penerapan metode electre untuk penentuan lokasi

18
1 1. Pendahuluan Perkembangan di dunia teknologi berkembang begitu pesat salah satunya perkembangan dibidang telekomunikasi yang berlangsung dengan sangat ketat, sehingga setiap operator penyedia layanan telekomunikasi dituntut untuk lebih maksimal dalam memberikan layanannya supaya tidak kehilangan pelanggannya dikarenakan kualitas sinyal yang tidak merata. Masalah yang seringkali dihadapi adalah penentuan lokasi untuk membangun sebuah menara Base Transceiver Station (BTS) baru yang potensial agar sinyal tersebut dapat menjangkau wilayah pelanggan. Operator dituntut untuk dapat menentukan lokasi menara BTS yang potensial agar semua wilayah dapat terjangkau sinyalnya [1]. Elimination Et Choix Traduisant La Realite (ELECTRE) adalah salah satu metode dalam pengambilan keputusatn multi-kriteria berdasarkan konsep outranking dengan menggunakan perbandingan dari alternatif-alternatif berdasarkan setiap kriteria yang sesuai [2]. Pada penelitian ini ELECTRE digunakan untuk menentukan lokasi pembangunan BTS dengan kriteria yang diurutkan berdasarkan prioritas kepentingannya yaitu kepadatan penduduk, biaya, jarak dan akses. Kepadatan penduduk menempati urutan pertama pada prioritas kriteria, hal ini disebabkan karena pembangunan sebuah menara baru untuk memperluas jaringan sekaligus ingin menambah jumlah pelanggan. Kepadatan penduduk ditentukan sebagai syarat untuk melihat seberapa banyak pengguna operator yang akan menetapkan menara. Kriteria biaya diperhitungkan dalam segi pembebasan lahan, material yang digunakan serta kelistrikan yang akan digunakan. Kriteria akses yang dimaksud pada kasus ini merupakan kemudahan mengakses calon lokasi pembangunan menara baru, dan untuk nilai kriteria dari akses berbanding lurus dengan kepadatan penduduk karena dipengaruhi oleh letak calon menara dengan jalan utama. Tujuan penelitian ini yaitu untuk membangun suatu sistem pendukung keputusan untuk penempatan lokasi menara BTS baru dengan menggunakan metode ELECTRE. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dirancang sebuah sistem pendukung keputusan penempatan BTS berbasiskan teknologi informasi yang memberikan output berupa prioritas yang dapat menjadi pertimbangan bagian penentuan lokasi pembangunan BTS. Manfaat dari penelitian ini adalah mempermudah untuk menentukan pemilihan calon lokasi pembangunan BTS di PT Indosat Tbk-Solo. 2. Kajian Pustaka Penelitian terdahulu yang menggunakan metode ELECTRE adalah penelitian dalam kasus yang digunakan untuk membuat keputusan dalam simulasi mendeteksi mutasi gen pada manusia yang menderita kanker. Penentuan kriteria gen bermutasi atau tidaknya didapat dari pendapat ahli. Data dikumpulkan dari studi tentang mutasi gen. Deteksi mutasi gen diperlukan untuk menghindari penyakit yang disebabkan oleh gen seperti kanker. Pendeteksian mutasi gen dapat dilakukan menggunakan sistem berbasis komputer. Sistem pendukung keputusan grup adalah sistem yang berbasis komputer yang dapat digunakan untuk

Upload: others

Post on 18-Dec-2021

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Metode Electre untuk Penentuan Lokasi

1

1. Pendahuluan

Perkembangan di dunia teknologi berkembang begitu pesat salah satunya

perkembangan dibidang telekomunikasi yang berlangsung dengan sangat ketat,

sehingga setiap operator penyedia layanan telekomunikasi dituntut untuk lebih

maksimal dalam memberikan layanannya supaya tidak kehilangan pelanggannya

dikarenakan kualitas sinyal yang tidak merata. Masalah yang seringkali dihadapi

adalah penentuan lokasi untuk membangun sebuah menara Base Transceiver

Station (BTS) baru yang potensial agar sinyal tersebut dapat menjangkau wilayah

pelanggan. Operator dituntut untuk dapat menentukan lokasi menara BTS yang

potensial agar semua wilayah dapat terjangkau sinyalnya [1]. Elimination Et

Choix Traduisant La Realite (ELECTRE) adalah salah satu metode dalam

pengambilan keputusatn multi-kriteria berdasarkan konsep outranking dengan

menggunakan perbandingan dari alternatif-alternatif berdasarkan setiap kriteria

yang sesuai [2]. Pada penelitian ini ELECTRE digunakan untuk menentukan

lokasi pembangunan BTS dengan kriteria yang diurutkan berdasarkan prioritas

kepentingannya yaitu kepadatan penduduk, biaya, jarak dan akses. Kepadatan

penduduk menempati urutan pertama pada prioritas kriteria, hal ini disebabkan

karena pembangunan sebuah menara baru untuk memperluas jaringan sekaligus

ingin menambah jumlah pelanggan. Kepadatan penduduk ditentukan sebagai

syarat untuk melihat seberapa banyak pengguna operator yang akan menetapkan

menara. Kriteria biaya diperhitungkan dalam segi pembebasan lahan, material

yang digunakan serta kelistrikan yang akan digunakan. Kriteria akses yang

dimaksud pada kasus ini merupakan kemudahan mengakses calon lokasi

pembangunan menara baru, dan untuk nilai kriteria dari akses berbanding lurus

dengan kepadatan penduduk karena dipengaruhi oleh letak calon menara dengan

jalan utama.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk membangun suatu sistem pendukung

keputusan untuk penempatan lokasi menara BTS baru dengan menggunakan

metode ELECTRE. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dirancang sebuah

sistem pendukung keputusan penempatan BTS berbasiskan teknologi informasi

yang memberikan output berupa prioritas yang dapat menjadi pertimbangan

bagian penentuan lokasi pembangunan BTS. Manfaat dari penelitian ini adalah

mempermudah untuk menentukan pemilihan calon lokasi pembangunan BTS di

PT Indosat Tbk-Solo.

2. Kajian Pustaka

Penelitian terdahulu yang menggunakan metode ELECTRE adalah

penelitian dalam kasus yang digunakan untuk membuat keputusan dalam simulasi

mendeteksi mutasi gen pada manusia yang menderita kanker. Penentuan kriteria

gen bermutasi atau tidaknya didapat dari pendapat ahli. Data dikumpulkan dari

studi tentang mutasi gen. Deteksi mutasi gen diperlukan untuk menghindari

penyakit yang disebabkan oleh gen seperti kanker. Pendeteksian mutasi gen dapat

dilakukan menggunakan sistem berbasis komputer. Sistem pendukung keputusan

grup adalah sistem yang berbasis komputer yang dapat digunakan untuk

Page 2: Penerapan Metode Electre untuk Penentuan Lokasi

2

mendeteksi mutasi gen manusia yang menyebabkan penyakit. Metode ELECTRE

dalam hal ini diterapkan untuk multi-kriteria dimana data simulasi adalah gen

bermutasi yang dapat menyebabkan kanker. Dalam simulasi ini, diterapkan tiga

alternatif untuk mengidientifikasi sel kanker dalam gen manusia yaitu Inactivasi

p53, Activation Rb, c-myc activation dan kriteria sedangkan untuk kriteria yaitu

p53 protein expression, Rb expression dan c-myc expression. Hasil dari

perhitungan simulasi menggunakan ELECTRE diperoleh alternatif Activation Rb

lebih mungkin menyebabkan kanker [3].

Penelitian lain yang menggunakan metode ELECTRE yaitu sistem

pendukung keputusan penyedia barang kerajinan tangan yang terletak di

kabupaten Gianyar, Bali. Perusahaan ini meneriman pesanan kerajinan tangan

dalam jumlah besar yang beragam jenis. Pembuatan pesanannya, perusahaan ini

memberikan ke berbagai supplier kerajinan tangan yang tersebar di Bali.

Permasalahan yang dihadapi adalah penentuan supplier dengan cara manual

menghabiskan waktu yang banyak dikarenakan banyaknya kriteria pemilihan dan

dipersulit dengan objek yang banyak untuk dipilih, untuk itu Fa. Ari memerlukan

sebuah sistem yang dapat menghasilkan urutan prioritas supplier sebagai bahan

pertimbangan dalam proses penentuan supplier. Kesimpulan dari penelitian ini

adalah sistem pendukung keputusan yang dibangun dapat berjalan sesuai dengan

harapan dan menghasilkan urutan prioritas supplier kerajinan tangan pada Fa. Ari

[4]

Penelitian berikutnya yaitu sistem pendukung keputusan pemilihan mobil

pada showroom mobil di Istana Megah. Istana Megah merupakan sebuah tempat

showroom mobil bekas. Pada showroom mobil Istana Megah terdapat beberapa

kriteria mobil bekas. Permasalahan yang ada yaitu dikarenakan memiliki berbagai

jenis dan kriteria mobil bekas sehingga ini menyebabkan para pelanggan kesulitan

dalam memilih mobil bekas yang sesuai dengan keperluan si pelanggan. Dari

permasalahan tersebut maka perlu dibuat suatu sistem pendukung keputusan

untuk mengatasi masalah pemilihan mobil tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini

adalah metode ELECTRE dapat diimplementasikan untuk studi kasus pemilihan

mobil bekas ini serta aplikasi sistem pendukung keputusan dapat menyusun

kriteria-kriteria yang sesuai dengan pemilihan mobil pada Istana Megah [5].

Dari hasil penelitian terdahulu yang dijadikan acuan, penelitian ini metode

ELECTRE (Elimination Et Choix Traduisant He Realite) digunakan untuk

menentukan lokasi penempatan tower Base Transceiver Station (BTS) pada PT.

Indosat, Tbk. Data yang diperlukan dalam penelitian ini diambil dari database,

dimana data ini dimasukkan langsung oleh bagian penentuan lokasi pembangunan

tower BTS dan semua proses perhitungan ELECTRE dilakukan langsung oleh

sistem. Hasil penelitian ini dilaporkan dalam bentuk form dan laporan yang dapat

memudahkan bagian penentuan lokasi pembangunan tower BTS dalam

menentukan prioritas lokasi penempatan BTS.

ELECTRE merupakan salah satu metode pengambilan keputusan

multikriteria berdasarkan pada konsep outranking dengan menggunakan

perbandingan berpasangan dari alternatif-alternatif berdasarkan setiap kriteria

yang sesuai. Metode ELECTRE digunakan pada kondisi dimana alternatif yang

kurang sesuai dengan kriteria dieliminasi, dan alternatif yang sesuai dapat

Page 3: Penerapan Metode Electre untuk Penentuan Lokasi

3

dihasilkan, dengan kata lain, ELECTRE digunakan untuk kasus-kasus dengan

banyak alternatif. Namun, hanya sedikit kriteria yang dilibatkan. Suatu alternatif

dikatakan mendominasi alternatif yang lainnya jika satu atau lebih kriterianya

melebihi (dibandingkan dengan kriteria dari alternatif yang lain) dan sama dengan

kriteria lain yang tersisa[6].

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyelesaian masalah menggunakan

metode ELECTRE adalah sebagai berikut :

Langkah 1 : Normalisasi matriks keputusan

Dalam prosedur ini, setiap atribut diubah menjadi nilai yang compareable.

Setiap normalisasi rij dapat dilakukan dengan persamaan (1) :

(1)

Sehingga didapat matriks R hasil normalisasi.

R adalah matriks yang telah dinormalisasi atau disebut normalized decision

matrix. Dimana m menyatakan alternatif, n menyatakan kriteria dan rij adalah

normalisasi pengukuran pilihan dari alternatif ke-i dalam hubungannya dengan

kriteria ke-j.

Langkah 2 : Pembobotan pada matriks yang telah dinormalisasi.

Setelah dinormalisasi, setiap kolom dari matriks R dikalikan dengan bobot-

bobot(Wj) yang ditentukan oleh pembuat keputusan. Sehinga, weighted

normalized matrix adalah V = RW adalah yang ditulis dalam persamaan (2) :

V =

=

RW =

dimana W adalah

W=

, dan = 1 (2)

Langkah 3: Menentukan concordance dan discordance set

Page 4: Penerapan Metode Electre untuk Penentuan Lokasi

4

Untuk setiap pasang dari alterntif k dan l (k,l=1,2,3,…,m dan k ≠ 1) kumpulan

kriteria J dibagi menjadi dua subsets, yaitu concordance dan discordance.

Bilamana sebuah kriteria dalam suatu 4alternative termasuk concordance adalah :

Ckl = { j,ykj e” ylj }, untuk j = 1,2,3, …,n (3)

Sebaliknya, komplementer dari subset ini adalah discordance, yaitu bila:

Dkl ={ j,ykj < yij }, untuk j = 1,2,3,…,n (4)

Langkah 4 : Hitung matriks concordance dan discordance

a. Concordance

Untuk menentukan nilai dari elemen-elemen pada matriks concordance

adalah dengan menjumlahkan bobot-bobot yang termasuk dalam subset

concordance :

(5)

Sehingga matriks concordance yang dihasilkan adalah :

b. Discordance

Untuk menentukan nilai dari elemen-elemen pada matriks discordance adalah

dengan membagi maksimum selisih nilai kriteria yang termasuk dalam subset

discordance dengan maksimum selisih nilai seluruh kriteria yang ada, secara

matematisnya adalah

(6)

Selanjutnya diperoleh matriks discordance :

Langkah 5 : Menentukan matriks dominan concordance dan discordance

a. Concordance

Matriks dominan concordance dapat dibangun dengan bantuan

nilai threshold, yaitu dengan membandingkan setiap nilai elemen

matriks concordance dengan nilai threshold.

(7)

Dengan nilai threshold ©, adalah :

Page 5: Penerapan Metode Electre untuk Penentuan Lokasi

5

c =

(8)

dan nilai setiap elemen matriks F sebagai matriks dominan

concordance ditentukan sebagai berikut :

= 1, jika ckl ≥ c dan

= 0, jika ckl < c (9)

b. Discordance

Untuk membangun matriks dominan discordance juga

menggunakan bantuan nilai threshold, yaitu :

d =

(10)

dan nilai setiap elemen untuk matriks G sebagai matriks dominan

discordance ditentukan sebagai berikut :

gkl = 1, jika dkl ≥ d dan gkl = 0, jika dkl < d (11)

Langkah 6 : Menentukan aggregate dominance matrix.

Langkah selanjutnya adalah menentukan aggregate dominance matrix

sebagai matriks E, yang setiap elemennya merupakan perkalian antara elemen

matriks F dengan elemen matriks G, sebagai berikut :

ekl = fkl x gkl (12)

Langkah 7 : Eliminasi alternatif yang less favorable

Matriks E memberikan urutan pilihan dari setiap alternatif, yaitu bila ekl = 1

maka alternatif Ak merupakan pilihan yang lebih baik daripada Ar sehingga baris

dalam matriks E yang memiliki jumlah ekl = 1 paling sedikit dapat dieliminasi.

Dengan demikian alternatif terbaik adalah yang mendominasi alternatif lainnya.

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode prototyping

yang dapat digambarkan sebagai proses pembuatan model dan simulasi dari

semua aspek produk yang sesungguhnya dikembangkan. Paradigma prototyping

membantu pengembang dan pengguna untuk memiliki pemahaman yang lebih

baik tentang apa yang dibangun ketika kebutuhan yang diinginkan tidak diuraikan

secara jelas. Tahap-tahap di dalam prototyping model yang diimplementasikan di

dalam perancangan aplikasi sistem pendukung keputusan ini antara lain analisis

kebutuhan yang merupakan pengumpulan bahan dan data yang mendukung dalam

perancangan sistem, perancangan aplikasi, dan evaluasi prototype. Beberapa

proses yang akan berjalan antara lain proses manajemen data, perhitungan data

dan penyajian data hasil.

Page 6: Penerapan Metode Electre untuk Penentuan Lokasi

6

Gambar 1 Model Prototyping[7]

Tahapan awal yaitu mengumpulkan kebutuhan dari sistem yang akan dibuat.

Tahapan ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan menggunakan

metode observasi dan wawancara yang dilakukan di PT. Indosat Tbk-Solo. Hasil

yang didapatkan dari proses observasi adalah data tentang kriteria apa saja yang

menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi sebuah menara BTS yang nantinya

dijadikan acuan dalam proses perhitungan dengan metode ELECTRE. Untuk

menggambarkan arsitektur sistem secara keseluruhan digunakan Diagram

Konteks. Diagram konteks sistem pendukung keputusan untuk mengidentifikasi

pemilihan lokasi pembangunan menara dengan metode ELECTRE.

SistemUSER Username,Password, Data Kriteria, Data Lokasi, Data Matriks

Hasil Keputusan, Data Kriteria, Data Lokasi, Data Matriks, Hak Akses

Gambar 2 Diagram Konteks Sistem Pendukung Keputusan Metode ELECTRE

Gambar 2 menjelaskan sistem secara garis besar yang memperlihatkan

masukan, proses, dan keluaran dari sistem yang dirancang. Proses yang terjadi

pada diagram konteks diatas dapat dilihat bahwa data yang diterima sistem adalah

data kriteria dan lokasi. Sistem akan mengolah data-data ini menjadi informasi

hasil berupa prioritas lokasi yang telah dilakukan sesuai tahapan perhitungan

dengan metode ELECTRE.

Page 7: Penerapan Metode Electre untuk Penentuan Lokasi

7

USER1.

Proses Login

5.

Proses

Perhitungan

ELECTRE

3.

Pengolahan

Data Lokasi

Hak akses sistem

Username, Password

Data Users

Data Lokasi

Data Lokasi

Users

Lokasi

Hasil Keputusan

Data Matriks

2.

Pengolahan

Data Kriteria

Data KriteriaKriteriaData Kriteria

4.

Pengolahan

Data Matriks

MatriksData Matriks

Matriks Keputusan

Data Users

Bobot kriteria

Data Kriteria

Data Kriiteria

Data Lokasi

Data Matriks

Gambar 3 DFD level 1

Gambar 3 merupakan DFD level 1 yang diawali dengan proses login lalu

proses memasukkan data kriteria, data lokasi, data matriks dan proses perhitungan

ELECTRE. Data-data tersebut diambil dari tabel users untuk mengambil data

value dari nama kolom tabel users, lalu tabel kriteria untuk memasukan data value

atau alternatif yang sudah dimasukkan ke dalam tabel lokasi serta data matriks

untuk data value nilai pembobotan tiap kriteria, serta peroses perhitungan

ELECTRE.

Page 8: Penerapan Metode Electre untuk Penentuan Lokasi

8

UserInput Matriks

Keputusan

Normalisasi

Matriks

Membuat

Weight

Normalized

Matriks

Data Alternatif Data Matriks Data Matriks Normalisasi

Menentukan

Concordance

dan

Discordance

Menghitung

Matriks

Concordance dan

Discordance

Menghitung

Dominan

Concordance

dan

Discordance

Menentukan

Agregate

Dominan

Matriks

Eliminasi

Alternatif Less

Favorable

Data Matriks Normalized Weight

Data Concordance dan Discordance

Data Matriks Discordance dan Concordance

Data Dominan Concordance dan Discordance

Data Agregate Dominan Matriks

Data Ranking Lokasi BTS

Pembobotan Kriteria

Gambar 4 DFD Level 2

Pada level ini dijelaskan tentang dekomposisi dari proses Sistem

Pendukung Keputusan. Terdapat 9 proses dalam level ini, dimana sebagaian besar

proses dari metode ELECTRE yang digunakan dalam sistem ini, proses tersebut

adalah Normalization Matrix, membuat Weight Normalized Matrix, menentukan

Concordance dan Discordance set,menghitung Matrix Concordance dan

Discordance, menghitung Dominant Concordance dan Discordance, menentukan

Agregate Dominant Matrix, dan eliminasi alternatif yang less favorable.

Pegawai

PK,I1 PegawaiID

Nama

Telepon

Administrasi

AdministrasiID

FK1 LokasiID

FK3 TowerID

KontrakPLN

FK2 PegawaiID

sysdiagrams

PK,I1 diagram_id

I2 name

I2 principal_id

version

definition

Kecamatan

PK,I1 KecamatanID

Nama

Tower

PK,I1 TowerID

Nama

Vendor

Kolokasi

KolokasiID

FK2 MitraID

FK1 LokasiID

Kriteria

PK,I1 KriteriaID

Nama

Nilai

Keterangan

Lokasi

PK,I1 LokasiID

Nama

FK1 KecamatanID

Matriks

PK,I1 MatriksID

FK2 LokasiID

Nilai

FK1 KriteriaID

Mitra

PK,I1 MitraID

Nama

Telepon

Alamat

Gambar 5 Entity Relationship Diagram Sistem Penempatan Lokasi BTS

Gambar 5 merupakan Entity Relationship Diagram sistem penempatan

lokasi BTS baru yang sekaligus menjadi tabel-tabel dalam basisdata, yaitu tabel

kriteria,kecamatan,lokasi, mitra, menara, kolokasi, administrasi, matriks dan

pegawai.

Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan ini terdiri dari empat

kriteria yang diambil dari wawancara dengan Bapak Andri Yoga Putra selaku

GRAN-Integrator dari Vendor serta Bapak Rinaldo Satrya selaku project dan

Page 9: Penerapan Metode Electre untuk Penentuan Lokasi

9

quality di PT. Indosat area Solo. Kriteria-kriteria tersebut antara lain kepadatan

penduduk, biaya, jarak, akses.

Rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria, dinilai dengan skala

1 sampai 5 [4]. Skala yang tersebut memiliki keterangan yaitu untuk 1 = Kurang,

2 = Sedang, 3 = Cukup, 4 = Baik, 5 = Sangat Baik.

Aturan dalam pengambilan keputusan meliputi beberapa tahap yang pada

dasarnya dalam tahap pembangunan BTS didasarkan permintaan dari operator

terlebih dahulu, dengan beberapa faktor yaitu konsumen pengguna, trafic lokasi,

kepadatan penduduk, biaya, akses dan jarak, tahap selanjutnya akan mengirimkan

team survey kelokasi untuk mempelajari tekstur tanah diarea, ketinggian lokasi

apakah perbukitan atau diroof atau bahkan dilembah, kondisi cuaca dilokasi dan

yang terpenting membuat akses jalan darat untuk peletakan BTS tersebut. Setelah

team survey memberikan data, kemudian diolah team CME (Civil Mechanical

Engineering), CME merupakan tim khusus yang melakukan perhitungan

selanjutnya berapa tinggi BTS yang diperlukan, kekuatan BTS yang diperlukan

serta kelistrikan BTS yang diperlukan, setelah semua proses tersebut selesai maka

selanjutnya semua tim project tersebut dikumpulkan guna memberitahukan

informasi bahwa BTS itu memungkinkan untuk diletakkan dilokasi tersebut.

4. Hasil pembahasan dan implementasi

SPK penempatan BTS menggunakan metode ELECTRE dimulai dengan

memasukkan kriteria yang sudah menjadi acuan untuk layak atau tidaknya sebuah

BTS didirikan pada lokasi tersebut, seperti terlihat pada Gambar 9.

Gambar 6 Input Kriteria

Pada Gambar 9 merupakan tampilan untuk User memasukan data kriteria

yang sudah diketahui. Pada Gambar 9 terlihat jelas bagaimana melakukan input

data kriteria sesuai yang diinginkan. Namun untuk penelitian ini hanya 4 kriteria

saja. Untuk langkah selanjutnya user melakukan input lokasi yang nantinya akan

dijadikan tempat calon pembangunan BTS yang terbaru, pada Gambar 10 dapat

dilihat bagaimana tampilan untuk memasukkan data alternatif atau dalam sistem

ini yaitu lokasi dari calon penempatan BTS.

Page 10: Penerapan Metode Electre untuk Penentuan Lokasi

10

Gambar 7 Input Lokasi/Alternatif

Gambar 7 menunjukkan tampilan untuk memasukkan data lokasi atau

alternatif. Data yang dimasukkan berupa id lokasi, kecamatan dan nam site lokasi

yang menjadi calon penempatan.

Gambar 8 Input Kriteria dan Bobot tiap kriteria untuk tiap lokasi

Gambar 8 merupakan input lokasi alternatif. Kriteria dan bobot harus

dimasukkan, untuk pembobotan dapat dilakukan dengan indikator angka 1-5

dengan keterangan : 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = sedang, 4 = baik, 5 = sangat baik.

Setelah semua sudah dipenuhi, maka selanjutnya melakukan proses kalkulasi

dengan metode ELECTRE, untuk melakukan proses tersebut harus masuk terlebih

dahulu ke menu formulasi, dimenu ini user atau pengambil keputusan harus

memilih lokasi lebih dari atau sama dengan dua, setelah itu tekan tombol hitung

untuk melakukan kalkulasi dengan metode ELECTRE. Hasil dari perhitungan

metode ini dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9 Hasil Kalkulasi ELECTRE

Gambar 9 menunjukkan hasil dari perhitungan ELECTRE yang ditampilan

berupa chart kolom yang dapat dijelaskan bahwa hasil akhir dari gambar 9

menunjukkan bahwa daerah yang dipilih dalam sistem ini adalah daerah

Banyuanyar yang merupakan daerah paling mendominasi dari daerah Balapan dan

Jajar. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perhitungan yang dilakukan

dengan ELECTRE berdasarkan dari kriteria kepadatan penduduk, biaya, jarak dan

Page 11: Penerapan Metode Electre untuk Penentuan Lokasi

11

akses dalam hal ini adalah daerah Banyuanyar. Metode ELECTRE menganggap

semua kriteria merupakan kriteria keuntungan, oleh karena itu dalam hal ini, maka

semua kriteria dianggap kriteria keuntungan dengan ketentuan kepadatan

penduduk terdiri dari nilai 1 = Sangat Jarang, 2 = Jarang, 3 = Sedang, 4 = Cukup

Padat, 5 = Sangat Padat, untuk biaya dari nilai 1 = Sangat Mahal, 2 = Mahal, 3 =

Sedang, 4 = Cukup Mahal, 5 = Sangat Padat, untuk jarak dari nilai 1 = Sangat

Dekat, 2 = Dekat, 3 = Sedang, 4 = Jauh, 5 = Sangat Jauh, sedangkan untuk kriteria

akses yaitu nilai 1 = Sangat Sulit, 2 = Sulit, 3 = Sedang, 4 = Mudah, 5 = Sangat

Mudah.

Tabel 3 Matriks Keputusan

Alternatif Kepadatan Penduduk Biaya Jarak Akses

Banyuanyar 4 2 3 4

Balapan 5 3 4 5

Jajar 3 3 2 3

Tabel 3 merupakan matriks keputusan yang sudah ditentukan oleh

pengambil keputusan. Banyuanyar, Balapan dan Jajar merupakan alternatif

dengan rating kecocokan pada tiap alternatif dengan kriteria-kriteria yang ada.

Alternatif Banyuanyar memiliki kepadatan penduduk dengan nilai 4 yang berarti

bahwa kepadatan penduduk di daerah Banyuanyar padat, untuk kriteria biaya

bernilai 2 yang berarti mahal, untuk kriteria jarak bernilai 3 yang berarti jarak

sedang, untuk kriteria akses sama dengan kriteria kepadatan penduduk yaitu padat

dengan nilai 4 dikarenakan mudah, sedangkan untuk alternatif Balapan memiliki

kepadatan penduduk yang sangat padat dengan nilai 5 dengan biaya sedang nilai

3, untuk kriteria jarak jauh dengan nilai 4 dan untuk kriteria akses sama dengan

nilai kepadatan penduduk yaitu sangat baik nilai 5 karena sangat mudah. Untuk

alternatif ketiga yaitu alternatif Jajar memiliki kepadatan penduduk dan biaya

sama-sama sedang dengan nilai 3, namun untuk jarak dekat dengan nilai 2 serta

akses bernilai 3 yang berarti sedang untuk dijangkau, setelah itu melakukan

penginputan sesuai alternatif dan bobot nilai. Nilai untuk pembobotan w adalah

sebagai berikut :

W = (4,3,2,1)

Ketentuan dari nilai bobot W yaitu 4 = Penting, 3 = Cukup Penting, 2 = Kurang

Penting, 1 = Tidak Penting.

Matriks R merupakan normalisasi dari Matriks X atau matriks keputusan

yaitu dengan cara sebagai berikut:

Page 12: Penerapan Metode Electre untuk Penentuan Lokasi

12

Demikian seterusnya terakhir diperoleh matriks x ternormalisasi yang disebut

dengan matriks R.

Matriks R merupakan matriks normalisasi yang berasal dari hasil

perhitungan pada langkah pertama dalam metode ELECTRE. Nilai-nilai tersebut

diperoleh dari matriks keputusan pada Tabel 3 yang kemudian dilakukan

perhitungan sesuai Persamaan 1.

Matriks V, dihitung dengan Persamaan 2 yaitu sebagai berikut :

V11 = w1r11 = (4) (0,5657) = 2,2628

V12 = w2r12 = (3) (0,4264) = 1,2792

V13 = w3r13 = (2) (0,5571) = 1,1142

V14 = w4r14 = (1) (0,5657) = 2,2627

Dan seterusnya, hingga diperoleh matriks V :

Matriks V merupakan hasil dari perkalian bobot dengan matriks normalisasi

sesuai dengan Persamaan 2. Matriks weighted normalized decision disebut juga

matriks V. Setelah ditemukan matriks V maka selanjutnya ditentukan himpunan

concordance. Untuk menentukan himpunan concordance dengan persamaan 3

adalah sebagai berikut :

Page 13: Penerapan Metode Electre untuk Penentuan Lokasi

13

Tabel 4 Himpunan Concordance

Ckl Himpunan

c12 {}

c13 {1,3,4}

c21 {1,2,3,4}

c23 {1,2,3,4}

c31 {2}

c32 {2}

Tabel 4 merupakan hasil perhitungan yang merupakan himpunan

concordance. Himpunan concordance ditentukan dari matriks V sesuai dengan

Persamaan 3, setelah itu ditentukan untuk himpunan discordance sesuai dengan

persamaan 4, yaitu sebagai berikut :

Tabel 5 Himpunan Discordance

Dkl Himpunan

d12 {1,2,3,4}

d13 {2}

d21 {}

d23 {}

d31 {1,3,4}

d32 {1,4}

Tabel 5 merupakan hasil perhitungan yang merupakan himpunan

discordance. Himpunan discordance juga ditentukan dari matriks V sesuai dengan

Persamaan 4. Untuk menentukan matriks c sesuai persamaan 5 yaitu sebagai

berikut :

C12 = tidak ada = 0 = 0

C13 = w1 + w3 + w4 = 4 + 2 + 1 = 7

C21 = w1 + w2 + w3 + w4 = 4 + 3 + 2 + 1 = 10

C23 = w1 + w2 + w3 + w4 = 4 + 3 + 2 + 1 = 10

C31 = w2 = 3 = 3

C32 = w2 = 3 = 3

Maka, hasil dari matriks C adalah sebagai berikut :

Page 14: Penerapan Metode Electre untuk Penentuan Lokasi

14

Matriks C merupakan matriks concordance. Matriks C diperoleh dari

himpunan concordance dengan menambah bobot yang termasuk dalam himpunan

concordance sehingga diperoleh nilai-nilai seperti pada Matriks C tersebut.

Matriks D merupakan matriks discordance, untuk menentukan matriks D

diperoleh dari himpunan discordance dengan menggunakan elemen dkl

berdasarkan persamaan 6 yaitu sebagai berikut :

d12 = –

=

= 1

d13 =

=

= 1

d21 =

– – –

= 0

d23 =

= = 0

d31 =

= = 0,8843

d32 =

= = 1

Maka, matriks discordance adalah :

Matriks D merupakan matriks discordance. Matriks ini diperoleh dari

himpunan discordance dan dihitung sesuai dengan Persamaan 6. Matriks

Page 15: Penerapan Metode Electre untuk Penentuan Lokasi

15

concordance dan discordance diketahui, maka selanjutnya dilakukan perhitungan

untuk mencari nilai dari matriks F.

Nilai-nilai dari matriks dominan concordance atau matriks F diperoleh dari

persamaan 9 yaitu dengan membandingkan setiap nilai elemen matriks

concordance dengan nilai threshold. Nilai threshold dihitung dengan berdasarkan

persamaan 8, setelah itu tiap elemen pada matriks C dibandingkan dengan nilai

threshold dengan ketentuan seperti pada persamaan 7 Ckl ≥ nilai threshold,

sedangkan untuk matriks dominan dicordance

c = 6

Maka diperoleh matriks concordance dominan yaitu matriks F sebagai berikut :

Nilai-nilai dari matriks dominan discordance atau matriks G diperoleh dari

persamaan 11 yaitu dengan membandingkan setiap nilai elemen matriks

discordance dengan nilai threshold dari matriks discordance. Nilai threshold

dihitung dengan berdasarkan persamaan 10.

d =

Maka matriks discordance dominan yaitu matriks G sebagai berikut :

Matriks E adalah matriks agregasi dominan yang diperoleh dari perkalian

antara matriks F dan Matriks G. Nilai pada matriks E diperoleh dari persamaan

12, yaitu mengkalikan maka diperoleh hasil nilai dari matriks E yaitu sebagai

berikut :

Matriks E merupakan matriks terakhir yang menyarankan bahwa A1

(Banyuanyar) > A3 (Jajar) nilai e13 = 1 berarti bahwa A1 lebih dipilih

dibandingkan dengan A3 atau dengan kata lain alternatif lokasi pertama lebih

dipilih dibandingkan alternatif lokasi ketiga, tidak ada informasi lain yang

diberikan metode ELECTRE mengenai hubungan antara alernatif yang lain.

Berdasarkan matriks E dari metode ELECTRE dapat disimpulkan bahwa menurut

Page 16: Penerapan Metode Electre untuk Penentuan Lokasi

16

metode ELECTRE alternatif pertama atau dalam hal ini Banyuanyar lebih dipilih

dibandingkan daerah lainnya. Hasil keputusan awal yang dilakukan Indosat

dengan hasil perhitungan dalam hal ini sesuai dengan metode ELECTRE,

meskipun dari pembobotan terlihat bahwa alternatif Balapan lebih dipilih,

dikarenakan metode ELECTRE menghasilkan sistem hubungan perankingan biner

antara alternatif. Karena sistem ini tidak selalu lengkap, metode ELECTRE

kadang-kadang tidak dapat mengidentifikasi alternatif yang lebih dipilih, tetapi

hanya menghasilkan inti dari alternatif yang lebih unggul. Metode ini memiliki

pandangan yang jelas dari alternatif dengan mengeliminasi alternatif yang kurang

menguntungkan. Metode ini sangat sesuai untuk masalah keputusan yang

melibatkan beberapa kriteria dengan banyak alternatif.

Gambar 10 Perhitungan ELECTRE Sistem

Pada Gambar 10 menunjukkan hasil dari perhitungan ELECTRE yang

sudah dilakukan oleh sistem. Hasil perhitungan sistem pada Gambar 10

menunjukkan bahwa perhitungan manual dengan perhitungan sistem sudah sesuai,

sehingga hasil perhitungan manual dibandingkan dengan sistem, dapat dikatakan

bahwa perhitungan metode ELECTRE dalam sistem penempatan BTS

menggunakan metode ELECTRE tepat dan sesuai serta valid.

Bentuk dari pengujian yang dilakukan adalah pengujian kebenaran

fungsional unit program, pengujian yang dilakukan menggunakan teknik

pengujian Black-Box.

Page 17: Penerapan Metode Electre untuk Penentuan Lokasi

17

Tabel 6 Operasi Login

Operation ID Kondisi Respon Sistem Hasil

01 Syarat untuk

login lengkap

dan benar.

Melanjutkan ke

form utama

sesuai dengan

hak akses

pengguna

Login berhasil

02 Username dan

password tidak

diisi semua.

Menampilkan

peringatan untuk

mengisi

username dan

password lagi.

Login gagal

03 Salah satu dari

username dan

password tidak

diisi.

Menampilkan

peringatan untuk

mengisi

username dan

password lagi.

Login gagal

04 Kesalahan

mengisi

username dan

password.

Menampilkan

pesan eror bahwa

login gagal.

Login gagal

Pengujian Black-Box dilakukan untuk menemukan kesalahan yang terjadi

seperti fungsi yang tidak benar/hilang, kesalahan interface, kesalahan struktur

data, kesalahan kinerja, atau kesalahan inisialiasi dan terminasi. Hasil pengujian

black-box dapat dijelaskan hubungan proses yang terjadi pada proses pengolahan

data sistem mencakup proses login,input kriteria, input lokasi, dan proses

perhitungan. Data tersebut selanjutnya dilakukan uji coba pada aplikasi untuk

dapat mengetahui hasil. Input dan Output sistem telah berjalan sesuai dengan yang

diharapkan. Pengujian aplikasi berdasarkan hasil perhitungan ELECTRE manual

telah dibuktikan dengan hasil perhitungan yang sama dengan hasil perhitungan

yang terdapat di dalam aplikasi. Pada sistem ditemukan bahwa alternatif lokasi

Banyuanyar merupakan lokasi yang lebih dipilih dibandingkan dengan alternatif

lokasi Balapan ataupun Jajar, begitu juga pada hasil manual sistem, sehingga

dapat dikatakan aplikasi dengan perhitungan dalam sistem penempatan lokasi

BTS menggunakan metode ELECTRE tepat, sedangkan untuk hasil akurasi

penerapan metode dalam hal ini dapat dikatakan cukup akurat, karena sesuai

dengan keputusan yang dilakukan oleh pihak Indosat meskipun dari pembobotan

terlihat alternatif Balapan lebih diunggulkan.

5. Simpulan

Metode ELECTRE dapat digunakan untuk merancang dan membangun

sistem untuk rekomendasi lokasi penempatan BTS. Kriteria yang dibutuhkan

untuk menentukan lokasi BTS baru dengan faktor expansi yaitu kepadatan

penduduk, biaya, jarak dan akses. Hasil perhitungan metode ELECTRE dipilih

yaitu alternatif lokasi Banyuanyar karena mendominasi alternatif lainnya.

Pengembangan yang dapat dilakukan yaitu dengan menambah secara lengkap

Page 18: Penerapan Metode Electre untuk Penentuan Lokasi

18

informasi yang dibutuhkan seperti resiko dari setiap hasil alternatif-alternatif

prioritas dari yang diutamakan hingga prioritas terendah, misalnya jika suatu

alternatif terpilih dapat menjelaskan apa saja dampak dan kemungkinan yang ada

jika alternatif tersebut dipilih, selain itu dapatn menggunakan metode lain seperti

WP, SAW, TOPSIS, AHP.

6. Daftar Pustaka

[1] Madalina, Falia. 2005. Evaluasi Alternatif Lokasi Menara BTS (Base

Transceiver Station) Menggunakan GIS (Geographic Information System)

dan AHP (Analytical Hierarchy Process). http://digilib.its.ac.id/. Diakses 17

Desember 2011.

[2] Janko, Wolfgang & Bernroider Edward, 2005, Multi-Criteria Decision Making

An Application Study of ELECTRE & TOPSIS. dalam Fuzzy Multi-Attribute

Decision Making (FUZZY MADM). Yogyakarta : Graha Ilmu.

[3] Ermatita, Sri Hartati, Retantyo Wardoyo, Agus Harjoko, 2011, ELECTRE

METHODS IN SOLVING GROUP DECISION SUPPORT SYSTEM

BIOINFORMATICS ON GENE MUTATION DETECTION SIMULATION,

IJCSIT 3:40-52.

[4] Satyawan, I Nyoman Sedanayasa, 2009, Rancang Bangun Sistem Pendukung

Keputusan Pemilihan Supplier Kerajinan Tangan Dengan Metode Electre

(Studi Kasus di Fa. Ari). http://digilib.stikom.edu. Diakses 12 Mei 2012.

[5] Saununu, Yohanes Christian, 2009, Rancang Bangun Sistem Pendukung

Keputusan Pemilihan Mobil Pada Showroom Mobil Menggunakan Metode

Electre(Studi Kasus di showroom mobil Istana Megah).

http://digilib.stikom.edu. Diakses 12 Mei 2012..

[6] Kusumadewi, Sri, Sri Hartanti, Agus Hardjoko, Retantyo Wardoyo, 2006,

Fuzzy Multiple Attribut Decision Making (Fuzzy MADM), Yogyakarta :

Graha Ilmu.

[7] Pressman, Roger, 1997, Software Enginering : A Practioner’s Approach,

Boston: Mc. Graw-Hill.