pemeriksaan obyektif
TRANSCRIPT
dent lifeshare knowledge
Archive for the ‘prosto’ category« dent life home page
pemicu 3,blok 10(prosto),tutor 4 Januari 17, 2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk melakukan perawatan gigi tiruan sebagian, kita harus mengetahui tahapan-tahapan
dari penatalaksanaan atau perawatan gigi tiruan sebagian. Diawali dengan pemeriksaan,
pemeriksaan utama maupun pemeriksaan penunjang. Mencetak merupakan tahapan kedua
yang dilakukan. Mencetak dilakukan berdasarkan pertimbangan resiliensi jaringan mukosa
mulut. Preparasi gigi pencangkaran termasuk salah satu dalam tahap perawatan
preprotestik. Penentuan relasi rahang atas dan rahang bawah dari pasien. Pemilihan
elemen gigi tiruan yang dilihat dari bentuk, ukuran dan warna serta tahapan penyusunan
gigi.
Untuk menentukan desain gigi tiruan sebagian lepasan pada rencana perawatan kita harus
mengetahui terlebih dahulu bagian-bagian dari GTSL (Gigi Tiruan Sebagian Lepasan)
tersebut berdasarkan indikasi dari tiap komponen tersebut serta faktor-faktor yang dapat
mempengaruhinya.
1.2 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang akan dibahas adalah:
1. Apa saja faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan rencana perawatan
prostodontik?
2. Apa saja prosedur pemeriksaan prosdodontik?
3. bagaimana penatalaksanaan gigi tiruan sebagian lepasan?
4. Apa macam-macam bahan cetak?
5. Apa macam-macam sendok cetak?
6. Apa macam-macam teknik cetak?
7. Apa saja komponen GTSL?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Klasifikasi gigi tiruan sebagian lepasan berdasarkan bahan
1. Gigi sebagian lepasan dengan kerangka logam
GTSKL memiliki kualitas mekanik sangat baik dan memberikan kemungkinan desain
denture yang mempertimbangkan kesehatan jaringan periodonsium gigi abutment, estetis
dan kenyamanan pasien. Hasil ini dapat dicapai dengan membuat desain kerangka
sesederhana mungkin, dengan basis dan konektor major dan minor yang didesain tidak
berkontak dengan alveolar ridge atau palatum secara aproksimal 3 mm dari gigi, untuk
mencegah atau mengurangi efek negatif dari oral hygiene yang buruk.
1. Gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik
Gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik secara normal tidak digunakan untuk lebih dari
beberapa bulan, karena gigi tiruan jenis ini memiliki kualitas mekanik yang buruk, lebih
tidak nyaman digunakan, dan kondusif bagi oral hygiene yang buruk, namun gigi tiruan
jenis ini banyak digunakan, khususnya pada prostodontik geriatri, karena relatif tidak
mahal dan mudah dimodifikasi.Perawatan dengan gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik
diindikasikan pada pasien lanjut usia dengan gigi yang jaringan periodonsiumnya relatif
masih sehat, dalam bentuk gigi tiruan sementara.Penggunaan gigi tiruan sementara ini
membantu pasien untuk beradaptasi dengan gigi tiruan penuh nantinya dan gigi tiruan
sementara sering dapat dengan mudah ditansformasikan menjadi gigi tiruan penuh.
Ketika perawatan dengan gigi tiruan sebagian lepasan dengan kerangka logam terhambat
karena alasan keuangan, gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik sering menjadi alternatif
yang lebih baik daripada gigi tiruan penuh jika pasien tidak memiliki masalah fungsional.
[1]
Dilepas/tidak dapat dilepas
a.removable partil denture= GTS Lepasan
b.fixed denture/bridge= GTC
Saat pemasangan
a.convesional-dipasang setelah gigi hilang
b.immediete-dipasang segera setelah gigi hilang / dicabut
Jaringan pendukung
a.tooth borne-didukung oleh gigi
b.mucosa / tissue borne-didukung mukosa
c.mucosa and tooth-didukung gigi&mukosa
Letak daerah tak bergigi / sadel
a.anterior tooth suported case
b.all tooth suported case
c.free and supotred case
Memakai wing bagian bukal/labial atau tidak
1. Open face : GTS yang dibuat tanpa gusi tiruan labial, gigi tiruan tsb dibuat apabila
1.keadaan prosessus aleolaris masih baik
2.biasa pada gigi anterior
3.pasien mempunyai lebar mulut terlalu lebar
1. Close face : GTS yang dibuat gusi tiruan bagian labial, gigi tiruan tsb dibuat apabila
1.prosessus alveolaris telah mengalami absorbsi
2.perbaikan profil
Indikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
1. Bila tidak memenuhi syarat untuk suatu gigi tiruan cekat :
Usia :
usia pasien masih muda, ruang pulpa masih besar, panjang mahkota klinis masih kurang.
Pasien usia lanjut dengan kesehatan umum yang buruk, karena perawatannya
memerlukan waktu yang lama
Panjang daerah edentulous tida memenuhi syarat Hukum Ante
Kehilangan tuang yang banyak pada daerah edentulous
1. tidak ada abutment gigi posterior pada ruang edentulous(free end saddle)
2. bila dukungan sisa gigi asli kurang sehat
3. bila dibutuhkan stabilisasi dari lengkung yang berseberangan
4. bila membutuhkan estetik yang lebih baik
5. bila dibutuhkan gigi segera setelah dicabut
6. keinginan pasien
2.2. Desain GTSL akrilik
Desain : gambaran bentuk
Mendesain : merencanakan gambaran dengan menggambar dan perincian data pendukung
Guna :
1. sebagai penuntun dari gigi tiruan sebagaian lepasaan yang akan dibuat
2. sebagai sarana komunikasi antara dokter gigi dan tekniker gigi dalam hal pendelegasian
pembuatan gigi di laboratorium
Prinsip dasar desain GTSL:
Memelihara/mempertahankan kesehatan jaringan pendukung gigi tiruan sebagian lepsan
dengan memperhatikan:
1. distribusi tekanan yang luas(melalui cengekram)
2. mepersamakan tekanan (keseimbangan kiri dan kanan)
3. phisiologic basing(tekanan phisiologis pada mukosa di bawah basis)
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam menentukan desain GTSL
1. anatomi dan fisiologi jaringan yang terlibat dalam penempatan GTSL dalam rongga
mulut(gigi, mukosa, tulang)
2. letak gigi yang hilang dan yang kaan diganti
1. besarnya beban kunyah:
bila gigi hilang gigi belakang, dimana beban kunyah besar, sedangkan gigi
penjangkarannya kurang kuat untuk mensupport beban kunyah yang besar tersebut,
sebiknya dibuatkan GTS gingival
1. macam gigi tiruan:
GTS paradental:cengkeram yang dipakai adalah cengkeran paradental.gigi
penjangkaran sedapat mungkin dekat gigi yang hilang, kecuali bila mengganggu
estetis. Basis tidak perlu terlalu luas.
GTS gingival:cengkeram yang dipakai adalah gingival,gigi penjangkaran sedapat
mungkin dekat gigi yang hilang, basis dibuat seluas mungkin
o GTS kombinasi paradental-gingival:
Cengkeram yang dipakai adalah pada sisi paradental menggunakan paradental, pada sisi
gingival menggunakan cengkeram gingival. Pada satu sisi tidak boleh ada cengkeram
paradental dan gingival bersama-sama
Basis pada sisi paradental tidak luas, pada sisi gingival luas
1. pertimbangan biomekanik
jaringan penyangga GTSL adalah jaringan hidup. Karena itu keseimbangan tekanan
oleh adanya beban kunyah harus diperhatikan.
1. garis fulcrum:adalah garis imaginer yang ditarik melalui dua gigi penjangkaran yang dapat
merupakan sumbu berputarnya atau terungkitnya gigi tiruan
2. estetika
letak cengkeram harus lebih diperhatikan
1. kenyamanan
gigi tiruan harus dapat dipakai dengan nyaman
1. penyakit
untuk pasien DM dibuat desain gingival mengingat keadaan dari sisa gigi yang ada
sering goyang
Bagian-bagian gigi tiruan sebagian lepasan
Gigi tiruan sebagian lepasan terdiri dari komponen-komponen:
1. Basis
disebut juga plat protesa
adalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi mukosa mulut di daerah palatum labial,
bukal, lingual.
Bahan dasar basis:akrilik, logam
Beda basis akrilik dengan logam:
No akrilik logam1 Proses pembuatan mudah Sukar2 Kekuatan Kurang Kuat3 Penghantar panas Kurang Baik4 Menyerap air Dapat Tidak dapat5 Perubahan warna Dapat Tidak dapat6 Luas basis Luas/lebar Tak luas7 biaya murah mahal
Fungsi basis:
untuk meneruskan tekanan kunyah ke mukosa dan tulang alveolar di bawahnya
untuk memberi retensi dari protesa, karena adanya gaya adhesif antara basis
dengan mukosa yang dibatasi dengan media air ludah
tempat melekatnya cengkeram
menggantikan jaringan yang hilang serta memberikan dukungan kepada bibir dan
pipi(estetik)
1. Sadel
adalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi mukosa di atas prosesus alveolaris dan
mendukung elemen gigi tiruan
bila sadel letaknya:
antara gigi asli diseut bounded saddle
posterior dari gigi asli disebut free end saddle
1. Elemen gigi tiruan
adalah bagian dari gigi tiruan yang merupakan bentuk gigi tiruan dari gigi asli yang hilang
Bahan dasar gigi tiruan dapat bermacam-macam, yaitu:resin akrilik, porselen,logam
Elemen gigi tiruan resin akrilik
mudah aus, terutama pada penderita yang mempunyai kekuatan kunyah yang kuat
perlekatannya dengan basis merupakan persenyawaaan kimia, karena bahannya
sama
dapat berubah warna
mudah tergores
mudah dibentuk/diperkecil sesuai dengan ruangan
lebih ringan dibanding gigi tiruan yang dari porselen dan logam
dapat diasah dan dipoles
karena sifat mudah aus, baik sekali dipakai untuk prosesus alvolaris yang datar
Elemen gigi tiruan porselen:
tidak mudah aus/tergores
perlekatannya dengan basis secara mekanis, sehingga elemen gigi tiruan harus
mempunyai retensi untuk pelekatnya terhadap basis
bentuk retensi gigi tiruan porselen:undercur,pin,alur
tidak berubah warna
tidak dapat diasah
lebih berat daripada akrilik
tidak baik dipakai untuk prosesus alveoalris yang datar(resorbsi)
Elemen gigi tiruan logam:
biasanya dibuat sendiri sesuai dengan ruang protesa yang ada, terutama untuk
gigi posterior yang ruang protesanya sempit
estetis kurang baik
tahan terhadap daya kunyah yang besar/kuat
1. Cengkeram
disebut juga klammer
Cengekram adalah bagian dari gigi tiruan lepas yang berbentuk bulat/gepeng. Terbuat dari
kawat stainless steel/ logam tuang, yang melingkari/ memegang gigi penjangakaran
Fungsi cengkeram
untuk retensi
untuk stabilisasi
untuk meneruskan beban kunyah ke gigi penjangkaran
Syarat umum gigi penjangkaran
1. gigi vital atau non vital yang telah dilakukan PSA dengan sempurna
2. bentuk anatomis dan besarnya noraml
3. tidak ada kerusakan/kelainan.Misalnya:tambalan yang besar, karies, hypoplasia, konus
4. posisi dalam lengkung gigi normal
5. keadaan akar gigi:
bentuk ukurannya normal
tertanam dalam tulang alveolar dengan perbandingan mahkota akar 2:3
jaringan periodonta sehat
tidak ada kelainan periapikal
1. sedapat mungkin tidak goyang
Cengkeram kawat
Bagian-bagian dari cengkeram kawat:
1. lengan cengekeram
1. jari cengkeram2. bahu cengkeram3. badan cengkeram4. oklusal rest5. retensi dalam akrilik
Bagian-bagian dari cengkeram kawat:
1. lengan
yaitu bagian dari cengkeram kawat yang terletak/melingkari bagian bukal/lingual gigi
penjangkaran
sifat:agak lentur
fungsi:retensi dan stabilisasi
1. jari
bagian dari lengan yang terletakdi bawah lingkaran terbesar gigi
sifat:lentur/fleksibel
fungsi/retensi
1. bahu
bagian dari lengan yang terleta di atas lingkaran terbesar dari gigi
sifat:kaku
fungsi:stabilisasi yaitu menahan gaya-gaya bucco-lingual
1. badan/body
bagian yang cengekaram kawat yang terletak di atas titik kontak gigi di daerah
aproksimal
sifat:kaku
fungsi:stabilisasi yaitu menaha gaya-gaya antero-posterior
1. oklusal rest
yaitu bagian dari cengekaram kawat yang terletak di bagaian oklusal gigi
sifat:kaku, panjang ±1/3 lebar mesio-distal gigi
fungsi:meneruskan beban kunyah ke gigi penjangkaran
1. retensi dalam akrilik
bagian dari cengkeram kawat yang tertanam dalam basis akrilik
Syarat-syarat cengkeram kawat yang melingkari gigi:
1. harus kontak garis
2. tidak boleh menekan/harus pasif
3. ujung jari tidak boleh menyinggung gigi tetangga dan tidak boleh tajam/harus dibulatkan
1. tidak ada lekukan bekas tang(luka)pada lengan cengkeram2. bagian cengkeram yang melalui oklusal gigi tidak boleh mengganggu
oklusi/artikulasi3. jarak bagian jari ke servikal gigi:
cengkeram paradental:1/2-1 mm
cengekeram gingival:1 ½-2 mm
1. bagian retensi dalam akrilik harus dibengkokkan
Macam-macam desain cengkeram
Desain cengkeram menurut fungsinya dibagi dalam dua bagian:
1. Cengkeram paradental
yaitu cengkeram yang fungsinya selain dari retensi dan stabilisasi protesa, juga sebagai
alat untuk meneruskan beban kunyah yang diterima gigi tiruan ke gigi
penjangkarannya
Jadi,cengkeram paradental harus mempunyai bagian yang melalui bagian oklusal
gigi penjangkaran atau melalui titik kontak antara gigi penjangkaran dengan gigi
tetangganya
1. Cengkeram gingival
yaitu cengkeram yang fungsinya hanya untuk retensi dan stabilisasi protesa. Jadi,
karena tidak berfungsi untuk meneruskan beban kunyah yang diterima protesa ke gigi
penjangkaran, maka cengkeram ini tidak mempunyai bagian yang melalui bagian
oklusal gigi penjangkaran, bisa diatas permukaan oklusal.
Macam-macam cengkeram paradental
1. Cengkeram 3 jari
terdiri dari:
lengan bukal dan lingual
body
bahu
oklusal rest
o bagian retensi dalam akrilik
indikasi:gigi molar dan premolar
1. Cengkeram jackson
Disain cengkeram ini mulai dari palatal/lingual, terus ke oklusal di atas titik kontak, turun
ke bukal melalui di bawah lingkaran terbesar, naik lagi ke oklusal di atas titik kontak, turun
ke lingual masuk retensi akrilik.
Indikasi:
Gigi molar,premolar yang mempunyai kontak yang baik di bagian mesial dan distalnya
Bila gigi penjangkaran terlalu cembung, seringkali cengkeram ini sulit masuk pada waktu
pemasangan protesa.
1. Cengkeram ½ jackson paradental
Disainnya mulai dari bukal terus ke oklusal di atas titik kontak, turun ke lingual dan terus
ke retensi akrilik
Indikasi:
gigi molar dan premolar
gigi terlalu cembung sehingga cengkeram jackson sulit melaluinya
ada titik kontak yang baik di anatar 2 gigi
1. Cengkeram S
Disain cengkeram ini mulai dari bukal terus ke oklusal/insisal di atas titik kontak, turun ke
lingual melalu atas cingulum, kemudian turun ke bawah masuk ke dalam akrilik
Indikasi:
Untuk kaninus rahang atas perlu diperhatikan agar letak cengkeram tidak mengganggu
oklusi
1. Cengkeram Kippmeider
Tidak mempunyai lengan, yang ada hanya rest di atas cingulum
Indikasi:
Hanya untuk kaninus
Bentuk cingulum harus baik
Fungsi:hanya untuk menerusan beban kunyah dan stabilisasi
1. Cengkeram rush angker
Disainnya mulai dari oklusal di aproksimal(daerah mesial/distal)terus ke arah lingual ke
bawah, masuk dalam akrilik
Indikasi:molar, premolar yang mempunyai titik kontak yang baik
Fungsi:hanya untuk meneruskan beban kunyah protesa ke gigi penjangkaran dan sebagai
retensi pada pembuatan splin
1. Cengkeram roach
Disainnya mulai dari oklusal di daerah titik kontak aproksimal, turun ke bukal dan lingual
terus ke aproksimal di daerah diastema, masuk dalam akrilik
Indiksai:gigi molar dan premolar yang mempunyai konta yang baik
Macam-macam cengkeram gingival
1. Cengkeram 2 jari
Disainnya sama dengan cengkeram 3 jari, hanya tidak mempunyai rest
Indikasi:gigi molar dan premolar
1. Cengkeram 2 jari panjang
Disainnya seperti cengkeram 2 jari, hanya disini melingkari 2 gigi berdekatan
Iindikasi:gigi molar,premolar, dimana gigi yang deat diastema urang kuat(goyang 10 )
1. Cengkeram ½ jacson
hampir sama dengan cengkeram ½ jacson paradental
bedanya cengkeram ini melalui bagian proksimal dekat diastema dan di bagian lingual
lurus ke bawah, tetap di tepi lingual
indikasi:gigi molar,premolar dan kaninus
1. Cengkeram vestibular finger
cengkeram ini berjalan mulai dari sayap bukal protesa ke arah undercut di vestibulum
bagian labial, ujungnya ditutupi akrilik
indikasi:
gigi sisa hanya gigi anterior yangtidak dapat dilingkari cengkeram, dan bagian vestibulum
labial harus mempunyai undercut yang cukup
fungsi:
untuk tambahan retensi, tetapi kurang efektif
2.3.Tahapan Perawatan
2.3.1 Pemeriksaan Utama
a. Pemeriksaan subjektif
Anamnsesis yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan tanya jawab. Cara ini umumnya
dilakukan untuk mencari riwayat penyakit dan data pribadi pasien dan keluarga.
Beberapa hal yang ditanyai dalam anamnesis antara lain:
1. daftar pribadi
(nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan,dll)
2. Data kesehatan umum
- Penyakit sistemik, misalnya hipertensi diabetes mellitus.
- obat yang digunakan.
- kebiasaan pasien untuk mengontrol kesehatannya.
3. Data jenis kesehatan gigi mulut
- jenis penyakit yang ada atau sedang diderita
- riwayat hilangnya gigi
- Kebiasaan jelek,misalnya mengunyah satu sisi atau bruksism
- Apakah pernah memakai gigi tiruan, jika pernah bagaimana keluhan- keluhan gigi tiruan
yang lama.
- frekuensi kunjungan ke dokter gigi
- keinginan khusus tentang gigi tiruannya.
- perawatan yang ada atau yang sedang diterimanya.
b.Pemeriksaan objektif
Terbagi dua:
1. Pemeriksaan ekstraoral
2. Pemeriksaan intraoral
Pada pemeriksaan objektif ini pemeriksaan dapat dilakukan dengan :
1. Melihat
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Sonde
5. Termis
6. Roentgen foto
Pemeriksaan ekstraoral
Pemeriksaan ekstraoral meliputi pemeriksaan terhadap:
1. Bentuk muka/wajah
1. Dilihat dari arah depan:
-Oval/ovoid
-Persegi/square
-Lonjong/tapering
1. Dilihat dari arah samping
-cembung
-lurus
-cekung
1. Bentuk bibir
- Panjang, pendek
- Normal
- Tebal,tipis
- Flabby
1. Sendi Rahang
- Menggeletuk
- Krepitasi
- Sakit
Pemeriksaan intraoral
Pemeriksaan intraoral meliputi pemeriksaan terhadap gigi, antara lain:
1. Gigi yang hilang
2. Keadaan gigi yang tinggal:
- Gigi yang mudah terkena karies
- Banyaknya tambalan pada gigi
- Mobilitas gigi
- Elongasi
- Malposisi
- Atrisi
Jika dijumpai adanya kelainan gigi yang mengganggu pada pembuatan gigi tiruan, maka
sebaiknya gigi-gigi tersebut dicabut.
1. Oklusi: diperhatikan hubungan oklusi gigi atas dengan gigi bawah yang ada, apakah
hubungan Angle Kelas I, II, III.
2. Adanya overclosedocclusion pada gigi depan dapat disebabkan antara lain karena:
- Erupsi yang tidak teratur.
- Kehilangan gigi posterior dalam waktu yang lama.
- Atrisi gigi geligi
Overclosed occlusion dapat menyebabkan:
1. Angular cheilosis
2. Disfungsi TMJ
3. Spasme otot kunyah
5. Warna gigi
Warna gigi pasien harus dicatat sewaktu akan membuat gigi tiruan sebagian lepasan,
terutama pada pembuatan gigi tiruan di daerah anterior untuk kepentingan estetis.
6. Oral Hygiene
- adanya karang gigi
- adanya akar gigi tertinggal
- adanya gigi yang karies
- adanya peradangan pada jaringan lunak, misalnya gingivitis.
7. Resesi gingival
Terutama pada gigi tiruan sebagian lepasan yang dilihat untuk gigi penyangga dari gigi
tiruan tersebut.
- Pemeriksaan terhadap mukosa/ jaringan lunak yang menutupi tulang alveolar,seperti:
1. Inflamasi
2. Keras/ lunak.
- Pemeriksaan terhadap bentuk tulang alveolar; bentuk U atau V, datar, sempit, luas
- Pemeriksaan ruang antar rahang
1. Besar , dapat disebabkan karena pencabutan yang terlalu lama.
2. Kecil, dapat disebabkan karena elongasi
3. Cukup, minimal jaraknya 5 mm
-Pemeriksaan torus:
1. Pada palatum, disebut torus paltina
2. Pada mandibula disebut torus mandibula
Torus ini bila mengganggu pada pembuatan gigi tiruan harus dibuang.
-Pemeriksaan jaringan pendukung gigi
Pemeriksaan terhadap frenulum, apakah perlekatannya tinggi atau rendah sampai
puncak tulang alveolar.3
2.3.2 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiograf
Berfungsi sebagai informasi tambahan bagi pemeriksan klinis. Dapat diketahui adanya:
1. Kualitas tulang pendukungdari gigi penyangga
2. Gigi yang terpendam, sisa-sisa akar
3. Kista
4. Kelainan periapikal
5. Resorpsi tulang
6. Sklerosis
Pemeriksaan Laboratorium
1. Penyakit tulang
Tingkat kalsium dan fofsor dalam serum darah dan urin dan serum enzim da alkalin fosfat
melibatkan penyakit tulang.
a. Normal kalsium dalam darah 8,9-10,1 mg/dl dan diseimbangkan oleh beberapa faktor.
Hormon paratiroid (PTH) mempengaruhi keseimbangan kalsium dalam ginjal, tulang,
intestinal, dan kelenjar laktasid mammary. Jika sirkulasi PTH secara abnormal tinggi, maka
resiko terhadap osteoporosis.
1. Normal Fosfor dalam darah 2,5-2,4 mg/dl. Tingginya fosfor diasosiasikan dengan
hiperparatyroidisme dan juga bisa dikaitkan dengan penyebab kanker.
1. Hematology
Pemeriksaan ini berfungsi untuk:
- kapisitas daya angkut oksigen
- identifikasi elemen selular
- analisis mekanisme pembekuan darah
penjelasan beberapa komponen dalam darah:
1. Hemoglobin
Normal laki-laki 14-17 g/dl
Normal perempuan 12-15 g/dl
1. Hematokrit
Normal laki-laki 42-54 %
Normal perempuan 38-46 %
1. Eritrosit
Normal laki-laki 4,5-6,2 million/mm3
Normal perempuan 4,2-5,4 million/mm3
1. leukosit
normal 4100-10900/mm3
1. glukosa dalam darah
normal 70-100mmg/dl (puasa)
jika terjadi peningktan maka terjadi DM atau penyakit lever kronik
1. Urinalisis
Yang dianalisis :
1. warna
normal urin berwarna kuning bersih. Jika berwarna merah, coklat, atau hitam
menunjukkan adanya konsistensi darah pada beberapa tahap fisiologis abnormal pada
urine.
1. PH
Normal PH 4,8-8,0
1. Gravity spesifik
normal 1003-1026. kapasitas fungsional ginjal ditentukan oleh kemampuannya untuk
mecairkan atau konsentrasi urin.
Temuan mikroskopik :
1. gula
normalnya tidak ada gula dalam urin. Jika ada maka pasien menderita DM.
1. Keton
Memproduksi metabolisme lemak. Ada dalam urin pasien yang menderita busung lapar,
dehidrasi, atau acidosis saat mengalami DM.
1. Protein
` tidak biasa terdapat dalam urin, tapi normal ada pada saat sedang hamil.
1. Pemeriksaan dan tes lainnya
2. Tes serology
Untuk konfirmasi penyakit kelamin, seperti sifilis.
1. Tes patch (kulit)
Biasanya digunakan untuk mengetahui atau membuktikan adanya alergi dalam pemakaian
basis material. Kontak lokal dermatitis biasanya terjadi antara 24-48 jam setelah aplikasi
material.4
2.3.3 Mencetak
Macam-macam sendok cetak
1. Stock tray:sendok cetak yang sudah dibuat oleh pabrik
bahan:metal/aluminium,plastik
ukuran:nomor 1,2,3
huruf S,M,L
fungsi:untuk rahang bergigi,bentuk dasar bersudut
untuk rahang tak bergigi,bentuk dasar agak membulat
Syarat-syarat sendok cetak yang sesuai:
lebar bucco-lingual: jarak tepi sendok cetak ke arah bukal gigi/ lingual gigi=1/2 cm
panjang ke distal:
rahang bawah:sampai retromolar pad
rahang atas:tuber maksila dan batas palatum molle
harus ada retensi untuk bahan cetak.
Tinggi sendok cetak sesuai dengan tinggi gigi dalam kedalaman vestibulum
Indikasi stock tray
Untuk mendapatkan model studi
Untuk mendapatkan model kerja pada kasus kelas II dan kelas IV Kennedy dengan
sadel yang pendek
Untuk mendapatkan model pendahuluan untuk membuat sendok cetak
perseorangan
1. Custom tray:sendok cetak yang dibuat sendiri sesuai dengan ukuran rahang pasien
Bahan yang dipakai:akrilik, shellac, compound
Tujuan:untuk mendapatkan hasil cetakan yang akurat, terutama pada daerah tepi sendok
cetak(daerah vestibulum, frenulum, dan retromylohyoid dari rahang)
Cara membuat custom tray
cetak rahang dengan sendok cetak anatomis
gambar batas sendok cetak pada model
tutup gigi pada model dan bagian labial/bukal model yang mempunyai undercut
dengan wax setebal ±2mm sehingga tidak ada undercut
lapisi permukaan model dengan bahan separasi
siapkan bahan sendok cetak, tempelkan selapis tipis(1-2mm)diseluruh permukaan
model sampai batas yang sudah digambar
buat pegangan sendok cetak
cobakan ke mulut pasien, bila ukuran sudah sesuai dilubangi untuk retensi bahan
cetak
batas-batas custom tray
daerah posterior:
rahang atas:sampai batas palatum durum dan palatum molle serta menutupi daerah tuber
maxilae
rahang bawah:sampai menutupi retromolar pad
daerah bukal/labial:sampai batas mukosa bergerak dan tidak bergerak
tidak boleh menutupi frenulum
daerah lingual:sampai batas dasar mulut di lingual/retromylohyoid
macam-macam bahan cetak
proses pengerasannya ada 2 macam
secara reaksi kimia.Contohnya:Plaster of Paris, Zinc oxide eugenol pasta,
irreversible hydrocolloid, mercaptan rubber base dan silicone
secara pemanasan(termoplastik). Contohnya: Modelling compound, reversible
hydrocolloid, wax. Bahan ini memerlukan pemanasan untuk melunakkan dan
pendinginan untuk mengeras.
1. Impression plaster
Digunakan untuk membuat cetakan akhir guna mendapatkan model kerja dengan tekanan
minimal. Sifat bahan ini tidak elastis, jadi tidak dapat digunakan bila ada ceruk. Diperlukan
sendok cetak khusus dengan dibuat ruangan antara sendok cetak dengan jaringan
penyangganya. Ini bertujuan agar ketebalan bahan cetaknya cukup.
1. Zinc oxide eugenol pasta
Digunakan untuk membuat cetakan akhir guna mendapatkan model kerja. Bahan ini dapat
mencatat detail jaringan dengan baik, karena sifatnya yang mudah mengalir sebelum
mengeras dan dalam keadaan tidak elastis waktu mengeras. Keuntungan lain dari bahan
ini, sendok cetak perseorangan yang dibuat, berkontak langsung dengan mukosa
pendukung.
3. Bahan cetak elastomer
Digunakan untuk membuat cetakan akhir sama mendapatkan model kerja. Bahan ini dapat
mencatat detail jaringan dengan baik. Oleh karena sifatnya elastis, dapat digunakan bila
ada ceruk. Jaringan mulut perlu dikeringkan sebelum dicetak dengan bahan ini.
4. Tissue conditioning material
Tissue conditioning material dapat didefinisikan sebagai bahan yang lunak yang diletakkan
untuk sementara pada permukaan cetakan gigi tiruan, bertujuan agar distribusi beban
menjadi lebih sama, jadi membiarkan jaringan mukosa untuk embali ke bentuk yang
normal.
5. Irrevesible hydrocolloid
Bahan ini dapat mencatat detail yang baik, tetapi sangat dipengaruhi oleh cairan saliva.
Hasil cetakan harus segera dituang dengan stone gips karena bahan ini dipengaruhi oleh
kelembaban.
6. Reversible hydrocolloid
Diperlukan pemanasan untuk mencairkan bahan ini.Proses pengerasannya:dari gel ke sol
ke gel.Bahan ini dapat memberikan detail yang baik untuk cetakan, tetapi ia mempunyai
beberapa kekurangan. Diperlukan sendok cetak khusus yang ada saluran air di tepinya
untuk mendinginkan bahan cetak.Umumnya digunakan untuk cetakan permulaan.
7. Malam cetak
Diperlukan pemansan untuk mencairkan bahan ini. Umumnya digunakan untuk koreksi
pada cetakan akhir yang menggunakan bahan lain seperti plaster atau zinc oxide eugenol
pasta/
8. Modelling compound/impression compound
Sifatnya termoplastik, menjadi lunak bila dipanaskan pada temperatur 55-700 C.Viskositas
yang tinggi dari bahan ini, dan kenyataannya menjadi keras bila didinginkan, serta dapat
dilunakkan kembali, merupakan keuntungan tersendiri.
Teknik mencetak
1. Secara mukostatis→untuk tahanan jaringan rendah
2. Secara mukokompresi/mukofungsional→untuk tahanan jaringan yang tinggi
Penjelasan:
Pada tahanan jaringan tinggi, keadaan mukosa bila tertekan bergerak, bila dicetak secara
muko statis, akan didapat model dengan bentuk mukosa yang pasif/tidak tertekan secara
fungsional.
Pada kasus GTSL, bila mencetak dengan tekanan fungsional, akan menghasilkan protesa
yang stabil waktu berfungsi. Dalam keadaan istirahat, protesa tersebut tetap akan
stabil/tak bergerak, karena ada cengkeram yang menahan sebagai retensi protesa.
Hasil cetakan yang baik
bahan cetak tidak terlepas dari sendok cetak
pada hasil cetakan boleh terdapat gelembung udara, sobek dan lipatan
bagian-bagian sendok cetak tidak boleh terlihat
gigi-gigi, mukosa, frenulum, vestibulum, batas mukosa bergerak dan tidak bergerak,
teromolar pad, tubermaxila batas palatum durum dan palatum molle, batas gingiva
dengan gigi, perlekatan otot-otot, harus terlihat dengan jelas
cara memelihara hasil cetakan:
hasil cetakan yang baik, dicuci sampai bersih
bila diletakkan di atas meja kerja harus ditopang di bawahnya agar bagian
posterior tidak menyentuh meja.
Tujuannya: untuk menghindari terlepasnya bahan cetak bagian posterior
dan sendok cetak
2.3.4. Perawatan preprostetik:
Perawatan periodontal
Perawatan bedah
Konservasi gigi
Rekonturing (mahkota tiruan, pengasahan gigi miring, pengasahan gigi ekstrud)
Persiapan tempat cengkeram
Macam cetakan RA & RB (mukostatis, muko- kompresi/mukofungsional/selective
pressure
Faktor pertimbangan Dalam Rencana Perawatan
1. Faktor Personal
Yang perlu diperhatikan pada pasien :
- keinginan atau ketidakpuasan terhadap protesa
- kesehatan dan pola hidup pasien
- kondisi dan kesehatan jaringan oral dan perioral
- tidak adekuatnya protesa yang digunakan.
Selain itu, faktor personal yang perlu dipertimbangkan adalah:
- faktor sosial ekonomi
memperhatikan biaya pembuatan dan pemeliharaan
- faktor umur
restorasi protesa dapat direkonstruksi pada pasien dengan semua umur.
- faktor pengalaman
faktor pengalaman hidup sehari-hari dapat mengubah rencana terbaik untuk perawatan
dan sering tidak bisa dihindari, seperti :
pekerjaan
profesi
status sosial
lingkungan
2. Faktor Fisik
- Tulang
Faktor klinis yang berhubungan dengan resorpsi tulang bervariasi. Kategori menurut
Atwood adalah :
1. faktor anatomi
ukuran, bentuk dan densitas ridge
karakteristik dan ketebalan mukosa penutup
hubungan ridge
jumlah dan kedalaman alveolar
1. faktor metabolik
segala faktor nutrisi, hormonal dan metabolik lainnya yang mempengaruhi aktivitas
relative selular pembentuk tulang (osteoblas) dan peresorpsi tulang (osteoklas).
1. faktor fungsional
frekuensi, intensitas, durasi, serta direksi pengalikasian tekanan pada tulang yang
mempengaruhi densitas (resorpsi dan deposisi) pada tulang.
1. faktor protesa
banyaknya teknik, material, prinsip, konsep, dan praktek termasuk ke faktor protesa.
- Faktor kontrol
Tiga hal yang termasuk ke bagian faktor kontrol adalah :
1. genetik
2. sistemik
3. lokal
yang termasuk bagian ini yaitu :
faktor biomekanika
faktor neurotropik
vascular
enzim dan PH
potensial bioelektrik
tekanan udara
suhu(temperatur)
persarafan
reflek neuromuscular
- Faktor prostetik
Perkembangan dan pemeliharaan prosesus alveolar secara langsung berkaitan dengan
erupsi dan hadirnya gigi geligi. Dua konsep yang diperhatikan mengenai hilangnya residual
bone yang tidak dapat dihindari:
Satu pendapat bahwa saat gigi hilang akan adanya variasi perkembangan hialngnya
residual bone. Satu pendapat lainnya mengatakan bahwa hilangnya resdual bone belum
tentu akibat hilangnya gigi geligi.
- Gigi
Harus dievaluasi secara seksama terlebih dahulu:
Jumlah gigi
Lokasi gigi di dalam lengkung
Posisi individual gigi
Mobilitas dan vitalitas
Rasio mahkota akar
Ukuran dan bentuk akar
Kerentanan adanya karies
Keterlibatan patologis
Kondisi bidang oklusal gigi yang tersisa
Morfologi yang mempengaruhi perawatan dan tipe protesa yang digunakan.
- Jaringan Lunak
Karakteristik dan respon perlu dipertimbangkan untuk retensi, persepsi, stabilitas dari
protesa yang akan digunakan. Sedangkan pola sensori pada jaringan pendukung khususnya
penting dalam pemakaian gigi tiruan.4
2.3.5. Relasi Rahang
Oklusi gigi pada kasus GTSL ada kemungkinan:
1. oklusi ada, dan fixed(mantap/stabil)
minimal ada 3 gigi pada 3 regio kiri, kanan dan anterior yang beroklusi dengan benar.
1. oklusi ada tapi tidak fixed(tidak mantap/tidak stabil)
hanya ada 2 regio dari gigi yang berkontak dengan oklusi yang benar(kiri+kanan, atau
kiri+anterior,atau kanan+anterior)
1. oklusi tidak ada
tidak ada gig yang beroklusi dengan benar
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diagnosis kasus
Diagnosis ditentukan setelah merangkum semua informasi yang didapat dari pemeriksaan
utama dan penunjan. Klinisi harus menentukan etiologi utamadari ketidaknyamanan pasien
tersebut. Dari kasus ditemukan :
Nama : Bapak Tasrif
Umur : 33 tahun
Pekerjaan : Pedagang asongan
Keluhan utama
Tidak enak makan karena giginya sudah banyak hilang.
EO.E
Bentuk wajah persegi dan simetri
IO.E
RA
(14)(15)(24)(25) hilang
(16) karies dentin distal
(26) karies email bukal
(27) ekstrud
Ketahanan jaringan mukosa kanan dan kiri rendah
RB
(35) (36) (37) (38) (46) hilang
(47) tipping mesial lebih kurang 10 derajat
(33) karies email oklusal
Ketahanan jaringan mukosa kiri dan kanan tinggi
RA : kelas 3 modifikasi 1
RB : kelas 2 modifikasi 1
RA kelas 3 Modifikasi 1
Dukungan : Paradental
Reainer : Direct retainer
(13) (23) cengkeram S → C RA
(17)(27) Full Jackson
(16) Half Jackson
RB kelas 2 modifikasi 1
Kanan (bounded)
Dukungan : ParaDental
Retainer : (47) Cengkeram 3 jari
Cengkeram S
Kiri (Free End Saddle)
Dukungan : gingival
Retainer : cengkeram 2 jari
DAFTAR PUSTAKA
1. Phoenix,Rodney D.2002.Clinical Removable Partial Prosthodontics. Third edition.
Quintessence Publishing Co,Inc.
1. Gunadi, Haryanto A. 1995. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Jilid II.
Hipokrates.
1. Bolender, Zarb. Prosthodontic Treatment for Edentelous Patient. Twelfth Edition.Elsevier.
1. Laney, R William. Diagnosis and treatment in prosthodontics. 1983. Philadelphia: Lea &
Febiger.
1. Budzt, Ejvind. Diagnosis and treatment Prostodontics for the elderly. 1999. Switzerland :
Quintessence Publishing Co, Inc.
1. Diktat Kuliah Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Prostodonsia III tahun 2003
1. Diktat Kuliah Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Prostodonsia II tahun 2001
Kategori: prosto
Comments: Be the first to comment
pemicu 3,blok 10(prosto),tutor 4 Januari 17, 2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk melakukan perawatan gigi tiruan sebagian, kita harus mengetahui tahapan-tahapan
dari penatalaksanaan atau perawatan gigi tiruan sebagian. Diawali dengan pemeriksaan,
pemeriksaan utama maupun pemeriksaan penunjang. Mencetak merupakan tahapan kedua
yang dilakukan. Mencetak dilakukan berdasarkan pertimbangan resiliensi jaringan mukosa
mulut. Preparasi gigi pencangkaran termasuk salah satu dalam tahap perawatan
preprotestik. Penentuan relasi rahang atas dan rahang bawah dari pasien. Pemilihan
elemen gigi tiruan yang dilihat dari bentuk, ukuran dan warna serta tahapan penyusunan
gigi.
Untuk menentukan desain gigi tiruan sebagian lepasan pada rencana perawatan kita harus
mengetahui terlebih dahulu bagian-bagian dari GTSL (Gigi Tiruan Sebagian Lepasan)
tersebut berdasarkan indikasi dari tiap komponen tersebut serta faktor-faktor yang dapat
mempengaruhinya.
1.2 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang akan dibahas adalah:
1. Apa saja faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan rencana perawatan
prostodontik?
2. Apa saja prosedur pemeriksaan prosdodontik?
3. bagaimana penatalaksanaan gigi tiruan sebagian lepasan?
4. Apa macam-macam bahan cetak?
5. Apa macam-macam sendok cetak?
6. Apa macam-macam teknik cetak?
7. Apa saja komponen GTSL?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Klasifikasi gigi tiruan sebagian lepasan berdasarkan bahan
1. Gigi sebagian lepasan dengan kerangka logam
GTSKL memiliki kualitas mekanik sangat baik dan memberikan kemungkinan desain
denture yang mempertimbangkan kesehatan jaringan periodonsium gigi abutment, estetis
dan kenyamanan pasien. Hasil ini dapat dicapai dengan membuat desain kerangka
sesederhana mungkin, dengan basis dan konektor major dan minor yang didesain tidak
berkontak dengan alveolar ridge atau palatum secara aproksimal 3 mm dari gigi, untuk
mencegah atau mengurangi efek negatif dari oral hygiene yang buruk.
2. Gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik
Gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik secara normal tidak digunakan untuk lebih dari
beberapa bulan, karena gigi tiruan jenis ini memiliki kualitas mekanik yang buruk, lebih
tidak nyaman digunakan, dan kondusif bagi oral hygiene yang buruk, namun gigi tiruan
jenis ini banyak digunakan, khususnya pada prostodontik geriatri, karena relatif tidak
mahal dan mudah dimodifikasi.Perawatan dengan gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik
diindikasikan pada pasien lanjut usia dengan gigi yang jaringan periodonsiumnya relatif
masih sehat, dalam bentuk gigi tiruan sementara.Penggunaan gigi tiruan sementara ini
membantu pasien untuk beradaptasi dengan gigi tiruan penuh nantinya dan gigi tiruan
sementara sering dapat dengan mudah ditansformasikan menjadi gigi tiruan penuh.
Ketika perawatan dengan gigi tiruan sebagian lepasan dengan kerangka logam terhambat
karena alasan keuangan, gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik sering menjadi alternatif
yang lebih baik daripada gigi tiruan penuh jika pasien tidak memiliki masalah fungsional.
Dilepas/tidak dapat dilepas
a.removable partil denture= GTS Lepasan
b.fixed denture/bridge= GTC
Saat pemasangan
a.convesional-dipasang setelah gigi hilang
b.immediete-dipasang segera setelah gigi hilang / dicabut
Jaringan pendukung
a.tooth borne-didukung oleh gigi
b.mucosa / tissue borne-didukung mukosa
c.mucosa and tooth-didukung gigi&mukosa
Letak daerah tak bergigi / sadel
a.anterior tooth suported case
b.all tooth suported case
c.free and supotred case
Memakai wing bagian bukal/labial atau tidak
A. Open face : GTS yang dibuat tanpa gusi tiruan labial, gigi tiruan tsb dibuat apabila
1.keadaan prosessus aleolaris masih baik
2.biasa pada gigi anterior
3.pasien mempunyai lebar mulut terlalu lebar
B. Close face : GTS yang dibuat gusi tiruan bagian labial, gigi tiruan tsb dibuat apabila
1.prosessus alveolaris telah mengalami absorbsi
2.perbaikan profil
Indikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
1. Bila tidak memenuhi syarat untuk suatu gigi tiruan cekat :
• Usia :
usia pasien masih muda, ruang pulpa masih besar, panjang mahkota klinis masih kurang.
Pasien usia lanjut dengan kesehatan umum yang buruk, karena perawatannya memerlukan
waktu yang lama
• Panjang daerah edentulous tida memenuhi syarat Hukum Ante
• Kehilangan tuang yang banyak pada daerah edentulous
2. tidak ada abutment gigi posterior pada ruang edentulous(free end saddle)
3. bila dukungan sisa gigi asli kurang sehat
4. bila dibutuhkan stabilisasi dari lengkung yang berseberangan
5. bila membutuhkan estetik yang lebih baik
6. bila dibutuhkan gigi segera setelah dicabut
7. keinginan pasien
2.2. Desain GTSL akrilik
Desain : gambaran bentuk
Mendesain : merencanakan gambaran dengan menggambar dan perincian data pendukung
Guna :
1. sebagai penuntun dari gigi tiruan sebagaian lepasaan yang akan dibuat
2. sebagai sarana komunikasi antara dokter gigi dan tekniker gigi dalam hal pendelegasian
pembuatan gigi di laboratorium
Prinsip dasar desain GTSL:
Memelihara/mempertahankan kesehatan jaringan pendukung gigi tiruan sebagian lepsan
dengan memperhatikan:
1. distribusi tekanan yang luas(melalui cengekram)
2. mepersamakan tekanan (keseimbangan kiri dan kanan)
3. phisiologic basing(tekanan phisiologis pada mukosa di bawah basis)
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam menentukan desain GTSL
1. anatomi dan fisiologi jaringan yang terlibat dalam penempatan GTSL dalam rongga
mulut(gigi, mukosa, tulang)
2. letak gigi yang hilang dan yang kaan diganti
3. besarnya beban kunyah:
bila gigi hilang gigi belakang, dimana beban kunyah besar, sedangkan gigi
penjangkarannya kurang kuat untuk mensupport beban kunyah yang besar tersebut,
sebiknya dibuatkan GTS gingival
4. macam gigi tiruan:
• GTS paradental:cengkeram yang dipakai adalah cengkeran paradental.gigi penjangkaran
sedapat mungkin dekat gigi yang hilang, kecuali bila mengganggu estetis. Basis tidak perlu
terlalu luas.
• GTS gingival:cengkeram yang dipakai adalah gingival,gigi penjangkaran sedapat
mungkin dekat gigi yang hilang, basis dibuat seluas mungkin
• GTS kombinasi paradental-gingival:
Cengkeram yang dipakai adalah pada sisi paradental menggunakan paradental, pada sisi
gingival menggunakan cengkeram gingival. Pada satu sisi tidak boleh ada cengkeram
paradental dan gingival bersama-sama
• Basis pada sisi paradental tidak luas, pada sisi gingival luas
5. pertimbangan biomekanik
jaringan penyangga GTSL adalah jaringan hidup. Karena itu keseimbangan tekanan oleh
adanya beban kunyah harus diperhatikan.
6. garis fulcrum:adalah garis imaginer yang ditarik melalui dua gigi penjangkaran yang
dapat merupakan sumbu berputarnya atau terungkitnya gigi tiruan
7. estetika
letak cengkeram harus lebih diperhatikan
8. kenyamanan
gigi tiruan harus dapat dipakai dengan nyaman
9. penyakit
untuk pasien DM dibuat desain gingival mengingat keadaan dari sisa gigi yang ada sering
goyang
Bagian-bagian gigi tiruan sebagian lepasan
Gigi tiruan sebagian lepasan terdiri dari komponen-komponen:
1. Basis
disebut juga plat protesa
adalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi mukosa mulut di daerah palatum labial,
bukal, lingual.
Bahan dasar basis:akrilik, logam
Beda basis akrilik dengan logam:
No akrilik logam
1 Proses pembuatan mudah Sukar
2 Kekuatan Kurang Kuat
3 Penghantar panas Kurang Baik
4 Menyerap air Dapat Tidak dapat
5 Perubahan warna Dapat Tidak dapat
6 Luas basis Luas/lebar Tak luas
7 biaya murah mahal
Fungsi basis:
untuk meneruskan tekanan kunyah ke mukosa dan tulang alveolar di bawahnya
untuk memberi retensi dari protesa, karena adanya gaya adhesif antara basis dengan
mukosa yang dibatasi dengan media air ludah
tempat melekatnya cengkeram
menggantikan jaringan yang hilang serta memberikan dukungan kepada bibir dan
pipi(estetik)
2. Sadel
adalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi mukosa di atas prosesus alveolaris dan
mendukung elemen gigi tiruan
bila sadel letaknya:
antara gigi asli diseut bounded saddle
posterior dari gigi asli disebut free end saddle
3. Elemen gigi tiruan
adalah bagian dari gigi tiruan yang merupakan bentuk gigi tiruan dari gigi asli yang hilang
Bahan dasar gigi tiruan dapat bermacam-macam, yaitu:resin akrilik, porselen,logam
Elemen gigi tiruan resin akrilik
o mudah aus, terutama pada penderita yang mempunyai kekuatan kunyah yang kuat
o perlekatannya dengan basis merupakan persenyawaaan kimia, karena bahannya sama
o dapat berubah warna
o mudah tergores
o mudah dibentuk/diperkecil sesuai dengan ruangan
o lebih ringan dibanding gigi tiruan yang dari porselen dan logam
o dapat diasah dan dipoles
o karena sifat mudah aus, baik sekali dipakai untuk prosesus alvolaris yang datar
Elemen gigi tiruan porselen:
o tidak mudah aus/tergores
o perlekatannya dengan basis secara mekanis, sehingga elemen gigi tiruan harus
mempunyai retensi untuk pelekatnya terhadap basis
bentuk retensi gigi tiruan porselen:undercur,pin,alur
o tidak berubah warna
o tidak dapat diasah
o lebih berat daripada akrilik
o tidak baik dipakai untuk prosesus alveoalris yang datar(resorbsi)
Elemen gigi tiruan logam:
o biasanya dibuat sendiri sesuai dengan ruang protesa yang ada, terutama untuk gigi
posterior yang ruang protesanya sempit
o estetis kurang baik
o tahan terhadap daya kunyah yang besar/kuat
4. Cengkeram
disebut juga klammer
Cengekram adalah bagian dari gigi tiruan lepas yang berbentuk bulat/gepeng. Terbuat dari
kawat stainless steel/ logam tuang, yang melingkari/ memegang gigi penjangakaran
Fungsi cengkeram
o untuk retensi
o untuk stabilisasi
o untuk meneruskan beban kunyah ke gigi penjangkaran
Syarat umum gigi penjangkaran
1. gigi vital atau non vital yang telah dilakukan PSA dengan sempurna
2. bentuk anatomis dan besarnya noraml
3. tidak ada kerusakan/kelainan.Misalnya:tambalan yang besar, karies, hypoplasia, konus
4. posisi dalam lengkung gigi normal
5. keadaan akar gigi:
• bentuk ukurannya normal
• tertanam dalam tulang alveolar dengan perbandingan mahkota akar 2:3
• jaringan periodonta sehat
• tidak ada kelainan periapikal
6. sedapat mungkin tidak goyang
Cengkeram kawat
Bagian-bagian dari cengkeram kawat:
1. lengan cengekeram
2. jari cengkeram
3. bahu cengkeram
4. badan cengkeram
5. oklusal rest
6. retensi dalam akrilik
Bagian-bagian dari cengkeram kawat:
1. lengan
yaitu bagian dari cengkeram kawat yang terletak/melingkari bagian bukal/lingual gigi
penjangkaran
sifat:agak lentur
fungsi:retensi dan stabilisasi
2. jari
bagian dari lengan yang terletakdi bawah lingkaran terbesar gigi
sifat:lentur/fleksibel
fungsi/retensi
3. bahu
bagian dari lengan yang terleta di atas lingkaran terbesar dari gigi
sifat:kaku
fungsi:stabilisasi yaitu menahan gaya-gaya bucco-lingual
4. badan/body
bagian yang cengekaram kawat yang terletak di atas titik kontak gigi di daerah aproksimal
sifat:kaku
fungsi:stabilisasi yaitu menaha gaya-gaya antero-posterior
5. oklusal rest
yaitu bagian dari cengekaram kawat yang terletak di bagaian oklusal gigi
sifat:kaku, panjang ±1/3 lebar mesio-distal gigi
fungsi:meneruskan beban kunyah ke gigi penjangkaran
6. retensi dalam akrilik
bagian dari cengkeram kawat yang tertanam dalam basis akrilik
Syarat-syarat cengkeram kawat yang melingkari gigi:
1. harus kontak garis
2. tidak boleh menekan/harus pasif
3. ujung jari tidak boleh menyinggung gigi tetangga dan tidak boleh tajam/harus dibulatkan
4. tidak ada lekukan bekas tang(luka)pada lengan cengkeram
5. bagian cengkeram yang melalui oklusal gigi tidak boleh mengganggu oklusi/artikulasi
6. jarak bagian jari ke servikal gigi:
cengkeram paradental:1/2-1 mm
cengekeram gingival:1 ½-2 mm
7. bagian retensi dalam akrilik harus dibengkokkan
Macam-macam desain cengkeram
Desain cengkeram menurut fungsinya dibagi dalam dua bagian:
1. Cengkeram paradental
yaitu cengkeram yang fungsinya selain dari retensi dan stabilisasi protesa, juga sebagai
alat untuk meneruskan beban kunyah yang diterima gigi tiruan ke gigi penjangkarannya
Jadi,cengkeram paradental harus mempunyai bagian yang melalui bagian oklusal gigi
penjangkaran atau melalui titik kontak antara gigi penjangkaran dengan gigi tetangganya
2. Cengkeram gingival
yaitu cengkeram yang fungsinya hanya untuk retensi dan stabilisasi protesa. Jadi, karena
tidak berfungsi untuk meneruskan beban kunyah yang diterima protesa ke gigi
penjangkaran, maka cengkeram ini tidak mempunyai bagian yang melalui bagian oklusal
gigi penjangkaran, bisa diatas permukaan oklusal.
Macam-macam cengkeram paradental
1. Cengkeram 3 jari
terdiri dari:
• lengan bukal dan lingual
• body
• bahu
• oklusal rest
• bagian retensi dalam akrilik
indikasi:gigi molar dan premolar
2. Cengkeram jackson
Disain cengkeram ini mulai dari palatal/lingual, terus ke oklusal di atas titik kontak, turun
ke bukal melalui di bawah lingkaran terbesar, naik lagi ke oklusal di atas titik kontak, turun
ke lingual masuk retensi akrilik.
Indikasi:
Gigi molar,premolar yang mempunyai kontak yang baik di bagian mesial dan distalnya
Bila gigi penjangkaran terlalu cembung, seringkali cengkeram ini sulit masuk pada waktu
pemasangan protesa.
3. Cengkeram ½ jackson paradental
Disainnya mulai dari bukal terus ke oklusal di atas titik kontak, turun ke lingual dan terus
ke retensi akrilik
Indikasi:
gigi molar dan premolar
gigi terlalu cembung sehingga cengkeram jackson sulit melaluinya
ada titik kontak yang baik di anatar 2 gigi
4. Cengkeram S
Disain cengkeram ini mulai dari bukal terus ke oklusal/insisal di atas titik kontak, turun ke
lingual melalu atas cingulum, kemudian turun ke bawah masuk ke dalam akrilik
Indikasi:
Untuk kaninus rahang atas perlu diperhatikan agar letak cengkeram tidak mengganggu
oklusi
5. Cengkeram Kippmeider
Tidak mempunyai lengan, yang ada hanya rest di atas cingulum
Indikasi:
Hanya untuk kaninus
Bentuk cingulum harus baik
Fungsi:hanya untuk menerusan beban kunyah dan stabilisasi
6. Cengkeram rush angker
Disainnya mulai dari oklusal di aproksimal(daerah mesial/distal)terus ke arah lingual ke
bawah, masuk dalam akrilik
Indikasi:molar, premolar yang mempunyai titik kontak yang baik
Fungsi:hanya untuk meneruskan beban kunyah protesa ke gigi penjangkaran dan sebagai
retensi pada pembuatan splin
7. Cengkeram roach
Disainnya mulai dari oklusal di daerah titik kontak aproksimal, turun ke bukal dan lingual
terus ke aproksimal di daerah diastema, masuk dalam akrilik
Indiksai:gigi molar dan premolar yang mempunyai konta yang baik
Macam-macam cengkeram gingival
1. Cengkeram 2 jari
Disainnya sama dengan cengkeram 3 jari, hanya tidak mempunyai rest
Indikasi:gigi molar dan premolar
2. Cengkeram 2 jari panjang
Disainnya seperti cengkeram 2 jari, hanya disini melingkari 2 gigi berdekatan
Iindikasi:gigi molar,premolar, dimana gigi yang deat diastema urang kuat(goyang 10 )
3. Cengkeram ½ jacson
hampir sama dengan cengkeram ½ jacson paradental
bedanya cengkeram ini melalui bagian proksimal dekat diastema dan di bagian lingual
lurus ke bawah, tetap di tepi lingual
indikasi:gigi molar,premolar dan kaninus
4. Cengkeram vestibular finger
cengkeram ini berjalan mulai dari sayap bukal protesa ke arah undercut di vestibulum
bagian labial, ujungnya ditutupi akrilik
indikasi:
gigi sisa hanya gigi anterior yangtidak dapat dilingkari cengkeram, dan bagian vestibulum
labial harus mempunyai undercut yang cukup
fungsi:
untuk tambahan retensi, tetapi kurang efektif
2.3.Tahapan Perawatan
2.3.1 Pemeriksaan Utama
a. Pemeriksaan subjektif
Anamnsesis yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan tanya jawab. Cara ini umumnya
dilakukan untuk mencari riwayat penyakit dan data pribadi pasien dan keluarga.
Beberapa hal yang ditanyai dalam anamnesis antara lain:
1. daftar pribadi
(nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan,dll)
2. Data kesehatan umum
- Penyakit sistemik, misalnya hipertensi diabetes mellitus.
- obat yang digunakan.
- kebiasaan pasien untuk mengontrol kesehatannya.
3. Data jenis kesehatan gigi mulut
- jenis penyakit yang ada atau sedang diderita
- riwayat hilangnya gigi
- Kebiasaan jelek,misalnya mengunyah satu sisi atau bruksism
- Apakah pernah memakai gigi tiruan, jika pernah bagaimana keluhan- keluhan gigi tiruan
yang lama.
- frekuensi kunjungan ke dokter gigi
- keinginan khusus tentang gigi tiruannya.
- perawatan yang ada atau yang sedang diterimanya.
b.Pemeriksaan objektif
Terbagi dua:
1. Pemeriksaan ekstraoral
2. Pemeriksaan intraoral
Pada pemeriksaan objektif ini pemeriksaan dapat dilakukan dengan :
a. Melihat
b. Palpasi
c. Perkusi
d. Sonde
e. Termis
f. Roentgen foto
Pemeriksaan ekstraoral
Pemeriksaan ekstraoral meliputi pemeriksaan terhadap:
1. Bentuk muka/wajah
a. Dilihat dari arah depan:
-Oval/ovoid
-Persegi/square
-Lonjong/tapering
b. Dilihat dari arah samping
-cembung
-lurus
-cekung
2. Bentuk bibir
- Panjang, pendek
- Normal
- Tebal,tipis
- Flabby
3. Sendi Rahang
- Menggeletuk
- Krepitasi
- Sakit
Pemeriksaan intraoral
Pemeriksaan intraoral meliputi pemeriksaan terhadap gigi, antara lain:
1. Gigi yang hilang
2. Keadaan gigi yang tinggal:
- Gigi yang mudah terkena karies
- Banyaknya tambalan pada gigi
- Mobilitas gigi
- Elongasi
- Malposisi
- Atrisi
Jika dijumpai adanya kelainan gigi yang mengganggu pada pembuatan gigi tiruan, maka
sebaiknya gigi-gigi tersebut dicabut.
3. Oklusi: diperhatikan hubungan oklusi gigi atas dengan gigi bawah yang ada, apakah
hubungan Angle Kelas I, II, III.
4. Adanya overclosedocclusion pada gigi depan dapat disebabkan antara lain karena:
- Erupsi yang tidak teratur.
- Kehilangan gigi posterior dalam waktu yang lama.
- Atrisi gigi geligi
Overclosed occlusion dapat menyebabkan:
1. Angular cheilosis
2. Disfungsi TMJ
3. Spasme otot kunyah
5. Warna gigi
Warna gigi pasien harus dicatat sewaktu akan membuat gigi tiruan sebagian lepasan,
terutama pada pembuatan gigi tiruan di daerah anterior untuk kepentingan estetis.
6. Oral Hygiene
- adanya karang gigi
- adanya akar gigi tertinggal
- adanya gigi yang karies
- adanya peradangan pada jaringan lunak, misalnya gingivitis.
7. Resesi gingival
Terutama pada gigi tiruan sebagian lepasan yang dilihat untuk gigi penyangga dari gigi
tiruan tersebut.
- Pemeriksaan terhadap mukosa/ jaringan lunak yang menutupi tulang alveolar,seperti:
1. Inflamasi
2. Keras/ lunak.
- Pemeriksaan terhadap bentuk tulang alveolar; bentuk U atau V, datar, sempit, luas
- Pemeriksaan ruang antar rahang
1. Besar , dapat disebabkan karena pencabutan yang terlalu lama.
2. Kecil, dapat disebabkan karena elongasi
3. Cukup, minimal jaraknya 5 mm
-Pemeriksaan torus:
1. Pada palatum, disebut torus paltina
2. Pada mandibula disebut torus mandibula
Torus ini bila mengganggu pada pembuatan gigi tiruan harus dibuang.
-Pemeriksaan jaringan pendukung gigi
Pemeriksaan terhadap frenulum, apakah perlekatannya tinggi atau rendah sampai puncak
tulang alveolar.3
2.3.2 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiograf
Berfungsi sebagai informasi tambahan bagi pemeriksan klinis. Dapat diketahui adanya:
1. Kualitas tulang pendukungdari gigi penyangga
2. Gigi yang terpendam, sisa-sisa akar
3. Kista
4. Kelainan periapikal
5. Resorpsi tulang
6. Sklerosis
Pemeriksaan Laboratorium
1. Penyakit tulang
Tingkat kalsium dan fofsor dalam serum darah dan urin dan serum enzim da alkalin fosfat
melibatkan penyakit tulang.
a. Normal kalsium dalam darah 8,9-10,1 mg/dl dan diseimbangkan oleh beberapa faktor.
Hormon paratiroid (PTH) mempengaruhi keseimbangan kalsium dalam ginjal, tulang,
intestinal, dan kelenjar laktasid mammary. Jika sirkulasi PTH secara abnormal tinggi, maka
resiko terhadap osteoporosis.
c. Normal Fosfor dalam darah 2,5-2,4 mg/dl. Tingginya fosfor diasosiasikan dengan
hiperparatyroidisme dan juga bisa dikaitkan dengan penyebab kanker.
2. Hematology
Pemeriksaan ini berfungsi untuk:
- kapisitas daya angkut oksigen
- identifikasi elemen selular
- analisis mekanisme pembekuan darah
penjelasan beberapa komponen dalam darah:
a. Hemoglobin
Normal laki-laki 14-17 g/dl
Normal perempuan 12-15 g/dl
b. Hematokrit
Normal laki-laki 42-54 %
Normal perempuan 38-46 %
c. Eritrosit
Normal laki-laki 4,5-6,2 million/mm3
Normal perempuan 4,2-5,4 million/mm3
d. leukosit
normal 4100-10900/mm3
e. glukosa dalam darah
normal 70-100mmg/dl (puasa)
jika terjadi peningktan maka terjadi DM atau penyakit lever kronik
3. Urinalisis
Yang dianalisis :
a. warna
normal urin berwarna kuning bersih. Jika berwarna merah, coklat, atau hitam
menunjukkan adanya konsistensi darah pada beberapa tahap fisiologis abnormal pada
urine.
b. PH
Normal PH 4,8-8,0
c. Gravity spesifik
normal 1003-1026. kapasitas fungsional ginjal ditentukan oleh kemampuannya untuk
mecairkan atau konsentrasi urin.
Temuan mikroskopik :
a. gula
normalnya tidak ada gula dalam urin. Jika ada maka pasien menderita DM.
b. Keton
Memproduksi metabolisme lemak. Ada dalam urin pasien yang menderita busung lapar,
dehidrasi, atau acidosis saat mengalami DM.
c. Protein
` tidak biasa terdapat dalam urin, tapi normal ada pada saat sedang hamil.
4. Pemeriksaan dan tes lainnya
a. Tes serology
Untuk konfirmasi penyakit kelamin, seperti sifilis.
b. Tes patch (kulit)
Biasanya digunakan untuk mengetahui atau membuktikan adanya alergi dalam pemakaian
basis material. Kontak lokal dermatitis biasanya terjadi antara 24-48 jam setelah aplikasi
material.4
2.3.3 Mencetak
Macam-macam sendok cetak
1. Stock tray:sendok cetak yang sudah dibuat oleh pabrik
bahan:metal/aluminium,plastik
ukuran:nomor 1,2,3
huruf S,M,L
fungsi:untuk rahang bergigi,bentuk dasar bersudut
untuk rahang tak bergigi,bentuk dasar agak membulat
Syarat-syarat sendok cetak yang sesuai:
lebar bucco-lingual: jarak tepi sendok cetak ke arah bukal gigi/ lingual gigi=1/2 cm
panjang ke distal:
rahang bawah:sampai retromolar pad
rahang atas:tuber maksila dan batas palatum molle
harus ada retensi untuk bahan cetak.
Tinggi sendok cetak sesuai dengan tinggi gigi dalam kedalaman vestibulum
Indikasi stock tray
Untuk mendapatkan model studi
Untuk mendapatkan model kerja pada kasus kelas II dan kelas IV Kennedy dengan sadel
yang pendek
Untuk mendapatkan model pendahuluan untuk membuat sendok cetak perseorangan
2. Custom tray:sendok cetak yang dibuat sendiri sesuai dengan ukuran rahang pasien
Bahan yang dipakai:akrilik, shellac, compound
Tujuan:untuk mendapatkan hasil cetakan yang akurat, terutama pada daerah tepi sendok
cetak(daerah vestibulum, frenulum, dan retromylohyoid dari rahang)
Cara membuat custom tray
cetak rahang dengan sendok cetak anatomis
gambar batas sendok cetak pada model
tutup gigi pada model dan bagian labial/bukal model yang mempunyai undercut dengan
wax setebal ±2mm sehingga tidak ada undercut
lapisi permukaan model dengan bahan separasi
siapkan bahan sendok cetak, tempelkan selapis tipis(1-2mm)diseluruh permukaan model
sampai batas yang sudah digambar
buat pegangan sendok cetak
cobakan ke mulut pasien, bila ukuran sudah sesuai dilubangi untuk retensi bahan cetak
batas-batas custom tray
• daerah posterior:
rahang atas:sampai batas palatum durum dan palatum molle serta menutupi daerah tuber
maxilae
rahang bawah:sampai menutupi retromolar pad
• daerah bukal/labial:sampai batas mukosa bergerak dan tidak bergerak
• tidak boleh menutupi frenulum
• daerah lingual:sampai batas dasar mulut di lingual/retromylohyoid
macam-macam bahan cetak
proses pengerasannya ada 2 macam
secara reaksi kimia.Contohnya:Plaster of Paris, Zinc oxide eugenol pasta, irreversible
hydrocolloid, mercaptan rubber base dan silicone
secara pemanasan(termoplastik). Contohnya: Modelling compound, reversible
hydrocolloid, wax. Bahan ini memerlukan pemanasan untuk melunakkan dan pendinginan
untuk mengeras.
1. Impression plaster
Digunakan untuk membuat cetakan akhir guna mendapatkan model kerja dengan tekanan
minimal. Sifat bahan ini tidak elastis, jadi tidak dapat digunakan bila ada ceruk. Diperlukan
sendok cetak khusus dengan dibuat ruangan antara sendok cetak dengan jaringan
penyangganya. Ini bertujuan agar ketebalan bahan cetaknya cukup.
2. Zinc oxide eugenol pasta
Digunakan untuk membuat cetakan akhir guna mendapatkan model kerja. Bahan ini dapat
mencatat detail jaringan dengan baik, karena sifatnya yang mudah mengalir sebelum
mengeras dan dalam keadaan tidak elastis waktu mengeras. Keuntungan lain dari bahan
ini, sendok cetak perseorangan yang dibuat, berkontak langsung dengan mukosa
pendukung.
3. Bahan cetak elastomer
Digunakan untuk membuat cetakan akhir sama mendapatkan model kerja. Bahan ini dapat
mencatat detail jaringan dengan baik. Oleh karena sifatnya elastis, dapat digunakan bila
ada ceruk. Jaringan mulut perlu dikeringkan sebelum dicetak dengan bahan ini.
4. Tissue conditioning material
Tissue conditioning material dapat didefinisikan sebagai bahan yang lunak yang diletakkan
untuk sementara pada permukaan cetakan gigi tiruan, bertujuan agar distribusi beban
menjadi lebih sama, jadi membiarkan jaringan mukosa untuk embali ke bentuk yang
normal.
5. Irrevesible hydrocolloid
Bahan ini dapat mencatat detail yang baik, tetapi sangat dipengaruhi oleh cairan saliva.
Hasil cetakan harus segera dituang dengan stone gips karena bahan ini dipengaruhi oleh
kelembaban.
6. Reversible hydrocolloid
Diperlukan pemanasan untuk mencairkan bahan ini.Proses pengerasannya:dari gel ke sol
ke gel.Bahan ini dapat memberikan detail yang baik untuk cetakan, tetapi ia mempunyai
beberapa kekurangan. Diperlukan sendok cetak khusus yang ada saluran air di tepinya
untuk mendinginkan bahan cetak.Umumnya digunakan untuk cetakan permulaan.
7. Malam cetak
Diperlukan pemansan untuk mencairkan bahan ini. Umumnya digunakan untuk koreksi
pada cetakan akhir yang menggunakan bahan lain seperti plaster atau zinc oxide eugenol
pasta/
8. Modelling compound/impression compound
Sifatnya termoplastik, menjadi lunak bila dipanaskan pada temperatur 55-700 C.Viskositas
yang tinggi dari bahan ini, dan kenyataannya menjadi keras bila didinginkan, serta dapat
dilunakkan kembali, merupakan keuntungan tersendiri.
Teknik mencetak
1. Secara mukostatis→untuk tahanan jaringan rendah
2. Secara mukokompresi/mukofungsional→untuk tahanan jaringan yang tinggi
Penjelasan:
Pada tahanan jaringan tinggi, keadaan mukosa bila tertekan bergerak, bila dicetak secara
muko statis, akan didapat model dengan bentuk mukosa yang pasif/tidak tertekan secara
fungsional.
Pada kasus GTSL, bila mencetak dengan tekanan fungsional, akan menghasilkan protesa
yang stabil waktu berfungsi. Dalam keadaan istirahat, protesa tersebut tetap akan
stabil/tak bergerak, karena ada cengkeram yang menahan sebagai retensi protesa.
Hasil cetakan yang baik
• bahan cetak tidak terlepas dari sendok cetak
• pada hasil cetakan boleh terdapat gelembung udara, sobek dan lipatan
• bagian-bagian sendok cetak tidak boleh terlihat
• gigi-gigi, mukosa, frenulum, vestibulum, batas mukosa bergerak dan tidak bergerak,
teromolar pad, tubermaxila batas palatum durum dan palatum molle, batas gingiva dengan
gigi, perlekatan otot-otot, harus terlihat dengan jelas
cara memelihara hasil cetakan:
hasil cetakan yang baik, dicuci sampai bersih
bila diletakkan di atas meja kerja harus ditopang di bawahnya agar bagian posterior tidak
menyentuh meja.
Tujuannya: untuk menghindari terlepasnya bahan cetak bagian posterior dan sendok cetak
2.3.4. Perawatan preprostetik:
Perawatan periodontal
Perawatan bedah
Konservasi gigi
Rekonturing (mahkota tiruan, pengasahan gigi miring, pengasahan gigi ekstrud)
Persiapan tempat cengkeram
Macam cetakan RA & RB (mukostatis, muko- kompresi/mukofungsional/selective pressure
Faktor pertimbangan Dalam Rencana Perawatan
1. Faktor Personal
Yang perlu diperhatikan pada pasien :
- keinginan atau ketidakpuasan terhadap protesa
- kesehatan dan pola hidup pasien
- kondisi dan kesehatan jaringan oral dan perioral
- tidak adekuatnya protesa yang digunakan.
Selain itu, faktor personal yang perlu dipertimbangkan adalah:
- faktor sosial ekonomi
memperhatikan biaya pembuatan dan pemeliharaan
- faktor umur
restorasi protesa dapat direkonstruksi pada pasien dengan semua umur.
- faktor pengalaman
faktor pengalaman hidup sehari-hari dapat mengubah rencana terbaik untuk perawatan
dan sering tidak bisa dihindari, seperti :
pekerjaan
profesi
status sosial
lingkungan
2. Faktor Fisik
- Tulang
Faktor klinis yang berhubungan dengan resorpsi tulang bervariasi. Kategori menurut
Atwood adalah :
b. faktor anatomi
ukuran, bentuk dan densitas ridge
karakteristik dan ketebalan mukosa penutup
hubungan ridge
jumlah dan kedalaman alveolar
c. faktor metabolik
segala faktor nutrisi, hormonal dan metabolik lainnya yang mempengaruhi aktivitas
relative selular pembentuk tulang (osteoblas) dan peresorpsi tulang (osteoklas).
d. faktor fungsional
frekuensi, intensitas, durasi, serta direksi pengalikasian tekanan pada tulang yang
mempengaruhi densitas (resorpsi dan deposisi) pada tulang.
e. faktor protesa
banyaknya teknik, material, prinsip, konsep, dan praktek termasuk ke faktor protesa.
- Faktor kontrol
Tiga hal yang termasuk ke bagian faktor kontrol adalah :
a. genetik
b. sistemik
c. lokal
yang termasuk bagian ini yaitu :
faktor biomekanika
faktor neurotropik
vascular
enzim dan PH
potensial bioelektrik
tekanan udara
suhu(temperatur)
persarafan
reflek neuromuscular
- Faktor prostetik
Perkembangan dan pemeliharaan prosesus alveolar secara langsung berkaitan dengan
erupsi dan hadirnya gigi geligi. Dua konsep yang diperhatikan mengenai hilangnya residual
bone yang tidak dapat dihindari:
Satu pendapat bahwa saat gigi hilang akan adanya variasi perkembangan hialngnya
residual bone. Satu pendapat lainnya mengatakan bahwa hilangnya resdual bone belum
tentu akibat hilangnya gigi geligi.
- Gigi
Harus dievaluasi secara seksama terlebih dahulu:
Jumlah gigi
Lokasi gigi di dalam lengkung
Posisi individual gigi
Mobilitas dan vitalitas
Rasio mahkota akar
Ukuran dan bentuk akar
Kerentanan adanya karies
Keterlibatan patologis
Kondisi bidang oklusal gigi yang tersisa
Morfologi yang mempengaruhi perawatan dan tipe protesa yang digunakan.
- Jaringan Lunak
Karakteristik dan respon perlu dipertimbangkan untuk retensi, persepsi, stabilitas dari
protesa yang akan digunakan. Sedangkan pola sensori pada jaringan pendukung khususnya
penting dalam pemakaian gigi tiruan.4
2.3.5. Relasi Rahang
Oklusi gigi pada kasus GTSL ada kemungkinan:
1. oklusi ada, dan fixed(mantap/stabil)
minimal ada 3 gigi pada 3 regio kiri, kanan dan anterior yang beroklusi dengan benar.
2. oklusi ada tapi tidak fixed(tidak mantap/tidak stabil)
hanya ada 2 regio dari gigi yang berkontak dengan oklusi yang benar(kiri+kanan, atau
kiri+anterior,atau kanan+anterior)
3. oklusi tidak ada
tidak ada gig yang beroklusi dengan benar
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diagnosis kasus
Diagnosis ditentukan setelah merangkum semua informasi yang didapat dari pemeriksaan
utama dan penunjan. Klinisi harus menentukan etiologi utamadari ketidaknyamanan pasien
tersebut. Dari kasus ditemukan :
Nama : Bapak Tasrif
Umur : 33 tahun
Pekerjaan : Pedagang asongan
Keluhan utama
Tidak enak makan karena giginya sudah banyak hilang.
EO.E
Bentuk wajah persegi dan simetri
IO.E
RA
(14)(15)(24)(25) hilang
(16) karies dentin distal
(26) karies email bukal
(27) ekstrud
Ketahanan jaringan mukosa kanan dan kiri rendah
RB
(35) (36) (37) (38) (46) hilang
(47) tipping mesial lebih kurang 10 derajat
(33) karies email oklusal
Ketahanan jaringan mukosa kiri dan kanan tinggi
RA : kelas 3 modifikasi 1
RB : kelas 2 modifikasi 1
RA kelas 3 Modifikasi 1
Dukungan : Paradental
Reainer : Direct retainer
(13) (23) cengkeram S → C RA
(17)(27) Full Jackson
(16) Half Jackson
RB kelas 2 modifikasi 1
Kanan (bounded)
Dukungan : ParaDental
Retainer : (47) Cengkeram 3 jari
Cengkeram S
Kiri (Free End Saddle)
Dukungan : gingival
Retainer : cengkeram 2 jari
Kategori: prosto
Comments: Be the first to comment
pemicu 2,blok 10(prosto),tutor 4 Januari 17, 2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk menegakkan suatu diagnosis agar perawatan dapat dilakukan, maka kita harus
melakukan beberapa tahapan prosedur pemeriksaan prostodontik. Riwayat pasien
mencakup semua informasi yang berhubungan dengan alasan tanpa pasien meminta
perawatan, disertai denan info personal, info yang relevan hasil riwayat medis dan dental.
Diagnosis ditentukan setelah merangkum semua informasi yang didapat dari pemeriksaan
utama dan penunjan. Klinisi harus menentukan etiologi utamadari ketidaknyamanan
pasien.
Pemeriksaan klinis merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat dan
mencari tanda-tanda langsung dari tubuh atu pun mulut pasien. Pemeriksaan ini berupa
pemeriksaan intraoral dan ekstraoral. Pemeriksan penunjang dapat dilakukan dengan
evaluasi radiograf. Evaluasi ini penting dalam melakukan perawatan prostodontik.
Jenis perwatan dapat ditentukan dan dilaksanakan apabila semua tahapan pemeriksaan
dapat dilakukan dengan baik dan benar.1
1.2 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang akan dibahas adalah:
1. Apa akibat dari gigi yang hilang dan tidak segera diganti?
2. Apa pengaruh penyakit sistemik terhadap perawatan prostodontik?
3. Apa saja faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan rencana perawatan
prostodontik?
4. Apa saja karakteristik pasien?
5. Jelaskan klasifikasi kehilangan gigi menurut Kennedy?
6. Apa saja prosedur pemeriksaan prosdodontik?
7. Bagaimana format rekam medik?
8. Bagaimana cara menegakkan diagnosis prostodontik?
9. Apa saja diagnosis bandingnya?
10. Bagaimana cara menentukan prognosis?
11. Bagaimana menentukan rencana perawatan?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Akibat Gigi Hilang Tidak Diganti
1. Migrasi dan rotasi gigi
Hilangnya kesinambungan pada gigi dapat menyebabkan pergeseran /miring/ berputarnya
gigi. Karena gigi ini tidak lagi menempati posisi normalnya untuk menerima beban yang
terjadi saat pengunyahan, maka akan mengakibatkan kerusakan intraselular struktur
periodontal. Gigi miring sulit dibersihkan sehingga aktivitas karies meningkat.
2. Erupsi berlebihan
Bila gigi sudah tidak memilki antagonis lagi, maka akan terjadi erupsi berlebih. Erupsi
berlebih dapat terjadi tanpa atau disertai pertumbuhan tulang alveolar. Bila terjadi tanpa
pertumbuhan alveolar, maka struktur periodontal akan mengalami kemunduran sehingga
gigi mulai ekstrusi. Bila disertai pertumbuhan tulang alveolar berlebih, maka akan
menimbulkan kesulitan jika pada suatu hari penderita akan dibuatkan gigi tiruan penuh.
3. penurunan efisiensi kunyah
Mereka yang sudah kehilangan cukup banyak gigi, apalagi yang belakang akan merasakan
betapa efisiensi kunyah nya menurun.
4. Gangguan pada TMJ
Kebiasaan mengumyah yang buruk, penutupan berlebih (over clossure), hubungan rahang
yang eksentrik akibat kehilangan gigi, dapat menyebabkan gangguan pada struktur
rahang.
5. Beban berlebih pada jaringan pendukung
Bila penderita sudah kehilangan sebagian gigi aslinya, maka gigi yang masih ada akan
menerima tekanan mastikasi lebih besar sehingga terjadi pembebanan berlebih. Hal ini
mengakibatkan terjadinya kerusakan membran periodontaldan lamakelamaan
menyebabkan gigi semakin goyang.
6. Kelainan bicara
Kehilangan gigi depan atas dan bawah seringkali menyebabkan kelainan bicara , karena
gigi khususnya bagian anterior termasuk bagian fungsi fonetik.
7. Memburuknya penampilan
Menjadi buruknya penampilan karena hilangnya gig anterior akan mengurangi daya tarik
wajah seseorang.
8. Terganggunya Kebersihan mulut
Migrasi dan rotasi gigi menyebabkan gigi kehilangan kontak dengan tetangganya demikian
pula gigi yang kehilangan lawan gigitnya.adanya ruang interproksimal tidak wajar ini,
mengakibatkan celah antar gigi mudah disisipi makanan. OH terganggu dan mudah
terjadinya akumulasi plak serta indeks karies meningkat.
9. Atrisi
Pada kasus tertentu dimana membran periodontal gigi masih menerima beban kunyah,
tidak akan mengalami kerusakan, malahan tetap sehat. Toleransi ini berwujud pada gigi
tadi yang berupa atrisi.
10. Efek terhadap jaringan lunak mulut
Bila ada gigi yang hilang, ruang yang akan ditinggalkannya akan ditempati jaringan lunak
pipi dan lidah. Jika berlangsung lama hal ini akan menyebabkan kesukaran adaptasi
terhadap gigi tiruan. Karena terdesaknya kembali jaringan lunak tadi dari tempat yang
ditempati protesa.2
2.2 Pengaruh Penyakit Sistemik Terhadap Perawatan prostodontik
1. Arteriosclerosis
Secara klinis penyakit ini dapat terjadi dalam banyak cara (angina pectoris, infark jantung,
hipertensi, dan gagal jantung kongestive). Pada pasien dengan penyakit ini sering
berkurangnya keahlian motorik dan bisa terjadi kebingungan dan pikiran kosong sehingga
sukar untuk dirawat. Arterial hipertensi sering dirawat dengan obat anti hipertensi yang
efek sampinganya dapat mengurangi laju saliva. Pasien penyakit symptomatik
arteriosclerotik vascular, perawatan prostodontik tidak boleh tanpa adanya konsultasi
terlebih dahulu dengan dokter umum.
1. Endocarditis
Penyakit ini biasanya disebabkan oleh dua kondisi predisposisi:
1.
1. suatu peningkatan kerusakan kardiak2. penurunan daya immunocompeten
Pada pasien ini harus diberikan antibiotik profilaksis yang dikombinasikan dengan
intervensi yang dapat menimbulkan bakteremia sebagai suatu pencegahan (pengoptimalan
OH).
1. Respiratory Disorder
Sebagai contoh, asma atau bronchitis secara khusus memilki pernapasan yang hiperaktive,
sesak napas, dyspenea dan batuk. Pasien i ni harus selalu dirawat dengan posisi duduk
yang tegak pada dental chair. Hal ini penting bagi pasien agar terhindar dari semprotan
air dan partikel girborne seperti resin komposit saat penempatan gigi tiruan penuh.
1. Diabetes melitus
Tanda klinis manifestasi oralnya adalah:
- mulut kering, sering haus
- lidah merah dan terasa nyeri
- bau nafas seperti bau keton
- gigi geligi goyang atau lepas
- luka sulit sembuh
- resorpsi cepat, gigi tiruan cepat longgar, sehingga harus sering dikontrol.
Terkadang pasien harus dikonsultasikan terlebih dahulu ke spesialis penyakit dalam. Pada
saat melakukan perawatan, beberapa hal yang harus dihindari :
- hindari trauma
- desain jangan dibuat paradental, tetapi gingival karena gigi geligi tidak kuat.
1. Arthritis
Kebanyakan pasien seperti ini mengkonsumsi obat-obatan seperti aspirin atau
corticosteroid dalam jangka waktu yang lama dan dapat mempengaruhi perawatan gigi
akibat efek sampingnya. Pasien dengan infeksi oral harus dilakukan proteksi untuk
melawan bakteremia dan timbulnya infeksi sekunder dengan dilakukannya terapi antibiotik
profilaksis. Dokter gigi harus mengkonsultasikan pasienya pada dokter umum untuk
menentukan kebutuhan antibiotiknya.5
2.3 Faktor pertimbangan Dalam Rencana Perawatan
1. Faktor Personal
Yang perlu diperhatikan pada pasien :
- keinginan atau ketidakpuasan terhadap protesa
- kesehatan dan pola hidup pasien
- kondisi dan kesehatan jaringan oral dan perioral
- tidak adekuatnya protesa yang digunakan.
Selain itu, faktor personal yang perlu dipertimbangkan adalah:
- faktor sosial ekonomi
memperhatikan biaya pembuatan dan pemeliharaan
- faktor umur
restorasi protesa dapat direkonstruksi pada pasien dengan semua umur.
- faktor pengalaman
faktor pengalaman hidup sehari-hari dapat mengubah rencana terbaik untuk perawatan
dan sering tidak bisa dihindari, seperti :
pekerjaan
profesi
status sosial
lingkungan
2. Faktor Fisik
- Tulang
Faktor klinis yang berhubungan dengan resorpsi tulang bervariasi. Kategori menurut
Atwood adalah :
1. faktor anatomi
ukuran, bentuk dan densitas ridge
karakteristik dan ketebalan mukosa penutup
hubungan ridge
jumlah dan kedalaman alveolar
1. faktor metabolik
segala faktor nutrisi, hormonal dan metabolik lainnya yang mempengaruhi aktivitas
relative selular pembentuk tulang (osteoblas) dan peresorpsi tulang (osteoklas).
1. faktor fungsional
frekuensi, intensitas, durasi, serta direksi pengalikasian tekanan pada tulang yang
mempengaruhi densitas (resorpsi dan deposisi) pada tulang.
1. faktor protesa
banyaknya teknik, material, prinsip, konsep, dan praktek termasuk ke faktor protesa.
- Faktor kontrol
Tiga hal yang termasuk ke bagian faktor kontrol adalah :
1. genetik
2. sistemik
3. lokal
yang termasuk bagian ini yaitu :
faktor biomekanika
faktor neurotropik
vascular
enzim dan PH
potensial bioelektrik
tekanan udara
suhu(temperatur)
persarafan
reflek neuromuscular
- Faktor prostetik
Perkembangan dan pemeliharaan prosesus alveolar secara langsung berkaitan dengan
erupsi dan hadirnya gigi geligi. Dua konsep yang diperhatikan mengenai hilangnya residual
bone yang tidak dapat dihindari:
Satu pendapat bahwa saat gigi hilang akan adanya variasi perkembangan hialngnya
residual bone. Satu pendapat lainnya mengatakan bahwa hilangnya resdual bone belum
tentu akibat hilangnya gigi geligi.
- Gigi
Harus dievaluasi secara seksama terlebih dahulu:
Jumlah gigi
Lokasi gigi di dalam lengkung
Posisi individual gigi
Mobilitas dan vitalitas
Rasio mahkota akar
Ukuran dan bentuk akar
Kerentanan adanya karies
Keterlibatan patologis
Kondisi bidang oklusal gigi yang tersisa
Morfologi yang mempengaruhi perawatan dan tipe protesa yang digunakan.
- Jaringan Lunak
Karakteristik dan respon perlu dipertimbangkan untuk retensi, persepsi, stabilitas dari
protesa yang akan digunakan. Sedangkan pola sensori pada jaringan pendukung khususnya
penting dalam pemakaian gigi tiruan.4
2.4 Karakteristik Pasien
1. Pasien Filosofikal
Sikap ini merupakan sikap yang paling baik untuk pemasangan gigi tiruan.
Karakteristiknya :
a. rasional
b. bijaksana
c. tenang
d. motivasi terjadi secara umum seperti keinginannya memakai gigi tiruan untuk
memelihara kesehatan dan menunjukkan merasa memilki gigi yang perlu diganti.
e. prosedur dapat diterima.
2. Pasien Exacting
Tipe ini memeliki semua sifat baik pada pasien filosofikal. Namun dia memerlukan
perhatian yang lebih ekstra, usaha dan kesabaran pada sebagian dokter gigi. Mereka sukar
menerima pendapat atau nasehat, bahkan ingin turut mengatur perawatan. Tidak mustahil
pula ia meminta suatu jaminam tertulis. Prognosis bisa baik bila tendensi ingin sempurna
dan sikap krisisnya sepada dengan kecerdasannya.
3. Pasien histeris
Karakteristiknya:
1. Gugup
2. Emosional
3. Tidak memperhatikan kesehatan mulutnya sendiri
4. Tidak stabil
5. Hipersensitivitas
Prognosis terkadang tidak baik dan profesional tambahan diperlukan selama perawatan.
Pasien seperti ini harus dibuat sadar atas masalahnya.
4. Pasien Indifferent (biasa saja)
Karakteristik pasien ini :
1. tidak peduli dengan penampilannya sendiri
2. tidak merasakan pentingnya masalh komunikasi
3. tidak ulet
4. tidak mau merepotkan dirinya sendiri dalam pemakaian protesa
5. kurang menghargai upaya dokter gigi yang merawatnya.
6. Dietnya buruk
7. Prognosis tidak baik, kecuali bila ada penerimaan dan instruksi kepadanya berhasil,
prognosisnya akan baik.4
2.5 Klasifikasi Kehilangan Gigi Kennedy
1. Kelas I Kennedy
Terkarakteristik melalui area edentulous ridge bilateral yang terlokasi pada posterior dari
gigi-gigi yang tersisa.
1. Kelas II Kennedy
Unilateral edentulous ridge pada bagian posterior.
1. Kelas III Kennedy
Unilateral edentulous ridge yang berada diantara gigi asli anterior dan posterior.
4. Kelas V Kennedy:
Kehilangan gigi pada bagian anterior, dimana daerah edentulous ridge berada di antara
gigi-gigi di daerah anterior.
Untuk memudahkan aplikasinya, Applegate membuat 8 ketentuan
1. Klasifikasi hendaknya dibuat setelah semua pencabutan gigi selesai dilaksanakan.
2. Bila M3 hilang dan tidak akan diganti, gigi ini tidak masuk dalam klasifikasi.
3. Bila M3 masih ada dan akan digunakan sebagai gigi peahan, maka akan dimasukkan ke
dalam klasifikasi.
4. Bila M2 hilang dan tidak akan diganti, gigi ini tidak dimasukkan ke dalam klasifikasi.
5. Bagian tidak bergigi paling posterior selalu menentukan kelas utama dalam klasifikasi
Kennedy.
6. Daerah tak bergigi lain daripada yang sudah ditetapkan dalam klasifikasi, masuk ke dalam
modifikasi dan disebut sesuai dengan jumlah daerah atau ruangannya.
7. Luasnya modifikasi atau jumlah gigi yang hilanh tidak dipersoalkan, yang dipersoalkan
adalah jumlah tambahan daerah (ruang) tidak bergigi.
8. Tidak ada modifikasi Kelas IV Kennedy.1
2.6 Format Rekam Medik
Format rekam medik terdiri dari:
1. data pasien
2. Anamnesis
Status umum dan khusus
3. Pemeriksaan Klinik
a. pemeriksaan ekstra oral
b. pemeriksaan intraoral
4. Sikap Mental
5. Kumpulan data utama
Data- data penting pasien yang perlu diketahui dan dipertimbangkan untuk dapat membuat
rencana perawatan, desain, dll.
6. Diagnosis
a. bentuk kasus kerusakan atau kehilangan gigi…
b. memerlukan rehabilitasi dengan pembuatan gigi tiruan…
c. Diagnosis tambahan
struktur yang berhubungan dengan pembuatan…
7. Rencana perawatan
8. Desain
2.7 Prosedur Pemeriksaan Prostodontik
1. Pemeriksaan Utama
1. Pemeriksaan subjektif
Anamnsesis yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan tanya jawab. Cara ini umumnya
dilakukan untuk mencari riwayat penyakit dan data pribadi pasien dan keluarga.
Beberapa hal yang ditanyai dalam anamnesis antara lain:
1. daftar pribadi
(nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan,dll)
2. Data kesehatan umum
- Penyakit sistemik, misalnya hipertensi diabetes mellitus.
- obat yang digunakan.
- kebiasaan pasien untuk mengontrol kesehatannya.
3. Data jenis kesehatan gigi mulut
- jenis penyakit yang ada atau sedang diderita
- riwayat hilangnya gigi
- Kebiasaan jelek,misalnya mengunyah satu sisi atau bruksism
- Apakah pernah memakai gigi tiruan, jika pernah bagaimana keluhan- keluhan gigi tiruan
yang lama.
- frekuensi kunjungan ke dokter gigi
- keinginan khusus tentang gigi tiruannya.
- perawatan yang ada atau yang sedang diterimanya.
1. Pemerisaan objektif
Terbagi dua:
1. Pemeriksaan ekstraoral
2. Pemeriksaan intraoral
Pada pemeriksaan objektif ini pemeriksaan dapat dilakukan dengan :
1. Melihat
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Sonde
5. Termis
6. Roentgen foto
Pemeriksaan ekstraoral
Pemeriksaan ekstraoral meliputi pemeriksaan terhadap:
1. Bentuk muka/wajah
1. Dilihat dari arah depan:
-Oval/ovoid
-Persegi/square
-Lonjong/tapering
1. Dilihat dari arah samping
-cembung
-lurus
-cekung
1. Bentuk bibir
- Panjang, pendek
- Normal
- Tebal,tipis
- Flabby
1. Sendi Rahang
- Menggeletuk
- Krepitasi
- Sakit
Pemeriksaan intraoral
Pemeriksaan intraoral meliputi pemeriksaan terhadap gigi, antara lain:
1. Gigi yang hilang
2. Keadaan gigi yang tinggal:
- Gigi yang mudah terkena karies
- Banyaknya tambalan pada gigi
- Mobilitas gigi
- Elongasi
- Malposisi
- Atrisi
Jika dijumpai adanya kelainan gigi yang mengganggu pada pembuatan gigi tiruan, maka
sebaiknya gigi-gigi tersebut dicabut.
1. Oklusi: diperhatikan hubungan oklusi gigi atas dengan gigi bawah yang ada, apakah
hubungan Angle Kelas I, II, III.
2. Adanya overclosedocclusion pada gigi depan dapat disebabkan antara lain karena:
- Erupsi yang tidak teratur.
- Kehilangan gigi posterior dalam waktu yang lama.
- Atrisi gigi geligi
Overclosed occlusion dapat menyebabkan:
1. Angular cheilosis
2. Disfungsi TMJ
3. Spasme otot kunyah
5. Warna gigi
Warna gigi pasien harus dicatat sewaktu akan membuat gigi tiruan sebagian lepasan,
terutama pada pembuatan gigi tiruan di daerah anterior untuk kepentingan estetis.
6. Oral Hygiene
- adanya karang gigi
- adanya akar gigi tertinggal
- adanya gigi yang karies
- adanya peradangan pada jaringan lunak, misalnya gingivitis.
7. Resesi gingival
Terutama pada gigi tiruan sebagian lepasan yang dilihat untuk gigi penyangga dari gigi
tiruan tersebut.
- Pemeriksaan terhadap mukosa/ jaringan lunak yang menutupi tulang alveolar,seperti:
1. Inflamasi
2. Keras/ lunak.
- Pemeriksaan terhadap bentuk tulang alveolar; bentuk U atau V, datar, sempit, luas
- Pemeriksaan ruang antar rahang
1. Besar , dapat disebabkan karena pencabutan yang terlalu lama.
2. Kecil, dapat disebabkan karena elongasi
3. Cukup, minimal jaraknya 5 mm
- Pemeriksaan torus:
1. Pada palatum, disebut torus paltina
2. Pada mandibula disebut torus mandibula
Torus ini bila mengganggu pada pembuatan gigi tiruan harus dibuang.
- Pemeriksaan jaringan pendukung gigi
Pemeriksaan terhadap frenulum, apakah perlekatannya tinggi atau rendah sampai
puncak tulang alveolar.3
2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiograf
Berfungsi sebagai informasi tambahan bagi pemeriksan klinis. Dapat diketahui adanya:
1. Kualitas tulang pendukungdari gigi penyangga
2. Gigi yang terpendam, sisa-sisa akar
3. Kista
4. Kelainan periapikal
5. Resorpsi tulang
6. Sklerosis
Pemeriksaan Laboratorium
1. Penyakit tulang
Tingkat kalsium dan fofsor dalam serum darah dan urin dan serum enzim da alkalin fosfat
melibatkan penyakit tulang.
a. Normal kalsium dalam darah 8,9-10,1 mg/dl dan diseimbangkan oleh beberapa faktor.
Hormon paratiroid (PTH) mempengaruhi keseimbangan kalsium dalam ginjal, tulang,
intestinal, dan kelenjar laktasid mammary. Jika sirkulasi PTH secara abnormal tinggi, maka
resiko terhadap osteoporosis.
1. Normal Fosfor dalam darah 2,5-2,4 mg/dl. Tingginya fosfor diasosiasikan dengan
hiperparatyroidisme dan juga bisa dikaitkan dengan penyebab kanker.
1. Hematology
Pemeriksaan ini berfungsi untuk:
- kapisitas daya angkut oksigen
- identifikasi elemen selular
- analisis mekanisme pembekuan darah
penjelasan beberapa komponen dalam darah:
1. Hemoglobin
Normal laki-laki 14-17 g/dl
Normal perempuan 12-15 g/dl
1. Hematokrit
Normal laki-laki 42-54 %
Normal perempuan 38-46 %
1. Eritrosit
Normal laki-laki 4,5-6,2 million/mm3
Normal perempuan 4,2-5,4 million/mm3
1. leukosit
normal 4100-10900/mm3
1. glukosa dalam darah
normal 70-100mmg/dl (puasa)
jika terjadi peningktan maka terjadi DM atau penyakit lever kronik
1. Urinalisis
Yang dianalisis :
1. warna
normal urin berwarna kuning bersih. Jika berwarna merah, coklat, atau hitam
menunjukkan adanya konsistensi darah pada beberapa tahap fisiologis abnormal pada
urine.
1. PH
Normal PH 4,8-8,0
1. Gravity spesifik
normal 1003-1026. kapasitas fungsional ginjal ditentukan oleh kemampuannya untuk
mecairkan atau konsentrasi urin.
Temuan mikroskopik :
1. gula
normalnya tidak ada gula dalam urin. Jika ada maka pasien menderita DM.
1. Keton
Memproduksi metabolisme lemak. Ada dalam urin pasien yang menderita busung lapar,
dehidrasi, atau acidosis saat mengalami DM.
1. Protein
` tidak biasa terdapat dalam urin, tapi normal ada pada saat sedang hamil.
1. Pemeriksaan dan tes lainnya
2. Tes serology
Untuk konfirmasi penyakit kelamin, seperti sifilis.
1. Tes patch (kulit)
Biasanya digunakan untuk mengetahui atau membuktikan adanya alergi dalam pemakaian
basis material. Kontak lokal dermatitis biasanya terjadi antara 24-48 jam setelah aplikasi
material.4
2.8 Rencana Perawatan
Ada dua tahapan dalam rencana perawatan:
1. Pre gigi tiruan
1. oral surgery2. konservasi gigi3. periodontology4. oral medicine5. ortodontik6. restorasi gigi7. penyakit umum8. pembersihan mulut1. Pembuatan gigi tiruan
2. Pembuatan sendok cetak perseorangan dan border molding
3. Penentuan dimensi vertikal dan relasi sentrik
4. Penyusunan gigi
5. Mencoba gigi tiruan
6. Kontrol setelah pemasangan
7. Cek oklusi dan artikulasi
2.9 Diagnosis Banding
1. Removable partial denture
Panjang rentang (span)
- rentang posterior lebih panjang daripada gigi
- rentang anterior lebih panjang daripada 4 gigi insisivus
- caninus + dua atau lebih gigi yang berdekatan.
Pertimbangan rentang(span)
- tidak ada gigi abutment di bagian distal
- multiple/bilateral edentoulus space
Jajaran gigi Abutment
- ujung abutment dapat ditoleransi
Kondisi gigi abutment
- mahkota klinis pendek
- gigi abutment tidak cukup
Oklusi
- lebih penyesuaian ketidakteraturan jaringan alami gigi yang sehat
Kondisi periodontal
- dapat menggunakan alternatif (gigi abutment) sekunder ketika abutment primer
lemah.
Bentuk rigid
- kehilangan banyak jaringan pada residual ridge
Gambaran Umum
- mulut kering resiko buruk RPD
- keterbatasan ekonomi
- OH dapat diterima
- Bersedia Recall
- Perawatan sederhana
- Usia tua
- Penyakit sistemik
- Lebih menyesuaikan terhadap gigi geligi transisi edentoulus
1. Fixed Partial Denture
Panjang span
- posterior span = dua atau lebih
- Insisivus = empat atau lebih
Pertimbangan span
- biasanya memilki gigi abutment distal tetapi dapat juga menggunakan pontik
cantilever
Jajaran abutment
- kurang dari 25 derajat inklinasi dapat disesuaikan dengan modifikasi preparasi
kondisi abutment
- baik jika gigi abutment memerlukan mahkota
- gigi nonvital dapat digunakan jika struktur akar gigi cukup
oklusi
- beban baik (besar,arah,frekuensi, durasi)
kondisi periodontal
- tulang alveolar pendukung baik
- rasio mahkota akar 1:1 atau lebih
- morfologi akar baik
- tidak ada mobilitas
- memberikan stabilitas yang rigid
bentuk rigid
- resorpsi moderat
- tidak ada kerusakan jaringan lunak
Gambaran Umum
- mulut kering, resiko karies RPD
- diskoordinasi otot
- mandibular tori
- Lesi jaringan lunak palatal
- Lidah besar
- Sikap tidak baik terhadap RPD
- Pasien tidak dapat mengatasi penuaan kehilangan gigi
- Kemampuan dokter gigi.6
2.10 Prognosis
Prognosis merupakan estimasi perjalan penyakityang mungkin terjadi. Prognosis
ditentukan pada kunjungan ke dua, setelah semua informasi di dapatdan dikumpulkan pada
kunjungan pertama.
Faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan prognosis :
1. Faktor general :
1. laju karies2. pemahaman pasen dalam kontrol plak3. kemampuan fisik dalam menjaga OH sendiri4. Kondisi sistemik5. Keadaan otot (hipertrofi atau tidak)1. faktor lokal
1. overlap gigi anterior berpengaruh pada distribusi beban gigi2. mobilitas gigi individual
3. angulasi akr4. morfologi akar5. rasio mahkota akar6. dan variable lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diagnosis kasus
Diagnosis ditentukan setelah merangkum semua informasi yang didapat dari pemeriksaan
utama dan penunjan. Klinisi harus menentukan etiologi utamadari ketidaknyamanan pasien
tersebut. Dari kasus ditemukan :
Nama : Ibu Nurbaiti
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 64 tahun
Anamnesa :
OS mengeluh ingin dibuatkan gigi tiruan untuk menggantikan gigi geliginya yang sudah
lama hilang dan tidak diganti. Os menginginkan gigi tiruan yang bisa dipakai mengunyah
dapat memperbaiki penampilannya. OS punya DM yang terkontrol.
Pemeriksaan Ekstra oral :
1. Profil wajah cekung
2. Kulit keriput
3. Sudut mulut turun
Pemeriksaan ekstra oral:
1. kalkulus (+)
2. OH sedang
3. Palatum dalam
4. Ruang retromylohyoid dangkal
Psikologi pasien tipe exacting atau kritis. Untuk menghadapinya, sikap dokter gigi harus
menunjukkan bahwa ia mampu merawat dengan cermat dan tepat.
Diagnosis
Kehilangan gigi klasifikasi Kennedy kelas II (rahang atas) dan kelas II modifikasi 2 (rahang
bawah).
DAFTAR PUSTAKA
1. Phoenix,Rodney D.2002.Clinical Removable Partial Prosthodontics. Third edition.
Quintessence Publishing Co,Inc.
2. Gunadi, Haryanto A. 1995. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Jilid II.
Hipokrates.
3. Bolender, Zarb. Prosthodontic Treatment for Edentelous Patient. Twelfth
Edition.Elsevier.
1. Laney, R William. Diagnosis and treatment in prosthodontics. 1983. Philadelphia: Lea &
Febiger.
1. Budzt, Ejvind. Diagnosis and treatment Prostodontics for the elderly. 1999. Switzerland :
Quintessence Publishing Co, Inc.
6. Shillingburg T, Hebberg. Fundamental of Fixed Prosthodontics. Third Edition. 1997.
Quintessence Publishing Co,Inc.
Kategori: prosto
Comments: Be the first to comment
You are currently browsing the archives for the prosto category
Home
About
Cari
Berlangganan
dent life syndicates itsweblog posts and Commentsusing a technology called RSS (Real Simple Syndication). You can use a service likeBloglines to get notified when there are new posts to this weblog.
Arsip
Juni 2011
Mei 2011
Mei 2010
April 2010
Maret 2010
Januari 2010
Agustus 2009
Kategori
1 (1)
agama (3)
impaksi (1)
infeksi odontogenic (4)
kehidupan (2)
ortho (2)
prosto (3)
wara-wiri (4)Blog pada WordPress.com. Tema: Sapphire oleh Michael Martine.
Ikuti
Follow “dent life”
Get every new post delivered to your Inbox.
Powered by WordPress.com
Sign me up