbeda gelombang sekaligus;
c. Lebih mudah diutak atik. Pada umumnya, sebuah motor listrik
3 fasa memiliki 6 terminal, meskipun ada yang 3 terminal,
terminal tersebut sebenarnya ada 6 namun direkayasa dan
dimudahkan sehingga menghasilkan 3 terminal 9 kontak
Hubung).
Kelemahan motor induksi satu fase :
a. Kecepatan tidak mudah dikontrol
b. Power faktor rendah pada beban ringan
c. Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal
b. Prinsip Kerja Motor Induksi
Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari
kumparan stator kepada kumparan rotornya. Apabila sumber tegangan satu
fase dipasang pada kumparan stator, timbullah medan putar yang berputar
11
dengan kecepatan sinkron (Ns), besarnya Ns ditentukan oleh jumlah kutub p
dan frekuensi stator f yang dirumuskan dengan :
Ns = 120 x f (rpm) p
Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada
rotor, sehingga pada kumparan rotor akan timbul tegangan induksi atau gaya
gerak listrik (ggl) per fase sebesar : 𝐸𝑟 = 4,44𝑓𝑠𝑁𝑟𝑚 (volt)
Er = Tegangan induksi pada rotor saat rotor dalam keadaan diam (volt)
Nr = Jumlah lilitan kumparan rotor
𝑚 = Fluksi maksimum (Wb)
Karena kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup ggl (E)
akan menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di dalam medan magnet
menimbulkan gaya (F) pada rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya
Lorenz (F) pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan
berputar searah dengan medan putar stator. Seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya bahwa tegangan induksi timbul karena terpotongnya batang
konduktor rotor oleh medan magnet putar stator. Artinya agar adanya
tegangan terinduksi maka diperlukan relatif antara kecepatan medan magnet
putar stator (Ns) dan kecepatan putar rotor (Nr). Dan perbedaan antara Ns
dan Nr ini disebut dengan slip (S) yang dinyatakan dengan :
(
)
Bila Nr = Ns maka slip bernilai nol, tidak ada fluks yang memotong
belitan rotor sehingga pada belitan rotor tidak diinduksikan tegangan, maka
12
tidak ada arus yang mengalir pada belitan rotor, dengan demikian tidak
dihasilkan kopel. Kopel motor akan timbul bila Nr < Ns. Dilihat dari cara
kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor tak serempak atau
asinkron.
c. Konstruksi Motor Induksi
Motor induksi adalah motor AC yang paling banyak dipergunakan,
karena konstruksinya yang kuat dan karakteristik kerjanya yang baik. Secara
umum motor induksi terdiri dari rotor dan stator. Keduanya merupakan
rangkaian magnetik yang berbentuk silinder dan simetris. Diantara rotor dan
stator ini terdapat celah udara yang sempit.
Rotor merupakan bagian yang bergerak, sedangkan stator bagian yang
diam. Diantara stator dengan rotor ada celah udara yang jaraknya sangat
kecil, konstruksi motor induksi dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 2.3.1. Konstruksi motor induksi
Stator merupakan bagian yang diam sebagai rangka tempat kumparan
stator yang terpasang. Stator terdiri dari : inti stator, kumparan stator, dan
alur stator. Motor induksi dilengkapi dengan dua kumparan stator yang
dipasang terpisah, yaitu kumparan utama (main winding) atau sering disebut
13
dengan kumparan berputar dan kumparan bantu (auxiliary winding) atau
sering disebut dengan kumparan start.
Gambar 2.3.2. Komponen stator motor induksi tiga fase
Komponen stator motor induksi satu fase terdiri dari : (a) Lempengan inti,
(b) Tumpukan inti dengan kertas isolasi pada beberapa alurnya, (c)
Tumpukan inti dan kumparan dalam cangkang stator.
Rotor merupakan bagian yang berputar. Bagian ini terdiri dari : inti
rotor, kumparan rotor dan alur rotor. Pada umumnya ada dua jenis rotor yang
sering digunakan pada motor induksi yaitu, rotor belitan (wound rotor) dan
rotor sangkar (squirrel cage rotor).
a. Rotor Belitan
Gambar 2.3.4 Rotor Belitan
Motor induksi jenis ini mempunyai rotor dengan belitan kumparan
tiga fase sama seperti kumparan stator. Kumparan stator dan rotor juga
14
mempunyai jumlah kutub yang sama. Penambahan tahanan luar sampai
harga tertentu dapat membuat kopel mula dapat mencapai harga kopel
maksimumnya. Kopel mula yang besar memang diperlukan pada waktu
start.
Motor induksi dengan rotor belitan memungkinkan penambahan
(pengaturan) tahanan luar. Tahanan luar yang dapat diatur ini dihubungkan
ke rotor melalui cincin. Selain untuk menghasilkan kopel mula yang besar
pada saat start. Disamping itu dengan mengubah-ubah tahanan luar,
kecepatan motor dapat diatur.
Gambar 2.3.5 Rangkaian Motor Induksi Rotor Belitan Terhubung
Dengan Tahanan Luar
b. Rotor Sangkar
Gambar 2.3.6 Rotor Sangkar
15
Motor induksi jenis ini mepunyai rotor dengan kumparan yang
terdiri dari beberapa batang konduktor yang disusun sedemikian rupa
hingga mempunyai sangkar tupai. Konstruksi rotor seperti ini sangat
sederhana bila dibandingkan dengan rotor mesin listrik lainnya.
Dengan demikian harganya pun murah. Karena konstruksinya yang
demikian, padanya tidak mungkin diberikan pengaturan tahanan luar
seperti pada motor induksi dengan rotor belitan.
Untuk membatasi arus mula yang besar, tegangan sumber harus
dikurangi dan biasanya digunakan ototransformator atau saklar λ-∆.
Tetapi berkurangnya arus akan berakibat berkurangnya kopel mula. Untuk
mengatasi hal ini dapat digunakan rotor jenis sangkar ganda.
Gambar 2.3.7 Rangkaian Motor induksi Rotor Sangkar
menggunakan ototransformator atau saklar λ-∆
16
2.4 Light Emitting Diode (LED)
Lampu LED adalah produk diode pancaran cahaya (LED) yang
disusun menjadi sebuah lampu. Lampu LED memiliki usia pakai dan
efisiensi listrik beberapa kali lipat lebih balik daripada lampu pijar dan tetap
jauh lebih efisien daripada lampu neon, beberapa chip bahkan dapat
menghasilkan lebih dari 300 lumen per watt. Pasar lampu LED diperkirakan
akan meningkat hingga 12 kali lipat dalam satu dekade ke depan, dari US$2
milyar diawal tahun 2014 menjadi US$25 milyar pada tahun
2023.Lampu LED hanya butuh energi sebesar 10% dari energi yang
dibutuhkan lampu pijar.
Tidak seperti lampu pijar dan lampu neon, lampu LED akan menghasilkan
terang sepenuhnya tanpa perlu waktu pemanasan (warm-up); usia pakai
lampu neon juga berkurang jika sering menyalakan dan mematikan
lampu.Biaya awal lampu LED umumnya lebih mahal. Degradasi pewarna
LED dan material pembungkus mengurangi keluaran cahaya seiring waktu.
Gambar 2.4 Light Emitting Diode (LED)
17
2.5 Software Arduino IDE
Arduino IDE dibuat dari bahasa pemrograman JAVA. Arduino IDE
juga dilengkapi dengan library C/C++ yang biasa disebut Wiring yang
membuat operasi input dan output menjadi lebih mudah. Arduino IDE ini
dikembangkan dari software Processing yang dirombak menjadi Arduino
IDE khusus untuk pemrograman dengan Arduino.
IDE itu merupakan kependekan dari Integrated Developtment
Enviroenment, atau secara bahasa mudahnya merupakan lingkungan
terintegrasi yang digunakan untuk melakukan pengembangan. Disebut
sebagai lingkungan karena melalui software inilah Arduino dilakukan
pemrograman untuk melakukan fungsi-fungsi yang dibenamkan melalui
sintaks pemrograman. Arduino menggunakan bahasa pemrograman sendiri
yang menyerupai bahasa C. Bahasa pemrograman Arduino (Sketch) sudah
dilakukan perubahan untuk memudahkan pemula dalam melakukan
pemrograman dari bahasa aslinya. Sebelum dijual ke pasaran, IC
mikrokontroler Arduino telah ditanamkan suatu program bernama Bootlader
yang berfungsi sebagai penengah antara compiler Arduino dengan
mikrokontroler.
18
Gambar 2.5. Software Arduino
2.6 Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan
merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri
dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal
(seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip
Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan
arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang
bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang
menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan
Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan
listrik 220V 2A.
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum
diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
19
Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum
diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)
Gambar 2.6. Rangkaian relay 4 kaki
Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit
oleh sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi
tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul
gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah
dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar
yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi
dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN
atau tidak terhubung.
Gambar 2.6.1 Rangkaian relay 4 kaki Gambar 2.6.2 Rangkaian relay 5 kaki
20
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini
adalah:
3.1. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
3.1.1. Waktu
Penelitian tugas akhir ini dilakukan selama 2 bulan, dimulai pada
bulan September 2018 sampai dengan bulan Desember 2018. Penulis
memulai dengan studi literatur yaitu, mencari buku-buku, jurnal dan
situs-situs internet yang berkaitan dengan judul alat yang akan di
rancang.
Pada bulan Oktober 2018 penulis mengumpulkan alat dan bahan
yang diperlukan, setelah alat dan bahan sudah dikumpulkan penulis
memulai melakukan perancangan alat pendeteksi kecepatan motor
induksi dengan menggunakan mikrokontroler dan rotary encoder.
Pada bulan Desember 2018 penulis memulai menguji alat yang
telah dirancang dan mencatat hasil yang didapatkan.
3.1.2. Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan dilakukan di Universitas Muhammadiyah
Makassar
21
Perakitan Alat
3.2. Diagram Proses Penelitian
Gambar 3.2. Bagan Alir dari Proses Penelitian
Studi literatur
Pengumpulan alat/bahan
Perancangan
Pengambilan Data
START
SELESAI
Pengujian Alat Sesuai ? TIDAK
IYA
22
Penulis memulai penelitian dengan mengumpulkan referensi atau
teori yang berkaitan dengan perancangan alat yang akan di buat kemudian
mulai mengumpulkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Setelah alat dan bahan
tersedia, selanjutnya dilakukan perancangan alat dan untuk proses akhir
menguji alat yang telah dirancang untuk pengambilan data.
3.3. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data dengan
cara mencari buku, jurnal dan modul yang berkaitan dengan judul penelitian
sebagai referensi untuk alat yang kami rancang.
3.4. Pengumpulan Alat / Bahan
Spesifikasi perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ;
1. sistem operasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah windows 7
2. perangkat lunak yang digunakan sebagai penulisan kode starting motor
induksi adalah Software Arduino V1.8.7
Sedangkan perangkat keras utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. PC/Laptop
2. Led pengganti motor induksi
3. Lcd 16x2 sebagai indicator
4. Relay
23
3.5. Skema Perancangan dan gambar rangkaian
Gambar 3.2. Skema Rancangan
Dari skema perancangan diatas menjelaskan, sumber tegangan yang
digunakan yaitu langsung dari PLN untuk menyalakan motor digunakan
Potensio sebagai pengatur tegangan yang masuk ke motor dan untuk
mengatasi tegangan PLN yang tinggi maka digunakan Adaptor.
Laptop/PC digunakan untuk mengisi program pada Mikrokontroler,
yang nantinya akan mengatur tiap-tiap relay pada rangkaian yang tersambung
ke terminal lampu/motor induksi.adapun gambar rangkaian dapat di lihat
pada gambar 3.3
Gambar 3.3 Skema rangkaian
Motor/lampu led
Laptop/PC arduino
PLN relay
24
3.6 Flowchart Program arduino
Start
Tombol Start
ditekan
Inisialisasi Liquid crystal,Tombol, Relay, Program
Program berjalan
Rangkaian
way aktif, 2
lampu
menyala
Rangkaian
delta aktif, 3
lampu
menyala
Selesai
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dan pembahasan dalam skripsi ini berupa deskripsi
mengenai mekanisme menghidupkan motor induksi 3 fasa menggunakan
mikrokontroller, dimana terminal-terminal motor 3 fasa saya ubah ke lampu LED
sebagai contoh pada saat push button yang ada pada alat penelitian ditekan dan
lampu LED menyala itu menandakan bahwa motor 3 fasa sudah berjalan.
Pengujian terhadap keseluruhan sistem berguna untuk mengetahui
bagaimana kinerja dan tingkat keberhasilan dari sistem tersebut, dan hasil dari
perancangan dan pembuatan alat pun dapat di lihat pada gambar 4.1:
Gambar 4.1 Alat Starting
26
4.1 Pengujian Rangkaian Sistem Mikrokontroller
Pada pengujian ini dilakukan program penyalaan LED yang bertujuan
untuk mengetahui pin-pin input atau output (I/O) pada port berfungsi dengan
baik atau tidak. Dengan listing program LED akan menyala sesuai dengan
input yang diberikan, maka nantinya dapat dipastikan bahwa port I/O pada
mikrokontroller sudah bekerja dengan baik atau tidak.
4.2 Pengujian Alat
Pada tahap ini sumber listrik yang digunakan adalah milik
PLN.Mula-mula dihubungkan arus listrik bertegangan 220V sebagai daya
untuk menghidupkan Lampu, kemudian untuk menghidupkan
mikrokontroler digunakan sebuah adaptor kecil bertegangan 5V, setelah
semua jalur rangkaian terpasang,lalu menginput program yang telah dibuat
sebelumnya menggunakan software Arduino.
Setelah proses penginputan selesai, mulai mengamati apakah
program yang telah di buat dapat berjalan dengan baik atau masih ada
error. Sesuai dengan perkiraan program pun dapat berjalan dengan baik
dimana pada kondisi awal, saklar pada hubungan star dan delta berada
pada posisi off,saat tegangan sudah di masukan hubungan yang pertama
kali aktif adalah hubungan star (Y) setelah itu baru terhubung ke delta
(Δ),,untuk jelasnya dapat dilihat pada table 4.1
27
Tabel 4.1 indikator
Y1 Y2 Δ1 Δ2 Δ3
OFF OFF OFF OFF OFF
ON ON OFF OFF OFF
OFF OFF ON ON ON
Dari tabel 4.4.di buat sebuah pogram arduino untuk mengatur perpindahan
hubungan way (Y) ke delta (Δ) secara otomatis dengan menambahkan timer
pada program tersebut.
4.3 Perhitungan Daya
Tabel 4.2 Tegangan sebelum arduino aktif
No
Chanel
Pada Relay
Rangkaian Lampu
Tanpa Beban Dengan Beban
Way (Y) Delta (Δ) Way (Y) Delta (Δ)
1 Relay 1 222 VAC 222 VAC 217 VAC 217 VAC
2 Relay 2 222 VAC 222 VAC 217 VAC 217 VAC
3 Relay 3 222 VAC 222 VAC 217 VAC 217 VAC
4 Relay 4 222 VAC 222 VAC 217 VAC 217 VAC
5 Relay 5 222 VAC 222 VAC 217 VAC 217 VAC
28
Dari tabel 4.2 dapat dilihat pada saat rangkaian diberikan tegangan
tanpa beban, setiap output relay yang diukur dengan avometer menunjukan
angka 220 VAC dan saat di beri beban lampu maka tegangan berkurang
menjadi 217 VAC. Kondisi ini terjadi pada saat rangkaian arduino belum di
aktifkan. Pada saat arduino di aktifkan maka kondisi tegangan akan berubah
sesuai dengan program yang telah di buat. Adapun kondisi tegangan dapat
dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Tegangan saat arduino aktif
No
Chanel
Pada Relay
Rangkaian Lampu
Tanpa Beban Dengan Beban
Way (Y) Delta (Δ) Way (Y) Delta (Δ)
1 Relay 1 222 VAC 0 VAC 217 VAC 0 VAC
2 Relay 2 0 VAC 222 VAC 0 VAC 217 VAC
3 Relay 3 0 VAC 222 VAC 0 VAC 217 VAC
4 Relay 4 0 VAC 222 VAC 0 VAC 217 VAC
5 Relay 5 222 VAC 0 VAC 217 VAC 0 VAC
Pada tabel 4.5.2 ini rangkaian arduino sudah ditambahkan sehingga di
dapatkan hasil pengukuran dimana relay 1 dan relay 5 yang merupakan
rangkaian Way (Y) mendapat hasil tegangan 222 VAC tanpa beban dan
29
rangkaian Delta mendapat tegangan 0 VAC. Kondisi ini memang sudah diatur
pada program arduino dimana relay 1 dan relay 5 adalah terminal yang
menjalankan rangkaian Way pada motor 3 fasa. Saat diberi beban berupa
lampu, avometer menunjukan hasil tegangan 271VAC. Saat 5 detik berselang
pengukuran pada ralay 2,3, dan 4 mendapat tegangan 222 VAC yang
menandakan rangkaian Delta sudah aktif sedangkan relay 1 dan 5 yang
merupakan rangkaian Way sudah tidak mendapat tegangan lagi.
Relay yang digunakan ada 5 relay dimana spesifikasi dari tiap-tiap relay
adalah 220 VAC dengan arus maksimal 10A, dengan kata lain setiap relay
mampu mengangkat beban daya sampai dengan 2200 watt, jadi daya pada
tiap-tiap terminal pada motor induksi yang terhubung dengan relay bisa
dihubungkan dengan baik.
30
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam pembuatan tugas akhir ini, maka penulis dapat menyimpulkan
beberapa hal, antara lain :
1. Ketika sumber tegangan belum di masukan maka posisi dari rangkaian star
dan delta dalam keadaan off yang ditandai dengan lampu yang tidak
mnyaala.
2. Saat sumber tegangan dimasukan, mikrokontroler mulai menganalisa
program yang telah di input dan mualai menjalankan setiap perintah-
perintah yang ada.
3. Rangkaian yang pertama kali aktif saat tegangan tersambung adalah
rangkaian star (Y) yang ditandai dengan adanya 2 buah lampu led sebagai
indikator yang menyala .
4. Setelah berselang waktu 5 detik program secara otomatis memindahkan
rangkaian star yang pertama aktif ke rangkaian delta
5.2 Saran
Masih diperlukan Pemahaman yang lebih baik tentang motor induksi 3 fase
dengan menggunakan mikrokontroler agar pengontrolan motor induksi 3 fase
yang dilakukan dapat lebih mudah dipahami agar hasil yang diperoleh dapat
ditingkatkan.
31
DAFTAR PUSTAKA
Budiono, Rangkaian Listrik, Bandung, ITB: 1995
Daryanto. 2002. Pengetahuan Teknik Listrik. Jakarta. PT Bumi Aksara
Djoko Santoso, Teori Dasar Rangkaian Listrik, Yogyakarta: Aswaja Pressindo,
2003
Drs. Kismet Fadillah, Drs. Wurdono. 1999. Instalasi Motor-motor Listrik.
Penerbit Angkasa, Bandung.
Kadir, Abdul. 2000. Distribusi dan Utilisasi Tenaga Listrik. Jakarta : Universitas
Indonesia
Taufik Barlian, Rangkaian Listrik, Yogyakarta: Andi Offset, 2013
Ujangaja.wordpress.com/2008/04/16/motor induksi/ (diakses tgl 12-06-2019)
32
Lampiran
Berikut ini adalah program yang akkan digunakaan untuk menyalakan
rangkaian tersebut:
#include<LiquidCrystal_I2C.h>
#define y1 5 //IN4 => 5
#define y2 6//IN => 6
#define d1 2 //IN1 => 2
#define d2 3 //IN2 => 3
#define d3 4 //IN3 => 4
#define pb_start 7
#define pb_stop 8
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27,16,2);
void setup() {
lcd.begin();
Serial.begin(9600);
pinMode(y1,OUTPUT);
pinMode(y2,OUTPUT);
pinMode(d1,OUTPUT);
pinMode(d2,OUTPUT);
pinMode(d3,OUTPUT);
pinMode(pb_start,INPUT_PULLUP);
pinMode(pb_stop,INPUT_PULLUP);
digitalWrite(y1,HIGH);
digitalWrite(y2,HIGH);
33
digitalWrite(d1,HIGH);
digitalWrite(d2,HIGH);
digitalWrite(d3,HIGH);
lcd.setCursor(2,0);
lcd.print("START MOTOR");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("TUGAS AKHIR 2019");
delay(5000);
lcd.clear();
lcd.setCursor(3,0);
lcd.print("TEKAN START");
lcd.setCursor(2,1);
lcd.print("UNTUK MEMULAI");
}
void loop() {
if(digitalRead(pb_start)==LOW){
Serial.println("STARTING Y");
lcd.clear();
lcd.setCursor(1,0);
lcd.print("MODE STARTING");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("STARTING Y");
digitalWrite(y1,LOW);
34
digitalWrite(y2,LOW);
digitalWrite(d1,HIGH);
digitalWrite(d2,HIGH);
digitalWrite(d3,HIGH);
delay(5000);
lcd.clear();
lcd.setCursor(1,0);
lcd.print("MODE STARTING");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("SWITCHING");
Serial.println("SWITCHING");
delay(2000);
lcd.clear();
lcd.setCursor(1,0);
lcd.print("MODE STARTING");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("STARTING DELTA");
Serial.println("STARTING DELTA");
digitalWrite(y1,HIGH);
digitalWrite(y2,HIGH);
digitalWrite(d1,LOW);
digitalWrite(d2,LOW);
digitalWrite(d3,LOW);
}
else if(digitalRead(pb_stop)==LOW){
35
lcd.clear();
lcd.setCursor(1,0);
lcd.print("MOTOR STOP");
digitalWrite(y1,HIGH);
digitalWrite(y2,HIGH);
digitalWrite(d1,HIGH);
digitalWrite(d2,HIGH);
digitalWrite(d3,HIGH);
}
}